Asuhan Kebidanan Pada Bayi a Bcg

download Asuhan Kebidanan Pada Bayi a Bcg

of 42

description

asuhan kebidanan bayi bcg

Transcript of Asuhan Kebidanan Pada Bayi a Bcg

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 1 BULAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 1 BULAN

DENGAN IMUNISASI BCG DI POSYANDU

WONOREJO-TUMPANG

Tanggal 18 Februari 2010Asuhan Kebidanan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek

Klinik Kebidanan Semester III

Oleh :

YESINTA ARIKA PUTRI

08.2.050

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

MALANG

2010LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa:YESINTA ARIKA PUTRI

NIM:08.2.050

Prodi:KEBIDANANJudul:ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 1 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI POSYANDU WONOREJO-TUMPANG

Poncokusumo, 18 Februari 2010

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

( Maria Veronica, Amd. Keb)

( Sumarmi SST )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Umur 1 Bulan dengan Imunisasi BCG di Posyandu Wonorejo-Tumpang ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Asuhan kebidanan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. dr. Chaidir Karnanda Sp.PD, selaku Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen.

2. dr. Prabowo, Sp.OG, selaku KA Prodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen

3. Maria Veronica, Amd. Keb, selaku dosen Pembimbing Institusi

4. Sumarmi, SST. selaku Pembimbing Klinik

5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Asuhan kebidanan ini

Penulis menyadari bahwa Asuhan Kebidanan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang dapat memperbaiki kualitas Asuhan Kebidanan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori Kehamilan.

2.2 Konsep Ante Natal Care

2.4 Konsep Manajemen Kebidanan Varney

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

3.2. Identifikasi Masalah

3.3. Identifikasi Masalah Potensial

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5. Intervensi

3.6. Implementasi

3.7. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKABAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri microbacterium tuberculossa. Bakteri ini sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan tubuh lain dalam tubuh manusia. Di Indonesia TBC merupakan masalah kesehatan klinis yang serius, baik sisi angka kematian (mortalitas) atau angka kejadian kesakitannya (morbiditas). Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia urutan ketiga setelah India dan Cina dalam hal jumlah penderita. Diantaranya 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.Pada tahun 1999, WHO Global Servailance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penduduk dengan penderita TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau indeks rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat TBC menimpa 140.000 penduduk tiap tahun, oleh karena itu pemberian imunisasi BCG dapat mencegah TBC yang diberikan sejak bayi lahir sampai 2 bulan, diharapkan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas TBC pada bayi dan anak. Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada bayi A umur 1 bulan dengan imunisasi BCG di Posyandu Wonorejo-Tumpang.1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Umum

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi A umur 1 bulan dengan imunisasi BCG, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan imunisasi BCG.1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang muncul dari hasil pengkajian.

3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial yang timbul

4. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan segera berdasarkan masalah potensial yang mungkin timbul.

5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana sesuai kebutuhan.

6. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.

7. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang sudah dilakukan.

8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara menyeluruh.

1.3

Metode Penulisan

1.Wawancara:Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada klien maupun keluarga

2.Observasi:Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.3.Praktek:Melakukan tindakan langsung kepada klien.4.Studi Pustaka:Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat teori-teori yang mengacu pada kasus yang relevan.

1.4 Sistematika PenulisanBAB I:PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II:TINJAUAN TEORI

Isi berupa cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang dihadapi.

BAB III:TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pengkajian data, Identifikasi diagnosa/masalah, Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.

BAB IV:PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.

BAB V:PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKABAB 2TINJAUAN TEORI

2.1

KONSEP TEORI IMUNISASI

2.1.1Pengertian Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti resisten atau kebal. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat mempunyai suatu sistem memori (daya ingat).

Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 7)Istilah-Istilah :

1.Vaksin: Suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau bagian antigenik agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi.

2.Toksiod:Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat nontoksis tetapi mempertahankan kemampuan untuk merangsang pembentukan antitoksin.

3.Globulin imun:Suatu larutan yang mengandung antibodi yang berasal dari darah manusia, yang diperoleh dengan fraksionasi etanol dingin, kumpulan besar plasma dan digunakan terutama untuk mempertahankan imunitas orang-orang yang mengalami defisiensi imun atau imunisasi pasif, tersedia dalam preparat intramuskular dan intravena.

4.Antitoksin:Antibodi yang berasal dari serum binatang, dari rangsangan binatang, dengan antigen spesifik yang digunakan untuk memberikan imunitas pasif.

(Nelson,2000)Kandungan Antigen :

(Vaksin hidup yang dilemahan (BCG, OPV, Campak, MMR, Varicela, Tipus ora).

(Vaksin inactive : Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh, sebagian sel (Hep. A, B, DPT2T, Tipus Inj, IPV HIB)

Program :(Perkembangan Program Imunisasi (PPI) : Hep. B, BCH, Anti Polio, DPT, Campak.

Non PPI : Hib, Hep. A, MMR, Varicela.(Burhan Hidayat, 2001 : 125)2.1.2Tujuan ImunisasiProgram imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak , yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain :

a.Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.

b.Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

c.Imunisasi menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian).

