Post on 01-Dec-2015
TIROID DAN PARATIROID
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Sistem Endokrin
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari
sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin'
karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran
melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan
melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin. Kelenjar
endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :
(1) kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam
rongga kepala dekat dasar otak;
(2) kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan;
(3) kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid;
(4) kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan;
(5) pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas;
(6) kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita.
1.2 Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan
atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem
endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
1. 3 Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut
dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam lemak
termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua,
sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
1.4 Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan
strukturtersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon
disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
(1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari
dan turun pada malam hari.
(2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
(3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.
2
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif
dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai,
yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
1.5 Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yang mengeluarkan hormon yaitu eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan
tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar
endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan
kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya
langsung ke dalam darah.
Yang termasuk kelenjar endokrin adalah:
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TIROID
2.1.1 Anatomi Tiroid
Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua
bagian lobus yang dihubungkan oleh ismus yang masing-masing berbetuk lonjong berukuran
panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan berkisar 10-20 gram. Kelenjar tiroid
sangat penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja
setiap sel tubuh. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan
menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah. Terdapat 4 atom yodium di setiap
molekul T4 dan 3 atom yodium pada setiap molekul T3. Hormon tersebut dikendalikan oleh
kadar hormon perangsang tiroid TSH (thyroid stimulating hormone) yang dihasilkan oleh
lobus anterior kelenjar hipofisis. Yodium adalah bahan dasar pembentukan hormon T3 dan
T4 yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung yodium.
4
2.1.2 Fisiologi Tiroid
Fungsi dari hormon-hormon tiroid antara lain adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan
metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigendan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes.
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat
dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah
menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnyapertumbuhan saraf
dan tulang.
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambahkekuatan kontraksi
otot dan menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah.
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasitubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai jaringansasaran tulang
dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serumdengan menghambat
reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yangmempengaruhi sekresi kalsitonin
adalah kadar kalsium serum. Kadarkalsium serum yang rendah akan menekan
pengeluaran tirokalsitonindan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan
5
merangsangpengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium
dansekresi gastrin di lambung.
2.1.3 PROSES PEMBENTUKAN HORMON TIROID
Kelenjar tiroid dibentuk dari sekelompok sel (folikel) yang dikelilingi oleh matriks
seperti gel, atau koloid dengan konstituen utamanya adalah glikoprotein tiroglobulin.
Pembentukan tiroksin (T4) dan triiodotrionon (T3) terjadi dalam dua tahap yaitu :
1. Asam amino tirosin diiodinasi untuk membentuk mono-iodotirosin (T1) atau di-
iodotirosin (T2)
2. T2 kemudian dikoupling dengan T1 atau T2 melalui tiroperoksidase untuk membentuk
hormon tiroid.
Proses ini terjadi dengan residu tirosin menempel pada tiroglobulin, sehingga pada
suatu waktu, protein ini akan penuh dengan molekul T1, T2, T3, dan T4. Hormon tiroid dan
bentuk intermediatnya sangat lipofilik dan akan keluar dari kelenjar jika tidak terikat dengan
tiroglobulin, yang kemudian bekerja sebagai nukleus untuk pembentukkan hormon dan
sebagai tempat penyimpanan. Hormon ini kemudian dilepaskan di bawah kontrol hipofisis
melalui hormon penstimulasi tiroid (thiroid stimulating hormone, TSH), yang harus ada
untuk fungsi tiroid normal. Di bawah kerja TSH, sel-sel folikel tiroid mengeluarkan sejumlah
kecil koloid secara pinositosis. Enzim protease lisozim kemudian bekerrja pada tiroglobulin
untuk membebaskan senyawa teriodinasi ke dalam sel, kemudian ke dalam pembuluh darah.
T1 dan T2 bebas akan dideiodenasi oleh kerja enzimatik sebelum dapat keluar dari sel.
