MAKALAH
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
OLEH
1. SARI RAHMADINA ANORI / 1102639
2. WILDAN MUFTI / 1102631
3. DONI MAHA PUTRA / 110717
4. SYAFMAWANDI IRWAN / 1102094
5. WINDRA PERMANA / 1104503
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Wawasan
Bimbingan dan Konseling”. Makalah ini ditulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang
terhormat:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Profesi Kependidikan, yang telah membimbing kami
selama perkuliahan berlangsung
2. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian makalah ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kelemahan. Dengan dasar ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Padang, 21 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 1
C. TUJUAN.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING.......................................... 3
B. LATAR BELAKANG BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH...... 4
C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING.................................................... 8
D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING..................................................... 9
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN.................................................................................................... 11
B. SARAN................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan modern sekarang ini penuh dengan permasalahan yang cenderung
membuat kebanyakan orang yang mengalaminya sering lepas kontrol, frustrasi dan
hilang arah. Berbagai kesenjangan, harapan-harapan, dan persaingan membuat orang
tidak tahu apa, mengapa, dan bagaimana seharusnya mendapatkan solusi dari berbagai
penyebab permasalahan yang menimpanya. Hal ini bukan saja menghambat potensi
diri tetapi membuat orang yang mengalaminya melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan tuntutan masyarakat modern.
Guru di sekolah sebagai pengelola proses belajar dan mengajar sering
dihadapkan pada kenyataan, dimana siswa sebagai penerima proses pembelajan
mengalami berbagai masalah. Dalam situasi demikian terkadang guru tidak dapat
mengatasinya karena keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi
lain, guru diharuskan melaksanakan program pengajaran yang telah ditetapkan, oleh
karena itu guru memerlukan rekanan kerja untuk menangani permasalahan siswa.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, belajar serta
perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan diberikan dalam bentuk individu
maupun kelompok agar peserta didik mampu mandiri dan berkembang secara optimal
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang
berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memfokuskan pembahasan makalah ini perlu dilakukan pembatasan
masalah. Batasan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2. Mengapa bimbingan dan konseling diperlukan dalam pendidikan
1
3. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
4. Apa fungsi bimbingan dan konseling?
C. TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami pengertian bimbingan dan konseling
2. Menjelaskan latarbelakang perlunya bimbingan dan konseling dalam pendidikan
3. Memahami tujuan bimbingan dan konseling di sekolah
4. Menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan
Menurut Abu Ahmadi (1991) bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang
lebih baik.
Bimo Walgito (2004), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang,
dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam
Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
3
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
3. Pengetian Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (1987) pengertian bimbingan dan konseling terdapat pada
huruf-huruf yang ada pada kata b-i-m-b-i-n-g-a-n dan k-o-n-s-e-l-i-n-g. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat
mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat, gagasan ,alat dan asuhan yang di dasarkan
atas norma atau nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan konseling sebagai suatu usaha
memperoleh konsep diri pada individu siswa. Konsep diri meliputi konsep tentang
diri, orang lain, pendapat orang lain tentan diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri)
serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan dan masyarakat.
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa Bimbingan Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face
to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana
yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya
sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
B. LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENDIDIKAN
Guru di sekolah sebagai pengelola proses belajar dan mengajar sering
dihadapkan pada kenyataan, dimana siswa sebagai penerima proses pembelajan
mengalami berbagai masalah. Dalam situasi demikian terkadang guru tidak dapat
mengatasinya karena keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi
lain, guru diharuskan melaksanakan program pengajaran yang telah ditetapkan, oleh
karena itu guru memerlukan rekanan kerja untuk menangani permasalahan siswa.
Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dalam pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut:
4
1. Latar Belakang Sosio-Kultural
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan
dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,
informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi
oleh peserta didik misalnya, pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, minum-
minuman keras, penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi
maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan
siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapinya.
2. Latar Belakang Pendidikan/ Pedagogis
Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara
optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan
proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang
optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi
yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh
yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi
kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan
sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting
dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang
secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan
tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik,
psikologis, maupun sosial.
