Askep Perikarditis
description
Transcript of Askep Perikarditis
ASUHAN KEPERAWATAN PERIKARDITIS
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliahKeperawatan Medikal Bedah I (KMB I)
yang dibina oleh Bapak Roni Yuliwar, S.Kep.,Ns., M.Ked
Oleh:Kelompok 4
Brian Brammad P. (1301460014)Arizqu Irfan A. (1301460018)Silvi Ocsie R. M. (1301460031)Diyah Kurniawati (1301460037)Adharatna D. Mayasari (1301460038)Putri Latifah Hanum (1301460047)Zahraul Mufidah (1301460049)Via Anggun D. K. (1301460050)Dimas Prayogo (1301460062)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANGJURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERWATANSeptember 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I (KMB I) ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah keperawatan medikal bedah ini, penulis
sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan
serta kemampuan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu, tak lupa para dosen pembimbing yang selalu memberikan masukan dan
arahan kepada penulis selama pembuatan makalah ini, serta pada teman-teman
penulis yang memberikan semangat dan dukungan atas pengerjaan makalah ini.
Penulis pun masih memiliki banyak kekurangan yang disebabkan karena
keterbatasan cara pandang penulis terhadap Keperawatan Medikal Bedah I (KMB
I) mengenai Asuhan Keperawatan Perikarditis. Oleh karena itu, penulis selaku
penyusun makalah mengharapkan akan ada saran yang membangun bagi makalah
penulis ini. Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan untuk pembaca.
Malang, 21 September 2014
Penulis (Kelompok 4)
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang..................................................................................11.2 Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.......................................3
2.1.1 Jantung.....................................................................................32.1.2 Siklus Jantung..........................................................................42.1.3 Curah Jantung..........................................................................42.1.4 Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung..............................5
2.2 Pengertian Perikarditis......................................................................52.3 Patofisiologi Perikarditis..................................................................62.4 Pengkajian Keperawatan Perikarditis.............................................112.5 Diagnosa Keperawatan Perikarditis................................................142.6 Intervensi Keperawatan Perikarditis...............................................16
BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan.....................................................................................203.2 Saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom )(Syaifuddin,2006).
Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih
berjuang menghadapi berbagai masalah kesehatan. Penyakit tidak menular
menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yang sudah menjadi
ancaman sebagian besar warga dunia, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengingatkan untuk pengendaliannya. Salah satu penyakit tidak
menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Perkiraan WHO
setelah data terkumpul, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat
penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa.
Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta
penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
(Beritadok, 2013)
Salah satu penyakit jantung yaitu perikarditis ialah penyakit sekunder
dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi
sebagai kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang
yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan
banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non
spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Dalam latar belakang yang telah di uraikan maka penulis ingin mengetahui
secara dalam tentang perikarditis dan penulis ingin menjelaskan tentang
Asuhan Keperawatan Perikarditis.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, sebagai berikut :
1.2.1 Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler;
1.2.2 Untuk Mengetahui Pengertian dari Perikarditis;
1.2.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Perikarditis;
1.2.4 Untuk Mengetahui Pengkajian Keperawatan Pasien Perikarditis;
1.2.5 Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Pasien Perikarditis;
1.2.6 Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Pasien Perikarditis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom )(Syaifuddin,2006).
Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih
berjuang menghadapi berbagai masalah kesehatan. Penyakit tidak menular
menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yang sudah menjadi
ancaman sebagian besar warga dunia, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengingatkan untuk pengendaliannya. Salah satu penyakit tidak
menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Perkiraan WHO
setelah data terkumpul, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat
penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa.
Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta
penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
(Beritadok, 2013)
Salah satu penyakit jantung yaitu perikarditis ialah penyakit sekunder
dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi
sebagai kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang
yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan
banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non
spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Dalam latar belakang yang telah di uraikan maka penulis ingin mengetahui
secara dalam tentang perikarditis dan penulis ingin menjelaskan tentang
Asuhan Keperawatan Perikarditis.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, sebagai berikut :
1.2.1 Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler;
1.2.2 Untuk Mengetahui Pengertian dari Perikarditis;
1.2.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Perikarditis;
1.2.4 Untuk Mengetahui Pengkajian Keperawatan Pasien Perikarditis;
1.2.5 Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Pasien Perikarditis;
1.2.6 Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Pasien Perikarditis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
2.1.1 Jantung
Jantung adalah organ berotot yang berongga dan berbentuk
kerucut. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah
antara sternum (tulang dada) disebelah anterior dan vertebra (tulang
punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar di
sebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks di
dasar.
