65150505_Sensor.pdf

38
VEHICLE CONTROL SYSTEM ENGINE CONTROL SYSTEM Sensor dan Pengolahan Sinyal I. Pendahuluan Dalam system control otomotif “Sensor” memegang peranan yang penting, yang mana tugasnya memberikan informasi ke Kontrol Unit sebagai masukan yang selanjutnya diproses menjadi suatu kondisi yang harus dilakukan oleh Aktor (Aktuator). Apapun yang diinformasikan oleh sensor sangat menentukan bagi proses control baik secara open loop maupun closed loop. AKTOR ( Unit Aktuator ) Sensor mengkonversikan suatu kwantitas masukan berupa phisik atau bahan kimia (pada umumnya non-elektrik) ke dalam suatu kwantitas keluaran elektrik. Sensor Keluaran Sinyal Elektrik Fisik/ Kimia Kwantitas Φ (non electric) Gangguan-gangguan (temperature, tegangan tidak setabil,……) Gangguan-gangguan yang dialami oleh sensor perlu diperhitungkan supaya tidak mempengaruhi sinyal keluaran dari sensor. Oleh sebab itu perlu adanya pengolahan sinyal (pengkondisian sinyal) sebelum sinyal tersebut digunakan oleh kontrol unit. Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06 Program Studi : OTOTRONIK N a m a : Halaman : 1-36 6 5 1 5 0 5 0 5

Transcript of 65150505_Sensor.pdf

  • VEHICLE CONTROL SYSTEM

    ENGINE CONTROL SYSTEM

    Sensor dan Pengolahan Sinyal

    I. Pendahuluan

    Dalam system control otomotif Sensor memegang peranan yang penting, yang mana

    tugasnya memberikan informasi ke Kontrol Unit sebagai masukan yang selanjutnya diproses

    menjadi suatu kondisi yang harus dilakukan oleh Aktor (Aktuator). Apapun yang

    diinformasikan oleh sensor sangat menentukan bagi proses control baik secara open loop

    maupun closed loop.

    AKTOR ( Unit Aktuator )

    Sensor mengkonversikan suatu kwantitas masukan berupa phisik atau bahan kimia

    (pada umumnya non-elektrik) ke dalam suatu kwantitas keluaran elektrik.

    Sensor

    Keluaran Sinyal Elektrik

    Fisik/ Kimia Kwantitas (non electric)

    Gangguan-gangguan (temperature, tegangan

    tidak setabil,)

    Gangguan-gangguan yang dialami oleh sensor perlu diperhitungkan supaya tidak

    mempengaruhi sinyal keluaran dari sensor. Oleh sebab itu perlu adanya pengolahan sinyal

    (pengkondisian sinyal) sebelum sinyal tersebut digunakan oleh kontrol unit.

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    1-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Sensor-sensor pada kendaraan (automotive)

    Jenis dan Karakteristik Kurva Sensor

    Continuous linear: Aplikasi control dengan cakupan yang luas, pengolahan sinyalnya tidak rumit.

    Continuous non-linear : Dalam closed-loop control untuk variable yang diukur di dalam batas ukur yang sempit.

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    2-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Discontinuous multi-stage : monitoring suatu aplikasi di mana suatu isyarat tepat pada waktunya diperlukan ketika suatu batas nilai dicapai.

    Discontinuous Dual-stage : Monitoring koreksi ambang untuk penyesuaian berikutnya atau sesegera mungkin.

    Type Output Sinyal

    Output sinyal analog :

    Arus/ tegangan, amplitudo Frekuensi/ periode Durasi pulsa/ pulsa duty factor

    Discrete output signal :

    Dual step (binary coded) Multi step (analog kode) Multi step (digital kode)

    Contoh Keluaran sinyal :

    Keterangan :

    a. U = Sinyal output f = Frekuensi t = waktu

    b. U = Sinyal output TP = Pulsa duration t = waktu

    Tingkatan sensor :

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    3-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Keterangan :

    SE : Sensor

    SA : Sinyal conditioning (analog)

    A/D : Analog to Digital Converter

    SG : ECU

    MC : Microcomputer

    Sensor dari pengolahannya dapat kita bedakan jadi 4 tingkat :

    1. Conventional : tingkat paling rendah, dia hanya berupa sensor.

    2. 1st Integration level : level pertama sudah dilengkapi pengolah sinyal (sinyal analog).

