Penugasan PPK
-
Upload
m-hannifan -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Penugasan PPK
BAB I. PENDAHULUAN
PPK adalah program pengenalan klinik, dimana PPK ini merupakan salah
satu metode pembelajaran dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia. PPK ini sendiri diadakan, dengan tujuan untuk mengenalkan
mahasiswa Fakultas Kedokteran, tentang keadaan dunia klinisi yang
sebenarnya. Atau, dapat dikatakan untuk lebih mengenal akan kehidupan praktik
seorang dokter lebih awal, sebagai gambaran ketika kita semua, telah menjadi
dokter kelak.
Dalam kesempatan kali ini, yaitu blok Kesehatan Jiwa, PPK atau program
pengenalan klinik / komunitas, dilaksanakan sebanyak dua kali. Tentunya, hal ini
berbeda, daripada blok-blok sebelumnya, ketika kegiatan PPK hanya dilakukan
sekali dalam satu blok. Tentunya, hal ini mempunyai tujuan tersendiri. Dua kali
kegiatan PPK ini, juga dengan dua tempat PPK yang berbeda, dan dua kasus
yang berbeda pula.
PPK pada blok Kesehatan Jiwa kali ini, dilakukan di dua tempat, yaitu, di
Puskesmas-puskesmas yang tersebar di daerah Magelang, dan di Rumah Sakit
Grhasia. Di puskesmas sendiri, kasus-kasus yang ada, kebanyakan
berhubungan dengan gangguan-gangguan neurotik, dimana gangguan neurotik,
merupakan, kasus yang paling sering terjadi di masyarakat, dan hampir semua
orang mempunyai ciri-ciri gangguan neurotik ini.
Sedangkan, di Rumah Sakit Grhasia sendiri, kasus-kasus yang terdapat
disana, lebih cenderung, pada gangguan psikotik, dimana pada kasus disana,
kebanyakan adalah yang berhubungan dengan schizofrenia. Dimana, para
pasiennya sendiri, mempunyai gejala-gejala waham yang berbeda-berbeda.
Pada kegiatan PPK di puskesmas Ngluwar kali ini, kita mendapat
gangguan neurotik, dimana pada kasus kita, termasuk dalam gejala-gejala
depresi. Akan tetapi, pasien pada kasus kami ini, telah mendapatkan pengobatan
yang adekuat, sehingga gejala-gejala depresi nya mulai tidak terlihat, walau,
menurut penuturan dari anggota keluarga pasien, apabila obatnya tidak diminum,
maka gejala-gejala depresinya akan muncul kembali.
BAB II. LAPORAN KASUS
Berkas Kesehatan Keluarga
A. Identitas
I. Kepala Keluarga II. Pasangan
1. Nama : Bp. Turkamun Ny. Mugirah
2. Umur : 53 Tahun 48 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Status Perkawinan : Menikah Menikah
5. Agama : Islam Islam
6. Suku Bangsa : Jawa Jawa
7. Pendidikan : SD SD
8. Pekerjaan : Buruh Tani -
9. Alamat Lengkap : Njamus Pasar Njamus Pasar
Profil Keluarga
No Nama Umur Pend. Pekerjaan Hub.
Kelg.
Status
Perkawinan
Ket.
