Askep Perikarditis

39
ASUHAN KEPERAWATAN PERIKARDITIS MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I (KMB I) yang dibina oleh Bapak Roni Yuliwar, S.Kep.,Ns., M.Ked Oleh: Kelompok 4 Brian Brammad P. (1301460014) Arizqu Irfan A. (1301460018) Silvi Ocsie R. M. (1301460031) Diyah Kurniawati (1301460037) Adharatna D. Mayasari (1301460038) Putri Latifah Hanum (1301460047) Zahraul Mufidah (1301460049) Via Anggun D. K. (1301460050) Dimas Prayogo (1301460062)

description

Berisi proses keperawatan mengenai kasus perikarditis

Transcript of Askep Perikarditis

Page 1: Askep Perikarditis

ASUHAN KEPERAWATAN PERIKARDITIS

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliahKeperawatan Medikal Bedah I (KMB I)

yang dibina oleh Bapak Roni Yuliwar, S.Kep.,Ns., M.Ked

Oleh:Kelompok 4

Brian Brammad P. (1301460014)Arizqu Irfan A. (1301460018)Silvi Ocsie R. M. (1301460031)Diyah Kurniawati (1301460037)Adharatna D. Mayasari (1301460038)Putri Latifah Hanum (1301460047)Zahraul Mufidah (1301460049)Via Anggun D. K. (1301460050)Dimas Prayogo (1301460062)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANGJURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D-IV KEPERWATANSeptember 2014

Page 2: Askep Perikarditis

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya

atas karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah I (KMB I) ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah keperawatan medikal bedah ini, penulis

sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan

serta kemampuan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat

waktu, tak lupa para dosen pembimbing yang selalu memberikan masukan dan

arahan kepada penulis selama pembuatan makalah ini, serta pada teman-teman

penulis yang memberikan semangat dan dukungan atas pengerjaan makalah ini.

Penulis pun masih memiliki banyak kekurangan yang disebabkan karena

keterbatasan cara pandang penulis terhadap Keperawatan Medikal Bedah I (KMB

I) mengenai Asuhan Keperawatan Perikarditis. Oleh karena itu, penulis selaku

penyusun makalah mengharapkan akan ada saran yang membangun bagi makalah

penulis ini. Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan

pengetahuan untuk pembaca.

Malang, 21 September 2014

Penulis (Kelompok 4)

Page 3: Askep Perikarditis

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang..................................................................................11.2 Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.......................................3

2.1.1 Jantung.....................................................................................32.1.2 Siklus Jantung..........................................................................42.1.3 Curah Jantung..........................................................................42.1.4 Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung..............................5

2.2 Pengertian Perikarditis......................................................................52.3 Patofisiologi Perikarditis..................................................................62.4 Pengkajian Keperawatan Perikarditis.............................................112.5 Diagnosa Keperawatan Perikarditis................................................142.6 Intervensi Keperawatan Perikarditis...............................................16

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan.....................................................................................203.2 Saran...............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

Page 4: Askep Perikarditis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan

susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya

menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan

saraf otonom )(Syaifuddin,2006).

Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih

berjuang menghadapi berbagai masalah kesehatan. Penyakit tidak menular

menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yang sudah menjadi

ancaman sebagian besar warga dunia, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) mengingatkan untuk pengendaliannya. Salah satu penyakit tidak

menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Perkiraan WHO

setelah data terkumpul, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat

penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa.

Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta

penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

(Beritadok, 2013)

Salah satu penyakit jantung yaitu perikarditis ialah penyakit sekunder

dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung

perikareritematasus sistemik, tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi

sebagai kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang

yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan

banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non

spesifik (viral), infark miokard dan uremia.

Dalam latar belakang yang telah di uraikan maka penulis ingin mengetahui

secara dalam tentang perikarditis dan penulis ingin menjelaskan tentang

Asuhan Keperawatan Perikarditis.

