Struktur Pesawat Terbang

41
Bab 1 Struktur Pesawat Udara Menurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR (Federal Aviation Regulation) saat ini yang juga diadopsi oleh Indonesian CASR (Civil Aviation Safety Regulation), Part 1, Definition and Abbreviations, aircraft adalah sebuah perangkat yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penerbangan. Kategori aircraft untuk sertifikasi penerbangnya dalam hal ini adalah airplane, rotorcraft, lighter-than-air, powered lift, dan glider. Part 1 tersebut juga mendefinisikan airplane/ pesawat terbang sebagai: digerakkan mesin, sayap tetap yang lebih berat dari udara, dalam penerbangannya ditahan oleh reaksi dinamis dari udara yang berlawanan arah dengan sayapnya. Bab ini menyediakan sedikit pengenalan terhadap pesawat terbang (airplane) dan komponen-komponen utamanya. KOMPONEN UTAMA Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan mempunyai komponen utama yang sama satu dengan lainnya. Karakter utama dari sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan awal rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fuselage (badan pesawat), sayap, empennage (bagian belakang), roda pendaratan, dan mesin. Komponen Utama Pesawat Udara FUSELAGE

description

Bab 1 Struktur Pesawat UdaraMenurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR (Federal Aviation Regulation) saat ini yang juga diadopsi oleh Indonesian CASR (Civil Aviation Safety Regulation), Part 1, Definition and Abbreviations, aircraft adalah sebuah perangkat yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penerbangan. Kategori aircraft untuk sertifikasi penerbangnya dalam hal ini adalah airplane, rotorcraft, lighterthan-air, powered lift, dan glider. Part 1 tersebut jug

Transcript of Struktur Pesawat Terbang

Page 1: Struktur Pesawat Terbang

Bab 1 Struktur Pesawat Udara

Menurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR (Federal Aviation Regulation) saat

ini yang juga diadopsi oleh Indonesian CASR (Civil Aviation Safety Regulation), Part 1, Definition and

Abbreviations, aircraft adalah sebuah perangkat yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam

penerbangan.  Kategori aircraft untuk sertifikasi penerbangnya dalam hal ini adalah airplane, rotorcraft, lighter-

than-air, powered lift, dan glider. Part 1 tersebut juga mendefinisikan airplane/ pesawat terbang sebagai:

digerakkan mesin, sayap tetap yang lebih berat dari udara, dalam penerbangannya ditahan oleh reaksi dinamis

dari udara yang berlawanan arah dengan sayapnya. Bab ini menyediakan sedikit pengenalan terhadap pesawat

terbang (airplane) dan komponen-komponen utamanya.

KOMPONEN UTAMA

Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan mempunyai komponen

utama yang sama satu dengan lainnya. Karakter utama dari sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan

awal rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fuselage (badan pesawat), sayap, empennage

(bagian belakang), roda pendaratan, dan mesin.

Komponen Utama Pesawat Udara

FUSELAGE

Yang dimaksud dengan Fuselage adalah kabin dan atau kokpit, yang berisi kursi untuk penumpangnya

dan pengendali pesawat. Sebagai tambahan, fuselage juga bisa terdiri dari ruang kargo dan titik-titik

penghubung bagi komponen utama pesawat yang lainnya. Beberapa pesawat menggunakan struktur open

truss. Fuselage dengan tipe open truss terbentuk dari tabung baja atau aluminium. Kekuatan dan kepadatan

didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama yang membentuk bangun segitiga yang disebut trusses.

Page 2: Struktur Pesawat Terbang

Warren Truss

Konstruksi dari Warren truss membuat bentuk sarang dengan batang-batang longerons, juga batang

diagonal dan vertikal. Untuk mengurangi berat maka pesawat kecil menggunakan tabung aluminium alloy yang

di rivet atau di sekrup menjadi satu bagian dengan bagian yang berhadapan membentuk kerangka. Setelah

teknologi berkembang, perancang pesawat mulai melapisi batang-batang truss untuk membuat pesawat lebih

streamline, dan meningkatkan kinerja. Awalnya dengan menggunakan kain fabric, yang dapat membengkokkan

logam yang ringan seperti aluminium. Dalam beberapa keadaan, kulit luar dapat mendukung semua atau

sebagian dari beban yang ditanggung oleh pesawat. Sebagian besar pesawat modern menggunakan struktur

kulit yang diketatkan (stressed) yang dikenal dengan nama konstruksi monocoque atau semi-monocoque.

Rancangan monocoque menggunakan kulit (logam) yang diketatkan untuk menanggung semua beban

(load). Ini adalah struktur yang sangat kuat tapi tidak bisa mentoleransi kerusakan berupa goresan atau penyok

(berubah/deformasi). Karakteristik ini dapat dijelaskan dengan menggunakan kaleng aluminium tipis minuman

ringan. Kita dapat menekan kaleng tersebut dengan kuat tanpa merusak kaleng. Tapi kalau kaleng tersebut

sudah penyok sedikit saja, maka akan lebih mudah untuk membengkokkannya.

Konstruksi Monocoque

Konstruksi monocoque yang sebenarnya terdiri dari kulit, former (pembentuk) dan bulkhead (penahan).

Page 3: Struktur Pesawat Terbang

Former dan bulkhead memberi bentuk pada fuselage. Karena tidak ada kerangka maka kulit haruslah cukup

kuat untuk menjaga kepadatan/kekuatan fuselage. Jadi, masalah yang cukup penting dalam konstruksi

monocoque adalah menjaga konstruksi agar cukup kuat sementara berat juga harus diperhatikan agar tidak

melebihi batasan. Karena batasan inilah maka struktur semi-monocoque digunakan di banyak pesawat masa

kini.

Sistem semi-monocoque menggunakan sub-struktur dimana kulit pesawat ditempelkan. Sub-struktur ini, yang

terdiri dari bulkhead dan/atau former terbuat dari berbagai ukuran dan kerangka, memperkuat kulit pesawat

dengan menyerap sebagian dari gaya beban dari fuselage. Bagian utama dari fuselage juga termasuk titik

sambungan sayap dan sebuah firewall.

Konstruksi Semi-monocoque

Pada pesawat bermesin tunggal, mesinnya biasanya disambungkan di depan fuselage. Ada pembatas

tahan-api di antara bagian belakang mesin dengan kokpit atau kabin untuk melindungi penerbang dan

penumpangnya dari api akibat kecelakaan. Pembatas inilah yang disebut dengan firewall dan biasanya dibuat

dari material tahan panas seperti baja.

SAYAP

Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan permukaan

yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang

digunakan oleh pabrik pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang diharapkan

untuk rancangan pesawat tertentu. Bagaimana sayap dapat membuat gaya angkat (lift) akan diterangkan di bab

terkait. Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage. Rancangan ini disebut high-, mid-

dan low-wing. Jumlah sayap juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane,

sedangkan pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane.

Page 4: Struktur Pesawat Terbang

Monoplane dan biplane

Banyak pesawat dengan sayap di atas (high-wing) mempunyai tiang penahan di luar atau disebut

dengan wing-strut yang menyerap beban penerbangan dan pendaratan dari strut ke struktur fuselage. Karena

biasanya wing-strut ini tersambung di tengah sayap, tipe struktur sayap ini disebut semi-cantilever. Beberapa

high-wing dan sebagian besar low-wing mempunyai rancangan full-cantilever yang dirancang untuk menahan

beban tanpa tambahan strut di luarnya.

Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu kemudian diperkuat oleh truss, I-

beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap

(airfoil). Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap

atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap.

Page 5: Struktur Pesawat Terbang

Komponen sayap

Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan pengendali (control surface) yang

disebut aileron dan flap. Aileron (kemudi guling) biasanya dimulai dari tengah-tengah sayap ke ujung luar sayap

(wingtip) dan bekerja dengan gerakan yang berlawanan untuk membuat gaya aerodinamis yang membuat

pesawat untuk berguling ke kiri atau ke kanan. Sedangkan flap biasanya dari dekat fuselage ke arah luar sampai

tengah-tengah sayap. Flap biasanya sama rata dengan permukaan sayap pada waktu pesawat sedang

menjelajah. Pada waktu diturunkan, flap bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya

angkat sayap pada waktu lepas landas dan mendarat.

EMPENNAGE

Nama yang benar untuk bagian ekor dari pesawat adalah empennage. Empennage terdiri dari seluruh

ekor pesawat, termasuk permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan horizontal stabilizer.

Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder, elevator, dan satu atau lebih trim tab.

Komponen Empennage

Page 6: Struktur Pesawat Terbang

Tipe kedua dari rancangan empennage tidak membutuhkan elevator. Tapi merupakan satu kesatuan dari

horizontal stabilizer yang dapat berputar di pusat engselnya.

