BIMBINGAN KONSELING

26
KELOMPOK IV: 1. NORHAN 2. RAHMAT WAHYUDI 3. RAHMATUL IHSAN 4. RAHMATULLAH AMIN 5. RUDINI 1

Transcript of BIMBINGAN KONSELING

Page 1: BIMBINGAN KONSELING

KELOMPOK IV:

1. NORHAN2. RAHMAT WAHYUDI3. RAHMATUL IHSAN4. RAHMATULLAH AMIN5. RUDINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )RASYIDIYAH KHALIDIYAH ( RAKHA )

AMUNTAI 2012 / 2013

1

Page 2: BIMBINGAN KONSELING

KATA PENGANTAR

Assalam’mualaikum wr.wb

Alhamdulillah syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan

kami kesehatan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. kami mencoba untuk mempresentasikan atau menjelaskan  Bimbingan

Konseling di Sekolah.

Program Bimbingan Konseling di Sekolah merupakan suatu program yang sangat

penting ynag harus ada disekolah untuk memberikan pelayanan Bimbingan

Konseling bagi siswa. Agar siswa dapat mengembangkan potensinya dan

menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dengan adanya Program Bimbingan

Konseling di sekolah dapat membantu pihak sekolah dalam rangka

mengoptimalkan potensi siswa dan memajukan pendidikan.

Perlu teman-teman sekalian semua ketahui bahwa dalam pembuatan makalah ini

kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan dimana-mana, maka dari itu

sebelumnya kami meminta maaf sekaligus minta dimaklumi. Jika masih banyak

kekurangan dalam makalah ini karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran.

Semoga dengan makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita

semua. Walaupun cuma sedikit tetapi mungkin akan bermanfaat bagi kita semua.

Dan saya harap teman-teman bisa mengambil pelajaran dari makalah saya ini.

saya akhiri

Wassalam’mualaikum wr wb

Amuntai

Tim Penyusun

2

Page 3: BIMBINGAN KONSELING

DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah........................................................................4

1.2. Rumusan

Masalah.................................................................................5

1.3. Tujuan

Penulisan...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling.................................................6

2.2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.....................................7

2.3. Jenis – Jenis Bimbingan.....................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................15

3.2. Saran –saran.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

3

Page 4: BIMBINGAN KONSELING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada

kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam

kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.. Manusia

tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada

manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak

sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang

lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan.

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki

perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat

menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan

konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu

syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya

program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta

realistik.

Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah

lebih diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan

dan konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian

pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK

sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul tudingan miring

terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.

Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi, 

arah dan tujuan bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara

terencana. Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi,

dan tanggung jawab guru BK itu sendiri.

4

Page 5: BIMBINGAN KONSELING

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bimbingan dan konseling ?

2. Apa saja fungsi bimbingan dan konseling di sekolah ?

3. Apa saja jenis bimbingan dan konseling di sekolah?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukannya observasi ini adalah untuk mengetahui definisi dari

bimbingan konseling dan ada atau tidaknya program bimbingan konseling di

sekolah. Dan untuk mengetahui fungsi , sasaran serta ruang lingkup dari kajian

bimbingan konselinng di sekolah. Biasanya di sekolah banyak terjadi berbagai

macam kendala-dalam belajar.

5

Page 6: BIMBINGAN KONSELING

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bimbingan Dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan

sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kehadiran dalam

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam

mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan.

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individual )

sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi

yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya

dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan

lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan

dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan

diri.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang

atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa; agar yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri;

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dengan demikian beberap definisi tentang bimbingan yang dikemukakan

oleh beberapa pakar di atas, maka dapat ditarik sesuatu bahwa pengertian

bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang

atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar

individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.

6

Page 7: BIMBINGAN KONSELING

b. Pengertian Konseling

Konseling merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari

bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Pelayanan konseling

merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (

counseling is the heart of guidance program ). Konseling merupakan inti dan alat

yang paling penting dalam bimbingan.

Seorang pakar, Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling

adalah satu jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.

Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang

individu, dimana seorang konselor berusaha membantu konseli untuk mencapai

pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah – masalah

yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

2.2  Fungsi  Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling disekolah berfungsi sebagai upaya untuk membantu

kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah.

Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan

dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut.

1.  Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu

konseli (klien) agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan

lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan

mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan.

2. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,

konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri

dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang

dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.

