Ptk Penugasan

download Ptk Penugasan

of 151

Transcript of Ptk Penugasan

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    1/151

    Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Keaktifan

    dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Segiempat

    Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Beringin NgaliyanSemarang tahun pelajaran 2008/2009

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    dalam Ilmu Pendidikan Matematika

    Oleh:

    Ifa Luthfia

    3105112

    FAKULTAS TARBIYAH

    INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2010

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    2/151

    DEPARTEMEN AGAMA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    FAKULTAS TARBIYAH

    Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387

    PENGESAHAN

    Skripsi Saudara : Ifa Luthfia

    Nomor Induk : 3105112

    Jurusan : Tadris Matematika

    Judul : Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan

    Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi

    Pokok Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah

    Beringin Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009.

    Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama

    Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal: 30 Juni

    2010 dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1

    (S. 1) tahun akademik 2009/2010.

    Semarang, 30 Juni 2010

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Siti Tarwiyah, M. Hum Saminanto,S.Pd,M.Sc

    NIP. 19721108 199903 2001 NIP. 19720604 200312 1002

    Penguji I Penguji II

    Hj. Minhayati Shaleh, S. Si, M. Sc Lift Anis Mashumah, M.Ag

    NIP. 150378228 NIP.19720928 199703 2001

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    3/151

    DEPARTEMEN AGAMA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Semarang, 16 Juni 2010

    Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

    Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

    An Sdr. Ifa Luthfia Dekan Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo

    di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya

    menyatakan bahwa skripsi saudara:

    Nama : Ifa Luthfia

    NIM : 3105112

    Jurusan : Tadris Matematika

    Judul Skripsi : Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan

    Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Pada MateriPokok Segiempat Semester II Kelas VII Mts Fatahillah

    Beringin Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran

    2008/2009

    Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi

    saudara tersebut dapat dimunaqosahkan.

    Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Pembimbing I Pembimbing II

    Hj. Minhayati Saleh, S.Si,M.Sc Drs. H. Jasuri, M.si

    NIP. 19760426 200604 2 001 NIP.196710141994031005

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    4/151

    MOTTO

    w#k=s3! $#$tRw)$ygyr

    Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

    kesanggupannya.1

    1Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Penerbit J-ART,

    2004), hal 50

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    5/151

    PERSEMBAHAN

    Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah swt,

    Tuhan sumber segala muara esensi.

    Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk:

    Abah Achmad Yasro,S.Pd dan Umi Maskanah tersayang, yang senantiasa mendidik

    ananda dengan penuh pengorbanan, doa dan restu Panjenengan adalah hidup

    ananda meniti langkah menuju ridloNya.

    Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro

    Suamiku yang selalu menghibur diriku ketika susah dan memberi semangat yang

    tiada kira dalampembuatan skripsi ini

    Putraku tercinta Achmad Rafa Fadhlurrohman, Jadilah cahaya mata dan hatiku di

    dunia hingga akhirat.

    Adik-adikku tercinta, Naelis Saadah, Ulfatun Nisa, Muhammad AdchamHabib

    ukirlah karya hidupmu melebihi aku .

    Kakak-kakakku dan keluargaku, Muhlisin, M.A.Muqit, Siti Khoiriyah (juga si kecil

    najwa) yang selalu memberikan bantuan juga semangat yang tiada kira.

    Teman- teman TM 05, yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam

    penyusunan skripsi ini.

    Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang, Kampus yang berbasis, Diniyah,

    Ukhuwah dan Ilmiah.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    6/151

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

    ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

    Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

    informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 17 Juni 2010

    Deklarator

    Ifa luthfiaNIM. 3105112

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    7/151

    ABSTRAK

    IFA LUTHFIA (NIM: 3105112). Penerapan Metode Penugasan Untuk

    Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar Matematika Pada Materi Pokok

    Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangTahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah TadrisMatematika IAIN Walisongo Semarang 2009.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah penerapan

    metode penugasan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik

    kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang pada materi pokok

    segiempat. (2) Apakah penerapan metode penugasan dapat meningkatkan

    keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs Fatahillah Bringin

    Ngaliyan Semarang pada materi pokok segiempat

    Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom actionresearch) pada peserta didik kelas VII B MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan

    Semarang. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VII B melalui prasiklus

    penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang

    studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan

    pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artimya peserta

    didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dankeaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan

    adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai KriteriaKetuntasan Minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta

    didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyekpenelitian ini adalah di MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang dengan

    populasi 198 peserta didik, yang terdiri dari kelas VII 74 peserta didik, kelas VIII

    70 peserta didik, kelas IX 54 peserta didik. Subyek yang akan diteliti adalah

    peserta didik pada kelas VII B yang berjumlah 36 peserta didik

    Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan

    menggunakan metode penugasan dengan materi yang belum diajarkan

    menciptakan suasana pembelajaran aktif serta hasil belajar maksimal. Penelitian

    ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II.

    Pada tahap prasiklus, keaktifan belajar peserta didik mempunyai persentase 48%

    dan rata-rata tes akhir 54,03. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakankeaktifan belajar peserta didik meningkat menjadi 55,6% dan rata-rata tes akhir68,89. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan

    pada siklus II keaktifan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapatdipersentasekan menjadi 76% dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 74,23.

    Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan metodepenugasan dengan sebelumnya.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada

    peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    8/151

    pembelajaran dengan metode penugasan. Hasil penelitian tersebut diharapkan

    dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang

    tua) untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

    matematika. Dorongan belajar atau motivasi atau semangat belajar juga bisa

    berasal dari faktor orang tua atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisipsikologi anak.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    9/151

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillhilladz nawwaran bi alilmi wa alaqli.Segenap puja dan

    puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri

    peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan

    proses akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

    Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita

    Nabi Agung Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses

    transformasi dari masa uncivilized yang gelap gulita ke arah alam yang sangat

    terang benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta

    semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

    Penelitian yang berjudul Penerapan Metode Penugasan Untuk

    Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar Matematika Pada Materi Pokok

    Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang

    Tahun Pelajaran 2008/2009 ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi

    persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini

    merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai

    akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban

    akademik (scholar duty) tetapi juga sebagai media untuk memberikan wacana

    dan solusi dalam dunia kependidikan.

    Cukup terkesan rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses

    akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah

    banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalamhal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan curiosity

    (rasa ingin tahu) penulis atas problematika hasil belajar peserta didik yang rendah

    dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang cukup

    menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai

    seorang manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya,

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    10/151

    penulis semakin sadar akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan

    yang ada dalam diri penulis, wam ttum min alilmi illa qallan.

    Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak

    mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena

    itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah

    yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi

    kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Peneliti ucapkan terima

    kasih yang tak terhingga kepada :

    1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang.

    2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

    Walisongo.

    3. H. Abdul Wahid, M.Ag, Ketua Jurusan Tadris.

    4. H. Mursyid, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tadris.

    5. Hj.Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc dan Yulia Romadiastri, S.Si., selaku

    Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan waktu,

    tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan

    bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

    6. Drs.H. Jasuri,M.Si., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang

    juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta

    dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    7. Drs. Marasuddin Siregar, selaku Wali Studi selama Penulis menuntut

    ilmu di IAIN Walisongo Semarang.

    8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan

    memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif,transformatif-inovatif dalam menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah

    selama berada di lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang.

    9. H. Lukmanul Amin AH.Lc.MSi, selaku kepala sekolah MTs. Fatahillah

    Bringin Ngaliyan Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti

    dalam menyelesaikan penelitian ini

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    11/151

    10. Slamet Santoso,S.Si, Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul

    Huda Mangkang yang telah memberikan informasi dan membantu

    penelitian ini.

    11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak

    terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.

    Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan

    balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian

    ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.

    Semarang, 16 Juni 2010

    Penulis

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    12/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    13/151

    D. Materi Pokok Segiempat.............................................................. 23

    E. Kajian Pustaka............................................................................. 28

    F. Hipotesis Tindakan...................................................................... 29

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 30

    A. Metode Penelitian.......................................................... ............ 30

    1. Model Penelitian.................................................................... 30

    2. Rancangan Penelitian............. 31

    3. Kolaborator................................................................ 35

    4. Subjek penelitian...................... . 35

    5. Waktu dan Tempat penelitian

    35

    B. Indikator Keberhasilan.................. 35

    C. Teknik Pengumpulan Data. 36

    D. Metode Analisis Data 37

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40

    A. Gambaran Umum Madrasah........................... .. 40

    1. Sejarah Berdirinya Madrasah............................................. 40

    2. Identitas Madrasah................................................................

    41

    3. Keadaan Guru Tata Usaha (TU) dan Peserta Didik..............

    42

    4. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar(KMB).....................

