bahan KROMATOGRAFI
-
Upload
neneng-nurendah -
Category
Documents
-
view
80 -
download
2
Transcript of bahan KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI KERTAS EKSTRAK DAUN WERA PUTIH
A. TUJUAN
Memisahkan zat-zat warna pada daun suatu tumbuhan
B. LANDASAN TEORI
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang berarti menulis.
Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi adalah metode yang digunakan
untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fasa yaitu
fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam berupa padatan atau cair yang dilapiskan pada padatan atau gel. Pada
pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem yang bergerak mengalir
melalui suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan
penguapan.
Pada prinsipnya semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama yaitu adanya distribusi
komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat-sifat
fisik komponen yang akan dipisahkan (Mulja, 1995). Perbedaaan sifat tersebut di antaranya :
• Kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut
• Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat
• Sifat dapat menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain
Berdasarkan asas terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Kromatografi dengan asas adsorpsi
Kromatografi jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas. Pemisahan komponen-
komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan polaritas molekul-molekul yang akan dipisahkan.
2. Kromatografi dengan asas partisi
Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan komponen-komponen akan
sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan.
3. Kromatografi dengan asas filtrasi
Kromatografi jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap komponen yang mempunyai
massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat tersebut dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa
geraknya adalah cairan. Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk
(struktur dan ukuran molekul).
4. Kromatografi dengan asas suhu kritik.
Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa mobil dipakai CO2 dalam
keadaan superkritik.
Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase diam mempunyai luas
permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan yang baik antara fase gerak dan fase diam.
Persyaratan kedua agar pemisahan baik adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang terjadi
sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam harus
berupa serbuk halus. Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat melalui fase diam yang berupa
serbuk halus, harus digunakan tekanan tinggi. Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high pressure liquid
chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid chromatography (HPLC) atau
kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter et al., 1991).
Kromatografi kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi
kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis
ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan
kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Bisa menggunakan: air,
etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino
memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak
mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan
metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas
secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses
dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai Rf, masing-masing
asam amino diidentifikasi.
Jenis Kromatografi Kertas
1. Kromatografi kertas satu arah
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai. Sampel tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi
kertas. Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan
pada garis yang sama.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai
didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Kadang-
kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas
dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah. Alasan untuk menutup
wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut.
Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.
2. Kromatografi kertas dua arah
Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang
memiliki nilai Rf yang sangat serupa. Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang
ditempatkan ke depan dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah
sampai pelarut mendekati bagian atas kertas.
Sangat menarik untuk mencoba menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa senyawa-senyawa
berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan baik
menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-
serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan
kertas. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang
berikatan pada permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan
kromatografi kertas.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Suntikan
2. Tabung reaksi
3. Kertas Saring / hisap
4. Ekstrak wera Putih
5. Larutan Aseton & ether
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil ekstrak wera putih dengan menggunakan suntikan
3. Meneteskan wera putih pada kertas saring yang sudah disediakan
4. Melakukan hal tersebut selama beberapa kali (dua jam) sampai tetesan ekstrak wera putih tersebut menjadi
tebal (warnanya menjadi hijau dan terlihat bulat)
5. Setelah itu, memasukkan wera putih pada kertas saring kedalam larutan aseton & eter
6. Mengamati perubahan warna yang terajdi
E. HASIL PENGAMATAN
Keterangan gambar:
Kertas hisap yang telah ditetesi ekstrak daun wera
Keterangan gambar
Kertas hisap yang baru dimasukan kedalam larutan aseton dan ether
Keterangan gambar
Setelah dicelupkan kedalam larutan aseton dan ether
F. PEMBAHSAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pemisahan zat-zat warna pada daun tumbuhan wera putih
(menggunakan daun yang sangat tua karena banyak mengandung klorofil) secara kromatografi. Kromatografi
digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Adapun
kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kertas karena menggunakan kertas saring Whatman No.9.
Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan
fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari
campuran bersama-sama. Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan
mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.
Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian
dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja
beragam. Bisa menggunakan: air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Dimana jenis
kromatografi yang digunakan adalah Kromatografi kertas satu arah. Dimana fase diam adalah kertas serap
yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Untuk melarutkan klorofil digunakan petroleum ether karena klorofil tidak larut dalam air. Setelah
ekstrak didapatkan, estrak diteteskan pada kertas kromatografi dengan menggunakan pipet mikrometer setetes
demi setetes hingga berwarna hijau pekat. Namun sebelum itu, ujung kertas dibuat bentuk segitiga dan pada
bagian tengahnya diberi tanda titik kecil sebagai bagian dalam penetesan ekstrak. Tunggu ekstrak daun tersebut
kering. Setelah itu, kertas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yag telah di didi larutan ether dan tabung ditutup
agar tidak ada udara yang masuk. Alasan untuk menutup tabung adalah untuk meyakinkan bahwa udara dalam
tabung terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam tabung dengan uap menghentikan penguapan
pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas. Setelah kertas yang beisis ekstrak di masukan,
pelarut akan naik melalui kertas isap tersebut. Setelah pergerakan air menyentuh warna dari ekstrak tadi, maka
akan terbentuk spektrum warna yang di akibatkan aadanya ether yang menyentuh ekstrak daun tadi. Sehingga
terlihatlah pigme warna. Fungsi dari setiap pigmen adalah sebagai sistem antena yang menyerap dan
mengantarakan energi tereksitasi (aktif). Adapun pigmem warna yang dimaksud adalah
1. Klorofil a berperan secara langsung dalam reaksi terang fotosintesis, yang mengubah energi matahari menjadi
energi kimiawi. Dengan rumus kimia Klorofil a {C55H72O5N4Mg}
2. Klorofil b merupakan pigmen lain dalam membrane tilakoid yang dapat menterap cahaya dan mentransfer
energinya ke klorofil a, yang kemudian mengawali reaksi terang. Adapun rumus kimianya : Klorofil b
{C55H70O6N4Mg}.
3. Xantofil adalalah suatu pigmen yang membantu dalam penerimaan sinar. Adapun rumus imianaya adalah :
Xantofil {C40H54(OH)2}.
Aseton dan ether yang digunakan dalam praktikum ini adalah pelarut klorofil, karena kloroil tidak dapat
larut dalm air.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan dalam tumbuhan daun wera putih adalah
Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau muda), Xantofil (kuning). Untuk melarutkan khlorofil digunakan ether
sebaagai pelarut, hal ini di karenakan khlorofil tidak dapat larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Dnabio. (2011). Kromatografi.[online]. Tersedia : http://dnabio71kromatografi.blogspot.com/ . [15 januari 2013]
Fairuz. (2012). Kromnatografi kertas. [online]. Tersedia : http://fairuz-juwel.blogspot.com/2012/06/kromatografi-kertas.html. [15 januari 2013].PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFIA. TujuanMemisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.B. Pelaksanaan Kegiatan PraktikumHari : Senin, 13 April 2009Waktu : 10.20 – 12.00 Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPIC. Landasan TeoriFotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Klorofil merupakan katalisator fotosintesis yang sangat penting dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Klorofil terdapat dalam kloroplas dan sering berkaitan dengan protein, tetapi mudah diekstraksi ke dalam pelarut lipid. Di dalam tumbuhan, paling sedikit terdapat lima jenis klorofil. Secara kimia, seluruh jenis klorofil mengandung satu inti porfirin dengan satu atom Mg terikat di tengah. Perbedaan setiap jenis klorofil disebabkan perbedaan dalam rantai alifatik yang terikat pada inti porfirin.Klorofil bersifat labil, selama isolasi dapat mengurai atau kehilangan atom Mg. Klorofil yang kekurangan rantai samping pirol akan membentuk klorofilida, sedangkan klorofil yang kehilangan atom Mg akan membentuk protoklorofil.Selain klorofil, di dalam tumbuhan juga terdapat pigmen warna lain yang disebut karotenoid. Selain sebagai pigmen warna, karotenoid juga membantu dalam fotosintesis. Terdapat lebih dari 300 jenis karotenoid, tetapi yang terdapat dalam tumbuhan tinggi hanya sedikit, umumnya berupa karoten. Salah satu turunan karotenoid, yaitu hidrokarbon tak jenuh turunan likopen atau turunan likopen teroksigenesi dikenal sebagai xantofil. Xantofil yang umum terdapat berupa monohidroksikaroten (ketrin dan rubixantin), dihdroksi-karoten (zeakantin) atau dihidroksi-epoksikaroten (violaxantin).Untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906.Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Anonim, 1995).Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut
dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Anonim, 1995).Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang dipisah.Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis.Macam-macam kromatografia. Kromatografi Lapis TipisYaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.b. Kromatografi Penukar IonMerupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.c. Kromatografi Penyaringan GelMerupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.d. ElektroforesisMerupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.e. Kromatografi KertasMerupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Hasil Kromatografi KertasNilai RfBeberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat.Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawajarak yang ditempuh oleh pelarut
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal. Jarak tepi muka pelarut dari titik awal.Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.
