GAGAL HEPAR

download GAGAL HEPAR

of 24

description

GAGAL HEPAR UNIZAR

Transcript of GAGAL HEPAR

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    1/24

    G G L HEP R 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi,

    penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-

    jaringan, struktur dan fungsi dari hati. Efek-efek jangka panjang tergantung dari

    kehadiran tipe penyakit hatinya. Contohnya, hepatits kronis dapat menyebabkan

    gagal hati, penyakit-penyakit pada bagian lain tubuh, seperti kerusakan ginjal .

    Gagal hepar merupakan hasil akhir semua penyakit hati, hati melaksanakan

    beberapa macam fungsi yang terpisah dalam tubuh. Ketika hati mengalami

    kegagalan, akan timbul suatu sindrom yang kompleks melibatkan gangguan pada

    banyak organ serta fungsi tubuh. fek-efek jangka panjang lainnya dapat termasuk

    encephalopathy adalah memburuknya fungsi otak yang dapat berlanjut ke koma

    hingga kematian

    1.2. Tujuan

    Mahasiswa dapat mengetahui tentang gagal hepar, penyebab dari gagal

    hepar, proses terjadinya gagal hepar dan bagaimana cara merencanakan dan

    melakukan tindakan untuk mengatasi gangguan pada gagal hepar.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    2/24

    G G L HEP R 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Anatomi Hepar

    Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga

    perut dan di bawah diafragma. Beratnya 14001600 gram atau 2,5 % dari berat

    badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya

    akan persediaan darah. Permukaan luar hepar dibungkus dengan kapsul jaringan

    fibrosa dan dilingkupi oleh peritoneum viseral. Secara anatomis hepar terbagi

    menjadi 4 lobus yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus quadratus dan lobus kaudatus,

    dimana lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme.

    Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu :

    a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan

    nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air,

    dan mineral.

    b.Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.

    Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica

    mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat

    racun dari darah sinusoid

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    3/24

    G G L HEP R 3

    2.2. Fisiologi Hepar

    Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam. Hati merupakan

    pusat dari metabolisme seluruh tubuh sirkulasi vena porta yang menyuplai 75%

    dari suplai asinus memegang peranan penting dalam fisiologi hati, terutama dalam

    hal metabolisme karbohidrat, protein dan asam lemak. Macam-macam fungsi hati,

    yaitu :

    A.Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidratPembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling

    berkaitan satu sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari

    usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu

    ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi

    glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis.

    Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh,

    selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan

    terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan:

    Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan

    membentuk biosintesis senyawa 3 karbon yaitu piruvic acid (asam piruvat

    diperlukan dalam siklus krebs).

    B.Fungsi hati sebagai metabolisme lemakHati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus

    mengadakan katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa

    komponen :

    1. Senyawa 4 karbonKeton Bodies2. Senyawa 2 karbon Active Acetat (dipecah menjadi asam lemak dangliserol)

    3. Pembentukan cholesterol4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

    Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi

    kholesterol .Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme

    lipid

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    4/24

    G G L HEP R 4

    C.Fungsi hati sebagai metabolisme proteinHati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses

    deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan

    proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non

    nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan

    - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product

    metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di

    limpa dan sumsum tulang globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin

    mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000.

    D.Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darahHati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan

    dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V,

    VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah

    faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah

    faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan

    faktor XIII, sedangakan Vitamin K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin

    dan beberapa faktor koagulasi.

    E.Fungsi hati sebagai metabolisme vitaminSemua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.

    F.Fungsi hati sebagai detoksikasiHati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses

    oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam

    bahan seperti zat racun, obat over dosis.

    G.Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitasSel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai

    bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi -

    globulin sebagai imun livers mechanism.

    H.Fungsi hemodinamikHati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang

    normal 1500 cc/menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di

    dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    5/24

    G G L HEP R 5

    hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan

    dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari,

    shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

    I. Regenerasi HatiBebeda dengan organ padat lainnya, hati orang dewasa tetap mempunyai

    kemampuan untuk beregenerasi. Ketika kemampuan hepatosist untuk bergenerasi

    sudah terbatas, maka sekelompok sel pluripotensial oval yang berasal duktulus-

    empedu akan berproliferasi sehingga terbentuk kembali sel-sel hepatosit dan sel

    sel bilier yang tetap mempunyai kemampuan beregenarasi.

    2.3. Gagal HeparGagal hati adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidak-mampuan sel

    hati untuk beregenerasi, menyebabkan kerusakan hati dan hilangnya fungsi hati.

    Gagal hepar merupakan hasil akhir semua penyakit hati, hati melaksanakan

    beberapa macam fungsi yang terpisah dalam tubuh. Ketika hati mengalami

    kegagalan, akan timbul suatu sindrom yang kompleks melibatkan gangguan pada

    banyak organ serta fungsi tubuh. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan gagal

    hati adalah tranplantasi hati.

