BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem hepatobilier adalah sistem yang mengatur pengeluaran atau seksresi cairan
empedu yang berasal dari hati dan kandung empedu untuk diekskresikan ke dalam usus halus
untuk pencernaan lemak dalam makanan. Fungsi hati adalah pembentukan dan eksresi
empedu. Hati mengeksresikan empedu sebanyak satu liter perhari ke dalam usus halus. Unsur
pertama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu.
Penyakit hati dapat bersifat fokal atau difus, ringan atau parah dan reversibel, atau
irreversibel. Akibat yang berasal langsung dari kerusakan akut sel fungsional hati terutama
hepatosit, tanpa gangguan kemampuan hati untuk melakukan regenerasi, umumnya
reversibel. Akibat lain penyakit hati irreversibel, yang biasanya dijumpai pada sirosis.
Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran empedu. Faktor pencetusnya
meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan saluran empedu, dan radang saluran empedu.
Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam
kenodioksilat dan asam empedu dengan cara mengurangi penjenuhan kolesterol-empedu
dengan cara mengurangi seksresi kolesterol dan meningkatkan sekresi asam empedu.
Ultrasonografi merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk
pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan, serta hubungan dengan jaringan disekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif,
tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data
yang diperoleh mempunyai nilai dignostik yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun
terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG
mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai aggota tubuh.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impendance acustic tertentu. Dalam
jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermcam-macam eko, jaringan tersebut akan
dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali
tidak ada eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 1
darah besar, perikardial atau pleural efusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid
akan dapat dibedakan.
Ultrasonografi hati merupakan suatu modalitas pencitraan yang akurat untuk penyakit
hati fokal atau difus, menentukan staging tumor primer, mendeteksi deposit sekunder,
pemeriksaan penunjang untuk kalkulus dan jaundice, dan sebagai bantuan pada biopsi hati
atau prosedur intervensional. Ultrasonografi akan memvisualisasi kandung empedu, duktus
bilier komunis, vena hepatik dan vena porta.
Ultrasonografi pankreas berguna untuk tersangka pankreatitis atau tumor dan untuk
mendampingi biopsi pankreas.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Hepar
Hepar adalah organ intestinal dengan berat pada pria dewasa 1,2-1,6 kg dan pada
wanita dewasa antara 1,2- 1,4 kg atau kurang lebih 2,5% dari berat badan orang dewasa.
Bewarna coklat kemerahan dengan konsistensi padat kenyal.
Hepar terletak dibagian atas cavitas abdominalis tepat dibawah diafragma.
Hepar menempati sebagian besar regio hypocondriac dextra dan regio epigastrica
dansebagian kecil didaerah hypocondriac sinistra.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 3
Permukaan hepar
Facies diafragmatica : facies ini menghadap dextra, anterior dansuperior
Facies visceral : facies ini menghadap posterior dan inferior, yang berhubungan
dengan pars abdominal oesophagus, gaster, duodenum,flexura coli dextra, ren dextra
dan glandula suprarenalis dextra sertavesica fellea. Peralihan antara facies anterior
dan facies inferior merupakan pinggiranyang tajam yang disebut margo inferior.
Hepar dibagi menjadi 2 lobus :
Lobus hepatis dextra, yang lebih besar dan dibagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus
caudatus. Lobus hepatis sinistra dengan ukuran yang lebih kecil. Peritoneum hampir
menyelubungi seluruh permukaan hepar kecuali suatu daerah yang disebut bare area yang
terletak pada facies posterior hepatik.
Batas
Batas hepar :
Superior : sejajar dengan ruang intercosta V kanan.
Inferior : menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri ,flexura colica dextra,
duodenum, curvatura minor gaster.
Anterior : peritoneum.
Posterior : omentum minor, ren dextra, vena cava inferior,oesophagus bagian distale.
Dextra : peritoneum.
Sinistra : gaster, oesophagus.
Ligamen
Ligamen falciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan keatas dari
umbilicus ke hepar. Ligamen ini menggantungkan hepar ke diafragma dan dinding
anterior depan.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 4
Ligamentum teres hepatis (round ligament) merupakan bagian bawah ligament
falciformis.