    42

    B. Hasil Penelitian tindakan............................................................ 43

    C. Pembahasan Penelitian...................... ................ 60BAB V : PENUTUP........................................................................................ 65

    A. Simpulan..................................................................................... 65

    B. Saran........................................................................................... 65

    C. Penutup....................................................................................... 66

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    14/151

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Daftar Nama subjek penelitian Siswa kelas VII B MTs Fatahillah

    Bringin Ngaliyan Semarang tahun pelajaran 2008/2009

    Lampiran 2 : Lembar observasi pengamatan peserta didik

    Lampiran 3 : Lembar observasi pengelolaan kelas pembelajaran

    Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra siklus

    Lampiran 5 : Lembar Pretes

    Lampiran 6 : Pembahasan Pretes

    Lampiran 7 : Daftar nilai pretes

    Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus ILampiran 9 : Lembar Kerja Siswa (LKS)siklus I

    Lampiran 10 : Pembagian Kelompok Siklus I

    Lampiran 11 : Tugas (PR) siklus I

    Lampiran 12 : pembahasan PR siklus I

    Lampiran 13 : Lembar Soal Tes Evaluasi Siklus I

    Lampiran 14 : pembahasan Soal Tes Evaluasi Siklus I

    Lampiran 15 : Pensekoran Soal Evaluasi Siklus I

    Lampiran 16 : Hasil Tes Evaluasi Siklus I

    Lampiran 17 : Nilai PR Siklus I

    Lampiran 18 : Hasil Observasi Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada

    Siklus I

    Lampiran 19 : Hasil Observasi Keaktifan untuk Peserta Didik pada Siklus I

    Lampiran 20 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

    Lampiran 21 : Lembar Kerja Siswa (LKS)siklus II

    Lampiran 22 : Pembagian kelompok Siklus II

    Lampiran 23 : Tugas (PR) siklus II

    Lampiran 24 : Pembahasan PR siklus II

    Lampiran 25 : Lembar Soal Tes Evaluasi Siklus II

    Lampiran 26 : Pembahasan Soal Tes Evaluasi Siklus II

    Lampiran 27 : Pensekoran Soal Evaluasi Siklus I

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    15/151

    Lampiran 28 : Hasil Tes Evaluasi Siklus I

    Lampiran 29 : Nilai PR Siklus I

    Lampiran 30 : Hasil Observasi Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada

    Siklus II

    Lampiran 31 : Hasil Observasi Keaktifan untuk Peserta Didik pada Siklus I

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    16/151

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung

    dalam interaksi antara guru dan peserta didik. Interaksi terjadi saat guru

    mengajar didalam kelas. Proses pengajaran yang optimal memungkinkan

    hasil belajar yang optimal pula. Semakin besar usaha untuk menciptakan

    kondisi dalam pembelajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari

    pengajaran itu.

    Salah satu yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah variabel

    guru.2sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam proses

    pengajaran. Oleh karenanya, seorang guru harus mampu memilih strategi

    yang paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, antara guru

    dan peserta didik. Suatu komunikasi dikatakan baik apabila terjadi respon

    dari dua arah. Saat proses belajar mengajar di dalam kelas baik guru maupun

    peserta didik telah mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Namun,

    umumnya peserta didik datang ke sekolah dalam keadaan tidak tahu materi

    yang akan dipelajari dengan kata lain peserta didik belum mempunyai

    persiapan materi yang cukup untuk dipelajari dalam proses belajar mengajar.

    Hal ini mengakibatkan proses komunikasi ini tidak bisa berlangsung efektif.

    Peserta didik cenderung pasif, lebih banyak mendengar penjelasan guru

    daripada mengemukakan kesulitan dan ketidak pahaman mereka terhadapmateri.

    Kepasifan peserta didik dalam kelas mungkin sekali terjadi

    disebabkan karena peserta didik tidak mempunyai persiapan materi yang

    cukup saat proses belajar mengajar. Padahal kesiapan merupakan suatu hal

    2Nana sudjana, dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar Baru algensindo,

    1995)hlm. 41

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    17/151

    yang harus dimiliki seseorang ketika melakukan sesuatu agar hasil yang

    diperoleh menjadi lebih optimal.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran

    matematika di MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang, yaitu bapak

    Slamet Santoso,S.si menyatakan bahwa daya tangkap peserta didik dalam

    menerima pelajaran, keberanian peserta didik dalam mengemukakan dan

    menjawab pertanyaan dirasa belum sesuai dengan kompetensi yang

    diharapkan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas, dan kegiatan peserta didik

    secara individu masih sangat bergantung pada guru.

    Nilai rata-rata peserta didik MTs Fatahillah Beringin kelas VII dalam

    menyelesaikan soal-soal segiempat dari tahun ke tahun masih dibawah nilai

    KKM, tahun pelajaran 2006/2007 dengan nilai 56, tahun pelajaran 2007/2008

    dengan nilai 55. Sedangkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang

    ditentukan oleh sekolah adalah 60. Melihat kondisi rendahnya hasil belajar

    siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian

    tugas pada peserta didik.

    Dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik para ahli

    pendidikan bekerja keras menemukan metode pembelajaran yang dianggap

    efektif. Seperti ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, inquiri, problem solving,

    dll. Namun metode apapun yang akan digunakan guru dalam mengajar

    alangkah baiknya bila peserta didik paham materi terlebih dulu sebelum

    berinteraksi dengan metode-metode tersebut.

    Senada dengan hal yang sedang dibahas bahwa, persiapan merupakan

    salah satu hal penting yang diperlukan dalam suatu kegiatan pembelajaran.

    Maka pengenalan materi sebelum materi diajarkan dapat dilakukan denganmetode pemberian tugas. Dengan pemberian tugas ini diharapkan baik peserta

    didik maupun guru terdorong untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan

    pembelajaran dimulai.

    Disamping itu, pemberian tugas sebelum materi diajarkan agar

    membuat hasil belajar peserta didik lebih mantap, karena disamping

    melaksanakan latihan-latihan selama mengerjakan tugas peserta didik juga

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    18/151

    akan mengalami proses pengulangan setelah materi itu dibahas didalam kelas

    bersama guru. Disamping itu dengan metode ini diharapkan dapat

    menimbulkan keaktifan dan motivasi peserta didik.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian dengan

    judul Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan

    Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Segiempat Semester II Kelas

    VII MTs Fatahillah Beringin Ngaliyan Semarang tahun pelajaran 2008/2009

    Adapun alasan yang mendasari pengambilan judul diatas adalah:

    1. Dari pengalaman peneliti ketika menjadi peserta didik, ternyata

    banyak peserta didik yang mau belajar hanya ketika diberi

    pekerjaan rumah. Sehingga pemberian tugas dirasakan sangatlah

    perlu dalam upaya pembelajaran peserta didik.

    2. Kesiapan adalah salah satu unsur penting dalam proses

    pembelajaran, oleh karenanya sangatlah diperlukan adanya

    persiapan materi baik guru maupun peserta didik. Sehingga dalam

    kegiatan pembelajaran peserta didik tidak seperti botol kosong,

    yakni semata-mata hanya menjadi lahan penuangan ilmu dari

    guru.

    3. Pemberian tugas merupakan bagian dari salah satu kurikulum

    yang diberikan pada peserta didik untuk mengukur tercapainya

    ketuntasan pembelajaran

    B. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul diatas

    dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulismemberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum

    dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang

    diadakan.

    1. Metode Penugasan

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    19/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    20/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    21/151

    2. Bagi guru

    a. Dapat memilih atau menentukan metodel pembelajaran yang tepat

    dalam mengajarkan materi.

    b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai metode

    pembelajaranpenugasan.

    3. Bagi Sekolah

    Dengan hasil penelitian ini MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan

    Semarang dapat meningkatkan pemberdayaan penugasan agar prestasi

    belajar peserta didik meningkat dan perlu diterapkan pada pelajaran lain.

    4. Bagi Peneliti

    a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran

    penugasan untuk materi pokok segitiga segiempat di jenjang

    SMP/MTs, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan

    dikembangkan kelak di lapangan.

    b. Sebagai metode acuan dalam pembelajaran ketika peneliti telah terjun

    didunia pendidikan sebagai guru.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    22/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    23/151

    diselesaikan.7 tugas yang diberikan guru kepada peserta didik bersifat

    edukatif yaitu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran.

