BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1.TINJAUAN...
Transcript of BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1.TINJAUAN...
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 13
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. KAJIAN TEORI
1.TINJAUAN BANDARA
Perkembangan perekonomian dan teknologi saat ini mengalami
kemajuan pesat. Manusia cenderung berkegiatan secara efektif dan efisien
dalam segala hal. Bepergian, salah satu kegiatan yang marak dilakukan karena
kemudahan dalam mengakses informasi. Adanya kemudahan dalam era
digital, membuat dunia perhubungan ikut berperan. Transportasi yang dinilai
cepat, nyaman, dan efisien yaitu transportasi udara memudahkan dalam
bepergian.
Indonesia adalah Negara kepulauan, ada yang bilang Indonesia tanah
surga karena kekayaan alam dan keindahan. Hal ini menjadi peluang tepat
bagi dunia kepariwisataan yang berdampak positif pada penerbangan.
Semakin banyak orang bepergian, semakin banyak rute penerbangan baru
yang dapat diakses. Tidak semua lokasi di Indonesia memiliki Bandara
dengan penerbangan komersial, ada juga bandara perintis dengan hanya
beroperasi beberapa kali dalam seminggu. Bandara perintis diperlukan dalam
menjangkau daerah terpencil dan digunakan untuk kepentingan industri. Tidak
menutup kemungkinan peluang potensi alam dapat dimaksimalkan dengan
membuka lahan pariwisata atau mengenal sosial dan budaya. Dengan
dibukanya rute penerbangan di daerah yang terpencil maka akan berdampak
pada meningkatnya perekonomian daerah di bidang industri.
Pada tahun 2025, Indonesia dihadapkan pada “GlobalOpen Skies”
serta kebijakan pasar penerbangan tunggal ASEAN di tahun 2015. Pemerintah
menghimbau kepada bandara di Indonesia yang aktif memiliki infrastruktur
berkelas internasional. Sedangkan, bandara kecil pun harus berbenah mulai
dari sekarang terkait pasar penerbangan tunggal ASEAN. Rencana
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 14
pengembangan bandara kecil/perintis akan dilepas pemerintah untuk dikelola
swasta. Oleh karena itu, peluang bagi bandara kecil/perintis bertransformasi
secara menyeluruh sangat besar untuk menyajikan potensi untuk dilirik
investor.
a. Bandara secara umum, memiliki definisi sebagai :
Bandar udara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan / atau kargo dan /
atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan
sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.Sedangkan Bandar
Udara Umum adalah Bandar udara yang dipergunakan untuk melayani
kepentingan umum. (Kepmenhub No.KM 48 tahun 2002)
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 11 Tahun 2010
Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional :
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi,yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang lainnya, yang terdiri atas bandar udara umum dan
bandar udara khusus yang selanjutnya bandar udara umum disebut dengan
Bandar udara.
Bandar udara merupakan simpul penerbangan yang melayani kegiatan lalu
lintas penumpang udara dan pesawat udara.(Adisasmita,Sakti Adji,2012:4)
Bandar udara merupakan simpul transportasi udara yang menghubungkan
suatu Bandar udara dengan Bandar udara lainnya , menghubungkan suatu
bandara asal dengan bandara tujuan yang tersebar di seluruh
wilayah.(Adisasmita,Sakti Adji,2012:113)
Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 44/2002 pasal 7,
penggunaan
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 15
bandar udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Bandar udara domestik yang definisikan sebagai bandar udara yang
melayani
penerbangan komersial di dalam negeri.
b) Bandar udara internasional yang didefinisikan sebagai bandar udara
yang
melayani penerbangan komersial ke luar negeri.
b. Sejarah dan Perkembangan Bandara
Pesawat udara sebagai salah satu transportasi udara ditemukan oleh
Wright bersaudara, Orville dan Wilbur Wright pada tahun
1903(R.Adisasmita,2012:3).Pada awalnya, bandara merupakan sarana
pendaratan transportasi udara yang berupa tanah lapang yang dapat di darati
oleh pesawat dari berbagai arah berdasarkan arah angin.. Penggunaan bandara
pada Perang Dunia I mulai dipermanenkan berdasarkan tingkat penggunaan
pesawat yang meningkat. Perkembangan bandara setiap waktu mengalami
kemajuan tidak hanya sebagai penunjang dalam perang, pun sebagai fasilitas
pelayanan manusia bahkan barang. Berbagai fasilitas untuk menunjang
aktifitas dalam terminal penumpang kian bertambah seiring perkembangan
zaman, seperti retail, restoran, kebugaran bahkan mall.
Menurut Teori Irama Perkembangan Teknik yang dilontarkan Eric
Jancth tahun 1960-an, mengemukakan bahwa perkembangan teknik berbagai
sarana produksi berlangsung dengan perkembangan irama masing-masing,
dalam jangka waktu tertentu terjadi inovasi baru. Ditemukannnya teknologi
baru yang diterapkan dalam proses produksi mengakibatkan kemajuan dengan
ditemukannnya kembali teknologi produksi yang lebih maju, begitu
seterusnya inovasi teknologi produksi secara berirama.Dalam bidang
penerbangan diprediksi terjadi kemajuan setiap 10 tahun
(R.Adisasmita,2012:159). Eksistensi Bandar udara menurut pengamatan
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 16
Direktorat Jenderal Perhubungan tahun 1991 dapat dilihat dari :
(http://eprints.undip.ac.id/33809/5/1608_chapter_II.pdf)
Pendapatan penduduk kota yang dilayani di atas rata – rata
Nasional.
Hubungan darat ke kota besar terdekat lebih dari 200 km.
Daerah sekitarnya berpotensi tinggi.
Penerbangan dan Bandar Udara merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan. Kemajuan di bidang penerbangan berdampak pada peningkatan
pelayanan pada Bandar udara, sehingga semakin tinggi tingkat mobilitas dan
penggunaan pesawat oleh manusia semakin kompleks dan tinggi tingkat
pelayanan pada bandara masa kini.
c. Fungsi Bandara :
Bandara harus memenuhi fungsi secara umum sebagai :
Tempat pelayanan bagi kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang
Tempat naik turun penumpang dan bongkar muat barang.
Tempat perpindahan ( interchange ) antar moda transportasi udara ( transit )
atau dengan moda transportasi yang lain.
Tempat klarifikasi barang atau penumpang menurut jenis, tujuan perjalanan
dll.
Tempat untuk menyimpan barang ( storage ), selama proses pengurusan
dokumen.
Tempat untuk pengisian bahan bakar, perawatan dan pemeriksaan kondisi
pesawat sebelum terbang.
d. Jenis Bandara
Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis
bandar
udara, yaitu:
a) Bandar Udara Umum adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani
kepentingan umum.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 17
b) Bandar Udara Khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
c) Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai
bandar
udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.
d) Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai
Bandarudara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute
penerbangan daridan ke luar negeri.
e) Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah bandar udara yang mempunyai
cakupanpelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani
penumpangdan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi
secara nasional atau berbagai provinsi.
f) Bandar Udara Pengumpan (spoke) adalah bandar udara yang mempunyai
cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi terbatas.
Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 44/2002 pasal 7,
penggunaan
bandar udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Bandar udara domestik yang definisikan sebagai bandar udara yang melayani
penerbangan komersial di dalam negeri.
b. Bandar udara internasional yang didefinisikan sebagai bandar udara yang
melayani penerbangan komersial ke luar negeri.
e. Persyaratan Bandara
a. Fasilitas Bandara
Berdasarkan KM 48 th 2002 tentang penyelenggaraan bandar udara umum,
ditetapkan daerah lingkungan kerja Bandara untuk kepentingan penyelenggaraan
bandar udara. Daerah lingkungan kerja tersebut difungsikan sebagai ;
a. Fasilitas pokok Bandar udara yang meliputi :
1. Fasilitas sisi udara (airside)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 18
a. Landasan pacu
b. Penghubung landasan pacu
c. Tempat parkir pesawat
d. Runway strip
e. Fasilitas pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran
f. Marka dan Rambu
2. Fasilitas sisi darat (landside facility)
a. Bangunan Terminal Penumpang
b. Bangunan Terminal Kargo
c. Bangunan operasi
d. Menara pengawas lalu lintas udara (ATC tower)
e. Bangunan VIP
f. Bangunan meteorologi
g. Bangunan SAR
h. Jalan Masuk ( access road)
i. Depo pengisian bahan bakar pesawat udara
j. Bangunan administrasi / perkantoran
k. Marka dan rambu
3. Fasilitas navigasi penerbangan, antara lain:
a. Non Directional Beacon (NDB)
b. Doppler VHF Omni Range (DVOR)
c. Distance Measuring Equipment (DME)
d. Runway Visual Range (RVR)
e. Instrument Landing System (ILS)
f. Radio Detection and Ranging (RADAR)
g. Very High Frequency-Direction Finder (VHF-DF)
h. Differential Global Positioning System (DGPS)
i. Automatic Dependent Surveillance (ADS)
j. Satelite Navigation System
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 19
k. Aerodrome Surface Detection Equipment
l. Very High Frequency Omnidirectional Range
4. Fasilitas alat Bantu pendaratan visual, antara lain :
a. Marka dan rambu
b. Runway lighting
c. Taxiway lighting
d. Threshold lighting
e. Runway end lighting
f. Apron lighting
g. Prescision Approach path indicator (PAPI) / Visual Approach slope
indicator (VASI)
h. Rotating beacon
i. Apron flood light
j. Approach lighting system
k. Indicator and signaling device
l. Circling guidance light
m. Sequence flashing light
n. Runway lead in lighting system
o. Runway guard light
p. Road holding position light
5. Fasilitas komunikasi penerbangan, antara lain :
a. Komunikasi antar stasiun penerbangan (Aeronautical Fixed
Service/AFS) :
1. Very high frequency (VHF) air ground communication
2. Automatic Message Switcing Center (AMSC)
3. Aeronautical fixed telecommunication Network (TELEX/AFTN)
4. High Frequency-Single Side Band (HF-SSB)
5. Direct peech
6. Teleprinter
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 20
b. Peralatan komunikasi lalu lintas penerbangan (Aeronautical Mobile
Service/AMS) :
1. High Frequency Air Ground Comminication
2. Very High Frequency Aier Ground Communication
3. Voice Switching Communication System
4. Controller pilot data link communication
5. Very High Frequency Digital link
6. Integrated Remote Control and monitoring System
7. Aerodrome terminal information system
c. Transmisi :
1. Radio Link
2. VSAT
b. Fasilitas Penunjang Bandar udara yang melipuri antara lain :
1. Penginapan / hotel
2. Penyediaan toko dan restoran
3. Fasilitas penempatan kendaraan bermotor
4. Fasilitas perawatan pada umumnya ( antara lain perawatan gedung /
perkantoran, perawatan operasional)
5. Fasilitas Pergudangan
6. Fasilitas perbengkelan pesawat udara
7. Fasilitas hangar
8. Fasilitas pengelolaan limbah
9. Fasilitas lainnya yang menunjang secara langsung maupun tidak
langsung
kegiatan Bandar udara.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 21
f. Layout Bandara
Gambar 2.1 : Komponen- Komponen Sistem Lapangan Udara
(Sumber : ParameterPerencanaanBandara.ppt ,http://www.slideserve.com/rogan-
reid/parameter-perencanaan-bandara, 2015)
Perancangan layout bandara sedemikian rupa memiliki konfigurasi lapangan
terbang(jumlah dan arah (orientasi)) dari landasan pacu , penempatan
bangunan terminal, taxiway, apron yang terkait dengan landasan.
