Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

22
DERMATITIS OLEH KARENA ZAT WARNA PENULIS : dr. ALINAFIAH PANE Sp.KK

Transcript of Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Page 1: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

DERMATITIS OLEH KARENA ZAT WARNA

PENULIS : dr. ALINAFIAH PANE Sp.KK

Page 2: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

DERMATITIS OLEH KARENA ZAT WARNA

Pendahuluan.

Dermatitis kontak ialah Dermatitis yang terjadi karena berkontranya kulit dengan

bahan yang dating dari luar yang dapat bersifat toksik alergik atau kedua atau kedua-

keduanya. Meluasnya pemakaian kosmetik oleh masyarakat pada akhir-akhirini telah

menyababkan meningkatnya insidensi penyakit atau kelainan kulit akibat pemakaian

kosmetika. Kosmetika tidak temasuk golongan obat dan kosmetika tidak dimaksudkan

untuk mempengaruhi faal tubuh manusia, karena struktur dan fungsi kulit dipengaruhi

lingkungan maka dapat terjadi pengaruh kosmetik pada kulit. Pengaruh tersebut dapat

berupa reaksi.yang dikehendaki atau efek samping yang tidak di khendaki. Kelainan kulit

yang terjadi antara lain cara pemakaian kosmetik yang salah atau belebih pengolahan

kosmetik yang kurang baik, penggunaan bahan-bahan aktif dalam kosmetika tidak tepat.

Zat warna pada kosmetik dapat menyebabkan deramatitis kontak pada orang-

orang yang peka terhadapnya. Zat warna pada kosmetik terutama dalam persiapan make

up untuk bibir, mata, muka dan kuku merupakan dasar penting untuk daya tarik dan

fungsi dari bahan-bahan kosmetika. Misalnya zat warna azo atau sintetis yang dipakai

untuk pemerah pipi, bedak, cat bibir dan cat kuku. Kadang-kadang dapat menimbulkan

sensitisasi yang alergis untuk menghindari terjadinya kerusakan kulit yang lebih lanjut

maka kita perlu mengetahui zat-zat warna apa saja termasuk didalamnya dan bagimana

gejala-gejalanya pada kulit.

Definisi:

Dermatitis oleh karena zat warna ialah dermatitis yang terjadi sebagai akibat

kontak kulit dengan bahan-bahan kosmetika. (1.3.4.9)

Kita kenal bermacam-macam Dermatitis kosmetik.

1. Dermatitis kosmetik alergika.

2. Dermatitis foto kontak kosmetika

3. Kerusakan kuku dan rambut karena kosmetik

Seseorang dapat memakai suatu produk kosmetika untuk beberapa tahun tanpa

adanya reaksi dan tiba-tiba mendapat suatu hipersensitiviti alergis terhadap satu atau

lebih bahan-bahan dalam formulasi kosmetika, baik kosmetika yang sudah lama dipakai

ataupun baru dapat menyebabkan dermatitis kosmetika. (1.7)

Page 3: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Insidensi

Diagnosis dan jumlah yang tepat dari kelainan kulit akibat kosmetik sulit diketahui

oleh karena faktor-faktor, antara lain:

- Kosmetika yang dipakai biasanya beberapa jenis dan komposisi dari produk

kosmetika merupakan campuran beberapa macam bahan dan diantaranya ada yang

bersifat sebagai perangsang lemah, sehingga bila dipakai untuk uji coba kulit

memberi hasil yang sulit diartikan.

- Banyaknya pabrik atau produsen tidak mencantumkan bahan-bahan yang ada dalam

kosmetika yang diprodusinya.

- Tidak semua penderita dating ke dokter, karena penderita mengatasi sendiri dengan

cara menghentikan pemakaian kosmetik tersebut.

Ditinjau dari jenis kosmetika yang sering menyebabkan efek samping ada enam

yaitu:

1. Kosmetika rambut (cat rambut dan pemutih rambut)

2. kosmetika pemeliharaan kulit muka (pelembab dan pembersih)

3. kosmetika rias mata

4. deodorant anti perspirant

5. Rias wajah

6. Hair conditioner

Oleh karena produk kosmetika terjadi dari bermacam-macam campuran bahan,

maka bahan yang dicurigai harus dicari antara bahan aktif, bahan pengawet, bahan anti

microba, bahan anti oksidan, parfum, zat warna dan vehikulum.

