bab 1 lalalala

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pembebatan dan pembidaian yang tepat dapat berpengaruh terhadap proses pemulihan pasien. Karena pembebatan dan pembidaian yang dilakukan sembarangan dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka maupun menghambat proses pemulihan luka yang akan membahayakan pasien itu sendiri. Oleh sebab itu, mengertu dan dapat melakukan tekhnik bebat-bidai dengan benar merupakan hal yang penting. 1.2Rumusan Masalah 1. Apa pengertian, tujuan, syarat dan prinsip dari pembalutan ? 2. Bagaimana cara pembebatan untuk mencegah gerak pada tungkai yang cedera ? 3. Bagaimana cara pemeriksaan aliran darah pasca pembebatan ? 4. Apa saja macam – macam bahan pembalutan ? 5. Apa saja teknik pembebatan ? 6. Apa pengertian, dan syarat pembidaian ? 7. Bagaimana cara penutupan luka dan pencegahan infeksi ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan syarat dari pembalutan. 1

description

anestesi

Transcript of bab 1 lalalala

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPembebatan dan pembidaian yang tepat dapat berpengaruh terhadap proses pemulihan pasien. Karena pembebatan dan pembidaian yang dilakukan sembarangan dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka maupun menghambat proses pemulihan luka yang akan membahayakan pasien itu sendiri. Oleh sebab itu, mengertu dan dapat melakukan tekhnik bebat-bidai dengan benar merupakan hal yang penting.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian, tujuan, syarat dan prinsip dari pembalutan ?2. Bagaimana cara pembebatan untuk mencegah gerak pada tungkai yang cedera ? 3. Bagaimana cara pemeriksaan aliran darah pasca pembebatan ?4. Apa saja macam macam bahan pembalutan ?5. Apa saja teknik pembebatan ?6. Apa pengertian, dan syarat pembidaian ?7. Bagaimana cara penutupan luka dan pencegahan infeksi ?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan syarat dari pembalutan.2. Untuk mengetahui cara pembebatan untuk mencegah gerak pada tungkai yang cedera.3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan aliran darah pasca pembebatan.4. Untuk mengetahui macam macam bahan pembalutan.5. Untuk mengetahui teknik pembebatan.6. Untuk mengetahui pengertian dan syarat pembidaian.7. Untuk mengetahui cara penutupan luka dan pencegahan infeksi.

BAB IIISI2.1 Definisi, Tujua, Syarat, dan Prinsip Pembalutana. DefinisiPembalutan adalah suatu usaha penutupan bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu.Tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.b. Tujuan Pembalutan1. Menahan sesuatu seperti :a. Menahan penutup lukab. Menahan pita traksi kulitc. Menahan bidaid. Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai splint)2. Memberi tekanan, seperti terhadap :a. Kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematomb. Adanya ruang mati (dead space)3. Melindungi bagian tubuh yang cedera4. Memberikan support terhadap bagian tubuh yang cedera.5. Mencegah infeksi6. Mencegah cedera yang lebih parah7. Menghentikan pendarahan8. Untuk meningkatkan penyembuhan luka9. Untuk menyerap sekresi dari luka10. Untuk melindungi daerah luka dari bakteri, trauma11. Untuk mengurangi rasa nyeri paparan terhadap udara

c. Syarat syarat pembalutan1. Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan2. Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk dan besarnya bagian tubuh yang kan dibalut3. Terangkan dengan jelas apa yang akan dilakukan terhadap korban4. Usahakan korban nyaman posisinya, duduknya, baringnya5. Tahan dan bantu bagian yang cedera6. Apabila korban terbaring telentang, lewatkan beat pada bagian-bagian tubuh korban yang tidak menempel pada alas, misalnya : sebatas bagian kaki, lutut, pinggang dan leher7. Balutkan bebat secara tepat tidak terlalu ketat sehingga mengganggu aliran darah8. Usahakan ujung-ujung jari tangan atau kaki terlihat, tidak tertutup bebat agar dapat dipantau aliran darah kesana9. Usahakan simpul bebat tidak mengganggu. Secara teratur lakukan pemeriksaan terhadap aliran darah pada bagian bawah bebat kendorkan bila perlu.d. Prinsip prinsip pembalutan1. Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat menganggu sirkulasi2. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas 3. Ujung ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi4. Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.

