Penugasan PPK

21
BAB I. PENDAHULUAN PPK adalah program pengenalan klinik, dimana PPK ini merupakan salah satu metode pembelajaran dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. PPK ini sendiri diadakan, dengan tujuan untuk mengenalkan mahasiswa Fakultas Kedokteran, tentang keadaan dunia klinisi yang sebenarnya. Atau, dapat dikatakan untuk lebih mengenal akan kehidupan praktik seorang dokter lebih awal, sebagai gambaran ketika kita semua, telah menjadi dokter kelak. Dalam kesempatan kali ini, yaitu blok Kesehatan Jiwa, PPK atau program pengenalan klinik / komunitas, dilaksanakan sebanyak dua kali. Tentunya, hal ini berbeda, daripada blok- blok sebelumnya, ketika kegiatan PPK hanya dilakukan sekali dalam satu blok. Tentunya, hal ini mempunyai tujuan tersendiri. Dua kali kegiatan PPK ini, juga dengan dua tempat PPK yang berbeda, dan dua kasus yang berbeda pula. PPK pada blok Kesehatan Jiwa kali ini, dilakukan di dua tempat, yaitu, di Puskesmas-puskesmas yang tersebar di daerah Magelang, dan di Rumah Sakit Grhasia. Di puskesmas sendiri, kasus-kasus yang ada, kebanyakan berhubungan dengan gangguan-gangguan neurotik, dimana gangguan neurotik, merupakan, kasus yang paling sering terjadi di masyarakat, dan hampir semua orang mempunyai ciri-ciri gangguan neurotik ini. Sedangkan, di Rumah Sakit Grhasia sendiri, kasus-kasus yang terdapat disana, lebih cenderung, pada gangguan psikotik, dimana pada kasus disana, kebanyakan adalah yang

description

Penugasan praktek pengenalan klinik blok Kesehatan Jiwa

Transcript of Penugasan PPK

Page 1: Penugasan PPK

BAB I. PENDAHULUAN

PPK adalah program pengenalan klinik, dimana PPK ini merupakan salah

satu metode pembelajaran dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia. PPK ini sendiri diadakan, dengan tujuan untuk mengenalkan

mahasiswa Fakultas Kedokteran, tentang keadaan dunia klinisi yang

sebenarnya. Atau, dapat dikatakan untuk lebih mengenal akan kehidupan praktik

seorang dokter lebih awal, sebagai gambaran ketika kita semua, telah menjadi

dokter kelak.

Dalam kesempatan kali ini, yaitu blok Kesehatan Jiwa, PPK atau program

pengenalan klinik / komunitas, dilaksanakan sebanyak dua kali. Tentunya, hal ini

berbeda, daripada blok-blok sebelumnya, ketika kegiatan PPK hanya dilakukan

sekali dalam satu blok. Tentunya, hal ini mempunyai tujuan tersendiri. Dua kali

kegiatan PPK ini, juga dengan dua tempat PPK yang berbeda, dan dua kasus

yang berbeda pula.

PPK pada blok Kesehatan Jiwa kali ini, dilakukan di dua tempat, yaitu, di

Puskesmas-puskesmas yang tersebar di daerah Magelang, dan di Rumah Sakit

Grhasia. Di puskesmas sendiri, kasus-kasus yang ada, kebanyakan

berhubungan dengan gangguan-gangguan neurotik, dimana gangguan neurotik,

merupakan, kasus yang paling sering terjadi di masyarakat, dan hampir semua

orang mempunyai ciri-ciri gangguan neurotik ini.

Sedangkan, di Rumah Sakit Grhasia sendiri, kasus-kasus yang terdapat

disana, lebih cenderung, pada gangguan psikotik, dimana pada kasus disana,

kebanyakan adalah yang berhubungan dengan schizofrenia. Dimana, para

pasiennya sendiri, mempunyai gejala-gejala waham yang berbeda-berbeda.

Pada kegiatan PPK di puskesmas Ngluwar kali ini, kita mendapat

gangguan neurotik, dimana pada kasus kita, termasuk dalam gejala-gejala

depresi. Akan tetapi, pasien pada kasus kami ini, telah mendapatkan pengobatan

yang adekuat, sehingga gejala-gejala depresi nya mulai tidak terlihat, walau,

menurut penuturan dari anggota keluarga pasien, apabila obatnya tidak diminum,

maka gejala-gejala depresinya akan muncul kembali.

