BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM...

45
15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa), Shopping Mall (Amerika) bereferensi pada pusat perbelanjaan dimana istilah yang digunakan itu untuk mengidentifikasikan suatu pusat perbelanjaan. Pada intinya shopping center memiliki bentuk bangunan atau kumpulan beberapa bangunan di dalam satu lokasi. Di dalam satu pusat perbelanjaan tersebut berkumpul sejumlah vendor independen atau beragam toko dengan beragam brand, yang semuanya dihubungkan antara satu dengan yang lain, oleh jalur sirkulasi (pedestrian ways atau walk ways) yang terbuka atau tertutup. Hal itu bertujuan untuk mempermudah pengguna mal pada waktu mengunjungi satu toko dan berjalan ke toko lain dengan aman dan nyaman. Konsep dari dibangunnya gedung pusat perbelanjaan bukan merupakan suatu inovasi baru. Mal, merupakan satu bentuk evolusi dari pasar tradisional yang pada intinya adalah: satu lokasi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh banyak orang (konsumen) untuk membeli segala sesuatu yang mereka butuhkan. Untuk kemudahan, kenyamanan, dan keamanan para pengunjung, pusat perbelanjaan yang berbentuk pasar tradisional dan terbuka kemudian memiliki atap untuk melindungi pengunjung dari cuaca seperti panas dan hujan. Konsep mal ternyata sudah ada sejak abad 15

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. TINJAUAN UMUM

1. Shopping Center

a. Sejarah Shopping Center

Shopping Center (Inggris dan Eropa), Shopping Mall (Amerika)

bereferensi pada pusat perbelanjaan dimana istilah yang digunakan itu

untuk mengidentifikasikan suatu pusat perbelanjaan. Pada intinya

shopping center memiliki bentuk bangunan atau kumpulan beberapa

bangunan di dalam satu lokasi. Di dalam satu pusat perbelanjaan tersebut

berkumpul sejumlah vendor independen atau beragam toko dengan

beragam brand, yang semuanya dihubungkan antara satu dengan yang

lain, oleh jalur sirkulasi (pedestrian ways atau walk ways) yang terbuka

atau tertutup. Hal itu bertujuan untuk mempermudah pengguna mal pada

waktu mengunjungi satu toko dan berjalan ke toko lain dengan aman dan

nyaman. Konsep dari dibangunnya gedung pusat perbelanjaan bukan

merupakan suatu inovasi baru.

Mal, merupakan satu bentuk evolusi dari pasar tradisional yang

pada intinya adalah: satu lokasi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh

banyak orang (konsumen) untuk membeli segala sesuatu yang mereka

butuhkan. Untuk kemudahan, kenyamanan, dan keamanan para

pengunjung, pusat perbelanjaan yang berbentuk pasar tradisional dan

terbuka kemudian memiliki atap untuk melindungi pengunjung dari cuaca

seperti panas dan hujan. Konsep mal ternyata sudah ada sejak abad

15

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

16

pertengahan. Di Timur Tengah, Grand Bazaar Isfahan adalah suatu lokasi

pusat perdagangan yang terdiri dari kumpulan beberapa toko independen

yang bernaung di bawah satu struktur, berdiri sejak abad ke 10. Begitu

juga dengan Grand Bazaar Tehran, pasar tertutup sepanjang 10 km juga

memiliki sejarah yang panjang. Contoh di Eropa adalah The Burlington

Arcade di London yang resmi dibuka di tahun 1819. Konsep

pembangunan mal ini diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1828

dengan dibangunnya The Arcade di daerah Providence, Rhode Island.

Pembangunan shopping center atau mal pun akhirnya diikuti oleh kota-

kota besar lainnya di berbagai manca negara pada akhir abad ke 19 dan

awal abad ke 20.

Di pertengahan abad ke 20, di Amerika Serikat dan beberapa

negara Eropa lainnya, keberadaan shopping center atau mal di dalam kota

dirasakan berdampak negatif karena kota menjadi penuh sesak, dan kotor.

Ditambah dengan dibangunnya perumahan-perumahan di daerah pinggiran

kota (suburb) dan penemuan automobile maka, dibutuhkan pula suatu

tempat khusus di dalam kompleks pusat perbelanjaan untuk memarkirkan

kendaraan para pengguna mal dan pengunjungnya. Berdasarkan dari faktor

tersebut, pemerintah Amerika Serikat dan Eropa bersama masyarakatnya

bersama-sama berniat untuk memperbaiki kualitas hidupnya maka,

dimulailah adanya pembangunan shopping center atau mal di luar kota dan

di daerah suburb. Pemikiran inilah yang menjadi dasar dari terbentuknya

suatu jenis shopping center baru seperti suburb mall, super mall, giant

mall, dan mega mall.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

17

Shopping center atau mal yang pada awalnya memiliki fasilitas

took-toko dan barang-barang dagang yang menarik, food center, dan area

untuk parkir kendaraan, kini dirasa masih belum cukup untuk memenuhi

kebutuhan pengunjung dan pengguna shopping center atau mal. Untuk

menarik minat pengunjung dan untuk mencegah pengunjung dari rasa

bosan, tim dari shopping center berupaya untuk menciptakan suasana yang

menarik, unik, dan lain dari tempat-tempat yang biasa dikunjungi oleh

para pengunjung dan pengguna mal dimulai dengan pemilihan konsep

bangunan dan interior bangunan. Kemudian, ditambahnya fasilitas hiburan

atau entertainment seperti bioskop, video game center, dan panggung

dengan disc jockey (deejay), atau dengan live music.

Adanya tempat menitipkan anak (day care center) di dalam

beberapa shopping center atau mal di Amerika Serikat sudah menjadi

konsep yang tidak asing lagi. Adanya fasilitas ini memberikan kemudahan

berbelanja bagi para orangtua yang memiliki anak supaya dapat

berkonsentrasi berbelanja di shopping center atau mal tersebut tanpa harus

mengkhawatirkan keamanan dan kenyamanan putra dan putri mereka.

Kekurangannya akan lahan terbuka di dalam kota juga menjadi

kesempatan emas bagi para pengembang shopping center atau mal untuk

mengemas alam buatan (artificial) atau sebuah taman yang terbuka ke

dalam konsep interior atau pembentukan kompleks shopping center.

Sehingga, para pengunjung tidak hanya mendapatkan kenyamanan

berbelanja, tetapi juga dapat menikmati lahan terbuka yang bebas dari

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

18

bahaya ditabrak dan bisingnya kendaraan bermotor, sampah dan segala

sesuatu yang tidak enak dipandang.

Menjamurnya pembangunan shopping center di seluruh dunia

memulai adanya kompetisi terbuka bagi seluruh negara, kota, arsitek, dan

desainer untuk saling berlomba membangun shopping center yang

terbesar, terlengkap, termoderen, dan lain sebagainya serta sebagai salah

satu penanda kota (landmark).

Pada era 1970-an di Jakarta (sebagai pusat kota) pusat perbelanjaan

seperti aldiron plaza, pusat pertokoan senen dan pasar-pasar yang dikelola

PD pasar jaya memanfaatkan seluruh lantai untuk penjualan, tanpa ada

suatu lebih untuk dinikmati oleh pengunjung kecuali gang secukupnya.

Pada saat itu pemilik bangunan masih berpatok pada setiap jengkal

bangunannya harus dapat disewakan atau dijual.

