64
MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI OLEH DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA
KABUPATEN SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
ARI SUCIATI
NIM. 6661132114
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2017
64
65
66
67
DO GOOD,
AND GOOD WILL COME TO YOU
“Skripsi ini ku persembahkan untuk
kedua Orangtuaku, Keluargaku
serta teman-teman seperjuangan yang tidak henti
memberikan doa dan dukungannya”
68
ABSTRAK
Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Skripsi.Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang . Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Dr. Agus Sjafari. M.Si; Dosen Pembimbing II, Riny Handayani. M.Si Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Provinsi Banten memiliki magnet pembangunan ekonomi yang sangat besar untuk meningkatkan aset pendapatan daerah, dengan adanya kawasan pariwisata tersebut memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di daerah Banten, yang mempunyai tanggungjawab dalam mengelola objek wisata yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, salah satu objek yang dikelola oleh Dinas tersebut adalah objek wisata Situs Tasikardi. Ini dalam upaya mengelola ojek wisata Situs Tasikardi dihadapkan oleh beberapa masalah diantaranya yaitu belum adanya kesadaran dari masyarakat dalam melestarikan dan menjaga objek wisata Situs Tasikardi, promosi yang dilakukan belum optimal, sarana dan prasarana yang sudah rusak dan tidak diperbaki, tata kelola yang belum tertib dan rapi. Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Tujuannya yaitu untuk mempromosikan dan mengetahui pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya Diarta.Hasil penelitian menunjukan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang di nilai buruk, karena masih banyak permasalahan-permasalahan.Saran peneliti agar dalam pengelolaannya segera di mitrakan dengan pihak swasta agar dikelola dengan serius, dan pendapatan retribusi diharapkan lebih besar dari sebelumnya, serta wahana permainan yang rusak segera diperbaiki agar berjalan dengan optimal. Kata Kunci: Manajemen Pengelolaan,Pariwisata
69
ABSTRACT Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Thesis.Management of Tourism Object Situs Tasikardi by Youth and Sports Department Tourism Serang District. Study Program of State Administration Science. Faculty of Social Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Dr. Agus Sjafari.M.Si; Supervisor II, Riny Handayani. M.Si The tourism sector is one of the potentials that until now continue to be developed as a source of income. Banten province has a huge economic development magnet to increase the regional income assets, with the tourism area provides great opportunities in creating employment and reduce poverty in Banten region, which has responsibility in managing the tourist attraction of the Office of Youth Sports and Tourism Serang regency, one of the objects administered by the Service is the tourist object of Tasikardi Site. This in an effort to manage motorcycle taxi wisata Tasikardi site faced by several problems such as the lack of awareness of the community in preserving and maintaining attractions Tasikardi Site, the promotion is not optimal, facilities and infrastructure that has been damaged and not diperakib, neat. Therefore, the focus of this research is Management of Tourism Object Tasikardi Site by Youth and Sports Agency Tourism Serang District. The purpose is to promote and know the management of Tasikardi Site attractions by the Youth and Sports Department of Tourism Serang District. The method used in this research is qualitative descriptive which is analyzed by using the theory of basic principles of tourism management by Cox in I Gde Pitana and I Ktut Surya Diarta. The result of the research shows that the management of Tasikardi Site Tourism Object has not yet been optimized by the Youth Office of Sport and Tourism of Serang Regency because there are still many problems. Suggestion of researcher to Management of Tourism Object of Tasikardi Site by Dinas Pemuda of Sport and Tourism of Serang Regency is more optimal is to maximize the role of each manager both from Dinas and from society.
Keywords: Management, Tourism
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua, termasuk pada
nikmat Iman, Islam dan sehat wal‟afiat.Atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya pula,
maka peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah
dan ikhlas sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Penyusunan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang mana judul
penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu “Manjemen Pengelolaan Objek Wisata
Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.”
Penyusunan Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tentunya tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang selalu membimbing serta mendukung peneliti secara
moril dan materil. Maka pada kesempatan yang luar biasa ini, peneliti ingin
menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak,
sebagai berikut:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai dosen pembimbing I
ii
yang sudah banyak sekali memberikan bimbingan, arahan, ilmu serta
sarannya yang sangat membantu peneliti sejak awal hingga penelitian
menyelesaikan proposal skripsi ini.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Ibu Riny Handayani M.si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.
9. Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Admnistrasi
Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan
pernah memberikan bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar
mengajar.
10. Terutama sekali untuk Ayahanda Bakhrudin dan Ibunda Siti Maemunah
yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta doa
mereka yang tidak pernah henti untuk kesuksesan anak-anaknya di masa
iii
depan. Kemudian kakak kandung peneliti, Nandang Talangsara yang selalu
memberikan dukungan dan doa untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.
Serta saudara-saudara peneliti yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu
yang juga banyak memberikan dukungan dan doa mereka.
11. Sahabat terdekat peneliti Diah Utami, Desi Ariyani,Veni Oktaviani, Selin
Solihatun Jannah, , Aghnia Destiani, Astri Nurwahyuni, Annisa Junita, Gina
Trilestari, Linda Rahmawati, Galuh Melati, Maria Lusyana, Rezki
Handoyowati, Evi Setyowati yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa serta mendengarkan keluh kesah peneliti selama penelitian.
12. Teman-teman khusunya kelas D Program Studi Ilmu Administrasi Negara
2013, serta kelas A, B dan C, lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu dan saat ini sedang bersama-sama berjuang untuk meraih gelar
sarjana. Dan secara umum, peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada
seluruh teman-teman terdekat peneliti di angkatan 2013 Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
13. Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Staf Perpustakaan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu peneliti
dalam mengurus segala perijinan, surat-menyurat dan urusan akademik
lainnya.
14. Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh
informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan
iv
Skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan
Skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan
selesainya penyusunan Skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan
Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang
membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, Juni 2017
Ari Suciati
NIM. 6661132114
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... .i
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 20
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 21
1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 22
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 22
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 22
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 23
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori .......................................................................... 26
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 41
vi
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................... 43
2.4 Asumsi Dasar ............................................................................ 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 48
3.2 Fokus Penelitian ....................................................................... 48
3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................... 49
3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 49
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 51
3.6 Informan Penelitian .................................................................. 51
3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data ................................. 58
3.8 Jadwal Penelitian ...................................................................... 62
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 64
4.2 Deskripsi Data .......................................................................... 76
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 81
4.4 Pembahasan .............................................................................. 126
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 139
5.2 Saran ......................................................................................... 142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 43
Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman 54
Gambar 4.1 Situs Tasikardi Tahun 1930 dan tahun 2017.............................86
Gambar 4.2 Pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi………...105
Gambar 4.3 Wahana permainan di Situs Tasikardi yang sudah rusak……116
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang 5
Tabel 1.2 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang 12
Tabel 1.3 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi 13
Tabel 3.1 Informan Penelitian 50
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara 53
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian 58
Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian ………………………………………80
Tabel 4.2 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi 96
Tabel 4.3 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang 98
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2 : Catatan Lapangan
Lampiran 3 : Surat Keterangan Informan
Lampiran 4 :Membercheck
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara
Lampiran 6 : Transkrip Data
Lampiran 7 : Matriks Kategorisasi Data
Lampiran 8 : SK Kepala Dinas
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara Benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia terdiri dari lima pulau besar
yaitu Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, Selain itu juga
memiliki banyak pulau kecil yang terbentang dari sabang sampai marauke yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi untuk
dikembangkan serta memiliki keanekaragaman bahasa, budaya, agama, suku,
dan adat istiadat.
Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah Indonesia juga negara
yang populasi penduduknya padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki
wilayah alam yang mendukung.Hal tersebut berpotensi menjadi tempat
pariwisata atau sebagai rekreasi keluarga saat hari libur. Pantai-pantai di Bali,
tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman
nasional di Sumatera, Candi-candi di Jawa Tengah merupakan beberapa contoh
tujuan wisata alam di Indonesia.
Salah satu prinsip dalam penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia
yaitu UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah memberi manfaat
untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan dan proporsionalitas dengan
2
tujuan meningkatkan kebutuhan ekonomi, menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran memajukan kebudayaan serta melestarikan alam.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus
dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Karakteristik sumber daya alam
dan masyarakatnya sangat memunginkan untuk dikembangkan sebagai potensi
wisata. Dengan demikian akan mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal
maupun wisatawan mancanegara. Oleh karena itu sektor pariwisata ini harus
dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam kepariwisataan, sehingga para ahli
tersebut dapat menggali potensi objek wisata dan dengan begitu dapat
meningkatkan keuntungan pendapatan yang besar bagi Negara.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2015, sebelas provinsi
yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, DKI Jakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung,
Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat.
Merupakan salah satu Provinsi yang berpotensi untuk menjadi daerah
utama tujuan wisata karena memiliki beragam obyek dan daya tarik wisata
3
terutama wisata pantai, Provinsi Banten terkenal dengan banyak tempat wisata.
Ada destinasi wisata di 7 (tujuh) kawasan pariwisata di Provinsi Banten atau
disebut juga Banten 7 wonderful, di antaranya meliputi : Mercusuar Anyer,
Tanjung Lesung, Ujung Kulon, Pantai Sawarna, Baduy, Festival Cisadane, dan
Banten Lama. Selain itu, juga ada wisata lain di Pantai Anyer, tempat wisata
dan kesenian yang ada di Provinsi Banten.
Provinsi Banten memiliki magnet pembangunan ekonomi yang sangat
besar untuk meningkatkan aset pendapatan daerah, dengan adanya kawasan
pariwisata tersebut memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan
kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di daerah Banten, sehingga
diharapkan aset pariwasata dapat memberikan kelayakan dan kesejahteraan
bagi masyarakat Banten dan itu semua tergantung pada pemerintah kabupaten
atau kota dalam upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Banten.
Potensi Pariwisata dapat dipakai untuk mendukung macam-macam
kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan pekerjaan baru, memperoleh devisa
yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah dan masih banyak lagi. Kawasan
Pariwisata yang ada di Provinsi Banten merupakan potensi yang sangat besar
jika pemerintah daerah mau mengerjakan dan mengembangkan dengan cara
yang benar dan konsisten, melainkan juga serius dalam menggarapnya segala
potensi melalui kebijakan-kebijakan yang memang benar sebagai upaya
pembangunan ekonomi bagi Provinsi Banten.
Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota yaitu: Kabupaten
Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,
4
Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi Kabupaten Serang untuk diteliti.
Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.Terletak di ujung barat bagian Utara Pulau
Jawa dan merupakan pintu gerbang utama penghubung pulau Sumatra dan
Pulau jawa yang berjarak 70 km dari Kota Jakarta. Letak geografis Kabupaten
Serang, sebelah Utara di batasi Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Tangerang, sebelah Barat dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda,
sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Akses ke Kabupaten Serang sangat mudah, bisa dicapai dari Bandara
Soekarno Hatta dengan menggunakan transportasi berupa taxi ataupun travel,
pelabuhan merak bisa dimanfaatkan bagi pengunjung dari arah Sumatra, dari
arah Kota Jakarta bisa memanfaatkan jasa bus umum dan kereta api.
Kabupaten Serang memiliki luas 1.467,35km2 terdiri dari 29 kecamatan.
Mayoritas penduduknya beragama Islam, Potensi secktor ekonomi adalah
bidang pertanian, perdagangan, pelayanan masyarakat, industri potensi
pariwisata seperti jasa wisata, penginapan, dan perhotelan, wisata pegunungan,
wisata bahari, wisata kerajinan, wisata kuliner, wisata seni budaya, wisata
ziarah/religi, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan rekreasi, di Kabupaten
Serang ini ada banyak objek wisata yang tersebar di beberapa kecamatannya,
Berikut adalah daftar tempat-tempat objek wisata beserta lokasi yang ada di
kabupaten Serang:
5
Tabel 1.1
Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang
No Nama Objek Wisata Lokasi Jenis
Pesona
1 Pantai Anyer Jl. Raya Anyer- Anyer- serang
Pantai
2 Pantai mercusuar Anyer
Jl. Raya Anyer- Anyer- serang
Pantai
3 Pantai Pulau Sanghiyang
Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai
4 Pantai Pasauran Indah
Ds.Pasauran Kec. Pasauran Pantai
5 Pantai Tanjung Tum Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai
6 Pantai Wisata lestari Anyer
Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai
7 Pantai Patra Sambolo
Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai
8 Pantai Bandulu Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai
9 Pantai Karang Suraga
Ds. Karang Suraga Kec. Cinangka
Pantai
10 Pantai Karang Bolong
Ds. Karang Bolong Kec. Cinangka
Pantai
11 Pantai Florida Ds.Cindanglaya Kec. Cinangka
Pantai
12 Losari Karang Suraga II
Ds. Karang Suraga Kec. Anyer
Pantai
13 Pantai Tawing Ds. Karang Suraga Kec. Anyer
Pantai
14 Pantai Kelapa gading
Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka
Pantai
15 Pantai Karang kitri Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka
Pantai
6
16 Pantai Cibereum I Ds.kemasan Kec. Cinangka Pantai
17 Pantai Legon Prima Anyer
Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai
18 Pantai saung Cibereum
Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai
19 Pantai wisata Cibeureum II
Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai
20 Pantai Palem Cibeureum
Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai
21 Pantai Pasir Putih Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai
22 Pantai Pasir Ciparay Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka
Pantai
23 Pantai Pasir Sirih Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka
Pantai
24 Pantai Pal Anyer I Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai
25 Pantai Pal Anyer II Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai
26 Pantai Batu Hideng Ds. Karang Bolong Kec. Cinangka
Pantai
27 Pantai Muara Asri Ds. Cikoneng Kec.Anyer Pantai
28 Pantai Mutiara Cipacung
Ds. Karang Suraga Kec. Cinangka
Pantai
29 Pantai Baraya Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai
30 Pantai Bulakan Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai
31 Pantai Canda Ria Ds. Karang Suraga Kec. Anyer
Pantai
32 Pantai Karang Jago Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai
33 Pantai Nelayan Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai
34 Pantai Lontar Ds. Lontar Kec. Tirtayasa Pantai
35 Makam Gunung Santri
Kec. Bojonegara Ziarah
7
36 Makam Sultan Ageng
Ds. Tirtayasa Kec. Tirtayasa Ziarah
37 Makam Surya Manggala
Ds. Kopo Kec. Kopo Ziarah
38 Masjid Kuno SyechNawawi
Ds.Tanara kec. Tanara Sejarah
39 Makam Syech Ny. Raras
Ds. Tanara Kec. Tanara Ziarah
40 Petilasan Syech Nawawi Albantani
Ds. Tanara Kec. Tanara Ziarah
41 Makam Nyi Mas Gamparan
Ds. Tanjung Sari Kec. Pabuaran
Ziarah
42 Sumur Tujuhbelas Ds. Lebakwana Kec. Kramatwatu
Ziarah
43 Desa Wisata Mander
Desa Mander Kec. Bandung Desa Wisata
44 Desa Sukamanah Ds. Sukamanah Kecamatan Padarincang
Desa Wisata
45 Desa Bandulu Ds. Bandulu Kec. Anyer Desa Wisata
46 Taman Rekreasi pemancingan Wulandira
Jl Raya Serang Cilegon Kec. Kramatwatu
Agrowisata
47 Perkebunan Rakyat Padarincang
Kec. Padarincang Agrowisata
48 Wisata Bahari Pantai selat Sunda
Kec. Anyar dan Kec. Cinangka
Pantai
49 Curug Cigumawang Jl. Raya Cinangka Kec. Cinangka
Curug
50 Curug Kotak Ds. Kadu Beureum Kec.Padarincang
Curug
51 Panenjoan Kec. Gunung Sari Wisata Alam
52 Curug Sawon Kec. Ciomas Curug
8
53 Curug Sawer Ds. Ujung Tebu kec. Ciomas
Curug
54 Curug Lawang Ds. Cikolelet kec.Cinangka Curug
55 Curug Cihujan Ds. Kemasan Kec Cinangka Curug
56 Curug Betung Jl Raya CingangkaKec. Cinangka
Curug
57 Curug Goong Jl Raya CingangkaKec. Cinangka
Curug
58 Goa Cilayang Kec. Cikeusal Wisata Alam
59 Bukit Hijau Kec. Mancak Wisata Alam
60 Lembah Hijau Kec. Anyer Wisata Alam
61 Situs butan Pemancingan Domas
Kec. Pontang Situs/Situ
62 Taman Rekreasi Situs Tasikardi
Ds. Ciangsana Kec. Kramatwatu
Situs/Situ
63 Situ Blungun Kec. Kragilan Situs/Situ
64 Situ Tarate Kec. Cikande Situs/Situ
65 Situ Ciherang Kec. Bandung Situs/Situ
66 Kerajinan Tas Ds. Kadu Genep Kec Petir Kerajinan
67 Sentra Gerabah Pasar Dukuh KecamatanCiruas
Kerajinan
68 Sentra Golok Ciomas
Desa Citaman Kec. Ciruas Kerajinan
69 Kayu Fosil Kec. Cikande Kerajinan
70 Kawah Naga Ds. Sindang Kerta Kec. Anyer
Mata Air Panas
71 Kerajinan Boboko Kec. Anyer Kerajinan
72 Kerajinan Kulit Kec. Carenang, Cikande, Cinangka
Kerajinan
9
73 Gunung Pinang Jl. Raya Serang-Cilegon Gunung
74 Pulau Dua / Pulau Burung
Kec. Bojonegara Cagar Alam
75 Rawa Dano Kecamatan Padarincang Cagar Alam
76 Batu Patapan Desa Nagara Kec. Kibin Purbakala
77 Bendungan Sungai Pamaraian
Ds.Bendungan Kec. Pamarayan
Irigasi
78 Mata Air Cirahab Ds. Cisaat Kec. Padarincang Mata Air Gunung
79 Air Panas Batu Kuwung
Ds. Batu Kuwung Kec. Padarincang
Mata Air Panas
(Sumber: Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, 2016)
Dari data objek wisata tersebut terbukti bahwa Kabupaten Serang ini
merupakan tempat yang kaya akan objek-objek wisata yang harus dikelola
dengan optimal agar potensinya mampu meningkatkan pendapatan daerah.
dalam pengelolaan pariwisata di Kabupaten Serang ini Pemerintah daerah
memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Dinas yang berkaitan
yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mempunyai
kewajiban melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan
bertanggungjawab kepada Bupati, untuk mempertanggungjawabkan
penyelnggaraan pemerintah di lingkungan Dinas Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Serang serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai
dasar pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka
10
menengah (Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang.
