CONTOH ANALISIS OBAT

download CONTOH ANALISIS OBAT

of 33

description

Contoh Analisis obat

Transcript of CONTOH ANALISIS OBAT

  • CONTOH ANALISIS OBAT

  • ANALISIS ANTIBIOTIKA

  • PENDAHULUANAntibiotika: senyawa khas yang dihasilkan organisme hidup atau sintesis yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu atau lebih mikroorganismeMetode yang paling baik adalah metode yang dapat menetapkan kadar senyawa tanpa diganggu oleh hasil peruraiannya.

  • A. KLORAMFENIKOLRumus bangun dan sifat

    Kloramfenikol dalam larutan dapat terurai pada gugus amida,

  • Selain pada ikatan amida, kloramfenikol juga terurai pada ikatan atom karbon dan klorKloramfenikol pH < 6, pH > 6, OH

    Kloramfenikol juga dapat mengalami fotodegradasi yaitu: menjadi 4 nitrobenzaldehid, asam 4 nitroso benzoat dan asam 4,4 asoksi benzoat

  • A.1. METODE TITRASI BEBAS AIRKloramfenikol dalam suasana asam terurai menjadi amina primer malalui gugus amida, dan cukup basa untuk dititrasi secara TBA, adanya raksa (II) asetat diperlukan untuk mengikat klorida bebas yang terjadi.Indikator yang digunakan adalah kristalviolet, titrannya adalah asam perklorat sedangkan pelarutnya adalah asam asetat glasialCara kerja: sampel ditambah alkohol 90% dan HCl dipanaskan s/d kering. Keringkan pada suhu 105 oC selama 15 menit. Setelah dingin ditambah asam asetat glasial, tambah Hg (II) asetat 5% dan dioksan serta indikator kristalviolet. Titrasi dengan asam perklorat.

  • A.2. METODE NITRIMETRIAdanya gugus nitro aromatis dapat direduksi dengan Zn, stano klorida, atau natrium hidrogen sulfit menjadi amin primer aromatis.Suhu dijaga, titrannya natrium nitrit dengan ditambah asam klorida, indikatornya bisa memakai pasta kanji iodida atau campuran tropeolon oo dan metilen blue.Metode bromatometri juga dapat digunakan berdasarkan adanya amin primer aromatis.

  • A.3. METODE ARGENTOMETRIKloramfenikol yang dipijarkan bersama natrium karbonat, dan kalium karbonat atom klornya dapat ditetapkan menjadi garam klorida.Kloramfenikol, Na2CO3, K2CO3 NaClNaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3AgNO3 + NH4CNS AgCNS+ NH4NO36 CNS + Fe (III) Fe (CNS)6

  • A.4. METODE SPEKTROFOTOMETRI UVKloramfenikol dalam air menunjukkan absorbansi 278 nm, yang disebabkan adanya gugus paranitrofenil.Nilai E 1%, 1cm, dalam air 278 nm adalah 298Sedangkan pada etilasetat 15% + kloroform maksimum pada 272 nm

  • A.5. METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELKloramfenikol juga dapat ditetapkan secara kolorimetri setelah gugus nitronya direduksi menjadi amin primer aromatis, kemudian dilanjutkan diazotasi dan direaksikan dengan N-(1-naftil-)-etilendiamin membentuk kompleks yang berwarna.

  • B. PENISILINRumus bangun dan sifat

    Penisilin mempunyai cincin tazolidin (A) dan cincin beta laktam. H dapat diganti kation anorganik atau organik membentuk garam

  • Penggantian gugus R akan mempengaruhi kelarutan, penyerapan, stabilitas terhadap asam dan penisilinase.Penisilin mudah terurai baik asam atau basaPenisilin asam penisiloat as peniloatbasa CO2Penisilin asam penaldat + penisilaminasam

    peniloaldehidPenisilinasam penilatasam

  • Penisilin G oleh penisilinase, asam atau basa akan terhidrolisis menjadi asam penisiloat.Sedangkan oleh amidase akan terhidrolisis menjadi asam 6-amino penisilinat.Penisilin juga peka terhadap logam seperti Cu, Hg, Zn yang menyerang cincin tazolidin.Penisilin menjadi tidak aktif oleh oksidator, reduktor, sistein dan beberapa senyawa yang mengandung tiol.