Page 5: Askep Perikarditis

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, sebagai berikut :

1.2.1 Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler;

1.2.2 Untuk Mengetahui Pengertian dari Perikarditis;

1.2.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Perikarditis;

1.2.4 Untuk Mengetahui Pengkajian Keperawatan Pasien Perikarditis;

1.2.5 Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Pasien Perikarditis;

1.2.6 Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Pasien Perikarditis.

Page 6: Askep Perikarditis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan

susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya

menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan

saraf otonom )(Syaifuddin,2006).

Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih

berjuang menghadapi berbagai masalah kesehatan. Penyakit tidak menular

menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yang sudah menjadi

ancaman sebagian besar warga dunia, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) mengingatkan untuk pengendaliannya. Salah satu penyakit tidak

menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Perkiraan WHO

setelah data terkumpul, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat

penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa.

Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta

penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

(Beritadok, 2013)

Salah satu penyakit jantung yaitu perikarditis ialah penyakit sekunder

dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung

perikareritematasus sistemik, tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi

sebagai kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang

yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan

banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non

spesifik (viral), infark miokard dan uremia.

Dalam latar belakang yang telah di uraikan maka penulis ingin mengetahui

secara dalam tentang perikarditis dan penulis ingin menjelaskan tentang

Asuhan Keperawatan Perikarditis.

Page 7: Askep Perikarditis

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, sebagai berikut :

1.2.1 Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler;

1.2.2 Untuk Mengetahui Pengertian dari Perikarditis;

1.2.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Perikarditis;

1.2.4 Untuk Mengetahui Pengkajian Keperawatan Pasien Perikarditis;

1.2.5 Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Pasien Perikarditis;

1.2.6 Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Pasien Perikarditis.

Page 8: Askep Perikarditis

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

2.1.1 Jantung

Jantung adalah organ berotot yang berongga dan berbentuk

kerucut. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah

antara sternum (tulang dada) disebelah anterior dan vertebra (tulang

punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar di

sebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks di

dasar.

Gambar 2.1.1.1 Anatomi Jantung (Sumber:lifqual.com)

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang

terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke

sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman

tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.16

Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri,

ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas

jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan

sebelah bawah jantung. dan mempunyai dinding lebih tebal karena

Page 9: Askep Perikarditis

harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi

sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium

kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan

mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi

menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-

paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya

oksigen keseluruh tubuh.

Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang

merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah

merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut

miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut

endokardium.

2.1.2 Siklus Jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung

selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu

kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan

sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi secara

serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik

atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap relaksasinya

selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek,sedangkan kontraksi

ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus

lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk

mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan

juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan

darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.

2.1.3 Curah Jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap

ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah

yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama

besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat

tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik

Page 10: Askep Perikarditis

disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume

sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.Umumnya pada tiap

sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya

sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan.

Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar

curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan

tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih

kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai

keadaan.

2.1.4 Denyut Jantung dan Daya pompa Jantung

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh

sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut

jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut

jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan

darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan,

kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida

(CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150

x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.

2.2 Pengertian Perikarditis

Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium visceral,

atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, perikarditis subakut,

dan perikarditis kronis. Perikarditis subakut dan perikarditis kronis

mempunyai etiologi, maifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan

penatalaksanaan yang sama.

Klasifikasi perikarditis baik secara klinis maupun etiologis sangat berguna

karena kelainan ini merupakan penyebab proses sakit yang paling umum yang

mengenai pericardium. Pericarditis merupakan proses inflamasi pada

pericardium, kantong membrane yang yang membungkus jantung, bisa

merupakan penyakit primer atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagai

penyakit medical dan bedah.

Page 11: Askep Perikarditis

Gambar 2.2.1 Perikardium Abnormal (Sumber:ketobapadah.blogspot.com)

Gambar 2.2.2 Perikarditis (Sumber:medivisuals.com)

2.3 Patofisiologi Perikarditis

Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada

pericarditis akan memberikan respon sebagai berikut.

