Contoh surat penugasan klinis

26
LAPORAN TUGAS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (TANGGUNG JAWAB KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER DAN PERAWAT ASOSIET) DI SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE Oleh: MAYLANDANI LINGGIH ASMANU 1404035 PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM

description

kredensial dokter.

Transcript of Contoh surat penugasan klinis

Page 1: Contoh surat penugasan klinis

LAPORAN TUGAS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

(TANGGUNG JAWAB KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER

DAN PERAWAT ASOSIET)

DI SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE

Oleh:

MAYLANDANI LINGGIH ASMANU

1404035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

TAHUN 2015

Page 2: Contoh surat penugasan klinis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan profesional yang

dilakukan oleh seorang perawat untuk menyelesaikan masalah kesehatan

klien dengan melaksanakan asuhan keperawatan. Menurut University of

South Alabama Medical Center dalam Swansburg and Swansburg (1999),

menyebutkan bahwa asuhan keperawatan adalah tindakan yang diterima

oleh klien yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien/keluarga untuk

meningkatkan derajat kesehatannya.

Menurut Ratna Sitorus & Yulia (2006) model praktik keperawatan profesional

(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional),

yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan

keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.

Asuhan keperawatan yang profesional haruslah diorganisir dengan

pendekatan profesional pula. Pengelolaan asuhan keperawatan yang

selanjutnya disebut sebagai metode penugasan mengalami perkembangan

dari waktu ke waktu. Metode penugasan yang memungkikan dilaksanakan

asuhan keperawatan secara professional adalah: Metode tim dan metode

primary nurse. Siloam Hospital Lippo Village dalam melakukan praktik

asuhan keperawatan secara professional dengan menggunakan model

praktek MPKP metode primary nurse dan ruang Carmel sebagai salah satu

ruang perawatan VIP di Siloam Hospital Lippo Village/SHLV yang

mempunyai 17 kamar perawatan juga menggunakan model MPKP metode

primary nurse. Melalui MPKP ini diharapkan dalam pemberian asuhan

keperawatan dapat dilakukan secara profesional, sehingga menjaga

konsistensi dalam pemberian asuhan keperawatan, mengurangi tumpang

tindih atau kekosongan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,

menciptakan kemandirian dalam pemberian asuhan keperawatan,

memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan serta

menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan

bagi setiap anggota tim keperawatan.

Page 3: Contoh surat penugasan klinis

Metode MPKP ini dilaksanakan di ruang rawat Carmel Siloam Hospital Lippo

Village.

Page 4: Contoh surat penugasan klinis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Praktek Keperawatan Profesional

1. Pengertian Model Keperawatan Profesional

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik

keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep

dan teori keperawatan. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan

teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi

pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya

mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).

2. Tujuan MPKP

a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan

asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan

keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan

keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.

3. Lima komponen MPKP

a. Nilai professional

b. Pendekatan manajemen

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

d. Hubungan professional

e. Sistem penghargaan dan kompensasi

4. Kelebihan dari MPKP

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. 

b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.

c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi

dan memberikan kepuasan pada anggota tim.

Page 5: Contoh surat penugasan klinis

d. Bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan

keperawatan.

e. Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses

belajar.

f. Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan

Nursing.

5. Kekurangan model praktek keperawatan professional

a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi

tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada

waktu-waktu sibuk.

b. Akuntabilitas pada tim.

c. Konsep beban kerja tinggi.

d. Pendelegasian tugas terbatas.

e. kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat

penanggung jawab klien tugas.

6. Karakterisitik MPKP

a. Penetapan jumlah tenaga keperawatan.

b. Penetapan jenis tenaga keperawatan.

c. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan.

d. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer.

B. Macam macam Metode Penugasan dalam Metode Keperawatan

1. Metode fungsional

Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan

kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.

Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada

bagian tersebut secara umum, sebagai berikut

a. Kepala ruangan, tugasnya:

Merencanakan perkiraan, menentukan kebutuhan perawatan

pasein, membuat penugasan, melakukan supervisi, menerima

instruksi dokter.

b. Perawat staf, tugasnya:

1) Melakukan askep langsung pada pasien

Page 6: Contoh surat penugasan klinis

2) Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu

tenaga keperawatan

c. Perawat Pelaksana, tugasnya:

Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang,

pasien dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan

penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).

d. Pembantu Perawat, tugasnya:

Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk

mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.

e. Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya :

Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi,

mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien

masuk dan pulang, membuat permintaan lab untuk

obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala

ruangan.

f. Kerugian metode fungsional:

1) Pasien mendapat banyak perawat.

2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

3) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.

4) Pelayanan terputus-putus

g. Kelebihan dari metode fungsional:

1) Sederhana.

2) Efisien.

3) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah

selesai tugas.

4) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang

kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

5) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau

peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

h. Contoh metode fungsional

Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu

badan klien. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas

atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala

Page 7: Contoh surat penugasan klinis

ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan

menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua

pertanyaan tentang klien.

2. Metode penugasan pasien/metode kasus

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu

atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau

jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala

ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima

semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini

staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan

langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan

ICU.

a. Kekurangan metode kasus :

1) Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang

terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara

menyeluruh.