    Metode pemberian tugas belajar adalah cara penyajian bahan pelajaran

    dengan menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu yang kemudian

    harus dipertanggung jawabkan.8

    Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan

    agar peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta

    didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas; sehingga

    pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih

    terintegrasi.9

    Tugas yang paling sering diberikan dalam pembelajaran matematika

    adalah PR yang diartikan sebagai latihan menyelesaikan soal-soal. Melalui

    pemberian PR kepada peserta didik diharapkan proses pencapaian tujuan

    pembelajaran berjalan dua arah, dirumah dan disekolah. PR bisa

    dipergunakan sebagai pengantar untuk masuk kedalam materi baru atau

    mengelaborasi atas sejumlah kemampuan anak atas materi belajar yang baru

    selesai diajarkan.10

    Dalam penelitian ini yang dimaksud penugasan adalah pemberian tugas

    pekerjaan rumah (PR)berupa soal-soal latihan, dimana materi itu belum

    diajarkan kepada peserta didik.

    Menurut Marzano, R.J dkk yang dikutip oleh Thomas yang tersaji dalam

    situs

    http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu

    dalam bukunya yang berjudul classsroom instruction that works menunjukkan

    bahwa setidaknya ada 4hal penting yang perlu diperhatikan ketika gurumemberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik, yaitu:

    7Ulih Bukit Karo-karo, dkk,Metodologi Pengajaran, (Salatiga:CV, Saudara, 1981) hlm. 38

    8Ibid, hlm. 399Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta:rineka cipta, 1991) hlm. 133

    10Thomas,PR apakah perlu?

    http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu[senin,30 maret

    2009/04:30]

    http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu
  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    24/151

    1. Banyaknya pekerjaan rumah sebaiknya berbeda untuk setiap levelnya.

    Banyaknya PR bagi peserta didik SD atau SMP tidak perlu sebanyak dan

    seberat dengan PR yag diberikan kepada peserta didik SMA.

    2. Keterlibatan orang tua diusahakan seminimal mungkin.

    3. Tujuan setiap PR harus jelas dan dapat diterjemahkan secara konkret.

    4. guru harus memberikan umpan balik (Feedback) atas setiap PR yang

    diberikan.11

    Menurut Hartono Kasmadi, terdapat dua bentuk latihan pekerjaan rumah,

    yaitu:12

    a) Latihan yang bersifat preporatori

    Disini tugas rumah ditujukan untuk mempersiapkan materi

    sebelum belajar dikelas dan guru menunjukkan bab atau bagian dari buku

    pelajaran yang harus dibaca dirumah, atau tugas-tugas lain.

    b) Latihan Lanjutan

    Tugas ini bermaksud untuk melengkapi bahan yang sudah

    diajarkan dan peserta didik menyusun tugas latihan untuk memperkaya

    pelajaran diluar kelas.

    B. Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa Learning may be

    defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as

    a result of experience or practice,13 belajar adalah perubahan tingkah

    laku yang relatif tetap sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.

    Winkel berpendapat, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis,yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

    menghasilkan perubahan-perubahan dalm pengetahuan-pemahaman,

    11Ibid12Hartono Kasnadi, Taktik Mengajar, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1989) hlm. 137

    13Clifford T. Morgan dan Richard A. King,Introduction to Psychology, (Tokyo: Grow

    Hill, 1971), hlm. 63.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    25/151

    keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan

    berbekas.14

    Menurut para ahli psikologi, belajar adalah suatu proses usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya.15

    Meskipun dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara

    menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik

    secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat kesamaan

    maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu

    menunjukkan kepada sesuatu proses perubahan perilaku atau pribadi

    seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.16

    Menurut syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-

    Tarbiyatul wa Thuruqut Tadrismendenifisikan belajar sebagai berikut:

    (Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) Si

    pelajar berdasarkan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru)

    Dalam perspektif Islam, belajar atau menuntut ilmu merupakan

    kewajiban bagi setiap orang Islam. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

    :

    14W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta:Gramedia, 1989) hlm. 3615

    Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995),hlm. 2

    16Abin Syamsuddin Makmun,Psikologi Kependidikan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),hlm. 157

    17Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid,At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: DarulMaarif, t.th), hlm. 169.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    26/151

    : ....)

    (

    Dari Hisyam bin Ammar, dari Hafsh bin Sulaiman, dari Katsir bin

    Syindhir, dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik r.a. berkata :

    Rasulullah SAW bersabda: Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban)

    bagi tiap-tiap muslim... (HR. Imam Ibnu Majah)

    Pandangan islam tentang proses memperoleh ilmu pengetahuan

    menempatkan aktivitas pendidikan dan pengajaran pada derajat ibadah

    dan kesucian.

    ,, ,

    ): (

    )(19

    Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW

    bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka

    Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)

    2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

    dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

    faktor ekstern.20

    Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

    yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada

    diluar individu.faktor yang datang dari diri peserta didik terutama

    kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar

    sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti

    dikemukakan oleh clark bahwa hasil belajar peserta didik disekolah 70%

    18Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Mesir : Darul Fikr, t.t.), hlm. 81.

    19 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul KutubAl Ilmiah, 676 Hijriyah). Hlm. 370.

    20OP.Cit, Slameto, hlm. 54

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    27/151

    dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh

    lingkungan.21

    a. Faktor Intern

    1) Faktor jasmaniah

    a) Faktor kesehatan

    Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

    bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah

    keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

    belajarnya.

    b) Cacat tubuh

    Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

    baaik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu

    dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah

    kaki, dan patah tangan, lumpuh, dll. Keadaan cacat tubuh juga

    mempengaruhi belajar. Peserta didik yang cacat belajarnya

    juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada

    lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar

    dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu.

    2) Faktor Psikologis

    Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar ada 7 faktor, yaitu:

    a) Inteligensi

    Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

    Dalam situasi yang sama, peserta didik yang mempunyai

    tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih behasil daripada

    yang mempunyai inteligensi yang rendah.b) Perhatian

    Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

    dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu

    obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat

    21Nana Sudjana, dasar-dasar proses belajar mengajar, (bandung : sinar baru algensindo,

    1995)hlm. 39

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    28/151

    menjamin hasil belajar yang baik, maka peserta didik harus

    mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

    bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik, maka

    timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

    c) Minat

    Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai

    berikut:interest is persisting tendency to pay attention to and

    enjoy some activity or content.Minat adalah kecenderungan

    yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

    kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

    menerus yang disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan

    perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam

    waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan

    senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan

    senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

    d) Bakat

    Bakat atau aptitudemenurut hilgard adalah: The capacity

    to learn. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan

    untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi

    kecakapan yang nyata sesudah belajar/berlatih. Jika bahan

    pelajaran yang dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya,

    maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan

    pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

    e) Motif

    Motif erat sekali hubugannya dengan tujuan yang akandicapai. Didalam menentukan tujuan itu perlu berbuat,

    sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu

    sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya.

    f) Kematangan

    Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

    seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    29/151

    melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap(matang)

    belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.

    Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

    Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung

    dari kematangan dan belajar.

    g) Kesiapan

    Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

    bereaksi. Kesediaan timbul dari dalam diri seseorang dan juga

    berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

    kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

    diperhatikan dalam proses belajar, karena jika peserta didik

    belajar dan padanya sudah ada persiapan, maka hasil

    belajarnya akan lebih baik.

    3) Faktor kelelahan

    Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

    jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya

    tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

    Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa

    pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar

    pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat

    dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

    dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

    b. Faktor Ekstern

    Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan

    menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktormasyarakat.

    1) Faktor keluarga

    a) Cara orangtua mendidik

    Cara orangtua mendidik anaknya besar pengaruhnya

    terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga

    pendidikan yang pertama dan utama.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    30/151

    b) Relasi antaranggota keluarga

    Relasi antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan

    cara orangtua mendidik. Relasi antaranggota keluarga yang

    tidak baik akan menebabkan perkembangan anak terhambat,

    belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah-

    masalah psikologis yang lain.

    c) Suasana rumah

    Suasana ruamh dimaksudkan sebagai situasi/kejadian-

    kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak

    berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor

    yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.

    Suasana rumah yang gaduh/ ramai dan semrawut tidak akan

    memberi ketenangan kepada anak yang belajar.

    d) Keadaan ekonomi keluarga

    Keadaan ekonomi keluarga juga erat hubungannya dengan

    belajar anak. Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga

    membutuhkan fasilitas belajar. Terlebih lagi jika keadaan

    keluarga menjadikan anak harus ikut bekerja membantu

    perekonomian keluarga, hal itu juga akan mengganggu belajar

    anak.

    e) Pengertian orangtua.