Page 12: Askep Perikarditis

Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong

pericardium.Peningkatan permeabilitas vascular sehingga kandungan protein,

termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat.Peningkatan

perpindahan leukosit terutama pada pericarditis purulenta perdarahan akibat

trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.

Tabel 2.3.1 Klasifikasi Perikarditis

Klasifikasi Klinis Klasifikasi Ekologis

Pericarditis akut (kurang

6 minggu)

Fibrinosa Pericarditis

infeksiosa

Virus, pirogenik,

tuberculosis, mikotik,

infeksi lain (sifilis,

parasite)

Perikarditis subakut (<6

minggu-6 bulan)

Konstriktif

Elusi konstriktif

Pericarditis non-

infeksiosa

Infark miokardium akut,

uremia, neoplasia: tumor

primer dan tumor

metastasis, miksedema,

kolesterol,

kiloperikardium,

trauma;luka tembus

dinding dada, aneurisma

aorta(dengan kebocoran

dalam kantong

pericardium) pascaradiasi,

cacat sekat atrium, anemia

kronis berat, pericarditis

famial; mulberry

aneurysm, idiopatik akut.

Pericarditis

berhubungan

dengan

hipersensitivitas

Demam rematik, penyakit

vaskuler kolagenik SLE,

reumatik arthritis,

scleroderma, akibat

Page 13: Askep Perikarditis

atau autoimun obat:prokalnamid,

hidralazin, pasca-operasi,

kardiak

Sumber: Price dan Wilson, 1995).

Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan

parut dan perlengketan disertai kalsifikasi lapisan pericardium visceral

maupun parietal yang menimbulkan suatu pericarditis konstriktif yang apabila

cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase

diastolic.

Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada pericardium yang

sekresinya melebihi absorbs menyebabkan suatu efusi pericardium.

Pengumpulan cairan intraperdium dalam jumlah yang cukup untuk

menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik

jantung bias menimbulkan tamponade jantung. Salah satu komplikasi

pericarditis paling fatal dan memerlukan tindakan darurat adalah tamponade.

Tamponade jantung merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium

dan retriksi progresif pengisian ventrikel.

Tamponade jantung

Penyebab tamponade jantung paling sering adalah perdarahan ke dalam

rongga pericardium setelah suatu operasi jantung atau trauma, termasuk yang

diakibatkan oleh perforasi selama prosedur diagnostic:TBC dan tumor, yang

kebanyakan adalah karsinoma paru dan payudara, serta limfima.

Tamponade juga dapat timbul pada pericarditis idiopatik dan pericarditis

akut oleh karena virus, pericarditis pasca-penyinaran, gagal ginjal selama

dialisi, dan hemoperikardium sebagai akibat pengobatan antikoagulan pada

klien dengan berbagai bentuk pericarditis akut.

Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung sektar

250cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 1000cc bila

Page 14: Askep Perikarditis

pengumpulan cairan tersebut berlangsung lambat, karena pericardium

mempunyai kesempatan untuk meregang dan menyesuaikan diri dengan

volume cairan yang bertambah tersebut. Jumlah cairan yang dibutuhkan

untuk menghaslkan tamponade bervariasi tergantung dari tebalnya

miokardium ventrikel, dan kebalikannya dengan tebalnya pericardium

parietal. Lebih sering terjadi adalah tamponade berlangsung lebih perlahan

dan gejala klinisnya menyerupai gagal jantung, termasuk dyspnea, ortopnea,

bendungan hati, dan hipertensi vena jugularis.