2) Membutuhkan banyak tenaga.

3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga

tugas rutin yang sederhana terlewatkan.

4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama

perawat penaggung jawab klien bertugas.

b. Kelebihan metode kasus:

1) Kebutuhan pasien terpenuhi.

2) Pasien merasa puas.

3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

3. Metode penugasan tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok

perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan

berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin

kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggota tim. Sebelum tugas dan menerima laporan

Page 8: Contoh surat penugasan klinis

kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim

dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya

pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang

kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien. Metode ini

menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam

memberikan askep terhadap sekelompok pasien.

a. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :

1) Ketua tim

2) Pelakaana perawatan

3) Pembantu perawatan

4) Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan

yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.

b. Kelebihan metode tim:

1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.

2) Pasien dilayani secara komfrehesif.

3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan.

4) Tercipta kerja sama yang baik.

5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda

dengan aman dan efektif.

c. Kekurangan metode tim:

1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan

menjadi tanggung jawabnya.

2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat

tim ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan

kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu

sehingga kelanncaran tugas terhambat.

3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu

tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu

atau ketua tim.

4) Akontabilitas dalam tim kabur.

4. Metode perawatan primer

Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus

menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk

Page 9: Contoh surat penugasan klinis

merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama

pasien dirawat.

a. Tugas perawat primer adalah :

1) Menerima pasien.

2) Mengkaji kebutuhan.

3) Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.

4) Mengkoordinasi pelayanan.

5) Menerima dan menyesuaikan rencana.

6) Menyiapkan penyuluhan pulang.

b. Konsep dasar:

1) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.

2) Ada otonomi.

3) Ada keterlibatan pasien dan keluarganya.

c. Ketenagaan:

1) Setiap perawat primer adalah perawat bed side.

2) Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat.

3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.

4) Perawat profesional sebagai primer dan  perawat non

profesional sebagai asisten.

d. Kepala bangsal:

1) Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.

2) Orientasi dan merencanaka karyawan baru.

3) Menyusun jadwal dinas.

4) Memberi penugasan pada perawat asisten.

e. Kelebihan dari metode perawat primer:

1) Mendorong kemandirian perawat.

2) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat.

3) Berkomunikasi langsung dengan Dokter.

4) Perawatan adalah perawatan komfrehensif.

5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau

diterapkan.

6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.

7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima

asuhan keperawatan

Page 10: Contoh surat penugasan klinis

f. Kelemahan dari metode perawat primer:

1) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat.

2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

5. Metode Modul (Distrik)

Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan metode

perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat

merawat pasien dari datang sampai pulang.

a. Keuntungan dan Kerugian:

Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat

primer. Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan

situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang

sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.

B. Kepala Ruang

Page 11: Contoh surat penugasan klinis

BAB III

KEPALA RUANG

A. Definisi

Kepala ruang adalah pejabat struktural di jajaran pelayanan medis yang

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan manajemen pengaturan

petugas perawat, pramurukti, POS dan tenaga administrasi dan memantau

pelayanan di ruang perawatan, mengelola kegiatan pelayanan perawatan,

mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan agar

berjalan dengan tertib dan lancar yang berada di wilayah tanggung

jawabnya.

B. Tanggung jawab

1. Menentukan standar pelaksanaan kerja.

2. Supervisi dan evaluasi tugas staf.

3. Memberi pengarahan ketua tim.

C. Peran kepala ruang

1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer.

2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.

3. Menyusun jadwal dinas.

4. Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA).

5. Evaluasi kerja.

6. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.

D. Uraian tugas

1. Perencanaan

a. Menunjuk perawat primer yang akan bertugas di ruangan masing-

masing.

b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan

aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/penjadwalan.

Page 12: Contoh surat penugasan klinis

e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f. Visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis

yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan

dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.

2. Pengorganisasian

a. Merumuskan metode praktik keperawatan primer.

b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

c. Membuat rincian tugas perawat primer dan anggota tim secara

jelas.

d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 perawat

perawat dan perawat primer membawahi 2-3 perawat.

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.

f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek Mendelegasikan

tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada perawat

primer.

h. Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

i. Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarnya

j. Identifikasi masalah dan cara penanganan

3. Pengarahan

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.

b. Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan

baik.

c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan

dan sikap.

d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan asuhan keperawatan pasien.

Page 13: Contoh surat penugasan klinis

e. Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

f. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4. Pengawasan

a. Melalui komunikasi: Mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan ketua tim maupun pelaksanan mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien.

b. Melalui superfisi: Pengawasan langsung dan tidak langsung.

c. Evaluasi: Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua

tim serta melakukan audit keperawatan.

Page 14: Contoh surat penugasan klinis

BAB IV

PERAWAT PRIMER

A. Definisi

Menurut Kron & Gray (1987) PP merupakan perawat profesional yang harus

mampu menggunakan tehnik kepemimpinan dan mampu melakukan

komunikasi yang efektif untuk melakukan kontinuitas rencana keperawatan

terjamin.