Tipe ini disebut stabilator dan digerakkan dengan menggunakan batang kemudi, seperti halnya jika kita

menggerakkan elevator. Sebagai contoh, jika kita menarik batang kemudi, maka stabilator akan berputar

sehingga bagian belakang (trailing edge) akan terangkat. Hal ini menyebabkan beban aerodinamis di ekor dan

menyebabkan hidung pesawat bergerak naik. Stabilator mempunyai anti-servo tab yang terpasang di trailing

edge.

Anti-servo tab bergerak dengan gerakan yang sama dengan trailing edge dari stabilator . Anti-servo tab

juga berfngsi sebagai trim tab untuk mengurangi beban tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk

tetap pada posisi yang diinginkan.

Komponen Stabilator

RUDDER

Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama penerbangan, rudder digunakan

untuk menggerakkan hidung pesawat ke kanan dan ke kiri. Rudder digunakan bersama dengan aileron untuk

belok selama penerbangan. Sedangkan elevator yang terpasang di bagian belakang horizontal stabilizer

digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat naik dan turun selama penerbangan.

Trim tab berukuran kecil dan bagian yang dapat digerakkan dari trailing edge-nya kemudi. Trim tab yang

dapat digerakkan dari kokpit mengurangi tekanan pada kemudi. Trim tab dapat terpasang pada aileron, rudder

dan/atau elevator.

Page 7: Struktur Pesawat Terbang

LANDING GEAR

Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada waktu parkir, taxi (bergerak di

darat), lepas landas atau pada waktu mendarat. Tipe paling umum dari landing gear terdiri dari roda, tapi

pesawat terbang juga dapat dipasangi float (pelampung) untuk beroperasi di atas air atau ski, untuk mendarat di

salju. Landing gear terdiri dari 3 roda, dua roda utama dan roda ketiga yang bisa berada di depan atau di

belakang pesawat. Landing gear yang memakai roda dibelakang disebut conventional wheel. Pesawat terbang

dengan conventional wheel juga kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga bertempat

di hidung pesawat, ini disebut nosewheel, dan rancangannya disebut tricycle gear. Nosewheel atau tailwheel

yang dapat dikemudikan membuat pesawat dapat dikendalikan pada waktu beroperasi di darat.

Landing Gear

POWER PLANT

Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling. Fungsi utama dari mesin adalah menyediakan

tenaga untuk memutar baling-baling. Mesin juga menghasilkan tenaga listrik, sumber vakum untuk beberapa

instrumen pesawat, dan di sebagian besar pesawat bermesin tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang

dan penumpangnya. Mesin ditutup oleh cowling atau di beberapa pesawat dikelilingi oleh nacelle. Maksud dari

cowling atau nacelle adalah untuk membuat streamline aliran udara yang mengalir di sekitar mesin dan

membantu mendinginkan mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling-baling, yang terpasang di

depan mesin, mengubah putaran mesin menjadi gaya yang bergerak ke depan yang disebut thrust yang

membantu menggerakkan pesawat melewati udara.

Page 8: Struktur Pesawat Terbang

Power Plant

Page 9: Struktur Pesawat Terbang

Bab 2 Prinsip Penerbangan

STRUKTUR ATMOSFIR

Atmosfir tempat dimana sebuah penerbangan dilakukan adalah gumpalan udara yang mengelilingi bumi

dan melekat di permukaannya. Jumlah udaranya juga sebanyak jumlah daratan dan lautan. Tapi,

bagaimanapun, udara berbeda dari daratan dan lautan karena terdiri dari campuran banyak gas. Udara memiliki

massa, berat dan bentuk yang tak tetap.

Udara seperti halnya fluida lain, mempunyai kemampuan untuk mengalir dan berubah bentuk ketika

harus menyeimbangkan perbedaan tekanan yang kecil sekalipun, karena kurangnya kohesi molekul. Sebagai

contoh, gas akan memenuhi sebuah bejana tempat dia ditaruh, mengembang atau mengkerut untuk

menyesuaikan bentuknya dengan dibatasi oleh bentuk bejana tersebut.

Atmosfir terdiri dari 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen dan 1 persen gas-gas yang lainnya, seperti argon

dan helium. Karena beberapa unsur lebih berat dari yang lainnya, maka ada kecenderungan alami bagi unsur

yang lebih berat seperti oksigen untuk berada di permukaan bumi, sedangkan unsur yang lebih ringan akan

terangkat ke bagian yang lebih tinggi. Hal ini menerangkan mengapa sebagian besar oksigen berada di bawah

ketinggian 35000 kaki.

Karena udara memiliki massa dan berat, maka ia disebut benda,

dan sebagai sebuah benda maka ia akan bereaksi pada hukum-

hukum fisik seperti halnya benda gas yang lain. Karena memiliki

berat di permukaan bumi, maka udara memberikan tekanan rata-

rata 14.7 pon (lbs) pada setiap inci persegi, atau 22,92 inci dari air

raksa- tapi karena ketebalannya terbatas, makin tinggi makin

berkurang udara di atas. Karena alasan ini maka berat atmosfir di

ketinggian 18000 kaki hanyalah setengah dari beratnya di

permukaan laut. 

Tekanan Atmosfir

Meskipun banyak sekali macamnya tekanan, diskusi ini terutama

berisi tentang tekanan atmosfir. Tekanan atmosfir ini adalah faktor

penting dari perubahan cuaca, membantu mengangkat pesawat,

dan menggerakkan beberapa instrumen penerbangan penting

dalam pesawat udara.

Instrumen-instrumen ini adalah altimeter (penunjuk ketinggian), indikator airspeed (kecepatan udara), indikator

rate-of-climb (kecepatan menanjak), dan penunjuk tekanan manifold.

Meskipun udara sangat ringan, tapi memiliki massa dan dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Maka, udara juga

seperti halnya benda lain, memiliki berat dan memiliki gaya. Karena udara merupakan zat cair, maka gaya yang

dimilikinya bekerja secara sama-rata ke semua arah, dan efek gayanya pada udara disebut tekanan (pressure).

Pada kondisi baku di permukaan laut, rata-rata tekanan yang diterima pada tubuh manusia oleh atmosfir adalah

sekitar 14,7 pon/inci. Kepadatan udara mempunyai efek yang berarti pada kemampuan pesawat terbang. Jika

Page 10: Struktur Pesawat Terbang

udara berkurang kepadatannya maka akan berakibat berkurangnya:

1. tenaga, karena mesin mendapatkan udara yang lebih sedikit,

2. thrust (gaya dorong) karena efisiensi baling-baling menjadi berkurang pada udara tipis,

3. lift (gaya angkat) karena udara tipis memberikan gaya yang lebih sedikit pada airfoil.

Efek tekanan pada kepadatan udara

Karena udara adalah gas, maka dapat ditekan atau dikembangkan. Pada waktu udara ditekan, jumlah

udara yang lebih banyak dapat menempati sebuah volume. Sebaliknya pada waktu tekanan di sebuah volume

udara berkurang, udara mengembang dan menempati tempat yang lebih besar. Maka, sejumlah udara pada

tekanan yang lebih rendah berisi udara dengan massa yang lebih rendah. Dengan kata lain, kepadatannya

berkurang. Pada kenyataannya kepadatan adalah berbanding lurus secara proporsional dengan tekanan. Jika

tekanan bertambah dua kali maka kepadatan akan bertambah dua kali, dan jika tekanan dikurangi maka

kepadatan juga akan berkurang. Hal ini benar hanya jika pada suhu yang tetap.

Efek suhu pada kepadatan udara

Efek dari bertambahnya suhu pada sebuah benda adalah berkurangnya kepadatan. Sebaliknya,

berkurangnya suhu menambah kepadatan. Maka, kepadatan udara berubah-ubah secara terbalik dengan

perubahan suhu. Pernyataan ini hanya benar pada nilai tekanan yang konstan. Di atmosfir, suhu dan tekanan,

keduanya berkurang sesuai dengan bertambahnya ketinggian, dan memiliki efek dengan kepadatan udara.

Bagaimanapun, jatuhnya tekanan pada ketinggian yang bertambah, mempunyai efek yang dominan. Kepadatan

juga dapat diperkirakan menurun jika ketinggian bertambah.

Efek kelembaban udara

Pada paragraf sebelumnya diasumsikan bahwa udara kering sempurna. Pada kenyataannya, udara

tidak pernah benar-benar kering. Sejumlah kecil uap air terdapat dalam atmosfir hampir dapat diabaikan pada

kondisi-kondisi tertentu, tapi pada kondisi yang lain kelembaban udara dapat menjadi faktor penting pada kinerja

pesawat udara. Uap air lebih ringan dari udara, konsekwensinya, udara basah lebih ringan daripada udara

kering. Udara basah paling ringan atau paling renggang pada waktu, - dengan kondisi tertentu-, mengandung

jumlah maksimum uap air. Makin tinggi suhu, makin banyak jumlah uap air yang dapat dibawa oleh udara.