Ligamentum falciformis berjalan ke permukaan anterior dan kemudian ke permukaan
superior hepar dan akhirnya membelah menjadi dua lapisan yang disebut ligamentum
coronarium, lapisan kiri disebut ligamentum triangulare sinistrum dan sebelah kanan
disebut ligamentum triangulare dextra. Ligamentum coronarium hepatis
menggantungkan hepar ke puncak diafragma, sedangkan ligamentum triangulare
menggantungkan hepar kediafragma kanan dan kiri.
Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenale, merupakan bagian dari
omentum minus yang terbentang dari curvatura minor gaster danduodenum proximal
ke hepar. Didalam ligamentum ini terdapat Aa.Hepatica, V.porta dan duct.
Choledocus communis. Ligamentumhepatoduodenale juga membentuk tepi anterior
dari Foramen Wislow.
Ligamentum venosum, merupakan suatu pita fibrosa, melekat pada ramussinister vena
porta hepatis dan berjalan ke atas didalam fibrosa pada faciesvisceralis hepar dan
diatas melekat pada vena cava inferior.
Pada posisi supine, akan dijumpai hubungan hepar dengan alat sekitarnya sbb :
Facies superior, yang meliputi permukaan atas lobus dextra dan lobus sinistra yang
terletak langsung dibawah kubah diafragma.
Facies anterior, yang merupakan anterior lobus dextra dan sinistra,
sebagian bersentuhan dengan diafragma bagian depan dan sebagian lagi bersentuhan
dengan dinding depan abdomen pada regio epigastricac.
Facies dextra, menempel pada diafragma.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 5
Facies posterior hepatis, merupakan permukaan belakang lobus dextra dan sinistra.
Permukaan belakang lobus dextra, menempel pada diafgrama pada bagian Bare area,
vena cava inferior dan glandula suprarenalis dextra. Permukaan belakang lobus
sinistra berhungan dengan oesophagus parsabdominalis dan fundus dari ventrikel.
Facies inferior hepatis, meliputi lobus permukaan bawah lobus dextra, lobus caudatus,
lobus qaudratus dan lobus sinistra. Pada permukaan bawah initerlihat vesika fellea
terletak antara lobus qaudratus, vena cava inferior terdapat diantara lobus dextra dan
lobus caudatus. Ligamen venosum terletak antara lobus sinistra dan caudatus. Celah
porta hepatik yang berisi duct. Choledocus disebelah kanan, A. Hepatica disebelah
kiri, dan V. Porta dibelakang, terletak antara lobus caudatus dan lobus
quadratus.Organ-organ yang berhadapan dengan lobus dextra adalah fleksura
colidextra, ren dextra dan pars decendens duodeni. Organ-organ yang berhadapan
dengan lobus sinister adalah permukaan depan gaster Organ-organ yang berhadapan
dengan lobus qaudratus adalah duodenum pars superior.
Perdarahan
Arteri : Arteri hepatica membawa darah arterial ke hepar. Arteri hepatica propia,cabang dari
trunchus coeliacus, berakhir dengan bercabang menjadi ramus dextra dan sinistra yang akan
masuk ke dalam porta hepatis.
Vena : Vena porta adalah vena yang membawa darah venous dari saluran cerna yang kaya
dengan zat sari makanan. Vena porta bercabang dua menjadidua cabang terminal, yaitu
ramus dextra dan ramus sinistra. Vena porta menampung darah dari V. Lienalis, v.
Mesenterica superior, V paraumbilicalis, V. Gastrica sinistra langsung ke Vena porta.
Sedangkan V. Mesenterica inferior tidak langsung ke Vena porta tapi ke V. Lienalis
Fisiologi Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang menghasilkan empedu. Komposisi getah empedu
antara lain:
Kolesterol
Asam empedu dan garam empedu
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 6
Macam-macam asam empedu: asam kolat, asam deoksikolat, dan asam
kenodioksikolat.
Garam empedu: Natrium atau Kalium yang berasal dari asam-asam empedu.
