aaaa - jjmtv.files.wordpress.com · Selain bersamaan dengan peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL juga...

Cakrawala Edisi 436 Tahun 2017 1

TOPIK uTama

2

PEMIMPIN UMUM: Laksma TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta M.M.S.

WAKIL PEMIMPIN UMUM: Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si.

REDAKTUR: Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono

Kolonel Laut (KH) Drs. Heddy Sakti A.M.P.Kolonel Laut (KH) Drs. Syarif Thoyib, M.Si

Kolonel Laut (KH) M. SulaemanKolonel Laut (KH) Dedi Hamdani S.

Letkol Laut (KH) Drs. Ariris Mr.Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si.Letkol Laut (KH/W) Dra. Infra Wahdaniah

Letkol Laut (KH) Mujahidin, S.H.Mayor Laut (S) Adie Hartanto, S.E.

Kapten Laut (S/W) Maria Multriyani, S.Sos.Penata Tk. I III/d Adi Patrianto, S.S.

PENATA WAJAH: Serma PDK/W Mirliyana

Penata III/c Irma Kurniawaty, A.Md. Graf.Penata III/c Mujiyanto

Pengatur Tk. I II/d Aroby Pujadi

REDAKTUR FOTO: Penata Tk. I III/d Wamrin

TATA USAHA: Penda III/a Raya Mentawita T.

DISTRIBUSI: Kopda TTU Supriyadi

DITERBITKAN OLEH: Dinas Penerangan Angkatan Laut

ALAMAT REDAKSI: Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2,

Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870, Telp. (021) 8723314

www.tnial.mil.id

No. ISSN: 0216-440x

Pembaca yang BudimanCakrawala edisi ini terasa berbeda karena berada dalam suasana yang

istimewa. Selain bersamaan dengan peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL juga hampir bersamaan dengan Ulang Tahun Jalasenastri. Oleh karena itu nuansa hari-hari istimewa tersebut tidak bisa lepas dari warna reportase penerbitan edisi kali ini.

Beberapa reportase terkait peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL menjadi perhatian hingga beberapa tulisan kami sajikan dalam edisi kali ini. Demikian halnya dengan HUT Jalasenastri yang hanya terpaut beberapa hari. Meski begitu, reportase tentang hari istimewa itu, sama sekali tidak mengurangi reportase menarik dari berbagai penjuru tanah air sebagaimana ciri khas dari Cakrawala.

Tulisan-tulisan tersebut kami sajikan dalam kemasan Topik Utama yang lengkap. Termasuk wawancara khusus dengan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., terkait dengan ulang tahun TNI AL berjudul Menajamkan MEF, Memperkuat Pilar Pertahanan Poros Maritim Dunia serta gelaran akbar IMSS 2017 di Bali yang merupakan ajang kerja sama dalam penanggulangan keamanan maritim tingkat regional maupun internasional. Tulisan-tulisan menarik tersebut diharapkan menambah informasi dan pengetahuan tentang banyak hal khususnya mengenai angkatan laut dan kemaritiman. Tulisan yang dikemas dalam topik utama kali ini di antaranya adalah bergabungnya kapal selam canggih KRI Nagapasa-403 dan Kapal Layar Latih KRI Bima Suci menambah kekuatan di jajaran TNI AL.

Cakrawala edisi ini juga menyajikan wawancara eksklusif dengan pengamat militer kenamaan Profesor Doktor Salim Said. Pengamat yang dikenal sangat kritis ini mengurai berbagai hal mengenai kekuatan militer Indonesia, masa lalu, masa kini dan masa datang.

Tampilnya para Perwira muda calon pemimpin TNI/Polri masa depan yang dilantik Presiden Joko Widodo secara bersama dari ketiga Angkatan dan Polri di Istana Merdeka juga menjadi salah satu tulisan menarik. Tulisan ini juga dilengkapi dengan info menarik mengenai sosok peraih Adhi Makayasa Letda Laut (T) Samsul Huda sebagai lulusan terbaik AAL Angkatan 62 tahun 2017.

Disajikan pula tulisan-tulisan spesial dan menarik terkait dengan kemaritiman pada Cakrawala edisi ini seperti Diplomasi Maritim yang Integratif, Safari Baksos 2017 yang berisi aneka kegiatan yang sangat padat. Di samping itu pula terdapat tulisan teknologi militer tentang Sistem Penyelamatan Kapal Selam RESUS.

Masih banyak tulisan lain yang tidak mungkin kami sampaikan satu persatu. Harapan kami, kehadiran Cakrawala edisi ke 436 kali ini selalu membawa nilai positif dan menjadi bacaan yang bermanfaat khususnya bagi jajaran TNI AL di seluruh wilayah tanah air. Selamat Membaca.

Salam Jalesveva Jayamahe!

Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah dicetak dengan kertas A4 serta dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD). Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via email: [email protected]

Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 atau via email: [email protected]

Radio JJM 107.7 FM dan 1170 AMRadio Streaming

di www.tnial.mil.id


DAFTAR ISI CAKRAWALA EDISI 436 TAHUN 2017

TOPIK UTAMA4 IMSS 2017 Membangun Kerja

Sama Keamanan Maritim8 Presiden Lantik Perwira Akademi

TNI dan Polri 201710 KRI Nagapasa-403 Perkuat

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

46 KRI Bima Suci Masuk Jajaran TNI AL

OPINI 33 TNI Angkatan Laut: Go Ahead!36 Tantangan Menjadi Angkatan

Laut Poros Maritim Dunia 62 Diplomasi Maritim Integratif

TEKMIL68 Sistem Penyelamatan Kapal

Selam RESUS

INFO28 Safari Baksos TNI AL 2017 40 Peringatan Hari Jadi

ke-72 TNI AL: Diperlukan Reorientasi Penetapan Prioritas Pembangunan

48 Starting Bengkulu Triathlon 2017 di Atas Kapal Perang

51 Bakti Sosial Jalasenastri di Hari Ulang Tahunnya

54 Semarak Jala Fair 201756 KRI Kurau-856 Perkuat Patroli

Koarmabar58 Payung Fantasi untuk

Persahabatan60 Kasal Cup 2017, Bukti Cinta

Bahari Tertanam Kembali66 Mengenal Lebih Dekat Peraih

Adhi Makayasa73 Indahnya Berlayar 76 Tegaskan Batas Wilayah NKRI

Pemerintah Terbitkan Peta Mutakhir

WAWANCARA14 Menajamkan MEF, Memperkuat

Pilar Pertahanan Poros Maritim Dunia

22 Laut Harus Kita Jaga Demi Kedaulatan Bangsa

42 Sentuhan Maritim Langsung Dirasakan Masyarakat Pesisir

TOPIK UTAMA 4IMSS 2017 Membangun Kerja Sama Keamanan Maritim

International Maritime Security Symposium (IMSS) 2017 digelar dalam rangka membangun kerja sama di dalam penanggulangan keamanan maritim tingkat regional maupun internasional, dan hal ini juga sejalan dengan program yang dicanangkan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo ...

Menajamkan MEF, Memperkuat Pilar Pertahanan Poros Maritim Dunia

14WAWANCARA

TOPIK uTama

4

International Maritime Security Symposium (IMSS) 2017 digelar dalam rangka membangun kerja

sama di dalam penanggulangan keamanan maritim tingkat regional maupun internasional, dan hal ini juga sejalan dengan program yang dicanangkan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, ka-rena pada dasarnya membangun

Indonesia sebagai poros maritim dunia itu tidak terlepas dari suatu kondisi keamanan maritim di tingkat nasional maupun regional yang bisa memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional. Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., saat membuka sidang ketiga atau 3rd International Maritime Security Symposium 2017

(IMSS 2017) bertempat di Hotel Inaya Putri Bali, Benoa, Badung, Bali, Kamis 24 Agustus 2017.

Lebih lanjut Kasal mengatakan IMSS 2017 juga merupakan salah satu implementasi dari upaya TNI Angkatan Laut dalam memberikan gambaran secara komprehensif tentang perkembangan keamanan maritim baik nasional, regional, maupun global. Mengingat bah-

IMSS 2017 Membangun Kerja Sama Keamanan Maritim


Kasal membuka IMSS 2017 di Bali.

wa ancaman terhadap zona ma-ritim akan terus ada sejalan de-ngan perkembangan di bidang ekonomi, teknologi informasi, dan komunikasi, maka keberhasilan merespon ancaman keamanan maritim secara masif dan kom-prehensif oleh seluruh Angkatan Laut dunia itu akan memberi sum-bangan yang besar bagi sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas keamanan mari-tim kawasan, khususnya di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik.

IMSS 2017 dihadiri para pe-mimpin angkatan laut dari 43 nega-ra di dunia, yang berlangsung sela-ma dua hari dari tanggal 24 hingga 25 Agustus 2017. Kegiatan bertaraf International yang diprakarsai TNI AL dan dilaksanakan setiap dua ta-

hun sekali sebagai wadah bertemu-nya para pemimpin angkatan laut dari negara-negara anggota Indian Ocean Naval Symposium (IONS) dan Western Pacific Naval Sympo-sium (WPNS) untuk membahas se-cara komprehensif perkembangan keamanan maritim di dunia.

Berbeda dengan penyelenggara-an sebelumnya yang dilaksanakan di Jakarta. IMSS kali ini diseleng-garakan di Denpasar, Bali. Dipilih-nya Bali sebagai tempat penye-lenggaraan simposium merupakan bentuk kontribusi aktif TNI AL ter-hadap program pemerintah dalam memajukan pariwisata, sehingga even ini bukan sekadar simposium biasa namun juga sebagai sarana promosi wisata keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia. Ke depan simposium IMSS akan dilaksanakan di berbagai tempat di Indonesia yang dikenal sebagai

negara yang kaya akan ragam bu-daya serta keindahan alamnya. Pelaksanaan simposium ini juga menjadi salah satu bukti tentang kapasitas Indonesia sebagai negara maritim yang besar dalam peran aktifnya menjaga stabilitas keaman-an regional maupun international.

Bertindak sebagai keynote speaker dalam kegiatan ini Menkopolhukam RI Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, S.H., dengan tema “Deve-loping Multilateral Cooperation In Support Of Good Order At Sea To Address Modern Maritime Security Threats”. Kemudian diikuti dua orang pembicara yakni Dirjen Asia Pasifik Kemenlu RI Dr. Desra Percaya dengan mengangkat tema “Enhancing Comprehensive Maritime Cooperation And Capacity Building Through Mutual Understanding To Construct Good Order At Sea” dan Deputi Kedaulatan Maritim

Kemenkomaritim RI Dr. Arif Havas Oegroseno dengan tema “Implementation Of Good Order At Sea In The Seattlement Of Maritime Regional Disputes”. Hadir pula pembicara dari Rusia Vice Admiral Fedetenkov Alexander, Vice Admiral Wang Hai dari China, RADM Ryo Sakai dari Jepang, dan RADM Deepak dari India.

IMSS 2017 diikuti oleh delegasi dari 43 negara diantaranya Timor Leste, Portugal, Myanmar, Kamboja, Bangladesh, Iran, Australia, Nigeria, Arab Saudi, Filipina, Rusia, China, Jepang, India, Malaysia, Thailand, Jerman, Inggris, Korea Utara, Korea Selatan, Prancis, Turki, Kanada, Brasil, Brunei Darussalam, Italia, Mauritus, Papua Nugini, Pakistan,

Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Belanda dan Amerika Serikat. Sedangkan 11 Perwira Tinggi setingkat Kasal yang hadir adalah Commander Adao Brito (Timor Leste), Admiral Antonio Fernandes (Portugal), Admiral Ting Aung San (Myanmar), Admiral Tea Vinh (Kamboja), Admiral Nizamuddin Ahmed, OSP, BCGM, ndc, psc (Bangladesh), Admiral Habibollah Sayyari (Iran), VADM T.W. Barrett, AO, CSC, RAN (Australia), Vice Admiral Ibok Ete Ekwe Ibas (Nigeria), Vice Admiral Abdullah Bin Sultan Bin Muhammad Al Sultan (Arab Saudi), dan VADM Ronald JS Mercado (Filipina).

Simposium IMSS 2017 diikuti oleh delegasi dari 43 negara.

Menkopolhukam RI Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, S.H., bertindak sebagai keynote speaker.

TOPIK uTama

6


Kegiatan yang diikuti lebih kurang 350 peserta itu dihadiri pula oleh jajaran Atase Pertahanan (Athan) negara-negara sahabat di Indonesia, Komunitas Maritim Internasional, termasuk unsur-unsur kemaritiman dalam negeri antara lain Polri, Bakamla, Kementerian dan Lembaga, Rektor/Dekan Fakultas Kelautan Perguruan Tinggi, Pemimpin Redaksi media massa, dan organisasi kemaritiman, pakar/pengamat kemaritiman, dan lainnya.

Kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan ketiga kalinya ini, sekaligus menunjukkan peran Indonesia kepada dunia inter-nasional tentang kapasitasnya sebagai negara maritim yang be-sar, sekaligus menegaskan posisi indonesia sebagai poros mari-tim dunia. Dengan demikian, berdasarkan fakta nyata bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, maka memiliki TNI Angkatan Laut yang handal

dan disegani serta berkelas dunia merupakan keniscayaan untuk menjamin kepentingan nasional Indonesia guna turut serta menjaga stabilitas keamanan baik regional maupun internasional.

Selain melaksanakan simposium, pada hari kedua sejumlah Kasal negara-negara asing dan beberapa pemimpin delegasi mengadakan pertemuan bilateral meeting

dengan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. Sedangkan para istri delegasi dipimpin oleh Ny. Endah Ade Supandi mengadakan kunjungan ke beberapa tempat wisata di Bali seperti Sanggar Tari Barong, dan Pasar Seni Krisna untuk mengenalkan budaya dan produk serta hasil kerajinan lokal Indonesia.©

Ny. Endah Ade Supandi dengan istri delegasi IMSS 2017.

Gelaran budaya pada IMSS 2017.

TOPIK uTama

8

Presiden Lantik

Tidak seperti biasanya, Upa-cara Prasetya Perwira (Praspa) Akademi TNI dan Akademi

Kepolisian kali ini terasa lebih istimewa. Selain dilakukan peng-gabungan antara TNI dan Polri, tempat penyelenggaraannya pun di halaman Istana Merdeka.

Praspa di Istana Merdeka me-mang bukan yang pertama karena tahun 1950 Presiden Soekarno juga melantik para Perwira AMN di tempat yang sama. Demikian juga Presiden Soeharto pada 1984 hingga era Presiden Megawati pada 2003. Tapi Praspa dengan Inspektur Upacara Presiden Joko Widodo, Selasa 25 Juli 2017 ini terasa berbeda setelah 14 tahun berlangsung di luar Istana.

Sebanyak 729 Perwira Remaja Akademi TNI dan Polri Tahun 2017 dilantik Presiden. Dari Akademi

Angkatan Laut (AAL) sebanyak 94 orang meliputi 84 Taruna dan 10 orang Taruni, Akademi Militer (Akmil), sebanyak 225 orang meliputi 208 Taruna dan 16 Taruni serta 1 orang Taruna NDA (National Defence Academy) dan dari Akademi Angkatan Udara (AAU) sebanyak 118 orang meliputi 105 orang Taruna, 12 orang Taruni serta l orang Taruna NDA. Sedangkan dari Akademi Kepolisian (Akpol) sebanyak 292 orang yang meliputi 243 Taruna dan 49 Taruni.

Dalam rangkaian prosesi upacara Praspa itu Presiden RI juga mem-berikan penghargaan Adhi Makayasa kepada lulusan terbaik Taruna dari Akademi TNI dan Akademi Polri. Keempat lulusan terbaik itu adalah Letda Laut Teknik Samsul Huda dari AAL, Letda Infanteri Wiraswanrill Sagala dari Akmil, Letda Elektro

Bernadinus Yoga Kristian dari AAU, serta Ipda Polisi Ade Hertiawan Juliansyah dari Akpol. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang mampu menunjukkan prestasi terbaik dari tiga aspek yakni akademis, jasmani, dan kepribadian (mental).

Dalam amanatnya, Presiden RI meminta kepada para Perwira Remaja untuk siap menghadapi perubahan kemajuan global serta keamanan negara dari tindak teror internasional. Selanjutnya Kepala Negara berpesan agar para perwira dan prajurit TNI serta Polri bekerja secara profesional sesuai aturan dan kode etik yang berlaku. TNI dan Polri diharapkan terus menjaga soliditas dan bersinergi dalam menjaga ke-amanan dan kedaulatan NKRI.

Upacara Prasetya Perwira atau upacara pelantikan Taruna dan

Perwira Akademi TNI dan Polri 2017

Prasetya Perwira TNI/POLRI.


Taruni Akademi TNI dan Akademi Kepolisian dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. M.AP., Kasad Jenderal TNI Mulyono, dan Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Penutupan Pendidikan Taruna AAL Angkatan ke-62.

Bertempat di Gedung Mas Pardi Kampus Akademi Angkatan Laut (AAL) Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur, pada hari Rabu, 12 Juli 2017 Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P, menutup secara resmi pendidikan sekaligus mewisuda Sarjana Terapan Pertahanan S.Tr.(Han) bagi 94 Calon Perwira Lulusan AAL Angkatan ke-62. Upacara ini sekaligus menandai berakhirnya pendidikan bagi Taruna AAL Angkatan ke-62 tersebut.

Dalam amanatnya, Kasal mengatakan, sebagai Perwira Remaja TNI AL yang akan meniti karier di berbagai satuan penugasan, akan berhadapan dengan berbagai tantangan tugas sebagai perwira pertama, kompleksitas kehidupan sosial kemasyarakatan serta perkem-bangan ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkungan strategis. Untuk itu, menurutnya, diperlukan kualitas Perwira-perwira Muda TNI AL yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, berintegritas, dan profesional.

Dalam prosesi upacara itu seba-nyak 94 Taruna dinyatakan lulus yang meliputi Korps Pelaut 39 orang, Korps Teknik 16 orang, Korps

Elektronika 10 orang, Korps Suplai 9 orang dan Korps Marinir 20 orang. Mereka yang mengikuti penutupan pendidikan ini adalah para Taruna yang telah berhasil dididik, dilatih, dibina, diasuh dan digembleng fisik, mental maupun akademik selama empat tahun di Kampus AAL, Bumimoro, Surabaya. Berakhirnya masa pendidikan ini merupakan awal dari rangkaian panjang penugasan dan pengabdian yang sesungguhnya sebagai Perwira TNI AL.

Berhasil sebagai Taruna lulusan terbaik dan berhak mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa adalah Sermatutar (T) Samsul Huda, S.Tr.(Han). Sedangkan Kertas Karya (Taskar) atau skripsi terbaik dan berhak mendapatkan penghargaan Adhi Pratama Karya adalah Sermatutar (E) Zulfikar Aditya Rahman, S.Tr. (Han). Sermatutar (T) Samsul Huda, S.Tr. (Han)., lahir di Lamongan, 29 April 1994, putera dari pasangan Slamet dan Srikanah yang berprofesi petani. Sementara Sermatutar (E) Zulfikar Aditya

Rahman, S.Tr. (Han), lahir di Bandar Lampung, 28 Maret 1994, putera dari pasangan Abdi, M.Pd dan Yuliawati Wansech, S.Pd., yang bekerja sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Selain memperoleh gelar S.Tr. (Han)., para Taruna AAL itu juga berhak menyandang pangkat Letnan Dua setelah disumpah dalam upacara Prasetya Perwira bersama rekan-rekannya dari Taruna Akmil, Taruna AAU dan Taruna Akpol.

Sementara itu bertempat di Kodik-latal, Surabaya, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP., Kamis 13 Juli 2017 melantik 109 perwira baru lulusan Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktukpa) XLVII. Dari jumlah tersebut, 97 orang adalah pria dan 12 orang Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Mereka terdiri dari 21 orang Korps Pelaut, 13 Korps Teknik, 6 Korps Elektro, 17 Korps Suplai, 30 Korps Marinir, 6 Korps Kesehatan, 7 Korps Khusus dan 9 Korps Polisi Militer. ©

Wisuda Sarjana Terapan Pertahanan S.Tr.(Han). bagi 94 Calon Perwira Lulusan AAL Angkatan ke-62.

TOPIK uTama

10

Dengan diresmikannya KRI Nagapasa-403, maka kekuatan TNI

Angkatan Laut semakin bertambah. Meningkatnya ke-mampuan pertahanan nasi-onal ini harus kita sambut dengan baik karena akan menjadi momentum penting bagi pembangunan kekuatan pertahanan negara di laut ke depan. Momentum kebangkitan pertahanan nasional, membuat kita semakin optimis untuk

meningkatkan kemampuan dan kekuatan pertahanan negara di laut menuju Minimum Essential Force (MEF). Karena pada prinsipnya tidak akan pernah terjadi sebuah pertahanan negara yang kuat tanpa di-topang alutsista yang kuat pula. Demikian disampaikan Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat memimpin upacara Shipnaming dan Commissioning KRI Nagapasa-403.

Acara yang dilaksanakan di Galangan Kapal DSME (Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering) Korea Selatan pada tanggal 2 Agustus 2017 ini ditandai dengan pemecahan kendi oleh Ny. Nora Ryamizard Ryacudu sebagai tanda sim-bolis pemberian nama kapal selam DSME 209 dilanjutkan dengan upacara Commissioning dipimpin oleh Menhan RI. Saat upacara commissioning, bendera Merah Putih dinaikkan di atas

KRI Nagapasa-403 Perkuat Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia


kapal sebagai tanda peresmian KRI Nagapasa-403 menjadi bagian dari kekuatan TNI. Acara kemudian dilanjutkan dengan mengukuhkan Letkol Laut (P) Hari Setiawan sebagai Komandan KRI Nagapasa-403.

Selanjutnya Menhan menga-takan pemberian nama Naga-pasa dinilai sangat tepat karena diambil dari salah satu nama senjata milik tokoh pewayang-an, Raden Indrajit, ksatria yang cerdas dan perkasa.

Dia memiliki anak panah pusaka andalan yakni Nagapa-sa berupa senjata dahsyat yang dapat melumpuhkan musuh di medan pertempuran besar. Di-harapkan dengan pemberian nama Nagapasa itu akan dapat memberikan makna yang men-dalam serta dengan keyakinan penuh KRI Nagapasa-403 akan mampu melaksanakan tugas dan

fungsinya dalam menjaga dan mempertahankan ke daulatan negara, keutuh an wilayah, me-lindungi kehormatan serta kese-lamatan bangsa dan menegakkan hukum di perairan Indonesia. Kepercayaan yang diberikan oleh bangsa dan negara ini hen-daknya dapat dilaksanakan de-ngan penuh tanggung jawab me-lalui upaya pengoperasian serta pemeliharaan secara benar.

Berdasarkan kontrak peng-adaan kapal selam DSME 209 oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan DSME Korea Selatan, maka dilaksanakan pembangunan kapal sebanyak 3 buah yang dimulai sejak Januari 2013. Kapal selam tersebut merupakan produksi ekspor pertama kali pemerintah Korea Selatan serta pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean

Navy (ROK Navy) dan Kapal Selam tipe Cakra klas milik TNI Angkatan Laut. Kapal selam ter sebut berbobot 1400 ton, memiliki kecepatan ± 21 knot di bawah air dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari.

Perjalanan panjang pemba-ngunan Kapal Selam Diesel Elektrik DSME 209 ini meliputi kegiatan steel cutting KRI Nagapasa-403 yang dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2013, Keel laying dilaksanakan pada tanggal 9 April 2015 serta launching pada tanggal 24 Maret 2016, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan sea trial dan pelatihan awak KRI Nagapasa-403 selama 1 tahun. KRI Nagapasa-403 diawaki oleh 41 personel, berlayar menuju Indonesia pada tanggal 3 Agustus 2017 dengan menempuh waktu selama 17 hari.

Foto bersama ABK KRI Nagapasa-403.