Pada pertengahan 1980-an, ternyata muncul gagasan baru dengan

arsitek asing yang mulai masuk bersama modal dari luar negeri. Istilah

plaza mulai dipakai dan memperkenalkan konsep atrium yang

menghasilkan suasana beda (atrium dalam arti asal kata dari halaman

yang dapat mengumpulkan air sebagaimana lazimnya terdapat di rumah

halaman (courtyard) orang yunani dan romawi), dengan menyisakan

sebagian ruang untuk berjalan dan membuka lubang lantai hingga ke atap

tembus cahaya alam, melapangkan pandangan pengunjung bahwa disini

tempat anda memanjakan diri memperoleh barang dan hiburan.

Pada akhir 1980-an dan permulaan 1990-an mulai bermunculan

mal perbelanjaan dengan konsep atrium yang lebih besar yang

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

19

memungkinkan pengunjung memperluas jangkauan pandangan ke seluruh

lantai bangunan. Ruang besar dan menyatu ini membuka wawasan

sekaligus melapangkan visualisasi pengunjung.

Indonesia memang tidak mau ketinggalan mengikuti kemajuan

zaman dan perubahan kultur. Dengan bentuk atrium besar mengakibatkan

aktivitas berbelanja menjadi nyaman dan menjadi bagian dari pola hidup

masyarakat Indonesia, terutama yang berdomisili di kota-kota besar. Pusat

perbelanjaan bukan hanya tempat untuk berbelanja untuk memenuhi

kebutuhan dirinya sendiri atau orang lain, tetapi juga sebagai tempat untuk

mendapatkan hiburan, berinteraksi sosial bersama teman, keluarga,

maupun kolega bisnis. Sehingga pusat perbelanjaan, plaza, atau mal, di

juluki dengan istilah ‖one stop shopping‖ karena, hampir semua kebutuhan

belanja, dapat terpenuhi dengan sekali kunjungan ke satu pusat

perbelanjaan. Shopping center, mall, atau plaza biasanya juga didekor

dengan hiasan-hiasan dan pernak-pernik dengan tema yang berbeda sesuai

dengan momen-momen khusus seperti hari raya, peringatan hari nasional,

imlek dan sebagainya. Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi,

dan jumlah investor terutama di bidang perdagangan yang menanamkan

modal di Indonesia, maka jumlah sarana perdagangan juga semakin

bertambah dengan stabil.

b. Pengertian Shopping Center

Pengertian shopping center atau pusat perbelanjaan secara umum

adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau melihat

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

20

dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

social masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan

berbelanja bagi pengunjung. Menurut International Council of Shopping

Centre (ICSC) – organisasi paling besar dan paling berpengaruh untuk

pusat perbelanjaan dunia. Definisi pusat perbelanjaan adalah sekelompok

usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan,

dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu property tunggal.

Menurut Nadine Beddington (1982), pusat perbelanjaan adalah suatu

komplek pertokoan/perbelanjaan terencana yang pengelolaannya ditangani

oleh suatu manajemen pusat yang menyewakan atau menjual unit-unit

took yang tersedia untuk pedagang dan mengenai hal-hal tertentu

pengawasannya dilakukan oleh manajer yang sepenuhnya bertanggung-

jawab kepada pusat perbelanjaan tersebut.

Menurut Levy dan Weitz (2004), Pusat perbelanjaan juga dapat

didefinisikan sebagai penyewa utama (anchor tenant), luas kotor area yang

disewakan (gross leaseable area) dan wilayah bisnis. Sedangkan menurut

Kowanski dalam skripsi Selvi Fitria Waskita, definisi pusat perbelanjaan

adalah sekelompok bangunan komersial dengan arsitektur terpadu yang

dibangun pada lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan

dikelola sebagai sebuah unit operasional. Istilah ―terpadu, serta

direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai sebuah unit

operasional‖ merujuk pada cara yang dilakukan manajemen pusat

perbelanjaan untuk mengendalikan lingkungan mereka dalam upaya

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

21

menciptakan dunia yang mereka khayalkan untuk para pengunjung di

lingkungan pusat perbelanjaan.

c. Klasifikasi Shopping Center

Klasifikasi shopping center antara lain :

1. Dilihat dari jenis barang yang dijual (Design for Shopping Centers,

Nadine Beddington)

a. Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari

yang juga merupakan kebutuhan pokok.

b. Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual

barangbarang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-

hari.

c. Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang

mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu

untuk membelinya.

d. Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun,

parfum dan lain-lain.

2. Berdasarkan Bauran Jenis Usaha Berdasarkan bauran jenis usahanya,

pusat perbelanjaan dibedakan menjadi

a. Pusat perbelanjaan berorientasi keluarga

Pusat perbelanjaan ini menyediakan semua hal dalam satu

atap (all under one roof family–oriented shopping centre), dengan

luas bersih area yang disewakan sekitar 400.000 – 500.000 kaki

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

22

persegi. Dimana didominasi oleh hypermarket, pusat hiburan,

cinema, area bowling dan biliar.

b. Pusat perbelanjaan spesialis (specialist shopping centre)

Jenis pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat

perbelanjaan berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu

jenis perdagangan utama, yang dilengkapi sejumlah toko lain yang

mendukung bisnis utama, seperti makanan, minuman dan

pelayanan pendukung lainnya.

c. Pusat perbelanjaan gaya hidup (lifestyle shopping centre)

Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda

yang bekerja di wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis

yang terkait dengan gaya hidup. Luas area ini sekitar 100.000 –

200.000 kaki persegi.

3. Berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, pusat perbelanjaan dibedakan

menjadi :

a. Unit ruang usaha dengan hak milik bersusun (strata title lot)

Merujuk pada pusat perbelanjaan dengan unit-unit toko yang

dimiliki oleh banyak individu dan setiap pemilik unit individu

bebas memperlakukan unit property miliknya sesuai keinginan.

Pemilik unit dapat membuka toko ritel, kantor korporasi kecil, atau

menyewakan propertinya karena setiap pemilik unit membuat

keputusan sendiri berdasarkan kepentingan pribadi mereka.

b. Manajemen kepemilikan tunggal (single owner-ship manajemen)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

23

Dimana suatu tim professional di suatu pusat perbelanjaan

dilibatkan untuk memaksimalkan hasil investasi dari satu property.

Manajemen pusat perbelanjaan bertugas merencanakan,

menetapkan nama, memasarkan, serta mengelola property tersebut.

2. Restoran

a. Definisi Restoran

Restoran berasal dari bahasa latin yaitu resturare, dalam bahasa

Inggris berarti a public eating place, yaitu rumah makan atau tempat

makan umum. Restoran berarti juga a place where you can buy and eat a

meal (Oxford Advanced learner’s Dictionary). Menurut Masum W. A

(1994) dalam bukunya ―Restoran dan Masalahnya‖ mengatakan bahwa

restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara

komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

tamu baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan operasional restoran

adalah untuk mencari keuntungan. Selain bertujuan bisnis atau mencari

keuntungan, membuat puas para konsumennya pun merupakan tujuan

operasional restoran yang utama.