7

Page 8: BIMBINGAN KONSELING

3.        Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

sifatnya lebih proaktif . konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan yang

nyaman dan kondusif. Konselor dan guru atau staf sekolah bekerja sama

membentuk tim kerja merencanakan dan melaksanakan program bimbingan

secara berkesinambungan membantu konseli mencapai tugas perkembangannya.

Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi,

tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan

karyawisata.

4.        Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat

kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli

yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar

maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial

teaching.

5.        Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi,

dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,

keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,

konselor bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga

pendidikan.

6.        Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,

kepala sekolah/ madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan

program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan

konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,

pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli

secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi sekolah/madrasah,

memilih  metode dan proses pembelajaran maupun menyusun bahan pelajaran

sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

8

Page 9: BIMBINGAN KONSELING

7.        Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli untuk menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara

dinamis dan konstruktif.

8.        Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan

bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)

terhadap konsli supaya memiliki pola berpikir yang sehat, rasional dan memiliki

perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan mereka pada tindakan atau

kehendak yang produktif dan normatif.

9.        Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang

dalam seluruh aspek dalam diri konseli.

10.    Fungsi pemeliharaan,  yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang

telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari

kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.

Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,

rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah,

menurut H.M. Umar, dkk., (21-22) adalah sebagai berikut :

1.  Menolong anak dalam kesulitan belajarnya;

Sekolah-sekolah kita pada umumnya masih kurang memperhatikan individual

anak-anak. Banyaknya jumlah mata pelajaran dan luasnya bahan pelajaran,

menyebabkan guru pada umumnya hanya memompakan bahan pelajaran itu

kepada otak anak-anak. fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah

menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan. Jenis

bantuan yang dibutuhkan oleh individu berbeda-beda meskipun ada kemungkinan

kesukaran yang dihadapi sama.

9

Page 10: BIMBINGAN KONSELING

2.  Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan

anak-anak

Melaksanakan bimbingan dengan sebaik-baiknya diperlukan pengetahuan yang

lengkap tentang individu yang bersangkutan, seperti bakat, kecerdasan, minat,

latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan sebagainya, yang berhubungan

dengan bantuan yang akan diberikan.

3.   Memberikan nasihat kepada anak yang akan berhenti sekolahnya;

4.  Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan

sebagainya.

2.3. Jenis-jenis Bimbingan

Dalim literatur yang berbahasa Indonesia ditemukan banyak istilah, yang

menyangkut suatu pembagian atau penggolongan terhadap pelayanan bimbingan,

seperti jenis bimbingan, macam bimbingan, bimbingan pencegahan, bimbingan

preventif, bimbingan perseveratif, bimbingan developmental, bimbingan korektif,

bimbingan penyembuhan, bimbingan pemeliharaan, bimbingan individual,

bimbingan perseorangan, bimbingan kolompok, bimbingan belajar, bimbingan

studi, bimbingan akademik, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan

jabatan, bimbingan karier, dan lain sebagainya. Adanya sekian banyak istilah

karena setiap pengarang menciptakan istilahnya sendiri, dengan memberikan arti

tertentupada istilah-istilah itu. Bahkan, seandainya dua pengarang menggunakan

istilah yang sama, belum tentulah bahwa konsep yang terkandung dalam kedua

istilah itu sama juga. Selama tidak terdapat standardisasi peristilahan, pengarang

bebas, asal arti istilah-istilah, sekali ditentukan dan dirumuskan, dipegang secara

konsisten. Dalam buku ini pun pengarang menciptakan istilah tertentu, yang

artinya akan dijelaskan di bawah ini.

Bimbingan dapat dibagi atas beberapa jenis bimbingan atau macam

bimbingan, yaitu beberapa golongan berdasarkan sudut pandangan tertentu.

10

Page 11: BIMBINGAN KONSELING

Terdapatnya bimbingan atau jenis / macam bimbingan pada dasarnya dibagi atas

tiga jenis atau tiga macam, yaitu berdasarkan banyaknya orang yang pada waktu

dan tempat tertentu (bentuk bimbingan); berdasarkan tujuan yang ingin dicapai

dalam memberikan pelayanan bimbingan (sifat bimbingan); berdasarkan bidang

tertentu balam kehidupan siswa dan mahasiswa, atau aspek perkembangan

tertentu pada siswa dan mahasiswa (ragam bimbingan). Jadi istilah jenis

bimbingan dan macam bimbingan menunjuk pada cara tertentu untuk

mengadakan penggolongan, berdasarkan sudut pandang tertentu. Istilah bentuk

bimbingan menunjuk pada jenis bimbingan yang pertama, yaitu mengenai jumlah

orang yang dibimbing. Istilah sifat bimbingan menunjuk pada jenis bimbingan

yang kedua, yaitu mengenai tujuan yang ingin dicapai. Istilah ragam bimbingan

menunjuk pada jenis bimbingan yang ketiga, yaitu tentang bidang apa atau

tentang aspek perkembangan apa diberikan bimbingan. Pengertian yang

terkandung dalam istilah-istilah lain yang disebut diatas, berkaitan dengan salah

