B7- kelelahan otot

15
Laporan Praktikum Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat Kelompok B7 Anthea Karista Mellyana Fransiska Tamirin Dessy Marcella Deviana William Alexander Setiawan Zebriyandi Kumaran Norlida Binti Mohd Jamil

description

praktikum

Transcript of B7- kelelahan otot

Page 1: B7- kelelahan otot

Laporan Praktikum

Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat

Kelompok B7

Anthea Karista

Mellyana Fransiska Tamirin

Dessy

Marcella Deviana

William Alexander Setiawan

Zebriyandi

Kumaran

Norlida Binti Mohd Jamil

Kressa Stiffensi Saparang

Page 2: B7- kelelahan otot

Kerja Steady - State

A. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui kelelahan otot-saraf pada batas tertentu.

B. Alat dan bahan yang digunakan

1. Kimograf + kertas + perekat

2. Ergograf

3. Metronome (Frekuensi 1 detik)

4. OP

C. Cara Kerja

1. Pasang semua alat secara berurutan

2. Sambil dicatat, OP melakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut metronome sampai

1/3 putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan, lepaskan segera jari dari

pelatuk.

3. Buat laporan dari hasil pengamatan.

D. Hasil Percobaan

Page 3: B7- kelelahan otot

E. Pembahasan

Dalam kontraksi otot dibutuhkan sumber energi yang cukup besar, yaitu ATP.

Tanpa adanya ATP, seseorang akan mengalami kelelahan otot yang ditandai dengan

semakin lama semakin lemah kekuatan kontraksi ototnya. Walaupun impuls saraf

berjalan normal dan saraf bekerja dengan baik, serta potensial aksi pun normal, hal ini

tetap terjadi karena ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut – serabut

otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama.

Berdasarkan hasil percobaan 1 yang telah kami lakukan, garis – garis pada

kimograf terlihat stabil karena tarikan yang dilakukan setiap 4 detik sekali tidak

menyebabkan kelelahan otot sehingga percobaan 1 ini kami ambil sebagai kontrol.

F. Kesimpulan

Kontraksi otot dapat bekerja secara maksimal dan stabil apabila ada selang waktu

yang cukup lama untuk berelaksasi.

Page 4: B7- kelelahan otot

Pengaruh Gangguan Peredaran Darah

A. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh gangguan peredaran darah terhadap fungsi otot.

B. Alat dan bahan yang digunakan

1. Kimograf + kertas + perekat

2. Ergograf

3. Metronome (Frekuensi 1 detik)

4. OP yang sama dengan percobaan I

5. Manset sfigmomanometer

C. Cara Kerja

1. Pasang semua alat secara berurutan

2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan OP.

3. Sebagai latihan, lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan

jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.

4. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan

frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.

5. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan

cepat sampai denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan OP tetap

melakukan latihan.

6. Berilah tanda kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.

7. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran

darah pulih kembali.

8. Dengan frekuensi yang sama, teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh

faktor oklusi tidak terlihat lagi.

9. Buat laporan dari hasil pengamatan

Page 5: B7- kelelahan otot

D. Hasil Percobaan

Page 6: B7- kelelahan otot

E. Pembahasan

Pada umumnya, kelelahan otot selalu terjadi karena kekurangan ATP. Namun,

selain karena adanya kekeurangan ATP, hambatan aliran darah yang menuju otot juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan otot. Saat aliran darah dihambat,

kelelahan otot pada otot yang sedang berkontraksi hampir sempurna dalam satu menit

atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat kami lihat bahwa

setelah tarikan ke – 12, yaitu saat kami melakukan oklusi, kekuatan otot semakin

melemah karena aliran darah ke otot yang berkontraksi terhambat, lalu dapat dilihat

perbedaannya setelah oklusi di hentikan, kekuatan otot mulai pulih dan meningkat

kembali.

F. Kesimpulan

Kemampuan kerja otot dapat dipengaruhi oleh aliran darah karena aliran darah

membawa suplai nutrient yang penting untuk kontraksi otot.

Page 7: B7- kelelahan otot

Pengaruh Istirahat dan Massage

A. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pemulihan kerja otot dengan bantuan istirahat dan massage.

B. Alat dan bahan yang digunakan

1. Kimograf + kertas + perekat

2. Ergograf

3. Metronome (Frekuensi 1 detik)

4. OP yang berbeda dari percobaan I dan II

C. Cara Kerja

1. Pasang semua alat secara berurutan

2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.

3. Sambil dicatat, lakukan satu tarikan setiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total,

kemudian hentikan tromol.

4. Berikan istirahat 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja.

5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang kurang lebih 2 cm, jalankan

kimograf dan lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai

terjadi kelelahan total, kemudian hentikan tromol.

6. Berikan istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massage

pada lengan OP. massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer,

kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti

hingga ujung jari.

