Paper Hepar

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem hepatobilier adalah sistem yang mengatur pengeluaran atau seksresi cairan empedu yang berasal dari hati dan kandung empedu untuk diekskresikan ke dalam usus halus untuk pencernaan lemak dalam makanan. Fungsi hati adalah pembentukan dan eksresi empedu. Hati mengeksresikan empedu sebanyak satu liter perhari ke dalam usus halus. Unsur pertama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu. Penyakit hati dapat bersifat fokal atau difus, ringan atau parah dan reversibel, atau irreversibel. Akibat yang berasal langsung dari kerusakan akut sel fungsional hati terutama hepatosit, tanpa gangguan kemampuan hati untuk melakukan regenerasi, umumnya reversibel. Akibat lain penyakit hati irreversibel, yang biasanya dijumpai pada sirosis. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran empedu. Faktor pencetusnya meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan saluran empedu, dan radang saluran empedu. Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodioksilat dan asam empedu dengan cara mengurangi penjenuhan kolesterol-empedu dengan cara mengurangi seksresi kolesterol dan meningkatkan sekresi asam empedu. Ultrasonografi merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 1

Transcript of Paper Hepar

Page 1: Paper Hepar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem hepatobilier adalah sistem yang mengatur pengeluaran atau seksresi cairan

empedu yang berasal dari hati dan kandung empedu untuk diekskresikan ke dalam usus halus

untuk pencernaan lemak dalam makanan. Fungsi hati adalah pembentukan dan eksresi

empedu. Hati mengeksresikan empedu sebanyak satu liter perhari ke dalam usus halus. Unsur

pertama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu.

Penyakit hati dapat bersifat fokal atau difus, ringan atau parah dan reversibel, atau

irreversibel. Akibat yang berasal langsung dari kerusakan akut sel fungsional hati terutama

hepatosit, tanpa gangguan kemampuan hati untuk melakukan regenerasi, umumnya

reversibel. Akibat lain penyakit hati irreversibel, yang biasanya dijumpai pada sirosis.

Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran empedu. Faktor pencetusnya

meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan saluran empedu, dan radang saluran empedu.

Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam

kenodioksilat dan asam empedu dengan cara mengurangi penjenuhan kolesterol-empedu

dengan cara mengurangi seksresi kolesterol dan meningkatkan sekresi asam empedu.

Ultrasonografi merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk

pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,

gerakan, serta hubungan dengan jaringan disekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif,

tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data

yang diperoleh mempunyai nilai dignostik yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena

pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun

terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG

mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai aggota tubuh.

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impendance acustic tertentu. Dalam

jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermcam-macam eko, jaringan tersebut akan

dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali

tidak ada eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 1

Page 2: Paper Hepar

darah besar, perikardial atau pleural efusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid

akan dapat dibedakan.

Ultrasonografi hati merupakan suatu modalitas pencitraan yang akurat untuk penyakit

hati fokal atau difus, menentukan staging tumor primer, mendeteksi deposit sekunder,

pemeriksaan penunjang untuk kalkulus dan jaundice, dan sebagai bantuan pada biopsi hati

atau prosedur intervensional. Ultrasonografi akan memvisualisasi kandung empedu, duktus

bilier komunis, vena hepatik dan vena porta.

Ultrasonografi pankreas berguna untuk tersangka pankreatitis atau tumor dan untuk

mendampingi biopsi pankreas.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 2

Page 3: Paper Hepar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Hepar

Hepar adalah organ intestinal dengan berat pada pria dewasa 1,2-1,6 kg dan pada

wanita dewasa antara 1,2- 1,4 kg atau kurang lebih 2,5% dari berat badan orang dewasa.

Bewarna coklat kemerahan dengan konsistensi padat kenyal.

 

Hepar terletak dibagian atas cavitas abdominalis tepat dibawah diafragma.

Hepar menempati sebagian besar regio hypocondriac dextra dan regio epigastrica

dansebagian kecil didaerah hypocondriac sinistra.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 3

Page 4: Paper Hepar

Permukaan hepar 

 

Facies diafragmatica : facies ini menghadap dextra, anterior dansuperior 

Facies visceral : facies ini menghadap posterior dan inferior, yang berhubungan

dengan pars abdominal oesophagus, gaster, duodenum,flexura coli dextra, ren dextra

dan glandula suprarenalis dextra sertavesica fellea. Peralihan antara facies anterior

dan facies inferior merupakan pinggiranyang tajam yang disebut margo inferior.