Sekolah sebagai suatu lembaga yang bersifat formal mempunyai peranan
yang amat penting dalam usaha mendewasakan siswa sebagai anggota
masyarakat. Untuk itu sekolah mempunyai tiga bidang kegiatan:
a. Bidang pengajaran dan kurikulum
Bidang ini bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pengajaran yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus
membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah satu anggota
masyarakat. Bidang ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru.
b. Bidang administrasi dan kepemimpinan
5
Bidang ini berhubungan dengan masalah administrasi dan kepemimpinan yaitu
menyangkut bagaimana mengefsienkan pelaksanaan administrasi yang
mencakup perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas, personalia,
perlengkapan dan pengawasan. Bidang ini menjadi tanggung jawab kepala
sekolah.
c. Bidang pembinaan pribadi siswa
Bidang ini mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan agar siswa
memperoleh kesejahteraan lahir batin dalam proses pendidikan yang sedang
ditempuhnya, sehingga siswa dapat mencapai tujuannya secara baik. Bidang
ini menjadi tanggung jawab guru pembimbing bersama guru di sekolah.
3. Latar belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik,
merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa
sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki
kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai
pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan
lainnya. Di samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan
tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
Latar belakang psikologis bimbingan dan konseling di sekolah menyangkut
masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu dan
penyesuaian diri serta masalah belajar. Masalah psikologis siswa dapat berupa:
a. Masalah perkembangan individu
Individu siswa dalam masa perkembangan, karena itu sekolah
merupakan sarana untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses
perkembangannya, oleh karena itu sekolah harus memperhatikan prinsip-
prinsip perkembangan tersebut, yaitu:
Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah
dicapai.
Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun pertama.
Setiap individu memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.
Pembawaan dan lingkungan sama-sama berpengaruh.
Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat.
6
Perkembangan menuju kea rah integrasi.
b. Masalah perbedaan individu
Individu yang satu dengan yang lainnya berbeda secara bawaan dan
lingkungan. Perbedaan pembawaan memungkinkan terbentuknya individu
yang berbeda, meskipun lingkungannya sama. Namun begitu juga sebaliknya
yaitu lingkungan yang sama menghasilkan individu yang berbeda.
Di sekolah individu siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi
yang sama, akan tetapi hasilnya ada siswa yang cepat, lambat dan malas dalam
belajar. Kenyataan ini membutuhkan adanya pelayanan yang sesuai dengan
perbedaan individu yang ada di sekolah. Melalui kegiatan bimbingan
perbedaan individu memungkinkan untuk diperhatikan.
c. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
Penyesuaian diri merupakan kelanjutan dari tercapainya kebutuhan
individu, bila individu dapat memahami kebutuhannya dan ditunjang oleh
lingkungan maka biasanya akan tercipta penyesuaian diri individu, dan bila
tidak tercapai maka individu akan mengalami kelainan tingkah laku. Kegiatan
bimbingan dan konseling dapat melihat dan memahami kebutuhan individu
sehingga terciptanya penyesuaian diri individu.
d. Masalah belajar
Individu yang belajar dipengaruhi oleh factor yang ada dalam diri
individu. Factor dalam maupun factor luar individu dapat menimbulkan
masalah belajar bagi siswa. Salah satu tujuan kegiatan bimbingan adalah untuk
memahami dan mengatasi masalah belajar siswa.
Dari uraian terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan proses belajar mengajar, karena itu kegiatan bimbingan dan
konseling dapat menunjang proses belajar mengajar.
