askep leptospirosis

53
PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA PENGKAJIAN KEPERAWATAN Nama Perawat : Perawat Indra Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2011 Jam Pengkajian : Pkl. 08.00 WIB 1. Biodata : Pasien Nama : Bapak Sukardi Umur : 54 tahun Agama : Islam Pendidikan : Tidak pernah sekolah Pekerjaan : Petani Status Pernikahan : Menikah Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk Tanggal Masuk RS : 24 Februari 2011 Diagnosa Medis : Leptospirosis Penanggung Jawab Nama : Ny. Payen Umur : 50 Tahun Agama : Islam Pendidikan : Tidak Pernah Sekolah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status Pernikahan : Menikah Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk Askep cairan elektroli_Menur 1

Transcript of askep leptospirosis

Page 1: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Perawat : Perawat Indra

Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2011

Jam Pengkajian : Pkl. 08.00 WIB

1. Biodata :

Pasien

Nama : Bapak Sukardi

Umur : 54 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak pernah sekolah

Pekerjaan : Petani

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk

Tanggal Masuk RS : 24 Februari 2011

Diagnosa Medis : Leptospirosis

Penanggung Jawab

Nama : Ny. Payen

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak Pernah Sekolah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Plagan RT 18/8 Sumber, Trucuk

Hubungan dengan klien : Suami-Istri

Askep cairan elektroli_Menur 1

Page 2: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2. Keluhan Utama :

Pasien mengeluh demam beberapa hari.

3. Riwayat Kesehatan :

A. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien kiriman dari Poliklinik IPHI PEDAN dengan diagnosa sementara leptospirosis.

Telah diterapi Infus Dextrose 5% + alinamin F 1 amp, Injeksi Intermoxyl, 1gram/8jam, ,

injeksi ranitidin 1 ampl/ 12 jam, dorbigot 3x1, propesa 3xcth1, proliva1x1 dengan

keluhan sejak 6 hari demam tinggi terus-menerus, nyeri sendi, mual, perut kembung,

nyeri uluhati, Buang air kecil sedikit berwarna seperti teh.

B. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit serius pada masa anak-anak, pernah

kecelakaan sepeda motor sekitar 10 tahun yang lalu. Pasien mengatakan tidak pernah

dirawat di rumah sakit. Ini pertama kalinya dirawat di rumah sakit dan pasien

mengatakan tidak pernah menjalani operasi. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat

alergi pada apapun. Pasien mengatakan lupa telah pernah mendapat imunisasi apa saja.

Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu secara terus-menerus.

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat DM, hipertensi, asma.

C. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang

dideritanya sekarang. pasien juga mengatakan dalam keluarganya tidak terdapat penyakit

keturunan seperti hipertensi, DM dan lainnya.

Genogram :

Askep cairan elektroli_Menur 2

Page 3: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Keterangan :

= perempuan

= laki-laki

= = perempuan meninggal

= laki-laki meninggal

= tinggal satu rumah

= pasien

4. Basic Promoting Physiology of Health

1) Aktivitas dan latihan

Pasien mengatakan sebelum sakit hanya sibuk kerja di ladang sebagai petani. Tidak

pernah melakukan olahraga rutin hanya sibuk kerja di ladang. Ia mengatakan tidak

menggunakan alat bantu dalam beraktivitas dan sedang tidak mengikuti terapi

apapun. Selama di RS kemampuan pasien tampak melakukan ROM aktif dan pasien

tampak dibantu dalam beraktivitas.

2) Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit pasien mengatakan tidur na baik tidak ada gangguan. Lamanya sekitar

7 jam. Selama di RS pasien mengatakan tidur sekitar 8 jam dari jam 6 malam - 2

pagi. Ia tidak suka tidur siang. Pasien mengatakan kesulitan tidur di rumah sakit

karena merasa gelisah tidak terbiasa dengan keadaan rumah sakit.

3) Kenyamanan dan Nyeri

Saat pengkajian di RS pasien mengatakan nyeri pada uluhatinya. Nyeri akan

bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur. Nyeri

yang dirasakan pasien adalah hilang timbul ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan pada

perut bagian atas ( epigastik). Dari rentang 1-10 yang diberikan pasien mengatakan

skala nyeri 7.

4) Nutrisi

Askep cairan elektroli_Menur 3

Page 4: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Sebelum masuk RS pasien mengatakan nafsu makan baik 3x sehari 1 hingga 2

piring. Dan ketika di RS pasien mengatakan waktu makannya masih sama, makan

tiga kali sehari namun semenjak sakit makannya dengan porsi sedikit dari biasanya

karena lidahnya terasa pahit. Berat badan pasien 60 kg dan tingginya 165 cm. IMT =

22,03 yang berarti normal dan Jenis makanan yang biasa dimakan pasien adalah nasi

dan pasien mengatakan tidak ada makanan yang paling disukainya. Pasien

mengatakan tidak ada makanan pantangan. Selama di rumah sakit pasien memiliki

masalah pencernaan yaitu muntah. Pasien muntah sekitar 500cc. Untuk porsi makan

pasien menghabiskan sekitar 1/2 porsi makanan yang disediakan. Kebutuhan ADL

makanan pasien adalah mandiri. Pasien mengatakan tidak pernah operasi dengan

saluran pencernaannya. Selama di RS pasien mendapatkan diet TKTP lunak.

5) Cairan, elektrolit, dan asam basa

Sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan minum yang banya sekitar 1500cc/hr.

Setelah sakit dan dirawat d RS pasien mengatakan minum 4x 250cc / hari. Turgor

kulit elastis. Terdapat terapi IV line (D5% 2000cc/hr) di bagian ekstremitas atas

bagian kanan.

