PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

57
PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH Disampaikan Oleh : Asep Saefullah LiSEnSi Consulting Pendidikan Dasar Perbankan Syariah selasa di ruang 6.05 IESP FEB UIN Jakarta

description

PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH. Disampaikan Oleh : Asep Saefullah LiSEnSi Consulting Pendidikan Dasar Perbankan Syariah selasa di ruang 6.05 IESP FEB UIN Jakarta. MODUL PDPS – O1 PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH. Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Page 1: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Disampaikan Oleh :

Asep Saefullah

LiSEnSi ConsultingPendidikan Dasar Perbankan Syariahselasa di ruang 6.05 IESP FEB UIN Jakarta

Page 2: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

NO. SUB MODUL TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam

Peserta memahami definisi bank syariah, Islam sebagai agama sempurna, keistimewaan Islam, hirarki konsep ekonomi islam, filosofi perbankan syariah,

2. Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Peserta memahami transaksi – transaksi yang terlarang dalam syariah Islam, baik zatnya maupun selain zatnya. Adapun penekanan materi lebih difokuskan pada keharaman selain zatnya, karena berhubungan erat dengan sistem transaksi perbankan syariah, seperti : tadlis, taghrir, ba’i najasy, ihtikar, riba, maysir, risywah, ta’aluq, 2 in 1, dan ba’I al inah.

3. Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peserta mengetahui evolusi sejarah transaksi syariah hingga praktek bank syariah modern, sejak dari zaman Nabi, shahabat, khulafaurasyidin, dinasti Islam, hingga masuk dan berkembang di Indonesia.

4. Peraturan Perundangan Peserta memahami sumber hukum Islam, legal framework bank syariah di Indonesia, dan contoh ketentuan standar terkait akad tertentu.

5. Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Peserta mengetahui lembaga keuangan syariah baik bank dan non bank, fungsi DPS (Dewan Pengawas Syariah), dan lembaga penunjang lainnya.

6. Keunikan Bank Syariah Peserta memahami keunikan bank syariah dibanding bank konvensional, dan prasyarat insan bank syariah.

MODUL PDPS – O1PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Page 3: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam

Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peraturan dan Perundangan

Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Keunikan Perbankan Syariah

Page 4: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 ayat 2:Ayat 2:

BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;

Ayat 3:

BANK UMUM adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 ayat 7:BANK SYARIAH adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah.

BANK SYARIAH?

Page 5: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Syariah

Etimologis Terminologis

JALAN menuju oase HUKUM-HUKUM yang Allah tetapkan bagi para hamba-

Nya

MAKNA SYARIAH

Page 6: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Tujuan Syariah (Maqaashidusy-Syarii`ah)

Mencegah kemudaratan (Daf`ul-Mafaasid)

Mendatangkan kemaslahatan (Jalbul-Mashaalih)

Pemeliharaan terhadap lima hal dasar (adh-dharuuriyyaat al-khams)

Agama (hifzh ad-diin) Jiwa (hifzh an-nafs) HARTA (hifzh al-maal) Nasab (hifzh an-nasab) Akal (hifzh al-`aql)

o Pengentasan kemiskinan;o Peredaran harta tidak hanya di kalangan

orang-orang kaya; o Keamanan dalam menyimpan harta; dll.

TUJUAN SYARIAH

Page 7: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Islam

Aqidah

Syariah

Ibadah (Mahdhah)

Muamalah

Politik

Economi

Perbankan

Asuransi

Pasar Modal

Sewa Guna Usaha

Anjak Piutang

Lainnya

Sosial

Lainnya

Akhlaq

KORELASI SYARIAH DAN ISLAM

Page 8: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Vertical Relationship

Allah SWT

Ibadah

Manusia

Mu’amalat

Manusia

` Horizontal Relationship

IBADAH & MUAMALAH

Page 9: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

IBADAH MU’AMALATSemua tidak boleh kecuali

yang telah ada ketentuannya

Semua boleh kecuali ada

Larangannya

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

KAIDAH FIQH: IBADAH & MUAMALAH

Page 10: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

“Sesungguhnya Ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna.

Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama.

Maka keistimewaan terpenting Ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri,

yaitu Aqidah dan Syariah.”

(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977,

hal.17-18)

Page 11: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam

Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peraturan dan Perundangan

Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Keunikan Perbankan Syariah

Page 12: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

HARAM

HARAM ZATNYA

HARAM CARANYA

HARAM SELAIN ZATNYA

AKAD TIDAK SAHBabi

Miras (Khamr)BangkaiDarah

Penipuan (Tadlis)Ketidakjelasan/Ketidakpastian (Taghrir)Rekayasa Demand (Najasy)Rekayasa Supply (Ihtikar)Riba Perjudian (Maysir)Suap (Risywah)

Tidak terpenuhi rukun dan syarat akad

Terjadi Ta’alluq

Terjadi 2 in 1

KLASIFIKASI HARAM

Page 13: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

HARAM ZATNYA HARAM SELAIN ZATNYA

Hanya diperkenankan dalam kondisi DARURAT

Diperkenankan dalam kondisi KEBUTUHAN MENDESAK

Darurat: Jika seseorang tidak mengonsumsi yang haram maka ia binasa atau hampir binasa.

Contoh: Seseorang yang terpaksa makan bangkai maka ia hanya boleh mengonsumsi sekedar untuk dapat bertahan hidup

Kebutuhan Mendesak: Kondisi di bawah Darurat; seseorang tidak sampai binasa jika ia tidak melakukan hal yang haram, tetapi ia dalam kondisi yang sulit.

Contoh: Sewaktu bank syariah belum ada, seseorang yang tidak mampu membeli rumah secara cash, mengambil KPR di bank konvensional dengan konsep ribawi.

HARAM

KLASIFIKASI HARAM

Page 14: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TADLIS (PENIPUAN)Definisi:

Transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu pihak unknown to one party.

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-sama ridha). Mereka harus mempunyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada sesuatu yang unkown to one party (keadaan di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini merupakan asymmtric information).

Unknown to one party (dalam bahasa fikihnya disebut tadlis (penipuan), dan dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam:

1. Kuantitas;2. Kualitas;3. Harga; dan4. Waktu Penyerahan

Page 15: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TADLIS (PENIPUAN)

TADLIS

Kuantitas

Kualitas

Harga

Waktu

Mengurangi takaran, mengurangi hak bagi hasil.

Menyembunyikan cacat barang/produk, atau menyembunyikan risiko dari produk.

Memanfaatkan ketidaktahuan pembeli atau nasabah terhadap harga.

Menyanggupi delivery-time yang disadari tidak akan sanggup memenuhinya.

Page 16: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHAN

Pak Bowo berprofesi sebagai seorang pedagang buah-buahan di kota. Ia mengambil barang dagangannya dari para petani buah di desa. Buah-buahan tersebut biasanya ia beli dengan harga setengah dari harga pasar yang kemudian akan dijualnya di kota sesuai dengan harga pasar. Ketika menjual, para petani tersebut tidak mengetahui harga pasar dari buah-buahan yang dijualnya, Pak Bowo pun tidak memberitahukan kepada para petani di desa berapa harga pasar buah-buahan tersebut.

Pertanyaan:

Apakah transaksi yang dilakukan oleh Pak Bowo tergolong tadlis? Jelaskan!

Page 17: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TAGHRIR (KETIDAKPASTIAN)

Definisi:

Transaksi pertukaran yang mengandung ketidakpastian bagi kedua pihak (uncertainity to both parties).

Uncertainity to both parties dalam bahasa fiqihnya disebut taghrir (ketidakpastian), dan dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam:

1. Kuantitas;2. Kualitas;3. Harga; dan4. Waktu Penyerahan

Page 18: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TAGHRIR (KETIDAKPASTIAN)

Uncertainty(Tidak Pasti)

Certainty(Pasti)

TAGHRIR

Taghrir terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti (certain) menjadi tidak pasti (uncertain)

Page 19: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TAGHRIR (KETIDAKPASTIAN)

TAGHRIR

Kualitas

Kuantitas

Harga

Waktu

Jual Beli Ijon.

