BAB_XI

9
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Dalam bab sebelumnya kita menyaksikan bahwa dengan menggunakan kebijakan fiskal yang murni atau dengan kebijakan moneter yang murni pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja. Kita sebut dengan kebijakan fiskal murni apabila kebijakan fiskal tersebut tidak disertai oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijakan moneter murni adalah kebijakan moneter yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai T x maupun T. Sekalipun dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran antara 1 Bab 11 KEBIJAKAN FISKAL DAN

description

x1

Transcript of BAB_XI

Page 1: BAB_XI

Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

Dalam bab sebelumnya kita menyaksikan bahwa dengan menggunakan kebijakan fiskal yang murni atau dengan kebijakan moneter yang murni pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja. Kita sebut dengan kebijakan fiskal murni apabila kebijakan fiskal tersebut tidak disertai oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijakan moneter murni adalah kebijakan moneter yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai Tx maupun T. Sekalipun dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran antara perubahan G, Tx, T dan M, namun dari segi teori pembahasan pengaruh kebijakan fiskal dan pengaruh kebijakan moneter secara terpisah besar sekali manfaatnya.

Kiranya tidak sulit dipahami kalau bentuk kurva IS dan kurva LM besar pengaruhnya terhadap keefektifan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Semakin datar bentuk kurva IS, semakin efektif kebijakan moneter. Di lain pihak, semakin datar kurva LM, kebijakan fisklallah yang semakin efektif.

Mengenai bentuk kurva LM biasanya dihubungkan dengan bentuk kurva permintaan uang untuk spekulasi, sekalipun bentuk kurva permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga mempunyai pengaruh juga terhadap bentuk kurva LM. Dengan bentuk standar kurva permintaan akan uang untuk spekulasi L2, yang tergambar dalam kuadran 1 gambar dihasilkan kurva LM

1

Bab 11

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Page 2: BAB_XI

seperti yang terlihat pada kuadran 2, yang selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yang masing-masing dengan sebutan:

1. Daerah Klasik atau Classical Range, yaitu bagian pada kurva LM yang sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar, bagian yang disebut daerah klasik ialah bagian pada kurva LM dari titik C ke atas. Ini merupakan akibat dari bentuk kurva L2 yang mulai dari titik C ke atas berhimpit dengan sumbu tingkat bunga. Daerah ini disebut sebagai daerah klasik, disebabkan daerah inilah yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan teoritik seperti yang dihasilkan oleh para pemikir ekonomi klasik.

2. Daerah Jerat Likuiditas atau Liquidity Trap Range, yaitu bagian dari kurva LM yang sejajar dengan sumbu pendapatan nasional nyata. Sejajarnya kurva LM tersebut dengn sumbu pendapatan merupakan akibat dari sejajarnya kurva L2 dengan sumbu L2. Pada tingkat bunga yang demikian rendahnya harga surat obligasi menjadi demikian tinggi, sehingga semua orang meramalkan akan terjadinya penurunan harga surat-surat obligasi. Dengan ramalan tersebut maka tambahan uang yang tersedia untuk spekulasi tidak lagi dibelikan surat berharga melainkan akan mereka simpan dalam bentuk uang.

3. Daerah Tengah atau Intermidieate Range, yaitu bagian pada kurva LM yang berada di antara daerah klasik dan daerah jerat likuiditas. Pada daerah tengah elastisitas tingkat bunga kurva LM lebih besar dari nol, akan tetapi lebih kecil dari tidak terhingga.

Dalam gambar daerah jerat likuiditas meliputi bagian kurva LM dimulai dari titik A sampai titik B, daerah tengah meliputi bagian kurva LM dari titik B sampai titik C dan daerah klasik adalah titik C ke atas. Dengan menggunakan sistematika ini, masalah tentang efektifitas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dapat diuraikan dengan lebih mudah. Secara singkat dapat diterangkan dengan menggunakan gambar sebagai berikut.

2

L2

L2

Daerah Jerat Likuiditas

Daerah KlasikDaerah

Tengah

r

0 0

r

M

M

MY 00

L2

L1

M

AB

C c

Kuadran 1Kuadran 2

Kuadran 4Kuadran 3

Page 3: BAB_XI

Gambar 11.1. Bentuk standar kurva L2 dan kurva LM

A. KEBIJAKAN FISKAL

1. Di Daerah Jerat Likuiditas kebijakan fiskal paling efektif. Dengan menggeserkan kurva IS ke kanan sejauh ab, pendapatan nasional keseimbangan meningkat sebesar ab juga, yaitu semula sebesar OYa, sekarang menjadi OYb.

2. Di Daerah Tengah, kebijakan fiskal juga dapat menaikkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak seefektif di daerah jerat likuiditas. Kebijakan fiskal yang berhasil menggeser kurva IS ke kanan sejauh cd, yang jaraknya sama dengan

3

Page 4: BAB_XI

ab, menghasilkan peningkatan tingkat pendapatan nasional kurang dari cd, yaitu hanya meningkat dari semula OYc menjadi OYm.

3. Di Daerah Klasik, kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif. Kebijakan fiskal yang berhasil menggeser kurva IS sejauh ef, eg ataupun lebih besar lagi, pendapatan nasional keseimbangan sama sekali tidak meningkat, yaitu tetap sebesar OYe.

B. KEBIJAKAN MONETER

Dengan kebijakan moneter yang berhasil menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 dengan titik keseimbangan IS – LM yang berada:1. Di Daerah Jerat Likuiditas, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif.

Sama sekali tidak bisa menaikkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan, dengan kurva ISa, titik keseimbangan IS – LM tidak pindah tempatnya yang semula, yaitu tingkat bunga tetap setinggi Ora dan tingkat pendapatan nasional keseimbangan tetap setinggi OYa.

2. Di Daerah Tengah, kebijakan moneter mampu menaikkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak seefektif di daerah klasik.

4

LM

IS

ISIS

IS

IS

ISIS

YmYc YeYbYa Y0

r

a b

c d

e f g

A. Kebijakan Fiskal

LM0 LM1IS

IS

IS

YgYcYfYbYa0 Y

ra

r

c

ba

B. Kebijakan Moneter

Page 5: BAB_XI

Gambar 11.2. Keefektifan kebijakan fiskal lawan kebijakan moneter3. Di Daerah Klasik, kebijakan moneter adalah paling efektif. Dengan

peningkatan jumlah uang yang beredar yang sama, kalau titik keseimbangan IS – LM berada di daerah tengah, bertambah besarnya pendapatan nasional keseimbangan akan sebesar Yc Yg. Dari gambar kita lihat bahwa Yc Yg lebih besar daripada YbYf.

Kesimpulan:

Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam pendekatan 3 daerah kuva LM dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 11. Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

5

Page 6: BAB_XI

No Kebijakan(Daerah LM)

Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter

1 Jerat Likuiditas Efektif Tidak Efektif2 Daerah Tengah Masih Efektif Masih Efektif3 Daerah Klasik Tidak Efektif Efektif

Keterangan:o Efektif : dapat meningkatkan banyak pendapatan

nasional keseimbangano Masih Efektif : dapat meningkatkan sedikit pendapatan

nasional keseimbangano Tidak Efektif : tidak dapat meningkatkan pedapatan nasional

keseimbangan

6