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5)

2.1.3Manfaat Imunisasi

a.Untuk Anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.b. Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.c. Untuk Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)

2.1.4Sasaran

a.Jenis penyakit yang dapat dicegah :

Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hep. B, Hep. A, Meningitis, Haemophilus Influenza tipe b, Kolera, Rabies, Japanese encephalitis, tifus abdominalis, Rubella, Varicela, Pneumoni Pneumokokus, Parotitis epidemika.

b. Jenis penyakit menular masuk program imunisasi : Tuberculosis, Difteria, Pertusis, Polio, Campak, Tetanus, dan Hepatitis.( Depkes RI : 2005)

Sasaran yang diimunisasi :

Orang-orang yang beresiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, perlu diberi imunisasi.1.Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja

2.Orang tua, manula

3.Top manager/eksekutif perusahaan

4.Calon jamaah haji atau umroh

5.Orang yang akan bepergian ke luar negeri

6.dll

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)

2.1.5Jenis Imunisasi

a.Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif alami : tubuh anak aktif membuat sendiri zat antibodi yang akan bertahan selama bertahun-tahun bahkan seuimur hidup sakit campak.

Imunisasi aktif buatan / didapat : tubuh anak tidak membuat sendiri antibodi tetapi mendapatkan suntikan dari luar sehingga tubuh dirangsang untuk membentuk antibodi pemberian imunisasi.

b.Imunisasi Pasif :

Imunisasi pasif alami : dalam hal ini tubuh anak tidak membentuk antibodi sendiri tetapi mendapatkan langsung dari ibunya misalnya kekebalan terhadap penyakit tetanus neonaturum.

Imunisasi pasif buatan atau didapat : tubuh anak memperoleh kekebalan dari luar misalnya melalui penyuntikan dengan ATS atau ADS.(http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasi-vaksinasi.intra.html)

2.1.6Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan vaksin :

a.Kerusakan vaksin terhadap suhu

Masing-masing vaksin mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap suhu yang tidak tepat. Paparan suhu yang tidak tepat mengakibatkan umur penggunaan vaksin berkurang.

b.Kerusakan vaksin terhadap sinar matahari atau sinar ultraviolet

Semua vaksin akan rusak jika terkenaa sinar matahari langsung serta sinar ultraviolet. Vaksin yang tidak habis pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit, dan praktek swasta) dapat dipergunakan lagi pada pelayanan hari berikutnya, dengan beberpa syarat :

1. Vaksin belum kadaluarsa

2. Vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC

3. Tidak pernah terendam air

4. Sterilitasnya terjagac.Masa pakai vaksin yang sudah dibuka

NoVaksinMasa Pakai

1.BCG3 jam

2.Campak6 jam

3.Polio2 minggu

4.DPT?HB4 minggu

5.DT4 minggu

6.TT4 minggu

(Buku Acuan Imunisasi Dasa Bagi Pelaksana Imunisasi,2008)2.1.7 Jadwal Imunisasi Pada Anaka.Program Pengembangan Imunisasi ( PPI diwajibkan)

VaksinJadwal Pemberian UsiaUlangan/boosterMelawan

BCGWaktu lahirTuberculosis

HBWaktu lahir dosis 1

1 bulan dosis 2

6 bulan dosis 31 tahun (pada bayi yang lahir denga Hep B)Hepatitis B

DPT dan Polio3 bulan dosis 1

4 bulan dosis 2

5 bulan dosis 318 bulan booster 1

6 tahun booster 2

12 tahun booster 3Dipteria, Pertusis, Tetanus, dan Polio

Campak9 bulanCampak

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)b.Program Imunisasi Non-PPI (dianjurkan)

VaksinasiJadwal PemberianUlangan/boosterMelawan

MMR1-2 tahun12 tahunMeasles, meningitis, rubella

Hib3 bulan dosis 1

4 bulan dosis 2

5 bulan dosis 318 bulanHemophilus influenza Tipe B

Hepatitis A12-18 bulanHepatitis A

Cacar air12-18 bulanCacar air

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)c.Program Imunisasi pada Wanita Usia Subur

ImunisasiSelang WaktuMasa PerlindunganDosis

T1--0,5 cc

T24 minggu setelah T13 tahun0,5 cc

T36 bulan setelah T25 tahun0,5 cc

T41 tahun setelah T310 tahun0,5 cc

T51 tahun setelah T425 tahun0,5 cc

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)d. Program Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar atau sederajat

Anak SekolahPemberianDosis

Kelas 1DT 1x, Campak 1x0,5 cc

Kelas 2TT 1x0,5 cc

Kelas 3TT 1x0,5 cc

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)2.1.8Jenis-jenis Vaksin dalam Program Imunisasi

a.Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)

Merupakan jenis vaksin yang dilemahkan.

-Untuk pemberian kekebalah aktif terhadap tuberculosa

-Kemasan dalam ampul, beku kering.b.Vaksin DPT

Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.

-Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.

-Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.c.Vaksin TT

Vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.

-Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

-Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

d.Vaksin DT

Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan.

-Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.

-Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.e.Vaksin Polio

Vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan.

-Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

-Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

f.Vaksin Campak

Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

-Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

-Kemasan dalam vial, berbentuk beku kering.

g.Vaksin Hepatitis B

Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan.

-Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

-Kemasan dalam vial dan prefill injection device, berbentuk cairan.

h.Vaksn DPT-HB

-Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusif yang diinaktivasi, serta vaksin Hep. B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung Hb5A9 murni dan bersifat non infectious.

-Kemasan dalam vial, warna vaksin putih keruh.

(http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasi/html)

2.2

KONSEP TEORI BCG

2.2.1Pengertian

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBC (Tuberculosis). Tuberculosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycrobracterium tuberculosis complex. Pada manusia, TBC menyerang terutama sistem pernafasan (TB Paru), meskipun organ tubuh lainnya juga dapat terserang (penyebaran atau ekstraparu TBC). Mycrobracterium tuberculosis biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paru-paru dan terdapat bacteria di dahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga mendukung terjadinya penularan.

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri tuberkulosis. Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak.

(http://ykai.net/index.php?view=article&id=328%3Aimunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya-&option+com_content%Itemid=121.html)

Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB tetapi mengurangi resiko TB berat seperti meningitis TB atau TB miliar. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas BCG terhadap TB adalah perbedaan vaksin BCG, lingkungan, faktor genetik, status gizi, dan faktor lain seperti paparan sinar ultraviolet terhadap vaksin.

( Nufareni, 2003)

2.2.2Kemasan

Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin. Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40)2.2.3Cara Pemberian

Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,5 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan. Jika lebih dari itu boleh diberikan jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.

Imunisasi BCG disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas. Disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, arus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10mm, ukuran 26). Kerja sama antara ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan tepat.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40-41)2.2.4 Reaksi pemberian vaksin BCG

Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemusian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat, namun tidak menimbulkan demam.(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41-42)2.2.5 Kontra IndikasiImunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi :a. Seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.b. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC.(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)2.2.6 Komplikasi

a. Limfa denitif terjadi pada penyuntikan yang terlalu dalam/dosis terlalu tinggi. Proses ini bersifat terang dan akan sembuh dalam waktu 2-6 bulan

b. Dapat terjadi abses pada bekas suntikan karena terlalu dalam, bila menimbulkan warna merah, dan kulit tipis sebaiknya dilakukan aspirasi, jangan insisi atau terjadi infeksi sekunder pada ulkus.

(www.pppl.depkes.go.id)

2.2.7 Manthoux Test

a. Pengertian

Memberikan suntikan obat pada jaringan kulit dengan tujuan untuk menguji coba reaksi tubuh terhadap obat tertentu. Uji tuberculin dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas terhadap tuberculo protein karena adanya infeksi.b. Waktu

Bila ada kecurigaan tubuh dapat bereaksi lebih, bila mendapatkan suntikan BCG bisa diberikan pada usia > 3 bulan dengan syarat manthoux test negatif karena dikhawatirkan telah terinfeksi TBC

c. Dosis

0,1 cc obat PPD 5 TV dalam spuit 1 cc

d. Lokasi

Dalam jaringan kulit (IC)

e. Cara pemberian

Suntikan IC dengan sudut 15-20oC dari kulit, lubang jarum menghadap ke atas, obat dimasukkan pelan-pelan sampai ada indurasi, kemudian beri lingkaran dengan diameter 10 mm.

f. Cara membaca hasil

Reaksi setelah 48-72 jam akan terlihat, jika adanya bintik kemerahan/radang, melebihi lingkaran 10 mm maka manthoux tes positif, tetapi jika tidak ada maka hasilnya negatif.

(http://lifestyle.id.finroll.com/component/content/article/5kesehatan/137069-jangan-tunda-vaksinasilah-hari-ini.pdf)2.3

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN

2.3.1PENGKAJIAN

A.Data Subjektif

1.Biodata

Nama:Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas dan lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya.

(Diagnosis Fisis Pada Anak, 2003:5)

Umur:Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau pemeriksaan kesehatan lainnya.(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:5)

Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan. Jika lebih dari itu boleh diberikan jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40)Jenis Kelamin:Jenis kelamin pasien sangat diperlukan, selain untuk identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks (sex-linked).(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:5)

Nama orangtua:Nama ayah, ibu, atau wali paien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada, titel yang bersangkutan harus disertakan.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)

Agama:Data tentang agama dan suku bangsa juga memantapkan identitas; disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama dan suku bangsa. Kebiasaan, kepercayaan, dan tradisi dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat. Beberapa penyakit juga mempunyai predileksi rasial tertentu.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)Umur, pendidikan, dan pekerjaan orang tua :

Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang pendidikan dan pekerjaan orang tua, baik ayah maupun ibu, dapat menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dan anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan penentuan tata laksanan pasien selanjutnya.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)Alamat:Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, dengan nomor rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya, serta bila ada nomor teleponnya. Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien menjadi sangat gawat, atau perlu tindakan operasi segera, ataau perlu pembelian obat/alat yang tidak tersedia di rumah sakit, dan lain sebagainya. Disamping itu setelah pasien pulang mungkin diperlukan kunjungan rumah, misalnya kerena pasien tidak datang kontrol ( pasien talasemia, kronik lain). Kunjungan rumah juga diperlukan untuk tata laksana kasus yang mempunyai latar belakang psikososial-ekonomi dan budaya, misalnya perlakuan salah dan penelantaran anak (child abuse and neglect, battered child syndrome), mengetahui lingkungan tempat tinggal terhadap penduduk penderita demam berdarah dengue, atau tuberkulosis.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)

2.Alasan Datang

Alasan ibu mengimunisasikan bayi BCG yaitu karena ingin mencegah dari penyakit menular TBC.