Pengguna kosmetik akan menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan karena

pengaruh factor-faktor anatara lain:

1. Intensitas/lamanya kontak dengan kulit, dengan demikian pelembab, dasar bedak

akan lebih banyak mengakibatkan efek samping dibandingkan dengan kosmetika

yang sebentar menempek dikulit misalnya shampo.

2. Lokasi pemakaian

Daerah disekitar mata kulitnya lebih tipis dan lebih sensitive,oleh karena itu tat

arias mata diharapkan lebih banyak memberikan reaksi dari pada kosmetika untuk

daerah kulit lainnya.

3. PH kosmetika

Kosmetika dengan pH alkali misalnya pelurus atau perontok rambut akan lebih

mudah memberikan efek samping

4. Kandungan bahan yang mudah menguap. Misalnya alkhol, bila bahan tersebut

sudah menguap akan mempertinggi konsentarsi bahan aktif, sehingga dapat

menimbulkan efek samping.

Page 4: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Bentuk reakasi kulit akibat kosmetik

Setiap bahan yang ditempelkan pada kulit dapat menyebabkan kelainan kulit. Bahan

yang dapat memberikan kelainan kulit pada aplikasi pertama disebut iritan, sedangkan

bahan yang dapat menimbulkan kelainan setelah pemakaian berulang disebut sensitizer.

Kelainan pada kulit:

1) Reaksi ini dapat disebabkan oleh kosmetika yang mengandung asam atau basa.

Pada umunya kelainan berbatas tegas dan dapat berupa eritemato deskuamasi

sampai vesiko bullosa. Sebagai contoh tioglikolst dengan pH 12,5 yang terdapat

pada perontok rambut.

2) Reaksi alergi

Reaksi ini pada umumnya berupa dermatitis eksematosa. Kelainan yang terjadi

tidak selalu pada lokasi aplikasi kosmetika, hal ini terlihat pada dermatitis

kelompok mata yang lebih sering disebabkan karena kosmetika rambut, muka atau

kuku dari pada karena rias mata sendiri.

3) Reaksi foto sinsitivitas

Reaksi ini terjadi oleh karena aplikasi kosmetika yang mengandung foto sensitizer

dan terpapar cahaya. Kelainan dapat berupa eritma, eksematose atau

hyperpigmentasi yang biasanya disebabkan oleh parfum, dapat bersifat foto toksik

maupun foto alergik.

4) Kelainan pigmentasi

Suatu bentuk kelainan pigmentasi pada kulit dikenal sebagai pigmented cosmetic

dermatitis, kelaianan ini sebenarnya merupakan akibat dermatitis kontak alergik

atau foto alergik karena bahan pewangi atau zat warna yang terdapat dalam

kosmetika. Manifestasi kulit berupa bercak/difus/reticular kecoklatan, kadang-

kadang hitam atau biru hitam

5) Akne

Lesi terutama berbentuk komedo yang ditemukan pada wanita dewasa yang

terutama disebabkan oleh kosmetika cream muka. Bahan-bahan yang bersifat

komedo genik anatara lain: asam oleat, dan zat warna D & C Red-dyes yang

terdapat dalam pemerah pipi.

Bahan-bahan kimia dalam kosmetika dapat menyebabkan reaksi-reaksi primer,

dermatitis alergika, foto sensitivitas dan patahnya rambut dan kuku. (1)

Reaksi yang paling sering diperoleh dari kosmetika adalah sensitisasi yang alergis.

(1.2)

Page 5: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Penyebab yang paling sering dari dermatitis kosmetika adalah (1.2) :

1. Paraphenylene diamin

Suatu bahan dasar pada cat rambut dari jenis oksidasi. Berdasarkan jenis zat

warna ada empat macam cat rambut (4.11.) yakni:

a. Zat warna yang bersifat oksidasi permanent misalnya paraphenylene diamin.

b. Zat warna yang bersifat semi permanent, tidak membutuhkan oksidasi

misalnya zat warna azo dan coaltar

c. Zat warna dari garam-garam metalik

d. Zat warna dari tumbuh-tumbuhan.