TOPIK uTama

12

Kapal selam produksi DSME ini merupakan kapal selam dengan Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation ser-ta dilengkapi dengan pelun-cur torpedo yang mampu me-luncurkan Torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal se-lam TNI AL. Penambahan jumlah kapal selam Indonesia

diharapkan dapat mendukung kegiatan operasi laut guna me-ngemban tugas TNI AL dalam rangka menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sehingga misi pembangun an nasional maritim Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden RI Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat tercapai.

Hadir dalam acara tersebut Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Korea Selatan Umar Hadi; Katimlak KKIP Laksamana

TNI (Purn) Soemardjono; Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P.; Kasum TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan; Kabaranahan Kemhan Laksamana Muda TNI Leonardi; Dirjen Renhan Kemhan Marsekal Muda TNI Abdul Muis; Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi; Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto; Waasops Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Nurhidayat dan

Pengukuhan Komandan KRI Nagapasa-403 oleh Menhan RI Ryamizard Ryacudu.


Komandan Satgas Yekda KSDE Klas DSME 209 Laksamana Pertama TNI Iwan Isnurwanto.

KRI Nagapasa-403 tiba di Surabaya.

Setelah berlayar selama 16 hari dari Korea Selatan, KRI Nagapasa-403, akhirnya

sandar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Senin 28 Agustus 2017. Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP., memimpin

upacara penyambutan. Dalam amanatnya

Kasal antara lain mengatakan KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam kelas 209/1400 pertama dari tiga buah kapal selam sejenis yang dibangun di Korea Selatan dan Indonesia dalam rangka transfer of technology sekaligus transfer of knowledge. Pembangunan ka-pal selam ketiga direncanakan akan dilaksanakan di PT PAL, Indonesia. Hal ini merupakan kontribusi positif bagi kemajuan industri pertahanan terutama PT PAL, dalam rangka proses alih teknologi yang pada gilirannya akan dapat membangun keman-

dirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan alutsista TNI.

Hadirnya kapal tersebut di jajaran TNI AL akan memberikan daya tangkal (deterrence effect) di kawasan regional dan me-nambah eksistensi TNI AL dalam melaksanakan tugas dan berperan aktif memperkuat per-tahanan negara. Turut hadir dalam acara penyambutan tersebut para Asisten Kasal, Asrenum Panglima TNI, Pangarmatim, pejabat Mabes TNI, pejabat Mabes TNI AL dan para tamu undangan lainnya.©

Kasal meninjau KRI Nagapasa - 403 di Dermaga Ujung Surabaya.

wawancara

14

Posisi strategis dalam lintasan perniagaan laut dunia dan melimpahnya kekayaan alam

laut Indonesia memicu peme-rintah untuk mencanangkan pro-gram besar bertajuk Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang bertujuan untuk mewujudkan ke-sejahteraan rakyat dan kejayaan bangsa Indonesia. Lompatan ke-bijakan negara yang sarat akan visi maritim ini, merupakan konsep geopolitik negara yang harus di-implementasikan oleh setiap pe-nyelenggara negara, termasuk TNI

AL sebagai garda terdepan dalam pertahanan maritim.

Kebijakan Poros Maritim Dunia mensyaratkan adanya pilar per-tahanan dan keamanan maritim yang kuat untuk mampu menjaga kedaulatan wilayah maritim negara dan mengamankan kepentingan nasional di kawasan maritim. Penguatan pilar pertahanan maritim ini tidak lepas dari eksistensi TNI AL sebagai komponen utama per-tahanan negara di laut. Oleh ka-rena itu pembangunan kekuatan pertahanan matra laut yang selama

ini berdasarkan Minimum Essential Force (MEF) perlu dipertajam. Untuk dapat mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan da-lam pembangunan kekuatan TNI AL agar mampu mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Cakrawala berkesempatan wawancara dengan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., sekaligus dalam rangka HUT ke-72 TNI AL. Berikut hasil wawancara: Terkait posisi TNI AL sebagai komponen utama pertahanan maritim Indonesia, mohon

Menajamkan MEF, Memperkuat Pilar Pertahanan

Poros Maritim Dunia


penjelasan ancaman dan tantangan apa saja yang di-hadapi TNI AL dalam menjaga kedaulatan wilayah dan ke-amanan maritim kita?

Potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar, meliputi potensi di atas air maupun di bawah air seperti sistem trans-portasi laut yang terdiri dari perikanan, perkapalan, pela-buhan, minyak, gas dan lain sebagainya. Potensi tersebut perlu dijaga dengan baik dari berbagai hal demi kemakmuran bangsa Indonesia.

Namun, posisi strategis yang dimiliki Indonesia di samping memberikan manfaat, juga ber-potensi membawa konsekuensi munculnya sejumlah ancaman dan tantangan di bidang per-tahanan dan keamanan maritim. Bentuk dan karakter geografis Indonesia yang terbuka dan berbatasan langsung dengan sepuluh negara tetangga, sangat memungkinkan terjadinya keja hatan lin-tas negara dan konflik antar negara seperti penyelundupan manu-sia atau barang ter-larang, imigran gelap, Illegal U n r e p o r t e d Unregulated ( I U U ) F i s h i n g ,

perompakan, pembajakan, pen-cemaran lingkungan laut, teror-isme maritim, serta sengketa batas laut.

Selain itu, kondisi keamanan Indonesia juga tidak terlepas dari dinamika perkem-bangan situasi di ka-wasan. Pertum-buhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang relatif masih cukup tinggi menyebabkan pusat gravitasi geopolitik du-nia masih terfokus ke w i l a y a h Asia Pa-s i f i k .

Konsekuensinya, terdapat pening katan kehadiran negara-negara besar dunia di kawasan Asia Pasifik untuk melindungi kepentingan nasional masing-masing. Misalnya, seperti kita

ketahui bersama Pemerintah Amerika Serikat (AS)

sejak tahun 2010 m e nge lu ar k an

kebijakan stra-tegis rebalance to Asia Pacific, yang memuat elemen diplo-masi, eko-nomi, dan mi liter. Apli-

kasinya adalah peningkatan ke-hadiran kekuatan militer AS di ka-wasan Asia Pa-

s i f i k .

Kepala Staf Angkatan LautLaksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P.

wawancara

16

Bersamaan dengan itu, kekuatan besar dan menengah di Asia Pa-sifik juga meningkatkan kemam-puan pertahanan sebagai respon meningkatnya dinamika di Asia Pasifik. Persaingan strategis (stra-tegic rivalry) oleh Tiongkok, AS, Jepang dan India serta naiknya tensi di semenanjung Korea juga berpotensi meningkatkan kete-gangan dan persaingan strategis di kawasan Asia Pasifik.

Di kawasan Asia Tenggara, modernisasi kekuatan dan ke-mampuan militer telah berja-lan selama beberapa tahun, dan sebagian besar mengarah pada peningkatan kemampuan mari-tim, seperti pembelian kapal se-lam, peluru kendali (rudal) anti kapal, kapal amfibi/pendarat, dan pesawat patroli maritim oleh

negara-negara kawasan. Negara-negara kawasan seperti Australia, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina telah melakukan pembangunan kekuatan perta-hanan maritim secara cukup signifikan dan masih terus ber-lanjut. Pengembangan kapa-bilitas militer di kawasan Asia Tenggara membawa implikasi se-makin tingginya ketegangan dan kemungkinan terjadinya insiden pada saat kekuatan pertahanan beberapa negara meningkatkan intensitas aktivitas di wilayah yang sama.

Apabila konflik di kawasan ini tidak dapat dikelola dengan baik oleh pihak-pihak terkait, maka akan terjadi instabilitas bahkan berpotensi berkembang menjadi konflik bersenjata di kawasan

tersebut yang dapat berimbas pada keamanan dan kedaulatan Indonesia.

Menjadi sosok TNI AL yang modern dan berkelas dunia tentunya menjadi keinginan kita semua. Dikaitkan dengan program MEF, mohon pen-jelasan sejauh mana peren-canaan yang telah disusun TNI AL dan permasalahan apa saja yang dihadapi untuk dapat mewujudkan sasaran pembangunan kekuatan dan kemampuan tersebut?

Dalam hal pembangunan ke-kuatan dan kemampuan, saat ini TNI Angkatan Laut terus berupaya membangun kekuatan untuk memenuhi Postur TNI

Helikopter Phanter anti Kapal Selam.


Angkatan Laut. Muara pem-bangunan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kemam-puan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Laut untuk melindungi kepentingan nasional di dan lewat laut. Dari segi jumlah, alutsista yang ada saat ini masih sangat kurang bila dihadapkan pada tugas yang harus diemban dan cakupan luas wilayah yang harus diamankan.

Secara umum, TNI AL da-lam menyusun pembangunan kekuatan dan kemampuan sa-ngat tergantung dari jumlah anggaran yang disediakan pe-merintah melalui Kemhan. Program MEF yang dijalankan saat ini merupakan strategi un-tuk mencapai postur kekuatan TNI AL yang diharapkan. Namun, dengan ketersediaan anggaran yang relatif kurang, mengakibatkan beberapa sasaran

MEF tahap I yang belum tercapai dan akhirnya mundur jangka waktu pengadaannya hingga di tahap II, seperti Kapal Selam Diesel Elektrik (KSDE), kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), Helikopter Anti Kapal Selam (Heli AKS), kapal Angkut Tank (AT) dan kapal Bantu Cair Minyak (BCM).

Sejalan dengan hal tersebut, TNI Angkatan Laut lebih ber-orientasi pada target-target pem-bangunan MEF di setiap tahap, disesuaikan dengan kondisi yang ada dengan jalan menajamkan rencana pembangunan MEF, serta upaya meningkatkan ren-cana kesiapan operasional se-tinggi mungkin. Ide dasarnya adalah memaksimalkan manfaat yang didapat dari setiap anggaran yang diperoleh. Untuk itu, dalam perencanaan telah disusun ke-bijakan yang memuat sasaran

atau target prioritas di setiap rencana tahunan.

Kebijakan pemerintah menjadi-kan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, dalam salah satu pilarnya menyebutkan pi-lar pertahanan dan keamanan maritim. Terkait dengan hal tersebut apakah ada penye-suaian program MEF TNI AL, mohon penjelasan tentang hal tersebut?

Visi Poros Maritim Dunia me-rupakan sebuah lompatan ke-bijakan negara Indonesia yang sangat fenomenal. Pencetusannya tidak saja menyita perhatian dunia, namun juga telah mendo-brak hegemoni para realis di tanah air yang berpandangan kontinen. Untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia sangatlah mungkin un-tuk diwujudkan. Secara aktual,

KRI R.E. Martadinata - 331.

• w

ww

.goo

gle.

com

wawancara

18visi ini sebenarnya telah ada bertahun-tahun lamanya berse-mayam dalam geostrategi, ekonomi dan politik bangsa Indonesia. Jika kita menarik sebuah koneksi sepanjang se-jarah perjalanan bangsa ini, maka akar dan nafas PMD sebenarnya adalah Wawasan Nusantara yang diikuti rentetan perjuangan bangsa menjadikan Indonesia sebagai bangsa bahari, seperti Deklarasi Djuanda. Namun hal yang utama dari visi tersebut terletak pada aspek implementatif. Sebagai analogi, percuma kita menyadari bahwa di depan rumah kita terhampar danau yang luas, namun apa yang kita bangun hanyalah sepetak lahan pertanian di samping rumah, tanpa memikirkan cara bagaimana mengarungi dan memanfaatkan danau tersebut untuk kemakmuran kita.

Dengan dinamika dan kom-pleksitas lingkungan strategis, pembangunan struktur kekuatan dalam MEF perlu ditingkatkan kemampuan, kesiapan operasi-onal dan penempatannya dengan penajaman MEF. Demi menjamin integritas dan kedaulatan NKRI dalam mendukung ke-bijakan PMD, TNI AL tengah meningkatkan prioritas utama de ngan pembangunan kemam-puan berbasiskan pada pe-rencanaan (Capability Based Planning).

Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa prioritas yang kita lakukan dalam rangka memenuhi target MEF, di antaranya yaitu

dengan melaksanakan mo dern-isasi alutsista, penghapusan alut-sista lama dan mempercepat pengadaan alutsista baru. Dalam pelaksanaanya perlu juga dilaku-kan pengawalan secara ketat dan koordinasi secara terus menerus dengan Kemhan dan Bappenas terhadap anggaran yang dialokasikan untuk TNI AL. Di samping itu, TNI AL juga melaksanakan penghematan ang garan untuk pengadaan alutsista.

Untuk mendukung kualitas dari alutsista yang diadakan, kita melaksanakan peningkatan pe-ran dan fungsi kerja sama pene-litian dan pengembangan TNI Angkatan Laut dengan pergu-ruan tinggi, industri pertahan-an, lembaga penelitian lain dan sinkronisasi kegiatan penelitian dan pengembangan antar ang-katan dan kementerian, sehingga dari riset yang dihasilkan tepat guna bagi TNI AL dalam melak-sanakan tugasnya. Hal yang tidak kalah pentingnya kita melak-sanakan pengendalian program dan anggaran sesuai sasaran dan output kegiatan yang diren-canakan guna mendorong daya serap anggaran dan menghindari terjadinya kegiatan lintas tahun anggaran. Pada muaranya hal ini juga akan memberikan kontri-busi positif bagi capaian ki nerja pemerintah dan mendukung pembangunan nasional.

Dihadapkan dengan sumber daya yang terbatas, TNI AL tetap dituntut untuk melaksanakan

tugas pokoknya secara efektif dan efisien. Mohon penjelasan langkah-langkah apa saja yang dilaksanakan oleh TNI AL baik secara organisatoris maupun operasional?

Dengan wilayah Indonesia yang begitu luas dihadapkan de ngan jumlah alutsista yang terbatas serta munculnya per-masalahan-permasalahan ke-amanan yang mengancam sta-bilitas dan kedaulatan negara, maka diperlukan mobilitas TNI AL yang cepat, efektif dan efisien dalam merespon tantangan tersebut. Hal ter-sebut disikapi secara organi-satoris dan operasional dengan merencanakan pembangunan organisasi tahun 2018 guna meningkatkan operasional TNI AL. Adapun pembangunan or-ga nisasi tahun 2018 akan di-fokuskan kepada pembangun-an Koarmada Timur Sorong, pembangunan Sionban kapal selam di Palu dan Natuna, pem-bentukan Puskopaska, pemben-tukan Satuan Udara Armada, pembentukan Satuan Marinir Armada, pembentukan Spot-mar Armada, Pembangunan La-boratorium Sistem Informasi dan Jaringan.

Selain itu dalam waktu dekat akan dilaksanakan likuidasi 2 Satrol Armada Kawasan dan Satkamla Lantamal diikuti pem-bentukan 14 Satrol Lantamal dengan tujuan untuk mening-katkan kecepatan reaksi dalam menjaga keamanan laut dan memperpendek rantai logisitik.


Hal tersebut diikuti dengan pembangunan personel yang diarahkan pada right sizing dan proportional growth, yaitu penambahan jumlah personel yang tepat sesuai dengan ke-butuhan pengembangan atau validasi organisasi.

Eksistensi Angkatan Laut mo-dern selalu dikaitkan dengan alutsista yang dimilikinya, mohon penjelasan tentang ke-bijakan pembinaan alutsista yang ada dan pengadaan alut-sista ke depan dalam rangka menjadikan TNI AL berkelas dunia?

Menuju TNI AL ke depan yang berkelas dunia tentunya selalu diikuti dengan tantangan dinamika perkembangan tekno-logi yang bergerak sangat cepat. Hal ini tentunya harus disikapi

TNI AL dengan melaksanakan pembinaan dan pengadaan alutsista yang selalu mengikuti perkembangan strategis kawasan dan teknologi militer terbaru. Kebijakan yang dilaksanakan antara lain: a. Melaksanakan revisi jumlah dan komposisi kekuatan TNI Angkatan Laut dalam Rancangan Postur TNI Angkatan Laut Tahun 2005-2024 dan Minimum Essential Force (MEF) sesuai dengan perkembangan ancaman, perubahan kemampuan ang-garan negara, dan kebijakan pemerintah;b. Melaksanakan percepatan pe-menuhan kebutuhan alutsista dengan skema multi-years, baik yang didukung dengan anggaran Pinjaman Dalam Negeri (PDN) maupun melalui optimalisasi anggaran APBN;

c. Mengoptimalkan kemampuan alutsista yang ada melalui per-baikan, pemeliharaan, dan mo-dernisasi secara cermat dengan mengutamakan pemenuhan ke-lengkapan alutsista baru agar mampu melaksanakan fungsi asasinya secara optimal;d. Melakukan penghapusan atau penurunan kelas alutsista yang sudah melampaui usia pakai dan tidak efektif lagi untuk dioperasikan atau di-perbaiki karena penurunan kemampuan yang signifikan atau menimbulkan resiko ke-selamatan;e. Mengoptimalkan fungsi pe-nelitian dan pengembangan di lingkungan TNI Angkatan Laut untuk mendukung peningkatan kemampuan alutsista TNI Angkatan Laut melalui kerja sama dengan institusi penelitan dan pengembangan di lembaga

KRI Nagapasa - 403.

wawancara

20pendidikan maupun industri dalam negeri;f. Memprioritaskan penggunaan produk industri pertahanan dalam negeri untuk mendukung kebijakan pemerintah mewujud-kan kemandirian pertahanan dan meningkatkan efisiensi biaya pengadaan alutsista;g. Menyertakan program alih teknologi (Transfer of Technology/ToT) untuk pengadaan alutsista dan peralatan dari luar negeri untuk mendorong peningkatan kemampuan industri pertahanan dalam negeri;h. Memperhatikan perimbangan kekuatan dengan negara ka-wasan, baik dari aspek jumlah maupun kemampuan alutsista untuk membentuk daya tangkal yang handal; dan

i. Pengadaan dan modernisasi alutsista dan peralatan TNI Angkatan Laut dilaksanakan de-ngan selalu mempertimbangkan interoperabilitas antar satuan TNI Angkatan Laut dan dengan matra lain.

Dalam rangka mendukung satuan-satuan operasional dan pemberdayaan wilayah per-tahanan maritim, pangkalan-pangkalan TNI AL merupakan ujung tombak dalam melak-sanakan tugas tersebut. Mohon penjelasan kebijakan gelar dan peningkatan kompetensi pangkalan sebagai pengemban 5 R?

Pada prinsipnya, pengem-bangan pangkalan TNI AL didasarkan kepada perhitungan struktur kekuatan TNI AL yang

meliputi perimbangan kekuatan dan Susunan Gugus Tugas (Gugus Tugas Pemukul, Amfibi, Angkutan Laut Militer dan Pertahanan Pangkalan).

Melalui rancangan pemba-ngunan MEF (Perkasal Nomor 5 Tahun 2016), TNI AL meren-canakan untuk memiliki keku-atan pangkalan sebanyak 343 pangkalan (14 Lantamal, 72 Lanal, 228 Posal, 15 Lanudal, 11 Fasharkan dan 3 Lanmar). Pemenuhan struktur ini dilak-sanakan secara bertahap menye-suaikan kemampuan anggaran negara. Khusus di Pangkalan TNI AL tipe A (Lantamal), akan dibentuk Satuan Patroli yang merupakan dispersi dari Satuan Patroli yang selama ini berada di Armada Kawasan Timur dan Barat. Kebijakan ini dilaksanakan untuk mendukung tugas operasi

Roket Multilaras RM 70 Grad Vampire.

• w

ww

.goo

gle.

com


satuan KRI terutama dari aspek kemampuan jarak patroli dan dukungan logistik. Oleh kare-nanya, nantinya pada setiap jarak 300 Nm akan terdapat pangkalan yang berkemampuan 5R (Refuel, Replenishment, Repair, Rest, and Recreation).

Saat ini salah satu tugas pokok TNI AL adalah pem-berdayaan wilayah maritim untuk kepentingan pertahanan maritim. Mohon penjelasan kebijakan pembinaan potensi maritim yang dilakukan TNI AL untuk dapat mendukung operasi-operasi Angkatan Laut?

Sebagaimana kita ketahui ber-sama, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar namun juga menghadapi beberapa permasalahan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, antara lain kemiskin-an masyarakat pesisir, konflik pemanfaatan ruang wilayah pe-sisir maupun laut, penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran dan eksploitasi berlebihan serta pengaruh per-ubahan iklim global. Selain itu, Indonesia harus mengatasi berbagai ancaman keamanan maritim, seperti IUU fishing, perompakan, pembajakan, klaim batas maritim, terorisme, pe-nyelundupan barang, narkoba dan manusia, serta bencana alam.

TNI Angkatan Laut sebagai bagian integral TNI dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasio-nal dan tentara profesional

harus mampu menyusun dan menyiapkan potensi pertahanan-nya sejak dini meliputi aspek geografi, demografi dan kondisi sosial di seluruh wilayah ke-daulatan dan yurisdiksi NKRI. Hal ini hanya dapat terlaksana melalui pelibatan setiap warga negara secara terpadu.

Dalam tugasnya, seperti yang tercantum dalam UU Nomor 34 tentang TNI Pasal 9 huruf e dinyatakan TNI Angkatan Laut melaksanakan Pemberdayaan Wilayah Perta-hanan Laut (Dawilhanla). Ha-kekat Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut adalah upaya menyiapkan wilayah pertahanan laut dan kekuatan pendukungnya sejak dini berdasarkan Sistem Perta hanan Semesta (Sishanta), melalui upaya membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan Pembinaan Po-tensi Maritim (Bin potmar). Sasaran yang ingin dicapai dari penyelenggaraan Binpotmar yaitu: terwujudnya Ruang Juang yang tangguh be rupa wilayah pertahanan laut yang siap sebagai mandala perang atau mandala operasi dan men-dukung bagi kepentingan ope-rasi laut. Terwujudnya alat juang yang tangguh berupa ter-sedianya komponen cadangan dan komponen pendukung yang sudah terorganisir secara nyata dengan segenap sumber daya (SDA dan SDM) serta kondisi geostrategik, geopolitik dan geo-ekonomi.

Dari banyaknya permasalahan yang kita hadapi di bidang

binpotmar, maka diperlukan sinergi yang baik dari berbagai komponen bangsa yang ter-kait untuk dapat mengelola secara maksimal. Di sinilah peran Dawilhanla melalui Binpotmar diperlukan dalam rangka mendukung program pemerintah, khususnya pro-gram Nawacita yang ketiga yaitu membangun negara dari pinggiran dengan memperkuat desa-desa, termasuk di wilayah pesisir.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka penye-lenggaraan Binpotmar harus dilakukan secara terencana, ter-arah dan berkesinambungan. Untuk itu, tugas-tugas perlu di-persiapkan melalui penyeleng-garaan fungsi organik pembinaan potensi maritim, yang meliputi pembinaan sumber daya ma-nusia, sumber daya alam dan buatan, sarana prasarana nasi-onal, ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai kearifan lokal serta anggaran di bidang maritim, sehingga diperlukan kesiapan satuan komando wi-layah TNI AL untuk dapat mendukung kebijakan pimpinan TNI di bidang maritim. Subjek pelaksanaan Binpotmar ter-diri dari Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) TNI AL yang meliputi Koarmabar/Koarmatim, Lantamal, Lanal dan Posal, Satuan non Kowil meliputi Lembaga pendidikan TNI AL, Balakpus TNI AL, UPT Mabesal, dan seluruh prajurit TNI AL. ©

wawancara

22

Laut Harus Kita Jaga Demi Kedaulatan BangsaPerubahan kepemimpinan

nasional berdampak pada perubahan kebijakan po-

litik dan pembangunan. Selalu ada konsekuensi yang muncul sesuai dengan prioritas kebijakan pemerintah. Kebijakan yang te-lah lewat sering hanya menjadi cerita, seperti kehebatan armada perang di era Orde Lama dengan kecanggihan peralatan membuat negara tetangga tidak ada yang berani menggoda. Adanya target dari kebijakan pemerintah membuat yang tak ada diadakan termasuk pengadaan dan

modernisasi alat perang. Tapi ada kalanya, hal itu tidak berlanjut manakala kebijakan lama terhenti karena kondisi politik yang berubah. Peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru adalah bukti nyata terjadinya perubahan kebijakan termasuk di antaranya soal pertahanan dan militer. Pengamat militer Prof. Dr. Salim Said mengungkapkan analisis dan pengalamannya dalam sebuah wawancara dengan Tim Redaksi Cakrawala. Berikut hasil wawancara:

TNI AL pernah menjadi keku-atan terbesar dan disegani di Asia Tenggara pada era tahun 1960-an. Namun kondisi ini ti dak berlangsung lama se-iring dengan perubahan arah kebijakan pembangunan pe-merintah. Bagaimana menurut pendapat Bapak kenapa hal ini terjadi, mohon dijelaskan?