2.2 Bebat Untuk Mencegah Tungkai Cederaa. Langkah langkah 1. Letakkan sesuatu yang lunak, potongan untuk mengganjal, misalnya : handuk, baju yang dilipat, kapas diantara kedua tungkai atau antara lengan dengan tubuh2. Pasang bebat, membalut tungkai hindari bagian-bagian yang cedera3. Usahakan simpul bebat tidak menyebabkan kerusakan lebih parah4. Setiap pemasangan bebat periksa aliran darah ke bagian yang di bebat tiap 10 menit5. Putaran pertama dari bebat ini kita tempatkan pada bagian tertinggi dari punggung kaki dan tumit6. Selanjutnya bebat ini naik ke bagian atas tumit, melewati punggung kaki atas dan turun ke arah bawah tumit7. Pada lingkaran yang berikut selalu dilakukan dengan menutupi setengah bagian dari lebar bebat yang semula. 8. Putaran putaran ini dilakukan berulang ulang hingga tumit secara keseluruhan terbungkus b. Aturan aturan umum1. Sebelum dan sesudah memasang suatu bebat tangan harus di cuci bersih dulu2. Lepaskan segala perhiasan jika ada 3. Sewaktu membebat pasien harus tidur atau duduk dengan nyaman 4. Sewaktu bebat yang terpasang terlalu kencang dapat menjepit bagian tubh individu tersebut, oleh karen itu ujung ujung jari hars terbebas dan selalu mengontrol warna kulitya5. Pada saat melepaskan bebat yang tercemar dan tak bersih , dianjurkan memakai sarung tangan 6. Pakailah baha sesuai degan keadaan luka 7. Pada saat pemasangan lihat kebagian dalam bebat8. Bebat persendian prsendian bentuk siku dalam posisi sedikit menekuk saja9. Bebat yang dilekkuakan harus diarahkan pada tujuan untuk melakukan bebat itu

2.3 Cara Pemeriksaan Aliran Darah Pasca PembebatanPemeriksaan selalu dilakukan dengan memeriksa ujung-ujung jari tangan atau kaki tiap 10 menit. Sebagai akibat pemasangan bebat yang terlalu ketat :Tanda-tanda dini.a. Bengkak dan terbendungb. Kulit berwarna biru terlihat gambaran pembuluh darahc. Rasa cekot cekotTanda-tanda lanjuta. Kulit pucat memutih seperti lilin, dingin, rasa tebalb. Rasa nyeri di bagian dalam c. Jari-jari tangan atau kaki tak mampu bergerakBila terlihat tanda-tanda tersebut segera kendorkan bebat dan pasang ulang jangan terlalu ketatUkuran bebat :a. Untuk jari-jari 2,5cmb. Untuk tangan 5cmc. Untuk 7,5 sampai 10 cmd. Untuk tungkai 10 sampai 15 cm