Page 2: Penugasan PPK

BAB II. LAPORAN KASUS

Berkas Kesehatan Keluarga

A. Identitas

I. Kepala Keluarga II. Pasangan

1. Nama : Bp. Turkamun Ny. Mugirah

2. Umur : 53 Tahun 48 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Status Perkawinan : Menikah Menikah

5. Agama : Islam Islam

6. Suku Bangsa : Jawa Jawa

7. Pendidikan : SD SD

8. Pekerjaan : Buruh Tani -

9. Alamat Lengkap : Njamus Pasar Njamus Pasar

Profil Keluarga

No Nama Umur Pend. Pekerjaan Hub.

Kelg.

Status

Perkawinan

Ket.

Kesehatan

1. Suryono 28 SMP Tukang Anak Belum Gangguan

Jiwa

2. Susanto 26 SD Buruh Tani Anak Belum Gangguan

Jiwa

3. Arifin 19 SMP Penjaga Warung Anak Belum Sehat

4. Hanif 17 SMEA Pelajar Anak Belum Sehat

5. Lestari 13 SD Pelajar Anak Belum Sehat

Genogram

= Pasien

B. Denah Rumah Dari Puskesmas

Bp.Turkamun

LestariArifin Hanif

Ny. Mugirah

Suryono Susanto

Page 3: Penugasan PPK

= utara

= patung

C. Ekonomi Keluarga

1. Rumah (permanen, semi darurat, temlan) Permanen

2. Barang Mewah (TV, Video, AC, Kulkas, Setrika

Listrik, dll)

Setrika listrik

3. Daya Listrik 450 watt

4. Lain-lain

Penghasilan keluarga perbulan

Pengeluaran keluarga perbulan

Rp 500.000,- / bulan

Rp 600.000,- / bulan

D. Perilaku Kesehatan Keluarga

1. Pelayan promotif dan preventif bayi dan balita -

2. Pembinaan kesehatan anggota keluarga lainnya -

3. Pelayanan pengobatan Puskesmas / RSUD

4. Jaminan kesehatan -

E. Pola Makan Keluarga

Bayi Bubur

Balita Bubur

Anak Nasi, sayur mayur, tahu, tempe

Dewasa Nasi, sayur mayur, tahu, tempe, kadang-kadang ikan

Puskesmas Ngluwar

Rumah Pasien

Page 4: Penugasan PPK

Usia lanjut Nasi, sayur mayur

F. Aktivitas Keluarga / Pengisian Waktu Luang

1. Aktivitas fisik Bertani, kumpul-kumpul

2. Aktivitas mental Sholat rutin 5 waktu, sering ke

mushola

G. Lingkungan

1. Sosial rumah asal Rumah berdekatan dengan tetangga dan

keluarga, interaksi sosial baik

2. Sosial tempat kerkja Biasa saja, interaksi dengan orang lain terjalin

3. Fisik rumah asal

Luas bangunan

Fentilasi dan

cahaya

Limbah dan jamban

Tempat bermain

Sumber air bersih

Kurang lebih 60 m2

Ventilasi cukup, tapi gelap

Cukup memadai & bersih

Tersedia halaman yang cukup

Sumur

H. Riwayat Penyakit Keluarga

-

I. Daftar Permasalahan Keluarga

No. Jenis

permasalahan

Waktu

terjadinya

Rencana

penatalaksanaaan

Sasaran

1. Gangguan

Jiwa

2 tahun

yang lalu

Didiagnosis jenis

gangguan & diobati

yang sesuai

Sudah pernah

mondok di rumah

sakit sekitar satu

minggu

Mas Suryono &

Mas Susanto

2. Gangguan - Dibawa ke RSJ dan Ny. Mugirah

Page 5: Penugasan PPK

Jiwa terapi psikososial

3. Ekonomi - Bekerja lebih layak Semua anggota

keluarga yang

sudah dapat

bekerja

J. Diagnosis Keluarga

Pada keluarga ini, terdapat tiga anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa. Yaitu Ny. Mugirah, Mas Suryono, dan Mas Susanto. Ny.