    Penyebab yang paling umum dari kerusakan hati adalah terutama yang

    terjadi dengan kecanduan alcohol atau keracunan oleh racun, Obat-obat terentu

    yang merupakan racun bagi hati, Trauma atau luka. Jika hati menjadi radang atau

    terinfeksi, maka kemampuannya untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi

    melemah. Pemicu terjadinya gagal hati ini bisa jadi diakibatkan oleh virus

    hepatitis, sirosis, atau akibat konsumsi alkohol yang berlebihan. Sebagian besar

    hati harus terlebih dahulu mengalami kerusakan sebelum terjadinya kegagalan

    hati

    Gagal hati dapat dibagi menjadi dua, yaitu gagal hati akut dan gagal hati

    kronis.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    6/24

    G G L HEP R 6

    A. Gagal Hepar Akut

    Gagal hati akut atau istilah lainnya fulminant hepatic failure, ini terjadi

    ketika hati dengan cepat kehilangan kemampuannya untuk berfungsi. Penyakit ini

    umumnya berkembang secara perlahan-lahan. Namun pada kasus gagal hati akut,

    penyakit ini dapat berkembang hanya dalam hitungan hari.

    Sebab tersering dari gagal hepar akut adalah hepatitis virus baik hepatitis A

    dan B. Virus lain juga dapat menyebabkan gagal hati akut pada individu

    immunocompromised antara lain herpes simplex, cytomegalovirus,Ebstein-

    barrdan varicella.

    Gagal hepar akut dapat juga disebabkan oleh reaksi obat hepatotoksis, yang

    tersering meliputi obat anestesi, AINS, antidepresan dan isoniazidyang diberikan

    bersama rifampicin, juga overdosis acetaminofendan karbon tetraklorida (CCl4).

    B. Gagal Hepar Kronis

    Gagal hati kronis adalah kondisi dimana hati mengalami kegagalan selama

    berbulan-bulan sampai tahunan. Gagal hati kronis seringkali disebabkan oleh

    hepatitis B dan C, asupan alkohol berlebihan dalam jangka panjang dan dapat juga

    disebabkan oleh sirosis.

    Gagal hati kronis berkembang dari waktu ke waktu , namun dapat

    membunuh seseorang dengan sangat cepat. Sirosis dan kanker hati adalah dua

    penyebab gagal hati kronis. Pasien gagal hati kronis mengalami ikterus yg

    semakin parah seiring penyakit berkembang.

    Gagal hati akut dapat terjadi pada pasien dengan gagal hati kronis. Kondisi

    ini disebut acute-on-chronic liver failure. Contohnya adalah orang yang memiliki

    gagal hati kronis karena sirosis dan kemudian memiliki gagal hati akut yang

    terpisah yang disebabkan oleh penyebab yang lain.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    7/24

    G G L HEP R 7

    2.4.

    EtiologiA. Gagal Hepar akut dapat disebabkan oleh :

    1) Virus : Hepatitis AHepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri dengan masa

    inkubasi dua hingga 6 minggu. HAV menyebabar melalui ingesti makanan dan

    minuman yang menyebar melaui makanan yang tercemar dan dikelaurkan melalui

    feses selama dua hingga tiga minggu dan satu minggu setelah onset ikterus. HAV

    adalah pikornavirus RNA untai tunggal (single-stranded, ssRNA) yang kecil dan

    tidak berselubung. Virus itu sendiri dampaknya tidak bersifat sitotoksik terhadap

    hepatosit sehingga cedera hati terjadi akibat kerusakan imunologis hepatosit yang

    terinfeksi.

    Pengeluaran virus melalui feses berakhir seiring dengan meningkatnya titer

    IgM. Respon IgM menurun dalam beberapa bulan, disertai munculnya IgG anti

    HAV. Yang terakhir ini menetap seumur hidup, menimbulkan imunitas terhadap

    reinfeksi oleh semua strain HAV (karena bermanfaat untuk vaksinasi).

    Hepatitis BHBV dapat menyebabkan

    1) hepatitis akut dengan pemulihan dan hilangnya virus2) Hepatits kronis nonprogresif3) penyakit kronis progresif yang berakhir dengan sirosis4) hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif, dan5) keadaan asimtomatik, dengan atau tanpa penyakit subklinis progresif.HBV juga berperan penting dalam terjadinya karsinoma hepatoseluler.

    Sementara darah dan cairan tubuh merupakan kendaran utama untuk

    penularan virus juga dapat menyebar melalui kontak dengan sekret tubuh, seperti

    semen, air liur, keringat, air mata, air susu dan efusi patologis.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    8/24

    G G L HEP R 8

    HBV adalah anggota Hepadnaviridae, kelompok virus DNA yang

    menyebabkan hepatitis diberbagai spesies hewan. Genom HBV merupakan

    molekul DNA sirkuler untai-ganda parsial dengan 3200 nukletida.

    Hepatosit yang terinfeksi dapat menyintesis dan menyekreksi protein

    permukaan non-infektif (HBsAg) dalam jumlah besar yang muncul dalam sel dan

    serum sebagai struktur bulat dan tubuler bergaris tengah 22nm.

    Setelah terpajan virus, terjadi masa inkubasi asimtomatik yang lama (4

    hingga 26 minggu, rerata 6 sampai 8 minggu) diikuti penyakit akut yang

    berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

    HBV tidak secara langsung menyebabkan cedera hepatosit . Yang terutama,

    banyak pembawa virus kronis memiliki virion di dalam hepatosit mereka tanpa

    memperlihatkan tanda cedera sel. Kerusakan hepatosit diperkirakan terjadi akibat

    kerusakan sel yang terinfeksi virus sel T sitotoksit CDB+

    Virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, dan herpes simpleks.