Kesehatan
1. Suryono 28 SMP Tukang Anak Belum Gangguan
Jiwa
2. Susanto 26 SD Buruh Tani Anak Belum Gangguan
Jiwa
3. Arifin 19 SMP Penjaga Warung Anak Belum Sehat
4. Hanif 17 SMEA Pelajar Anak Belum Sehat
5. Lestari 13 SD Pelajar Anak Belum Sehat
Genogram
= Pasien
B. Denah Rumah Dari Puskesmas
Bp.Turkamun
LestariArifin Hanif
Ny. Mugirah
Suryono Susanto
= utara
= patung
C. Ekonomi Keluarga
1. Rumah (permanen, semi darurat, temlan) Permanen
2. Barang Mewah (TV, Video, AC, Kulkas, Setrika
Listrik, dll)
Setrika listrik
3. Daya Listrik 450 watt
4. Lain-lain
Penghasilan keluarga perbulan
Pengeluaran keluarga perbulan
Rp 500.000,- / bulan
Rp 600.000,- / bulan
D. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Pelayan promotif dan preventif bayi dan balita -
2. Pembinaan kesehatan anggota keluarga lainnya -
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas / RSUD
4. Jaminan kesehatan -
E. Pola Makan Keluarga
Bayi Bubur
Balita Bubur
Anak Nasi, sayur mayur, tahu, tempe
Dewasa Nasi, sayur mayur, tahu, tempe, kadang-kadang ikan
Puskesmas Ngluwar
Rumah Pasien
Usia lanjut Nasi, sayur mayur
F. Aktivitas Keluarga / Pengisian Waktu Luang
1. Aktivitas fisik Bertani, kumpul-kumpul
2. Aktivitas mental Sholat rutin 5 waktu, sering ke
mushola
G. Lingkungan
1. Sosial rumah asal Rumah berdekatan dengan tetangga dan
keluarga, interaksi sosial baik
2. Sosial tempat kerkja Biasa saja, interaksi dengan orang lain terjalin
3. Fisik rumah asal
Luas bangunan
Fentilasi dan
cahaya
Limbah dan jamban
Tempat bermain
Sumber air bersih
Kurang lebih 60 m2
Ventilasi cukup, tapi gelap
Cukup memadai & bersih
Tersedia halaman yang cukup
Sumur
H. Riwayat Penyakit Keluarga
-
I. Daftar Permasalahan Keluarga
No. Jenis
permasalahan
Waktu
terjadinya
Rencana
penatalaksanaaan
Sasaran
1. Gangguan
Jiwa
2 tahun
yang lalu
Didiagnosis jenis
gangguan & diobati
yang sesuai
Sudah pernah
mondok di rumah
sakit sekitar satu
minggu
Mas Suryono &
Mas Susanto
2. Gangguan - Dibawa ke RSJ dan Ny. Mugirah
Jiwa terapi psikososial
3. Ekonomi - Bekerja lebih layak Semua anggota
keluarga yang
sudah dapat
bekerja
J. Diagnosis Keluarga
Pada keluarga ini, terdapat tiga anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa. Yaitu Ny. Mugirah, Mas Suryono, dan Mas Susanto. Ny.
Mugirah gangguan jiwa akibat permasalahan ekonomi yang membelit
keluarga ini. Sedangkan Mas Suryono dan Mas Susanto, akibat
permasalahan di rumah, dimana ibunya selalu memberi pengaruh buruk.
K. Penatalaksanaan Keluarga
1. Dukungan dari anggota keluarga yang lain, berupa perhatian dan kasih
sayang
2. Adanya dukungan moril dari lingkungan sekitar dan tetangga, sehingga
dapat memberikan kondisi yang memungkinkan untuk kesembuhan pasien
3. Membawa pasien secara rutin untuk mengontrol kedadaan kejiwaannya
dan pengobatan yang tepat
L. Prognosis
Baik bila di tangani dengan tepat
M. Medikamentosa / Tindakan
No. Permasalahan
keluarga
Tindakan
penyelesaian
Sasaran Hasil Ket.
1. Gangguan jiwa Di bawa ke RS dan
diberi obat
Mas Suryono dan Mas
Susanto
Baik, jika obat
terus di
konsumsi
-
2. Gangguan jiwa Di bawa ke RSJ
dan terapi
psikososial
Ny. Mugirah - -
3. Ekonomi Meningkatkan taraf
hidup
Semua anggota keluarga yang
sudah waktunya bekerja
- -
Catatan (kesan mahasiswa terhadap penerimaan keluarga) :
Keluarga, terutama kepala keluarga dan tetangga dari lingkungan sekitar
sangat terbuka dan menyambut baik kedatangan kami. Bahkan, mereka
menceritakannya secara lengkap.
Berkas Kesehatan Pasien
IDENTITAS
Nama Suryono
Umur 28 tahun
Jenis Kelamin Laki - Laki
Agama Islam
Suku Bangsa Jawa
Pendidikan SMP
Pekerjaan Tukang
Status Perkawinan Belum Menikah
Pasien Datang Sendiri / Rujukan Dikunjungi
Waktu Kunjungan Awal 2 November 2010
Alamat Njamus Pasar, Ngluwar
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama Demam
Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 tahun ini pasien mengeluhkan
demam. Demam dirasakan terus menerus.
Sudah diobati, bahkan dulu pernah sampai
rawat inap. Sering di dapati bengong atau
seperti kekosongan pikiran. Oleh dokter di
rumah sakit didiagnosis gangguan jiwa. Di
beri obat dan keluhan menghilang.
Riwayat Penyakit Dahulu Pernah rawat inap akibat demam yang
dirasakan. Didiagnosis, gangguan jiwa, di
beri obat yang rutin di minum, jika tidak di
minum keluhan demam di rasakan.