Ketika membandingkan dua massa udara yang berbeda, yang pertama hangat dan basah (keduanya cenderung

meringankan udara) dan kedua adalah dingin dan kering (keduanya memperberat udara), contoh yang pertama

pasti lebih renggang dari yang kedua. Tekanan, suhu, dan kelembaban mempunyai pengaruh besar pada kinerja

pesawat terbang, karena efek mereka pada kepadatan udara.

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DAN GAYA

Pada abad ke 17, seorang filosof dan ahli matematika, Sir Isaac Newton, mengemukakan 3 hukum dasar

tentang gerak. Memang pada saat itu dia tidak memikirkan tentang pesawat terbang, tapi semua yang kita tahu

tentang gerakan mengacu pada tiga hukum dasarnya. Hukum ini, yang disebut hukum Newton adalah sebagai

Page 11: Struktur Pesawat Terbang

berikut:

Hukum pertama Newton: Sebuah benda yang diam akan tetap diam, dan sebuah benda yang bergerak akan

cenderung tetap bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama. Dengan sederhana, secara alami, tak ada

yang mulai atau berhenti bergerak sampai ada gaya dari luar benda tersebut yang menyebabkan benda tersebut

bergerak atau berhenti bergerak. Sebuah pesawat yang parkir di ramp akan tetap diam sampai ada sebuah

gaya yang cukup untuk melawan inersia diberikan pada pesawat tersebut. Begitu pesawat tersebut bergerak,

maka inersia yang dimiliki menjaga pesawat agar tetap bergerak, tergantung juga dari bermacam-macam gaya

yang bekerja pada pesawat tersebut. Gaya-gaya tersebut mungkin menambah gerakan pesawat, atau

memperlambat atau mengubah arah pesawat.

Hukum kedua Newton mengatakan, jika sebuah benda diberikan aksi oleh sebuah gaya yang konstan,

hasilnya adalah akselerasi kebalikan yang proporsional dengan massa benda tersebut dan searah dengan gaya

yang diberikan. (Dalam bahasa sederhananya: Percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding

dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Editor). Yang sedang dibahas di sini adalah

faktor-faktor yang terlibat dalam mengatasi Hukum Newton yang pertama, hukum inersia. Hukum ini meliputi

kedua perubahan yaitu arah dan kecepatan, termasuk mulai bergerak dari posisi diam (akselerasi positif) dan

berhenti dari posisi bergerak (akselerasi negatif atau deselerasi).

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa: ketika sebuah benda memberikan gaya pada benda lain,

benda kedua akan memberikan gaya pada benda pertama, dengan sebuah gaya dengan kekuatan yang sama

tapi berbeda arah.

Senapan yang terhentak ke belakang pada waktu ditembakkan adalah contoh yang jelas dari hukum

Newton yang ketiga ini. Perenang lomba yang menekan tembok kolam renang pada waktu berbalik, atau

seorang balita yang belajar berjalan adalah fenomena yang diterangkan oleh hukum ini. Pada sebuah pesawat,

baling-baling bergerak dan menekan udara ke belakang, akibatnya udara menekan baling-baling (juga

pesawatnya) pada arah yang berlawanan- ke depan. Pada sebuah pesawat jet, mesin menghembus tekanan

udara panas ke belakang, gaya yang sama dan dengan arah kebalikannya menekan kembali mesin dan

menekan pesawat ke depan. Gerakan dari semua kendaraan adalah gambaran yang jelas dari hukum ketiga

Newton.

EFEK MAGNUS

Penjelasan tentang gaya angkat (lift) dapat dijelaskan dengan melihat pada sebuah silinder yang

berputar di aliran udara. Kecepatan lokal di dekat silinder adalah terdiri dari kecepatan aliran udara dan

kecepatan putaran silinder, yang berkurang jika jaraknya makin jauh dari silinder. Pada sebuah silinder yang

berputar dengan bagian atas bergerak searah dengan aliran udara, maka kecepatan udara setempat di bagian

atas akan lebih cepat dari pada di bagian bawah.

Page 12: Struktur Pesawat Terbang

Seperti terlihat dalam gambar, di titik

“A”, sebuah titik stagnasi terbentuk di

mana aliran udara yang mengenai

permukaan terpisah, sebagian ke atas

dan sebagian ke bawah. Titik stagnasi

yang lain adalah titik “B” ketika kedua

aliran udara bergabung dan melanjutkan

dengan kecepatan yang sama.

Sekarang kita memiliki 'upwash' di

depan silinder berputar tersebut dan

'downwash' di belakang.

Perbedaan kecepatan di permukaan

melibatkan perbedaan tekanan, dengan

tekanan yang lebih rendah di atas

dibandingkan dengan tekanan yang ada

di bawah. Daerah bertekanan rendah

mengakibatkan gaya ke atas yang

dikenal dengan “Efek Magnus”. Sirkulasi udara yang disebabkan secara mekanis menggambarkan hubungan

antara sirkulasi dan gaya angkat (lift).

   Sebuah airfoil dengan angle of attack yang positif membentuk sirkulasi udara pada waktu ujung sayap

belakang (trailing edge) yang

tajam memaksa titik stagnasi

di belakang “trailing edge”

sedangkan titik stagnasi

depan di bawah “leading

edge” (ujung sayap bagian

depan).

Page 13: Struktur Pesawat Terbang

PRINSIP TEKANAN BERNOULLI

Setengah abad setelah Sir Newton memaparkan hukumnya, Daniel Bernoulli, seorang ahli matematika

dari Swiss, menerangkan bagaimana tekanan dari sebuah fluida yang bergerak (cairan ataupun gas) berubah-

ubah sesuai dengan kecepatan dari gerakan. Secara khusus, dia menyatakan bahwa pertambahan kecepatan

atau aliran akan menyebabkan pengurangan dari tekanan fluida tersebut. Hal inilah yang terjadi pada udara

yang lewat di atas sayap pesawat yang melengkung.

Sebuah analogi yang tepat bisa dibuat dari air yang mengalir melewati selang air. Air yang mengalir

melalui selang dengan garis tengah (diameter) yang tetap (konstan) akan mendesak dengan tekanan yang

sama di seluruh selang, tapi kalau diameter sebagian dari selang ditambah atau dikurangi, maka hal tersebut

akan mengubah tekanan dari air di titik tersebut. Jika misalnya selang tersebut ditekan dengan jari di satu

tempat, maka akan membatasi daerah yang dialiri oleh air. Dengan asumsi volume yang sama dari air mengalir

melalui bagian selang yang ditekan tersebut pada perioda waktu yang sama sebelum selang ditekan, maka

kecepatan aliran air akan bertambah di titik tersebut.

Maka jika ada bagian dari selang yang mengkerut, maka hal tersebut tidak hanya menambah kecepatan

aliran tapi juga mengurangi tekanan di titik tersebut. Hasil yang sama dapat dihasilkan jika sebuah benda padat

dengan bentuk yang streamline (airfoil) dikenakan pada selang tersebut. Prinsip yang sama ini adalah dasar dari

pengukuran kecepatan udara (aliran fluida) dan untuk analisa kemampuan airfoil untuk membuat daya angkat.

Sebuah aplikasi praktis dari teori Bernoulli adalah tabung venturi. Tabung venturi mempunyai saluran

masuk yang menyempit di lehernya (titik yang mengkerut) dan sebuah saluran keluar yang diameternya

membesar di belakangnya. Diameter saluran masuk sama dengan diameter saluran keluar. Di lehernya, aliran

udara menjadi semakin cepat dan tekanan berkurang, di saluran keluar, aliran udara melambat dan tekanan

bertambah.

Jika udara dianggap sebagai sebuah benda dan disetujui bahwa udara mengikuti hukum di atas maka

kita dapat mulai melihat bagaimana dan kenapa sebuah sayap pesawat dapat menghasilkan daya angkat

sewaktu sayap pesawat tersebut bergerak melalui udara.

RANCANGAN AIRFOIL

Page 14: Struktur Pesawat Terbang

Di bagian yang menerangkan penemuan Newton dan Bernoulli, sudah dibahas secara umum

pertanyaan bagaimana sebuah sayap pesawat dapat menerbangkan pesawat yang lebih berat daripada udara.

Mungkin keterangannya dapat disederhanakan dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa daya angkat (lift)

adalah hasil dari aliran fluida (udara) di sekitar sebuah airfoil – atau dalam bahasa sehari-hari. Hasil dari airfoil

(sayap) yang bergerak (dengan cara apapun) di udara.

Karena airfoil yang menghasilkan gaya dengan gerakannya melalui udara, diskusi dan keterangan dari

struktur airfoil ini, seperti halnya beberapa materi yang diterangkan pada diskusi awal mengenai teori Newton

dan Bernoulli akan dipaparkan juga. Sebuah struktur airfoil dirancang untuk mendapat reaksi pada

permukaannya dari udara yang mengalir melalui sebuah struktur. Udara beraksi dengan berbagai cara ketika

diberikan tekanan dan kecepatan yang berbeda-beda, tapi diskusi akan dibatasi pada bagian yang sangat cukup

penting bagi penerbang dalam penerbangan, yaitu airfoil yang dirancang untuk menghasilkan gaya angkat.