satu diantara tiga jenis atau macam bimbingan, karena merupakan istilah sinonim

atau menunjukan suatu spesifikasi, kecuali istilah bimbinngan langsung dan

bimbingan tidak langsung. Bimbingan langsung berarti pelayanan bimbingan

yang diberikan kepada siswa oleh tenaga bimbingan sendiri, dalam suatu

pertemuan tatap muka dengan satu siswa atau sejumlah siswa. Bimbingan tidak

langsung berarti pelayanan bimbingan yang diberikan oleh tenaga bimbingan

melalui tenaga pendidik yang lain, misalnya seorang guru yang telah

berkonsultasi dengan konselor sekolah tentang siswa tertentu dan kemudian

berhubungan lagi dengan siawa itu; atau pelayanan yang diberikan oleh tenaga

bimbingan melalui suatu medium, misalnya dalam brosur, pamflet, tulisan dalam

majalah sekolah, tulisan pada papan bimbingan, dan lain sebagainya.

A.. Bimbingan akademik

Bimbingan akedemik ialah bimbingan dalam hal menentukan cara belajar

yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi

kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu

institusi pendidikan. Sebagian besar waktu dan perhatian orang muda tercurahkan

11

Page 12: BIMBINGAN KONSELING

pada kepentingan belajar di sekolah. Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar

akademik berarti sekali bagi orang muda; seandainya dia sendiri tidak mengambil

pusing, paling sedikit keluarganya akan merasa sangat prihatin. Seperti banyak

segi hidup yang lain, belajar di sekolah pada zaman sekarang juga menjadi

semakin kompleks, baik dalam hal variasi jenis dan jenjang kebanyakan program

studi maupun dalam hal materi yang harus dipelajari. Kekeliruan dalam memilih

program studi di tingkat pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi dapat

membawa akibat fatal bagi kehidupan seseorang. Prosedur belajar yang salah

dapat mengakibatkan materi program studi terpilih tidak dikuasai dengan baik,

sehingga dalam mengikuti program selanjutnya akan mengalami kesulitan.

Di bidang pendidikan sekolah dewasa ini syarat permasalahan yang tidak

sedikit, diantaranya cara/usaha belajar siswa. Tenaga bimbingan yang bertugas di

institusi pendidikan formal harus mengatahui segala permasalahan yang

menyangkut pendidkan sekolah dan seluk-beluk dari kegiatan psikis yang disebut

belajar. Pelayanan bimbingan akademik untuk sebagian besar disalurkan melalui

kegiatan bimbingan kelompok, baik di jenjang pendidkan menengah maupun di

pendidikan tinggi, untuk sebagian kecil disalurkan melalui bimbingan individual,

terutama dalam wawancara konseling. Suatu program bimbingan di bidang belajar

akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:

(1) Orientasi kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi

kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang

tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah

bersangkutan.

(2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama

mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara

individual atau secara berkelompok. Memang, bila siswa dan mahasiswa

tahu akan cara belajar yang tepat, itu belum menjamin pelaksanaannya.

Namun, banyak siswa dan mahasiswa kelihatannya mudah hanyut oleh

suasana kehidupan yang kurang menguntungkan bagi pelajar yang

disiplin.

12

Page 13: BIMBINGAN KONSELING

(3) Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka

kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih

program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Semua

pilihan ini kerap berkaitan erat dengan perencanaan karier di masa depan.

Bantuan ini mencakup pula penyebaran informasi tentang variasi program

studi yang tersedia, misalnya di jenjang pendidikan tinggi.

(4) Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat

khusus, arah minat, dan cita-cita hidup. Sedangkan pengumpulan data

tentang program studi di perguruan tinggi yang tersedia dalam bentuk

brosur, buku pedoman baru, kliping iklan surat kabar, dan sebagainya.