Riwayat Penyakit Keluarga Ibu (Ny. Mugirah) dan adiknya (Susanto),
juga di diagnosis mengalami gangguan jiwa.
PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi Badan 165 cm
Berat Badan 50 kg
Nadi 78x / menit
Nafas 20x / menit
Suhu 37 0C
Tekanan Darah 120/90 mmHg
Keadaan Umum Compos mentis
Status Gizi Cukup
Mata Tidak ada gangguan pengelihatan, sklera
ikterik (-), konjungtiva anemis (-)
Mulut Mukosa basah (+), selebihnya tidak ada
keluhan
THT Gangguan pendengaran (-)
Leher Pembesaran limfonodi (-)
Jantung Ictus cordis tidak terlihat, iktus cordis
teraba, batas jantung normal (kanan
midsternal SIC 4, kiri midclavicula SIC 5,
atas sternalis SIC 2, pinggang SIC 3
parasternal), bising (-)
Paru Ronkhi (-), wheezing (-), dalam batas
normal semuannya
Abdomen Dinding abdomen lebih rendah dari dinding
dada, peristaltik usus 10x / menit, nyeri
tekan (-), pembesaran lien (-), pembesaran
hepar (-)
Ekstremitas Tidak ada keluhan, dalam batas normal
Palpasi Arteri Radialis -
Pola Makan dan Minum Teratur 3x / hari, sering makan sayur, suka
minum kopi
Aktivitas Mental dan Fisik Sholat 5 waktu rutin dan sering kumpul -
kumpul dengan pemuda sekitar
Lingkungan Sosial Baik, tetangga sekitar mendukung
Ciri Kepribadian / Klasifikasi
Psikiatri
Ekstrovert
Hasil Pemeriksaan Penunjang -
DAFTAR MASALAH PASIEN
Masalah Saat timbul Rencana tindakan Keterangan
Depresi Ketika obat
tidak diminum
Rutin meminum obat Sejak 2 tahun
yang lalu
Keluarga - Peran serta kepala keluarga
ataupun anggota keluarga
yang lain.
Ibu sering
memberi dampak
negatif
DIAGNOSIS KERJA
Aksis I : F 33.4 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Remisi
Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada (none)
Aksis IV : Masalah dengan “primary support group” (keluarga), ibu suka
memberi pandangan negatif
Aksis V : GAF = 100-91 (pada saat ini)
Prognosis: Baik
CATATAN TINDAKAN / PENGOBATAN / KONSELING
Masalah Tindakan Hasil Keterangan
Depresi Antidepresan Baik jika rutin di minum -
Keluarga Terapi keluarga Baik, jika ada kesadaran dari
anggota keluarga
-
Instruksi Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya
Keluarga harus memberi dukungan penuh
Mengingatkan untuk rutin meminum obat
BAB III. PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis kali ini, didapati pada pasien, mengalami
gangguan jiwa berupa episode depresif. Pada episode depresif sendiri, didapati
beberapa gejala utama dan juga gejala penyerta. Selain itu, pada episode
depresif sendiri, juga terbagi atas kriteria ringan, sedang, dan berat.
Gejala utama episode depresif, pada derajat ringan, sedang, dan berat,
yaitu, terdapat afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan keadaan
mudah lelah atau menurunnya aktivitas. Gejala utama ini, sering disebut sebagai
trias episode depresif.
Selain gejala-gejala utama tadi, didapati juga gejala lainnya, atau gejala
penyertanya, yaitu, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu makan
berkurang.
Pada episode depresif ini, dengan tingkat keparahan ringan, sedang, dan
berat, diperlukan waktu sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan
diagnosis, namun, periode lebih pendek dari 2 minggu, dapat juga dibenarkan,
jika gejala yang timbul luar biasa beratnya dan berlangsung sangat cepat sekali.
Pada kasus pasien ini, sebenarnya sedang tidak mengalami episode
depresif, karena sudah terkontrol dengan obat-obatan yang dia konsumsi, yang
diberikan oleh pihak rumah sakit. Akan tetapi, menurut penuturan dari anggota
keluarga, dan juga tetangga sekitar, apabila obatnya tidak dikonsumsi, maka
perilaku pasien, akan sangat berubah sekali.
