Bab 1-edit
-
Upload
diah-sabatini-sitiningrum -
Category
Documents
-
view
170 -
download
21
Transcript of Bab 1-edit
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan yang layak, sehat, aman,
serasi dan teratur merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat,
mutu kehidupan serta kesejahteraan.
Pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari pembangunan nasional
perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana dan
berkesinambungan.
Turut serta dalam program pembangunan nasional, PT. Bumi Serpong Damai, Tbk.
berencana melakukan pembangunan perumahan dan untuk menyediakan sarana
penunjang kegiatan perumahan tersebut PT. Bumi Serpong Damai, Tbk hendak
membangun jasa perdagangan, selain itu pula untuk mengembangkan kawasan
perumahan di Kecamatan Rumpin menjadi kawasan perkotaan maka PT. Bumi Serpong
Damai, Tbk hendak membangun pergudangan multi guna.
Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana yang akan dilaksanakan oleh PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
berdasarkan ijin lokasi yang dimiliki oleh PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
No.591.1/001/00005/BPT/2009 luas lahan rencana pembangunan perumahan, jasa
perdagangan, pergudangan beserta fasilitas penunjang lainnya adalah seluas 3.446.457
m2 atau sekitar 344,6 Ha berlokasi di Desa Kertajaya, Desa Tamansari, Desa Sukamulya,
dan Desa Mekarsari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dimana
luas secara keseluruhan wilayah Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor No. 19 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Bogor yaitu seluas
298.838,304 Ha atau 299,84 Km2 terdiri dari 40 Kecamatan, 411 Desa dan 17 Kelurahan.
Seperti kegiatan pembangunan lainnya, rencana pembangunan perumahan, jasa
perdagangan, pergudangan beserta fasilitas penunjang Balé Tirtawana disadari akan
memberikan dampak penting terhadap komponen-komponen lingkungan di sekitarnya,
baik sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, maupun lingkungan ekologi. Dampak yang
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 1
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
terjadi dapat bersifat positif bagi salah satu komponen lingkungan namun berdampak
negatif terhadap komponen lingkungan lainnya, dan begitu pula sebaliknya.
Untuk mengkaji kegiatan rencana pembangunan perumahan, jasa perdagangan,
pergudangan beserta fasilitas penunjang Balé Tirtawana terhadap lingkungan sekitarnya,
maka diperlukan suatu kajian berupa studi lingkungan. Dengan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, ditinjau dari
ijin lokasi yang dimiliki oleh PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
No.591.1/001/00005/BPT/2009 luas lahan rencana pembangunan perumahan, jasa
perdagangan, pergudangan beserta fasilitas penunjang Balé Tirtawana adalah seluas
3.446.457 m2 atau sekitar 344,6 Ha maka studi lingkungan yang akan dilaksanakan untuk
perumahan, jasa perdagangan, pergudangan beserta fasilitas penunjang Balé Tirtawana
adalah Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sistematika penyusunan mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
I.2. Tujuan Dan Manfaat
I.2.1 Tujuan
Secara umum, tujuan pembangunan perumahan, jasa perdagangan, pergudangan
beserta fasilitas penunjang Balé Tirtawana adalah :
Menciptakan lingkungan perumahan yang teratur dan terencana
Menciptakan lingkungan yang hijau.
Menciptakan lingkungan perumahan yang seimbang dengan sarana dan
prasarananya.
Menyediakan kesempatan berusaha terhadap semua aspek
komoditas/komersil baik pada kegiatan perdagangan maupun pergudangan;
I.2.2 Manfaat
Membantu pemerintah dalam program penyediaan perumahan bagi masyarakat
Indonesia yang asri, teratur dan terencana.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 2
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Meningkatkan pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Membuka lapangan kerja baru.
Memicu peningkatan perekonomian daerah.