    Anak belajar perlu dorongan dan pegertian orangtua. Anak

    terkadang mengalami lemah semangat, disinilah perlunya

    dorongan dan pengertian orangtua, membantu sedapat

    mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.2) Faktor sekolah

    Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup:

    metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

    siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

    standar pelajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah.

    3) Faktor Masyarakat

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    31/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    32/151

    Agar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka

    diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan

    keaktifan mereka. Sehubungan dengan pentingnya upaya guru dalam

    membangkitkan keaktifan peserta didik dalam belajar, R. Ibrahim dan

    Nana Syaodih mengemukakan bahwa: Mengajar merupakan upaya yang

    dilakukan oleh guru agar peserta didik belajar. Dalam pengajaran peserta

    didiklah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar

    peserta didik berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka

    hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut peserta didik

    banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti peserta didik

    dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta

    didik hendaknya menarik minat peserta didik, dibutuhkan dalam

    perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya25.

    Menurut Dimyati Dalam setiap proses belajar, peserta didik selalu

    menampakan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai

    dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang

    susah kita amati. Kegiatan fisik biasanya berupa membaca, mendengar,

    menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh

    kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang

    dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan

    suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan

    kegiatan psikis yang lain26.

    Dalam proses pembelajaran, peserta didik mengaktifkan berbagai

    macam inderanya untuk dapat menyerap dan mencapai hasil belajar yang

    maksimal. Keaktifan belajar peserta didik ini akan mempengaruhi hasilbelajar yang ia peroleh. Semakin tinggi tingkat keaktifan diharapkan

    semakin besar hasil yang diperoleh. Sebenarnya terdapat berbagai macam

    aktivitas peserta didik yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran

    25Ibid26

    Dimyati.Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal 45

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    33/151

    berlangsung, tetapi dapat dikelompokkan mengingat banyak aktivitas

    yang sejenis.

    Di lain pihak, Sudjana mengatakan bahwa keaktifan peserta didik

    dapat dilihat dalam hal turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

    terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada peserta didik lain

    atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

    Selain itu, keaktifan peserta didik ditandai pula dengan berusaha mencari

    berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah,

    melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai

    kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang sejenis, kesempatan

    menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam

    menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi27

    .

    4. Definisi Hasil Belajar

    Menurut WS. Winkel, mendefinisikan hasil belajar sebagai

    perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melalui kegiatan belajar.28

    Sedangkan menurut sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-

    kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

    belajarnya.29

    Kemampuan-kemampuan peserta didik dalam pencapaian

    hasil belajar peserta didik dalam proses belajar oleh Benyamin Bloom

    mengklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 ranah sebagai berikut.

    a. Ranah kognitif, berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang

    terdiri dari 6 aspek yaitu ingatan, aplikasi, analisis, sintesis dan

    evaluasi.

    b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu

    penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi daninternalisasi.

    c. Ranah psikomotorik, berkenaan denganskilsl(keterampilan).30

    27Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007), hal. 175-17628

    WS. Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 48.29Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999), cet. 6, hlm. 22.

    30Catharina Tri Anni, dkk,Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 7-10.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    34/151

    Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

    belajar adalah nilai yang dicapai seseorang dengan kemampuan

    maksimal. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan

    sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sejauh

    mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil/tidak.

    Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa

    kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah dan aktifitas belajar

    peserta didik pada sub pokok bahasan keliling dan luas bangun datar

    segiempat di kelas VIIB MTs Fatahillah.

    C. Metode Penugasan Dalam Pembelajaran Matematika

    1. Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan

    terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik

    yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan

    peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.31

    Sedangkan matematika secara etimologi, istilah mathematics

    (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematicio

    (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda),

    berasal dari bahasa Latin mathematica, yang mulanya diambil dari bahasa

    Yunani mathematike, yang berarti relating to learning. Mathema yang

    berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike

    sangat berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu

    mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).32

    Jadi pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan gurumata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada

    peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan

    iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan

    31 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Smp, bahanajar, pelatihan (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2004), hlm. 1, t.d.

    32Mutadi,Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga

    Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 14.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    35/151

    kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar

    terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara

    peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari

    matematika.

    Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

    mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang

    diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran

    dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan

    trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan

    kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika

    yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram,

    grafik atau tabel.33

    Tujuan pembelajaran matematika adalah:34

    1) Melatih cara berpikir dan bernalar secara matematis.

    2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi

    dan penemuan.

    3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

    4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

    mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain.

    Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

    peserta didik dari SD hingga perguruan tinggi. Ada beberapa alasan

    tentang perlunya peserta didik belajar matematika. Cornelius

    mengemukakan 5 alasan perlunya belajar matematika.35

    a. Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas.

    b. Matematika merupakan sarana pemecahan masalah kehidupansehari-hari.

    33 Arini Math, Definisi Matematika, http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-

    matematika, html (diakses tanggal 14 Desember 2009).34

    Ibid.35 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka

    Cipta, 1999), hlm. 253.

    http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-
  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    36/151

    c. Matematika merupakan sarana mengenal pola-pola hubungan

    generalisasi pengalaman.

    d. Matematika merupakan sarana untuk mengembangkan

    kreativitas.

    e. Matematika merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran

    terhadap perkembangan budaya.

    Untuk mempelajari matematika hendaklah berprinsip pada hal-hal

    berikut:

    a. Mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan

    merupakan suatu kebutuhan dan bukan suatu beban sehingga

    Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau setiap

    topik matematika berdasarkan subtopik tertentu.

    b. Seorang peserta didik dapat memahami suatu topik matematika

    jika telah memahami subtopik pendukung atau pra Syaratnya.

    c. Perbedaan kemampuan antar peserta didik dalam mempelajari

    atau memahami suatu topik matematika ditentukan oleh

    perbedaan penguasaan subtopik pra syaratnya.

    d. Penguasaan topik baru oleh peserta didik tergantung pada topik

    sebelumnya.

    e. Dilaksanakan dengan ikhlas dalam mengerjakan tugas yang

    berupa latihan soal-soal.

    2. Penugasan dan Relevansinya dengan Pembelajaran Matematika

    Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memiliki

    makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah

    laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh sedangkan mengajaradalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta

    mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk memperoleh

    pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa

    perubahan tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana bahwa

    mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur,

    mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    37/151

    menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan bimbingan atau

    bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar mengajar.36

    Nasution mengemukakan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah

    suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasikan lingkungannya

    sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi

    proses belajar.37

    Metode penugasan biasa disebut metode pemberian tugas atau metode

    tugas. Metode ini merupakan salah satu metode yang ingin menerapkan

    learning by doing dari John Dewey. Tugas tersebut diberikan kepada

    individu maupun kelompok. Mereka akan melaksanakannya di dalam

    maupun di luar kelas dan di luar jam pelajaran. Adapun tugas yang bisa

    diberikan oleh guru itu banyak macamnya antara lain PR untuk Bidang

    Studi Matematika.

    Efektivitas metode ini sudah pernah dibuktikan di Singapura pada

    tahun 1993 sehingga membuat negara tersebut menjadi nomor satu di

    dunia untuk bidang matematika dan IPA (Science). Di Singapura pada

    tahun 1993, untuk bidang matematika dan sains, keberhasilan siswanya

    adalah nomor satu di dunia. AS termasuk nomor 27 dan 17 untuk bidang

    studi yang sama. Alasannya sangat sederhana, para siswa di sana sangat

    rajin mengerjakan PR di bawah bimbingan gurunya. Guru memiliki

    dedikasi yang tinggi untuk membuat soal dan memeriksa PR anak

    didiknya. Setiap minggu guru-guru menghabiskan waktu 10 jam untuk

    membuat soal PR, setiap siswa disana menghabiskan waktu 4,6jam

    perhari untuk mengerjakan PR, sementara para siswa di dunia berkisar 2-

    3 jam

    38

    36Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta; Rineka Cipta, 2002), hlm.45.

    37Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2005), hlm. 182.

    38http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.html [30 des

    2008]

    http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.htmlhttp://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.html
  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    38/151

    Dalam penelitian ini PR ini diberikan kepada peserta didik pada akhir

    pelajaran, dimana materi PR merupakan materi yang akan dipelajari

    peserta didik pada pertemuan pembelajaran berikutnya. PR ini berupa

    soal-soal latihan, yang akan dikerjakan peserta didik diluar jam pelajaran

    khususnya dirumah.