Perilaku dari pasien itu, antara lain adalah, suka murung, suka bermalas-
malasan sehingga tidak bekerja. Selain itu, didapati juga kalau pasien mudah
bengong atau perhatiannya berkurang, nafsu makannya berkurang, juga adanya
pandangan pesimistis. Namun, dari gejala-gejala yang timbul tersebut, tidak ada
yang menunjukkan gejala yang dominan, sehingga, hampir semua gejala yang
dirasakan pasien, setara atau tidak ada yang berat.
Selain, dari perilaku yang berubah tersebut, pasin juga mengeluhkan
demam, dan kadang-kadang sakit kepala, jika dia sedang dalam episode
depresi. Demam, dan kadang sakit kepala ini, menunjukkan adanya gejala
somatik pada episode depresi yang dialami oleh pasien ini. Selain itu, seperti
penuturan anggota keluarga, dan juga tetangga sekitarnya, bahwa perilaku
pasien ini berubah, jika tidak mengkonsumsi obat yang diberikan oleh pihak
rumah sakit. Hal ini menunjukkan, bahwa episode depresi yang dialami oleh
pasien ini merupakan gangguan depresif berulang, dengan episode kini remisi.
Selain gangguan klinis yang didapat pada pasien, harus diperhatikan juga
yang lainnya, diantaranya, adakah gangguan kepribadian, kondisi medik umum
saat ini, masalah psikososial dan lingkungan, serta skala penilaian fungsi secara
keseluruhan. Masalah gangguan kepribadian, pada pasien ini, tidak didapati,
atau tidak ada diagnosis, karena pada saat anamnesis dilakukan pasien tidak
menunjukkan adanya ciri-ciri gangguan kepribadian apapun.
Kemudian, mengenai kondisi medik umum, saat ini pasien tidak
mengeluhkan sedang mengalami gejala apapun, bahkan gejala demam yang
sering dirasakan seperti yang dikeluhkan diatas, tidak dirasakan sama sekali.
Selanjutnya masalah psikososial dan lingkungan, pada pasin ini, ada masalah
dengan “primary support group” atau keluarganya.
Masalah dengan keluarga disini, ternyata sangat rumit, karena berdasarkan
penuturan dari kepala keluarga, dan tetangga sekitar, dalam keluarga pasien
terdapat tiga orang yang mengalami gangguan jiwa, termasuk pasien yang kami
anamnesis ini. Selain pasien ini sendiri, ibu dan adik pasien juga mengalami
gangguan jiwa.
Dengan adanya ibu yang mengalami gangguan jiwa, ini sangat
berpengaruh pada kondisi kejiwaan dari pasien. Walaupun dari hasil anamnesis
keluarga, tidak diketahui kapan tepatnya ibu pasien mengalami gangguan jiwa,
akan tetapi, penuturan dari tetangga sekitar, bahwa ibu pasien ini sangat
berperan dalam timbulnya gangguan jiwa pada pasien kami ini.
Seperti yang diutarakan oleh tetangga sekitar dan bapak dari pasien, ibu
pasien ini, suka memberikan pengaruh-pengaruh negatif kepada pasien ini. Hal
ini ditunjukkan dengan, si ibu yang suka mencemooh pekerjaan anaknya, suka
memarah-marahi anaknya, bahkan beberapa kali, ibu pasien ini mengutarakan
akan mengakhiri hidupnya.
Hal-hal yang seperti ini, yang menjadi salah satu stressor terhadap pasien
kami ini. Terbukti, dimana adik pasien kami ini, juga mengalami gangguan jiwa,
akibat pengaruh dari perkataan-perkataan ibunya, maupun dari tingkah laku
ibunya. Bahkan, jika diamati lebih lanjut, kondisi kejiwaan dari ibu pasien ini yang
paling parah, daripada pasien kami maupun adik pasien. Karena, pada ketiga
orang pasien ini, semuanya mendapat terapi, dari rumah sakit. Akan tetapi, hasil
terapinya yang menunjukkan adanya perbaikan cuma pada pasien kami ini.
Sedangkan, pada ibu pasien, hasil pengobatan seperti tidak berefek apa-
apa, walau tidak dapat diketahi, faktor apa yang menyebabkannya. Sedangkan,
pada adik pasien, proses terapinya juga berjalan dengan baik, akan tetapi, adik
pasien ini, masih sering terpengaruh oleh perkataan-perkataan ibunya, sehingga
kondisi kejiwaannya tidak dapat sebagus pada pasien yang kami dapat ini.