Meningkatkan kualitas dan menata sarana, prasarana, dan infrastruktur
wilayah Kabupaten Bogor pada umumnya dan khususnya Kecamatan Rumpin
I. 3. Peraturan
Untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup,
maka selalu mengacu pada kebijakan nasional yang terpadu dan menyeluruh dari
keputusan perundang-undangan yang memuat ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan. Peraturan perundang-undangan terkait yang menjadi
landasan bagi kegiatan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan
Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana antara lain :
1. Undang-Undang
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Dipergunakannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok
Agraria (UUPA) sebagai salah satu dasar hukum antara lain disebabkan karena
didalam UUPA terdapat dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional dalam
rangka mencapai masyarakat adil, makmur, dan sejahtera serta memberikan
kepastian hukum mengenai hak atas tanah bagi rakyat Indonesia. Oleh kerena itu
diperlukannya peraturan ini sebagai payung hukum bagi lahan rencana
pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian.
Arah pembangunan jangka panjang di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional
adalah tercapainya struktur ekonomi yang seimbang dimana industry memegang
peranan yang menentukan. Dengan dibangunnya sarana pergudangan dan
perdagangan PT. BSD turut serta secara aktif dalam mendayagunakan secara
optimal sumber dana yang tersedia.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 3
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sumber Daya Alam merupakan Karunia dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan
pengelolaannya diamanatkan pada manusia. Oleh karena itu dalam pembangunan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana diharuskan mematuhi dasar hukum ini.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
Terkait dengan rencana pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana yang akan terdiri dari
bangunan-bangunan, maka diperlukan dasar hukum yang mengatur tentang
bangunan gedung.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.
Sebagai acuan dalam pemanfaatan sumber daya air untuk kebutuhan kegiatan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung yang ada
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
Pengembangan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana tidak terlepas dari kewenangan pemerintahan daerah.
Dalam era otonomi daerah, pemerintahan daerah berhak dan diberi kewenangan
mengatur wilayahnya sendiri. Di bidang lingkungan hidup, pemerintah daerah wajib
melakukan pengendalian lingkungan hidup sebagaimana diamanatkan melalui pasal
14 ayat 1 (j) UU Pemerintahan daerah
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Jalan merupakan bagian sistem transportasi nasional yang mempunyai peranan
penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan. Maka dalam pengaturannya diperlukan peraturan ini.
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 4
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Undang-Undang Penataan Ruang adalah payung hukum dalam penataan dan
pengelolaan ruang di Indonesia. Setiap kegiatan pembangunan selalu menuntut
alokasi ruang yang dalam pelaksanaanya harus memperhatikan kaidah kelestarian
keseimbangan dan optimalisasi. Penataan ruang untuk suatu perumahan perlu
memperhatikan pula aspek kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, Undang-undang
ini menjadi rujukan dalam kegiatan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana.
i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
Peraturan ini digunakan sebagai acuan pada pengelolaan sampah yang dihasilkan
dari Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana dimana sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga
pengelolaannya dilakukan secara komprehensif dan terpadu dengan teknik
pengelolaan yang berwawasan lingkungan.
j. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana dan operasionalnya,
menggunakan prasarana transportasi berupa jalan terutama di sekitar tapak proyek,
untuk aplikasinya diperlukan arahan dari peraturan perundangan tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Raya yang berlaku.
k. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dan
dijaga kelestariannya. Pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam harus
sesuai dengan kaidah konservasi, yaitu pemanfaatannya harus optimal, seimbang,
dan lestari sehingga pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan
Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana dapat berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan hidup, sehingga perlu adanya perlindungan dan pengelolaan hidup, maka
diperlukan peraturan ini.
l. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 5
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Pembangunan perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi dan
teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, dimana setiap pengembang
yang hendak membangun perumahan wajib mengikuti persyaratan teknis, ekologis
dan administratif, sebagaimana yang tertuang dalam peraturan ini. Begitu pula
dengan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta
Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana.
2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1987
tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman.