3.Riwayat Penyakit yang pernah diderita

Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui. (Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:7)

Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC.(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)4.Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci, dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien. Perlu pula diketahui keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:7)

Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan maupun kematian yang berlatar belakang pada keadaan sosial-ekonomi keluarga, misalnya malnutrisi, atau tuberkulosis. Pelbagai jenis penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga mempunyai latar belakang sosial-budaya ataupun mempunyai kecenderungan familial.(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:16)

Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang memiliki riwayat keluarga dengan hipersensitivitas (reaksi tubuh yang terlalu sensitif) yang hebat.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:17)

Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)

Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi sakit tuberkulosis atau tidak dipengaruhi beberapa faktor, misalnya daya tahan tubuh yang rendah, gizi buruk, dan sedang menderita penyakit lainnya (HIV,diabetes melitus)

(dr. J.B. Suharjo dan B. Cahyono, Sp.PD,dkk.2010 :49)

6. Riwayat Prenatal, Natal, dan Post Natal

Prenatal

Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, misalnya batuk berdarah, demam tinggi, kejang, dan lain sebagainya, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Dirinci pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis). Apakah ibu mendapat toksoid tetanus (terutama pada kasus tetanus neonatarum). Obat-obatan yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama) mungkin dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayinya, misalnya obat penenang seperti talidomid dapat menyebabkan terjadinya amelia atau fokomelia. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus rubela, yang terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi (sindrom rubela). Demikian juga cacat bawaan serta bayi berat lahir rendah dapat terjadi akibat infeksi kongnental (termasuk TORCH, toksoplasma, rubela, cytomegalovirus dan herpes simplek maupun HIV). Pada bayi yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditanya apakah ibu merokok, atau minum minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu selama hamil.(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:12-13)Natal

Ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan secara normal dengan UK > 36 minggu, dengan BBL 2500-3500 gram, PB 45-50 cm, LIKA 33-35 cm, LIDA 30-33 cm, berjenis kelamin P/L, langsung menangis, dan tidak ada cacat.

(Musrifatul dan A. Azis. KDPKK, 2006 : 153)

Bila ibu menderita TBC, kemungkinan akan menular, karena penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri tuberkulosis.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:38)Post Natal

Ibu masa nifas tidak ada keluhan langsung menyusui bayinya. Ibu menderita TBC dianjurkan tidak menyusui bayinya.

(http://ykai.net/index.php?view=article&id=328%3Aimunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya-&option+com_content%Itemid=121.html)7.Riwayat Imunisasi Yang Lalu

Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara rutin ditanyakan. Bila mungkin di lenkapi dengan tanggal saat imunisasi dan tempat imunisasi diberikan. Hal-hal tersebut diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh. Informasi tentang imunisasi juga dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang perlindungan pediatrik yang diberikan. (Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:14)8.Data Pertumbuhan dan Perkembangan

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 4 mingguMotor behaviour: kepala merebah (tonic neck reflex), tangan mengepal

Adaptive:melihat sekitarnya, mata mengikuti gerak-gerik tetapi terbatas

Language:bersuara, memperhatikan bel

Social personal:melihat muka orang

(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan anak, 1985:165)9.Pola Kebiasan sehari-hari

Nutrisi:Bayi minum ASI setiap < 2 jam

Eliminasi:BAK 8-10x/hari dalam 24 jam, BAB 3-4x/hari

Istirahat:Siang dan malam hampir selalu 16-18 jam/hari

Aktifitas:Bayi minum ASI, tidur, menangis, mengompol, gerak aktif

Kebersihan:Ganti popok cukup BAB/BAK, mandi 2x/hari dengan air hangat.

(http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-kebutuhan-dasar-balita.pdf)10.Genogram

:Laki-laki : garis keturunan : klien

:Perempuan

: tinggal 1 rumahB.Data Objektif

1.Keadaan Umum

:Baik

Kesadaran

:Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Dalam batas normal untuk anak usia 1 bulan

TD:86/54 mmHg (Joyce Engel,1995)

Nadi:130 x/menit (Joyce Engel,1995)

RR:40-60 x/menit (M. Uliyah dan A. Aziz,2006 :155)

S:36,5 37,5oC (Joyce Engel,1995)

2.Pemeriksaan Antropometri

BB

:2500-3999 gram

PB

:45-55 cm

LIKA:32-36 cm

LILA:11-13 cm

LIDA:30-33 cm

(Bobak,Jenan.2004 : 385)

3.Data KMS

Untuk mengetahui tanggal imunisasi sebelumnya tanggal imunisasi berikutnya.