Hepar dibagi menjadi 2 lobus :

Lobus hepatis dextra, yang lebih besar dan dibagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus

caudatus. Lobus hepatis sinistra dengan ukuran yang lebih kecil. Peritoneum hampir

menyelubungi seluruh permukaan hepar kecuali suatu daerah yang disebut bare area yang

terletak pada facies posterior hepatik.

Batas

Batas hepar :

Superior : sejajar dengan ruang intercosta V kanan.

Inferior : menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri ,flexura colica dextra,

duodenum, curvatura minor gaster.

Anterior : peritoneum.

Posterior : omentum minor, ren dextra, vena cava inferior,oesophagus bagian distale.

Dextra : peritoneum.

Sinistra : gaster, oesophagus.

Ligamen

Ligamen falciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan keatas dari

umbilicus ke hepar. Ligamen ini menggantungkan hepar ke diafragma dan dinding

anterior depan.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 4

Page 5: Paper Hepar

Ligamentum teres hepatis (round ligament) merupakan bagian bawah ligament

falciformis.

Ligamentum falciformis berjalan ke permukaan anterior dan kemudian ke permukaan

superior hepar dan akhirnya membelah menjadi dua lapisan yang disebut ligamentum

coronarium, lapisan kiri disebut ligamentum triangulare sinistrum dan sebelah kanan

disebut ligamentum triangulare dextra. Ligamentum coronarium hepatis

menggantungkan hepar ke puncak diafragma, sedangkan ligamentum triangulare

menggantungkan hepar kediafragma kanan dan kiri.

Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenale, merupakan bagian dari

omentum minus yang terbentang dari curvatura minor gaster danduodenum proximal

ke hepar. Didalam ligamentum ini terdapat Aa.Hepatica, V.porta dan duct.

Choledocus communis. Ligamentumhepatoduodenale juga membentuk tepi anterior

dari Foramen Wislow.

Ligamentum venosum, merupakan suatu pita fibrosa, melekat pada ramussinister vena

porta hepatis dan berjalan ke atas didalam fibrosa pada faciesvisceralis hepar dan

diatas melekat pada vena cava inferior.

Pada posisi supine, akan dijumpai hubungan hepar dengan alat sekitarnya sbb :

 

Facies superior, yang meliputi permukaan atas lobus dextra dan lobus sinistra yang

terletak langsung dibawah kubah diafragma.

Facies anterior, yang merupakan anterior lobus dextra dan sinistra,

sebagian bersentuhan dengan diafragma bagian depan dan sebagian lagi bersentuhan

dengan dinding depan abdomen pada regio epigastricac.

Facies dextra, menempel pada diafragma.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 5

Page 6: Paper Hepar

Facies posterior hepatis, merupakan permukaan belakang lobus dextra dan sinistra.

Permukaan belakang lobus dextra, menempel pada diafgrama pada bagian Bare area,

vena cava inferior dan glandula suprarenalis dextra. Permukaan belakang lobus

sinistra berhungan dengan oesophagus parsabdominalis dan fundus dari ventrikel.

Facies inferior hepatis, meliputi lobus permukaan bawah lobus dextra, lobus caudatus,

lobus qaudratus dan lobus sinistra. Pada permukaan bawah initerlihat vesika fellea

terletak antara lobus qaudratus, vena cava inferior terdapat diantara lobus dextra dan

lobus caudatus. Ligamen venosum terletak antara lobus sinistra dan caudatus. Celah

porta hepatik yang berisi duct. Choledocus disebelah kanan, A. Hepatica disebelah

kiri, dan V. Porta dibelakang, terletak antara lobus caudatus dan lobus

quadratus.Organ-organ yang berhadapan dengan lobus dextra adalah fleksura

colidextra, ren dextra dan pars decendens duodeni. Organ-organ yang berhadapan

dengan lobus sinister adalah permukaan depan gaster Organ-organ yang berhadapan

dengan lobus qaudratus adalah duodenum pars superior.

Perdarahan

 

Arteri : Arteri hepatica membawa darah arterial ke hepar. Arteri hepatica propia,cabang dari

trunchus coeliacus, berakhir dengan bercabang menjadi ramus dextra dan sinistra yang akan

masuk ke dalam porta hepatis. 

Vena : Vena porta adalah vena yang membawa darah venous dari saluran cerna yang kaya

dengan zat sari makanan. Vena porta bercabang dua menjadidua cabang terminal, yaitu

ramus dextra dan ramus sinistra. Vena porta menampung darah dari V. Lienalis, v.