Dari beberapa uraian diatas, restoran dapat diartikan sebagai

sebuah area atau tempat usaha atau bangunan yang menyediakan dan

menjual makanan serta minuman yang dikelola secara komersial dengan

memberikan pelayanan yang baik kepada semua pengunjung dengan

tujuan untuk bisnis dan mencari keuntungan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

24

b. Sejarah Restoran

Asal-usul penggunaan nama restaurant bisa ditelurusi ke abad ke-

16, ketika istilah ini pertama kali ditemukan di Prancis. sampai zaman

Romawi Kuno kuno (abad ke-2). Berasal dari kata Prancis restaurer atau

restore yang artinya pembangkitkan tenaga. Spesifiknya istilah ini dipakai

untuk sajian sup yang sarat kaldu.

Cerita tersebut sungguh berbeda dengan arti kata restaurant yang

berkembang pada akhir abad ke-18. Di masa ini, resto diartikan sebagai

ruang kecil di sebuah pondokan (tavern), tempat para pelancong mengisi

perut. Makanan yang disajikan merupakan hidangan sederhana dengan

bahan baku dari sekitar pondokan.

Terobosan konsep terjadi sekitar tahun 1782, ketika restoran yang

terletak di Rue De Richelieu, Paris, menulis daftar makanan dalam menu.

Makanan kemudian disajikan dalam porsi personal dan setiap tamu

dilayani satu per satu. Menu yang dikeluarkan pun tidak sekaligus,

melainkan bertahap.

Perkembangan pesat terjadi justru karena Revolusi Prancis. Waktu

itu berbagai guild—semacam serikat para tukang dan perajin yang

mengatur perizinan kerja dan usaha—dibubarkan, memudahkan orang

untuk membuka restoran. Peluang ini ditangkap oleh para pelayan dan

koki kaum bangsawan yang kehilangan majikannya yang dipancung atau

melarikan diri. Untuk menghidupi diri, mereka membuka restoran sendiri.

Perkembangan restoran pun didukung oleh urbanisasi dan munculnya

kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan orang bisnis.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

25

Kini restoran berkembang menjadi dua jenis, yakni restoran kasual

yang menyajikan makanan sehari-hari untuk para pekerja yang tak sempat

pulang ke rumah untuk makan. Dan, fine dining yaitu restoran dengan

tampilan eksklusif dan makanan yang disajikan lebih artistik

menggunakan peralatan makan mewah.

Jenis restoran kasual di dunia termasuk di Prancis sendiri banyak

dipengaruhi oleh gaya hidup Amerika. Contohnya, cafetaria (kantin di

perkantoran atau sekolah), rest-stop restaurant (resto di pinggir jalan

tol), fast food restaurant (resto cepat saji), hingga bistro (resto kecil yang

punya bar dan memberi pelayanan cepat).(http://www.femina.co.-

id/article/sejarah-singkat-restaurant--restoran-).

c. Klasifikasi Restoran

Klasifikasi restoran menurut W, Marsum dalam Prasetia, Andri

(hal. 20-22), resto atau restoran dikelompokkan menjadi beberapa jenis

menurut kegiatan dan makanan atau minuman yang disajikannya, yaitu:

Jenis Restoran Keterangan

A’la carte restaurant Menu lengkap dan dan merupakan restoran

tanpa aturan mengikat atau bebas.

Table d’hotel Restoran dengan menu yang lengkap dan

menyajikan setiap menu berurut-an dari menu

pembuka sampai penu-tup. Biasanya erat

hubungannya de-ngan hotel.

Coffe shop Merupakan tempat makan dan mi-num yang

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

26

Menyuguhkan suasana santai tanpa aturan

yang mengikat dan biasanya menyuguhkan

racikan kopi sebagai menu special diluar ma-

kanan-makanan kecil atau makanan siap saji.

Cafeteria Merupakan tempat makan dan mi-num yang

terbatas menyajikan roti atau sandwich serta

minuman-mi-numan ringan yang tidak

beralkohol, biasanya erat hubungannya dengan

kantor.

Canteen Merupakan tempat makan dan mi-num yang

menyajikan berbagai makanan-makanan instan

dengan harga yang terjangkau.

Continental restaurant Restoran yang memberikan kebebas-an bagi

pengunjungnya untuk mem-ilih bahkan

mengiris makanan yang dipesannya sendiri.

Carvery Merupakan restoran yang biasanya terdapat di

motel kecil dan meny-ajikan makanan dan

minuman seder-hana.

Discotheque Merupakan tempat makan dan minum yang

menyuguhkan suasana hingar bingar music

sebagai daya tariknya. Biasanya menyuguhkan

makanan dan minuman cepat saji.

Fish and chip shop Restoran yang menyajikan menu ikan dan

kripik atau snack sebagai menu utama

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

27

Grill room Restoran dengan menu masakan panggang

atau barbekyu sebagai menu andalan.

Intavern Restoran kecil di pinggiran kota yang biasanya

menyuguhkan makanan cepat saji dan

minuman kopi.

Pizzeria Restoran dengan menu pizza dan pasta sebagai

menu utama.

Creeperie Restoran yang menyajikan berbagai menu

kreps dan manisan.

Café

Tempat untuk makan dan minum dengan

sajian cepat saji dan menyuguhkan suasana

yang santai atau tidak resmi.

Specialty restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum

yang memiliki tema khusus atau kekhususan

menu masakan yang akan disajikan dan

biasanya memiliki citarasa yang berbeda

dengan restoran lain.

Terrace restaurant

Merupakan tempat makan dan minum yang

umumnya terletak di luar ruangan dan

biasanya erat hu-bungannya dengan fasilitas

hotel. Di Negaranegara barat terrace restaurant

biasanya hanya buka saat musim panas saja.

Gourment restaurant

Merupakan tempat untuk makan dan minum

yang biasanya diperuntukan bagi orang-orang

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

28

yang sangat meng-erti akan citarasa sehingga

banyak menyediakan makanan-makanan le-zat

dengan pelayanan yang megah dan harga yang

mahal.

Family restaurant

Merupakan restoran sederhana untuk makan

dan minum keluarga atau rombongan dengan

harga yang tidak mahal serta menyuguhkan

suasana nyaman dan santai.

Main dining room

Merupakan ruang makan besar atau restoran

yang umumnya terdapat di hotel, penyajian

makanannya secara resmi, servis yang

diberikan dapat menggunakan gaya perancis

maupun rusia, sedangkan orang-orang yang

datang pada umumnya juga menggunakan

pakaian resmi formal.

Sedangkan menurut Soekresno dalam Prasetia, Andi (hal.23) ,

dilihat dari sistem pengelolaan dan system penyajiannya, restoran dapat

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Formal restaurant (restoran formal).

Pengertian formal restoran adalah industry jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

29

professional dengan pelayanan yang eksklusif. Ciri-ciri restoran

formal:

a. Penerimaan pelanggan dengan system pesan tempat terlebih

dahulu.

b. Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.

c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/menu eropa

popular.

d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service/French

Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut.

e. Disediakan ruang cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan

sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap

makan.

f. Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau

untuk makan malam dan makan siang, tetapi tidak menyediakan

makan pagi.

g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap

khususnya wine dan champagne dari berbagai Negara penghasil

wine di dunia.

h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai

dengan suasana romantic dan eksklusif.

i. Harga makanan dan minuman relatiF tinggi disbanding harga

makanan dan minuman di restoran informal.

j. Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas

untuk dapat dilewati gueridon.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

30

k. Tenaga relative banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji

untuk melayani 4-8 pelanggan.