Pertanyaan ini saya dapat juga dari Angkatan Udara. Mereka bilang we used to be the biggest airforce in the world dan itu benar.

Prof. Dr. H. Salim Said:

Anda jangan lupa bahwa itu adalah bagian usaha Bung Karno membangun ABRI dalam rangka usaha mengembalikan Irian Barat atau Papua sekarang ini, dan itu sebagian besar pinjaman dari Eropa Timur. Dulu Angkatan Udara punya pesawat TU16 kalau tidak salah yang terbang dari Madiun. Canggih betul peralatan-peralatan kita. Nah, begitu terjadi Gestapu ada 2 hal yang terjadi yang berakibat pada angkatan perang kita. Pertama tidak ada perang lagi di Irian Barat, kita tidak memerlukan banyak senjata. Kedua juga ada masalah politik, jadi alasan pertama itu adalah pembangunan ekonomi, bukan pembangunan pertahanan, karena memang tidak ada ancaman. Berbeda dengan zaman ketika Irian Barat belum diambil, kita memerlukan banyak kapal selam, kita memerlukan banyak pesawat-pesawat tempur yang canggih, MIG buatan Rusia segala macam, yang semua itu adalah hutang, dan kita agak kelabakan membayar hutang itu, ketika terjadi perubahan rezim dari Orde Lama ke Orde Baru. Nah saya suka anda tanyakan ini, dan ini kesempatan pertama bagi saya untuk menjawab secara publik. Saya selalu mendengar keluhan dari senior-senior AU, mereka mengenang kembali, mereka sudah pensiun, dulu ketika mereka masih aktif mereka mengalami itu, hebat. Tapi saya katakan kepada mereka bahwa kita didesak untuk ngutang. Kenapa? Sebelum kita dapat dari Rusia, kita kirim Pak Nas (Jenderal

A.H. Nasution) ke Amerika namun tidak mendapat bantuan yang memadai untuk melawan Belanda di Irian Barat, Karena Belanda itu anggota NATO. Amerika juga bagian dari NATO. Tapi ada juga gunanya karena Presiden AS John F. Kennedy berusaha mengatasi persoalan Irian Barat tanpa perang, maka kemudian Kennedy mengutus dan mempercayakan kepada di-plomat seniornya Ellswortht F. Bunker untuk berunding dengan Adam Malik, lalu dicapailah ke-sepakatan mengakhiri rencana militer untuk mengambil Irian Barat dan mengakhiri rencana kita menggunakan perang untuk mengambil Irian Barat. Sejak saat itu seperti yang saya katakan tadi, kita tidak ada kebutuhan lagi membeli senjata yang canggih-

canggih, yang mahal-mahal, dan saya ulangi lagi, itu kan semuanya kita hutang dan kita setengah mati membayarnya.

Saya punya teman penerbang AU, itu sedang dilatih di Moskow sudah bisa menerbangkan MIG 25, kita belum punya itu, canggih, dia pulang disini akhirnya ke-bagian menjadi penerbang pe-nyemprot hama, saya tahu ada anak muda belajar nuklir Sub Marine di Rusia pulang kesini tidak ada pekerjaan, kita di sini tidak ada submarine nuklir. Bersemangat betul kita mengirim banyak orang. Saya pernah men-jadi Duta besar di Ceko, di Ceko dulu katanya pernah ada AU 200 orang, lebih banyak lagi di Rusia. Nah ini semua menjadi tidak berguna, hampir tidak berguna karena policy kebijakan berubah


Tiga kapal selam ALRI dari KKS-15 siap melaksanakan Operasi Lumba-Lumba di Teluk Kupa-kupa, Halmahera, dalam rangka Trikora pada tanggal 15 Agustus 1962.

• w

ww

.goo

gle.

com

dan peralatan lama tidak dipakai lagi, MIG, drone, kapal-kapal cangih buatan Eropa Timur Rusia terutama yang tidak ada sparepart karena ada perubahan orientasi pemerintah dan tidak ada ke-butuhan untuk mempercanggih tentara menghadapi ancaman perang Irian Barat.

Indonesia sebagai negara ke-pulauan dengan 2/3 wilayahnya adalah laut dituntut memiliki kemampuan pertahanan laut yang mumpuni dalam rang-ka mengamankan wilayah ke-daulatan RI. Bagaimanakah seharusnya kebijakan pemerin-tah dalam pembangunan per-tahanan, mohon dijelaskan?

Menarik sekali, mungkin anda belum pernah baca buku saya 2 tahun yang lalu, Angkatan Darat yang sangat konsen kepada pembangunan Angkatan Laut itu adalah Jenderal Soemitro, Pangkoopkamtib. Sejak dia be-lajar SSKAD di Bandung, dia sudah mengembangkan gagasan perlunya mengembangkan Angkatan Laut. Ketika ditanya oleh pak Harto, siapa yang akan diangkat untuk dijadikan wakil, dipilihlah Soedomo, dari 2 orang yang ditawarkan, Soedomo dan Rusmin Nuryadin dari Angkatan Udara. Pak Mitro memilih Sudomo karena dari Angkatan Laut, yang dirasa sangat penting. Dan pembagian Armada Barat, Armada Timur itu gagasan dari pak Soemitro sebenarnya. Jadi di dalam Angkatan Darat itu ada orang yang memikirkan

Angkatan Laut. Cuma ya....perkembangannya seperti ini, tapi Armada Barat dan Timur selanjutnya berkembang, seben-tar lagi malah akan ada Armada Tengah. Satu digeser ke Papua, sedangkan Armada Tengah tidak tahu apakah tetap di Surabaya. Surabaya itu tradisional dari awal Belanda membangunnya di situ.

Era kebangkitan maritim kini bergema kembali, dengan ke-bijakan pemerintah Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yang menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Adakah perubahan signifikan terhadap pembangunan TNI AL dikaitkan dengan kebijakan tersebut dan bagaimana seharusnya?

Saya kira konsekuensinya harus begitu, tetapi anda juga harus ingat bahwa kebijakan itu tidak berlangsung di dalam ruangan yang kosong, tidak di dalam ruangan yang vakum. Terjadi interaksi disitu dan ada

banyak kepentingan, berapa jauh Pak Jokowi bisa mendorong gagasannya itu. Itu yang harus kita lihat, dan berapa jauh beliau bisa meyakinkan masyarakat bahwa itu perlu dilakukan. Tapi bahwa beliau sudah punya ga-gasan itu menurut saya bagus. Sebenarnya, Gus Dur juga sudah berpikir begitu, cuma Gus Dur ini kurang fokus, Pak Jokowi ini jelas. Mudah-mudahan beliau bisa mendapat dukungan. Seorang Presiden tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri, dia harus pandai selain mendesain, me-rencanakan juga memobilisasi du-kungan kepada gagasannya itu, mudah-mudahan beliau berhasil.

Salah satu tugas Angkatan Laut adalah menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai de-ngan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Hal tersebut mensyaratkan Angkatan Laut

wawancara

24

Armada RI siap mengawal Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.


yang kuat dengan alutsista mo-dern? Bagaimanakah menurut pendapat Bapak?

Belum terpenuhi, kalau anda lihat kebutuhan kita akan alutsista di laut masih kurang. Oleh sebab itu kita mulai misalnya kerja sama dari Korea Selatan dan itu harus perlahan lahan disadari bahwa itu perlu. Kalau tidak disadari itu nanti tidak akan dilakukan. Ini negeri sebagian besar laut tapi TNI AL nya tidak menjadi bagian terkuat angkatan perangnya. Itu kan harus ada perubahan orientasi. Tapi anda harus mengerti konteks sejarah. Di zaman revolusi, marinir itupun tidak berjuang di laut, tetapi di darat. Hingga ada lelucon dulu namanya Marinir Jowo. Itu terke-nal Marijo. Marinir tapi tidak bisa ke laut. Karena laut diblokade Belanda. Angkatan Udara juga begitu, pesawatnya berapa sih. Saya masih ingat cerita Pak Saleh almarhum, mantan KSAU. Mereka itu dihijrahkan sampai ke Aceh. Berjuang sebagai tentara, tidak sebagai perwira Angkatan Udara karena tidak ada alutsista. Jadi memang menurut saya mungkin karena alasan politik. Terlambat kita memikirkan pem-bangunan Angkatan Laut sebagai kekuatan penting kalau bukan utama kita tidak bisa juga bilang utama karena sejarah tentara kita itu sejarah angkatan darat. Semua proses berlangsung di darat. Lalu kemudian ketika ada dwifungsi maka peranan utama dipegang oleh Angkatan Darat. Setelah reformasi saya kira sudah waktunya dipikirkan dengan

baik bahwa masa lalu itu adalah masalah kita, berada pada masa emergensi perang kemerdekaan. Emergensi yang dihadapi dengan menggunakan Angkatan Darat. Dan kemudian emergensi dengan Dwifungsi yang memainkan pe-ranan penting adalah Angkatan Darat. Sekarang mestinya per-lahan-lahan harus disadari, orientasinya harus dirubah. Saya melihat Pak Jokowi itu sadar atau tidak harus menafsirkan bahwa Angkatan Laut itu sangat penting. Sebab musuh itu tidak mendadak mendarat di Jakarta dia melewati laut atau udara. Tapi berapa banyak sih tentara yang diterjunkan dari udara, kan harus pakai laut. Itu sebabnya laut harus kita jaga dan siap menghadapi ancaman-ancaman demi kedaulatan bangsa. Jadi penting betul pembanguan Angkatan Laut. Angkatan Udara juga penting. Saya tidak me-rasa penting membeli tank-tank Angkatan Darat yang berat. Alasannya doktrin perang kita itu bukan perang kota. Kedua, tank itu berat, kalo melalui jembatan akan ambruk, kalo jalan di kota, aspal akan terkelupas. Jadi mes-tinya kita lebih berkonsentrasi membeli alat-alat canggih, tidak usah meniru Singapura atau Malaysia yang punya tank-tank berat.

Pemerintah telah menetapkan 111 pulau terluar yang sebagian berbatasan dengan wilayah ne-gara lain. Bagaimanakah seha-rusnya kebijakan pemerintah

dalam upaya mengamankan wi-layah tersebut sekaligus sebagai garda terdepan dalam pertahan-an negara?

Angkatan Laut harus berperan-an besar di situ. Ada patroli kapal, dan penempatan Marinir, di tempat itu. Kalau kosong akan diserobot orang seperti Sipadan Ligitan yang diserobot Malaysia. Kalau menurut hukum yang menduduki itu lah yang punya hak. Kita kalah karena kita tidak menduduki, yang menduduki adalah Malaysia. Anda perhatikan doktrin itu dipakai oleh China sehingga mereka membangun pulau-pulau di Laut China Selatan. Pada suatu kali kalau itu berkonfrontasi di pengadilan internasional, bisa dijadikan alasan bagi mereka bahwa kami menduduki, negara lain tidak menduduki. Dalam bentuk lain sebenarnya Israel melakukan itu. Dengan menduduki tepi Barat Sungai Yordan dan membangun di situ, memindahkan orang Yahudi untuk tinggal di situ akan dijadikan alasan kelak “bahwa kami menduduki tempat di sini, kami punya hak hidup di sini.”

Indonesia harus belajar dari situ, jangan membiarkan bangsa lain, mungkin hanya nelayan duduk mancing disitu menjala ikan disitu, dan kelak akan dijadikan alasan bahwa itu wilayah kami. Itu perlunya Angkatan Laut diplot di daerah itu supaya wilayah kita tidak diklaim oleh bangsa lain.

Nah kita harus ingat hal seperti itu. Bagi saya orang yang

wawancara

26belajar berpolitik, ilmu politik, yang penting itu konkrit bukan imajinasi. Tapi China menduduki disitu dengan perlengkapan, mem-bangun airport, membangun pangkalan laut, reklamasi, itu yang lebih menentukan dan kongkret.

Di usia yang ke-72 tahun, bagaimanakah Bapak melihat TNI Angkatan Laut saat ini, serta harapan ke depannya, mo-hon dijelaskan?

Ya...harapannya besar sekali, karena masih banyak yang harus dikerjakan. Sebenarnya kalau saya bilang dikerjakan, negara ini yang harus mengerjakan, sebab tentara itu di bawah kekuasaan pemerintah. Tidak bisa Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat membangun sendiri, itu harus diputuskan oleh otoritas sipil. Kita negara berdemokrasi, tidak ada cara seperti itu misalnya seperti zaman dulu barter senjata di zaman PRRI itu tidak bisa lagi sekarang. Jadi, saya selalu

mengatakan kepada teman-teman para Jenderal, Laksamana, saya kasih contoh mereka mengeluh kepada saya, bagaimana pak, sekarang kan tidak ada dwifungsi, kita tidak punya wakil lagi di DPR, saya bilang Amerika itu

tidak punya dwifungsi, tetapi Amerika itu melobi kongres. Untuk meyakinkan kongres apa yang perlu bagi tentara, senjata apa yang diperlukan, mengapa itu diperlukan, kapan itu diperlukan. Yang menjadi lobi tentara Pen-tagon itu seorang letnan jenderal marinir, yang reputasi tempurnya hebat, tentara betul, bukan orang yang dikaryakan. Jadi dia dihormati di kongres, dia yang harus datang di kongres, tidak perlu panglima, Amerika itu tidak ada panglima, di Washington itu kepala staf saja. Tidak perlu pakai lobi-lobi, satu orang itu dihormati dan dia meyakinkan kongres. Kongres itukan tidak harus ber-bicara dengan 300 orang. Ada

bagian-bagian kongres yang mengurusi intelijen, pertahanan, komisi-komisi, dia menghubungi, dia bicara dengan data-data yang disiapkan dari Pentagon. Jenderal di situ tidak ada yang berpikir, misalnya wah Angkatan Laut lebih penting dari Angkatan Darat, Angkatan Darat lebih penting dari Angkatan Udara, mereka adalah tentara Amerika, persoalan yang mereka hadapi, tantangan yang mereka hadapi, tantangan Amerika. Sehingga untuk me-nentukan begitu perang itu Presiden Amerika, tetapi Presiden Amerika tidak tahu perang. Ketika saya kebetulan di Amerika, setelah Nine Eleven (9/11) mau menyerang Afghanistan, terjadi debat, politisi mau menyerang dari udara, kenapa? Karena kalau tentara masuk dari darat banyak body bag (kantong mayat) dan itu merugikan politisi, jadi para jenderal banyak bilang “No Mr. President you can not defeat Afganistan, without sending troop”, jadi akhirnya pertimbangan mi-liter yang profesional di ako-modasi. Yang mau saya katakan bahwa meskipun tidak ada pe-ranan politik tentara dwifungsi, tentara harus pintar-pintar mem-punyai lobi kepada parlemen. Apa kebutuhan mereka secara teknis jangan secara politis, jadi saya optimis kalau para perwira kita pintar-pintar menjalankan lobi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan sepanjang sesuai dengan kapasitas, negara membiayai. Jadi pertanyaan anda yang pertama ya belum tercapai masih harus berusaha banyak.©

Menjaga kedaulatan dibatas perairan Pulau Nipah.

• w

ww

.goo

gle.

com


• w

ww

.goo

gle.

com

InFO

28

Safari Baksos TNI AL 2017

Sebagai bentuk kepedulian TNI Angkatan Laut dalam membantu pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta menumbuhkan jiwa kebaharian kepada generasi muda, TNI AL menggelar Safari Baksos yang dilaksanakan di berbagai tempat yaitu di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Indramayu Jawa

Barat, kemudian di Kabupaten Kediri Jawa Timur, di Denpasar Bali dan di Bima NTB.

Suksesnya bakti TNI Angkatan Laut ketika dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya

pemerataan pembangunan hingga ke daerah yang belum tersentuh oleh sarana prasarana yang layak, sehing-ga membangkitkan rasa cinta tanah air Indonesia.

Ungkapan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. itu disampai-kan saat membuka rangkaian bakti sosial TNI Angkatan Laut tahun 2017 dengan tema “Melalui Bakti TNI Angkatan Laut Kita Tingkatkan Kesehatan, Kesejahteraan dan Pen-

didikan Masyarakat serta Percepat Pembangunan Daerah”.

Kasal menekankan, keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa pembinaan potensi maritim nasional adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa dengan harapan melalui tali


kekeluargaan dan gotong royong yang terbina sampai saat ini tetap terjaga bahkan semakin erat.

Baksos di Kabupaten BandungKegiatan bakti sosial dilak-

sanakan di Kampung Mahmud Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada hari Rabu 24 Mei 2017. Kegiatan yang dihadiri Kasal itu menjadi pertanda digelarnya safari bakti sosial di sejumlah wilayah ta-nah air.

Selama bakti sosial berbagai kegiatan dilaksanakan antara lain meliputi renovasi lima buah rumah tidak layak huni, Masjid Agung Mahmud, Gapura Makam Mahmud, Gapura Kampung Mahmud, MCK sekolah dan madrasah, serta renovasi asrama huni. Dalam ke-sempatan itu dilaksanakan pula khitanan massal dan pembagian sembako hingga penyuluhan bela negara kepada masyarakat setempat. Selain itu Kasal didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi berkesempatan bertatap muka dengan masyarakat setempat, menyerahkan bantuan secara sim-bolis, sekaligus menandatangani prasasti dan meninjau pelaksanaan bakti sosial kesehatan.

Sejumlah pejabat teras di lingkungan Mabesal dan sejumlah pejabat daerah termasuk Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra, Bupati Bandung yang diwakili Sekda Ir. H. Sofian Nataprawira, M.P., serta masyarakat Kampung Mahmud hadir pada kegiatan tersebut.

Sebelumnya, bertempat di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kasal, didampingi Ketua Umum

Jalasenastri menghadiri Bakti Sosial TNI Angkatan Laut. Kegiatan ini disambut antusias ribuan warga masyarakat setempat. Adapun pro-gram yang dilaksanakan meliputi renovasi 2 unit mushola, renovasi 1 unit rumah tidak layak huni. Selain itu diserahkan pula bantuan sembako untuk anak yatim piatu dan lanjut usia sebanyak 1000 paket, bantuan bibit cabai sebanyak 1000 pohon, dan pembagian buku bacaan sebanyak 1000 buah.

Pada kesempatan itu digelar pula pelayanan kesehatan gratis di antaranya pengobatan massal, operasi katarak dan khitan dengan melibatkan dokter dan paramedis dari Dinas Kesehatan Angkatan Laut dan Rumah Sakit Lapangan (Runkitlap) Yonkes 2 Marinir. Pengobatan gratis diikuti sejumlah warga di depan SDN Pangauban. Ada beberapa poli yang disediakan di antaranya poli umum, mata dan gigi. Hadir dalam kegiatan itu Bupati Bandung Barat beserta sejumlah pejabat Pemkab Bandung Barat.

Baksos di Sukabumi.Wakil Kepala Staf Angkatan

Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI A. Taufiq R., secara resmi juga membuka bakti sosial TNI Angkatan Laut Tahun 2017 yang bertema “Serbuan Maritim” di Kampung Pasir Pogor, Desa Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kegiatan bakti sosial TNI AL di Sukabumi itu dilaksanakan pada 11 Mei 2017 di antaranya meliputi pengobatan gigi, pengobatan umum, kandungan dan sunatan massal. Pelayanan kesehatan ma-syarakat tersebut menggunakan fasilitas rumah sakit lapangan Batalyon Kesehatan 2 Marinir. Selain pelayanan kesehatan, TNI AL bekerja sama dengan pihak Perbankan melaksanakan pem-bagian sembako kepada masyarakat. Dalam kesempatan itu Wakasal juga berkesempatan menandatangani prasasti sekaligus meresmikan la-pangan sepak bola serta fasilitas pendukung lainnya di Pasir Pogor, Kabupaten Sukabumi.

Wakasal memberikan bantuan sembako di Sukabumi.

InFO

30

Baksos di Purwakarta.Safari bakti sosial selanjutnya

dilaksanakan Pangkalan Utama (Lantamal) III Jakarta bekerja sama dengan Dinas Potensi Maritim Mabes TNI AL pada tanggal 25 Mei 2017 di kawasan wisata Bendungan Ir. H. Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Kegiatan itu diwarnai dengan atraksi terjun payung dan penyer-gapan musuh oleh Prajurit Korps Marinir TNI AL. Mereka berseragam pakaian doreng khas Marinir, dan dilengkapi senjata laras panjang. Aksi hebat mereka pun memukau warga yang menyaksikannya. Selain melihat aksi Prajurit Korps Marinir, warga juga mendapatkan pelayanan sosial, seperti sunatan massal, pe-rawatan medis gratis, poli gigi dan lainnya.

Kegiatan bakti sosial tersebut dihadiri oleh Asisten Pembinaan Potensi Maritim (Aspotmar) Kasal, pada saat itu Mayjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara.

Baksos di Indramayu.Setelah sukses melaksanakan

bakti sosial kemanusiaan di ber-bagai tempat, pada tanggal 22 Juli 2017 TNI Angkatan Laut kembali

menggelar bakti TNI AL di Desa Bodas Kecamatan Tukdana, Kabu-paten Indramayu, Jawa Barat. Kegiatan yang dimulai sejak per-tengahan bulan Juli 2017 ini, secara resmi dibuka oleh Asisten Personel (Aspers) Kasal, Laksamana Muda TNI Karma Suta, S.E., M.M.

Menurut Aspers Kasal saat membacakan sambutan Kasal, program ini merupakan program TNI AL dengan harapan akan terwujud peningkatan kualitas terhadap sarana fisik dan non fisik, yang nantinya mengarah pada peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat, per-cepatan pembangunan daerah, serta peningkatan ketahanan nasi-onal dalam rangka mendukung pertahanan negara. Hadir dalam acara tersebut Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah.

Dalam kegiatan ini, berbagai perbaikan infrastruktur dilaksana-kan antara lain, renovasi Masjid Babussalam, Madrasah Nurul Huda dan Musholla Al Huda, perbaikan SDN Bodas, Kantor Kesehatan Desa, Gedung Remaja Masjid Babussalam, Kantor Karang Taruna, perbaikan sarana olah raga seperti voli dan bulu tangkis, perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak dua unit, serta merenovasi kantor lumbung desa.

Selain melakukan perbaikan pra-sarana umum, juga digelar kegiatan kemanusiaan seperti, pengobatan umum kepada lebih kurang 300 masyarakat, pemberian sembako/bahan kontak untuk orang jompo, pemberian santunan kepada anak yatim piatu, pemberian buku-buku bacaan, penyuluhan hukum dan bela negara, serta penyuluhan kesehatan gigi siswa SD.

Aspotmar Kasal bersama peterjun Prajurit Korps Marinir TNI AL di Purwakarta.

Aspers Kasal memberikan bingkisan sembako di Indramayu.


Baksos di Kediri.Selanjutnya pada tanggal 23

Juli 2017 tepat pukul 08.00 WIB, Inspektur Jenderal TNI Angkatan Laut (Irjenal) Laksamana Muda TNI Tri Prasojo mewakili Kasal, membuka dan meresmikan bakti sosial TNI AL yang dipusatkan di Stadion Canda Bhirawa, yang merupakan stadion terbesar di Pare, Kediri, Jawa Timur.

Stadion terbesar di Pare, Kediri terlihat penuh sesak oleh warga kota yang menghadiri acara tersebut. Tenda pengobatan gratis pun penuh dengan pasien yang berobat sejak dibuka pelayanan pada pukul 07.00 WIB. Pengunjung semakin bertambah ketika dimulai atraksi kolone senapan yang dimainkan prajurit Yonmarhanlan V, aksi pembebasan sandera oleh tim Komando Pasukan Katak Koarmatim serta terjun payung oleh 15 personel pasukan khusus TNI AL dari Intai Amfibi (Taifib) Marinir dan Kopaska yang mendarat di tengah lapangan hijau Stadion Canda Bhirawa.