    2) Overdosis AcetaminophenAcetaminophen merupakan obat yang paling laku dan paling banyak

    dikonsumsi untuk menurunkan panas badan, juga dapat digunakan untuk

    meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Mengkonsumsi

    acetaminophen dengan dosis yang sangat besar secara sekaligus dapat

    menyebabkan gagal hati akut. Begitu pun jika mengkonsumsi acetaminophen

    dengan dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan setiap harinya selama

    beberapa hari berturut-turut, terlebih pada penderita penyakit hati kronis.

    Asetaminofen merupakan derivat para amino fenol, penghambat

    prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti

    inflamasi yang bermakna. Hal ini disebabkan ketidakmampuan asetaminofen

    menghambat siklooksigenase pada konsentrasi peroksida yang tinggi pada

    keadaan inflamasi. Efek anti piretik didapat melalui penghambatan terhadap

    siklooksigenase di dalam hipotalamus.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    9/24

    G G L HEP R 9

    Asetaminofen tidak menghambat aktivasi neutrofil, tidak berpengaruh pada

    platelet, waktu perdarahan dan ekskresi asam urat. Selain itu, asetaminofen juga

    tidak berefek pada sistem respirasi dan kardiovaskuler.

    Asetaminofen diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Kadar

    puncak plasma dicapai dalam waktu 3060 menit, waktu paruh antara 13 jam

    dan relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Asetaminofen relatif

    didistribusikan secara merata ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 25%

    asetaminofen terikat oleh protein plasma. Metabolisme oleh hati dan diubah

    menjadi asetaminofen sulfat ( 60% )dan glukoronida ( 35 % ) yang secara

    farmakologik tidak aktif. Suatu metabolit minor sebagai produk dari hidroksilasi

    tetapi sangat aktif ( N-asetil-p-benzokuinoneimine / NAPQI ) penting pada dosis

    besar karena bersifat toksik terhadap hepar dan ginjal. Sebagian besar ( 90 % -100

    % ) asetaminofen diekskresikan lewat ginjal dalam bentuk metabolitnya. Hanya

    sebagian kecil ( 3 %5 % ) diekskresikan dalam bentuk utuh.

    Dosis lazim asetaminofen yang dianjurkan adalah 325 mg 1000 mg. Dosis

    sehari tidak boleh lebih dari 4000 mg. Pada dosis terapi, umumnya asetaminofen

    ditoleransi dengan baik. Skin rash dan reaksi alergi lainnya dapat terjadi. Efek

    samping yang serius dapat terjadi pada kasus keracunan asetaminofen, terutama

    timbul gagal hepar akut. Dosis toksik asetaminofen pada dewasa adalah 8 10

    g/hari, sedangkan pada anak adalah 200250 mg/ kgBB.

    3) Penyakit pembuluh darah di hatiPenyakit pembuluh darah, seperti sindromBudd-Chiari, dapat menyebabkan

    penyumbatan yang terbentuk dalam pembuluh darah hati sehingga menyebabkan

    gagal hati akut.

    4) AutoimunHepatits autoimun, penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-

    sel baru, sehingga menyebabkan peradangan dan cedera yang dapat menjadi salah

    satu penyebab gagal hati akut.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    10/24

    G G L HEP R 10

    B. Gagal hati kronis dapat disebabkan oleh :

    1) Hepatitis B KronikVirus hepatitis masuk kedalam tubuh secara parenteral, dari peredaran darah

    masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus. Selanjutnya sel sel hati

    akan memproduksi dan mensekresi partikel. VHB merangsang respon system

    imun tubuh, yang pertama kali dirangsang adalah respon imun non-spesifik

    karena dapat terangsang dalam waktu pendek.

    Ada tiga fase penting dalam perjalanan penyakit hepatitis B kronik, yaitu;

    fase imunotoleransi, fase imunoaktif atau fase / imunklirens, dan fase replikatif

    atau fase residual. Pada fase imunotoleransi sangat jarang terjadi serokonfersi

    HBeAg secara spontan, dan terapi untuk menginduksi serokonfersi HbeAg

    tersebut biasanya tidak efektif. Pada sekitar 30% invidu dengan persistensi VHB

    akibat terjadinya replikasi VHB yang berkepanjangan terjadi nekroinflamasi yang

    tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. Pada keadaan ini pasien mulai

    kehilangan toleransi imun VHB. Fase ini disebut fase imunoaktif atau

    imuneclearence pasa fase ini tubuh berusaha menghancurkan virus dan

    menimbulkan pecahnya sel sel hati yang terinfeksi VHB. Pada fase imunoaktif

    serokonfersi HBeAg baik secara spontan maupun karena terapi lebih sering

    terjadi. Sisanya, sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan

    besar sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan sel hati yang berarti. Pada

    keadaan ini, titer HBsAg rendah dengan HBeAg yang menjadi negatif dan anti-

    Hbe yang menjadi positif secara spontan, serta konsentrasi ALT yang normal,

    yang menanadai terjadinya fase nonreplikatif atau fase residual. Stekitar 20% -

    30% pasien hepatitis kronik dalam fase residualdapat mengalami reaktivasi dan

    menyebabkan kekambuhan.