2.4 Macam-Macam Bahan Pembalutan1. Pembalut segetiga (MITELLA)Terbuat dari kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih. Bentuk segitiga sama kaki-tegak lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm 100 cm. (40 inch).Terdapat 3 macam pembalut segitiga :a. Segitiga biasab. Segitiga platengac. Segitiga fundaPenggunaanya bisa untuk pembalut biasa, touniquet, penahan bidai atau penyangga (sling). Di rumah sakit sering dipakai untuk menutupi kepala yang sedang di obati atau untuk menahan rambut pada pasien yang di operasi, di kamar operasi.2. Pembalut bentuk pitaPembalut bentuk pita ada bermacam-macam :a. Pembalut kasa gulung1. Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips2. Pembalut kasa bertajin dipakai bila diperluan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untu penutup kepala, bidai, pembalut gips (saat ini jarang dipakai)3. Di samping itu bisa juga di buat dari kain katun atau kain flanel dan seringkali dipakai untuk tujuan PPGD.b. Pembalut elastik (eastic bandage)1. Tersedia di toko dengan ukuran 4 dan 6, inch2. Bisa dipakai untuk berbagai tujuan : penahan, penekanan, pelindung dan penyangga, sehingga pemakaiannya sangat luas.c. Pembalut TricotTerdiri dari kain seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya diisi kapas sehingga berbentuk bulat panjang. Tersedia di toko dengan berbagai ukuran : 2, 4, 6 dan inch. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan, penahan, penyangga dan pelindung.d. Pembalut cepatTersedia steril dalam bungkus, terdiri dari penutup luka dan beserta pembalut diluarnya. Sangat berguna pada PPGD (untuk luka kecil). Sering dipakai sebagai peralatan tentara.e. Pembalut MartinTerbuat dari karet, pada ujungnya dilekatkan pita kain.Dipakai untuk balutan keras (tourniquet), dan balutan setengah keras.f. Pembalut GipsMenggunakan pembalut kasa yang di bubuhi bubuk gips.Saat ini tersedia di toko pembalut gips yang siap dipakai.g. Lain-lainStocking elastik, terbuat dalam bahan elastik dengan tekanan tertentu. Yang lain misalnya baju elastik.Butterfly, terbuat dari plester kecil untuk merapatkan luka-luka kecil tanpa dijahit.3. PlesterTerdiri dari pita berperekat, dipergunakan untuk :a. Melekatkan kassa penutup luka.b. Membuat traksi kulit.c. Untuk fiksasi.d. Untuk adaptasi, mendekatkan tepi-tepi luka lama yang sudah bersih.Saat ini telah tersedia lembaran/anyaman berperekat yang tahan air (hipafix) untuk melekatkan penutup luka secara berkeliling dengan sedikit penekanan dan agak kedap air.4. kasa hidrofila. Untuk menyerap cairan dengan baikb. Dapat dipakai sebagai lapisan pertama pada lukac. Dapat diperoleh dipasaran dengan ukuran yang berbeda bedamisalnya 5 x 5 , 10 x 10 dan 16 x 16 cm dan sebagai bebat dalam ukuran lebarn 4,6,8 dan 10 cm . jaman sekarang untuk tujuan bebat dipakai material yang lain yaitu elastomul atau secutex.d. Salah satu segi negatif dari jenis kasa hidrofil ini adalah bahwa jenis ini kasar 5. Lembaran kain linena. Sangat baik menyerap cairan b. Dapat dipai sebagai lapisan pertama pada luka, jika ini di strilkan .c. Ini jenis bahan yang empuk (ii sering dipakai dari kain laken yang lama)d. Dipakai pada luka luka yang kotor atau sebagai lapisan pelindung pada lipatan lipatan kulit6. Kapas putiha. Sangat baik menyerap cairan b. Dipakai sebagai lapisan kedua di atas luka c. Dapat strilkan 7. Kapas yang Tebal a. Empukb. Dipakai jika :1. Diperlukan jenis yang elastis, misalnya pada Bidai.2. Untuk memberi kehangatan, misalnya, pada sakit otot, reuma;3. Untuk melindungi tumit atau siku, untuk berjaga-jaga terhadap timbulnya dekubitus.4. Sebagai alat bantu pada bebatan yang memberi penopang, misalnya pada benturan-benturan5. Tidak menyerap cairan8. Bebat Tricot a. Kain yang ditenun secara melingkar dan elastisb. Kuat dan enak dipakaic. Sangat cocok untuk pembebatan yang besar, bebat tekan, bebat gibs.d. Dapat dicuci dengan baik.e. Tidak boleh digunting dalam potongan-potongan.9. Kain bedong yang ideal a. Terbuat dari kain katun yang elastisb. Kuat dan enak di pakaic. Dapat dicuci dengan baikd. Sangat cocok untuk bebat yang bertujuan memberi tekanan dan penopang.e. Tidak boleh digunting dalam potongan-potongan.10. Kasa Tube a. Elastisb. Tipisc. Dapat dicuci dengan baikd. Dipasang dengan aplikator yang panas atau dengan tangane. Terdapat dalam berbagai ukuran, harus diukur dulu sebelum dipakai11. Kain linen Inggris a. Kain katun yang diambil benang-benangnya untuk bebat. Kain ini terdiri dari serat kapas yang tepat, pada satu sisi seperti kain wol, dan halus pada sisi yang lain. Bagian yang halus diletakkan diatas luka.b. Ini kain ideal untuk bebat dengan salep.12. Bebat yang dapat menyerap a. Setiap bantalan yang kecil terdiri dari berbagai lapisan-lapisan yang tipis.b. Lapisan yang berwarna adalah plastik, dan tak boleh diletakkan diatas luka.c. Sangat banyak menyerap cairan.d. Ada dalam berbagai ukuran.13. Bebat Cambric a. Anyaman katun yang kasar.b. Kuat dalam pemakaianc. Dapat dicuci dengan baik.d. Masih jarang dipakai.14. Dauerbinde a. Bebat yang elastis berwarna merah muda (dipakai pada urat-urat varises, edema, atau trombosis pada kaki).b. Dapat dicuci beberapa kali.c. Ada dalam berbai ukuran d. Tak boleh digunting dalam potongan-potongan.15. Kain segi Tiga a. Kain terbuat dari katun.b. Ada dalam berbagai ukuran.c. Sering dipakai sebagai mitela.