Mugirah gangguan jiwa akibat permasalahan ekonomi yang membelit

keluarga ini. Sedangkan Mas Suryono dan Mas Susanto, akibat

permasalahan di rumah, dimana ibunya selalu memberi pengaruh buruk.

K. Penatalaksanaan Keluarga

1. Dukungan dari anggota keluarga yang lain, berupa perhatian dan kasih

sayang

2. Adanya dukungan moril dari lingkungan sekitar dan tetangga, sehingga

dapat memberikan kondisi yang memungkinkan untuk kesembuhan pasien

3. Membawa pasien secara rutin untuk mengontrol kedadaan kejiwaannya

dan pengobatan yang tepat

L. Prognosis

Baik bila di tangani dengan tepat

M. Medikamentosa / Tindakan

No. Permasalahan

keluarga

Tindakan

penyelesaian

Sasaran Hasil Ket.

1. Gangguan jiwa Di bawa ke RS dan

diberi obat

Mas Suryono dan Mas

Susanto

Baik, jika obat

terus di

konsumsi

-

2. Gangguan jiwa Di bawa ke RSJ

dan terapi

psikososial

Ny. Mugirah - -

Page 6: Penugasan PPK

3. Ekonomi Meningkatkan taraf

hidup

Semua anggota keluarga yang

sudah waktunya bekerja

- -

Catatan (kesan mahasiswa terhadap penerimaan keluarga) :

Keluarga, terutama kepala keluarga dan tetangga dari lingkungan sekitar

sangat terbuka dan menyambut baik kedatangan kami. Bahkan, mereka

menceritakannya secara lengkap.

Berkas Kesehatan Pasien

IDENTITAS

Nama Suryono

Umur 28 tahun

Jenis Kelamin Laki - Laki

Agama Islam

Suku Bangsa Jawa

Pendidikan SMP

Pekerjaan Tukang

Status Perkawinan Belum Menikah

Pasien Datang Sendiri / Rujukan Dikunjungi

Waktu Kunjungan Awal 2 November 2010

Alamat Njamus Pasar, Ngluwar

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan Utama Demam

Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 tahun ini pasien mengeluhkan

demam. Demam dirasakan terus menerus.

Sudah diobati, bahkan dulu pernah sampai

rawat inap. Sering di dapati bengong atau

seperti kekosongan pikiran. Oleh dokter di

rumah sakit didiagnosis gangguan jiwa. Di

beri obat dan keluhan menghilang.

Riwayat Penyakit Dahulu Pernah rawat inap akibat demam yang

dirasakan. Didiagnosis, gangguan jiwa, di

beri obat yang rutin di minum, jika tidak di

minum keluhan demam di rasakan.

Page 7: Penugasan PPK

Riwayat Penyakit Keluarga Ibu (Ny. Mugirah) dan adiknya (Susanto),

juga di diagnosis mengalami gangguan jiwa.

PEMERIKSAAN FISIK

Tinggi Badan 165 cm

Berat Badan 50 kg

Nadi 78x / menit

Nafas 20x / menit

Suhu 37 0C

Tekanan Darah 120/90 mmHg

Keadaan Umum Compos mentis

Status Gizi Cukup

Mata Tidak ada gangguan pengelihatan, sklera

ikterik (-), konjungtiva anemis (-)

Mulut Mukosa basah (+), selebihnya tidak ada

keluhan

THT Gangguan pendengaran (-)

Leher Pembesaran limfonodi (-)

Jantung Ictus cordis tidak terlihat, iktus cordis

teraba, batas jantung normal (kanan

midsternal SIC 4, kiri midclavicula SIC 5,

atas sternalis SIC 2, pinggang SIC 3

parasternal), bising (-)

Paru Ronkhi (-), wheezing (-), dalam batas

normal semuannya

Abdomen Dinding abdomen lebih rendah dari dinding

dada, peristaltik usus 10x / menit, nyeri

tekan (-), pembesaran lien (-), pembesaran

hepar (-)