Pigmen empedu:
Bilirubin (paling banyak)
Biliverdin
Mesobilirubin
Mesobiliverdin
Mesobilicyanin
Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hepar:
Sekresi oleh sel-sel fungsional hepar → hepatosit mengandung sejumlah besar asam
empedu dan kolesterol sekresi ke dalam kanalikuli biliaris kecil. Kanalikuli biliaris
→ canalis biliferis → ductulus biliaris → ductus biliaris → ductus hepaticus dextra
dan sinistra → ductus hepaticus communis → ductus cysticus → vesica biliaris
Kontraksi vesica biliaris → pengeluaran getah empedu menuju ductus cysticus → +
ductus hepaticus communis → ductus choledochus → + ductus pancreaticus →
ampulla Vateri → papilla Vateri → duodenum pars descenden.
Fungsi asam empedu:
Emulsifikasi: mempermudah emulsifikasi lemak dengan menurunkan tegangan permukaan
air.
Netralisasi asam: adanya ion Bikarbonat → pH empedu 7,8-8,6
Ekskresi: bilirubin, kolesterol, obat-obatan, toksin, dan lain-lain
Daya pelarut kolesterol :
- Kolesterol + lesitin dalam empedu akan membentuk misel
- Absorbsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa intestinal
- Empedu : Lesitin : Kolesterol = 80 : 15 : 5
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 7
Indikasi USG pada Hati
Indikasi USG pada hati adalah sebagai berikut :
1. Nyeri diperut kanan atas
Bisa disebabkan oleh abses hepar maupun kanker hepar. Dapat juga karena penyakit
pada organ lain di daerah tersebut, yaitu kandung empedu dan salurannya, ginjal
kanan, kaput pankreas, usus dua belas jari.
2. Pembesaran hati
Yang diperhatikan adalah gambaran gema jaringan parenkim, permukaan hati, tepi
hati, pembuluh-pembuluh darah, misal vena porta, vena hepatis, saluran-saluran
empedu. Teraba massa di perut kanan atas.
3. Ikterus cholestatik
Ikterus intraheptal dengan ekstraheptal dapat dibedakan dengan USG. Pada ikterus
ekstraheptal ditemukan pembesaran kandung empedu dan pelebaran saluran-saluran
empedu. Bila tidak ditemukan pembesaran, tetapi terdapat gambaran kasar di jaringan
parenkim hati, berarti menunjukkan adanya gambaran cholestatik intraheptal.
4. Gangguan kondisi badan
Penderita dengan keluhan lemah badan, berat badan menurun, panas yang tidak
diketahui sebabnya, sebaiknya dilakukan USG pada hati, karena bisa merupakan
abses atau kanker.
5. Metastase di hati
Penderita dengan tumor primer pada organ lain perlu dipertimbangkan adanya
kemungkinan mengalami metastase di hati.
6. Kelainan di diafragma kanan
Akibat efusi pleura, tumor paru, abses subfrenik, abses hati, tumor hati, dll.
2.1.2 Kelainan-kelainan pada hepar :
1. Hepatomegali non spesifik : pembesaran hepar dapat menyeluruh atau salah satu
lobus dengan ekhostruktur yang masih tetap homogen, permukaan rata, tepi tajam ,
tanpa kelainan vaskularisasi.
2. Perlemakan hepar (fatty liver) : terlihat gambarn infiltrasi lemak yang dapat merata
sehingga mengesankan perubahan yang homogen atau tidak merata sehingga
mengesankan perubahan ekhostruktur hepar yang heterogen, bahkan perubahan dapat
terjadi hanya di suatu tempat saja memberikan gambaran suatu lesi fokal
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 8
intrahepatik. Perlemakan menyebabkan suatu perubahan yang menyebabkan
parenchym hepar lebih echogenik dari normal, menyebabkan bagian belakangnya
kehilangan ekhogenitanya. Perubahan ini tidak selalu diikuti pembesaran hepar.
Permukaan hepar rata, tepi tajam, kecuali perlemakan yang disebabkan alkohol tepi
hepar agak tumpul. Perubahan yang terlihat tergantung dari etiologi perlemakan hati
yang beragam. Perubahan dapat terjadi dari tahun ke tahun yang selalu diikuti secara
teratur. Salah satu perubahan yang menarik adalah nonalcoholic steatose hepatitis
yang dalam perjalanan penyakit dapat memberikan tampilan yang berbeda dari tahun
ke tahun. pembuluh darah hepar masih berdiameter normal, hanya kadang-kadang
tampak kabur, dindingnya masih rata. Seringkali dapat dijumpai lesi-lesi dengan
berbagai macam bentuk, hypoechoic, batas dapat tegas, dapat pula tidak tegas
didalam hepar yang merupakan sisa-sisa jaringan hepar yang sehat atau belum
mengalami perlemakan lesi bebas lemak (fat sparring lession). Lesi ini dapat begitu
jelas dittengah perlemakan hati sehingga menyerupai tumor dan dikenal dengan
pseudomonas tumor.