2.5 Teknik Pembebatan1. Capitum Pravum Triangulare a. Pembungkus kepala atau penahan rambut.b. Simpul diharapkan tidak di belakang kepala untuk meningkatkan kenyamanan korban.c. Lebih menguntungkan jika luka lebih dari satu.d. Alat yang digunakan adalah kain berbentuk segitiga.2. Fascia Nodosaa. Untuk fiksasi cedera tunggal/ sendi pada wajah.b. Untuk membalut mata, telinga, pendarahan temporal.3. Arm Slinga. Untuk Penyangga lengan/ bahu.

2.6 Definisi dan Syarat Pembidaiana. DefinisiPembidaian adalah tekhnik yang digunakan untuk mengimobilisasi atau menstabilkan ekstremitas yang cedera. Imobilisasi menurunkan nyeri, bengkak, spasme otot, perdarahan jaringan, dan risiko emboli lemak,. Imobilisasi juga dapat mencegah fraktur tertutup menjadi fraktur terbuka.Suatu usaha yang bertujuan untuk mempertahankan kedudukan organ tubuh (tulang) yang bertujuan untuk mencegah pergerakan tulang yang patah atau di duga patah, mencegah cedera yang lebih parah, serta mengurangi rasa nyeri. Pembidaian juga disebut fiksasi.b. Syarat1. Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.2. Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami patah tulang.3. Bidai sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit4. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit.5. Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah.6. Bidai tidak boleh terlalu kencang dan ketat.\7. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah.8. Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai.9. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.Perhatian a. Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat menyebabkan shock.b. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati-hati dapat mengakibatkan patah tulang semakin parahFiksasi patah tulang punggung :a. Long spine board

b. Short board untuk evakuasi korban di dalam mobil dan dicurigai paah tulang punggung / leher, Kendrick Extrication Device (KED)