Pemakaman umum merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat oleh karena itu
penyediaan lahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut pengembang Perumahan,
Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana mutlak
diupayakan pengadaannya dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1987.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Dalam pertimbangannya, peraturan pemerintah ini menyatakan bahwa setiap usaha
dan/atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup
yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian
dampak negatif dan pembangunan dampak positif dapat dipersiapkan sedini
mungkin. Sementara itu analisis mengenai dampak lingkungan hidup diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau
kegiatan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang
Balé Tirtawana yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Secara umum setiap pembangunan akan memberikan gangguan terhadap komponen
udara. Gangguan tersebut dapat berbentuk peningkatan kadar debu atau
peningkatan kadar gas buang. Peningkatan komponen-komponen secara langsung
akan meningkatkan udara ambien. Pada sisi lain udara merupakan komoditas publik
yang dapat dimiliki dan dinikmati oleh masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 6
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana harus berorientasi pada pengendalian pencemaran udara agar kualitas
udara tidak menurun dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena
itu, dalam pengelolaan kualitas air, mutunya dan peruntukannya harus menjamin
kehidupan. Menurut pasal 1 angka 4 PP Nomor 82 Tahun 2001 tersebut, yang
dimaksud dengan upaya pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan
dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin
kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan
ekosistem. Keterpaduan dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut maka pembangunan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana diperlukan adanya pengelolaan terhadap kualitas air terutama pada tahap
operasi guna mencegah terjadinya pemcemaran terhadap kualitas air.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi.
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya, sehingga dalam pembangunan Perumahan,
Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana
diperlukan system irigasi, sehingga diperlukan peraturan ini.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal
11, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 22, Pasal 28, Pasal 30, Pasal 35, Pasal 41, dan Pasal
62 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan maka perlukan peraturan
pemerintah ini.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 7
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Dalam pembagian Kewenangan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota diperlukan suatu pedoman,
maka peraturan ini diperlukan.
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Agar alokasi ruang rencana Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta
Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana tidak menyimpang dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sesuai peruntukannya, maka digunakan peraturan ini.
3. Peraturan Presiden
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan
Ruang Kawasan JABODETABEKPUNJUR
Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta
Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana yang termasuk wilayah Kabupaten Bogor maka
peraturan ini digunakan sebagai acuan untuk penataan ruang.
4. Keputusan Presiden
a. Keputusan Presiden No 62 tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang
Nasional
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan langkah-langkah yang
terkoordinasi untuk menangani masalah penataan ruang dan pembinaan serta
pengembangan kebijakan tata ruang.
b. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
Pengadaan tanah adalah mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti-rugi
kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-
benda yang berkaitan dengan tanah atau pencabutan hak atas tanah. Pengadaan
dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pembangunan untuk
kepentingan umum hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan pada Rencana Tata
Ruang Wilayah yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Bagi daerah yang belum
menetapkan RTRW, pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang
wilayah atau kota yang telah ada.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 8
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah,
menuntut pengadaannya dilakukan secara cepat dan transparan dengan tetap
memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.
c. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nosional;
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan kebijaksanaan dan
langkah-langkah yang terkoordinasi untuk menangani masalah pemanfaatan ruang
bagi keperluan pembangunan. Strategi nasional pengembangan pola tata ruang
secara terpadu melalui pendekatan wilayah diperlukan agar koordinasi penanganan
masalah pemanfaatan ruang tersebut dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka
pengembangan pola tata ruang, maka Pembangunan Perumahan, Jasa
Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana perlu
koordinasi dalam pengelolaan tata ruang nasional.
5. Peraturan Menteri
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Peraturan ini digunakan sebagai landasan hukum untuk mencegah penurunan
kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan
kesehatan, serta meningkatkan kualitas air akibat kegiatan Pembangunan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana.
c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun
2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
AMDAL
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 9
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Sesuai peraturan ini, kegiatan Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana seluas 3.446.457 m2 atau
sekitar 344,6 Ha wajib dilengkapi dengan AMDAL, hal ini dikarenakan kegiatan ini
diprakirakan dapat berdampak penting terhadap lingkungan hidup.
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 tahun 2006 tentang Manajemen
dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.
Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan guna meningkatkan
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan. Kegiatan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana baik pada tahap konstruksi maupun operasi dapat menyebabkan semakin
tingginya kegiatan lalu lintas di lokasi kegiatan sehingga peraturan ini dijadikan
sebagai acuan bagi PT. BSD untuk meningkatkan keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas di jalan.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman
Di Daerah.
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam sistem penyerahan prasarana,
sarana dan utilitas oleh pihak pengembang Pembangunan Perumahan, Jasa
Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana kepada
pemerintah daerah setempat.
6. Keputusan Menteri.
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun.
Setiap pembangunan perumahan diperlukan pedoman teknis guna menghasilkan
permukiman yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur, oleh karena itu peraturan
ini digunakan sebagai pedoman teknis untuk pembangunan perumahan Balé
Tirtawana.
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
Kegiatan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta
Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana secara langsung akan mengganggu tingkat
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 10
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
kebisingan suatu wilayah, gangguan tingkat bising yang terus menerus dan berada
diatas toleransi akan mengganggu kesehatan.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.
Sebagai acuan teknis dalam pengelolaan lingkungan pada tingkat kebauan akibat
dari kegiatan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana.
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
Kep-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara.
Pencemaran udara dapat mengganggu kesehatan masyarakat, oleh karena itu
peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam memberikan informasi kualitas udara
ambien sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan upaya-upaya pengendalian
pencemaran udara dari kegiatan pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana.
e. Keputusan Menperindag No. 259/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
Setiap usaha waralaba yang akan menempati sarana perdagangan yang disediakan
oleh PT. BSD harus memenuhi aturan ini.
f. Keputusan Menperindag No. 408/MPP/Kep/10/1997 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP).
Setiap usaha yang akan berlangsung di Balé Tirtawana harus memenuhi peraturan
ini.
g. Keputusan Menperindag No. 394/MPP/Kep/8/1999 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Dept. Perindustrian dan Perdagangan di Propinsi dan Kantor
Dept. Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten/Kotamadya.
Peraturan ini dijadikan sebagai acuan oleh PT. BSD untuk setiap usaha yang akan
berlangsung di sarana pergudangan dan perdagangan yang ada di Balé Tirtawana.
h. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/SK/VIII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Peraturan ini menjadi pedoman bagi PT. BSD dalam melakukan
pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 11
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Penunjang Balé Tirtawana dimana dalam pembangunannya akan mengacu
kepada persyaratan kesehatan perumahan yang tercantum dalam
peraturan ini.
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/SK/
VIII/2001 tentang Pedoman Teknis ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan).
Pedoman yang digunakan dalam penyusunan analisa kesehatan di sekitar area
pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana terutama untuk aspek kesehatan masyarakat
j. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003
tentang metode analisa kualitas air permukaan dan pengambilan contoh air
permukaan.
Aturan ini digunakan sebagai pedoman dalam analisa kualitas air permukaan dan
pengambilan contoh air permukaan dalam rangka pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air di sekitar Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana.
k. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 110 Tahun
2003 tentang penetapan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air.
Digunakannya Peraturan ini, karena dalam pelaksanaan studi lingkungan
pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana dibutuhkan suatu pedoman dalam menetapkan daya
tampung beban pencemaran air pada sumber air.
l. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik.
Peraturan ini digunakan sebagai acuan dimana limbah domestik yang dihasilkan dari
kegiatan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang
Balé Tirtawana yang akan dibuang ke saluran drainase kota/badan air penerima
memenuhi baku mutu seperti yang ditetapkan dalam KEPMENLH ini sehingga tidak
mencemari badan air penerima.
m. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 142 Tahun
2003 tentang perubahan KepMENLH No.111 Tahun 2003 tentang pedoman
mengenai syarat dan tata cara perizinan serta pedoman kajian pembuangan air
limbah ke air dan sumber air.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 12
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman mengenai syarat dan tata cara perizinan
serta pedoman kajian pembuangan air limbah ke air dan sumber air.
n. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 288 Tahun 2003 tentang
Penyehatan Sarana dan Penyehatan Sarana/Bangunan.
Digunakan sebagai pedoman untuk penyehatan sarana/bangunan.