1. Landasan pacu & Landasan Hubung (Taxiway) dirancang sedemikian
hingga (Adisasmita,Sakti Adji,2012:75) :
Memenuhi persyaratan pemisahan lalu lintas udara
Gangguan operasi satu pesawat dengan lainnya, penundaan
pendaratan, taxiway dan lepas landas diupayakan seminimal
mungkin.
Jangkauan taxiway menuju landasan untuk lepas landas dipilih
paling pendek dari bangunan terminal.
Memenuhi kebutuhan hingga pendaratan pesawat dapat secepatnya
mencapai bangunan terminal.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 22
2. Apron
Apron merupakan jembatan penghubung antara sistem landasan dengan
bangunan terminal. Menurut Cazda & Caves, “Aprons are designed for
parking aeroplanes and turning them around between flights. They should
permit the on and off loading of passengers, baggage and cargo, and the
technical servicing of aeroplanes including refueling”(2007:119).
Umumnya, konsep yang digunakan pada bandara skala kecil yaitu
simple concept, dengan beberapa pergerakan dari pesawat komersial
seharinya. Posisi parkir pesawat menggunakan angle-nose in atau nose-
out, biasanya tergantung dimana letak bagian depan terminal dan apron.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir ledakan pesawat atau kebisingan
dari pesawat(Kazda & Caves,2007).
Gambar 2.2 Konsep Sederhana Apron
(Sumber:Kazda & Caves,2007: 124)
Penggunaan konsep distribusi linear pun cocok diaplikasikan pada Bandar
udara dengan tingkat kepadatan rendah. Karakteristik konsep ini yaitu
terdiri dari ruang tunggu bersama dan daerah pelayanan tiket dengan pintu
keluar menuju apron.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 23
Gambar 2.3 Konsep Linear
(Sumber:Neufert,2002:114)
3. Terminal Bandara
Terminal merupakan daerah antara sisi darat dan sisi udara,
keberadaannya harus memberikan pergerakan yang efisien, agar
penumpang yang akan menuju keberangkatan tidak memakan waktu lama
untuk menuju area boarding lounge dan area gate-apron.Menurut Airport
Passenger Terminal Planning and Design (2010) :
“The airport terminal is the major connection between the ground
access system and the aircraft. It consists of a ground access interface,
a system of components for the processing of passengers and their
baggage, and an aircraft or flight interface. It includes facilities and
amenities for the processing of passengers and baggage; cargo
handling; and airport administration, operations, and maintenance”.
Peraturan tentang waktu yang diperlukan untuk menjangkau pesawat
dikemukakan pula oleh Kauffman dalam Kauffman’s Airport Law ,“The
distance from the entrance into the terminal building to the airplane is
inversely proportionate to how much time you have to catch the plane”.
Penataan standard layout bandara berdasarkan atas fungsi masing-
masing komponen yang terletak di bandara. Perletakan tersebut memiliki
arus yang berurutan dari sisi darat,transisi dan udara, mulai dari parking
area,yang berfungsi sebagai akses masuk dan keluar transportasi darat,
kemudian terminal bandara sebagai tempat pemrosesan penumpang dan
barang,selanjutnya setelah lolos dari tahap pemeriksaan di terminal
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 24
bandara, menuju gate apron, dimana pesawat akan take-off. Penghubung
antara apron dengan landasan pacu, yaitu taxiway yang akan mengantar
hingga ujung landasan yang dipakai untuk awal lepas
landas(Adisasmita,Sakti Adji,2012:76).
2. TINJAUAN TERMINAL BANDARA
a. Terminal Bandara secara umum
SNI 03-7046-2004 mendefinisikan terminal penumpang bandara
sebagai semua bentuk bangunan yang menjadi penghubung sistem
transportasi darat dan transportasi udara dengan menampung kegiatan
transisi antara akses darat ke udara begitu sebaliknya; pemrosesan
penumpang datang,berangkat atau transit dan transfer serta pemindahan
penumpang dan bagasi dari dan ke pesawat udara.
“The terminal is often the first point of contact with the country for the
arriving passenger or can be called a shop window of the country and
makes the first and, on departure, also the last impression on the
passenger “.(Kazda&Caves, 2007: 241)
Berdasarkan Petunjuk Teknis LLAJ tahun 1995, Terminal Penumpang
merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan
menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum.
b. Fungsi Terminal Bandara
Terminal bandara sebagai tempat pelayanan memiliki fungsi yang dapat
mewadahi kegiatan utama pada bandara. Sebagai jalur transisi, terminal
bandara harus memiliki pergerakan yang efisien. Fungsi terminal bandara
sebagai tempat kegiatan utama yang harus dipenuhi :
1. Change of mode
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 25
Sebagai tempat transisi, antara jalur darat dan udara, terminal bandara
melayani pergantian perjalanan dari moda transportasi darat ke udara
dan sebaliknya.
2. Processing
Sebagai pelayanan penumpang, keberangkatan dan kedatangan
memerlukan proses ticketing, checking , pemisahan barang dan
penumpang atau pertemuan penumbang dan barang sebelum/sesudah
ke dan dari pesawat.
3. Change of movement
Pergerakan di bandara harus memenuhi syarat sebagai tempat dengan
kecepatan waktu yang tinggi, maskapai penerbangan mengantar
penumpang dari kelompok-kelompok tertentu atau komersial sampai
ke tujuan akhir, penumpang bersama-sama bergerak menuju
pelabuhan udara dari terminal bandara.
4. Pelayanan yang berhubungan langsung dengan penumpang, misalnya
information,parkir,bank,dll
5. Fungsi kewenangan airport yang tidak ada hubungannya dengan
penumpang(utilitas,supplier, air traffic control,meteorology).
(Ashford Norman,Wright Paul H.Airport Engineering.John Wiley and
Son.Inc,1976).
Berdasarkan sistem terminal penumpang bandara ada 3 bagian utama yang
dikemukakan oleh Robert Horronjeff dan Francis X. Mckelvey dalam
Perencanaan dan Perancangan Bandara Udara jilid kedua, sistem
terminal penumpang tersebut, yaitu :
1.Jalan Masuk (Access Interface)
Pada sistem ini kegiatan yang dilakukan yaitu perpindahan moda dari
akses perjalanan darat menuju bagian pemrosesan penumpang. Kegiatan
dalam sistem ini meliputi :
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 26
a. Sirkulasi
b. Parkir
c. Aktifitas bongkar muat
Fasilitas yang tersedia :
a. Enplaning curb dan deplaning curb sebagai akses masuk dan keluar
bagi kendaraan untuk mengantar dan menjemput penumpang.
b. Area parkir untuk berbagai kendaraan dan pejalan kaki.
c. Fasilitas untuk mengangkut dan menurunkan penumpang datang dan
pergi, misalnya tempat pemberhentian bus, pangkalan taxi, jalur
kendaraan roda 2, pedestrian, service roads, dan jalur kebakaran.
2. Sistem Pemrosesan
Pada sistem pemrosesan penumpang diproses dalam persiapan untuk
memulai atau mengakhiri suatu perjalanan udara, kegiatan-kegiatan
utama sistem ini adalah :
a. Ticketing
b. Check in /pengambilan bagasi
c. Layanan inspeksi federal
d. Keamanan
Fasilitas yang tersedia :
a. Loket untuk tiket penerbangan dan pengambilan bagasi
b. Ruangan khusus untuk pengawasan dalam hal security seperti
pemeriksaan kesehatan, anggota badan
c. Ruangan sirkulasi dan gerak penumpang
d. Ruangan tunggu beserta perlengkapan agar penumpang yang
menunggu dapat istirahat dengan tenang dan nyaman
e. Ruang perlengkapan : toilet, tempat ibadah,telepon umum, loker
tempat penyimapanan tas, ruang P3K, tempat pemesanan
hotel,travel,taxi.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 27
f. Informasi jadwal penerbangan dan pengumuman mengenai rute
penerbangan, jika ada perubahan jadwal penumpang dapat
mengambil langkah yang perlu.
g. Fasilitas makan dan minum, cafeteria, restaurant.
h. Fasilitas untuk pengantar dan penjemput disediakan ruangan khusus
tersendiri.
i. Ruang sirkulasi public, tangga,escalator, koridor
j. Kantor , meliputi perwakilan pihak penerbangann dan pihak
manajemen bandara.
3. Pertemuan dengan Pesawat (Flight Interface)
Sistem ini mencakup kegiatan penumpang dari bagian pemrosesan ke
pesawat, kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bagian ini meliputi :
a. Pengumpulan penumpang
b. Pengangkutan dari dan menuju pesawat
c. Bongkar muat bagasi
Fasilitas yang disediakan :
a. Pintu pesawat diusahakan dekat dengan penumpang
b. Apabila situasi tidak memungkinkan pesawat mendekat ke
penumpang maka disediakan bus untuk menjemput penumpang ke
pesawat.
c. Naik dan masuk ke dalam pesawat menggunakan tangga yang ada di
pesawat atau jembatan penghubung , seperti tangga
berjalan(escalator), tangga khusus yang ditarik oleh kendaraan
pengangkut (garbarata)
d. Concourse untuk sirkulasi menuju departure lounge dan area
terminal lainnya.
e. Departure lounge/boarding lounge
f. Airline operation space
g. Fasilitas keamanan bagasi dan penumpang
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 28
h. Area seris terminal-fasilitas umum.
c. Konsep Terminal Bandara
Pada dasarnya, perancangan terminal bandara memiliki konsep yang dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Distribusi Horizontal
Distribusi horizontal memiliki 5 konsep menurut Ernst dan Peter
Neufert, Architects' Data, yaitu:
a. Konfigurasi dermaga –Pier Configuration
Gambar 2.4 Pier Configuration
(Sumber : Robert Horonjeff, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara jilid 2)
Sebagai jalur perpanjangan dari terminal ke gerbang / termasuk bagian
bangunan yang dilengkapi tempat istirahat, telepon umum, counter
sevice.Pengaturan pesawat mengelilingi sumbu dermaga, sejajar/mengarah
ke terminal (nose in). Setiap dermaga punya sebaris gate pada kedua
sisinya dan ruang sepanjang sumbunya berfungsi sebagai ruang untuk arus
penumpang (deplaning dan enplaning). Apabila memakai sistem arus
penumpang dua arah, lebar jalur minimal 4,5 meter dan harus terlindungi
dari cuaca, kipasan udara/angin pesawat dan suara.Pemeriksaan karcis
penumpang dan bongkar muat bagasi biasanya diatur di terminal pusat,
walaupun dimungkinkan juga bentuk dan variasi lainnya. Pintu masuk dari
pier menuju daerah terminal utama merupakan satu-satunya penghubung
antara dua area tersebut Jika satu pier melayani gate dalam jumlah yang
cukup banyak, dan kemungkinan akan timbul konflik akibat adanya dua
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 29
atau lebih pesawat yang lepas landas secara bersamaan, maka penggunaan
dua taxiline/jalur lepas landas lebih disarankan. Selain itu sistem ini akan
membutuhkan dua apron Jika jumlah pier dikembangkan menjadi dua atau
lebih, harus diperhatikan bahwa jarak antara dua pier harus dapat
menyediakan ruang yang cukup untuk maneuver pesawat.
a. Keuntungan :
- Kemampuan untuk dikembangkan sesuai dengan meningkatnya
kebutuhan
- Terdapat kemungkinan pemanjangan dermaga untuk menambah
jumlah posisi parkir pesawat tanpa perlu membedakan fasilitas
pemrosesan bagasi dan penumpang
- Konsep ini relatif lebih ekonomis ditinjau dari modal dan biaya
operasi.
b. Kerugian:
- Adanya jarak jalan kaki yang relatif jauh dari pelataran depan
menuju pesawat
- Kurangnya hubungan antara pelataran depan dengan posisi
pintu/gate ke pesawat.
b.Konfigurasi menerus-Linier configuration
Gambar 2.5Linier configuration
(Sumber : Robert Horonjeff, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara jilid 2)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 30
Pesawat diparkir sepanjang permukaan luar bangunan. Area concourse
menghubungkan berbagai fungsi fasilitas terminal dengan gerbang/gate.