Jual beli anak sapi dalam perut induknya, atau jual beli tanah masih dalam sengketa.

Ada dua harga dalam satu akad.

Jual beli barang yang hilang (delivery time tidak pasti bagi kedua pihak )

Page 20: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TAGHRIR (KETIDAKPASTIAN)

Dalam keempat bentuk gharar di atas, keadaaan sama-sama rela yang dicapai bersifat sementara, yaitu sementara

keadaannya masih tidak jelas bagi kedua belah pihak. Di kemudian hari yaitu ketika keadaanya telah jelas, salah satu

pihak (penjual atau pembeli) akan merasa terzhalimi walaupun pada awalnya tidak demikian.

Page 21: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHANIlustrasi SoalPak Andi ingin membeli sebuah sepeda motor Honda Supra bekas (second) dengan cara murabahah kepada sebuah bank syariah.

Pihak bank syariah kemudian menyatakan kepada Pak Andi bahwa mereka akan menjual motor tsb dengan mengambil margin 15% untuk 1 tahun atau 30% untuk 2 tahun yang kemudian disepakati oleh Pak Andi. Kesepakatan tsb dibuat ketika kedua belah pihak belum mengetahui kondisi fisik dan kualitas dari motor tsb.

Pertanyaan:

Apakah transaksi di atas tergolong tergolong taghrir atau tidak? Jelaskan jawaban saudara!

Page 22: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

BAY’ NAJASY (MANIPULASI DEMAND)

Definisi:

Upaya mengambil keuntungan diatas

keuntungan normal dengan menciptakan

permintaan palsu, sehingga terjadi sentimen

pasar

Titik keseimbangan

pasarHarga Saham X

Jumlah Saham

Titik keseimbangan

pasar krn manipulasi

demand

Penawaran Saham

PO

PF

QO QF

DO

DF

O

Page 23: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHAN

Ilustrasi Soal:Dalam rangka menaikkan harga jual barangnya, maka sebuah perusahaan X membuat beberapa order fiktif terhadap barang dagangannya. Order tersebut digunakan oleh perusahaan tersebut sebagai peningkaan bargaining power dalam transaksi mereka terhadap para konsumennya sehingga mereka bisa menetapkan harga yang tinggi terhadap konsumennya.

Pertanyaan:

Apakah tindakan perusahaan tersebut tergolong Bay’ Najasyi atau tidak? Jelaskan?

Page 24: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

IKHTIKAR (MANIPULASI SUPPLY)

Definisi:

Upaya mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan menciptakan penawaran palsu

Rekayasa supply antara lain dengan mengupayakan terjadinya kelangkaan, menjual dengan harga tinggi dan mengambil keuntungan lebih tinggi saat terjadinya kelangkaan

Page 25: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHAN

Ilustrasi Soal:Seorang pedagang minyak, mengetahui bahwa kebutuhan minyak pada hari raya akan meningkat. Oleh karena itu jauh hari sebelum hari raya tersebut, pedagang tersebut telah menyimpan sebagian besar minyaknya. Walaupun ia menyimpan / mengurangi minyaknya, ia tetap menjual pada harga pasar yang berlaku pada saat itu.

Pertanyaan:

Buatlah analisis fiqih, Apakah pedagang tsb melakukan ikhtikar?

Page 26: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

RIBA

Riba secara bahasa berarti Ziyadah (Tambahan) / Tumbuh dan membesar.Riba menurut Istilah: Pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal

secara bathil / bertentangan dengan prinsip mualamat dalam IslamMaknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas,

baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.

Premium or interest on money (or goods) or received on loan gain made by lending money (Oxford English Dictionary, p 365)

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil”.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’ie.