Rencana Strategis Disparpora dalam kurun Tahun 2011 – 2015 dalam
melaksanakan pembangunan di Bidang Kepariwisataan, Kepemudaan dan
Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya
pembangunan di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh
pemangku kepentingan yang ada dan terkait. Pemangku kepentingan yang
dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat,
dengan segenap peran dan fungsinya masing-masing, yakni : Pemerintah sesuai
dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran dan fungsinya sebagai
fasilitator dan pembuat peraturan (Regulator) serta mengawasi dalam kegiatan
pembangunan kepariwisataan. Kalangan Swasta (Pelaku usaha/ industri
pariwisata) dengan sumber daya, modal dan jejaring yang dimilikinya
menjalankan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksana
pembangunan kegiatan kepariwisataan. Masyarakat dengan sumber daya yang
dimiliki, baik berupa adat, tradisi dan budaya serta kapasitasnya, berperan
sebagai tuan rumah dan juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku
pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini peneliti memilih objek wisata Situs Tasikardi sebagai
lokasi penelitian karena dari sejarahnya yang menarik yaitu Situs Tasikardi ini
dibuat pada masa kesultana Maulana Yusuf yang pada saat itu keadaan air
bersih di Banten Lama sangat sulit untuk di dapat karena pada saat itu keadaan
11
air di kawasan keraton dan sekitarnya keruh dan rasanya payau, maka dari itu
dibuatlah Situs Tasikardi untuk menyimpan pasokan air bersih untuk
kelangsungan hidup warga keraton dan sekitarnya, dibuatnya Situs Tasikardi
ini merupakan pencapaian yang gemilang, Selain itu Situs Tasikardi ini
digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja keraton, pada saat ini Situs
Tasikardi digunakan sebagai tempat wisata bersejarah yang dikelola oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang mampu
menghasilkan pendapatan daerah bagi Kabupaten Serang apabila dikelola
dengan maksimal dan serius, namun kenyatannya Situs Tasikardi ini tidak
mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Tasikardi adalah danau buatan dengan satu pulau kecil di tengahnya yang
dibangun oleh Sultan Malana Yusuf (1570-1580) awalnya diperuntukan bagi
ibundanya untuk bertafakur mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Babad
Banten diceritakan, salah seorang sultan Banten yang sering mengunjungi
Tasikardi adalah Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Abdulkadir (1596-1651)
dan ibundanya Nyai Gede. Ketika ibundanya meninggal, sultan memerintahkan
membuat taman untuk menjangan-menjangan, sapi-sapi betina dan jantan di
Tasikardi, biasanya setelah ziarah di makam ibundanya di Kenari, ia selalu
menyempatkan diri pergi ke danau ini. Pada tahun 1706 sultan Banten
menerima seorang tamu Belanda Cornelis de Bruin di tempat ini.
Danau Tasikardi tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan dan
rekreasi raja dan keluarganya, tetapi danau ang memlik luas awal sekita 6,5 ha
12
dikembangkan menjadi waduk untuk memasok air bersih ke Keraton
Surosowan air danau ini dialirkan melalui pipa-pipa terakota dan dijernihkan
didalam 3 bangunan khusus yang disebut pengindelan abang, pengindelan
putih, dan pengindelan emas. Disamping untuk keperluan air bersih didalam
Keraton Surosowan air Danau Tasikardi yang sumbernya dari sungai Cibanten
juga dipakai untuk mengairi sawah-sawah disekitarnya.
Pada masa Kesultanan Banten kawasan Banten Lama memilki air tanah
yang kurang layak konsumsi untuk memperoleh air bersih beberapa teknologi
diterapkan. Keperluan air bersih didalam keraton surosowan disuplai dari
danau Tasikardi. Air yang sebelumnya keruh dan kotor terlebih dahulu
dijernihkan dengan menggunakan teknik penyaringan yang khas dan komplek
yang disebut pengindelan, yaitu bangunan berbentuk bungker yang berfungsi
sebagai penyaring air. Teknik yang dipakai adalah penjernihan air dibangunan
pengindelan dengan mengedepankan air dan menyaringnya menggunakan
saringan pasir dan ijuk.Agar air yang disaing hasilnya bai, maka digunakan tiga
penyaringan yaitu pengindelan abang, pengindelan putih dan pengndelan
emas.Secara sederhana teknologi ini memanfaatkan sifat air yang mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Situs Tasikardi terletak di Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu
merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Serang,
Pemerintah Daerah selaku pihak yang membuat kebijakan dengan
diberlakukannya retribusi bagi setiap wisatawan yang ada berkunjung ke objek
13
wisata, maka pemerintah daerah juga harus memperhatikan keinginan dan
kebutuhan para wisatawan seperti fasilitas yang baik, infrastruktur yang
memadai serta sarana dan prasarana. Objek Wisata Situs Tasikardi mempunyai
daya tarik tersendiri, Situs Tasikardi ini memiliki nilai-nilai bersejarah pada
masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf selain itu Situs ini memiliki potensi
yang besar untuk dijadikan sumber pendapatan daerah Kota Serang apabila
dapat dikelola dengan baik, selain berekreasi masyarakat dapat mempelajari
nilai-nilai budaya dan sejarah peninggalan jaman dahulu selain itu juga
memiliki suasana yang sejuk, wisata ini juga bisa dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.
Situs Tasikardi ini termasuk kedalm cagar budaya.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya, bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya
bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting
artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan
kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengelolaan
adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan
Cagar Budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
14
Situs Tasikardi merupakan Objek Wisata yang berpotensi besar untuk
pendapatan daerah apabila dikelola dengan optimal. Berdasarkan laporan
realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang periode 1 Januari-31
Desember 2015-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs
Tasikardi sebagai berikut:
Tabel 1.2
Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-2016
retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi
No Bulan 2013 2014 2015 2016
1 Januari - Rp. 3.660.000 Rp. 5.688.000 Rp. 4.000.000
2 Februari - Rp. 4.050.000 Rp. 3.919.000 Rp. 3.590.000
3 Maret - Rp. 3.420.000 Rp. 4.331.500 Rp. 3.750.000
4 April Rp. 5.740.000 Rp. 4.740.000 Rp.4.159.000 Rp. 3.190.000
5 Mei Rp. 4.790.000 Rp. 3.970.000 Rp.4.834.000 Rp. 5.090.000
6 Juni Rp. 3.260.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.210.000 Rp.1.270.000
7 Juli Rp. 2.150.000 Rp. 280.000 Rp.9.060.000 Rp.14.510.000
8 Agustus Rp. 4.020.000 Rp.14.140.000 Rp.5.810.000 Rp. 5.470.000
9 September Rp. 2.410.000 Rp. 3.600.000 Rp.4.630.000 Rp.5.440.000
10 Oktober Rp. 1.850.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.060.000 Rp. 4.830.000
11 November Rp. 2.990.000 Rp. 3.820.000 Rp.4.310.000 Rp. 5.830.000
12 Desember Rp. 2.570.000 Rp. 4.840.000 Rp. 3.830.000 Rp. 7.590.000
Jumlah Rp. 29.780.000 Rp.55.200.000 Rp.58.841.500 Rp.64.110.000
15
(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi
pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016)
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa pendapatan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang
tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe
berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat
rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk
dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp.
1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp.
20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000
(Sepuluh ribu rupiah). Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara, tempat
wisata objek wisata Situs Tasikardi ini lebih ramai dikunjungi di hari sabtu dan
minggu, pendapatan di hari tersebut biasanya bisa mencapai sampai Rp.
1.500.000, sedangkan di hari biasa biasanya hanya mencapai Rp. 200.000-
250.000. Pendapatan dalam tabel diatas tidak termasuk dalam pendapatan dari
wahana yang ada di Situs Tasikardi.
Berikut ini adalah data pengunjung Situs Tasikardi pada tahun 2013
sampai 2016 :
16
Tabel 1.3
Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016
No Bulan 2013 2014 2015 2016
1 Januari - 214 1.182 1.364
2 Februari - 696 624 1.248
3 Maret - 1.494 567 977
4 April 1.111 1.083 820 1051
5 Mei 1.030 1.257 1.000 1911
6 Juni 870 998 951 561
7 Juli 720 350 6.480 7.713
8 Agustus 460 1.438 1.320 1.814
9 September 430 539 1.423 2.172
10 Oktober 208 890 1.109 1.502
11 November 419 814 703 927
12 Desember 394 1.021 2.177 1.751
13 Jumlah Pengunjung
5.462 10.794 17.656 22.991
(Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016)
Dilihat dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dalam jumlah
pengunjung setiap tahunnya selalu bertambah . Di Objek Wisata Situs
Tasikardi awalnya dikelola oleh pihak swasta, namun dalam pengelolaannya
tidak menghasilkan perkembangan yang diharapkan, dalam beberapa tahun
mengalami penurunan dalam jumlah pengunjungnya, dan pada tahun 2012
Situs Tasikardi sempat ditutup dikarenakan ada pemindahan tanggungjawab
17
pengelolaan dari pihak swasta ke Pemerintahan Daerah. dengan pemindahan
tanggungjawab pengelolaan ini diharapkan bisa lebih baik dari sebelumnya,
dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan
wewenang kepada masyarakat setempat untuk ikut mengelola Situs Tasikardi
Dari masyarakat sendiri, yang diberikan tugas untuk mengelola Situs Tasikardi
terdapat 8 Orang yaitu diketuai oleh bapak Z. Abdul Muis, dan anggotanya
yaitu Bapak Arsyad, Kholil, Saepudin, Safuri, Syafei, Taufik, dan Mahdum
Bahar. (hasil wawancara dengan bapak Z. Abdul Muis tanggal 16 November
2016 di Mushola Situs Tasikardi)
Sedangkan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah yang harus memberikan
pelayanan dibidang pariwisata yang meliputi bina destinasi dan sarana
pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, dengan mengedepankan
berbagai kegiatan serta bertindak sebagai fasilitator, mediator dan negosiator,
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga melaksanakan kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsi pokok yang sudah ditentukan.
Selain terdapat Situs dan peninggalan sejarah, yang bisa dinikmati di
Objek Wisata Situs Tasikardi ini yaitu wahana permainan pendukung yang
disediakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kabupaten Serang
yaitu becak mini sebanyak 14 buah dengan biaya operasional Rp 10.000 per 15
menit, perahu karet 1 buah dengan biaya operasional Rp 5000 per orang, dan
bebek-bebekan sebanyak 11 buah dengan biaya operasional Rp. 10.000 per 15
menit dimana wahana bebek-bebekan ini yang masih beroprasi sebanyak 4
18
buah, sisanya tidak bisa beroprasi karena rusak. Berikut ini adalah gambar
wahana yang masih beroprasi dan tidak beroprasi:
Dalam pengelolaannya masih ditemukan kendala-kendala yang
menghambat proses berjalannya Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs
Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan ditemukan
beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan manajemen
pengelolaan Situs Tasikardi Oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga:
Pertama, mengenai pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum
maksimal.Pengawasan yang belum maksimal ini berdasarkan dari hasil
wawancara dengan ibu Marisca Theresia, SE, MM selaku Kasi Promosi
Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang pada
tanggal 26 Oktober 2016. Beliau mengatakan bahwa masih rendahnya sadar
wisata bagi masyarakat setempat dalam menjaga, mengkontribusikan dan
melestarikan lingkungannya, masih adanya masyarakat dan pengunjung yang
membuang sampah di lingkungan sekitar, membiarkan sampah-sampah
berserakan, tidak menjaga kebersihan dan kelestarian dari objek wisata Situs
19
tasikardi tersebut. Selain itu dari hasil wawancara dengan bapak M. Luthfi
Yonas sebagai pelaksana bagian pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang mengatakan bahwa masyarakat setempat masih
sering ditemukan masuk objek wisata Situs Tasikardi bukan dari pintu masuk,
melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada di bagian belakang
tempat objek wisata Situs Tasikardi.
Kedua, Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, hal ini
dikarenakan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial,
sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs
Tasikardi, selain itu kendala yang dialami dalam promosi ini yaitu kurangnya
daya tarik dari Situs Tasikardi baik dari wahana tambahan dan dari kurangnya
kebersihan dan ketertiban di objek wisata Situs Tasikardi.
Ketiga, pengelolaan terhadap perawatan sarana dan prasarana penunjang
yang belum maksimal. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum
maksimal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Syafei yaitu
salah satu pihak pengelola dari masyarakat setempat sekaligus penjaga pintu
masuk Tasikardi, beliau mengatakan bahwa wahana permainan bebek-bebekan
dari 11 bebek-bebekan yang sudah difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Serang, yang beroprasi dan bisa digunakan hanya 4
bebek-bebekan, dan sisanya tidak bisa digunakan lagi karena rusak. selain itu
dari hasil observasi peneliti melihat bahwa saung-saung yang ada di Objek
Wisata Situs Tasikardi sudah tidak layak digunakan karena hampir roboh,
20
mushola yang tersedia pun sudah mulai kusam dan terlihat kurang terawat, dan
di Situs Tasikardi ini belum tersedianya lapangan parkir.
Keempat, Tata kelola Situs Tasikardi yang belum Tertib.Dari hasil
observasi peneliti, di Objek Wisata Situs Tasikardi masih banyak penjual yang
tidak beraturan yaitu di area jalan wisata Tasikardi dimana jalan tersebut
seharusnya digunakan pengunjung untuk menikmati keindahan wisata
Tasikardi tetapi disini dipakai untuk berjualan. Selain itu karena tidak
tersedianya lahan parkir, sehingga masih banyak pengunjung yang parkir tidak
beraturan, hal tersebut dapat mengganggu wisatawan lainnya dan mengurangi
keindahan tempat wisata.
Mengingat betapa pentingnya peran Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang dalam berlangsungnya aktivitas pengelolaan
daerah wisata di Kabupaten serang dan berdasarkan masalah-masalah yang
sudah dijelaskan maka penulis menentukan judul dalam penelitian ini yaitu
mengenai “Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan
masalah-masalah yang hendak diteliti yakni :
1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena
sebagian masyarakat setempat masih ada yang masuk objek wisata
21
Situs Tasikardi bukan dari pintu utama, melainkan masuk dari bagian
lain dan merusak pagar-pagar yang ada di sekitarnya.
2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang belum memaksimalkan
penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs
Tasikardi
3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal.
Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak
diperbaiki serta tidak tersedianya lapangan parkir.
4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari
pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih
terjadi parkir yang tidak rapi.
1.3 Batasan Masalah
Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini guna untuk
mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
membatasi masalah pada manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang
ditemukan pada observasi awal yang terkait dengan manajemen pengelolaan
22
yaitu yang sudah dituliskan dalam identifikasi masalah maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Manajemen Pengelolaan
Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Manajemen Pengelolaan Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan
pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia akademis
khususnya ilmu Adminstrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan
Manajemen .