Konsentrasi rata-rata T3 plasma sekitar seperenam konsentrasi T4 plasma, dan sebagian besar
T3 plasma berasal dari T4 yang terdeiodinasi. Sebagian hormon tiroid dalam darah terikat
dengan protein pengikat tiroksin sehingga tidak bisa mencapai reseptornya yang terletak di
dalam sel target, menempel langsung pada DNA. Sedikit T3 dan T4 bebas dalam plasma akan
langsung melintasi membran sel untuk berikatan dengan reseptor hormon tiroid (reseptor
terpenting adalah TRα1). Reseptor tiroid berhubungan langsung dengan urutan DNA yang
disebut elemen respons tiroid (TRE), yang akan menginisiasi transkripsi gen-gen responsif
tiroid. T3 bisa sepuluh kali lebih poten dalm mengaktivasi TRα1 dibandingkan dengan T4,
sehingga sebagian besar hormon tiroid dilakukan oleh T3, walaupun kadarnya di plasma lebih
6
sedikit. Reseptor tiroid terdapat hampir disemua jaringan, terutama sangat banyak di hati dan
sedikit di limpa dan testis.
2.2PARATIROID
2.2.1Anatomi Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat di
belakang kelenjar tiroid. Satu kelenjar dibelakang setiap kutub atas dan kutub bawah kelenjar
tiroid. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6mm, lebar 3mm, dan tebalnya 2mm dan
memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid sulit ditemukan
selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering nampak sebagai lobulus yang lain dari
kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chief cell) dan sel
oksifil dalam jumlah sedikit sampai cukup banyak, tetapi pada sebagian besar binatang dan
manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan. Sebagian besar PTH diyakini disekresikan oleh sel
utama. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, namun sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi
atau sisa sel utama yang tidak lagi menyekresi sejumlah hormon.
7
2.2.2 Sifat Kimia Hormon Paratiroid
PTH telah dapat diisolasi dalam bentuk murni. Hormon paratiroid pertama kali dibentuk
di ribosom dalam bentuk preprohormon, suatu rantai polipeptida yang terdiri dari 110 asam
amino. Preprohormon ini diubah pertama kali menjadi suatu prohormon dengan 90 asam amino,
kemudian diubah menjadi hormon itu sendiri dengan 84 asam amino oleh retikulum
endoplasmadan aparatus golgi, dan akhirnya dibentuk dalam granula-granula sekretorik di dalam
sitoplasma sel. Hormon akhir mempunyai berat molekul kira-kira 9500.
Senyawa-senyawa yang lebih kecil, dengan 34 asam amino yang terletak dekat bagian
terminal N dari molekul, juga telah diisolasi dari kelenjar paratiroid, memperlihatkan aktivitas
PTH yang lengkap. Pada kenyataannya, karena ginjal dengan ceepat mengeluarkan semua
hormon yang mengandung 84 asam amino dalam beberapa menit tetapi gagal untuk
mengeluarkan banyak fragmen delam beberapa jam, maka sebagian besar aktivitas hormonal
disebabkan oleh fragmen-fragmen ini.
2.2.3 Fisiologi Paratiroid
Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid atau parathormondisingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah
tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi
tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D.
Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari
intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal,
meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagianbesar kalsium disimpan di
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH
adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
o Hipoparatiroidisme
Merupakan keadaan kekurangan paratiroid hormone. Tanda biokimiawi berupa penurunan
ion kalsium dalam serum dan kenaikan fosfat dalam serum.
Gejalanya meliputi :
- iritabilitas neuromuskuler ringan menimbulkan tetani dan kram otot.
8
- bila berat dan akut menimbulkan paralisis tetanik otot-otot repiratorius, laringospasme,
konvulsi berat dan kematian bila berlangsung lama mengakibatkan perubahan kulit,
katarak dan kalsifikasi ganglia basalis otak
- Penyebab tersering adalah pengangkatan atau kerusakan secara tidak sengaja ketika ada
pembedahan leher (hipoparatiroidisme sekunder) atau karena destruksi autoimun kelenjar
paratiroid (hipoparatiroid primer)
Pseudohipoparatiroidisme dapat terjadi dan merupakan gangguan yang dapat diwariskan.