Gambar 2.3.1: Patofisiologi pericardium, (Sumber: my.clevelandclinic.org)

Page 15: Askep Perikarditis

Bagan 2.3.1 Patofisiologi penyakit pericardium yang mengarah terjadi masalah

keperawatan

Inflamasi, tumor, invasi kuman ke pericardium, gagal ginjal dan sebagainya

Trauma pasca-infark pasca pembedahan jantung

Ruptur jantung, pembentukan eksudat ke pericardium

Efusi PerikardiumTamponade jantung

Tekanan ventrikel meningkat

Pengisian diastolic menurun

Volume sekuncup menurun

Aliran darah koroner menurun

Kondisi dan prognosis penyakit

Perfusi jaringan menurun

Curah jantung menurun

Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Peningkatan tekanan vena jugularis ,asistes, edema

Tekanan vena meningkat

Nyeri dada

Iskemia miokardium

Kelemahan fisik

Aliran darah tidak adekuat ke sistemik

Kecemasan koping individu tidak efektif

Pemenuhanproduksi HCL, mual, muntah

Kongesti pulmonalis

Sesak napas

Gangguan pertukaran pola napas tidak efektif

Pemenuhannutrisi kurang dari kebutuhan

Page 16: Askep Perikarditis

2.4 Pengkajian Keperawatan Perikarditis

2.4.1 Anamnase

Pengkajian keperawatan yang dapat muncul menurut Marulynn

EDoengoes,1999 adalah sebagai berikut :

a ). Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan , kelemahan

Tanda : Takikardi, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas

b ). Sirkulasi

Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital,

bedah jantung (CABG / penggantian akutp / by pass

Kardiopumonal lama), palpitasi, jatuh pingsan.

Tanda : takikardi, distrimia, perpindahan tim(titik impuls

maksimal) kiridan inferior (pembesaran jantung) friction rub

Perikardia(biasanyaintermiten, terdengar di batas sternal kiri),

murmur aortik, mitral, stenosis/ insufisiensi trikuspid :

perubahan dalam marmur yang mendahului ;disfungsi otot

papilar, irama gallop (S3/S4), edema, petekie(kongjungtiva,

membran mukosa), hemoragi splinter(punggungkuku), nodus

oster(jari/ibu jari), lesi janeway(telapak tangan, telapak kaki).

c). Eliminasi

Gejala : Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan

frekuensi/jumlah urine

Tanda : urine pekat gelap

d). Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala : Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam)

diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan, menelan, berbvaring;

hilang dengan duduk, bersandar ke depan (perikarditis). Tidak

hilang dengan nitrogliserin.

Tanda : perilaku distraksi mis, gelisah.

e ). Pernapasan

Page 17: Askep Perikarditis

Gejala: napas pendek Tanda: dispnea, batuk, inspirasi mengi,

takipnea, krekels, ranki, pernapasan dongkal.

f ). Keamanan

Gejala: riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem

imun,SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.Tanda: demam

g ). Penyuluhan / pembelajaran

Gejala: terapi IV jangka panjang atau penggunaan

kateterindwelling atau penyalahgunaan obat parenteral

pertimbangan :DRG menunjukan rerata lama perawatan 4,3

hariRencana pemulangan : bantu dalam penyiapan makanan,

bebrbelanja,transportasi, kebutuhan perawatan diri, tugas dan

pemeliharan rumahtangga.

2.4.2 Data Hasil Pemeriksaan Fisik

Data hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) :

B1               : Breathing (Respiratory System)

         Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+)

B2               : Blood (Cardiovascular system)

         Takikardi, penurunan TD, aritmia jantung

B3                   : Brain (Nervous system)

         Normal

B4               : Bladder (Genitourinary system)

         Penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap

B5               : Bowel (Gastrointestinal System)

         Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi

B6               : Bone (Bone-Muscle-Integument)

Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas

Page 18: Askep Perikarditis

2.4.3 Data Pemeriksaan Lab

1. Foto rontge toraks bisa normal bila efusi perikardium henya

sedikit,tetapi dempak tampak banyangan jantung membesar

seperti water- bottle dengan vaskularisasi paru normal dan

adanya efusi perikardiumyang banyak.