  • B.1. METODE IODOMETRICincin beta laktam pada penisilin dapat dipecah oleh alkali atau penisilinase menjadi asam penisiloat.Asam penisiloat yang terjadi dapat ditetapkan kadarnya dengan iodometri karena dapat mengikat iod, sedangkan penisilin tidak dapat mengikat iod.Cara kerja: Na-ampisilin dihidrolisis dengan basa kuat (NaOH), larutkan dalam dapar asetat. Tambahkan asam klorida dan iodium. Titrasi dengan baku tiosulfat memakai indikator kanji. Memakai blanko.

  • Metode ini cukup spesifik karena senyawa bukan penisilin tdk ikut ditetapkan.Perlu diperhatikan pada waktu titrasi blanko juga perlu dibiarkan 20 menit untuk memberi kesempatan senyawa pengotor bereaksi dengan iod.Kemungkinan terhidrolisisnya penisilin dicegah dengan memberi larutan dapar pH 4,5.Prokain penisilin juga dapat ditetapkan dengan metode ini walaupun sebaiknya prokain dipisahkan dulu dengan natrium silikotungstat dalam NaCl 3%.Ampisilin juga dpt ditetapkan dengan cara sama.

  • B.2. METODE ASIDI ALKALIMETRIPenisilin jumlah dapat ditetapkan kadarnya dengan asidi alkalimetri.Pensilin oleh penisilinase dirubah menjadi asam penisiloat. Asam penisiloat ini dapat dititrasi dengan alkali.Cara kerja: atur pH menjadi 7,5 memakai indikator merah fenol. Buat pembanding warna. Sampel dilarutkan dengan air dan dijaga warnanya dengan warna pembanding. Tambah 1 ml penisilinase diamkan. Titrasi dengan NaOH 0,01 N.

  • B.3. METODE SPKETROFOTOMETRI UV-VISSpektrum absorbansi dari penisilin disebabkan oleh kromofor pada gugus R.Benzil penisilin mempunyai panjang gelombang 257 dan 263 nm karena adanya gugus benzil. Penisilin X mempunyai panjang gelombang 275 nm, penisilin V dalam air mempunyai maksimal pd 270 dan 276 nm.Pensilin dalam asam terurai menjadi asam penisiloat yang mempunyai serapan pada 322 nm. Ini dikerjakan dengan memanaskan setelah dilarutkan dalam dapar asetat pH 4,6 yang mengandung tembaga (II) sulfat.

  • Adanya laktosa tidak mengganggu sedangkan adanya Cu dalam jumlah besar akan mengganggu.Cincin beta laktam dapat bereaksi dengan hidroksil amin membentuk asam hidroksamat. Penambahan ion besi (III) ke dalamnya akan membentuk warna yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar pensilin jumlah.

  • C. STREPTOMISINRumus bangun dan sifat

  • Streptomisin mempunyai sifat basa kuat.Bila R = -CHO disebut Streptomisin, sedankan bila R = -CH2OH disebut Dihidrostreptomisin.Perbedaan keduanya hanya pada bagian streptosa, sehingga beberapa penetapan kadar dapat menetapkan keduanya, hanya beberapa yang dapat membedakan keduanya.Keduanya membentuk garam dengan mineral. Biasanya dalam garam sulfat, hidroklorida dan fosfat.Rstreptomisindihidrostreptomisin

  • C.1. METODE MALTOL UNTUK STREPTOMISINOleh alkali, streptomisin menghasilkan maltol, 2-metil-3-hidroksi-gamapiron. Dalam NaOH mempunyai max 322 nm.Streptomisin dapat ditetapkan kadarnya sebelum dan setelah dihidrolisis dengan NaOH pada 100C selama 3 menit. Kemudian dicari selisihnya.Maltol dengan Fe (III) menghasilkan warna ungu, dengan fenol menjadi biru. Pereaksi besi (III) lebih spesifik daripada fenol karena pereaksi fenol dapat bereaksi dengan hasil uraian karbohidrat, tetapi lebih peka dibanding besi (III).