Mesenterica superior, V paraumbilicalis, V. Gastrica sinistra langsung ke Vena porta.

Sedangkan V. Mesenterica inferior tidak langsung ke Vena porta tapi ke V. Lienalis

Fisiologi Hepar

Hepar merupakan kelenjar yang menghasilkan empedu. Komposisi getah empedu

antara lain:

Kolesterol

Asam empedu dan garam empedu

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 6

Page 7: Paper Hepar

Macam-macam asam empedu: asam kolat, asam deoksikolat, dan asam

kenodioksikolat.

Garam empedu: Natrium atau Kalium yang berasal dari asam-asam empedu.

Pigmen empedu:

Bilirubin (paling banyak)

Biliverdin

Mesobilirubin

Mesobiliverdin

Mesobilicyanin

Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hepar:

Sekresi oleh sel-sel fungsional hepar → hepatosit mengandung sejumlah besar asam

empedu dan kolesterol sekresi ke dalam kanalikuli biliaris kecil. Kanalikuli biliaris

→ canalis biliferis → ductulus biliaris → ductus biliaris → ductus hepaticus dextra

dan sinistra → ductus hepaticus communis → ductus cysticus → vesica biliaris

Kontraksi vesica biliaris → pengeluaran getah empedu menuju ductus cysticus → +

ductus hepaticus communis → ductus choledochus → + ductus pancreaticus →

ampulla Vateri → papilla Vateri → duodenum pars descenden.

Fungsi asam empedu:

Emulsifikasi: mempermudah emulsifikasi lemak dengan menurunkan tegangan permukaan

air.

Netralisasi asam: adanya ion Bikarbonat → pH empedu 7,8-8,6

Ekskresi: bilirubin, kolesterol, obat-obatan, toksin, dan lain-lain

Daya pelarut kolesterol :

- Kolesterol + lesitin dalam empedu akan membentuk misel

- Absorbsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa intestinal

- Empedu : Lesitin : Kolesterol = 80 : 15 : 5

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 7

Page 8: Paper Hepar

Indikasi USG pada Hati

Indikasi USG pada hati adalah sebagai berikut :

1. Nyeri diperut kanan atas

Bisa disebabkan oleh abses hepar maupun kanker hepar. Dapat juga karena penyakit

pada organ lain di daerah tersebut, yaitu kandung empedu dan salurannya, ginjal

kanan, kaput pankreas, usus dua belas jari.

2. Pembesaran hati

Yang diperhatikan adalah gambaran gema jaringan parenkim, permukaan hati, tepi

hati, pembuluh-pembuluh darah, misal vena porta, vena hepatis, saluran-saluran

empedu. Teraba massa di perut kanan atas.

3. Ikterus cholestatik

Ikterus intraheptal dengan ekstraheptal dapat dibedakan dengan USG. Pada ikterus

ekstraheptal ditemukan pembesaran kandung empedu dan pelebaran saluran-saluran

empedu. Bila tidak ditemukan pembesaran, tetapi terdapat gambaran kasar di jaringan

parenkim hati, berarti menunjukkan adanya gambaran cholestatik intraheptal.

4. Gangguan kondisi badan

Penderita dengan keluhan lemah badan, berat badan menurun, panas yang tidak

diketahui sebabnya, sebaiknya dilakukan USG pada hati, karena bisa merupakan

abses atau kanker.

5. Metastase di hati

Penderita dengan tumor primer pada organ lain perlu dipertimbangkan adanya

kemungkinan mengalami metastase di hati.

6. Kelainan di diafragma kanan

Akibat efusi pleura, tumor paru, abses subfrenik, abses hati, tumor hati, dll.

2.1.2 Kelainan-kelainan pada hepar :

1. Hepatomegali non spesifik : pembesaran hepar dapat menyeluruh atau salah satu

lobus dengan ekhostruktur yang masih tetap homogen, permukaan rata, tepi tajam ,

tanpa kelainan vaskularisasi.

2. Perlemakan hepar (fatty liver) : terlihat gambarn infiltrasi lemak yang dapat merata

sehingga mengesankan perubahan yang homogen atau tidak merata sehingga

mengesankan perubahan ekhostruktur hepar yang heterogen, bahkan perubahan dapat

terjadi hanya di suatu tempat saja memberikan gambaran suatu lesi fokal

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 8

Page 9: Paper Hepar

intrahepatik. Perlemakan menyebabkan suatu perubahan yang menyebabkan

parenchym hepar lebih echogenik dari normal, menyebabkan bagian belakangnya

kehilangan ekhogenitanya. Perubahan ini tidak selalu diikuti pembesaran hepar.