2. Secara Praktis
Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan
dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama mengikuti
pendidikan di Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng
23
Tirtayasa hingga saat ini.Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan
informasi dan refrensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini
yang berujuan untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan isi
dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian
mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas
mengenai ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam
bentuk deduktif (dari umum ke khusus). Kemudian bab ini membahas
tentang identifikasi masalah untuk mendeteksi aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah penelitian.
Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai fokus dari
penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang
diharapkan dalam tujuan penelitian. Dan selanjutnya, bab ini juga
membahas mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis
yang berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika
penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi
dari penelitian secara keseluruhan.
BAB II DESKRIPSI TEORI
24
Bab ini akan membahas mengenai teori-teori relevan yang
digunakan untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang muncul
dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu dipaparkan sebagai bahan
perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian
sebelumnya, sehingga dapat diketahuikesamaan atau perbedaan dari
masing-masing penelitian yang dilakukan.Selanjutnya, kerangka teori
menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori yang relevan
dalam penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan kesimpulan
penelitian sementara.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang
digunakan.Ruang lingkup penelitian dan lokasi dilakukannya
penelitian.Definisi variabel penelitian yang menjelaskan mengenai
variabel penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian menjelaskan tentang
proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Informan penelitian
menjelaskan orang-orang yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.Teknik pengolahan dan uji keabsahan data yang
menjelaskan tentang teknik dan rasionalisasinya.Serta tentang jadwal yang
memaparkan waktu penelitian ini dilakukan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini terdiri dari deskripsi obyek penelitian yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas.Kemudian terdapat deskripsi data dari hasil penelitian
yang diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang
25
relevan sebagaimana dengan penggunaan teori dalam penelitian
ini.Selanjutnya data yang sudah dianalisis, peneliti uji validitas dengan
menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang
diharapkan.Kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap
persoalan dan pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan
berbagai keterbatasan pelaksanaan penelitian, terutama untuk penelitian
eksperimen dan ketebatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan secara jelas mengenai jawaban dari tujuan
penelitian.Kesimpulan dibuat dari hasil penelitian yang dilakukan secara
singkat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.Selanjutnya, peneliti
memberikan saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian
terhadap bidang yang diteliti secara praktis agar dapat direalisasikan dalam
kehidupan nyata.
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Dalam melakukan penelitian, peran teori sangat penting sebagai dasar atau
landasan dalam suatu penelitian/riset. Karena tanpa landasan teori maka penelitian
akan berujung pada kesalahan atau sering disebut dengan istilah trial error.
Dengan adanya landasan teori ini maka memberikan ciri bahwa penelitian itu
merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. seperti sugiyono (2002;200)
mengatakan bahwa “landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan variable yang akan diteliti serta sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang digunakan.
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung
masalah dalam penelitian, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi
panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang
mendukung masalah penelitian ini yang mengenai Manajemen Pengelolaan Objek
Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Serang.
2.1.1 Pengertian Manajemen (Pengelolaan)
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu
27
kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”, sedangkan pelaksanaannya disebut
manager atau pengelola.Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat
diraba.Ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya
diungkapkan dengan istilah-istilah “objective” atau hal-hal yang nyata usaha-
usaha kelompok itu memberi sumbangannnya kepada pencapaian-pencapaian
khusus itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena ia
tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya
“output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil
produksi serta jasa yang lebih baik (Terry dan Rue 2009:1)
Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam
manajemen, antara lain:
a. Proses Pendekatan Operasional
Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang manajer
untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiatan-kegiatan itu atau
fungsi-fungsi dasar kedalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses
yang dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan
perhatiannya pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak
digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan pemikiran
manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen dalam ketentuan-
ketentuan yang mudah dipahami.
b. Pendekatan Sistem Sosial
Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau
dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya.Ia berorientasi
28
secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubungan-
hubungan budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini ke
dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi dianggap sebagai sebuah organisme
sosial, takluk kepada segala pertentangan dan interaksi para
anggotanya.Pendekatan ini memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu
“organisasi informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali
sebagai akibat kekuatan-kekuatan sosial.Ia juga memperhitungkan pertimbangan-
pertimbangan etika, pengaruh masyarakat, serikat-serikat kerja dan pemerintah.
Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial adalah terbatasnya kekuatan paham
sosiologis ke dalam penelitian dan teori manajemen.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
fungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan 2009:1).
Dalam Hasibuan (2009:2) Pengertian manajemen menurut para ahli antara
lain:
Menurut Sikula Andrew F. Sikula:
“Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,
29
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).
Menurut G.R Terry: “Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and
accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”.
(manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).
Menurut Leiper dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80)
Pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-
fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut
adalah sebagai berikut: Planning, Directing, Organizing, Controlling.
Sedangkan Drucker mengartikan manajemen sebagai berikut: “….. the
specific tool, the specific function, the specific instrument to make institutions
capable of producing results… the critical functions in tourism management are
planning, coordination and control”
Follet dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) menekankan
bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan
dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi
seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan
30
pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis ke dalam
semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan
pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling)
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-
orang yang akan dikelola. ditingkat individual, orang akan mulai mengatur
hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subjek manajemen adalah
organisasi yang merupakan: “…grouping of people working in a prescribed or
structured fashion towards predetermined ends… management involves the
conscious integration of organizational activity to achieve chosen ends”
(Thompson dan Thompson dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80)
Berdasarkan beberapa definisi para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
manajemen adalah serangkaian proses, mulai dari tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sehingga sampai pada tahap
pengendalian yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk
mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga organisasi atau perusahaan
tersebut mendapatkan target, sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan
didalam organisasi atau perusahaan tersebut. Didalam penelitian ini manajemen
yang dimaksud yaitu manajemen Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Serang dalam mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi.
2.1.2 Pentingnya Manajemen
Dalam Hasibuan (2009:3), pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas
(fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan
31
pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab.
Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka
terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam
organisasi ini, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan
dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.
Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua
potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan
memanfaatkan men, money, methods, machine, materials, market (6M) dalam
proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
Dari uraian diatas penulis menyimpukan bahwa manajemen selalu terdapat
dan sangat penting untuk mengatur dan mengelola semua organisasi kegiatan
dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain
sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan
32
serasi, dan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan akan lebih terarah
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Begitu pentingnya peranan manajemen
dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati dan
menerapkannya agar tercapainya suatu tujuan yang lebih baik.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Manajemen
Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang
ingin dicapai.Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi
adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian
(public organization) melalui proses manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17).
Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009:
40) adalah sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan
Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan
yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan
ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini
memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan
dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab
terhadap pelaksanaannya.
2) Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan
hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar
33
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada
pencapaian tujuan bersama.
3) Fungsi pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakan-
tindakan agar betul-betul dilaksanakan.Oleh karena tindakan-tindakan itu
dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-
perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-
perintah tersebut.
4) Fungsi pengkoordinasian
Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu
harmonis, terarah dan diintegrasikan menuju tujuan-tujuan
bersama.Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi
agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
5) Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana.Sehingga
pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan.Semakin jelas,
lengkap serta terkoordinir rencana-rencana tersebut maka manajemen yang
dilakukan dikatakan baik.
Menurut Luther Gulick dalam Handoko (2003:11) mendefinisikan
bahwa manajemen sebagai berikut: “suatu bidang ilmu pengetahuan
34
(Science) yang berusaha secara sistematis untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi manusia”
Secara sederhana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick
yang terkenal dengan akronim POSDCORB, adalah:
1) Pererncanaan (Planning), adalah perincian dalam garis besar untuk
memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam
menyelesaikan maksud/tujuan badan usaha itu.
2) Pengorganisasian (Organizing), menetapkan struktur formal dari pada
kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan
dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Penyusunan Pegawai (Staffing), keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian
sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi
pekerjaan yang menyenangkan.
4) Pembinaan Kerja (Directing), tugas yang terus menerus di dalam
pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan
instruksi-instruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan
usaha/organisasi.
5) Pengkoordinasian (Coordinating), kewajiban yang penting untuk
menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan.
6) Pelaporan (reporting), pimpinan yang bertanggung jawab harus selalu
mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan
maupun bawahannya melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.
35
7) Penganggaran (Budgeting), semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila
disertai dengan usaha dalam bentuk rencana anggaran, perhitungan
anggaran dan pengawasan anggaran.
Fungsi manajemen menurut Terry dalam Handayaningrat (1990:25)
yang dikenal dengan POAC yaitu:
1) Perencanaan (Planning), adalah suatu pemilihan yang berhubungan
dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi
yang berhubungan dengan waktu yang akan datang (future) dalam
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan
dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendaki.
2) Pengorganisasian (organizing), adalah menentukan, mengelompokkan dan
pengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan,
penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-
faktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukan hubungan
kewenangan yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3) Penggerakan Pelaksanaan (Actuating), merupkan usaha agar semua
anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan
kesadaranmya dan berpedoman pada perencanaan (Planing) dan usaha
pengorganisasian.
4) Pengawasan (Controlling), merupakan proses penentuan apa yang harus
diselesaikan yaitu, pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu
melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai
dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.
36
Dari definisi fungsi manajemen menurut para ahli yang sudah dipaparkan
tersebut, bahwa dalam pelaksanaan manajemen terdapat proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, penyusunan pegawai, pembinan kerja,
penganggaran, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi tersebut bertujuan untuk
tercapaiya tujuan yang sudah dientukan.
2.1.4 Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip
pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas,
dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya
serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox dalam I Gde
Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) pengelolaan pariwisata harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumberdaya yang menjadi
basis pengembangan kawasan pariwisata.
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah
budaya lokal.
4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan
lingkungan lokal.
5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan
pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi
37
sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata
tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan
alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde
Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) ini yang nantinya akan dijadikan
teori yang digunakan dalam penelitian ini, karena danggap lebih tepat
dalam menjawab atas masalah-masalah yang ada dalam penelitian yang
berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
2.1.5 Konsep Dasar Kepariwisataan
2.1.5.1 Pengertian Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata (Undang – undang nomor 10 Tahun 2009),
artinya semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan,
pengaturan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah,
pihak swasta maupun masyarakat.
Yoeti (1996 : 104) menyatakan kepariwisataan adalah suatu sistem
yang mengikutsertakan berbagai pihak dalam keterpaduan kaitan fungsional
yang serasi, yang mendorong berlangsungnya dinamika fenomena mobilitas
manusia tua – muda, pria wanita, ekonomi kuat – lemah, sebagai pendukung
suatu tempat untuk melakukan perjalanan sementara waktu secara sendiri
38
atau berkelompok, menuju tempat lain di dalam negeri atau di luar negeri
dengan menggunakan transportasi darat, laut dan udara.
Hunziker dan Kraff (Pendit, 1995:40) menyatakan kepariwisataan
adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau
beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan
bagi kepariwisataan itu oleh lembaga – lembaga yang digunakan untuk
maksud tersebut. Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 2009,
menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk pengusahaan objek wisata dan daya Tarik wisata
serta usaha – usaha yang terkait di bidang tersebut (Pasa 1 Ayat (3) UU
No. 10/2009). Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pariwisata (Pasal 1 Ayat (4) UU No. 10/2009).
Menurut Cupta dalam Partono (2002:13) mendefinisikan
“Pariwisata adalah gabungan hubungan yang timbul interaksi wisatawan,
bisnis, pemerinah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan
melayani wisatawan ini serta pengujung lainnya”.
2.1.5.2 Pengertian Wisata
Dalam Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian
wisata mengandung unsur sementara dan perjalanan itu seluruhnya atau
sebagian bertujuan untuk menikmati obyek atau daya tarik wisata.Unsur
39
yang terpenting dalam kegiatan wisata adalah tidak bertujuan mencari
nafkah, tetapi apabila di sela – sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara
khusus dilakukan kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat
dianggap sebagai kegiatan wisata.
Menurut Heriawan 2004 wisata adalah suatu kegiatan yang bersifat
bersenang-senang (leisure) yang ditandai dengan mengeluarkan uang atau
melakukan kegiatan yang sifatnya konsumtif.
Menurut Gamal 2004 wisata adalah suatu proses bepergian yang
bersifat sementara yang dilakuka seseoang untuk menuju tempat lain di luar
tempat tingalnya. Motif kepergiannya tersebut bisa karena kepentingan
ekonomi, kesehatan, agama, budaya, sosial, politik, dan kepentingan
lainnya.
2.1.5.3 Pengertian Pariwisata
Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian
pariwisata meliputi :
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata seperti : kawasan wisata,
taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, waduk,
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau bersifat
alamiah ; keindahan alam, gunung berapi, Situs, pantai.
40
3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu : usaha jasa pariwisata
(biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata,
konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan
pariwisata, informasi pariwisata), sarana usaha pariwisata yang
teridiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata.
Selanjutnya Mathieson dan Wall dalam I Gde Pitana dan I ketut
Surya Diarta (2009:81) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga
elemen utama,yaitu:
1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata
2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan
3. A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khusunya
terhadap masyarakat lokal) yang meliputi dampak ekonomi, sosial
dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kepariwisataan
merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan
lingkungan hidup yang khas, seperti yang terdapat di Situs Tasikardi
ini ialah peninggalansejarah, pemandangan alam yang indah, iklim
yang sejuk karena banyak ditumbuhi pepohonan, dan merupakan
tempat rekreasi yang bisa dikunjungi bersama keluarga pada saat
liburan. Kemudian wisata merupakan kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
41
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.Dan pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang
dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi,
Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Dalam melakukan penelitian yang berjudul
“Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang” peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya
sebagai pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian pertama diambil dari skripsi berjudul “Manajemen Pengelolaan
Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur Oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten” yang dilakukan oleh Dwi
Mayang Sari tahun 2014 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Jurusan Administrasi Negara. Fokus penelitian ini mengenai
pengelolaan situs batu goong dan komplek Syekh Mansyur oleh dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Pandeglang dengan menggunakan teori
Luther Gullick, metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.
Hasil dari penelitian penulis diatas yaitu dalam skripsi ini membahas
bagaimana Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam
Syekh Mansyur yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
42
Pandeglang.Hal ini dilatarbelakangi karena dalam pengelolaannya belum
dilakukan dengan baik dan masih perlu pembenahan dalam berbagai
aspek.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manajemen
Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur yang
dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Persamaan penelitian ini yaitu membahas mengenai objek wisata yang
merupakan benda cagar budaya yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata untuk melestarikan budaya lokal dan juga sebagai pelaksanaan
pengelolaan meliputi dasar-dasar manajemen.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dalam penelitian ini menggunakan
teori dari Luther Gulick dalam Handoko yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian,
pelaporan dan pengangaran, sedangkan teori yang dipakai oleh peneliti adalah
teori Henry Fayol dalam Hasibuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengawasan dan pengarahan.
Kedua, skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbond
Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten
Pekalongan ” yang dilakukan oleh Iva Alfina tahun 2013 di Universitas Negri
Semarang Fakultas ilmu Sosial dan Politik. Fokus penelitian ini mengenai
pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana
Pendidikan Rekreasi dengan menggunakan metode penelitiannya yaitu deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
43
Hasil penelitian menunjukan bahwa Objek Wisata Outbond Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan mempunyai manajemen pengelolaan fasilitas yang baik.
Hasil penelitian 1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak Manajemen
Objek Wisata Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi
manajemen 2) Manajemen pengorganisasiannya kurang baik karena masih belum
tertata dengan rapi 3) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Manajemen
Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peniliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang, maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka
berfikir. Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun
pembaca mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapi dari
penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah
untuk membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait
Manajemen Pengelolaan Objek WIsata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang diantaranya:
44
1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena
masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi
bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar
yang ada disekitarnya.
2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan
penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi
3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena
masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki.
4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari
pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih
terjadi parkir yang tidak rapi.
Penelitian ini berjudul “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs
Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang”.Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka Cox dalam I
Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) memberikan teori tentang Prinsip-
prinsip dasar pengelolaan pariwisata yang didalamnya berisi mengenai 1)
Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata. 2) Preservasi, proteksi, dan
peningkatan kualitas sumber daya. 3) Pengembangan atraksi wisata tambahan. 4)
Pelayanan kepada wisatawan. 5) Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan
dan pengembangan. Dari teori inilah maka akan diketahui bagaimana Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
45
Pariwisata Kabupaten Serang, Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah
promosi dan mengetahui gambaran pelaksanaan manajemen pengelolaan objek
wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang.
46
Kerangka Berpikir Penelitian
MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG
Teori yang digunakan yaitu mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) 1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata. 2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya. 3. Pengembangan atraksi wisata tambahan 4.Pelayanan kepada wisatawan. 5.Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
PROMOSI DAN GAMBARAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI OLEH DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG
Permasalahan
1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada disekitarnya.