    3. 2nd Integration level : level kedua sinyal yang keluar sudah bentuk digital.

    4. 3rd Integration level : level paling tinggi tergolong Intelegent Sensor.

    Keuntungan Intelegent Sensor :

    1. Mengurangi beban pada ECU

    2. Flexsibel, memungkinkan komunikasi jaringan BUS (komunikasi serial).

    3. Dapat digunakan banyak ECU (pengiritan sensor)

    4. Mengurangi eror pengiriman sinyal.

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    4-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • II. Macam Macam Sensor pada Automobil

    A. Sensor Temperatur

    Sensor temperature mengunakan bahan Thermistor, merupakan bahan Solid-state variable

    resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah

    Thermistor yang nilai tahananya berkurang bila temperatur naik (Nilai tahanan berbanding

    terbalik terhadap Temperatur).

    Gambar NTC Resistor (Thermistor)

    Pada 0C mempunyai tahanan 5 K, dan pada temperatur 80C tahanan 250 . Bila kita grafikkan akan terlihat seperti grafik dibawah.

    Gambar Grafik hubungan temperatur dengan tahanan

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    5-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 1. Engine Coolant Temperature (ECT)

    - Bahan : Thermistor NTC.

    - Fungsi : Mendeteksi suhu air pendingin (engine) untuk :

    1. Mengatur campuran bahan bakar

    2. System start dingin

    3. Mengatur saat (derajat) pengapian

    4. Mengatur putaran idel dingin

    - Posisi pada kendaraan : Pada mesin (air pendingin), setiap kendaraan beda.

    - Temperatur kerja : 40C s/d +130C

    Gambar Sensor Temperatur engine

    Circuit ECT

    Cara kerja :

    ECT dihubungkan seri dengan tahanan dan

    diberi tegangan 5 V. Bila tahanan pada

    ECT berubah (karena temperatur) maka

    tegangan yang ke ECU juga berubah.

    Tegangan kerja 4,5 s/d 0,2 Volt. Dari

    dingin ke panas.

    Kesimpulan :

    - Temperatur dingin = tahanan besar = tegangan besar

    - Klasifikasi sensor = Sensor Conventional

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    6-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 2. Intake Air Temperature (IAT) Sensor

    - Bahan : Thermistor NTC.

    - Fungsi : Mendeteksi suhu udara masuk (intake).

    - Posisi pada kendaraan : - Pada saluran udara masuk (intake manifolt).

    - Pada Sensor Udara Masuk (Air Flow Sensor)

    - Temperatur kerja : 40C s/d +120C

    Gambar Intake Air Temperature (IAT) Sensor

    Circuit IAT

    Cara kerja :

    IAT dihubungkan seri dengan tahanan

    dan diberi tegangan 5 V. Bila tahanan

    pada IAT berubah (karena temperatur),

    tegangan sinyal akan mengalami

    perubahan. Perubahan tegangan identik

    dengan perubahan temperatur.

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    7-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • B. Throttle Position Sensor (TPS)

    - Fungsi : Mengetahui posisi (derajat) pembukaan katup gas guna:

    ndaraa

    - Range kerja :

    (0 % = 0,5 Volt ______ 100 % 4,7 Volt)

    - Bahan : Tahanan Geser (Karbon Arang).

    1. Air Fuel Ratio Corection

    2. Decelerasi (Fuel cut off)

    3. Beban maksimum (Full load)

    - Posisi pada ke n : Pada ujung lain dari Katup Gas.

    Dalam % pembukaan katup gas.