3. Proses dapat dimasukkan kronik intrahepatik
Disini dapat terlihat bermacam-macam perubahan ekhostruktur parenchym hepar
yang belum dapat dimasukkan kelainan hepar yang mempunyai perubahan
ekhostruktur parenchym hepar yang khusus, spesifik, seperti perlemakan hepar atau
sirosis hepatis. Pada umumnya dapat dijumpai :
- Hepar yang membesar, ekostruktur masih homogen, permukaan rata, tepi kurang
tajam atau menumpul.
- Hepar membesar, ekhostruktur heterogen, permukaan rata, tapi masih tajam.
- Hepar membesar, ekhostruktur heterogen, permukaan tidak rata, tepi tajam atau
tumpul.
4. Sirosis Hepatis
Hepar terlihat heterogen, permukaan tidak rata halus atau kasar, tumpul, ekhostruktur
dapat memberikan kesan lebih kasar dari normal. Lobus kiri dapat membesar, lobus kanan
mengecil, suatu saat memberikan gambaran lebih besar dari lobus kanan, tetapi dapat pula
mengecil menyeluruh. Pembuluh darah intrahepatik tampak lebih berkelok dengan kaliber
yang mengecil. Dapat juga dijumpai kumpulan cairan disekitar hepar, kumpulan cairan ini
dapat begitu banyak sehingga mengesankan hepar dan organ lain terapung-apung
didalamnya. Kumpulan cairan ini dikenal dengan asites.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 9
5. Penyakit atau lesi fokal hati
Kista
Dapat soliter maupun multiple(polikistik).terlihat sebagai lesi lesi anekoik yang
bulat atau oval dalam berbagai ukuran yang mempunyai dinding tipis dan rata
dengan struktur eko dibawahnya lebih hiperekoik
Hemangioma
Sangat jarang ditemukan .biasanya sub kapsular atau
subdiafragmatik.bentuknya bulat,tepi tegas tidak licin.struktur eko dengan
sonosdensitas rendah,kadang kadang terdapat bercak bercak kalsifikasi
didalamnya .struktur eko dibawahnya tidak ada peningkatan densitas seperti
pada kista.
Abses
Sangat sukar dibedakan antara abses piogenik dan amebik .biasanya sangat
besar,kadang kadang multilokular .struktur eko rendah sampai cairan
(anekoik)dengan adanya bercak-bercak hiperekoik(debris) didalamnya.tepinya
tegas ,ireguler yang makin lama makin tambah tebal.
6. Tumor hati
o Hepatoma primer / karsinoma hepatoseluler
Sering diikuti gejala gejala klinis seperti teraba massa pada daerah
hati,hepatomegali,berat badan yang menurun cepat ,ikterus ,fungsi hati
yang terganggu,mungkin juga adanya asites dan splenomegali . juga
sering diiringi dengan serum AFP (alfa feto protein) yang sangat
tinggi.
Secara umum pada usg sering diketemukan adanya hepar yang membesar ,permukaan
yang bergelombang dan lesi lesi fokal intra hepatic dengan struktur eko yang berbeda dengan
parenkim hati normal .biasanya menunjukkan struktur eko yang lebih tinggi disertai dengan
nekrosis sentral berupa gambaran hipoekoik sampai anekoik akibat adanya nekrosis,tepinya
ireguler. yang sangat sulit ialah menentukan hepatoma pada stadium awal dimana gambaran
struktur eko yang masih isoekoik dengan parenkim hati normal .