D. Alat dan bahan 1. Alat- Satu buah tabung kultur - Cawan Gerus- Prop gabus tabung kultur - Mortar- Kawat penggantung kertas kromatografi - Dua buah tabung reaksi- Rak tabung kultur - Counteiner silinder- Kertas Kromatografi - Sendok Tanduk- Gunting - Gelas Ukur- Mistar - Pipet Mikro- Pensil - Pipet2. Bahan- Daun tanaman Manihot esculentum - Aseton- Petroleum etherE. Cara kerja
1. Petiklah daun Manihot esculenta yang tua , kemudian sobek-sobek kecil tanpa ada ibu tulang daun.
2. Timbanglah daun tersebut sebanyak 5 gram
3. Masukan sobek-sobekan kecil daun Manihot esculenta kedalam cawan gerus , tambahkan sedikit aseton , kemudian geruslah dengan mortir hingga halus.
4. Masukan daun halus tersebut ke dalam tabung reaksi , tambahkan kembali sedikit aseton, aduklah dengan baik dan tutuplah rapat-rapat .
5. Kemudian tabung reaksi dimasukan kedalam centrifugal selama ± 15 menit ( untuk mendapatkan ekstrak
6. Teteskan ekstrak daun tersebut ( larutan jernih yang berada dibagian atas ) dengan menggunakan pipet mikrometer pada kertas kromatografi yang telah diberi tanda titik hingga berwarna hijau pekat
7. Masukan kertas kromatografi yang telah ditetesi ekstrak daun tersebut kedalam counter silinder dengan posisi ujung kertas sedikit menyentuh pelarut.
8. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas kromatografi.
F. Hasil PengamatanKelompok Rate of Low Klorofil a Klorofil b Xantofil KarotenI 0,906 0,821 0,497 -II 0,952 0,504 0,957 0,966III 0,925 0,831 0,473 0,954IV 0,604 0,458 0,916 0,929V 0,963 0,752 0,467 0,981VI 0,942 0,761 0,491 0,955
Gambar Hasil Kromatografi
G. PembahasanPada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pemisahan zat-zat warna pada daun tumbuhan Manihot esculentum (menggunakan daun yang sangat tua karena banyak mengandung klorofil) secara kromatografi. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Adapun kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kertas karena menggunakan kertas saring Whatman No.39. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap sedangkan fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Untuk melarutkan klorofil digunakan petroleum ether karena klorofil tidak larut dalam air. Setelah ekstrak didapatkan, estrak diteteskan pada kertas kromatografi dengan menggunakan pipet mikrometer setetes demi setetes hingga berwarna hijau pekat. Namun sebelum itu, ujung kertas dibuat bentuk segitiga dan pada bagian tengahnya diberi tanda titik kecil sebagai bagian dalam penetesan ekstrak. Kertas dimasukkan ke dalam counteiner silinder (tabung kromatografi) dan tabung ditutup agar tidak ada udara yang masuk. Alasan untuk menutup tabung adalah untuk meyakinkan bahwa udara dalam tabung terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam tabung dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas. Setelah beberapa menit didapatkan hasil sebagai berikut.