6) Oksigenasi

Pasien mengatakan tidak mengalami sesak nafas ataupun batuk. Sebelumnya pasien

mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit TB, batuk darah, trauma dada ataupun

berpaparan dengan penderita TB. Riwayat merokok klien adalah pasif.

7) Eliminasi Fekal/bowel

Sebelum masuk RS Pasien mengatakan biasa buang air besar 1xsehari tanpa

menggunakan pencahar. Waktunya pagi. Warna fesesnya kuning. Selama sakit

frekuensi BAB tidak teratur biasanya 2 hari sekali. Pasien tidak mengalami

konstipasi dan pasien tidak mengalami gangguan eliminasi bowel seperti diare atau

inkontinensia bowel. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel pasien adalah dengan

bantuan anak-anaknya. Banyak BAB sekitar 500cc sekali pembuangan.

8) Eliminasi Urin

Askep cairan elektroli_Menur 4

Page 5: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Sebelum sakit pasien mengatakan minat buang air kecil sekitar 3-5 kali sehari. Pada

saat sakit pasien terpasang kateter. Urin pasien tampak berwarna seperti teh dan

berbau khas. Pasien tidak mengalami gangguan eliminasi urin seperti nyeri saat

BAK, burning sensation, bladder terasa penuh setelah BAK ataupun inkontinensia

urin. pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, batu ginjal, injury atau trauma.

Urin per hari pasien sekitar 1500 cc.

9) Sensori, persepsi dan kognitif

Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, sensasi

taktil atau pengecapan. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit eye surgery, otitis

media atau luka sulit sembuh.

5. Pemeriksaan Fisik :

a. Keadaan Umum :

Keadaan umum pasien baik, kesadarannya adalah composmetis. GCS pasien eyes : 4

verbal : 5 motorik : 6. Suhu: 37,30, Tekanan Darah: 150/90 mmHg, Nadi: 98x/menit

iramanya regular dan frekuensinya sedang, RR: 24x/menit iramanya reguler.

b. Kepala :

Kulit kepala pasien normal, tidak terdapat hematoma, lesi atau kotor. Rambutnya

normal, tidak kotor, rontok atau kusam. Muka pasien normal tidak bells palsy,

hematoma tau lesi. Konjungtiva pasien anemis. Sclera pasien ikterik. Pupilnya isokor,

reflek cahaya positif. Palpebra pasien normal tidak hordeolum atau oedema. Lensa

mata pasien normal, visus kanan dan kiri juga normal. Hidung pasien normal tidak

terdapat septum defiasi, polip, epistaksis, gangguan indra penghidu atau secret yang

berlebihan. Gigi pasien normal tidak terdapat caries dentis atau gigi palsu. Bibir

pasien tampak kering, tidak terdapat stomatitis atau sianosis. Telinga pasien simetris,

bersih dan tidak ada gangguan pendengaran.

c. Leher :

Leher pasien normal tidak terdapat pembesaran thyroid. pelebaran JVP, kaku kuduk,

hematom atau lesi. Tenggorokan pasien normal tidak terdapat nyeri telan,

hiperemis atau pembesaran tonsil.

Askep cairan elektroli_Menur 5

Page 6: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

d. Dada :

Bentuk dada pasien normal tidak terdapat Barrel chest, Funnel chest atau Pigeon

chest.

Paru-paru :

I : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi

Pal : tidak teraba benjolan, sten fremitus kanan kiri

Au : suara dasar vesikuler

Per : sonor seluruh lapang paru

Jantung :

Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak

Pal : Ictus Cordis teraba midclavicula slc V

Per : pekak konfigurasi normal

Au : bunyi jantung S1 dan S2

e. Abdomen :

I : perut datar

Pal : tidak terdapat nyeri tekan

Per : hipertympani

Au : bunyi usus (+), ± 10x / menit

f. Genetalia :

Jenis kelamin pasien pria. Bersifat normal tidak hypospadia, Epispadi, hernia,

Hydrocell, atau Tumor. Dan juga bersih, tidak ada sekret tampak terpasang kateter.

g. Rectum :

Rectum pasien normal tidak terdapat Hemoroid, Prolaps atau Tumor.

h. Ektremitas :

tonus otot normal, kekuatan otot 5 5

Askep cairan elektroli_Menur 6

Page 7: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

5 5

keluarga pasien mengatakan selama sakit pasien mudah capek saat beraktifitas.

Capillary reffile : 2 detik

6. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :

Psikologis :

Perasaan pasien setelah mengalami masalah ini adalah sedih. Cara mengatasi perasaan

tersebut adalah banyak berdoa. Rencana pasien setelah masalah terselesaikan adalah

istirahat di rumah. Jika rencana pasien tidak dapat diselesaikan maka pasien akan

melanjutkan perawatannya. Pengetahuan pasien tentang masalah/penyakit yang

dideritanya saat ini adalah cukup tahu/paham.

Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagi anggota dari RT. Pandangan klien

tentang aktifitas sosial dilingkungannya adalah cukup baik.

Budaya :

Budaya yang diikuti pasien adalah budaya: Jawa. Kebudayaan yang dianut merugikan

kesehatannya: tidak ada

Spiritual :

Aktivitas ibadah sehari-hari semestinya dan sesuai ajaran yang dianutnya. Kegiatan

keagamaan yang biasa di lakukan adalah sholat. Keyakinan pasien tentang

peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami adalah cobaan dalam

hidupnya.