4.Pemeriksaan Fisik

a)Inspeksi

Muka

:tidak pucat, tidak oedem

Mata

:simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung:tidak ada kelainan, tidak ada sekret, tidak tampak pernapasan cuping hidung

Telinga:simetris, tidak ada serumen

Mulut

:bibir warna kemerahan, lembaab, tidak ada Monilia albicans.

Dada

:simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Perut

:tidak ada pembesaran perut

Kulit

:tidak sianosis, tidak icterus, tidak terdapat eritema, pustula, dan ulkus

b)Palpasi

Kepala

:tidak terba benjolan abnormal

Perut

:tidak kembung

c)Auskultasi

Dada

:tidak terdengar ronchi maupun wheezing

Abdomen:terdengar bising usus

(Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Almul, 2006 : 153-156)5.Reflek

a.Menghisap (Sucking)

Stimulasi dengan puting susu ibu atau dengan botol dan dot. Dalam kondisi normal bayi akan menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi

b.Tonic neck

Putar kepala dengan cepat kesatu sisi. Dalam kondisi normal bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar kesatu sisi, lengan, dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar.

c.Moros

Stimulasi dengan mengubah posisi tiba-tiba atau pukul mejaa/tempat tidur. Dalam kondisi normal lengan bayi akan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam, tulang belakang dan ekstremitass bawah ekstensi.

d.Rooting

Stimulasi dengan menggores sudut mulut bayi garis tengah bibir. Dlam kondisi normal bayi memutar ke arah pipi yang ddigores.

e.Tanda babinski

Stimulasi dengan menggores telapak kaki sepanjaang tepi luar, dimulai dari tumit. Dalam kondisi normal jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi.

f.Berkedip

Stimulasi dengan menyorotkan cahaya ke mata bayi. Dijimpai pada tahun pertama.

2.3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx:Bayi umur ....dengan imunisasi BCG

Ds:Ibu mengatakan bayinya berumur ..........

Ibu mengatakan akan mengimunisasi .........

Ibu mengatakan bayinya sehat

Do:Keadaan Umum

:Baik

Kesadaran

:Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Dalam batas normal untuk anak usia 1 bulan

TD:86/54 mmHg (Joyce Engel,1995)

Nadi:130 x/menit (Joyce Engel,1995)

RR:40-60 x/menit (M. Uliyah dan A. Aziz,2006 :155)

S:36,5 37,5oC (Joyce Engel,1995)

BB

:2500-3999 gram

Pemeriksaan fisik :

Mata:simetis, konjungtiva merah muda, sklera putihDada:simetris, tidak ada retraksi dinding dada,tidak terdengar ronchi maupun wheezing

Perut:tidak ada pembesaran perut

Ekstremitas: simetris, gerak aktif, kulit baik, tidak ada eksim, pustula, ulkus

2.3.3MASALAH DIAGNOSA POTENSIAL

(-)2.3.4PEMENUHAN KEBUTUHAN SEGERA

(-)

2.3.5INTERVENSI

Dx:Bayi ..... umur ..... dengan BCG

Tujuan:Memberikan imunisasi BCG dengan dosis dan cara penyuntikan yang benar

KH:- Terhindar dari komplikasi

Menyuntik imunisasi BCG dengan benar

Ibu mampu mengulang dan mnjawab pertanyaan petugas

Intervensi:

1. Informasikan pada ibu tentang bayinya

R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam menerima asuhan.

2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dan prosedur imunisasi BCG

R/Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam menerima asuhan

3. Siapkan alat, pasien, dan lingkungan

R/Persiapan yang benar memperlancar proses pemberian informasi

4. Lakukan penyuntikan yang benar

R/Pemberian imunisasi yang benar dapat meningkatkan efektifitas obat

5. Berikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian imunisasi BCG

R/Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam menerima asuhan

6. Catat hasil imunisasi BCG pada buku KMS

R/Bukti tanggung jawab dan tanggung gugat

7. Ingatkan ibu untuk jadal imunisasi selanjutnya

R/Ibu mempunyai komitmen terhadap kesehatan anaknya

2.3.6 IMPLEMENTASI

Dilakukan sesuai intervensi

2.3.7EVALUASI

Sesuai dengan kriteria hasil

BAB III

TINJAUAN KASUS

I.PENGKAJIAN

Tanggal

: 18 Februari 2010

Waktu

: 09.00 WIB

A.Data Subyektif

1.Identitas Bayi / Anak.