Dengan melihat pada bentuk airfoil yang umum, seperti potongan sayap, kita dapat melihat beberapa

karakteristik rancangan yang jelas . Perhatikan bahwa ada perbedaan kurva dari bagian atas dan bagian bawah

dari permukaan airfoil (kurva ini disebut camber).

Camber dari permukaan atas lebih melengkung dibandingkan dengan permukaan bawah, yang

biasanya adalah lebih datar.

Pada gambar di atas perhatikan bahwa ada dua bentuk ekstrim dari airfoil juga berbeda dalam

penampilannya. Ujung yang menghadap ke arah depan yang dinamakan leading edge, dan bundar, sedangkan

ujung yang lain yang disebut trailing edge, cukup sempit dan meruncing.

Sebuah garis referensi yang biasanya digunakan untuk membahas airfoil adalah chord line, sebuah garis lurus

yang digambar melalui bentuk airfoil dan meghubungkan ujung dari leading dan trailing edge. Jarak dari chord

line ini ke bagian atas permukaan dan bagian bawah permukaan sayap menunjukkan besarnya camber bagian

atas dan camber bagian bawah.

Sebuah garis referensi yang lain digambar dari leading edge sampai trailing edge disebut garis camber

rata-rata (mean camber line).Garis rata-rata ini adalah jarak yang sama antara semua titik dari garis permukaan/

kontur sayap.

Konstruksi sayap, untuk mendapatkan aksi gaya yang lebih besar dari beratnya, dilakukan dengan

membentuk sayap sedemikian rupa sehingga mengambil keuntungan dari reaksi udara terhadap hukum fisika

Page 15: Struktur Pesawat Terbang

tertentu dan juga membuat dua aksi dari massa udara, yaitu: tekanan secara positif aksi daya angkat dari aliran

udara di bawah sayap dan tekanan negatif dari aksi aliran udara di atas sayap.

Ketika aliran udara menabrak permukaan bawah sayap yang relatif datar sewaktu pesawat didongakkan

dengan sudut tertentu, maka udara akan dipaksa untuk bergerak ke bawah dan menghasilkan reaksi ke atas

dengan gaya angkat positif, di saat yang sama aliran udara yang menabrak bagian atas dari lengkungan leading

edge sayap akan dibelokkan ke atas. Dengan kata lain, sebuah bentuk sayap yang membuat aksi pada udara

dan menekannya ke bawah akan membuat reaksi yang sama dari udara, yang menekan sayap ke atas. Jika

sayap dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan daya angkat (lift) yang lebih besar dari berat pesawat

itu sendiri, pesawat itu akan terbang.

Bagaimanapun, jika semua daya angkat yang dibutuhkan bisa didapatkan dari membelokkan udara oleh

permukaan bagian bawah sayap, maka sebuah pesawat hanya membutuhkan sebuah sayap yang datar seperti

sebuah layangan.

Hal ini, tentunya, bukanlah hal yang benar, dalam beberapa kondisi, aliran udara yang kacau yang bersirkulasi di

trailing edge dari sayap dapat mengakibatkan pesawat kehilangan daya angkat dan kecepatan.

Keseimbangan dari daya angkat yang dibutuhkan untuk mendukung pesawat datang dari aliran udara di

atas sayap. Inilah kuncinya penerbangan. Kenyataan bahwa sebagian besar daya angkat adalah hasil dari aliran

udara di atas sayap, harus benar-benar dipahami untuk meneruskan pelajaran penerbangan ini.

Tidak akan ada akurat atau membuat lebih mudah, untuk membuat persentase daya angkat yang

dibangkitkan oleh bagian atas airfoil dibandingkan dengan yang didapat dari bagian bawah airfoil.

Hal ini karena tidak ada nilai konstan dan akan bervariasi, bukan hanya karena kondisi penerbangan, tapi juga

karena berbagai rancangan sayap.

Harus dimengerti bahwa airfoil yang berbeda akan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Beribu-

ribu airfoil telah di tes di terowongan angin dan di penerbangan yang sesungguhnya, tapi tak ada sebuah pun

airfoil yang bisa dipakai di semua kebutuhan penerbangan. Berat, kecepatan dan keperluan dari setiap pesawat

akan membedakan bentuk bangun dari airfoil tersebut. Sudah dipelajari bertahun-tahun yang lalu, bahwa airfoil

yang paling efisien untuk memproduksi daya angkat adalah bentuk cekung di permukaan bawah sayap.

Kemudian diketahui bahwa rancangan ini mengorbankan terlalu banyak kecepatan ketika membuat daya

angkat, dan tidak cocok untuk penerbangan dengan kecepatan tinggi. Juga menarik untuk dicatat, bahwa pada

waktu melalui perjalanan waktu ilmu rekayasa, jet terbaru dengan kecepatan tinggi dapat mengambil

keuntungan dari karakteristik daya angkat yang tinggi dari cekungan airfoil. Leading edge (Krueger) flaps dan

trailing edge (Fowler) flaps ketika dikeluarkan dari struktur dasar sayap, secara harfiah mengubah bentuk airfoil

kembali pada bentuk klasik cekung, yang membuat daya angkat lebih pada kecepatan rendah.

Di lain sisi, sebuah airfoil yang streamline sempurna dan mempunyai tahanan angin yang rendah,

kadang-kadang tidak memiliki cukup daya angkat untuk mengangkat pesawat dari permukaan bumi. Jadi

pesawat modern memiliki airfoil yang rancangannya sangat ekstrim, dengan bentuk berbeda berdasarkan untuk

keperluan apa pesawat itu dirancang. Gambar berikut memperlihatkan beberapa bentuk airfoil.

Page 16: Struktur Pesawat Terbang

TEKANAN RENDAH DI ATAS PERMUKAAN AIRFOIL

Di terowongan angin atau pada sebuah penerbangan, sebuah airfoil secara sederhana

adalah sebuah objek streamline yang disisipkan pada aliran udara yang bergerak. Jika

airfoilnya berbentuk tetesan air maka perubahan kecepatan dan tekanan dari aliran udara

yang melewati bagian atas dan bawah akan sama di kedua sisi. Tapi kalau bentuk tetesan air

itu dipotong di tengah dengan sama rata, hasilnya adalah sebuah bentuk sederhana airfoil

(sayap). Jika airfoil itu dinaikkan (mendongak) maka aliran udara akan menabrak dengan

sebuah sudut tertentu (angle of attack), molekul udara yang bergerak melewati permukaan

atas akan dipaksa untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

molekul udara yang bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul di atas harus menjalani

jarak yang lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yang di atas. Pertambahan

kecepatan ini mengurangi tekanan di atas airfoil.

Prinsip Bernoulli sendiri tidak menjelaskan tentang distribusi tekanan di atas permukaan airfoil. Diskusi

tentang pengaruh momentum dari udara pada waktu mengalir melalui kurva yang berbeda-beda di dekat airfoil

akan dikemukakan.

Momentum adalah resistansi dari sebuah benda yang bergerak ketika arah dan besar gerakannya

diubah. Ketika setiap benda dipaksa untuk bergerak dalam gerakan melingkar, benda tersebut akan

memberikan reaksi resistansi dengan arah keluar yang berlawanan dengan pusat putaran. Ini disebut

GAYA SENTRIPUGAL

Page 17: Struktur Pesawat Terbang

Ketika partikel udara bergerak dengan arah melengkung AB, gaya sentrifugal cenderung membuangnya

ke arah panah antara A dan B, sehingga, menyebabkan udara untuk mendesak lebih dari tekanan normal di

leading edge-nya airfoil. Tapi setelah partikel udara melewati titik B (titik berbalik arah dari arah

lengkungan/kurva) gaya sentrifugal cenderung untuk membuang partikel pada arah panah antara B dan C

(menyebabkan berkurangnya tekanan pada airfoil). Efek ini berlaku sampai partikel udara mencapai titik C, titik

kedua berbalik arah dari lengkungan aliran udara. Kembali lagi, gaya sentrifugal dibalikkan dan partikel udara

cenderung untuk memberi sedikit lebih tekanan dari normal pada trailing edge dari airfoil tersebut, sebagaimana

digambarkan dengan panah pendek antara C dan D.

Maka dari itu, tekanan udara dari permukaan bagian atas airfoil disebarkan sehingga tekanan lebih

besar di leading edge daripada tekanan atmosfir sekitarnya, menyebabkan tahanan yang kuat pada gerakan ke

depan, tapi tekanan udara lebih sedikit daripada tekanan atmosfir sekitarnya di sebagian besar permukaan atas

(B ke C).