Pada efusi perikardium gambaran rontgen toraks

memeperlihatkan suatu konfigurasi banyangan jntung berbentuk

buli-buli air, tapi dapat juga nrmal atau hampir normal.

2. Elektrokardiografi memeperlihatkan elevasi segmen ST dan

perubahanrsiprokal, voltase QRS yang rendah ( low voltage )

tapi EKG bisa juganormal atau hanya terdpat ganggun irama

berupa fibrilasi atrium.

3. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau ua dimensi sangat baik

untuk memastikan adanya efusi perikardium dan memperkirakan

banyaknya cairan perikardium.

4. Perikardiosenstesis, cairan perikardial dapat diperiksa untuk

etiologi infeksi, seperti bakteri, infeksi virus, SLE, keganasan.

5. Sinar X dada , dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi

pulmonal.

6. JDL, dapat menunjukkan proses infeksi akut/kronis; anemia.

7. Angiografi, dapat mnunjukkan stenosis katup dan regurgitasi

dan/atau penurunan gerak dinding.

Page 19: Askep Perikarditis

2.5 Diagnosa Keperawatan Perikarditis

1. Dx : Nyeri kronis Berhubungan dengan efusi perikardium

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam nyeri hilang/terkontrol.

Hasil ( NOC ):

Menunjukkan Nyeri: efek merusak, yang dibuktikan oleh indikator

sebagai berikut (sebutkan 1-5; ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak

ada):

oGangguan performa peran atau gangguan hubungan interpersonal

oGangguan konsentrasi

oGangguan perawatan diri

oGangguan pola tidur

oKehilangan selera makan

Memperlihatkan Tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator

sebagai berikut (sebutkan 1-5: ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak

ada)

oEkspresi nyeri pada wajah

oGelisah atau tidak tenang

oKetegangan otot

oKehilangan selera makan

oEpisode nyeri yang lama

Tingkat kenyamanan: tingkat persepsi positif terhadap kemudahan

fisik dan psikologis

Tingkat depresi: keparahan alam perasaan melankolis dan

kehilangan minat dengan peristiwa hidup

Nyeri efek merusak: keparahan dampak negatif nyeri kronik yang

dapat diobservasi atau dilaporkan pada fungsi sehari-hari

Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang tampak atau dilaporkan.

2. Dx: Aktual atau resiko tinggi menurunnya curah jantung yang

berhubungan dengan penurunan kontraktibilitas ventrikel kiri akibat

sekunder dari penurunan kemampuan dilatasi jantung, penurunan

volume sekuncup.

Page 20: Askep Perikarditis

Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam penurunan curah jantung dapat

teratasidan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat di terima

(disritmiaterkontrol) atau hilang dan bebas gejala gagal jantung,

parameter hemodinamik dalam batas normal, output urine adekuat.

Hasil ( NOC )

a. Aktivitas pola jantung: keadekuatan volume darah yang di

ejeksikan dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi

sistemik

b. Perfusi jaringan: Jantung : keadekuatan aliran darah yang melewati

vaskulatur koroner untuk mempertahankan fungsi organ jantung.

c. Status tanda vital: Tingkat suhu, nadi, pernafasan, dn tekanan darah

dalam rentang normal..

3. Dx :Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru akibat

sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli.

Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam tidak ada keluhan sesak atau terdapat

penurunan respon sesak nafas.

Hasil (NOC)

Secara subjektif klien mengatakan penurunan sesak nafas.

Secara objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal (RR 16 -

20x /mnt )tidak ada penggunaan otot bantu nafas, analisas gas

darah dalam batas normal.

4. Dx :Resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan

peNgembangan paru tidak optimal

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.

Hasil (NOC)

Klien tidak sesak nafas

RR dalam batas normal (16-20x/mnt)

Respon batuk berkurang

Auskultasi bunyi nafas (krakles).

5. Dx : Intoleransi aktivitas

Tujuan : dalam waktu 3 X 24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan

meningkatnya kemampuan beraktivitas.