Nama: Bayi A

Umur/Tgl. Lahir: 1bulan/19 Januari 2010

Jenis kelamin: Laki-laki

Agama: Islam

Bahasa yang dipakai: -

Anak ke-: 1

Alamat yang mudah didatangi: Wonorejo

2.Identitas Orang Tua

Nama Ayah:Tn. D

Umur:23 tahun

Agama:Islam

Suku/bangsa:Jawa/Indonesia

Pendidikan:SMP

Pekerjaan:Kuli Bangunan

Penghasilan:Rp. 500.000,-/bln

Alamat : Wonorejo

Nama ibu:Ny. R

Umur:20 tahun

Agama:Islam

Suku/bangsa:Jawa/Indonesia

Pendidikan:-

Pekerjaan:-

Penghasilan:-

Alamat:Wonorejo

3.Alasan datang

Ibu mengatakan bayinya berumur 1 bulan dan ingin mengimunisasikan bayinya.

4.Riwayat Kesehatan Lalu

Ibu mengatakan bahwa bayinya tidak pernah menderita penyakit batuk berdarah (TBC), penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.

5.Riwayat Kesehatan Sekarang.

Ibu mengatakan bayinya sekarang dalam keadaan sehat dan, tidak sedang menderita penyakit seperti penyakit batuk berdarah (TBC), penyakit kulit yang berat, penyakit keganasan, atau penyakit luka pada kulit seperti eksim, furunkolusis, dan sebagainya.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hipersensitivitas (reaksi tubuh yang terlalu sensitif) yang hebat, tidak ada yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, serta tidak ada yang menderita gizi buruk, dan penyakit lainnya (HIV,diabetes melitus)

7.Riwayat Prenatal, Natal, dan Postnatal.

Prenatal:

- TM I : ibu mengatakan periksa di bidan 1x, mengeluh mual muntah sampai usia kehamilan 2 bulan, mendapat vitamin dari bidan, ibu tidak pernah menderita batuk berdarah. - TM II : ibu mengatakan periksa di bidan 2x, mendapat tablet tambah darah 30 tablet dan penyuluhan ibu hamil.

- TM III : ibu mengatakan periksa di bidan 2x, tidak ada keluhan, mendapat terapi tablet tambah darah (30 tablet), vitamin dan kalk.

Natal

Ibu melahirkan secara normal di bidan. Ibu melahirkan pada usia kehamilan 39 minggu, bayi lahir tanggal 19 Januari 2010, jam : 14.00 WIB, dengan jenis kelamin : laki-laki BBL : 3300 gr, PB : 49 cm, menangis spontan dan tidak ada cacat.

Postnatal

Ibu mengatakan melahirkan tidak ada keluhan dan tidak ada masalah. Ibu langsung memberikan ASI pada perdarahan setelah melahirkan tidak ada kelainan, normal, ASI segera diberikan setelah bayi lahir.

7.Riwayat Imunisasi yang Lalu

HB0: 19 Januari 2010, reaksi tidak ada

8.Data Pertumbuhan dan PerkembanganMotorik halus: Ibu mengatakan bayinya dapat melihat sekitarnya, mata bayi bisa mengikuti gerak-gerik tetapi terbatas

Motorik kasar:Ibu mengatakan bayinya dapat memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, selain itu tangannya sudah bisa mengepal.

Personal sosial:Ibu mengatakan bayinya dapat menatap wajah ibu atau pengasuh atau orang lain

Bahasa :Ibu mengatakan bayinya sudah bisa bersuara dan bereaksi dengan bunyi-bunyian

9.Pola Kebiasaan Sehari-hari :

a. Nutrisi

Ibu mengatakan bayinya minum ASI 2 jam sekali

b. Eliminasi

Ibu mengatakn bayinya BAB 3-4 x/hari dan BAK 8 x/hari, konsistensi lunak, kuning, dan cair.

c. Istirahat tidur

Ibu mengatakan bayinya tidur selama 16-18 jam/hari

d. Aktivitas

Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif, bayinya minum ASI, tidur, menangis, ngompol.e. Kebersihan

Ibu mengatakan bayinya dimandikan 2x/hari, pagi dan sore, ganti popok tiap basah dan kotor.

10.Genogram

:Laki-laki : garis keturunan : klien

:Perempuan

: tinggal 1 rumah

B.Data Obyektif

1.Pemeriksaan Umum

KU

: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV

: RR: 40x/menit

N: 140x/menit

S: 36,5 oC

2.Pemeriksaan Antropometri

BB sekarang : 4000 gr

PB

: 52 cm

Lingkar kepala : 32 cm

Lingkar dada: 33 cm

3. Data KMS

Imunisasi Hep B tanggal 19 Januari 2010

4.Pemeriksaan Fisik

a)Inspeksi

Muka

:tidak pucat, tidak oedem

Mata

:simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung:tidak ada kelainan, tidak ada sekret, tidak tampak pernapasan cuping hidung

Telinga:simetris, tidak ada serumen

Mulut:bibir warna kemerahan, lembaab, tidak ada Monilia albicans.