Seperti terlihat pada penggunaan teori Bernoulli pada sebuah bejana venturi, pertambahan kecepatan

udara pada bagian atas dari airfoil menyebabkan turunnya tekanan. Tekanan yang turun ini adalah salah satu

komponen dari total daya angkat. Tapi adalah sebuah kesalahan untuk berasumsi bahwa perbedaan tekanan

antara permukaan bagian atas dan bagian bawah tersebut adalah satu-satunya hasil total dari produksi daya

angkat.

Kita juga harus ingat bahwa turunnya tekanan berhubungan dengan downwash, gaya turun ke belakang

yang mengalir dari permukaan atas dari sayap. Seperti terlihat dari diskusi sebelumnya yang berhubungan

dengan aksi dinamis dari udara pada saat udara mengenai permukaan bawah dari sayap, reaksinya dari aliran

ke belakang dan ke bawah menghasilkan gaya ke atas dan ke depan pada sayap. Reaksi yang sama berlaku

pada aliran udara melewati permukaan atas airfoil seperti yang terjadi dibawahnya, dan hukum Newton ketiga

kembali dalam gambaran.

TEKANAN TINGGI DI BAWAH AIRFOIL

Dalam bagian tentang hukum Newton yang berlaku pada gaya angkat, juga telah

didiskusikan bagaimana sejumlah daya angkat dihasilkan oleh kondisi tekanan di bawah

sayap. Karena sifat udara yang mengalir di bawah sayap, sebuah tekanan positif dihasilkan,

terutama pada angle of attack yang tinggi. Tapi ada aspek lain dari aliran udara ini yang harus

Page 18: Struktur Pesawat Terbang

dipelajari. Pada sebuah titik di dekat leading edge, aliran udara pada hakekatnya sebenarnya

berhenti (stagnation point) dan dengan bertahap kecepatannya akan bertambah. Di titik yang

sama di trailing edge, kembali lagi aliran udara itu mencapai kecepatan yang sama dengan

kecepatan aliran udara di permukaan atasnya. Sesuai dengan prinsip Bernoulli, ketika aliran

udara makin pelan di bawah sayap, sebuah tekanan positif ke atas terjadi menekan sayap,

jika kecepatan fluida berkurang, tekanan harus bertambah.

Pada dasarnya, hal ini hanyalah “memperkuat tekanan positif” karena kejadian ini menambah

perbedaan tekanan antara permukaan atas dan bawah dari airfoil, sehingga menambah total daya angkat

dibandingkan jika tidak ada penambahan tekanan di bagian bawah permukaan. Kedua prinsip Bernoulli dan

hukum Newton bekerja jika daya angkat diproduksi oleh sebuah airfoil.

Aliran fluida atau dalam hal ini aliran udara adalah dasar dari penerbangan sebuah pesawat terbang dan

merupakan produksi dari kecepatan pesawat terbang tersebut. Kecepatan dari pesawat sangat penting untuk

penerbang karena hal tersebut mempengaruhi gaya angkat dan gaya tahanan (drag) dari pesawat. Penerbang

menggunakan kecepatan pesawat (airspeed) untuk terbang dengan  sudut melayang (glide angle) yang

minimum, pada waktu terbang (endurance) yang maksimum, dan untuk sejumlah gerakan manuver

penerbangan. Airspeed adalah kecepatan dari pesawat relatif terhadap massa udara tempat pesawat tersebut

terbang.

PENYEBARAN TEKANAN

Dari percobaan yang dilakukan pada model di terowongan angin dan pada pesawat

sebenarnya, telah diketahui bahwa pada waktu udara mengalir sepanjang permukaan dari

sebuah sayap dengan angle of attack yang berbeda-beda, maka ditemukan bagian-bagian

sepanjang permukaan di mana tekanannya adalah negatif atau kurang dari tekanan atmosfir

dan juga bagian-bagian dengan tekanan positif atau lebih besar dari tekanan atmosfir.

Tekanan negatif pada permukaan atas sayap membuat gaya yang lebih besar dari pada tekanan positif

yang mengenai permukaan bawah sayap. Gambar di bawah menunjukkan penyebaran tekanan sepanjang

airfoil pada 3 angle of attack yang berbeda-beda.

Pada umumnya, pada angle of attack yang besar, pusat tekanan (Center of Pressure) pindah ke depan

sedangkan pada angle of attack yang kecil pusat tekanan berpindah ke bagian belakang. Dalam rancangan

struktur sayap, pergeseran pusat tekanan ini sangat penting, karena mempengaruhi posisi beban udara yang

ditanggung oleh sayap pada keadaan angle of attack yang kecil dan angle of attack yang besar.

Page 19: Struktur Pesawat Terbang

Keseimbangan aerodinamis dan kemampuan kendali diatur oleh perbedaan dari pusat tekanan. Pusat

tekanan ditentukn oleh perhitungan dan percobaan di terowongan angin dengan cara memberikan angle of

attack yang berbeda-beda pada airfoil di sepanjang jangkauan kerja normal. Pada waktu angle of attack diubah,

karakteristik penyebaran tekanan juga berubah.

Gaya tekanan positif (+) dan negatif (–) dijumlahkan pada setiap nilai angle of attack dan didapat

resultan hasilnya. Total resultan tekanan diperlihatkan oleh vektor resultan gaya pada gambar di bawah.

Page 20: Struktur Pesawat Terbang

Tujuan dari penerapan vektor gaya ini adalah istilah “pusat tekanan” atau “Center of Pressure” (CP).

Pada nilai tertentu dari angle of attack, CP adalah titik di mana gaya resultan menyeberangi chord line. Titik ini

dinyatakan dalam persentase chord dari airfoil tersebut. Sebuah CP pada 30% dari sebuah chord yang

panjangnya 60 inci adalah 18 inci dari bagian belakang ujung sayap (trailing edge). Maka akan terlihat bahwa

seorang perancang pesawat akan menempatkan sayap sehingga pusat tekanan (CP) akan berada pada Center

of Gravity (CG), pesawat akan selalu seimbang. Kesulitan akan timbul karena lokasi dari CP akan berubah

sesuai dengan angle of attack dari pesawat tersebut.

Pada sikap (attitude) pesawat yang normal, jika angle of attack ditambah maka CP bergerak maju ke

depan dan jika angle of attack dikurangi CP akan bergerak mundur ke belakang. Karena Center of Gravity

adalah titik yang tetap pada tempatnya, maka telah terbukti bahwa pada saat angle of attack bertambah, Center

of Lift (CL) bergerak maju di depan Center of Gravity, membuat gaya yang cenderung menaikkan hidung

pesawat atau cenderung menaikkan angle of attack ke nilai yang lebih tinggi. Di sisi lain, jika angle of attack

Page 21: Struktur Pesawat Terbang

dikurangi, Center of Lift (CL) bergerak ke belakang dan cenderung banyak mengurangi angle of attack. Di sini

terlihat, bahwa airfoil yang umum adalah tidak stabil (unstable) dan sebuah alat tambahan seperti permukaan

ekor yang horisontal, perlu ditambahkan untuk membuat pesawat seimbang secara longitudinal.

Keseimbangan pesawat dalam sebuah penerbangan bergantung pada posisi relatif Center of Gravity

(CG) dan Center of Pressure (CP) dari airfoil. Pengalaman telah memperlihatkan bahwa pesawat dengan Center

of Gravity di sekitar 20 persen dari chord sayap dapat dibuat untuk menyeimbangkan pesawat dan terbang

dengan memuaskan. Sayap yang meruncing (tapered) mewakili berbagai macam bentuk chord sayap

sepanjang sayap (wing span). Hal yang lain kemudian menjadi penting untuk menentukan dari beberapa bentuk

chord bagaimana menyatakan titik keseimbangan. Chord ini yang dikenal dengan Mean Aerodynamic Chord

(MAC), biasanya didefinisikan sebagai chord dari sayap khayalan yang untapered, yang akan mempunyai

karakteristik Center of Pressure yang sama seperti sayap sebenarnya. Muatan pesawat dan penyebaran berat

juga mempengaruhi Center of Gravity dan menyebabkan gaya tambahan yang pada gilirannya mempengaruhi

keseimbangan pesawat.

Bab 3a Aerodinamika Penerbangan

Gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang

Dari beberapa hal, bagusnya kinerja penerbang dalam sebuah penerbangan bergantung pada

kemampuan untuk merencanakan dan berkordinasi dengan penggunaan tenaga (power) dan kendali pesawat

untuk mengubah gaya dari gaya dorong (thrust), gaya tahan (drag), gaya angkat (lift) dan berat pesawat

(weight). Keseimbangan dari gaya-gaya tersebutlah yang harus dikendalikan oleh penerbang. Makin baik

pemahaman dari gaya-gaya dan cara mengendalikannya, makin baik pula ketrampilan seorang penerbang.