Page 21: Askep Perikarditis

Hasil (NOC)

a. Toleransi aktivitas: Respo fisiologis terhadap gerakan yang

memakan energy dalam aktivitas sehari hari.

b. Energi Psikomotorik: Dorongan dan energy individu untuk

mempertahankan aktivitas hidup sehari-hari, nutrisi, dan keamanan

personal.

c. Perawatan diri: Aktivitas sehari hari: kemampuan untuk melakukan

tugas-tugas fisik yang paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi

secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

.

6. Dx : Defisiensi pengetahuan.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam klien dapat menyatakan pemahaman

tentang proses penyakitnya dan regimen pengobatan.

Hasil ( NOC ) :

a. Pengetahuan: Jantung: Tingkat pemahaman yang ditunjukkan

tentang manajemen penyakit jantung.

b. Pengetahuan: Intoleransi aktivitas: Tingkat pemahaman yang

ditnjukkan penghematan energy.

c. Pengetahuan: Pengendalian penggunaan zat: Tingkat pemahaman

yag ditunjukkan dengan pengendalian penggunaaan zat.

2.6 Intervensi Keperawatan Perikarditis

1. Intervensi Dx 1

Pemberian analgesik: penggunaan agens farmakologis untuk

meredakan atau menghilangkan nyeri

Modifikasi perilaku: meningkatkan perubahan perilaku

Restrukturasi kognitif: mendorong pasien untuk mengubah distorsi

pola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara realistis

Page 22: Askep Perikarditis

Peningkatan koping: membantu pasien untuk beradaptasi dengan

persepsi stresor, perubahan, atau ancaman yang menghambat

pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Manajemen medikasi: memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat

bebas secara aman dan efektif

Manajemen nyeri: menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke

tingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien

Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien: memfasilitasi

pengendalian pemberian dan pengaturan analgesik oleh pasien

Fasilitasi tanggung jawab diri: mendorong pasien untuk lebih

bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.

2. Intervensi Dx 2

Reduksi perdarahan: membatasi kehilangan volume darah selama

episode perdarahan.

Perawatan jantung: membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard pada pasien yang

mengalami gejala kerusakan fungsi jantung.

Promosi perfusi serebral: meningkatkan perfusi yang adekuat dan

membatasi komplikasi untuk pasien yang mengalami atau beresiko

mengalami ketidakadekuatan perfusi serebral.

Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data kardio

vascular, pernafasan, dan suhu tubh untuk menentukan dan mencegah

komplikasi.

3. Intervensi Dx 3

Berikan tambahan oksigen 6lt/mnt. Untuk meningkatkan konsentrasi

oksigen pada proses pertukaran gas.

Pantau satu rasi (opsimetri) pH, BE,HCO3, dengan analisa gas

darah(AGD) arteri, Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada

jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas.

Page 23: Askep Perikarditis

Koreksi keseimbangan asam basa ; Mencegah asidosis yang dapat

memperberat fungsi pernafasan. Cegah atelektasis dengan melatih

batuk efektif dan nafas dalam; Kongesti yg berat akan memperburuk

proses pertukaran gas sehingga berdampak pada timbulnya hipoksia

Kolaborasi :-RL 500cc/24jam

Meningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat mengurangi

timbulnya digoxin 1-0-0 edema sehingga dapat mencegah gangguan

pertukaran gas. Furosemide 2-1-0. Membantu mencegah terjadinya retensi

cairan dengan menghambat ADH

4. Intervensi Dx 4

Auskultasi bunyi nafas (krakles)

Indikasi edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung

Kaji adanya edema ;Waspadai adanya gagal kongestif dankelebihan

volume cairan

Ukur intake dan output cairan; Penurunan curah jantung,

mengakibatkantidak efektifnya perfusi ginjal

Timbang BB; Perubahan tiba-tiba dan berat badan menunjukan

gangguan keseimbangan cairan

Pertahankan pemasukan total cairan2000ml/24jam dalam toleransi

kardiovaskuler ; Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa,

tetapi memerlukan pembatasandengan adanya dekompensasi jantung

Kolaborasi :