Contoh:

1) Members Restaurant

2) Super Club

3) Gourmet

4) Main Dining Room

5) Grilled Restaurant

6) Executive Restaurant

2. Informal restaurant (restoran informal)

Pengertian restoran informal adalah industry jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan

professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan,

kepraktisan dan percepatan frekuensi pelanggan yang silih

berganti. Ciri-ciri restoran informal:

a. Harga makanan dan minuman relative murah.

b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.

c. Para pelanggan yang dating tidak terikat untuk mengenakan

pakaian formal.

d. Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai adalah

American Service/ready plate bahkan self-service ataupun

counter-service.

e. Tidak menyediakan hiburan music hidup.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

31

f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang

lain.

g. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada

tamu/pelanggan namun dipampang di counter/langsung di setiap

meja makan untuk mempercapat proses pelayanan.

h. Menu yang disajikan sangat terbatas dan membatasi menu-menu

yang relative cepat selesai dimasak.

i. Jumlah tenaga servis relative sedikit dengan standar kebutuhan 1

pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan.

Contoh:

1) Café

2) Cafeteria

3) Fast Food Restaurant

4) Coffe shop

5) Bistro

6) Canteen

7) Taverns

8) Family Restaurant

9) Pub

10) Sandwich corner

11) Burger corner

12) Snack bar

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

32

3. Specialties restaurant

Pengertian specialties restaurant adalah industry jasa

pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil

dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti

dengan sistem penyajian yang khas dari suat negara tertentu. Ciri-

ciri specialties restaurant:

a. Menyediakan sistem pemesanan tempat.

b. Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, popular dan

disenangi banyak pelanggan secara umum.

c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan

dimodifikasi dengan budaya internasional.

d. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam.

e. Menu ala-carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan.

f. Biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal.

g. Harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan

lebih rendah dibaning formal restaurant.

h. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1

pramusaji untuk melayani 8-12 pelanggan.

Contoh:

1) Indonesian food restaurant

2) Italian food restaurant

3) Thai food restaurant

4) Japanese food restaurant

5) Korean food restaurant

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

33

d. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan makanan dan minuman dapat dibedakan menjadi 4

macam yaitu:

1. Table service

Suatu sistem pelayanan dimana tamu duduk dikursi

menghadap meja makan, kemudian makanan dan minuman diantarkan

dan disajikan, table service ini umumnya dibedakan menjadi 4

kategori yaitu:

a) American service (sistem pelayanan ala Amerika)

Americam service mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai

berikut:

1) Sifat pelayanannya sederhana, tidak resmi dan cepat

2) Makanan sudah siap ditata dan diatur diatas piring

3) Disajikan kepada tamu dari sebelah kiri

4) Piring kotor diangkat dari sebelah kanan

b) English service (sistem pelayanan ala Inggris)

Pelayanan ini digunakan oleh keluarga bangsawan di

Inggris, makanan tersedia dimeja dan diatur oleh nyonya rumah

dalam piring dan dihidangkan kepada tamunya dan nyonya rumah

tersebut biasa disebut hostess, jadi service ini banyak digunakan

dirumah tangga. Contoh yang paling umum adalah jika ada yang

berulang tahun, maka yang berulang tahun akan memotong kue dan

langsung memberikannya kepada tamu.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

34

c) French service

French service adalah suatu tipe pelayanan yang sifatnya

formal/resmi, awalnya pelayanan ini digunakan untuk tamu

bangsawan, sekarang ini disukai untuk orang yang ingin

mendapatkan pelayanan yang mewah. Makanan satu persatu datang

dari dapur dan setibanya di ruang restaurant dimatangkan dekat

tamu dengan menggunakan ―range oven atau rechaud oven‖ dan

setelah matang. Ditata atau disusun diatas oval platter dengan

menggunakan guerdion dan dihias dengan hiasan yang baik

kemudian satu persatu hidangan tersebut ditawarkan oleh waiter

secara berurutan kepada tamu.

Pelayanan jenis ini mempunyai ciri menyajikan makanan

utama secara utuh. Bila tamu telah memilih bagian dari hidangan

makanan yang disukai. Kemudian dipotong oleh waiter yang telah

ahli serta disajikan langsung ke atas piring tamu, yang terbuat dari

peralatan service serta dekorasi yang baik dan mahal.

d) Russian service

Pelayanan jenis ini sering disebut juga dengan modified

french service karena dalam beberapa hal mempunyai kesamaan

dengan french service. Pelayanan ala rusia sifatnya sangat formal,

mewah dan para tamu merasa mendapatkan perhatian yang luar

biasa dari petugas, perbedaan yang menonjol antara rusian dengan

french adalah:

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

35

1) Russian service memerlukan seorang waiter, sedangkan

french service memerlukan dua orang waiter.

2) Makanan yang disajikan pada russian service disiapkan

sepenuhnya di dapur sedangkan french service sebagian

disiapkan di dapur dan di restoran.

e) Counter service

Suatu sistem pelayanan dimana para tamu datang lalu

duduk di counter, apabila makanan dan minuman yang dipesannya

sudah siap, maka akan disajikan kepada tamu di atas counter.

Petugas yang menyajikan bisa waiter ataupun juru masaknya.

Pelayanan ini lebih praktis, hemat tenaga dan waktu.

f) Self service

Self service atau buffet service adalah suatu sistem

pelayanan restoran dimana semua makanan secara lengkap

(hidangan pembuka, sup, hidangan utama, hidangan penutup) telah

tertata dan diatur rapi di atas meja hidang atau meja prasmanan.

Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya sesuai

dengan selera.

g) Carry out service

Carry out service lebih dikenal dengan istilah take out

service yaitu sistem pelayanan dimana tamu datang untuk membeli

makanan yang telah siap ataupun disiapkan terlebih dahulu,

dibungkus dalam kotak untuk dibawa pergi, jadi makanan tidak

dinikmati di tempat.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

36

h) Persyaratan Ruang Restoran

Menurut Soekresno dalam Prasetia, Andi, ruang atau area

yang ada di dalam suatu restoran dibagi ke dalam dua bagian yang

memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, yaitu :

1) Ruangan Depan (Front Area)

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah

ruanganruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan

diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah

pelayanan. Persyaratan ruang restoran:

(a) Luas area memenuhi standar

(b) Penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api

(c) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran

(d) Sirkulasi udara memadai dan tersedia pengatur suhu udara

(e) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)

(f) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat

2) Ruangan Belakang (Back Area)

Yang dimaksud dengan ruang belakang adalah ruangan

ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area

penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan

minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi

karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para

pelanggan untuk masuk di dalamnya, seperti dapur, gudang,

tempat penumpukan sampah, steward area dan lain

sebagainya. Syarat-syarat back area:

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

37

(a) Cukup penerangan

(b) Gudang penyimpan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya

(c) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran

pembuangan air yang memadai dan lancer

(d) Terpasang alat penghisap dan saluran pembuangan asap

dapur

(e) Saluran air bersih cukup lancar dan mencukupi

(f) Dan lain-lain seperti yang terdapat dalam persyaratan

Restoran

i) Pedoman Luas Area Restoran

Luas area yang ada pada restoran di bagi kedalam dua

kelompok besar yaitu area restoran dan area dapur yang

dijelaskan sebagai berikut :

1) Pedoman luas restoran (Tidak termasuk dapur restoran): =

1,6m² / orang

2) Pedoman luas dapur (Termasuk tempat penyimpanan

makanan panas, ruang penyimpanan masakan dingin,

tempat cuci dan chef office): = 1,4m² x jumlah pelanggan

j) Pedoman Tata Letak Meja dan Kursi

Pedoman tata letak meja dan kursi diatur sebagai

berikut :

1) Jalur pelayanan

2) Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang

membelakangi merupakan gang atau disebut jalur

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

38

pelayanan dengan jarak 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji

atau 1 pramusaji

3) Pergeseran maju mundur jursi antara 100-200 mm untuk

kebutuhan duduk.

4) Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm

5) Kepadatan untuk meja counter bar 625 mm per orang

6) Jarak duduk pada counter bar antara 1 orang dengan orang

lain 75 mm

k) Standar Penyimpanan Peralatan Restoran

Standar penyimpanan peralatan pada restoran adalah

sebagai berikut :

1) Standar tinggi rak gudang

Untuk penyimpanan barang yang relatif besar,

ketinggian pada rak teratas 1500 mm dan untuk barang-

barang relative ringan maksimal sesuai jangkauan untuk

meraih barang yaitu 1950 mm

2) Persyaratan Dapur, Ruang Makan dan Gudang Makanan

Persyaratan untuk dapur, ruang makan dan gudang

makanan adalah sebagai berikut :

a) Dapur

(1) Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang

makan atau 27% dari luas bangunan.

(2) Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran

pembuangan air limbah.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

39

(3) Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap

ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang dan

mudah dibersihkan.

(4) Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara

panas maupun bau-bauan/exhauster yang dipasang

setinggi 2 meter dari lantai dan kapasitasnya sesuai

bangunan.

(5) Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood),

alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan saluran

serta pengumpul lemak.

(6) Semua tungku terletak di bawah sungkup asap (hood)

(7) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat

rangkap, dengan pintu bagian luar membuka ke arah luar

(8) Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat

pencegah masuknya serangga yang dapat menutup

sendiri

(9) Ruangan dapur terdiri dari:

Tempat pencucian peralatan

Tempat penyimpanan bahan makanan

Tempat pengepakan

Tempat persiapan

Tempat administrasi

(10) Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal

10 foot candle (fc).

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

40

(11) Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per

jam untuk menjamin kenyamanan kerja di dapur,

menghilangkan asap dan debu.

(12) Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan

hewan lainnya.

(13) Udara di dapur tidak boleh mengandung angka

kuman lebih dari 5 juta/gram.

(14) Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan,

lemari/fasilitas penyimpanan rak dingin, rak-rak

peralatan, bak-bak pencucian yang berfungsi dan

terpelihara dengan baik.

(15) Harus dipasang tulisan ―cucilah tangan anda sebelum

menjamah makanan dan peralatan‖ di tempat yang

mudah terlihat.

(16) Tidak boleh berhubungan langsung dengan

jamban/WC, peturasan/urinoir kamar mandi dan

tempat tinggal

b) Ruang makan

(1) Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85 m².

(2) Meja, kursi dan taplak meja harus dalam keadaan

bersih.

(3) Tempat untuk menyediakan/peragaan makanan jadi

harus dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak

tercemarnya makanan.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

41

(4) Rumah makan dan restoran yang tidak mempunyai

dinding harus terhindar dari pencemaran.

(5) Tidak boleh berhubungan langsung dengan

jamban/WC, peturasan/urinoir, kamar mandi dan

tempat tinggal.

(6) Harus bebas dari serangga, tikius dan hewan lainnya.

(7) Lantai, dinding dan langit-langit harus selalu bersih,

warna terang.

(8) Perlengkapan set kursi harus bersih.

(9) Perlengkapan set kursi tidak boleh mengandung kutu

busuk/kepinding.

c) Gudang bahan makanan

(1) Jumlah bahan makanan yang disimpan sesuaikan

dengan ukuran gudang.

(2) Gudang bahan makanan tidak boleh untuk

menyimpan bahan lain selain makanan.

(3) Pencahayaan gudang minimal 4 foot candle (fc) pada

bidang setinggi lutut.

(4) Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat

penyimpanan makanan.

(5) Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin

sirkulasi udara.

(6) Gudang harus dilengkapi dengan pelindung serangga

dan tikus.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

42

3. COFFEE SHOP

Kopi Shop atau Coffee Shop atau Warung Kopi atau Kedai Kopi saat

ini, mungkin yang terlintas di benak kita adalah tempat yang cozy,

menyajikan olahan kopi dan espresso dengan kursi untuk bermalas-malas

sambil menghirup secangkir kopi.

Catatan sejarah awal tentang tempat publik yang menyajikan kopi

adalah pada tahun 1475. Kiva Han adalah nama Coffee Shop pertama yang

berlokasi di Constantinopel di Turki (sekarang Istanbul). Kopi adalah produk

penting pada saat itu. Di Turki pada waktu itu adalah legal bagi seorang

wanita dapat menuntut cerai suaminya jika suaminya itu tidak dapat

menyuplai cukup kopi. Kopi Turki disajikan sangat kental, hitam dan tak

disaring.

Sedangkan ide untuk menambah cita rasa kopi dengan cream dan

pemanis, menjadi trend di Eropa sekitar tahun 1529, setelah Kopi shop

pertama di Eropa didirikan. Vienna pernah diinvasi oleh pasukan Turki, yang

meninggalkan berkarung-karung kopi ketika mereka kalah dan kemudian

melarikan diri dari kota itu. Franz Georg Kolschitzky mengklaim kopi

tersebut sebagai rampasan perang, dan membuka sebuah Coffee Shop.

Sebenarnya, dia pernah tinggal di Turki dan merupakan satu-satunya orang

yang mengetahui nilai sesungguhnya dari biji-bijian kopi. Dia mendapat ide

untuk menyaring kopi dan memperhalus cita rasa minuman kopi dengan susu

dan gula. Minuman ini dengan cepat menjadi sangat digemari, dan ketika

Coffee Shop juga mulai menjual kue-kue manis dan penganan yang lain,

popularitasnya makin meledak.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

43

Keberadaan kopi terus menyebar, dengan Coffee Shop pertama dibuka

di daratan Britania pada tahun 1652. Meskipun popularitasnya terus

bertambah di Eropa, ide membuka Coffee Shop sampai di Inggris langsung

dari Turki. Pedagang Inggris yang meniagakan barang-barang Turki

(termasuk kopi) memiliki dua orang pelayan yang kemudian memisahkan

diri, untuk masuk ke bisnis mereka sendiri. Coffee Shop ―The Turk‘s Head‖

akhirnya lahir.

Di Coffee Shop Inggris-lah, istilah kata ―tips‖ pertama kali digunakan

yang artinya gratifikasi. Sebuah toples dengan tulisan ―Guna menjamin servis

yang cepat‖ diletakkan di meja counter. Orang-orang memasukkan koin tips

ke toples itu untuk dapat dilayani dengan cepat.

Orang Inggris menamakan Coffee Shop mereka ―penny university‖

(Universitas Duit) karena harga kopi yang memang mahal waktu itu dan

banyaknya bisnis kelas atas didirikan di sini. Pada kenyataannya, sebuah

Coffee Shop kecil yang dijalankan oleh Edward Lloyd pada tahun 1668

adalah contoh sejati, sampai sekarang bisnis tersebut masih berjalan sebagai

perusahaan insuransi Lloyd‘s of London.