7. Pemeriksaan Penunjang :

Darah Rutin 01 Maret 2011

Darah HASIL NORMAL UNIT INTERPRETASI

WBC 17,0+ 4,5 – 10,3 103 μL Tinggi

RBC 4,84 4 – 5,2 10 6μL Normal

HGB 14,1 11,5 – 15,5 g/dl Normal

HCT 40,3+ 34 - 40 % Tinggi

Askep cairan elektroli_Menur 7

Page 8: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

MCV 83,3 80 - 99 fL Normal

MCH 29,1 27 - 31 fL Normal

MCHC 35,0 33 - 37 pg Normal

PLT 203 150 - 450 103/μL Normal

RDW 50,2+ 35 - 45 fL Tinggi

PDW 12,1 9 - 13 fL Normal

MPV 8,5 7,2 – 11,1 fL Normal

P-LCR 17,8 15 - 25 % Normal

Differential

LYM% 6,1- 19 - 48 % Rendah

MXD% 11,1+ 0 - 10 % Tinggi

NEUT% 82,2+ 40 - 74 % Tinggi

LYM# 1,0 1 – 3,7 103/μL Normal

MXD# 1,9+ 0 - 1,2 103/μL Tinggi

NEUT# 14,1+ 1,5 - 7 103/μL Tinggi

Kimia darah 01 Maret 2011

KimiaDarah

Hasilunit normal

rendah normal tinggi

BUN 28,6 mg/dl 7,0 – 18,0

CR-S 0,53 mg/dl 0,60 – 1,30

Ureum 61,20 mg/dl

8. Terapi Medis :

- Infus Dextrosa 5% 20 tpm

- IVFD NS 20 tpm

- inj cefriaxon 1 gr/12 jma IV

- Paracetamol 3x1

-curcuma 3xsehari

- inj ranitidin 1 ampl/ 12 jam

Askep cairan elektroli_Menur 8

Page 9: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

ANALISA DATA

Nama Pasien : Bp. Sukardi No Register : 685960

Umur : 54 Tahun Dx Medis : Leptospirosis

Ruang Rawat : Menur/22 Alamat : Plagan, Sumber

Tanggal/Jam

DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

24/02/11Pkl. 09.00 WIB

DS: - Pasien mengeluh demam- Pasien mengatakan,”sejak 6 hari demam tinggi terus-menerus”DO: - Badan Pasien teraba Hangat.- Suhu = 37,30C- Tekanan Darah: 150/90 mmHg- Nadi: 98x/menit iramanya regular - RR: 24x/menit iramanya regular

Proses Penyakit

Hipertermi

24/02/11Pkl. 09.00 WIB

DS:- Pasien mengatakan mual dan muntah- Nafsu makannya menurun karena lidahnya pahit.- keluarga pasien mengatakan pasien muntah sekitar 500ccDO:- tampak diit pasien habis ½ porsi- konjungtiva tampak anemis- mukosa bibir kering- CR-S 0,53

Resiko ketidakse- imbangan cairan

24/02/11Pkl. 09.00 WIB

DS:- pasien mengatakan nyeri pada bagian uluhati dan sendi.- Nyeri akan bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur- Nyeri yang dirasakan pasien adalah hilang timbul. -Nyeri dirasakan pada perut bagian atas - Dari rentang yang diberikan pasien mengatakan skala nyeri 7. DO:- Wajah pasien tampak menahan sakit- Tekanan Darah: 150/90 mmHg- Nadi: 98x/menit iramanya regular - RR: 24x/menit iramanya regular

Agen injury biologis

Nyeri Akut

Askep cairan elektroli_Menur 9

Page 10: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Prioritas Diagnosa :

1. Nyeri akut b.d agen injury biologis

2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan

3. Hipertermi b.d proses penyakit

Askep cairan elektroli_Menur 10

Page 11: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

LAPORAN PENDAHULUANCairan,Elektrolit Dan Asam-Basa

I. PengertianKebutuhan Cairan merupakan bagian dari dasar manusia yang memiliki proporsi

besar dalam bagian tubuh yaitu hampir 90% dari total berat tubuh.Cairan tubuh didistribusi dalam 2 kompartemen yang berbeda,yaitu cairan ekstrasel

(CES) dan cairan Intraseluler (CIS) cairan ekstrasel terdiri dari cairan intrasel dan cairan intravaskular sekitar 15% cairan tubuh merupakan cairan intertisial. Cairan intravaskular terdiri dari plasma, bagian limfa yang megandung air dan tidak berwarna dan darah yang megandung suspense leukosit, eritrosit dan trombosit.

Elektrolit merupakan unsure atau senyawa yang jika melebur di dalam air dan mampu membawa muatan listrik, elektrolit yang bermuatan (+) disebut kation dan negativ (-) anionKation yang terdapat dalam tubuh meliputi1.Natrium terdapat dalam cairan ekstraseluler2.Kalium terdapat di dalam CIS3. Kalsium untuk pembetukan tulang 4.Magnesium terdapat banyak dalam CIS

Anion yang terdapat dalam tubuh1.Klorida (CL-)2.Sulfat (SO2

4 )3.Pospat (P03-

4

4.Bikarbonat(HCO-3)

Komposisi Cairan Tubuh- Elektrolit

- Bagian dari elektrolit : Na+,K+,Mg2+,Ca2+

- Anion : Cl-,HCO3-,PO4-,SO4

_

- Mineral- Sel

Pergerakan cairan dan elektrolit tubuh melalui 3 proses:1.Difusi2.Transport Aktif3.Osmosis

II. Fisiologis/PengaturanPengaturan keseimbangan cairan terjadi melalui mekanisme haus,hormon anti

diuretik(ADH),aldosteron,prostaglandin,glukokortikoid

Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badanUmur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg BB3 hari1 tahun2 tahun4 tahun