    Tugas atau PR tersebut ditujukan untuk membekali dan

    mempersiapkan peserta didik dalam pembelajaran selanjutnya agar

    pemahaman peserta didik pada materi yang diberikan akan lebih

    mendalam. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri

    anak akan lebih mendalam dan mudah diingat. Dengan adanya PR ini,

    pengalaman peserta didik atas suatu masalah akan dapat dibina lebih kuat

    dengan bimbingan dari guru dan belajar kelompok bersama teman.

    Disamping itu, adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi

    soal/perintah yang tak terpecahkan saat pembelajaran berlangsung, akan

    menambah pemahaman peserta didik pada materi yang dipelajari.

    Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan

    suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan dengan

    adanya penambahan waktu belajar peserta didik dirumah. Disamping itu,

    dengan adanya PR peserta didik didorong untuk mencari sendiri

    bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka

    pelajari.

    adapun langkah-langkah pembelajaran melalui pemberian tugas PR

    adalah :

    1. Guru memberikan salam kepada semua peserta didik

    2. Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

    4. PR dikumpulkan

    5. peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok kecil

    6. Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik.

    7. Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja

    8. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    39/151

    p

    l

    Gambar 2.1

    Gambar 2.2

    9. Pembahasan PR sekaligus pendalaman materi

    10. peserta didik diminta merangkum kembali materi yang telah

    dipelajari hari itu.

    11. Guru memberikan PR tentang soal-soal materi selanjutnya.

    D. Materi pokok segi empat

    Segiempat merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas VII

    semester genap dengan

    Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta

    menentukan ukurannya.

    Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan

    segiempat serta menggunakannya dalam

    pemecahan masalah

    Segiempat adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi.

    Segiempat yang diteliti adalah persegi panjang, jajargenjang, dan belah

    ketupat.

    a. Persegi panjang

    Sifat-sifat persegi panjang:

    1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

    ( // )

    2) Kedua diagonal sama panjang dan saling

    berpotongan dan membagi dua diagonal sama

    panjang

    3) Keempat sudutnya siku-siku.

    Keliling dan Luas persegi panjang

    K = 2(p+l) keterangan:K = Keliling

    L = p x l L = LuasP = Panjang

    L = Lebar

    b. Jajargenjang

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    40/151

    A

    D C

    B

    q

    p

    a

    A

    C

    B

    D

    O

    Gambar 2.3

    Gambar 2.4

    Jajargenjang adalah suatu segiempat dengan sisi-sisi yang

    berhadapan sama panjang dan sejajar.39

    Sifat-sifat jajargenjang:

    1) Sisi-sisi yang berhadapan sama

    panjang dan sejajar.AB // CD, BC // AD

    2) Sudut-sudut yang berhadapansama besar

    A =C, danB =D

    3) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan adalah 1800

    A+B = 1800 C+D =1800

    B+C =1800 D+A =1800

    4) Kedua diagonal saling berpotongan membagi diagonal menjadi

    dua sama panjangAO = CO, dan BO = D

    Keliling Jajargenjang

    Keliling jajargenjang adalah jumlah panjang sisinya.

    Lihat gambar jajargenjang diatas, panjang CD =pdan AD = q,sehingga

    Keliling ABCD = AB+ BC+ CD +DA

    = p + q + p + q

    = 2 ( p + q )

    Simpulan:

    Untuk setiap jajargenjang ABCD jika keliling K, maka K = 2 x (p + q)

    Luas jajargenjang

    39Cucun cunayah,dkk,pelajaran matematika untuk SMP/MTs kelas VII, (Bandung: Yrama

    Widya,2007)hlm,349

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    41/151

    t

    a

    t t

    Gambar 1

    Gambar 2

    Gambar 2.5

    Gambar 2.6

    1. Perhatikan Gambar (1)

    a. Bangun datar diatas adalah jajargenjangb. Alasnya= 5 satuan

    c. tingginya = 3 satuan

    2. Gambar (1) diubah dengan sedemikian rupa menjadi bangun (2)

    3. Perhatikan Gambar (2)a. Bangun datar yang terbentuk adalah persegi panjang

    b. Panjangnya 5 satuanc. Lebarnya 3 satuan

    4. Bangun datar pada gambar (1) dan gambar (2) adalah samaJadi : Luas gambar (1) = Luas gambar (2)

    = Luas daerah persegi panjang

    = p x l

    = 5 x 3

    = 15 satuan

    Simpulan : Jika sebuah Jajar Genjang dengan alas(a), tinggi (t), dan luas

    daerah (L), maka, L = a x t

    c. BelahketupatBelahketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan

    bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

    Sifat-sifat belah ketupat:1) Semua sisi sama panjang2) Kedua diagonal merupakan

    sumbu simetri3) Sudut-sudut yang berhadapan

    sama besar dan dibagi dua sama

    besar oleh diagonal-diagonalnya.

    a. Keliling Belah ketupat

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    42/151

    A

    B

    C

    D

    A

    B

    C

    D

    O

    Gambar 2.7

    Gambar 2.6

    Keliling belahketupat adalah jumlah panjang keempat sisinya

    Keliling belahketupat ABCD = AB + BC +CD + DA

    b. Luas Belah ketupat

    Belahketupat ABCD disamping

    dibentuk oleh dua buah segitigasama kaki yang kongruen, maka luas

    daerah belahketupat adalah:L = luas ABC + luas ADC

    = 2

    1. AC. BO + 2

    1. AC . DO

    =2

    1. AC ( BO + DO)

    =2

    1. AC . BD

    Misalkan AC disebut diagonal ke1 dan dinotasikan d1, sedangkan

    BD disebut diagonal ke-2 dan dinotasikan d2. Jadi rumus luas daerah

    belahketupat adalah :

    L =

    2

    1. d1. d2

    Dengan ringkasan materi diatas maka peserta didik harus mampu

    menentukan langkah-langkah yang tepat dan sistematis dalam setiap

    penyelesaian masalah sub pokok bahasan segiempat. Materi segiempat ini

    membutuhkan pemahaman konsep yang matang, sehingga diharapkan

    dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, terlebih lagi pemahaman

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    43/151

    konsep ini sangat dibutuhkan saat peserta didik menemukan soal berupa

    soal cerita.

    Berdasarkan keterangan diatas maka peneliti menggunakan Metode

    penugasan karena metode ini mengedepankan pemahaman konsep yang

    dituangkan dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR), dengan adanya PR ini

    peserta didik dapat belajar sendiri, sehingga mereka akan menemukan

    konsep yang dianggap sulit. kemudian saat proses belajar mengajar

    berlangsung, peserta didik hanya memantapkan konsep materi. Karena

    metode pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar

    siswa secara individual.

    Kesiapan awal yang ditemukan oleh peserta didik akan besar

    pegaruhnya bagi pendalaman pada materi selanjutnya. Sehingga metode

    pemberian tugas sebelum materi diajarkan ini akan sangat membantu

    dalam kesiapan awal dan pemahaman konsep materi bagi peserta didik.

    E. Kajian Pustaka

    Dalam Tesis yang ditulis oleh mahasiswa pascasarjana UNNES,

    Parmin yang berjudul Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Bologi

    dengan Metode Pemberian Tugas Berwawasan SETS pada siswa kelas X

    Madrasah Aliyah Matholiul Huda Pati, penelitian ini mengkaji

    pemberian tugas berwawasan lingkungan atau SETS ( Science

    Environment Technology and society) pada mata pelajaran Biologi untuk

    meningkatkan aktifitas dan hasil belajar.Disamping itu juga terdapat Tesis penelitian oleh mahasiswa

    pascasarjana Universitas Negeri Malang (UNM), Erman Syarif yang

    berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Geografi

    Fmipa Unm Melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Analisis

    Data Kependudukan penelitian ini mengkaji tentang analisis data

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    44/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    45/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    46/151

    yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam materi pokok

    segiempat. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamatan

    terhadap tindakan guru dalam pembelajaran.

    d. Refleksi

    Datadata yang diperoleh melalui observasi dianalisis dan

    didiskusikan dengan guru mitra sebagai kolaborator. Dalam penelitian

    ini hasil pengamaatn kemudian didiskusikan dengan kolaborator yaitu

    guru pelajaran matematika dan dicari solusi dari permasalahan

    pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan hasil observasi

    guru dapat merefleksi diri tentang penerapan metode penugasan dalam

    materi pokok segiempat untuk meningkatkan hasil peserta didik dalam

    pembelajaran matematika. Dengan melihat dan mengamati apakah

    tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

    belajar peserta didik dalam materi pokok segiempat.