Ekstremitas Tidak ada keluhan, dalam batas normal

Palpasi Arteri Radialis -

Pola Makan dan Minum Teratur 3x / hari, sering makan sayur, suka

minum kopi

Aktivitas Mental dan Fisik Sholat 5 waktu rutin dan sering kumpul -

Page 8: Penugasan PPK

kumpul dengan pemuda sekitar

Lingkungan Sosial Baik, tetangga sekitar mendukung

Ciri Kepribadian / Klasifikasi

Psikiatri

Ekstrovert

Hasil Pemeriksaan Penunjang -

DAFTAR MASALAH PASIEN

Masalah Saat timbul Rencana tindakan Keterangan

Depresi Ketika obat

tidak diminum

Rutin meminum obat Sejak 2 tahun

yang lalu

Keluarga - Peran serta kepala keluarga

ataupun anggota keluarga

yang lain.

Ibu sering

memberi dampak

negatif

DIAGNOSIS KERJA

Aksis I : F 33.4 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Remisi

Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada (none)

Aksis IV : Masalah dengan “primary support group” (keluarga), ibu suka

memberi pandangan negatif

Aksis V : GAF = 100-91 (pada saat ini)

Prognosis: Baik

CATATAN TINDAKAN / PENGOBATAN / KONSELING

Masalah Tindakan Hasil Keterangan

Depresi Antidepresan Baik jika rutin di minum -

Keluarga Terapi keluarga Baik, jika ada kesadaran dari

anggota keluarga

-

Instruksi Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya

Keluarga harus memberi dukungan penuh

Mengingatkan untuk rutin meminum obat

Page 9: Penugasan PPK

BAB III. PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil anamnesis kali ini, didapati pada pasien, mengalami

gangguan jiwa berupa episode depresif. Pada episode depresif sendiri, didapati

beberapa gejala utama dan juga gejala penyerta. Selain itu, pada episode

depresif sendiri, juga terbagi atas kriteria ringan, sedang, dan berat.

Gejala utama episode depresif, pada derajat ringan, sedang, dan berat,

yaitu, terdapat afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan keadaan

mudah lelah atau menurunnya aktivitas. Gejala utama ini, sering disebut sebagai

trias episode depresif.

Selain gejala-gejala utama tadi, didapati juga gejala lainnya, atau gejala

penyertanya, yaitu, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan

kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,

pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan

membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu makan

berkurang.

Pada episode depresif ini, dengan tingkat keparahan ringan, sedang, dan

berat, diperlukan waktu sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan

diagnosis, namun, periode lebih pendek dari 2 minggu, dapat juga dibenarkan,

jika gejala yang timbul luar biasa beratnya dan berlangsung sangat cepat sekali.

Pada kasus pasien ini, sebenarnya sedang tidak mengalami episode

depresif, karena sudah terkontrol dengan obat-obatan yang dia konsumsi, yang

diberikan oleh pihak rumah sakit. Akan tetapi, menurut penuturan dari anggota

keluarga, dan juga tetangga sekitar, apabila obatnya tidak dikonsumsi, maka

perilaku pasien, akan sangat berubah sekali.

Perilaku dari pasien itu, antara lain adalah, suka murung, suka bermalas-

malasan sehingga tidak bekerja. Selain itu, didapati juga kalau pasien mudah

bengong atau perhatiannya berkurang, nafsu makannya berkurang, juga adanya

pandangan pesimistis. Namun, dari gejala-gejala yang timbul tersebut, tidak ada

yang menunjukkan gejala yang dominan, sehingga, hampir semua gejala yang

dirasakan pasien, setara atau tidak ada yang berat.

Selain, dari perilaku yang berubah tersebut, pasin juga mengeluhkan

demam, dan kadang-kadang sakit kepala, jika dia sedang dalam episode

depresi. Demam, dan kadang sakit kepala ini, menunjukkan adanya gejala

somatik pada episode depresi yang dialami oleh pasien ini. Selain itu, seperti

Page 10: Penugasan PPK

penuturan anggota keluarga, dan juga tetangga sekitarnya, bahwa perilaku

pasien ini berubah, jika tidak mengkonsumsi obat yang diberikan oleh pihak

rumah sakit. Hal ini menunjukkan, bahwa episode depresi yang dialami oleh

pasien ini merupakan gangguan depresif berulang, dengan episode kini remisi.