7. Keputusan Kepala BAPEDAL
a. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting;
Dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat suatu
usaha dan/atau kegiatan yang harus dikelola. Dalam studi AMDAL Pembangunan
Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé
Tirtawana, prediksi dampak mutlak diperlukan dan harus dikategorikan menjadi
dampak penting atau tidak penting.
b. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL;
Setiap pembangunan pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan/menambah
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penyusunan dokumen AMDAL
Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana kajian aspek sosial budaya perlu dilakukan secara
mendalam agar aspirasi masyarakat dan dampak pembangunan terhadap
masyarakat baik positif maupun negatif dapat diidentifikasi. Namun demikian,
dampak terhadap aspek sosial budaya tidak dapat ditentukan baku mutunya,
sehingga pedoman teknis kajian aspek sosial budaya dalam peraturan ini digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan AMDAL, sejak dari KA-ANDAL, ANDAL, RKL
hingga RPL.
c. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL.
Dalam kajian AMDAL Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan
Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana dampak terhadap kesehatan masyarakat
wajib diperhatikan secara cermat. Untuk itu diperlukan pedoman teknis dalam kajian,
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 13
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
agar tepat pada sasaran. Keputusan ini akan digunakan sebagai acuan dalam studi
ini.
8. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat
a. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang Garis
Sempadan Sungai.
Lokasi rencana pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan
Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana terdapat 2 sungai yaitu Sungai Cisadane
dan Sungai Cikuda, agar pembangunan dengan garis sempadan yang telah
ditetapkan maka diperlukan peratuan ini.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
a. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 1997 tentang ijin Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau dan Penebangan Pohon.
Digunakan sebagai pedoman untuk pemanfaatan ruang terbuka hijau dan kegiatan
penebangan pohon di Kabupaten Bogor.
b. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 20 Tahun 1998 tentang Retribusi
Penyedotan Tinja/Kakus.
Untuk menjaga sanitasi lingkungan sekitar, diperlukan adanya penyedotan septictank
agar tidak melebihi kapasitasnya, maka digunakan peraturan ini.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No 24 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan (IMB).
Dalam pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta
Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana diperlukan Izin Mendirikan Bangunan dimana
dalam pengaturan retribusi Izin Mendirikan Bangunan diatur dalam peraturan ini.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.
Agar alokasi ruang rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana yang akan dibangun oleh
PT. Bumi Serpong Damai, Tbk. di Kabupaten Bogor tidak menyimpang dari
peruntukannya, maka digunakan peraturan ini
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 14
PT. Bumi Serpong Damai,Tbk Pendahuluan
e. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 20 Tahun 2008 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/Pertamanan.
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam penanganan limbah padat atau
sampah di Kabupaten Bogor
f. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Bangunan
Gedung.
Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas
Penunjang Balé Tirtawana dalam pelaksanakan konstruksi diperlukan Ijin Mendirikan
Bangunan yang telah di atur dalam peraturan ini.
10. Peraturan Bupati Bogor
a. Peraturan Bupati Bogor Nomor 5 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2003 tentang Ijin Pembuangan
Air Limbah
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perijinan
Pembuangan Limbah Cair di Kabupaten Bogor.
b. Peraturan Bupati Bogor Nomor 6 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2003 tentang Retribusi Ijin
Pembuangan Air Limbah
Dalam pelaksanaan retribusi ijin pembuangan limbah maka diperlukan peraturan ini.
c. Peraturan Bupati Bogor Nomor 83 tahun 2009 tentang Pedoman
Operasional Pemanfaatan Ruang.
Peraturan bupati ini dijadikan pedoman PT. BSD dalam pemanfaatan lahan
yang akan digunakan dalam pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan,
Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana
d. Peraturan Bupati No. 16 Tahun 2011 Tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat perbelanjaan dan toko modern.
Peraturan ini dijadikan pedoman bagi PT. BSD dalam pengelolaan Jasa
Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Perumahan, Jasa Perdagangan, Pergudangan Beserta Fasilitas Penunjang Balé Tirtawana I - 15