    Type 3 Pin potensio

    5 volt

    3. Negatif ground

    Gambar Lokasi sensor TPS

    Keterangan :

    1. Tegangan sumber

    2. Tegangan sinyal

    1

    2

    3

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    8-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Type 4 pin potensio

    Keterangan :

    5 volt

    2. Tegangan sinyal 4. Negatif ground

    1

    2

    1. Tegangan sumber

    3. Sensor idel

    Circuit TPS

    g berasal dari perbandingan tahanan, sehingga mengeluarkan sinyal tegangan 0,5

    Kesimpula

    dengan bukaan katup gas

    - Klasifikasi sensor = conventional

    Kerja :

    Tegangan 5 volt dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat perbandingan

    tegangan yan

    s/d 4,7 Volt.

    n :

    - Sinyal berupa tegangan.

    - Tegangan sinyal berbanding lurus

    3

    4

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    9-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    10-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • C. Air Flow Sensor (Sensor Udara Masuk)

    - Bahan : Tahanan G

    - Fungsi : Mengetah

    - Posisi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah filter udara).

    1. Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM.

    eser (Karbon Arang).

    ui Banyaknya (flow) udara masuk.

    Gambar Lokasi sensor pada kendaraan

    Gambar Nama bagian sensor

    Keterangan :

    1. Penyetel CO

    2. Plat Sensor

    3. Stoper

    4. Plat Kompensasi

    5. Ruang Kompensasi

    6. IAT Sensor

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    11-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Cara Kerja :

    ekan untuk membuka katup gas.

    Udara diisap oleh motor jumlah udara yang

    Pedal dit

    mengalir diukur oleh pengukur jumlah udara.

    asi

    elektronika.

    Volume bensin yang diinjeksikan diatur oleh

    irkuit Air Flow Meter

    Pengukur aliran udara memberikan inform

    utama secara elektris ke unit pengontrol

    unit pengontrol elektronika.

    S

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    12-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Grafik n teg ngan engan hubunga a d bukaan plat sensor

    Model Lama tegangan naik bila plat

    sensor terangkat (Udara masuk)

    Model Baru dimana tegangan menurun bila plat

    sensor terangkat (Udara masuk)

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    13-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 2. Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas).

    : Kawat Panas (Platinum

    - Fungsi 1. Cam2. Saat pengapian

    - asuk (antara katup gas dan filter udara).

    ) Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe A

    - Bahan ), Thermister, Metallic Film.

    : Mengetahui Massa Udara yang masuk Untuk : puran bahan bakar

    Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara m

    Rangkaian Pengolah Sinyal

    Keterangan :

    QM = Mass Flow

    UM = Tegangan Sinyal

    RH = Tahanan Kawat Panas (Platinum)

    RK = Resistor Kompensasi (IAT)

    RM = Tahanan Ukur

    R1,R2 = Tahanan Pelengkap

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    14-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • ) Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe B

    Bypass Udara masuk

    IAT Sensor (Thermister)

    Massa Udara

    Kawat panas (Platinum)

    5. Pengolah sinyal

    Keterangan :

    1.

    2.

    3.

    4.

    Rangkaian Pengolah Sinyal

    Prinsip Kerja :

    Kawat panas dijaga pada temperatur tetap dirangkai dengan termistor seperti gambar.

    Suatu aliran udara akan menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangakian elektronik akan

    empertahankan temperatur pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersaan rangkaian

    elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan mengeluarkan sinyal tegangan

    sebanding dengan aliran arus. Grafik tegangan dapat dilihat pada gambar diatas.

    m

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    15-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Untuk menjaga performa dan kesetabilan sensor, maka sensor akan melakukan

    pem an de anaskan sensor (temperatur 1000 C) beberapa saat setiap posisi OFF.