- berikan diet tanpa garam- berikan diuretic, contoh :furosemide

sprinolakton hidronolakton- pantau data laboratorium elektrolit kalium

O Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume

plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan

akan meningkatkan kebutuhan miokardium

O Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan

menurunkan retensi cairan ke jaringan sehingga menurunkan terjadinya

edema paru

O Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi.

Page 24: Askep Perikarditis

5. Intervensi Dx 5

Manajemen energy: mengatur penggunaan energy untuk mengatasi

atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.

Manajemen alam perasaan: member rasa keamanan, stabilisasi,

pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang mengalami disfungsi alam

perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan.

Bantuan perawatn diri: membantu individu melakukan AKS.

6. Intervensi Dx 6

Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan

untuk menfalisitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk

kesehatan individu, keluarga, kelompok, atau komunitas

Perlindungan infeksi: mencegah dan melakukan deteksi dini infeksi

pada psien beresiko.

Pencegahn penggunaan zat: tindakan pencegahan terhadap gaya hidup

alkoholik dan konsumsi obat terlarang.

Penyuluhan: proses penyakit: membantu pasien memahami informasi

yang berhubungan dengan proses penyakit tertentu.

BAB III

Page 25: Askep Perikarditis

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas dapat di ambil kesimpulan yaitu Dilihat dari

anatomi jantung,Jantung adalah organ berotot yang berongga dan berbentuk

kerucut. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara

sternum (tulang dada) disebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di

sebelah posterior. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang

merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan

lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan

lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut endokardium.

Salah satu gangguan pada lapisan jantung adalah Perikarditis. Perikarditis

adalah peradangan perikardium parietal, perikardium visceral, atau keduanya.

Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada pericarditis akan

memberikan respon seperti terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi

cairan ke kantong pericardium.Peningkatan permeabilitas vascular sehingga

kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan

meningkat.Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada pericarditis purulenta

perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.

Dari peradangan tersebut, dapat diambil diagnose yaitu Nyeri Kronis,

resiko tinggi menurunnya curah jantung, gangguan pertukaran gas, Resiko tinggi

pola nafas tidak efektif, Intoleransi aktivitas, serta defisiensi pengetahuan.

3.2 Saran

Dalam uraian makalah yang telah di sampaikan dapat di lihat penderita

penyakit tidak menular khususnya pada jantung dan pembuluh darah semakin

meningkat pada setiap tahunnya. Dan penyakit perikarditis merupakan penyakit

yang berbahaya. Sehingga penulis melalui makalah ini ingin memberikan saran

pada para pembaca untuk lebih waspada dan menghindari apa saja yang

menyebabkan timbulnya penyakit ini seperti merokok,minum-minuman

beralkohol ataupun penggunaan obat-obat terlarang yang dapat memicu timbulnya

Page 26: Askep Perikarditis

penyakit ini. Dan Sebaiknya juga masyarakat dapat lebih tanggap tentang

kesehatannya dengan cara melakukan pencegahan dan mengetahui tanda dan

gejala penyakit. jadi sebaiknya masyarakat diberikan penyuluhan pendidikan

kesehatan yang di berikan petugas kesehatan agar masyarakat mengetahui tanda

dan gejala penyakit sehingga dapat melakukan pencegahan secara dini.

Page 27: Askep Perikarditis

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar:Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.

Doengoes, Moorhouse, & Geissler. 1999. Rencana Asuhan

Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasian

Perawatan Kekuarga, Edisi 3. Jakarta:EGC.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.

Jakarta:EGC.

Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:EGC.

Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.

Wilkinson,Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. NANDA, NIC, NOC edisi 9. Jakarta: EGC.