Sedangkan kegiatan bakti TNI AL secara fisik di antaranya meliputi pemavingan jalan dan pemasangan kanopi Musholla Barokah, renovasi MCK dan tempat wudlu Pesantren Al-Islah Gedang Sewu, renovasi dua rumah tidak layak huni, pengobatan gratis terhadap 500 pasien, 50 pasien sunat massal, 30 orang bedah minor, 50 orang KB (pemasangan implant, IUD), 150 orang pemeriksaan laboratorium, 200 orang donor

darah, 50 anak SD pemeriksaan dan penyuluhan gigi, pemeriksaan papsmear bagi peserta BPJS dan Askes 150 orang, 150 orang pela-yanan kaca mata baca gratis dan pengobatan akupuntur.

Baksos di Denpasar.Bertempat di Pura Dalem Bung-

keneng, Desa Pekraman, Tonja, Denpasar Utara, Kodya Denpasar, pada 29 Juli 2017 Asisten Operasi (Asops) Kasal, Laksamana Muda TNI I.N.G.N Ary Atmaja, S.E., me-wakili Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP., meresmikan sentuhan mari-tim TNI AL dalam rangka Operasi Bakti TNI AL 2017. Kegiatan terse-but ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatangan prasasti ser-ta penyerahan simbolis 2 buah kursi roda dan sembako kepada 9 orang perwakilan masyarakat. Dalam ke-sempatan tersebut diserahkan pula pakaian pemangku Pura Dalem Bungkeneng dan pakaian pemangku Pura Ibu Sari Banjar Tega serta pem-berian bantuan dana punia Pura Dalem Bungkeneng.

Irjenal meninjau pelaksanaan bakti kesehatan di Kediri.

Asops Kasal meninjau bakti kesehatan di Denpasar.

InFO

32Bakti TNI AL di sekitar pura ini

meliputi pengobatan umum kepada ratusan masyarakat setempat, ope-rasi katarak kepada 11 orang dan pembagian 425 pasang kaca mata. Di samping itu sebelumnya dilak-sanakan pula pengecoran jalan dan pemavingan halaman Pura Dalem Bungkeneng. Hadir dalam kesem-patan tersebut para perwira tinggi TNI AL asal Provinsi Bali, Kasdam Bali dan pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) kota Denpasar serta tokoh agama dan adat setempat.

Sebelumnya di tempat yang sama tepatnya tanggal 18 Juli 2017 telah dilaksanakan pula Operasi Bakti TNI AL berupa “Operasi Katarak dan Pemberian Kaca Mata Gratis”. Bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan JFF (John Fawcett Foundation) Denpasar, saat itu tidak kurang dari 800 pasang kaca mata dibagikan dan operasi katarak kepada 15 orang warga masyarakat yang kurang mampu. Sebelumnya Lanal Denpasar juga melaksanakan perbaikan Jalan Ratna Gang Gatutkaca, Kota Denpasar, pengecoran dan pemavingan ha-laman Pura Dalem Bunkeneng di Desa Pekraman Tonja, Denpasar Utara.

Bakti Sosial di Bima.Sementara itu pada tanggal 31

Agustus 2017 Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal, Laksamana Muda TNI Agus Heryana, S.E., mewakili Kepala Staf Angkatan Laut memimpin acara puncak bakti sosial TNI AL di Desa Lamere, Kecamatan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program “Sentuhan Maritim TNI AL”. Tiba di lokasi Baksos, rombongan Aspam Kasal disambut Kepala Desa Lamere Kasman H.

Ambotang dan tokoh masyarakat beserta masyarakat setempat dengan pengalungan bunga dan selempang, diiringi musik hadrah dan tarian adat, dilanjutkan dengan penyerahan paket Sembako dan alat kebersihan secara simbolis, penyerahan bing-kisan kepada anak yatim piatu ber-prestasi, pengobatan gratis dan khi-tanan massal.

Dalam sambutannya Aspam Kasal antara lain mengatakan ke-giatan Baksos TNI AL 2017 meru-pakan Baksos edisi khusus di mana dilaksanakan di tempat-tempat para pejabat teras Mabesal berpangkat bintang dua ke atas berasal. Misalnya dipilihnya Lombok karena merupakan tempat kelahiran istri Aspam Kasal. Kepada awak media Aspam Kasal juga mengatakan bahwa ke-giatan ini juga bertujuan membantu tugas pemerintah dalam mengakse-lerasi pembangunan guna mening-katkan kesejahteraan masyarakat. Keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa pembinaan potensi maritim nasional adalah tanggung jawab seluruh kom-ponen bangsa.

Pada kesempatan itu Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri dalam sambutannya antara lain meng-harapkan warga Bima khususnya Lamere yang penghidupan sehari-harinya nelayan lebih bersinergi dengan TNI AL sehingga semakin dapat menyejahterakan masyarakat. Menurutnya, kegiatan Baksos ini adalah wujud kepedulian TNI AL kepada masyarakat, sehingga warga diharapkan melanjutkan apa-apa yang telah dimulai bersama-sama TNI AL, khususnya dalam memeli-hara lingkungan.

Sementara itu, sehari sebelumnya Aspam Kasal juga telah meresmikan sebuah mushola dan sebuah rumah yang telah dibangun oleh tim bakti TNI AL di Desa Maria, Kecamatan Wawo. Adapun kegiatan lain dari bakti sosial TNI AL di Bima di antaranya bersih-bersih pantai dan penyuluhan bela negara, hukum dan kesehatan terhadap nelayan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Waaspotmar Kasal Laksma TNI Sigit Setiyana, Forkompinda Kota Bima, serta tokoh agama dan adat Lamere.©

Aspam Kasal meninjau bakti sosial di Bima, NTB.


TNI Angkatan Laut:

Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, secara de facto berdasarkan azas uti

possidetis juris, Indonesia me-warisi wilayah yang sangat luas. Terbentang dari Sabang di Pulau Sumatera sampai ke Merauke di Pulau Papua, terangkai dan terangkum dalam ribuan pulau besar dan kecil. Selain itu, le-tak Indonesia yang berada di persilangan dua samudra dan dua benua, juga mewarisi arus pelayaran internasional yang super padat. Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia yang bak kembang pengkolan

tersebut, memberikan peluang keuntungan sekaligus ancaman terutama masalah keamanan per-batasan dan konflik teritorial.

Masalah perbatasan kawasan, baik perbatasan darat Indonesia dengan tiga negara tetangga maupun perbatasan laut Indonesia dengan sepuluh negara tetangga, merupakan isu sensitif yang paling berpotensi memicu konflik. Sensitivitas masalah perbatasan diperparah dengan isu maraknya pelanggaran wila-yah oleh kapal dan pesawat udara asing pada corong-corong strategis, illegal fishing,

Oleh: M. Asri Arief

Go Ahead!•

ww

w.g

oogl

e.co

m

OPInI

34

perompakan terhadap kapal niaga di selat-selat sempit dan trafficking buruh migran serta kejahatan multi dimensional lainnya yang harus ditangani secara cerdas dan tuntas.

Area DominasiPresiden RI Ir. H. Joko

Widodo, berkomitmen bahwa tantangan ke depan perlu kerja keras untuk mencapai kehendak bersama sebagai bangsa yang besar. Saatnya untuk melanjutkan ujian sejarah yang maha berat yakni mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Seluruh komponen b angs a , har us b eker ja keras un-tu k mengemb a l i kan Indonesia sebagai negara maritim. Bangsa Indonesia sudah lama memunggungi laut, samudra, selat dan teluk. Membangun Indonesia menja-di negara maritim yang besar,

harus memiliki jiwa cakrawarti samudra. Semangat jiwa pe-laut yang berani, tak gentar mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang meng-gulung. Program pembangunan kelautan Indonesia, harus ter-cermin pada kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan.

Cakupan wilayah laut yang luas, menjadikan Indonesia di-akui secara internasional se-bagai negara maritim yang di-tetapkan dalam United Nation Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) pada tahun 1982 yang memberikan kewenangan dan memperluas wilayah laut Indonesia dengan segala kete-tapan yang mengikutinya ter-masuk perluasan terhadap hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di ZEE dan landas kontinen. Selain geopolitik, laut juga me-miliki peran geoekonomi yang sangat strategis bagi kemajuan dan kemakmuran Indonesia. Laut kita mengandung kekayaan alam yang sangat besar dan be-ragam baik berupa sum-

berdaya terbarukan (seperti per-ikanan, terumbu karang dan produk-produk bioteknologi); sumberdaya tak terbarukan (seperti minyak, timah, bauksit dan mineral lainnya); energi kelautan (seperti pasang-surut, angin dan Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) maupun jasa-jasa lingkungan kelautan untuk pariwisata bahari, trans-portasi laut dan sumber ke-ragaman hayati serta plasma nutfah. Lebih dari itu, laut juga berperan sebagai pengendali dinamika iklim global, siklus biogeokimia, penetralisir limbah dan sistem penunjang kehidupan (life supporting systems) yang menjadikan sebagian besar permukaan bumi layak dan nyaman dihuni umat manusia. Tak mengherankan, jika wila-yah laut menjelma sebagai area dominasi, disebabkan laut merupakan wilayah yang me-nyimpan sumberdaya sekaligus sebagai wilayah perebutan ke-pentingan.

Tantangan.Peran TNI

Angkatan Laut di wi-layah perairan domestik, dapat secara bebas dan mandiri me-laksanakan fungsi pengendalian

• w

ww

.goo

gle.

com

• www.google.com


dan proyeksi kekuatan laut demi penegakan kedaulatan negara di laut dalam bentuk tindakan polisionil terhadap ke-jahatan di laut (pencurian ikan, penyeludupan dan sebagainya). Pada tataran regional, posisi TNI Angkatan Laut harus ber-jibaku untuk melakukan suatu benchmarking. Apabila pena-nganan sengketa perbatasan dijadikan indikator, Indonesia belum memberikan efek penang-kalan yang sangat ampuh terkait klaim terhadap suatu wilayah. Selain itu, tantangan terberat dewasa ini adalah keberadaan cyberwarfare, karena diramalkan akan memengaruhi konsep dan pelaksanaan perang tradisional. Melalui cyber attacks, pemaksaan kehendak dapat dilaksanakan tanpa kekerasan. Bukan mustahil, survivalibilitas suatu negara kelak akan sangat bergantung pada kemampuan cyberwarfare.

Upaya mewujudkan protecting Indonesia and Indonesia interest at abroad, maka seyogyanya pem-bangunan Indonesia termasuk pengembangan kekuatan TNI Angkatan Laut harus senantiasa diproyeksikan untuk ”Go Ahead” (maju mendahului) yang diter-jemahkan sebagai pengembang-an yang selalu disesuaikan de-ngan tuntutan zaman. Misalnya menghadapi eskalasi lingkungan strategis dan “kuda liar” cyber-warfare, meski sangat tergantung pada political will pemerintah, namun tuntutan pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut patut diarahkan pada pengem-bangan kemampuan pertahanan

terkait ancaman cyberwarfare. Menyikapi tuntutan tersebut, Ke-pala Staf Angkatan Laut, Laksa-mana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., telah menegaskan bahwa pembangunan organisasi TNI Angkatan Laut ke depan antara lain pengembangan Armada, Pangkalan Marinir dan Laborato-rium Sistem Pengamanan Jaringan untuk menghadapi peperangan cyber.

Selain itu, kesinambungan dalam menjaga dan meningkat-kan kekuatan Armada Militer dalam tataran Indonesia World

Class Navy, secara simultan menjadi strategi pertahanan maritim yang lebih ofensif. Maka tak terbantahkan, TNI Angkatan Laut harus terus melaksanakan ekspedisionari, karena operasi ekspedisionari merupakan ba-gian dari proyeksi kekuatan. Konstelasi tugas TNI Angkatan Laut tidak hanya dibatasi oleh sekat geografis kedaulatan tetapi sewaktu-waktu harus mampu menjangkau di luar perairan teritorial atau di luar perairan yurisdiksi nasional.©

• w

ww

.goo

gle.

com

OPInI

36

Pemerintah Joko Widodo membuat lompatan ke-bijakan negara yang ber-

orientasi maritim yang telah dimanifestasikan dalam visi men-jadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Sebagai komponen utama pertahanan negara di laut, TNI AL dituntut menjadi aktor utama dalam me-negakkan pilar kekuatan per-tahanan maritim yang ditopang kekuatan pertahanan lainnya.

Sejarah mencatat negara atau bangsa yang mendeklarasikan dan secara konsisten meng-implementasikan kebijakan na-sionalnya yang bervisi maritim semacam ini, akhirnya tampil sebagai negara atau bangsa

yang besar. Pada akhir abad ke-17 Kerajaan Inggris Raya menggemakan semboyan British Rules the Waves yang merupakan mantra ampuh bangsa Inggris mewujudkan dirinya sebagai penguasa lautan sehingga me-miliki wilayah jajahan di berbagai penjuru dunia. Pada masa se-lanjutnya, Amerika Serikat pada awalnya mengeluarkan Doktrin Monroe 1823 yang sebenarnya bertujuan untuk menghentikan kolonialisme Eropa di benua Amerika, membuat negara ini memperkuat kekuatan lautnya untuk menghadapi kekuatan laut negara-negara kolonialis Eropa. Dengan kekuatan laut yang unggul negara ini meninggalkan Doktrin

Monroe dan beralih ke kebijakan progresif sejak tahun 1898 de-ngan semboyan Ten Thousand Miles From Tip to Tip membuat negara menjadi adi daya dunia pada abad ke-20. Kemudian pada awal abad ke-21, Amerika Serikat tetap menganut strategi maritim yang bertajuk Cooperative Stra-tegy guna mempertahankan hage-moninya di muka bumi ini. Selain Jepang yang telah terbukti menjadi negara maritim pasca Restorasi Meiji, negara Asia Timur lainnya yang berhasil mengubah jati diri bangsanya menjadi bangsa maritim adalah China yang dipicu oleh kebijakan Chain of Pearl.

Berdasarkan fakta historis, negara dengan policy yang bervisi

Tantangan Menjadi Angkatan Laut Poros Maritim Dunia

Oleh: Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si


maritim ini selalu membangun postur militer yang outward looking dengan angkatan laut yang kuat sebagai elemen utama pertahanan militernya. Penguatan angkatan laut ditujukan untuk melindungi kepentingan nasional di dan lewat laut, yang kadangkala melampaui batas-batas wilayah yurisdiksi nasionalnya. Tentunya membangun kekuatan angkatan laut dalam tataran seperti itu merupakan hasil pekerjaan ko-lektif para penyelenggara negara yang dituangkan dalam turunan doktrin Poros Maritim Dunia. Bila PMD dianggap sebagai doktrin nasional atau grand maritime strategy, maka selanjutnya di-perlukan doktrin pelaksana yang didalamnya mengandung strategi-strategi turunan hingga level taktik untuk mewujudkan angkatan laut yang kuat.

Perubahan grand strategy na-sional ini memberikan konse-kuensi pada penyesuaian postur, manajemen, dan teknologi yang

menjadi substansi seluruh doku-men turunannya. Permasalahan doktrin dan strategi ini menjadi salah satu kendala dalam pem-bangunan kekuatan angkatan laut. Untuk menjabarkan PMD sebagai grand strategy, Kemen-terian Pertahanan telah menyu-sun sebuah dokumen yang secara teoritis sebagai National Defence Strategy yaitu Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2015-2019 yang dilegalkan sebagai Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2015. Dokumen tersebut menyebutkan Pembangunan pertahanan negara untuk mewujudkan pertahanan militer dan pertahanan nirmili-ter menuju kekuatan maritim re-gional yang disegani di kawasan Asia Timur dengan prinsip defen-sif aktif dalam rangka menjamin kepentingan nasional. Demikan juga pada pemberdayaan wilayah pembangunan wilayah pertahan-an diarahkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara kepu-lauan dan negara maritim yang

mandiri, maju, kuat, dan berba-siskan kepentingan nasional.

Bila mengacu pada kebijakan tersebut tentunya kekuatan TNI AL harus memiliki kemampuan operasional hingga perairan ka-wasan Asia Pasifik (green water navy) dan bila diperlukan mampu beroperasi di Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Samudera Atlantik (blue water navy). Namun demikian dokumen yang sama belum menyebutkan secara jelas menyebutkan postur pertahanan militer yang diperlukan untuk mendukung PMD. Kebijakan tersebut masih menyebutkan pembangunan postur perta-hanan militer diarahkan pada pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF). Padahal konsep MEF dibuat berdasarkan asum-si zero enemy, thousand friends yang tentunya berbeda de-ngan implementasi PMD yang berpotensi menghadirkan an-caman oleh negara-negara yang

OPInI

38

terusik kepentingan nasional-nya. Di samping itu belum di-prediksikan apakah postur MEF tersebut memiliki efek deterence yang mampu mendukung ke-bijakan luar negeri Pemerintah dengan program PMD-nya dan belum ada kajian apakah arsitektur MEF mampu menjaga stabilitas wilayah Asia Tenggara.

Kebijakan Umum Pertahanan Negara tentunya dijabarkan dalam bentuk strategi pertahanan militer. Strategi militer ini tercantum dalam Doktrin TNI, Tri Dharma Eka Karma memang telah memuat sejumlah strategi pertahanan yang sifatnya outward looking seperti strategi penangkalan dan strategi pertahanan berlapis dengan menjadikan mandala di luar yurisdiksi nasional sebagai medan operasinya. Hal semacam ini yang biasa ditemukan dalam strategi pertahanan maritim se-cara universal. Sayangnya dok-trin ini belum direvisi sesuai visi PMD, padahal ini penting untuk menentukan kemampuan, postur, alutsista termasuk tek-nologinya, konsep operasi ter-masuk interoperabilty dan ko-

mando pengendalian yang akan dikembangkan TNI sesuai dengan strategi pertahanan yang bervisi maritim.

Berdasarkan pengalaman negara-negara yang menganut pertahanan bervisi maritim, pembangunan kekuatan dan kemampuan militer tidak hanya berlaku untuk angkatan laut, tetapi juga berimplikasi kepada angkatan udara dan angkatan darat. Sesungguhnya, visi PMD menjadikan Indonesia sekaligus menjadi negara poros dirgantara dunia. Perkembangan Lingstra global abad ke-21 menjadikan Asia sebagai pivot point, di mana perairan dan ruang udara Indonesia menjadi poros jalur utama perdagangan, sumber daya sekaligus pergerakan militer dunia. Oleh sebab itu, kebijakan PMD berimplikasi pada TNI AU yang memanggul tugas penting yaitu sebagai air cover dan terbangunnya air defence system, sebuah kemampuan yang amat dibutuhkan dalam memberikan perlindungan terhadap gerakan armada angkatan laut. Seperti halnya TNI AU, satuan-satuan

TNI AD bisa diproyeksikan tidak saja sebagai pasukan utama dalam pendaratan administrasi, namun juga dilibatkan dalam pendaratan amfibi seperti keterlibatan se-jumlah corps US Army dalam pendaratan di Normandia 1944. Tidak hanya itu keberadaan komando teritorial TNI AD yang berada di sekitar ALKI dapat digunakan untuk menjaga kawasan tersebut terutama da-lam mencegah adanya infiltrasi dari alur-alur laut itu ke pantai sekitarnya.

Keterlibatan ketiga matra terse-but tentunya bisa dilakukan dalam penyusunan kembali doktrin ang-katan yang disesuaikan dengan strategi pertahanan yang bervisi maritim. Masing-masing angkat-an mengembangkan kekuatan dan kemampuan matranya de-ngan mempertimbangkan konsep Tri Matra Terpadu dan penekan-an terhadap aspek interoperability. Konsep ini tidak hanya berada di level strategis, namun juga me-rambah pada hal-hal yang bersifat taktis dan teknis. Satuan-satuan militer Amerika Serikat (AD, AL, AU dan Marinir) menggunakan jenis kendaraan taktis yang sama, helikopter angkut yang sejenis, dan sekoci pendarat LCU/LCM yang serupa.

Permasalahan faktual yang lain adalah dukungan anggaran pertahanan yang sulit bertam-bah secara signifikan bila per-tumbuhan perekonomian nasi-onal masih dalam kisaran 5% kecuali bila Pemerintah berani meningkatkan alokasi anggaran militer secara drastis seperti pada Pemerintahan Soekarno pada

Kerja sama taktis unsur KRI dan unsur udara pada operasi pengamanan laut.

• w

ww

.goo

gle.

com


tahun 1950-1965. Saat ini alokasi anggaran pertahanan Indonesia berkisar antara 0,7% hingga 1% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Ke depan Pemerintah akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 1,5% dari PDB. Namun demikian alokasi ini masih saja berada di bawah rata-rata negara-negara Asia Tenggara yang berkisar 3,6% dari PDB.

Anggaran merupakan konse-kuensi dukungan suatu kegiatan dan manfaat. Keuntungan, efek-tivitas, atau kapabilitas, biasa-nya menjadi kriteria untuk menentukan besaran dukung-an anggaran. Pemenuhan alut-sista beserta teknologi me-mang menjadi cost signifikan untuk membangun postur per-tahanan bervisi maritim. Keter-batasan anggaran tidak akan menghentikan pembangunan kekuatan militer, namun akan berdampak pada penentuan al-ternatif postur kekuatan militer nasional yang akan dibangun. Sebagai contoh saat ini US Navy sering menggunakan format expeditionary dalam operasi mi-liternya dan membatasi gelar gugus tugas kapal induk.

Kesiapan TNI AL.

Meskipun belum ditopang dengan doktrin dan strategi pertahanan yang sesuai dengan PMD, TNI AL tetap harus mem-persiapkan penyempurnaan dok-trin, strategi, dan langkah-lang-kah sinkronisasi pembangunan kekuatan dan kemampuan matra laut. TNI AL memerlukan pe-nyempurnaan doktrin Eka Sasana

Jaya dan Strategi Pertahanan Maritim Indonesia dengan sub-stansi yang bisa menjabarkan visi PMD secara lebih jelas.

Sinkronisasi pembangunan angkatan laut dimulai dari tataran perencanaan dengan mengim-plementasikan konsep pemba-ngunan kemampuan berbasis perencanaan (capability based planning) dan menyampaikan revisi MEF yang disesuaikan dengan visi PMD pemerintah. Pencapaian sasaran MEF TNI AL Tahap I (2009-2014) yang kurang dari 70% harus ditutup dengan percepatan realisasi pengadaan alutsista terutama peralatan tem-pur yang memiliki deterrence yang tinggi dan memiliki mission capability pada MEF Tahap II (2015-2019) dan MEF Tahap III (2020-2024).

Selanjutnya dalam tataran im-plementatif yaitu melaksanakan tugas pokok secara efektif dan efisien, TNI AL melaksanakan langkah-langkah dalam aspek

force, capability, dan deployment. Aspek pertama dilakukan de-ngan penghapusan satuan kapal patroli yang selama ini dibina di dua Armada Kawasan, untuk dipindahkan ke 14 Lantamal de-ngan pertimbangan pangkalan-pangkalan tersebut selama ini menjadi ujung tombak tugas-tugas keamanan laut (cons-tabulary). Pembangunan ke-kuatan salah satunya dilakukan melalui rematerialisasi yang berupa penghapusan (dispose) dan down grade pada alutsista yang tidak sesuai lagi dengan fungsi azasinya serta peningkatan kemampuan pada alutsista yang ada dan pengadaan alutsista yang lebih modern. Sedangkan upaya deployment pembinaan salah satunya peningkatan ge-lar pangkalan yang tidak saja berfungsi sebagai 4R namun juga sebagai pangkalan aju untuk unsur-unsur operasional yang sedang melaksanakan misi operasi laut.©

Penembakan Rudal Exocet MM-40 oleh KRI Sultan Iskandar Muda - 367.