    ) Sensor Massa Udara (Film Panas)

    bersihan diri dari deposit akibat pembakar ngan cara mem

    K

    3. Driver stage

    4. Rangkaian Pengolah sinyal

    5. Elemen Sensor (Metallic Film)

    eterangan :

    1. Pendingin

    2. Pengatur Jarak

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    16-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Rangkaian Sensor Film Panas

    Keterangan :

    QM = Mass Flow

    UM = Tegangan Sinyal

    rus Pemanasan

    H

    RK = Resistor Kompensasi (IAT)

    RS = Sensor Resistor

    R1,R2,R3 = Tahanan pemhubung

    I = AH R = Tahanan Kawat Panas (Platinum)

    Keterangan :

    A = Tampak Depan

    B = Tampak Belakang

    1 = Keramik

    2 = Potongan keramik

    RH = Tahanan Kawat Panas (Platinum)

    RK = Resistor Kompensasi (IAT)

    RS = Sensor Resistor

    R1 = Tahanan penghubung

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    17-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 3. Karman Vortex.

    -

    -

    -

    Bahan : Photo Coupler (LED dan Photo Transistor).

    Fungsi : Mengetahui Volume Udara masuk: 1. Campuran bahan bakar 2. Saat pengapian

    Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (antara katup gas dan filter udara).

    Kisi-kisi

    onstruksi dan nama bagian

    . Pembentuk pusaran udara 4. Penerima gelombang

    . Plat penstabil pusaran udara 5. Pengolah Sinyal

    . Bagian pemancar gelombang 6. Saluran By Pass

    agian 1 & 2 berfungsi untuk membuat pusaran udara yang akan diukur melalui pemancar &

    enerima gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal , gelombang frekuensi

    nggi pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangan yang diterima oleh

    omputer.

    Udara masuk Udara yang sudah diukur

    Udara masuk By Pass

    Pusaran udara

    Ke komputer

    K

    1

    2

    3

    B

    p

    ti

    k

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    18-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Rangkaian Karman Vortex

    Gambar Sinyal Karman Vortex

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    19-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 4. Manifold Absolute Pressure (MAP)

    - Bahan

    - Fungsi suk Untuk :

    -

    : Piezo Resistive.

    : Mengetahui Tekanan Udara ma1. Campuran bahan bakar 2. Saat pengapian

    Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah katup gas).

    Gambar : Lokasi Sensor

    Nama Bagian Sensor

    5 = Gelas Isolator 9 = Sirkuit rangkaian

    Keterangan :

    1,3 = Konektor

    2 = Vacum referensi

    4 = Silicon Chip Ukur

    6 = Rumah Vacum

    7 = Input Vacum (Intake Manifold)

    8 = Silicon Chip

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    20-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Rangkaian Pengolah Sinyal

    Uo = Tegangan sumber

    UM = Tegangan sensor

    A = Tegangan sinyal

    Keterangan :

    A = Unit MAP Sensor

    B = Op-Amp

    C = Rangkaian Kompensasi Temperatur

    U

    Cara Kerja MAP

    Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanan a perubahan bentuk.

    Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfun i n antara ruangan

    vacuu anifold.

    Perbedaan tekanan antara ruang vacum dengan in erubahan

    lengkungan pada membran silicon chip. Pengolah sinya n sinyal. MAP

    engeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi

    sebaliknya m batan).

    ny tergantung dari

    gs sebagai membra

    m (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubung dengan intake m

    take manifold berakibat p

    l merubah menjadi teganga

    sensor m

    (kunci kontak ON mesin MATI, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula

    engeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlam

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    21-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • D. Sensor Putaran.

    1. Sensor Indu

    - Bahan

    - Fungsi

    -

    ktif pada Distributor

    : Kumparan dan Magnet.

    : 1. Sensor Putaran mesin

    2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TOP.

    3. Sebagai tanda saat pengapian

    4. Sebagai tanda saat injeksi

    Posisi pada kendaraan : Pada Distributor pengapian.

    Keterangan : 1 = Rotor

    y y Perubahan medan karena

    2 = Stator 3 = Kumparan Induktif 4 = Plat Dudukan 5 = Busing Rotor 6 = Badan Stator 7 = Celah Udara 8 = Magnet Permanan 9 = Celah Dalam 10 = Plat Dudukan Tetap

    Induksi terjadi karena :

    Perubahan medan magnet yang terjadi pada inti

    berputarnya rotor

    1

    2

    3

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    22-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Bentuk osilogram sinyal induktif dari sensor

    )Untuk system ka sinyal putaran

    di poros engkol.