250-3001150-13001150-15001600-1800

80-100120-135115-128100-110

Askep cairan elektroli_Menur 11

Page 12: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

10 tahun 14 tahun18 tahun Dewasa

2000-25002200-27002200-27002400-2600

70-8550-6040-5020-30

Iii Nilai-Nilai Normal Dan Cara Pengaturan

1.KationNatriumKaliumKalsiumMagnesium

2.AnionKloridaFosfatBikarbonat ArteriBikarbonat Vena

Pengukuran elektrolit dalam satuan miliekuivalen perliter cairan tubuh atau miligram per 100 ml (mg/100ml). Ekuivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia/kekuatan kation dan anion dalam molekul

VI.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI1. Usia, Pada bayi dan atau anak-anak keseimbangan dipengaruhi beberapa faktor

2.TEMPERATUR LINGKUNGANPada cuaca yang panas seseorang kehilangan 700-2000 mlair/jam dan 15-30g garam/hari

3.KONDISI STRES, meningkatkan metabolisme

4.KEADAAN SAKIT Kondisi sakit yang dapat mempengaruhi cairan, dan elektrolit antara lain luka bakar,gagal ginjal

5.DIET Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit

V. JENIS GANGUAN1. Hipovolumi/dehidrasiKekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairanMacam-macam dehidrasi

Dehidrasi berat Dehidrasi sedang Dehidrasi ringan

2.hipervolumi/overhidrasi

Askep cairan elektroli_Menur 12

Page 13: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Kelebihan cairan terdapat 2 manivestasi yaitu hpervolumi dan edema

VI. PENGKAJIANSecara umum 1. riwayat keperawatanUntuk mengetahui klien beresiko ganguan balance cairan

2.PENGUKURAN KLINISPengukuran TTVPenimbangan berat badan, serta pengukuran asupan dan haluaran cairan

3.pemeriksaan fisikMemeriksa integumen mata, cardiovaskular,neuro,gastrointestirnal

4.pemeriksaan laboratorium-pemeriksaan darah lengkap-pemeriksaan elektrolit lengkap-PH dan Berat jenis urine-analisa gas darah

VII. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluaran uerine berlebihan2. Kelebihan cairan berhubungan dengan peningkatan beratbadan cepat3. Resiko ketiakseimbangan volume cairan berhubungan dengan penjadwalan untuk prosedur invasif mayor4. Resiko kekurangan volume caiaran berhubungan dengan faktor yang memepengaruhi kebutuhan cairan

DAFTAR PUSTAKAGuyto,A.C.(1994). Buku Ajar Fisologi kedokteran.jakarta: EGCTarwoto,W.(2003).Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.jakarta:salemba medicaChayatin,Nurul.(2007).Kebutuhan Dasar Manusia.Gresik:EGC

Askep cairan elektroli_Menur 13

Page 14: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

PEMBAHASAN

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalm tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari

fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan

perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubah adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)

dan zat terlarut (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel

bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit berarti

adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian

tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika

salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Terkait dengan salah satu Basic Promoting Physiology of Health ini kami dari

kelompok mengangkat sebuah kasus dimana diagnosa dari kasus tersebut yaitu leptospirosis

yang masih memiliki hubungan dengan cairan dan elektrolit. Leptospirosis merupakan

penyakit demam akut dengan manifestasi klinis bervariasi, disebabkan oleh Leptospira.

Berbagai faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis adalah: Faktor eksternal

antara lain virulensi Leptospira, sedangkan factor internal adalah: status imun penderita.

Dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa prioritas yaitu Nyeri akut berhubungan

dengan agen injury biologis, resiko ketidakseimbangan volume cairan, dan hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit.

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis

Diagnosa ini ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian uluhati dan sendi.

Nyeri akan bertambah jika pasien bergerak dan nyeri akan berkurang jika pasien tidur. Nyeri

yang dirasakan pasien adalah hilang timbul. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas. Pasien

mengatakan skala nyeri 7. Wajah pasien tampak menahan sakit, Tekanan Darah: 150/90

mmHg, Nadi: 98x/menit iramanya regular, RR: 24x/menit iramanya regular

Tindakan yang dilakukan yaitu : dengan mengkaji nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya

untuk pengawasan keefektifan pengobatan, dengan mempertahankan istirahat dengan posisi

semifowler untuk mengurangi ketegangan abdomen yang bertambah jika posisi terlentang,

dengan mendorong ambulasi dini untuk meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh:

dengan mengkaji ketidaknyamanan dengan mendorong penggunaan teknik relaksasi untuk

Askep cairan elektroli_Menur 14

Page 15: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

melepaskan tegangan emosional dan otot, tingkatkan perasaan kontrol, dengan berkolaborasi

dengan medik untuk pemberian analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri.

Hasil evaluasi pada hari ke-3 pasien masih merasakan nyeri pada bagian epigastriknya.

2. Resiko ketidakseimbangan cairan

Diagnosa ke-2 yang muncul dari hasil pengkajian yaitu resiko ketidakseimbangan cairan

yang ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah, Nafsu makannya menurun karena

lidahnya pahit. Keluarga pasien mengatakan pasien muntah sekitar 500cc, tampak diit pasien

habis ½ porsi, konjungtiva tampak anemis, mukosa bibir kering.

Intervensi yang dilakukan untuk menangani resiko ketidakseimbangan cairan yaitu

mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien, mengkaji cara /

bagaimana makanan dihidangkan, memberikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur,

memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering, mencatat jumlah / porsi

makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari, memberikan obat-obatan antiemetik sesuai

program dokter, mengukur Intake Output.

Hasil evaluasi dari diagnosa ke-2 pada Tn.A menunjukan adanya sedikit peningkatan

nafsu makan meskipun tidak terlalu signifikan. Pada hari pertama sampai hari-3 mual

muntah dapat teratasi. Walau balance cairan masih tetap dipantau. Meskipun demikian

masalah dapat dikatakan teratasi sebagian.