Permukaan hepar rata, tepi tajam, kecuali perlemakan yang disebabkan alkohol tepi

hepar agak tumpul. Perubahan yang terlihat tergantung dari etiologi perlemakan hati

yang beragam. Perubahan dapat terjadi dari tahun ke tahun yang selalu diikuti secara

teratur. Salah satu perubahan yang menarik adalah nonalcoholic steatose hepatitis

yang dalam perjalanan penyakit dapat memberikan tampilan yang berbeda dari tahun

ke tahun. pembuluh darah hepar masih berdiameter normal, hanya kadang-kadang

tampak kabur, dindingnya masih rata. Seringkali dapat dijumpai lesi-lesi dengan

berbagai macam bentuk, hypoechoic, batas dapat tegas, dapat pula tidak tegas

didalam hepar yang merupakan sisa-sisa jaringan hepar yang sehat atau belum

mengalami perlemakan lesi bebas lemak (fat sparring lession). Lesi ini dapat begitu

jelas dittengah perlemakan hati sehingga menyerupai tumor dan dikenal dengan

pseudomonas tumor.

3. Proses dapat dimasukkan kronik intrahepatik

Disini dapat terlihat bermacam-macam perubahan ekhostruktur parenchym hepar

yang belum dapat dimasukkan kelainan hepar yang mempunyai perubahan

ekhostruktur parenchym hepar yang khusus, spesifik, seperti perlemakan hepar atau

sirosis hepatis. Pada umumnya dapat dijumpai :

- Hepar yang membesar, ekostruktur masih homogen, permukaan rata, tepi kurang

tajam atau menumpul.

- Hepar membesar, ekhostruktur heterogen, permukaan rata, tapi masih tajam.

- Hepar membesar, ekhostruktur heterogen, permukaan tidak rata, tepi tajam atau

tumpul.

4. Sirosis Hepatis

Hepar terlihat heterogen, permukaan tidak rata halus atau kasar, tumpul, ekhostruktur

dapat memberikan kesan lebih kasar dari normal. Lobus kiri dapat membesar, lobus kanan

mengecil, suatu saat memberikan gambaran lebih besar dari lobus kanan, tetapi dapat pula

mengecil menyeluruh. Pembuluh darah intrahepatik tampak lebih berkelok dengan kaliber

yang mengecil. Dapat juga dijumpai kumpulan cairan disekitar hepar, kumpulan cairan ini

dapat begitu banyak sehingga mengesankan hepar dan organ lain terapung-apung

didalamnya. Kumpulan cairan ini dikenal dengan asites.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 9

Page 10: Paper Hepar

5. Penyakit atau lesi fokal hati

Kista

Dapat soliter maupun multiple(polikistik).terlihat sebagai lesi lesi anekoik yang

bulat atau oval dalam berbagai ukuran yang mempunyai dinding tipis dan rata

dengan struktur eko dibawahnya lebih hiperekoik

Hemangioma

Sangat jarang ditemukan .biasanya sub kapsular atau

subdiafragmatik.bentuknya bulat,tepi tegas tidak licin.struktur eko dengan

sonosdensitas rendah,kadang kadang terdapat bercak bercak kalsifikasi

didalamnya .struktur eko dibawahnya tidak ada peningkatan densitas seperti

pada kista.

Abses

Sangat sukar dibedakan antara abses piogenik dan amebik .biasanya sangat

besar,kadang kadang multilokular .struktur eko rendah sampai cairan

(anekoik)dengan adanya bercak-bercak hiperekoik(debris) didalamnya.tepinya

tegas ,ireguler yang makin lama makin tambah tebal.

6. Tumor hati

o Hepatoma primer / karsinoma hepatoseluler

Sering diikuti gejala gejala klinis seperti teraba massa pada daerah

hati,hepatomegali,berat badan yang menurun cepat ,ikterus ,fungsi hati

yang terganggu,mungkin juga adanya asites dan splenomegali . juga

sering diiringi dengan serum AFP (alfa feto protein) yang sangat

tinggi.