• w

ww

.goo

gle.

com

InFO

TNI Angkatan Laut meng-gelar upacara militer peringatan Hari Jadinya

yang ke-72, dengan Inspektur Upacara (Irup) Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI A. Taufiq R., Senin 11 September 2017 di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara. Hari jadi yang jatuh pada setiap tanggal 10 September itu, tahun ini mengangkat tema “Bersama Rakyat TNI Angkatan Laut Siap Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian”.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., dalam amanatnya yang dibacakan oleh Wakasal, mengatakan bahwa sejalan dengan visi poros maritim dunia pemerintah telah

menetapkan kebijakan gelar kekuatan TNI yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Kebijakan ini ditindaklanjuti dengan me-netapkan rencara penguatan ke-mampuan TNI secara terpadu di pulau-pulau terluar dan strategis yaitu Natuna, Yamdena-Selaru, Morotai, Biak dan Merauke.

Selanjutnya ditegaskan bahwa arah kebijakan pemerintah dan TNI tersebut tentunya mempengaruhi perencanaan pembangunan TNI AL. Sebagai implementasinya, diperlukan reorientasi penetapan prioritas pembangunan TNI AL, dihadapkan dengan realita sumber daya yang ada. Untuk itu kebijakan pembangunan TNI AL ke depan diarahkan untuk mencapai sasaran perencanaan strategis yaitu penajaman MEF,

dengan pendekatan perencanaan berbasis kemampuan (Capability Based Planning), pembangunan sarana dan prasarana serta bekal yang dibutuhkan untuk mendukung kesiapan operasional dan pe ningkatan profesionalitas prajurit.

Lebih lanjut disampaikan, sejalan dengan visi poros ma-ritim dunia, pemerintah telah menetapkan kebijakan gelar kekuatan TNI yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan pemerintah ini ditindaklanjuti TNI dengan menetapkan rencana penguatan kemampuan TNI se-cara terpadu di pulau-pulau ter-luar dan strategis.

Di dalam rangkaian upacara tersebut dilaksanakan pula pe-nyematan tanda kehormatan

Peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL:

40

Diperlukan Reorientasi Penetapan Prioritas Pembangunan


“Satyalancana Kesetiaan dan Satyalancana Karya Satya” kepada para Prajurit dan Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI Angkatan Laut yang berjasa luar biasa dengan menunjukkan kesetiaannya ke-pada TNI, bangsa dan negara di mana telah melakukan tugas dinas selama 8, 16, 20, dan 24 tahun. Para penerima anugerah tanda kehormatan tersebut yaitu, Kapten (Mar) Darwanto di anugerahi Satyalancana Kesetiaan 24 tahun, Serma Nav Iswanto di anugerahi Satyalancana Kesetiaan 16 tahun, Klk Keu M. Mansur dianugerahi Satyalancana Kesetiaan 8 tahun dan Pembina IV/a Fana Kartiko, S.Ag., dianugerahi Satyalancana Karya Satya 20 tahun.

Adapun yang bertindak se-bagai Komandan Upacara adalah Letkol Laut (P) Boy Yopi Hamel, M.Tr.Hanla., dengan melibatkan pasukan upacara yang terdiri dari satu unit Korsik gabungan

Mabesal, Lantamal III Jakarta dan Lanmar Jakarta, kelompok Panji TNI Angkatan Laut, 1 Kompi Perwira yang terdiri Pamen dan Pama gabungan Wilayah Barat, Yon I Gabungan terdiri atas Pomal dan Kowal Wilayah Barat, Yon II Bintara Wilayah Barat, Yon III Tamtama Wilayah Barat, Yon IV Marinir, Yon V Gabungan terdiri dari Puspenerbal dan Dislambair Wilayah Barat, Yon VI Gabungan Passusla Wilayah

Barat dan 1 Kompi Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran TNI AL.

Dalam rangkaian Upacara Hari Jadi TNI AL itu juga di-meriahkan dengan pertunjukan sosio drama perjalanan sejarah TNI AL, mulai dari berdiri pada masa perjuangan 1945 sampai dengan saat ini yang dimainkan oleh lebih dari 500 personel prajurit TNI AL, serta anggota Jalasenastri. Kemudian diakhir acara dilaksanakan parade serta defile dari pasukan TNI Angkatan Laut.Turut hadir pada upacara tersebut para mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dari masa ke masa di antaranya Laksamana TNI (Purn) Widodo Adi Sutjipto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M., para pejabat utama Mabesal, para pemimpin Kotama TNI Angkatan Laut, Kepala Dinas di lingkungan Mabesal, serta pejabat terkait lainnya.©

Sosio drama perjalanan sejarah TNI AL.

Penganugerahan tanda kehormatan oleh inspektur upacara.

wawancara

42

Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasi-

onal Indonesia (TNI), meng-amanatkan bahwa tugas TNI tidak hanya berperang untuk menegakkan kedaulatan negara, dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi juga memiliki tugas selain perang. Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 pada pasal 9 huruf e disebutkan bahwa tugas TNI AL adalah melaksanakan pemberda-yaan wilayah pertahanan laut melalui pembinaan potensi ma-ritim. Upaya ini sesungguhnya merupakan bentuk memaksimal-kan potensi yang ada pada ke-hidupan masyarakat. Lebih dari itu, cara tersebut dapat mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh bagi kepentingan pertahanan negara melalui masyarakat khususnya di kawasan pesisir. Pembinaan potensi maritim yang terus menerus diyakini akan menciptakan kondisi sosial masyarakat yang stabil dan di-namis untuk memperkuat sis-

tem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan meliputi ideologi, politik, ekonomi, so-sial budaya, pertahanan serta keamanan. Untuk mengetahui apa dan bagaimana langkah yang dilakukan, Cakrawala mewawan-carai Asisten Pembinaan Potensi Maritim (Aspotmar) Kasal Mayjen TNI (Mar) Gatot Triswanto. Berikut hasil wawancara:

Di dalam setiap operasi bakti yang dilakukan TNI Angkatan Laut kini dikenal istilah serbuan maritim, mohon penjelasan?

Di dalam kegiatan teritorial TNI dikenal adanya pembinaan teritorial yang mempunyai mak-na segala upaya pekerjaan dan tindakan yang dilaksanakan oleh TNI secara perorangan, kelompok maupun satuan me-lalui komunikasi sosial, pem-binaan ketahanan wilayah dan bakti TNI untuk membangun kemanunggalan TNI dengan rakyat dan pemberdayaan wi-layah pertahanan secara dini dalam rangka mewujudkan

ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh. Sebagai bagian dari TNI, TNI Angkatan Laut melaksanakan fungsi pembinaan teritorial dalam bentuk pem-binaan potensi maritim. Imple-mentasi dari pembinaan potensi maritim tersebut TNI Angkatan Laut mengenal adanya kegiatan serbuan maritim atau saat ini sesuai dengan petunjuk Kasal dikenal dengan kegiatan Sen-tuhan Maritim. Sentuhan Ma-ritim dalam perspektif TNI Angkatan Laut adalah kegiatan

Sentuhan Maritim Langsung Dirasakan Masyarakat Pesisir

Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Gatot Triswanto


yang mengerahkan segala daya dan upaya untuk melaksanakan pembinaan potensi maritim se-cara serentak ke semua lini ke-hidupan masyarakat dengan berbagai kegiatan nyata yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat dan masyarakat maritim. Sentuhan Maritim merupakan implementasi dari kegiatan pem-binaan potensi maritim yang diharapkan akan mampu men-ciptakan kondisi sosial masyarakat yang siap untuk berperan aktif dalam sistem pertahanan negara.

Sebagai organisasi baru, Spot-mar dituntut untuk segera mungkin merealisasikan pro-gram-programnya. Bagaimana-kah upaya yang telah dilakukan serta kendala yang dihadapi. Mohon dijelaskan?

Spotmar dibentuk berdasarkan peraturan Kasal Nomor 12 Tahun 2016 tanggal 9 Agustus 2016. Se-bagai organisasi baru Spotmar mempunyai tugas membantu Kasal merumuskan kebijakan di bidang pemberdayaan wilayah pertahanan laut atau kegiatan teritorial TNI Angkatan Laut. Untuk melaksanakan tugas ter-sebut Spotmar telah melakukan berbagai upaya antara lain yang bersifat ke dalam sebagai prioritas adalah penyempurnaan organisasi yaitu pemenuhan personel sesuai DSP, penyusunan berbagai piranti lunak pendukung serta pemenuh-an fasilitas penunjang kantor

dan kendaraan dinas. Sedangkan yang bersifat keluar upaya yang dilakukan antara lain sosialisasi visi, misi dan Tupoksi Spotmar, melaksanakan program sentuhan maritim yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan bakti TNI AL di beberapa daerah, melaksanakan kegiatan Kasal Cup olah raga perairan untuk menumbuhkem-bangkan kembali budaya maritim bangsa, melaksanakan kegiatan komunikasi sosial dengan peme-rintah dalam bentuk koordinasi dengan instansi kemaritiman se-perti KKP, Kemenko Maritim dan organisasi kemasyarakatan lain-nya. Ke depan sebagai prioritas adalah pengembangan organisasi Spotmar sampai dengan tingkat Kotama dan Lantamal, pening-katan kemampuan personel Spot-mar melalui kegiatan penataran (Tarpuanpotmar), kursus Dawil-hanla sampai dengan penyiapan konsep pendidikan tingkat Bin-tara dan Perwira bidang Potmar atau teritorial sebagai jenjang pendidikan pengembangan.

Tentu saja sebagai organisasi yang baru dibentuk Spotmar masih menghadapi beberapa kendala antara lain pemenuhan DSP masih sekitar 51%, masih diperlukan pemenuhan piranti lunak yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan serta masih terbatasnya anggaran untuk mendukung ke-giatan. Namun secara bertahap Spotmar terus melaksanakan

pembenahan berdasarkan skala prioritas dengan tetap berorientasi pada pelaksanaan tugas pokok serta fungsinya.

Pembentukan organisasi baru Spotmar di tingkat Mabesal me-ngandung implikasi ketingkat Kotama maupun pada tingkat satuan pelaksana. Sudah sejauh manakah upaya penyesuaian organisasi pada tingkatan ter-sebut, adakah kendala yang dihadapi. Mohon dijelaskan?

Sebagai konsekuensi logis bahwa pembentukan Spotmar di tingkat Mabesal harus diikuti dengan pembentukan Spotmar di tingkat Kotama dan Lantamal. Hal ini bertujuan untuk mem-permudah rantai kebijakan pim-pinan TNI AL agar sampai pada satuan komando kewilayahan terkecil yaitu Posal. Sesuai de-ngan doktrin teritorial TNI dise-butkan bahwa sebagai subyek dari kegiatan teritorial adalah satuan komando kewilayahan (Satkowil) dan satuan non komando kewi-layahan (Sat Nonkowil). Sehingga pengembangan organisasi Spot-mar ini juga akan dibentuk pada Satkowil (Koarmada, Lantamal) dan Sat Nonkowil (Kolinlamil, Kormar dan Pushidrosal). Untuk saat ini kemajuan pembentukan Spotmar Kotama dan Lantamal telah dipaparkan kepada Kasum TNI dan tinggal menunggu pe-ngesahan Panglima TNI.

wawancara

44

Sebagai negara maritim dengan dua pertiga wilayah berupa lautan, Spotmar beserta jajaran di bawahnya tentunya menjadi garda terdepan dalam hal pembinaan potensi maritim di Indonesia, bagaimanakah upaya yang dilakukan Spotmar berkaitan dengan hal tersebut?

Pembinaan potensi maritim diarahkan pada penyiapan dan pembinaan segala potensi maritim agar terwujud ketahanan wilayah dalam rangka membentuk RAK Juang yang tangguh bagi ke-pentingan pertahanan negara. Binpotmar dilaksanakan secara terus menerus, sepanjang waktu oleh seluruh satuan TNI AL baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa lainnya. Kegiatan Binpotmar harus di-laksanakan secara efektif dan dirasakan manfaatnya secara nyata serta menyentuh di semua lini kehidupan masyarakat da-lam rangka merebut hati dan pikiran rakyat, mencintai dan dicintai rakyat sehingga terwujud kemanunggalan TNI AL dengan

rakyat. Dalam hal Binpotmar, Spotmar telah melakukan lang-kah-langkah nyata antara lain menyusun beberapa piranti lu-nak sebagai panduan kegiatan Binpotmar, menyelenggarakan kegiatan fisik dalam bentuk Sentuhan Maritim di Bandung, Sukabumi, Purwakarta, Sinabung, Indramayu, Kediri, Banten, Bali, Bima dan NTB. Dalam kegiatan non fisik Spotmar me-laksanakan Rakornis Potmar, pembekalan di Satkowil dan Satnonkowil jajaran TNI AL, pembinaan olah raga perairan, koordinasi dengan instansi ke-maritiman serta pembinaan ke-pramukaan Saka Bahari melalui Pelantara, menjalin komunikasi dengan berbagai instansi dan organisasi kemasyarakatan untuk menggalakkan berbagai kegiatan yang berorientasi pada cinta laut. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga se-

bagian besar berupa lautan, dengan demikian nelayan dan masyarakat pesisir me-nempati posisi penting se-bagai masyarakat binaan da-lam rangka melaksanakan pemberdayaan wilayah perta-hanan laut. Upaya-upaya apa yang dilaksanakan Spotmar dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Mohon dijelaskan?

Sesuai dengan kebijakan pe-merintah yang menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia pada pilar kelima yaitu membangun kekuatan pertahanan maritim yang bermakna me-nempatkan sektor maritim pada kekuatan utama pertahanan. Pada sistem pertahanan negara semesta melibatkan peranan seluruh kom-ponen masyarakat termasuk pe-ranan masyarakat pesisir. Peranan masyarakat pesisir akan sangat terasa pada daerah-daerah yang berbatasan laut dengan negara tetangga. Masyarakat pesisir di daerah-daerah perbatasan tersebut merupakan garda terdepan pertahanan yang memiliki efek penangkalan. Keberadaan masyarakat pesisir yang setia kepada NKRI me-nandai penguasaan wilayah teritorial NKRI, sehingga per-lu adanya perhatian khusus terhadap masyarakat pesisir dan dilaksanakan pembinaan dalam bentuk kegiatan fisik melalui bakti TNI AL dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masya-rakat serta kegiatan non fisik melalui komunikasi sosial dengan sasaran menumbuhkan semangat bela negara dan cinta tanah air.

Kepedulian TNI AL dalam mencegah kerusakan lingkungan.


Upaya-upaya yang dilaksanakan antara lain bedah desa pesisir di Lampung dan Banten dengan sasaran fisik yaitu renovasi rumah nelayan, Mushola, normalisasi saluran air, pembuatan sumur bor, dan beberapa kegiatan lain. Selain kegiatan tersebut juga dilakukan kegiatan non fisik berupa bakti kesehatan, di antaranya pengo-batan umum, operasi katarak, pengobatan gigi, sunatan massal, penyerahan bantuan sembako dan pembinaan pramuka.

Banyak permasalahan yang berhubungan dengan masya-rakat pesisir/nelayan seperti pelarangan jaring cantrang dan saling klaim area penangkapan ikan. Sampai sejauh manakah peran Spotmar dalam mem-bantu meredam berbagai per-masalahan tersebut?

Salah satu obyek dalam pem-binaan potensi maritim ada-lah terciptanya kondisi sosial masyarakat yang stabil dan di-namis untuk memperkuat sis-tem pertahanan negara yang mampu menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tan-tangan meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Dalam mewujudkan kondisi sosial yang dinamis tersebut Spotmar berperan melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat pesisir melalui berbagai kegiatan komunikasi sosial berupa pe-nyuluhan, ceramah, sosialisasi peraturan-peraturan pemerintah. Dalam hal ini Spotmar ber-koordinasi dengan instansi-

instansi pembuat kebijakan terkait dengan peraturan yang diberlakukan serta memfasilitasi untuk menampung permasalahan-permasalahan masyarakat pesisir serta mengkoordinasikan dengan pemerintah untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada.

Apa harapan Spotmar ke depan utamanya berkaitan dengan ke-bijakan pemerintah yang me-nempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Mohon dijelaskan?

Kebijakan pemerintah yang menempatkan Indonesia seba-gai poros maritim dunia ber-kaitan dengan letak geografis Indonesia adalah kebijakan yang tepat. Dari sudut pandang perekonomian tentu saja hal ini sangat menguntungkan karena dengan posisi geografis demikian akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan bidang kemaritiman dalam rangka

peningkatan kesejahteraan rak-yat. Dari sudut pandang perta-hanan, pemerintah mempunyai peluang untuk mengembangkan kekuatan maritim Indonesia dan mengidentifikasikan sumber-sumber instrumen penting ke-kuatan maritim, yaitu kondisi geografis, luas wilayah, jumlah penduduk, ilmu pengetahuan dan teknologi, karakter bangsa maritim dan karakter pemerintah. Seluruh sumber instrumen ini, haruslah dilaksanakan dengan suatu pendekatan yang menye-luruh demi terbentuknya ke-kuatan maritim Indonesia yang memandang laut sebagai kekuatan utama pertahanan. Kita semua berharap bahwa melalui kebijakan pimpinan ini, TNI AL khususnya Spotmar dapat menjadi penjuru dan berperan secara nyata dalam menyiapkan berbagai perangkat guna mendukung kebijakan Kasal dalam bidang pemberdayaan wi-layah pertahanan laut. ©

Pramuka Saka Bahari generasi maritim.

TOPIK uTama

46

KRI Bima Suci yang me-rupakan kapal layar latih pengganti kapal legen-

daris KRI Dewaruci diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. Peresmian tersebut sekaligus menandai masuknya KRI Bima Suci ke dalam jajaran TNI AL sebagai Kapal Layar Latih Akademi Angkatan Laut (AAL).

Rangakaian acara tersebut, dilaksanakan di Dermaga Vigo, Spanyol, Selasa 12 September 2017 diawali dengan laporan kesiapan oleh Dansatgas Yekda Kapal Layar Latih Laksamana Pertama TNI Sutarmono, M. Si. Han., kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan be ri ta acara serah terima, serta pembe-

rian nama dan penandatanganan prasasti KRI Bima Suci oleh Ke-tua Umum Jalasenastri Ny. En-dah Ade Supandi. Sebagai puncak acara peresmian, dilaksanakan upacara kemiliteran di Dermaga Vigo, dengan irup Kasal, yang secara simbolis melaksanakan penekanan sirine sebagai tan-da peresmian dan berkibarnya bendera Merah Putih di kapal tersebut. Dalam kesempatan itu pula, Kasal me ngukuhkan Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji sebagai komandan pertama KRI Bima Suci, sekaligus meru-pakan Komandan Satgas Penye-berangan dan KJK 2017 yang akan membawa kapal generasi penerus KRI Dewa Ruci ini tiba di tanah air.

Adapun spesifikasi teknis kapal ini, memiliki panjang 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas. Kapal kelas Bark (Barque) tiga tiang itu memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digitalnya.

Direncanakan tanggal 18 September mendatang, kapal ini akan langsung melaksanakan tugas pertamanya yakni operasi

KRI Bima Suci Masuk Jajaran TNI AL


penyeberangan dengan berlayar dari Spanyol menuju tanah air, sekaligus melaksanakan pela-yaran Kartika Jala Krida (KJK) 2017, bersama dengan 119 Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut tingkat III Angkatan 64. KJK merupakan pelayaran muhibah ke luar negeri sekaligus latihan dan praktik (Lattek) bagi Taruna AAL dengan menggunakan kapal latih Taruna, dan diharapkan KRI Bima Suci akan tiba di Surabaya pada tanggal 24 November 2017.

Hadir mendampingi Kasal da-lam acara tersebut para pejabat TNI AL antara lain, Asisten Operasi Kasal Laksamana Muda TNI INGN Ary Atmaja, Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, S.Pi., M.A.P.,

Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Gubernur Akademi Angkatan

Laut Laksamana Muda TNI Wuspo Lukito, S.E., M.M., serta pejabat terkait lainnya.©

Prosesi tradisi pemecahan kendi untuk keselamatan pelayaran.

Pengukuhan Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji sebagai komandan pertama KRI Bima Suci.

Starting Bengkulu Triathlon 2017di Atas Kapal Perang

Suasana kemeriahan me-warnai Pantai Tapak Padri hingga pantai Panjang kota

Bengkulu. Ribuan masyarakat dari berbagai daerah dan turis dari mancanegara memadati kawasan wisata bahari ini untuk menyaksikan perhelatan akbar beskala internasional yang baru pertama kali digelar di “Kota Bunga Raflesia” Bengkulu, yaitu “Bengkulu Triathlon 2017”.

Pada pelaksanaan Bengkulu Triathlon 2017, yang diseleng-garakan pada tanggal 22 Juli 2017, ada yang menarik dan unik bagi para peserta, karena pada

even kali ini melibatkan unsur Alutsista TNI AL yaitu KRI Banda Aceh-593 yang lego jangkar di Samudra Hindia sebagai start lomba dan baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Namun disinilah daya tariknya, pelibatan KRI Banda Aceh-593 mampu memberikan semangat para atlet bahkan menjadi ke-banggaan tersendiri bagi para atlet dalam melewati setiap etape dan rute perlombaan. Para atlet harus bertarung melawan deras dan ganasnya gelombang Samudra Hindia sepanjang 1,5 kilometer untuk mencapai bibir

pantai untuk melewati etape selanjutnya.

Bengkulu Triathlon 2017 diikuti 167 peserta dari TNI dan Polri, peserta umum dari seluruh Indonesia serta peserta mancanegara. Lomba terbagi menjadi 3 kategori yaitu Individual dan Relay Standard Distance (1,5K Swim, 40K Bike, 10K Run) dan Sprint Distance (750M Swim, 20K Bike, 5K Run), dengan titik start buritan KRI Banda Aceh 593 menuju pantai Tapak Paderi dilanjutkan bersepeda menyusuri pusat kota Bengkulu dan diakhiri lari

InFO

48


marathon dengan finish di pantai Panjang kota Bengkulu.

Bengkulu Triathlon 2017 merupakan rangkaian kegiatan HUT Lanal Bengkulu, HUT Bank Bengkulu, HUT Harian Bengkulu Ekspres (Jawa Pos Group) dan Diesnatalis Universitas Bengkulu sebagai bentuk persembahan kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat Bengkulu untuk memperkenalkan olah raga Triathlon dan sekaligus mencari bibit atlet yang potensial, serta yang tidak kalah pentingnya sebagai ajang promosi wisata bahari maupun situs bersejarah yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Selain itu even ini juga sebagai bentuk pembinaan potensi maritim yang menjadi salah satu tugas Lanal Bengkulu.

Dalam pelaksanaan lomba ini panitia memberikan sajian pemandangan dan keindahan alam sepanjang rute yang di-laluinya seperti keindahan ba-wah laut, pantai, bukit, kota dan melewati beberapa tempat bersejarah di kota Bengkulu,

diharapkan dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi peserta lokal maupun inter-nasional.

Menurut Komandan Lanal Bengkulu even Bengkulu Tria-thlon 2017 yang baru perta-ma kali diselenggarakan di Provinsi Bengkulu, hasilnya sangat membanggakan. Hal ini dapat dilihat dari partisipan peserta lomba yang datang dari mancanegara yaitu Amerika, German, Perancis, Portugal, Turki, Inggris dan para atlet

nasional yang sudah terkenal seperti Andy Wibowo asal Bali, dan Richard Sambera yang pernah menjadi atlet renang Indonesia di kancah internasional. Tidak ketinggalan para atlet dari TNI dan Polri antara lain TNI AL yaitu Korps Marinir diwakili oleh Denjaka, Intai Amfibi dan Kopaska, Atlet dari TNI AD dari satuan Raider Jakarta, Detasemen Brimob Polda Bengkulu juga ikut berpartisipasi dalam mengikuti perlombaan ini. Diharapkan melalui kegiatan ini mampu mendongkrak semangat para pemuda Bengkulu untuk meningkatkan prestasi bidang olah raga sekaligus mengenalkan Bengkulu sebagai Destinasi wi-sata Bahari.