1.a. Zat warna jenis oksidasi

Zat warna ini mengandung paraphenylene diamin. Zat ini hanya

diizinkan dipakai untuk rambut kepala bukan untuk alis mata den bulu mata.

Hal ini disebabkan reaksi alergi yang dapat menimbulkan kebutaan. Zat warna

ini baru dapat memberikan warna hitam bila teroksidasi dengan hydrogen

peroksida, amoniak 1 % dan alkyl aryl sulfonet yang berfungsi mempermudah

penetrasi obat ini. Zat warna ini akan mewarnai kotek rambut. Zat warna ini

tahan terhadap pencucian dengan shampoo pada pemakaian bahan kriting

rambut. Konsentrasi yang biasa dipakai dari parahenylene diamine 18%. Zat

warna yang sering dicampurkan adalah paratoluen diamine, methyl

paraaminophenol. Sedangkan untuk oksidatornya bisa dicampurkan dengan

potassium chlorat dan potassium dichromat. Paraphenylene diamine ini tidak

lama bersifat sensitizer lagi, salah satu contoh mengenai hal ini adalah pada

oaring-orang yang sensitive terhadap parahnylene diamine dapat mamakai wig

atau mantel bulu yang telah diwarnai dengan zat warna ini dengan aman,

karena oksidasinya telah sempurna.

1.b. Cat Rambut yang tidak membutuhkan oksidasi

Zat-zat warna sintesis tidak memerlukan oksidasi menurut Fisher 75 %

dari orang-orang yang peka terhadap paraphenylene damine dapat memakai

zat warna ini dan sekitar 10% dari orang yang alegris terhadap paraphenylene

diamine juga peka terhadap zar warna sintesis tersebut. zat warna ini adalah

zar warna azo asam (acid azodyes). Zat warna coal tar : 25% dari orang yang

sensitive terhadap paraphenylene diamine mempunyai reaksi silang dengan

zat warna ini.

Page 6: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

1.c. Cat rambut metalik

Zat warna yang berdasarkan pada timah, bismuth, tembaga, besi, nikel

antimoni, kobalt dan perak banyak dipakai sekarang. Produk-produk ini hanya

dapat dipakai untuk menghitamkan rambut yang memutih pada orang-orang

yang berambut hitam. Zat warna ini tidak menyebabkan sensitisasi dan dapat

dipakai.

1.d. Zat Warna pada cat rambut yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

Zat warna pada cat rambut yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu

yang mengandung henna yang natural camonile atau henna organic yang

sintesis dan kobinasi dari henna dengan tembaga dan pyrogallol. Pasien yang

sensitive terhadap parahenylene diamine dapat memakainya kecuali yang

dikombinasi dengan pyrogallol yang mengadakan reaksi silang dengan

paraphenylene diamin. (1.2) Zat warna lain yang dipakai pada kosmetika

rambut yaitu biru methylen, methyl violet atau nigrosin tidak menyebabkan

kelainan kulit.

Gejala Dermatitis oleh cat rambut

Pada kasus ringan :

Lesi terdapat hanya pada kelopak mata bagian atas atau pada daun telinga.

Keluhan berupa gatal-gatal yang ringan,eritema.

Pada reaksi yang hebat :

Oedema pada muka dan kulit kepala. Kadang-kadang disertai eritema dan

versicula.

Pengobatan Dermatitis karena cat rambut

- Cuci kepala dengan shampoo yang lunak untuk menghilangkan zat warna

yang berlebihan

- Tambahan hydrogen per oksida 2 % atau kompres dengan potassium

permangatan 1/5000, untuk menyempurnakan oksidasi sehingga tidak bersifat

sensitizer

- Kompres dingin dengan minyak olive dan air kapur akan melunakan krusta

- Aplikasi emulasi atau crem kortiko steroid

- Pada keadaan berat bisa diberi kortikosteroid sistemik

Parfum, cat bibir dan tabir matahari adalah diantara produk-produk kosmetika

yang sering menyebabkan sensitisasi kulit.(1)

Page 7: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Tempat utama dari kelainan kulit tidak saja pada daerah dimana kosmetika

disapukan, tetapi bisa juga pada tempat-tempat yang lain. Misalnya kelainan kulit

pada kelopak mata dapat disebabkan oleh preparat-preparat kosmetika untuk

rambut, sedang cat kuku dapat menyebabkan kelainan kulit pada tengkuk, kelopak

mata dan muka.