    Pada sebagian pasien dalam fase residual, pada waktu terjadi serokonfersi

    HBeAg positif menjadi anti-Hbe justru sudah terjadi sirosis hal ini disebakan

    karena terjadinyan fibrosis setelah nekrosis yang terjadi pada kekambuhan yang

    http://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-bhttp://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-b
  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    11/24

    G G L HEP R 11

    berulang-ulang sebelum terjadinya serokonfersi tersebut. Dalam fase residual,

    replikasi VHB sudah mencapai titik minimal dan penelitian menunjukan bahwa

    angka harapan hidup pada pasien yang anti-HBe positif lebih tinggi dibandingkan

    pasien HBeAg positif. Penelitian menunjukan bahwa setelah infeksi Hepatitis B

    menjadi tenang justru resiko untuk terjadi karsinoma hepatoselular mungkin

    meningkat.

    2) Hepatitis CVirus Hepatitis C adalah virus RNA yang digolongkan dalam Flavivirus

    bersama-sama dengan virus hepatitis G, yellow fever, dan dengue. Virus ini

    umumnya masuk ke dalam darah melalui transfusi atau kegiatan-kegiatan yang

    memungkinkan virus ini langsung terpapar dengan sirkulasi darah. Target utama

    VHC adalah sel-sel hati dan mungkin juga sel limfosit sel B. Setelah berada dalam

    sitoplasma sel hati, VHC akan melepaskan selubung selubung virusnya dan RNA

    virus siap untuk melakukan translasi protein dan kemudian replikasi RNA.

    Kerusakan sel hati akibat VHC disebabkan adanya mekanisme imunologis yang

    menyebabkan kerusakan sel-sel hati. protein core misalnya ditengarai dapat

    menimbulkan reaksi radikal oksigen mitokondria. Selain itu protein ini diketahui

    pula mampu berinteraksi pada mekanisme signaling dalam inti sel terutama

    berkaitan dengan penekanan regulasi imunologik dan apoptosis adanya bukti-

    bukti ini menyebabkan kontroversi apakah VHC bersifat sitotoksik atau tidak,

    terus berlangsung.

    Reaksi Cytotoksik T-cell (CTL) spesifik yang kuat diperlukan untuk

    terjadinya eliminasi menyeluruh VHC pada infeksi akut. Pada infeksi kronik,

    reaksi CTL pada infeksi kronik, reaksi CTL yang relatif lemah masih mampu

    merusak sel-sel hati dan melibatkan respon inflamasi di hati tetapi tidak bisa

    menghilangkan virus maupun menekan evolusi genetik VHC sehingga keruakan

    sel hati berjalan terus menerus.

    Reaksi inflanasi yang dilibatkan melalui sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti

    TNF-, TGF-1, akan menyebabkan rekrutmen sel-sel inflamasi lainnya dan

    menyebabkan aktivasi sel-sel stelata di ruang disse hati.

    http://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-chttp://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-c
  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    12/24

    G G L HEP R 12

    Mekanisme ini dapat timbul terus menerus karena reaksi inflamasi yang

    terjadi tidak berhenti sehingga fibrosis semakin lama semakin banyak dan sel-sel

    hati yang ada semakin sedikit. Proses ini dapat menmbulkan kerusakan hati lanjut

    dan sirosis hati.

    3) Sirosis HeparSirosis adalah distorsi ireversibel arsitektur normal hati yang ditandai oleh

    cedera hati, fibrosis, dan degenerasi nodular. Peningkatan atau gangguan sintesis

    kolagen dan komponen jaringan ikat atau membran basal matriks ekstra sel

    diperkirakan berperan dalam terjadinya fibrosis hati, dengan demikian patogenesis

    sirosis fibrosis dapat terjadi dalam situasi yaitu suatu respon imum, sebagai bagian

    dari proses penyembuhan luka dan sebagai respon terhadap agen yang memicu

    fibrogenesis primer.

    Cedera parenkim dan fibrosis yang terjadi bersifat difus, meluas keseluruh

    hati; cedera fokal disertai pembentukan jaringan parut bukan merupakan sirosis.

    Selain itu, fibrosis, jika terbentuk, umumnya ireversibel, walaupun dalam

    beberapa kasus ditemukan regresi.

    Tiga mekanisme patologi utama yang berkombinasi untuk menjadi sirosis

    adalah, kematian sel hati, regenerasi, dan fibrosis progresif. Regenerasi adalah

    proses respon normal pejamu. Dalam kaitannya dengan fibrosis, hati normal

    mengandung kolagen interstisium ( tipe I, III, IV) disaluran porta dan sekitar vena

    sentralis, dan kadang-kadang di parenkim. Tiruan antara sel endotel sinosoid dan

    hepatosit (ruang Disse) terdapat rangka retikulin halus kolagen tipe IV. Pada

    sirosis, kolagen tipe I dan III serta komponen lain matriks ekstra sel mengendap

    semua bagian lobulus dan sel-sel endotel sinosoid kehilangan fenestrasinya. Juga

    terjadi pirau vena portake-vena hepatika dan arteri hepatika-ke-vena porta.