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 10
o metastasis
Gambaran eko bergantung pada jenis asal tumor primer. Jadi dapat berupa struktur
eko yang mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari pada jaringan hati normal.misalnya
pada metastase adenokarsinoma sering meperlihatkan gambaran lesi fokal,bulat,tepinya
hipoekoik dan struktur eko yang lebih tinggi atau hipeerekoik ,disertai dengan nekrosis
sentral,dapat tunggal atau multiple.keadaan tersebut dikenal sebagai target cell’s sign.
Limfoma lebih memberikan gambaran lesi lesi fokal yang hipoekoik sedang sarcoma
memberikan gambaran lesi lesi fokal yang kompleks yaitu campuran hipo dan hiperekoik .
sampai saat ini belum dikenal klasifikasi tumor berdasarkan gambaran usg ,yang lebih
penting adalah menentukan ukuran dan lokasinya yang sangat berguna untuk biopsy dan
diagnosis dini.
Ultrasonografi Hepar
Gambar 1. Hepar Normal Gambar 2. Sirosis Hepatis
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 11
Gambar 3. Hepatitis Akut Gambar 4.Hemangioma
Gambar 5. Abses Hati Gambar 6. Keganasan
2.1.3 Anatomi Kandung Empedu
Untuk menginterpretasikan patologi sistem empedu memerlukan pemahaman tentang
anatomi sistem empedu, perkembangan umum tentang anomali dan hubungannya terhadap
teknik pembedahan pencahayaan dan drainase empedu, akibatnya radiologi anatomi paralel
dengan pembedahan. Deskripsi yang saat ini dapat diterima berasal dari Couinaud dan
Healey dan Schroy.
Kandung empedu merupakan kantong berongga berbentuk pir yang terletak tepat di
bawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresikan secara terus menerus oleh hati masuk ke
saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua
saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kiri dan
kanan yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis.
Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Duktus
koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula vateri sebelum bermuara
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 12
ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula dikelilingi oleh serabut otot
sirkular yang dikenal dengan sfingter oddi.
Gambar 2. Kandung Empedu
Anatomi Saluran Empedu Intrahepatik
Empedu mengalir dari jaringan rongga duktular dan kanikular. Saluran ini bergerak
dengan cabang-cabang vena porta dan arteri hepatic pada persimpangan porta. Saluran
interlobular terkecil bergabung untuk membentuk saluran empedu septal, dan akhirnya
menyatu untuk membentuk saluran kiri dan kanan hepatic. Hati terbagi menjadi 2 bagian
utama dan sebuah lobus kauda. Sebelah kiri (ruas 2,3,4) dan kanan (ruas 5,6,7,8) dibagi oleh
bagian utama yang melewati dari dasar tengah kantung empedu sebelumnya, ke bagian kiri
vena cava inferior setelahnya. Setiap bagian ini kemudian terbagi menjadi 2 sektor dengan
fisura kiri dan kanan, sesuai dengan jalur vena hepatic kiri dan kanan. Lobus kauda, disebut
ruas 1, adalah bagian bagian otonom hati dengan vaskular dan aparatus empedu yang
terpisah.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 13
Saluran hepatic kiri mengalir 3 ruas hati kiri dan saluran hepatic kanan mengalir 4
ruas hati kanan. Saluran hepatic kanan muncul dari penyatuan dari 2 saluran utama; devisi
anterior mengalir ruas 5 dan 8 dan devisi posterior mengalir 6 dan 7. Lobus kauda (ruas 1)
mempunyai pola drainase yang bervariasi tetapi kebanyakan (78%) drainase mengalir ke
kedua saluran utama.
Anatomi Saluran Empedu Ekstrahepatik
Saluran hepatic kanan dan kiri berpadu di hilum, anterior ke percabangan 2 vena
portal, untuk membentuk saluran hepatik, yang bergerak secara kauda di tepi bebas omentum.
Saluran kanan ruas extrahepatic pendek tetapi saluran kiri mempunyai aliran extrahepatic
yang lebih panjang dan karenanya, ketika terkena pembedahan di tingkat pelat hilu, dapat
menfasilitas anastomosis usus dan empedu.