3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Diagnosa ini ditandai dengan pasien mengeluh demam, pasien mengatakan,”sejak 6

hari demam tinggi terus-menerus, badan pasien teraba hangat, suhu = 37,30C, Tekanan

Darah: 150/90 mmHg, Nadi: 98x/menit iramanya regular, RR: 24x/menit iramanya regular.

Adapun intervensi yang dilakukan untuk mengatasi maslah tersebut yaitu : memantau suhu

(drajat dan pola), memantau suhu lingkungan, memberikan kompres mandi hangat,

menganjurkan menggunakan pakaian tipis, menganjurkan minum air putih yang banyak, dan

kolaborasi antipiretik. Hasil evaluasi selama 3 hari masalah teratasi. Pasien tidak lagi demam,

suhu tubuh normal 36,20C serta pasien tidak mengatakan badannya hangat.

KESIMPULAN

Askep cairan elektroli_Menur 15

Page 16: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Kesimpulan dari asuhan keperawatan ini bahwa pada pasien terdapat masalah

pada cairan dan elektrolitnya. Dimana keseimbangan cairan pada pasien dengan

leptospirosis mengalami gangguan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan 3

diagnosa prioritas yaitu nyeri berhubungan dengan agen injury biologis, resiko

ketidakseimbangan volume cairan, nyeri akut.

Dalam hal ini lingkungan yang salah merupakan faktor yang dapat mengakibatkan

terjadinya penyakit leptospirosis. Oleh karena itu peran penting perawat serta dukungan

dari keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien maka perlunya penyuluhan pada masyarakat

dalam hal mengatur kebersihan lingkungan yang baik agar terjaga kesehatannya.

SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

a. Sebagai perawat kita harus mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien

yang mengalami permasalahan pada cairan dan elektrolitnya memantau intake

outputnya.

b. Diharapkan pada keluarga untuk memperhatikan kesehatannya, terutama teratur

minum obat dan melakuakan tindakan-tindakan pencegahan, agar penyakit yang

serupa tidak kambuh lagi.

c. Hal-hal yang harus dilakukan oleh pasien ialah menjaga kebersihan lingkungan.

d. Seorang penderita leptospirosis sangat penting menjaga keseimbangan cairan karen

akan mempengaruhi regulasi panas tubuh.

Askep cairan elektroli_Menur 16

Page 17: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

LEPTOSPIROSIS

PENDAHULUAN

Leptospirosis merupakan penyakit demam akut dengan manifestasi klinis bervariasi,

disebabkan oleh Leptospira. Leptospirosis hingga kini masih merupakan masalah kesehatan

global terutama di Negara tropis seperti Indonesia.

Leptospirosis termasuk emerging infectious diseases dan akhir-akhir ini sering terjadi

outbreaks di Nicaragua, Brasil, India, negara-negara Asia Tenggara juga Amerika.

Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit ini adalah diagnosisnya sering

terlambat serta progresivitas penyakit yang sepenuhnya belum diketahui. 

Berbagai faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis adalah: Faktor eksternal

antara lain virulensi Leptospira, sedangkan factor internal adalah: status imun penderita.

Faktor yang ikut menentukan progresivitas leptospirosis antara lain: hemolisin,

lipopolisakarida, glikoprotein, lipoprotein, peptidoglikan, heat shock proteins, dan flagellin.

Gen hemolisin SphH dari L. interigans strain HY-1 juga ikut berperan dalam pengendalian

progresivitas leptospirosis. Leptospira yang mengalami lisis akibat aktivitas immunoglobulin

maupun komplemen dapat menginduksi sekresi enzim, toksin, dan sitokin (IL-1, IL-6, IL-8,

TNFα) yang kemudian ikut menentukan derajat berat manifestasi klinis (Sachro, 2002). 

Manifestasi klinis leptospirosis dapat anikterik maupun ikterik. Pada bentuk ikterik sering

berat dan melibatkan hamper semua organ termasuk otak, liver dan ginjal Untuk itu perlu

adanya upaya penajaman diagnosis dan langkah-langkah intervensi terapi guna menghambat

laju progresivitas leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang dapat

mengenai semua umur serta jenis kelamin. Penyakit ini dapat berjangkit pada berbagai

musim. Leptospirosis merupakan occupational diseases, pekerjaan sebagai petani paling

sering mengalami infeksi. Individu yang bekerja sebagai pembersih selokan, pekerja

tambang, pekerja bangunan, pengolah makanan (daging, unggas dan ikan), industri makanan

serta tempat-tempat basah dan lembab dimana tinggal binatang-binatang pengerat, sangat erat

kaitannya dengan kejadian leptospirosis.

PATOFISIOLOGI

Transmisi Leptospira terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan air,

tanah, tanaman yang terpapar urine binatang mengerat yang mengandung Leptospira.

Leptospira masuk ke dalam tubuh manusia melaui kulit yang tidak intak maupun mukosa

Askep cairan elektroli_Menur 17

Page 18: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

mulut, saluran cerna, saluran hidung dan konjungtiva mata selanjutnya mengikuti aliran darah

sistemik, terjadi replikasi serta menyebar ke berbagai jaringan dan organ tubuh.