2.7 Penutup Luka dan Pencegahan Infeksia. Penutup luka1. DefinisiAlat penunjang berupa lembaran tipis kedap dan tidah mudah robek bila dipergunakan. Berfungsi menutup, menekan dan membalut sehingga luka, perdarahan tidak makin memburu.2. Penutup LukaDimaksudkan untuk :a. Membantu mengatasi perdarahanb. Melindungi dan mengurangi resiko infeksi.3. BebatDimaksud untuk :a. Menekan langsung pada penutup luka untuk mengatasi perdarahan.b. Mempertahankan penutup luka, bidai dan memberikan tekanan.c. Membatasi pembengkakan.d. Menunjang cedera.e. Mengurangi pergerakan.4. Macam-macam penutup lukaa. Kasa steril.b. Kasa berisi kapas.c. Kain atau kertas tissue.d. Plester berisi kasa.5. Syarat umum memasang penutup lukaa. Harus menutup seluruh luas luka.b. Letakkan langsung tepat dari atas luka, jangan menggeser dari tepi luka.c. Bila tertembus darah, jangan dilepas namun tambahkan penutup luka lain di atasnya.b. Pencegahan Infeksi1. DefinisiPencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang yang di berikan kepada klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.2. Tujuan pencegahan infeksi :a. Melindungi klein dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksib. Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan krontrasepsi metode AKDR, suntik, susuk, dan krontrasepsi mantap.c. Menurunkan resiko tranmisi penyakit menular, seperti Hepatitis B dan HIV AIDS, baik bagi klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan.3. Langkah-langkah pencegahan infeksia. Gunakan sarung tanganb. Gunakan pelindung / baju tak tembus airc. Bila dimungkinkan, cuci tangan lebih dahulud. Jangan sentuh lukae. Jangan sentuh penutup luka yang akan digunakanf. Usahakan tidak banyak bicara, bersin, batuk didepan lukag. Bila tidak ada sarung tangan1. Anjurkan korban merawat sendiri dengan dipandu2. Gunakan kantong plastik3. Cuci tangan betul-betul bersih setelah merawat lukah. Bersihkan sesuatunya setelah perawatan selesaii. Gunakan larutan pemutih / kaporit 8gram dalam 10 liter air pada cairan atau darah korban yang tercecer di lantai ataupun pada alat-alatj. Buang barang-barang tajam bekas pakai pad tempat pembuangan khusus (kotak kuning) yang tidak tembus barang tajam setelah dilakukan klorinisasik. Buang barang-barang bekas pakai tidak tajam, misalnya ; kasa, sarung tangan pada kantong plastik (kuning), ikat rapat-rapat dan dihancurkan / dibakar.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPembalutan adalah suatu usaha penutupan bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu.Tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.Pembidaian adalah tekhnik yang digunakan untuk mengimobilisasi atau menstabilkan ekstremitas yang cedera. Imobilisasi menurunkan nyeri, bengkak, spasme otot, perdarahan jaringan, dan risiko emboli lemak,. Imobilisasi juga dapat mencegah fraktur tertutup menjadi fraktur terbuka.Sehingga pembalutan dan pembidaian yang benar sangat penting dalam proses penyembuhan pasien.3.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Untuk ini kritik dan saran sangat diharapkan demi tersempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga setelah membaca makalah ini menjadi bekal dan mencoba membaca artikel atau buku untuk memperdalamnya lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mancini, Mary E. 1994. Prosedur Keperawatan Darurat. Jakata: EGC, 1994.Kidd, Pamela S. dkk. 2010. Pedoman Keperawatan Emergency Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010.Stevens, PJ.M. dkk. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta: EGC, 1999.Arjatmo Tjokronegoro, AH Markum. 1981. Kedaruratan dan Kegawatan Medik. Jakarta: Universitas Indonesia.Koeshartono. 2008. Meteri Medis Teknis Standart GELS (General Emergency Life Support)/ PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) Edisi X. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair RSU DR. Soetomo Surabaya.Yayasan AGD 118. 2011. Basic Trauma and Cardiac Life Support. Panduan untuk Peserta. Tidak dipublikasikan. Jakarta. Diklat RSU Dr. Soetomo, 2013, Materi Pelatihan GELS

1