    Sensor CKP dan CMP pada distributor yang pengajuan pengapiannya dengan mikrokontrol ma

    (CKP) harus dilengkapi dengan sensor posisi silinder (CMP). Sinyal ada yang di distributor dan

    Gambar : Sinyal CKP dan CMP

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    23-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 2. Sensor Induktif pada Poros Engkol

    ) Satu Sensor Induktif

    Keterangan :

    ermanen

    ak

    refesensi

    1. Magnet P

    2. Rumah sensor

    3. Inti Besi lun

    4. Kumparan

    5. Roda gigi dengan

    Gambar : Bentuk Sinyal Sensor Induktif

    Keuntungan :

    o Cukup satu sensor induktif o Satu sensor keluar 2 sinyal (Data RPM dan Posisi TOP)

    erugian :

    o Pengolahan Sinyal lebih rumit

    K

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    24-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • ) Dua Sensor Induktif (CKP dan CMP).

    Keterangan :

    or C

    2. Sensor C

    3. Magnet

    4. Inti Bes

    5. Kumpar

    6. Rumah

    7. Ton ola

    8. Roda G

    1. Sens KP

    MP

    Permanen

    i Lunak

    an

    Poros Engkol

    n segmen

    aya

    j

    Sinyal CK

    Gambar : Bentuk P dan CMP

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    25-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 3. Sensor Hall pada distributor

    po

    Effek Hall :

    Bila lempeng hall (5) dialiri

    inal 1,2), dan

    kan medan magnet

    nda panah), maka pada sisi

    ) akan ada beda

    tensial disebut dengan effek

    elektron (term

    dijatuh

    (ta

    (3) dan (4

    Hall (Sinyal hall).

    Gambar : Effek Hall

    Sensor Hall pada distributor

    ll Prinsip Kerja Sensor IC-Ha

    2. = Soft magnetik konduktor

    U = Tegangan sumber

    Keterangan :

    1. = Sudu logam

    3. = IC-hall

    4 = Celah sensor

    b = lebar sudu

    S

    U = Tagangan Sinyal O

    Grafik tegangan sinyal

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    26-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 4. Sensor Photodioda

    (LED dan Photodiode)

    - Fungsi :

    P.

    pengapian

    4. Sebagai tanda saat in

    - stributor, pada po

    - Bahan : Photo Coupler

    1. Sensor Putaran mesin

    2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TO

    3. Sebagai tanda saat

    jeksi

    Posisi pada kendaraan : Pada Di ros cam.

    Prinsip Kerja :

    Terdapat L dan

    Photodiode seb nsor

    tersebut terdapa

    sedemikian rupa. 4 celah sebagai sensor CKP,

    dan 1 celah seb

    Tegangan Sinyal Photodiode

    ED sebagai pemancar

    agi penerima, diantara se

    t disc yang didesain

    agai sensor CMP.

    Jenis ini or

    CKP dan 4 lubang untuk CMP, ada satu lubang

    khusus ta

    Dalam 1 pu

    - CKP mengirimkan = 360 X sinyal 1 dan 0

    - CMP mengirim = 4 X sinyal 1 dan 0

    Dalam 1 Putaran poros engkol :

    - CKP mengirim = 180 X sinyal

    - CMP mengirim = 2 X sinyal

    mempunyai 360 lubang sebagai sens

    nda silinder 1.

    taran sensor :

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    27-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • E. Sensor Knoking.

    - Bahan : Piezoceramic.

    - Fungsi : 1. Mengetahui terjadi knoking.

    2. Sistem closed-loop pengapian.

    3. Mendetaksi Octane bahan-bakar.

    - Posisi pada kendaraan : Pada Blok silinder.

    Keterangan : 1 = lement

    2 = S

    3 = R

    4 = Baut pengencang

    5 = P

    6 = Konektor

    7 = Blok Silinder

    V = Getaran

    Piezoceramic e

    eismic mass

    umah sensor

    ermukaan kontak

    P

    ),

    akan terjadi getaran pada sensor

    knoking berupa nois seperti terlihat

    pada gambar. ECU akan memundur-

    kan saat pengapian 2 kali sampai

    i detonasi lagi.