Pada penyakit ini dihasilkan PTH yang biologis aktif tetapi terdapat resistensi end-organ
terhadap efek PTH. Pada kondisi ini biasanya terjadi berbagai anomaly pertumbuhan
termasuk perawakan pendek, tulang metacarpal atau metatarsal pendek dan retardasi mental.
o Hiperparatiroidisme
Merupakan kondisi dimana produksi PTH berlebihan, biasa disebabkan oleh adenoma
paratiroid, hyperplasia paratiroid atau produksi ektopik PTH atau PTHRP (PTH related
peptide), suatu peptide yang mirip PTH. PTHRP banyak ditemukan pada berbagai karsinoma.
Tanda bioimiawi hiperparatiroidisme adalah kenaikan ion kalsium serum dan PTH serta
penurunan kadar fosfat serum. Gejala yang muncul pada hiperparatiroidisme yang
berlangsung lama mencakup resorpsi ekstensif tulang dan beberapa akibat pada ginjal
termasuk batu ginjal, nefrokalsinosis, infeksi pada traktus urinarius dan penurunan fungsi
ginjal.
Hiperparatiroid sekunder ditandai oleh hyperplasia kelenjar paratiroid, hipersekresi PTH
dapat dilihat pada penderita gagal ginjal progresif. Kondisi ini dapat terjadi karena absorbs
kalsium dalam usus tidak efisien dan sebagai kompensasinya PTH dilepaskan untuk menjaga
kadar kalsium tetap normal dalam cairan ekstrasel.
Efek Hormon Paratiroid Terhadap Konsentrasi Kalsium dan Fosfat dalam
Cairan Ekstrasel
Efek yang kira-kira terjadi pada konsentrasi kalsium dan fosfat dalam darah akibat
pemberian PTH secara infus yang mendadak pada seekor binatang dan pemberian ini
dilanjutkan untuk beberapa jam.
9
Naiknya konsentrasi kalsium disebabkan oleh dua efek, yaitu :
1. Efek PTH yang meningkatkan absorpsi kalsium dan fossfat dari tulang
2. Efek yang cepat dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal
Berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efek yang sangat kuat dari PTH dalam
meningkatkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara berlebihan, yang merupakan suatu
efek yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi fosfat dari tulang.
Hormon Paratiroid Meningkatkan Absorpsi Kalsium dan Fosfat Dari Tulang
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan
fosfat. Pertama, merupakan suatu tahap cepat yang dimuulai dalam waktu beberapa
mennit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini disebabkan
oleh aktivasi sel-sel tulang yang sudah ada untuk meningkatkan absorpsi kalsium dan
fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu
beberapa hari atau bbahkan beberapa minggu untuk berkembang penuh. Fase ini
disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti dengan
meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan hanya absorpsi
garam fosfat kalsium dari tulang.
Fase Cepat Absorpsi Kalsium dan Fosfat – Osteolisis
Penelitian histologis dan fisiologis telah dapat menunjukkan bahwa PTH dapat
menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat di dalam tulang :
1. Dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak di dalam tulangnya sendiri
2. Di sekitar osteoblas yang terletak di sepanjang permukaan tulang.
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa osteooblas dan osteoosit membentuk
suatu sistem sel yang saling berhubungan satu sama lain, yang menyebar diseluruh
tulang dan semua permukaan tulang kecuali sebagian kecil yang berdekatan
dengan osteoklas.
Letak peran PTH dalam fase ini yaitu yang pertama, membran sel osteoblas
dan osteosit memiliki protein reseptor untuk mengikat PTH. PTH dapat
mengaktifkan pompa kalsium dengan kuat, sehingga menyebabkan garam-garam
kalsiun fosfat dengan cepat dari kristal tulang amorf yang terletak dekat dengan
sel. PTH diyakini merangsang pompa ini dengan meningkatkan permeabilitas
kalsium pada sisi cairan tulang dari membran osteositik, sehingga mempermudah
10
difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Salanjutnya, pompa
kalsium di sisi lain membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa tadi ke
dalam cairan ekstrasel.