Gambar 2.1.1.1 Anatomi Jantung (Sumber:lifqual.com)
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang
terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke
sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.16
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri,
ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas
jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan
sebelah bawah jantung. dan mempunyai dinding lebih tebal karena
harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi
sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium
kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi
menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-
paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang
merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah
merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut
miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut
endokardium.
2.1.2 Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung
selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu
kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan
sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi secara
serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik
atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap relaksasinya
selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek,sedangkan kontraksi
ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus
lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan
juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan
darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.
2.1.3 Curah Jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap
ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah
yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama
besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat
tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik
disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume
sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.Umumnya pada tiap
sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya
sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan.
Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar
curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan
tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih
kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai
keadaan.
2.1.4 Denyut Jantung dan Daya pompa Jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh
sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut
jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut
jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan
darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan,
kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida
(CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150
x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.
2.2 Pengertian Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium visceral,
atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, perikarditis subakut,
dan perikarditis kronis. Perikarditis subakut dan perikarditis kronis
mempunyai etiologi, maifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan
penatalaksanaan yang sama.
Klasifikasi perikarditis baik secara klinis maupun etiologis sangat berguna
karena kelainan ini merupakan penyebab proses sakit yang paling umum yang
mengenai pericardium. Pericarditis merupakan proses inflamasi pada
pericardium, kantong membrane yang yang membungkus jantung, bisa
merupakan penyakit primer atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagai
penyakit medical dan bedah.
Gambar 2.2.1 Perikardium Abnormal (Sumber:ketobapadah.blogspot.com)
Gambar 2.2.2 Perikarditis (Sumber:medivisuals.com)
2.3 Patofisiologi Perikarditis
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada
pericarditis akan memberikan respon sebagai berikut.
Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong
pericardium.Peningkatan permeabilitas vascular sehingga kandungan protein,
termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat.Peningkatan
perpindahan leukosit terutama pada pericarditis purulenta perdarahan akibat
trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Tabel 2.3.1 Klasifikasi Perikarditis
Klasifikasi Klinis Klasifikasi Ekologis
Pericarditis akut (kurang
6 minggu)
Fibrinosa Pericarditis
infeksiosa
Virus, pirogenik,
tuberculosis, mikotik,
infeksi lain (sifilis,
parasite)
Perikarditis subakut (<6
minggu-6 bulan)
Konstriktif
Elusi konstriktif
Pericarditis non-
infeksiosa
Infark miokardium akut,
uremia, neoplasia: tumor
primer dan tumor
metastasis, miksedema,
kolesterol,
kiloperikardium,
trauma;luka tembus
dinding dada, aneurisma
aorta(dengan kebocoran
dalam kantong
pericardium) pascaradiasi,
cacat sekat atrium, anemia
kronis berat, pericarditis
famial; mulberry
aneurysm, idiopatik akut.
Pericarditis
berhubungan
dengan
hipersensitivitas
Demam rematik, penyakit
vaskuler kolagenik SLE,
reumatik arthritis,
scleroderma, akibat
atau autoimun obat:prokalnamid,
hidralazin, pasca-operasi,
kardiak
Sumber: Price dan Wilson, 1995).
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan
parut dan perlengketan disertai kalsifikasi lapisan pericardium visceral
maupun parietal yang menimbulkan suatu pericarditis konstriktif yang apabila
cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase
diastolic.
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada pericardium yang
sekresinya melebihi absorbs menyebabkan suatu efusi pericardium.