Pada masa lalu pesawat diparkir pada satu garis lurus di landasan parkir
dan fungsi-fungsi yang dipusatkan pada terminal kecil saja. Namun saat ini
konsep tersebut dikembangkan untuk melayani penumpang dan aktifitas
darat bagi pesawat udara pribadi yang mengakibatkan sistem bangunan
terminal menjadi desentralisasi (terpisah).
a. Keuntungan :
- Konsep ini menawarkan kemudahan akses masuk dan jarak tempuh
penumpang yang relatif dekat apalagi dengan sistem sirkulasi kendaraan
- Tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk pengembangan terminal.
b. Kerugian:
- Kompleksitas kegiatan yang kurang dapat terakomodasi akibat adanya arus
sirkulasi linier.
- Tidak terdapat kemungkinan yang memuaskan bagi penggunaan fasilitas
bersama
- Jika konsep dikembangkan yang mendirikan beberapa bangunan terminal
linier yang terpisah-pisah, akan menyebabkan biaya operasi yang tinggi.
c. Konfigurasi satelit/Satellite Configuration
Gambar 2.6 Satellite Configuration
(Sumber : Robert Horonjeff, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara jilid 2)
Konfigurasi ini mempunyai ruang tunggu keberangkatan yang terpisah
maupun bersama. Bagian satelitnya merupakan satu bangunan di daerah apron
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 31
yang dikelilingi dengan pesawat-pesawat yang parkir dan terpisah dari
terminal utama. Bangunan ini berhubungan dengan terminal utama dengan
sebuah jalur penghubung/connector berupa koridor/terowongan atau berupa
pierfinger yang dapat berada di atas tanah, di bawah tanah, atau di level/lantai
atas.Pemerikasaan karcis penumpang dan bongkar muat bagasi biasanya
diatur di terminal pusat, walaupun dimungkinkan juga bentuk dan variasi
lainnya. Dapat menggunakan sistem satu maupun dua tingkat.
a. Keuntungan
- Kemampuan penyesuaian terhadap ruang tunggu keberangkatan dan fungsi
lapor-masuk Meningkatkan fleksibilitas bentuk maneuver dan parkir
dengan penempatan concourse di bawah apron.
- Mengurangi jumlah kepadatan di terminal utama
- Memiliki keuntungan akibat pemakaian alat bersama
- Adanya fleksibilitas dan kebebasan beroperasi tiap satelit
b. Kerugian
- Kemampuan perluasan kurang, akibat keterbatasan interior dan parkir
pesawat.
- Kenyamanan berkurang, akibat jarak tempuh yang harus dilalui penumpang.
- Membutuhkan daerah apron yang lebih banyak dibandingkan konsep lain
d.Konfigurasi bergerak/pengangkut(Transporter configuration)
Gambar 2.7 Transporter configuration
(Sumber : Robert Horonjeff, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara jilid 2)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 32
Pemarkiran pesawat dan segala aktifitas pelayanan ditempatkan terpisah dari
bangunan terminal. Adanya penghilangan piers/ jembatan dan holding room.
Sebagai penghubung antar keduanya digunakan kendaraan pengangkut khusus,
berupa bis atau mobile lounge.Pengaturan penumpang dipusatkan pada terminal
utama. Adanya fasiitas holding area pada bangunan terminal utama.
a. Keuntungan
- Adanya fleksibilitas pada pengopersian bangunan ini.
- Pemisahan aktifitas servis pesawat (sisi udara) dengan aktifitas bangunan
terminal (sisi darat) sangat jelas.
- Mengurangi jarak jalan kaki penumpang yang terlalu jauh
- Tingkat biaya modal dapat lebih rendah akibat penggunaan tata ruang
bangunan yang efisien, luas ruang tunggu keberangkatan yang minimal dan
posisi pintu hubung yang lebih dekat ke posisi penumpang yang diangkut
daripada ke pesawat.
e.Konsep Hybrid
Merupakan penggabungan dari beberapa konsep, misalnya Hybrid Pier ,Hybrid
Linier dsb.
Gambar 2.8 Konsep Hybrid
(Sumber : Designing Airport Passenger Building for the 21st century: Matching Configuration and
Internal
Transport System)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 33
2. Distribusi Vertikal/system level
Ciri khusus konsep distribusi vertikal yaitu terdapat pemisahan tempat kegiatan
pemrosesan utama dalam sebuah gedung terminal penumpang ke dalam
beberapa tingkat bangunan, Pada umumnya untuk memisahkan area kedatangan
dengan area keberangkatan. Area kedatangan biasanya pada tingkat bawah
(ground level) dan area keberangkatan pada tingkat atas (upper ground).
1.Sistem 1 level
Sistem pengoperasian atas penumpang, bagasi, dan barang kiriman lain, baik
yang berhubungan dengan pemuatan maupun penurunan, berada pada satu
level, yaitu level apron (level pelataran/peron/dasar). Sistem ini efisien jika
dipakai oleh maskapai yang punya jadwal penerbangan yang tidak begitu padat.
a. Keuntungan :
- Lay-out ruangan sederhana, terutama dalam mengakomodasikan arus
penerbangan yang rendah.
b. Kerugian :
- Benturan sirkulasi antara penumpang dengan layanan operasi/service
harus dihindari dengan adanya pemisahan secara horizontal
2.Sistem Satu Setengah Level
Variasi pertama
Banyak digunakan oleh terminal udara international dan domestik
yang tidak terlalu padat .Lantai dasar gerbang terminal udara melayani arus
penumpang dan barang.Arus peumpang datang memisahkan diri di titk
pengecekan finger pier ke bawah menuju ruang tunggu kedatangan dan klaim
bagasi.
a. Keuntungan :
- Penanganan yang lebih efektif
b. Kerugian :
- Penumpang yang akan berangkat harus ke lantai atas menuju ruang tunggu
sedangkan penumpang yang baru datang dan akan mengambil bagasi
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 34
Variasi kedua
Arus barang tetap berada di lantai dasar gerbang terminal udara
sampai gate/apron keberangkatan. Arus barang turun di titik pengecekan
menuju lantai dasar terminal.Arus penumpang datang dan pergi berada di
lantai yang sama dengan gerbang terminal udara.
a. Keuntungan
- Penanganan yang lebih efektif
b. Kerugian
- Masih terdapat pertemuan langsung antara penumpang datang dan pergi di
satu level lantai.
3.Sistem Dua Level
Pada pemakaian sistem operasional terpusat/centralized atau gabungan/
consolidated, dibutuhkan adanya‘pemisahan secara vertikal’ untuk
pengoperasian penumpang dengan bagasinya. Untuk itu dapat digunakan
Sistem 2 Level, dengan pemisahan :
Level 1 (level apron/dasar) : operasi bagasi, dengan kiriman lain.
(enplaning – deplaning), serta jalur penumpang datang yang akan mengambil
bagasi
Level 2 (level atas) : pengoperasian penumpang. (enplaning – deplaning),
terutama yang berangkat dengan pemisahan vertikal antara keduanya
pengoperasian pengunjung(tersedia pula public space, seperti concession
area, ruang tunggu, restoran dan telepon umum).
a. Keuntungan
- Ketinggian lantai yang dinaikkan untuk pemrosesan penumpang
menyebabkan suatu desain titik pertemuan terminal dengan ketinggian pintu
pesawat yang sesuai.
- Jalan masuk kendaraan pada lantai atas memudahkan pertemuan dengan
daerah pemrosesan penumpang.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 35
- Dalam menangani frekuensi arus penerbangan tinggi, sistem ini dapat
mengurangi tabrakan antara arus penumpang dan bagasi, karena adanya
pemisahan titik penyerahan bagasi di lantai atas dengan klaim di lantai
dasar.
- Adanya kemungkinan untuk melakukan pemisahan aspek fungsionalitas.
b. Kerugian
- Rute arus lebih kompleks dan sulit ditangani
- Apabila penumpang yang datang dan pergi berada di lantai yang berbeda,
penumpang harus berjalan cukup jauh dan harus pindah lantai di titik
tertentu.
- Konstruksi desain umumnya mahal karena tuntutan pemakaian elevator,
tangga, escalator dan conveyor belt.
4.Sistem Multilevel
Biasa dipakai pada terminal udara besar dengan frekuensi sangat tinggi baik
internasional maupun domestik.Contoh sistem 3 level : satu tingkat untuk
penanganan penumpang internasional satu tingkat untuk penanganan
penumpang domestik. lantai dasar untuk penanganan bagasi dan atau
fasilitas service
a. Keuntungan :
- Jarak tempuh minimum untuk pindah tingkat ada pada sisi pier dekat parkir
pesawat.
b. Kerugian :
- Konstruksi yang mahal
d. Sirkulasi dalam Terminal Penumpang
Unsur- unsur sirkulasi seperti yang dikemukakan oleh Ching dalam Arsitektur
Bentuk Ruang dan Susunannya,1985 :247) terdiri dari beberapa macam :
1. Pencapaian bangunan
Pandangan bangunan yang terlihat dari jarak jauh secara keseluruhan.
2. Jalan masuk ke dalam
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 36
Sirkulasi dari luar bangunan ke dalam bangunan.
3. Konfigurasi bentuk jalan
Urutan ruang –ruang yang membentuk atau dilalui jalur sirkulasi
4. Hubungan ruang dan jalan
Sisi –sisi, tanda-tanda dan pengakhiran jalan
5. Bentuk dari ruang sirkulasi
Perwujudan fisik sebuah alur sirkulasi dapat berupa lorong, balkon,
gallery, tangga dan ruang di daam bangunan.