2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi
3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki serta tidak tersedianya lapangan parkir.
4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih terjadi parkir yang tidak rapi.
47
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima
sebagai dasar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap
benar.Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan
yang menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada di lapangan. Selain
itu juga peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan
menemukan berbagai permasalahan yang ada.
Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti
berasumsi bahwa Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, belum berjalan
dengan optimal.
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Menurut Sugiono (2010:1), secara umum metode penelitian diartkan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.
Menurut Moleong (2013:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah. Sedangkan Bog dan Taylor dalam Moleong (2013:4)
mendefinisikan, metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.
3.2. Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs
Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Agar
penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup penelitian
49
difokuskan pada Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang terhadap Objek Wisata Situs
Tasikardi.
3.3. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan
data yang diambil.Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah di Kabupaten
Serang, khususnya di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang, serta di Situs Tasikardi itu Sendiri yang terletak di Kecamatan
Kramatwatu di Kabupaten Serang.Alasan mengapa peneliti memilih lokasi
tersebut ialah peneliti ingin mempromosikan dan mengetahui gambaran
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang
jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis
dan pembaca. Berikut adalah konsep-konsep yang digunakan :
a. Manajemen
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
50
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya.
b. Pariwisata
Pariwisata adalahsegala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, wisata
adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata.
c. Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata
Prinsip dasar pengelolaan pariwisata meliputi pembangunan dan
pengembangan pariwisata, preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas
sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada
wisatawan, dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan
pengembangan
3.4.2 Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konsep serta teori yang digunakan oleh peneliti,
maka dalam penelitian ini yaitu menggunakan prinsip dasar pengelolaan
pariwisata menurutCox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta
(2009:81).Berikut rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan :
a) Pembangunan dan pengembangan pariwisata.
b) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya.
c) Pengembangan atraksi wisata tambahan.
d) Pelayanan kepada wisatawan.
51
e) Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono, (2013:59) yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu peneliti
sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013:60) menyatakan :
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil hasil itu semua tidak dapat secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu - satunya yang dapat mencapainya”.
Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas, peneliti menarik garis besar
bahwa instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian
ini, peneliti sebagai instrument utama yang memiliki kewajiban mencari data
dan informasi dalam penelitian guna mendapatkan data yang akurat dan relevan
dari berbagai sumber yang sedang diteliti.
3.6 Informan Penelitian
Pemeilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah
berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data,
dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.Infroman yang
52
bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa
tergantung dari pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman
fenomena social yang diteliti.Dengan demikian, informan ditentukan dengan
teknik purposive (bertujuan).Penelieti memilih informan sesuai dengan kriteria
tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik
peneliti.Mereka yang dipilih pun harus dianggap kredibel untuk menjawab
masalah penelitian. Walaupun demikian dalam penelitian nanti, tidak menutup
kemungkinan peneliti juga akan menggunakan teknik Snowballdisesuaikan
dengan kondisi atau situasi yang ada di lapangan.
Dalam penelitian yang dilakukan yang akan menjadi informan peneliti
adalah Kepala Dinas,Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Sarana Usaha
Pariwsata,Kasi Kemitraan Usaha Jasa Pariwisata,Kasi Promosi Pariwisata, Kasi
Analisa Pasar dan Produk(Key Informan) yang dapat memberi informasi tentang
bagaimana pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, kemudian
informan pendukung (Second Informan) akan ditentukan untuk memberi petunjuk
dan dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi lain yang dibutuhkan
dalam penelitian.
Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, berikut adalah uraian
informan yang berkaitan dalam penelitian.
53
Tabel 3.1 Sumber Informan Penelitian
Kode Informan Informan Keterangan
I1 I1.1
I1.2
I1.3
I1.4
I1.5
I1.6
I1.7
I1.8
I1.9
Instansi Pemerintah
1. Kepala Bidang Destinasi dan
Sarana Pariwisata Kabupaten
Serang
2. Kepala Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten
Serang
3. Kasi Obyek Wisata dan
Hiburan UmumKabupaten
Serang
4. Kasi Sarana Usaha Pariwisata
Kabupaten Serang
5. Kasi Promosi
PariwisataKabupaten Serang
6. Ketua Unit Dokumentasi dan
Publikasi BPCB Banten
7. Pengkaji Pelestari Cagar
BudayaBPCB Banten
8. Staff Pelaksana Perencanaan
Evaluasi dan Pelaporan di
Dinas Pariwisata Provinsi
Banten
9. Staff di Bagian Industri
Pengembangan Pariwisata
Provinsi Banten
Key Informan
54
I2 I2.1
I2.2
I2.3
I2.4
Masyarakat
1. Pengelola objek wisata Situs Tasikardi.
2. Pengunjung. 3. Pedagang di Situs Tasikardi. 4. Masyarakat sekitar Situs
Tasikardi
Secondary Informan
(Sumber: Peneliti, 2017)
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara pengumpulan data serta jenis dan
sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan,
yaitu:
1. Observasi
Menurut moleong (2013:175) observasi (pengamatan) adalah kegiatan untuk
mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,
perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.Metode observasi yang digunakan
dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yaitu
menggunakan metode observasi non-participant.Dalam hal ini peneliti datang ke
lokasi penelitian, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan dari
subyek penelitian.Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan terkait
bagaimana Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam Mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi.
55
Tujuan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini yakni peneliti
dapat mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, mendokumentasikan,
dan merefleksikannya secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi dari
subyek penelitian.Dengan demikian, maka data-data yang dikumpulkan
berdasarkan hasil teknik pengumpulan data lainnya, dapat ditriangulasikan dengan
menggunakan metode ini.Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang valid.
Validitas data sangat diperlukan dalam penelitian ini karena keabsahan data yang
didapat apakah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan atau tidak..
2. Wawancara
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
secara mendalam, dimana peneliti melakukannya dengan sengaja untuk
melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi
partisipasi.Peneliti bisa datang berkali-kali untuk melakukan wawancara, sifat
wawancara mendalam dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman
wawancara.Tujuannya adalah memperoleh data secara jelas, konkret dan lebih
mendalam. Pada dasarnya metode ini merupakan usaha untuk menggali
keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber yang relevan berupa
pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
3. Studi Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
56
akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode
ini hanya mengambil data yang sudah ada terkait Manajemen pengelolaan ataupun
sumber data lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen.Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari
dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi
data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara
mendalam.Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian mengenai
Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, digunakan sebagai data pendukung
terkait masalah penelitian.Dengan adanya data pendukung tersebut ditujukan
sebagai penguat argumentasi dari data-data primer yang didapatkan dari hasil
observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.
57
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No. Dimensi Asas-asas Kode Informan 1 Pembangunan dan
Pengembangan
pariwisata
. 1. Proses pembangunan dan
pengembangan 2. Pembinaan pariwisata bagi
masyarakat lokal 3. Target yang ingin dicapai 4. Pihak-pihak yang terlibat
dalam pembangunan dan pengembangan
5. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar
I1.1, I1.3, I1.6,
I1.1, I1.3, I2.1
I1.1, I1.2
I1.1, I1.2, I1.4
I2.1, I2.3, I2.6
2 Preservasi,
proteksi, dan
peningkatan
kualitas sumber
daya
1. Upaya Pelestarian
2. Bentuk pengawasan dan sanksi
3. Upaya peningkatan kualitas
sumber daya
I1.6, I1.7
I1.1, I1.2, I1.6
I1.2, I1.3
3 Pengembangan
atraksi wisata
tambahan
1. Atraksi wisata yang tersedia
2. Strategi pengembangan
3. Promosi Pariwisata
I1.4, I1.5, I2.1
I1.4, I1.8, I2.1, I2.5
I1.4, I1.8
4 Pelayanan kepada
wisatawan
1. Kepuasan wisatawan terhadap
kualitas pelayanan
2. Kenyamanan wisatawan
3. Sarana dan prasarana yang
tersedia
I2.5, I2.6
I2.5, I2.2, I1.2
I2.5, I2.1, I1.4, I1.3
5 Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
1. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat
2. Kebijakan pemerintah 3. Keterlibatan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Provinsi.
I1.1, I2.1, I1.8
I1.9, I1.8
I1.9, I1.3, I1.8
58
3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong
2010:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Dalam menganalisis data penelitian yang diperoleh dari hasil
penelitian di lapangan, maka peneliti menggunakan analisis data model Miles &
Huberman. Model interaktif Miles & Huberman dapat dipahami dengan gambar
dibawah ini:
Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman
Gambar di atas merupakan tahapan dalam analisis data model interaktif
menurut Miles & Huberman dengan empat tahapan analisis data penelitian, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Data Collection
Data Reduction
Conclusion: Drawing/ Verifying
Data Display
59
Berikut adalah penjelasan mengenai gambar analisis data menurut Miles &
Huberman (dalam Fuad & Nugroho 2014:16-18), yang diantaranya:
a. Reduksi Data (Data Reduction), dimaknai sebagai proses memilah dan
memilih, menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian
saja, abstraksi dan transformasi data-data kasar dari catatan lapangan. Reduksi
data perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian
akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang peneliti kumpulkan.
Tahap dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus pada
hal-hal yang penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat
ringkasan, member kode, membagi data dalam partisi-partisi dan akhirnya
dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu.
b. Penyajian Data (Data Display) berupa uraian singkat, bagan, hubungan kausal
dengan kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dapat membantu
peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis selanjutnya
berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya.
c. Menarik kesimpulan/ verifikasi (Conclusion: Drawing/ Verifying), merupakan
langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman.
Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data,
terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung dengan
teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian mendapatkan gambaran utuh tentang
fenomena yang diteliti dan kemudian dapat menyimpulkan fenomena tersebut
sebagai temuan baru.
60
Berdasarkan penjelasan di atas terkait penggunaan teknik analisis data
penelitian, dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata
Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,
peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles & Huberman. Teknik
analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah analisis data,
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.Hal ini digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti untuk
menganalisis data yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan mendapatkan
kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan peneliti.
3.7.2 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan
kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah
tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti yang dikatakan Denzin dengan
“Triangulasi”. Istilah penggabungan metode ini dikenal lebih akrab di kalangan
pemula dengan istilah „meta-metode‟ atau „mix-method‟, yaitu metode campuran,
dimana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama-sama dalam sebuah
penelitian (dalam Bungin 2010:257).Metode ini digunakan sebagai alat untuk
menguji apakah data hasil penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan
atau tidak, sehingga dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau
tidak.Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi
Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, menggunakan
dua teknik triangulasi pendekatan untuk menguji keabsahan data dari hasil
61
penelitian lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi pendekatan yang digunakan
peneliti, yang di antaranya:
a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah
diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut
kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks.
Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik.
b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari
berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah
konsistensi. Jika berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan
pengecekkan selanjutnya mengapa data bisa berbeda (Fuad & Nugroho,
2014:19-20).
Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data, peneliti
menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan.Dengan menggunakan teknik
triangulasi sumber, peneliti memperoleh dari sudut pandang pemerintah, sektor
swasta dan masyarakat.Sedangkan, teknik triangulasi teknik, peneliti melakukan
cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi.Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui apakah data
yang didapatkan terdapat perbedaan atau tidak.Dan jika terdapat perbedaan, maka
selanjutnya peneliti dapat melakukan pengecekkan ulang di lapangan, mengapa
data yang diterima berbeda, dan digunakan sebagai catatan penelitian.Selain itu,
62
peneliti juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data.Member
check dilakukan dengan melakukan pengecekkan data yang diperoleh kepada
informan penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh telah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan penelitian,
sehingga data yang didapat merupakan data yang valid dan kredibel (dapat
dipercaya) sesuai dengan yang telah disesuaikan dan disepakati oleh informan
penelitian yang kemudian ditandatangani sebagai bukti autentik bahwa peneliti
telah melakukan member check.
1.7 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang.Adapaun waktu penelitian ini dimulai dari bulan
Oktober 2016.
63
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu Penelitian 2016 2017
Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni
1 Pengajuan Judul
2 Observasi Awal
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Revisi dan Bimbingan
6 Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data
7 Sidang Skripsi
9 Revisi Sidang
(Sumber : Peneliti, 2017)
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum tentang
Kabupaten Serang, Deskripsi dan sejarah Situs Tasikardi, Serta memberikan
gambaran umum tentang Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1 Deskripsi Kabupaten Serang
Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di
Provinsi Banten , terletak diujung Barat bagian Utara Pulau Jawa dan merupakan
pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa
dengan jarak ± 70 km dari Kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.Luas wilayah
secara administratif tercatat 1.467,35 Km2 yang terbagi atas 28 (dua puluh
delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa.Secara Geografis wilayah Kabupaten
Serang terletak pada koordinat 5°50‟ sampai dengan 6°21‟ Lintang Selatan dan
105°0‟ sampai dengan 106°22‟ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus
dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur
adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan
dengan :
65
Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa
Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang
Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya, sebagian besar
penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu seluas 54.145,40 Ha yang
terdiri dari sawah tadah hujan seluas 31.079 ha, sawah irigasi seluas 23.066.40
Ha, yang sebagian besar berada di Serang Bagian Utara yang membentang mulai
dari Kecamatan Kramatwatu Bagian utara, Kasemen, Pontang, Tirtayasa dan
Tanara. Tegalan seluas 39.912,35 Ha tersebar diseluruh Kabupaten Serang, kebun
campuran seluas 39.159,10 Ha yang sebagian besar berada di Wilayah Serang
bagian Selatan diantaranya Kecamatan Petir, Tunjung Teja, Baros, Curug,
Pabuaran, Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Kecamatan Cinangka ,
perkampungan seluas 20.121,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang,
perumahan seluas 8.680 Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar
terkonsentrasi di Wilayah Kota Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan
budidaya secara keseluruhan sejumlah 106.043,01 Ha.
Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang
meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung
selain sempadan sungai dan pantai, terdapat diwilayah Serang Selatan dan Utara
yaitu diwilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan
66
diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan
yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan,
sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4361,79 ha dari
17906,61 ha menjadi tinggal 13544,82 ha.
Penduduk Kabupaten Serang data tahun 2015 berjumlah 1.419.358 jiwa,
(Berdasarkan pendataan dari biro pemerintahan Provinsi Banten Pada semester
II Tahun 2015)Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian sangat luas yang
dikelola oleh masyarakat. Memberikan hasil pertanian yang beragam seperti buah-
buahan pisang, mangga, rambutan dan durian untuk konsumsi lokal dan memasok
kebutuhan buah kota Jakarta. Serang juga memiliki perkebunan rakyat yang
menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo kopi, cengkeh, lada, karet, vanili,
kakao dan bumbu-bumbu.Juga untuk memenuhi kebutuhan lokal serta lebih
banyak untuk memasok kebutuhan Jakarta.
Di sektor industri, terdapat dua Zona Industri yaitu Zona Industri Serang
Barat dan Zona Industri Serang Timur . Zona Industri Serang Barat terletak di
Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 Ha
berada disepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,
logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan.
Sedangkan Zona industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande,
Kibin, Kragilan dan Jawilan dengan luas kawasan industri 1.115 Ha.Terdapat
beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Cikande
Modern. Total perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Serang
sebanyak 145 perusahaan.
67
Debus merupakan kesenian khas Kabupaten Serang. Asal-Usul kata
“Debus” itu sendiri belum jelas, tapi ada yang berpendapat kata Debus berarti
“Tembus”. Pada permainan Debus memang ada atraksi berusaha menembus tubuh
manusia dengan logam runcing ukuran besar, bahkan dipalu dengan palu
besar.Kesenian Debus bersifat turun temurun dan hanya diwariskan secara
terbatas. Tidak ada lembaga formal yang khusus mendalami dan mendidik pemain
Debus. Semua berlangsung informal dan tradisional.Muncul Secara alami dan
tumbuh di daerah pedesaan tanpa rekayasa, trik atau tipuan.
