anavater
-
Upload
prastyani-betari -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of anavater
LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER
ANALISIS VARIANSI TERAPAN
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sri Haryatmi Kartiko, M.Sc
Asisten Praktikum :
1. Tri setianta (13005)
2. M Maulanna Affandi (13008)
Disusun oleh :11/316811/PA/13937
LABORATORIUM KOMPUTASIMATEMATIKA DAN STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2013
BAB I
PERMASALAHAN
Diperoleh 108 data prestasi belajar siswa di SMA Tanjung berdasarkan metode yang digunakan dalam proses belajar fisika, gender, dan tingkatan kelas dimana :
Metode belajar terbagi dalam tiga jenis, yaitu: metode PBL, CTL, dan INQUIRY Gender terbagi menjadi dua, yaitu: laki-laki dan perempuan Kelas terbagi menjadi tiga tingkatan kelas, yaitu: VII, VIII, dan IX
KELAS GENDER METODE BELAJARPBL CTL INQUIRY
VII Laki-Laki 808178829088
848684888686
848485869095
Perempuan 817888828684
888588889291
868288909295
VIII Laki-Laki 928684828680
827880848892
808886889096
Perempuan 818388909081
868288909190
968686869095
IX Laki-Laki 868280888688
868487908892
908088888995
Perempuan 828682869088
867980848290
868884889095
Soal :
1. Ujilah asumsi kenormalan dan kesamaan variansi pada data diatas untuk tiap level faktornya!
2. Ujilah dengan anava 1 arah untuk mengetahui efek dari faktor Metode Belajar terhadap skor prestasi siswa, dengan level diatas.
3. Setelah dilakukan soal b, jika metode PBL adalah metode lama sedangkan metode CTL dan metode INQURY adalah metode baru, apakah ada perbedaan hasil prestasi siswa dari kedua metode tersebut? Jika ada, metode yang mana yang lebih bagus digunakan ? metode lama ataukah metode baru ?
4. Ujilah dengan pendekatan regresi untuk mengetahui efek dari faktor Metode Belajar terhadap skor prestasi siswa ! Dan sebutkan rata-rata skor prestasi siswa tersebut!
5. Ujilah dengan anava 2 arah untuk mengetahui apakah ada efek dari faktor Kelas dan faktor gender terhadap skor prestasi siswa, dengan level diatas.
6. Ujilah dengan anava 3 arah untuk mengetahui apakah ada efek dari faktor Kelas, Metode Belajar, dan Gender terhadap skor prestasi siswa, dengan level faktor diatas.
BAB I
PERMASALAHAN
1. Uji normalitas dan kesamaan variansi per level faktor :
a. Faktor metode belajar
Uji Normalitas
Hipotesis
H0 : sampel diambil dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel bukan diambil dari populasi berdistribusi normal
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < αl
Kesimpulan
Karena jumlah sampel per factor < 50 maka menggunakan Shapiro-wilk sehingga
didapat
Metode Belajar P-value Kesimpulan
PBL 0,079 H0 tidak ditolak
CTL 0,179 H0 tidak ditolak
INQUIRY 0,059 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan metode belajar baik metode PBL, CTL
serta INQUIRY diambil dari populasi yang mengikuti distribusi normal.
Uji Kesamaan Variansi
Hipotesis
H0 : σ12 = σ2
2 = σ32
H1 : Terdapat σi2 ≠ σj
2 dimana i ≠ j dan i,j = 1,2,3
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
P – value based on mean = 0,792
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena p-value (0,792) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi ketiga populasi skor
prestasi siswa berdasarkan metode belajar PBL, CTL maupun INQUIRY
keseluruhannya memiliki variansi yang sama.
b. Faktor gender
Uji Normalitas
Hipotesis
H0 : sampel diambil dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel bukan diambil dari populasi berdistribusi normal
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena jumlah sampel per factor < 50 maka menggunakan Shapiro-wilk sehingga
didapat
Gender P-value Kesimpulan
Laki-laki 0,177 H0 tidak ditolak
Perempuan 0,200 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan gender diambil dari populasi yang
mengikuti distribusi normal.
Uji Kesamaan Variansi
Hipotesis
H0 : σ12 = σ2
2
H1 : Terdapat σi2 ≠ σj
2 dimana i ≠ j dan i,j = 1,2
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
P – value based on mean = 0,801
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena p-value (0,801) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi kedua populasi skor
prestasi siswa berdasarkan gender keseluruhannya memiliki variansi yang sama.
c. Faktor kelas
Uji Normalitas
Hipotesis
H0 : sampel diambil dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel bukan diambil dari populasi berdistribusi normal
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena jumlah sampel per factor < 50 maka menggunakan Shapiro-wilk sehingga
didapat
Kelas P-value Kesimpulan
VII 0,619 H0 tidak ditolak
VIII 0,318 H0 tidak ditolak
IX 0,176 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan kelas yaitu dari kelas VII, VIII serta IX
diambil dari populasi yang mengikuti distribusi normal.
Uji Kesamaan Variansi
Hipotesis
H0 : σ12 = σ2
2 = σ32
H1 : Terdapat σi2 ≠ σj
2 dimana i ≠ j dan i,j = 1,2,3
Tingkat Signifikansi
α = 0,05
Statistik Uji
P – value based on mean = 0,481
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena p-value (0,481) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi ketiga populasi skor
prestasi siswa berdasarkan kelas keseluruhannya memiliki variansi yang sama.
2. Uji analisis variansi satu arah untuk efek faktor metode belajar terhadap skor prestasi siswa
ANOVA
data
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 274.074 2 137.037 8.676 .000
Within Groups 1658.472 105 15.795
Total 1932.546 107
Hipotesis
H0 : τ1= τ2 = τ3 = 0 (Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa)
H1 : Tidak semua τi = 0 (Ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa)
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,000
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi terdapat pengaruh metode
belajar terhadap skor prestasi siswa.
3. Uji Multiple Comparison Analysis
Contrast Tests
Contras
t Value of Contrast Std. Error t df Sig. (2-tailed)
data Assume equal variances 1 -2.7778 .81125 -3.424 105 .001
Does not assume equal
variances
1-2.7778 .79191 -3.508 74.494 .001
Hipotesis
H0 : L = µA - μB+μC
2= 0
H1 : L ≠ 0
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,001
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,001) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi terdapat perbedaan hasil
prestasi siswa antara metode PBL yang merupakan metode lama dengan metode CTL
dan metode INQURY yang merupakan metode baru.
data
Tukey HSD
metode_bel
ajar N
Subset for alpha = 0.05
1 2
PBL 36 84.5833
CTL 36 86.2500 86.2500
INQUIRY 36 88.4722
Sig. .182 .051
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Dilihat dari mean uji Tukey HSD diketahui bahwa mean skor prestasi siswa dengan metode
belajar PBL sebesar 84.5833 lebih rendah dibandingkan dengan mean skor prestasi belajar
siswa dengan metode baru yaitu CTL dan INQUIRY sebesar 86.25+88.4722
2=87,3611.
Dapat disimpulkan metode baru lebih baik dibandingkan dengan metode lama.
4.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 274.074 2 137.037 8.676 .000a
Residual 1658.472 105 15.795
Total 1932.546 107
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: data
Hipotesis
H0 : τ1= τ2 = τ3 = 0 (Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa)
H1 : Tidak semua τi = 0, i = 1,2,3 (Ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi
siswa)
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,000
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi terdapat pengaruh metode
belajar terhadap skor prestasi siswa.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 86.435 .382 226.018 .000
X1 -1.852 .541 -.357 -3.424 .001
X2 -.185 .541 -.036 -.342 .733
a. Dependent Variable: data
Didapat persamaan regresi dengan konstanta :Y=86.435−1.852 X1−0.185 X 2
Jadi diperoleh :
µ. = 86.435, τ1 = -1.852, τ2 = -0.185 dan τ3 = -τ1 - τ2 = 2.037
Besarnya nilai µi untuk setiap level faktor :
µ1 = µ. + τ1 = 84.583
µ2 = µ. + τ2 = 86.25
µ3 = µ. + τ3 = 88.472
Rata-rata skor prestasi siswa berdasarkan metode belajar PBL sebesar 84.583 yang
meruapakan rata-rata terkecil dibandingkan dengan metode belajar lainnya. Untuk metode
belajar CTL diperoleh rata-skor prestasi siswanya sebesar 86.25. Dan untuk metode belajar
INQUIRY diperoleh rata-rata skor prestasi siswanya yang merupakan rata-rata skor tertinggi
sebesar 88.472.
5. Uji analisis variansi dua arahTests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:data
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 76.157a 5 15.231 .837 .527
Intercept 806872.454 1 806872.454 4.433E4 .000
gender 17.120 1 17.120 .941 .334
kelas 5.630 2 2.815 .155 .857
gender * kelas 53.407 2 26.704 1.467 .235
Error 1856.389 102 18.200
Total 808805.000 108
Corrected Total 1932.546 107
a. R Squared = .039 (Adjusted R Squared = -.008)
Uji interaksi faktor gender dengan kelas
Hipotesis
H0 : Tidak ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas
H1 : Ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,235
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,235) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor gender dengan faktor kelas, maka dapat diteruskan ke uji efek tiap
faktornya.
Uji efek faktor gender
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh gender terhadap skor prestasi siswa
H1 : Ada pengaruh gender terhadap skor prestasi siswa
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,334
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,334) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh
gender terhadap skor prestasi siswa.
Uji efek faktor kelas
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa
H1 : Ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,857
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,857) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh
kelas terhadap skor prestasi siswa.
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:data
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 476.380a 17 28.022 1.732 .051
Intercept 806872.454 1 806872.454 4.987E4 .000
gender 17.120 1 17.120 1.058 .306
kelas 5.630 2 2.815 .174 .841
metode_belajar 274.074 2 137.037 8.470 .000
gender * kelas 53.407 2 26.704 1.650 .198
gender * metode_belajar 2.741 2 1.370 .085 .919
kelas * metode_belajar 50.259 4 12.565 .777 .543
gender * kelas *
metode_belajar73.148 4 18.287 1.130 .347
Error 1456.167 90 16.180
Total 808805.000 108
Corrected Total 1932.546 107
a. R Squared = .247 (Adjusted R Squared = .104)
Uji interaksi faktor gender, kelas dan metode belajar
Hipotesis
H0 : Tidak ada interaksi antara faktor gender, kelas dan metode belajar
H1 : Ada interaksi antara faktor gender, kelas dan metode belajar
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,347
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,347) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor gender, kelas dan metode belajar, maka dapat diteruskan ke uji interkasi
tiap faktor.
Uji interaksi faktor gender dengan kelas
Hipotesis
H0 : Tidak ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas
H1 : Ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,198
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,198) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor gender dengan faktor kelas.
Uji interaksi faktor gender dengan metode belajar
Hipotesis
H0 : Tidak ada interaksi antara faktor gender dengan faktor metode belajar
H1 : Ada interaksi antara faktor gender dengan faktor metode belajar
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,919
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,919) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor gender dengan faktor metode belajar.
Uji interaksi faktor kelas dengan metode belajar
Hipotesis
H0 : Tidak ada interaksi antara faktor kelas dengan faktor metode belajar
H1 : Ada interaksi antara faktor kelas dengan faktor metode belajar
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,543
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,543) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor kelas dengan faktor metode belajar.
Karena tidak ada interaksi antara faktor gender dengan kelas, gender dengan metode belajar
serta kelas dengan metode belajar maka dilakukan uji faktor gender, kelas dan metode
belajar.
Uji efek faktor gender
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh gender terhadap skor prestasi siswa
H1 : Ada pengaruh gender terhadap skor prestasi siswa
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,306
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,306) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh
gender terhadap skor prestasi siswa.
Uji efek faktor kelas
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa
H1 : Ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,841
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,841) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh
kelas terhadap skor prestasi siswa.
Uji efek faktor metode belajar
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa
H1 : Ada pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa
Tingkat Signifikansi
α = 5 %
Statistik Uji
P-value = 0,000
Daerah Kritik
H0 ditolak jika p-value < α
Kesimpulan
Karena nilai p-value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi ada pengaruh metode
belajar terhadap skor prestasi siswa.
KESIMPULAN
Sebelum melakukan uji analisis variansi dilakukan uji asumsi per level faktor dahulu
yaitu uji normalitas dan kesamaan variansi. Dari uji normalitas untuk faktor metode
belajar didapat :
Metode Belajar P-value Kesimpulan
PBL 0,079 H0 tidak ditolak
CTL 0,179 H0 tidak ditolak
INQUIRY 0,059 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan metode belajar baik metode PBL, CTL
serta INQUIRY diambil dari populasi yang mengikuti distribusi normal.
Untuk uji normalitas faktor gender didapat :
Gender P-value Kesimpulan
Laki-laki 0,177 H0 tidak ditolak
Perempuan 0,200 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan gender diambil dari populasi yang
mengikuti distribusi normal.
Untuk uji normalitas faktor kelasdidapat :
Kelas P-value Kesimpulan
VII 0,619 H0 tidak ditolak
VIII 0,318 H0 tidak ditolak
IX 0,176 H0 tidak ditolak
Jadi sampel dari skor prestasi siswa berdasarkan kelas yaitu dari kelas VII, VIII serta IX
diambil dari populasi yang mengikuti distribusi normal.
Untuk uji kesamaan variansi per level faktor diperoleh :
Faktor P-value Kesimpulan
Metode belajar 0,792 H0 tidak ditolak
Gender 0,801 H0 tidak ditolak
Kelas 0,481 H0 tidak ditolak
Jadi ketiga populasi skor prestasi siswa berdasarkan metode belajar, gender dan kelas
keseluruhannya memiliki variansi yang sama.
Dapat disimpulkan uji asumsi analisis variansi (uji normalitas dan kesamaan variansi)
terpenuhi sehingga dapat dilanjutkan dengan uji analisis variansi.
Berdasarkan uji analisis variansi satu arah untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor
metode belajar terhadap skor prestasi siswa diperoleh p-value = 0.000 maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa. Untuk melihat
metode belajar yang terbaik antara metode lama (PBL) dengan metode baru (CTL dan
INQUIRY) maka dilakukan uji kontras. Diperoleh p-value (0,001) < α (0,05) maka H0
ditolak. Jadi terdapat perbedaan hasil prestasi siswa antara metode PBL yang merupakan
metode lama dengan metode CTL dan metode INQURY yang merupakan metode baru.
Untuk melihat metode mana yang terbaik menggunakan metode Tukey. Dilihat dari mean uji
Tukey HSD diketahui bahwa mean skor prestasi siswa dengan metode belajar PBL sebesar
84.5833 lebih rendah dibandingkan dengan mean skor prestasi belajar siswa dengan metode
baru yaitu CTL dan INQUIRY sebesar 86.25+88.4722
2=87,3611. Dapat disimpulkan metode
baru lebih baik dibandingkan dengan metode lama.
Dengan pendekatan regresi untuk melihat adanya efek metode belajar terhadap skor
prestasi siswa diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi terdapat
pengaruh metode belajar terhadap skor prestasi siswa. Dan diperoleh persamaan regresi
dengan konstanta Y=86.435−1.852 X1−0.185 X 2.
Jadi diperoleh besarnya nilai µi untuk setiap level faktor :
µ1 = 84.583, µ2 = 86.25 dan µ3 = 88.472
Rata-rata skor prestasi siswa berdasarkan metode belajar PBL sebesar 84.583 yang
meruapakan rata-rata terkecil dibandingkan dengan metode belajar lainnya. Untuk metode
belajar CTL diperoleh rata-skor prestasi siswanya sebesar 86.25. Dan untuk metode
belajar INQUIRY diperoleh rata-rata skor prestasi siswanya yang merupakan rata-rata
skor tertinggi sebesar 88.472.
Dengan analisis variansi dua arah akan melihat apakah faktor gender dan kelas
mempengaruhi skor prestasi belajar siswa. Pertama dilakukan iji interaksi faktor gender
dengan kelas dahulu. Diperoleh p-value (0,235) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi
tidak ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas, maka dapat diteruskan ke uji
efek tiap faktornya. Untuk uji efek faktor gender diperoleh p-value (0,334) > α (0,05)
maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh gender terhadap skor prestasi siswa. Untuk
uji efek faktor kelas diperoleh p-value (0,857) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak
ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa.
Dilakukan uji analisis variansi 3 arah untuk mengetahui apakah ada efek dari faktor kelas,
metode belajar, dan gender terhadap skor prestasi siswa. Dilakukan uji interaksi antara
faktor gender, kelas dan metode belajar diperoleh p-value (0,347) > α (0,05) maka H0
tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi antara faktor gender, kelas dan metode belajar, maka
dapat diteruskan ke uji interaksi tiap faktor. Untuk uji interaksi faktor gender dengan kelas
diperoleh p-value (0.198) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi antara
faktor gender dengan faktor kelas. Selanjutnya uji interaksi faktor gender dengan metode
belajar diperoleh p-value (0.919) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada interaksi
antara faktor gender dengan faktor metode belajar. Dan terakhir uji interaksi faktor kelas
dengan metode belajar diperoleh p-value (0.543) > α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi
tidak ada interaksi antara faktor gender dengan faktor kelas, maka dapat diteruskan ke uji
efek tiap faktornya. Karena tidak ada interaksi antara faktor gender dengan kelas, gender
dengan metode belajar serta kelas dengan metode belajar maka dilakukan uji faktor
gender, kelas dan metode belajar. Untuk uji efek faktor gender diperoleh p-value (0,306) >
α (0,05) maka H0 tidak ditolak. Jadi tidak ada pengaruh gender terhadap skor prestasi
siswa. Dilanjutkan uji efek faktor kelas diperoleh p-value (0,841) > α (0,05) maka H0 tidak
ditolak. Jadi tidak ada pengaruh kelas terhadap skor prestasi siswa. Terakhir uji efek faktor
metode belajar diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Jadi ada pengaruh
metode belajar terhadap skor prestasi siswa. Jadi hanya faktor metode belajar yang
mempengaruhi skor prestasi siswa.