Menurut SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara,
sirkulasi penumpang terbagi 2, berangkat dan datang.
a. Sirkulasi Penumpang Berangkat
Penumpang begitu sampai di bandara, melalui area publik ke bagian semi
steril untuk melakukan pemeriksaan dan pelaporan, kemudian menuju bagian
steril, yaitu ruang tunggu keberangkatan.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 37
Gambar 2.9 Sirkulasi Keberangkatan Domestik
(Sumber : Joseph de Chiarra, Michael J.Crosbie, Time Saver Standards for Building Types 4thEdition)
b.Sirkulasi Penumpang Datang/Transit
Begitu pesawat mendarat, penumpang bergerak menuju bagian steril, area
kedatangan, menuju bagian semi steril kemuadian bagian public atau ke
bagian steril (Untuk penumpang transit, menuju area tunggu)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 38
Gambar 2.10 Sirkulasi Kedatangan Domestik
(Sumber : Joseph de Chiarra, Michael J.Crosbie, Time Saver Standards for Building Types 4thEdition)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 39
c.Sirkulasi Kedatangan Barang
Gambar 2.11 Sirkulasi Kedatangan Domestik Bagasi
(Sumber : Joseph de Chiarra, Michael J Crosbie ,Time Saver Standards for Building Types 4th
Edition)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 40
d.Sirkulasi Transit
Skema 2.1 Sirkulasi Transit
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
e. Sirkulasi Pengelola Terminal Bandara
Skema 2.2 Sirkulasi Pengelola Terminal Bandara
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
f. Sirkulasi Karyawan Maskapai Penerbangan
Skema 2.3 Sirkulasi Karyawan Maskapai Penerbangan
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
Pesawat terbang
Ruang transit
Ruang tunggu
Ruang operasional
Ruang administrasi
Area Parkir
ME
Pesawat
Apron
Bagasi
Check in
Area parkir
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 41
g. Sirkulasi Karyawan Instansi Pemerintah
Skema 2.4 Sirkulasi Karyawan Instansi Pemerintah
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
h. Sirkulasi Karyawan Pelayanan Jasa
Skema 2.5 Sirkulasi Pelayanan Jasa
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
i. Sirkulasi Pengunjung atau Pengantar
Skema 2.6 Sirkulasi Pengunjung
(Sumber : Walter Hart ,The Airport Passenger Terminal)
Ruang administrasi
Ruang operasional
Check in
Area parkir
Main Entrance
Catering
Parkir
Ruang administrasi bandara
Pesawat
Restoran ,Toko, Travel biro,
Bank , Kantor pos
Area Parkir
Curbs area
Hall
Anjungan
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 42
e. Standard Fasilitas Terminal Bandara
Keluasan terminal, jenis pesawat atau kapasitas penumpang mempengaruhi
kelengkapan fasilitas yang disediakan pada terminal bandara. standard
kelengkapan fasilitas pada terminal bandara domestik dengan keluasan
600m2 menurutSNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar
Udara ,sebagai berikut:
Fasilitas Kelengkapan ruang dan fasilitas
Terminal standard nasional
dengan keluasan 600m2
1. Teras keberangkatan dan
kedatangan (curbside)
2. Ruang lapor diri (curbside)
3. Ruang tunggu keberangkatan
(departure lounge)
4. Toilet pria dan wanita ruang
tunggu keberangkatan (toilet)
5. Ruang pengambilan bagasi
(baggage claim)
6. Area komersial (concession
area/room)
7. Kantor maskapai penerbangan
(airline administration)
8. Toilet pria dan wanita untuk
umum (public toilet)
9. Ruang simpan barang hilang
(lost & found room)
10. Fasilitas telepon umum
(public telephone)
11. Fasilitas pemadam api ringan
12. Peralatan pengambilan bagasi
–tipe gravity roller
13. Kursi tunggu
Tabel 2.1 Standard Fasilitas Terminal Domestik
(Sumber:Badan Standarisasi Nasional SNI 03-7046-2004,2004)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 43
Kelengkapan ruang dan fasilitas lainnya dalam Terminal Bandara terbagi 2
fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas pendukung untuk menampung
kegiatan sebelum dan sesudah keberangkatan penumpang menurut BSN SNI
03-7046-2004 :
Fasilitas Kelengkapan Ruang dan Fasilitas
Fasilitas penyandang cacat Penyediaan ramp untuk setiap perbedaan ketinggian
lantai di dalam bangunan terminal penumpang (bagi
pengguna kursi roda)
Fasilitas untuk penumpang (
ruang konsesi)
Restoran, kios, salon, bank, money changer, nursery,
bookstore dll
Fasilitas penunjang terminal
/bandara
Kantor pengelola, ruang mekanikal dan elektrikal, ruang
komunikasi, ruang kesehatan, ruang rapat, ruang
pertemuan, dapur , cathering, fasilitas perawatan esawat
udara.
Fasilitas parkir Jumlah lot = 0.8 x penumpang waktu sibuk
Luas = jumlah lot x 35m2
Tabel 2.2 Fasilitas Penunjang Terminal Bandara Standard Domestik
(Sumber:Badan Standarisasi Nasional SNI 03-7046-2004,2004)
f.Parameter Desain Bangunan Terminal Bandara
Dalam perencanaan dan perancangan bandara sesuai standard ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional atau keputusan
departemen perhubungan, desain bandara memiliki parameter tentang
bangunan terminal penumpang. Menurut Kazda & Caves dalam bukunya
Airport Design & Operation parameter desain tersebut meliputi :
1. Kecocokan dengan tipe pesawat perencanaan(The type of operator and
their service standard)
Terminal bandara dengan muatan skala kecil biasanya menggunakan
single airline (biasanya operator dasar/ perintis) atau beberapa
perusahaan dengan bagian bangunan sendiri, satu terminal terdiri dari
beberapa perusahaan. Sedangkan target standard pelayanan yang
digunakan dapat menjadi acuan dalam menentukan karyawan dan
persyaratan fasilitas. Tipe standard dapat dilihat pada :
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 44
a. Ketersediaan pengiriman untuk koleksi/pengujian atau penurunan
kargo yang dilakukan hanya dengan 3 jam setelah kedatangan.
b. Penumpang menunggu tidak lebih dari 30menit setelah kedatangan
/penerimaan barang.
c. Penerimaan kargo harus sudah selesai selama 30 menit dari
kedatangan truck dock
2. Kemampuan menagani permintaan yang ada(The expected rate of
growth of demand and the ultimate capacity required)
Permintaan adanya bandara tergantung kepada tarif penerbangan,
waktu yang diperlukan untuk transit, frekuensi dan waktu pelayanan,
dan juga karakteristik perekonomian wilayah.
3. Kelayakan ekonomi dan keuangan(The political & economic setting)
Setting politk dan ekonomi akan berpengaruh besar terhadap
ketersediaan pekerjaan dengan tingkat keterampilan dan upah yang
berbeda,tergantung pendapatan/biaya dan tingkat performa karyawan
dan peralatan.
4. Kompatibilitas dengan perencanaan umum bandara(The airport &
local authority planning constraints)
Pedoman perencanaan bandara atau otoritas lokal berpengaruh
terhadap lokasi, ukuran dan ketinggian bangunan dan tingkat aktivitas
bandara dapat berkembang.
g.Kebutuhan Ruang
Berdasarkan persyaratan keselamatan operasi penerbangan ,bangunan terminal
dibagi ke dalam 3 kategori ruang :
a. Ruangan Umum
Kegiatan pada ruang ini bersifat umum, dapat diakses oleh bermacam-
macam tipe penumpang.Syarat masuk tidak memerlukan pemeriksaan
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 45
keselamatan operasi penerbangan . Perencanaan fasilitas umum tergantung
pada kebutuhan ruang dan kapasitas penumpang dengan memperhatikan :
- Perencanaan fasilitas penunjang berdasarkan kebutuhan minimum,
seperti kebutuhan toilet
- Fasilitas khusus untuk orang cacat
- Pencapaian kemudahan bagi penumpang dalam aksesibilitas dan
akomodasi di setiap fasilitas secara maksimal
- Dilengkapi dengan fasilitas penunjang umum seperti :
konsesi,kafetaria,money changer,P3K ,informasi, oleh-
oleh,asuransi,kios, Koran/majalah,nursery, restoran dan lain-lain.
b. Ruangan semi steril
Dalam ruang ini, terdapat pelayanan penumpang, seperti check in,
pengambilan bagasi penumpang datang, transit atau transfer.Pemeriksaan
petugas keselamatan operasi penerbangan tetap dilakukan.Semi steril, karena
masih terdapat dan diperbolehkan adanya konsesi.
c. Ruangan steril
Tahap pemrosesan berakhir pada ruang ini sebelum naik ke pesawat udara,
penumpang telah memasuki bermacam-macam pemeriksaan operasi
keselamatan penerbangan, dan dalam ruang ini tidak diperbolehkan adanya
konsesi.
Perhitungan kebutuhan ruang dalam terminal bandara meliputi :
a. Perkiraan keseluruhan ruang
Menurut perkiraan FAA (Federal Aeronautics Administration) secara kasar,
kebutuhan ruang pada area terminal adalah antara 0,08 dan 0,12 ft2 per
penumpang keberangkatan/enplaning tahunan. Atau 150 ft2 per design hour
passenger.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 46
b. Perkiraan alokasi ruang
55% dari ruang terminal merupakan area yang disewakan, 45% tidak
disewakan
Secara detail :
35-40% : airline operation
15-25% : concession dan administrasi Bandar udara
25-35% : public space
10-15% : utilitas, toko, tunnels dan tangga
c. Kriteria LoS
Level of Service(LoS) merupakan salah satu penentu dalam pengadaan fasilitas
dan
kebutuhan ruang. Robert Horonjeff dalam bukunya Planing & Design of
Airports
membagi 3 bagian dalam penentuan kebutuhan ruang terminal
bandara.Beberapa langkah yang dapat dilihat dalam penentuan fasilitas
terminal dan kebutuhan ruang meliputi :
1. Identifikasi volume dan tipe penumpang
Perencanaan pada tahap studi perencanaan bandara dapat digunakan sebagai
acuan dalam menentukan kebutuhan ruang. Peramalan yang dirancang, berupa
volume penumpang tahunan yang akan menentukan ukuran awal gedung
terminal dan volume per jam yang lebih spesifik/ angka yang biasa digunakan
yaitu volume penumpang pada jam puncak sebagai acuan dalam desain
penumpang. Angka tersebut berkisar 0.03-0.05 % volume tahunan.
2. Identifikasi kebutuhan fasilitas berdasarkan tipe penumpang
Hal yang dapat dilakukan pada langkah ini yaitu mencocokkan tipe
penumpang dengan beragam tipe fasilitas yang dibutuhkan pada terminal
peumpang.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 47
3. Penentuan kebutuhan ruang secara umum
Langkah yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan ruang secara umum
yaitu dengan mengalikan kebutuhan untuk berbagai tipe fasilitas yang
diperoleh pada langkah sebelumnya dengan kebutuhan ruang rata-rata per unit
volume.
h. Permintaan Jasa Angkutan Udara
Dalam Cetak Biru Transportasi Udara 2005-2024 (Konsep Akhir) , Dirjen
Perhubungan tentang permintaan jasa angkutan udara :
Pada periode tahun 2005-2009 permintaan angkutan udara dalam negeri
mengalami peningkatan rata-rata 15,39%/tahun atau 29.002.376 orang pada tahun
2005 menjadi 49.003375 orang di 2009. Pada periode 2010- 2014 permintaan
angkutan udara dalam negeri meningkat rata-rata 9,78% per tahun atau dari
54.001.719 orang pada tahun 2010 menjadi 78.132.467 orang pada tahun 2014.