Secara umum pada usg sering diketemukan adanya hepar yang membesar ,permukaan

yang bergelombang dan lesi lesi fokal intra hepatic dengan struktur eko yang berbeda dengan

parenkim hati normal .biasanya menunjukkan struktur eko yang lebih tinggi disertai dengan

nekrosis sentral berupa gambaran hipoekoik sampai anekoik akibat adanya nekrosis,tepinya

ireguler. yang sangat sulit ialah menentukan hepatoma pada stadium awal dimana gambaran

struktur eko yang masih isoekoik dengan parenkim hati normal .

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 10

Page 11: Paper Hepar

o metastasis

Gambaran eko bergantung pada jenis asal tumor primer. Jadi dapat berupa struktur

eko yang mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari pada jaringan hati normal.misalnya

pada metastase adenokarsinoma sering meperlihatkan gambaran lesi fokal,bulat,tepinya

hipoekoik dan struktur eko yang lebih tinggi atau hipeerekoik ,disertai dengan nekrosis

sentral,dapat tunggal atau multiple.keadaan tersebut dikenal sebagai target cell’s sign.

Limfoma lebih memberikan gambaran lesi lesi fokal yang hipoekoik sedang sarcoma

memberikan gambaran lesi lesi fokal yang kompleks yaitu campuran hipo dan hiperekoik .

sampai saat ini belum dikenal klasifikasi tumor berdasarkan gambaran usg ,yang lebih

penting adalah menentukan ukuran dan lokasinya yang sangat berguna untuk biopsy dan

diagnosis dini.

Ultrasonografi Hepar

Gambar 1. Hepar Normal Gambar 2. Sirosis Hepatis

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 11

Page 12: Paper Hepar

Gambar 3. Hepatitis Akut Gambar 4.Hemangioma

Gambar 5. Abses Hati Gambar 6. Keganasan

2.1.3 Anatomi Kandung Empedu

Untuk menginterpretasikan patologi sistem empedu memerlukan pemahaman tentang

anatomi sistem empedu, perkembangan umum tentang anomali dan hubungannya terhadap

teknik pembedahan pencahayaan dan drainase empedu, akibatnya radiologi anatomi paralel

dengan pembedahan. Deskripsi yang saat ini dapat diterima berasal dari Couinaud dan

Healey dan Schroy.

Kandung empedu merupakan kantong berongga berbentuk pir yang terletak tepat di

bawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresikan secara terus menerus oleh hati masuk ke

saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua

saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kiri dan

kanan yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis.

Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Duktus

koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula vateri sebelum bermuara

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 12

Page 13: Paper Hepar

ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula dikelilingi oleh serabut otot

sirkular yang dikenal dengan sfingter oddi.

Gambar 2. Kandung Empedu

Anatomi Saluran Empedu Intrahepatik

Empedu mengalir dari jaringan rongga duktular dan kanikular. Saluran ini bergerak

dengan cabang-cabang vena porta dan arteri hepatic pada persimpangan porta. Saluran

interlobular terkecil bergabung untuk membentuk saluran empedu septal, dan akhirnya

menyatu untuk membentuk saluran kiri dan kanan hepatic. Hati terbagi menjadi 2 bagian

utama dan sebuah lobus kauda. Sebelah kiri (ruas 2,3,4) dan kanan (ruas 5,6,7,8) dibagi oleh

bagian utama yang melewati dari dasar tengah kantung empedu sebelumnya, ke bagian kiri

vena cava inferior setelahnya. Setiap bagian ini kemudian terbagi menjadi 2 sektor dengan

fisura kiri dan kanan, sesuai dengan jalur vena hepatic kiri dan kanan. Lobus kauda, disebut

ruas 1, adalah bagian bagian otonom hati dengan vaskular dan aparatus empedu yang

terpisah.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 13

Page 14: Paper Hepar

Saluran hepatic kiri mengalir 3 ruas hati kiri dan saluran hepatic kanan mengalir 4

ruas hati kanan. Saluran hepatic kanan muncul dari penyatuan dari 2 saluran utama; devisi

anterior mengalir ruas 5 dan 8 dan devisi posterior mengalir 6 dan 7. Lobus kauda (ruas 1)

mempunyai pola drainase yang bervariasi tetapi kebanyakan (78%) drainase mengalir ke

kedua saluran utama.

Anatomi Saluran Empedu Ekstrahepatik

Saluran hepatic kanan dan kiri berpadu di hilum, anterior ke percabangan 2 vena

portal, untuk membentuk saluran hepatik, yang bergerak secara kauda di tepi bebas omentum.

Saluran kanan ruas extrahepatic pendek tetapi saluran kiri mempunyai aliran extrahepatic

yang lebih panjang dan karenanya, ketika terkena pembedahan di tingkat pelat hilu, dapat

menfasilitas anastomosis usus dan empedu.