Hasil pelaksanaan Bengkulu Triathlon 2017 terbagi dalam tiga kategori lomba, antara lain:

1. SPRINT DISTANCE a. Top 5 WOMEN

- Sarah Virginia Vosteira (Portugal)

Peserta Triathlon selesai melaksanakan sesi bersepeda.

Peserta Triathlon selesai melaksanakan sesi renang.

InFO

50

- Kathriana Mella (Jakarta)- Kelly Tandiono (Jakarta)- Qoriah Jalildanur (Lombok)

b. Top 5 MEN- Fauzy Fannyla- Seta Indiapratama- Hari Rohman

- Muhamad Taufik- Lourenzho Adetya Sinaga

2. STANDART DISTANCEa. Top 5 WOMEN

- Isabela Boyer Moulin (Perancis)- Inge Prasetyo (Jakarta)- Helen Susanto- Aidy Halimanjaya- Binbin Mariana

b. Top 5 MEN- Andi Wibowo (Bali)- Yan Bahtiar- Roni Satria Putra- Dedi Pristoko – (Pasmar I)- Roy Wijaya

3. STANDART RELAY (Time 2-3 Orang)

- FTI Sumsel- Pasmar 1 Jakarta- Satkopaska. © Redaksi

Pemenang putri. Pemenang putra.

Juara Putri kategori Sprint Distance.


Dalam rangka menyambut HUT ke-71 Jalasenastri yang jatuh pada

tanggal 27 Agustus, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi beserta Ibu-ibu Jalasenastri wilayah Jakarta, Semarang, Surabaya serta Ibu-ibu Dharma Pertiwi Surabaya melaksanakan pelayaran bakti sosial menggunakan KRI dr. Suharso-990. Kapal perang de-ngan Komandan Letkol Laut (P) Ari Krisdiyanto itu menempuh pelayaran selama 4 hari, dari tanggal 11 hingga 14 Agustus

2017 dengan menempuh rute Jakarta - Semarang - Surabaya.

Sementara itu saat kapal ter-sebut berlabuh di Semarang, Sabtu 12 Agustus 2017, Ibu-ibu Jalasenastri langsung mengge-lar bakti sosial di Desa Tambak Lorok Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan bakti sosial Jalasenastri yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut itu diawali de-ngan penanaman pohon Mang-rove sebanyak 1500 pohon di Desa Mangka, dilanjutkan ke-giatan bakti sosial di antaranya pengobatan umum dan khitan,

renovasi ruang baca SD Islam Taqwiyatul Wathon, penyuluhan dan pemeriksaan gigi, serta be-dah rumah tidak layak huni.

Dalam amanatnya Ketua Umum Jalasenastri mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud perhatian dan kasih sa-yang kepada masyarakat pesisir Desa Tambak Lorok Semarang. “Semarang adalah tempat ke-lahiran saya, momentum ini sudah saya rencanakan dari tahun lalu, untuk melaksanakan bakti sosial bersama seluruh Istri-Istri TNI Angkatan Laut dengan

Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi saat kegiatan baksos kesehatan Jalasenastri.

Bakti Sosial Jalasenastridi Hari Ulang Tahunnya

InFO

52berpartisipasi melaksanakan ke-giatan kemasyarakatan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anak bangsa”.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Walikota Semarang Hen-drar Prihadi, S.E., M.M., Wakil Walikota Semarang Hevearita

Gunaryanti Rahayu, Ketua Per-sit Kartika Candra Kirana (KCK) Daerah IV Diponegoro Ny. Dewi Tatang Sulaeman, Aspotmar Kasal Brigjen TNI (Mar) Gatot Triswanto, Kadispotmar Mabesal Brigjen TNI (Mar) I Ketut Suarya, Danlanal Semarang Kolonel Laut (P) Hanarko Djodi Pamungkas.

Selanjutnya pada tanggal 14 Agustus 2017 bakti sosial Jalasenastri digelar pula di Surabaya dan dibuka secara langsung oleh Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nenny Gatot Nurmantyo yang didampingi Ketua Umum Jalasenastri serta seluruh anggota Jalasenastri Wilayah Jakarta dan Surabaya serta Pengurus Pusat Dharma Pertiwi, bertempat di Lapangan III Rumah Dinas TNI AL Rumah Sangat Sederhana (RRS) Bulak Banteng, Wonosari, Surabaya.

Dalam amanatnya Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nenny Gatot Nurmantyo, istri Panglima TNI itu mengatakan bahwa, dirinya merasa bangga dan sekaligus memberikan apresiasi dengan adanya kegiatan ini. “Saya bangga dan memberikan apresiasi kepada jajaran TNI AL dan Jalasenastri, karena memiliki kepedulian sosial yang tinggi kepada masyarakat khususnya di rumah dinas TNI AL RRS Bulak Banteng, Wonosari ini”, ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum Jalasenastri menga-takan, melalui kegiatan bakti so-sial ini, diharapkan akan mening-katkan semangat kesatuan dan persatuan yang kokoh, kepedu-lian yang besar di antara TNI AL, Jalasenastri dan masyarakat. “Bakti sosial ini tidak akan ber-jalan lancar dan sukses tanpa adanya kerja sama dan bantuan semua pihak, Saya selaku Ketua Umum mengucapkan terima ka-sih atas segala bantuannya kepada Pangarmatim, Lantamal V, Dis-Menjaga kelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove.


potmar, rekan-rekan Lion Club, Nestle, BNI 46 serta Pundi Amal SCTV”, ungkap Ny. Endah Ade Supandi.

Pada kegiatan bakti sosial kali ini telah melayani sebanyak 1.300 pasien pengobatan gratis, yang terdiri dari 577 pasien pengobatan umum, 535 pasien donor darah, 67 pasien khitanan, 30 pasien bedah minor, 57 pasien KB (pemasangan implan), 150 pasien pemeriksaan laboratorium, 575 pasien pemeriksaan dan pe-nyuluhan gigi, 119 pasien refraksi mata, 96 pasien pelayanan kesehatan gigi umum, 150 pa-sien pemeriksaan telinga dan pengobatan akupuntur/refleksi.

Selain melaksanakan peng-obatan gratis dalam kesempatan

ini juga, Ketua Umum Dharma Pertiwi yang didampingi Ketua Umum Jalasenastri memberikan bantuan 20 kursi roda, 20 alat bantu dengar kepada keluarga besar TNI AL, pemberian bing-kisan sembako pada masyarakat yang membutuhkan, bantuan alat-alat sekolah dan obat-obatan, pemberian santunan bagi 575 anak yatim, pemberian kipas angin kepada SDN 13,14,15 Ujung dan SD Hang Tuah 3 dan 12 Ujung, penyerahan santunan duka kepada 267 Warakawuri Keluarga TNI AL dan penyerahan perawatan jenazah dari Mabesal kepada 106 keluarga Prajurit TNI AL. Kemudian untuk menambah kemeriahan acara, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan demo cuci tangan dan sikat gigi yang

dilaksanakan siswa siswi SDN 13, 14, 15 Ujung serta SD Hang Tuah 3 dan 12 Ujung.

Turut hadir pada kegiatan tersebut di antaranya Ketua Umum Persit Kartika Candra Kirana Ny. Sita Mulyono, Ketua Umum Pia Ardhya Garini Ny. Nanny Hadi Tjahjanto, Wakil Ketua Umum Jalasenastri Ny. Ina A. Taufiquerrohman, Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Aspotmar Kasal Brigjen TNI (Mar) Gatot Triswanto, Kadiskesal Laksamana Pertama TNI drg. R.A Nora Lelyana, MH.Kes., serta pejabat terkait lainnya. ©

Ketua Umum Dharma Pertiwi didampingi Ketua Umum Jalasenastri meninjau baksos kesehatan.

InFO

54

Perhelatan yang digelar oleh istri prajurit TNI Angkat-an Laut yang menampil-

kan karya seni dan kreativitas keluarga besar Jalasenastri terli-hat semarak mengisi ruang Balai Samudra dengan berderet stand booth berhiaskan warna warni ditimpa ornamen dari berbagai daerah ini bertajuk “Jala Fair 2017“.

Kegiatan dalam rangka mem-peringati HUT ke-71 Jalasenastri tahun 2017 yang jatuh pada 27 Agustus lalu, digelar selama dua hari mulai tanggal 29 s.d. 30 Agustus 2017.

Jala Fair 2017 dibuka oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi beserta Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., selaku Pembina Utama Jalasenastri, di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara.

Sebanyak 65 stand, meme-riahkan “Jala Fair” yang meru-pakan hasil kreativitas para ang-gota Jalasenastri dari berbagai Satuan Angkatan Laut, baik dari Mabesal, Komando Utama Ang-katan Laut, hingga Lantamal I s.d. XIV. Terselenggaranya Jala

Fair ini juga merupakan kola-borasi antara anggota Jalasenas-tri yang aktif dengan Jalasenastri yang telah Purna Bakti, Anggota Kowal, Siswa-Siswi Hang Tuah, Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI Pragati Wira Anggini (IKKT PWA), Dharma Pertiwi, Persit Kartika Chandra Kirana (KCK), Pia Ardhya Garini, serta Persatu-an Istri Purnawirawan Angkatan Laut (PIPAL).

Dalam sambutannya Ketua Umum Jalasenastri mengatakan bahwa tujuh puluh satu tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Jalasenastri untuk selalu

Semarak Jala Fair 2017

Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi didampingi Kasal selaku Pembina Utama membuka Jala Fair 2017.


berkiprah dan berkarya hingga saat ini. “Saya mengajak kepada keluarga besar Jalasenastri untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai kebersamaan keluarga, menanamkan rasa saling asih dan berpikiran positif dalam me-ningkatkan kinerja organisasi yang sejalan dengan kemajuan jaman, dan bermanfaat baik bagi keluarga TNI AL maupun masyarakat”, ungkap Ny. Endah Ade Supandi.

Senada dengan hal tersebut, Kasal, selaku Pembina Utama organisasi ini juga mengatakan bahwa, Jalasenastri telah menun-jukkan eksistensinya selama 71 tahun, di usianya saat ini banyak prestasi yang telah diberikan ke-pada keluarga besar TNI AL dan masyarakat. “Jalasenastri harus terus maju, Dirgahayu Jalasenas-tri, sukses ke depannya dan lebih mandiri”, tandas Kasal.

Pada peringatan HUT ke-71 Jalasenastri tahun 2017 meng-angkat tema, “Jalasenastri Ber-tekad Meningkatkan Kualitas Keluarga Prajurit Yang Kreatif, Guna Mendukung Terwujudnya TNI Angkatan Laut yang Hebat, Kuat, Profesional dan Dicintai Rakyat”. Dalam acara puncak peringatan HUT Jalasenastri tahun ini, diawali dengan pe-luncuran dan pemberian buku “71 Tahun Jalasenastri, Selalu Ada Cinta Untuk Jalasenastri” kepada para Ketua Umum Jalasenastri dari masa ke masa, dilanjutkan dengan pemberian tanda peng-hargaan kepada Pengurus Jala-senastri terlama, serta prosesi pe-

motongan tumpeng oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi.

Sebelumnya Jalasenastri juga telah melaksanakan kegiatan yang menjadi rangkaian HUT nya. Kegiatan tersebut antara lain Pemeriksaan Iva dan Memografi di RSAL dr. Mintohardjo, Lomba Rumah Sehat Bakor Jakarta - Surabaya - Korcab I s.d. XIV, kunjungan kerja ke Solo dan Yogyakarta, pemilihan wanita inspiratif Jalasenastri tahun 2017, tatap muka Pembina Utama dengan anggota Jalasenastri serta Kowal dan ASN putri, silaturahmi dan olahraga bersama dengan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum dari masa ke masa, lomba kolintang serta lomba tari tunggal dan lomba menghias kue tart susun oleh Bakor Jalasenastri Jakarta di Auditorium Mabesal yang

juga dilaksanakan oleh Bakor Jalasenastri Surabaya di Gedung PTA Armada Timur, ziarah ke Taman Makam Pahlawan 10 Nopember Surabaya, ceramah ekonomi di Auditorium Mabesal, hingga pelaksanaan bakti sosial pada pertengahan Agustus lalu di Semarang-Surabaya on board di KRI dr. Soeharso-990.

Selain menyelenggarakan Jala Fair, dalam acara Puncak HUT Jalasnestri ini, juga dimeriahkan dengan pertunjukan Tari Padang, penampilan Kolintang Jala Gita, Paduan Suara PIPAL, tarian Makassar, puisi anak-anak Hang Tuah, tarian bali, kolintang PINKAN, campur sari Tirto Gumelar, penampilan Pembina Utama Jalasenastri berkolaborasi dengan Didi Kempot dan Endah Laras, serta penampilan dari Ibu-Ibu Jalasenastri.©

Stand pameran pada Jala Fair 2017.

InFO

56

TNI Angkatan Laut me-resmikan Alutsista baru buatan anak bangsa, Kapal

Perang berjenis PC-40 yang di produksi oleh PT. Caputra Mitra Sejati Banten diberi nama KRI Kurau-856. Pada kesempatan itu, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. secara langsung memimpin jalannya upacara serah terima, upacara peresmian, serta pengukuhan KRI Kurau-856, di Dermaga

Sunda Kelapa, Batavia, Marina Ancol, Jakarta Utara, Kamis 6 Juli 2017.

Keberadaan KRI Kurau-856 di jajaran Armada TNI AL memperkuat Satuan Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Pada kesempatan ini juga, Kasal melantik serta mengukuhkan Mayor Laut (P) Avissema Herlambang sebagai Komandan KRI yang pertama.

Dalam sambutannya, saat memimpin kegiatan itu Kasal berharap, agar Komandan be-serta seluruh Prajurit KRI Kurau-856, untuk menumbuhkan kebanggaan sekaligus bersyukur karena telah terpilih menjadi pengawak pertama kapal ter-sebut.

“Negara dan bangsa telah mempercayakan kepada kalian untuk memelihara dan meng-operasikan KRI ini sesuai dengan fungsi asasi. Oleh karena itu, saya

KRI Kurau-856Perkuat Patroli Koarmabar


instruksikan untuk merawat dan mengoperasikan KRI ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Laut yang semakin kompleks.

Kapal Patroli Cepat ini me-miliki mesin utama 3 x 1800 HP dengan putaran mesin 2300 RPM, serta kecepatan maksimum mencapai 24 Knot. Kapal ini juga memiliki ke-cepatan jelajah sampai 18 Knot dengan daya jangkau 1.632

Nautical Mile (setara 3.022 km). Berbobot kurang lebih 200 Ton, mampu memuat kapasitas bahan bakar hingga 70.000 liter. Selain itu KRI Kurau-856 memiliki panjang (Loa) 44,95 meter, lebar 7,90 meter dan tinggi tengah kapal 4,25 meter. Berdasarkan spesifikasi teknis kapal patroli cepat ini dilengkapi kanon Oto Melara laras tunggal kaliber 30 mm.

Penamaan “Kurau” oleh TNI AL, diambil dari nama ikan berukuran sedang yang hidup berkoloni di perairan yang jernih dan mempunyai kemampuan berenang di laut bergelombang cukup tinggi, yang tentunya memberi makna mendalam sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal patroli yang mampu bermanuver secara

cepat. KRI Kurau–856 meru-pakan pengadaan Kapal Patroli Cepat 40 Meter ke-16 dari ren-cana pemenuhan sebanyak 42 unit untuk diproyeksikan ke 14 Lantamal TNI AL

Bagi TNI AL, pembangunan Kapal PC-40 meter ini merupa-kan manifestasi penting dari ke-bijakan dasar pembangunan TNI Angkatan Laut menuju kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) yang telah ditetapkan, sekaligus meru-pakan salah satu solusi konkret bagi komite kebijakan industri pertahanan dalam mengurangi ketergantungan dari negara lain terkait dengan pengadaan alut-sista TNI AL di masa yang akan datang.©

Kasal meninjau anjungan KRI Kurau-856.

Payung Fantasiuntuk Persahabatan

Itulah sepenggal bait indah ciptaan komponis legendaris Indonesia Ismail Marzuki

yang dinyanyikan dengan sangat apik oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. pada jamuan makan malam kehormatan bagi para delegasi IMSS 2017.

Gelaran akbar International Maritime Security Symposium (IMSS) 2017 yang dilaksanakan di Hotel Inaya Putri Bali telah berlalu, namun menyisakan ke-nangan indah bagi para delegasi yang akan selalu dikenang, sejenak mereka mampu me-lepaskan perbedaan dan me-nyatu dalam suasana penuh persahabatan sambil sesekali

diselingi pembicaraan ringan yang sangat cair.

Ada momen menarik dan menyita perhatian para delegasi saat orang nomor satu di jajaran angkatan laut menjamu delegasi dari 43 negara peserta pada acara Jamuan Makan Malam. Dengan balutan busana batik khas Indonesia yang sangat apik dan serasi Kasal bersama Ny. Endah Ade Supandi tampil menghibur tamu undangan membawakan lagu “Payung Fantasi” yang pernah dipopulerkan oleh Bing Slamet pada era 70-an. Suasana panggung yang nampak asri dengan sentuhan nuansa etnik yang sangat kental ditambah sekumpulan penari payung yang

melenggok dengan anggun, menjadikan penampilan orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Laut ini mampu mem-berikan kehangatan suasana malam itu.

Suasana penuh persahabatan betul-betul sangat dirasakan oleh seluruh delegasi yang hadir memenuhi Ballroom Hotel. Balutan busana yang dikenakan Kasal dipadu dengan tampilan penari dengan busana etnik betul-betul mewakili Keragaman budaya Indonesia dengan ber-bagai keindahannya serasa me-mukau tamu undangan. Sayup-sayup alunan lagu “Payung Fantasi“ dibawakan dengan sangat melankolis menyita

Lenggang mengorak menarik hati serentak hey... hey... siapa dia…Wajah sembunyi di balik payung fantasi hey... hey… siapa dia…

Siapa gerangan dinda…bidadari dari surga, ataukah burung kenari pembawa harapan pelipur hati….....

58InFO

perhatian para delegasi yang larut dalam suasana penuh per-sahabatan. Berlalunya waktu se-iring dengan berakhirnya rang-kaian jamuan makan malam terasa masih belum cukup untuk mengakhiri, perasaan senang, haru dan bahagia serta kemasan acara yang penuh keramahan menjadi kenangan dan cerita menarik sebagai kado istimewa untuk dibawa pulang ke negara masing-masing.

Tidak terasa sudah satu bulan Gelaran IMSS 2017 berlalu. Namun ada yang menarik dan luput dari perhatian, yaitu saat orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Laut menyanyikan lagu “Payung Fantasi”. Delegasi Angkatan Laut China yang hadir membaur bersama de-ngan para undangan sangat menaruh perhatian dengan penampilan Kasal, khususnya kemampuannya yang santai dan bersahaja namun mampu men-cairkan suasana. Dari sinilah kenangan akan “Payung Fantasi” selalu menyertai kembalinya delegasi China ke negaranya.

Waktupun berlalu, kesan dan kenangan IMSS 2017 mulai berangsur mencair bersama kesibukan tugas masing-masing delegasi di negaranya. Namun ternyata tidak de-

mikian dengan delegasi China. Kenangan di Bali menjadi kado istimewa dan menjadi pengikat persahabatan kedua negara. Hal ini dibuktikan saat Kasal melaksanakan kunjungan kerja ke Republik Rakyat China atas undangan Commander of the Chinnese PLA Navy (Kasal China) Vice Admiral Shen Jinlong pada tanggal 6 September 2017.

Jamuan makan malam resmi dari Kasal China yang digelar di komplek PLA Navy HQ Beijing mengingatkan kembali kenangan di Bali. Kasal China secara khusus meminta kepada Kasal untuk membawakan kembali suara merdunya de-ngan melantunkan lagu yang sama yaitu “Payung Fantasi”. Gayungpun bersambut, applause seluruh undangan terdengar riuh menyambut penampilan Kasal dengan suara khasnya. Suasana kehangatan mewarnai acara ma-lam itu dan mencair menjadi sebuah keakraban antar kedua angkatan laut .

Payung fantasi kini bergema di daratan Republik Rakyat China. Kita semua berharap bahwa “Payung Fantasi” akan bergema dengan lantang

menjadi “Payung Perdamaian”, yang mampu menyelesaikan se-mua permasalahan menyang-kut kepentingan kedua negara maupun antar negara dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip persamaan dan per-damaian. Payung Fantasi adalah idiom sebuah keindahan, ke-lembutan, keanggunan, kecintaan yang sarat makna dan penuh kasih sayang. Semoga dengan “Payung Fantasi” TNI AL mampu mewujudkan keamanan kawasan dan menjadi payung perdamaian dunia. Jalesveva Jayamahe. ©

Payung fantasi bergema di daratan China

InFO

60

Kasal Cup 2017Bukti Cinta Bahari Tertanam Kembali

Kegiatan Kasal Cup 2017 yang bertemakan ‘Melalui Kasal Cup Olahraga

Perairan Tahun 2017 Kita Tingkatkan Budaya Maritim dan Cinta Bahari’, dilaksanakan dari tanggal 7-9 September 2017 di Pantai Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sentuhan maritim yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa dan budaya maritim serta mewujudkan kemanunggalan TNI Angkatan Laut dengan rakyat, tema tersebut sangat relevan dengan pilar pertama poros maritim dunia yaitu mem-bangun kembali budaya maritim Indonesia.

Kasal Cup 2017 olahraga perairan yang merupakan rang-kaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL dibuka oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI A. Taufiq R.

Kegiatan tahunan TNI AL itu berjalan meriah dengan mem-pertandingkan lima cabang, yang diikuti 2.142 official dan atlet. Kelima cabang olahraga itu adalah selam, ski air, mancing, dayung dan layar.

Kejuaraan olahraga Perairan Kasal Cup 2017 yang berlangsung selama tiga hari, ditutup secara

resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., tanggal 9 September 2017.

Kasal sangat mengapresiasi jumlah peserta yang sangat besar. Hal itu menunjukkan bahwa olahraga air sangat diminati, tidak hanya dari lingkungan TNI, khususnya TNI AL tetapi juga dari TNI AD, TNI AU, dan Polri serta masyarakat. “Hal ini patut kita syukuri bersama, karena olahraga perairan se-makin diminati oleh banyak pe-serta khususnya generasi muda bangsa,” ungkapnya.

Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., menambahkan partisipasi peserta menjadi salah satu indikator penunjang, bahwa budaya maritim dan cinta bahari, secara bertahap

namun pasti telah tertanam kembali di dalam jiwa generasi penerus bangsa Indonesia. ”Saya selaku Kepala Staf Angkatan Laut mengucapkan selamat dan sukses kepada para pemenang, semoga kemenangan yang diraih, semakin meningkatkan prestasi dan kecintaan terhadap olahraga perairan”, tegas Kasal.

Hasil kejuaran Kasal Cup 2017 olahraga perairan, antara lain:A. Cabang Olahraga Selam

terdiri daria). Nomor Fins Swimming - Fins swimming 3000 m

putra dari atlet Papua Barat. - Fins swimming 3000 m

putri dari atlet Kota Baru Jawa Timur.

- Fins swimming 2000 m putra dari atlet Sidoarjo Jawa Timur.

Pembukaan Kasal Cup 2017.

- Fins swimming 2000 m putri dari atlet Sulawesi Selatan.

- Fins swimming 2000 m putra TNI/Polri dari atlet Disjasad TNI AD.

- Fins swimming 2000 m putri TNI/Polri dari atlet Ditkuad TNI AD.

b). Nomor Olahraga Bawah Air (OBA)

- OBA M Course Putra dari atlet Lantamal X.

- OBA M Course Putri dari atlet Jawa Timur.

- OBA 5 Point Course Putra dari atlet Lantamal X.

- OBA 5 Point Course Putri dari atlet Mabesal.

B. Cabang Olahraga Ski Air terdiri dari,a). Nomor Open Wakeboard

Putra dari atlet Riau.b). Nomor Open Wakeboard

Putri dari atlet Jawa Barat.c). Trick Riding Putra dari atlet

DKI Jakarta.

d). Trick Riding Putri dari atlet DKI Jakarta.