Periode 2015-2019 diperkirakan permintaan angkutan udara dalam negeri
meningkat rata-rata 10% per tahun atau dari 84.773.726 orang pada tahun 2015
menjadi 125.794.006 orang pada tahun 2019 . Sedangkan, pada periode 2020-
2024 permintaan udara dalam negeri meningkat 9,8% per tahun atau dari
137.774.437 orang pada tahun 2020 menjadi 200.754.941 orang pada tahun 2024.
Sejalan dengan perkiraan permintaan angkutan udara nasional , penyediaan
kapasitas tempat duduk akan mengalami peningkatan(Dirjen Perhubungan,2005 :
91).
Analisa jumlah penduduk dan pendapatan penduduk di suatu daerah dapat
digunakan sebagai salah satu variabel yang mendukung persamaan analisa jumlah
penumpang pada sebuah Bandara. Studi kasus pernah dilakukan di Bandara
Baabullah Ternate tentang analisa kebutuhan ruang bandara yang menggunakan
analisa jumlah penduduk dan perdagangan sebagai variabel.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 48
Tahun Jumlah Penduduk
2005 996683,3
2006 1042264,1
2007 1087844,9
2008 1133425,7
2009 1179006,5
2010 1224587,3
2011 1270168,1
2012 1315748,9
2013 1361329,7
2014 1406910,5
2015 1452491,3
Tabel 2.3 Analisa Perkiraan Jumlah Penduduk
(Sumber: Analisa Kebutuhan Ruang Bandara pada Tahun Rencana, 2005)
Tahun Jumlah PDRB
2005 1762121,4
2006 1877762,3
2007 1993403,2
2008 2109044,1
2009 2224685
2010 2340325,9
2011 2455966,8
2012 2571607,7
2013 2687248,6
2014 2802889,5
2015 2918530,4
Tabel 2.4Analisa Perkiraan PDRB
(Sumber: Patiiha, 2005)
Dari tabel diatas analisa yang digunakan menggunakan PDRB karena
pendapatan yang paling besar di wilayah Ternate berada pada sektor
perdagangan. Data perdagangan digunakan sebagai variabel dalam
persamaan analisa perkembangan jumlah penumpang bandara.
Berdasarkan persamaan regresi analisa perkiraan jumlah perdagangan
tahun rencana adalah :
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 49
Tahun Sektor Perdagangan
2005 138031,2
2006 143792.9
2007 149554,6
2008 155316,3
2009 161078
2010 166839,7
2011 172601,4
2012 178363,1
2013 184124,8
2014 189886,5
2015 195648,2
Tabel 2.5Analisa Perkiraan Sektor Perdagangan
(Sumber: Patiiha, 2005)
Berdasarkan analisa jumlah penduduk terbesar pada tahun rencana adalah
1452492 jiwa, sedangkan PDRB Rp 2918530 dan sektor perdagangan
sebagai penentu paling besar karena memiliki korelasi antara data jumlah
penumpang dan sektor perdagangan, yaitu sebesar Rp 195648,2. Analisa
jumlah penumpang berangkat pada tahun rencana berdasarkan persamaan
regresi dengan sektor perdagangan adalah :
Tahun Jumlah Penumpang
Berangkat
2005 83902,55296
2006 99087,42523
2007 114272,2975
2008 129457,1698
2009 144642,0421
2010 159826,9143
2011 175011,7866
2012 190196,6589
2013 205381,5311
2014 220566,4034
2015 235751,2757
Tabel 2.6Analisa Perkiraan Jumlah Penumpang Berangkat
(Sumber: Patiiha, 2005)
Berdasarkan hasil analisa perkiraan jumlah penumpang berangkat tahun
rencana dengan variabel sektor perdagangan sebesar 235.752 penumpang.
Dapat disimpulkan bahwa 235.752 penumpang per tahun dalam sehari
dapat mengangkut 646 penumpang dengan berbagai rute.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 50
j. Jenis Pesawat dan Kapasitas Tempat Duduk
No Jenis Pesawat Kapasitas
1 F-100 100
2 F-20 75
3 F-28 75
4 Dash-8 54
5 F-27 44
6 C-212 18
7 B 737-200 116
Tabel 2.7Jenis Pesawat dan Kapasitas
(Sumber: Patiiha, 2005)
j. Komponen Desain Terminal Bandara
Komponen desain pada terminal bandara mulai dari area publik hingga steril
menurut Kazda & Caves dalam bukunya Airport Design & Operation antara lain :
a. Check in
b. Security screening of passengers
c. Corridors
d. The departure lounge
e. Retail (concession)
f. Catering
g. Gate rooms
h. Executive lounges
i. Inbound government controls
j. Baggage claim
k. The Arrivals hals
l. Airline office
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 51
B. PENDEKATAN DESAIN
1. Kajian tentang Eco Airport
a. Definisi Eco Airport
1. Eco Airport ( Ecological Airport) selanjutnya disebut bandar udara
ramah lingkungan adalah Bandar udara yang telah dilakukan
pengukuran yang terukur terhadap beberapa komponen yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan untuk menciptakan
lingkungan yang sehat di Bandara dan sekitarnya(Pasal 1 Peraturan
Dirjen Perhubungan Udara No :SKEP/124/VI/2009)
2. Kajian tentang bandara yang mengedepankan aspek lingkungan,
membuat/ memperkuat kebijakan dan pengawasan yang kritis terhadap
peningkatan operasi dan kualitas lingkungan bandara bertujuan untuk
menilai status pengelolaan ligkungan bandara ( Rachman,2007 : 31).
3. Eco Airport means environmental policy in or around the airport and
environmentally friendly airport itself (ICAO,2013:2).
b. Tujuan Eco Airport
Berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor
:SKEP/124/VI/2009 Pasal 2, Bandara Ramah Lingkungan diselenggarakan
dengan tujuan :
1. Mewujudkan bandara yang memiliki visi global lingkungan hidup
2. Melaksanakan pengelolaan bandara yang terpadu, serasi dan selaras
dengan lingkungan sekitarnya.
3. Menyelenggarakan bandara yang dapat mendukung tercapainya
pembangunan berkelanjutan (sustainable development ).
c. Konsep Eco Airport
Konsep Eco Airport adalah bandara yang memiliki kajian,
manajemen/pengelolaan, pengoperasian yang bervisi lingkungan hidup
secara global selaras dengan alam dan dalam perkembangannya dapat
menyesuaikan kebutuhan yang berkelanjutan.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 52
d. Komponen Eco Airport
Pencegahan berbagai polusi dalam lingkungan bandara dapat dilakukan
secara preventif dengan memperhatikan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup terhadap beberapa komponen. Berdasarkan pasal 3
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor :SKEP/124/VI/2009
komponen tersebut tediri atas :
1. Kualitas Udara(Air quality)-atmosphere
Kualitas udara yang baik tidak mengandung Karbon
Monoksida (CO), Sulfur Dioksida(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2),
Ozon Permukaan (O3), Partikel Debu (PM10). Karbon Monoksida
adalah pencemar primer, substansi pencemar yang ditimbulkan dari
sumber pemcemaran, merupakan hasil pembakaran. ISPU (Indeks
Standar Pencemaran Udara) adalah laporan kualitas udara kepada
masyarakat tentang seberapa bersih dan tercemarnya udara dan
dampaknya bagi kesehatan setelah menghirup selama beberapa
hari/jam/bulan (MenLHK, 2016 ).
ISPU Tingkat Pencemaran udara Dampak Kesehatan
0-50 Baik Tingkat kualitas udara tidak
berpenaruh terhadap
kesehatan makhluk hidup
dan bangunan.
51-100 Sedang Tingkat kualitas udara tidak
berpengaruh terhadap
manusia dan hewan tetapi
berpengaruh terhadap
tumbuhan sensitive dan
nilai estetika.
101-199 Tidak Sehat Berdampak terhadap
manusia dan hewan
sensitive dan kerusakan
terhadap tumbuhan dan
nilai estetika.
200-299 Sangat Tidak Sehat Berdampak buruk bagi
kesehatan makhluk hidup,
bangunan dan nilai estetika.
300-500 Berbahaya Secara umum merugikan
kesehatan pada populasi.
Tabel 2.8 ISPU (Indeks Standard Pencemaran Udara )
(Sumber:Kementrian Lingkungan Hidup, 2014)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 53
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan kualitas
udara yang baik (Moerdjoko,2004 : 93 ) :
1. Mempertimbangkan arah angin segar dengan kandungan
polutan yang minim pada peletakan bangunan
2. Memperhatikan penggunaan finishing material interior yang
mudah dibersihkan.
3. Peletakan lubang ventilasi dan pintu pada arah angin segar.
4. Pertimbangan pergerakan atau sirkulasi udara dengan alat
bantu AC/fan, ventilasi, dll pada titik susut.
5. Memasukkan sinar matahari pagi ke dalam ruangan satu atau
dua jam secara periodic, karena sinar ultraviolet dikenal
sebagai antiseptik , membunuh mikroorganisme.
6. Secara periodik , membersihkan filter pada sistem HV AC
untuk mencegah masuknya mikroorganisme dan polutan dalam
ruangan.
2. Energi (Energy)
Konsumsi listrik dalam ruang publik cukup besar. Penggunaan
yang boros dan berlebihan berdampak buruk terhadap lingkugan
hidup. Energi digunakan dalam penggunaan listrik, gas,fuel kendaraan
pesawat merupakan andil besar dalam masalah pemanasan global .
Penggunaan listrik lampu dalam ruangan memakan watt yang cukup
besar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengurangi atau
antisipasi penggunaan energi berlebihan diantaranya :
a. Solar panel
Photovoltaic merupakan hasil perkembangan teknologi
yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi
listrik.PV biasanya dikemas dalam bentuk modul. Dalam
modul terdapat banyak sel surya yang dapat disusun secara
seri atau parallel.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 54
b. Memaksimalkan Iklim tropis
Iklim tropis memiliki karakter temperature berkisar 22 °-
32°C dan kelembaban tinggi lebih dari 75%. Salah satu hal
yang menjadi pertimbangan daerah iklim tropis yaitu
menjauhi radiasi sinar matahari. Menurut Ernaning
Setyowati, hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
1. Atap harus dapat menyediakan pembayangan
menyeluruh, agar matahari tidak masuk ke dalam
bangunan. Solar chartpenting digunakan untuk
mengetahui jalan matahari dan sudut matahari di setiap
orientasi bangunan.
2. Semua ruang harus terbayangi sepanjang hari, terutama
di jam kritis.
