Post on 01-Feb-2020
PERBANKAN
Bank syariah dan bank konvensional
Diisusun Oleh
ROMI VIRA LUKI P (A210100032)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2011
BANK SYARIAH
Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem
ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam
dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-
usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.
Sejarah Perbankan Syariah
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-
embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan
melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El
Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing
(pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung
hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir.
Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar
berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam
bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.
Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan
mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta
pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam.
Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974
disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam,
walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk
menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB
menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara
tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam
kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975),
Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta
Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan
tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim
Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin
menabung untuk menunaikan ibadah haji.
Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia
Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim membuat negara
ini menjadi pasar terbesar di dunia bagi perbankan syariah. Besarnya populasi muslim
itu memberikan ruang yang cukup lebar bagi perkembangan bank syariah di
Indonesia.
Di Indonesia, bank syariah pertama baru lahir tahun 1991 dan beroperasi
secara resmi tahun 1992. Padahal, pemikiran mengenai hal ini sudah terjadi sejak
dasawarsa 1970-an. Menurut Dawam Raharjo, saat memberikan Kata Pengantar buku
Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan penghalangnya adalah faktor politik, yaitu
bahwa pendirian bank Islam dianggap sebagai bagian dari cita-cita mendirikan
Negara Islam (baca buku Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan karya Adiwarman
Karim – IIIT Indonesia, 2003).
Namun, sejak 2000-an, setelah terbukti keunggulan bank syariah (bank Islam)
dibandingkan bank konvensional – antara lain, Bank Muamalat tidak memerlukan
suntikan dana, ketika bank-bank konvensional menjerit minta Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI) ratusan triliunan akibat negative spread – bank-bank syariah
pun bermunculan di Indonesia.
Hingga akhir Desember 2006, di Indonesia terdapat tiga Bank Umum Syariah
(BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS).
Bunga pertama Fungsi-fungsi bank sudah dipraktikkan oleh para sahabat di
zaman Nabi SAW, yakni menerima simpanan uang, memberikan pembiayaan, dan
jasa transfer uang. Namun, biasanya satu orang hanya melakukan satu fungsi saja.
Baru kemudian, di zaman Bani Abbasiyah, ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh
satu individu.
Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa kali dilakukan di
Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, namun usaha tersebut tidak berhasil.
Berikutnya, eksperimen dilakukan di Pakistan pada akhir 1950-an.
Namun, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatif di
masa modern dilakukan di Mesir pada 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local
Saving Bank. Kesuksesan Mit Ghamr memberi inspirasi bagi umat Muslim di seluruh
dunia, sehingga muncul kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat
diaplikasi dalam bisnis modern.
Salah satu tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya
Islamic Development Bank (IDB, atau Bank Pembangunan Islam) pada tahun 1975,
yang berpusat di Jeddah. Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (World
Bank) dan Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank, ADB) ini dibentuk
oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang anggota-anggotanya adalah negara-
negara Islam, termasuk Indonesia.
Pada era 1970-an, usaha-usaha untuk mendirikan bank Islam sudah menyebar
ke banyak negara. Misalnya, Dubai Islamic Bank (1975) dan Kuwait Finance House
(1977) di Timur Tengah. Beberapa negara seperti Pakistan, Iran, dan Sudan, bahkan
mengubah seluruh sistem keuangan di negara tersebut menjadi nur-bung, sehingga
semua lembaga keuangan di negara tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga.
Kini perbankan syariah sudah menyebar ke berbagai negara, bahkan negara-
negara Barat. The Islamic Bank International of Denmark tercatat sebagai bank
syariah pertama yang beroperasi di Eropa, tepatnya Denmark, tahun 1983.
Di Asia Tenggara, tonggak perkembangan perbankan terjadi pada awal
dasawarsa 1980-an, dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada
tahun 1983.
Produk Perbankan SyariahBeberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:
Jasa untuk peminjam dana
Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha.
Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang
disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali
kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan.
Musyarokah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership
atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang
disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang
dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah
dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan
mudharabah tidak ada campur tangan
Murobahah , yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan
membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya
kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin
keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur
barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya
angsuran=harga pokok ditambah margin yang disepakati. Contoh:harga
rumah, 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar
nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati
diawal antara Bank dan Nasabah.
Takaful (asuransi islam)
Jasa untuk penyimpan dana
Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat
mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak
berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada
nasabah.
Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun
waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang
dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi
hasil tertentu.
http://duniabaca.com/sejarah-prinsip-serta-produk-perbankan-syariah.html
BANK KONVENSIONAL
Sejarah Bank Pemerintah
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari
bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas
dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank
swasta nasional. Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda
mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959 yang
diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian menjadi Bank Bumi Daya)
selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi Bank Dagang
Negara (BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank
Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah,
yaitu:
Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13
Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank
ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan di tahun
1951.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur
setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI)
Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi
menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU
No 21 Tahun 1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank
Expor Impor Indonesia.
Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah
menjadi Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13
Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti
dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN
merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara.
Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian
menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara
Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank.
Bumi Daya.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No
13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan
Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan
terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank
Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini
dilaksanakan pada tahun 1999.
Produk Bank Umum
1. Produk disisi kewajiban neraca bank
Berupa dana masyarakat yang dihimpun oleh bank (funding) dalam
bentuk :
Giro ( Demand Deposit) :
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro (BG). Kepada pemegang rekening akan
diberikan jasa giro (bunga). Jasa giro bagi bank merupakan dana murah
karena bunganya relative rendah dibandingkan dengan bunga simpanan
lainnya.
Tabungan ( Saving) :
Simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan bank, dengan menggunakan slip penarikan atau ATM. Kepada
pemegang rekening akan diberikan bunga.
Deposito ( Deposit ) :
Simpanan pada Bank yang memiliki jangka waktu tertentu, pencairannya
dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan . Kepada pemegang rekening
akan diberikan bunga.
Jenis-Jenis Deposito :
a. Deposito Berjangka (time deposit)
merupakan deposito yang diterbitkan atas nama deposan (nasabah)
baik individu maupun institusi untuk jangka waktu tertentu
(1,3,6 ,12 bulan)
b. Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)
merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk (tanpa nama)
dalam bentuk sertifikat yang dapat diperjual belikan kepada pihak
lain.
c. Deposit On Call :
merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan
maksimal 1 bulan, diterbitkan atas nama deposan dalam jumlah
minimal yang ditentukan oleh Bank.Pembayaran bunga dilakukan
pada saat pencairan deposito. Sebelum depositodicairkan, deposan
membuat pemeritahuan kepada bank minimal 3 hari sebelum jatuh
tempo.
2. Produk disisi aktiva neraca bank
Kredit yang diberikan (lending)
Jenis-Jenis Kredit :
Kredit Investasi : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan
investasi. Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu yang relative
panjang (> 1 tahuan). Contoh : Kredit untuk membangun pabrik atau
membeli peralatan pabrik.
Jenis-Jenis Kredit :
a. Kredit Modal Kerja : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
keperluan modal usaha. Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu
1 tahun. Contoh : Kredit untuk membeli barang dagangan atau bahan
baku, dan modal kerja lainnya
b. Kredit Perdagangan: kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
memperbesar/memperlancar kegiatan perdagangan.
c. Kredit Konsumtif : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
keperluan konsumsi Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu
lebih dari 1 tahun. Contoh : Kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan
kendaraan dan barang-barang konsumsi lainnya.
d. Kredit Profesi: kredit yang diberikan kepada kalangan profesional,
seperti dokter, pengacara, guru dan lain-lain.
e. Kredit Sindikasi : Kredit yang diberikan kepada debitur korporasi
secara bersama-sama dengan beberapa bank lain, dengan kesepakatan
dalam hal porsi masing-masing bank, suku bunga, porsi agunan.
f. Kredit Program : Kredit yang diberikan bank dalam rangka memenuhi
suatu program pemerintah, seperti Kredit UKM.
g. Kredit off Shore : Fasilitas kredit yang diberikan bank luar negeri
kepada debitur dalam negeri dalam mata valuta asing .
h. Kredit on shore : Kredit yang diberikan kepada debitur oleh unit kredit
bank dalam negeri dalam valuta asing.
3. Produk Jasa Lainnya
Kiriman Uang (transfer) : Jasa pengiriman uang via bank baik
pada bank yang sama maupun bank lainnya. Pengiriman uang dapat dilakukan
dengan tujuan dalam kota, luar kota maupun luar negeri. Khusus pengiriman
uang luar negeri dilakukan melalui bank devisa. Kepada nasabah pengirim
dikenakan biaya transfer.
RTGS (Real Time Gross Sattlement) : Proses penyelesaian akhir transaksi
pembayaran (transfer atau kiriman uang) yang dilakukan per transaksi dan
bersifat real time & electronically processed.
Kliring (Clearing) : jasa penagihan warkat (cek atau bilyet giro) yang berasal
dari dalam kota pada bank yang berlainan. Proses kliring membutuhkan waktu
1 hari kerja. Lembaga penyelenggara kliring adalah Bank Indonesia.
Inkaso (collection): Jasa penagihan warkat (cek atau Bilyet giro) yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari
jarak lokasi penagihan, umumnya 1 minggu sampai 1 bulan.