    2. Rancangan Penelitian

    Tahapan langkah penelitian ini disusun dalam siklus. Penelitian ini

    dirancang dalam 3 siklus, yang terdiri dari pra siklus, siklus 1, dan siklus

    2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai

    berikut:

    a. Pra siklus

    Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran

    matematika dengan materi persegi panjang didalam kelas. Pada

    pelaksanaan pra siklus ini guru belum memberikan tugas atau pekerjaan

    rumah(PR) pada akhir pertemuannya.Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini juga akan diukur

    dengan indikator penelitian yaitu keaktifan dan hasil belajar peserta didik

    (rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal). Hal ini dilakukan sebagai

    dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan

    penerapan metode penugasan pada siklus 1 dan siklus 2.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    47/151

    b. Siklus 1

    1. Perencanaan

    a) Peneliti dan guru merencanakan materi jajar jenjang dengan

    menerapkan metode penugasan

    b) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    pada materi yang telah direncanakan

    c) Peneliti menyiapkan PR sebagai tugas peserta didik pada

    pertemuan selanjutnya.

    d) Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan

    diskusi peserta didik.

    e) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar

    pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan

    guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.

    f) Peneliti menyiapkan evaluasi sebagai tes akhir siklus.

    2. Tindakan

    a) Guru memberikan salam kepada semua peserta didik

    b) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik

    c) Guru memberikan appersepsi dan motivasi kepada peserta

    didik

    d) PR dikumpulkan

    e) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil

    f) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

    g) Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja

    h) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi

    i) Pembahasan PR sekaligus pendalaman materij) Siswa diminta merangkum kembali materi yang telah

    dipelajari hari itu.

    k) Pemberian soal evaluasi pada siswa.

    l) Mengumpulkan hasil evaluasi.

    m) Guru memberikan PR tentang soal-soal materi selanjutnya,

    yaitu belah ketupat.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    48/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    49/151

    f) Peneliti menyiapkan evaluasi sebagai tes akhir siklus.

    2. Tindakan

    a) Guru memberikan salam kepada semua peserta didik

    b) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik

    c) Guru memberikan appersepsi dan motivasi kepada peserta

    didik

    d) PR dikumpulkan

    e) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil

    f) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

    g) Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja

    h) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi

    i) Pembahasan PR sekaligus pendalaman materi

    j) Siswa diminta merangkum kembali materi yang telah

    dipelajari hari itu.

    k) Pemberian soal evaluasi pada siswa.

    l) Mengumpulkan hasil evaluasi.

    3. Pengamatan

    a) Pengamatan terhadap peserta didik

    Penelitian mengamati aktivitas belajar baik peserta didik

    dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik dalam

    proses pembelajaran

    b) Pengamatan terhadap guru

    Peneliti mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan

    pembelajaran dengan metode penugasan.

    4. RefleksiRefleksi merupakan analisis dan evaluasi yang berkaitan

    dengan pelaksanan kegiatan pembelajaran metode penugasan pada

    tahap siklus 1 yang dilakukan peneliti bersama kolaborator.

    a) Menganalisis hasil pengamatan siklus 2 untuk membuat

    simpulan terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus 2.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    50/151

    b) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus 2 untuk

    mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus 2 ini melalui

    metode penugasan diharapkan keaktifan dan hasil belajar

    matematika siswa kelas VII MTs Fatahillah Ngaliyan

    Semarang lebih meningkat dari siklus 1.

    3. Kolaborator

    Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang

    membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sednag

    digarap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini

    adalah guru matematika kelas VII-B di MTs. Fatahillah yaitu bapak

    Slamet santoso, S.Si.

    4. Subjek Penelitian

    Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik

    kelas VII-B di MTs Fatahillah Ngaliyan Semarang, sejumlah 36 siswa,

    yang terdiri dari 19 peserta didik laki-laki, dan 17 peserta didik

    perempuan.

    5. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei

    sampai 4 Juni 2009 di kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin Ngaliyan

    Semarang.

    B. Indikator Keberhasilan

    1. Tercapainya tujuan ke 1, yaitu ada peningkatan keaktifan belajar pada

    peserta didik kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin dalam menyelesaikan

    soal pada materi segiempat, dengan rata-rata aktifitas adalah 75%.Dengan jenis aspek sebagai berikut:

    a) Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas

    (PR)

    b) Ketuntasan peserta didik dalam menyelesaikan tugas PR

    c) Keaktifan peserta didik dalam mendiskusikan lembar kerja

    siswa(LKS).

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    51/151

    d) Kecekatan peserta didik dalam membentuk kelompok.

    e) Keseriusan peserta didik dalam berdiskusi.

    f) Keaktifan dalam bertanya.

    g) Keterampilan saat menjawab pertanyaan.

    h) Keberanian peserta didik dalam menuliskan jawaban soal di papan

    tulis.

    i) Kecakapan dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan

    kelas.

    j) Kemampuan peserta didik dalam menarik kesimpulan tentang solusi

    masalah yang dihadapi.

    2. Tercapainya tujuan ke 2, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta didik

    kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin dalam menyelesaikan soal pada

    materi segiempat, yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 60 dengan

    ketuntasan belajar 85%.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang

    mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

    beberapa metode yaitu:

    1) Metode observasi

    Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

    mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

    melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.41

    Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik

    dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah prosespembelajaran berlangsung efektif.

    41 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 149.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    52/151

    2) Metode dokumentasi

    Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan

    atau peristiwa pada waktu yang telah lalu. Metode ini digunakan untuk

    mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.

    3) Metode wawancara

    Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang

    permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian

    tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

    dalam pembelajarn matematika, aktivitas dan hasil belajar peserta didik

    sebelum pemberian tindakan.

    4) Metode Tes

    Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa baik

    kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama

    dikenai tindakan, dan kemampuan siswa pada akhir tindakan.42 Metode

    ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam belajar

    dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada setiap pembelajaran

    dan akhir siklus.

    D. Metode Analisis Data

    Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk

    menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan

    untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui strategi

    penugasan.

    1. Data keaktifan peserta didik

    Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalammengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:

    Persentase(%) = %100xN

    n

    Keterangan:

    n = skor yang diperoleh tiap peserta didik

    42Op.cit, hlm. 9-23.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    53/151

    N = jumlah seluruh skor

    2. Data mengenai hasil belajar

    Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif

    peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan

    menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.

    a. Menghitung rata-rata

    Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:43

    N

    xx =

    Keterangan:

    = rata-rata nilai

    x = jumlah seluruh nilai

    N = jumlah peserta didik

    b. Menghitung ketuntasan belajar

    1) Ketuntasan belajar individu

    Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat

    ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis

    deskriptif persentase dengan perhitungan:

    Ketuntasan belajar individu:

    %100xmaksimumnilai

    diperolehyangnilai

    Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu

    apabila nilai mereka mencapai minimal 6,0.

    2) Ketuntasan belajar klasikal

    Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan

    ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif

    persentase dengan perhitungan.

    Ketuntasan belajar klasikal:

    43Sudjana,Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 67.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    54/151

    %100xdidikpesertaseluruh

    belajartuntasyangdidikpeserta

    Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu

    menyelesaikan atau mencapai minimum 6,0 sekurang-kurangnya 85% dari

    jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    55/151

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Madrasah

    1. Sejarah Berdirinya Madrasah

    Keberadaan MTs Fatahillah dilatarbelakangi atas keprihatinan

    akan nasib dan masa depan anak-anak usia sekolah di lokasi MTs,

    khususnya yang berhubungan dengan pendidikan formal. Kurangnya

    perhatian orang tua terhadap dunia pendidikan menjadikan banyak anak

    yang putus sekolah. Sehingga setelah menyelesaikan pendidikan di MI

    atau SD, sebagian besar dari mereka tidak melanjutkan ke jenjangselanjutnya (SMP/MTs). Ironisnya untuk anak-anak putri ada yang harus

    menikah di usia dini yang merupakan kebiasaan pada saat itu. Walaupun

    ada sebagian yang melanjutkan ke pendidikan formal atau ke pesantren.

    Melihat kondisi tersebut para pendiri MTs yang dipelopori oleh 5

    tokoh masyarakat, yaitu Bapak Nashori S.Pd.I, Bapak Nur Cholis, S.Pd.I,

    Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, Bapak Sualim,

    bermusyawarah untuk mendirikan sebuah MTs. Niat baik ini mendapat

    dukungan dari tokoh masyarakat, ulama dan orang tua peserta didik.

    Kemudian maksud mulia ini ditindaklanjuti dengan permohonan SK

    sebagai tanda legalitas ke departemen agama kota Semarang, dan pada

    tahun 1984 resmi berdiri MTs Fatahillah dibawah naungan yayasan

    Miftahul Huda.