3. Penggunaan maksimal daylighting.
4. Semua ruang terhubung dengan lingkungan ruang untuk
memastikan distribusi dan jumlah daylight bagus, pun
ventilasi alami.
c. Penggunaan LED Lighting
LED adalah cahaya monokromatik yang bersifat
semikonduktor atau diode yang memancarkan cahaya apabila dialiri
alur listrik. Bertindak sebagai isolator dan konduktor, sedangkan
diode terdiri dari N type dan P type yang ujungnya terdapat
elektroda.
Ada 2 jenis tipe LED , yaitu :
1. LED berkekuatan rendah
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 55
Kekuatan 0,1 W,ukuran 5mm, luminous flux 2 lumen
,digunakan pada lampu indicator computer , seluler dll
2. LED berkekuatan tinggi
Kekuatan 1 W dan 3W,ukuran 5mm, luminous flux 25 lumen
untuk 1W diode putih dan meningkat 50 lumen untuk diode
merah dan kuning,digunakan untuk pencahayaan indoor dan
outdoor.
Material LED terbuat dari material inorganic yang bervariasi
menghasilkan warna sebagai berikut :
- Alumunium gallium arsenide –merah dan inframerah
- Gallium alumunium phosphide – hijau
- gallium arsenide –merah, merah-orange, kuning
- gallium nitride –hijau,hijau murni
- gallium phosphide – merah, kuning, hijau
- zinc selenide- biru
- indium gallium nitride – hijau kebiruan dan biru
- indium gallium alumunium phosphide – orange-merah, orange,
kuning dan hijau
- silicon carbide –biru
- diamond- ultraviolet
- sapphire – biru
d. BEMS (Building Energy Management Systems)
Sebuah sistem komputer yang membantu dalam manajemen,
kontrol dan pengawasan teknikal servis dan penggunaan energi
sebuah bangunan.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 56
Sistem memberikan informasi dan perangkat yang dibutuhkan
untuk memahami penggunaan energi dan performa energy.
3. Kebisingan/getaran (noise/vibration)
a. Pengertian Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki indra
pendengar yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
kenyamanan dan kesehatan manusia karena tidak sesuai dengan
konteks ruang dan waktu (Sasongko,dkk,2000). Kebisingan adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan (Kep. MenLH. N0. 48 Tahun
1996), atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat- alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kep. MenNaker. No. 51).
Menurut Chaeran (Mengutip pernyataan Harris,1991) Kebisingan
dapat diartikan sebagai getaran yang dapat merambat melalui medium
cair, padat, gas ( 2008:22).
b. Efek dari Kebisingan
Pengoperasian kegiatan di bandara memungkinkan terjadinya
kebisingan dari pesawat terbang atau produk samping yang tidak
diinginkan dari sebuah lingkungan bandara. Kebisingan pada
lingkungan bandara berdampak pada terganggunya aktivitas karyawan
bandara dan masyarakat sekitar bandara. Menurut Chaeran( Mengutip
pernyataan Sasongko,2000) efek yang dapat ditimbulkan oleh
kebisingan adalah (2008:23).:
a. Efek psikologis pada manusia (kebisingan dapat membuat kaget,
mengganggu, mengacaukan konsentrasi).
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 57
b.Menginterferensi komunikasi dalam percakapan dan lebih jauh lagi
akan menginterferensi hasil pekerjaan dan keselamatan kerja.
c. Efek fisis kebisingan dapat mengakibatkan penurunankemampuan
pendengaran dan rasa sakit pada tingkat yang sangat tinggi.
Menurut Chaeran (2008 : 20), secara umum pengaruh kebisingan bisa
dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Pengaruh Auditorial (Auditory Effects)
(perangkat keras) pendengaran, seperti hilangnya berkurangnya
fungsi pendengaran, suara dering berfrequensi tinggi dalam telinga.
2. Pengaruh non auditorial (Non auditorial effects)
Pengaruh ini bersifat psikologis, seperti gangguan cara
berkomunikasi, kebingungan, stress, dan berkurangnya kepekaan
terhadap masalah keamanan kerja.
Gangguan pendengaran dipengaruhi oleh faktor usia dan masa
kerja. Usia lebih dari 40 tahun dapat disebabkan oleh masa kerja
lebih dari 9 tahun dengan jam kerja setiap hari lebih dari 8 jam
,bekas perokok berat dan obesitas. Lingkungan dengan kondisi
kebisingan lebih dari 104 dB atau >85dB selama lebih dari 8 jam
tergolong sebagai high level of noise related risks.
c.Pengendalian Kebisingan
Kebisingan dapat dicegah melalui pengendalian dan pengurangan
tingkat kebisingan. Secara umum ada 3 aspek yang dapat diterapkan
dengan tujuan mengurangi kebisingan :
1. Pengendalian pada Sumber
a. Perlindungan pada peralatan, struktur dan pekerja dari dampak
bising
b. Pembatasan tingkat bising yang boleh dipancarkan sumber
Pengendalian pada Sumber dapat dilakukan dengan mereduksi gaya-
gaya penyebab getaran sebagai sumber kebisingan dan mereduksi
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 58
komponen peralatan. Kelebihan pada pengendalian sumber yaitu
relative lebih efisien dan praktis.
2. Pengendalian pada Media Rambatann
Jenis pengendalian melalui media rambatan dapat dilakukan pada
outdoor noise control dan indoor noise control .Pengendalian
dilakukan diantara sumber dan penerimakebisingan.Prinsip
pengendalian dengan melemahkan intensitas kebisingan pada media
rambatan.
3. Pengendalian Kebisingan pada Manusia
Pengendalian jenis ini dilakukan secara personal melalui pendengar
yang secara langsung menerima kebisingan. Dilakukan dengan cara
memanfaatkan alat bantu yang dapat mereduksi tingkat kebisingan
yang diterima telinga. Pengendalian ini difokuskan pada orang yang
setiap hari menerima kebisingan, seperti operator pesawat.
Kebisingan yang bersumber pada 3 aspek tersebut dapat dicegah
dengan menerapkan hal sebagai berikut pada ruangan :
1. Penggunaan pelapis ruangan pada studio/ruang tertutup.
Prinsip yang diterapkan yaitu memutus rambatan bunyi
dengan struktur ganda pada lantai, dinding dan plafon.
2. Pembagian area yang menghasilkan kebisingan dan
membutuhkan ketenangan.
3. Pada koridor dirancang tidak sejajar dengan dilapisi bahan
material yang berkoefisien tinggi atau bahan bersifat diffuse.
4. Penggunaan material kombinasi yang menghasilkan insulasi
maksimal, peletakan lubang ventilasi yang tidak mengarah
langsung ke sumber kebisingan, pemakaian material pelapis
yang menghasilkan kualitas akustik sebagaimana diperlukan,
memantul atau menyerap.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 59
5. Pemakaian plafon dari material ringan dengan sistem
konstruksi gantung, memakai material peredam suara sebagai
pelapis struktur pelingkup ruang Handoko (2015).
C. KAJIAN INTERIOR
1. TERMINAL BANDARA
Gambar 2.12 Rekomendasi Jarak Berjalan
(Sumber : Kazda & caves, Airport Design & Operation ,2007 :248)
Jarak ideal untuk pemrosesan penumpang menuju pesawat
berdasarkan IATA untuk bandara internasional adalah 45 menit. Rekomendasi
jarak mulai dari depan terminal oleh IATA.
- Departure kerbside – check in counter : 20m
- Farthest car park – check in counter : 300m
- Check in counter to the farthest – gate : 330m
- Gate-plane : 50m
2. KOMPONEN DESAIN PADA TERMINAL BANDARA
Komponen desain pada terminal bandara mulai dari area publik hingga
steril menurut Kazda & Caves dalam bukunya Airport Design &
Operation (2007 : 255) antara lain :
a. The Landside kerb
Merupakan area dimana mobil, taksi, bus umum dan khusus harus
menurunkan penumpang pesawat. Tipe panjang kerbside sekitar 1m
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 60
per TPHP , tergantung seberapa macet di jam sibuk dan manajemen
peraturan di area kerbside.
b. The ticketing lobby
Dibutuhkan 4m dari ruang antrian, biasanya terletak di belakang
check in concourse, konter dan ruang membutuhkan luas sekitar
2500m2 untuk 50 BQA.
c. The check in concourse
Beberapa kebutuhan fasilititas di check in councourse , diantaranya
konter informasi penerbangan ,toilet, telepon, café kecil. Ruangan
concourse minimal harus memiliki kedalaman 20m agar antrian bisa
tepat sampai ke konter.
Gambar 2.13 Terminal concourse gate podium
(Sumber : Terminal Design Guidelines Manual,2012)
d. Check in counters
Penggunaan tipe linier pada check in counter memperbolehkan
penumpang untuk berpindah mengikuti alur setelah pemrosesan di
konter check in atau langsung menuju pintu keberangkatan. Konter
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 61
pada tipe Island diatur dalam bentuk “U” sekitar conveyor menuju
arah arus penumpang. Beberapa poin sirkulasi dan melihat efisiensi
yang digunakan , IATA merekomendasikan tipe Island sekitar 10-20
konter per sisi, dan 20-30m yang dibutuhkan untuk memisahkan antar
tipe Island. Waktu yang dibutuhkan untuk pemrosesan rata - rata 2
menit.
Gambar 2.14 Konter Linier
(Sumber : Kazda & caves, Airport Design & Operation ,2007 :256)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 62
Gambar 2.15Counter Ticket
(Sumber : Terminal Design Guidelines Manual,2012)
Gambar 2.16 Tampak Samping Counter Ticket
(Sumber : Terminal Design Guidelines Manual,2012)
Beberapa yang harus disiapkan petugas check in counter :
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 63
- Boarding manifest (passenger name list)
- Boarding pass (untuk manual)
- Baggage claim tag
- Label atau tag lainnya (priority tag, group tag, name tag, chacked
baggage tag,dsb)
- Excess baggage ticket,bukti pembayaran kelebihan muatan
- Seat allocation for special seat
- Purser information
- From passenger baggage weight sheet
- From passenger transfer message
- Limited release tag
e. The out going baggage handling system
Ground handling berasal dari kata ground dan handling .Ground
berarti darat dan handling berassal dari kata handle yang artinya
menanganiBGS biasanya dirancang dibawah lantai keberangkatan.
Elemen BGS terdiri dari :
- Sabuk berjalan yang dimiringkan
- alat sortir yang bisa membaca kode di tas dan mendorong tas ke
wadah untuk menempatkan tas-tas tersebut ke tempat tujuan
penerbangan
- sistem penyaringan
Sistem harus dapat menghandle banyaknya tas, idealnya 0.8 dan 2.2
tas /penumpang .0.4-0.8 m/sec. IATA menyarankan proses tersebut
tidak lebih dari 9 menit untuk tas dari proses check in hingga make up
/built up area, dimana kargo harus tersusun rapi, layak dan aman
untuk dimasukkan ke compartment pesawat.Normalnya, ban berjalan
beroperasi membutuhkan waktu antara 0.4-0.8m/sec , membawa 26-50
tas /menit .
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 64
f. Outbond passport control
Memastikan data identitas passport dan diri, dibutuhkan waktu
pemrosesan 20 detik, dengan jarak ruang antrian 0.8-0.9m2 per
penumpang. Proses pengecekan passport didukung oleh Advanced
Passenger Processing (APP), menggunakan biometric dan mesin
pembaca passport.
g. Security screening of passengers
Bandara merupakan ruang publik yang memiliki keamanan tinggi.