C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
7
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk
membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang
efektif dan produktif dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis antara
cita-cita dengan kemampuan yang ada.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah meliputi:
Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa,
Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat,
Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakang siswa,
Menyelenggarakan program tes,
Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi guru dan staf lainnya,
dan
Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi siswa yang sudah tamat
(tambahan keterampilan)
b. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan siswa meliputi:
membantu siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang
dipunyai,
Membantu sosialisasi dan sensitifkasi siswa terhadap kebutuhannya,
Membantu siswa untuk mengembangkan motif dan motivasi belajar,
Memberikan dorongan dalam mengarah diri, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dalam pendidikan,
Mengembangkan sikap dan nilai secara menyeluruh serta puas dengan
keadaan hidup,
Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia,
Membantu siswa dalam memperoleh kepuasan diri,
Membantu siswa untuk seimbang dalam aspek jasmani, rohani, emosi, dan
sosial, dan
Membantu siswa mendapat kesempatan dalam mengembangkan potensinya di
lingkungan dan di masyarakat
c. Tujuan bimbingan dan konseling untuk guru:
Membantu guru dalam keseluruhan program pendidikan,
8
Membantu guru dalam usaha memahami perbedaan individu siswa,
Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan,
Membantu dan mengenalkan pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan
program pendidikan, dan
Membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa
d. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan orang tua siswa:
membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan antara siswa
dengan keluarga,
Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah siswa serta bantuan
yang dapat diberikan,
Membina hubungan baik antara keluarga dan sekolah, dan
Membantu memberikan pengertian terhadap orang tua tentang program
pendidikan pada umumnya
D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk mengoptimalkan setiap siswa
sesuai dengan kemampuan, dan nilai-nilai yang dipunyai siswa. Untuk mencapai
tujuan tersebut Prayitno (1994) menguraikan fungsi bimbingan dan konseling sebagai
berikut:
1. Fungsi pemahaman
Fungsi ini merupakan landasan dari kegiatan bimbingan dan konseling, karena
dengan memahami siswa dan permasalahannya besar kemungkinan jalan keluar
dari pemecahan masalah akan dapat ditemui sehingga diharapkan siswa dapat
terlepas dari permasalahan yang dialaminya.
2. Fungsi pencegahan
Moto kesehatan tentang “mencegah lebih baik daripada mengobati” juga berlaku
dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Setelah guru pembimbing memahami
permasalahan siswa, tentu harus dapat memperkirakan kemungkinan
kesulitan/masalah baru yang akan menimpa siswa, karena itu fungsi pencegahan
dalam bimbingan dan konseling adalah untuk mencegah atau paling tidak
memperkecil akibat yang akan timbul dari masalah siswa.
3. Fungsi pemeliharaan
9
Setiap individu mempunyai potensi dan kekurangan yang harus dikembangkan.
Potensi dan kekuatan yang ada ini harus di jaga sebaik mungkin dengan demikian
yang ada tidak sia-sia. Program bimbingan dan konseling berfungsi agar hal-hal
yang telah dipunyai individu siswa terjaga dan terpelihara dengan baik serta hal-
hal yang menjadi kekurangan individu dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun lingkungan sekolah.
4. Fungsi pengembangan
Setiap potensi yang ada dalam diri individu perlu dikembangkan, karena itu
program bimbingan dan konseling berfungsi untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri siswa, sehingga individu siswa dapat puas dan bahagia dalam
hidupnya.
5. Fungsi pengentasan
Merupakan suatu usaha nyata untuk memecahkan masalah siswa. Dengan
terentaskannya masalah siswa, maka diharapkan siswa bebas dari permasalahan
yang dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.
BAB III
PENUTUP
10
A. KESIMPULAN
Kegiatan bimbimgan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari proses belajar mengajar. Kegiatan bimbingan dan konseling pada
dasarnya merupakan usaha yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa
untuk mencapai kemandirian dalam keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai
individu, kelompok, keluarga atau masyarakat.
B. SARAN
Peran guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus mampu mendukung dan
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya. Guru mata pelajaran
sebaiknya mampu menjadi jembatan penghubung antara siswa dengan guru
pembimbing (guru BK) sehingga mampu mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapi peserta didik.
Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak antara lain, guru kelas, guru BK,
siswa dan seluruh staf sekolah dalam mewujudkan bimbingan konseling tepat sasaran
11
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Konselor. Jakarta: P2LPTK
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Tim MKDK.2007. Bahan Ajar Profesi Kependidikan. Universitas Negeri Padang
http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/#ixzz2u2AfDr3S
http://pemimpixcil.blogspot.com/2013/03/latar-belakang-dan-pentingnya-bimbingan.html
12
Top Related