    , 5

    rinsip Kerja :

    Bila terjadi knoking (pinking

    tidak terjad

    Untuk 4 silinder perlu 1 sensor

    atau 6 perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2

    atau lebih sensor.

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    28-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • F

    Di atina (elektroda)

    - Fungsi : 1. Sistem Closed

    2. Mengetahui kerusakan Katalitik konverter.

    - Posisi pada kendaraan : Pada Saluran

    . Sensor Gas Buang.

    - Bahan : Zirconium oxide (ZrO2), Pl

    -loop A/F Rasio.

    Gas buang.

    Keterangan :

    1. Lambda Sensor

    2. Ceramic monolic

    3. Wire screen

    4. Heat resistant double shell

    3. Electroda

    4. Saluran Buang

    Prinsip kerja :

    Bila ada perbedaan jumlah O2 gas

    buang dengan O2 udara luar, akan terjadi

    beda potensial antara kedua elektroda.

    Tegangan max 1 volt. Temperatur kerja m

    400 C.

    Keterangan :

    1. Lapisan proteksi keramic

    2. ZrO2 (Zirconium Dioxide)

    in

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    29-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    30-36 6 5 1 5 0 5 0 5

    Karakteristik Sensor

    b. Campuran kurus

    = 1 Berbandingan 14,7 : 1 ( Tegangang sinyal = 0,45 V)

    < 1 Campuran kaya ( Tegangang sinyal = 0,6 1,0 V)

    > 1 Campuran miskin ( Tegangang sinyal = 0,4 0,1 V)

    Model Closed-Loop Control dan sinyal yang dihasilkan

    Keterangan :

    a. Campuran kaya

    Salah satu rangkaian pengolah sinyal

  • III. Pe

    g). Sejauh diperlukan, pengolahan sinyal tersebut

    idalamnya mempunyai fungsi-fungsi antara lain :

    ) Monitor diri sendiri (On-Board Diagnostic)

    ) Pengaman hubung singkat ) Penghubung dengan jaringan (CAN) ) Dll.

    . Konversi ke Tegangan

    ) Metode pembagi tegangan. Metode ini dapat langsung kita terapkan bila bentuk sinyal linier.

    n Wheatstone (Wheatstone Bridges)

    ngolahan Sinyal (Sinyal conditioning).

    Sinyal yang keluar dari sensor perlu atau harus dikondisikan (diolah) terlebih dahulu

    sebelum dapat diproses (Data Processin

    d

    ) Peningkatan/ pembesaran sinyal (AC, DC) ) Perbaikan sinyal (phasenya, sinkronisasi) ) Konversi ke tegangan atau frekuensi ) Pemfilteran frekuensi dari nois ) Konversi ADC dan DAC ) Linierisasi ) Kalibrasi kompensasi temperature (Analog, Digital). ) Kalibrasi nol otomatis

    ) Penstabil tegangan (regulasi tegangan)

    1

    ) Metoda Jembata

    VCC

    R

    RNTC V VOUT = xVccRntcR )(Rntc+ VOUT

    Contoh penerapan :

    - Sensor temperature

    - Sensor Katup Gas

    Maka VOUT dapat kita hitung dengan rumus :

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    31-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Untuk memonitor perubahan resistasi, kita bias gunakan jembatan wheatstone. Prinsip

    kerjanya sama dengan pembagi tegangan dengan 2 jalur : Kalau nilai resistansi dari 4 resistance

    lt.

    ) F to V konversi

    sama maka tegangan Outputnya = 0 Vo

    Jadi kita dapat mencari VOut dengan mengunakan rumus ? ?

    R2RS

    R3R1

    Out

    + Out

    VOut

    E

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    32-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    33-36 6 5 1 5 0 5 0 5

    Mengkonversi suatu sinyal frekuensi menjadi sinyal tegangan, sudah banyak rangkaian

    Salah satu contoh rangkaian F to V.

    jadi di pasaran.