Pengumpulan cairan intraperdium dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik
jantung bias menimbulkan tamponade jantung. Salah satu komplikasi
pericarditis paling fatal dan memerlukan tindakan darurat adalah tamponade.
Tamponade jantung merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium
dan retriksi progresif pengisian ventrikel.
Tamponade jantung
Penyebab tamponade jantung paling sering adalah perdarahan ke dalam
rongga pericardium setelah suatu operasi jantung atau trauma, termasuk yang
diakibatkan oleh perforasi selama prosedur diagnostic:TBC dan tumor, yang
kebanyakan adalah karsinoma paru dan payudara, serta limfima.
Tamponade juga dapat timbul pada pericarditis idiopatik dan pericarditis
akut oleh karena virus, pericarditis pasca-penyinaran, gagal ginjal selama
dialisi, dan hemoperikardium sebagai akibat pengobatan antikoagulan pada
klien dengan berbagai bentuk pericarditis akut.
Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung sektar
250cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 1000cc bila
pengumpulan cairan tersebut berlangsung lambat, karena pericardium
mempunyai kesempatan untuk meregang dan menyesuaikan diri dengan
volume cairan yang bertambah tersebut. Jumlah cairan yang dibutuhkan
untuk menghaslkan tamponade bervariasi tergantung dari tebalnya
miokardium ventrikel, dan kebalikannya dengan tebalnya pericardium
parietal. Lebih sering terjadi adalah tamponade berlangsung lebih perlahan
dan gejala klinisnya menyerupai gagal jantung, termasuk dyspnea, ortopnea,
bendungan hati, dan hipertensi vena jugularis.
Gambar 2.3.1: Patofisiologi pericardium, (Sumber: my.clevelandclinic.org)
Bagan 2.3.1 Patofisiologi penyakit pericardium yang mengarah terjadi masalah
keperawatan
Inflamasi, tumor, invasi kuman ke pericardium, gagal ginjal dan sebagainya
Trauma pasca-infark pasca pembedahan jantung
Ruptur jantung, pembentukan eksudat ke pericardium
Efusi PerikardiumTamponade jantung
Tekanan ventrikel meningkat
Pengisian diastolic menurun
Volume sekuncup menurun
Aliran darah koroner menurun
Kondisi dan prognosis penyakit
Perfusi jaringan menurun
Curah jantung menurun
Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Peningkatan tekanan vena jugularis ,asistes, edema
Tekanan vena meningkat
Nyeri dada
Iskemia miokardium
Kelemahan fisik
Aliran darah tidak adekuat ke sistemik
Kecemasan koping individu tidak efektif
Pemenuhanproduksi HCL, mual, muntah
Kongesti pulmonalis
Sesak napas
Gangguan pertukaran pola napas tidak efektif
Pemenuhannutrisi kurang dari kebutuhan
2.4 Pengkajian Keperawatan Perikarditis
2.4.1 Anamnase
Pengkajian keperawatan yang dapat muncul menurut Marulynn
EDoengoes,1999 adalah sebagai berikut :
a ). Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan , kelemahan
Tanda : Takikardi, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas
b ). Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital,
bedah jantung (CABG / penggantian akutp / by pass
Kardiopumonal lama), palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardi, distrimia, perpindahan tim(titik impuls
maksimal) kiridan inferior (pembesaran jantung) friction rub
Perikardia(biasanyaintermiten, terdengar di batas sternal kiri),
murmur aortik, mitral, stenosis/ insufisiensi trikuspid :
perubahan dalam marmur yang mendahului ;disfungsi otot
papilar, irama gallop (S3/S4), edema, petekie(kongjungtiva,
membran mukosa), hemoragi splinter(punggungkuku), nodus
oster(jari/ibu jari), lesi janeway(telapak tangan, telapak kaki).
c). Eliminasi
Gejala : Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan
frekuensi/jumlah urine
Tanda : urine pekat gelap
d). Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam)
diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan, menelan, berbvaring;
hilang dengan duduk, bersandar ke depan (perikarditis). Tidak
hilang dengan nitrogliserin.