Grafik Rate of Law pada Hasil Kromatografi dari Kelompok 6 Berdasarkan gambar hasil kromatografi di atas dapat dibuat grafik rate of law, sehingga kita dapat membandingkan pigmen mana yang menempuh jarak paling jauh. Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa urutan pigmen pada kertas dari yang terkecil ke yang terbesar adalah kuning (Xantofil), hijau muda (Klorofil b), hijau tua (Klorofil a), dan jingga (Karoten). Artinya Karoten meenempuh jarak yang paling jauh dari titik awal dan yang menempuh jarak yang paling dekat adalah Xantofil. Seperti yang kita ketahui bahwa rumus kimia dari pigmen tersebut antara lain Xantofil {C40H54(OH)2}, Klorofil a {C55H72O5N4Mg} , Klorofil b {C55H70O6N4Mg}, dan Karoten {C40H56}. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa berat molekul Karoten lebih kecil disusul oleh Xantofil, Klorofil a, dan berat molekul terbesar adalah Klorofil b (dapat dilihat dari banyaknya atom C dan atom O), sehingga urutan pigmen yang menempuh jarak terjauh adalah Karoten, Xantofil, Klorofil a, dan Klorofil b. Namun, hasil pengamatan kami tidak sesuai dengan teori tersebut. Adapun ketidakcocokan hasil pengamatan dengan teori dapat disebabkan oleh human eror baik pada waktu pengamatan yang kurang lama ataupun pigmen sebenarnya belum terhenti benar sehingga hasil pengamatan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk lebih lanjut, berikut akan kami sajikan grafik rate of law pada hasil kromatografi dari beberapa kelompok.Grafik Rate of Law pada Hasil Kromatografi dari Beberapa Kelompok
Grafik di atas menjelaskan rate of law yang terjadi pada setiap pigmen. Maksudnya bahwa bagaimana pigmen tersebut melampaui jarak dari titik awal dibandingkan dengan jarak ditempuh pelarut. Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas adalah kelompok II dan IV memberikan hasil yang sama di mana rate of law yang paling kecil adalah Klorofil b disusul oleh Klorofil a, Xantofil, dan Karoten. Artinya bahwa Klorofil b menempuh jarak yang paling dekat dari titik awal sedangkan Karoten menempuh jarak yang paling jauh Hal ini disebabkan karena Klorofil b memiliki berat molekul yang paling besar dan Karoten memiliki berat molekul yang palig kecil. (Keterangan : hasil pengamatan kedua kelompok ini sesuai dengan fakta).Namun, terdapat beberapa kelompok, yaitu kelompok I, III, V, dan VI memberikan hasil yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan teori. Pada kelompok I, pigmen Karoten tidak terlihat karena pada saat itu, waktu pengamatan dihentikan sehingga pigmen Karoten belum mulai muncul. Adapun rate of row pada keempat kelompok ini memberikan hasil yang sama pula, yaitu pigmen Xantofil menempuh jarak yang paling dekat disusul oleh pimen Klorifil b, Klorofil a, dan Karoten. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pada saat praktikum baik berupa human eror maupun faktor dari luar.H. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan dalam tumbuhan daun Manihot esculentum adalah Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau muda), Xantofil (kuning), dan Karoten (jingga).
Jawaban Pertanyaan1. Fungsi dari setiap pigmen adalah sebagai berikut.a. Klorofil a berperan secara langsung dalam reaksi terang fotosintesis, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimiawi.b. Klorofil b merupakan pigmen lain dalam membrane tilakoid yang dapat menterap cahaya dan mentransfer energinya ke klorofil a, yang kemudian mengawali reaksi terang.c. Karoten adalah pigmen fotosintesis berwarna oranye yang penting untuk fotosintesis. Zat ini membentuk warna oranye dalam wortel dan banyak buah dan sayur lainnya. Dia berperan dalam fotosintesis dengan menyalurkan energi cahaya yang dia serap ke klorofil dan memperluas spectrum dari warna-warna yang dapat menggerakkan fotosintesis.d. Xantofil adalalah suatu pigmen yang membantu dalam penerimaan sinar.
2. Fungsi aseton dan ether adalah sebagai pelarut klorofil.3. Rumus bangun
Sedangkan untuk Karoten {C40H56} dan Xantofil{C40H54(OH)2}, 4. Berdasarkan hasil pengamatan kami, pigmen yang terletak paling atas adalah Karoten dan pigmen yang terletak paling bawah adalah Xantofil. Artinya bahwa Karoten menempuh jarak yang paling jauh dari titik awal dibandingkan dengan pigmen lain karena memiliki berat molekul yang paling kecil.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_kolo/Depkes RI. Jakarta.Anonim. 2008. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi.Anonim. 2008. Diakses dari http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/kromatografi.Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pemisahan zat-zat warna pada daun tumbuhan Manihot
esculentum (menggunakan daun yang sangat tua karena banyak mengandung klorofil) secara kromatografi.
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.