2. Kosmetika-kosmetika lain dimana dijumpai zat warna yaitu kosmetika untuk make-

up, dimana dipakai:

Warna hitam : Carbon black atau charcoal-black

Warna biru : Ultra marin atau biru prusian

Warna hijua : Krom okside

Warna coklat : Iron oxside sienna

Warna kuning : Iron oxide ochre

Warna merah : Carmine N.F

Fisher mengatakan belum ada laporan mengenei sensitivitas allergis terhadap

warna-warni ini,tetapi bahan dasar(vehicless) dan parfum yang ditambahkan

kepadanya dan bahan pengawet dapat merupakan sensitizer. Dermatitis kosmatika

pada kelopak mata dapat disebabkan tidak saja oleh make-up mata , tetapa juga oleh

kosmetika yang dipakai dinilai tempat yang dibawah oleh jari tangan ke kelopak

mata.

3. Zat warna yang dipakai pada cat kuku yang dapat berflorensasi antara lain yaitu:

eosin, fluorescein, erythrosine, dan rhodamain B dapat menyebabkan reaksi-reaksi

foto sintesistivitas. Sedangkan zat warna yang tidak berfluoresensi seperti merah

lithiol, kuning metanil, merah berdeaux dan alizarin adalah termasuk pigmen

organic yang jarang menyebabkan sensitivitas yang alergis pada kulit. (1.2)

Dermatitis oleh zat kuku jarang mengenai daerah-daerah kuku, tetapi biasanya

jauh dari kuku yaitu pada kelopak mata, kuduk / leher, setiap bagian yang disentuh

kuku tersebut.

Cat kuku terdiri dari :

- Film former yang terdiri dari Nitrocellulose tidak bersifat meransang.

- Termoplastik: Terdiri dari Toluensulfonamide gunanya sebagai pengikat,

dapat menyebabkan dermatitis kotak alergis.

- Plasticizers : Memberikan kelenturan terhadap film fomer.

4. Cat bibir

Cat warna yang biasa dipakai pada cat bibir yaitu zat warna xanthene. Cat

bibir mengandung zat warna xanthene. (1)

Page 8: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Cat bibir mengandung zat warna xanthene yang telah dimurnikan jarang

menyebabkan radang pada bibir.

Cat bibir yang mengandung rasa cinnamon dapat menyebabkan radang bibir

dan dalam hal ini dapat terjadi suatu raeksi silang dengan balsen of peru. Radang

bibir oleh cat bibir ini dapat terjadi dari cat bibir yang telah digunakan dalam waktu

yang lama tanpa adanya kesulitan. Bentuk dan radang bibir ini biasanya dalam

bentuk kering atau fissure pada bibir jarang terjadi pembengkakan. (1)

Bromo fluoresein merupakan penyebab utama radang pada bibir oleh lipstick.

Pada cat bibir dipakai dua macam zat warna yaitu zat warna yang memberi efek

yang permanent dan pigmen, termasuk didalamnya lakes yaitu untuk memperoleh

suatu tingkatan warna luas. (2)

5. Produk-produk make-up untuk seluruh daerah muka dan leher mempunyai formula

dasar yang sama. Hal yang memegang peranan adalah campuran warna anatara lain:

- Coklat : Iron Oxide

- Merah : Brilliant lake red cermine

- Pearlescent : Bismuth Oxychloride coated mice silk powder.

Untuk mengetahui apakah suatu kelainan kulit disebabkan oleh zat warna

dalam kosmetika dapat dilakukan uji coba kulit.

Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan:

1. Anemnesis : Mengenai kemungkinan adanya kontak dengan bahan-

bahan kosmetik

2. Gambaran Klinis : dalam hal ini lokalisasi dan bentuk ruam pada kulit

memegang peranan penting.