Tanda : perilaku distraksi mis, gelisah.
e ). Pernapasan
Gejala: napas pendek Tanda: dispnea, batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels, ranki, pernapasan dongkal.
f ). Keamanan
Gejala: riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem
imun,SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.Tanda: demam
g ). Penyuluhan / pembelajaran
Gejala: terapi IV jangka panjang atau penggunaan
kateterindwelling atau penyalahgunaan obat parenteral
pertimbangan :DRG menunjukan rerata lama perawatan 4,3
hariRencana pemulangan : bantu dalam penyiapan makanan,
bebrbelanja,transportasi, kebutuhan perawatan diri, tugas dan
pemeliharan rumahtangga.
2.4.2 Data Hasil Pemeriksaan Fisik
Data hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) :
B1 : Breathing (Respiratory System)
Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+)
B2 : Blood (Cardiovascular system)
Takikardi, penurunan TD, aritmia jantung
B3 : Brain (Nervous system)
Normal
B4 : Bladder (Genitourinary system)
Penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap
B5 : Bowel (Gastrointestinal System)
Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi
B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)
Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas
2.4.3 Data Pemeriksaan Lab
1. Foto rontge toraks bisa normal bila efusi perikardium henya
sedikit,tetapi dempak tampak banyangan jantung membesar
seperti water- bottle dengan vaskularisasi paru normal dan
adanya efusi perikardiumyang banyak.
Pada efusi perikardium gambaran rontgen toraks
memeperlihatkan suatu konfigurasi banyangan jntung berbentuk
buli-buli air, tapi dapat juga nrmal atau hampir normal.
2. Elektrokardiografi memeperlihatkan elevasi segmen ST dan
perubahanrsiprokal, voltase QRS yang rendah ( low voltage )
tapi EKG bisa juganormal atau hanya terdpat ganggun irama
berupa fibrilasi atrium.
3. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau ua dimensi sangat baik
untuk memastikan adanya efusi perikardium dan memperkirakan
banyaknya cairan perikardium.
4. Perikardiosenstesis, cairan perikardial dapat diperiksa untuk
etiologi infeksi, seperti bakteri, infeksi virus, SLE, keganasan.
5. Sinar X dada , dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi
pulmonal.
6. JDL, dapat menunjukkan proses infeksi akut/kronis; anemia.
7. Angiografi, dapat mnunjukkan stenosis katup dan regurgitasi
dan/atau penurunan gerak dinding.
2.5 Diagnosa Keperawatan Perikarditis
1. Dx : Nyeri kronis Berhubungan dengan efusi perikardium
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam nyeri hilang/terkontrol.
Hasil ( NOC ):
Menunjukkan Nyeri: efek merusak, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5; ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak
ada):
oGangguan performa peran atau gangguan hubungan interpersonal
oGangguan konsentrasi
oGangguan perawatan diri
oGangguan pola tidur
oKehilangan selera makan
Memperlihatkan Tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5: ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak
ada)
oEkspresi nyeri pada wajah
oGelisah atau tidak tenang
oKetegangan otot
oKehilangan selera makan
oEpisode nyeri yang lama
Tingkat kenyamanan: tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis
Tingkat depresi: keparahan alam perasaan melankolis dan
kehilangan minat dengan peristiwa hidup
Nyeri efek merusak: keparahan dampak negatif nyeri kronik yang
dapat diobservasi atau dilaporkan pada fungsi sehari-hari
Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang tampak atau dilaporkan.
2. Dx: Aktual atau resiko tinggi menurunnya curah jantung yang
berhubungan dengan penurunan kontraktibilitas ventrikel kiri akibat
sekunder dari penurunan kemampuan dilatasi jantung, penurunan
volume sekuncup.
Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam penurunan curah jantung dapat
teratasidan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat di terima
(disritmiaterkontrol) atau hilang dan bebas gejala gagal jantung,
parameter hemodinamik dalam batas normal, output urine adekuat.
Hasil ( NOC )
a. Aktivitas pola jantung: keadekuatan volume darah yang di
ejeksikan dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi
sistemik
b. Perfusi jaringan: Jantung : keadekuatan aliran darah yang melewati
vaskulatur koroner untuk mempertahankan fungsi organ jantung.
c. Status tanda vital: Tingkat suhu, nadi, pernafasan, dn tekanan darah
dalam rentang normal..