Ekstraseluler Leptospira banyak ditemukan pada berbagai jaringan dan organ, sedangkan

intraseluler ditemukan didalam sel fagosit dan epitel. Organ yang paling banyak terdapat

akumulasi Leptospira adalah liver, kemudian berikutnya kelenjar adrenal, ginjal. Di ginjal,

Leptospira berada didalam jaringan interstisial, juga pada dinding serta lumen tubulus urine

iferous. Sedang organ paling sedikit terdapat Leptospira adalah limpa, sumsum tulang,

kelenjar limfe. Dengan adanya respon imun oleh tubuh, maka Leptospira dalam sirkulasi

dapat dieliminasi sehingga jumlahnya menurun. Mekanisme patologis pada leptospirosis

dapat terjadi akibat efek toksik langsung dari Leptospira, maupun tidak langsung melalui

kompleks imun. Manifestasi klinis dapat berupa leptospirosis anikterik maupun ikterik, yang

keduanya berlangsung melalui fase leptospiremia atau fase septik dan fase imun. Pada fase

leptospiremia atau fase septic, disini keadaan patologis lebih diakibatkan oleh efek toksik

langsung dari Leptospira. Leptospira memiliki struktur kimia dan biologi yang mirip dengan

bakteri Gram-negatif. Meskipun demikian efek tidak langsung melalui respon imun tidak bisa

dipisahkan dengan efek toksik langsung tersebut. Efek toksik langsung tersebut berdampak

pada berbagai tipe sel sehingga dikenal adanya neurotoksin, leukotoksin, hepatotoksin,

kardiotoksin. Efek toksik tersebut dimungkinkan karena pada dinding selnya lipopolisakarida

(endotoksin) yang merupakan bagian integral dari membrane luar (outer membrane). 

Pada permukaan membrane luar terdapat komponen lipid A, serta antigen O. Lipid A

merupakan bagian yang mempunyai efek toksik terhadap sel atau molekul. Efek toksik

langsung tersebut terjadi bila membran mengalami lisis oleh berbagai faktor, termasuk akibat

aktivitas komplemen, fagositosis maupun dampak dari pemberian antibiotika. Lipid A yang

toksik tersebut dapat mengekspresi berbagai sel host untuk memproduksi protein bioaktif

termasuk sitokin. Sitokin merupakan salah satu dari sinyal molekuler yang ikut berperan pada

respon imun terhadap lipoprotein pada membran luar. Leptospira yang berperan seperti

halnya LPS yaitu menginduksi sekresi sitokin-sitokin (cytokine release) berikutnya. 

Askep cairan elektroli_Menur 18

Page 19: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN kebutuhan dasar manusia

Dengan Gangguan Cairan dan Elektolit

Pada Pasien Dengan Leptospirosis di Ruang Menur

Rumah Sakit Dr. Suradji Tirtonegoro-Klaten

Anggota Kelompok :

1. Putu Agus Sutresna Yasa ( )

2. Ni Luh Sri Utami Dewi ( )

3. Untung Presetya Aji ( )

4. Indra Putrawawan ( )

5. Agustinus Hertanto K. ( )

6. Wellem Hendra B. ( )

7. Hemilia ( )

Askep cairan elektroli_Menur 19

Page 20: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

RENCANA TINDAKAN

Nama Pasien : Bp. Sukardi No Registrasi : 685960

Umur : 54 tahun Dx Medis : Leptospirosis

Ruang : Menur/22 Alamat : Plagan, sumber

No dx

Diagnosa Keperawatan

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi

1. Nyeri akut b.d agen

injury biologis

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam Bp. Sukardi, nyeri akan

berkurang dengan KH:

- pasien tidak mengeluh

nyeri lagi.

- Skala nyeri berkurang

hingga

- wajah pasien tampak rileks

1. Kaji TTV, nyeri, intensitas,

lokasi dan lamanya.

2. Pertahankan istirahat dengan

posisi semifowler.

3. Dorong ambulasi dini.

4. Dorong penggunaan teknik

relaksasi dan distraksi.

5. Kolaborasi dengan medik untuk

pemberian analgetik.

1. Dengan mengkaji nyeri, intensitas,

lokasi dan lamanya untuk

pengawasan keefektifan

pengobatan.

2. Dengan mempertahankan istirahat

dengan posisi semifowler uuntuk

mengurangi ketegangan dan

bertambah nyeri.

3. Dengan mendorong ambulasi dini

untuk meningkatkan normalisasi

fungsi organ.

4. Dengan mendorong penggunaan

teknik relaksasi untuk melepaskan

tegangan emosional dan otot,

Askep cairan elektroli_Menur 20

Page 21: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

tingkatkan perasaan kontrol.

5. Dengen berkolaborasi dengan

medik untuk pemberian analgetik

untuk menghilangkan rasa nyeri.

2. Resiko ketidakse-

imbangan volume

cairan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam Bp. Sukardi, tidak

terjadi gangguan volume

cairan dengan KH:

- pasien tidak muntah-

muntah

- Nafsu makan klien

meningkat

- Kreatinin urin normal :

0,60 – 1,30

1. Kaji keluhan mual, sakit

menelan, dan muntah yang

dialami pasien.

2. Kaji cara / bagaimana makanan

dihidangkan.

3. Berikan makanan yang mudah

ditelan seperti bubur.

4. Berikan makanan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

5. Catat jumlah / porsi makanan

yang dihabiskan oleh pasien

setiap hari.

6. Berikan obat-obatan antiemetik

sesuai program dokter.

1. Dengan mengkaji keluhan mual,

sakit menelan, dan muntah yang

dialami pasien untuk menetapkan

cara mengatasinya.

2. Dengan mengkaji cara / bagaimana

makanan dihidangkan dapt

meningkatkan nafsu makan pasien.

3. Dengan memberikan makanan yang

mudah ditelan seperti bubur untuk

membantu mengurangi kelelahan

pasien dan meningkatkan asupan

makanan .

4. Dengan memberikan makanan

dalam porsi kecil dan frekuensi

Askep cairan elektroli_Menur 21

Page 22: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

7. Ukur Intake Output. sering untuk menghindari mual.

5. Dengan mencatat jumlah / porsi

makanan yang dihabiskan oleh

pasien setiap hari untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan nutrisi.