Fase lambat absorpsi tulang dan pelepasan kalsium dan fosfat – aktivasi osteoklas
Satu efek PTH yang paling banyak dikenal dan yang penjelasannya lebih baik
adalah aktivitas hormon paratiroid terhadap osteoklas. Namun osteoklas sendiri
tidak memiliki protein reseptor membran untuk PTH. Sebaliknya, diyakini bahwa
osteoblas dan osteosit teraktivitasi mengirimkan suatu “sinyal” sekunder tetapi
tidak dikenal ke osteoklas, menyebabkan osteoklas meumulai kerjanya yang
biasa, yaitu melahap tulang dalam waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Aktivitas sistem osteoklas terjadi dalam dua tahap :
1. Aktivitas yang berlangsung dengan segera dari osteoklas yang sudah
terbentuk.
2. Pembentukan osteoklas baru.
Kelebihan PTH selama beberapa hari biasanya menyebabkan sistem osteoklas
berkembang dengan baik, tetapi karena pengaruh rangsangan PTH yang kuat,
pertumbuhan ini berlanjut terus selama berbulan-bulan.
Setelah kelebihan PTH selama beberapa bulan, resorpsi osteoklastik tulang
dapat menyebabkan lemahnya tulang dan menyebabkan rangsangan sekunder
pada osteoblas yang mencoba memperbaiki keadaan tulang yang lemah. Oleh
karena itu, efek yang terakhir tersebut sebenarnya adalah untuk meningkatkan
aktivitas osteoblastik dan osteoklastik. Namun, bahkan pada tahap akhir, masih
terjadi lebih banyak absorpsi tulang daripada penimbunan tulang dengan adanya
kelebihan PTH yang terus menerus.
Bila dibandingkan dengan jumlah total kalsium dalam cairan ekstrasel (yang
besarnya kira-kira 1000kali), ternyata tulang mengandung banyak seklai kalsium,
bahkan bila PTH menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium yang sangat
besar dalam cairan ekstrasel, tidaklah mungkin untuk memperhatikan adanya efek
yang berlangsung dengan segera pada tulang. Pemberian atau sekresi PTH yang
diperlama dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun, akhirnya
11
menyebabkan absorpsi seluruh tulang yang sangat nyata disertai pembentukan
rongga-rongga yang besar yang terisi dengan osteoklas besar berinti banyak.
Hormon paratiroid menurunkan ekskresi kalsium dan meningkatkan ekskresi
fosfat oleh ginjal
Pemberian PTH menyebabkan pelepasan fosfat dengan cepat kedalam urin karena
efek dari hormon tersebut yang menyebabkan kurangnya reabsorpsi ion fosfat di
tubulus proksimal.
PTH juga meningkatkan reabsopsi kalsium ditubulus ginjal pada waktu yang sama
dengan berkurangnya reabsorpsi fosfat oleh hormon paratiroid. Selain itu, hormon ini
meningkatkan kecepatan reabsorpsi ion magnesium dan ion hidrogen, sewaktu
hormon ini mengurangi reabsorpsi ion natrium, kalium dan asam amino dengan cara
yang sangat mirip seperti hormon paratiroid mempengaruhi fosfat. Pengingkatan
absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian akhir tubulus distal, duktus koligentes,
bagian awal duktus kolingentes, dan mungkin berlanjut ke ansa henle asenden.
Bila bukan oleh karena efek PTH pada ginjal dalam meningkatkan reabsorpsi
kalsium, pelepasan kalsium yang berlangsung terus menerus itu akhirnya akan
menghabiskan mineral tulang dari cairan ekstrasel dan tulang.
Hormon paratiroid meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat di usus
PTH dapat meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus yakni dengan cara
meningkatkan pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol dari vitamin D.
Pengaturan sekresi paratiroid oleh konsentrasi ion kalsium
Penurunan konsentrasi ion kalsium yang paling sedikit dalam cairan ekstrasel akan
menyebabkan kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya dalam waktu beberapa
menit; bila penurunan konsentrasi kalsium menetap, kelenjar akan menjadi hipertrofi, sering
kali menjadi lima kali lipat atau lebih. Contohnya kelenjar paratiroid menjadi sangat
membesar pada rakhitis, saat kadar kalsium biasanya hanya tertekan sedikit; juga, kelenjar
menjadi sangat besar saat hamil, walaupun penurunan konsentrasi ion kalsium dalam cairan
12
ekstrasel ibu sangat sulit diukur; dan kelenjar sangat membesar selama laksasi karena
kalsium digunakan untuk pembentukan air susu ibu.