7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang kurang lebih 2 cm, jalankan

kimograf dan lakukan kembali tarikan seperti langkah ke 5.

8. Bandingkan ke 3 ergogram yang diperoleh dan berusahalah menganalisisnya.

9. Buat laporan dari hasil pengamatan

Page 8: B7- kelelahan otot

D. Hasil Percobaan

E. Pembahasan

Gerakan massage – memijit atau meremas menggunakan ujung jari dan telapak

tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan

(pressure) yang dilakukan secara ringan dan berirama. Fulling adalah suatu bentuk

massage yang kebanyakan dipakai untuk mengurut lengan. Dengan jari kedua belah

tangan, lengan dipegang dan satu gerakan memijat dilakukan pada otot

Khasiat gerakan massage adalah :

1. Memperlancar penyaluran zat-zat dalam jaringan ke dalam pembuluh-pembuluh darah

dan getah bening.

2. Darah dan getah bening mengantarkan sari makanan ke jaringan dan membawa ampas

pertukaran zat dari jaringan ke alat-alat pembuangan. Jika aliran darah dan getah bening

tidak lancar, maka terjadilah pembendungan yang dapat dihindarkan secara positif

melalui pengurutan meremas.

Page 9: B7- kelelahan otot

Dari hasil percobaan yang kami lakukan, kertas kimograf menunjukkan bahwa

garis mulai mengalami penurunan lebih drastis daripada percobaan pertama, dan setelah

diberikan istirahat 2 menit, garis kembali seperti semula. Setelah OP tidak mampu

melakukan tarikan lagi, diberikan istirahat 2 menit ditambah dilakukannya massage. Dan

setelah itu OP melakukan tarikan lagi, dan garis mencapai lebih tinggi daripada yang

sebelum istirahat.

F. Kesimpulan

Otot lebih cepat lelah ketika berkontraksi terus menerus tanpa henti (setiap detik

sekali) , dengan beban yang ditambahkan, sehingga lebih berat juga membuat otot cepat

melemah. Namun ketika diberikan istirahat dan massage, yang membantu aliran darah

yang membawa suplai nutrient kembali normal, membuat otot bisa kembali berkontraksi.

Page 10: B7- kelelahan otot

Rasa Nyeri, Perubahan Warna, dan Suhu Kulit Akibat Iskemia

A. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh gangguan peredaran darah terhadap fungsi otot.

B. Alat dan bahan yang digunakan

1. Ergograf

2. Metronome (Frekuensi 1 detik)

3. OP yang berbeda

4. Manset sfigmomanometer

C. Cara Kerja

1. Pasang semua alat secara berurutan. Namun percobaan ini tanpa pencatatan

ergogram.

2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan OP dan berikan

pembebanan yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan

penyimpangan ujung pencatat yang kecil saja.

3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.

4. Lakukan satu tarikan setiap detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan

total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali.

Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah OP.

D. Hasil Percobaan

Setelah kami lakukan percobaan (tanpa menggunakan kimograf), dimana OP

harus melakukan tarikan yang diberi pembebanan yang cukup berat, dan lengan kanan

atas OP di pasang manset sfigmomanometer, lengan OP menunjukkan perubahan suhu

dan warna kulit. Lengan OP menjadi dingin dan menguning pucat.

Page 11: B7- kelelahan otot

E. Pembahasan

Pada frekuensi tinggi proses kerja dapat menimbulkan kelelahan yang lebih cepat

dibandingkan cara kerja frekuensi rendah. Hal ini dapat terjadi karena kontraksi atau

kerja otot pada frekuensi yang tinggi akan menghasilkan jumlah asam laktat yang cukup

besar, sehingga kelelahan lebih cepat terjadi.

Perasaan lelah lebih dulu terjadi setelah itu terjadi rasa nyeri. Rasa nyeri itu terjadi

karena otot di paksakan untuk bekerja. Kelelahan otot terjadi karena otot harus

berkontraksi sehingga terjadi proses glitolisis anaerob dalam tubuh dimana glikogen akan

membentuk C02 dan sebagai hasil reaksi sampai melepaskan energi terproduksi menjadi

asam laktat akibat dari banyaknya asama laktat dalam persendian yang menimbulkan rasa

lelah pada otot.

Faktor yang menyebabkan kram otot yaitu kerja otot yang terlalu berat atau

gangguan metabolisme pada otot karena iskemia. Pada saat otot bekerja persediaan energi

dari aerobik karena sumber energi berasal dari O2.

F. Kesimpulan

Perubahan suhu dan warna lengan OP menjadi dingin karena dilakukannya oklusi

menyebabkan aliran darah terhambat. Sehingga otot juga kurang mendapatkan oksigen

dan suplai nutrient sehingga tidak mampu melakukan tarikan terlalu lama dan maksimal.