  • Jika ada senyawa pengganggu harus dilakukan penyarian dengan kloroform dalam suasana asam, kemudian disari dengan larutan basa dan dilakukan reaksi warna.Pereaksi besi (III) amonium sulfat adalah: larutan besi (III) amonium sulfat 2% dalam asam sulfat 1 N.Pereaksi fenol: 10 g Na-tungstat dan 2,5 g Na-molibdat larutkan dlm 70 ml air. Tambah 5 mL asam fosfat 85% dan 10 mL asam klorida, didihkan dibawah pendingin balik selama 10 menit. Tambah 15 g Litium sulfat 15 g, 5 mL air dan 5 tetes brom. Didihkan tanpa pendingin balik selama 15 menit. Dinginkan ,saring dan encerkan.

  • Prosedur: buat larutan mengandung 0,1 s/d 0,5 g streptomisin basa tiap mL. Pada 5,0 mL larutan tambahkan 1 mL NaOH 1 N, celupkan dalam penangas air mendidih selama 4 menit, dinginkan. Tambah 2 mL pereaksi Fe (III) amonium sulfat. Encerkan dengan air sampai dengan 10 mL diamkan 10 menit, ukur serapan pd 540 nm terhadap blanko yang berisi Fe (III) amonium sulfat.Jika larutan mengandung streptomisin dengan kadar kecil gunakan pereaksi fenol. Tambah 1 ml pereaksi fenol ke dalam 5 mL larutan dingin hasil hidrolisis. Setelah 2 menit tambah 3 mL Na2CO3 2% diamkan 10 menit. Ukur serapan pd 660 nm terhadap blanko yang berisi pereaksi fenol.

  • C.2. METODE SPEKTROFOTOMETRI UTK DIHIDROSTREPTOMISINLarutan dihidrostreptomisin dalam asam akan menunjukkan serapan pada 265 nm. Dengan cara sama streptomisin akan menunjukkan serapan max pada 245 dan 315 nm serta minimal pada 285 nm.Dihidrostreptomisin dapat ditetapkan dengan cara ini tanpa gangguan jika jumlah streptomisin tidak besar.Prosedur: larutan yang mengandung 1 sampai dengan 3 g dihirostreptomsisin, encerkan sampai dengan 3 ml. tambah 3 ml asam sulfat 0,5 N panaskan dlm penangas air selama 2 jam. Dinginkan encerkan sd 25 ml. Absorban diukur pada 265 dan 280 nm. Kurva baku dibuat dg mengurangkan A265 nm dengan A 280 nm memakai baku streptomisin.

  • C.3. METODE NITROPRUSIT TEROKSIDASIGuanidin dan turunannya dpt bereaksi dengan nitroprusit mbt warna yg bervariasi dari jingga sampai dengan merah. Streptomisin dan dihidrostreptomisin mpy streptidin yg mgd guanidin. Hasil uraiannya juga bereaksi.Pereaksi nitroprusit; campur Na-nitroprusit, kalium Fe (II) sianida dan NaOH 10%. Setelah larutan menjadi hijau kuning ambil dan encerkan.Prosedur: dalam 10 ml larutan yg mengandung 10 mg streptomisin, tambah 10 ml pereaksi. Setelah 3 menit baca absorban pada 490 nm. Metanol akan mengganggu sedangkan adanya NaCl jumlah besar juga mengganggu.