Safe Deposit Box (SDB) : Jasa penyewaan kotak pengaman untuk menyimpan
surat-surat atau barang berharga milik nasabah. Kepada nasabah dikenakan
biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu
penyewaan.
Bank Cards (kartu Kredit, Kartu Debit, Kartu ATM) :
a. Kartu Kredit : kartu yang dikeluarkan oleh Bank dengan merk sendiri
(BCA Card)atau merk dari institusi internasional (Visa, Master card,
JCB, Diners Club) untuk tujuan pembayaran transaksi, barang/jasa,
maupun penarikan uang tunai via ATM dengan sumber dana dari bank.
b. Kartu Debit : Kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau merk dari
institusiinternasional ( Visa Electron , Maestro, Cirrus) untuk tujuan
pembayaran transaksi,maupun penarikan tunai via ATM, dengan
sumber dana dari rekening nasabah
c. Kartu ATM : Kartu yang digunakan untuk menarik uang tunai melalui
mesin ATM( Authomated Teller Mechanine) dengan sumber dana
berasal dari rekeningnasabah. Kartu ATM dikeluarkan oleh Bank atau
bekerja sama dengan institusiinternational (Cirrus, Maestro) maupun
institusi lokal ( ALTO) atau ATM bersamalainnya.
d. Bank Notes : jasa penukaran valuta asing, dalam jual beli bank notes ,
bank menggubakan kurs (nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing)
e. Bank Garansi (bank guarantee) : Jasa pemberian jaminan dalam
rangka membiayaan suatu usaha , dengan bank garansi nasabah
memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak
lain.
f. Bank Draft : Wesel yang diterbitkan oleh bank kepada nasabah &
dapat diperjual belikan jika nasabah membutuhkannya.
g. Letter of Credit (L/C): Surat kredit yang diberikan kepada importir
untuk tujuan pembayaran transaksi import-ekspor.
Jenis-Jenis L/C:
Revocable L/C : L/C yang dapat dibatalkan (diiubah) secara sepihak
oleh pembuka L/C, tanpa pemberitahuan lebih dahulu.
Irrevocable L/C: L/C yang tidak dapat dibatalkan (diubah) tanpa
persetujuan persetujuan para pihak yang terlibat didalam L/C
Sight L/C : L/C dengan syarat pembayaran langsung pada saat
dokumen diajukan oleh Eksportir kepada advising bank.
Usance L/C : L/C dengan syarat pembayaran dalam tenggang waktu
tertentu misalnya 1 bulan s/d maximum 6 bulan dari tanggal
pengiriman barang atau penunjukan dokumen.
Restricted L/C :L/C yang pembayarannya hanya dibatasi kepada bank-
bank tertentu saja yang tercantum didalam L/C.
Unrestricted L/C : L/C yang membebaskan negosiasi dokumen di bank
mana saja (tidak ada batasan kepada bank tertentu).
Red Clause L/C: L/C dimana bank pembuka memberi kuasa kepada
bank pembayar untuk membayar dimuka kepada beneficiary, sebagian
atau seluruh nilai L/C sebelum dokumen diajukan oleh beneficiary.
Transferable L/C : L/C yang memberikan hak kepada beneficiary
untuk memindahkan sebagian (seluruh) nilai L/C kepada pihak lain.
Revolving L/C :L/C yang peggunaannya dapat dilakukan secara
berulang-ulang.
h. Travellers Cheque :Cek perjalanan yang biasanya digunakan
oleh para turis untuk pembayaran diberbagai tempat/akmodasi
wisata seperti hotel, pusat perbelajaan maupun tempat hiburan.
i. Electronic Money : Alat pembayaran non tunai, seperti kartu
prabayar. Pembayaran e money biasanya untuk transaksi yang
nilainya kecil serta mempunyai frekuensi yang tinggi.
Penerimaan Pembayaran :
Pembayaran Pajak
pembayaran listrik, telepon & air
Pembayarn uang kuliah
Pembayaran uang iuran, misalnya iuran TV Cable
Melayani Pembayaran, seperti
Pembayaran gaji/upah/pension
Pembayaran Deviden
Pembayaran Kupon
Pembayaran bonus/hadiah
Layanan penunjang pasar modal :
Guarantor
Trustee (wali amanat)
Custodian (penyimpanan & Admin. Efek)
SUMBER: http://www.4shared.com/u/M0ShHlb4/ir_Adi_Wiratama_MBA.html
http://gaswari.wordpress.com/2011/02/28/bank-umum/ jam 14.00
http://duniabaca.com/sejarah-prinsip-serta-produk-perbankan-syariah.html