C. Cabang Olahraga Mancing terdiri dari,a) Team BSM, Juara 1 dengan

jenis ikan dog tooth berat 14,2 kg.

b) Team Sorvic 2, Juara 2 de-ngan jenis ikan barakota berat 14,2 kg.

c) Team Sorvic 2, juara 3 de-ngan jenis ikan barakota berat 13,2 kg .

D. Cabang Olahraga Dayung Dragon Boat Terdiri dari,a). Dayung Dragon Boat

Putra 12 Crew Jarak 250 M (Finalis)- Juara 1 Puspomal- Juara 2 Koarmabar- Juara 3 Lantamal VI

Makasar Ab).Dayung Dragon Boat

Putra 12 Crew Jarak 500 M (Finalis)- Juara 1 Wakatobi- Juara 2 Kolinlamil A- Juara 3 Lantamal VI

Makasar AE. Cabang Olahraga Layar

Terdiri dari,a) Class Laser 4,7 Putra dari

atlet Bantenb) Class Laser 4,7 Putri dari

atlet Kalimantan Timurc) Class Laser Standar dari

atlet Jawa Baratd) Class Laser Radial Putri

dari atlet DKI Jakartae) Optimist Boys dari atlet

Kalimantan Timurf) Optimist Girls dari atlet

Kalimantan Timurg) RS One Putra dari atlet Bali

/ Lanal Denpasar

h) RS One Putri dari atlet Banten

i) Techno 293 Putra dari atlet Banten

j) Techno 293 Putri dari atlet DKI Jakarta

k) RSX Putra dari atlet Bali/ Lanal denpasar

l) RSX Putri dari atlet DKI Jakarta.

Selain di Kota Kendari, rangkaian kegiatan Kasal Cup 2017 juga akan dilaksanakan di Jakarta khususnya cabang Jet Ski, yang diselenggarakan di Pantai Mutiara, Jakarta Utara pada tanggal 23-24 September 2017.

Cabang Jet Ski memper-lombakan 8 kategori yaitu: 10-13 Junior Runabout Standar Stock, 10-13 Junior Runabout N/A Standar Stock, Beginner Runabout Standar Stock, Beginner N/A Runabout Standar Stock, Notice Runabout Standar Stock, Notice Runabout N/A Standar Stock, Expert Runabout Standar Stock dan Expert Runabout N/A Standar Stock.©


Penutupan Kasal Cup 2017.

Aksi atlet ski air Kasal Cup 2017.

OPInI

62

Adalah sebuah keniscaya-an, kawasan Asia Pasifik telah menjadi jantung

kehidupan dunia. Indonesia de-ngan berkah geografisnya sebagai negara kepulauan memanjang di poros Atlantik-Pasifik serta menjadi persilangan antara Asia dan dunia. Dalam konteks inilah, Indonesia lalu menyuarakan ke-pentingan nasionalnya lewat visi Poros Maritim Dunia (PMD).

TNI AL sebagai alat negara serta ujung tombak kekuatan maritim Indonesia mengambil peran strategis untuk mewu-judkan Poros Maritim Dunia. Dengan visi Poros Maritim Du-nia, Indonesia ingin meraih po-sisi yang signifikan tidak saja dengan mengambil keuntungan dari jalur logistik di persilangan Asia - Pasifik, tetapi juga secara internal menciptakan masyara-kat yang adil dan makmur.

Realitanya, masih banyak pe-kerjaan rumah yang harus disele-saikan agar visi besar Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia bisa terwujud. Pertama, sebagai negara kepulauan yang strategis dan terbuka dengan penetapan perbatasan yang belum tuntas, Indonesia sangat rentan. Ancaman mulai dari hadirnya kapal selam asing serta konflik antar negara bisa muncul. Kedua, banyak pintu masuk yang menjadi akses kejahatan transnasional seperti perbudakan di laut, perdagangan manusia (human trafficking), penangkapan ikan secara ilegal, penyelundupan barang meng-gunakan kapal ikan, terorisme, hingga penyelundupan narkoba. Ketiga, eksploitasi sumber daya maritim membawa dampak pencemaran lingkungan dan pe-rusakan keanekaragaman hayati.

Peran tradisional angkatan laut secara universal yaitu pe-ran militer, diplomasi, dan con-stabulary menjadi alat penting untuk mencapai tujuan Poros Maritim Dunia. Yang harus dire-nungkan dan diformulasikan terus menerus adalah bagaima-na caranya. Tulisan ini khusus

Diplomasi Maritim Integratif

Oleh: Edna Caroline (MSc Strategic Studies, Rajaratnam School of International Studies)

• www.google.com


membahas peran diplomasi TNI AL dalam menopang Poros Ma-ritim Dunia.

Diplomasi adalah salah satu bentuk soft power yang efektif kalau dilakukan dengan elok dan cerdik. Pakar hubungan internasional Joseph Nye me-nyebutkan, kemenangan bisa juga dicapai dengan soft power yang bisa membuat pihak lain ingin melaksanakan tindakan yang kita inginkan dilakukan dengan kemampuan untuk menciptakan keinginan dari pihak lain tersebut. Dalam dunia yang memiliki derajat interdependensi tinggi berkat globalisasi, perang menjadi hal yang dihindari semua pihak. Kekuatan koersif militer menjadi pilihan terakhir. Penggunaan kekuatan hard power ini akan menimbulkan eskalasi konflik dan dilema keamanan yang merugikan semua pihak. Hal ini mendorong banyak organisasi militer mengasah kemampuan soft power-nya sebagai alat untuk mencapai tujuan dengan cara diplomasi.

Sejarah maritim Indonesia menjadi bukti bahwa diplomasi adalah soft power yang mumpuni. Salah satu contohnya adalah Deklarasi Juanda yang kemudian diresmikan secara internasional lewat UNCLOS. Tanpa sebutir peluru pun, Deklarasi Juanda berhasil menggandakan wilayah Republik Indonesia menjadi 2,5 kali lipat. Diplomasi maritim juga yang membuat keamanan laut di Selat Malaka ditangani oleh tiga negara pantai yang berbatasan

langsung. Hal ini merupakan terobosan penting karena nyaris saja keamanan selat tersebut ditangani langsung oleh negara-negara besar di seberang lautan.

Dalam Perpres 16/2017 yang menjabarkan visi serta rencana aksi Poros Maritim Dunia, lima pilar yang pernah dipidatokan Presiden Joko Widodo di ajang KTT Asia Timur 13 November 2014 dikembangkan menjadi tujuh pilar. Tujuh pilar tersebut adalah Pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan sumber daya manusia, Pertahan-an keamaan penegakan hukum dan keselamatan di laut, Tata ke-lola dan kelembagaan laut, Eko-nomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan, Pengelolaan ruang laut dan per-lindungan lingkungan laut, Bu-daya bahari, dan Diplomasi ma-ritim.

Diplomasi maritim tidak hanya diartikan secara sempit.

Kebiasaan selama ini merujuk diplomasi maritim sebagai taktik yang dilakukan pada perunding-an-perundingan internasional, penetapan perbatasan, atau di-plomasi TNI AL. Persepsi ten-tang diplomasi maritim harus meningkat ke level strategis yang melihat diplomasi maritim se-bagai perpanjangan politik luar negeri untuk memenuhi kepen-tingan nasional sesuai hukum nasional dan internasional.

TNI AL yang merupakan garda depan Republik Indonesia, memiliki berbagai peran terkait diplomasi maritim yang harus ditingkatkan. Posisi-posisi kunci dalam berbagai kerja sama dan organisasi bilateral, regional dan internasional harus diraih. Misi-misi diplomatik yang sudah dilaksanakan selama ini harus diperkuat dengan koherensi yang lebih tinggi dengan para pemangku kebijakan yang lain, termasuk Kementerian Luar Negeri. Diplomasi maritim yang

Patroli laut Satgas MTF di perairan Lebanon.

• w

ww

.goo

gle.

com

OPInI

64dilakukan tetap harus mengarah pada politik luar negeri yang bebas aktif.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri sudah saatnya melirik bidang kemaritiman untuk di-angkat sebagai isu sentral dalam forum-forum internasional. Pemerintah Indonesia secara efektif dan efisien perlu mem-bangun kerja sama pertahanan maritim baik itu dilakukan se-cara bilateral, regional dan multi-lateral. Harus dipikirkan de ngan lebih rinci, jalur komunikasi dan mekanisme kerja sama antara instansi sipil dan militer, juga bahkan dalam level taktis. Pasal-nya, TNI AL juga telah memiliki UU 34/2004 tentang TNI.

Akan ada ruang-ruang baru yang perlu dieksplorasi tanpa membuat TNI AL kehilangan ke-mampuan untuk melaksanakan tugas pokoknya mempertahan-kan kedaulatan RI. Hal ini tentu-nya tidak sederhana. Pemerintah perlu segera menyelesaikan batas wilayah laut agar dapat mem-berikan kepastian. Selain untuk menghindari konflik, dengan kepastian tapal batas maritim dapat terpelihara kedaulatan suatu negara dan penegakan hu-kum di wilayah perairan terse-but. Upaya pemerintah ini harus diperkuat oleh segenap elemen, termasuk TNI AL.

Arsitektur keamanan regional yang kini telah berjalan baik bisa digunakan sebagai salah satu sarana. Keberhasilan TNI AL di Selat Malaka baik dalam hal menjalin kerja sama patroli

tiga negara serta Western Fleet Quick Response (WFQR) perlu ditingkatkan dan diperluas perannya. Salah satu tujuannya adalah menciptakan kondisi dan persepsi internasional yang akan menunjang kepentingan nasional Poros Maritim Dunia. Keamanan maritim adalah salah satu isu sentral karena menjadi irisan kepentingan berbagai negara pengguna Sea Lines Of Communication (SLOC) Malaka.

Perlu digarisbawahi, bahwa TNI AL adalah alat yang tepat dalam melaksanakan diplomasi maritim. Pertama, tugas kon-stabulari angkatan laut di se-luruh dunia membuatnya bisa bekerja di wilayah umum, tanpa selalu harus masuk ke wilayah kedaulatan negara lain. Kedua, operasi angkatan laut bisa di-lakukan dalam waktu yang relatif lama, hal ini menciptakan kele-luasaan rentang operasi yang bisa dilakukan baik dengan tekanan yang kuat, maupun tekanan yang lembut. Ketiga, peran diplomasi itu sendiri adalah “bahasa” yang diterima secara universal.

Beberapa ahli strategi menyo-roti berbagai karakter angkatan laut yang membuatnya memiliki ke unggulan alat diplomasi. Luttwak misalnya, mengatakan angkatan laut itu memiliki mo-bilitas, fleksibilitas dan daya jangkau yang tinggi. Sementara, Collin Gray mengatakan, kon-tinuitas laut di seluruh dunia membuat kekuatan angkatan laut memiliki mobilitas dan ke-gesitan gerakan. Fleksibilitas dan

akses ini membuka berbagai ke-mungkinan diplomasi yang bisa dilakukan ang katan laut.

Diplomasi maritim merupa-kan manajemen hubungan inter-nasional dalam domain maritim. Diplomasi tidak hanya diguna-kan untuk mengelola ketegangan maritim melalui kodifikasi hu-kum internasional. Akan tetapi, bagaimana menggunakan aset-aset maritim untuk mengelola hubungan di antara negara-ne-gara. Diplomasi maritim men-cakup spektrum kegiatan, mulai dari langkah-langkah kerja sama – seperti kunjungan pelabuhan, latihan bersama dan bantuan kemanusiaan – hingga langkah persuasif dan koersif (Christian Le Mière, 2014: 6-7).

Hal ini sebenarnya telah di-lakukan dalam tugas dan misi TNI AL selama ini. TNI AL telah berkali-kali membuktikan peran strategisnya, terutama dalam menjaga perdamaian dan ke-amanan dunia di bidang kelaut-an. Selama ini, selain muhibah KRI Dewaruci, Indonesia telah beberapa kali mengirim kapal perangnya untuk misi perda-maian PBB. KRI Dewaruci men-jadi duta baik ke dalam maupun luar negeri bahwa Indonesia adalah secara inheren adalah bangsa pelaut.

Partisipasi TNI AL dalam operasi keamanan laut secara regional maupun global perlu ditingkatkan. Hal ini juga terkait dengan peran konstabulari TNI AL untuk menjaga keamanan laut. Dengan spektrum ancaman


yang meluas hingga an caman pembajakan, anti insurgensi, peran konstabulari ini harus di-perluas dari kehadiran sema-ta. Kepiawaian TNI AL dalam mengimplementasikan perannya ini perlu lebih ditampilkan. Wa-laupun terjadi peningkatan suhu di Laut Natuna Utara, akan tetapi tetap ada irisan kepentingan yang sama dari semua negara di Asia Pasifik untuk menjaga keamanan laut agar bisa dipakai bersama.

Telah banyak latihan-latihan bersama militer yang telah dilakukan TNI AL bersama-sama negara Asia - Pasifik. Diplomasi maritim yang dilakukan mem-bangun dan memperkuat ko-munikasi dan kerja sama de-ngan negara-negara di Asia Pasifik, terutama dalam konteks hubungan antar militer. Akan tetapi, harus juga diformulasikan

bagaiman hubungan baik itu bisa diolah agar bisa berkontribusi pada kepentingan nasional yang lebih besar. Salah satu yang masih sering mengganjal adalah seperti kepentingan RI untuk menjalankan rejim UNCLOS yang kerap bersinggungan de-ngan rejim lain seperti Freedom of Navigation atau wilayah per-ikanan tradisional.

Contoh lain, terkait dengan ke-pentingan nasional untuk men-jaga persatuan dan kedaulatan terkait dengan dinamika di Pa-pua. Walaupun pendekatan kese-jahteraan relatif telah berhasil, akan tetapi telah beberapakali negara-negara yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) mengangkat ma-salah Papua di forum interna-sional. MSG terdiri Fiji, Papua Nugini, Kepulauwan Solomon,

dan Vanuatu. Organisasi Persa-tuan Gerakan Pembebasan Papua Barat menjadi pengamat dalam MSG.

Sebagai sesama negara kepu-lauan, yang menghadapi berbagai masalah seperti pemanfaatan sumber daya alam hingga resiko bencana alam dan perubahan iklim, Indonesia bisa menjadi partner yang stragis bagi negara-negara di MSG. Kesiapan untuk menghadapi bencana alam mi-salnya dengan misi-misi Human-itarian Assistance and Disaster Relief (HADR) atau task force bisa menjadi pintu masuk dari diplo-masi maritim.

Hal lain yang terlihat seder-hana, tetapi juga rumit terkait dengan penggunaan nama Laut Natuna Utara sebagai pengganti nama Laut China Selatan. Yang perlu diingat, nama adalah ha-sil rekonstruksi. Nama itu akan menemukan posisinya sendiri kalau para pemain secara ber-angsur-angsur semakin banyak menggunakannya. Hal ini mem-butuhkan diplomasi maritim se-cara absolut. Seluruh pemangku kepentingan harus berpadu da-lam orkestra yang harmonis.

Visi Indonesia menjadi Po-ros Maritim Dunia tentu perlu perjuangan ekstra keras untuk mewujudkannya. Seluruh elemen bangsa Indonesia memang harus banyak melakukan terobosan un-tuk mendukung terwujudnya ide besar Indonesia menjadi poros maritim dunia. ©

Aktif dalam pasukan perdamaian dunia.

• w

ww

.goo

gle.

com

InFO

66

Mengenal Lebih DekatPeraih Adhi Makayasa

Tidak ada keberhasilan yang datang dengan tiba-tiba, semua melalui proses dan

tahapan perjuangan, kerja keras bahkan pengorbanan menjadi bagian yang tak terpisahkan da-lam mewujudkan cita-cita. Itulah kata yang tepat untuk mengantar keberhasilan sang peraih Adhi Makayasa lulusan terbaik AAL Angkatan 62 tahun 2017, Letda Laut (T) Samsul Huda.

Samsul Huda adalah buah hati dari pasangan petani sederhana Slamet dan Srikanah yang lahir di dusun Tutup, desa Sidodowo kecamatan Modo kabupaten

Lamongan Jawa Timur 23 tahun lalu. Ia merupakan anak ketiga, dari tiga bersaudara. Sebagai anak petani, membantu ayahnya bertani dan mencari pakan ternak sudah menjadi rutinitas disela-sela waktu sekolahnya. Dimata keluarga Samsul Huda termasuk anak yang bandel layaknya anak-anak yang tinggal di pedesaan, namun demikian ia dikenal se-bagai pribadi yang tekun dan sederhana serta sangat santun terhadap kedua orangtuanya.

Masa kecil Samsul Huda ba-nyak dihabiskan di Lamongan. Ia memulai sekolahnya di Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Al Khoiriyah di Modo. Benih-benih prestasinya mulai tampak sejak dibangku sekolah, terbukti dari prestasi belajarnya sejak kelas 1 hingga kelas 6 masuk kategori peringkat kelas.

Selepas lulus dari MI Al Khoi-riyah Samsul Huda kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Modo. Ia bertekad untuk tidak mengecewakan kedua orangtua-nya dengan tetap belajar se-cara tekun. Akhirnya hal itu di-buktikan kepada orangtuanya dengan prestasi belajar yaitu menempati ranking I di kelas 8.

Lulusan terbaik AAL Angkatan 62/2017 dan peraih penghargaan bintang Adhi Makayasa Letda Laut (T) Samsul Huda bersama kedua orang tuanya usai Prasetya Perwira di Istana Merdeka.

AAL Angkatan 62 tahun 2017


Usai menyelesaikan sekolah-nya di SMP Negeri 1 Modo, kemudian bungsu dari tiga ber-saudara kelahiran 29 April 1994 ini melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Babat. Di SMA ini Samsul kembali meraih prestasi peringkat 2 pada saat kelas 11.

Layaknya anak remaja yang baru lulus SMA, bangku kuliah selalu menjadi impiannya, de-mikian juga dengan Samsul Huda. Namun karena pertimbangan biaya dan kebutuhan hidup orangtuanya, akhirnya Samsul merelakan untuk menghapus impiannya. Kemudian atas restu kedua orangtua serta dorongan dan motivasi kakaknya, Samsul membulatkan tekad untuk me-ngabdi menjadi seorang pra-jurit TNI Angkatan Laut dengan mendaftar di Akademi Angkatan Laut (AAL) pada tahun 2012, namun gagal. Hal ini tidak menyurutkan semangat dan niatnya untuk menjadi seorang prajurit dengan tetap bertekad untuk mengulang kembali pada tahun berikutnya.

Untuk mengisi waktu tunggu dan membantu ekonomi ke-luarga, Samsul Huda kemudian merantau ke Jakarta. Hal ini ia lakukan semata-mata keingin-annya untuk membantu me-ringankan beban ekonomi ke-luarga. Berbagai pekerjaan ia lakoni tanpa harus merasa malu dan minder, bahkan sempat

menjadi Pekerja Harian Lepas (PHL).

Akhirnya apa yang menjadi tekad dan cita-cita terkabul. Pada tahun 2013 Samsul Huda diterima menjadi Taruna AAL. Segala jerih payah dan pengorbanannya yang tulus membuahkan hasil yang membanggakan bagi ke-luarganya. Samsul Huda anak seorang petani yang sempat menjadi PHL ini bahkan menjadi lulusan terbaik AAL Angkatan 62/2017 dan meraih penghargaan bintang Adhi Makayasa yang disematkan langsung oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo pada saat Prasetya Perwira di Istana Merdeka. Selamat untuk Letnan Dua Laut (T) Samsul Huda, S.Tr (Han). Perjuanganmu tidak sia-sia, negara dan bangsa menunggu pengabdian tulusmu. Jalesveva Jayamahe.©

Bersama kedua orang tua di rumahnya yang sederhana.

Perjuanganmu tidak sia-sia, negara dan bangsa menunggu pengabdian tulusmu.

Kesederhanaan modal kesuksesan meraih cita-cita.

TEKmIL

68

Sistem Penyelamatan Kapal Selam

Oleh : Santoso Purwoadi

Kapal selam merupakan sa-lah satu alutsista modern dengan tingkat risiko

keselamatan awak amat tinggi. Sejumlah hal dicatat jadi penyebab berbagai insiden petaka yang kerap terjadi di bawah permukaan laut dan menelan banyak korban jiwa. Ada sejumlah cara yang dapat dipakai oleh operator kapal selam untuk menyelamatkan kapal selam berikut isinya yang tengah dililit kondisi darurat di dalam tempo sesingkat mungkin pada

kesempatan pertama. Salah satunya adalah RESUS (REscue system for SUbmarineS) kreasi EADS Space Transportation GmbH (kini Ariane Group Space Transportation), Jerman.

Selain pesawat tempur, kapal selam pun merupakan alutsista modern berteknologi canggih dengan tingkat risiko keselamat-an para awak yang amat tinggi. Sejak mulai digelar secara mas-sal di medan laga pada masa ber-

kecamuknya Perang Dunia I (1914 - 1918) hingga kini, entah sudah berapa banyak kapal selam yang bersua petaka yang kerap berujung pada tragedi. Entah itu akibat di-libas senjata peledak bawah air (depth charge) milik musuh atau karena mengalami “gangguan teknis”. Masih belum lekang dari ingatan kita peristiwa bencana yang dialami kapal selam kelas Oscar “Kursk” (K-141) milik AL Rusia di Laut Barents, Alaska 12 Agustus 2000. Racikan sikap arogan dan

RESUS


tertutup pemerintah Rusia serta minimnya alat penyelamat kapal selam AL Rusia dituding sebagai biang keladi tewasnya ke-118 awak kapal tersebut.

Dari semua skenario operasi penyelamatan kapal selam, faktor terpenting adalah soal waktu. Kian cepat tim penyelamat menjang-kau kapal selam yang tengah dililit petaka pada kedalaman tertentu di bawah permukaan laut, kian besar pula peluang kapal selam berikut seluruh awaknya untuk disela-matkan. Atau juga seberapa cepat para awak kapal selam mampu berswadaya menyelamatkan diri dengan peralatan evakuasi yang ada di dalam kapal selam. Berkaca dari berlarutnya tempo operasi pe-nyelamatan “Kursk” gelaran pihak otoritas Rusia yang dibantu Inggris

dan Norwegia, sejumlah kalangan berinisiatif merancang sistem pe-nyelamatan yang diklaim mampu menyelamatkan kapal se-lam dan para awaknya di dalam waktu sing-kat. Salah satunya adalah RESUS yang dipasarkan Ariane Group Space Transportation, Jerman.

Digagas oleh Dr Thomas Langer pada dekade 1980-an, RESUS meru-pakan sistem penyelamatan kapal selam yang telah diadopsi oleh AL Federasi Jerman selama lebih dari 20 tahun. Pada hakekatnya, RESUS adalah sistem penye lamatan yang diklaim perancangnya sebagai dapat membuat kapal selam yang tengah dililit kondisi darurat pada sembarang kondisi selam menga-pung kembali di permukaan laut di dalam tempo singkat. Basis RESUS adalah teknologi sistem propulsi

roket pembawa wahana antariksa (space rocket thruster) yang sejak awal dekade 1970-an telah menjadi “barang dagangan” utama EADS Space Transportation GmbH yang berkedu dukan di Bremen, Jerman. Kini EADS Space Transportation GmbH telah menjelma jadi Ariane Group Space Transportation, salah satu anak perusahaan Airbus De-fence and Space.

Oleh perancangnya RESUS di-proyeksikan sanggup ‘meladeni’ empat skenario kondisi darurat yang kerap dijumpai kapal selam yang tengah melaju di bawah permukaan laut. Kesatu, sistem hidrolik penggerak sirip selam muka (hydroplane) tidak dapat digerakkan akibat kegagalan kerja yang tidak bisa diperbaiki awak kapal maupun rusak fisik

TEKmIL

70karena terkena efek destruktif senjata peledak bawah air. Kedua, sistem manuver kapal selam tidak dapat dikendalikan sebagaimana mestinya oleh pusat kendali operasi (pusdalops) internal kapal selam (failure or unresponsiveness of the onboard manoeuvring system). Ketiga, air laut membanjiri salah satu atau beberapa kabin bertekanan udara yang dindingnya retak akibat membentur obyek bawah laut atau terkena efek destruktif senjata peledak bawah air (water ingress into pressure hull).