Saluran empedu utama terbagi menjadi 2 ruas : saluran hepatic dan saluran empedu,

oleh penyisipan saluran kistik. Sedangkan saluran kistik bergabung dengan saluran hepatic di

ruas supraduodenal itu sebesar 80%, mungkin memanjang kebawah ke retroduodenal atau

retropankreatik. Saluran empedu melewati posterior inferior ke bagian awal duodenum dan

kepala pankreas. Kebanyakan saluran empedu kemudian membentuk sebuah saluran pendek

dengan saluran pankreas utama dalam dinding duodenum., disebut ampula vater. Variasi pada

jalur anatomi mempunyai sequela patologi.

Kantung empedu, bekerja sebagai reservoir, berbaring di fossa kistik. Kantong

empedu sangat jarang tertanam di parenkim hati atau sebagai ganti mungkin di lampiran

mesenterik panjang yang kemudian bertanggung jawab ke volvulus.

Suplai Arteri

Pengetahuan tentang perdarahan sistem empedu penting karena pengkontribusian

iskemi terhadap perkembangan striktur, sekarang lebih banyak dikenal dengan laparoskopi

kholesistomy. Tiga segmen penyuplai adalah hilus, supraduodenal dan retropankreas.

2.1.4 Perkembangan Anomali Anatomi Sistem Empedu

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 14

Page 15: Paper Hepar

Anomali Intrahepatik

Deskripsi variasi adalah :

1. Tiga pertemuan dari sector posterior kanan, sektor anterior kanan dan saluran utama

kiri hepatik (12%)

2. Pemasukan secara langsung saluran kanan ke saluran empedu utama (20%)

3. Pemasukan saluran bagian kanan ke saluran kiri hepatik (6%)

4. Ketiadaan dari pertemuan hepar utama (3%)

5. Pemasukan saluran posterior kanan ke saluran cytic atau kantong empedu

Kegagalan dalam mengenal variasi anatomi pada kolangiografi, pembedahan, laparoskopi,

dapat menyebabkan kebocoran pada empedu atau kegagalan drainase empedu dengan gejala

klinis kolangitis dan sirosis empedu skunder.

Anomali Extrahepatik

sejumlah anomali dengan implikasi penting radiologi telah menggambarkan

1. Agenesis kantong empedu. Ini adalah jarang, dengan insiden kurang dari 0,1 % dari

populasi.

2. Bilobar kantong empedu dengan satu saluran cystic tetapi dua fundi

3. lipatan kantong empedu, ini mungkin retroserosal diantara badan dan fundus ,

biasanya disebut deformitas phyrgian cap dan persentasinya sampai dengan 18% dari

individu.kemungkinan, itu mungkin serosal diantara badan dan infundibulum

4. divetriculum kongenital

5. duplikasi saluran cystik dengan sebuah kantung empedu unilocular

6. septum kantung empedu

pentingnya anomali diatas terletak pada hubungan mereka dengan formasi kalkulus

7. anomali posisi kantung empedu

8. anomali saluran empedu masuk kedalam salah satu kiri atau kanan saluran hepatik

atau kedalam retroduodenal atau segmen retropankreatik dari saluran empedu.

Ultrasonografi Kandung Empedu

Pemeriksaan ultrasound adalah sebuah teknik pemeriksaan yang dapat membantu

mendiagnosa penyakit atau patologi sistem empedu. Umumnya pemeriksaan ini hanya

dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kalkulus, daya sensitivitas ultrasound sangat berguna

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 15

Page 16: Paper Hepar

untuk memeriksa keadaan patologis sehingga memberi sebuah pengertian pada korelasi

gejala klinis dan pemeriksaan ultrasound itu sendiri.

Kantong Empedu Normal

Untuk mendapatkan visual atau penampakan lumen, pasien harus berpuasa minimal 6 jam

Pencitraan dilakukan pada 2 posisi supine dan lateral kiri dengan menggunakan probe 3.5

atau 5 MHz untuk mendapatkan visual atau penampakan yang optimal. Kandung empedu

yang normal mengandung anekoik empedu dan mempunyai ketebalan mural 3mm atau

kurang. Pemeriksaan dengan frekuensi tinggi dapat memancarkan visual 3 lapisan

mukosa ,muskularis dan serosa.