Berikut ini hal-hal yang mendefinisikan gaya-gaya tersebut dalam sebuah penerbangan yang lurus dan

datar, tidak berakselerasi (stright and level, unaccelerated).

Thrust, adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh mesin (powerplant)/baling-baling. Gaya ini kebalikan

dari gaya tahan (drag). Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal. Tapi

sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, seperti yang akan dijelaskan kemudian.

Drag, adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh

sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag kebalikan dari thrust, dan beraksi kebelakang paralel

dengan arah angin relatif (relative wind).

Weight, gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan

bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight

melawan lift (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui center of gravity dari pesawat.

Page 22: Struktur Pesawat Terbang

Lift, (gaya angkat) melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek dinamis dari udara yang beraksi

di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.

Pada penerbangan yang stabil, jumlah dari gaya yang saling berlawanan adalah sama dengan nol.

Tidak akan ada ketidakseimbangan dalam penerbangan yang stabil dan lurus (Hukum ketiga Newton). Hal ini

berlaku pada penerbangan yang mendatar atau mendaki atau menurun.

Hal ini tidak sama dengan mengatakan seluruh keempat gaya adalah sama. Secara sederhana semua

gaya yang berlawanan adalah sama besar dan membatalkan efek dari masing-masing gaya. Seringkali

hubungan antara keempat gaya ini diterangkan dengan salah atau digambarkan dengan sedemikian rupa

sehingga menjadi kurang jelas.

Perhatikan gambar berikut sebagai contoh. Pada

ilustrasi di bagian atas, nilai dari semua vektor gaya terlihat

sama. Keterangan biasa pada umumnya akan mengatakan

(tanpa menyatakan bahwa thrust dan drag tidak sama

nilainya dengan weight dan lift) bahwa thrust sama dengan

drag dan lift sama dengan weight seperti yang

diperlihatkan di ilustrasi di bawah.

Pada dasarnya ini adalah pernyataan yang benar yang

harus benar-benar dimengerti atau akan memberi

pengertian yang menyesatkan.

Harus dimengerti bahwa dalam penerbangan yang lurus

dan mendatar (straight and level),-tidak berakselerasi-,

adalah benar gaya lift/weight yang saling berlawanan

adalah sama, tapi kedua gaya itu juga lebih besar dari

gaya berlawanan thrust/drag yang juga sama nilainya

diantara keduanya, bukan dibandingkan dengan lift/weight.

Untuk kebenarannya, harus dikatakan bahwa dalam

keadaan stabil (steady):

1. Jumlah gaya ke atas (tidak hanya lift) sama dengan jumlah gaya ke bawah (tidak hanya weight)

2. Jumlah gaya dorong (tidak hanya thrust) sama dengan jumlah gaya ke belakang (tidak hanya drag)

Perbaikan dari rumus lama yang mengatakan “thrust sama dengan drag dan lift sama dengan weight” ini

juga mempertimbangkan fakta bahwa dalam climb/terbang mendaki, sebagian gaya thrust juga diarahkan ke

atas, beraksi seperti gaya lift, dan sebagian gaya weight, karena arahnya yang ke belakang juga beraksi

sebagai drag. Pada waktu melayang turun (glide) sebagian vektor gaya weight diarahkan ke depan, beraksi

seperti gaya thrust. Dengan kata lain, jika kapan pun arah pesawat tidak horisontal maka lift, weight, thrust dan

drag akan terbagi menjadi dua komponen.

Page 23: Struktur Pesawat Terbang

Diskusi dari konsep sebelumnya sering

diabaikan dalam teks, buku-buku atau manual

aeronautika. Alasannya bukan karena tidak ada

konsekwensinya, tapi karena mengabaikan

diskusi ini maka ide utama dari hal gaya-gaya

aerodinamika yang bekerja pada sebuah

pesawat yang terbang dapat disampaikan tanpa

harus mendalami teknisnya seorang ahli

aerodinamika. Dalam kenyataannya

mempertimbangkan hanya terbang datar/level

flight, dan mendaki secara normal dan meluncur

dengan mantap/steady, tetaplah benar bahwa

gaya angkat sayap adalah gaya ke atas yang

penting, dan berat/weight adalah gaya ke bawah yang sangat penting.

Seringnya, kesulitan yang dihadapi pada saat menerangkan gaya yang bekerja pada pesawat udara

adalah masalah bahasa dan artinya. Contohnya, penerbang telah lama mempercayai bahwa pesawat mendaki

karena kelebihan gaya angkat (excess lift). Hal ini tidak benar jika seseorang hanya memikirkan hubungannya

dengan sayap saja. Tapi bagaimanapun hal ini benar, jika gaya angkat adalah penjumlahan total dari semua

“gaya ke atas”. Tetapi ketika merujuk ke “gaya angkat dari thrust” definisi yang sebelumnya telah dibuat untuk

gaya-gaya ini tidak berlaku lagi dan membuat lebih sulit. Hal yang tidak tepat dalam bahasa ini telah menjadi

alasan untuk menggunakannya sebagai argumen, terutama dalam sektor akademik, bukannya untuk

membuatnya lebih mudah sebagai penjelasan pada prinsip-prinsip dasar penerbangan.

Meskipun gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang telah ditetapkan, masih diperlukan sebuah

diskusi yang lebih detil tentang bagaimana penerbang menggunakannya untuk memproduksi penerbangan yang

terkendali.

THRUST

Sebelum pesawat mulai bergerak, thrust harus digunakan. Pesawat akan tetap

bergerak dan bertambah kecepatannya sampai thrust dan drag menjadi sama besar. Untuk

menjaga kecepatan yang tetap maka thrust dan drag harus tetap sama, seperti halnya lift dan

weight harus sama untuk mempertahankan ketinggian yang tetap dari pesawat. Jika dalam

penerbangan yang datar (level), gaya thrust dikurangi, maka pesawat akan melambat.

Selama thrust lebih kecil dari drag, maka pesawat akan terus melambat sampai kecepatan

pesawat (airspeed) tidak sanggup lagi menahan pesawat di udara. Sebaliknya jika tenaga

mesin ditambah, thrust akan menjadi lebih besar dari drag, pesawat terus menambah

kecepatannya. Ketika drag sama dengan thrust, pesawat akan terbang dengan kecepatan

yang tetap.

Page 24: Struktur Pesawat Terbang

Terbang straight dan level (lurus dan datar) dapat dipertahankan mulai dari terbang dengan kecepatan

rendah sampai dengan kecepatan tinggi. Penerbang harus mengatur angle of attack dan thrust dalam semua

jangkauan kecepatan (speed regim) jika pesawat harus ditahan di ketinggian tertentu (level flight).

Secara kasar jangkauan kecepatan ini dapat dikelompokkan dalam 3 daerah (regim), kecepatan rendah

(low-speed), menjelajah (cruising flight), dan kecepatan tinggi (high-speed).

Angle of attack haruslah cukup tinggi untuk menambah gaya angkat ketika kecepatannya rendah jika

keseimbangan antara gaya angkat dan gaya berat harus dipertahankan. Gambar di bawah.

Jika thrust dikurangi dan kecepatan berkurang maka gaya angkat akan lebih kecil dari berat/weight dan

pesawat akan mulai turun dari ketinggiannya. Untuk menjaga ketinggian penerbang dapat menambah angle of

attack sebesar yang diperlukan untuk menghasilkan gaya angkat yang sama dengan berat/weight dari pesawat,

dan waktu pesawat mulai terbang lebih lambat pesawat akan mempertahankan ketinggiannya jika penerbang

memberikan thrust dan angle of attack yang sesuai.

Ada keadaan menarik dalam penerbangan straight & level dalam kecepatan rendah,-relatif terhadap

equilibrium gaya-gaya-, dengan keadaan hidung pesawat yang lebih tinggi, ada komponen vertikal dari thrust

yang membantu mendukung pesawat. Untuk satu hal, beban di sayap cenderung untuk kurang dari yang

diperkirakan. Kebanyakan penerbang akan mengetahui pesawat akan stall, -jika keadaan gaya yang lain adalah

sama-, pada saat kecepatannya menjadi lebih rendah biarpun dengan power on (tenaga mesin) dibandingkan

dengan power off (tenaga mesin idle)(Aliran udara melalui sayap dari baling-baling juga membantu).

Bagaimanapun jika analisa kita hanya dibatasi dengan 4 gaya pada definisi umum yang “biasa”, seseorang bisa

mengatakan bahwa pada straight & level slow speed, thrust adalah sama dengan drag dan lift sama dengan

weight.

Pada waktu straight & level flight ketika thrust ditambahkan dan kecepatan bertambah, maka angle of

attack harus dikurangi. Karena itu, jika perubahan dilakukan dengan kordinasi yang benar, maka pesawat akan

tetap berada di ketinggian yang sama, tapi dengan kecepatan yang lebih besar jika hubungan antara thrust dan

angle of attack disesuaikan.