  • C.4. SENYAWA MANOSIDATahun pertama produksi streptomisin didapat turunannya yg disebut streptomisin B dg daya lebih lemah.Larutan asam periodat dibuat dg melarutkan 1 gram asam periodat dlm 10 ml air, sedangkan larutan timbal asetat dibuat dg melarutkan 7,5 gram timbal asetat trihidrat dalam 50 ml air.Prosedur: larutan yg mgd 4-6 gram garam kedua antibiotik. Encerkan dan panaskan diatas penangas air pada suhu 25C. memakai persamaan dibawah ini:A415 = 0,147 S + 0,093 SB A485 = 0,131 S + 0,194 SB S = mg streptomisin dalam sampel SB = mg streptomisin B dalam sampel

  • D. TETRASIKLINRumus bangun dan sifat

  • Beberapa senyawa tetrasiklin

    Ketiga antibiotik ini mpy gugus yg bersifat asam dan basa shg sifatnya amfoter.Garam asam > byk digunakan krn stabil.Hidrolisis dg basa tjd pemecahan atom karbon no 11 pd cincin C, sedangkan hidrolisis asam terjadi pemecahan cincin A dan B.

    Senyawa RumusBMTetrasiklinKlortetrasiklin Oksitetrasiklin Sda7-klortetrasiklin5-hidroksi tetrasiklin444,43478,88460,43

  • D.1. METODE SPEKTROFOTOMETRI UTK TETRASIKLINTetrasiklin dilarutkan dalam NaOH 0,25 N mbt isotetrasiklin yg berwarna kuning dan mpy absorban max pd 380 nm. Prosedur: sampel dilarutkan dg aquades, encerkan. Tambahkan 5 ml NaOH 5 N, setelah 6 menit baca absorban pd 380 nm. Harga E1%, 1 cm adalah 372.Metode ini juga dpt digunakan utk menetapkan tetrasiklin dlm campuran tetrasiklim dan klortetrasiklin yg mgd tdk lebih dr 20% klortetrasiklin krn klortetrasiklin punya absorbansi pd 345 nm.

  • D.2. METODE SPEKTROFOTOMETRI UTK KLORTETRASIKLINKlortetrasiklin dalam asam bila dipanaskan akan tbt anhidrotetrasiklin yg mempunyai absorban max pd 445 nm. Larutan lain yg didapar pH 7,5 & dipanaskan klortetrasiklin menjadi isotetrasiklin yg stabil pd asam dan tdk menyerap pd 445 nm.Prosedur: sampel dilarutkan dalam aquades, encerkan. Tambah asam klorida 5N, larutan dapar pH 7,5 (dapar kalium hidrogen fosfat), Na-bisulfit dan NaOH, panaskan dan dinginkan. Dalam larutan lain tambah dapar pH 7,5 dan Na-bisulfit dan NaOH, panaskan. Tambah asam klorida dan lanjutkan pemanasan, dinginkan. Encerkan keduanya. Buat larutan serupa dengan klortetrasiklin baku dan kerjakan sama dg sampel.

  • D.3. METODE FLUOROMETRIKlortetrasiklin oleh alkali terhidrolisa menjadi isoklortetrasiklin yg berfluoresensi biru. Kecepatannya tgt pH.Larutan dapar 7,6: 16 g kalium dibasa fosfat dan 2 gram kalium monobasa fosfat dalam air 90 ml.Prosedur: sampel dilarutakan dlm air dan tambah dapar dan ukur fluoresensinya.

  • D.4. METODE KOLORIMETRIOksitetrasiklin dg Fe (III) Cl menghasilkan warna coklat jingga. Larutan besi (III) yg digunakan mgd FeCl3 0,05% dlm asam klorida 0,01 N.Prosedur: sampel larutkan dlm asam klorida 0,01 N. Pada 5 ml larutan tambahkan 5 ml air dan 10 ml FeCl3. Setelah 10 menit ukur pd panjang gelombang 490 nm.Metode ini juga digunakan utk campuran tetrasiklin dan klortetrasiklin. Digunakan pemilihan pelarut tertentu dan panjang gelombang ttt.

  • E. METODE TITRASI BEBAS AIRMetode ini dpt digunakan utk penetapan tetrasiklin dlm kapsul.Prosedur: 250 mg tetrasiklin HCl larutkan dlm asam asetat glasial. Tambah 10 ml raksa (II) asetat 5% dalam asam asetat dan dioksan. Titrasi dg asam perklorat 0,1 N memakai indikator kristal violet sd hijau.