Fig. 11 large stone (arrow) impacted in the neck of the gallbladder. Note the dense

acoustic shadow

Batu Empedu

Tingkat akurasi dari ultrasound dalam mendeteksi batu empedu adalah lebih dari

98%. Jika terdapat kesalahan , biasanya disebabkan kesalahan pemeriksa atau keterbatasan

teknis seperti pada pasien obesitas. Karakteristik batu empedu adalah ekogenik dengan

bayangan akustik posterior yang diakibatkan dari matriks cristalin.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 16

Page 17: Paper Hepar

Fig. 12 multiple small stones (arrows) in the dependeny part of the gallbladder. No

acoustic shadow.

Kolesititis

Pada kolesititis akut karakteristiknya berupa lingkaran halo dengan ekogenik rendah

dengan penebalan mural lebih besar dari 3mm pada keadaan puasa. Empedu ekogenik yang

muncul sebagai hasil dari stasis dan hiperkonsentrasi empedu, mungkin muncul, tetapi

obstruksi dan inflamasi bukan merupakan faktor etiologi. Kolesititis kronis menunjukkan

kronologi empedu yang berkontraksi dan kadang dengan obliterasi lumen dan penampakan

atau visual bayangan porta terlihat.

Polips Kantong Empedu dan Deposit Kolesterol

Ini adalah differensial yang penting dalam demonstrasi pusat ekogenik. Walaupun, Tidak

terdapat bayangan akustik atau pergerakan postural.

Fig. 13 acalculous cholecystitis. The gallbladder wall is thickened and reduced in

echogenicity.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 17

Page 18: Paper Hepar

Fig. 14 (A) chronic cholecystitis (see text). (B) inflammatory thickening of the wall of the

bile duct seen in transverse section at the level of the biffurcation (arrows)

Fig. 15 gallbladder poylp fixed to the ventral wall of the gallbladder.

Intra- dan Ekstrahepatik Sistem Empedu

ukuran normal duktus empedu pada dewasa bisa mencapai 8 mm. Pada pasien

asimtomatik dengan fungsi hati normal dan tidak terdapat riwayat penyakit dyskinesia

empedu, ukuran salurannya bisa mencapai 12 mm. Pada obstruksi saluran empedu

pemeriksaan ultrasound dapat menegakkan diagnosa dengan tingkat akurasi 95% pada

penyakit saluran empedu, dan >79% pada penyakit sumbatan akibat batu empedu.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 18

Page 19: Paper Hepar

Fig. 16 (A) calculus obstruction. Note acoustic shadow and the thin rim of bile around the

front edge of the stone (arrow). (B) Coronal MIP image of an MR

cholangiopancreatogram (MRCP) (TSE 2320/380) showing proximal stoneses (arrow) of

the common bile (b) and pancreatic (p) ducts from a cholangiocarcinoma. There is a

plastic F5 catheter in situ within the common bile duct which is not producing any signal

artefact. g= gallbladder; L= left. (C) MR cholangiography showing billiary dilatation due

to anastomotic bile duct stricture following liver transplant.

Gangguan kantong empedu

Batu Empedu

Estimasi sebanyak 17% populasi dewasa mengidap batu empedu tetapi sebagian tidak

mempunyai gejala atau asimtomatik. Insiden bertambah sering seiring usia bertambah.

Studi membuktikan > 50% pasien dengan kalkuli mempunyai gejala asimtomatik.

Insiden bertambah pada pasien dengan penyakit liver kronis, gangguan hemolitik dan

diabetes. Kolelitiasis jarang pada anak-anak prepubescan kecuali adanya hubungan

dengan gangguan atau penyakit hemodinamik

Tipe batu

3 tipe utama

1. Campuran

2. Kolesterol

3. Batu pigmen murni

Kolesistitis Kalkulus

Merupakan sumbatan batu pada duktus sistik. Infeksi transmural dapat menyebabkan

kantong empedu gangren dan dapat perforasi. Empiema atau mukokel dapat terjadi jika

sumbatan masih terjadi. Infeksi organisme atau clostridium welchii dapat menyebabkan

empisematos kolesistitis, umumnya pada pasien dm atau imunosupresan. Pemeriksaan

ultrasoun dapat dijadikan teknik diagnosa :

1. adanya kalkuli

2. penebalan mural >3 mm

3. formasi abses perikolitiasis

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 19

Page 20: Paper Hepar

4. pengembangan empiema atau mukokel

pemeriksaan tambahan seperti HIDA-scan dapat dilakukan sebagai tindakan suportive

Fig. 27 Empyema of the gallbladder. The true nature of the fine internal echoes can only

be determined by aspiration.