Page 27: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

RIBA

Dalam ilmu fiqih, dikenal 3 (tiga) jenis riba, yaitu: Riba Fadl Riba Nasiah Riba Jahiliyah

“... Dan Allah menghalalkan jual

beli dan mengharamkan

riba” (QS. 2 : 275)

Page 28: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Riba Fadhl adalah upaya mengambil keuntungan dari pertukaran barang sejenis yang secara kasat mata sama kualitasnya.

Contoh barang tersebut :

Emas

Perak

Gandum

Tepung

Kurma

Garam

Riba Fadhl timbul akibat pertukaran barang sejenis yang secara kasat mata sama kualitasnya tidak memenuhi kriteria: sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in), sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).

Bagaimana dengan pertukaran valas? Karena kualitasnya (daya beli) berbeda maka sawa-an bi sawa-in tidak berlaku namun yadan bi yadin tetap berlaku.

Dalam perbankan konvensional, riba fadhl terjadi ketika melakukan transaksi valas yang tidak dilakukan secara tunai (spot).

BahanMakanan

RIBA FADHL

Page 29: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

RIBA NASI’AH

Riba Nasi’ah disebut juga Riba Abbas yaitu upaya mengambil keuntungan dari percampuran sumberdaya (kerjasama bisnis) yang tidak memenuhi prinsip: untung muncul bersama resiko (al-ghunmu bil ghurmi) hasil usaha muncul bersama biaya (al-kharaj bidh dhaman) atau risk and return relationship

Business(Investment)

Possible Outcomes:`

Profit No Profit

Loss

Kerja sama bisnis meminta keuntungan pasti

Enforced Outcomes:

Profit

Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah terjadi dalam pembayaran bunga kredit, bunga deposito, bunga tabungan, dan bunga giro.

Page 30: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

RIBA JAHILIYAHRiba Jahiliyah adalah upaya mengambil keuntungan dari akad yang bersifat non-profit karena melanggar kaedah “Kullu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa Riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).

Akad Non-Profit

Possible Outcomes:

No Profit Loss

Manipulated Outcomes:

Profit

Dalam perbankan konvensional, riba jahiliyah terjadi dalam pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar secara penuh.

Page 31: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PELARANGAN RIBA DAN ALQURAN & HADIST

ALQURAN

Ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil dari pinjaman.

“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari

pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya” (QS. Al Baqarah: 278-279)

HADIST

1. Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”. (HR. Muslim).

2. Rasulullah SAW bersabda: Riba itu mempunyai 72 pintu, dan yang paling rendah dosanya, seperti seseorang menyetubuhi ibu kandungnya sendiri (HR. Thabrani)

Page 32: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PANDANGAN ULAMA INDONESIA TERHADAP RIBANahdlatul Ulama (fatwa NU dalam Munas tahun 1992)1. bunga dengan segala jenisnya sama dengan riba sehingga hukumnya haram2. bunga diperoleh dari bank tabungan giro tidak sama dengan riba hukumnya halal3. bunga konsumtif sama dengan riba hukumnya haram dan bunga produktif sama dengan riba

hukumnya halal4. bunga bank tidak haram,kalau bank itu menetapkan tarif bunganya terlebih dahulu secara

umum 5. bunga yang di terima dari deposito yang diladipertaruhkan ke Bank hukumnya boleh.

Muhammadiyah Bunga difatwakan Haram sesuai keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah tanggal

4 Juli 2010

Majelis Ulama Indonesia Bunga bank sama dengan riba (Komisi Fatwa MUI Desember 2003)

Page 33: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PANDANGAN ULAMA DUNIA TERHADAP RIBA

Dewan Studi Islam Al Azhar, Cairo :”bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan (konferensi Al Azhar, Muharram 1385H/Mei 1965)

Rabithah Alam Islamy:”bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan (keputusan No 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab 1406H)

Majma Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam:”seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari riba yang diharamkan secara syariah (keputusan No 10 Majelis Majma’ Fiqih Islamy, Konferensi OKI ke II, 22-28 Desember 1985)