3. Melakukan uji coba : Dilakukan bila ruam pada kulit telah reda atau menyembuh.

Uji Kulit

Uji kulit merupakan salah satu cara untuk dapat menemukan penyebab reaksi kulit

akibat kosmetika.

Uji kulit untuk kosmetika.:

Test eliminasi dilakukan dengan cara menghentikan pemakaian seluruh jenis

kosmetika baik yang lama maupun yang baru. Apabila raksinya segera menghilang

Page 9: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

setelah penghentian, maka diduga salah satu jenis kosmetika merupakan ataupun

mengandung bahan penyebabnya. Setelah reaksi kulit meredah atau menghilang

dapat dicobakan kembali pemakian kosmetika tersebut satu demi satu. Kosmetika

terakhir yang dipakai sebelum timbulnya reaksi menjadi kosmetika tersangka.

Kosmetika baru dan lama serta alat pembantu pemakaian kosmetika tanpa kecuali

harus dicurigai sebagai penyebab reaksi kulit akibat kosmetika.

Uji tempel atau patch test

Keuntungan melakukan uji temple terhadap test eliminasi aialah kemungkinan

ditemukannya bahan penyebab reaksi kulit akibat kosmetik dalam waktu 48 jam.

Uji temple tertutup: biasanya dilakukan di punggung dengan menempelkan

kosmetika yang telah dioleskan pada unit uji tempel. Unit tersebut dibiarkan

menempel selama 48/jam, kemudian dibuka dan ditandai daerah tertempelnya.

Pembacaan dilakukan 15-30 menit setelah pembukuaan untuk menghindari hadil

positip semu. Kosmetik tersangka sebaiknya dipisahkan tempatya. Sehingga apabila

terjadi reaksi yang tidak diinginkan dapat segera dibuka tanpa menggangu yang

lain. Pembacaan uji tempel diulangi pada 72 jam dan 96 jam.

Uji tempel terbuka: dilakukan dengan mengoleskan bahan tanpa dilakukan

penutupan. Biasanya dikerjakan di belakang telinga karena daerah tersebut tidak

mudah terhapus. Cara ini dikerjakan pada bahan-bahan yang mudah menguap

missalnya kosmetika kuku, tonik, kosmetika rambut.

Uji tempel dengan sinar: dilakukan pada reaksi foto dermatosis. Teknik

pelaksanaanya sama dengan uji temple tertutup, hanya dikerjakan secara duplo da

ditutup dengan vahan yang tidak tembus cahaya, setelah 24 jam test dibuka, setelah

itu disinari dengan sumber cahaya, Pembaca dilakukan 24 jam kemudian dengan

membandingkan terhadap control pada deretan yang lainnya.

Pada uji tempel biasanya dipakai kosmetika namun terdapat beberapa

kegagalan antara lain:

a.Reaksi positif semu karena kosmetika kebanyakan merupakan iritan lemah pada

penutupan. Hal ini akan menyulitkan pembedaan dengan reaksi-reaksi alergi.

b. Reaksi negatip semu sering ditemui karena konsentrasi sentizer dalam

kosmetika terlalu rendah untuk dapat menimbulkan reaksi positif. Hal ini

terutama dijumpai pada bahan pengawet dan wangian.

c.Uji tempel tertutup memakai kosmetika tanpa pengenceran dapat menimbulkan

sensitisasi pada konsumen meskipun jarang misalnya cat rambut. Hasil positip

pada uji temepel menggambarkan bahwa kosmetika dapat menyebabkan

dermatitis kontak alergik. Pada hasil negatip apabila dilakukan uji tempel

ulang di atau sekitar terjadinya kelainan kemungkinan akan memberikan hasil

yang positif terutama pada sensitizer lemah Pada umunya reaksi kulit akibat

Page 10: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

kosmetika akan memberikan hasil negatip semua pada uji temple kecuali

apabila dilakukan dengan memakai bahan komponennya.