Dari Inggris, ide ini terus tersebar di Eropa. Italia di tahun 1654 dan

kemudian Paris di tahun 1672, sedangkan Jerman mendirikan Coffee Shop

pertama di tahun 1673.

Ketika masa kolonialisasi Amerika, Coffee Shop secara cepat ikut

menyebar. Aturan Coffee Shop di Amerika sama dengan kedai-kedai di

Inggris: tempat berkumpulnya komunitas bisnis. The Tontine Line Coffee

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

44

House (1792) di New York adalah lokasi asli New York Stock Exchange,

karena dari dulu sangat banyak kegiatan bisnis dijalankan di sini.

Sampai saat itu, Coffee Shop masih menyajikan kopi seduh

tradisional. Kemudian muncullah espresso. Pada tahun 1946, Gaggia

menciptakan mesin membuat espresso komersil yang jauh lebih mudah dan

aman digunakan dibandingkan model-model awal. Coffee Shop Gaggia, di

Italia, adalah lokasi pertama yang menggunakan mesin ini dan menawarkan

espresso disamping kopi seduh tradisional. Era modern Coffee Shop telah

dimulai.

Tentu saja, Coffee Shop oldies tidak harus dibingungkan dengan

Coffee Shop yang muncul pada dekade baru-baru ini. Yang sebenarnya adalah

restoran yang melayani menu makanan berat, disamping kopi. Tim Horton

merupakan contoh yang bagus untuk Coffee Shop yang populer, yang selain

menyajikan berbagai macam makanan berat, mereka terkenal di berbagai

negara untuk kopi mereka yang nikmat. Tapi, ini tidak dapat diklasifikasikan

sebagai Coffee Shop karena mereka tidak menyediakan espresso atau

minuman lain yang berbahan dasar espresso.

Sumber: http://www.publicspace.co.id/2016/02/26/inilah-sejarah-coffee-shop/

4. ARSITEKTUR MODERN

a) Dekade Desain

Bingham, Neil dan Andrew Weaving dalam bukunya yang

berjudul Modern Retro: Hidup dengan Gaya Mid-Century Modern yang

diterjemahkan oleh P, Ariavita menjelaskan bahwa:

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

45

Modernisme bisa diartikan secara sederhana sebagai gaya

yang muncul pada abad ke-20 yang mencakup bidang seni,

arsitektur dan desain. Momen kelahiran dan akhir (jika

sudah berakhir) modernisme masih diperdebatkan. Sekitar

tahun 1920- 1970 pada masa ini adalah rentan waktu yang

masuk akal, dimulai dengan dekade yang menandai

kelahiran Art Deco serta pergerakan- pergerakan inovatif,

seperti De Stilj dan Bauhaus. Sekitar tahun 1970-an tahun

yang diwarnai dengan ketidakpastian, tren Anti-Modernisme

dan kelahiran Post Modern.

Sebuah benang meah terlihat pada desain yang tercipta

anatara tahun 1920 dan 1970. Dalam kurun waktu lima

puluh tahun, berbagai mcam gaya berganti dengan sangat

cepat, walaupun jika dilihat pada zaman sekarang, periode

ini tampak sebagai periode yang energinya berkobar-kobar

dan memperlihatkan tujuan yang jelas dalam seni, arsitektur

dan desain. Kata yang sering dignakan untuk

menggambarkan periode ini adalah “Modern”. Tentu saja

abad ke-20 juga menjadi saksi pergerakan perlawanan,

terutama kebangkitan gaya klasik, walaupun hingga saat ini

pergerakan modernlah yang paling disegani (Bingham, Neil

dan Andrew Weaving, 2006:7—11).

Selanjutnya, Bingham, Neil dan Andrew Weaving

memaparkan mengenai dekade modernisme sebagai berikut:

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

46

1) Tahun 1920-an sampai 1930-an

Pergerakan modernisme pertama kali muncul pada tahun 1920

bersamaan dengan berkembangnya ide desain modern yang lain yaitu

Art Deco.

Kata Art Deco berasal dari sebuah pameran yang diadakan di

Paris pada tahun 1925: Exposition Internationale des Arts Decoratifs

et Industriels Modernes. Acara ini menandai kelahiran sebuah gaya

yang kelak tersebar luas di seluruh Eropa dan akhrnya menguasai

Amerika. Sebelum Perang Dunia I, Paris telah menjadi ibu kota

fashion dunia, terutama dalam hute couture dan dekorasi interior. Gaya

Art Nouveau saat itu sedang berada dipuncak kepopuleran. Art Deco,

yang juga disebut Art Moderne, berkembang dari pendekatann non-

kesejarahan Art Nouveau walaupun dekorasi yang digunakan lebih

banyak erbentuk geometris dari pada naturalistik.

Saat ini, Art Deco sudah menjadi kata yang sangat populer,

digunakan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan suasana

peperangan yang pernah melanda dunia. Perabot dan desain interior

bergaya Art Deco yang asli sesungguhnya sangat rumit, anggun dan

sering bernuansa eksotis. Furnitur bergaya Art Deco dengan kualitas

tinggi biasanya terbuat dari kayu yang bagus dn sangat keras, dan

furnitur rancangan desainer Perancis, Jasques-Emile, dianggap sebagai

contoh terbaik untuk mewakili gaya tesebut.mekanisasi merupakan

inspirasi utama dalam penciptaan gaya 1920-an dan 1930-an yang

mutakhir. Meskipun banyak perabot bergaya Art Deco yang mencoba

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

47

agar lebih terlihat seperti buatan mesin, perabot tersebut biasanya

benar-benar buatan tangan sehingga produksinya memakan lebih

banyak tenaga kerja. Akan tetapi pergerakan Modern yang bernama

lain Modernisme dan dalam arsitektur disebut sebagai Gaya

Internasional, mencoba untuk menghadapi dilema ini dengan

mengandalkan mesin sebagai unsur estetik utamanya. Teknologi

kemudian menjadi alat dan sifat gaya ini.

Menurut sejarah, Modernisme berasal dari pergerakan senia

dan kerajinan pada abad ke-19, yang ideologinya diciptaka oleh para

desainer, seperti Jhon Ruskn dan William Morris. Di Jerman pada

masa in, konsepsi tanggung jawab sosial suatu desain yaitu desain

bagus yang terjangkau semua kalangan dikembangkan melalui

Deutche Werkbund terutama oleh sekolah desain Bauhaus dibawah

kepemimpinan Walter Gropius. Material, metode dan teknik produksi

baru mulai dimanfaatkan untuk membuat perabot rumah dan

perkantoran yang takberornamn, sangat fungsionl, dan terlihat mirip

buatan pabrik. Kursi-kursi baja ringan berbentuk pipa yang

dibengkokkan dan kursi kulit yang terlihat ramping diperkenalkan

untuk mengganti furnitur besar berlapis kain yang sedang marak pada

saat itu.