Page 34: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

KONSEP BUNGA DI KALANGAN YUNANI DAN ROMAWI

Plato (427 - 347 SM) mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan yaitu, pertama: bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam

masyarakat, kedua: bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan

miskin. Aristoteles (384 - 322 SM) berpendapat bahwa fungsi uang adalah sebagai alat

tukar (medium of exchange) bukan alat untuk menghasilkan tambahan melalui bunga. Bunga menurutnya adalah uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari sesuatu yang asalnya tidak akan terjadi, oleh karena itu bunga adalah suatu yang tidak adil.

Page 35: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PANDANGAN YAHUDI DAN KRISTEN TERHADAP BUNGA

Kitab Ulangan 23 : 19 - 20 “Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan

makanan atau apapun yang dapat dibungakan. Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga…”

Kitab Keluaran 22 : 25 “ Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatku, orang yang

miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhdap dia; janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.”

Page 36: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PERBEDAAN ANTARA BUNGA DAN BAGI HASIL

BUNGA BAGI HASIL Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad

dengan pedoman harus selalu untung

Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.

Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.

Page 37: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHAN

Ilustrasi Soal :1. Seorang pengusaha meminta tolong kepada pak Garin untuk menukarkan

Uang Rupiah dengan Real Saudi di money changer “Berkah”, uang rupiahnya diserahkan tgl 10 Des 2009 dan Real Saudi akan diserahkan 1 (satu) bulan kemudian, atas jasanya pak Garin dibayar sebesar Rp 1.000,- dari setiap Rp.100.000,- uang rupiah yang ditukarkan.

2. Seorang pengusaha menitipkan dananya di Bank Syariah ABC, setiap akhir bulan bank memutuskan untuk memberikan bonus atas dana tersebut, (kalau dihitung setara dengan 2%)

Page 38: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

MAYSIRDefinisi:”Suatu permainan yang menempatkan salah satu pihak menanggung beban pihak yang lain akibat permainan tersebut”“Transaksi yang mengandung unsur perjudian, untung-untungan atau spekulatif yang tinggi” (PBI No.7/46/PBI/2005).

Setiap permainan atau pertandingan, baik yang berbentuk game of chance, game of skill ataupun natural events, harus menghindari terjadinya zero sum game, yakni kondisi yang menempatkan salah satu atau beberapa pemain harus menanggung beban permain yang lain.

Dengan demikian dalam sebuah pertandingan sepakbola misalnya, dana partisipasi yang dimintakan dari para peserta tidak boleh dialokasikan, baik sebagian ataupun seluruhnya untuk pembelian trophy atau bonus para juara.

Page 39: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

RISYWAH (SUAP MENYUAP)Definisi :”Memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu bukan haknya”“Tindakan suap dalam bentuk uang, fasilitas, atau bentuk lainnya yang melanggar hukum sebagai upaya mendapatkan fasilitas atas kemudahan dalam suatu transaksi”. (PBI No.7/46/PBI/2005)

Suatu perbuatan baru dapat dikatakan sebagai tindakan risywah jika dilakukan kedua belah pihak secara sukarela. Jika hanya salah satu pihak yang meminta suap dan pihak yang lain tidak rela atau dalam keadaan terpaksa atau hanya untuk memperoleh haknya, maka peristiwa tersebut bukan termasuk kategori risywah, melainkan tindak pemerasan.

Page 40: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

CACAT AKAD: TA’ALLUQ

Ta’alluq Syarat yang mencegah selesai sempurnanya rukun dari suatu akad, yang akad pertama tidak dapat selesai sempurna tanpa akad kedua. (akad kedua menjadi salah satu rukun dari akad pertama).