Salah satu pengaplikasian keamanan yaitu dengan mesin detekdi
Xray.FAA menyarankan bahwa syarat setiap area pemancar keamanan
berkisar 10-15m2.
h. Corridors
Ukuran efektif untuk koridor berkisar 1m , dengan mengurangi
fasilitas telpon umum, dan display yang memicu orang untuk berdiri di
depan display.Jika rata-rata kecepatan berjalan 74m/min, ukuran
efektif untuk lebar koridor berkisar 6m.
i. The departure lounge
Ruang keberangkatan paling tidak memiliki ruang yang cukup untuk
menunggu waktu penerbangan dan syarat pemrosesan penumpang.
Beberapa fasilitas di ruang tunggu keberangkatan memiliki fasilitas
telepon, toilet, dan sebuah café kecil untuk menunggu waktu
keterlambatan penerbangan atau jam penerbangan. Grouping seat
ditata saling membelakangi dengan tujuan agar dapat mudah
berpindah. Beberapa terkait informasi penerbangan , seperti lokasi
gate, informasi pesawat harus jelas. Pandangan kea rah luar (ke
pesawat) bebas tak terhambat. Seating dapat di desain dengan
penambahan sandaran kepala dan kaki agar nyaman saat menunggu
delay.
j. Retail (concession)
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 65
Retail merupakan area komersial dimana terdapat gerai berbagai
macam tenant. Penumpang akan memasuki area ini setelah proses
check in dan proses pengamanan. Ruang tunggu keberangkatan
biasanya memiliki pandangan luas ke beberapa tenant. Kombinasi
antara catering dan retail berkisar 60% shops 40%catering.
k. Gate rooms
Merupakan sebuah ruang yang digunakan untuk memeriksa boarding
pass dan tas bawaan.
l. Executive lounges
Keberadaan executive lounge sangat penting bagi pelayanan
penerbangan untuk Commercially Important Passengers (CIP). Pelaku
bisnis membutuhkan ruangan yang digunakannya untuk berbisnis
sembari menunggu penerbangan. Ruang tunggu harus dekat dengan
gate.
m. Baggage claim
Ruang baggage claim membutuhkan ruang tertutup dari sistem untuk
memudahkan pemrosesan kargo atau tas . Runagan tersebut terdiri dari
ruang staff, barang kiriman tunda, toko tas,dan trolley. Toilet
dibutuhkan di ruang ini sembari menunggu barang bawaan untuk
membuat penumpang nyaman setelah penerbangan.
n. The Arrivals hall
Merupakan area kedatangan dengan beberapa fasilitas seperti, meeting
pointCurrency conversation, fasilitas informasi pariwisata hotel dan
perswewaan mobil, café , dan informasi penerbangan.
o. Airline office
Kantor penerbangan terdiri dari pelayanan kabin dan personal,
perawatan pesawat, manajemen kantor, operasi penerbangan, staf
pegawai dan crew penerbangan, secure dan volatile storage. Aktivitas
dalam office memakai ruang sekitar 25m2 per EQA movement.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 66
3. RAMBU-RAMBU TERMINAL BANDARA
Rambu menurut BSN (2005), adalah tanda atau keterangan yang di
tempatkan atau dipasang di terminal bandar udara, dibuat secara jelas,
mudah dimengerti dan berfungsi menjelaskan atau memberikan suatu
petunjuk peringatan, pengaturan, larangan dan perintah bagi seluruh
pemakai atau pengguna jasa di bandar udara (SNI 03-7094-2005).
a. Kategori rambu menurut BSN SNI 03-7094-2005 :
Berdasarkan fungsinya rambu dibagi dalam kategori :
1. Rambu Operasional
Rambu yang memberikan petunjuk tentang aktifitas operasional
keberangkatan atau kedatangan penumpang
Jenis rambu yang termasuk dalam katagori rambu operasional antara
lain:
1) penjualan tiket (ticket sales);
2) pelaporan (check in);
3) ruang tunggu (waiting room);
4) keberangkatan (departure);
5) kedatangan (arrival );
6) transit (transit);
7) pindah pesawat (transfer);
8) nomor pintu (gate number);
9) fiskal (fiscal);
10) harap antri (Q please);
11) pintu darurat (emergency exit);
12) pintu keluar (exit);
13) pintu masuk (entrance);
14) pemeriksaan keamanan (security check);
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 67
15) petugas keamanan (security personnel);
16) Imigrasi (immigration);
17) bea cukai (customs);
18) karantina (quarantine);
19) karantina tumbuhan (plant quarantine);
20) karantina hewan (animal quarantine);
21) karantina ikan (fish quarantine)
22) karantina kesehatan (health quarantine);
23) ruang pemeriksaan (check room);
24) penyandang cacat (handicapped );
25) elevator penyandang cacat (handicapped elevator);
26) elevator barang (baggage elevator);
27) lift (lift (s));
28) kereta dorong (trolleys);
29) pengambilan barang (baggage claim);
30) porter (porters);
31) eskalator turun (escalator down);
32) eskalator naik (escalator up);
33) tangga (stairway);
34) lantai berjalan (moving side walk).
2. Rambu Fasilitas Umum dan Konsesioner
Rambu-rambu yang memberikan petunjuk tentang fasilitas umum dan
konsesioner yang disediakan.
Jenis rambu yang termasuk dalam katagori rambu fasilitas umum dan
konsesioner antaralain:
1) penerangan (information);
2) kamar kecil (toilet);
3) pria (gent);
4) wanita (ladies);
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 68
5) kehilangan & penemuan (lost & found);
6) anak hilang (lost child).
3. Rambu Perkantoran
Rambu-rambu yang memberikan petunjuk tentang fasilitas perkantoran
Jenis rambu yang termasuk dalam katagori rambu perkantoran antara lain:
perkantoran(office).
4. Rambu Peringatan
Rambu-rambu yang memberitahukan tentang prosedur atau ketentuan
yang harus diikuti dandipatuhi oleh pamakai atau pengguna jasa bandar
udara..Jenis rambu yang termasuk dalam katagori rambu peringatan
antara lain:
1) awas kaca (Glass);
2) pintu (door);
3) jagalah kebersihan (keep clean).
5. Rambu Larangan
rambu-rambu yang memberitahukan tentang hal-hal yang tidak boleh
dilasanakan atau yangharus dilakukan oleh seluruh atau sebagian pemakai
atau pengguna jasa bandar udaraJenis rambu yang termasuk dalam katagori
rambu larangan antara lain:
1) dilarang masuk (no entry);
2) dilarang merokok (no smoking);
3) khusus untuk penumpang (passenger only);
4) dilarang membawa hewan (no animals).
b. Penggunaan
1) Penggunaan simbol
Simbol yang dicantumkan atau diletakkan disamping teks dimaksudkan untuk
memperjelas maksud rambu , terutama bagi pemakai jasa Bandar udara yang
buta bahasa dan aksara. Simbol tanpa teks dimaksudkan untuk mendapatkan
efisiensi dan kepraktisan penggunaan.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 69
2) Penggunaan teks
Teks ditulis dalam 2 bahasa Indonesia dan Inggris atau asing sesuai
kebuutuhan. Penempatan bahasa Indonesia di baian atas dan bahasa Inggris di
bawah. Jenis huruf yang dipakai Helvetica regular baik untuk teks bahasa
Indonesia maupun inggris atau asing lainnya. Ukuran tinggi huruf besar teks
berbanding tinggi rambu petunjuk 1:5, sehingga ukuran rambu petunjuk
30x150 cm, tinggi huruf besar teks 6cm.
3) Petunjuk arah
Right, left, up right, down left, down right, up left, straight forward, down
c. Warna Rambu
1) Warna rambu operasional menggunakan warna dasar kuning dengan simbol
atau teks berwarna hitam tanpa garis tepi hitam, kecuali yang sudah
dibakukan.
2) Warna rambu fasilitas umum dan konsesioner menggunakan warna dasar biru
dengan simbol teks atau petunjuk arah putih tanpa tepi hitam.
3) Warna rambu peringatan menggunakan warna dasar merah dengan teks putih
atau sebaliknya, tanpa garis tepi hitam . Rambu hanya memuat simbol.
d. Bahan dan Pencahayaan
Rambu dibuat dari bahan acrylic sheet/mika dengan ketebalan minimal 2 mm.
Pencahayaan dari dalam, yang digunakan lampu berwarna Day-Light yang
dipasang di dalam panel. Pengecualian rambu yang cukup cahaya alami atau
secara teknis sulit memperoleh instalasi listrik dapat dipasang tanpa pencahayaan
dari dalam/
e. Penempatan rambu
1) Rambu petunjuk tidak terlindung oleh suatu rintangan yang dapat menghalangi
pandangan;
2) Tidak menjadi rancu oleh adanya pemasangan iklan-iklan atau rambu-rambu
petunjuk lain yang ada di sekitarnya;
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 70
3) Pada tempat-tempat yang rawan, misalnya pada persimpangan atau lorong
panjang,perlu ditempatkan rambu dengan petunjuk arah yang jelas, bila perlu
diadakanpengulangan penempatan rambu pada jarak tertentu.
f. Pemasangan rambu
Pemasangan rambu minimal 240cm dari permukaan lantai gedung terminal.
Pemasangan rambu dapat dilakukan dengan digantung, ditempelkan salah satu sisi
pada dinding atau tiang.
g. Penempatan atau Pemasangan Rambu yang Berjumlah Lebih dari Satu
1) Hanya rambu petunjuk arah, dapat dipasang secara bersamaan;
2) Pemasangan rambu paling banyak adalah 4 (empat) buah yang disusun vertikal;
3) Rambu yang menunjukkan arah lokasi terdekat, ditempatkan pada susunan
paling atas;
4) Rambu kedua dibawahnya untuk lokasi yang lebih jauh dan seterusnya;
5) Rambu mempunyai ukuran yang sama.
Gambar 2.17 Contoh Signage
(Sumber : www.flickr.com, airport signage,2016)
4. ELEMEN PEMBENTUK RUANG
1) Lantai
Terminal bandara merupakan area padat sirkulasi, terutama pada area
publik dan baggage claim yang memliki kekuatan double pada material lantai.
Berdasarkan terminal design guidelines garis pemisah utama kurang lebih ¼”
lebar alumunium, dan pemisah lainnya 1/8” atau 1/16” lebar alumunium. Area
selanjutnya yang menggunakan terrazzo pada lantai tidak lebih dari 10x10”.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 71
Ruangan yang lebih kecil dianjurkan untuk mengurangi retakan pada lantai.
Pemberian antifracture dan membrane anti air di bawah terrazzo/ ,material
lantai dianjurkan untuk mengurangi potensi retakan dan masalah kelembaban.
Beberapa material lantai yang tidak diperbolehkan digunakan pada area
publik.
- Karpet rol
- Engineered wood
- Vinyl tile
- Vinyl sheet
Gambar 2.18Floor pada Check in Concourse
(Sumber : Leigh,Fisher &ACAI, Terminal Design Guidelines Manual, 2012:21)
Ketinggian material dasar lantai pada Terminal Concourse kurang lebih 8”.