Selain gangguan klinis yang didapat pada pasien, harus diperhatikan juga

yang lainnya, diantaranya, adakah gangguan kepribadian, kondisi medik umum

saat ini, masalah psikososial dan lingkungan, serta skala penilaian fungsi secara

keseluruhan. Masalah gangguan kepribadian, pada pasien ini, tidak didapati,

atau tidak ada diagnosis, karena pada saat anamnesis dilakukan pasien tidak

menunjukkan adanya ciri-ciri gangguan kepribadian apapun.

Kemudian, mengenai kondisi medik umum, saat ini pasien tidak

mengeluhkan sedang mengalami gejala apapun, bahkan gejala demam yang

sering dirasakan seperti yang dikeluhkan diatas, tidak dirasakan sama sekali.

Selanjutnya masalah psikososial dan lingkungan, pada pasin ini, ada masalah

dengan “primary support group” atau keluarganya.

Masalah dengan keluarga disini, ternyata sangat rumit, karena berdasarkan

penuturan dari kepala keluarga, dan tetangga sekitar, dalam keluarga pasien

terdapat tiga orang yang mengalami gangguan jiwa, termasuk pasien yang kami

anamnesis ini. Selain pasien ini sendiri, ibu dan adik pasien juga mengalami

gangguan jiwa.

Dengan adanya ibu yang mengalami gangguan jiwa, ini sangat

berpengaruh pada kondisi kejiwaan dari pasien. Walaupun dari hasil anamnesis

keluarga, tidak diketahui kapan tepatnya ibu pasien mengalami gangguan jiwa,

akan tetapi, penuturan dari tetangga sekitar, bahwa ibu pasien ini sangat

berperan dalam timbulnya gangguan jiwa pada pasien kami ini.

Seperti yang diutarakan oleh tetangga sekitar dan bapak dari pasien, ibu

pasien ini, suka memberikan pengaruh-pengaruh negatif kepada pasien ini. Hal

ini ditunjukkan dengan, si ibu yang suka mencemooh pekerjaan anaknya, suka

memarah-marahi anaknya, bahkan beberapa kali, ibu pasien ini mengutarakan

akan mengakhiri hidupnya.

Hal-hal yang seperti ini, yang menjadi salah satu stressor terhadap pasien

kami ini. Terbukti, dimana adik pasien kami ini, juga mengalami gangguan jiwa,

akibat pengaruh dari perkataan-perkataan ibunya, maupun dari tingkah laku

ibunya. Bahkan, jika diamati lebih lanjut, kondisi kejiwaan dari ibu pasien ini yang

Page 11: Penugasan PPK

paling parah, daripada pasien kami maupun adik pasien. Karena, pada ketiga

orang pasien ini, semuanya mendapat terapi, dari rumah sakit. Akan tetapi, hasil

terapinya yang menunjukkan adanya perbaikan cuma pada pasien kami ini.

Sedangkan, pada ibu pasien, hasil pengobatan seperti tidak berefek apa-

apa, walau tidak dapat diketahi, faktor apa yang menyebabkannya. Sedangkan,

pada adik pasien, proses terapinya juga berjalan dengan baik, akan tetapi, adik

pasien ini, masih sering terpengaruh oleh perkataan-perkataan ibunya, sehingga

kondisi kejiwaannya tidak dapat sebagus pada pasien yang kami dapat ini.

Selain dari masalah keluarga, kemungkinan masih ada masalah lagi, yang

menyebabkan pasien kami ini mengalami gangguan kejiwaan, misalnya masalah

ekonomi. Akan tetapi, hal ini tidak dapat digali lebih dalam, karena ketika

ditanyakan pada bapak pasien, yang selaku kepala keluarga, hal ini sudah biasa,

Akan tetapi, pasien kami sebenarnya menyadari juga, bahwa adanya masalah

ekonomi. Karena penghasilan keluarga sehari-hari tidak mencukupi, sehingga si

pasien inipun berinisiatif untuk bekerja, demi membantu keluarganya.