Selama tahun 1930-an, penampilan yang bersudut tegas yang

diperkenalkan pada awal Pergerakan Modern melunak ke dalam

estetika yang lebih lembut. Bentuk-bentuk organik mulai

deperkenalkan pada furniture, tekstil dan perangkat meja. Pengaruh

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

48

Scandinavian sangat terasa pada pendekatan yang lebih halus ini,

seperti eksperimen desainer Alvar Aalto yang membengkokkan dan

melapisi kayu dari negaranya, Finlandia, sehingga bentuknya menjadi

lentur dan alami. Tetapi furnitur ciptaan Aalto masih bisa masuk dalam

aturan estetika baru sebab hasil kerjannya menggunakan teknologi

mutakhir dan ‗fungsional‘, istilah para Modernis untuk menyebut suatu

benda yang minim ornamen.

2) Tahun 1940-an sampai 1950-an

Perang Dunia II meletus di Eropa tahun 1939 dan dengan cepat

menyebarkan tangan-tangan penghancuran ke seluruh dunia. Hampir

semua industri dan manufaktur dialihkan untuk memperoduksi

peralatan perang.waktu yang tersisa untuk memproduksi benda-benda

bagus bagi kenyamanan rumah sangat terbatas. Akan tetapi, dari masa

yang sulit ini justru lahir ide-ide dan kebiasaan baru. Industri pada

masa perang telah memaksa para desainer menyesuaikan diri dan

menciptakan bahan-bahan baru yang mendorong penggunaan metode

baru dalam memperoduksi hasil rancangan mereka.

Pada akhir tahun 1940-an, ketika negara-negara yang

dihancurkan perang mulai bebernah diri, negara-negara berteknologi

maju yang tidak mengalami peperangan di tanah airnya, seperti

Amerika Serikat, Kanada, dan Australia menyadari kalau mereka

memiliki kekayaan, stabilitas dan keahlian untuk memenuhi

permintaan yang muncul akibat lonjakan populasi. Para desainer

bekerja keras untuk memenuhi permintaan (yang sebagian besar

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

49

berasal dari generasi yang lebih muda) benda konsumsi baru seperti

furnitur, tata cahaya, dan perabotan rumah tangga modern. Karena

produk yang berkualitas tinggi harganya sangat mahal, maka pasar

langsung beradaptasi dan mulai memproduksi barang tiruan yang

harganya lebih murah.

Walaupun Perang Dunia II telah menumbuhkan rasa

nasionalisme, perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat,

salah satu dampak peperangan, mulai memperkecil batas-batas

internasional. Begitu juga dengan ide-ide desain dan dekorasi rumah

yang bersifat semakin mendunia. Buku Design for Modern living,

salah satu buku interior yang terkenal karangan Gern dan Ursula Hatje

yang terbit tahun 1961, memperlihatkan bentuk apartemen dan rumah-

rumah bergaya kontemporer pada masa itu, baik yang ada di New

York maupun Zurich.

Jika ada gaya yang bisa mewakiili keseluruhan era antara tahun

1940- 1950-an dibanding gaya-gaya lainnya maka itu adalah gaya

Case Study Houses. Muncul pertama kali di California tahun 1945 dan

dicetuskan oleh John Entenza, editor sebuah majalah Amerika Serikat,

Arts & Architecture, Case Study Houses Imerupakan serangkaian

tempat tinggal bergaya modern yang didesain dan dibangun pada

dekade berikutnya oleh desainer berpikiran maju seperti Richard

Neutra, Pierre Koenig, Craig Elwood dan peimpin kelompok ini

Charles Eames. Rumah-rumah berkonstruksi ringan dengan tata ruang

terbuka dan dinding-dinding transparan ini dihian dan diisi dengan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

50

gaya yang sejenis. Furnitur, kain dan perabotan yang dipakai sehari-

hari biasanya dipilih dari perabotan berkualitas tinggi yang sudah

mendunia atau dirancang sendiri oleh sang arsitek rumah. Di antara

beragam perabot itu, yang paling dikenal adalah furnitur rancangan

Eames dan George Nelson yang hingga saat ini masih diproduksi dan

dianggap sebagai produksi klasik.

Tahun 1950-an merupakan dekade yang melahirkan desain

inovatif di wilayah-wilayah khusus, dengan desainer tertentu yang

terkenal di bidangnya. Di Italia, arsitek Gio Ponti merancang bentuk-

bentuk baru pada keramik, gelas/ kaca, dan furnitur. Gelas dari

Skandinavia memiliki gaya tarik abadi, terutama produk yang

dihasilkan oleh studio, seperti Iittala dan Nuutajävi di Finlandia dan

Orrefors di Swedia. Sebuah perusahaan Belanda, Philips,

memproduksi lampu-lampu yang bergaya kosmik, sementara peralatan

makan model Midwinter bermotif abstrak, beberapa di antaranya

diinspirasi oleh bentuk-bentuk atom yang baru saja ditemukan pada

masa itu, yang menyebabkan rumah-rumah di Inggris berkiblat pada

gaya Amerika.

Akhir tahun 1950-an, gaya Modernisme mulai mendominasi.

Akan tetapi, gaya Modern menghadapi berbagai penolakan dari

banyak pihak. Selama tahun 1950-an, para penentang gaya ini sangat

vokal, namun semakin lama suara-suara penolakan itu perlahan mulai

memudar. Di Amerika Serikat, di mana tradisi sejarah tidak sekental di

Dunia Lama, Modernisme berkembang dengan pesat. Perkembangan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

51

ini secara alami berakar pada suatu negara yang selalu menyukai hal-

hal dan ide-ide baru.

Di negara-negara yang warisan budayanya sangat kental, telah

terbukti cukup sulit meninggalkan tradisi menciptakan barang-barang

kerajinan tangan atau mengabaikan keindahan masa lalu yang

menciptakan landasan keamanan psikologis paling mendasar sebuah

bangsa.

Tetapi beberapa tahu belakangan ini cermin gaya tahun 1950-

an telah dievaluasi kembali dan suatu usaha telah dilakukan agar

dekade ini terlihat lebih homogen, ramping dan yang penting modern.

Julukan untuk mencerminkan gaya tahun 1950-an meliputi: Gaya

Baru, Kontemporer, Abad Pertengahan Modern, Gaya Atomik.

3) Tahun 1960-an

Dalam hal desain, awal tahun 1960-an masih meneruskan gaya

tahun-tahun sebelumnya. Gaya yang penuh percaya diri, garis-garis

bersih dari era pascaperang terus mendominasi perabot dan interior.

Banyak desainer dan perusahaan papan atas tahun 1950-an yang

mempertahankan dan mengembangkan ciri khas mereka. Terlebih lagi,

rancangan bagus tahun 1950-an sering kali baru bisa menikmati

kepopulerannya pada dekade selanjutnya, karena seperti biasa, nilai

estetika baru membutuhkan waktu untuk bisa menembus pasar yang

lebih luas. Di Amerika, sepanjang tahun 1950-an, 1960-an dan

seterusnya, perusahaan furnitur seperti Herman Miller dan Knoll

International memproduksi kursi, sofa, furnitur kantor dan lemari

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

52

rancangan desainer seperti Charles dan Ray Eames, George Nelson,

san harry Bertonia. Baru pada akir tahun 1960-an nama-nama tersebut

ditentang oleh gerakan arti kemapanan.