    Proses ini pada dasarnya mengubah sinosoid dari saluiran endotel yang berlubang-

    lubang dengan pertukaran bebas antara plasma dan hepatosit, menjadi saluran

    vaskular tekanan tinggi, beraliran cepat tanpa pertukaran zat terlarut. Secara

    khusus, perpindahan protein (misalnya; albumin, faktor pembekuan, lipoprotein)

    antara hepatosit dan plasma dangat ternganggu.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    13/24

    G G L HEP R 13

    Gejala sirosis bersifat non-spesifik: anorexia, penurunan berat, tubuh lemah,

    dan pada penyakit lanjut, debilitas yang nyata. Dapat timbul gagal hati yang baru

    mulai atau telah nyata, biasanya dipicu oleh timbulnya beban metabolik pada hati,

    misalnya akibat infeksi sistemik atau perdarahan saluran cerna. Mekanisme akhir

    yang menyebakan kematian pada sebagian besar pasien dengan sirosis adalah

    gagal hati progresif, komplikasi yang terkait dengan hipertensi porta, atau

    timbulnya karsinoma hepatoseluler.

    4) Konsumsi Alkohol berlebih dalam jangka panjangEtanol memiliki efek toksik yang langsung dan tak langsung pada hati serta

    efek terhadap banyak sistem organ tubuh lain. Efek langsung terjadi akibat

    peningkatan fluiditas membran biologis sehingga fungsi sel tergganggu, efek tak

    langsungnya pada hati sebagian disebabkan oleh konsekuensi metabolismenya.

    Etanol juga dapat kuantitatif dan kualitatif mengubah pola ekspresi gen diberbagai

    jaringan tetapi terutama dihati, yang menyebabkan gangguan homeostasis dan

    peningkatan sensitivitas terhadap toksin lain.

    5) Kanker hatiGagal hati akut pun dapat disebabkan oleh kanker yang berawal dari hati

    atau kanker yang menyebar ke hati dari organ lain di tubuh.

    2.5. PatofisiologiPada keadaan normal hati berfungsi menyaring semua sari makanan dan

    membuang racun yang terkandungnya dan kemudian dibuang ke saluran

    pembuangan dalam tubuh. Hati juga berfungsi mengubah zat gizi untuk dijadikan

    energi, hormon, dan pembekuan darah serta kekebalan tubuh. Fungsi lain dari hati

    yakni menyimpan vitamin, mineral, dan zat gula, mengatur lemak dalam tubuh.

    Jika hati tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya, itulah yang disebut sebagai

    gagal hati.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    14/24

    G G L HEP R 14

    Hati mensintesis dalam jumlah yang besar bahan-bahan penting (seperti

    glukosa, proteindan faktor-faktor pembekuan), dan metabolisme bahan lainnya

    (misalnya : amonia, sejumlah obat-obatan dan senyawa yang dimetabolisme

    oleh sistem sitokrom P-450), dan mengekskresi metabolit (misalnya: bilirubin).

    Bila kerusakannya berat, hati tak mampu melaksanakan fungsi kerja

    metabolisme tersebut dan dapat menyebabkan hipoglikemia, hiperamonemia,

    hiperbilirubinemia, konsentrasi yang rendah dari faktor

    faktor pembekuan. Nekrosis sel hati bermanifestasi peningkatan kadar enzim hati

    (SGPT dan SGOT).

    Gagal hati lebih sering merupakan tahap akhir dari kerusakan progresif hati,

    baik karena destruksi hepatosit secara perlahan maupun gelombang kerusakan

    parenkim yang berulang-ulang. Apa pun rangkaiannya, gagal hati baru timbul jika

    kapasitas fungsional hati telah berkurang sebesar 80% hingga 90%. Pada banyak

    kasus, keseimbangan menjadi condong ke arah dekompensasi oleh adanya

    penyakit lain, yang menimbulkan beban bagi hati. Penyakit tersebut mencakup

    infeksi sistemik, gangguan elektrolit, stres (bedah besar, gagal jantung), dan

    perdarahan saluran cerna.

    Virus dapat menyebabkan kerusakan pada hepatosit baik langsung (melalui

    efek sitotoksik) atau sebagai hasil dari respon imun yang berlebihan. Interaksi

    antara agen dan host menentukan insidensi gagal hati fulminan.

    Efek dari akumulasi substansi neurotoksik atau neuroaktif yang timbul

    akibat kegagalan hepar. Substansi ini meliputi neurotransmitter, amonia,

    peningkatan aktivitas reseptor GABA, dan peningkatan kadar substansi endogen

    yang menyerdupai benzodiazepinepada sirkulasi.

    Metabolit hepatotoksik, yang terakumulasi akibat gangguan metabolisme

    atau mengkonsumsi obat-obat hepatotoksik, dapat menimbulkan kerusakan pada

    hepatosit. Kadar amonia dalam serum dapat normal atau sedikit meningkat,

    bahkan pada pasien koma.