Saluran empedu utama terbagi menjadi 2 ruas : saluran hepatic dan saluran empedu,
oleh penyisipan saluran kistik. Sedangkan saluran kistik bergabung dengan saluran hepatic di
ruas supraduodenal itu sebesar 80%, mungkin memanjang kebawah ke retroduodenal atau
retropankreatik. Saluran empedu melewati posterior inferior ke bagian awal duodenum dan
kepala pankreas. Kebanyakan saluran empedu kemudian membentuk sebuah saluran pendek
dengan saluran pankreas utama dalam dinding duodenum., disebut ampula vater. Variasi pada
jalur anatomi mempunyai sequela patologi.
Kantung empedu, bekerja sebagai reservoir, berbaring di fossa kistik. Kantong
empedu sangat jarang tertanam di parenkim hati atau sebagai ganti mungkin di lampiran
mesenterik panjang yang kemudian bertanggung jawab ke volvulus.
Suplai Arteri
Pengetahuan tentang perdarahan sistem empedu penting karena pengkontribusian
iskemi terhadap perkembangan striktur, sekarang lebih banyak dikenal dengan laparoskopi
kholesistomy. Tiga segmen penyuplai adalah hilus, supraduodenal dan retropankreas.
2.1.4 Perkembangan Anomali Anatomi Sistem Empedu
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 14
Anomali Intrahepatik
Deskripsi variasi adalah :
1. Tiga pertemuan dari sector posterior kanan, sektor anterior kanan dan saluran utama
kiri hepatik (12%)
2. Pemasukan secara langsung saluran kanan ke saluran empedu utama (20%)
3. Pemasukan saluran bagian kanan ke saluran kiri hepatik (6%)
4. Ketiadaan dari pertemuan hepar utama (3%)
5. Pemasukan saluran posterior kanan ke saluran cytic atau kantong empedu
Kegagalan dalam mengenal variasi anatomi pada kolangiografi, pembedahan, laparoskopi,
dapat menyebabkan kebocoran pada empedu atau kegagalan drainase empedu dengan gejala
klinis kolangitis dan sirosis empedu skunder.
Anomali Extrahepatik
sejumlah anomali dengan implikasi penting radiologi telah menggambarkan
1. Agenesis kantong empedu. Ini adalah jarang, dengan insiden kurang dari 0,1 % dari
populasi.
2. Bilobar kantong empedu dengan satu saluran cystic tetapi dua fundi
3. lipatan kantong empedu, ini mungkin retroserosal diantara badan dan fundus ,
biasanya disebut deformitas phyrgian cap dan persentasinya sampai dengan 18% dari
individu.kemungkinan, itu mungkin serosal diantara badan dan infundibulum
4. divetriculum kongenital
5. duplikasi saluran cystik dengan sebuah kantung empedu unilocular
6. septum kantung empedu
pentingnya anomali diatas terletak pada hubungan mereka dengan formasi kalkulus
7. anomali posisi kantung empedu
8. anomali saluran empedu masuk kedalam salah satu kiri atau kanan saluran hepatik
atau kedalam retroduodenal atau segmen retropankreatik dari saluran empedu.
Ultrasonografi Kandung Empedu
Pemeriksaan ultrasound adalah sebuah teknik pemeriksaan yang dapat membantu
mendiagnosa penyakit atau patologi sistem empedu. Umumnya pemeriksaan ini hanya
dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kalkulus, daya sensitivitas ultrasound sangat berguna
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 15
untuk memeriksa keadaan patologis sehingga memberi sebuah pengertian pada korelasi
gejala klinis dan pemeriksaan ultrasound itu sendiri.
Kantong Empedu Normal
Untuk mendapatkan visual atau penampakan lumen, pasien harus berpuasa minimal 6 jam
Pencitraan dilakukan pada 2 posisi supine dan lateral kiri dengan menggunakan probe 3.5
atau 5 MHz untuk mendapatkan visual atau penampakan yang optimal. Kandung empedu
yang normal mengandung anekoik empedu dan mempunyai ketebalan mural 3mm atau
kurang. Pemeriksaan dengan frekuensi tinggi dapat memancarkan visual 3 lapisan
mukosa ,muskularis dan serosa.