Khusus untuk skenario ketiga, pada mayoritas kasus kecelakaan biasanya disertai kebakaran yang memicu penyebaran udara beracun (mengandung karbonmonoksida) yang mematikan para awak kapal. Kemudian skenario keempat adalah kapal selam nyaris kandas

di dasar laut (sinking to its crush depth) akibat sistem kendali jela-jahnya mengalami malfungsi atau nyaris bertabrakan dengan obyek bawah permukaan laut (submerged collision).

Bedah Anatomi RESUS.RESUS disusun oleh enam buah

komponen, yakni unit penghasil gas pendorong air (pressurant gas) berikut alat pengamannya, alat picu berjarak, alat pembagi dan penyalur pulsa listrik, unit kendali dan uji serta alat pengukur kedalaman selam. Unit penghasil gas pendorong air (Gas Generator (GG)) disusun oleh beberapa buah tabung berisi gas. Posisi pemasangannya di dalam tangki ballast bersifat “luwes” tanpa menghiraukan bentuk geometri tangki ballast. Jamaknya tangki

dipasang secara pararel dan vertikal. Setiap kapal dibekali dengan dua unit GG. Satu unit di dalam tangki ballast haluan sedangkan unit lainnya di tangki ballast buritan. Jumlah tangki GG yang dipasang pada setiap tangki ballast ditentukan oleh bobot selam total (displacement) yang jamaknya merujuk pada ‘kelas’ kapal selam, kedalaman selam aktual (actual diving depth) dan volume tangki ballast.

Seperti halnya GG, maka setiap kapal selam dimodali dengan se-pasang alat picu berjarak (Remote Starting Device/RSD). Masing-masing berada di ruang pusdalops dan di ruang lainnya. Maksud sebaran posisi ini adalah agar pada saat ruang pusdalops mengalami kerusakan karena satu dan lain hal, maka RSD masih dapat diaktifkan

Positions and Components.


oleh awak di ruang lainnya. Sementara itu untuk unit kendali dan uji (Control and Test Unit/CTU), alat pembagi dan penyalur pulsa listrik (Cable Distributor/CD) dan alat pengukur kedalaman selam (Diving Depth Measuring Device/DDMD) beserta alat peng-aman unit GG alias Generator Toogle Unit /GTU) (dipasang pada CTU) masing-masing satu buah. CTU dan DDMD berada di ruang pusdalops sedangkan CD berada di dalam tangki ballast haluan.

Jika dibedah, CTU disusun oleh sejumlah sirkuit elektronik yang dikemas di dalam kotak berbahan logam baja tahan karat. Karena ia mengemban peran selaku “otak” RESUS, maka ketersediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinu bagi CTU adalah suatu keniscayaan. Sebuah akumulator menjamin pa-sokan tenaga listrik sebesar 127 Volt / 50 Hz selama 24 jam. Secara berkala stok setrum akumulator ini akan diisi ulang oleh sistem baterai kapal selam. Pada CTU “ditempelkan” GTU yang hanya akan diaktifkan pada saat GG tengah dipasang baru, dirawat atau diperbaiki. Oleh sebab itu GTU dibekali dua tipe moda operasi, yakni safe (aman) dan armed (siap pakai).

Cara Kerja RESUS.Secara garis besar cara kerja

RESUS adalah sebagai berikut. Tatkala kapal selam berada di dalam salah satu skenario kondisi darurat, maka sistem sensor DDMD akan menentukan apakah kapal selam akan dikembalikan ke posisi selam yang “normal” atau harus

segera diapungkan ke permukaan laut. Bertolak dari jenis langkah penyelamatan yang dipilih oleh awak kapal selam yang dipadukan dengan hasil kalkulasi program komputer mikronya, DDMD akan menghitung seberapa banyak air laut yang harus dikeluarkan dari tangki ballast. Apakah sebagian atau malah seluruhnya. Ujungnya akan diketahui seberapa banyak gas pendorong yang harus disetor ke dalam tangki ballast dan berapa banyak tabung gas yang harus diaktifkan. Data perihal jumlah kebutuhan gas pendorong air di dalam tangki ballast ini akan disetor ke CTU.

Ada dua moda operasi DDMD, yakni otomatis dan manual. Pada moda otomatis (berjuluk dead-man mode), DDMD beraksi tatkala piranti sensornya yang telah lebih dulu disetel secara elektronik akan mengendus sebentuk “ketidak-beresan” pada aktifitas selam aktual kapal selam yang boleh jadi luput dari perhatian awaknya. Sedangkan pada moda manual, ia akan diaktifkan oleh awak kapal di ruang pusdalops yang telah menengarai kapal selam tengah menuju posisi selam yang tidak ‘normal’. Di lain pihak, tatkala awak kapal selam merasa telah tiba saatnya untuk mengaktifkan RESUS, maka ia akan menekan tombol aktifasi RSD yang seketika itu juga mengirimkan masukan data kepada CTU.

Dengan berbekal setoran data soal jumlah kebutuhan gas pen-dorong air di dalam tangki ballast dari DDMD ditambah keputusan pengaktifan RESUS dari RSD,

maka CTU akan mengirimkan rangkaian pulsa listrik ke GG dengan menjagokan jaringan kabel yang membentang dari ruang bertekanan udara (pressure hull) hingga ke tangki ballast. Oleh CD pulsa listrik akan “dibagi” dan dihantarkan kepada sejumlah tabung gas yang telah dipasrahi untuk menghasilkan gas pendorong air keluar dari tangki ballast haluan.

Begitu diinisiasi oleh pulsa listrik, maka propelan - merupakan campuran zat kimia berwujud pa-datan atau cairan - yang ada di da-lam setiap tabung penghasil gas akan bereaksi sehingga dihasilkan gas bersuhu dan bertekanan udara tinggi. Pada propelan padat gas dihasilkan melalui proses pem-bakaran (combustion). Sedangkan propelan cair lewat reaksi pengu-raian kimiawi yang dibantu ka-talis (catalytic decomposition). Pemilihan tipe propelan tergantung kepada struktur geometris tangki ballast yang pada gilirannya ter-kait dengan jumlah gas beserta suhu dan komposisinya yang di-butuhkan oleh RESUS agar ia bisa ‘mengangkat’ kapal selam dari kedalaman selam tertentu.

Dengan dibantu corong persegi lengkung (duct) yang dipasang pa-da kepala setiap tabung, GG akan menyemprotkan sejumlah tertentu gas ke bagian atas tangki ballast. Sambil mengalami pendinginan, gas secara bertahap mendorong air keluar dari tangki ballast haluan lewat katup keluaran (output valve) yang berada pada dasar tangki. Begitu gas mulai mengisi tangki ballast, maka secara perlahan

TEKmIL

72

tercipta sebentuk daya apung (buoyancy) pada kapal selam. Meski dilakukan secara otomatis, proses pengisian tangki ballast oleh gas dilakukan secara bertahap untuk menghindari tangki ballast haluan mengalami kelebihan muatan.

Untuk menjamin agar posisi badan kapal tidak oleng tatkala ia sedang menuju posisi selam ‘normal’ maupun permukaan laut, maka CTU akan mengirimkan rangkaian pulsa listrik untuk mengaktifasi unit GG di dalam tangki ballast buritan. Sekali diinisiasi, proses pengisian gas di dalam kedua unit tangki ballast mustahil dihentikan atau dibatalkan dengan cara apapun. Berkat besarnya tekanan udara yang dimiliki gas pendorong air, maka RESUS diklaim sebagai mampu mengapungkan kapal selam yang tengah bermasalah pada kedalaman selam lebih dari

400 meter di dalam tempo 13 - 20 detik. Pasalnya, pada kedalaman lebih dari 400 meter sistem udara bertekanan yang ada di dalam sejumlah kabin pada kapal selam kerap tak lagi efektif menjamin ketersediaan daya apung yang memadai tatkala kapal selam mengalami kondisi darurat.

Pihak pabrikan menjamin RESUS akan tetap beroperasi secara normal meski terpasang selama 10 tahun tanpa pemeliharaan apapun. Selewat masa itu ter-hadap RESUS harus dilakukan pemeliharaan secara lengkap utamanya terhadap unit GG. Jika komponen lainnya dapat digarap sendiri oleh operator, maka GG harus ‘dipermak’ ulang oleh pihak pabrikan. Tak hanya itu. Pihak pabrikan pun menggaransi RESUS kebal terhadap berbagai skenario pengaktifasian di luar kehendak. Sebut saja misalnya akibat terkena gelombang kejut bawah laut yang

dihasilkan oleh ledakan senjata depth charge, terpapar gelombang elektromagnetik atau diaktifkan secara tak sengaja oleh awak kapal selam (inadvertent operation by the boat’s crew).

Konsumen RESUS.Sejauh ini enam negara tercatat

selaku ‘konsumen’ RESUS. Mereka adalah Jerman, India, Israel, Korea Selatan, Turki dan Yunani. Ragam kapal selam yang dibekali RESUS berkisar dari Tipe 209 (semua varian), Tipe 212, Tipe 214 (semuanya buatan Jerman atau dibuat di luar Jerman berdasarkan lisensi) hingga kapal selam kelas Kilo varian 877EKM buatan Rusia (kelas Sindhugosh milik India) meski struktur geometri tangki ballast-nya berbeda dengan kebanyakan kapal selam buatan Jerman. ©

Electrical System Installation.


Sejuknya semilir angin pagi itu tak pernah kurasakan sebelumnya, mentari sem-

burat ditimpa debur ombak yang menghantam kapal yang membawaku ke sebuah penga-laman yang tak kan terlupakan.

Untuk kali pertama merasakan perjalanan lewat laut dengan sebuah KRI dengan segala per-siapan yang tak biasa, berawal dari persiapan yang heboh tidak seperti jika bepergian lewat darat, membayangkan di tengah lautan

tidak ada toko yang menjual perlengkapan kebutuhan wanita.

Sehingga satu minggu sebe-lumnya sudah dipersiapkan, se-gala pernak pernik dari baju, se-patu dan perlengkapan lainnya jangan sampai ketinggalan. Sebe-lumnya tidak pernah memba-yangkan dapat berlayar dengan kapal perang sampai berhari-hari. Boleh dibilang seumur hidup baru sekali ini. Alhamdulillah tentu saya bersyukur karena belum tentu semua istri Angkatan Laut

mendapatkan kesempatan yang sangat mahal ini. Walau takut dengan kedalaman laut namun masih kalah dengan rasa bangga dan senang yang saya rasakan. Karena bagi saya dapat berlayar dengan kapal perang itu sangat sesuatu dan keren. Terimakasih banyak kami ucapkan kepada Ibu Endah Ade Supandi selaku Ketua Umum Jalasenastri yang berkenan mengajak kami para Pengurus Pusat Jalasenastri.

Oleh : Ny Eko Yulianto(Anggota ur Budaya PP Jalasenastri)

Indahnya Berlayar (Cerita perjalanan dengan KRI dr. Soeharso-990)

Pagi itu Jumat tanggal 11 Agustus 2017 saya berangkat diantar suami ke dermaga Kolinlamil. Kami sangat ber-terimakasih kepada Bapak Kasal selaku Bapak Pembina Utama Jalasenastri yang telah memberi kesempatan kepada bapak-bapak yang ibu-ibunya ikut berlayar dapat hadir di dermaga Kolinlamil untuk dapat melepas dan me-nyaksikan keberangkatan KRI dr Soeharso-990. Terutama sekali terimakasih kepada Bapak Kasal yang telah berkenan mengijinkan ibu-ibu Jalasenastri untuk me-laksanakan kegiatan baksos de-ngan menggunakan transportasi KRI dr. Soeharso-990.

Hari pertama berlayar, selu-ruh peserta mendapatkan penje-lasan dan pengenalan ruangan ka pal juga tentang prosedur ke-selamatan di KRI. Walau tidak ingin berpikir tentang kejadian-kejadian yang buruk di dalam pelayaran, tetapi tetap saja diam-diam tolah-toleh mencari tempat penyimpanan alat pelampung.

Setelah tahu bahwa pelam-pung disimpan di kamar masing-masing maka seketika hati agak tenang.

Dijelaskan pula saat itu tentang sejarah KRI dr. Soeharso-990 buatan Korea Selatan pada tahun 2000, kapal ini tiba di Indonesia pada tanggal 21 September 2003 dengan nama awal KRI Tanjung Dalpele-972.

Sebagai kapal bantu angkut personel, kemudian pada tang-gal 1 Agustus 2007 TNI AL mengalihfungsikan menjadi kapal bantu rumah sakit dan mengganti nama dengan KRI dr. Soeharso-990.

Selanjutnya rombongan ber-jalan-jalan untuk Ship Tour mengenal ruangan-ruangan da-lam kapal antara lain anjungan yang terdapat alat radar, alat navigasi, alat komunikasi, ke-mudi kapal kemudian ke ruang makan, ruang tidur, dapur sampai ruang mesin di lantai bawah. Kapal perang ini bukan kapal biasa, karena merupakan Rumah Sakit jadi ada UGD, poli, internis. X-ray, THT, ruang bedah, laboratorium serta ber-bagai ruangan lainnya. KRI dr. Soeharso-990 adalah kapal khusus medis satu-satunya yang dimiliki Indonesia.

InFO

74

Keceriaan usai olah raga pagi.

Ungkapan kegembiraan di atas geladak KRI dr. Soeharso-990.

Diruang anjungan kalau malam ternyata gelap, sengaja lampu dimatikan, sejauh mata memandang yang tampak di lautan adalah titik kecil kapal lain, cuaca dan gelombang laut malam itu cukup bersahabat tidak ada rintangan ombak yang besar sehingga kapal relatif agak tenang, tidak terombang-ambing. Ketika berdiri agak dekat dengan pinggir kapal dada rasanya ber-gemuruh, melihat hamparan laut yang begitu luas membuat bulu kuduk berdiri. Semakin mengakui tentang kebesaran dan ciptaan Allah Yang Maha Segalanya.

Seharian disibukkan dengan berbagai kegiatan, waktunya isti-rahat malam, namun tidak lang-sung bisa tidur, teringat suami dan anak-anak di rumah rasanya ingin segera berbagi cerita, na-mun baru sadar kalau di tengah lautan tidak ada sinyal. Barulah merasakan ternyata berlayar se-

perti ini. Sadar bagaimana rasan-ya suami berlayar berbulan-bu-lan lamanya apalagi suami Korps Teknik, merasakan saat melihat ke ruang mesin di mana suara mesin sangat bising dan hawanya panas. Pengalaman berlayar ini membuat semakin sayang dan mencintai suami.

Esok harinya saya segera bangun setelah sholat subuh ke-mudian ganti baju persiapan senam pagi, betapa indah pe-mandangan laut dipagi hari, menikmati terbitnya matahari kami foto bersama untuk meng-abadikan momen langka ini, setelah itu ada hal aneh yang saya rasakan saya bertanya-tanya kenapa teman-teman me-mandangi wajah saya dengan senyum-senyum kemudian ter-tawa, apa ada yang salah dengan penampilan saya? Baju dan sepatu yang saya pakai sudah benar dan rapi, tetapi kenapa? Tidak lama kemudian salah satu

teman saya memberitahukan kalau alis saya tidak sama yang sebelah kanan lebih tinggi. Aduh malunya saya he he he... Saya merias wajah masih ngantuk atau mungkin penerangan lampu dalam kamar kurang terang. Inilah pengalaman lucu saya.

Selama perjalanan dalam pe-layaran terasa nikmat, makanan olahan ABK di kapal rasanya sedap, Selain melaksanakan tugas baksos dengan berlayar juga sebagai sarana untuk re-freshing, tiap malam ada hi-buran disiapkan organ untuk menyanyi dan berjoget juga ada permainan fun game, akhirnya kapal bersandar dengan selamat di pelabuhan Tanjung Mas Semarang, kemudian rombongan yang dipimpin Ibu Ketua Umum Jalasenastri menuju lokasi bak-sos, tujuan pertama adalah pe-nanaman Mangrove di Tambak Lorok dilanjutkan peninjauan pengobatan umum dan khitan, renovasi ruang kelas SD Islam Tagwiyatul Wathon, penyuluhan dan pemeriksaan gigi, bedah rumah/RTLH.

Selanjutnya rombongan kem-bali ke KRI dr. Soeharso-990 me-nuju Surabaya dengan melakukan kegiatan serupa Alhamdulillah kegiatan di Semarang dan di Surabaya berjalan dengan baik dan lancar. Besoknya pada tanggal 14 Agustus 2017 rom-bongan kembali ke Jakarta tidak naik KRI dr. Soeharso-990 lagi, tetapi naik kereta api.©


Menerima penghargaan dari Pembina Utama Jalasenastri.

InFO

76

Tegaskan Batas Wilayah NKRI Pemerintah Terbitkan Peta Mutakhir

Peluncuran peta mutakhir.

Pemerintah Indonesia meresmikan penamaan wilayah perairan di ba-

gian Utara Natuna sebagai Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu. Nama tersebut mengganti-kan sebutan Laut China Selatan. Menurut Deputi I Bidang Ke-daulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemari-timan Arif Havas Oegroseno, nama baru itu sesuai praktik yang sudah ada, yakni nama wilayah perairan disesuaikan agar sejalan

dengan sejumlah kegiatan penge-lolaan migas yang dilakukan di wilayah tersebut. Daerah per-airan yang diubah namanya itu adalah dekat kepulauan Natuna, sebuah kumpulan dari 272 pu-lau dan karang. Saat ini wilayah tersebut tumpang-tindih dengan garis klaim China yang disebut-nya sebagai nine dash line yang memanjang dari pantai selatan.

Penamaan ini sebagai pe-nekanan wilayah yurisdiksi In-donesia. Hal ini juga berdam-

pak pada perekomian Indonesia mengingat Kepulauan Natuna memiliki potensi migas. Selama ini, sejumlah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas telah meng-gunakan nama Natuna Utara, Natuna Selatan atau North East Natuna dalam nama proyeknya. Supaya ada satu kejelasan atau kesamaan antara landas konti-nen dengan kolom air di atasnya, maka kolom air itu disebutkan sebagai Laut Natuna Utara. Po-tensi migas di Kabupaten Na-

tuna terletak di lepas pantai Laut Natuna dengan 11 kontraktor, sementara jumlah wilayah kerja perminyakan berjumlah 13 loka-si. Cadangan minyak bumi di Ka-bupaten Natuna mencapai 298,81 juta barel minyak, sedangkan ca-dangan gas bumi mencapai 55,3 triliun kaki kubik.

Menurut peta lama Indonesia edisi 1953, Laut China Selatan digunakan untuk wilayah per-airan yang hampir mendekati wilayah Laut Jawa. Ujung Laut. Jawa yang berbatasan dengan Se-lat Karimata itu pada 1953 masih dalam klasifikasi Laut China Se-latan. Hal ini dikarenakan peta 1953 itu merupakan dokumen lama. Oleh karenanya pemerin-tah melakukan pemutakhiran dengan memasukkan dan mem-berikan nama baru di sejumlah wilayah Nusantara. Penggunaan nama Laut Natuna, ditetapkan pada 2002 meski eksplorasi mi-gas di sana telah menggunakan nama Natuna Utara sejak tahun 1970-an.

Indonesia memiliki kewenangan untuk memberikan nama wilayah di teritorial Tanah Air. Pencatatan nama resmi secara internasional dapat dilakukan melalui forum khusus pencatatan nama laut yaitu International Hydrographic Organization (IHO). Menurut Havas Indonesia perlu update terus penamaan laut ini. Untuk PBB akan diberikan update, juga batas yang sudah disepakati. Hal itu dilakukan agar masyarakat internasional paham apabila melewati wilayah tersebut.

Berkaitan dengan Laut China Selatan, penamaannya dikem-balikan sesuai dengan nama di peta dunia. Meskipun telah ada Keppres mengenai penggan-tian nama China jadi Tiongkok, namun ditujukan untuk nama ne gara dan nama keturunan orang, yang tidak terlalu relevan dengan nama laut. Pemerintah menetapkan pembaruan peta Negara Ke satuan Republik Indo-nesia (NKRI) setelah serangkaian pembahasan sejak Oktober 2016. Penetapan dilakukan oleh 21 per-wakilan kementerian/lembaga, termasuk Kementerian Koordi-nator Bidang Kemaritim an, Ke-menterian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemen terian Koordinator Bidang Politik Hu-kum dan Keamanan, Kemente-rian Dalam Negeri, Kemen terian Luar Negeri, Kementerian Per-tahanan, dan Kementerian Hu-kum dan HAM.

Selain itu ada Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perhubungan, Ke-menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL, Polri, Bakamla, Badan Informasi Geospasial, LIPI, BPPT dan BMKG.

Pada peta NKRI 2017, ada beberapa perubahan dan penyempurnaan berdasarkan perkembangan hukum inter-nasional dan penetapan batas maritim dengan negara tetangga. Salah satunya terkait keputusan

arbitrase Filipina dan China yang memberikan yurisprudensi hukum internasional bahwa pu-lau yang kecil atau karang yang kecil yang ada di tengah laut yang tidak bisa menyokong kehidupan manusia tidak memiliki hak zona ekonomi ekslusif (ZEE) 200 mil laut dan landas kontinen. Maka ada beberapa pulau kecil milik negara tetangga Indonesia yang hanya diberikan batas teritorial 12 mil laut.

Adapun wilayah yang berubah pada peta NKRI 2017 adalah:

1. Pertama adalah batas dengan Palau. Di peta yang sebelumnya, batas wilayah masih melengkung dan diberi ruang garis lurus untuk pulau milik Palau. Sekarang menjadi ditarik garis lurus dan ditutup sehingga me-nekan sampai sekitar 100 mil. Karena batas ZTE (Zona Tangkap Eksklusif) menjadi perairan Indonesia, dua pulau sebelumnya Karang Helen dan Pulau Tobi diberi ruang 12 nautical mile (zona perairan).

2. Perbatasan antara Indonesia dengan Filipina di Laut Sulawesi, jika sebelumnya ditandai dengan garis putus-putus atau masih klaim. Dalam perubahan ini sudah resmi menjadi wilayah Indonesia karena perjanjian ZTE antara Indonesia dengan Filipina sudah menghasilkan kesepakatan bahkan sudah ratifikasi dengan UU Nomor 4 tahun 2017.

3. Update atau perubahan pe-namaan laut, khususnya zona di bagian utara Laut Natuna yang


InFO

78

kini diberi nama Laut Natuna Utara. Sebelumnya, Laut Natuna hanya berada di bagian dalam garis laut teritorial dan laut kepulauan saja. Hal ini dilakukan mengingat sebelumnya sudah ada kegiatan migas yang meng-gunakan nama itu, sehingga nantinya akan ada kesamaan.

4. Selat Malaka, Indonesia juga terjadi beberapa perubahan dari sisi klaim Indonesia. Jika se-belumnya, ZEE (Zona Ekonomi

Eksklusif) antara Indonesia dengan Malaysia belum rampung ditetapkan. Pada peta terbaru, Indonesia mengklaim ZEE le-bih maju menekan ke daerah Malaysia.

5. Perbedaan batas laut teritorial juga terjadi pada perbatasan antara Indonesia, Singapura dan Malaysia tepatnya di Selat Riau. Pada peta sebelumnya tidak ada zona perairan yaitu South Ledge dan Pedra Branca, untuk

peta sekarang diberikan zona perairan. Pedra Branca sendiri milik Singapura, sedangkan South Ledge masih negosiasi antara Singapura dan Malaysia. Kedua wilayah itu diberikan alokasi wilayah selebar 500 meter.©

Peta Laut Natuna Utara

• w

ww

.goo

gle.

com


ucapan dirgahayu tni

TOPIK uTama

80

aaaa - jjmtv.files.wordpress.com · Selain bersamaan dengan peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL juga...

Documents

Transcript of aaaa - jjmtv.files.wordpress.com · Selain bersamaan dengan peringatan Hari Jadi ke-72 TNI AL juga...