    2.6. Tanda dan Gejala

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    15/24

    G G L HEP R 15

    Tanda dan gejala gagal hepar, meliputi :

    a) Ikterus akibat kegagalan hati melakukan konjugasi bilirubinb) Nyeri abdomen atau nyeri tekan abdomen akibat inflamasi hatic) Mual dan anorexia akibat efek sistemik inflamasid) Rasa lelah dan penurunan berat badan akibat kegagalan metabolisme hatie) Pruritus akibat penumpukan bilirubin dalam kulitf) Oliguria akibat vasokontriksi intrarenalg) Splenomegali yang terjadi sekunder karena hipertensi portah) Asites akibat hipertensi porta dan penurunan kadar protein plasmai) Edema perifer akibat penumpukan cairan yang mengalami retensi karena

    penurunan produksi protein plasma dan kehilangan albumim pada kondisi

    asites

    j) Varises pada esofagus, rektum dan dinding abdomen yang terjadi sekunderkarena hipertensi porta

    k) Tendensi perdarahan akibat trombositopenia (yang terjadi sekunder karenapenumpukan darah dalam limpa) dan pemanjangan waktu prothrombin

    (akibat gangguan produksi faktor-faktor pembekuan).

    l) Petekie akibat trombositopeniam) Amenore yang terjadi sekunder karena perubahan produksi dan metaolisme

    hormone steroid.

    n) Ginekomastia pada laki-laki akibat penumpukan estrogen yang disebabkanoleh yang disebabkan oleh kegagalan fungsi biotransformasi hepatik,

    2.7. DiagnosisMempelajari riwayat medik dari pasien dan dilakukan pemeriksaan fisik.

    Anamnesis dilakukan dengan seksama, akan ditemukan keluhan perut membesar:

    asites, ada demam, sakit perut, kulit gatal-gatal, mual-mual, badan terasa lemas,

    dan pasien mungkin mengeluhkan air kencingnya berwarna gelap. Bila gagal hati

    semakin lanjut, akan ditemukan gangguan kesadaran kurang lebih dua minggu

    setelah terjadinya ikterus. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan kulit kuning,

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    16/24

    G G L HEP R 16

    asites, bisa terdapat hepatomegali atau justru hati menjadi kecil, mungkin juga

    ditemukan perdarahan gastrointestinal. Perhatikan juga gejala-gejala adanya

    oedem serebral yaitu adanya peningkatan dari tonus otot, hipertensi, kejang, dan

    agitasi.

    1. Pemeriksaan Laboratoriuma) Tes faal hati mengunjukan kenaikan kadar aspartate aminotransferase (

    AST ) / serum glutamic - oksaloasetat transaminase ( SGOT ) , alanine

    aminotransferase ( ALT) / serum glutamic - piruvat transaminase ( SGPT )

    , alkaline phosphatase ( ALP)

    b) Pemeriksaan darah memperlihatkan anemia, gangguan produksi sel darahmerah, kenaikan waktu perdarahan serta pembekuan, kadar glukosa darah

    yang rendah, dan peningkatan kadar amonia serum.

    c) Osmolaritas urine meningkatd) Viral serologi: untuk mempertimbangkan hepatitis A, hepatitis B surface

    antigen (HBsAg), hepatitis C. Dalam pengaturan imunosupresi,

    mempertimbangkan studi untuksitomegalovirus viremia , cytomegalovirusantigenemia , dan herpes simplex virus.

    e) Tes penanda autoimun (untuk mendiagnosa heaptitis autoimun):Antinuclear antibody (ANA), anti-smooth muscle antibody (ASMA), dan

    tingkat imunoglobulin.

    f) Perkutan ( kontraindikasi pada adanya koagulopati ) atau biopsi hatitransjugular

    2. Studi Pencitraana) Hepatik Doppler ultrasonografib) Abdominal computed tomography ( CT ) scanning atau pencitraan

    resonansi magnetik tanpa kontras

    c) Cranial CT scand) Elektroensefalografi

    2.8. Komplikasi

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    17/24

    G G L HEP R 17

    Komplikasi dari gagal hepar, meliputi:

    1) Ensefalopati hepatikManifestasi gagal hati meliputi enselofati hepatik. Enselofati hepatik, yaitu

    serangkaian kelainan pada sistem saraf pusat, terjadi ketika hati tidak lagi mampu

    melaksanakan detoksifikasi darah. Disfungsi hati dan pembuluh darah kolateral

    yang memintaskan darah disekitar hati ke sirkulasi sistemik memungkinkan zat-

    zat beracun yang terserap dari traktus GI mengalir dengan bebas kedalam otak.

    Amonia yang merupakan produk sampingan metabolisme protein adalah salah

    satu toksin paling penting yang menyebabkan enselofati hepatik. Hati yang

    normal akan mengubah ammonia menjadi ureum yang kemudian diekskresikan

    keluar oleh ginjal. Kalau hati mengalami kegagalan dan tidak lagi mampu

    mengubah amonia menjadi ureum, maka kadar amonia dalam darah akan

    meninggi dan amonia dibawa darah dalam otak, asam lemak rantai-pendek,

    serotonin, triptofan dan zat-zat pseudonuerotransmitter dapat turut menumpuk di

    dalam darah dan ikut menimbulkan enselofati hepatik.