Jika angle of attack tidak disesuaikan (dikurangi) dengan pertambahan thrust maka pesawat akan

mendaki (climb). Tapi dengan mengurangi angle of attack, lift berubah, membuatnya sama dengan weight, dan

jika dikerjakan dengan benar maka pesawat akan tetap dalam level flight (tidak mengubah ketinggian).

Penerbangan yang datar (level flight) dengan sudut angle of attack yang sedikit negatif adalah mungkin dalam

kecepatan yang sangat tinggi. Ini buktinya, bahwa level flight dapat dilakukan dengan berapa pun angle of attack

Page 25: Struktur Pesawat Terbang

di antara sudut stall dan sudut yang relatif negatif pada kecepatan yang sangat tinggi.

DRAG

Drag atau hambatan dalam penerbangan terdiri dari dua jenis: parasite drag dan

induced drag. Yang pertama disebut parasite drag karena tidak ada fungsinya sama sekali

untuk membantu pesawat untuk dapat terbang, sedangkan yang kedua disebut induced

karena dihasilkan atau terbuat dari hasil kerja sayap yang membuat gaya angkat (lift). Parasite

drag sendiri terdiri dari dua komponen

1. form drag, yang terjadi karena gangguan pada aliran udara melalui badan pesawat, dan

2. skin friction, hambatan dari gesekan dengan kulit pesawat.

Dari kedua jenis parasite drag, form drag adalah yang paling mudah untuk dikurangi pada waktu

merancang sebuah pesawat. Secara umum, makin streamline bentuk pesawat maka akan menghasilkan bentuk

yang mengurangi parasite drag.

Skin friction adalah jenis parasite drag yang paling sullit untuk dikurangi. Tidak ada permukaan yang

halus secara sempurna. Bahkan permukaan yang dibuat dengan mesin pada waktu diperiksa menggunakan

alat/kaca pembesar, mempunyai permukaan kasar yang tidak rata. Permukaan yang kasar ini akan

membelokkan aliran streamline udara pada permukaan, menghasilkan hamatan pada aliran yang lancar. Skin

friction ini bisa dikurangi dengan memakai cat/finish glossy yang rata dan mengurangi kepala rivet yang

menyembul keluar, permukaan yang kasar dan tidak rata.

Ada satu lagi elemen yang harus ditambahkan pada waktu membahas tentang parasite drag waktu

merancang pesawat. Parasite drag menggabungkan efek dari form drag dan skin friction. Gabungan ini disebut

interference drag. Jika dua benda diletakkan bersebelahan, maka turbulensi yang terjadi bisa mencapai 50-200

persen lebih besar dibandingkan jika kedua benda tersebut ditest secara terpisah.

Tiga elemen ini, form drag, skin friction dan interference drag semua dihitung untuk menentukan parasite

drag pada sebuah pesawat.

Bentuk sebuah objek adalah faktor yang penting dalam parasite drag. Juga, Indicated Airspeed (kecepatan yang

ditunjukkan oleh indikator) adalah sama pentingnya ketika kita berbicara tentang parasite drag.

Drag pada sebuah objek yang berdiri pada posisi yang tetap, relatif terhadap aliran udara yang diberikan, akan

bertambah secara kuadrat dari kecepatan udaranya. Menambah kecepatan dua kali akan menambah drag

empat kali, menambah kecepatan tiga kali akan menambah drag sembilan kali. Hubungan ini hanya berlaku

pada kecepatan subsonik, di bawah kecepatan suara. Pada kecepatan yang sangat tinggi, rasio profil drag yang

biasanya bertambah sejalan dengan pertambahan kecepatan, ternyata akan bertambah dengan lebih cepat lagi.

Jenis dasar kedua dari drag adalah induced drag. Seperti kita ketahui dalam fisika bahwa tidak ada

sistem mekanik yang bisa 100 persen efisien. Maksudnya, apapun bentuknya dari sebuah sistem, maka sebuah

usaha akan memerlukan usaha tambahan yang akan diserap atau hilang dalam sistem tersebut. Makin efisien

sebuah sistem, makin sedikit kehilangan usaha ini.

Page 26: Struktur Pesawat Terbang

Sifat aerodinamik sayap dalam penerbangan yang datar menghasilkan gaya angkat yang dibutuhkan,

tapi ini hanya bisa didapat dengan beberapa penalti yang harus dibayar, yaitu induced drag. Induced drag pasti

ada ketika sayap menghasilkan gaya angkat dan faktanya jenis drag ini tidak bisa dipisahkan dari produksi gaya

angkat. Konsekwensinya, drag ini selalu muncul pada saat gaya angkat dihasilkan. Sayap pesawat

menghasilkan gaya angkat dengan menggunakan energi dari aliran udara bebas. Ketika menghasilkan gaya

angkat, tekanan di permukaan bawah sayap lebih besar dari di permukaan atas. Hasilnya udara akan

cenderung untuk mengalir dari dari daerah tekanan tinggi dari ujung sayap (wingtip) ke tengah kepada daerah

tekanan rendah di atas sayap. Di sekitar ujung sayap ada kecenderungan tekanan-tekanan ini untuk menjadi

seimbang, sama kuat, menghasilkan aliran lateral keluar dari bagian bawah ke bagian atas sayap. Aliran lateral

ini membuat kecepatan yang berputar ke udara di ujung sayap dan mengalir ke belakang sayap. Maka aliran di

sekitar ujung sayap akan berbentuk dua vortex yang mengalir (trailing) di belakang pada waktu sayap bergerak

maju. Ketika pesawat dilihat dari ekornya, votex-vortex ini akan bersirkulasi kebalikan arah jarum jam di sekitar

ujung sayap kanan dan searah jarum jam di ujung sayap kiri.

Harus diingat arah dari putaran vortex-vortex ini yang bisa dilihat bahwa mereka menghasilkan aliran

udara ke atas setelah melewati ujung sayap, dan aliran udara ke bawah di belakang trailing edge dari sayap.

Aliran udara ke bawah ini sama sekali tidak dibutuhkan untuk menghasilkan gaya angkat. Inilah sumber induced

drag. Makin besar ukuran dan kekuatan vortex-vortex ini dan pada gilirannya komponen aliran udara ke bawah

dari aliran udara yang melewati sayap, makin besar efek dari induced drag. Aliran udara ke bawah di atas ujung

sayap ini mempunyai efek yang sama dengan membelokkan vektor gaya angkat ke belakang; karena itu gaya

angkat akan agak berbelok ke belakang sejajar dengan arah udara (relatif wind) dan menghasilkan komponen

lift yang arahnya ke belakang. Inilah induced drag.

Juga harus diingat untuk membuat tekanan negatif yang

lebih besar di atas sayap, ujung depan sayap dapat diangkat

untuk mendapatkan angle of attack yang lebih besar. Juga jika

sebuah sayap yang asimetri mempunyai angle of attack nol,

maka tidak akan ada perbedaan tekanan dan tidak ada aliran

udara ke bawah, maka tidak ada induced drag. Pada kasus

apapun, jika angle of attack bertambah maka induced drag

akan bertambah secara proporsional.

Cara lain untuk menyatakan hal ini, makin kecil

kecepatan pesawat makin besar angle of attack yang

dibutuhkan untuk menghasilkan gaya angkat yang sama

dengan berat pesawat dan konsekwensinya makin besar

induced drag ini. Besarnya induced drag ini bervariasi

berbanding terbalik dengan kuadrat kecepatan pesawat.

Dari diskusi ini, dapat diketahui parasite drag bertambah

sebanding dengan kecepatan kuadrat, dan induced drag

bervariasi berbanding terbalik dengan kuadrat kecepatan

Page 27: Struktur Pesawat Terbang

pesawat. Dapat dilihat pula bahwa jika kecepatan berkurang mendekati kecepatan stall, total drag akan menjadi

besar sekali karena induced drag naik secara tajam. Sama juga bila pesawat mendekati kecepatan

maksimumnya, total drag akan menjadi besar karena parasite drag naik secara tajam. Seperti pada gambar

berikut, pada beberapa kecepatan total drag menjadi maksimum. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan

maksimum ketahanan dan jarak tempuh pesawat udara. Pada saat drag pada besaran minimumnya, tenaga

yang dibutuhkan untuk melawan drag juga minimum.

Untuk mengerti efek dari lift dan drag di sebuah pesawat udara pada sebuah penerbangan keduanya

harus digabungkan dan rasio lift/drag harus diperhatikan.