Dada:simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Perut:tidak ada pembesaran perut

Kulit:tidak sianosis, tidak icterus, tidak terdapat eritema, pustula, dan ulkus

Ekstremitas: simetris, gerak aktif

b)Palpasi

Kepala:tidak terba benjolan abnormal

Perut:tidak kembungc)Auskultasi

Dada

:tidak terdengar ronchi maupun wheezing

Abdomen:terdengar bising usus

5. Reflek

a.Menghisap (Sucking)

Ada, bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi.b.Swallowing

Ada, bayi dapat menelan ASI.c.Tonic neck

Ada, bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar kesatu sisi, lengan, dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar.

d.Moros

Ada, bayi ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam, tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi saat tempat tidur dipukul.e.Rooting

Ada, bayi menoleh ke arah pipi yang digores.

f.Tanda babinski

Ada, jari kaki bayi mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi saat telapak kaki digores.g.Berkedip

Ada, stimulasi menyorotkan cahaya ke mata.II.IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx:Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

DS:-Ibu mengatakan bahwa bayinya berumur 1 tahun

- Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya BCG

-Ibu mengatakan bayinya sehat.

DO:KU

:baik

Kesadaran : composmentis

TTV: RR: 40x/menit

N

: 140x/menit

S

: 36,5 oC

BB: 4000 gr

Pemeriksaan Fisik:

Mata

:simetis, konjungtiva merah muda, sklera putihDada

:simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ronchimaupun wheezing tidak terdengar

Perut:tidak ada pembesaran perut

Ekstrimitas: simeris, gerak aktif, tidak ada kelainan pada kulitIII.MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL

-IV.PEMENUHAN KEBUTUHAN SEGERA

-V.INTERVENSI

Dx:Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

Tujuan:- Memberikan imunisasi BCG, dengan dosis dan cara penyuntikan yang benar dan tepat.

- Memberikan imformasi tentang imunisasi BCG KH :-Terhindar dari komplikasi Menyuntik BCG dengan benar. Ibu mengerti dan bisa menjawab dari petugas Intervensi :

1. Informasikan pada ibu tentang keadaan bayinya

R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam menerima asuhan.

2 Jelaskan pada ibu tentang manfaat dan prosedur imunisasi BCG

R/Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam menerima asuhan

3. Siapkan alat, pasien, dan lingkungan

R/Persiapan yang benar memperlancar proses pemberian informasi

4. Lakukan penyuntikan yang benar

R/Pemberian imunisasi yang benar dapat meningkatkan efektifitas obat

5. Berikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian imunisasi BCG

R/Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam menerima asuhan

6. Catat hasil imunisasi BCG pada buku KMS

R/Bukti tanggung jawab dan tanggung gugat

7. Ingatkan ibu untuk jadal imunisasi selanjutnya

R/Ibu mempunyai komitmen terhadap kesehatan anaknya

VI.IMPLEMENTASI

Dx:Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG1. Menginformasikan pada ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit apapun, sehingga bayi siap untuk diimunisasi BCG.2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat imunisasi BCG yaitu mencegah dari penyakit TBC atau paru-paru dan prosedur pemberian BCG yaitu vaksin yang berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan. Disuntikkan pada jaringan kulit 1/3 bagian lengan atas sebelah kanan.

3. Menyiapkan alat, pasien, dan lingkungan

Alat:kapas, air DTT dalam tempatnya, spuit 1 cc, spuit 5 cc, vaksin, dan pelarutnya

Pasien:meletakkan pasien ke arahkiri dan membuka baju lengan atas Lingkungan:penerangan yang cukup dan tempat yang bersih

4. Memberikan imunisasi BCG sesuai prosedur yang benar, yaitu

a. Mengoplos vaksin BCG kering dengan pelarutnya dengan menggunakan spuit 5 cc

b. Memasukkan jarum ke dalam ampul, menghisap vaksin sebanyak 0,05 cc dengan spuit 1 cc

c. Mengeluarkan udara dengan spuit tegak lurus dan vaksin tepat pada skala 0,05 cc

d. Membasahi lengan yang akan disuntik dengan kapas DTT memutar dari dalam ke luar

e. Memasukkan jarum ke dalam kulit secara IC dengan sudut 15-20 derajat dari permukaan kulit sampai ada indurasi

f. Mengusap bekas suntikan dengan kapas DTT dan langsung dibuang ke bengkok.

5.Memberikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberiaan imunisasi BCG. Reaksinya akan menimbulkan gelembung air, biasanya setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah dan bernanah, kemudian pecah dan menjadi luka dengan diameter 10 mm yang akan sembuh sendiri dalam 8-12 minggu dan meninggalkan jaringan parut. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing bayi.

6.Perawatannya yaitu tidak boleh memijat bekas suntikan, tidak boleh diberi obat apapun, hanya ditutupi dengan kasa dan jika timbul gejala infeksi seperti bengkak, meraah, nanah, panas, nyeri, maka harus segera dibawa ke petugas kesehatan.

7.Mencatat hasil imunisasi pada buku KMS bahwa imunisasi BCG dilakukan pada tanggal 18 Februari 2010.

8. Mengingatkan ibu untuk imunisasi selanjutnya, yaitu DPT HB Combo Idan Polio II untuk mencegaah penyakit baatuk, tetanus, hepatitis, dan polio pada saat bayi berumur 2 bulan (tanggal 19 Maret 2010)VII.EVALUASI

Tanggal 18 Februari 2010, pukul 09.20 WIB

Dx : Bayi usia 1 bulan dengan imunisasi BCG

S:- Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dari petugas dan lega bayinya telah di imunisasi.