    Komponen utam p dan komponen

    pendukung lainnya.

    2. OpAmp.

    Op-Amp adalah Operasional Amplifier atau Penguat Operasional, mempunyai fungsi

    banyak sekali diantaranya :

    inyal

    - Filter tegangan

    - Dll.

    egatip. Tegangan sumber Op - Amp

    tersebut antara 5V sampai dengan 1 V

    anya berupa IC yang didalamnya terdiri dari beberapa op-am

    - Sebagai penguat s

    - Sebagai komparator

    - Perubah bentuk sinyal

    Op - Amp membutuhkan tegangan sumber positip dan n

    8 .

    Disamping hubungan untuk tegangan sumber, Op - Amp mempunyai pula hubungan tegangan

    sebagai masukan pembalik - ( Inverting input ) dan sebagai masukan bukan pembalik + ( Non

    Inverting Input ) demikian juga halnya sama dengan keluarannya.

  • + 12V

    -12V

    OP - AMP Kel

    an pemilikis Input)

    bukan pembalikerting Input)

    uaran

    Masuk(Inventar

    Masukan(non Inv

    Gam ar p)

    Petunjuk kaki IC 741

    8

    Masukan pembalik (Inverting Input)

    b : Simbol Penguat Operasi (OP-Am

    1

    2

    3

    4 5

    6

    7

    OFFSET N1 Nc

    IN

    IN

    Vcc

    Vcc

    OUT

    OFFSET N2

    +

    - +

    -

    Penguatan tegangan V dari Op - Amp umumnya besar sekali, lebih dari 100.000 kali.

    ) Penguat Operasi Misalnya pada masuk luaran U2 sebesar : U2 = 100.00 (1MV) = 100 V

    Karena m p hanya mempunyai tegangan catu sebesar 15V, aka untuk tegangan keluaran U2 sebesar 100V tersebut tidak dapat dicapai. Tegangan

    eluaran Op - Amp sangat ditentukan oleh besarnya tegangan catu dari Op - Amp itu sendiri. (

    ehingga praktis tegangan keluarannya 15V )

    an diberi tegangan U1 sebesar 1 mV, maka tegangan ke

    U = V .U1 2

    nurut suatu ketentuan Op - Ame

    m

    k

    s

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    34-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • 2

    3

    -

    +

    6

    4

    + 12V

    + 12V

    -12V

    7

    P1 = 10K

    R=10K

    U1

    -12V

    U2

    Gambar : Penguatan Operasional

    ) Penguatan Operasi Non-Inverting. Sebuah penguat operasi buk p atan tertentu sebesar V dibangun

    p

    an embalik dengan pengu

    ada gambar seperti dibawah ini.

    2

    3 -

    +6

    4

    + 12V

    7

    -12V

    U2U1

    R1

    R2

    Gamabar : Rangkaian Non-inverting (Penguat sinyal)

    Perhitungan penguatan dapat kita rumuskan seperti berikut:

    U2 = 2

    1 2

    R

    RR + U1 = ( 1 +

    R2

    R1) U1

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    35-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • ) Prinsip komparator

    Komp p ) tanpa umpan balik.

    arator dapat dibangun dengan menggunakan penguat operasi ( Op - am

    + 12V

    -12V

    U1

    U2

    U3

    +

    _

    Gambar : Komperator

    adalah berlogika 1 atau 0 ( + 12 V atau GND )

    U1 < U2 , U3 berlogika 1

    Rangkaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi besaran - besaran level atau

    amplitudo sinyal.

    ) Rangkaian Deferensiator (Bembentuk Pulsa)

    Sinyal keluaran U3 adalah merupakan sinyal digit dengan perkataan lain sinyal tersebut

    Pada saat U1 > U2 , U3 berlogika 0

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    36-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • ) Rangkaian Integrator (Bembentuk Pulsa)

    Dikeluarkan oleh : Tanggal : Hus 11-06

    Program Studi :

    OTOTRONIK N a m a :

    Halaman :

    37-36 6 5 1 5 0 5 0 5

  • Halaman:

    38