Selain sektor industri, Kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang
pariwisata dengan potensi yang cukup besar. Hal ini meningat terdapat lokasi
wisata berupa Pantai Anyer dan Kawasan Banten Lama, Rawa Dano, Situs
Tasikardi, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian Air Panas Batukuwung serta Air
Terjun . Jumlah Hotel di KabupatenSerang : 86 Hotel, Objek Wisata :74 Lokasi
(Sumber: http://biropemerintahan.bantenprov.go.id [20/03/2017])
4.1.2 Deskripsi Situs Tasikardi
Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs
Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Peneliti
memusatkan pusat penelitiannya pada Situs Tasikardi yang terletak di Situs
Tasikardi. Tasikardi adalah danau buatan dengan luas kira-kira 6,5 Ha yang
seluruh alasnya dilapisi ubin bata. Secara administratif terletak di Desa
Margasana, Kecamaan Kramatwatu, Kabupaten Serang, kia-kira 2 km disebelah
Tenggara Kraton Surosowan.Lokasi objek dijalan utama, kira-kira 1 km kearah
Utara dari jalan Serang-Cilegon.Danau ini dibangun oleh Sultan Maulana Yusuf
68
(1570-1580).Ditengah danau dibangun sebuah pulauyang disebut pulau Kaputren
yang semula diperuntukan khusus bagi ibu Sultan Maulana Yusuf untuk
bertafakur mendekatkan diri kepada Allah.Selanjtna pulau ini digunakan sebagai
tempat rekreasi bagi keluarga kesultanan.Pada tahun 1706 Sultan Banten menrima
seorang tamu Belanda yaitu Cornelis de Bruin di tempat ini.Ketika Daendles
membuat jalan dari Merak ke Karangantu, danau ini tidak dirusak.
Danau Tasikardi berfungsi untuk menampung air dari Sungai Cibanten
yang kemudian disalurkan ke sawah-sawah dan ke Keraton Surosowan untuk
keperluan air minum dan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga Sultan di Keraton
Surosowan. Di Pulau yang terletak ditengah Danau Tasikardi , terapat 3 bangunan
yang, yaitu bangunan turap, bangunan kolam dan sisa-sisa fondasi. Bangunan
turap yang mengelilngi situs berukuran 40 x 40 m; tinggi terendah 2 m; dan
tertinggi 3 m. bangunan kolam berukuran 6 x 4,7 m; tinggi sayap atas 80 cm,
kedalaman 3 m; bangunan tambahan disamping kolam sebelah utara berukuran
13,35 x 6 m. Sisa-sisa fondasi terdiri dari bangunan induk termasuk bagan
serambi berukuran 1,45 x 18,10 m; bangunan lorong sebelah barat berukuran 8,25
x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm; banguna lorong sebelah timur berukuran
4,90 x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm.
4.1.3 Deskripsi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah membawa perubahan dalam system pemerintahanda daerah terutama pada
struktur organisasi dan tata kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Serang. Disparpora Kabupaten Serang, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
69
dari system penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang
melaksanakan fungsi utama di Bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di
Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19
Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang.
Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang – undang No. 25 Tahun 2004
tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional dan seiring dengan
ditetapkannya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – undang
Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang – undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, telah merubah paradigma
sentralisasi pemerintahan daerah disentralisasi dengan pemberian otonomi daerah
yang nyata, luas dan bertanggung jawab kepada daerah.
Disparpora Kabupaten Serang mempunyai kewajiban melaksanakan
sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan bertanggungjawab kepada
Bupati, untuk mempertanggungjawabkan penyelnggaraan pemerintah
dilingkungan Disparpora serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai dasar
pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka menengah
(Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang.
4.1.3.1 Susunan Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Susunan struktur organisasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Serang berdasarkan peraturan daerah nomor 821 tahun 2011 tentang pembentukan
organisasi Dinas daerah Kabupaten Serang adalah terdiri dari:
70
a). Kepala Dinas
b). Sekretariat, membawakan:
1. Sub bagian umum dan kepegawaian
2. Sub bagian keuangan
3. Dub bagian Program dan Evaluasi
c). Bidang bina destinasi dan sarana pariwisata, membawakan:
1. Seksi Objek wisat dan hiburan umum
2. Seksi sarana dan usaha pariwisata
3. Seksi sumber daya pelayanan pariwisata
d). Bidang pemasaran dan kemitraan usaha jasa pariwisata, membawakan:
1. Seksi analisa pasar dan produk pariwisata
2. Seksi promosi pariwisata
3. Seksi kemitraan usaha jasa pariwisata
e). Bidang Pemuda dan Olahraga, membawakan:
1. Seksi kepemudaan
2. Seksi keolahragaan
3. Seksi sarana dan prasarana
f) Unit pelaksana teknis dinas
g) Kelompok jabatan fungsional
71
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN
OLAHRAGA KABUPATEN SERANG
UPTD
BIDANG PEMASARAN &
KEMITRAAN USAHA
JASA PARIWISATA
SEKSI KEMITRAAN
USAHA JASA
PARIWISATA
SEKSI PROMOSI
PARIWISATA
SEKSI ANALISA
PASAR DAN PRODUK
BIDANG PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SEKSI SARANA
PRASARANA
OLAHRAGA
SEKSI PEMUDA
SEKSI OLAHRAGA
BIDANG DESTINASI DAN
SARANA PARIWISATA
SEKSI OBYEK
WISATA DAN
HIBURAN UMUM
SEKSI SUMBER
DAYA PELAYANAN
PARIWISATA
SEKSI SARANA
USAHA PARIWISATA
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN
EVALUASI
SUB BAGIAN
UMUM &
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA DINAS
72
4.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda Olahraga dan
PariwisataKabupaten Serang
Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah yang harus memberikan
pelayanan dibidang pariwiasta, pemuda dan olahraga yang meliputi bina destinasi
dan sarana pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, pemuda dan
olahraga, dengan mengedepankan berbagai kegiatan serta bertindak sebagai
fasilitator, mediator dan negosiator, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
mengemban tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
pariwisata, pemuda dan olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan.
Tugas-tugas tersebut sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah No.
19 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang
dan Peraturan Bupati Serang No. 11 tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Uraian Tugas pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupten Serang:
1. Kepala Dinas : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan
mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di
bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
2. Sekretaris :Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan
mengawasi penyelenggaraan tugas Kesekretariatan Dinas.\
3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :Memimpin, merencanakan,
mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan
Administrasi Umum dan Kepegawaian Dinas.
73
4. Kepala Sub Bagian Keuangan :Memimpin, merencanakan, mengatur,
melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Administrasi
Keuangan Dinas.
5. Kepala Bidang Bina Destinasi dan Sarana Pariwisata : Memimpin,
merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi Penyelenggaraan
tugas Pemerintahan Daerah di bidang Bina Destinasi dan Sarana
Pariwisata.
6. Kepala Seksi Obyek Wisata dan Hiburan Umum :Memimpin,
merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan
urusanObyek Wisata dan Hiburan Umum.
7. Kepala Seksi Sarana Usaha Pariwisata : Memimpin, merencanakan,
mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Sarana
Usaha Pariwisata.
8. Kepala Seksi Promosi Pariwisata : Memimpin, merencanakan, mengatur,
melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Promosi
Pariwisata.
74
4.1.3.3 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Serang.
Visi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
“Terselanggaranya layanan penataan kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga
menuju masyarakat yang berkualitas dan sinergis dalam mengelola potensi
daerah”
Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
1. Mewujudkan penyelanggaraan tugas pokok dan fungsi disparpora secara
dinamis, kreatif dan akuntabel.
2. Meningkatkan pelayananan penataan kepariwisataan dengan mengoptimalkan
potensi daerah tujuan wisata.
3. Meningkatkan pelayanan penataan kepemudaan dan olahraga yang kreatif,
produktif dan berprestasi.
4. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan alam dalam
rangka menciptakan daerah tujuan wisata yang aman, nyaman, sehat dan
diminati.
5. Meningkatkan upaya– upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
menumbuh kembangkan perekenomian rakyat di daerah tujuan wisata.
75
4.1.4 Deskripsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pelestarian, Balai Pelestarian Cagar Budaya yang kemudian disebut BPCB adalah
unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Bidang
pelestarian cagar budaya yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
direktur jendral Kebudayaan. BPCB mempunyai tugas melaksanakan
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga
cagar budaya di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas BPCB
menyelenggarakan:
a. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang
diduga cagar budaya.
b. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya
c. Pelaksanaan pemeliharaan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya
d. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya
e. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya
f. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi
g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang
diduga cagar budaya
h. Pelaksanaan urusan ketatausahaan BPCB
76
Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPCB berkoordinasi dengan
a. Direktorat di lingkungan Direktorat Jendral kebudayaan
b. Pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
c. Unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari hasil
penelitian lapangan. Dalam pemaparannya yaitu, dalam penulisan penelitian ini
menggunakan teori mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh
Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81) manajemen
pengelolaan yang dilakukan, mulai dari tahap pembangunan dan pengembangan
pariwisata, presevasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya,
pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, sampai
pada dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam manajemen pengelolaan objek
wisata Situs Tasikardi. Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait adalah Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Banten, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak
pengelola dari Karang Taruna di Desa Margasana, dan masyarakat yang ada di
sekitar objek wisata Situs Tasikardi.
77
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, sehingga data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa
kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara dan
observasi dilapangan. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan
pengamatan adalah catatan berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumen-
dokumen yang peneliti dapatkan baik dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Balai
Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak pengelola dari Karang Taruna, dan
masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Situs Tasikardi. yang merupakan data
mentah yang harus diolah dan dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan. Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto dilapangan dimana
foto-foto tersebut merupakan foto kegiatan-kegiatan yang menggambarkan
suasana di Objek Wisata Situs Tasikardi.
Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam
proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara bersamaan.
Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 sebelumnya, bahwa dalam prosesnya
analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis data
menurut Miles and Huberman (2009:16), yaitu selama penelitian dilakukan
dengan menggunakan 4 tahap penting, diantaranya : pengumpulan data (data
collection) yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan
pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan
oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai masalah-
masalah yang terjadi di lapangan. Reduksi data merupakan suatu proses
78
pemilihan, merangkum, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, peneliti
memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu :
1. Kode Q untuk menunjukan kode pertanyaan
2. Kode Q1, Q2, Q3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan pertanyaan
3. Kode I untuk menunjukan informan
4. Kode I1, I2, I3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan informan
5. Kode I1.1, I1.2,menunjukkan daftar informan dari kategori Pegawai Dinas
6. Kode I2.1, I2.2, I2.3menunjukkan daftar informan masyarakat
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,
penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa
jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain
sebagainya yang semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun
dalam suatu bentuk yang padu. Kemudian penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
Analisis data kualitatif yang terakhir menurut Miles dan Huberman (2009
:16) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah data bersifat jenuh
79
artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat
dijadikan jawaban atas masalah penelitian.
4.2.2 Daftar Informan Penelitian
Pada penelitian ini, mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs
Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,
pemilihan informan dilakukan oleh peneliti dengan carapurposive.Purposive
adalah teknik pemilihan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan
langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang
lebih akurat. Hal ini juga telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai
metodologi penelitian.
Informan yang telah ditentukan diawal adalah semua pihak baik aparatur
pelaksana pengelolaan, pihak-pihak yang terlibat maupun masyarakat. Dalam hal
ini yaitu Kepala Dinas di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang,Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Objek Wisata dan
Hiburan Umum, Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Sarana Usaha Pariwisata, Ketua
Unit Dokumentasi dan Publikasi di BPCB Banten, Pengkaji Pelestari Cagar
Budaya Banten, Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata di Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Pengelola Tasikardi, Pedagang di
Tasikardi, Pengunjung, Masyarakatdan pihak lain yang terlibat dalam Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang.
Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
80
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Kode Nama Informan Keterangan
1 I1.1 Uu Faturacham Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang
2 I1.2 Tahyudin Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
3 I1.3 Mastufah Kasi Obyek Wisata dan Hiburan Kabupaten Serang
4 I1.4 Ade Fauziah Kasi Sarana Usaha Pariwisata Kabupaten Serang
5 I1.5 Marisca Teressia Kasi Promosi Pariwisata Kabupaten Serang
6 I1.6 Soni Prasetia Wibawa
Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi BPCB Banten
7 I1.7 Juliadi Pengkaji Pelestari Cagar Budaya
8 I1.8 Chairul Anwar Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi Banten
9 I1.9 Rifal Firmansyah Staff di Bagian Industri Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten
10 I2.1 Abdul Muis Ketua Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)
11 I2.2 Mahdum Bahar Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)
12 I2.3 Jubed Pedagang di Tasikardi
13 I2.4 Badi‟ah Pedagang di Tasikardi
14 I2.5 Yohan Pengunjung Tasikardi
15 I2.6 Dian Pengunjung Tasikardi
16 I2.7 Rouf Masyarakat
(Sumber: Peneliti, 2017)
81
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat
deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para
informan penelitian, hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data
atau hasil dokumentasi lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang
peneliti lakukan. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis
data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah
dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data Collection), reduksi data (Data
Reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi
(Conclusion Drawing/Verivication).
Berdasarkan teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis
selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan
triangulasi data yaitu proses check and recheck antara sumber data dengan
sumber data lainnya, serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan
jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan
penelitian.
82
Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta
yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang
peneliti gunakan yaitu menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan
pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)
Dimana dalam teori ini memberikan tolak ukur atas komponen-komponen penting
yang harus dipertimbangkan dalam melakukan manajemen pengelolaan untuk
mengetahui bagaimana proses manajemen pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi dilakukan.
Dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini dikelola
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yang dibantu oleh
Karang Taruna Desa Margasana dan juga berkoordinasi dengan Balai Pelestarian
Cagar Budaya Banten dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten.
Penelitian mengenaiManajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini
menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurut Cox
dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)yang dilakukan, mulai dari
tahap pembangunan dan pengembangan pariwisata, presevasi, proteksi, dan
peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan,
pelayanan kepada wisatawan, sampai pada dukungan dan legitimasi pada
pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait
dalam manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi. Dalam deskripsi
hasil penelitian ini akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang
akan disesuaikan dengan masing-masing prinsip-prinsip dasar pengelolaan
pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta.
83
4.3.1 . Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata di Objek Wisata Situs Tasikardi
Analisis data dalam point pembangunan dan pengembangan objek wisata
Situs Tasikardi ini terdapat hal-hal yang akan dibahas yaitu mengenai proses
pembangunan dan pengembangan yang dilakukakn di objek wisata Situs
Tasikardi, Pembinaan terhadap masyarakat lokal, pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi, target yang ingin dicapai dalam
pengelolan Tasikardi, serta Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata
bagi masyarakat sekitar.
Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses
perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan
norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan agar lebih bisa mendapatkan hasil yang
meningkat.Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspekpendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.
. Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan
dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda (
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Bapak Uu Faturachman (I1.1) sebagai Kabid
Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa :
84
“Ya pembangunan yang dilakukan harus sesuai dengan Ripparda, sesuai dengan Rencana Induk” (Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.02 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Ripparda yang dimaksud oleh I1.1disini yaitu Peraturan Daerah
KabupatenSerang nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah
adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus
mewujudkan sapta pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan,
Keindahan, Keramahan dan Kenangan.
Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus
dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian
Cagar Budaya (BPCB) Banten, yang kemudian Bapak Uu Faturachman
menambahkan bahwa:
“Kalo itu kan kita bekerja sama dengan BPCB, makannya dalam pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan yang lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari, makannya dalam pembanguna Tasikardi tidak semudah seperti membangun situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya, makannya kita betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah disitu”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.08 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
85
Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.1bahwa dalam pembangunan
objek wisata Situs Tasikardi melibatkan BPCB Banten, karena objek wisata Situs
Tasikardi merupakan benda Cagar Budaya yang pembangunannya harus
dilakukan secara khusus agar tidak merusak salah satu peninggalan sejarah
tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu
Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, Beliau mengatakan :
“Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan . kita adakan rapat”(Smber: Wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, hari rabu 03 Mei 2017 pukul 11.15 WIB di Ruangan Staff Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Dari pernyataan yang diungkapakan oleh I1.3 di atas serupa dengan apa
yang di kemukakan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, beliau mengatakan:
”Ya kita libatkan peran Balai Cagar Budaya Banten apabila akan ada pembangunan yang dilakukan.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.45 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
Peran BPCB dalam pembangunan Situs Tasikardi ini yaitu Penelitian,
Pemugaran dan Pelestarian, Pada awal Situs Tasikardi ini akan dijadikan tempat
Objek Wisata dilakukan proses penelitian untuk awal pembangunan guna untuk
mengetahui material apa saja yang akan digunakan dalam proses pembangunan
agar tidak merusak keaslian dari sejarah Tasikardi. Berikut adalah Foto Situs
Tasikardi pada saat belum dilakukan pembangunan dan sesudah diadakan
pembangunan yaitu dijadikannya tempat objek wisata:
86
(Foto Situs Tasikardi tahun 1930. Sumber: BPCB Banten)
(Foto Situs Tasikardi tahun 2017. Sumber: Peneliti)
Gambar 4.1
Berikut ini adalah foto Situs Tasikardi pada tahun 1930 pada saat belum di
kelola dan belum dijadikan tempat pariwisata dan foto Situs Tasikardi tahun 2017
setelah dikelola dan dijadikan objek wisata. Setelah Situs Tasikardi sudah
dijadikan Tempat Objek Wisata, pada saat ini peran BPCB dalam pembangunan
masih sama, yaitu melakukan penelitan, pemugaran dan membantu pemilihan
material pembangunan yang akan dipakai, pembangunan yang saat ini sedang
dilaksanakan di Situs Tasikardi yaitu pembangunan terhadap keamanan benda
Cagar Budaya dalam bentukpemagaran sekeliling Tasikardi. Dalam hal ini Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang berkoordinasi dengan BPCB
Banten tentang tata letak pagar apakah pembangunan pagar ini menutupi benda
purbakala yang tertimbun atau tidak, setelah dilakukan penelitian dan dinyatakan
aman, maka barulah mulai pemagaran dilakukan. Hal ini di kemukakan oleh
bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi di
BPCB Banten:
87
“Jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya, artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata, kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantaranya, ketika Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang maka harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.30 WIB di BPCB Banten)
Kemudian Bapak Juliadi Selaku Pengkaji Pelestari Cagar Budaya di BPCB
Banten. Beliau menambahkanbahwa :
“BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian, pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 13.00 WIB di BPCB Banten)
88
Dalam undang-undang nomer 10 tahun 2011 tentang Cagar Budaya bahwa
cagar budaya merupakan kekayaan budayabangsa sebagai wujud pemikiran dan
perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan
pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola
secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam
rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, bahwa untuk melestarikan cagar budaya, Negara bertanggung jawab dalam
pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya.