Uji terbuka atau open test

Apabila dijumpai hasil negative pada uji tempel maka dapat dilakukan uji

terbuka dengan mengoleskan kosmetika 2-3 kali perhari pada daerah tertentu atau

sama di lengan bawah selama 2 hari berturut-turut. Banyak bahan kosmetika juga

dipergunakan pada preparat topikal non-kosmetika, sehingga reaksi akibat

kosmetika dapat berlangsung terus meskipun sudah menghindari pemakaian

kosmetika penyebabnya.Apabila hasilnya positif maka dilanjutkan dengan memakai

masing-masing bahan komponen kosmetika, meskipun pelaksanaanya sukar dan

membutuhkan waktu serta kesabaran baik cari si penelitian maupun konsumen.

Uji pakai atau usage test

Apabila uji terbuka memberikan hasil negative dapat dilanjutkan dengan uji

pakai. Pelaksanannya sama dengan test eliminasi dimana kosmetik dipakai sesuai

dengan pemakaian sehari-hari, namun secara terpisah jenis demi jenis.

Uji coba kulit dengan cat kuku

Dapat dilakukan dengan cara tertutup dan terbuka dan ditunggu cat kuku langsung

dioleskan pada kulit dan ditunggu 15 menit agar pelarutnya menguap tempat uji coba

untuk melakukan untuk melihat terbuak misalnya leher

Uji coba dengan cat bibir

Kepekaan terhadap cat bibir bisa berupa potosentivitas yaitu kepekaan terhadap

suatu zat yang timbul dengan bantuan sinar matahari. Pada cat bibir bahan yang

menyebabkan kepekaan bisa berupa suatu potosentixer yaitu kepekaan yang baru akan

terjadi dengan terkenanya bahan penyebab oleh sinar matahri.

Uji coba kulit dengan lipstick dilakukan secara terbuka dan tertutup. Tempat uji

coba yang terbuka pada kulit harus terkena sinar matahari. Bila pada tempat uji coba

yang terbuka didapat reaksi yang positif dan dibagian yang tertutup negative

kesimpulanya bahwa suatu zat yang bersifat sensitive adalah penyebab pada bibir oleh

lipstick.

Page 11: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Cara penanggulangan efek samping kosmetika

1. Bentuk dermatitis diobati seperti mengobati dermatitis. Misalnya dengan pemberian anti

histamine, pemberian steroid oral maupun topical.

2. Bentuk akne diobati seperti akne vulgaris. Yaitu dengan pemberian: ulfur persipitat,

resorsin, Vit.A, As. Benzoil peroksida secara topical. Secara oral diberikan tetrasiklin,

eritromicin, linkomicin dan lain-lain.

3. Hiperpigmentasi diobati seperti melasma. Yaitu dengan pemberian: Hidrokuinolon maupun

kombinasi dengan anti oksidan (Vit.C dosis tinggi, tathion dan Vit.E)

Bahan-bahan yang sering memberikan efek samping

I. Bahan Aktif

Bahan efek samping keterangan

1. Vegetables coloring agents :

- Henna - Rinitis cat rambut

- Urtikaria

2. Organic colouringagents :

- Para venilen diamin - kontak alergi cat rambut reaksi silang

(PPDA) - foto elergik terhadap :

- purpura - azoic (nitrogen)

- enemia aplastik (?) - prokain, bensokain

- mutagenic (?) - PABA

- Sulfoamit

- Para amino salicylic

acid

- Di larang di :

- Perancis

- Skandinavia

- Jerman

3. Amonium persulfat - Kontak alergi - hairbleach

- Urtikaria

4. Selenium Sulfid - Kontak iritan - shampo

- Sistematik toksik

- Rambut rontok

- Sebero

5. Resin polimer - Kontak alergi - cat kuku

- Kontak iritan

Page 12: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

6. Nikel - Kontak alergi - kontaminasi

7. Amonium tioglikolat - Kontak iritan - keriting rambut

- Kontak alergi

8. Merkuri Amonia - Kontak alergi - bleaching

- Sistemik - dilarang

- Pigmentasi

9. Hidrokuinon - Hipo/hiper pigmentasi - bleaching

10. P.A.B. - Foto alergi - tabir cahaya

11. Asam borat - Erupsi kulit

- Intoksikasi

12. C.I 16 901 (kuning) - Perubahan warna - kosmetik kuk

13. Resin fiormal dehide - Kontak alergi - pengeras

- Iritasi - reaksi di mata, leher,

Lubang-lubang alami,

generalisata.