- Ibu mengatakan akan melakukan anjuran yang diberikan petugas

O:- Ibu tampak puas atas penjelasan petugas

- Ibu mampu menjawab pertanyaan petugas

- Imunisasi telah dilakukan sesuai prosedur

A: Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG dan telah dilakukan imunisasi BCG pada tanggal 18 Februari 2010

P:- Anjurkan ibu kontrol jika ada keluhan seperti ada tanda infeksi

- Ingatkan ibu untuk imunisasi selanjutnya 1 bulan lagi yaitu DPT Combo I dan Polio II pada tanggal 19 Maret 2010BAB IV

PEMBAHASAN

Pada teori disebutkan bahwa pemberian imunisasi BCG memiliki persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu bayi harus berumur kurang dari 2 bulan atau lebih dari 2 bulan dengan syarat uji tuberkulin negatif dan kondisi bayi harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun. Sedangkan pada kasus, didapatkan bayi A umur 1 bulan dalam keadaan sehat, sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan imunisasi, sehingga antara teori dengan praktek tidak ditemukan adanya kesenjangan berarti. Pada identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ditemukan adanya masalah. Diagnosa yang ditegakkan yaitu bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG. Sehingga intervensi yang direncanakan sesuai dengan tujuan agar tidak terjadi komplikasi dan mencegah dari penyakit tuberkulosis.

Prosedur pemberian imunisasi pada baayi A telah dilakukan dengan benar dengan tujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pelaksanaan pemberian imunisasi BCG pada bayi A telah dilakukan sessuai dengan langkah-langkah yang ada, diantaranya : mengiinformasikan pada ibu tentang prosedur pemberian imunisasi BCG, melakukan penyuntikan dengan benar (melakukan penyuntikan di permukaan kulit secara IC dengan sudut 15-20 derajat sampai ada indurasi), memberikan KIE yang jelas, dan mengingatkan ibu untuk kontrol jika ada keluhan atau jika ada jadwal imunisasi selanjutnya.

Reaksi setelah pemberian imunisasi BCG adalah timbul gelembung air. Biasanya setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah dan bernanah. Setelah itu akan pecah dan menjadi luka kecil dengan diameter 10 mm yang akan sembuh sendiri dalam 8-12 minggu dan akan meninggalkan jaringan parut. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing bayi.

Di dalam evaluasi tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan pemberian imunisasi BCG. Diharapkan hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah direncanakan.BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULANSetelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi A umur 1 bulan dengan imunisasi BCG di Posyandu Wonorejo tanggal 18 Februari 2010. Penulis dapat menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan telah berjalan sesuai dengan prosedur imunisasi BCG, yaitu menyuntikkan vaksin BCG secara IC di permukaan kulit dengan sudut 15-20 derajat sampai ada indurasi di lengan kanan atas bagian luar. Sehingga dharapkan setelah penyuntikan, bayi A dapat terhindar dari penyakit tuberkulosis dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.Orang tua bayi A sangat kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan, sehingga tidak didapatkan masalah yang serius yang dapat menghambat proses pelaksanaan implementasi.

5.2 SARAN1.Bagi Masyarakat

Diharapkan rutin mengimunisasikan bayinya sesuai dengan jadwal agar terhindar dari beberapa penyakit berbahaya

2.Bagi pendidikan

Diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu mahasiswanya agar menjadi tenaga kesehatan yang kompeten.

3.Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan mampu mempertahankan keterampilan dalam memberikan asuhan

4.Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat lebih berkompetensi dan terampil dalam memberikan asuhanDAFTAR PUSTAKAA. Aziz Alimul H, M. Uliyat.2006.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Jakarta:Salemba MedikaAtikah Proverawati, Citra Setyo Dwi Andhini.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset

Nelson.2000.ilmu Kesehatan Anak.EGC:Jakarta

Hidayat, AA.,2005.Pengantar ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:Salemba Medika

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta:FKUI

Dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk.2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.Yogyakarta:KANISIUSLatief,Abdul,dkk.2003.Diagnosis Fisis Pada Anak.Jakarta:CV Sagung Seto

http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasi-vaksinasi.intra.html diakses tanggal 7 Februari 2010

PIOGMA. 2009. Vaksin Untuk Imunisasi Balita. http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasi-balita.intra.html diakses tanggal 7 Februari 2010Soedjatmiko.2009. Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya. http://ykai.net/index.php?view=article&id=328Aimunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya-&option=com_content&Itemid=121.intra.html diakses tanggal 7 Februari 2010

PP&PL Depkes,2008.Imunisasi. www.pppl.depkes.go.idDjurie,F.,2009.Jangan Tunda, Vaksinasilah Hari Ini. http://lifestyle.id.finroll.com/component/content/article/5-kesehatan/137069-jangan -tunda-vaksinasilah-hari-ini.pdf.intra.htmldiakses tanggal 7 Februari 2010

20 th

23 th

1bln

23 th

20 th

1bln