Sebaliknya, keadaan-keadaan yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium diatas nilai
normal akan menyebabkan berkurangnya aktivitas dan ukuran kelenjar paratiroid. Beberapa
keadaan tersebut meliputi :
1. Jumlah kalsium yang berlebihan dalam diet
2. Meningkatnya vitamin D dalam diet
3. Absorspsi tulang yang disebabkan oleh faktor-faktor selain PTH ( contohnya
absorpsi tulang yang disebabkan oleh tidak digunakannya tulang )
HORMON PARATIROID
Paratiroid hormone (PTH) merupakan hormone yang berperan dalam metabolisme
kalsium (Ca2+). Perannya antara lain:
- menurunkan ekskresi kalsium ginjal sehingga konsentrasi kalsium dalam cairan
ekstrasel meningkat
- meningkatkan ekskresi fosfat melalui ginjal sehingga konsentrasinya dalam
cairan ekstrasel menurun
- meningkatkan laju disolusi tulang yang menggerakkan Ca2+ masuk ke dalam
cairan ekstrasel
- meningkatkan efisiensi absorbsi Ca2+ dari usus
- Mencegah hipokalsemia dengan mengorbankan substansi tulang (bila asupan Ca2+
dari makanan kurang dan berlangsung lama
PTH bekerja melalui reseptor membran. Reseptor ini hanya terdapat pada tulang dan
ginjal.
Interaksi hormone reseptor mengaktifkan adenilil siklase membentuk cAMP sebagai
messenger.
SINTESIS, SEKRESI DAN METABOLISME PTH
PTH disintesis dengan 84 asam amino. PTH1-34 memiliki aktivitas biologic penuh,
PTH25-34 bertanggungbjawab atas pengikatan reseptor.
13
Prekursor langsung PTH adalah proPTH dengan ujung terminal amino yang bersifat
sangat alkalis terdiri dari 115 asam amino. Prekursor proPTH adalah preproPTH yang
memiliki 25 asam amino pada ujung terminal amino dan bersifat hidrofobik sebagai
sinyal atau pemandu.
PreproPTH dipindahkan ke dalam reticulum endoplasma. Selama proses pemindahan ini
25 asam amino pemandu dikeluarkan hingga tersisa proPTH. ProPTH kemudian
diangkut ke dalam apparatus golgi dan di dalam apparatus golgi enzim akan
mengeluarkan extension pro sehingga tersisa PTH yang matur.
PTH dilepaskan dari aparatus golgi di dalam vesikel sekretorik dan akan mengalami 3
peristiwa yaitu : pengangkutan ke dalam depot penyimpanan, penguraian dan sekresi
langsung.
Beberapa hormone lain yang berpengaruh dalam metabolism kalsium
Kalsitriol (1,25(OH)2-D3). Kalsitriol berperan dalam absorbsi kalsium dan fosfat di
usus. Kalsitriol disekresi dalam kulit, hati dan ginjal. Sekresinya memerlukan vitamin D
dan sinar matahari. Hormon ini bekerja melalui ikatan dengan reseptor intrasel.
Kompleks hormone reseptor terikat dengan unsur respon vitamin D yang spesifik
mempengaruhi transkripsi gen. Sasarannya adalah gen yang terlibat dalam pengangkutan
kalsium ke dalam dan keluar usus (CBP=Calcium Binding Protein). Kelainan yang
terjadi pada usia anak-anak berupa rakhitis (riketsia), terjadi karena defisiensi vitamin D
sehingga pembentukan kalsitriol terganggu. Ditandai dengan kadar kalsium dan fosfor
yang rendah dalam plasma darah dan tulang yang mineralisasinya buruk disertai dengan
deformitas skeletal. Pada orang dewasa defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalasia.