14. Monosulfirem - Kontak alergi - sabun

15. Heksaklrofen - Kontak alergi - diserap oleh kulit

- Iritasi normal

- Foto kontak - di Perancis dan

- Efek sismatik Amerika dilarang

(neorotoksid)

- Teratogenik

- Karsinogenik

16. Sirkonium - Granulome - antiperspirant

- Kontak alergi

17. Garam Aluminium - Hiperkeratosis ostium - antiperspirant

- Folikularfolikulitis

18. Balsam peru - Hiperpigmentasi - bedak, salep

- Urtikaria

19. Traditional

- Aloe - Kontak alergi

- Kapsikum - Iritasi

- Sitrus lemon - Foto kontak

- Zingeber Officinalis - Iritasi

- Dermatitis kontak alergi

- Piperniqrum - Dermatitis kontak alergi

Page 13: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

- Foto toksik

II. Parfum

Bahan efek samping keterangan

1. Bensin alcohol - parfum dari binatang

2. Bensin salisilat yang tidak iritasi

3. Geramiol - parfum dari binatang

4. Red zie yang tidak iritasi

5. Minyak cendana - Dermatitis kontak alergi - Parfum dari vegetable

6. Hidroksi sitrinelal yang tidak iritasi

7. Matoksi sitrinelal - foto sensitisasi (bergamot sinamon,

8. Sinamik alcohol - pigmentasi lavender) atau sintetik

9. Minyak kenanga - iritasi (sesquiterpens,

10. Yasmin absolute aledeids dan ester)

11. Minyal lavender

12. Minyak yleng-yleng

13. Bergamot

III. Bahan pengawet : anti microbial dan anti oksidan

Bahan efek samping keterangan

1. Formaldehyde - kontak alergi

2. Bronopol - kontak alergi

3. Merkuri - hipo/ hiperpigmentasi

4. Aminium klorida - kontak alergi

5. Paraben - dermatitis kontak sistematik - banyak dipakai

- Kontak urtikaria pada makanan

- tes tempel sering

memberikan

hasil positif kuat

IV. Emulsifier

Bahan efek samping keterangan

1. Tritanolamin - dermatitis kontak alergi

2. Sodium Lauril Sulafat - dermatitis kontak alergi

3. Gliseril mono stearat - dermatitis kontak alergi

Page 14: Dermatitis Oleh Karena Zat Warna

Kepustakaan

1. Fisher A.A.

“contact Dermatitis” 2nd edition.

Lea & Febiger. Dhiladelphia, 1973

2. Cronin, E.

Contect Dermatitis. Churchill Livingstones

Edinburg London anf New York, 1980.

3. Fitzpatrie T.B.

Dermatology in general Mesicine, Mc Graw Hill Company, 2nd Ed., 1971

4. Frost. PMD and Horwits S.M.D

Principless of cosmetics for the dermatologist.

Mosby. Company, St. Louist _ Toronto _ London, 1982.

5. I. Gusti Agung K. Rata.

Efek samping kosmetik dan cara penata laksanaannya.

6. MOSCHELLA, SAMUEL L.; HURLEY J.H.

Dermatology, 2nd Edition, W.B. Saunder Company,

Philadhelphia-London-Toronto-Mexico City-Rio De Jenerio-Sydnei-Tokyo, 1985.

7. Nasutin, D.: Lubis E.

Dermatitis Kontak oleh Kosmetika

Majalah Kedokteran Nusantara, Vol.13 No.1, 1983

8. Nasution, D.

Pencegahan kelainan kulit oleh kosmetika. Symposium Kosmetika. 1985.

9. Rook A.

Text book of dermatology, Black Well Scientific Publication, Oxford-London-Eunberg.

Melborne 3th Ed. 1979.

10. Simposium Kosmetika : Pemakaian Kosmetika yang Aman. PADVI JAYA, Jakarta. 1985.

11. Kumpulan Naskah Simposium Penyakit Kulit Alergi. FK. UGM, Yogyakarta. 1981.