    2) Sindrom hepatorenalSindrom hepatorenal merupakan gagal ginjal yang terjadi bersama penyakit

    hati; ginjal tampak normal tetapi tetapi secara mendadak berhenti bekerja.

    Keadaan ini menyebabkan peningkatan volume darah, penumpukan ion-ion

    hydrogen, dan gangguan elektrolit. Sindrom hepatorenal paling sering ditemukan

    pada pasien sirosis alkoholik atau hepatitis fulminant. Penyebabnya adalah

    penumpukan substansi vasoaktif yang menyebabkan kontriksi arteriol renal secara

    tidak tepat sehingga terjadi penurunan filtrasi glomerulus dan ogluria.

    Vasokontriksi tersebut dapat pula merupakan respon kompensasi terhadap

    hipetensi porta dan penumpukan darah dalam sirkulasi splenikus.

    3) Varises dan Perdarahan GISuatu aliran darah melalui hati terhambat secara progresif, tekanan vena

    porta hepatica meningkat sebagai respon terhadap peningkatan tekanan vena porta

    terjadi pembesaran pembuluh-pembuluh darah yang beranastomosis dengan vena

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    18/24

    G G L HEP R 18

    porta misalnya pembuluh dipermukaan usus dan esofagus bawah. Pembuluh-

    pembuluh yang melebar ini disebut varises. Pemeriksaan fisik memperlihatkan

    pembesaran pembuluh hemoroid dan periumbilikus. Namun secara klinis varises

    gastroesofagus lebih penting karena kecenderungannya untuk ruptur. Perdarahan

    masif yang terjadi sering mengancam nyawa karena varises ditempat-tempat ini

    tidak mudah ditampon.

    4) KomaPada pasien gagal hepar dengan enselopati hepatika. Pasien memperlihatkan

    beragam gangguan dalam kesadaran, berkisar dari kelainan prilaku yang samar hingga

    kebingungan dari kelainan perilaku yang samar hingga kebingungan yang mencolok

    hingga koma

    5) KematianPada pasien gagal hepar dengan sindrom hepatorenal. Gagal ginjal dapat

    mempercepat kematian pada pasien dengan penyakit hati fulminan akut atau

    penyakit hati kronis lanjut

    2.9. PenatalaksanaanPenanganan gagal hepar, meliputi:

    1) Managemen. Terapi khusus tergantung pada penyebab kegagalan hati pasien dan adanya

    komplikasi memanajemen cairan pasien dan hemodinamik. Hal ini penting untukmemantau parameter metabolisme pasien , menilai terhadap infeksi ,

    mempertahankan gizi , dan segera mengetahui jika ada perdarahan GI. Diet tinggi

    karbohidrat rendah protein untuk mengoreksi defisiensi gizi dan mencegah beban

    kerja hati yang berlebihan Pemberian laktulosa untuk mengurangi kadar amonia

    darah dan membantu mengurangi sebagian gejala enselofati hepatik

    2) Farmakoterapi

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    19/24

    G G L HEP R 19

    Berbagai obat diperlukan karena berbagai komplikasi yang terjadi dari

    kegagalan hati. Obat-obat berikut dapat digunakan dalam pengelolaan gagal hati

    akut :

    a) Penisilin G , Silibinin, N - acetylcysteineb) Osmotik diuretik ( misalnya manitol )c) Agen barbiturat ( misalnya , pentobarbital , thiopental )d) Benzodiazepin ( misalnya , midazolam )e) Agen Anestesi ( misalnya propofol )

    3) OperasiTransplantasi hati adalah pengobatan definitif pada gagal hati. Pada pasien

    tertentu yang alograftnya belum segera tersedia, dipertimbangkan dengan

    menggunakan hati bioartificial. Dimana ini merupakan tindakan jangka pendek

    yang dapat menjaga kelangsungan hidup jika hati spontan pulih atau telah

    diganti.

    Nonbiologic extracorporeal liver support system yang berfungsi sepertihemodialisis memungkinkan dukungan hati sementara sampai hati donor yang

    cocok ditemukan . Namun menurut penelitian pada alat tersebut telah

    menunjukkan manfaat jangka panjang.

    Pada asites, penanganan meliputi:

    Pembatasan garam dan pemberian diuretik yang mengamankan kaliumuntuk meningkatkan ekskresi air

    Suplemen kalium untk membalikkan efek dari kadar aldosterone yangtinggi

    Parasentsis untuk mengeluarkan cairan aistes dan mengurangiketidaknyamanan abdomen

    Pemasangan shunt untuk membantu mengeluarkancairan asites danmengurangi ketidaknyamanan abdomen

    Pada hipertensi porta, penanganan meliputi:

    Pemasangan shunt antara vena porta dan vena sistemik lain untukmengalihkan aliran darah serta mengurangi tekanan

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    20/24

    G G L HEP R 20

    Pada perdarahan varises, penanganan meliputi:

    Pemberian obat-obat vasokontriksi utuk mengendalikan perdarahan

    Temponade balon untuk mengendalikan perdarahan melalui penekanandarah varises menggunakan balon kateter

    Pembedahan untuk ligasi kolateral vena porta yang mengalami perdarahanPemberian vitamin K untuk mengendalikan perdarahan dengan

    menurunkan waktu protrombin.