Pada kondisi ini penyerapan kalsium dan fosfor menurun, demikian juga kadar
keduanya dalam cairan ekstrasel. Akibatnya proses mineralisasi tulang terganggu dan
tulang akan memiliki struktur yang lemah.
Kalsitonin. Merupakan peptide dengan rangkaian 32 asam amino yang disekresikan oleh
sel C parafolikel kelenjar tiroid manusia (kadang pada kelenjar paratiroid atau timus) tapi
jarang. Kalsitonin diperkirakan berperan dalam metabolism kalsium dalam tubuh, namun
mekanisme kerjanya masih belum jelas, meskipun telah banyak dilakukan penelitian
terhadap hormone ini.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah
kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon.
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum : Membedakan sistem saraf dan
sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, Menstimulasi urutan
perkembangan, Mengkoordinasi sistem reproduktif, Memelihara lingkungan internal
optimal, dan Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
kelenjar tiroid itu:
- mengkatalisasi reaksi oksidasi dan kec metabolisme
- Dihasilkan oleh kelenjar tiroid
- Sintesa tergantung intake iodium dan receptor tyrosin pada tiroglobulin
- Plasma dalam bentuk T3 dan T4
- Terikat dalam Thyroxin binding globulin, thyroxin binding prealbumin, albumin
- Hormon aktif : Free T4 dan Free T3
Kelenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas
normalnya kerja setiap sel tubuh. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dan menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah.
Kelenjar tiroid dibentuk dari sekelompok sel (folikel) yang dikelilingi oleh matriks
seperti gel, atau koloid dengan konstituen utamanya adalah glikoprotein tiroglobulin.
Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid atau parathormondisingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah
tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum).
Hipoparatiroidisme,Merupakan keadaan kekurangan paratiroid hormone. Tanda
biokimiawi berupa penurunan ion kalsium dalam serum dan kenaikan fosfat dalam
serum.
Hiperparatiroidisme, Merupakan kondisi dimana produksi PTH berlebihan, biasa
disebabkan oleh adenoma paratiroid, hyperplasia paratiroid atau produksi ektopik PTH
15
atau PTHRP (PTH related peptide), suatu peptide yang mirip PTH. PTHRP banyak
ditemukan pada berbagai karsinoma. Tanda bioimiawi hiperparatiroidisme adalah
kenaikan ion kalsium serum dan PTH serta penurunan kadar fosfat serum.
Paratiroid hormone (PTH) merupakan hormone yang berperan dalam metabolisme
kalsium (Ca2+). Perannya antara lain:
- menurunkan ekskresi kalsium ginjal sehingga konsentrasi kalsium dalam cairan
ekstrasel meningkat
- meningkatkan ekskresi fosfat melalui ginjal sehingga konsentrasinya dalam
cairan ekstrasel menurun
- meningkatkan laju disolusi tulang yang menggerakkan Ca2+ masuk ke dalam
cairan ekstrasel
- meningkatkan efisiensi absorbsi Ca2+ dari usus
- Mencegah hipokalsemia dengan mengorbankan substansi tulang (bila asupan Ca2+
dari makanan kurang dan berlangsung lama
PTH bekerja melalui reseptor membran. Reseptor ini hanya terdapat pada tulang dan
ginjal.
Interaksi hormone reseptor mengaktifkan adenilil siklase membentuk cAMP sebagai
messenger.
Beberapa hormone lain yang berpengaruh dalam metabolism kalsium:
- Kalsitriol (1,25(OH)2-D3). Kalsitriol berperan dalam absorbsi kalsium dan fosfat di
usus. Kalsitriol disekresi dalam kulit, hati dan ginjal. Sekresinya memerlukan
vitamin D dan sinar matahari.Hormon ini bekerja melalui ikatan dengan reseptor
intrasel.
- Kalsitonin. Merupakan peptide dengan rangkaian 32 asam amino yang disekresikan
oleh sel C parafolikel kelenjar tiroid manusia (kadang pada kelenjar paratiroid atau
timus) tapi jarang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17