Adapun kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kertas karena menggunakan kertas saring. Seluruh
bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase
gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari
campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap sedangkan fase gerak adalah pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai. Untuk melarutkan klorofil digunakan petroleum ether karena klorofil tidak larut dalam air.
Setelah ekstrak didapatkan, estrak diteteskan pada kertas kromatografi dengan menggunakan jarum suntik
setetes demi setetes hingga berwarna hijau pekat. Namun sebelum itu, ujung kertas dibuat bentuk segitiga dan
pada bagian tengahnya diberi tanda titik kecil sebagai bagian dalam penetesan ekstrak. Kertas dimasukkan ke
dalam tabung kultur dan tabung ditutup agar tidak ada udara yang masuk. Alasan untuk menutup tabung adalah
untuk meyakinkan bahwa udara dalam tabung terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam tabung
dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Setelah beberapa menit didapatkan hasil seperti di atas.
Berdasarkan gambar hasil kromatografi di atas, sehingga kita dapat membandingkan pigmen mana yang
menempuh jarak paling jauh. Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa urutan pigmen pada kertas dari yang
terkecil ke yang terbesar adalah kuning (Xantofil), hijau muda (Klorofil b), hijau tua (Klorofil a), dan jingga
(Karoten). Artinya Karoten meenempuh jarak yang paling jauh dari titik awal dan yang menempuh jarak yang
paling dekat adalah Xantofil. Seperti yang kita ketahui bahwa rumus kimia dari pigmen tersebut antara lain
Xantofil {C4OH54(OH)2}, Klorofil A {C55H72O5N4Mg}, Klorofil B {C55H70O6N4Mg}, dan Karoten {C4OH56}.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa berat molekul Karoten lebih kecil disusul oleh Xantofil, Klorofil A, dan berat
molekul terbesar adalah Klorofil B (dapat dilihat dari banyaknya atom C dan atom O), sehingga urutan pigmen
yang menempuh jarak terjauh adalah Karoten, Xantofil, Klorofil A, dan Klorofil B. Namun, hasil pengamatan
kami tidak sesuai dengan teori tersebut. Adapun ketidakcocokan hasil pengamatan dengan teori dapat
disebabkan oleh kesalahan praktikan baik pada waktu pengamatan yang kurang lama ataupun pigmen
sebenarnya belum terhenti benar sehingga hasil pengamatan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
G. Pertanyaan
1. Apa fungsi pigmen-pigmen tersebut?
2. Apa fungsi aseton dan ether dalam praktikum ini?
3. Bagaimana rumus kimia dari klorofil A, klorofil B, xantofil dan karoten?
Jawaban :
1. Fungsi dari setiap pigmen adalah sebagai berikut :
a. Klorofil A berperan secara langsung dalam reaksi terang fotosintesis, yang mengubah energi matahari menjadi
energi kimiawi.
b. Klorofil B merupakan pigmen lain dalam membrane tilakoid yang dapat menterap cahaya dan mentransfer
energinya ke klorofil a, yang kemudian mengawali reaksi terang.
c. Xantofil adalalah suatu pigmen yang membantu dalam penerimaan sinar.
d. Karoten adalah pigmen fotosintesis berwarna oranye yang penting untuk fotosintesis. Zat ini membentuk warna
oranye dalam wortel dan banyak buah dan sayur lainnya. Dia berperan dalam fotosintesis dengan menyalurkan
energi cahaya yang dia serap ke klorofil dan memperluas spectrum dari warna-warna yang dapat menggerakkan
fotosintesis.
2. Fungsi aseton dan ether adalah sebagai pelarut klorofil.
3. Rumus kimia dari :
a. Klorofil A, {C55H72O5N4Mg}
b. Klorofil B, {C55H70O6N4Mg}
c. Xantofil, {C4OH54(OH)2}
d. Karoten, {C4OH56}
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan dalam tumbuhan daun Manihot
esculentum adalah Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau muda), Xantofil (kuning), dan Karoten (jingga).
Pigmen yang terletak paling atas adalah Karoten dan pigmen yang terletak paling bawah adalah Xantofil.
Artinya bahwa Karoten menempuh jarak yang paling jauh dari titik awal dibandingkan dengan pigmen lain
karena memiliki berat molekul yang paling kecil.
I. Referensi
Anonym. 29 November 2011. Kromatografi. [Online] tersedia di: http://dnablo71kromatografi.blogspot.com/
Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB