ANALISIS FRAMING BERITA BISNIS INVESTASI...
Transcript of ANALISIS FRAMING BERITA BISNIS INVESTASI...
ANALISIS FRAMING BERITA BISNIS INVESTASI USTADZ
YUSUF MANSUR PADA DETIK.COM
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Komunikasi Penyiaran Islam ( S.Kom.I)
Oleh
Ramadhan Syaifullah
NIM: 109051000240
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H. / 2014 M.
ANALISIS FRAMING BERITA BISNIS INVESTASI USTADZ
YUSUF MANSUR PAI}A DETIK,COM
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Ramadhaq Sv4ifulllhNIM: 109051000240
JT'RUSA]\[ KOMTJFTIKASI DAI\I PEI\MARAN ISLAMFAKT]LTAS ILMU DAKWAII DAI\[ ILMU KOMT]I{IKASI
UNIVERSITAS ISLAM IYEGERISYARIF IIIDAYATULLAH
JAKAR'TA1435 H.l 2014M.
Peqnbimbing,
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Slcripsi berjudul ANALISIS URAMING BERITA BISIilS NVESTASTUSTAIIZ YUSUF MANSUR PADA DEflK.COM telah diujikan dalam sidangmunaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi LIIN Syarif HidayatullahJakarta pada 19 Desember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program StudiKomunikasi Penyiaran Islam.
Jalrarh,05 Januari 2015
Sidang Munaqasyah
Sekretaris Sidang
Anggota,
Penguji I
s$a'^rzDrs. Cecen Castrawiiava. MANIP. 19570818 199803 I 002
r9761t2920091Fita Fdfurohmah. l\{.Si
NrP. I 9830610 200912 2 001
LEMBAR PERIIYATAAI{
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajuk{mn untukmemenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarifhidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakafia.
3. Jika dikemudian Hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN syarif Hidayatullah Jakafta"
2014
ABSTRAK
Ramadhan Syaifullah
Analisis Framing berita Bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur pada
Detik.com
Pertumbuhan ekonomi masyarakat di Indonesia bisa dilihat dari
pertumbuhan kelas menengah. Masyarakat kelas menengah tidak hanya
menghabiskan uangnya pada gaya hidup, namun juga investasi. Nama ustadz
Yusuf Mansur belakangan ramai dibicarakan oleh khalayak, lantaran bisnis
investasi yang ia lakukan menuai pro-kontra di masyarakat. Kemudian masalah
tersebut diangkat di media massa yang salah satunya media online Detik.com.
Dalam pemberitaanya Detik.com menekankan aturan yang dilanggar bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur sehingga menggiring opini khalayak untuk tidak
mudah percaya terhadap bisnis investasi Yusuf Mansur ini.
Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana Detik.com membingkai
pemberitaan terkait bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur? Bagaimana
kecenderungan keberpihakan Detik.com dalam pemberitaan bisnis investasi
Ustadz Yusuf Mansur?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial
atas realitas yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman
dimana teori ini mengasumsikan realitas itu ada karena adanya konstruksi secara
terus-menerus oleh individu dan dimaknai secara bersama. Setiap pemberitaan di
media massa dianggap telah melalui proses konstruksi sebelum ditampilkan
kepada masyarakat.
Penelitian ini berlandaskan pada paradigma kontruktivis dengan
pendekatan kualitatif. Adapun metodologi yang digunakan adalah analisis framing
model Robert N. Entman. Dengan framing model ini akan terlihat pilihan kata,
seleksi isu, dan penonjolan aspek tertentu dari suatu isu yang dikonstruksikan oleh
Detik.com dalam pemberitaan masalah bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur.
Detik.com terlihat cenderung berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Tujuannya agar masyarakat paham betul mengenai aturan yang dilanggar oleh
ustadz Yusuf Mansur terkait bisnis investasinya. Detik.com juga cenderung
mengintervensi ustadz Yusuf Mansur dalam artikel berita yang disajikan pada
khalayak
Detik.com dalam membingkai pemberitaan masalah bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur terlihat dengan menggunakan elemen-eleman framing. Seperti
bahasa, gambar, judul, dan memberikan penekanan-penekanan pada setiap kalimat
yang ditulis dan narasumber yang dianggap kompeten untuk memperkuat pesan
yang tertulis dalam berita.
Masalah bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur sejatinya memang
kesalahan dari ustadz Yusuf Mansur sendiri. Namun ketenaran nama ustadz
Mansur inilah yang menjadi isu penting untuk diangkat oleh media massa
termasuk media online Detik.com. dalam berita di media ada istilah bad news is
good news. Jadi pemberitaan Bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur merupakan
realitas yang dikonstruksikan oleh media massa.
Keywords: Bisnis investasi, Ustadz Yusuf Mansur, Konstruksi Sosial Atas
Realitas, Framing dan Detik.com.
vi
KATA PENGATAR
Alhamdulillahirabbil’alami, segala puji bagi Allah SWT pencipta alam
semesta yang maha ESA, senatiasa selalu menyempurnakan kenikmatan kepada
hamba yang selalu mengharap ridho-Nya. Dengan segala karunia-Nya peneliti
akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Iringan sholawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW berserta
sahabat dan keluarganya yang telah mengajarkan kita semua tentang akhlak dan
budi pekerti yang patut peneliti ikuti dalam kehidupan sehari-hari.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah
satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1)
pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menyadari bahwa tidak akan mampu
menyelesaikan tanpa bantuan dari pihak lain. Peneliti ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang membantu kelancaran
penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil.
Selanjutnya, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Arief Subhan , MA,
Wakil Dekan I, Suparto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Drs Jumroni, M.Si,
Wakil Dekan III, Dr.Sunandar, MA.
vii
2. Bapak Rachmat Baihaky, M.Si dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Fauzun Jamal, Lc selaku Pembimbing Akademik KPI G 2009 yang
selalu mendengarkan keluh kesah kami dan pengarahannya dari semester 1
sampai saat ini.
5. Bapak Muchammad Nasucha, M.Si yang telah memberikan pengarahan
pada awal pengajuan proposal skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman berharga sehingga
peneliti dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Para petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
fasilitas dan memudahkan peneliti dalam meminjamkan buku refrensi.
8. Para petugas Perpusnas, Perpustakaan UI, Budi Luhur, dan Al-Azhar yang
telah memberikan kemudahan penulis dalam mengakses referensi dan
menggunakan fasilitas yang ada.
9. Kedua orangtua tercinta, Bapak Itja Sutisna dan Ibu Mariam yang tak
pernah lelah dan selalu berusaha mendidik anaknya dengan penuh rasa
cinta dan kasih sayang. Kakak-kakak saya Julianti, Ismaliyah, Isnawati,
viii
Hatifah N, Mutia Chairunisa dan Kakak-kakak ipar yang selalu
memberikan kecerian, semangat, serta dorongan moril dan materil dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar “Sarana Tour” yang selalu memberikan keceriaan dalam
mengisi hari-hari peneliti dan telah memberikan pengalaman dan pelajaran
yang sangat berharga yang tidak didapatkan dari bangku kuliah.
11. Teman kuliah peneliti seluruh anak KPI angkatan 2009 terutama KPI G
2009 yang telah memberikan banyak pengalaman serta kenangan yang luar
biasa. Terutama Herri, Rizal, Faisal, Hakim, Arif, Edi, Agus, Iskandar,
Iyung, Putra, Riyanda, Engkong, Surya, Soleh, Tata, Ade, Agne, Aisyah,
Dewi, Fitri, Lina, Nida, Nisa, Opi, Puni, Wulan, Wini, dan Yanka. Serta
tidak lupa juga peneliti ucapakan terimakasih kepada teman-teman
angkatan 2010, 2011 atas dukungan dan semangatnya.
12. Teman KKN REALITA Tugu Utara Cisarua Bogor, yang telah
memberikan pengalaman baru dan sangat mengesankan.
13. Keluarga besar PT HIBA UTAMA yang telah memberikan pengalaman
yang tidak terlupakan.
14. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak bisa
disebutkan tapi tidak mengurangi rasa hormat saya pada teman-teman
semua, terima kasih banyak ya teman.
Semoga semua bantuan dan do’anya yang telah diberikan kepada
peneliti akan menjadi amal ibadah dan mendapatkan balasan yang
berlimpah dari Allah SWT. Peneliti mohon maaf apabila tanpa sengaja
ix
melakukan kesalahan dalam penulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi para pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin. Wassalam.
Jakarta, 26 September 2014
Ramadhan Syaifullah
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ....................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 12
A. Media Massa ..................................................................................... 12
1. Pengertian Media Massa ............................................................ 12
2. Jenis Media Massa ...................................................................... 12
3. Perbedaan Media Cetak dengan Media Online ........................... 14
B. Berita ................................................................................................. 16
1. Definisi Berita ............................................................................ 16
2. Nilai Berita .................................................................................. 17
3. Kategori Berita ............................................................................ 19
4. Jenis-jenis Berita ......................................................................... 20
C. Analisis Framing dan Framing Model Robert N. Entman ................ 21
1. Analisis Framing ........................................................................ 21
2. Framing Robert N. Entman ......................................................... 25
3. Efek Framing ............................................................................. 28
BAB III PROFIL DETIK.COM ................................................................... 35
A. Sejarah dan Perkembangan Detik.com .............................................. 35
B. Visi dan Misi ..................................................................................... 39
1. Visi Detik.com ........................................................................... 39
2. Misi Detik.com ........................................................................... 39
3. Nilai Detik.com .......................................................................... 40
C. Struktur Organisasi Detik.com .......................................................... 40
D. Alamat Redaksi ..................................................................................41
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ............................................... 42
A. Analisis Framing Model Robert N. Entman dalam
pemberitaan di Detik.com Periode Juli 2013 ..................................... 42
xi
B. Temuan Analisis Perangkat Framing Robert N. Entman................... 64
C. Interpretasi ......................................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 80
A. Kesimpulan ....................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Berita .............................................................................................. 19
Tabel 2 Jenis-jenis Berita ........................................................................................... 20
Tabel 3 Dimensi Besar Framing ................................................................................ 25
Tabel 4 Konsep Entman ............................................................................................. 26
Tabel 5 Item berita Bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur di Detik.com ................. 44
Tabel 6 Framing edisi 18 Juli 2013 “Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur,
OJK: Kami Cuma Dengar Dari Media” ..................................................................... 45
Tabel 7 Framing edisi 22 Juli 2013 “Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit
Ketar-ketir, Ente Kali!” ............................................................................................. 48
Tabel 8 Framing edisi 22 Juli 2013 “Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan
Investasi 8% Yusuf Mansur” ..................................................................................... 51
Tabel 9 Framing edisi 22 Juli 2013 “Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis
Investasi Yusuf Mansur?” .......................................................................................... 55
Tabel 10 Framing edisi 26 Juli 2013 “Kantor Bisnis Investasi Yusuf Mansur Tetap
Beroperasi” ................................................................................................................. 59
Tabel 11 Framing edisi 29 Juli 2013 “Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di
Yusuf Mansur” ........................................................................................................... 61
Tabel 12 Define Problem / Pendefinisian Masalah .................................................... 65
Tabel 13 Diagnose Cause / Memperkirakan Penyebab Masalah ............................. 66
Tabel 14 Make Moral Judgement / Membuat Pilihan Moral ..................................... 67
Tabel 15 Treatment Recommendation / Menekankan penyelesaian .......................... 68
Tabel 16 Hubungan Konstruksi dengan Framing dalam Pemberitaan Bisnis
Investasi Ustadz Yusuf Mansur ................................................................................. 72
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Tampilan Halaman Beranda Detik.com ....................................... 38
Gambar 2: Tampilan Halaman Kanal Detik Finance ..................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa seperti media cetak, elektronik, dan yang sekarang ini sangat
diminati ialah media online. Mengapa? Karena pada saat ini mengakses informasi
melalui media online sangatlah mudah dan cepat. Setiap media massa memiliki
ideologinya masing-masing, dan setiap ideologi itu terbangun dari penguasa
media atau owner. Setiap pemberitaan di media massa yang disiarkan biasanya
sangat dipengaruhi oleh latar belakang politik, ekonomi, agama, dan kepentingan
perusahaan media tersebut.
Efek media massa dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam
kehidupan masyarakat. Masyarakat menjadi konsumtif dan serba instan. Soejono
Soekamto dalam bukunya “Sosiologi Pengantar”, menyatakan bahwa perubahan-
perubahan dalam masyarakat di dunia ini merupakan gejala normal, yang
pengaruhnya menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lainnya berkat adanya
komunikasi yang modern.1
Peran media massa dalam membingkai kasus bisnis investasi Ustadz
Yusuf Mansur pada bulan Juli 2013 lalu menjadi kuat. Berbagai media, baik cetak
maupun elektronik ataupun media-media online banyak menyoroti kasus ini ke
hadapan publik. Sehingga kasus ini pun kerap menjadi headline di berbagai media
massa dan menjadikan opini tersendiri di benak publik yang membacanya.2
1 Soejono Soekamto, Sosiologi Pengantar, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 1987), h. 30.
2 http://finance.detik.com/read//bisnis-investasi-yusuf-mansur, diakses pada 28 juli 2013
2
Kasus ini menjadi pemberitaan manakala menuai polemik di masyarakat
tentang bisnis investasi yang di gagas Ustadz Yusuf Mansur ini. Berawal dari
ucapan Ustadz Yusuf di salah satu media sosial.
“Daripada ngomong doang ayo bismillah patungan yuk. Ini nomor
rekeningnya. Yang percaya sama saya, taruh Rp 1 juta.”3
Menurutnya, banyak sumber daya alam Indonesia, dan peluang-peluang
bisnis di Indonesia justru dinikmati bukan oleh rakyat. Ia lantas melempar solusi
ekonomi berjemaah untuk membeli ulang aset Indonesia agar tidak dikuasai
kapitalis. Ia yakin bila umat Islam bersatu dengan patungan uang, maka
perusahaan vital seperti telekomunikasi, perbankan, asuransi dan maskapai
penerbangan bisa dikuasai kembali, dengan bermodalkan dana patungan yang
didapat dari jemaahnya yang mencapai miliaran rupiah itu, patungan usahanya
tersebut berubah menjadi bisnis investasi yang menggiurkan, karena menjanjikan
keuntungan yang cukup besar, dengan uang Rp 12 juta, investor bisa bergabung
dengan bisnis investasi pembangunan hotel apartemen haji dan umroh senilai Rp
150 miliar. Besaran imbal hasil yang dijanjikan sebesar 8 persen setiap tahun.
Selain itu, peserta akan mendapatkan pengembalian dana investasi (cash back)
setelah 10 tahun padahal bisnis investasinya belum berizin. Seharusnya jika
seseorang memulai bisnis, hal pertama yang ia harus pikirkan terlebih dahulu
ialah mengurus izin terkait bisnisnya, dan umumnya di Indonesia berlaku
demikian.
Hal inilah yang menarik media untuk memberitakan isu seputar bisnis
investasi Ustadz Yusuf Mansur, banyak pendapat yang ditampilkan dari berbagai
media, kemudian terus-menerus dibahas dengan menampilkan fakta-fakta dan
3 Akun twitter Ustadz Yusuf Mansur, www.twitter.com, diakses pada 28 juli 2013
3
melalui referensi yang dapat dipercayai oleh masyarakat, sehingga pembahasan
tersebut mampu menggiring opini baru terhadap masyarakat yang membacanya di
media tersebut, kemudian media juga mampu memancing pro dan kontra atas
kasus yang diangkatnya dengan siasat cerminan informasi yang apa adanya. Oleh
karena itu jelaslah, setiap masyarakat yang menganggap penting dan cenderung
mengikuti pemberitaan yang ditayangkan media tersebut, maka telah tergiring
opininya dan telah terkontruksi oleh kontstruksi realitas media itu.
Pengamat Keuangan Yanur Rizki misalnya, keberatan atas praktik bisnis
yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur karena sangatlah berisiko bagi
masyarakat. Menurutnya dalam bisnis tersebut tidak ada lembaga yang
mengawasi termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekalipun, dengan begitu,
masyarakat tidak memperoleh perlindungan dalam berinvestasi dan bisnis tidak
bisa mengandalkan integritas (pribadi) semata. Harus ada perlindungan yang
dibuat dalam regulasi ketat, jangan sampai kasus Koperasi Langit Biru maupun
Gerai emas Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) tidak kembali terulang.
"Karena masyarakat kita berpikirnya sederhana. Tanam sekarang, kemudian
panen," ujarnya.4
Melihat dari segi Syariah Islam, meskipun digagas oleh seorang
berpredikat Ustadz namun tausiah beliau banyak tentang sedekah, bukan pakar
ekonomi syariah. Menurut Dr. Syafii Antonio (pakar ekonomi syariah), ada
pelanggaran syariah mendasar jika bagi hasilnya fix 8% karena tendensinya jadi
riba, dan bila rekening bank yang di pakai untuk mengumpulkan dana adalah bank
konvensional ( Mandiri dan BCA ), terus bunganya mau diapakan?5
4 http://plasadana.com/detail.php?id=5009, diakses pada 2 oktober 2013
5 http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/07/22, diakses pada 2 oktober 2013
4
Berbeda dengan apa yang disampaikan politikus PAN Viva Yoga,
menurutnya bisnis investasi tersebut cukup baik bagi masyarakat, ia tidak yakin
Ustadz Yusuf Mansur melakukan bisnis investasi yang berdampak merugikan
rakyat. Beliau juga menjelaskan Yusuf Mansur seorang ustadz yang selalu
berdakwah dengan kedamaian dan kebaikan. Sehingga dia tak yakin bisnis yang
dilakoninya akan merugikan seluruh umatnya.6
Proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media merupakan usaha
“menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa atau keadaan. Realitas tersebut
tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui proses interaksi antara
penulis berita, atau wartawan, dengan fakta.
Pro dan kontra yang muncul terkait bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur
di manfaatkan oleh media massa yang mengangkat kasus ini sebagai headline,
salah satunya adalah Detik.com. Trans media khususnya Detik.com dikenal oleh
masyarakat sebagai media massa yang berbasis online dan beritanya selalu
update, terlebih jika ada kasus yang bersangkutan dengan kepentingan orang
banyak. Namun bagaimana Detik.com memandang kasus ini jika terkait pada
kepentingan masyarakat Indonesia, agar perekonomian masyarakat Indonesia bisa
jauh lebih baik lagi.
Peneliti anggap penelitian ini penting karena banyak kasus tentang
penipuan investasi ilegal yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Maka disinilah peran media khususnya Detik.com bagaimana
mengkonstruksi pemberitaan tentang bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur agar
masyarakat mengetahui letak kesalahan maupun perbedaan antara bisnis investasi
6 http://m.inilah.com/read/detail/2012782 diakses pada 2 oktober 2013
5
yang dilakukan Ustadz Yusuf Mansur dengan jenis bisnis investasi lain dan untuk
mengetahui ideologi serta kencenderungan keberpihakan Detik.com atas kasus
tersebut, agar mengetahui ideologi serta kecenderungan keberpihakan dari media
tersebut dilakukanlah analisis. Menggunakan analisis framing model Robert N.
Entman yang membaginya ke dalam empat konsep yaitu Define Problems
(Pendefinisian Masalah), Diagnose Causes (Sumber Masalah), Make Moral
Judgement (Membuat Keputusan Moral), Treatment Recommendation (Penekanan
Penyelesaian / Solusi). Maka, akan diketahui seperti apa kencenderungan
keberpihakan Detik.com atas kasus ini dan bagaimana Detik.com mengemasnya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka saya sebagai peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dan mengangkatnya ke dalam skripsi
dengan judul “Analisis Framing berita Bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur
pada Detik.com.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini tidak terlalu luas dan melebar,
maka dibuat batasan. Ruang lingkup dibatasi hanya pada analisis tekstual
(message) seputar pemberitaan kasus patungan usaha Ustadz Yusuf Mansur di
Detik.com periode Juli 2013.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka masalah yang akan dibahas antara
lain :
6
1. Bagaimana Detik.com membingkai pemberitaan terkait bisnis Investasi
Ustadz Yusuf Mansur?
2. Bagaimana kecenderungan keberpihakan Detik.com dalam
pemberitaan bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur dilihat dari
pembingkaian berita yang ditampilkannya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pembingkaian Detik.com terkait bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur.
2. Untuk mengetahui kecenderungan keberpihakan Detik.com dalam
pemberitaan bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur dilihat dari
pembingkaian berita mereka tampilkan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil riset
terutama dibidang komunikasi massa dengan fokus pada tehnik analisis
framing.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
penelitian serupa. Selain itu juga memberi informasi tentang mengenai
konstruksi media terhadap suatu kasus, khususnya kasus bisnis investasi
Ustadz Yusuf Mansur dan pemberitaan tentang bisnis investasi atau
patungan usaha sejenis, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi
7
berbagai pihak yang terkait dengan patungan usaha atau pun jenis investasi
lainnya.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah analisis
framing model Robert N. Entman dengan paradigma penelitian konstruktivis
sedangkan pendekatan penelitiannya adalah kualitatif.
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum
yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di
masyarakat.7 Pendekatan kualitatif ini juga bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman bersifat umum yang diperolah setelah melakukan analisis terhadap
kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan
berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.8 Penelitian ini
lebih menekankan pada kualitas data bukan kuantitas data.9
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif sangat erat hubungannya
dengan faktor-faktor kontekstual. Maksud sampling dalam hal ini ialah untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan
bangunannya (constructions), dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan
diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam
generalisasinya. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam
ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), h.. 6 8 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), h. 215. 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2006), h. 58.
8
yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul, maka pada
penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive
sample).10
Purposive Sample atau purposive sampling merupakan sampel bertujuan,
artinya sampel diambil atas dasar kriteria khusus atau tertentu yang ada pada
peneliti. Purposive sampling dapat dihubungkan ke dalam analisis framing yang
sama-sama memiliki pandangan konstruksionis. Sehingga purposive sampling
digunakan untuk mengambil sampel berita yang akan diteliti dan dibandingkan
nantinya. Pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan
seluruh berita dari Detik.com berkaitan dengan bisnis investasi Ustadz Yusuf
Mansur dan diambilah sampel penelitian sejumlah 6 berita edisi Juli 2013 dari
media tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Detik.com sedangkan yang menjadi objek
pada penelitian ini adalah seputar berita terkait dengan bisnis investasi Ustadz
Yusuf Mansur.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Detik.com yang beralamat di Aldevco
Octagon Building - Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta Selatan 12740
Telp: (021) 794.1177 (Hunting) Fax: (021) 794.4472 Web. http://Detik.com
Email: redaksi[at].detik.com
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 224
9
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder. Data
primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder
diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan
bahan pendukung ataupun pembanding.
1. Data Primer (Primary-Sources), ialah data tekstual yang diperoleh dari
pemberitaan di Detik.com. Penulis memilih berita yang hanya menyangkut
seputar bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur.
2. Data Sekunder (Secondary-Sources), yaitu data-data pendukung lainya
yang diperoleh tidak secara langsung. Data skunder bisa berupa dokumen,
arsip, maupun laporan-laporan tertentu yang didapat oleh peneliti dari
berbagai sumber.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara.
Dalam riset kualitatif disebut dengan wawancara mendalam atau wawancara
intensif dan kebanyakan tak berstrukstur.11
Tujuannya mendapatkan data yang
mendalam, dengan mewawancarai redaktur Detik Finance, pihak Ustadz Yusuf
Mansur dan Khalayak.
6. Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing.
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan
dikonstruksi oleh media. Data yang ada dikumpulkan, kemudian diolah
menggunakan analisis framing dengan merujuk pada model atau kerangka Robert
11
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 96
10
N. Entman, sehingga akan terlihat bagaimana Detik.com mengemas berita tentang
seputar pemberitaan bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku
yang membahas tentang analisis framing, peneliti juga melakukan tinjauan
pustaka di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ada beberapa tulisan yang berbicara mengenai analisis
framing dan menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Skripsi karya Emmi Sehermi, Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, dengan
judul “Analisis Framing Pemberitaan Syekh Puji pada situs kompas.com
dan republika.co.id”.
2. Skripsi karya Suci Rohmayni, Mahasiswi Konsentrasi Komunikasi dan
Penyiaran Islam, yang berjudul “Analisis Framing Konflik Muslim
Rohingya Pada Harian Republika”
Perbandingan skripsi-skripsi di atas dengan skripsi yang penulis susun,
ialah terletak pada berita yang diteliti serta analisis yang digunakan dan pembeda
antara penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah peneliti menganalisis
seputar berita bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur sebagai objek penelitian dan
media yang digunakan peneliti adalah media online Detik.com. Peneliti
menggunakan analisis framing model Robert N. Entman yang membagi
analisisnya terhadap empat elemen, yaitu pendefinisian masalah, sumber masalah,
membuat pilihan moral dan menekankan penyelesaian. Terdapat perbedaan yang
jauh meskipun judul penelitian bermakna serupa dan penelitian ini terkait dengan
masalah ekonomi.
11
G. Sistematika Penulisan
Bab I membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II ini akan membahas teori konstruksi sosial, selain itu pada bab ini
juga membahas mengenai berita, media massa, analisis framing dan konsep
framing model Robert N. Entman.
Bab III membahas mengenai sejarah Detik.com, visi dan misi media
tersebut serta struktur organisasi Detik.com.
Bab IV ini menjelaskan berita mengenai bisnis investasi Ustadz Yusuf
Mansur yang dibahas dan ditampilkan di Detik.com, dengan menggunakan
analisis framing model Robert N. Entman.
Bab V membahas kesimpulan dan saran, merupakan bab penutup yang
memuat kesimpulan penulisan dan saran dari peneliti, sekaligus untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Massa
1. Pengertian Media Massa
“Media berasal dari kata Latin “medium” (tunggal) “media” (jamak) yang
secara harfiah berarti pertengahan, tengah, pusat. Cetak dalam arti harfiah bahasa
Indonesia ialah cap, acuan, dalam bahasa Inggris, cetak yang berkaitan dengan
produksi media cetak ialah press.”12
Manusia membutuhkan komunikasi sebagai jembatan yang mampu
mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku,
antar bangsa dan antar ras, serta membina persatuan dan kesatuan umat manusia13
.
Salah satu fungsi penting dalam komunikasi bagi masyarakat yaitu, kebutuhan
untuk mendapatkan informasi. Fungsi memberikan informasi diartikan bahwa
media massa menyebarkan informasi kepada khalayak. Khalayak selalu haus akan
informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Semakin
berkembangnya teknologi saat ini pun, telah memberikan kontribusi besar dalam
penyebaran informasi. Komunikasi media massa semakin canggih dan kompleks
serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa ke masa14
.
2. Jenis Media Massa
Pada masa sekarang ini kebutuhan akan informasi cukuplah tinggi, oleh
karena itu berbagai macam media juga mengembangkan sayap bisnisnya. Kita
12
Masri Sareba Putra, Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memproduksi, (Graha
Ilmu, 2007), h. 4. 13
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 27. 14
Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2005), h. 3.
13
dapat melihat pada era saat ini, media dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
media cetak, elektronik dan media online.
a. Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua di dunia yang pertama kali hadir
dalam dunia media massa. Pada perkembangan sejarahnya media cetak berasal
dari media yang disebut dengan Acta diurnal dan Acta senates di kerajaan
Romawi kemudian mengalami era perkembangan awal yang lebih modern pada
masa Johannes Guttenberg yang menemukan mesin cetak, hingga media massa
berkembang pesat dan beragam jenisnya seperti yang kita kenal saat ini.
b. Media Elektronik
Seiring perkembangan teknologi dan ditemukannya alat-alat elektronik
seperti televisi dan radio, sarana teknologi tersebut dimanfaatkan oleh para
konseptor media massa untuk menyebarkan informasi pada kedua media tersebut.
Dimulai dari informasi yang disampaikan melalui audio dengan bantuan
perangkat radio, kemudian berkembang menjadi audio visual berupa pembacaan
naskah berita oleh pembawa berita (News Anchor) pada televisi.
c. Media Online
Dengan ditemukannya teknologi internet dengan layanan awal situs world
wide web (www) media informasi juga merambah pada media internet. Media
online menurut para ahli merupakan gabungan proses media cetak dengan menulis
informasi yang disalurkan melalui media dengan teknologi elektronik, dan
komunikasinya bersifat personal karena dapat diakses dengan cepat oleh masing-
masing individu kapanpun dan dimanapun dengan syarat adanya sarana teknologi
yang mendukung individu tersebut untuk mengakses internet.
14
3. Perbedaan Media Cetak dengan Media Online
Media cetak adalah berita-berita yang disiarkan melalui benda cetakan,
dalam sejarahnya, jurnalistik media cetak adalah bentuk jurnalistik pertama
sebelum munculnya radio, televisi dan internet. Dilihat dari Format atau
ukurannya media massa cetak terbagi menjadi berbagai segi. Pertama, format
broadsheet, yakni media cetak berukuran surat kabar umum. Kedua, format
tabloid, yakni media yang ukurannya setengah dari format broadsheet. Ketiga,
format majalah, yakni setengah ukuran dari tabloid. Keempat, format buku, yakni
ukuran setengah halaman majalah.15
Kini media massa tradisional seperti koran, majalah, radio, bahkan televisi
perlahan-lahan mulai bersaing dengan internet, penyebaran iklan yang dapat
menjangkau potential buyer dari berbagai belahan dunia, pertukaran informasi
serta data yang bisa lebih cepat dibandingkan jasa pos. Perkembangan program
seperti email, IRC, bulletin boards, wide web itu sendiri pada dasarnya adalah
pembuktian bahwa teknologi dunia baru cum media komunikasi itu semakin
berkembang.16
Peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet, sangatlah besar dalam
mendukung setiap proses penyelenggaraan media online. Besarnya pengaruh
teknologi Internet dalam penyelenggaraan media online ditunjukkan lewat
pengeksplorasian setiap karakter yang dimiliki internet yang kemudian diadopsi
oleh media online.
15
Zaenudin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor & Para
Mahasiswa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 3. 16
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Sibe, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 52.
15
Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya pada
bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya,
termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran (konvergensi)
dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya. Perkembangan teknologi
media yang cepat dengan kemampuan konvergensinya, secara perlahan tapi pasti
akan berdampak pada system kerja media massa, terutama praktik jurnalistik.
Meskipun prinsip-prinsip yang berkaitan dengan etika dasar tetap dipertahankan
sesuai nilai universal jurnalisme: akurat, objektif, fair, seimbang, dan tidak
memihak, namun dalam praktiknya, kehadiran jurnalisme online yang difasilitasi
internet sedikit banyak mereduksi teknik-teknik jurnalisme tradisional yang
selama ini berlaku.
Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang ada
diantara jurnalisme online dan media massa tradisional: 1) Kemampuan internet
untuk mengombinasikan sejumlah media, 2) Kurangnya tirani penulis atas
pembaca, 3) Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4)
Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung, dan 5)
Kecepatannya secara keseluruhan.17
Peneliti melihat serta mengamati dari perbandingan media massa diatas
bahwa berita terkait bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur lebih banyak di media-
media online dan perkembangannya sangat cepat, hitungannya hanya beberapa
jam. Berbeda jika dicermati dari media massa tradisioanal yang perkembangan
beritanya dari hari ke hari.
17
Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),
h. 137.
16
B. Berita
1. Definisi Berita
Istilah / kata berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni vrit yang
kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi write, arti sebenarnya ialah “ada”
atau “terjadi”. Sebagian ada yang menyebutnya vritta, artinya “kejadian” atau
“yang telah terjadi”. Vritta masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berita”
atau “warta”18
. Secara etimologis berita dalam bahasa inggris, berita (news)
berasal dari kata new (baru). Jadi berita adalah peristiwa-peristiwa atau hal yang
baru dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari:
nort (utara), east (timur), west (barat), dan south (selatan). Mereka mengartikan
berita sebagai laporan dari keempat penjuru anin tersebut, laporan dari mana-
mana, dari berbagai tempat di dunia.19
Berita (news) merupakan sajian utama
sebuah media massa di samping views (opini), mencari bahan berita lalu
menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah
penerbitan pers (media massa).20
Definisi dari berita itu sendiri ialah cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan
pengumuman.21
Didalam buku Here the News yang dihimpun oleh Paul
Meseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru,
penting dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya
18
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,
2004), h. 46. 19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 130. 20
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik, (Jakarta: LPJA Press Jakarta,
2006), h. 39. 21
Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita & Feature, (Jakarta: PT Indeks, 2006), h. 14.
17
serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.22
Sedangkan Denis Mc Quail
menyebutkan karakteristik umum berita yang disusun dengan beberapa istilah
yang menguraikan berita: „layak dijual‟, „dangkal‟, „sederhana‟, „objektif‟,
„berorientasi tindakan‟, „menarik‟ (cukup beda), bergaya, bijaksana.23
William S. Maulsby dalam Getting the News menegaskan, berita bisa
didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-
fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian
para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut dalam definisi jurnalistik,
dikatakan berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih
oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian
pembaca, entah karena dia luar biasa, entah karena penting atau akibatnya, entah
pula karena dia mencakup segi-segi human interst seperti humor, emosi dan
ketegangan.24
2. Nilai Berita
Ada beberapa karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita
(news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa
diterapkan untuk menentukan khalayak berita (news worthy).25
Adapun nilai
berita tersebut antara lain:26
a. Immediacy, atau kerap diistilahkan dengan timelines, artinya terkait
dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering
dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.
22
Helena Olii, Berita & Informasi: Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT INDEKS, 2007), h. 25. 23
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Cet ke-4, (Jakarta:
Erlangga, 1996), h. 191. 24
Haris Sumardiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung: PT
Remaja Rosdakaraya, 2006), h. 64-65. 25
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Cet ke-3, (Jakarta: Kompas, 2007), h.
53. 26
Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer,h. 18-20.
18
b. Proximity, ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa
dalam keseharian hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan berita
yang menyangkut kehidupan mereka.
c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita
yang mengandung nilai konsekuensi.
d. Conflict, peristiwa perang demonstrasi atau krimnal merupakan contoh
elemen konflik di dalam pemberitaan.
e. Oddity, peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan
diperhatikan segera oleh masyarakat.
f. Sex, seks kerap menjadi elemen utama dari sebah pemberitaan, tapi sering
pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti
pada berita sports, selebritis dan kriminal.
g. Emotion, elemen emotion ini kadang dinamakan elemen huuman interest.
Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan,
kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagian, atau humor.
h. Frominence, elemen ini adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names
make news”, nama membuat berita. Unsur keterkenalan selalu menjadi
incaran pembuat berita.
i. Suspense, elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu,
terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang
menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta
dituntut masarakat.
j. Progress, elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa yang
ditunggu masyarakat.
19
Jika dilihat dari cakupan isinya berita itu terbagi pada berita politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga,
militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita juga
dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung (spotnews),
berita komprehensif (comprehensive news) dan feature.27
Peneliti melihat, bahwa nilai berita yang terkait dengan pemberitaan bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur ini termasuk kedalam nilai berita frominance yaitu
unsur yang menjadi dasar dari berita ini adalah nama dari Ustadz Yusuf sendiri
yang menjadi publik figur, sehingga banyak media yang mengangkat kasus ini ke
hadapan publik.
3. Kategori Berita
Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa
yang disebut kategori berita. Ada lima yang mejadi kategori berita, yaitu:
Tabel 1
Kategori Berita28
Hard news Adalah berita yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat
dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin cepat
diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari
kategori berita ini adalah kecepatan dalam pemberitaanya.
Soft news Adalah berita yang termasuk kedalam kategori ini adalah
hal-hal yang berhubungan dengan kisah manusiawi (human
interst). Berita jenis ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa
diberitakan kapan saja.
Spot news Adalah subklasifikasi dari berita yang berkategori hard
news, dalam spot news peristiwa yang diliput tidak
direncanakan. Peristiwa kebakaran, pembunuhan, gempa
bumi adalah jenis-jenis peristiwa yang tidak bisa
diprediksikan.
Develoving news Adalah subklasifikasi dari hard news yang umumnya
berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga atau tidak
27
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 55. 28
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h.127-130.
20
direncanakan seperti spot news. Tetapi dalam develoving
news dimasukkan elemen lain, peristiwa yang diberitakan
adalah bagian dari rangkaian berita yang akan diteruskan
keesokan atau dalam berita selanjutnya
Continuing news Adalah subklasifikasi lain dari hard news. Continuing news
peristiwa atau kejadian dapat diprediksi dan direncanakan.
Dari kategori berita yang sudah dijelaskan, berita mengenai bisnis
investasi Ustadz Yusuf Mansur masuk kedalam kategori Soft news, dikarenakan
isu utama yang diangkat berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Serta
berita ini berkembang dari bulan Juli sampai September 2013.
4. Jenis-jenis Berita
Terdapat lima jenis berita, yaitu Straight News, Deep News, Investigation
News, Interpretative News, dan Opinion News. Dari kelima jenis berita tersebut
dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2
Jenis-jenis Berita29
Straight News Berita yang langsung pada sasaran secara singkat dan
lugas, diberitakan tanpa mencampurkan opini penulis,
disiarkan secara cepat dan biasanya menjadi berita utama.
Deep News Berita mendalam, dikembangkan dengan hal-hal yang ada
dibawah suatu permukaan.
Investigation News Berita yang dihasilkan melalui proses penyelidikan atau
investigasi dan biasanya diangkat dari kasus penting yang
diketahui oleh masyarakat luas, serta berdasarkan
penelitian dari berbagai sumber.
Interpretative News Berita yang dikembangkan dari pendapat wartawan
berdasarkan fakta yang ditemukan.
Opinion News Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat
pakar cendikiawan mengenai suatu hal.
29
Asep Syamsul Ramli, Jurnalistik Untuk Pemula, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), h. 23
21
Disimpulkan dari penjelasan mengenai jenis-jenis berita, pemberitaan
tentang bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur masuk kedalam jenis berita
Investigation News, dilihat dari awal pemberitaan oleh media cetak, elektronik
maupun online berita ini berkembang dari hari ke hari, juga disisipi dengan proses
penyelidikan atau investigasi yang mendalam yang di sampaikan oleh para pakar
yang berkompeten di bidang bisnis maupun investasi. Sehingga masyarakat
menganggap kasus ini penting untuk diikuti perkembangannya, terutama bagi
mereka yang ikut dalam bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur.
C. Analisis Framing dan Framing Model Robert N. Entman
1. Analisis Framing
Framing atau bingkai berfungsi untuk menjaga pandangan seseorang
terhadap suatu gambar yang ada. Tuchman dalam salah satu bukunya “Making
News” menganalogikan framing sebagai jendela.30
Apa yang ada di luar jendela
terlihat dari bagaimana jendela yang dipakai untuk melihatnya. Jendela yang luas,
misalnya, akan memungkinkan melihat tidak hanya halaman rumah saja, tapi juga
rumah-rumah lain atau pemandangan lain yang bisa lebih luas jangkauannya.
Berbeda apabila menggunakan jendela berukuran kecil yang pada akhirnya sangat
membatasi apa yang bisa dilihat.
Konsep framing dalam studi media banyak berasal dari lapangan psikologi
dan sosiologi.31
Pada dimensi psikologi, framing dilihat dari pengaruh kognisi
seseorang yang membentuk skema tentang diri. Skema lahir dari proses
pengetahuan dan pengalaman seseorang. Selain itu, lingkungan sosial juga ikut
30
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 4. 31
Ibid, h. 71.
22
memengaruhi kehadiran skema. Skema merupakan aktivitas kognitif seseorang
dalam melihat dunia sosialnya dengan perspektif tertentu.
Secara psikologis, individu akan cenderung melihat realitas yang
kompleks dengan perspektif pribadi.32
Kecenderungan ini yang membuat
perspektif tentang suatu realitas antar individu berbeda. Setiap individu
mempunyai perspektif masing-masing yang tidak sama sesuai dengan aktivitas
kognisinya.
Skema digunakan untuk menyederhanakan realitas-realitas kompleks yang
ditangkap individu tersebut. Penyederhanaan tersebut dilakukan agar pikiran kita
mudah mengerti dan memahami suatu realitas. Skema ini pula bergantung pada
pengetahuan dan pengalaman yang dialami individu. Pembentukan makna akan
sesuatu bagi anak-anak pastinya berbeda dengan yang sudah dewasa. Oleh
karenanya, framing dilihat sebagai perspektif yang membatasi pandangan individu
terhadap suatu realitas tersebut, dengan skema maka sesorang akan mampu untuk
membedakan satu hal dan yang lainnya berdasarkan klasifikasi. Klasifikasi ini
merupakan perspektif yang dibuat seseorang untuk memberikan ciri-ciri khusus
agar mudah diingat dan membedakannya dengan hal serupa namun tak sama
maknanya.
Selain itu, skema juga membuat kita menjeneralisir suatu hal. Kalau
klasifikasi berhubungan dengan bagaimana satu peristiwa atau orang dibedakan
dengan cirri-cirinya, generalisasi berhubungan dengan bagaimana satu orang yang
mempunyai ciri dan sifat yang berdekatan digeneralisasikan dengan melekatkan
pada ciri-ciri yang sama. Tidak hanya menyederhanakan realitas,
32
Ibid, h. 72.
23
mengklasifikasikan, dan mengeneralisir saja, namun skema juga bisa
mengasosiasikan peristiwa satu dan yang lainnya. Hal ini yang menyebabkan
sesuatu yang sering dihubung-hubungkan dengan hal lain sehingga memunculkan
perspektif yang kadang bias.
Sedangkan dalam dimensi sosiologis, konsep framing banyak berasal dari
Alfred Schutz, Erwin Goffman, dan juga Peter Berger.33
Gagasan Schutz tentang
manusia sebagai aktor kreatif dalam pemberian makna diartikan bahwa teks berita
di media massa awalnya hanya berupa teks biasa tanpa makna, namun, kita sendiri
sebagai pembaca yang memberikan makna tersebut.34
Hal itu pula yang terjadi
pada proses peliputan dan penulisan berita oleh wartawan dan pihak redaksi.
Peristiwa yang mereka lihat adalah mereka sendiri yang memaknainya.
Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun
1955 dalam Sudibyo, yang menjelaskan bahwa mulanya, frame dimaknai sebagai
struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar
untuk mengapresiasi realitas.35
Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh
oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepentingan-
kepentingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam
membaca realitas oleh media.
Goffman menjelaskan bahwa strips adalah urutan aktivitas sesorang
dengan framing sebagai pola dasar yang mendefinisikan strips.36
Mengambil alat
33
Ibid, h. 79. 34
Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2003), h. 299. 35
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 161. 36
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 82.
24
makan, mengambil makanan, kemudian memakannya merupakan strips yang
diorganisasikan menjadi satu pola bernama aktifitas makan yang merupakan
frame. Begitu pula dalam konteks berita. Peristiwa yang ada diruntun dengan
bahasa dan simol yang sedemikian rupa oleh wartawan yang disebut strips lalu
menjadi satu berita utuh yang merupakan frame.
Sebagai suatu metode analisis wacana, framing bertugas menemukan
perspektif media dalam wacananya. Perspektif media inilah yang digunakan untuk
mengkonstruksi suatu peristiwa. Perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta
apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
dibawa ke mana berita tersebut.37
Lewat framing, maka wacana itu bisa dilihat lebih dalam tentang
bagaimana pesan diorganisir, digunakan, dan dipahami. Proses framing
(pembingkaian pesan), merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran
tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, tetapi dibelokkan secara
halus.38
Framing dipandang sebagai sebuah strategi penyusunan realitas
sedemikian rupa, sehingga dihasilkan sebuah wacana (discourse) yang di dalam
media massa wacana ini paling banyak mengambil bentuk dalam wujud berita.
Seperti halnya teori semiotika yang bisa dipakai sebagai wacana teori semiotika,
teori framing juga bisa dipakai sebagai salah satu metode untuk memahami
“information strategy” dari strategi penyusunan realitas, maka analaisis framing
berfungsi untuk membongkar muatan wacana.39
37
Bimo Nugroho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, (Jakarta:
Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21. 38
Hotman Siahaan, Pers yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat Timor Timur
(Lembaga Studi Perubahan Sosial, 2001), h. 9. 39
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Cet. Ke-1, (Granit.
Jakarta:2004), h. 21-22.
25
Realitas dan peristiwa itu begitu kompleks dan acak, ia harus diidentifikasi
(diberi nama, diidentifikasi, dan dihubungkan dengan peristiwa lain yang
diketahui oleh khalayak) dan ditempatkan dalam konteks sosial tertentu di mana
khalayak tersebut berada (sering kali itu dilakukan dengan menempatkan
peristiwa dalam kerangka acuan yang familiar dari khalayak).40
Maka dari itu,
efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang kompleks dan tidak
beraturan dibuat sederhana dan beraturan. Framing menyediakan alat bagaimana
peristiwa dibentuk dan dikemas dalam kategori yang dikenal khalayak. Khalayak
bukan disediakan informasi yang rumit, melainkan informasi yang tinggal ambil,
kontekstual, berarti bagi dirinya, dan diingat dalam benak mereka.
2. Framing Model Robert N. Entman
Robert N.Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar
bagi analisis framing untuk studi isi media. Entman melihat framing dalam dua
dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu
dari realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih
bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang
disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
Tabel 3
Dimensi Besar Framing41
Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan
fakta dari realitas yang kompleks dan
beragam itu, aspek mana yang diseleksi
untuk ditampilkan?
Proses ini selalu terkandung didalamnya
ada bagian berita yang dimasukkan
40
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h, 119. 41
Ibid, h. 222.
26
(included), tetapi ada juga berita yang
dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek
atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan
memiliki aspek tertentu dari suatu isu.
Penonjolan aspek tertentu dari isu Aspek ini berhubungan dengan penulisan
fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu
peristiwa/isu tersebut telah dipilih,
bagaimana aspek tersebut ditulis?
Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian
kata, kalimat, gambar dan citra tertentu
untuk ditampilkan kepada khalayak.
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa
kemana berita tersebut. Framing konsepsi Entman pada dasarnya merujuk pada
pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana
untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang
diwacanakan. Framing Entman terdiri dari empat konsep yaitu:
Tabel 4
Konsep Entman42
Define Problems
(pendefinisian masalah)
Bagaimana suatu peristiwa dilihat,
sebagai apa, atau sebagai masalah
apa.
Diagnose Causes
(memperkirakan penyebab masalah)
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh
apa, apa yang dianggap sebagai
penyebab dari suatu masalah, siapa
(aktor) yang dianggap sebagai
penyebab masalah.
Make Moral Judgement
(membuat pilihan Moral)
Nilai moral apa yang disajikan untuk
menjelaskan masalah, nilai moral apa
yang dipakai untuk melegitimasi atau
mendeligimtimasi suatu tindakan.
Treatment Recommendation
(menekankan penyelesaian)
Penyelesaian apa yang ditawarkan
untuk mengatasi masalah atau isu,
42
Ibid, h. 223.
27
jalan apa yang ditawarkan dan harus
ditempuh untuk mengatasi masalah.
Define problems (pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali
dapat dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame/bingkai yang
paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan.
Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut
dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami berbeda dan bingkai yang berbeda
ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.
Diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), merupakan elemen
framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu
peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa
(who). Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang
dianggap sebagai sumber masalah. Masalah yang dipahami secara berbeda, maka
penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.
Make moral judgement (membuat pilihan moral) adalah elemen framing
yang dipakai untuk membenarkan/memberi argumentasi pada pendefinisian
masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab
masalah sudah ditentukan, dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk mendukung
gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang
familiar dan dikenal oleh khalayak.
Elemen framing lain adalah Treatment recommendation (menekankan
penyelesaian). Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh
wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu
28
tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang
dipandang sebagai penyebab masalah.43
3. Efek Framing
Framing berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan
kepada khalayak. Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda
oleh media. Bahkan pemaknaan itu bisa sangat jauh berbeda pada media yang
satu dengan yang lainnya, realitas begitu kompleks, penuh dimensi, ketika dimuat
dalam berita dan menjadi realitas satu dimensi.
Entman memandang bahwa wacana merupakan arena pertarungan
simbolik antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan pokok persoalan
wacana. Masing-masing pihak saling menonjolkan perspektif dan argumennya
agar diterima khalayak. Setiap pihak juga menggunakan simbol, retorika, dan
bahasa-bahasa tertentu dengan konotasi tertentu. Konsep framing dapat dibedakan
menjadi dua44
:
a. Frame Media (Media Framing)
Menurut Robert N, Entman “frame” berarti memilih beberapa aspek dari
realitas yang tersepsikan dan membuatnya lebih penting dalam suatu
pengkomunikasian teks, sedemikian rupa untuk mempromosikan definisi tertentu
tentang suatu persoalan, interpretasi, penilaian moral, dan atau pemberian saran.
Selain itu juga terdapat faktor–faktor yang mempengaruhi frame media, misalnya
dari organisasi medianya, ideologi dan individu wartawan.45
Organisasi media mempengaruhi pemberitaan, hal ini berhubungan dengan
pengelola media dan struktur organisasi yang terdapat didalam media itu sendiri
43
Ibid, h. 225-227. 44
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta : LKiS, 2007). h. 186. 45
Ibid, h. 190.
29
dan wartawan bukanlah orang tunggal di balik suatu pemberitaan. Masing-masing
komponen dalam organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-
sendiri. Misalnya pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur selain
sebagai berita tentunya redaksi lain atau bagian lain dalam organisasi Detik.com
juga ambil bagian yang terkait dengan kasus ini, mungkin ada salah satu individu
yang tidak suka dengan sosok ustadz Yusuf Mansur, sehingga pemberitaan yang
di tampilkan kepada khalak menjadi tidak berimbang. Maka hal ini tidak dapat
dipisahkan dari frame suatu media.
Ideologi media massa menghasilkan wacana media massa berupa konstruk
kultural, termasuk berita online. Ideologi media dapat tercermin dari isi media
massa berupak produk dari media massa tersebut. Ideologi dari suatu media massa
mempunyai kemampuan memilih dan memilah serta menentukan isu apa saja
yang akan ditampilkan dan isu apa saja yang harus disembunyikan. Selain itu juga
menentukan isu apa yang harus ditonjolkan, sehingga isu tersebut dipandang
penting oleh khalayak. Didalam pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf
Mansur misalnya banyak di temukan pemaparan yang hanya melihat dari satu sisi
saja, yaitu kesalahan besar dari ustadz Yusuf Mansur, tanpa melihat dan
memperdulikan niat baik ataupun tujuan didirikan bisnis investasi dari ustadz
Yusuf Mansur, Itulah peran dari ideologi dari suatu media massa.
Individu wartawan tidak terpisahkan bagaimana cara si wartawan memilih
peristiwa yang akan diangkatnya menjadi sebuah berita yang memiliki nilai berita,
siapa saja yang ia pilih untuk menjadi narasumbernya, serta bagaimana ia
menuliskannya. Jika dilihat dari artikel-artikel berita yang di publikasikan oleh
Detik.com terlihat bagaimana wartwan memilih berita ini karena sosok dari ustadz
30
Yusuf Mansur yang sudah terkenal. Hal ini mempunyai nilai berita yang dapat
dijual serta menghasilkan keuntungan bagi Detik.com dari sisi pendapatan Dari
penjelasan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi frame dari suatu media di
atas, maka seluruh komponen tersebut tidak bisa dipisahkan dan itu menjadi suatu
kesatuan yang penting terhadap suatu pemberitaan
Pada dasarnya media framing adalah framing berita yang mencerminkan
produk media sekaligus produk dari para wartawannya ketika harus
mengidentifikasi dan mengklasifikasi serta kemudian menyampaikan informasi
dan opini khalayak, dengan kata lain media framing pada hakikatnya merupakan
konstruksi atau pendefinisian oleh media mengenai realitas suatu peristiwa-
peristiwa yang ada atau terjadi dalam masyarakat.46
b. Frame Khalayak (Individual Audience Framing)
Menurut Robert N, Entman menyebutkan bahwa individual frame sebagai
gagasan yang tersimpan dalam pemikiran yang dapat membimbing seseorang
dalam memproses informasi, dimana gagasan yang dimaksud bersifat umum dan
garis besar serta menyangkut kurun waktu yang lama namun dapat juga bersifat
spesifik dan menyangkut kurun waktu relatif pendek berkenaan dengan peristiwa-
peristiwa atau isu-isu tertentu. .47
Framing pada khalayak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penting
yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi frame dari individu itu sendiri,
faktor itu antara lain: media framing, latar belakang, sosiokultural, dan tokoh
masyarakat.48
46
Ibid, h. 188. 47
Ibid, h. 191. 48
Ibid, h. 193.
31
Faktor media framing terhadap individu dilihat dari bagaimana individu
itu melakukan rutinitas terhadap media. Artinya disini, seberapa sering individu
itu mengikuti suatu isu pemberitaan yang sedang berkembang yang dilakukan
oleh media massa. Karena setiap individu, masing-masing memiliki gaya
penafsiran yang berbeda pada pesan yang diterima individu tersebut, tentunya hal
ini sangat berpengaruh. Misalnya dalam kasus ini, individu yang mengikuti
pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur di Detik.com dari awal
pemberitaan sampai selesai hingga isu itu mulai meredup, dan tidak ada lagi
pemberitaanya di Detik.com. Berbeda dengan individu yang mengikuti
pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur hanya sampai pada pertengahan
artinya hanya mengikuti sebagian atau hanya berkunjung ke situs Detik.con lalu
kebetulan membaca pemberitaan itu, maka bisa dipastikan penafsirannya berbeda
dengan individu yang mengikuti pemberitaan di Detik.com sampai selesai tadi.
Latar belakang idividu juga menjadi faktor bagaimana individu itu
memahami suatu pemberitaan di media massa. Tingkat pendidikan serta
pemahaman menjadi latar belakang individu itu menginterpretasikan pesan yang
disampaikan oleh media, serta kepentingan dari individu itu terhadap suatu isu
juga menjadi alasan seseorang merespon suatu berita. Misalnya individu berlatar
belakang sarjana ekonomi, tentu paham dengan masalah yang terjadi terkait
pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur akan tetapi jika dilihat dari
kepentingannya tentu yang lebih merespon dari pemberitaan ini ialah orang-orang
yang sudah bergabung dengan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, mereka pasti
akan lebih intens untuk mengikuti pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf
Mansur di Detik.com karena terkait terhadap kelangsungan bisnisnya.
32
Sosiokultural setiap individu akan menanggapi dan merespon isu yang
sama secara berbeda, yang secara otomatis akan mempengaruhi efek framing yang
ditimbulkan. Pesan-pesan komunikasi yang disampaikan oleh media massa bisa
menimbulkan kesan-kesan tertentu, yang oleh individu disesuaikan dengan
norma-norma budaya yang berlaku pada masyarakat dimana individu itu tinggal.
Misalnya ada seseorang dari desa yang mengikuti pemberitaan bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur dan ia juga tergabung dalam bisnisnya, dimana desa tempat
ia tinggal masih sangat kental dengan norma-norma budaya yang ada contohnya
dengan sistem “kekitaan” Jadi individu tadi merasa bahwa ustadz Yusuf Mansur
ini merupakan bagian dari kelompok atau masyarakatnya lalu ia merasa apa yang
dilakukan ustadz Yusuf Mansur sudah benar dan tidak mungkin ustadz Yusuf
Mansur melakukan kesalahan dan ia perlu dibela. Pengukuran efek framing
terhadap khalayak seharusnya mempertimbangkan dengan hati-hati sistem budaya
yang dianut oleh individu, kelompok atau masyarakat.
Tokoh masyarakat juga berperan penting dalam faktor frame individu,
opini dari tokoh masyarakat inilah yang nantinya oleh individu akan ditafsirkan
dan dianggap sebagai sesuatu yang penting. Dimana individu tertentu masih
merasa opini tokoh masyarakat begitu absolute dan tanpa celah, yang nantinya
akan berimbas kepada individu itu menafsirkan isu dari media massa. Misalnya
individu yang mengikuti bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur di Detik.com, ia
tidak langsung mengambil suatau kesimpulan terhadap isu tersebut, tetapi yang ia
lakukan adalah mengkonfirmasikan pesan yang ia terima kepada seseorang yang
dipercaya sangat berkompeten dibidang bisnis investasi. Barulah dari situ akan
33
terlihat bagamana individu tersebut menafsirkan pemberitaan bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur itu.
Jadi dalam framing, komunikator berperan membuat suatu bingkai yang
secara disadari maupun tidak menentukan apa yang ingin dikatakan dan
menggiring opini dengan menggunakan schemata yang telah diorganisasikan.49
Teks yang terdiri atas potongan bingkai tersebut kemudian dikonstruksi dan
ditonjolkan dengan menggunakan kata-kata kunci tertentu, frase, gambar, sumber
informasi, atau apa pun yang bisa menggiring si pembaca ke arah bingkai yang
dimaksud si komunikator. Framing pun kemudian diterima si pembaca yang
sesuai dan diperkuat dengan nilai-nilai budaya dari suatu kelompok tersebut. 50
Penjelasan diatas dapat diketahui cara framing bekerja adalah
menonjolkan beberapa informasi dari teks. Kata penonjolan itu sendiri pun perlu
diberi makna. Artinya, membuat potongan sebuah informasi itu lebih ditandai
pembaca, lebih bermakna, dan juga lebih diingat pembaca. Sebuah teks bisa saja
menjadi menonjol dengan penempatan-penempatan di kolom yang lebih besar,
lebih mudah ditemukan, dan sebagainya atau teks tersebut selalu diulang untuk
meninggalkan kesan yang kuat untuk diingat.
49
Dan Nimmo, Komunikasi politik: Khalayak dan Efek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 27 50
Ibid, h. 31
35
BAB III
PROFIL DETIK.COM
A. Sejarah dan Perkembangan Detik.com
Sejarah detik.com dimulai pada tanggal 9 Juli 1998, yaitu terjadi pada saat
Suharto lengser dari kursi presiden dan di gantikan oleh Habibie. Turunnya
Suharto dan dengan naiknya Habibie ternyata tidak menyelesaikan masalah politik
di Indonesia. Artinya, situasi politik di Indonesia pada masa itu masih kacau.
Tabloid detik yang pada mulanya adalah sebuah tabloid politik tiba-tiba dibredel
oleh pemerintah karena adanya pemberitaan yang terlalu kritis terhadap
pemerintah. Hal ini jelas bahwa pengaruh politik sangat besar peranannya dalam
perjalanan detik.com dari media konvensional ke media on-line.51
Namun, pada
masa itu media massa khususnya di sini surat kabar sudah bebas, artinya di sini
adalah boleh melakukan apa saja dan menulis apa saja, tidak ada pembatasan
seperti pada jaman Suharto, dalam kasus detik.com yang paling terlihat jelas
adalah adanya faktor politis dalam perjalanannya.
Tetapi ada satu persoalan, bahwa di era globalisasi kita membutuhkan
informasi secara cepat, untuk kepentingan apa saja. Mulai dari kepentingan
ekonomi, politik, sosial sampai kepentingan yang sangat sederhana. Tidak ada
pilihan, selain menyajikan informasi melalui internet, maka lahirlah detik.com
yang merupakan sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel
di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs berita terpopuler di
Indonesia hingga saat ini. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia
51
http://www.websejarah.com/sejarah-berdiri-situs-berita-detikcom.html diakses pada 4
september 2014
36
lainnya, detik.com hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan
pendapatan dari bidang iklan.
Hal ini terbukti pada halaman depan website detik.com didominasi oleh
iklan. Meski demikian, detik.com juga merupakan portal berita yang terdepan (up
to date) dalam menyajikan berita-berita baru (breaking news).52
Server detik.com
sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan
sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai
hari lahir detik.com yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan Detik),
Yayan Sopyan eks wartawan Detik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo),
dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detik.com terfokus pada berita
politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik reda dan
ekonomi mulai membaik, detik.com memutuskan untuk melampirkan berita
hiburan, dan olahraga.53
Kemudian tercetus keinginan untuk membangun detik.com yang update-
nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, dan
bulanan yang dijual detik.com adalah breaking new dengan bertumpu pada vivid
description. Detik.com melesat sebagai situs informasi digital paling populer di
kalangan pengguna internet. Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi
detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah
secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corp.
Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100
persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambil alih,
maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp
52
Company Proflie Detik.com 53
https:/www.wikipedia.co.id/DetikCom diakses pada 4 september 2014
37
sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media dan komisaris Utama
dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat
sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul
Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet
Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom,
dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.54
Pada Juli 1998 situs detik.com per harinya menerima 30.000 hits (ukuran
jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (Pelanggan
Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali
lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.240.000 hits per bulan dengan
32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per
hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detik.com mencapai 2,5 juta
lebih per harinya. 55
Selain perhitungan hits, detik.com masih memiliki alat ukur lainnya yang
sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar
potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman
yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya.
Sekarang detik.com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com untuk
seluruh kontent di Indonesia.56
Dihalaman utama (Home) pada baris atas terdapat beberapa link/rubrik
(program kerja), diantaranya; DetikNews, DetikFinance, DetikHot, Detiki-Net,
DetikSport, DetikOto, DetikFood, DetikHealth, DetikFoto, DetikTV dan Indeks.
Pada baris kedua juga terdapat rubrik Sepakbola, Surabaya, Bandung, Blog,
54
Ibid 55
Ibid 56
http://www.anneahira.com/detik-com.htm diakses pada 4 september 2014
38
Forum, Wolipop, Kolomkita, Travel, ACI, Buku Kuning, Mobile
Application, dan Lokal Portal. Pada baris ketiga terdapat rubrik Iklan Baris,
adPoint, Seremonia, Games, Sindikasi, Info Iklan, Suara Pembaca, Surat dari
Buncit dan Redaksi, serta beberapa fasilitas lainnya.57
Detik.com juga memudahkan konsumen atau pembacanya dengan
memberikan kolom detik search untuk mencari berita-berita atau info-info apaun
yang pernah dipublish di website detik.com. Berikut adalah tampilan detik.com:
Gambar 1
Tampilan halaman beranda Detik.com58
57
http://detik.com tahun 2013. 58
Ibid
39
Gambar 2
Tampilan Halaman kanal detik finance59
B. Visi dan Misi60
1. Visi Detik.com
Menjadi tujuan utama orang Indonesia untuk mendapatkan konten dan
layanan digital, baik melalui internet maupun selular/ mobile.
2. Misi Detik.com
59
Ibid 60
Company Proflie Detik.com
40
Melayani pembaca kami yang setia dan bernilai dengan informasi
bersama, menyediakan berbagai layanan bagi pelanggan mobile kami, dan
membantu klien kami (pengiklan) dalam mencapai tujuan mereka. Memberikan
kesejahteraan kepada karyawan dan menjadi tempat yang baik untuk berkarier.
Memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Memberikan hasil optimal yang berkesinambungan bagi pemegang saham.
3. Nilai Detik.com
Tentunya sebuah media massa pastilah memiliki ideologi yang sudah
terbangun dari sejak berdiri dan hal itu nantinya terkait dengan berita-berita yang
akan dirilis oleh media tersebut. Dalam hal ini ideologi dari detik.com bisa dilihat
yaitu; Cepat dan Akurat, Kreatif dan Inovatif, Integritas, Kerjasama dan
Independen.
C. Struktur Organisasi Detik.com61
1. Berikut struktur manajemen detik.com
Komisaris Utama : Drs Raden Suroyo Bimantoro
Wakil Komisaris Utama : Zainal Rahman
Komisaris : 1. Sutrisno Iwantono
2. Calvin Lukmantara
Direktur Utama : Budiono Darsono
Direktur Sales dan Marketing : Nur Wahyuni Sulistiowati
Direktur Entertainment : Agung Adiprasetyo
Direktur IT : Andry S Husin
Direktur Keuangan dan HRD : Warnedy
61
Ibid
41
2. Struktur redaksi detik.com
Jabatan Nama
Pemimpin Redaksi Arifin Asydhad
Wakil Pemimpin Redaksi Ine Yordenaya
Dewan Redaksi Budiono Darsono, Iin Yumiyanti
Redaktur Pelaksana Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso
(detikhot), Ardhi Suryadi (detikinet), Indra
Subagja (detiknews), Dadan Kuswaraharja
(detikoto), Nurvita Indarini (detikhealth), Fitraya
Ramadhanny (detiktravel), Odilia Winneke
(detikfood), Ferdy Thaeras (wolipop), Dikhy Sasra
(detikfoto), Gagah Wijoseno (Koordinator
Liputan), Triono Wahyu S (Koordinator Liputan
Daerah/Luar Negeri)
DetikFinance: Wahyu Daniel (Wakil Redaktur
Pelaksana) Angga Aliya ZRF, Dewi Rachmat
Kusuma, Feby Dwi Sutianto, Herdaru Purnomo,
Maikel Jefriando, Ramdhania El Hida, Rista Rama
Dhany, Suhendra, Wiji Nurhayat, Zulfi Suhendra
D. Alamat Redaksi62
Aldevco Octagon Building - Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta
Selatan 12740, Indonesia
Telepon : (021) 794.1177 (Hunting)
Fax : (021) 794.4472
Email : redaksi[at].detik.com
Website : http://detik.com
62
http://detik.com tahun 2013.
42
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Framing Model Robert N. Entman dalam Pemberitaan di
Detik.com Periode Juli 2013.
Ketika sebuah peristiwa baik itu seputar dunia sosial, ekonomi, maupun
politik menyeruak di masyarakat dan hal itu menjadi perbincangan hangat, maka
setiap media massa, baik cetak maupun elektronik, hingga online sekalipun, pasti
akan berlomba-lomba memburu dan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan
berita seputar peristiwa tersebut. Peristiwa perihal bisnis investasi Ustadz Yusuf
Mansur ini pun selalu mendapatkan perhatian khalayak dan ditempatkan pada
kolom-kolom berita di media massa.
Masyarakat tentu belum lupa atas berita mengenai kasus Koperasi Langit
Biru maupun Gerai emas Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) yang banyak
merugikan masyarakat atas penipuan yang di lakukan oleh oknum-oknum dari
perusahaan itu. Akhirnya setelah perusahaan ini tutup dan kasusnya telah
ditangani pihak berwajib, kini giliran bisnis investasi yang digagas oleh ustadz
Yusuf Mansur. Karena termasuk salah satu ustadz yang cukup menyita perhatian
khalayak, nama beliau kerap kali mencuat akibat pro-kontra mengenai bisnisnya
yang mendapat masalah, berita-berita bisnisnya ini memang terbilang cukup
sering diberitakan oleh media massa pada beberapa waktu lalu. Pemberitaan yang
ditangkap oleh masyarakat tentang sosok ustad Yusuf Mansur telah membuat
banyak orang terperanjat. Disebabkan karena sosoknya yang penuh dengan
kharisma juga ustadz yang mengajak para jama’ahnya ini untuk selalu bersedekah
tersebut terbilang cukup berani dalam mengambil keputusan untuk membuka
43
sebuah bisnis investasi. Ditambah dengan segala stigma positif yang ada di benak
masyarakat, ustadz Yusuf Mansur tetap membuka bisnis investasi, yang
dikelolanya sendiri tanpa memakai lembaga apapun.
Rencananya Ustaz Yusuf Mansur akan membangun Hotel apartemen Haji
dan Umroh yang biayanya sebesar Rp 150 miliar, untuk membiayai pembangunan
tersebut ustad Yusuf Mansur membagi kedalam 12.500 lembar saham patungan
usaha yang harga tiap lembarnya senilai Rp 12 juta. Peserta Patungan akan
mendapatkan keuntungan berupa bagi hasil sebesar 8 persen per tahun dari modal
yang di investasikan. Selain itu, peserta akan mendapatkan pengembalian dana
investasi (cash back) setelah 10 Tahun, selanjutnya peserta tetap mendapatkan
bagi hasil usaha.63
Tetapi bisnis yang dijalankan ini belumlah berpayung hukum,
hal inilah yang menjadi sorotan dari berbagai pakar ekonomi. Seakan masyarakat
diingatkan betul agar waspada terhadap bisnis ini, yang belakangan menuai pro-
kontra. Banyak yang menilai bisnis yang dijalankan ustadz Yusuf Mansur ini
hanya mengandalkan intregritasnya saja sebagai seorang ustadz.
Disadari atau tidak, peran media massa jualah yang membentuk ketidak
percayaan masyarakat terhadap bisnis ini. Pasalnya, dewasa ini masyarakat sudah
sangat mengerti dan “melek” akan berita-berita yang disajikan oleh media massa,
termasuk berita seputar dunia bisnis dan penipuan. Detik.com merupakan salah
satu media massa online yang turut mempublikasikan berita tersebut. Karena
Detik.com merupakan media massa yang berbasis online, jadi mereka selalu
meng-update berita-berita mereka, termasuk berita seputar bisnis investasi ustadz
63
Majalah detik edisi 10 - 16 juni 2013, h. 30
44
Yusuf Mansur ini melalui jejaring sosial yang mereka miliki, seperti Twitter dan
Facebook.
Kemudian dalam penelitian ini, peneliti menemukan data, yakni enam
buah artikel berita yang bersumber dari situs Detik.com pada periode Juli 2013
terkait berita bisnis invetasi Usatadz Yusuf Mansur. Keenam berita tersebut akan
peneliti analisa dalam bab ini dengan menggunakan analisis framing model
Robert N. Entman. Kemudian akan diinterpretasikan dengan menggandeng teori
Konstruksi Sosial Realitas milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.
Tabel 5
Item berita terkait Bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur di Detik.com
periode Juli 2013
Media Periode No. Judul Cerita
Detik.com
18 Juli 2013 1
Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur,
OJK: Kami Cuma Dengar Dari Media
22 Juli 2013 2
Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit
Ketar-ketir, Ente Kali!
22 Juli 2013 3
Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan
Investasi 8% Yusuf Mansur
22 Juli 2013 4
Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis
Investasi Yusuf Mansur?
26 Juli 2013 5
Kantor Bisnis Investasi Yusuf Mansur Tetap
Beroperasi
29 Juli 2013 6
Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di
Yusuf Mansur
Keenam artikel di atas merupakan artikel yang disajikan oleh redaksional
Detik.com pada periode Juli 2013, dalam bentuk teks berita yang memiliki
karakteristik dalam penggunaan tata bahasa yang cukup menarik perhatian para
45
pembaca, termasuk peneliti sendiri. Sebab jika melihat dari judulnya, Detik.com
mencoba untuk menyajikan berita secara berimbang. Dibawah ini uraian frame
Detik.com dalam pemberitaan bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur.
Tabel 6
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 18 Juli 2013:
“Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur, OJK: Kami Cuma Dengar Dari
Media”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem
1. OJK tidak mengetahui bisnis investasi
Ustadz Yusuf Mansur
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Bisnis investasinya tidak dilaporkan ke
pihak terkait
2. Bagaimana perlindungan terhadap
masyarakat
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement
1. OJK mengetahuinya dari media
2. Wajib mengikuti aturan
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis
1. Memberikan perlindungan pada
investor
2. Bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur
harus berizin
Define Problem
Bagi sebagian kalangan masyarakat, berita-berita seputar ekonomi
dirasakan cukup penting. Hal itu terkait dengan kesejahteraan hidup mereka,
terutama untuk masyarakat yang mengikuti perkembangan bisnis investasi. Pada
awalnya bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur sendiri terbentuk dari ajakan
kepada jamaahnya dengan bersedekah yang hasilnya nanti dibelikan Hotel untuk
keperluan jama’ah haji dan umroh.
Pada edisi 18 juli 2013 Detik.com menampilkan isu berita terkait bisnis
investasi Ustadz Yusuf Mansur, dalam hal ini Detik.com memberitakan bahwa
46
pihak OJK tidak mengetahui adanya kegiatan bisnis investasi Yusuf Mansur. Jika
dicermati dari sisi investasi syariah, MUI selaku badan yang dapat diminta
keterangannya juga belum mendapat laporan dari Yusuf Mansur sendiri.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak mengetahui bisnis investasi
milik Yusuf Mansur.”64
“OJK maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekalipun belum
pernah dimintai izin ustadz yang tenar dengan ajakan sedekahnya itu.”65
Diagnoses Cause
Pada bagian ini terlihat Detik.com memberikan penjelasan mengapa
kegiatan bisnis investasi Yusuf Mansur menjadi isu penting untuk dibahas oleh
berbagai macam media. Hal ini disebabkan karena OJK sendiri belum
mengeluarkan izin terkait bisnis investasi Yusuf Mansur, otomatis kegiatan
investasinya cacat hukum atau ilegal. Detik.com juga memberikan pernyataan
berita seputar bisnis invetasi Yusuf Mansur ini berkaitan dengan kepentingan
orang banyak. Seperti apa yang ditulis oleh detik.com berikut ini:
“OJK hanya mencermati dan mempelajari lebih jauh investasi yang
tak berbadan hukum ini.”66
“Kalau kita lebih kepada kepentingan orang banyak”67
Pada berita ini Detik.com juga mempertanyakan kepada OJK selaku badan
eksekutif yang mengeluarkan izin terkait bisnis investasi di Indonesia. Jika OJK
sendiri tidak mengetahui mengenai investasi ilegal Yusuf Mansur ini, maka
masalahnya bagaimana masyarakat merasa dana yang diinvestasikan itu aman.
Seperti yang ditulis oleh Detik.com berikut ini:
64
Herdaru Purnomo, “Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur, OJK: Kami Cuma
Dengar Dari Media.” Detik.com, diakses 28 juli 2013. paragraph 1. 65
Ibid, paragraph 7. 66
Ibid, paragraph 3 . 67
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
47
“Lalu bagaimana OJK bisa melindungi masyarakat jika tak tahu
mengenai investasi ilegal tersebut?”68
Make Moral Judgement
Detik.com menegaskan bahwa OJK sendiri mengetahuinya dengan
mendengar dari media, seperti pernyataan yang dikatakan oleh Kusumaningtuti
Sandriharmy Soetiono. Karena Isu ini menjadi bahasan penting yang harus
diangkat oleh media, dan ramai diperbincangkan oleh khalayak. Serta intensitas
pemberitaan mengenai hal ini selalu menjadi headline pada media massa cetak,
elektronik maupun online. Seperti tulisan pada artikel di Detik.com berikut ini:
“Kusumaningtuti menjelaskan, OJK justru mengetahui adanya
bisnis tersebut dari kalangan media. "Kami mengetahuinya justru dari
rekan media maupun dari pemberitaan di media.”69
Cukup mengejutkan memang, jika awalnya Yusuf Mansur hanya
mengajak jama’ah untuk sedekah dan berubah menjadi sebuah bisnis investasi
yang menggiurkan. Namun Detik.com dalam bagian ini menjelaskan siapapun
yang menarik dana dari masyarakat lalu memberikan imbal hasil itu tetap
merupakan bentuk dari investasi. Entah itu ustadz atau bukan tetap harus memiliki
izin dan wajib mengikuti aturan yang berlaku, jika izin itu tidak dikeluarkan, bisa
dipastikan investasi itu dilarang dan menurut Detik.com dunia dan agama itu tidak
bisa disamakan.
"Siapapun yang menarik dana masyarakat, lalu memberikan imbal
hasil merupakan bentuk investasi," jelasnya.70
Sesuai aturan, investasi yang beranggotakan 50 orang ke atas wajib
meminta izin OJK. Dan sudah pasti investasi itu dilarang bila izin itu
belum dikeluarkan.”71
68
Herdaru Purnomo, “Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur, OJK: Kami Cuma
Dengar Dari Media.” Detik.com, diakses 28 juli 2013. paragraph 3 69
Ibid, paragraph 4. 70
Ibid, paragraph 5. 71
Ibid, paragraph 6.
48
“investasi itu tidak bisa main ikhlaskan. Itu lain hal antara duniawi
dan agama itu tidak bisa disamakan, ya duit sendiri agama sendiri,
begitu.”72
Treatment Recommendation
Pada bagian ini, Detik.com menyajikan pendapat narasumbernya
(Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono) sebagai saran untuk masalah ini.
Kusumaningtuti menyarankan agar masyarakat dapat lebih pintar dalam memilih
investasi jangan sampai dikemudian hari masyarakat dirugikan oleh bisnis
investasi serta antisipasi masyarakat juga berperan penting agar bisa terlindungi
haknya sebagai investor.
“Tapi ini baik untuk antisipasi perlindungan konsumen. Nanti
kalau ada tambahan kita infokan kemudian”73
Lebih jauh lagi dalam berita ini Detik.com menyarankan jika sebaiknya
bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur memiliki izin dari pihak terkait, dalam hal
ini OJK.
Tabel 7
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 22 Juli 2013:
“Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit Ketar-ketir, Ente Kali!”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem
1. Bisnis investasi Yusuf Mansur bukan
penipuan
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Media terlalu membesar-besarkan
masalah
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement 1. Tidak ada laporan penipuan
72
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014. 73
Herdaru purnomo, “Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur, OJK: Kami Cuma
Dengar Dari Media.” Detik.com, diakses 28 juli 2013. paragraph 4.
49
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis 1. Dana investor dapat terlindungi
Define Problems
Pada artikel berita yang dipublikasikan oleh Detik.com pada tanggal 22
Juli 2013 ini, terlihat bahwa Detik.com memberikan pendefinisian masalah ini
pada usaha pembelaan ustadz Yusuf Mansur terhadap bisnis investasinya. Berita
ini menerangkan bahwa Ustadz Yusuf Mansur dalam menjalankan bisnis
investasinya itu bukanlah bentuk investasi penipuan, walaupun memang
kenyataannya belum berbadan hukum yang jelas.
“Jakarta - Ustadz Yusuf Mansur mengaku bisnis investasinya
bukan aksi tipu-tipu meski selama ini berjalan tanpa payung hukum.”74
Diagnoses Cause
Memang hak bagi media media massa untuk menampilkan berita kepada
khalayak apalagi isu itu terkait dengan kepentingan banyak orang. Hal inilah yang
mengganggu ketenangan Yusuf Mansur, karena pemberitaan yang tersaji di
bebagai media massa baik cetak, elektronik maupun online terlalu memblowup
bisnis investasinya yang masih ilegal itu. Pasalnya menurut Yusuf Mansur tidak
ada investor yang khawatir terhadap dana yang diikutkan kedalam program
bisnisnya tersebut. Hal ini disajikan oleh Detik,com pada artikelnya.
“Kembali ke kepentingan orang banyak tadi, jadi yang kira-kira
orang penasaran dari satu beita itu apa kita angkat jadi judul, pasti itu.”75
“Ia menuduh media yang membesar-besarkan pemberitaan
mengenai bisnis ilegalnya tersebut.76
74
Dewi Rachmat Kusuma, “Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit Ketar-ketir, Ente
Kali.” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 1. 75
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
50
“Ia menyatakan selama ini tidak ada investor yang khawatir atau
sampai ketar-ketir atas dana yang disimpan di program Patungan Usaha
(PU) miliknya itu.” 77
Make Moral Judgement
Latar belakang Yusuf Mansur sebagai seorang ustadz rupanya menjadi
pertimbangan tersendiri untuk para jama’ahnya yang tergabung dalam bisnis
investasi miliknya. Atas dasar kepercayaan itu maka banyak dari jama’ahnya
yang merespon niat baik ustadz Yusuf Mansur ini dan hal itu semata-mata hanya
ingin membantu serta ikut kedalam ajakan ustadz Yusuf Mansur, yang dalam hal
ini Yusuf Mansur mengajak untuk ekonomi berjama’ah. Menurut pengakuan
Yusuf Mansur, padahal tidak ada dari jama’ahnya yang takut uangnya ditipu dan
melaporkannya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti yang dituliskan dalam
artikel berita ini.
“Namun ia mengakui, OJK ingin dana nasabah lebih terlindungi
secara hukum karena selama ini pengumpulan dana dilakukan Yusuf
hanya atas dasar kepercayaan.”78
"Begini saja jawabannya, ada nggak yang lapor? Ada nggak yang
dari mereka yang sudah menaruh duitnya di saya merasa ketar ketir? Ada
tidak, saya tanya sama OJK, nggak ada yang lapor. Entenya kali," ujarnya
usai melakukan pertemuan di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jalan
Wahidin Raya, Jakarta, Senin (22/7/2013).”79
Artikel berita ini menunjukan pihak Detik.com menyampaikan penjelasan
melalui pendapat dari OJK dengan hal seperti itu ditakutkan di kemudian hari ada
yang meniru, dan orang yang dipercaya sebagai pengumpul dana ternyata lari
membawa uang investor.
76
Dewi Rachmat Kusuma, “Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit Ketar-ketir, Ente
Kali.” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 1. 77
Ibid,. Paragraph 1 78
Ibid, paragraph 4. 79
Ibid, paragraph 3.
51
"Tapi hati-hati jika kemudian ada yang meniru, ternyata (si
pengumpul dana) pada lari. Ini kekhawatiran OJK berpihak pada
masyarakat jangan sampai masyarakat terkena itu.80
Treatment Recommendation
Penyelesaian masalah pada artikel berita ini Detik.com mencoba
memberikan solusi agar dana dari investor ini dapat terlindungi secara hukum.
Seperti apa yang ditulis Detik.com.
“Namun ia mengakui, OJK ingin dana nasabah lebih terlindungi
secara hukum karena selama ini pengumpulan dana dilakukan Yusuf
hanya atas dasar kepercayaan.”81
Hal ini menegaskan sekali lagi, bahwa bisnis investasi Yusuf Mansur,
belum berbadan hukum dan berbahaya bagi dana investor yang sudah ikut di
dalamnya.
Tabel 8
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 22 Juli 2013:
“Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan Investasi 8% Yusuf Mansur”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem
1. Tanggapan pemerintah soal
keuntungan
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Janji dalam memberikan keuntungan
2. Pembagian keuntungan 8%
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement
1. Bisnis investasi semestinya di kelola
oleh perusahaan.
2. Pembagian keuntungan tergantung dari
perkembangan bisnis itu sendiri
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis
1. Pembagian keuntungan berupa deviden
dan capital gain
2. OJK dan ustadz Yusuf Mansur segera
berkordinasi
80
Ibid, paragraph 5. 81
Ibid, paragraph 4.
52
Define Problem
Pada artikel berita edisi 22 Juli 2013 kali ini Detik.com kembali
menjadikan berita soal bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur sebagai bahasan
utama. Detik.com mencoba menghadirkan tanggapan dari pemerintah melalui
pihak OJK yang ditunjuk sebagai tangan panjang dari pemerintah terkait bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur. Hal ini berkaitan atas maraknya kesimpang siuran
yang terjadi akibat pemberitaan oleh media terhadap bisnis investasi Yusuf
Mansur ini.
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi soal
pemberian imbal hasil sebesar 8% atas Patungan Usaha (PU) yang digagas
Ustadz Yusuf Mansur.82
Diagnoses Cause
Siapa pun orang yang berbisnis pasti yang diharapkan adalah keuntungan
yang besar, seperti prinsip ekonomi “Modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-
besarnya” memang hal yang demikian itu tidaklah salah, terlebih umumnya
masyarakat Indonesia mengharapkan sesuatu yang instan. Tetapi dalam dunia
bisnis pastilah ada yang namanya untung dan rugi, tidak mungkin bisnis itu
memperoleh untung terus menerus, dan tidak mungkin pula bisnis itu rugi terus
menerus, semua dapat di perhitungkan dengan matang.
Artikel berita yang dituliskan Detik.com pada edisi ini membahas hal
tersebut, dalam tulisannya Detik.com menjelaskan kegiatan bisnis itu tidak bisa
memberikan keuntungan secara pasti, terlebih jika pihak yang bersangkutan
memberikan janji dalam pembagian keuntungannya, yang dijelaskan pada
paragraph ketiga sebagai berikut:
82
Dewi Rachmat Kusuma, “Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan Investasi 8%
Yusuf Mansur” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 1
53
"Tidak boleh ada janji fix soal return termasuk di investasi apa pun
termasuk di reksa dana."83
Detik.com dalam edisi ini mendefinisikan bagaimana bisnis yang digagas
Ustadz Yusuf Mansur itu memberikan besaran keuntungan yang di dapat oleh
investor. Pada kasus bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, diketahui beliau
memberikan janji berupa keuntungan sebesar 8% untuk investor atas produk
bisnisnya.
“…pemberian imbal hasil sebesar 8% atas Patungan Usaha (PU) yang
digagas Ustadz Yusuf Mansur.”84
Make Moral Judgement.
Kasus bisnis investasi yang digalang Ustadz Yusuf Mansur, beliau
menjanjikan keuntungan. Artinya, dalam bisnis itu Yusuf Mansur berperan
sebagai pengusaha, bukan seorang ustadz. Yusuf Mansur yang bertindak sebagai
hamba Allah yang menyalurkan dana sedekah, jadi hubungan Yusuf Mansur dan
mitranya adalah relasi bisnis. Detik.com mengidentifikasikan, mengutip dari hasil
wawancara dengan Nurhaida (OJK) bahwa lazimnya bisnis investasi seperti ini
dikelola oleh perusahaan bukan atas nama pribadi.
"Dia (Nurhaida) memberi contoh misalkan suatu perusahaan
terbuka melakukan penawaran umum dan kemudian mencatatkan
sahamnya di bursa, maka seorang investor bisa mendapatkan keuntungan
dari perusahaan yang sudah listing tersebut berupa dividen dan capital
gain.”85
Didalam pembagian keuntungan, sebuah bisnis tentu tidak terlepas dari
bagaimana perusahaan itu berjalan, dengan kata lain pembagian keuntungan itu
tergantung pada perkembangan perusahaan tersebut. Hal ini yang Detik.com coba
83
Ibid, paragraph 3. 84
Ibid, paragraph 1. 85
Ibid, paragraph 4.
54
tampilkan pada aritikel berita kali ini, karena bisnis investasi ustadz Yusuf
Mansur dirasa oleh Detik.com tidaklah demikian ia memberikan janji keuntungan
yang fix tanpa melihat bagaimana nanti bisnisnya berjalan. Seperti yang ditulis
Detik.com berikut ini:
“…imbal hasil yang diberikan bukan suatu kepastian angka persennya,
semua tergantung dari fluktuasi bisnis yang ada.”86
Treatment Recommendation.
Masih menggunakan pandangan Nurhaida, dalam hal ini Detik.com
mencoba memberikan sedikit saran atau jalan terhadap berita ini.
"Misalnya perusahaan terbuka, jadi ada pemegang saham, nanti ada
pembagian dividen bukan imbal hasil secara pasti 8% misalnya. Return
bagi pemegang saham bisa dividen atau jika sahamnya listing di bursa,
imbal hasilnya berupa capital gain selain dividen," jelasnya.87
Penjelasan itu terlihat bagaimana seharusnya keuntungan yang diberikan
investor yang ikut dalam bisnis investasi Yusuf Mansur, pembagian
keuntungannya berupa deviden88
atau capital gain89
. Selain itu detik.com juga
menambahkan untuk penyelesaian kasus ini agar ustadz Yusuf Mansur mau
memberikan keterangan kepada OJK perihal bisnis investasinya dan mau
berkordinasi.
“Nurhaida menambahkan, pihaknya meminta kepada Ustadz Yusuf
Mansur untuk segera menyatakan diri izin usahanya akan seperti apa ke
depan.” 90
86
Ibid, paragraph 5. 87
Ibid, paragraph 6. 88
Pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki 89
Suatu keuntungan yang diperoleh dari investasi dimana nilainya melebihi harga
pembelian, dan selisih antara harga jual yang lebih tinggi dan harga pembelian yang lebih rendah
mengahasilkan keuntungan bagi investor tersebut. 90
Dewi Rachmat Kusuma, “Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan Investasi 8%
Yusuf Mansur” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 7
55
Didalam menjelaskan penyelesaian perihal artikel berita yang mengangkat
judul “Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan Investasi 8% Yusuf Mansur.”
Menyimpulkan bahwa pemerintah dalam hal ini OJK meminta, agar tidak
menjanjikan keuntungan yang akan diberikan pada investor dan diharapkan Yusuf
Mansur menjelaskan usahanya kedepan akan seperti apa.
Tabel 9
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 22 Juli 2013:
“Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf Mansur?”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem
1. OJK mengawasi bisnis investasi
Ustadz Yusuf Mansur
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Pelanggaran bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur
2. Legalitas usaha
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement 1. Aturan UU pasar Modal
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis
1. Perlindungan terhadap investor
2. Tidak memberikan janji
Define Problem
Pada pemberitaan edisi kali ini Detik.com masih mengangkat isu terkait
perkembangan kasus bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur dengan
mengetengahkan berita mengenai pengawasan OJK terhadap bisnis investasi
Yusuf Mansur.
“Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyoroti
Patungan Usaha (PU) yang dikelola Ustadz Yusuf Mansur.”91
91
Dewi Rachmat Kusuma, “Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf
Mansur?” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 1
56
Detik.com pada edisi ini mendefinisikan kalau bisnis Ustadz Yusuf
Mansur itu banyak menyalahi aturan dengan mengangkat judul “Apa Saja Aturan
yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf Mansur?” dalam pendefinisiannya
Detik.com mencoba memberitahu pada masyarakat aturan yang dilanggar bisnis
investasi Yusuf Mansur sebab di khawatirkan ada banyak masyarakat yang sudah
ikut tergabung dalam bisnis investasinya tapi tidak tahu kalau bisnisnya itu illegal.
Diagnoses Cause
Sadar tengah menjadi sorotan, pihak OJK tidak mau kecolongan lagi
dengan aksi bisnis investasi ilegal yang beberapa waktu lalu sempat menjadi
sorotan di berbagai media massa. Ditakutkan OJK bisnis investasi Yusuf sama
dengan yang sudah ada sebelum-sebelumnya sebab bisnis investasi ini telah
melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
“Lalu, apa saja aturan yang dilanggar bisnis Ustadz Yusuf Mansur
ini? Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan,
dari segi awal pembentukan, bisnis ini sudah menyalahi aturan karena
tidak memiliki izin resmi dari OJK selaku pengawas lembaga investasi.”92
Hal tersebut dianggap oleh pihak Detik.com sebagai berikut:
“Ada kasus yang mirip, dan berujung petaka, jadi kita inginnya
hati-hati. Karena menurut riwayat di Indonesia sudah banyak orang-orang
yang melakukan hal seperti ini ujung-ujungnya jelek makanya kita lihat.
Bukan berarti investasi di Yusuf Mansur jelek”93
Berita ini menonjolkan bahwa peristiwa ini terjadi karena Bisnis Investasi
yang yang dilakukan Ustadz Yusuf Mansur tersangkut izin legalitas mengenai
bisnisnya akibat dari ketidaktahuan Ustadz tentang perizinan bisnis investasi di
Indonesia. Berbagai kalangan khawatir, terutama institusi terkait karena dana yang
92
Ibid, paragraph 2. 93
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
57
dikumpulkan oleh Ustadz Yusuf Mansur sudah sangat banyak. Hal ini tidak hanya
penyebab di tutupnya sementara bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur tetapi
berimbas pada pemberhentian pendaftaran keanggotaan.
Make Moral Judgement
Pada artikel berita yang di publiskasikan oleh Detik.com pada tanggal 22
juli 2013 ini menegaskan kembali bahwa bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
tidak mengikuti aturan yang berlaku. Berita ini didukung oleh narasumber dari
OJK, Nurhaida.
"Setiap kegiatan terkait pengumpulan dana masyarakat harus
mengikuti ketentuan yang berlaku. Jadi yang belum ada memenuhi unsur
legalitas harus segera dipenuhi. Kegiatan ini (PU Yusuf Mansur) belum
dilakukan menurut ketentuan umum," kata Nurhaida di Kantornya, Jalan
Wahidin Raya, Jakarta, Senin (22/7/2013).94
Didalam frame ini Detik.com juga memberikan penjelasan tentang aturan
undng-undang pasar modal yang berlaku di Indonesia. Seperti yang tertulis pada
beritanya.
"Ini pengumpulan dana masyarakat sudah jelas diatur dalam UU
Pasar Modal. Pengumpulan dana masyarakat harus melalui penawaran
seperti yang tercantum dalam pasal 70 ayat 1 UU Pasar Modal. Penawaran
umum melalui media massa atau ditawarkan kepada 100 pihak atau lebih
atau dibeli 50 pihak, kriteria ini masuk dalam bisnisnya beliau," jelas
Nurhaida.95
Berita ini juga didukung oleh redaktur Detik finance dalam wawancara
peneliti.
94
Dewi Rachmat Kusuma, “Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf
Mansur?” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 3. 95
Ibid, paragraph 5.
58
“Kalau kita sih intinya kasih tahu, buka mata saja kita beberkan
semuanya kita tidak menyudutkan Yusuf Mansur tapi kita membuka saja
bahwa, kalau illegal tuh begini”96
Agar penjelasan lebih spesifik dan memberikan keyakinan kepada
masyarakat bahwa bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ilegal, Detik.com
menerangkan dalam tulisannya bahwa ia melanggar pasal 70 ayat 1 UU Pasar
Modal. Penawaran yang dilakukan Yusuf Mansur kepada masyarakat termasuk
kedalam bisnis investasi.
Treatment Recommendation
Detik.com menjelaskan penyelesaian untuk menangani masalah bisnis
investasi yang belum memiliki izin adalah dengan mengikuti aturan UU pasar
modal fungsinya sekali lagi untuk perlindungan kepada investor.
"Kaitannya bahwa pengumpulan dana masyarakat dan pihak-pihak
yang berinvestasi perlu adanya perlindungan, maka itu perlu diatur."97
Juga dalam hal ini detik menyarankan agar Yusuf Mansur menghubungi
pihak OJK, terkait izin bisnisnya dan meminta untuk dilegalkan. Serta diharapkan
tidak memberikan janji pasti atas keuntungan yang didapat oleh investor nantinya.
“Selain itu, hal yang juga tidak boleh dilakukan adalah
memberikan iming-iming berupa besaran imbal hasil angka tertentu secara
pasti.”
"Jadi tidak ada investasi apa pun yang memberikan imbal hasil
pasti. Semua ada fluktuasinya," kata Nurhaida.98
“Sebaiknya hubungi OJK saja untuk dilegalkan.”99
96
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014. 97
Dewi Rachmat Kusuma, “Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf
Mansur?” Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 7. 98
Ibid, paragraph 8. 99
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014
59
Tabel 10
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 26 Juli 2013:
“Kantor Bisnis Investasi Yusuf Mansur Tetap Beroperasi”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem 1. Kantor bisnis investasi tetap beroperasi
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
dihentikan
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement
1. Yang dihentikan penerimaan anggota
2. Pendeskripsian kantor bisnis investasi
Yusuf Mansur
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis
1. Berharap bisnisnya legal dan tidak
melanggar hukum lagi
Define Problem
Detik.com pada edisi 26 Juli 2013 ini memberitakan mengapa bisnis
ustadz Yusuf Mansur sudah dihentikan tetapi kantornya tetap saja dibuka. Seperti
diketahui sebelumnya bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur yang menjadi
pemberitaan di media-media masa dihentikan sementara waktu. Seperti yang di
tulis Detik.com berikut ini.
“Meski demikian, kantor Patungan Usaha (PU) dan Patungan Aset
(PA) itu tetap buka.”100
Diagnoses Cause
Detik.com mencoba menjelaskan bahwa dihentikannya bisnis investasi
Yusuf Mansur karena atas saran dari Bapak Menteri BUMN Bapak Dahlan Iskan,
namun setelah diurus serta berkas yang perlu dilengkapi bisnis ini akan di buka
100
Dewi Rachmat Kusuma, “Kantor Bisnis Investasi Yusuf Mansur Tetap Beroperasi”
Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 1.
60
kembali dengan bentuk yang baru dengan legalitas yang benar dengan mengikuti
peraturan pemerintah.
“Tangerang - Bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur dihentikan
sementara sampai proses legalisasi selesai dilakukan.”101
Perlu diketahui adapun tujuan dari bisnis ini mengakuisisi hotel dan
apartemen dua menara bernama Topas, dekat Bandara Soekarno-Hatta, namun
dana untuk take-over dan finishing pekerjaan dari dana bisnis ini masih jauh dari
mencukupi, nantinya akan dilanjutkan dengan skema perbankan biasa
(menggunakan dana perbankan).
Make Moral Judgement
Detik.com melalui narasumbernya ini mengungkapkan penghentian bisnis
investasi yang dilakukan hanya sebatas penerimaan anggota barunya saja. Tetapi
kantor dari bisnis investasi itu tetap berjalan seperti biasa. Mungkin banyak orang
mengira bisnis ini dihentikan murni sebuah kasus pidana, dimana kantor serta
orang yang mendirikan bisnis ini harus ditutup dan ditangani pihak berwajib.
Berikut penjelasan yang di tampilkan oleh Detik.com.
"Operasional tetap kita buka, yang berhenti itu penerimaan anggota
baru saja," kata Robby kepada detik Finance di kantornya, Ciledug,
Tangerang, Jumat (26/7/2013).102
Agar lebih jelas Detik.com dalam artikel berita ini juga menggambarkan
secara detail suasana yang terdapat di kantor bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
setelah terjadi penghentian bisnis ini. Berikut gambaran yang dituliskan Detik.com
“Kantor tersebut berada di sebuah ruko berlantai tiga dengan
nuansa putih dan oranye. Yusuf menjalankan kantor ini dengan dibantu 10
orang karyawan, yang terdiri dari 4 customer service, 3 karyawan
101
Ibid, paragraph 1. 102
Ibid, paragraph 3.
61
administrasi, 1 bagian keuangan, dan 1 karyawan Informasi dan
Teknologi.”103
“Meski tetap beroperasi, kantor PU dan PA tersebut terlihat sepi.
Tidak banyak aktivitas terjadi di dalamnya. Para customer service bekerja
di balik meja di dekat ruang tunggu. Sebuah lemari didirikan di salah satu
sudut dinding, isinya aneka produk milik Yusuf Mansur”104
Treatment Recommendation
Penyelesaian yang ditonjolkan Detik.com dalam artikel berita ini mengulas
kembali bisnis investasi Yusuf Mansur dengan mengedepankan penghentian
sementara yang dilakukan Yusuf Mansur dan nantinya bisnis ini tidak melanggar
aturan dan bisa dilegalkan.
“Seperti diketaui, Yusuf Mansur sudah mengentikan sementara
bisnis investasinya yang mengumpulkan dana nasabah itu sambil
berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia berharap bisnisnya
itu tak lagi melanggar aturan dan bisa legal dengan bantuan OJK.”105
Tabel 11
Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 29 Juli 2013:
“Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di Yusuf Mansur”
Aspek Konsep Entman Frame Detik.com
Problem Identification /
Define Problem
1. Orang yang sering berinvestasi di
bisnis Yusuf Mansur
Causal Interpretation /
Diagnoses Cause
1. Jumlah dana dan jumlah investor
2. Soal keuntungan 8%
Moral Evaluation /
Make Moral Judgement 1. Belum terdata lengkap
Treatment Recommendation /
Suggest Remedis 1. Melengkapi berkas-berkas
103
Ibid, paragraph 4. 104
Ibid, paragraph 6. 105
Ibid, paragraph 8.
62
Define Problem
Pada pemberitaan di akhir-akhir bulan juli ini Detik.com membingkai
permberitaannya dengan memberi gambaran, bahwa begitu banyak orang yang
ikut dalam bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, Detik.com mengidentifikasikan
melalui narasumbernya Tim kuasa Ustadz Yusuf Mansur yang juga Wakil Ketua
Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aries Mufti dan orang-orang
yang ikut itu umumnya mengatasnamakan dirinya dengan hamba Allah. Seperti
apa yang tulis detik.com ini.
"Meski beli bisa diidentifikasi secara pasti, Tim kuasa Ustadz
Yusuf Mansur yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES) Aries Mufti menyebutkan ada nama yang sering muncul di
daftar nasabah investasi PU. Nama tersebut adalah Hamba Allah.”106
Diagnoses Cause
Detik.com mempertanyakan sudah berapa orang yang ikut kedalam bisnis
investasi ini, serta berapa banyak dana yang sudah terkumpul. Tetapi disisi lain
pihak ustadz Yusuf Mansur menanggapi belum mengetahui secara pasti besaran
dana yang masuk dan jumlah investor di bisnis investasi Yusuf Mansur.
“Jakarta - Pihak Ustadz Yusuf Mansur belum bisa menyebutkan
secara detail berapa besaran dana yang telah dikumpulkan dari hasil bisnis
investasi Patungan Usaha (PU). Jumlah investor pun belum bisa dirinci
secara pasti.”107
Pada artikel berita ini juga, kembali Detik.com mempertanyakan kembali
mengenai keuntungan 8% yang nanti didapat oleh para investor. Tetapi
narasumber Detik.com tetap belum bisa menjanjikan keuntungan kedepan seperti
apa. Namun ia bisa memastikan bahwa pihak ustadz Yusuf Mansur akan amanah
dalam janjinya itu.
106
Dewi Rachmat Kusuma, “Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di Yusuf Mansur”
Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 2. 107
Ibid, paragraph 1.
63
Dia juga belum bisa menyebutkan soal imbal hasil yang
ditawarkan pihak Ustadz Yusuf Mansur sebesar 8% kepada pihak investor
dalam bisnis propertinya berupa hotel dan apartemen.108
"Kalau yang imbal hasil 8% nanti setelah due diligence, kita akan
amanah. Kita akan kembalikan ke Ustadz Yusuf Mansur," kata dia.109
Make Moral Judgement
Detik.com melalui narasumbernya Arie Mufti, lagi-lagi menegskan kalau
pihak bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini belum mendata lengkap orang
yang ikut didalamnya. Hal ini diidentifikasi karena waktu yang tidak
memungkinkan mengingat bisnis ini baru berjalan sekitar kurang lebih 6 bulan.
"Belum mendata lengkap ya, pastinya berapa belum bisa diketahui
karena kebanyakan mereka atas nama Hamba Allah," ujarnya saat ditemui
di kantor OJK, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (29/7/2013).”110
“Bisnis ini dari tahun 2012 dan benar-benar mulai beroperasi pada
awal 2013.”111
Treatment Recommendation
Penyelesaian dalam berita ini, Detik.com kembali mengutip hasil
wawancara dengan narasumber, yang teridentifikasi bahwa bisnis investasi Yusuf
Mansur saat ini sedang melakukan pembenahan pasca dihentikan sementara oleh
Bapak Dahlan Iskan, untuk melengkapi berkas-berkas yang berkaitan dengan
bisnis ini serta menujuk orang-orang yang berkompeten dalam bidang invsetasi,
legalitas perusahaan, akuntan dan lain-lainnya. Masyarakat diharap sabar karena
akan ada waktunya untuk kembali di publish.
“Dia menjelaskan, untuk saat ini pihaknya masih akan terus
melengkapi berkas-berkas yang diminta sembari menunjuk Notaris,
108
Ibid, paragraph 4. 109
Ibid, paragraph 5. 110
Ibid, paragraph 3 111
Wawancara pribadi dengan pihak Yusuf Mansur Farida, Tangerang, 16 September
2014
64
Penasehat Hukum, dan Konsultan Sertifikasi, dan Akuntan Publik untuk
membantu menyelesaikan masalah ini.”112
"Untuk kepastian hukumnya kita comply. Nanti akan ada waktunya
ke publik. Kita juga sedang siapkan untuk notaris, konsultan sertifikasi,
penasehat hukum, akuntan publik dan lain-lainnya," ujarnya.”113
B. Temuan Analisis Perangkat Framing Robert N. Entman
Peneliti akan menjabarkan beberapa hasil temuan dari artikel berita
Detik.com, dalam hal ini enam berita terkait dengan pemberitaan bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur digunakan oleh peneliti untuk menampilkan data bagaimana
Detik.com menyajikan berita dengan unsur pembingkaian. Peneliti akan
menjabarkan sesuai dengan perangkat model framing yang peneliti gunakan, yaitu
framing model Robert N. Entman yang terdiri dari empat struktur, antara lain:
Define Problem (pendefinisian masalah): bagaimana suatu peristiwa / isu
diihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
Diagnose causes (memperkirakan masalah): peristiwa itu dilihat
disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah?
Siapa (aktor yang dianggap sebagai penyebab masalah?
Make moral judgement (membuat keputusan moral): nilai moral apa yang
disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa saja yang dipakai untuk
melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recomendation (menekankan penyelesaian): penyelesaian apa
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah / isu? Jalan apa apa yang ditawarkan
dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
112 Dewi Rachmat Kusuma, “Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di Yusuf Mansur”
Detik.com, diakses 28 juli 2013. Paragraph 6. 113
Ibid, paragraph 7.
65
Tabel 12
Define Problem / Pendefinisian Masalah
1 OJK tidak mengetahui bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur
2 Bisnis investasi Yusuf Mansur bukan penipuan
3 Tanggapan pemerintah soal keuntungan
4 OJK mengawasi bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur
5 Kantor bisnis investasi tetap beroperasi
6 Orang yang sering berinvestasi di bisnis Yusuf Mansur
Pada struktur pertama framing model Robert N. Entman ini, semua
headline artikel berita yang ditulis di Detik.com, mencoba memberikan penjelasan
dan penegasan bahwa pemberitaan bisnis investasi Yusuf Mansur ini berkembang
dari hari ke hari. Hal ini dilihat dari frame yang disajikan Detik.com bagaimana
awal peristiwa ini bermula sampai akhirnya dengan dihentikannya bisnis investasi
Yusuf Mansur ini. Didalam penulisannya Detik.com memberikan penjelasan data
dari keterangan beberapa narasumber yang dianggap oleh Detik.com erat kaitanya
dengan masalah ini.
Menurut analisis peneliti secara keseluruhan dilihat dari perangkat pertama
framing model Robert N. Entman Detik.com membahas masalah ini dengan
menggali keterangan dari berbagai pihak terkait bisnis investasi yang dilakuan
ustadz Yusuf Mansur dari mulai OJK, MUI, sampai ustadz Yusuf Mansur sendiri.
Pernyataan ini senada dengan redaktur detik finance Angga Aliya ZRF
66
“Kalau itu mengalir, dari awal kita angkat tokohnya dulu siapa itu
Yusuf Mansur, lalu jenis investasinya, keuntungannya gimana, nanti dari
sana, resikonya apa.”114
Tabel 13
Diagnose Causes / Memperkirakan Penyebab Masalah
1 Bisnis investasinya tidak dilaporkan ke pihak terkait
Bagaimana perlindungan terhadap masyarakat
2 Media terlalu membesar-besarkan masalah
3 Janji dalam memberikan keuntungan
Pembagian keuntungan 8%
4 Pelanggaran bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
Legalitas usaha
5 Bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur dihentikan
6 Jumlah dana dan jumlah investor
Soal keuntungan 8%
Terjadinya penutupan sementara yang dilakukan OJK terhadap bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur bagi Detik.com karena disebabkan kesalahan dari
ustadz Yusuf Mansur sendiri. Terlalu dini untuk membuka sebuah bisnis investasi,
karena izin usahanya belum didapat tapi sudah membuka usahanya. Disamping itu
Detik.com juga menilai lemahnya pengetahuan ustadz Yusuf Mansur tentang
bisnis investasi serta kesiapan manajemen dalam bisnis investasi disebut-sebut
ikut menjadi sumber masalah. Sebab lainnya karena bisnis investasi Yusuf
Mansur memberikan janji soal keuntungan 8% kepada setiap investornya, dan
dalam bisnis investasi tidak dibenarkan adanya janji-janji manis seperti itu. Ini
114
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
67
terlihat dari pemberitaan Detik.com yang mengulang-ulang tentang masalah
keuntungan 8% tadi.
Enam artikel berita yang disajikan Detik.com secara keseluruhan
menganggap bahwa, niat serta tindakan yang di lakukan ustadz Yusuf Mansur
yang berkaitan dengan bisnis investasinya merupakan suatu perbuatan yang ilegal.
Tabel 14
Make Moral Judgement / Membuat Pilihan Moral
1 OJK mengetahuinya dari media
Wajib mengikuti aturan
2 Tidak ada laporan penipuan
3 Bisnis investasi semestinya di kelola oleh perusahaan.
Pembagian keuntungan tergantung dari perkembangan bisnis itu sendiri
4 Aturan UU pasar Modal
5 Yang dihentikan penerimaan anggota
Pendeskripsian kantor bisnis investasi Yusuf Mansur
6 Belum mendata lengkap
Detik.com pada perangkat framing Robert N. Entman ini mencoba
menerangkan masalah bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur dengan mengambil
data dari kutipan dan narasumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Detik.com
tidak mempercayakan bisnis investasi yang dijalankan ustad Yusuf Mansur,
Detik.com mencoba menampilkan data tentang aturan hukum yang dilanggar
ustadz Yusuf Mansur dalam penyajian beritanya kepada khalayak. Dari data yang
peneliti temukan, redaktur Detik.com juga mencoba memberi keyakinan pada
pembacanya dalam hal yang berhubungan dengan bisnis investasi agar jangan
68
mudah percaya dengan orang lain dan selalu berhati-hati, sekalipun bisnis itu
sudah berizin.
“Hati-hati dalam berinvestasi dan jangan sembarangan percayakan
harta anda kepada orang lain karena walaupun itu berizin kita juga tetap
harus berhati-hati”115
Berita yang di publiskasikan Detik.com juga menggambarkan suasana
kantor bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur yang beralamat di ruko CBD
Cileduk, dari hal ini peneliti mengidentifikasikan detik.com mencoba memberikan
penekanan kepada masyarakat dari sisi profesionalisme bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur.
Tabel 15
Treatment Recommendation / Menekankan Penyelesaian
1 Memberikan perlindungan pada investor
Bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur harus berizin
2 Dana investor dapat terlindungi
3 Pembagian keuntungan berupa deviden dan capital gain
OJK dan ustadz Yusuf Mansur segera berkordinasi
4 Perlindungan terhadap investor
Tidak memberikan janji
5 Berharap bisnisnya legal dan tidak melanggar hukum lagi
6 Melengkapi berkas-berkas
Pada perangkat terakhir framing model Robert N. Entaman, Detik.com
memberikan penjelasan penyelesaian tentang masalah bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur, dari pemberitaan yang diangkat oleh Detik.com menekankan bisnis
115
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
69
ustadz Yusuf Mansur harus mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia, dan tidak
perduli siapapun dia, berlatar belakang apa tetap mengikuti peraturan.
Dikarenakan masalah ini menyangkut banyak orang, khususnya orang
yang sudah tergabung dalam bisnis investasi ini, agar dana dari investor tersebut
dapat terlindungi, serta Yusuf Mansur bersedia untuk selalu berkordinasi dengan
OJK untuk melengkapi berkas-berkas agar cepat diurus dan cepat dapat kepastian
hukum mengenai bisnis investasinya. Lebih jauh lagi Detik.com menekankan
penyelesaian dengan mengambil data dari kutipan dan narasumber yang
berkompeten dibidang investasi dengan menyarankan untuk merubah bentuk
pembagian keuntungan yang didapat investor nantinya.
Pada intinya peneliti menemukan bahwa Detik.com memberikan
penjelasan yang sangat halus namun tetap mengintervensi bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur dengan penegasan-penegasan yang dituangkan dalam tulisannya.
Hampir rata-rata memberikan penjelasan bahwa intinya bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur ini ilegal dan kenapa masyarakat masih ikutan didalamnya, namun
lagi-lagi dengan bahasa yang di sembunyikan makna-maknanya.
Didalam pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, peneliti juga
menemukan efek framing dari pemberitaan Detik.com ini oleh khalayak, ada yang
memandang positif bisnis ini dan ada juga yang memandang negatif dari bisnis
ini.
“Iya saya mendukung, karena tujuan investasi ini bertujuan memajukan
ekonomi masyarakat Indonesia.”116
“Dari waktu awal berita ini ramai diperbincangkan saya sudah
mempelajari bagaimana skema bisnis investasi Yusuf Mansur itu dan hasilnya
116
Wawancara pribadi dengan pegawai negeri Chairul Umam, Bekasi 6 November 2014
70
memang meragukan karena kita tahu tidak ada perlindungan untuk investor, itu
salah satunya, dan masih banyak lagi yang lain.”117
Didalam hal ini peneliti konfirmasikan melalui wawancara pribadi dengan
Detik.com dan pihak dari Yusuf Mansur seperti berikut:
“Terpecah dua ada yang mendukung dan satu lagi yang realistis, yang
mendukung rata-rata yang merasa “ini agama saya dan saya harus
memperdalam agama saya dengan berinvestasi di Yusuf Mansur”118
“Beritanya sangat beragam, dari yang tidak percaya bisnis ini sampai
membela bisnis ini.”119
Temuan efek framing pada khalyak dari tingkat intesitas ia mengikuti
berita ini di media bisa dilihat berbeda dengan yang tidak mengikuti berita ini,
bagi seorang Yanuar Rizky, ia melihat bahwa dari awal bisnis ini didirikan,
memang sudah banyak yang dilanggar oleh ustadz Yusuf Mansur
“…sebenarnya yang bersangkutan (Yusuf Mansyur) sudah
melanggar peraturan perundang-undangan. Pertama, pengumpulan
dananya tanpa perusahaan berbadan hukum. Kedua, tidak ada izin dari
OJK. Ketiga, syarat-syarat perusahaan investasi apapun tidak ada yang
dipenuhi. Jadi secara hukum, Yusuf Mansyur itu sudah melakukan
pelanggaran dengan ancaman pidana.”120
Temuan lain dalam efek framing pada khalayak, faktor latar belakang juga
berperan dalam melihat pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini,
untuk seorang Angga Auliya ZRF ia enggan untuk mempercayakan dananya
dibisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, tapi bagi seorang Chairul Umam ia sangat
tertarik dengan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur dan bagi seorang Dimas
117
Wawancara pribadi dengan pengamat ekonomi Yanuar Rizky, Jakarta 4 November
2014 118
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014. 119
Wawancara pribadi dengan pihak Yusuf Mansur Farida, Tangerang, 16 September
2014 120
Wawancara pribadi dengan pengamat ekonomi Yanuar Rizky, Jakarta 4 November
2014
71
Aditya, ia melihat dalam pemberitaan bisnis investasi ini lebih mengintervensi
ustadz Yusuf Mansur.
“…yang mendukung rata-rata yang merasa “ini agama saya dan saya
harus memperdalam agama saya dengan berinvestasi di Yusuf Mansur” saya
(angga auliya) juga muslim tapi saya mikir dua kali kalau harus setorkan duit
di seseorang yang tidak berpengalaman sebenarnya.”121
“Mengenai bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, bisnis investasi yang
beliau jalankan cukup menarik. Karena disitu ada profit yang dijanjikan Yusuf
Mansur sebesar 8%. Berbeda dengan bisnis investasi yang lain, yang tidak
menetapkan kenuntungan, hanya saja bisnis beliau disebut masih illegal,
belum mempunyai badan hukum yang tetap.”122
“Berita yang ditampilkan juga saya rasa lebih memojokan Ustadz
Yusuf Mansur banyak sekali kata-kata yang halus tapi kalau dicermati lagi
sebenarnya menyudutkan dia.”123
Hal ini bisa diidentifikasikan efek framing yang timbul mengenai ada atau
tidaknya pertambahan dalam bisnis ini terkait pemberitaan bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur di media massa.
“Sebelum bisnis ini diketahui masyarakat sudah banyak dari
jama’ahnya ustadz yang ikut bisnis ini. Waktu itu kira-kira 2500 orang tapi
untuk pastinya tidak tahu, untuk saat ini jumlah investor lebih dari 2500
orang.”124
Melihat efek framing dari masalah bisnis investasi Yusuf Mansur ini yang
ditimbulkan adalah persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Hal ini
kemungkinan karena dipicu oleh perbedaan pemahaman dan interpretasi dari
setiap masyarakat yang menerima berita seputar bisnis investasi. Sebab,
pemahaman masyarakat kota dan masyarakat desa memiliki definisi yang
berbeda. Artinya, tidak semua masyarakat perkotaan memiliki pemikiran dan
121
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014. 122
Wawancara pribadi dengan pegawai negeri Chairul Umam, Bekasi 6 November 2014 123
Wawancara pribadi dengan mahasiswa Dimas Aditya, Jakarta, 6 November 2014 124
Wawancara pribadi dengan pihak Yusuf Mansur Farida, Tangerang, 16 September
2014
72
penafsiran seperti status yang ia sandang sebagai masyarakat kota. Sebaliknya,
tidak semua masyarakat pedesaan memiliki pemikiran dan penafsiran terhadap
suatu hal atau isu seperti kedudukan mereka sebagai masyarakat desa. Tidak
menutup kemungkinan bila masyarakat perkotaan memiliki perilaku dan
pemikiran layaknya masyarakat desa. Dan masyarakat desa yang justru memiliki
pemikiran dan perilaku seperti masyarakat kota.
C. Interpretasi
Niat baik belum tentu selamanya benar dan direspon dengan baik juga, hal
itulah yang sekiranya tergambar dari pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf
Mansur ini. Berawal dari niatnya membuat sebuah solusi bagi masyarakat untuk
membangun ekonomi yang lebih maju di Indosesia, dan pada akhirnya sampai
diberhentikan sementara bisnis invetasi ustadz Yusuf Mansur.
Keenam artikel berita yang ditampilkan oleh Detik.com telah memberikan
penjelasan dan penekanan tentang aturan yang dilanggar bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur sehingga menggiring opini khalayak untuk tidak mudah percaya
terhadap bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur dan cenderung mengintervensi
pihak Yusuf Mansur.
Tabel 16
Hubungan Konstruksi dengan Framing dalam Pemberitaan Bisnis Investasi
Ustadz Yusuf Mansur di Detik.com
No Judul berita Hasil Konstruksi
1 “Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf
Mansur, OJK: Kami Cuma Dengar
Dari Media”
Adanya penguatan angle berita
terkait kegiatan bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur yang belum
dilaporkan ke pihak OJK melalui
alasan dan pendapat OJK serta MUI
selaku pihak yang dapat diminta
keterangannya dari segi investasi
syariah.
73
2 “Yusuf Mansur: Nggak Ada yang
Taruh Duit Ketar-
ketir, Ente Kali!”
Terdapat pengklarifikasian dari pihak
ustadz Yusuf Mansur tentang
pemberitaan terkait bisnis
investasinya yang menuai pro-kontra
di masyarakat.
3 “Ini Tanggapan Pemerintah Soal
Keuntungan Investasi 8% Yusuf
Mansur”
Terdapat penonjolan sikap yang
diperlihatkan Detik.com yang
cenderung tidak setuju atas janji
manis yang diberikan bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur dan besaran
hasil yang diberikan
4 “Apa Saja Aturan yang Dilanggar
Bisnis Investasi Yusuf Mansur?”
Detik.com membentuk realitas
dengan cara mendeskipsikan alasan
bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
dkatakan ilegal dikarenakan banyak
aturan-aturan yang dilanggar Yusuf
Mansur
5 “Kantor Bisnis Investasi Yusuf
Mansur Tetap Beroperasi”
Hampir sama dengan artikel berita
nomor empat; yakni terbentuknya
realitas yang cenderung mengarah
kepada sikap kecurigaan yang di
tampilkan Detik.com terkait
penutupan bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur.
6 “Ini Nasabah yang Paling Sering
Investasi di Yusuf Mansur”
Dalam artikel berita ini kembali
Detik.com mempertegas kesalahan
ustadz Yusuf Mansur terkait
profesionalisme pekerjaan, dan hal
itu membawa dampak ditutupnya
kegiatan bisnis investasi ustadz
Yusuf Mansur.
Bagi kaum konstruksionis, realitas itu bersifat subjektif. Realitas itu hadir
karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat
konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Di sini tidak ada realitas yang
bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan
tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung dari bagaimana konsepsi ketika
realitas itu dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan berbeda. Berita
itu ibaratnya sebuah drama. Ia bukan menggabarkan realitas, melainkan potret
dari arena pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa dan
74
ada pihak yang didefinisikan sebagai pahlawan (hero), tetapi ada juga pihak yang
didefinisikan sebagai musuh dan pecundang. Semua itu dibentuk layaknya sebuah
drama yang dipertontonkan kepada publik.
Jadi pada intinya ialah berita adalah hasil dari konstruksi yang melibatkan
pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan atau orang-orang yang berada
didalam media itu. Bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat tergantung pada
bagaimana fakta yang dipahami dan dimaknai. Proses pemaknaan selalu
melibatkan nilai-nilai tertentu sehingga mustahil berita merupakan pencerminan
dari yang berbeda, karena ada cara melihat yang berbeda.
Didalam pandangan konstruksionis media bukanlah sekadar saluran yang
bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan,
bias, dan sosial yang mendefinisikan realitas. Pandangan semacam ini menolak
argumen yang menyatakan media seolah-olah tempat saluran bebas. Berita yang
kita baca bukan hanya menggambarkan realitas, melainkan juga konstruksi dari
media itu sendiri. Lewat berbagai instrumen yang dimilikinya, media ikut
membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.
Sebagai seorang ustadz yang dikenal oleh banyak orang, ustadz Yusuf
Mansur sejatinya merupakan komunikator di panggung dakwah. Sebagai seorang
komunikator tentu saja ia memiliki karakter dalam menjalankan visi misi
dakwahnya. Aristoteles menyebut karakter komunikator ini sebagai etos. Etos
terdiri dari pikiran baik, akhlak baik, dan maksud baik (good sense, good moral
character, good will). Ethos ini berwujud dalam bentuk credibility yang terdiri
dari expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya).125
125
Farid Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa
Depan (Jakarta: Kencana, 2011), h. 299.
75
Jadi bukan polularitas saja yang menjadi faktor utama bagi ustadz Yusuf
Mansur ini, melainkan ada faktor-faktor lain yang lebih penting, yakni keahlian
dan mendapat kepercayaan oleh masyarakat sebagai konsekuensinya. Jika
dikaitkan paparan singkat dari Aristoteles mengenai karakter komunikator di atas
dengan berita seputar bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur yang dipublikasikan
oleh Detik.com maka yang didapati adalah situasi dari masyarakat yang masih
tidak percaya akan kredibilitas yang dimiliki ustadz Yusuf Mansur selaku orang
yang menggagas bisnis investasi dan berinisiatif memajukan ekonomi di
Indonesia melalui bisnis investasinya ini, karena sosok ustadz Yusuf Mansur yang
berlatar belakang sebagai seorang penceramah bukan pakar ekonomi. Hal itu yang
membangun kondisi ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap realitas sosial
yang terjadi. Dari hal ini, peneliti akan menguraikan hasil temuan proses
konstruksi Detik.com terkait pemberitaan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur
ini.
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
Pada tahap ini redaksional Detik.com mengumpulkan semua bahan berita
yang berfokus kepada informasi yang sifatnya menyentuh banyak orang, yaitu
persoalan yang mengandung unsur sensitivitas di masyarakat, seperti isu-isu yang
meresahkan masyarakat. Layaknya isu mengenai bisnis investasi Yusuf Mansur
ini yang menuai polemik.
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Prinsip dari tahap ini adalah semua informasi harus sampai pada khalayak
secepat mungkin. Namun, kendati media telah melakukan tahap mempublikasikan
berbagai macam berita termasuk berita mengenai bisnis investasi Yusuf Mansur
76
ini, dengan struktur berita yang telah dibangun dan diciptakan oleh Detik.com,
yang tentu saja dapat membangun realitas di tengah-tengah masyarakat. Akan
tetapi, dapat dipastikan ada sebagian masyarakat yang juga dapat
menginterpretasikan berita ini secara baik dan bijaksana. Sehingga melahirkan
asumsi bahwasanya bisnis investasi yang dicetuskan ustadz Yusuf Mansur sudah
sepatutnya diapresiasi oleh masyarakat
Berita seputar bisnis investasi Yusuf Mansur ini memang cukup menarik
perhatian khalayak, karena berita yang disajikan oleh Detik.com ini memiliki
unsur nilai berita yang menjadi dasar istilah “names make news” (nama membuat
berita).
3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Ttahap ini pada mulanya masyarakat akan cenderung menganggap semua
yang terjadi di media massa adalah benar adanya. Termasuk semua artikel berita
yang disajikan oleh Detik.com mengenai bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini.
Kemudian adanya pembentukan citra yang dilakukan oleh media massa, yang
meliputi model good news dan bad news. Terakhir adanya pilihan dari media
massa untuk memberitakan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini.
Berangkat dari tahapan pembentukan konstruksi oleh media ini menurut
peneliti, berita yang disajikan Detik.com mencakup semua tahapan-tahapan
tersebut. Didalam beritanya Detik.com menegaskan bahwa benar adanya ustadz
Yusuf Mansur membentuk bisnis investasi yang sifatnya ilegal. Kemudian dari
sisi pembentukan citra yang dilakukan Detik.com menganggap ustadz Yusuf
Mansur kurang tepat jika mengurusi masalah ekonomi dan dari unsur kategori
berita, mengenai bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur masuk kedalam kategori
77
Soft news, karena isu utama yang diangkat berhubungan dengan kepentingan
masyarakat. Lalu terdapat pilihan dari media untuk mengangkat berita bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur ini dikarenakan dilihat dari awal pemberitaan dan
berkembang dari hari ke hari serta butuh investigasi mendalam oleh wartawan
mengenai isu ini dan bisa dikatakan jenis berita ini masuk kedalam jenis berita
Investigation News.
4. Tahap Konfirmasi
Pada tahap ini terdapat proses untuk memberikan argumentasi dan
akuntabilitas, serta interpretasi yang dilakukan oleh media massa dan khalayak.
Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi
terhadap alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca,
tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan
bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.
Beberapa tahap di atas adalah proses atau siklus yang selalu terjadi pada
pembangunan realitas yang diciptakan oleh media massa, termasuk Detik.com dan
sebuah realitas yang terkonstruk sebenarnya memang sangat luar biasa. Karena
pemberitaan tersebut lebih cepat diterima masyarakat luas, menjadi lebih luas
jangkauan pemberitaannya, sebaran merata, karena media massa dapat ditangkap
oleh masyarakat luas secara merata dan di mana-mana, membentuk opini massa,
karena merangsang masyarakat untuk beropini atas kejadian tersebut, massa
cenderung terkonstruksi, karena masyarakat cenderung terkonstruksi dengan
pemberitaan-pemberitaan yang sensitif, bahkan opini massa cenderung apriori
sehingga mudah menyalahkan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas
musibah atau peristiwa tersebut.
78
Beberapa hasil temuan cukup menunjukkan bahwa Detik.com cukup
dinamis dalam memberitakan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur melalui
artikel-artikel berita yang dipublikasikannya. Meskipun sebagian besar artikel
berita pada periode Juli 2013 yang peneliti analisis ini, memiliki nuansa yang
cenderung mengintervensi pihak Yusuf Mansur. Namun pihak redaktur Detik
Finance, Angga Aliya ZRF menyangkal hal tersebut dengan alasan lain.126
“Kalau kita sih intinya ngasih tau, buka mata saja kita beberkan
semuanya kita tidak menyudutkan Yusuf Mansur tapi kita membuka saja
bahwa, kalau illegal tuh begini, sebaiknya hubungi ojk saja untuk dilegalkan.”
Ketika Berger dan Lucmann menjelaskan mengenai konstruksi sosial,
maka konstruksi sosial yang dimaksud adalah sebuah proses eksternalisasi,
obejektivasi, dan internalisasi yang terjadi antara individu di dalam masyarakat.
Ketiga proses di atas terjadi secara simultan membentuk dialektika, serta
menghasilkan realias sosial berupa pengetahuan umum, konsep, kesadaran umum,
dan wacana publik. Didalam pandangan Berger dan Luckmann, konstruksi sosial
itu dibangun oleh individu dan masyarakat secara dialektika. Serta yang dimaksud
konstruksi sosial itu adalah realitas sosial realitas sosial yang berupa realitas
objektif, subjektif, dan simbolis. Sedangkan materi realitas sosial itu adalah
konsep-konsep, kesadaran umum, dan wacana publik.127
Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa sebuah media massa, baik
elektronik, cetak, maupun online, sejatinya sangatlah mahir dalam menciptakan
sebuah kontruksi atas realitas yang terjadi di dunia sekitar melaui bingkai yang
disajikan dalam setiap berita atau artikelnya. Kemudian hasil dari konstruksi dan
126
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014. 127
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 18.
79
pembingkaian tersebut adalah, terciptanya interpretasi dalam mengonfirmasi
temuannya, dan tergiringnya opini masyarakat yang menjadi khalayak dari media
itu sendiri.
Telah disajikan dalam keenam berita tersebut dengan frame besar bahwa
kegiatan bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur ini ilegal dan menyalahi peraturan
yang berlaku di Indonesia dan tidak boleh dilakukan. Pada intinya Detik.com
selaku media massa yang mempublikasikan berita ini ke hadapan khalayak,
memberikan peringatan untuk berhati-hati dalam memilih bisnis investasi, serta
untuk selalu waspada terhadap ajakan seseorang dalam berbisnis.
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis data yang terkumpul mengenai masalah pemberitaan
bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur dengan analisis framing Robert N. Etnman.
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Detik.com didalam kanal berita finance yang mempublikasikan berita
bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur berdasarkan perspektif ideologi dan
insan medianya. Detik.com lebih menjurus kepada penjabaran atau
memberikan keterangan-keterangan terkait bisnis investasi ustadz Yusuf
Mansur dan lebih melihat dari motif ekonomi dibandingkan dari sisi
kriminalitas. Hal itu terlihat dari banyaknya keterangan dari berbagai
sumber untuk mengemukakan perspektifnya terhadap bisnis investasi
Yusuf Mansur.
Detik.com menilai yang menjadi aktor penyebab masalah adalah ustadz
Yusuf Mansur sendiri, karena beliau terlalu terburu-buru dalam
membangun bisnis investasi sehingga tanpa berpikiran mengenai legalitas
usaha tersebut.
Kasus ini banyak nilai-nilai moral yang dilanggar ustadz Yusuf Mansur,
dan Detik.com menampilkan ketidak percayaannya terhadap bisnis
investasi ustadz Yusuf Mansur dari sisi profesionalisme
Adapun pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran mengenai
legalitas dan manajemen bisnis ini. Detik.com merekomendasikan agar
81
mengikuti aturan yang berlaku, serta melengkapi berkas-berkas yang
dibutuhkan.
2. Setelah dianalisis menggunakan framing model Robert N. Entman
mengenai pemberitaan seputar bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur di
atas, Detik.com terlihat cenderung berpihak kepada kepentingan orang
banyak, dalam hal ini pihak OJK yang mewakili masyarakat. Didalam
pemberitaannya Detik.com cenderung menyampaikan pemberitaan yang
menyudutkan ustadz Yusuf Mansur sebagai tokoh yang bertanggung
jawab dibalik bisnis investasinya. Dari keenam berita, peneliti menemukan
bahwa setiap pemberitaan pada Detik.com terjadi keberpihakan kepada
salah satu pihak. Karena ada salah satu narasumber yang mendapat porsi
lebih banyak bila dibandingkan lainnya.
B. Saran
1. Detik.com seharusnya menampilkan berita dari niat ustadz Yusuf Mansur
yang ingin memajukan perekonomian Indonesia, itu yang harusnya lebih
ditonjolkan. Kepada khalayak pembaca atau pun penikmat berita,
hendaknya menerima informasi tidak hanya dari satu sumber berita saja.
2. Didalam menyusun strategi komunikasi, sifat media yang digunakan oleh
media itu harus benar-benar mendapat perhatian, karena erat sekali
kaitannya dengan khalayak yang dituju. Sebab media massa dapat
didokumentasikan, diulang, dikaji, dihimpun untuk kepentingan
pengetahuan, dan dijadikan bukti otentik.
82
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008.
Burton, Graeme. Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian
Media, Yogyakarta : Jalasutra, 2008.
Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2004.
Effendi, Uchjana Onong. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2003.
Eriyanto. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, Yogyakarta:
PT Lkis Pelangi Aksara, 2005.
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Cet. Ke-1, Granit.
Jakarta: 2004.
Iswara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Cet ke-3, Jakarta: Kompas,
2007.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2006.
McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Cet ke-4, Jakarta:
Erlangga, 1996.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Sibe, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Nugroho, Bimo. dkk. Politik Media Mengemas Berita, Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi, 1999.
Olii, Helena. Berita & Informasi: Jurnalistik Radio, Jakarta: PT INDEKS, 2007.
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta : LKiS, 2007.
83
Poloma, M Margaret. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2003.
Putra, Sareb Masri, Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memproduksi,
Graha Ilmu, 2007.
~~ “ ~~ “ ~~, Teknik Menulis Berita & Feature, Jakarta: PT Indeks, 2006.
Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Sosial dari Denzin Guba dan Penerapannya,
cet ke-1, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001.
Santana, K Septian. Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005.
Siahaan, Hotman. Pers yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat Timor
Timur, Lembaga Studi Perubahan Sosial, 2001.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Soekamto, Soejono. Sosiologi Pengantar, Jakarta: PT Rajawali Pers, 1987.
Sumardiria, Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Bandung:
PT Remaja Rosdakaraya, 2006.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.
Wahyu Wibowo, Indiwan Seto. Dasar-dasar Jurnalistik, Jakarta: LPJA Press
Jakarta, 2006.
Zaenudin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor &
Para Mahasiswa Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
Internet:
Akun twitter Ustadz yusuf Mansur, www.twitter.com, diakses pada 28 juli 2013
http://www.anneahira.com/detik-com.htm diakses pada 4 september 2014
http://detik.com tahun 2013.
http://m.inilah.com/read/detail/2012782 diakses pada 2 oktober 2013.
84
http://plasadana.com/detail.php?id=5009 diakses pada 2 oktober 2013.
https:/www.wikipedia.co.id/DetikCom diakses pada 4 september 2014
http://www.websejarah.com/sejarah-berdiri-situs-berita-detikcom.html diakses
pada 4 september 2014
Referensi lain:
Artikel berita di Detik.com kanal Finance
Company Proflie Detik.com
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka. 1988. Depdikbud
.
Wawancara pribadi dengan redaktur Detik finance Angga Aulia ZRF, Jakarta, 10
September 2014.
Wawancara pribadi dengan pihak Yusuf Mansur farida, Tangerang, 16 September
2014
Wawancara pribadi dengan pegawai negeri Chairul Umam, Bekasi 6 November
2014
Wawancara pribadi dengan mahasiswa Dimas Aditya, Jakarta, 6 November 2014
Wawancara pribadi dengan pengamat ekonomi Yanuar Rizky, Jakarta 4
November 2014
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGBRI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat l14l2lndonesiaWebsite: urtrv.ldkrrinjakarla.aqjd
Telepon/Fax : (021) 7432728 | 747A3580E-rrrail : tiakrryah(J: tdk. uinjakarta.ac. id
Nomor : Un.01/FslPP.00.9/ ;7tb na:^3
Lamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan SkriPsi
NamaNomor PokokJurusanSemesterTelp.Judul SkriPsi
Tembusan :
1. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Kepada Yth.Dr. Suhaimi, M.Si.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif HidaYatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr, Wrb.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan lhnu Kornunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,
Jakarta, Ll Oktober 2A13
Ramadhan SYaifullah1 0905 1 000240Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
IX (Sembilan)
Analisis Framing Isu Polemik Pemberitaan Patungan Usaha
Ustadz Yusuf Mansur di detik'com
Bidang Akademik
ir\, ',t,";: M.Ed.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam
penyusunan dan p.ny.t*taian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama'
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih'
Wassalamu' alaikum Wr. Wb'
ior:o 199803 | oo4p
KEMENTERIAI{ AGAMAUIYIVERSITAS ISLAM NBGBRI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl, Ir. H. JuandaNo, gS Ciputat l54l2lndonesia
Telepori/Ftrx : {{}21) 11327281 74703580
\\lebsitc: \tLu-ltt\uinirkartrlac.itl, E-rulrl : dnh-fr:!rjC!!k.UUU-ALOdA-ne-!ti
*'-\*-"-'_*' -
I rnm.TIIE E
_-_\-"ri\.
_--.-'''"-
NomorLarnpiranI{al
Tembusatt
t,lF5tPP ,A0,qlllllUn.0 /2014
Izin Penelitian (SkriPsi)
Kepada Yth.Redaksi Detik.com
di'fempat
Ass al am u' al aikum l4/r' tYb,
Dekan Fakultas Dakrvah dan Iirnr.r Kourunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menerangkan bahwa :
NamaNomor Pokok'fempat/Tanggal LahirSemesterJnrusan/KonsentrasiAlamatTelp.
adalah benar mahasisn a Fakultas Dakr,vah dan Ilmu Kolnrtnikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/tnencari data dalam rangka
penuiisan skrifsi berjudil Korttruksi Pemberiru*n Bisnts Inve,vtctsi {Jstadz lfusuf-lulctn,r
tu' (An a I i s is Fr cnni n g 1ta da Detik'com)'
Sehubungag dengan itu, dimohon kiranya Bapaldlbu/sdr. dapat
menerimalmerigizinkarr mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud.
Demikian, atas kerjasama clan bantuannya kami mellgucapkan terima kasih.
14/ ct,s,s ctl ctm u' al ui kunt 144" l'Yb'
Subhan, MA01 10 199303 1 004
Jakarta, ill September 2Al4
R.arnaChan SYaifullahI 0905 1 000240Bekasi, 12 APril i989X (Sepuluh)Komuuikasi dan Penyiaratr Islaur
Jl. Banteng RT 04115 No. 18 Kranji Bekasi Barat
08568361 1989
1. Wakil Dekan Bidang Akademikz. Ketua Jurusarr/prodi. Komunikasi dan Penyiaran Islarn
Tak Tahu Bisnis Investasi Yusuf Mansur, OJK: Kami Cuma Dengar Dari
Media
Herdaru Purnomo - detikfinance
Kamis, 18/07/2013 10:34 WIB
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak mengetahui bisnis investasi milik
Yusuf Mansur. OJK hanya mencermati dan mempelajari lebih jauh investasi yang
tak berbadan hukum ini.
"Di Financial Costumer Care contact centre OJK, kami belum pernah menerima
info tentang kegiatan Ustadz Yusuf Mansur," ungkap Anggota Dewan Komisioner
OJK Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono kepada detikFinance saat
dikonfirmasi, Kamis (1/7/2013).
Lalu bagaimana OJK bisa melindungi masyarakat jika tak tahu mengenai investasi
ilegal tersebut?
Kusumaningtuti menjelaskan, OJK justru mengetahui adanya bisnis tersebut dari
kalangan media. "Kami mengetahuinya justru dari rekan media maupun dari
pemberitaan di media. Tapi ini baik untuk antisipasi perlindungan konsumen.
Nanti kalau ada tambahan kita infokan kemudian," papar Kusumaningtuti.
Namun lebih jauh Kusumaningtuti menjelaskan siapapun yang menarik dana dari
masyarakat haruslah memiliki izin.
"Siapapun yang menarik dana masyarakat, lalu memberikan imbal hasil
merupakan bentuk investasi," jelasnya. Sesuai aturan, investasi yang
beranggotakan 50 orang ke atas wajib meminta izin OJK. Dan sudah pasti
investasi itu dilarang bila izin itu belum dikeluarkan.
OJK maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekalipun belum pernah dimintai
izin ustaz yang tenar dengan ajakan sedekahnya itu. Patungan Usaha yang
menawarkan investasi minimal Rp 12 juta belum tercatat di OJK.
Kegiatan sang ustadz menarik dana masyarakat dan mempromosikannya lewat
media sosial dan internet merupakan bagian dari investasi.
(dru/dnl)
Yusuf Mansur: Nggak Ada yang Taruh Duit Ketar-ketir, Ente Kali!
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Senin, 22/07/2013 13:31 WIB
Jakarta - Ustadz Yusuf Mansur mengaku bisnis investasinya bukan aksi tipu-
tipu meski selama ini berjalan tanpa payung hukum. Ia menuduh media yang
membesar-besarkan pemberitaan mengenai bisnis ilegalnya tersebut.
Bahkan, ia menyatakan selama ini tidak ada investor yang khawatir atau sampai
ketar-ketir atas dana yang disimpan di program Patungan Usaha (PU) miliknya
itu.
"Begini saja jawabannya, ada nggak yang lapor? Ada nggak yang dari mereka
yang sudah menaruh duitnya di saya merasa ketar ketir? Ada tidak, saya tanya
sama OJK, nggak ada yang lapor. Entenya kali," ujarnya usai melakukan
pertemuan di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jalan Wahidin Raya, Jakarta,
Senin (22/7/2013).
Namun ia mengakui, OJK ingin dana nasabah lebih terlindungi secara hukum
karena selama ini pengumpulan dana dilakukan Yusuf hanya atas dasar
kepercayaan.
"Tapi hati-hati jika kemudian ada yang meniru, ternyata (si pengumpul dana) pada
lari. Ini kekhawatiran OJK berpihak pada masyarakat jangan sampai masyarakat
terkena itu. Pemerintah melalui OJK merasa masyarakat harus dilindungi, kalau
nanti investasi dibawa lari orang, masyarakat sendiri yang rugi," ujarnya.
(ang/dnl)
Ini Tanggapan Pemerintah Soal Keuntungan Investasi 8% Yusuf Mansur
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Senin, 22/07/2013 17:57 WIB
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi soal pemberian imbal hasil
sebesar 8% atas Patungan Usaha (PU) yang digagas Ustadz Yusuf Mansur. Apa
tanggapan OJK?
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, tidak ada
satu pun produk investasi yang bisa memberikan imbal hasil (return) tertentu
secara pasti.
"Tidak boleh ada janji fix soal return termasuk di investasi apa pun termasuk di
reksa dana," kata Nurhaida saat konferensi persnya, di Kantor OJK, Jakarta, Senin
(22/7/2013).
Dia memberi contoh misalkan suatu perusahaan terbuka melakukan penawaran
umum dan kemudian mencatatkan sahamnya di bursa, maka seorang investor bisa
mendapatkan keuntungan dari perusahaan yang sudah listing tersebut berupa
dividen dan capital gain.
Contoh lain dalam investasi reksa dana, imbal hasil yang diberikan bukan suatu
kepastian angka persennya, semua tergantung dari fluktuasi bisnis yang ada.
"Misalnya perusahaan terbuka, jadi ada pemegang saham, nanti ada pembagian
dividen bukan imbal hasil secara pasti 8% misalnya. Return bagi pemegang saham
bisa dividen atau jika sahamnya listing di bursa, imbal hasilnya berupa capital
gain selain dividen," jelasnya.
Nurhaida menambahkan, pihaknya meminta kepada Ustadz Yusuf Mansur untuk
segera menyatakan diri izin usahanya akan seperti apa ke depan.
"Ini dapat diberikan izin jika sudah ada pernyataan pendaftaran dan dengan
adanya pernyataan OJK kemudian bisa melakukan penawaran umum misalnya.
Sekarang belum ada izin. Ini tentang kewajiban sesuai ketentuan berlaku di pasar
modal. Kita tentunya minta secepatnya ya, kalau tidak bisa memenuhi ini tentu
tidak bisa dilanjutkan," ujarnya.
(ang/ang)
Apa Saja Aturan yang Dilanggar Bisnis Investasi Yusuf Mansur?
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Senin, 22/07/2013 19:43 WIB
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyoroti Patungan Usaha (PU)
yang dikelola Ustadz Yusuf Mansur. Pasalnya, bisnis tersebut terindikasi ilegal
karena tidak memiliki izin resmi.
Lalu, apa saja aturan yang dilanggar bisnis Ustadz Yusuf Mansur ini? Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, dari segi awal
pembentukan, bisnis ini sudah menyalahi aturan karena tidak memiliki izin resmi
dari OJK selaku pengawas lembaga investasi.
"Setiap kegiatan terkait pengumpulan dana masyarakat harus mengikuti ketentuan
yang berlaku. Jadi yang belum ada memenuhi unsur legalitas harus segera
dipenuhi. Kegiatan ini (PU Yusuf Mansur) belum dilakukan menurut ketentuan
umum," kata Nurhaida di Kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin
(22/7/2013).
Dia menjelaskan, selain tidak memiliki izin resmi penggalangan dana oleh Yusuf
Mansur juga dilakukan tanpa melalui skema penawaran umum.
"Ini pengumpulan dana masyarakat sudah jelas diatur dalam UU Pasar Modal.
Pengumpulan dana masyarakat harus melalui penawaran seperti yang tercantum
dalam pasal 70 ayat 1 UU Pasar Modal. Penawaran umum melalui media massa
atau ditawarkan kepada 100 pihak atau lebih atau dibeli 50 pihak, kriteria ini
masuk dalam bisnisnya beliau," jelas Nurhaida.
Pengaturan tersebut, kata dia, berkaitan dengan perlindungan dana bagi para
investor.
"Kaitannya bahwa pengumpulan dana masyarakat dan pihak-pihak yang
berinvestasi perlu adanya perlindungan, maka itu perlu diatur," ujarnya.
Selain itu, hal yang juga tidak boleh dilakukan adalah memberikan iming-iming
berupa besaran imbal hasil angka tertentu secara pasti.
"Jadi tidak ada investasi apa pun yang memberikan imbal hasil pasti. Semua ada
fluktuasinya," kata Nurhaida.
(ang/ang)
Kantor Bisnis Investasi Yusuf Mansur Tetap Beroperasi
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Jumat, 26/07/2013 12:02 WIB
Foto: Kantor Yusuf Mansur (Dewi-detikFinance)
Tangerang - Bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur dihentikan sementara sampai
proses legalisasi selesai dilakukan. Meski demikian, kantor Patungan Usaha (PU)
dan Patungan Aset (PA) itu tetap buka.
Menurut salah satu Customer Service PU Robby Cahyadi, kegiatan operasional
PU tetap buka, yang dihentikan adalah penerimaan anggota baru
"Operasional tetap kita buka, yang berhenti itu penerimaan anggota baru saja,"
kata Robby kepada detikFinance di kantornya, Ciledug, Tangerang, Jumat
(26/7/2013).
Kantor tersebut berada di sebuah ruko berlantai tiga dengan nuansa putih dan
oranye. Yusuf menjalankan kantor ini dengan dibantu 10 orang karyawan, yang
terdiri dari 4 customer service, 3 karyawan administrasi, 1 bagian keuangan, dan 1
karyawan Informasi dan Teknologi.
"Ada satu lagi, Pak Unang yang khusus menangani PU. Pak Unang ini
backgorund-nya perbankan," katanya.
Meski tetap beroperasi, kantor PU dan PA tersebut terlihat sepi. Tidak banyak
aktivitas terjadi di dalamnya. Para customer service bekerja di balik meja di dekat
ruang tunggu. Sebuah lemari didirikan di salah satu sudut dinding, isinya aneka
produk milik Yusuf Mansur.
Tidak ada petugas keamanan terlihat di kantor ini. Pada bagian depan, tampak
beberapa motor terparkir dengan sembarang.
Seperti diketaui, Yusuf Mansur sudah mengentikan sementara bisnis investasinya
yang mengumpulkan dana nasabah itu sambil berkonsultasi dengan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Ia berharap bisnisnya itu tak lagi melanggar aturan dan bisa
legal dengan bantuan OJK.
(dnl/dnl)
Ini Nasabah yang Paling Sering Investasi di Yusuf Mansur
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Senin, 29/07/2013 13:21 WIB
Jakarta - Pihak Ustadz Yusuf Mansur belum bisa menyebutkan secara detail
berapa besaran dana yang telah dikumpulkan dari hasil bisnis investasi Patungan
Usaha (PU). Jumlah investor pun belum bisa dirinci secara pasti.
Meski beli bisa diidentifikasi secara pasti, Tim kuasa Ustadz Yusuf Mansur yang
juga Wakil Ketua Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aries Mufti
menyebutkan ada nama yang sering muncul di daftar nasabah investasi PU. Nama
tersebut adalah Hamba Allah.
"Belum mendata lengkap ya, pastinya berapa belum bisa diketahui karena
kebanyakan mereka atas nama Hamba Allah," ujarnya saat ditemui di kantor OJK,
Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Dia juga belum bisa menyebutkan soal imbal hasil yang ditawarkan pihak Ustadz
Yusuf Mansur sebesar 8% kepada pihak investor dalam bisnis propertinya berupa
hotel dan apartemen.
"Kalau yang imbal hasil 8% nanti setelah due diligence, kita akan amanah. Kita
akan kembalikan ke Ustadz Yusuf Mansur," kata dia.
Dia menjelaskan, untuk saat ini pihaknya masih akan terus melengkapi berkas-
berkas yang diminta sembari menunjuk Notaris, Penasehat Hukum, dan Konsultan
Sertifikasi, dan Akuntan Publik untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
"Untuk kepastian hukumnya kita comply. Nanti akan ada waktunya ke publik.
Kita juga sedang siapkan untuk notaris, konsultan sertifikasi, penasehat hukum,
akuntan publik dan lain-lainnya," ujarnya. (ang/ang)
detikcom
SURAT.KET,SRANGAN
kngan ini menerankan battwa :
Nama
Unlversitas
IYIM
Fakultas I Jurusan
Ramadhan Syaifullah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
109051000240
Fakultas Dakwan dan Komunikasi / Komunikasi
Penyiaran Islam
Telah melakukan penelitian dan wawancara untuk batran penulisan stripsi yang
berjudul Konshrksi Pemberitaan Bisnis Investasi Ustadz Yusuf Mansur (Analisis
Framing pada Detik.com)
Di pT. AGRANET M{,iLTICITRA SIBERKOM (DETIK.COM) pada 10
September 2014
Demikian surat ketemngan ini di buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Hasil Wawancara
Nama Narasumber : Angga Aliya ZRF
Jabatan : Redaktur Detik finance
Tanggal wawancara : 10 September 2014
Lokasi Wawancara : Kantor Media Detik.com
Skripsi :Konstruksi Pemberitaan Bisnis Investasi Ustadz
Yusuf Mansur (Analisis Framing pada Detik.com)
1. Bagaimana kebijakan umum Detik.com dalam penentuan suatu
berita?
Kalau kita lebih kepada kepentingan orang banyak jadi kita tidak memihak
kesiapa-siapa, kalau di kasus Yusuf Mansur kita lebih mihak ke orang-
orang yang ngikutin bisnis investasinya, kita bukan ke Yusufnya bukan ke
pemerintah tapi lebih kepada orang-orang ini, jadi kita lihatnya mereka ini
kalau ngikut itu dapat berapa ruginya apa, resikonya apa, terus mereka
harus gimana jadi berawal dari situ nanti dari sana berkembang, kalau
misal ternyata lebih bahayanya kita nanti arahin yaudah berarti kita
menghimbau, ini jangan loh, ini terlalu berbahaya. Tapi kalau ternyata
bagus, ya kita dorong bahwa bisnisnya bagus. Tapi kalau di Yusuf Mansur
sendiri itu dia awalnya illegal, kita kasih tau bahwa ini berbahaya, dia
ngumpulin dana masyarakat tanpa izin, begitu masyarakat duitnya hilang
ga bisa proteskan, nah mungkin kalau mereka muslim kalau sudah hilang
yasudah mungkin diikhlaskan, tapi gini ya, investasi itu ga bisa main
ikhlaskan. Itu lain hal antara duniawi dan agama itu ga bisa d samakan, ya
duit sendiri agama sendiri, begitu.
2. Apa yang menjadi pertimbangan redaksi dalam penentuan headline
berita?
Kembali ke kepentingan orang banyak tadi, jadi yang kira-kira orang
penasaran dari satu beita itu apa kita angkat jadi judul, pasti itu.
3. Dalam menyeleksi suatu berita, adakah kriteria khusus?
Kalau umum kita tidak akan beritakan, kalau investasi di Yusuf Mansur
nanti duitnya akan berlipat ganda itu itu akan jadi berita dan akan lebih
menarik dan tidak umum maka itu akan kita jadikan headline.
4. Bagaimana cara Detik.com dalam mengemas suatu berita agar mudah
dipahami atau melekat di benak para pembaca?
Kita untuk pesannya pastikan di judul tuh, pesan yang kita sampaikan di
judul dan di paragraph pertama di perkuat sama kutipan langsung di
paragraph kedua itu yang kita akan dahulukan apa yang menarik kita
kemas disitu dan kita pakai bahasa sehari-hari, kita ganti bahasa yang
rumuit jadi lebih santai, misalnya kata ”memiliki” bisa kita ganti kata
punya.
5. Apa tanggapan pembaca mengenai kasus bisnis investasi Ustadz
Yusuf Mansur?
Terpecah dua ada yang mendukung dan satu lagi yang realistis, yang
mendukung rata-rata yang merasa “ini agama saya dan saya harus
memperdalam agama saya dengan berinvestasi di Yusuf Mansur” saya
(angga auliya) juga muslim tapi saya mikir dua kali kalau harus setorkan
duit di seseorang yang tidak berpengalaman sebenarnya. Ya dan itu jadi
terpecah, jadi ada beberapa yasudah karena seorang ulama dan bisa di
percaya mereka berani menyimpan, tapi ada sebagian yang belum tentu.
Dan mereka tidak mau, ini harus realistis dan ada hitungannya juga jangan
bawa-bawa nama tuhan. Lagi juga nama ustadz kan dalam riwayat bisnis
investasi juga kurang baguslah sempat ada masalah, harusnya jadi bahan
pertimbangan.
6. Apakah tanggapan pembaca sudah sesuai dengan pembingkaian
berita yang sudah dibentuk Detik.com mengenai berita ini?
Kalau kita sih intinya ngasih tau, buka mata saja kita beberkan semuanya
kita tidak menyudutkan Yusuf Mansur tapi kita membuka saja bahwa,
kalau illegal tuh begini, sebaiknya hubungi ojk saja untuk dilegalkan.
Pokoknya kita membuka kepada masyarakat tujuannya, jangan Cuma
dengar dari Yusuf Mansur saja, tapi kita buka dari OJK juga, dari pelaku
pasar modal juga, pengamat juga, mereka semua buka suara agar orang-
orang terbuka. Kalau misinya berhasil atau tidak itu balik lagi ke
pembacanya, kalau pembacanya anggap sebagai sedekah berarti belum
berhasil, kalau pembaca anggap berbahaya yaa kita berarti berhasil.
7. Bagaimana/ apa saja yang menjadi pertimbangan Detik.com dalam
menentukan narasumber untuk memperkuat dan membenarkan
berita yang ditulis?
Narasumber harus yang menguasai bidangnya, minimal yang ada
hubungannya. Kalau dari kasus ini kita tanya ke broker-broker yang sudah
berpengalaman dalam bidang investasi.
8. Menurut Detik.com hal apa saja yang biasanya menyebabkan para
wartawan menulis berita secara subjektif ataupun objektif?
Sebenarnya itu tidak boleh, wartawan harus menulis berita secara objektif.
Memang kadang ada wartawan yang misalnya sebel sama orang itu pasti
gaya penulisannya kelihatan agak miring, dia menulis dengan subjektif.
9. Apakah wartawan Detik.com yang menulis berita yang berkaitan
tentang bisnis Ustadz Yusuf sudah memiliki pemahaman yang cukup
mengenai masalah tersebut?
Sebelum menulis kita harus paham dulu, sama kaya kasusnya Yususf
Mansur waktu itu kita menulis dulu fakta yang ada, baru setelah itu kita
kirim wartawan untuk konfirmasi.
10. Bagaimana Detik.com melihat peristiwa/ berita kontrovesi bisnis
ustadz Yusuf Mansur?
Kalau buat kita itu berkah, karena jadi lebih banyak yang baca. Di berita
itu kan “bad news it good news” kita kasih pemahaman yang cukup untuk
para pembaca.
11. Apa aspek yang ditonjolkan dalam pengemasan berita bisnis investasi
Ustadz Yusuf Mansur ini?
Kalau itu mengalir, dari awal kita angkat tokohnya dulu siapa itu Yusuf
Mansur, lalu jenis investasinya, keuntungannya gimana, nanti dari sana,
resikonya apa. Tapi tetap kita ikuti prinsip 5W1H.
12. Solusi apa yang di tawarkan Detik.com untuk kasus ini?
Kita tawarkannya, solusinya bahwa hati-hati dengan berinvestasi, itu tidak
sembarang orang bisa urus uang segitu banyak itu power is money kan jadi
godaannya banyak, tujuannya itu. Dan kita juga mau Yusuf Mansur legal
karena waktu itu kan cuma lewat twiter.
13. Nilai moral dan pesan apa yang ingin disampaikan Detik.com dalam
pemberitaan bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur?
Hati-hati dalam berinvestasi dan jangan sembarangan percayakan harta
anda kepada orang lain karena walaupun itu berizin kita juga tetap harus
berhati-hati
14. Waktu itu juga detik memberitakan tetang Investasi Langit Biru,
terkait hal ini Menurut detik apa sama dengan investasi yang
dilakuakan oleh Yusuf Mansur?
Ada kasus yang mirip, dan berujung petaka, jadi kita inginnya hati-hati.
Karena menurut riwayat di Indonesia sudah banyak orang-orang yang
melakukan hal seperti ini ujung-ujungnya jelek makanya kita lihat. Bukan
berarti investasi di Yusuf Mansur jelek, tapi kita lihat riwayat saja dan
ustadz juga lagi.
Interviewer Interviewee
Ramadhan Syaifullah Angga Aliya ZRF
Foto peneliti saat wawancara dengan redaktur Detik Finance
Hasil Wawancara Dengan Tiga Narasumber
Nama Narasumber : Dimas Aditya, Chairul Umam dan Yanuar Rizky
Jabatan : Mahasiswa, Pegawai Negeri, dan Pengamat Ekonomi
Tanggal wawancara : 4 dan 6 November 2014
Lokasi Wawancara : Kampus Universitas Pancasila, Kantor Walikota Be
kasi, Kantor Narasumber ( Kemang Jakarta Selatan)
Skripsi : Analisis Framing berita Bisnis Investasi Ustadz Yusuf
Mansur pada Detik.com
1. Bagaimana anda melihat berita pada Detik.com terkait pemberitaan
bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur?
- Dimas Aditya: Detik.com menampilkan duduk perkara yang lebih
terperinci dari awal kejadian. Berita yang ditampilkan juga saya rasa lebih
memojokan Ustadz Yusuf Mansur banyak sekali kata-kata yang halus tapi
kalau dicermati lagi sebenarnya menyudutkan dia.
- Chairul Umam: Mengenai bisnis investasi ustadz Yusuf Mansur, bisnis
investasi yang beliau jalankan cukup menarik. Karena disitu ada profit
yang dijanjikan Yusuf Mansur sebesar 8%. Berbeda dengan bisnis
investasi yang lain, yang tidak menetapkan kenuntungan, hanya saja bisnis
beliau disebut masih illegal, belum mempunyai badan hukum yang tetap.
- Yanuar Rizky: Sebenarnya praktik bisnis oleh Yusuf Mansur ini sangat
berisiko bagi masyarakat. Memang apa yang dilakukan Yusuf Mansyur,
insya Allah niatnya baikkan dengan catatan, yang bersangkutan
mengumpulkan dana untuk keagamaan, dia tidak usah meminta izin, tidak
perlu memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh UU. Nah
disisni persoalannya, karena tujuannya untuk investasi, mau tidak mau ya
harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dong. Jadi
dengan begitu, masyarakat memperoleh perlindungan dalam berinvestasi.
Sekarang ini kalau kita bicara bisnis, tidak bisa mengandalkan integritas
(pribadi) saja tetapi yang menangani juga harus tahu seluk beluknya.
2. Bagaimana anda melihat pemberitaan Detik.com pada masalah ini,
lebih berpihak kearah mana?
- Dimas Aditya: Disini saya melihat Detik.com sebagai media yang lebih
mengedepankan informasi untuk masyarakat, dan dari judul-judul yang
diberikant misalnya ada disini, kaya aturan-aturan yang dilanggar ustadz,
nah itukan masyarakat jadi tahu.
- Chairul Umam: Detik.com lebih berpihak ke masyarakat, dengan
pemberitaan yang sedikit menyudutkan Yusuf Mansur tentang bisnis
investasinya yang belum mempunyai badan hukum ini.
- Yanuar Rizky: Saya melihatnya, berita dari Detik.com ini lebih kepada
edukasi ke masyarakat ya, karena perkembangan beritanya itu, dari awal
maslahnya apa? Sampai akhirnya gimana, ya sudah cukuplah untuk
informasi ke masyarakat.
3. Bagaimana pandangan anda mengenai penyebab masalah dari berita
bisnis investasi yang ditampilkan Detik.com?
- Dimas Aditya: Dari yang saya baca disini penyebabnya memang dari
Ustadz Yusuf Mansur sendiri, kenapa belum paham bisnis investasi sudah
mendirikan bisnis itu. Dan karena ustadz ngetop jadi ya gampang untuk
masuk berita.
- Chairul Umam: Awalnya ia hanya ingin memajukan masyarakat
Indonesia dengan cara melempar solusi untuk patungan usaha dengan
membeli ulang asset-aset Indonesia yang dikuasai oleh kapitalis. Tetapi ia
luput dari syarat-syarat ketentuan untuk membentuk bisnis investasi yang
di tetapkan undang-undang
- Yanuar Rizky: Begini mas, jujur saja, sebenarnya yang bersangkutan
(Yusuf Mansyur) sudah melanggar peraturan perundang-undangan.
Pertama, pengumpulan dananya tanpa perusahaan berbadan hukum.
Kedua, tidak ada izin dari OJK. Ketiga, syarat-syarat perusahaan investasi
apapun tidak ada yang dipenuhi. Jadi secara hukum, Yusuf Mansyur itu
sudah melakukan pelanggaran dengan ancaman pidana. Kalau di berita
yang mas kasih lihat, saya melihat Detik.com lebih menyalahkan kepada
Yusuf Mansurnya sendiri, artinya ya secara global bukan perincian per
masalah yang tadi saya sebutkan itu. Dan jelas penggalangan dananya itu
bisa disebut illegal, atau investasi bodong.
4. Menurut anda solusi apa yang di tawarkan Detik.com untuk kasus
ini?
- Dimas Aditya: Menurut saya berita Detik.com ini memberikan solusi di
setiap beritanya, terus yang paling penting di selesaikan kekurangan-
kekurangan yang harus dilengkapi. Dan biasanya kalau investasi itu
memberikan janji, cobalah tidak usah memberikan janji apa-apa, istilahnya
bismilllah saja gitu.
- Chairul Umam: Ya Yusuf Mansur harus mempenyai izin badan hukum
yang tetap dan mendaftarkan bisnisnya ke OJK, selaku badan pengawas
keuangan. Sehingga bisnis investasi beliau dapat berjalan.
- Yanuar Rizky: Yang diberitakan Detik.com ini sudah tepat dan saya
sependapat, memang sebaiknya Yusuf Mansur segera penuhi peraturan
yang berlaku, buat perusahaan, minta izin, penuhi syarat-syaratnya. Harus
profesional, tidak bisa sembarangan. Jika tidak, sebaiknya dananya
dikembalikan kepada jamaah, atau kalau jamaahnya ikhlas, dialihkan ke
kegiatan keagamaan saja.
5. Menurut anda nilai moral atau pesan apa yang dimunculkan dari
berita bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur pada Detik.com ini?
- Dimas Aditya: Pesannya yang dimunculkan diberita Detik.com, ya harus
patuhi aturan yang berlaku.
- Chairul Umam: Masyarkat seharusnya jika ingin berinvestasi terlebih
dahulu harus melihat latar belakang perusahaan, dan latar belakang siapa
pendirinya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Yanuar Rizky: Yang jelas, pelajaran bagi para ulama terkenal, jangan
campur aduk-kan pengumpulan dana agama dengan tujuan non-agama
seperti investasi, fungsi intermediasi dan politik. Karena nanti bisa
menimbulkan fitnah, penipuan, tindakan pidana yang akhirnya membuat
umat antipati terhadap ulama.
6. Bila bisnis investasi Ustadz Yusuf Mansur tidak ada kendala, apakah
anda mendukung bisnis investasi ini?
-- Dimas Aditya: Kalau lancar-lancar saja ya pastinya saya dukung, kalau
itu positif.
- Chairul Umam:Iya saya mendukung, karena tujuan investasi ini
bertujuan memajukan ekonomi masyarakat Indonesia.
7. Setelah membaca berita ini apakah anda akan ikut di bisnis investasi
ustadz Yusuf Mansur?
- Dimas Aditya: Kalau dilihat dari berita ini, tentu saya tidak akan ikut
karena setahu saya bisnis investasi resikonya besar. Kalau sudah
dibereskan semua kemungkinan saya ikut, tapi dilihat dari keuangannya
juga.
- Chairul Umam: Untuk sekarang saya ini saya belum mempunyai
keinginan untuk ikut bisnis investasi Yusuf Mansur dan yang lainnya
- Yanuar Rizky: Dari waktu awal berita ini ramai diperbincangkan saya
sudah mempelajari bagaimana skema bisnis investasi Yusuf Mansur itu
dan hasilnya memang meragukan karena kita tahu tidak ada perlindungan
untuk investor, itu salah satunya, dan masih banyak lagi yang lain.
Kenyataannya sekarang saya memang tidak ikut di bisnis investasi Yusuf
Mansur, bukan karena pemberitaan yang ada, tetapi memang kembali lagi,
sebaiknya kalau mau ikut dalam bisnis investasi atau semacamnya,
usahakan cari orang yang benar-benar berkompeten di bisnis investasi.
Hasil Wawancara
Nama Narasumber : Farida
Jabatan : Informasi dan Teknologi Koperasi Merah Putih
Tanggal wawancara : 16 September 2014
Skripsi :Konstruksi Pemberitaan Bisnis Investasi Ustadz
Yusuf Mansur (Analisis Framing pada Detik.com)
1. Bagaimana bisnis ini awalnya terbentuk?
Awalnya ustadz Yusuf Mansur mengajak jama’ahnya untuk patungan, dan
hasil dari patungan akan mengakuisisi sebuah usaha, tapi saat itu ustadz
belum tahu dalam bentuk apa usahanya.
2. Sudah berapa lama bisnis ini berjalan?
Bisnis ini dari tahun 2012 dan benar-benar mulai beroperasi pada awal
2013.
3. Apa visi serta misi dari bisnis ini?
Agar masyarakat Indonesia tidak terjajah secara ekonomi, karena dunia
ekonomi sekarang masih dikuasai oleh kapitalis. Dan yang penting agar
umat islam bersatu.
4. Bagaimana teknisnya bila ingin ikut bisnis ini?
Isi data di website, lalu dari pihak Yusuf Mansur akan konfirmasi ke calon
investor, setelah itu mentransfer dana yang sudah ditentukan, terakhir
mendapat sertifikat hak kepemilikan usaha.
5. Apa keuntungan bisnis ini?
Masyarakat yang punya hotel ini
6. Bagaimana pembagian keuntungannya?
Setelah 10 tahun bagi hasil dengan investor, indikasinya dapat 8%.
7. Bagaimana anda melihat berita di media terkait pemberitaan bisnis
investasi Ustadz Yusuf Mansur?
Beritanya sangat beragam, dari yang tidak percaya bisnis ini sampai
membela bisnis ini. Pihak Yusuf Mansur tidak menyalahkan siapa-siapa
dan hal itu dikembalikan lagi ke masyarakat penilaiannya seperti apa
sebab memang pada saat itu izinnya saja yang belum lengkap
8. Solusi apa yang di tawarkan oleh bisnis ini terkait pemberitaan
tersebut?
Mengurus berkas-berkas yang belum lengkap, dan beralih jadi koperasi
merah putih.
9. Sebelum berita ini meluas di masyarakat sudah berapa orang yang
ikut ke dalam bisnis ini?
Sebelum bisnis ini diketahui masyarakat sudah banyak dari jama’ahnya
ustdaz yang ikut bisnis ini. Waktu itu kira-kira 2500 orang tapi untuk
pastinya tidak tahu. Lalu timbul masalah dan berimbas dihentikan
sementara untuk pendaftaran anggota baru.
10. Bagaimana respon investor serta masyarakat terkait pemberitaan ini?
Kebanyakan responnya tidak terlalu memperdulikan berita ini.
11. Setelah bisnis ini legal apa ada pertambahan jumlah investor?
Untuk saat ini jumlah investor lebih dari 2500 orang.
12. Paling banyak dari golongan masyarakat mana yang ikut bisnis ini?
Tidak bisa beri tahu untuk pastinya. Yang jelas alhamdulillah bisnis ini
masih dipercaya oleh masyarakat.
13. Biasanya apa alasan mereka ikut bisnis ini?
Beragam, dari yang mau sedekah sampai yang mencari untung.
14. Apa nilai moral dan pesan dari ikut bisnis ini?
Impian untuk membeli ulang Indonesia, dan untuk mempersatukan umat
islam.
Foto peneliti saat wawancara dengan pihak Yusuf Mansur