Fig. 11 large stone (arrow) impacted in the neck of the gallbladder. Note the dense
acoustic shadow
Batu Empedu
Tingkat akurasi dari ultrasound dalam mendeteksi batu empedu adalah lebih dari
98%. Jika terdapat kesalahan , biasanya disebabkan kesalahan pemeriksa atau keterbatasan
teknis seperti pada pasien obesitas. Karakteristik batu empedu adalah ekogenik dengan
bayangan akustik posterior yang diakibatkan dari matriks cristalin.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 16
Fig. 12 multiple small stones (arrows) in the dependeny part of the gallbladder. No
acoustic shadow.
Kolesititis
Pada kolesititis akut karakteristiknya berupa lingkaran halo dengan ekogenik rendah
dengan penebalan mural lebih besar dari 3mm pada keadaan puasa. Empedu ekogenik yang
muncul sebagai hasil dari stasis dan hiperkonsentrasi empedu, mungkin muncul, tetapi
obstruksi dan inflamasi bukan merupakan faktor etiologi. Kolesititis kronis menunjukkan
kronologi empedu yang berkontraksi dan kadang dengan obliterasi lumen dan penampakan
atau visual bayangan porta terlihat.
Polips Kantong Empedu dan Deposit Kolesterol
Ini adalah differensial yang penting dalam demonstrasi pusat ekogenik. Walaupun, Tidak
terdapat bayangan akustik atau pergerakan postural.
Fig. 13 acalculous cholecystitis. The gallbladder wall is thickened and reduced in
echogenicity.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 17
Fig. 14 (A) chronic cholecystitis (see text). (B) inflammatory thickening of the wall of the
bile duct seen in transverse section at the level of the biffurcation (arrows)
Fig. 15 gallbladder poylp fixed to the ventral wall of the gallbladder.
Intra- dan Ekstrahepatik Sistem Empedu
ukuran normal duktus empedu pada dewasa bisa mencapai 8 mm. Pada pasien
asimtomatik dengan fungsi hati normal dan tidak terdapat riwayat penyakit dyskinesia
empedu, ukuran salurannya bisa mencapai 12 mm. Pada obstruksi saluran empedu
pemeriksaan ultrasound dapat menegakkan diagnosa dengan tingkat akurasi 95% pada
penyakit saluran empedu, dan >79% pada penyakit sumbatan akibat batu empedu.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 18
Fig. 16 (A) calculus obstruction. Note acoustic shadow and the thin rim of bile around the
front edge of the stone (arrow). (B) Coronal MIP image of an MR
cholangiopancreatogram (MRCP) (TSE 2320/380) showing proximal stoneses (arrow) of
the common bile (b) and pancreatic (p) ducts from a cholangiocarcinoma. There is a
plastic F5 catheter in situ within the common bile duct which is not producing any signal
artefact. g= gallbladder; L= left. (C) MR cholangiography showing billiary dilatation due
to anastomotic bile duct stricture following liver transplant.
Gangguan kantong empedu
Batu Empedu
Estimasi sebanyak 17% populasi dewasa mengidap batu empedu tetapi sebagian tidak
mempunyai gejala atau asimtomatik. Insiden bertambah sering seiring usia bertambah.
Studi membuktikan > 50% pasien dengan kalkuli mempunyai gejala asimtomatik.
Insiden bertambah pada pasien dengan penyakit liver kronis, gangguan hemolitik dan
diabetes. Kolelitiasis jarang pada anak-anak prepubescan kecuali adanya hubungan
dengan gangguan atau penyakit hemodinamik
Tipe batu
3 tipe utama
1. Campuran
2. Kolesterol
3. Batu pigmen murni
Kolesistitis Kalkulus
Merupakan sumbatan batu pada duktus sistik. Infeksi transmural dapat menyebabkan
kantong empedu gangren dan dapat perforasi. Empiema atau mukokel dapat terjadi jika
sumbatan masih terjadi. Infeksi organisme atau clostridium welchii dapat menyebabkan
empisematos kolesistitis, umumnya pada pasien dm atau imunosupresan. Pemeriksaan
ultrasoun dapat dijadikan teknik diagnosa :
1. adanya kalkuli
2. penebalan mural >3 mm
3. formasi abses perikolitiasis
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 19
4. pengembangan empiema atau mukokel
pemeriksaan tambahan seperti HIDA-scan dapat dilakukan sebagai tindakan suportive
Fig. 27 Empyema of the gallbladder. The true nature of the fine internal echoes can only
be determined by aspiration.