3. Dx :Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru akibat
sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli.
Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam tidak ada keluhan sesak atau terdapat
penurunan respon sesak nafas.
Hasil (NOC)
Secara subjektif klien mengatakan penurunan sesak nafas.
Secara objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal (RR 16 -
20x /mnt )tidak ada penggunaan otot bantu nafas, analisas gas
darah dalam batas normal.
4. Dx :Resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
peNgembangan paru tidak optimal
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.
Hasil (NOC)
Klien tidak sesak nafas
RR dalam batas normal (16-20x/mnt)
Respon batuk berkurang
Auskultasi bunyi nafas (krakles).
5. Dx : Intoleransi aktivitas
Tujuan : dalam waktu 3 X 24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan
meningkatnya kemampuan beraktivitas.
Hasil (NOC)
a. Toleransi aktivitas: Respo fisiologis terhadap gerakan yang
memakan energy dalam aktivitas sehari hari.
b. Energi Psikomotorik: Dorongan dan energy individu untuk
mempertahankan aktivitas hidup sehari-hari, nutrisi, dan keamanan
personal.
c. Perawatan diri: Aktivitas sehari hari: kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas fisik yang paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
.
6. Dx : Defisiensi pengetahuan.
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam klien dapat menyatakan pemahaman
tentang proses penyakitnya dan regimen pengobatan.
Hasil ( NOC ) :
a. Pengetahuan: Jantung: Tingkat pemahaman yang ditunjukkan
tentang manajemen penyakit jantung.
b. Pengetahuan: Intoleransi aktivitas: Tingkat pemahaman yang
ditnjukkan penghematan energy.
c. Pengetahuan: Pengendalian penggunaan zat: Tingkat pemahaman
yag ditunjukkan dengan pengendalian penggunaaan zat.
2.6 Intervensi Keperawatan Perikarditis
1. Intervensi Dx 1
Pemberian analgesik: penggunaan agens farmakologis untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri
Modifikasi perilaku: meningkatkan perubahan perilaku
Restrukturasi kognitif: mendorong pasien untuk mengubah distorsi
pola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara realistis
Peningkatan koping: membantu pasien untuk beradaptasi dengan
persepsi stresor, perubahan, atau ancaman yang menghambat
pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Manajemen medikasi: memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat
bebas secara aman dan efektif
Manajemen nyeri: menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke
tingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien: memfasilitasi
pengendalian pemberian dan pengaturan analgesik oleh pasien
Fasilitasi tanggung jawab diri: mendorong pasien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.
2. Intervensi Dx 2
Reduksi perdarahan: membatasi kehilangan volume darah selama
episode perdarahan.
Perawatan jantung: membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard pada pasien yang
mengalami gejala kerusakan fungsi jantung.
Promosi perfusi serebral: meningkatkan perfusi yang adekuat dan
membatasi komplikasi untuk pasien yang mengalami atau beresiko
mengalami ketidakadekuatan perfusi serebral.
Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data kardio
vascular, pernafasan, dan suhu tubh untuk menentukan dan mencegah
komplikasi.
3. Intervensi Dx 3
Berikan tambahan oksigen 6lt/mnt. Untuk meningkatkan konsentrasi
oksigen pada proses pertukaran gas.
Pantau satu rasi (opsimetri) pH, BE,HCO3, dengan analisa gas
darah(AGD) arteri, Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada
jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas.