Selain dari masalah keluarga, kemungkinan masih ada masalah lagi, yang
menyebabkan pasien kami ini mengalami gangguan kejiwaan, misalnya masalah
ekonomi. Akan tetapi, hal ini tidak dapat digali lebih dalam, karena ketika
ditanyakan pada bapak pasien, yang selaku kepala keluarga, hal ini sudah biasa,
Akan tetapi, pasien kami sebenarnya menyadari juga, bahwa adanya masalah
ekonomi. Karena penghasilan keluarga sehari-hari tidak mencukupi, sehingga si
pasien inipun berinisiatif untuk bekerja, demi membantu keluarganya.
Pada skala penilaian fungsi secara keseluruhan, didapatkan nilai 100-91,
nilai ini didapatkan pada kunjungan kami saat anamnesis ini, dimana pasien
sudah jauh lebih baik kondisi kejiwaannya. Dengan nilai 100-91, tidak didapati
gejala-gejala gangguan jiwa, selain itu kemampuan pasien dapat berfungsi
maksimal, hal ini ditunjukkan, dimana pasien masih dapat bekerja seperti biasa,
serta interaksi dengan orang lain pun masih terjalin. Selain itu, pada pasien ini,
semua masalah yang dialami masih dapat tertanggulangi, dalam artian tidak ada
masalah yang memberatkannya, untuk saat ini.
Untuk kasus pada pasien ini, dimana mengalami gangguan depresif
berulang dengan episode kini remisi serta adanya masalah keluarga pada
dirinya, dapat dilakukan beberapa terapi atau tindakan. Untuk gangguan depresi,
dapat diberikan anti depresan, seperti fluoxetine. Sedangkan, untuk masalah
keluarganya, dapat dilakukan beberapa terapi psikososial, seperti terapi
keluarga.
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan depresi berulang, kini dalam masa remisi. Merupakan suatu
keadaan depresi, yang timbulnya dapat berulang-ulang, akibat suatu
penyebab tertentu, akan tetapi saat ini sedang tidak mengalami episode
depresi. Untuk mendiagnosisnya, harus memenuhi kriteria gangguan
depresi, yaitu memenuhi 2 atau 3 dari 3 gejala utama, dan 2, 3, atau 4 gejala
penyerta, tergantung dari tingkat keparahannya, ringan, sedang, atau berat.
Selain itu, sekurang-kurangnya, telah terjadi dua episode, dimana
masing-masing selama minimal 2 minggu, dengan sela waktu beberapa
bulan, tanpa gangguan afektif yang bermakna. Ditambah dengan, saat ini
tidak mengalami episode depresi sama sekali, karena sedang remisi.
B. Saran
Dalam kasus, gangguan depresi berulang, kini dalam masa remisi,
pengobatan harus tetap dilakukan, dimana pengobatan dengan anti
depresan, bertujuan untuk mencegah timbulnya episode depresi. Akan
tetapi, penggunaan anti depresan perlu dipertimbangkan lagi, karena jika
dosis nya tidak tepat, dan penggunaannya salah, maka akan menyebabakan
gangguan jiwa yang lainnya.
Selain dengan terapi secara farmakokinetika, diharapkan terapi
psikososial, dapat memberikan tingkat kesembuhan yang lebih baik, karena
kasus ini pun tidak terlepas, dari peran keluarga, sebagai salah satu stressor
terjadinya gangguan jiwa pada pasien ini. Misalnya, dengan melakukan
terapi keluarga.
BAB V. DAFTAR PUSTAKA
Amir, N., 2010. Gangguan Bipolar. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Elvira, S.D.,
Hadisukanto, G. (Editor). Jakarta: FKUI.
Belmaker, R. H., 2004. Bipolar Disorder, N Engl J Med, 351: 476-486.
Dodick, D. W., 2006. Chronic Daily Headache, N Engl J Med, 354: 158-165.
Maramis, W.F., Maramis, A. A., 2009. Gangguan Mood. Dalam: Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa (Edisi 2). Surabaya: Airlangga University Press.
Maslim, R., 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ – III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
BAB VI. LAMPIRAN
LAPORAN KASUS PPK BLOK KESEHATAN JIWA
GANGGUAN DEPRESI BERULANG KINI MASA REMISI
disusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di Puskesmas Ngluwar
disusun oleh :
Nama : Qori’ah Alfa Merlina (08711127)
Ria Fatika (08711233)
Syarief Muhammad Hannifan (08711158)
Kelompok : 12
Nama Tutor : dr. Rosmelia, M.Kes, Sp. KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2010