2.1.7. Anatomi Pankreas
Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak melintang mulai dari pars
descendens, duodenum, sampai ke hilus limpa dan secara anatomi terbagi atas kaput, korpus
dan kauda.
Sebagian besar dari panjang pankreas terletak di depan vena lienalis. Kaput pankreas terletak
sebelah dorsal hati, sebelah anterior vena cava inferior. Arteri mesentrica superior letaknya
persis dibelakang caput pankreas. Susunan vaskuler pada daerah abdomen atas tersebut dapat
digunakan sebagai titik-titik pengenal (landmark) pemeriksaan usg pankreas.
Indikasi pemeriksaan USG pada pankreas :
Indikasi pemeriksaan pada pankreas adalah :
a. evaluasi pasien dengan :
1. nyeri di epigastrik
2. massa tumor di daerah epigastrik
3. pasien dengan diagnosis klinis pankreatitis
4. untuk mencari komplikasi bedah pada pankreatitis misalnya abses /pseudokista.
b. Serial ultra sonogram yang dibuat untuuk mengevaluasi keaadaan proses
penyembuhan suatu pankreatitis.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 20
Kelainan-kelainan Pankreas :
1. Pankreatitis akut
Bila intensitas ekho pankreas lebih rendah daripada intensitas ekho hati, maka hal ini
merupakan suatu keadaan yang abnormal. Pada peradangan pankreas akan terjadi
pembengkakan yang menyeluruh karena edema sehingga pankreas akan membesar
dan intensitas ekhonya akan berkurang bahkan kadang-kadang bisa hampir sonolusen
( ekho free) . batas pankreas menjadi kabur dan irreguler. Pada irisan transversal
tampak pembesaran yang merata dari semua bagian pankreas.
2. Pankreatitis kronik
Pada pankreatitis kronik didapatkan peninggian intensitas ekho jaringan yang
menyeluruh atau dapat juga pada bagian kecil pankreas. Pankreas biasanya juga
membesar, konturnya menjadi irreguler dan gambaran ekho struktur jaringan menjadi
agak heterogen. Sering ditemukan pelebaran saluran pankreas yang irreguler. Bila
terdapat kalsifikasi pada pankreas dan ini dapat dilihat dengan USG, maka suatu
diagnosis pankreatitis kronik dapat ditegakkan. Ketepatan diagnosis pankreatitis
kronik secara ultrasonografi adalah 85 %.
Ultrasonografi Pankreas
Pankreatitis Akut
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 21
Duktus Pankreatikus
Pankreatitis Kronis
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 22
BAB III
KESIMPULAN
Sistem hepatobiler merupakan sistem yang bekerja pada tubuh manusia yang terdiri
dari organ hati, pankreas, saluran empedu, dan kandung empedu. Sistem ini bekerja dalam
tubuh untuk mengatur sistem pencernaan. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang
organ pada sistem hepatobilier diantaranya sirosis, hepatomegali nonspesifik, fatty liver,
proses kronik intrahepatik, kista, hemangioma, abses, dan keganasan..
Ultrasonografi hati merupakan suatu modalitas pencitraan yang akurat untuk penyakit
hati fokal atau difus, menentukan staging tumor primer, mendeteksi deposit sekunder,
pemeriksaan penunjang untuk kalkulus dan jaundice, dan sebagai bantuan pada biopsi hati
atau prosedur intervensional. Ultrasonografi akan memvisualisasi kandung empedu, duktus
bilier komunis, vena hepatik dan vena porta.
Ultrasonografi pankreas berguna untuk tersangka pankreatitis atau tumor dan untuk
mendampingi biopsi pankreas.
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 23
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta, H. Atlas Ultrasonografi Abdomen dan Beberapa Organ Penting
Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI : Jakarta :
2. Rasad, S. Radiologi Diagnostik Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta :458-489
3. Patel, Pradip R. Lecture Notes Radiologi Edisi ke- 2. Erlangga : Jakarta :
4. Ghazali Malueka, Rusdy. Radiologi Diagnostik. Pustaka Alam :
Yogyakarta
5. www.josephinwidya.wordpress.com/ Fisiologi dan Biokimia Hepatobilier
Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 24