    Ketika pertama kali berdiri, MTs Fatahillah hanya memiliki 16

    peserta didik, dengan gurunya adalah lima tokoh tadi, dan pada tahun

    1986/1987 meluluskan 12 peserta didik, karena 4 peserta didik lainnya

    keluar sekolah. Pada saat itu lokasi MTs Fatahillah masih menjadi satu

    atau menumpang dengan MI Miftahul Akhlaqiyah, sehingga peserta didik

    MTs Fatahillah masuk siang. Selanjutnya untuk tenaga pengajar dibantu

    oleh Bapak Ali Kasmiran, Bapak Suhari , Bapak Budi Hardjo, Bapak Ali

    Sofwan, Bapak Purwadi.

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    56/151

    Kepala madrasah pertama kali adalah Bapak Nur Cholis S.Pd.I.

    Beliau memegang jabatan sejak tahun 1984 sampai tahun 1990. pada

    tahun 1990 MTs Fatahillah telah memiliki lokal dan gedung sendiri.

    Selanjutnya kegiatan belajar mengajar dilakukan mulai pagi hari, adapun

    kepala sekolah MTs Fatahillah yang kedua adalah Bapak Achmad

    Chalimin yang menjabat mulai tahun 1990 sampai tahun 1994/1995.

    karena kesadaran masyarakat akan kebutuhan pendidikan formal

    meningkat, akhirnya jumlah peserta didik MTs Fatahillah juga

    meningkat. Selanjutnya untuk menampung peserta didik, sebagian lokal

    menumpang MI Miftakhul Akhlaqiyah. Kepala sekolah MTs Fatahillah

    yang ketiga adalah Bapak KH Thohir Abdullah al Hafidz, yang menjabat

    mulai tahun 1995 sampai tahun1998, selanjutnya tahun 1999 sampai

    tahun 2002 Ibu Qurrutul Aini al Hafidzoh yang juga berprofesi sebagai

    dosen fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang menjadi kepala

    sekolah MTs Fatahillah yang keempat. Pada tahun 2002/2003 jabatan

    kepala sekolah MTs Fatahillah vakum, dan yang ditunjuk menjadi pejabat

    sementara kepala MTs Fatahillah adalah Bapak Zainul Muttaqim S.Ag

    karena prestasinya baik dan grafik perkembangan MTs Fatahillah terus

    positif. Pada tahun 2004 ada penambahan gedung baru untuk kelas VII,

    IX A dan IX B. selanjutnya pada bulan Agustus 2008 jabatan kepala

    sekolah MTs Fatahillah dipegang oleh Bapak Nashori S.Pd.I. Namun

    mulai bulan Agustus 2009 ini yang menjadi kepala sekolah MTs

    Fatahillah adalah bapak H Lukmanul Amin AH.Lc.MSi sampai sekarang.

    2. Identitas Madrasah

    Nama Madrasah : MTs FatahillahAlamat Madrasah : Jl. Falatehan no. 9 Beringin

    Kecamatan : Ngaliyan

    Kota : Semarang

    Tahun Berdiri : 1984

    Status Yayasan : Milik Miftakhul Huda

    Luas Lokasi : 500 m2

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    57/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    58/151

    d. Jam 4 : Pukul 09.00 09.40 WIB

    e. Istirahat 1 : Pukul 09.40 10.00 WIB

    f. Jam 5 : Pukul 10.00 10.40 WIB

    g. Jam 6 : Pukul 10.40 11.20 WIB

    h. Jam 7 : Pukul 11.20 12.00 WIB

    i. Istirahat 2 : Pukul 12.00 12.40 WIB

    j. Jam 9 : Pukul 12.40 13.20 WIB

    k. Jam 10 : Pukul 13.20 14.00 WIB

    B. Hasil Penelitian Tindakan

    Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan, untuk meningkatkan

    keaktifan dan hasil belajar matematika materi pokok segiempat peserta didik

    kelas VII MTs Fatahillah Semarang, penelitian ini dilaksanakan dalam 3

    siklus yaitu Pra siklus, siklus I dan siklus 2. Pra siklus merupakan persiapan-

    persiapan yang dilakukan peneliti sebelum menerapkan strategi penugasan,

    siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus 2 juga terdiri dari dua kali

    pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari yang dimulai pada

    pertengahan bulan Mei tahun 2009. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIIA

    yang terdiri dari 36 peserta didik, tetapi selama penelitian tidak semua peserta

    didik dapat mengikuti dari awal sampai akhir penelitian. Hal ini dikarenakan

    ada peserta didik yang tidak hadir pada saat pembelajaran.

    Pelaksanaan penelitian ini mencakup empat tahap yaitu perencanaan,

    pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi. Untuk Hasil

    Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut.

    1. Pra siklusBerdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara (27 maret

    2009) dengan Bapak Slamet Santoso,S.Si selaku guru matematika kelas

    VIIB MTs. Fatahillah Bringin menyatakan bahwa pembelajaran

    matematika memang telah menerapkan metode penugasan, namun

    penugasan yang selama ini diterapkan berupa latihan soal dengan materi

    yang telah diajarkan. Dengan kata lain metode penugasan dengan materi

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    59/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    60/151

    30 Soffi Wunaizzah 75 TUNTAS

    31 Sri Bekti Sulasih 60 TUNTAS

    32 Supiati Ainun Ni'mah 60 TUNTAS

    33 Tutik Quratu Aini 65 TUNTAS34 Umi Chabibah 60 TUNTAS

    35 Hisyam Abdurrahman 45 TIDAK TUNTAS

    36 Subeki 60 TUNTAS Jumlah 1945

    Rata-rata =

    didikpeserta

    nilai=

    36

    1945= 54.03

    Hal ini juga diperkuat dengan pengamatan keaktifan peserta didik MTs

    Fatahillah tahun pelajaran 2008-2009 saat pelaksanaan prasiklus

    belangsung.

    Hasil Pengamatan Keaktifan Prasiklus

    No Aspek Pengamatan Presentase

    keaktifan

    (%)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Keaktifan peserta didik dalam mendengarkan

    instruksi atau penjelasan dari guruKeaktifan peserta didik dalam mendiskusikan

    lembar kerja siswa(LKS)Keaktifan peserta didik dalam bertanya

    Kepiawaiyan saat menjawab pertanyaanKecakapan dalam mempresentasikan hasil diskusi

    Kemampuan peserta didik dalam menarik

    kesimpulan

    50

    40

    45

    5050

    55

    Jumlah 290

    Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator

    kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran

    matematika pada tahap prasiklus dapat diprosentasekan bahwa keaktifan

    peserta didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode

    penugasan yaitu:

    Prosentase Keaktifan (%) =

    tanpengamaaspek

    prosentase

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    61/151

    =6

    %290

    = 48 %

    Pada siklus I penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-

    data sebagai berikut.

    2. Siklus I

    a. Perencanaan

    Sebelum memasuki siklus I guru dan peneliti melakukan

    kolaborasi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada

    kegiatan siklus I, dalam kolaborasi tersebut dapat dihasilkan

    komponen-komponen sebagai berikut:

    a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I

    b. Lembar kerja siswa (LKS) siklus I

    c. Lembar observasi peserta didik siklus I

    d. Lembar observasi guru siklus I

    e. Soal PR

    f. Soal evaluasi siklus Ib. Pelaksanaan Tindakan

    Penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka atau

    dua pertemuan, seperti dalam tabel dibawah ini :

    Jadwal Pelaksanaan Siklus I

    Hari/ Tanggal WaktuPertemuan

    ke-Materi

    Senin,25 Mei 2009

    2 x 40 1

    Mengidentifikasi

    sifat-sifat jajargenjang

    Menemukan rumus

    dan menghitungkeliling jajargenjang

    Rabu,

    27 Mei 20092 x 40 2

    Menemukan rumus

    dan menghitung luas

    jajargenjang.

    Evaluasi siklus I

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    62/151

    Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

    Pertemuan I

    Pertemuan I dilaksanakan pada:

    Hari/Tanggal : Senin, 25 Mei 2009

    Waktu : 12.40-14.00 WIB

    Materi : Mengidentifikasi sifat-sifat, menemukan rumus

    dan menghitung keliling jajargenjang

    Pada pertemuan I ini, guru masuk kelas VII-B pada jam 12.40

    WIB. Saat guru masuk sebagian peserta didik masih dalam perjalanan

    dari mushola karena usai melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.

    Setelah semua peserta didik masuk dalam ruang kelas guru melakukan

    absensi, dan ternyata semua peserta didik hadir dalam pembelajaran.