6. Dengan Memberikan obat-obatan

antiemetik sesuai program dokter

untuk membantu pasien

mengurangi rasa mual dan muntah

dan diharapkan intake nutrisi pasien

meningkat.

7. Dengan mengukur IO pasien setiap

hari untuk mengetahui status

volume cairan pasien.

Askep cairan elektroli_Menur 22

Page 23: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

3. Hipertermi b.d

proses penyakit

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam Bp. Sukardi, hipertermi

dapat teratasi dengan KH:

- badan tidak terba hangat.

- pasien tidak mengeluh

demam

- Suhu 36,5-370C

1. Pantau suhu (drajat dan pola)

2. Pantau suhu lingkungan

3. Berikan kompres mandi hangat

4. Anjurkan menggunakan pakaian

tipis

5. Anjurkan minum air putih yang

banyak

6. Kolaborasi antipiretik

1. Pola demam dapat membantu

dalam diagnosis

2. Mempertahankan suhu mendekati

normal

3. Membantu mengurangi demam

4. Memudahkan pertukaran udara

untuk mengurangi panas tubuh

5. Membantu regulasi panas tubuh

6. Mengurangi demam dengan aksi

sentral pada hipotalamus.

Askep cairan elektroli_Menur 23

Page 24: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bp. Sukardi No Registrasi : 685960

Umur : 54 tahun Dx Medis : Leptospirosis

Ruang : Menur/22 Alamat : Plagan, sumber

HARI PERTAMA

No Dx

Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd

1. 25/02/11 09.00 1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.

S : pasien mengatakan skala nyerinya 7, menusuk-nusuk,

dan hilang timbul.

O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.

TD = 140/90mmHg

S = 37,20C

N = 76 x/mnt

RR = 21x/mnt

2. Mempertahankan istirahat dengan posisi semifowler.

S : pasien mengatakan sedikit nyaman walau sakitnya tidak

hilang.

O : memposisikan pasien semifowler.

Pkl 14.00 WIB

S : pasien mengatakan masih nyeri

bagian uluhati dan sendinya.

O: pasien tampak tak nyaman dengan

keadaannya.

TD = 140/90mmHg

S = 36,20C

N = 76 x/mnt

RR = 21x/mnt

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

hendra

Askep cairan elektroli_Menur 24

Page 25: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

11.00

11.30

12.00

3. Mendorong ambulasi dini.

S : pasien mengatakan masih nyeri.

O : memberikan gerakan-gerakan dan peregangan pada

abdomen dengan harapan dapat merelaksasikan dari rasa

nyeri

4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.

S : pasien mengatakan sakitna menusuk-nusuk.

O : mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari rasa

sakit.

5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik

S : -

O : pasien meminum obat sesuai indikasi.

2. 25/02/11 09.00 1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang

dialami pasien.

S: pasien mengatakan masih mual,muntah. Susah makan

karena dsakit waktu menelan.

Pkl. 14.00 WIB

S : psien mengatakan masih

mual ,muntah , susah menelan.

hendra

Askep cairan elektroli_Menur 25

Page 26: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

11.00

O : muntah 300cc. Pasien makan ½ porsi dari diit.

2. Mengkaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.

S : pasien mengatakan ingin makan dengan sendiri.

O : pasien tampak makan sendiri..

3. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.

S : pasien mengatakan lebih suka makan nasi.

O: Diit pasien TKTP lunak

4. Memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi

sering.

S: keluarga pasien mengatakan iya akan menuruti anjuran

perawat.

O : pasien tampak mengikuti anjuran perawat.

5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh

pasien setiap hari.

S : -

O : pasien menghabiskan makanan 300cc, minum 250cc

O : intake : makan = 300cc, minum =

250cc infus = 1000cc

Output : urin = 700cc muntah = 300cc

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7

Askep cairan elektroli_Menur 26

Page 27: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

12.00

14.00

6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program

dokter.

S : -

O : pasien meminum obat yang diindikasikan

7. Mengukur IO pasien setiap hari

S: -

O: intake : makan = 300cc, minum = 250cc infus = 1000cc

Output : urin = 700cc muntah = 300cc

3. 25/02/11 09.00

11.00

1.Memantau suhu (drajat dan pola)

S: pasien mengatakan badannya masih hangat dan pusing

O : S= 37,20C

2. Memantau suhu lingkungann

S : pasien mengatakan diruang terasa sedikit pengap dan

panas

O : keadaan rungan terasa tidak panas dan ventilasi juga

terbuka

3. Memberikan kompres hangat

Pkl. 14.00 WIB

S : pasien mengatakan badannya

masih panas dan pusing.

O : S: 37,20C

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1, 2, 5, 6

hendra

Askep cairan elektroli_Menur 27

Page 28: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

S: anak pasien menuruti saran perawat.

O: menganjurkan pemberian kompres hangat dan mandi

menggunakan air hangat.

4. Menganjurkan menggunakan pakaian tipis

S: anak pasien mengatakan iya.

O : anak pasien tampak menerima saran perawat.

5. Menganjurkan minum air putih yang banyak

S: anak pasien mengatakan pasien minum sedikit-sedikit

karen lidahnya terasa pahit.

O : tamapk minum sedikit-sedikit.

6. Kolaborasi antipiretik (paracetamol 3x1)

S : -

O : pasien tampak minum obat setelah makan.

Askep cairan elektroli_Menur 28

Page 29: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HARI KEDUA

No Dx

Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd

1. 26/02/11 09.00

11.00

1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.

S : pasien mengatakan skala nyerinya 6, menusuk-nusuk,

dan masih hilang timbul.

O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.

TD = 150/100

S = 36,6

N = 88

RR 24

2. Mempertahankan istirahat dengan posisi semifowler.

S : -

O : memposisikan pasien semifowler.

3. Mendorong ambulasi dini.

S : pasien mengatakan masih nyeri.

O : memberikan gerakan-gerakan dan peregangan pada

abdomen dengan harapan dapat merelaksasikan dari rasa

Pkl 14.00 WIB

S : pasien mengatakan masih nyeri

bagian uluhati dan sendinya.

O: pasien masih tampak tak nyaman

dengan keadaannya.

TD = 150/100

S = 36,6

N = 88

RR 24

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,4,5

indra

Askep cairan elektroli_Menur 29

Page 30: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

11.30

12.00

nyeri

4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.

S : pasien mengatakan sakitna menusuk-nusuk.

O : mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari rasa

sakit.

5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik

S : -

O : pasien meminum obat sesuai indikasi.

2. 26/02/11 09.00 1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang

dialami pasien.

S: pasien mengatakan masih mual,muntah. Susah makan

karena dsakit waktu menelan.

O : muntah 200cc. Pasien makan ½ porsi dari diit.

5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh

pasien setiap hari.

S : -

Pkl. 14.00 WIB

S : psien mengatakan masih

mual ,muntah , susah menelan.

O : intake : makan = 300cc, minum =

300cc infus = 1000cc

Output : urin = 1000cc muntah =

200cc

indra

Askep cairan elektroli_Menur 30

Page 31: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

11.00

14.00

O : pasien menghabiskan makanan 300cc, minum 300cc

6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program

dokter.

S : -

O : pasien meminum obat yang diindikasikan

7. Mengukur IO pasien setiap hari

S: -

O: intake : makan = 300cc, minum = 300cc infus = 1000cc

Output : urin = 1000cc muntah = 200cc

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7

3. 25/02/11 09.00 1.Memantau suhu (drajat dan pola)

S: pasien mengatakan badannya masih hangat dan pusing

O : S= 36,60C

2. Memantau suhu lingkungann

S : pasien mengatakan sudah terbiasa di ruangan

O : keadaan ruangan ventilasi terbuka

Pkl. 14.00 WIB

S : pasien mengatakan badannya

masih hangat dan pusing tapi tidak se

hangat kemaren.

O : S: 36,60C

A: masalah belum teratasi

indra

Askep cairan elektroli_Menur 31

Page 32: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

11.00 5. Menganjurkan minum air putih yang banyak

S: anak pasien mengatakan pasien minum sedikit-sedikit

karen lidahnya terasa pahit.

O : tampak minum sedikit-sedikit.

6. Kolaborasi antipiretik (paracetamol 3x1)

S : -

O : pasien tampak minum obat setelah makan.

P: lanjutkan intervensi 1, 2, 5, 6

Askep cairan elektroli_Menur 32

Page 33: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HARI KETIGA

No Dx

Tanggal Jam Implementasi EvaluasiNama/ Ttd

1. 27/02/11 09.00

11.00

12.00

1.Mengkaji TTV, nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya.

S : pasien mengatakan skala nyerinya 4, menusuk-nusuk,

dan masih hilang timbul.

O : pasien tampak tak nyaman dengan keadaanya.

TD = 150/90

S = 36,2

RR = 24

N = 84

4. Mendorong penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.

S : pasien mengatakan sakitna sudah berkurang

O : tetap mengajarkan nafas dalam dan mengalihkan dari

rasa sakit.

5.Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik

S : -

Pkl 14.00 WIB

S : pasien mengatakan nyeri bagian

uluhati dan sendinya sudah mulai

berkurang.

O: pasien masih tampak tak nyaman

dengan keadaannya.

TD = 150/90

S = 36,2

RR = 24

N = 84

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,4,5

dewi

Askep cairan elektroli_Menur 33

Page 34: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

O : pasien meminum obat sesuai indikasi.

2. 27/02/11 09.00

11.00

14.00

1.mengkaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang

dialami pasien.

S: pasien mengatakan mual,muntah berkurang

O : muntah 100cc. Pasien makan ¾ porsi dari diit.

5. Mencatat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh

pasien setiap hari.

S : -

O : pasien menghabiskan makanan 500cc, minum 1000cc

6. Memberikan obat-obatan antiemetik sesuai program

dokter.

S : -

O : pasien meminum obat yang diindikasikan

7. Mengukur IO pasien setiap hari

S: -

O: intake : makan = 500cc, minum = 1000cc infus =

1000cc

Pkl. 14.00 WIB

S : psien mengatakan masih

mual ,muntah , susah menelan.

O : intake : makan = 500cc, minum =

1000cc infus = 1000cc

Output : urin = 1500cc muntah =

100cc

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi 1,5,6,7

dewi

Askep cairan elektroli_Menur 34

Page 35: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Output : urin = 1500cc muntah = 100cc

3. 27/02/11 09.00

11.00

1.Memantau suhu (drajat dan pola)

S: pasien mengatakan badannya sudah tidak hangat

O : S= 36,20C

2. Memantau suhu lingkungann

S : pasien mengatakan sudah terbiasa di ruangan

O : keadaan ruangan ventilasi terbuka

5. Menganjurkan minum air putih yang banyak

S: -

O : tampak minum untuk menjaga regulasi tubuh.

Pkl. 14.00 WIB

S : pasien mengatakan badannya sudah

tidak hangat.

O : S: 36,20C

A: masalah teratsi

P: Hentikan intervensi.

dewi

Askep cairan elektroli_Menur 35

Page 36: askep leptospirosis

PRAKTIK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Askep cairan elektroli_Menur 36