B. Uraian Tugas

1) Tugas Pokok

Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang perawatan.

2) Uraian Tugas

a. Menerima pasien.

b. Memberikan asuhan keperawatan dasar kepada klien sesuai

dengan kebutuhan klien melalui pendekatan proses keperawatan.

c. Melakukan asesment Keperawatan secara mandiri.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai kompetensi perawat.

e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan batas

kemampuan dan kerja yang dimilikinya.

f. Melakukan observasi dan monitoring kondisi pasien.

g. Melakukan penyuluhan/memberikan pendidikan pasien dan

keluarga.

h. Memberikan bimbingan kepada staf keperawatan yang bertugas

dalam setiap shift jaga.

i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan teman

sejawat, pasien/klien dan keluarganya.

j. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan.

k. Melapor kepada dokter jaga ruangan atau dokter penanggung

jawab pasien jika ada hal-hal yang harus ditindak lanjuti atau perlu

penanganan khusus.

l. Melaksanakan tugas jaga sesuai dengan jadwal jaga (shift pagi dan

siang atau malam hari/oncall) yang telah ditentukan.

Page 15: Contoh surat penugasan klinis

m. Melaporkan kepada kepala ruang/koordinator pelayanan jika ada

kejadian-kejadian yang perlu untuk ditindaklanjuti.

n. Melakukan dan mengikuti proses serah terima pasien bangsal.

o. Memegang teguh rahasia jabatan sebagai perawat.

C. Tugas tambahan

1. Mengelola pelayanan keperawatan diluar jam kerja (sebagai PP).

2. Menyiapkan dan memelihara melihara ruang perawatan dan

lingkungannya.

3. Memelihara dan menyiapkan peralatan/sarana medis dan perawatan

sehingga selalu siap pakai.

4. Mengikuti pertemuan berkala yang dilaksanakan di ruang perawatan.

5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan melalui

program pendidikan keperawatan berkelanjutan (pertemuan ilmiah,

pelatihan keperawatan, seminar, workshop dan lain-lain).

6. Memberikan bimbingan kepada karyawan baru dan mahasiswa

keperawatan.

7. Menghadiri rapat/pertemuan koordinasi yang dilakukan di ruang

pelayanan keperawatan.

D. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pasien

kelolaan.

2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan yang

dibimbingnya/dalam pengawasannya.

3. Menerapkan etika profesi keperawatan sesuai Kode Etik Perawat

Indonesia.

E. Wewenang

a. Meminta pengarahan kepada perawat level di atasnya.

b. Memberikan masukan terhadap kepada kepala jaga shift atau ketua tim

jaga tentang proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

Page 16: Contoh surat penugasan klinis

F. Syarat jabatan

1. Pendidikan Formal

a. Lulus dari program S1 Keperawatan dan memiliki Surat Tanda

Registrasi Perawat.

b. Lulus dari program S2 Keperawatan dan memiliki Surat Tanda

Registrasi Perawat.

c. Lulus dari program S3 Keperawatan dan memiliki Surat Tanda

Registrasi Perawat.

2. Pendidikan Non Formal

a. Memiliki sertifikat PPGD/BTLS yang masih berlaku.

b. Memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Hemodialisa.

c. Memiliki Sertifikat Pelayanan Prima.

d. Memiliki Sertifikat Pelatihan ECG.

e. Memiliki Sertifikat Pelatihan SAK.

f. Memiliki Sertifikat Pelatihan Manajemen Ruang Rawat.

Page 17: Contoh surat penugasan klinis

BAB V

PERAWAT ASOSIET

A. Definisi

Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk

memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.

B. Tugas Pokok

1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses

keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.

2. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun.

3. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.

4. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien

pada catatan perawatan.

5. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.

6. Pemberian obat.

7. Pemeriksaan laboratorium.

8. Persiapan klien yang akan dioperasi.

9. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, dan spiritual dari

klien.

10. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.

11. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan

ketenangan.

12. Pendekatan dengan komunkasi terapeutik.

13. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi

tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik.

14. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.

15. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau terminal.

16. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara

administratif.

17. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.

18. Sensus harian dan formulir.

19. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.

Page 18: Contoh surat penugasan klinis

20. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.

21. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan

keindahan ruangan.

22. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.

23. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan

penyakitnya.

24. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun

tertulis.

25. Membuat laporan harian.

26. Mengikuti timbang terima.

27. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.

28. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer

29. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer

30. Melakukan evaluasi formatif.

31. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.

32. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat

primer.

Page 19: Contoh surat penugasan klinis

DAFTAR PUSTAKA

Cobell, C. (1992). The Efficacy of Primary Nursing as a Fundation for Patient Advocacy Nursing Practic ; 5 (3) : 2 – 5.

Douglas, LM. (1984). The Effective Nurse Leader and Manager, Second Edition St Luis ; The C. V Mosby comp.

Gillies, D. (1989). Nursing Management Company a System Approach, Philadelphia, WB Saunders comp.

Nursalam. (2002). Management Keperawatan. Jakarta: Salemba.

Sitorus R. (2006). Manajement keperawatan model MPKP. Jakarta: Salemba.