    Sebelum memasuki materi, guru memberikan appersepsi materi

    sebelumnya yaitu menghitung keliling dan luas daerah persegi

    panjang. Setelah appersepsi dilakukan guru menanyakan pekerjaan

    rumah yang diberikan kemarin dan dikumpulkan. Guru bertanya,

    Siapa yang belum mengerjakan PR? silahkan angkat tangan!? dengan

    ragu beberapa peserta didik mengangkat tangannya, ternyata ada 9

    peserta didik yang belum mengerjakan PR. Pembelajaran dilanjutkan

    dengan pembagian peserta didik menjadi beberapa kelompok dimana

    setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik, pembagian kelompok

    dilakukan secara acak. Guru mengumumkan pembagian kelompok

    dan meminta peserta didik berkumpul dengan kelompoknya masing-

    masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah

    tempat untuk berkelompok, ada yang saling berebut tempat dudukuntuk kelompoknya, ada pula yang ribut mencari anggota

    kelompoknya.

    Setelah peserta didik tenang, guru meminta peserta didik

    mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan. Selama proses

    diskusi ada beberapa anak yang masih bercanda dengan temanya dan

    bermain melipat-lipat kertas. Kemudian guru menegur mereka

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    63/151

    sehingga mereka menjadi tenang dan konsentrasi berdiskusi.

    Meskipun masih saja ada peserta didik yang tetap bermain melipat

    kertas, peserta didik itu adalah Moch.Yanuar Abdillah. Setelah diskusi

    selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan

    hasil diskusi kedepan kelas. Namun belum ada perwakilan kelompok

    yang berani untuk mempresentasikan, setelah menunggu beberapa

    waktu akhirnya ada satu kelompok yang berani presentasi, mereka

    yaitu kelompoknya Shiddiq Maani. Setelah presentasi selesai,

    kelompok yang lain boleh menanggapi hasil presentasi.

    Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan PR. Guru meminta

    peserta didik menuliskan jawaban PR dipapan tulis. Guru

    bertanya,silahkan siapa yang mau maju ke depan untuk menuliskan

    jawaban PR dipapan tulis?. Namun tidak ada seorang peserta didik

    yang menjawab. Akhirnya guru menunjuk peserta didik agar

    menuliskan jawaban PR di papan tulis, mereka adalah Lisa Umi

    Hanik dan Ali Maksum. Setelah peserta didik menuliskan jawaban

    PR, guru dan peserta didik lain mengkoreksi jawaban sekaligus

    pendalaman materi.

    Setelah pendalaman materi oleh guru kepada peserta didik selesai.

    Guru bertanyasampai disini ada yang belum paham dan ada yang

    ingi bertanya?. Peserta didik menjawab tidak pak, guru sekali lagi

    menekankan kepahaman peserta didik dengan bertanya, paham?.

    Peserta didik menjawab paham. Karena dirasa peserta didik sudah

    paham, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi. ada yang

    bisa menyimpulkan sifat-sifat jajargenjang? guru bertanya. Seorangpeserta didik mengangkat tangan, dia adalah siti Nur Qoriah saya

    pak, sifat-sifat jajar genjang adalah Sisi-sisi yang berhadapan sama

    panjang dan sejajar. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jumlah

    sudut-sudut yang berdekatan adalah 1800.

    Kedua diagonal saling

    berpotongan membagi diagonal menjadi dua sama panjang bagus,

    bagaimana dengan rumus keliling jajar genjang?guru kembali

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    64/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    65/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    66/151

    b) Ketuntasan peserta didik dalam menyelesaikan tugas PR

    mencapai prosentase sebanyak 48.6% yang mendapatkan

    kriteria cukup baik.

    c) Peserta didik sudah cukup aktif dalam berdiskusi

    d) Rata-rata Peserta didik sudah cukup cekatan dalam

    membentuk kelompok.

    e) Peserta didik rata-rata sudah serius dalam dalam berdiskusi.

    f) Masih banyak Peserta didik yang masih takut untuk bertanya.

    g) Peserta didik sudah cukup baik dalam menjawab pertanyaan

    baik dari guru maupun dari peserta didik lain.

    h) Banyak peserta didik yang masih takut untuk menuliskan

    jawaban soal di papan tulis.

    i) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil

    diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih

    dahulu peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya

    masing-masing..

    j) Kemampuan peserta didik dalam menarik kesimpulan materi

    sudah cukup baik.

    2) Hasil pengamatan aktivitas guru

    a) Kemampuan guru dalam membuka pelajaran, mengkondisikan

    kelas dan memberi apersepsi sudah baik Guru belum maksimal

    dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok.

    b) Guru sudah melatih peserta didik untuk bekerja secara

    kelompok dengan baik.

    c) Guru belum memberikan bimbingan baik pada individualmaupun kelompok yang mengalami kesulitan.

    d) Guru kurang memberikan motivasi peserta didik untuk

    menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.

    e) Guru belum memberikan penghargaan terhadap kelompok

    yang berhasil mendiskusikan Lembar Kerja Siswa dan

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    67/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    68/151

    Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan

    guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan

    pada siklus I adalah sebagai berikut:

    1) Guru akan memberikan motivasi pada peserta didik agar

    menggunakan PR sebagai sarana belajar.

    2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik yang

    mengalami kesulitan.

    3) Guru akan memberikan motivasi pada peserta didik agar berani

    mempresentasikan hasil diskusi dan berani untuk bertanya.

    4) Guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mau

    mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

    5) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan

    sehingga perlu dilakukan siklus II.

    3. Siklus II

    a. Perencanaan

    Berdasarkan hasil Refleksi pada siklus I, guru dan peneliti

    melakukan kolaborasi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang

    diperlukan pada kegiatan siklus 2, dalam kolaborasi tersebut dapat

    dihasilkan komponen-komponen sebagai berikut:

    a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II

    b. Lembar kerja siswa (LKS) siklus II

    c. Lembar observasi peserta didik siklus II

    d. Lembar observasi guru siklus II

    e. Soal PR f. Soal evaluasi siklus II

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Seperti pada penelitian siklus I, penelitian siklus II ini

    dilaksanakan dalam dua kali tatap muka atau dua pertemuan, seperti

    dalam tabel dibawah ini :

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    69/151

    Jadwal Pelaksanaan Siklus II

    Hari/ TanggalWaktu Pertemuan

    ke-Materi

    Kamis,

    28 Mei 2009

    2 x 40'

    1

    Mengidentifikasi sifat-sifat belahketupat

    Menemukan rumus

    dan menghitung

    keliling belahketupat

    Senin,

    1 juni 2009

    2 x 40'

    2

    Menemukan rumus

    dan menghitung luas

    daerah belahketupat

    evaluasi

    Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai

    berikut:

    Pertemuan I

    Pertemuan I dilaksanakan pada:

    Hari/Tanggal : Senin, 25 Mei 2009

    Waktu : 12.40-14.00 WIB

    Materi : Mengidentifikasi sifat-sifat, menemukan rumus

    dan menghitung keliling belahketupat.

    Pertemuan I ini, guru masuk kelas VII-B pada jam 12.40

    WIB. Berbeda dengan pertemuan lalu, saat guru masuk seluruh

    peserta didik telah siap dibangku mereka masing-masing. Kegiatan

    pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan

    peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen

    peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah

    sehingga jumlah peserta didik genap 36 peserta didik. Setelahmengabsen, guru memberikan appersepsi tentang materi sebelumnya

    yaitu menghitung luas jajargenjang. Kemudian guru menanyakan

    pekerjaan rumah yang diberikan kemarin dan dikumpulkan. Dari 36

    peserta didik, hanya 1 peserta didik yang tidak mengerjakan PR. Guru

    memberikan motivasi pada peserta didik dengan mengatakan bahwa

    pada tahun 1993, untuk bidang matematika dan sains, Singapura

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    70/151

  • 8/13/2019 Ptk Penugasan

    71/151

    siklus I, pada pertemuan ini peserta didik terlihat antusias dan

    berlomba menuliskan jawaban PR di papan tulis. Setelah peserta didik

    menuliskan jawaban PR, guru dan peserta didik lain mengkoreksi

    jawaban sekaligus pendalaman materi. Guru bertanya, jadi, apa saja

    sifat-sifat belah ketupat? dengan bergantian peserta didik menjawab

    semua sisinya sama panjang, setiap sudutnya dibagi dua sama besar

    oleh diagonal-diagonalnya, diagonal-diagonalnya berpotongan saling

    tegak lurus, diagonal-diagonalnya berpotongan sama panjang.tiba-

    tiba seorang peserta didik yaitu Subki bertanyapak, lalu apakah

    belahketupat itu sama dengan persegi?. Sebelum guru menjawab

    pertanyaan dari peserta didik guru menawarkan kepad