Pada skala penilaian fungsi secara keseluruhan, didapatkan nilai 100-91,

nilai ini didapatkan pada kunjungan kami saat anamnesis ini, dimana pasien

sudah jauh lebih baik kondisi kejiwaannya. Dengan nilai 100-91, tidak didapati

gejala-gejala gangguan jiwa, selain itu kemampuan pasien dapat berfungsi

maksimal, hal ini ditunjukkan, dimana pasien masih dapat bekerja seperti biasa,

serta interaksi dengan orang lain pun masih terjalin. Selain itu, pada pasien ini,

semua masalah yang dialami masih dapat tertanggulangi, dalam artian tidak ada

masalah yang memberatkannya, untuk saat ini.

Untuk kasus pada pasien ini, dimana mengalami gangguan depresif

berulang dengan episode kini remisi serta adanya masalah keluarga pada

dirinya, dapat dilakukan beberapa terapi atau tindakan. Untuk gangguan depresi,

dapat diberikan anti depresan, seperti fluoxetine. Sedangkan, untuk masalah

keluarganya, dapat dilakukan beberapa terapi psikososial, seperti terapi

keluarga.

Page 12: Penugasan PPK

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan depresi berulang, kini dalam masa remisi. Merupakan suatu

keadaan depresi, yang timbulnya dapat berulang-ulang, akibat suatu

penyebab tertentu, akan tetapi saat ini sedang tidak mengalami episode

depresi. Untuk mendiagnosisnya, harus memenuhi kriteria gangguan

depresi, yaitu memenuhi 2 atau 3 dari 3 gejala utama, dan 2, 3, atau 4 gejala

penyerta, tergantung dari tingkat keparahannya, ringan, sedang, atau berat.

Selain itu, sekurang-kurangnya, telah terjadi dua episode, dimana

masing-masing selama minimal 2 minggu, dengan sela waktu beberapa

bulan, tanpa gangguan afektif yang bermakna. Ditambah dengan, saat ini

tidak mengalami episode depresi sama sekali, karena sedang remisi.

B. Saran

Dalam kasus, gangguan depresi berulang, kini dalam masa remisi,

pengobatan harus tetap dilakukan, dimana pengobatan dengan anti

depresan, bertujuan untuk mencegah timbulnya episode depresi. Akan

tetapi, penggunaan anti depresan perlu dipertimbangkan lagi, karena jika

dosis nya tidak tepat, dan penggunaannya salah, maka akan menyebabakan

gangguan jiwa yang lainnya.

Selain dengan terapi secara farmakokinetika, diharapkan terapi

psikososial, dapat memberikan tingkat kesembuhan yang lebih baik, karena

kasus ini pun tidak terlepas, dari peran keluarga, sebagai salah satu stressor

terjadinya gangguan jiwa pada pasien ini. Misalnya, dengan melakukan

terapi keluarga.

Page 13: Penugasan PPK

BAB V. DAFTAR PUSTAKA

Amir, N., 2010. Gangguan Bipolar. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Elvira, S.D.,

Hadisukanto, G. (Editor). Jakarta: FKUI.

Belmaker, R. H., 2004. Bipolar Disorder, N Engl J Med, 351: 476-486.

Dodick, D. W., 2006. Chronic Daily Headache, N Engl J Med, 354: 158-165.

Maramis, W.F., Maramis, A. A., 2009. Gangguan Mood. Dalam: Catatan Ilmu

Kedokteran Jiwa (Edisi 2). Surabaya: Airlangga University Press.

Maslim, R., 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari

PPDGJ – III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.

Page 14: Penugasan PPK

BAB VI. LAMPIRAN

Page 15: Penugasan PPK

LAPORAN KASUS PPK BLOK KESEHATAN JIWA

GANGGUAN DEPRESI BERULANG KINI MASA REMISI

disusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di Puskesmas Ngluwar

disusun oleh :

Nama : Qori’ah Alfa Merlina (08711127)

Ria Fatika (08711233)

Syarief Muhammad Hannifan (08711158)

Kelompok : 12

Nama Tutor : dr. Rosmelia, M.Kes, Sp. KK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2010