Salah satu ciri yang paling mencolok dari gaya pertengahan

tahun 1960-an adalah mulai ditinggalkan gaya Amerika sebagai acuan

desain baru yang menarik. Dunia tiba-tiba dikagetkan oleh Swinging

London yang menjadi kiblat baru. Inggris memberi energi bagi

masyarakat konsumen terutama para remajanya, dengan

menenggelamkan diri dilantai disko sambil mendengar lagu-lagu

FabFour, Herman and the Hermits, dan The Rolling Stones. Generasi

babyboomers telah beranjak dewasa dan menjadi ‗generasi yang lebih

muda‘.

Dua pergerakan artistik mendominasi tahun 1960-an, Op dan

Pop. Gaya Op tumbuh dari pergerakan Op Art yang dipopulerkan oleh

pelukis Inggris Bridget Rilley, yang ketegasan pada kanvasnya selalu

menciptakan bntuk-bentuk geometrik rumit. Periode ini merupakan era

perubahan sosial yang radikal. Kondisi ini sangat jelas terutama pada

dunia desain. Di Inggris, stimulus visual yang diciptakan dengan gaya

Pop menjadi ide yang semakin digemari. Alhasil, muncullah benda

dua dimensi: poster, gambar, wallpaper, tekstil dan warna cat yag

berani dan mencolok menutuipi bidang-bidang luas yang menampilkan

pola menakjubkan dan perspektif luar biasa.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

53

4) Tahun 1970-an

Historisisme yang sebelumnya kalah populer dibanding

gerakan Moderni, berhasil muncul kembali tahun 1970-an.

Kebangkitan gaya 1960-an telah memicu perubahan perilaku ini. Pada

awal 1970-an reinterpretasi gaya semacam Art Nouveau dan Art Deco

terus berlangsung.

Gaya Post-Modern adalah gaya Modernisme yang dilapisi

dengan nuansa historis dan budaya. Nuansa ini kadang terlihat

mencolok seperti desain Capitello, sebuah kursi buatan Italia

berbentuk seperti Iconic capital rancangan Studio 65 di tahun 1972.

Meskipun nuansa ini kadang tidak terlau kental, seiring

berkembangnya Post-Modern pada tahun 1980-an, dipimpin kelompok

Italia Memphis, perabot-perabot pada periode itu cenderung

memasukkan desain lama secara terang-terangan, misalnya furnitur

yang terinspirasi oleh Michael Graves‘s Biedermeier.

Optimisme yang timbul setelah Perang Dunia II digambarkan

melalui interior yang dipenuhi dengan warna, motif dan bentuk baru

yang berani. Tahun 1970-an merupakan era yang meragukan dan tidak

aman sehingga Post-Modern salah satunya dikembangkan sebagai

respon terhadap perasaan ketidakpercayaan dan kekecewaan tersebut.

Elemen-elemen klasik memberikan penekanan tentang terciptanya

stabilitas dan cita rasa tinggi.

Dalam waktu singkat sebelum Post-Modern berkembang pada

akhir 2970-an, terlebih dulu muncul pergerakan dari Italia yang

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

54

dikenal dengan Anti-Desain. Serperti tercermin melalui nama dan

produk-produk yang dihasilkan, para desainer dalam pergerakan

tersebut percaya bahwa tidak mungkin lagi menciptakan desain yang

bagus.

Pergerakan desain interior yang lain yang populer yang muncul

pada tahun 1970-an adalah gaya hi-tech yang bertolak belakang

dengan Anti-Desain. Hi-tech kembali pada unsur-unsur awal

Modernisme yang menggunakan prinsip produksi massal, fungsional

dan bergaya industrial. Tirai Venesia metalik, lantai karet, lampu sorot

dipasang pada rak logam mengkilap dan warna-warna yang dipakai

merupakan warna primer.

Walaupun demikian, tata ruang pada akhir 1970-an sebagian

besar memilih penampilan baru dan nyaman, hanya memanfaatkan

nuansa Post-Modern dan hi-tech yang halus. Furnitur dan perabot lain

diberi ruang yang lebih lega, sedangkan interior ramping dengan warna

putih menjadi simbol gaya masa itu (Bingham, Neil dan Andrew

Weaving, 2006:28—31).

b) Ciri-ciri Arsitektur Modern

Menurut Rayner Banham dalam bukunya ―Age of The Master : A

Personal View of Modern Architecture‖, 1978, perkembanagan arsitektur

modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada

masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan

sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada

tiap rancangannya. Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

55

menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan

platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang

monoton, merupakan ciri arsitektur modern. Menurut Peter Gossel dan

Gabriele Leu Thauser dalam bukunya ―Achitecture in the 20th century‖,

1991. Ciri-ciri dari arsitektur modern adalah:

1) Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan

suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.

2) Berupa khayalan, idealis

3) Bentuk tertentu, fungsional. Bentuk mengikuti fungsi, sehingga

bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.

4) Less is more, semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah

terhadap arsitektur tersebut (keindahan muncul karena fungsi

dan elemen bangunan).

5) Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak.

Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien.

Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan

karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah

berakhirnya perang dunia II.

6) Singular (tunggal), Arsitektur Modern tidak memiliki suatu

cirri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan

antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).

7) Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain

menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada

apaapanya kecuali geometri dan bahan aslinya.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

56

8) Kejujuran bahan, jenis bahan/material yang digunakan

diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-

tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter

aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja

dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya

untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu

yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material

tersebut, misalnya :

o Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin.

o Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.

o Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.

c) Bentuk dan Ruang Dalam Arsitektur Modern

Merujuk pada buku Rayner Banham ―Guide to Modern

Architecture‖, bentuk dan ruang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Bentuk

Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode

yang membingungkan bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan

dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Tidak

satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku

yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru

struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru. Dalam arsitektur

modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan

muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan

solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

57

gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena

teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin

untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk

sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh

ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk

geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. Arsitektur

modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk

rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi

utama, dan pada masa kini bebas dalam mengembangkannya.

Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi

yang baru. Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas

dalam menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern, muncul

pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada tempat dimana

bangunan itu dibangun.

2) Ruang

Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern

adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang

telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidak-aturan

dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat

melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa

Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka :

kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup. Konsep ruang pada

arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah,

ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat)

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

58

arsitektur dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern

memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang di dalam

merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat

ditelusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang

lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan. Pada

perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur

yang tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan

yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional yang tidak dapat

hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari

ruang yang tidak terbatas dan terukur. Beberapa pendapat tentang

konsep ruang dan bentuk modern secara subjektif menurut para tokoh

arsitek terkemuka, antara lain:

(a) Le Corbusier

Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai

dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk

ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian),

dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus

dan sederhana. Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (Le

Corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk

bersifat kubisme dan futuris.

(b) Mies van de Rohe

Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari

situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri

bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center · 15 BAB II KAJIAN TEORI A. TINJAUAN UMUM 1. Shopping Center a. Sejarah Shopping Center Shopping Center (Inggris dan Eropa),

59

Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya

(skins & bones). Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.

(c) Walter Gropius

Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya,

baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari

produk industri dan bukan dari alam. Penciptaan bentuk bangunan,

sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan

sequence proses kegiatan penghuninya.

(d) Frank Lloyd Wright

Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan

alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam,

atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari

alam. Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism

dengan merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan

arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi

bentuk site itu sendiri.

Sumber: (httpe-journal.uajy.ac.id60445TA413255.pdf).