    2.10. PrognosisPrognosis pada gagal hepar akut jauh lebih buruk daripada gagal hati

    kronik, tetapi lesi hati mungkin reversibel dan biasanya yang bertahan hidup lesi

    sembuh sempurna. Hal ini membuat perawatan intensif dan sokongan hati

    sementara sangat penting.

    Gagal hati akut sering pula dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi,

    dimana lebih dari setengah jumlah pasien yang menderita gagal hati akut

    meninggal apabila tidak segera dilakukan transplantasi hati.

    Usia lebih dari 30 tahun dan adanya penyakit lain bersamaan

    memperburuk prognosis. prognosis terbaik dalam anak-anak. Jika pencetus

    terjadinya gagal hepar tersebut dapat dikenali,

    Prognosis membaik tergantung atas sebab gagal hati. pada virus Hepatitis A

    40%, virus hepatitis B 15%. Prognosis terbaik untuk kelompok kelebihan dosis

    Asetaminofen.

    Prognosis dapat dihubungkan ke waktu antara mulainya penyakit dan koma.

    Hasilnya buruk jika kurang dari tiga minggu. Dengan peningkatan lama koma,

    maka kesempatan pemulihan menjadi kurang. Jika pemulihan mengikuti

    perjalanan kurang dari empat minggu, maka normalitas klinik akhirnya dapat

    diharapkan. Prognosis tergantung atas kapasitas hati untuk beregenerasi. Yang

    bertahan hidup tidak menderita sirosis.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    21/24

    G G L HEP R 21

    Sebab kematian adalah perdarahan, gagal pernapasan dan sirkulasi, edema

    cerebrum, gagal ginjal, infeksi, hipoglikemia, dan pankreatitis.

    2.11. PencegahanGagal hati dapat menyebabkan kerusakan multi organ. Oleh karena itu perlu

    dilakukan metode-metode pencegahan untuk menghindari terjadinya hepatik

    ensefalopati dan gagal ginjal. Dapat dilakukan monitoring tekanan intrakranial

    menggunakan elektroda intrakranial, dan juga mempertahankan volume sirkulasi

    dengan koloid atau denganfresh frozen plasma.

    Mengurangi penggunaan Acetaminophen. Penggunaan obat seperti

    Acetaminophen atauparacetamol,sodium valproat, dan obat anti konvulsi dapat

    merupakan suatu penyebab terjadinya kerusakan hati fulminan pada anak-anak.

    Toksisitas dapat terjadi apabila menggunakan dosis parasetamol lebih dari

    150mg/kg berat badan..

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    22/24

    G G L HEP R 22

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Gagal hati adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidak-mampuan sel

    hati untuk beregenerasi, menyebabkan kerusakan hati yang menyebabkan

    hilangnya fungsi hati. Jika hati tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya, itulah

    yang disebut sebagai gagal hati. Gagal hati dapat dibagi menjadi dua, yaitu gagal

    hati akut dan gagal hati kronis. Dimana gagal hati dapat disebabkan oleh infeksi

    virus, komsumsi alkohol, obat tertentu yang bersifat hepatotoksis, maupun sirosis

    hati. Penanganan segera dilakukan agar tidak terjadi manifestasi yang lebih parah

    dari gagal hati meliputi, ensefalopati hepatik dan sindrom hepatoenal. Terapi

    khusus tergantung pada penyebab kegagalan hati. Satu-satunya cara untuk

    menyembuhkan gagal hati adalah tranplantasi hati.

  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    23/24

    G G L HEP R 23

    DAFTAR PUSTAKA

    Robbins L. Stanley. 2006. Buku Ajar Patologi Robbins, Edisi 7 Volume 2.

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    William F. Ganong, 2010, Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran

    Klinis, Edisi 5. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

    Kowalak, Jeniffer P. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC, 2011

    Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 5, Jilid 1. Jakarta:

    Intrena Publishing.

    William Bernal, M.D., and Julia Wendon, M.B., Ch.B. .26 Desember 2013.Acute

    Liver Failure. Diakses pada 13 Januari 2014.

    (http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1208937)

    Gagan K Sood, MD. 28 Oktobter 2013. Acute Liver Failure. Diakses pada 13

    Januari 2014. (http://emedicine.medscape.com/article/177354-overview)

    http://www.nejm.org/toc/nejm/369/26/http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1208937http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1208937http://www.nejm.org/toc/nejm/369/26/
  • 5/22/2018 GAGAL HEPAR

    24/24

    G G L HEP R 24

    Kimball Johnson, MD.11 Juli 2012.Liver Failure. Diakses pada 13 Januari 2014

    (http://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-liver-

    failure)

    Rajiv Jalanemail. 3 April 2012. Acute-on-chronic liver failure. Diakses pada 13

    Januari 2014 (http://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-

    8278(12)00519-3/abstract)

    http://www.webmd.com/kimball-johnsonhttp://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-8278(12)00519-3/abstracthttp://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-8278(12)00519-3/abstracthttp://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-8278(12)00519-3/abstracthttp://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-8278(12)00519-3/abstracthttp://www.webmd.com/kimball-johnson