“Jika kalian melakukan jual beli dengan cara

‘inah ..., maka Allah akan menimpakan kehinaan

atas diri kalian yang tidak akan tercabut hingga

kalian kembali lagi pada agama kalian” (HR. Muslim)

B menjual mobil kepada Asecara cicilan seharga Rp 100 juta

A menjual mobil kepada B secara tunai seharga Rp 90 juta

Page 41: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

BAY’AL INAH (Aset Milik Bank)

BANK NASABAH1 Jual Aset

$ deferred payment4

BANK2 Jual Kembali aset

NASABAH

Hasil Akhir : Bank memberikan uang cash kepada nasabah yang Jumlahnya lebih rendah dari cicilan nasabah nantinya.

Di Malaysia dikenal dengan BBA (Bai’ Bithaman ‘Ajil)

3 $ Cash Payment

Page 42: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LATIHAN

Ilustrasi Soal :Seorang pedagang menjual sepeda motornya kepada Pak Riko seharga Rp 12 Juta dengan pembayaran 3 bulan kemudian.

Namun pedagang tersebut mensyaratkan kepada Pak Riko untuk menjual kembali sepeda motor tersebut kepadanya seharga Rp 10 Juta dengan pembayaran tunai.

Buatlah analisa fiqih, apakah transaksi tersebut dapat dikategorikan Riba?

Page 43: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam

Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peraturan dan Perundangan

Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Keunikan Perbankan Syariah

Page 44: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

SUMBER HUKUM ISLAM

ALQURAN Kitab suci umat Islam sebagai sumber pertama atau Asas Pertama Syara‘.

HADIST Segala apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (Arab: taqrîr), sifat jasmani atau sifat akhlak

IJTIHADSebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang suatu hukum namun hal-hal ibadah tidak bisa diijtihadkan.

BEBERAPA MACAM IJTIHAD Ijma‘ : Kesepakatan para ulamaQiyas : Diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnyaMaslahah Mursalah : Untuk kemaslahatan umat'Urf : Kebiasaan / adat istiadat yang tidak melanggar Syara’

Page 45: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LEGAL FRAMEWORK

1. UU No.7/1992 yang diubah oleh UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan :

1. dual banking system

2. dual system bank

2. UU No.23 Tahun 1999 diubah dengan UU No.3/2004 tentang BI:

1. Cara pengendalian moneter dapat dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah

2. BI dapat memberikan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek

3. UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah :

1. Perizinan dan pengaturan

2. Pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan

3. Penyelesaian persengketaan

4. Pembentukan Komite Perbankan Syariah

Page 46: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LEGAL FRAMEWORK (Lanjutan)

FATWA MUI tentang Produk, Jasa dan Transaksi Perbankan Syariah

Kodifikasi Produk dan Jasa Perbankan syariah BI

PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

PBI 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas PBI 9/19/PBI/2007

SEBI 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang Pelaksanaan Prinisp Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

Page 47: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

KETENTUAN & PERATURAN STANDARCONTOH: MURABAHAH

Fatwa No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah

Fatwa No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam Murabahah

Fatwa No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah

Fatwa No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran

Fatwa No. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh).

PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

PBI 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas PBI 9/19/PBI/2007

SEBI 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang Pelaksanaan Prinisp Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

FATWA

FATWA

FATWA

FATWA

FATWA

PBI

PBI

PBI

Page 48: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Konsep Ekonomi & Perbankan Dalam Islam

Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peraturan dan Perundangan

Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Keunikan Perbankan Syariah

Page 49: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PROSES PEMENUHAN KEPATUHAN SYARIAH TERHADAP PRODUK DAN JASA

Komite Perbankan Syariah

Advise Fatwa

Fatwa

Pengawasan

Pengawasan dan Opini

Dewan Pengawas Syariah

Dewan Syariah Nasional -Majelis Ulama Indonesia

Bank Syariah

Produk dan Jasa

Page 50: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

DEWAN PENGAWAS SYARIAHTugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah:

1. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah

2. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank

3. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank

4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya

5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank

6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Page 51: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