Koreksi keseimbangan asam basa ; Mencegah asidosis yang dapat
memperberat fungsi pernafasan. Cegah atelektasis dengan melatih
batuk efektif dan nafas dalam; Kongesti yg berat akan memperburuk
proses pertukaran gas sehingga berdampak pada timbulnya hipoksia
Kolaborasi :-RL 500cc/24jam
Meningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat mengurangi
timbulnya digoxin 1-0-0 edema sehingga dapat mencegah gangguan
pertukaran gas. Furosemide 2-1-0. Membantu mencegah terjadinya retensi
cairan dengan menghambat ADH
4. Intervensi Dx 4
Auskultasi bunyi nafas (krakles)
Indikasi edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung
Kaji adanya edema ;Waspadai adanya gagal kongestif dankelebihan
volume cairan
Ukur intake dan output cairan; Penurunan curah jantung,
mengakibatkantidak efektifnya perfusi ginjal
Timbang BB; Perubahan tiba-tiba dan berat badan menunjukan
gangguan keseimbangan cairan
Pertahankan pemasukan total cairan2000ml/24jam dalam toleransi
kardiovaskuler ; Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa,
tetapi memerlukan pembatasandengan adanya dekompensasi jantung
Kolaborasi :
- berikan diet tanpa garam- berikan diuretic, contoh :furosemide
sprinolakton hidronolakton- pantau data laboratorium elektrolit kalium
O Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume
plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan
akan meningkatkan kebutuhan miokardium
O Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan
menurunkan retensi cairan ke jaringan sehingga menurunkan terjadinya
edema paru
O Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi.
5. Intervensi Dx 5
Manajemen energy: mengatur penggunaan energy untuk mengatasi
atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.
Manajemen alam perasaan: member rasa keamanan, stabilisasi,
pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang mengalami disfungsi alam
perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan.
Bantuan perawatn diri: membantu individu melakukan AKS.
6. Intervensi Dx 6
Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan
untuk menfalisitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk
kesehatan individu, keluarga, kelompok, atau komunitas
Perlindungan infeksi: mencegah dan melakukan deteksi dini infeksi
pada psien beresiko.
Pencegahn penggunaan zat: tindakan pencegahan terhadap gaya hidup
alkoholik dan konsumsi obat terlarang.
Penyuluhan: proses penyakit: membantu pasien memahami informasi
yang berhubungan dengan proses penyakit tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas dapat di ambil kesimpulan yaitu Dilihat dari
anatomi jantung,Jantung adalah organ berotot yang berongga dan berbentuk
kerucut. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara
sternum (tulang dada) disebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di
sebelah posterior. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang
merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan
lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan
lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut endokardium.
Salah satu gangguan pada lapisan jantung adalah Perikarditis. Perikarditis
adalah peradangan perikardium parietal, perikardium visceral, atau keduanya.
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada pericarditis akan
memberikan respon seperti terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi
cairan ke kantong pericardium.Peningkatan permeabilitas vascular sehingga
kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan
meningkat.Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada pericarditis purulenta
perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Dari peradangan tersebut, dapat diambil diagnose yaitu Nyeri Kronis,
resiko tinggi menurunnya curah jantung, gangguan pertukaran gas, Resiko tinggi
pola nafas tidak efektif, Intoleransi aktivitas, serta defisiensi pengetahuan.
3.2 Saran
Dalam uraian makalah yang telah di sampaikan dapat di lihat penderita
penyakit tidak menular khususnya pada jantung dan pembuluh darah semakin
meningkat pada setiap tahunnya. Dan penyakit perikarditis merupakan penyakit
yang berbahaya. Sehingga penulis melalui makalah ini ingin memberikan saran
pada para pembaca untuk lebih waspada dan menghindari apa saja yang
menyebabkan timbulnya penyakit ini seperti merokok,minum-minuman
beralkohol ataupun penggunaan obat-obat terlarang yang dapat memicu timbulnya
penyakit ini. Dan Sebaiknya juga masyarakat dapat lebih tanggap tentang
kesehatannya dengan cara melakukan pencegahan dan mengetahui tanda dan
gejala penyakit. jadi sebaiknya masyarakat diberikan penyuluhan pendidikan
kesehatan yang di berikan petugas kesehatan agar masyarakat mengetahui tanda
dan gejala penyakit sehingga dapat melakukan pencegahan secara dini.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar:Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.
Doengoes, Moorhouse, & Geissler. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasian
Perawatan Kekuarga, Edisi 3. Jakarta:EGC.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta:EGC.
Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:EGC.
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.
Wilkinson,Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. NANDA, NIC, NOC edisi 9. Jakarta: EGC.