2.1.7. Anatomi Pankreas

Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak melintang mulai dari pars

descendens, duodenum, sampai ke hilus limpa dan secara anatomi terbagi atas kaput, korpus

dan kauda.

Sebagian besar dari panjang pankreas terletak di depan vena lienalis. Kaput pankreas terletak

sebelah dorsal hati, sebelah anterior vena cava inferior. Arteri mesentrica superior letaknya

persis dibelakang caput pankreas. Susunan vaskuler pada daerah abdomen atas tersebut dapat

digunakan sebagai titik-titik pengenal (landmark) pemeriksaan usg pankreas.

Indikasi pemeriksaan USG pada pankreas :

Indikasi pemeriksaan pada pankreas adalah :

a. evaluasi pasien dengan :

1. nyeri di epigastrik

2. massa tumor di daerah epigastrik

3. pasien dengan diagnosis klinis pankreatitis

4. untuk mencari komplikasi bedah pada pankreatitis misalnya abses /pseudokista.

b. Serial ultra sonogram yang dibuat untuuk mengevaluasi keaadaan proses

penyembuhan suatu pankreatitis.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 20

Page 21: Paper Hepar

Kelainan-kelainan Pankreas :

1. Pankreatitis akut

Bila intensitas ekho pankreas lebih rendah daripada intensitas ekho hati, maka hal ini

merupakan suatu keadaan yang abnormal. Pada peradangan pankreas akan terjadi

pembengkakan yang menyeluruh karena edema sehingga pankreas akan membesar

dan intensitas ekhonya akan berkurang bahkan kadang-kadang bisa hampir sonolusen

( ekho free) . batas pankreas menjadi kabur dan irreguler. Pada irisan transversal

tampak pembesaran yang merata dari semua bagian pankreas.

2. Pankreatitis kronik

Pada pankreatitis kronik didapatkan peninggian intensitas ekho jaringan yang

menyeluruh atau dapat juga pada bagian kecil pankreas. Pankreas biasanya juga

membesar, konturnya menjadi irreguler dan gambaran ekho struktur jaringan menjadi

agak heterogen. Sering ditemukan pelebaran saluran pankreas yang irreguler. Bila

terdapat kalsifikasi pada pankreas dan ini dapat dilihat dengan USG, maka suatu

diagnosis pankreatitis kronik dapat ditegakkan. Ketepatan diagnosis pankreatitis

kronik secara ultrasonografi adalah 85 %.

Ultrasonografi Pankreas

Pankreatitis Akut

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 21

Page 22: Paper Hepar

Duktus Pankreatikus

Pankreatitis Kronis

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 22

Page 23: Paper Hepar

BAB III

KESIMPULAN

Sistem hepatobiler merupakan sistem yang bekerja pada tubuh manusia yang terdiri

dari organ hati, pankreas, saluran empedu, dan kandung empedu. Sistem ini bekerja dalam

tubuh untuk mengatur sistem pencernaan. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang

organ pada sistem hepatobilier diantaranya sirosis, hepatomegali nonspesifik, fatty liver,

proses kronik intrahepatik, kista, hemangioma, abses, dan keganasan..

Ultrasonografi hati merupakan suatu modalitas pencitraan yang akurat untuk penyakit

hati fokal atau difus, menentukan staging tumor primer, mendeteksi deposit sekunder,

pemeriksaan penunjang untuk kalkulus dan jaundice, dan sebagai bantuan pada biopsi hati

atau prosedur intervensional. Ultrasonografi akan memvisualisasi kandung empedu, duktus

bilier komunis, vena hepatik dan vena porta.

Ultrasonografi pankreas berguna untuk tersangka pankreatitis atau tumor dan untuk

mendampingi biopsi pankreas.

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 23

Page 24: Paper Hepar

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidharta, H. Atlas Ultrasonografi Abdomen dan Beberapa Organ Penting

Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI : Jakarta :

2. Rasad, S. Radiologi Diagnostik Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI :

Jakarta :458-489

3. Patel, Pradip R. Lecture Notes Radiologi Edisi ke- 2. Erlangga : Jakarta :

4. Ghazali Malueka, Rusdy. Radiologi Diagnostik. Pustaka Alam :

Yogyakarta

5. www.josephinwidya.wordpress.com/ Fisiologi dan Biokimia Hepatobilier

Gambaran USG Pada Kelainan Hepatobilier Sistem Page 24