LEMBAGA PENUNJANG

MAJELIS ULAMA INDONESIA Dewan Syariah Nasional

BANK INDONESIA Direktorat Perbankan Syariah, Komite Ahli

BASYARNAS Badan Arbitrase Syariah Nasional Penyelesai sengketa

ASOSIASI • ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia),

• MES (Masyarakat Ekonomi Syariah),

• PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah),

• IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam),

• AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia),

• FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam)

PENDIDIKAN • Public Training Center

• Program Ekonomi/Keuangan Syariah di Universitas

• Sekolah Menengah Kejuruan

Page 52: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Islam Sebagai Jalan Hidup

Transaksi Terlarang Dalam Syariah Islam

Sejarah Kelahiran Perbankan Syariah di Indonesia

Peraturan dan Perundangan

Peran dan Fungsi Para Pihak Dalam Industri

Keunikan Perbankan Syariah

Page 53: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

BANK DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

1. Perbankan Syariah berlandaskan prinsip-prinsip syariah melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana serta penyediaan jasa keuangan lain.

2. Ketika bank konvensional terkena imbas akibat krisis moneter, bank syariah bertahan/ survived. Hal ini mendorong bank konvensional membuka cabang syariah.

3. Tidak riba, karena tidak-adil dan dapat merusak prinsip kemitraan

4. Uang adalah alat tukar, bukan sebagai komoditi yg diperdagangkan.

5. Pembiayaan / investasi harus bankable & tak bertentangan dg prinsip syariah.

6. Tidak melakukan transaksi maysir, gharar, riba & bathil (maghrib).

7. Bank syariah adalah mitra investor / pedagang (bukan lender & borrower)

8. Akad transaksi tidak berubah s/d berakhirnya, walau terjadi gejolak moneter.

Page 54: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

Keunikan Bank Syariah Terhadap Bank Konvensional

NO. BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

1.Memiliki fungsi pengawasan yaitu Dewan Pengawas Syariah yang penetapannya berdasarkan rekomendasi dari DSN MUI

Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah

2. Harus berinvestasi dan memberikan pembiayaan pada usaha yang halal

Pemberian kredit tanpa ada batasan halal dan haram

3. Pendapatan & Biaya= Margin dan Upah Pendapat an & Biaya = Bunga

4. Landasan Operasional : Nilai Rabbani Landasan Operasional: Sekuler

5.Transparan untuk Pemaparan Kinerja karena berfilosofi sebagai ”manajer investasi” bagi para Investornya/ pemilik DPK

Superior and UnExpose: terhadap Penyimpan Dana

Page 55: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

NO. BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

6 Punya ”Sistem Peringatan Dini” Tidak punya

7 Penalti dan denda dari nasabah dicatatkan sebagai Dana Sosial

Penalti dan denda dari nasabah dicatatkan sebagai Pendapatan Bank

8 Pembayaran cicilan tetap, aman dari fluktuasi indikator ekonomi ribawi

Pembayaran cicilan terbukafluktuatif

9 Fungsi sebagai Manajer Investasi, Sosial, jasa keuangan,dan bisa ikut jadi pelaku di Sektor Riil

Hanya sebagai Intermediasi JasaKeuangan dgn Sektor Riil

Page 56: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PRASYARAT INSAN BANK SYARIAH

FATHONAH

AMANAH

SHIDDIQ

TABLIGH

ISTIQOMAH

Kompeten, Profesional, Layanan Prima

Dapat Dipercaya

Jujur dan Benar

Menyampaikan dan Mengajarkan Kebenaran & Keadilan

Konsisten, Konsekuen, Berkelanjutan dalam Pengembangan

Page 57: PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

TERIMA KASIHWassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah fahamku. Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusan ku. Ya Allah, keluarkanlah kami dari kegelapan ragu dan muliakanlah kami dengan cahaya ilmu-Mu, bukakanlah bagi

kami ma’rifat ilmu, berilah cahaya kepada hati kami sebagaimana Engkau beri cahaya kepada matahari dan bulan, dan mudahkanlah bagiku pintu-pintu karunia-Mu, Wahai yang Maha Penyayang”.