Dengan data-data lift dan drag yang tersedia pada bermacam-macam kecepatan pada saat pesawat

terbang datar dan tidak berakselerasi, proporsi CL (Coefficient of Lift) dan CD (Coefficient of Drag) dapat

dihitung pada setiap angle of attack tertentu. Hasil plotting untuk rasio lift/drag (L/D) pada angle of attack tertentu

menunjukkan bahwa L/D bertambah ke maksimum kemudian berkurang pada koefisien lift dan angle of attack

yang lebih besar seperti terlihat pada gambar. Perhatikan bahwa maksimum rasio lift/drag (L/D max) terjadi pada

angle of attack dan koefisien yang tertentu. Jika pesawat beroperasi pada penerbangan yang stabil pada L/D

max, maka total drag adalah minimum. Angle of attack apapun yang lebih kecil atau lebih besar dari yang ada di

L/D max akan mengurangi rasio lift/drag dan konsekwensinya menambah total drag dari gaya angkat yang

diberikan pada pesawat.

Lokasi dari center of gravity (CG) ditentukan oleh rancangan umum pada masing-masing jenis pesawat.

Perancang pesawat menentukan sejauh apa center of pressure (CP) akan bergerak. Kemudian mereka akan

menentukan center of gravity di depan center of pressure (CP) untuk kecepatan penerbangan yang terkait untuk

membuat momen yang cukup untuk mempertahankan equilibrium penerbangan. Konfigurasi dari pesawat juga

mempunyai efek yang besar pada rasio lift/drag. Sebuah pesawat layang dengan kinerja yang tinggi mungkin

Page 28: Struktur Pesawat Terbang

mempunyai rasio lift/drag yang sangat besar. Pesawat tempur supersonik mungkin punya lift/drag yang kecil

pada penerbangan subsonik tapi yang menyebabkan hal ini adalah konfigurasi pesawat yang dibutuhkan pada

saat terbang supersonik (dan L/D yang besar pada saat terbang dengan Mach number yang tinggi).

WEIGHT

Gravitasi adalah gaya tarik yang menarik semua benda ke pusat bumi. Center of

gravity(CG) bisa dikatakan sebagai titik di mana semua berat pesawat terpusat. Pesawat

akan seimbang di keadaan/attitude apapun jika pesawat terbang ditahan tepat di titik center

of gravity. Center of gravity juga adalah sesuatu yang sangat penting karena posisinya sangat

berpengaruh pada kestabilan sebuah pesawat terbang.

Posisi dari center of gravity ditentukan oleh rancangan umum dari setiap pesawat terbang. Perancang

pesawat menentukan seberapa jauh center of pressure (CP) akan berpindah. Kemudian mereka akan

menjadikan titik center of gravity di depan center of pressure untuk kecepatan tertentu dari pesawat untuk

mendapatkan kemampuan yang cukup untuk mengembalikan keadaan penerbangan yang equilibrium.

Weight mempunyai hubungan yang tetap dengan lift, dan thrust bersama drag. Hubungannya

sederhana, tapi penting untuk mengerti aerodinamika penerbangan. Lift adalah gaya ke atas pada sayap yang

beraksi tegak lurus pada arah angin relatif (relatif wind). Lift diperlukan untuk meniadakan berat pesawat

(weight, yang disebabkan oleh gaya tarik bumi yang beraksi pada massa pesawat). Gaya berat (weight) ini

Page 29: Struktur Pesawat Terbang

beraksi ke bawah melalui center of gravity pesawat. Pada penerbangan yang datar dan stabil, ketika gaya

angkat sama dengan weight, maka pesawat dalam keadaan equilibrium dan tidak mendapatkan atau

mkehilangan ketinggian. Jika lift berkurang dibandingkan dengan weight maka pesawat akan kehilangan

ketinggian. Ketika lift lebih besar dari weight maka ketinggian pesawat akan bertambah.

LIFT

Penerbang dapat mengendalikan lift. Jika penerbang menggerakkan roda kemudi ke

depan atau belakang, maka angle of attack akan berubah. Jika angle of attack bertambah

maka lift akan bertambah (jika faktor lain tetap konstan). Ketika pesawat mencapai angle of

attack yang maksimum, maka lift akan hilang dengan cepat. Ini yang disebut dengan stalling

angle of attack atau burble point.

Sebelum melangkah lebih lanjut dengan lift dan bagaimana lift bisa dikendalikan, kita harus menyelipkan

tentang kecepatan. Bentuk dari sayap tidak bisa efektif kecuali sayap terus menerus “menyerang” udara baru.

Jika pesawat harus tetap melayang, maka pesawat itu harus tetap bergerak. Lift sebanding dengan kuadrat dari

kecepatan pesawat. Sebagai contoh, jika sebuah pesawat bergerak pada kecepatan 200 knots mempunyai lift

empat kali lipat jika pesawat tersebut terbang pada kecepatan 100 knots, dengan syarat angle of attack dan

faktor lain tetap konstan.

Dalam keadaan sebenarnya, pesawat tidak dapat terus menerus bergerak secara datar di sebuah

ketinggian dan menjaga angle of attack yang sama jika kecepatan ditambah. Lift akan bertambah dan pesawat

akan menanjak sebagai hasil dari pertambahan gaya angkat. Untuk menjaga agar lift dan weight menjadi sama,

dan menjaga pesawat dalam keadaan lurus dan datar (straight and level) dalam keadaan equilibrium maka lift

harus dikurangi pada saat kecepatannya ditambah. Normalnya hal ini dilakukan dengan mengurangi angle of

attack, yaitu menurunkan hidung pesawat.

Sebaliknya, pada waktu pesawat dilambatkan, kecepatan yang berkurang membutuhkan pertambahan

angle of attack untuk menjaga lift yang cukup untuk menahan pesawat. Ada batasan sebanyak apa angle of

attack bisa ditambah untuk menghindari stall.

Kesimpulannya, bahwa untuk setiap angle of attack ada kecepatan/indicated airspeed tertentu untuk

menjaga ketinggian dalam penerbangan yang mantap/steady, tidak berakselerasi pada saat semua faktor dalam

keadaan konstan. (Ingat bahwa ini hanya benar pada saat terbang dengan mempertahankan ketinggian “level

flight”)

Karena sebuah airfoil akan selalu stall pada angle of attack yang sama, jika berat ditambahkan maka lift

harus ditambah dan satu-satunya metode untuk melakukannya adalah dengan menaikkan kecepatan jika angle

of attack ditahan pada nilai tertentu tepat di bawah “critical”/stalling angle of attack.

Lift dan drag juga berubah-ubah sesuai dengan kerapatan udara (density). Kerapatan udara dipengaruhi

oleh beberapa faktor: tekanan, suhu, dan kelembaban. Ingat, pada ketinggian 18000 kaki, kerapatan udara

hanyalah setengah dari kerapatan udara di permukaan laut. Jadi untuk menjaga lift di ketinggian yang lebih

tinggi sebuah pesawat harus terbang dengan kecepatan sebenarnya (true airspeed) yang lebih tinggi pada nilai

Page 30: Struktur Pesawat Terbang

angle of attack berapa pun.

Lebih jauh lagi, udara yang lebih hangat akan kurang kerapatannya dibandingkan dengan udara dingin,

dan udara lembab akan kurang kerapatannya dibandingkan dengan udara kering. Maka pada waktu udara

panas dan lembab (humid) sebuah pesawat harus terbang dengan true airspeed yang lebih besar dengan angle

of attack tertentu yang diberikan dibandingkan dengan terbang pada waktu udara dingin dan kering.

Jika faktor kerapatan berkurang dan total lift harus sama dengan total weight pada penerbangan

tersebut, maka salah satu faktor harus ditambahkan. Faktor yang biasanya ditambahkan adalah kecepatan atau

angle of attack, karena dua hal ini dapat dikendalikan langsung oleh penerbang.

Harus disadari juga bahwa lift berubah langsung terhadap wing area/lebar sayap, asal tidak ada

perubahan pada bentuk luas sayap/planform. Jika sayap memiliki proporsi yang sama dan bagian airfoil, sebuah

sayap dengan luas 200 kaki persegi membuat lift dua kali pada angle of attack yang sama dibandingkan dengan

sayap yang memiliki luas 100 kaki persegi.

Seperti dapat dilihat dua faktor utama dari cara pandang penerbang yang dapat dikendalikan langsung

dan akurat adalah lift dan kecepatan. Tentu penerbang juga dapat mengatur kerapatan udara dengan mengubah

ketinggian terbang dan dapat mengendalikan luas sayap jika pesawat memiliki flaps dengan tipe yang dapat

memperluas sayap. Tapi pada situasi umumnya, penerbang hanya mengendalikan lift dan kecepatan untuk

menggerakkan pesawat. Cntohnya pada penerbangan straight & level, menjelajah pada ketinggian yang tetap,

ketinggian dijaga dengan mengatur lift untuk mencocokkannya dengan kecepatan pesawat atau kecepatan

jelajah, ketika menjaga keadaan equilibrium sewaktu lift sama dengan weight. Pada waktu melakukan approach

untuk mendarat dan penerbang ingin mendapatkan kecepatan yang selambat mungkin, maka perlu untuk

menambahkan lift ke maksimum untuk menjaga lift sama dengan weight dari pesawat tersebut.