Dalam hal ini sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan diatas sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Uu, Bapak Soni Prasetia Wibawa dan
Bapak Juliadi Bahwa dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini dikelola
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang
berkoordinasi dengan BPCB Banten dalam Pembangunan dan Pengembangan
yang dilakukan agar benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dapat dilindungi,
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteran rakyat.
Selain dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang yang berkoordinasi dengan BPCB Banten, Situs Tasikardi ini juga dikelola
oleh masyarakat sekitar yang ditunjuk oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Kabupaten Serang, hal ini dikemukakan oleh Bapak Uu Faturacham Selaku Kabid
Destinasi dan Sarana Pariwisata, Beliau mengatakan :
“kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan Karang Taruna itu. Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yang dapat mengentaskan jarak antara kemiskinan dan
89
kesenjangan ekonomi, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu pariwsata. Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benar-benar menyentuh masyarakat”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.27 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Hal ini juga senada dengan yang diucapkan oleh Bapak Tahyudin selaku Kepala
Dinas Pemuda Olahraga dan Priwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan:
“…kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang kerjasama dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi tersebut, yang mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ. Kita kerjasama dengan warga Desa Margasana disitu, dengan Karang Taruna. Maksudnya selain memberdayakan warga sana, kita juga ingin memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar menerapkan sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus tertata. Kalau ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang datang pun ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta pesona. Agar yang datang pun benar-benar menikmati” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.49 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
Seperti hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapak
Tahyudin tujuan dari bekerjasama dengan masyarakat sekitar tepatnya Karang
Taruna agar objek wisata Situs Tasikardi lebih aman terjaga dari kerusakan-
kerusakan,karena mereka diharapkan bisa menjaga objek wisata yang ada di
daerahnya, dan ingin memberikan bimbingan kepada masyarakat agar sadar
pariwisata.
Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat
Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket
90
Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang.
Dalam pengelolaan yang melibatkan masyarakat ini tentu saja tidak bisa
berdasarkan berjalan sendiri tanpa ada pemberdayaan terhadap masyarakat lokal,
yang bertugas memberikan pemberdayaan kepada masyarkat sekitar adalah
Pemerintah Daerah, yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang, jenis pemberdayaan tersebut yaitu dengan diadakannya pelatihan-
pelatihan, diklat, study banding. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak
Uu Faturachman (I1.1 ) selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, beliau
mengatakan :
“Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang sadar wisata, cuman kan belum maksimal. Ada juga kita coba untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga”.(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.15WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Ibu Mastufah selaku Kasi Objek
Wisata dan hiburan umum, beliau mengatakan bahwa :
“Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang gentian dijadikan peserta.Kalau secara langsung ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran.Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang arahnya ke pembinaan selalu ada.”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.12 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
91
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Uu Faturachman
selaku Kabid Destinasi dan sarana Pariwisata dan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek
Wisata dan Hibran umum di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lokal diadakan pelatihan-
pelatihan seperti sosialisasi dan diklat-diklat serta Study Banding, dari Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata sendiri mengadakan pelatihan tersebut setiap
tahun dianggarkan untuk pelatihan terhadap pelaku wisata, dan untuk fasilitas pun
ada 1 unit Bus Pariwisata yang disediakan oleh Dinas Pemuda Olahaga dan
Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan Pelatihan Para pelaku pariwisata,
namun dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan ini diadakan secara umum, dinilai
tidak terlalu terlihat pengaruhnya terhadap pengelola dalam mengelola Situs
Tasikardi, karena dari sejarah Situs Tasikardi saja mereka tidak tahu jelasnya
seperti apa dan pengelola merasa masih awam walaupun sudah diberikan
pelatihan, hal itu sesuai dengan yang dikatakan Bapak Muis sebagai pengelola
Situs Tasikardi, beliau mengatakan:
“Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola objek wisata
situs Tasikardi bahwa bimbingan yang diberikan tidak sungguh-sungguh
dilakukan, pengelola objek wisata Situs Tasikardi mash merasa awam dalm
mengelola objek wisata Situs Tasikardi.
. Berikut adalah foto fasilitas Bus yang disediakan oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang:
92
Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas Pemuda Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan
pelatihan pariwisata
Dalam pelatihan ini peneliti pun mewawancarai Bapak Muis selaku Ketua
Karang Taruna dimana Bapak Muis ini yang mengetuai pengelola oleh
masyarakat sekitar, beliau mengatakan :
“Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.2 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)
10 orang pengelola dari masyarakat lokal ini yang ditunjuk oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola Situs
Tasikardi ini dibagi dalam bebrapa tugas yaitu diantaranya ada yang menjaga
tiket, menjaga parkir , mengelola wahana hiburan, dan petugas kebersihan.
Selain yang dijelaskan diatas, dalam pengelolaan pariwisata ada pihak-
pihak lain yang juga mempengaruhi pembangunan dan pengembangan pariwisata
yaitu dari infrastruktur dan aksesbilitas dalam menuju tempat pariwisata tentu saja
akses jalan menuju kesana harus mudah ditempuh, baik dengan adanya jalan yang
93
tidak rusak, petunjuk arah jalan yang jelas sehingga mudah untuk menuju kesana.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Pak Uu Faturachman, beliau
mengatakan:
“Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata, bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga untuk pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini.”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.25 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Dari pernyataan yang diungkapkan pak Uu Faturachman bahwa dalam
pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu banyak pihak yaitu diantaranya
infrastruktur, dimana tugas tersebut menjadi tanggung jawab beberapa instansi
yang terkait diantaranya kaitan tentang jalan yang rusak yaitu tugas PU, dan
bagaimana danaunya agar bersih itu tugas LH, serta untuk pedagang dan
permodalan itu tugas Disperindagkop. Hal ini sama dengan yang diungkapkan
Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa:
“Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.25 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
94
Dari temuan hasil peneliti turun ke lapangan di objek wisata Situs
Tasikardi itu jalannya masih banyak yang berlubang, petunjuk arah yang belum
tersedia dan juga pengelolaan pedagang di Situs Tasikardi bukan dikelola oleh
Disperindagkop, tetapi dikelola oleh masyarakat Desa Margasana yang ditunjuk
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola
Situs Tasikardi.
Untuk mewujudkan objek wisata Situs Tasikardi menjadi objek wisata
yang banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat objek wisata yang mudah
dan menarik untuk dikunjungi harus melibatkan beberapa instansi yang sesuai
dengan tugasnya.Tujuannya yaitu agar terwujudnya target-target yang ingin
dicapai.
Target atas dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi adalah untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serang, untuk
kesejahteraan rakyat, untuk menciptakan lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat sekitar. Dan target lainnya yang ingin dicapai oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yaitu karena Situs Tasikardi
merupakan objek wisata yang dilalui oleh pengunjung dari Banten Lama, dan juga
Situs Tasikardi ini merupakan salah satu dari 26 Titik peninggalan sejarah yang
termasuk Banten Lama, dan Banten Lama merupakan 7 tempat wisata unggulan di
Provinsi Banten, maka target yang ingin dicapai yaitu minimal 10% sampai 15%
dari pengunjung Banten Lama itu mampir ke Situs Tasikardi. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman, beliau mengatakan :
95
“Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.08 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Uu faturachman, beliau
menginginkan pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai
15% pengunjung mampir ke Situs Tasikardi, dan apabila data pengunjung Banten
Lama pada tahun 2012 mencapai 12 juta pengunjung, maka 10% nya saja sudah
mencapai 1.200 orang pengunjung, itu minimal, dan maksimalnya sebanyak-
banyaknya pengunjung Banten Lama mampir ke Situs Tasikardi. Berikut ini
adalah data pengunjung Situs Tasikardi tahun 2013 dimulai dari bulan April
sampai dengan tahun 2016 :
96
Tabel 4.2
Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016
No Bulan 2013 2014 2015 2016
1 Januari - 214 1.182 1.364
2 Februari - 696 624 1.248
3 Maret - 1.494 567 977
4 April 1.111 1.083 820 1051
5 Mei 1.030 1.257 1.000 1911
6 Juni 870 998 951 561
7 Juli 720 350 6.480 7.713
8 Agustus 460 1.438 1.320 1.814
9 September 430 539 1.423 2.172
10 Oktober 208 890 1.109 1.502
11 November 419 814 703 927
12 Desember 394 1.021 2.177 1.751
13 Jumlah Pengunjung
5.462 10.794 17.656 22.991
(Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016)
Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2013
sampai tahun 2016 pengunjung Situs Tasikardi mengalami peningkatan, dari tabel
tersebut ditahun 2015 sampai 2016 yang menunjukan paling banyak
pengunjungnya yaitu bulan Juli, menurut hasil wawancara dengan Pengelola Situs
Tasikardi, hal tersebut terjadi karena pada bulan Juli adalah libur sekolah, jadi
banyak pengunjung yang datang disaat hari libur.
97
Target selanjutnya dari hasil wawancara masih dengan Bapak Uu
Faturachman adalah target pendapatan yang dihasilkan dari Retribusi Situs
Tasikardi, beliau mengatakan bahwa:
“…. maka dalam hal itu yang namanya Dinas Pariwisata menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak 2013 kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut harus mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp. 30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015 kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000, 2016 kita pun mencapai 58.000.000”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.18 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Target pendapatan dari retribusi Situs Tasikardi ditetapkan oleh Dewan,
dari hasil wawancara dengan bapak Uu Faturachman, pendapatan semenjak Situs
Tasikardi pengelolaanya dikelola oleh Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pemuda
Olahraga dan Kabupaten Serang, selalu melebihi target yang sudah ditetapkan
oleh Dewan, dan berikut ini adalah data realisasi pendapatan asli daerah
Kabupaten Serang Tahun 2013-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi
Situs Tasikardi sebagai berikut:
98
Tabel 4.3
Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-
2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi
No Bulan 2013 2014 2015 2016
1 Januari - Rp. 3.660.000 Rp. 5.688.000 Rp. 4.000.000
2 Februari - Rp. 4.050.000 Rp. 3.919.000 Rp. 3.590.000
3 Maret - Rp. 3.420.000 Rp. 4.331.500 Rp. 3.750.000
4 April Rp. 5.740.000 Rp. 4.740.000 Rp.4.159.000 Rp. 3.190.000
5 Mei Rp. 4.790.000 Rp. 3.970.000 Rp.4.834.000 Rp. 5.090.000
6 Juni Rp. 3.260.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.210.000 Rp.1.270.000
7 Juli Rp. 2.150.000 Rp. 280.000 Rp.9.060.000 Rp.14.510.000
8 Agustus Rp. 4.020.000 Rp.14.140.000 Rp.5.810.000 Rp. 5.470.000
9 September Rp. 2.410.000 Rp. 3.600.000 Rp.4.630.000 Rp.5.440.000
10 Oktober Rp. 1.850.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.060.000 Rp. 4.830.000
11 November Rp. 2.990.000 Rp. 3.820.000 Rp.4.310.000 Rp. 5.830.000
12 Desember Rp. 2.570.000 Rp. 4.840.000 Rp. 3.830.000 Rp. 7.590.000
Jumlah Rp. 29.780.000 Rp. 55.200.000 Rp. 58.841.500 Rp. 64.110.000
(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi
pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016)
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pendapatan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang
tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe
berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat
rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk
99
dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp.
1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp.
20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000
(Sepuluh ribu rupiah). Data retribusi tersebut hanya dari parkir Situs Tasikardi
saja, tidak termasuk dari pendapatan wahana permainan di Tasikardi.
Dari pendapatan retribusi yang masuk serta meningkat setiap tahunnya,
apabila di kaitkan dengan gaji dari para karyawan yang terdiri dari 10 orang dari
desa Margasana ini maka pengeluaran yang dikeluarkan untuk menggaji karyawan
lebih besar daripada pendapatan retribusi yang dihasilkan oleh Situs Tasikardi.
Maka dalam hal ini berarti setiap bulannya pendapatan dari Situs Tasikardi
megalami kerugian.
Pengelolaan Situs Tasikadi ini dikelola dibawah naungan Kepala Bidang
Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang atas perintah dari Kepala
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang, dengan alasan Kepala
Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang sudah mengemban
jabatan ini sejak lama dan diharpkan mampu memberikan perubahan lebih baik
dalam pengelolaannya.
Selain itu dari proses dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi ada
dampak-dampak bagi masyarakat sekitar, dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan sejauh ini dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu
dampak-dampak positif, diantaranya terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat
sekitar terutama bagi 10 orang pengelola Situs Tasikardi dan juga untuk
100
pedagangadanya lahan untuk mencari rezeki, adanya hiburan terdekat bagi
masyarakat sekitar, hal ini seperti hasil wawancara dengan bapak Muis selaku
Ketua Karang Taruna yang mengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa :
”Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis bahwa awalnya masyarkat
kurang meresponse dengan adanya objek wisata Situs Tasikardi, karena waktu itu
Situs Tasikardi masih dkelola pihak ke 3 dan dalam pengelolaannya pun tidak
melibatkan masyarakat sekitar, tapi semenjak Situs Tasikardi diserahkan ke
Pemerintah Daerah dan dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
kabupaten Serang serta bekerjasama dengan masyarakat sekitar, masyarakat
sekitar jadi antusias, bahkan ada sebagian masyarakat yang mengadakan wahana
permainan tambahan berupa kereta-keretaan dan juga mandi bola untuk anak-
anak, wahana permainan tersebut disediakan oleh masyarakat sendiri. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan Bapak Rouf selaku masyarakat desa Margasana.
Beliau mengatakan
”Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan pendapatan untuk masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif untuk mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar ini dan kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin buat yang tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket, bisa mincing juga ngilagin stress.” (Sumber wawancara dengan Bapak Rouf selaku masyarakat Desa Margasana hari minggu 23 April 2017 pukul 13.15 WIB)
101
Dan juga dampak bagi pedagang di Situs Tasikardi adanya lahan untk
mencari rezeki dan bisa untuk tambahan uang jajan sekolah anak, hal tersebut
sesuai dengan yang dikatakan ibu Jenab selaku pedagang minuman dingin di Situs
Tasikardi, beliau mengatakan:
”Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau.” (Sumber: Wawancara denga Ibu Jenab salah satu pedagang minuman dingin di Situs tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 13.25)
Dari pernyataan yang dipaparkan oleh Ibu Jenab selaku penjual minuman
dingin di objek wisata Situs Taskardi, beliau bersyukur dengan adanya Objek
Wisata Situs Tasikardi karena bisa menjadi ladang mencari rezeki dan bisa untuk
tambahan jajan anak-anaknya.
4.3.2 Preservasi, Proteksi dan Peningkatan kualitas sumber daya di Objek
Wisata Situs tasikardi
Analisis data dalam point Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas
Sumber daya di objek wisata Situs Tasikardi, yaitu akan di jelaskan berdasarkan
hasil wawancara terhadap informan yang peneliti pilih mengenai upaya pelestarian
yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dalam melestarikan Situs Tasikardi,
Bentuk pengawasan dan sanksi apa yang diberikan terhadap orang yang hendak
melakukan kerusakan terhadap Situs Tasikardi dan membahas bagaimana
peningkatan kualitas sumber daya dalam melakukan pengelolaan Situs Tasikardi.
a. Preservasi Objek Wisata Situs Tasikardi
102
Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan
tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang,
sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan
merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi
adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan.
Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi
ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan.
Benda Cagar Budaya Situs Tasikardi ini dalam pengelolaannya yaitu
diserahkan ke Pemerintah daerah Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam hal ini pemerintah daerah
melibatkan BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar
Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budayadi daerah
Banten,
Dalam Proses pelestarian yang dilakukan oleh BPCB Banten dilakukan
proses penelitian, pemugaran dan pelestarian. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Publikasi dan
Dokumentasi di BPCB Banten, Beliau mengatakan :
”Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu
103
itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu. Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.32 WIB di BPCB Banten)
Hal ini senada dengan yang dikatakan Bapak Juliadi selaku pengkaji Cagar
Budaya di BPCB Banten, beliau mengatakan bahwa :
“BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian, pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 13.05 WIB di BPCB Banten)
104
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa
dan Bapak Juliadi bahwa Preservasi yang pernah dilakukan di Situs Tasikardi
adalah Proses Pemugaran yang dilakukan di bagian tengah Situs Tasikardi,
pemugara adalah upaya pengembalian kondisi fisik seperti sebelumnya.
Pemugaran ini dilakukan harus menjaga keaslian dari Situs Tasikardi tersebut,
caranya yaitu apabila ada yang harus diganti maka proses pengantiannya harus
dengan material dan bentuk seperti aslinya.
b. Proteksi/ Pelindungan terhadp Objek Wisata Situs Tasikardi
Faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan benda Cagar Budaya
termasuk Objek Wisata Situs Tasikardi yaitu faktor alam dan faktor manusia,
faktor alam yaitu berupa pelapukan, dan faktor manusia berupa goresan benda
tajam, corat coret, buang sampah sembarangan, oleh karena itu perlu dilakukan
perlindungan terhadap objek wisata Situs Tasikardi. Pelindungan adalah upaya
yang dilakukan untuk melindungi agar tidak terjadi kerusakan.
Dalam pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam pelindungan
fisik yaitu dilakukannya pembanguan pagar yang mengelilingi Situs Tasikardi.
Hal ini jua diungkapkan oleh Bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan
bahwa :
“Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sanalah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses pengembangan dan
105
pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.35 WIB di BPCB Banten)
Bapak Soni Prasetia Wibawa menjelaskan bahwa saat ini Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sedang melakukan pembangunan
pemagaran di Situs Tasikardi, itupun termasuk upaya perlindungan terhadap
benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi.Berikut ini adalah gambar pembangunan pagar yang dilakukan di objek
wisata Situs Tasikardi:
Foto pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi
Gambar 4.2
106
Bentuk pelestarian lainnya yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan
Situs Tasikardi agar bermanfaat bagi masyarakat. Dan apabila ada yang hendak
melakukan kerusakan-kerusakan terhadap Situs Tasikardi, sesuai dengan Undang-
undang nomer 11 tahun 2010 Cagar Budaya ada pasal yang mengatur tentang
sanksi yang diberikan apabila ada yang sengaja merusak benda Cagar Budaya, hal
ini sesuai dengan yang dikatakan bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan
bahwa:
“….ketika ada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan tentang pelanggaran.Sejauh ini kami belum melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap pelanggar.”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.37 WIB di BPCB Banten)
Dari hasil wawancara dengan informan I1.6 bahwa pasal yang mengatur
sanksi tentang pelanggaran terhadap benda Cagar Budaya yaitu Undang-undang
nomer 11 tahun 2010 pasal 105 sampai pasal 110.bunyi pasal 105 yaitu :
Pasal 105: Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi
belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan
masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs
107
Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat,
dan buang sampah sembarangan. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh bapak
Uu Faturachman, beliau mengatakan:
“Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengan corat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan. “(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.30 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Bapak Tahyudin selaku Kepala
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang. Beliau mengatakan
bahwa :
“Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi apabila pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita hanya melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang seperti itu gagal paham” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.27 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapk Tahyudin
bahwa sejau ini upaya yang dilakukan dalambentuk pelindungan terhadap sanksi-
sanksi yang diberikan kepada yang merusak benda Cagar Budaya Tasikardi
sebatas teguran-teguran yang dilakukan karena masih diangap ringan dan masih
bisa dimafkan
c. Peningkatan kualitas sumber daya di Objek Wisata Situs tasikardi
108
Agar tidak terjadi perusakan-perusakan terhadap benda Cagar Budaya
Tasikardi maka harus ada pemberdayaan terhadap pengelola, agar pengelola
mampu membuat masyarakat merasa diperhatikan sehingga tidak ada yang berani
untuk melakukan kerusakan. yang sudah dibahas sebelumnya bahwa dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan diadakannya diklat,
sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan sadar wisata, hal ini sesuai dengan yang
dikatakan ibu Mastufah, bahwa:
“SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-pelatihan” (Sumber: wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisat dan Hiburan Umum Rabu, 03 Mei 2017)
Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak tahyudin, beliau
mengatakan bahwa :
“Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan danau dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan memanfaatkan untuk kehidupan masyarkat.Kalau SDM nya seperti tadi saya bilang, ada pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih banyak pengetahuan.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.35 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
Bapak Tahyudin juga memaparkan dalam peningkatan kualitas SDM
dengan diadakannya pelatihan dan sosialisasi agar Sumber Daya Manusianya
lebih banyak pengetahuan, sedangkan dalam peningkatan Sumber Daya Alam
dengan di adakannya penghijauan, menjaga kebersihan Situs tasikardi dan juga
proses pelestarian.
109
Namun kenyataannya yang terjadi di objek wsisata Situs Tasikardi, pihak
pengelola belum bisa memperhatikan lingkungan sekitar, sehingga hal-hal seperti
buang sampah sembarangan, merusak pagar-pagar kawat, dan masyarakat yang
belum tertib dalam memasuki objek wisata Situs Tasikardi masih terjadi,
Kenyataannya pemberdayaan yang dilakukan belum dilakukan dengan maksimal,
hasilnya pun belum dirasakan maksimal.
4.3.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan di Objek Wisata Situs
Tasikardi
Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu
hal penting yang harus ditampilkan, karena peran atraksi mampu mengundang
para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain
itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreative masyarakat,
atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya
seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan
terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga
daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih
dalam proses rencana. Hal ini di jelaskan oleh Ibu Marisca Teressia Selaku Kasi
Promosi Pariwisata, beliau mengatakan bahwa:
”Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian anak-anak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita baru rencana yah mudah-mudahan disetujui, kita akan adain. Kalo tahun ini belum ada.” Sumber: (Wawncara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017 pukul 14.12 WIB)
110
Dari penjelasan Ibu Marisca Teressia diatas bahwa sedang direncanakan
acara Fun Weekend at Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di
peruntukan kepada anak-anak sekolah, itu pun masih semoga, apabila disetujui
maka kegiatan itu akan dilaksanakan. Hal ini juga senada dengan apa yang
dikatakan oleh Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Pariwisata, beliau mengatakan
bahwa :
“Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana” (Sumber: wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Usaha Pariwisata Rabu tanggal 03 Mei 2017 pukul 14.00)
Menurut penjelasan Ibu Ade Fauziah diatas beliau merencanakan akan
diadakannya panggung hiburan di Situs Tasikardi, pangggung tersebut kemudian
digunakan untuk acara pentas seni, acara-acara pertunjukan untuk menghibur para
pengunjung dan agar menarik pengunjung untuk datang ke Situs Tasikardi.
Kemudian hasil wawancara dengan bapak Muis selaku ketua Karang Taruna dan
pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan:
”Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.40 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis, beliau menjelaskan di Situs
Tasikardi ini belum ada atraksi apa-apa, menurut beliau tidak ada yang
membimbing pengelolaan Situs Tasikardi ini dengan sungguh-sungguh, karena
menurutnya pengelola di Situs Tasikardi masih awam-awam, maka dari itu
dibutuhkan bimbingan yang sungguh-sungguh.
111
Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi
agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah
pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan,
dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang
mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi
Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan
promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu
menarik pengunjung lebih banyak, namun dari hasil wawancara peneliti dengan
salah satu pengunjung asal kebangsaan Prancis yang bernama Mr. Yohan beliau
mengaku berkunjung ke Situs Tasikardi karena kebetulan lewat, beliau
mengatakan bahwa :
”Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak istri saya” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39 WIB)
Dari hasil wawancara dengan Yohan bahwa beliau mengetahui Situs
Tasikardi karena lewat dan kemudian mampir, bukan hasil dari Promosi dari
Media. Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak Muis selaku
Pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan:
”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.35 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)
112
Menurut penjelasan dari Bapak Muis diatas Bahwa kebanyakan
pengunjung mengetahui Situs tasikardi dari Sepengetahuan pengunjung sendiri,
dan dalam pemberdayaan masyarakat yang mengelola bahwa pernah diadakan
Bimtek tentang proses Promosi namun tidak ada kelanjutan yang jelas. Dan hal ini
peneliti mencari tahu lebih jelas nya seperti apa proses promosi yang dilakukan
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, peneliti mewawancarai Ibu Marisca
Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata, beliau mengatakan:
“Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi”(Wawncara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017 pukul 14.14 WIB)
Dari hasil wawancara dengan ibu Marisca Teressia diatas bisa dilihat
bahwa dari beliau proses promosi yang dilakukan yaitu melalui Kang Nong untuk
ngepost di media sosial, selain itu melakukan promosi melalui media lainnya yaitu
Koran, radio dan juga dengan dilakukannya pameran ke luar kota dan setiap bulan
mengirimkan pentas seni ke Taman mini. Namun kenyataan dilapangan yang
ditemukan bahwa proses promosi yang dilakukan kurang berpengaruh dalam
menarik pengunjung, kebanyakan pengunjung yang datang di Situs Tasikardi
datang karena kebetulan melewati Situs Tasikardi.
113
4.3.4. Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi
Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus
diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan,
pelayanan kepada wisatawan terbagi menjadi dua, pertama pelayanan fisik dan
kedua pelayanan non fisik.Pelayanan non fisik salah satunya adalah dengan
bersikap ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala
pihak yang berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat
wisata.Dan pelayanan fisik yaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang
harus dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung,
selain itu dengan merawat wahana Di objek wisata Situs Tasikardi agar
pengunjung merasa aman dan nyaman. Pelayanan yang diberikan pengelola
Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan salah satu pengunjung yang bernama Mr. Yohan, beliau mengatakan:
”Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata rapi. Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus ditambahkan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi yang berasal dari Prancis dan sekarang tinggal di cilegon, hari minggu 23 April 2017 pukul 10.35 WIB)
Menurut penjelasan Mr. Yohan tersebut, bahwa menurut beliau tata kelola
pedagang di Situs Tasikardi belum di tata dengan rapi, sehingga menimbulkan
kesemrawutan di Situs Tasikardi, pedagang di Situs Tasikardi ini terdiri dari 32
Orang pedagang dimana 6 orang pedagang diantaranya adalah pedagang tetap, 8
orang pedagang aksesoris dan sisanya pedagang makanan dan minuman, yang
bertanggung jawab untuk mengelola pedagang ini adalah pengelola karang taruna
114
yang bertanggung jawab kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, namun dalam pengelolaannya masih sangat buruk karena
belum ada area yang memadai dan juga belum ada bimbingan yang langsung dari
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. menurut penjelasan
beliau lagi, bahwa wahana perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi perlu
ditambahkan, dari hasil penelitian, perahu yang tersedia untuk menyebrangi atau
memutari pulau kecil yang ada di Situs Tasikardi hanya terdapat satu buah perahu
karet, yang hanya bisa dinaiki oleh maksimal 5 orang, 2 orang diantaranya
petugas pengelola, sedangkan pengunjung yang bisa menaiki perahu tersebut 3
orang, lama waktu yang ditempuh dalam memutari pulau kecil ditengah Situs
Tasikardi tersebut maksimal 10 menit.Jelas proses tersebut sangat memakan
waktu, sehingga pengunjung yang hendak menaiki perahu harus menunggu.
Pernyataan yang menunjukan kurang puas atas pelayanan yang diberikan juga
diungkapkan menurut salah satu pengunjung yang lainnya, yaitu Ibu Dian yang
berasal dari Bogor dan sekarang tinggal di Serang, beliau mengatakan:
”Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di sini kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan, padahal saya ingin tahu sejarah tempat ini” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Dian selaku pengunjung Situs Tasikardi. hari minggu 23 April 2017 pukul 10.00 WIB)
Menurut penjelasan Ibu Dian diatas, bahwa pelayanan yang diberikan oleh
pengelola Situs Tasikardi kurang memuaskan, pengelola Situs Tasikardi tidak
menguasai sejarah tentang Situs tersebut, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang dan BPCB Banten memberikan pembelajaran
115
kepada para pengelola tentang sejarah lengkap Situs Tasikardi. Menurut Bapak
Muis selaku pengelola Tasikardi, BPCB Banten sering memerintahkan untuk
datang kesana dan memerintahkan agar pengelola membaca buku tentang sejarah
di perpustakaan BPCB, beliau mengatakan
“Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap.Makannya dari Dinas Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat mempelajari buku-buku yang ada disana. Tapi kita belum sempat kesana” (Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.35
Dari pernyataan bapak Muis tersebut bahwa ada perintah dari BPCB
Banten agar pengelola Tasikardi datang kesana dan membaca buku
diperpustakaan BPCB. Seharusnya upaya yang dilakukan Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan pelatihan dan sosialisasi secara
khusus kepada petugas pengelola dan bekerja sama dengan BPCB dalam
sosialisasi penjelasan tentang sejarah objek wsiata Situs Tasikardi.
Selain pelayanan terhadap wisatawan yang harus diperhatikan lainnya
adalah mengenai kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke tempat Objek
Wisata.Kenyamanan yang diberikan guna untuk menrik pengunjung untuk mau
datang lagi ke tempat wisata Objek Wisata Situs Tasikardi. Mr. Yohan
mengungkapkan mengenai kenyamanan di objek wisata Situs Tasikardi, beliau
mengatakan:
”Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohon-pohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang tertata rapi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.37 WIB)
116
Hasil wawancara dengan I2.5 beliau menjelaskan dari segi udara dan
suasana alam Situs Tasikardi yang sejuk dan danaunya yang tenang, memberikan
kenyamanan kepada pengunjung, namun beliau mengatakan bahwa pedagang
yang ada di Situs Tasikardi tidak tertata dengan rapi. Mengenai penataan
pedagang ini yang ditugaskan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang yaitu pengelola dari Karang Taruna, dari Dinas sudah
disediakan tempat untuk berdagang agar tidak mengganggu pengunjung, hal ini
dijelaskan oleh Bapak Tahyudi selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten
Serang, beliau mengatakan :
”Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan areanya” (Sumber: wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten Serang Rabu, 19 April 2017pukul 09.10 WIB)
Dari apa yang diungkapkan oleh I1.2 ini bahwa untuk pedagang sudah
disediakan area tertentu khusus untuk pedagang, yang disediakan agar tertib dan
tidak mengganggu kenyamanan pengunjung, area tersebut yaitu baik saung-saung
warung tetap maupun area memanjang di bagian belakang yang jauh dari pintu
gerbang Tasikardi. Disediakannya area untuk pedagang ini dibenarkan oleh
Mahdum Bahar salah satu pengelola objek wisata Situs Tasikardi, beliau
mengatakan bahwa:
Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang, disuruh dari Dinasnya, sudah disediakan, tapi pedagangnya pada pengen disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu, kalo hari biasa mah sepi.(Sumber: wawancara dengan Mahdum Bahar selaku pihak pengelola Situs Tasikardi Minggu 23 April 2017 pukul 10.55 WIB)
117
Dari hasil wawancara dengan I2.2 ini beliau menjelaskan dari Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sudah menyediakan area
untuk berdagang di bagian belakang pojok Situs Tasikardi, namun para pedagang
tidak mau berjualan disana karena sepi dan pengunjung jarang ke belakang,
makannya mereka memilih berjualan dibagian depan tempat pengunjung datang
agar lebih dekat dengan pengunjung.