Khususnya tenaga bimbingan di SMA harus mengumpulkan data sebanyak

mungkin dan sekonkret mungkin tentang perguruan tinggi, terlebih-lebih

yang terletak di rayon yang sama di SMA bersangkutan, seperti jenuhnya

jurusan/program studi tertentu, status institusi perguruan tinggi swasta,

mendapat akredetasi atau tidak, mahal murahnya tes seleksi masuk, serta

data lain yang tidak tertulis. Data yang terkumpulakan sangat dibutuhkan

dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.

(5) Bantuan dalam hal mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti kurang

mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap

menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang

menguasai cara belajar yang tepat di berbagai bidang studi, menghadapi

keadaan di rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan lain

sebagainya. Maka, tenaga bimbingan harus mempunyai pengetahuan yang

luas tentang seluk-beluk belajar, termasuk pemahaman psikologis.

(6) Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur

seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif.

Dalam kenyataan, pelaksanaan bimbingan belajar dihadapkan pada banyak

kesulitan dan hambatan yang timbul karena keadaan dunia pendidikan sekolah di

negara Indonesia yang masih dalam taraf pekembangan; sebagian timbul karena

sikap keluarga yang mengharapkan ini dan itu atau kurang mendukung usaha

13

Page 14: BIMBINGAN KONSELING

belajar anak; dan timbul karena sikap siswa dan mahasiswa sendiri yang kurang

mampu mengatur dirinya sendiri; serta lagi timbul karena guru kurang mampu

dalm mengelola proses belajar-mengajar. Misalnya siswa berpikir: “Untuk apa

belajar, masa depanku suram”; persaingan berat pada waktu akan masuk

perguruan tinggi,; biaya terlalu tinggi, mutu pendidikan sekolah rendah, sehingga

menutup jalan untuk masuk ke fakultas-fakultas terkenal; sikap siswa asal sekolah

daripada menganggur, sikap siswa SMA yang ingin masuk ke fakultas yang

persaingannya sedikit, biaya rendah, favorit, mudah lulus, dan cepat selesai; sikap

keluarga menghindari sekolah kejujuran; disiplin sekolah kurang sehingga

menghambat belajar yang serius; dan lain sebagainya. Dalam menghadapi

kenyataan seperti itu, tenaga bimbingan harus menunjukkan fleksibilitas yang

besar, yaitu di satu pihak memahami situasi siswa dan mahasiswa, namun di pihak

lain mendorong supaya tidak menyerah terhadap situasi begitu saja. Misalnya,

menyarankan siswa untuk memikirkan beberapa alternatif pilihan program studi

lanjutan dalam urutan prioritas. Dengan demikian, mereka lebih siap menghadapi

kenyataan dan tidak menjadi korban rasa frustasi hebat yang tidak dapat diatasi.

14

Page 15: BIMBINGAN KONSELING

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah kami adalah, bahwa Program Bimbingan Konseling

di Sekolah merupakan suatu program yang sangat penting dan dibutuhkan untuk

memajukan sekolah. Dengan adanya Program Bimbingan Konseling Disekolah

dapat membantu sekolah dalam menangani masalah-masalah yang dialami oleh

siswa. Program BK disekolah sangat membantu pengembangan potensi siswa,

jika siswa dapat mengetahui potensi nya maka siswa dapat lebih mengasah dan

mengembangkan potensinya tersebut.

Menjadi seorang konselor merupakan suatu hal yang berat, dikarenakan

seorang konselor harus mempunyai program-program dan tanggung jawab yang

sangat besar. Maka seorang konselor harus mempunyai kemauan yang keras untuk

memajukan sekolah dan memajukan pendidikan. Dengan adanya Program BK di

Sekolah dapat membantu pihak sekolah menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi oleh peserta didik.

3.2. Saran – saran

Saran kami adalah perlunya peningkatan kualitas seorang konselor, dengan

adanya peningkatan kualitas konselor maka akan memberikan dampak yang

positif bagi perkembangan dunia pendidikan.

Dan juga perlunya peningkatan jumlah konselor, seorang konselor

menghadapi 125 siswa asuh. Maka dalam satu sekolah tidak cukup hanya

mengandalkan satu orang konselor saja.

15

Page 16: BIMBINGAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi dkk. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

W.S. Winkel dkk. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta; Media Abadi.

Nopi Nurpatimah, 2011, Bimbingan dan Konseling, http://Nopi-

nurpatimah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2012

Rian Septian, 2012, Bimbingan dan Konseling di Sekolah. http://rian-

septian.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2012

16