Base terrazzo dianjurkan diletakkan sebelum terrazzo ketika bertemu dengan
dinding. Base material untuk lantai yang tidak boleh digunakan khususnya
pada area public yaitu rubber, vinyl dan kayu.
2) Dinding
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 72
Fasad dari curbside menentukan impresi pengunjung dalam memulai
perjalanan karena menampilkan elemen visual dari fasilitas di terminal
bandara. Beberapa ketentuan dalam mendesain area dinding curbside :
- Basse minimal memiliki ketinggian 12”
- Material yang digunakan berbahan stainless steel atau alumunium
dengan ketahanan finishing metallic.
- Semua pengunci menggunakan material stainless steel
- Orientasi sebaiknya mengacu arah vertikal atau dengan kemiringan
tidak lebih 15° dari terminal.
- Semua dinding kaca tidak diperbolehan diletakkan diluar area
eksterior terminal.
Semua dinding pada terminal bandara menggunakan bahan yang tidak mudah
terrbakar. Glazing merupakan salah satu langkah penghematan energi yang
dilakukan pihak bandara untuk mengurangi penggunaan listrik di siang
hari.Keterbukaan ruang dan pandangan memberikan kesan nyaman dan dapat
mengurangi tingkat stress perjalanan. Penggunaan Glazing pun
memperhatikan reduksi silau, panas dan orientasi cahaya. Warna biru dan
hijau disarankan untuk penggunaan glazing.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 73
Gambar 2.19 Penggunaan Glazing
(Sumber : Leigh,Fisher &ACAI, Terminal Design Guidelines Manual, 2012:14)
3) Plafon
Painted gypsum board pada plafon diperbolehkan untuk bangunan
terminal.Penggunaan extra mikro peforated metal panel dianjurkan
terutama ceiling yang memiliki ketinggian (6”x16”). Plafon linier berbahan
metal dengan kombinasi efek kayu atau lainnya pada desain elemen plafon
dapat menambah impresi penumpang selama berada di terminal.
Pencahayaan pada terminal di desain untuk memberikan penerangan
sekreatif mungkin pada terminal tanpa mengurangi pelayanan dan
menghalangi signage.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 74
Gambar 2.20 Penerapan Lighting pada Ceiling
(Sumber : Leigh,Fisher &ACAI, Terminal Design Guidelines Manual, 2012:43)
5. Sistem Interior
1) Pencahayaan
Ada 2 cara mengolah pencahayaan, yaitu secara alami dan buatan.
Kedua cara tersebut tidak bisa ditinggalkan salah satu karena
kebutuhan bangunan dan fungsi ruang. Beberapa cara dan
pertimbangan menggunakan pencahayaan alami studi kasus Bandara
Internasional Hongkong, memasukkan cahaya alami melalui celah
dinding dan atap dengan cara :
- Cahaya alami pada hall keberangkatan dan kedatangan yang
berbeda level disatukan dalam void. Void sebagai ruang bersama
yang luas dan megah berperan mengantarkan cahaya alami masuk
ke dalam ruang melalui dinding dan celah atap secara menyeluruh
melalui pelingkup material bangunan transparan.
- Upaya memasukkan cahaya dengan mengoptimalkan seluruh sisi
bangunan serta memantulkannya dengan bidang langit-langit dan
lantai.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 75
- Cahaya masuk melalui skylight tidak disebarkan secara langsung
namun melalui filter cahaya agar mengurangi efek silau yang
ditimbulkan , cahaya kemudian dipantulkan panel alumunium pada
langit-langit ruang.
- Bidang transparan pada sisi bangunan diperkuat dengan struktur
baja memasukkan cahaya alami dengan kuantitas besar.
Pertimbangan pencahayaan buatan pada terminal bandara
diantaranya :
- Penggunaan intensitas tinggi pencahayaan pada signage, storefront
dan display bertujuan untuk memusatkan perhatian pada area
retail.
- Track lighting tidak diperbolehkan pada area terminal.
- Pencahayaan dapat diaplikasikan sebagai aksentuasi kolom
- Penerangan pada area sirkulasi utama diutamakan.
- Penggunaan cove lighting, indirect lighting, LED ropes,
Backlighting atau recessed fixtures dianjurkan.
2) Penghawaan
Penghawaan merupakan suatu usaha pembaharuan udara baik
secara alami maupun buatan bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan udara dalam ruang dan kesehatan bagi pengguna.
Standard kenyamanan ruang penghawaan yaitu :
- Temperatur udara : 18°-26°Celcius
- Pergerakan udara : 0,1-0,15 m/s
- Kelembaban relative : 50%-55%
- Kebutuhan Udara Bersih : 0.83m3/s/orang
Demi mewujudkan kenyamanan udara dalam ruang, Sri Yuliani
(2008) menjelaskan langkah penghawaan alami dan buatan yang dapat
dilakukan :
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 76
a. Penghawaan alami
Sistem penghawaan secara alami dilakukan dengan udara alam
sebagai sumber penghawaan, bersifat permanen. Dilakukan dengan
mengoptimalkan bukaan atau ventilasi udara yang lain.
Dimungkinkan penggunaan tanaman pada interior/ interior
landscape.
Syarat yang dilakukan untuk menciptakan penghawaan alami :
- Tersedianya udara yang sehat ( bebas bau, debu dan polutan )
- Suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28°C)
- Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran
udara horizontal (sehingga angin menembus lancar )
- Lingkungan tidak bising
b. Penghawaan buatan
Penghawaan buatan bersumber pada udara buatan, bersifat
sementara. Ketergantungan terhadap energi listrik, namun
penggunaan penghawaan buatan dapat diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan. Keuntungan pemakaian AC :
- Suhu , kelembaban , kecepatan & arah angin mudah diatur
- Kebersihan udara dapat dijaga
- Karena ruang AC tertutup , akustik dan ketenangan ruang dapat
dimaksimalkan
- Pencegahan serangga masuk
- AC terbaru dilengakapi dengan ion negatif , yaitu dapat
membunuh bakteri ,jamur dan mengikat biang bau serta member
efek segar pada udara ruang.
3) Akustik
Sistem akustik digunakan untuk mengatur kebisingan suatu
bangunan/ruangan. Ada 2 jenis akustik menurut tempatnya, yaitu
akustik ruangan dan aksutik lingkungan. Akustik ruangan merupakan
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 77
perencanaan dan perancangan ruang dengan memperlihatkan sumber
bunyi yang mengganggu ruangan. Gelombang bunyi menyebar luas
dari sumber hingga memenuhi batasan-batasan ruang , beberapa
energy bunyi akan dipantulkan kembali ke ruangan, sebagian diserap
dan dipindahkan melalui kisi-kisi bidang membatasinya. Sedangkan,
akustik lngkungan adalah suatu akustik untuk perpindahan bunyi dari
suatu ruang ke ruang lain dalam penanganan bunyi dari elemen-
elemen bangunan , terutama desain yang mengutamakan ruang
majemuk dalam bangunan. Pengendalian akustik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, dapat diletakkan dengan bahan penyerapan
tinggi pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafond, luas ruang,
fungsi ruang isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak,
karpet, udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan mampu
meredam bunyi bising dengan persyaratan tingkat kebisingan 60dB
(Akustik Ling, 1985: 33).
Material akustik dan bahan insulasi bunyi merupakan 2
komponen yang digunakan dalam desain akustik. Pengaplikasian
material akustik lebih bersifat menunjang ke arah pengondisian
akustik ruangan(wanted sound). Sedangkan , bahan insulasi bunyi
lebih ke bahan penunjang terhadap upaya pencegahan bising, sebagai
pendukung unwanted sound. Tetapi dalam kasus pelapis suatu bidang,
keduanya dapat bertukar peran.
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 78
Skema 2.7 Posisi material akustik dan bahan insulasi sebagai faktor
penunjang dari elemen pokok arsitektural
(Sumber : Sutanto, Prinsip-prinsip Akutik dalam Arsitektur,2015: 150)
6.Sistem Keamanan
1. Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran (APAR)
a. Sistem pendeteksi awal
- Smoke detector bekerja bila suhu mencapai 700°C
Akustik Ruang
- Volume ruang (termasuk
ruang-ruang yang
berhubungan)
- Bentuk dari proporsi ruang
- Finishing(seleksi dan
penempatan)
- Layout audience(elevasi
lantai, jarak sumber dengan
audience)
- Susunan tempat duduk dan
perabot lain
- Perlakuan khusus (reflector
gantung, penyerap resonan
dan diffuser
Insulasi Suara
- Karakteristik bentuk tapak(level
suara, karakter dan durasi)
- Barrier luar, bangunan-bangunan
sekitar vegetasi &pengolahan
kontur tanah
- Penempatan aktivitas dalam
bangunan (zoning, ruang-ruang
penghalang suara)
- Konstruksi dinding,lantai dan
plafon
- Kriteria bising latar
belakang(sistem
HVAC,peralatan elektronik)
- Koordinasi dengan akustik ruang
Elemen –Elemen Pokok
Arsitektural Akustik Material akustik Bahan Insulasi Bunyi
Sistem Penguat Bunyi Elektronik
- Kompatibilitas sistem
dengan akustik ruang
- Pemilihan, penempatan
dan orientasi loudspeaker
- Sistem komponen &
pengontrolan
- Layout loudspeaker dan
spekrum suara
Sistem Bising Mekanikal &Vibrasi
- Karakteristik bising peralatan
- Lokasi & peralatan
mekanikal
- Insulasi vibrasi
- Penanganan saluran-saluran
dalam bangunan
- Koordinasi dengan sistem
insulasi suara
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 79
- Fire alarm system, berbunyi jika ada api atau panas pada suhu
1350°C-1600°C
b. Fire Exhtinghuisher
c. Sprinkler
Penempatan titik-titik sprinkler dipasang pada area 10-20m dengan
ketinggian ruang 3m.Pemasangan kepala sprinkler tidak boleh melebihi
2,25m dari dinding.
d. Hidran kebakaran
Alat pemadam kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat
baku air.
Selain pencegahan terhadap api, pencegahan terhadap asap dapat
dilakukan dengan menggunakan alat :
a. Fire damper
Digunakan sebagai alat pencegahan api menjalar kemana-mana, bekerja
secara otomatis ketika terjadi kebakaran.
b. Smoke & head ventilating
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar.
Bila terjadi kebakaran asap yang timbul segera dapat mengalir keluar,
sehingga petugas pemadam tidak terkena asap.
c. Vent & exhaust
Pemasangan diletakkan di deapan tangga yang akan dibuka pintunya,
berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di
dalam ruang tangga.
2. Sistem Keamanan dari Ancaman Kejahatan Manusia
a. Security
b. Walkthrough
Desain Interior Terminal Bandara Ngloram I C0812020 80
Gambar 2.21 Walkthrough
(Sumber: www.google.com, 2016)
c. Xray
Gambar 2.22 Xray
(Sumber: www.google.com, 2016)
d. Explosive detector e. CCTV
Gambar 2.23 Explosive Detector Gambar 2.24 CCTV
(Sumber: www.google.com, 2016) (Sumber: www.google.com, 2016)