Selain pelayanan dan kenyamanan yang sudah dijelskan diatas, hal lain
yang membuat pengunjung ingin datang lagi ke tempat objek wisata adalah sarana
dan prasarana yang tersedia, di Situs Tasikardi ini sarana dan prasarana yang ada
sudah mulai rusak, mulai dari wahana permainan bebek-bebekan dan ayunan yang
sudah rusak dan tidak diperbaiki, atap mushola yang sudah hampir ambruk, saung
yang hampir roboh, lapangan parkir yang kurang memadai. Hal ini bisa dilihat
dari foto dibawah ini :
Foto halaman Situs Tasikardi yang digunakan untuk tempat parkir
Foto atap mushola yang sudah rusak
118
Foto saung yang sudah tidak bisa ditempati karena hampir roboh
Foto bebek-bebekan yang rusak dan belum diperbaiki
Gambar 4.3
Dari foto tersebut dapat kita lihat bahwa banyak sarana dan prasarana yang
rusak dan kurang terawat, hal tersebut perlu adanya perbaikan dan penambahan
lahan parkir.Kurangnya wahana juga diungkapkan oleh Mr. Yohan selaku
pengunjung Situs Tasikardi:
”Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu kurang paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39 WIB)
Dari wawancara dengan I2.5 ini bahwa wahana permainan perlu
ditambahkan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Bapak Muis selaku pihak
pengelola Objek wisata Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa :
119
”Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung, soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.”(Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.39)
Dari yang diungkapkan pengunjung dan pengelola objek wisata situs
tasikardi bahwa perlu ditambahkan wahana permainan di Situs Tasikardi, menurut
bapak Muis hal tersebut menjadi keluhan pengunjung, sebab harga tiket dinilai
mahal apabila tidak ada wahana yang memadai, pak Muis mengungkapkan adanya
masyarakat yang menyokong untuk wahana permainan, dari hasil penelitian
memang benar adanya tambahan wahana permainan yang disediakan oleh
masyarakat sekitar yaitu diantaranya kereta-keretaan yang ditarik menggunakan
motor, balon besar tempat mandi bola, hal tersebut bisa dilihat dari foto dibawah
ini:
Foto kereta-keretaan yang disediakan oleh masyarakat sekitar
Foto wahana tambahn yang berasal dari masyarakat sekitar
120
Hal tersebut merupakan dukungan dari masyarakat yang diberikan kepada
Situs Tasikardi agar situs Tasikardi lebih banyak pengunjung, partisipasi dari
masyarakat merupakan kemajuan yang dilakukan masyarakat, Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang seharusnya lebih mendukung kegiatan
masyarakat yang seperti ini.
Mengenai lapangan parkir yang ada di Situs Tasikardi memang belum ada,
dan sementara ini tempat parkir yang digunakan adalah halaman Tasikardi, hal
tersebut menurut ibu Mastufah masih bisa tertampung apabila hari-hari biasa, hal
tersebut diungkapkan sebagai berikut :
“Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih ketampung.karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun baru itu yang tidak tertampung.” (Sumber; wawancara dengan ibu Mastufah selaku kasi Obyek wisata dan hiburan umum hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 13.45 WIB)
Dari hasil wawancara dengan ibu Mastufah diatas bahwa menurut beliau,
lapangan parkir sementara menggunakan yang sudah ada, kalau sehari-hari masih
sepi, paling pas tahun baru yang tidak tertampung, namun dari hasil penelitian,
lapangan parkir di hari minggu terlihat sesak, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga
dan pariwisata Kabupaten Serang menambahkan lahan parkir agar tercapainya
target-target yang diinginkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang, Pengelola dan masyarakat.
121
4.3.5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan
Objek Wisata Situs tasikardi
Dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan tempat objek
wisata harus adanya dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat dan pihak
lainnya yang bersangkutan, agar proses yang dijalani bisa berjalan dengan lancar.
Dukungan dari pemerintah dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan
tempat objek wisata berupa kebijakan yang dibuat, memfasilitasi, mengadakan
pelatihan-pelatihan dan memberdayakan masyarakat lokal. Dan juga dukungan
dari masyarakat berupa partisipasi dalam pengelolaan dan pelestarian tempat
objek wisata dan mendukung kebijakan serta membantu dalam proses berjalannya
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dukungan yang diberikan oleh
pemerintah dan masyarakat yang diberikan terhadap proses pengelolaan,
pembangunan dan pengembangan yaitu seperti yang dikatakan oleh Bapak Uu
Faturachman, beliau mengatakan bahwa:
”Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan, membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.”“(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.35 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Dari penjelasan informan I1.1 yang dipaparkan diatas bahwa bentuk
dukungan yang diberikan oleh masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi adalah dengan mereka berpartisipasi dalam pengelolaannya, dan
122
dariDinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mendukung
mereka dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas, membuat peraturan
daerah, mengelola, melaksanakan pembangunan, memberikan pembelajaran dan
pelatihan-pelatihan kepada pengelola Kemudian Bapak Muis menambahkan
bahwa beliau mengatakan partisivasi yang diberikan masyarakat adalah sebagai
berikut:
“Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.” (Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.41)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat sekitar
berpartisipasi dalam pengelolaan yaitu dengan dukungan mengadakan wahana
tambahan dari masyarakat sendiri, seperti yang dijelaskan dalam gambar
diatas.Bentuk dukungan lainnya adalah selain dari Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang ada juga peran dari Dinas Pariwisata Provinsi,
berikut adalah yang dipaparkan oleh Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana
Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi, beliau
mengatakan dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi sebagai berikut:
”Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu
123
masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik, mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi, mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus mengikuti peraturan” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei 2017 11.12)
Dari apa yang dikatakan oleh informan I1,8 ini bahwa dalam pembangunan
objek wisata ada beberapa pihak yang terkait berkaitan dengan tugasnya masing-
masing, Dinas Pariwisata provinsi dalam pembangunan pariwisata memberikan
dukungan pembangunan infrastruktur yaitu akses untuk dilalui dalam menuju
tempat wisata, jalan menuju objek wisata Situs Tasikardi ini memang tidak bagus,
namun untuk pembangunannya, menurut Bapak Chairul anwar bahwa dalam
pembangunan jalan itu harus ada intensitas yang mendukung, tidak bisa begitu
saja diadakan pembangunan, tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, saat ini jalan
124
yang dilalui di Tasikardi menurut Bapak Chairil belum banyak dilalui oleh orang
yang melewati jalan Kabupaten-Kota, namun dalam aspek untuk menuju tempat
pariwisata bisa saja dibangun, namun harus melihat seberapa banyak intensitas
pengunjung yang datang, bentuk dukungan lainnya adalah dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk para pelaku wisata serta memfasilitasi apa yang
dibutuhkan oleh tempat objek wisata, namun dalam hal ini bentuk dukungan
lainnya yaitu dengan memberikan kewenangan dalam pengelolaannya terhadap
pemerintah daerah, dan dalam hal ini pemerintah daerah yang mengelola objek
wisata situs tasikardi adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang. Apabila ada kebutuhan yang harus dipenuhi namun Pemerintah
Kabupaten tidak bisa melaksanakannya maka Pemerintah Kabupaten bisa
mengajukan permohonan yang diperlukan kepada pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Provinsi akan memproses permohonan tersebut dan membantu
menyediakan apa yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten. Dukungan lain
dari Dinas Pariwisata provinsi adalah anggaran, dalam pembangunan dan
pengembangan objek Wisata Situs Tasikardi tahun 2016 anggaran yang di
sediakan sekitar 2 Milyar, yaitu terdapat dari APBN Provinsi Banten dan juga
APBD Kabupaten Serang, dimana anggaran tersebut digunakan untuk
pembangunan pagar dan pengadaan wahana permainan di Situs Tasikardi.Dan
menurut beliau dukungan yang bisa masyarakat berikan terhadap pembangunan
pariwisata yaitu dengan mengawasi dan melaporkan apabila dalam proses
pembangunan pariwisata dinilai tidak baik atau dalam pengelolannya terdapat
kejanggalan, peran masyarakat sendiri sangat penting dalam hal ini, dengan
125
dikeluarkannya undang-undang keterbukaan informasi public masyarakat
diharapkan agar lebih berperan aktif dalam mengawasi dan mengoreksi
pembangunan, agar pembangunan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.
Dalam pembangunan dan pengembangan wisata di objek wisata Situs
Tasikardi tentu saja harus ada kebijakan-kebijakan guna untuk acuan dalam
mengelola Situs Tasikardi, kebijakan tersebut dibuat oleh Pemerintah pusat
maupun pemerintah Daerah. Menurut Bapak Chairul Anwar bahwa dalam
pembuatan kebijakan itu diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan daerah,
beliau mengatakan:
“Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada Banten lama nya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi melakukan upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota. Pada prinsipnya pemerintahan Provinsi mendukung sepenuhnya”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei 2017 11.13)
Bahwa menurut hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar bahwa
dalam pembuatan kebijakan dilimpahkan kepada pemerintah daerah
Kabupaten/Kota, karena khawatir kebijakan yang dibuat Provinsi tidak sesuai
dengan keperluan yang ada di Daerah, maka mereka mendukung sepenuhnya
kebijakan yang dibuat oleh daerah. Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di
Bagian Pengembangan Industri Pariwisata, beliau mengatakan:
“Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal
126
Firmansyah selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah bahwa setiap Dinas
mengacu kepada Undnag-undang dan untuk pemerintah daerahnya yaitu ada
kebijakan Bupati dan walikota. Dari hasill penelitian yang dilakukan dan dari
dokumen-dokumen yang didapatkan dari Dinas, bahwa di Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata dalam kebijakannya yaitu mengacu pada Undang-undang
nomer 10 tahun 2009 tentang pariwisata, Undang-undang nomer 11 tahun 2010
tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan
pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang
retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan
dan petugas tiket masuk objek wisata situs situ tasikardi desa margasana
kecamatan kramatwatu kabupaten serang.
Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi pemerintah Provinsi
menyerahkan kewenangannya kepada Pemerintahan Daerah yaitu oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang , namun dalam hal ini
Pemerintah Provinsi juga memberikan dukungannya berupa mengadakan
Pelatihan-pelatihan, Koordinasi dan memfasilitasi, hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Bapak Rifal selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas
Pariwisata Provinsi Banten, Beliau mengatakan:
”Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-
127
pelatihan” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten selasa, 2 Mei 2017 pukul 10.00 WIB)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal diatas bahwa keterlibatan Dinas
Pariwisata Provinsi dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu tidak ada
kewenangan karena sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah, mereka hanya
berkoordinasi, memfasilitasi dan mengadakan pelatihan-pelatihan. Hal serupa juga
dikatakan oleh ibu Mastufah selaku Kasi Sarana dan Hiburan Umum, beliau
mengatakan:
“Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita, walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara mereka sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola sambil nunggu berjalannya surat-surat.”
Menurut hasil wawancara dengan I1.3 ini bahwa benar kewenangan
pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi diserahkan sepenuhnya kepada
Pemerintahan Kabupaten, meskipun status kepemilikan asset objek wisata Situs
Tasikardi ini masih milik Pemerintah Provinsi, Status kepemilikan ini sudah
sering dibuat surat permohonan agar menjadi milik Pemerintah Kabupaten ,
namun belum ada balasan dari pemerintah, namun untuk pengelolaannya
sementara dikelola oleh Kabupaten Karena letak administratif Situs Tasikardi ini
berada di Kabupaten Serang.
128
4.4 Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari analisis data dan fakta yang peneliti
dapatkan di lapangan dan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini. Dalam penelitian berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata
Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,
peneliti menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox
dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)yaitu Pembangunan dan
pengembangan Pariwisata, preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber
daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan dan
dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan.
4.4.1 Pembangunan dan pengembangan Pariwisata
Pengelolaan Situs Tasikardi dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang dibawah naungan Kepala Bidang Destinasi dan
Sarana Pariwisata, yang bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan di Situs
Tasikardi yaitu Bapak Uu Faturachman. Namun dalam kepemilikan asset, Situs
Tasikardi ini masih dimiliki oleh Provinsi Banten berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomer 139 tentang
Penetapan Situs di Wilayah Provinsi Jawa Barat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses
perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan
norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk
129
meningkatkan kemampuan agar lebih bisa mendapatkan hasil yang meningkat.
Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspekpendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.
Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan
dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda (
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang.
Ripparda yang dimaksud oleh disini yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Serang
nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus mewujudkan sapta
pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan,
Keramahan dan Kenangan.
Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus
dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian
Cagar Budaya, dalam pembangunan dan pengembangan yang dilakukan harus
diteliti dahulu, dipilih material dalam pembangunannya yang sesuai dengan
pembangunan Cagar Budaya agar tidak merusak kelestariannya
130
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam
pengelolaan, pembangunan dan pengembangan selain berkoordinasi dengan
BPCB Banten juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar Situs Tasikardi,
Masyarakat tersebut diberdayakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
agar memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mengelola objek wisata
dengan baik dan memberikan pelajaran kepada masyarakat agar sadar wisata.
Namun dalam pelaksanaannya hal ini belum dilakukan dengan serius, dari hasil
wawancara dengan Bapak Muis bahwa dalm pembimbingan belum ada yang
sungguh-sungguh, dan pengelola objek wisata Situs Tasikardi dari karang Taruna
masih merasa awam dalam megelola
Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat
Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket
Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang. Masyarakat ini diberi upah Rp. 600.000 per bulan dari hasil
wahana permainan yang ada di Situs Tasikardi
Pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi memberikan Dampak positif bagi
kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, yaitu baik untuk pngelola, pedagang, adanya tempat untuk
berekreasiterdekat bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan daerah yang
juga untuk kesejahteraan rakyat.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi yaitu, kepemilikan asset Situs Tasikardi masih dimiliki oleh
131
Pemerintahan Provinsi, sehingga dalam pengelolaannya Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang tidak optimal dalam pengelolaannya karena
dirasa bukan milik sendiri, dan dalam pembangunan dan pengembangan kendala
lainnya yaitu mengenai anggaran yang tidak mencukupi, karena anggaran yang
didapat Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata digunakan untuk 79 objek wisata
yang ada di Kabupaten Serang, sehingga dalam proses pembangunan dan
pengembangannya berjalan lambat.Anggaran untuk Situs Tasikardi pada tahun
2016 yaitu sebesar 2 Milyar, yang digunakan untuk pembangunan pagar dan
pengadaan wahana becak mini.Pembangunan yang sedang dilakukan saat ini yaitu
pemagaran.
4.4.2. Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan
tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang,
sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan
merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi
adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan.
Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi
ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan.
BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar
Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budaya di daerah
Banten, pelestariannya yaitu sesuai dengan Undang-undang nomer 11 tahun 2010
tentang Cagar Budaya, yaitu dengan diadakannya penelitian, pemugaran dan
pelestarian. Salah satu cara melestarikannya yaitu dengan mengelola Situs
132
Tasikardi sehingga terawat dan terlindungi, dan juga bisa dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat.
Dalam perlindungannya yaiitu adanya undang-undang nomer 11 tahun
2010 pasal 105 tentang hukuman dan denda bagi yang hendak melakukan
kerusakan terhadap benda Cagar Budaya, pasal tersebut berbunyi: Pasal 105:
Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi
belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan
masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs
Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat,
dan buang sampah sembarangan. Menurut peneliti seharusnya diberikan
himbauan-himbauan dalam bentuk papan pengumuman bahwa searusnya benda
cagar budaya Situs Tasikardi harus dijaga bersama-sama dan apabila ada yang
melakukan perusakan akan di denda, agar menimbulkan kesadaran kepada
msayarakat dan pengunjung.
Dan untuk mengurangi adanya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
masyarakat, maka hal yang harus dilakukan yaitu upaya peningkatan kualitas
SDM dan SDA. Upaya peningkatan SDM dalam pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi yang dilakukan yaitu dengan diadakannya sosialisasi-sosialisasi, diklat,
133
dan study banding. Sedangkan untuk SDA nya yaitu dilakukan penghijauan,
pemugaran dan perlindungan.
4.4.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan
Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu
hal penting yang harus dilaksanakan, karena peran atraksi mampu mengundang
para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain
itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreatif masyarakat,
atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya
seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan
terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga
daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih
dalam proses rencana. Bahwa sedang direncanakan acara Fun Weekend at
Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di peruntukan kepada anak-
anak sekolah.
Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi
agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah
pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan,
dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang
mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi
Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan
promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu
134
menarik pengunjung lebih banyak, kendala dari promosi ini dari hasil penelitian
dan wawancara bahwa daya tarik dari objek wisata Situs Tasikardi dari sarana
prasarana dan tata kelola yang masih belum rapi masih dinilai belum menarik,
karena masih adanya kerusakan-kerusakan dari wahana tersebut, seharusnya
dalam proses promosi harus dibarengi dengan proses pembangunan.
4.4.4. Pelayanan kepada wisatawan
Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus
diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan,
pelayanan yang dilakukan terdiri dari pelayanan fisik dan non fisik, Pelayanan
fisik yang dilakukanyaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang harus
dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, selain itu
dengan merawat wahana di objek wisata Situs Tasikardi agar pengunjung merasa
aman dan nyaman. Pelayanan non fisik yang dilakukan yaitu dengan bersikap
ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala pihak yang
berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat wisata.
Pelayanan yang diberikan pengelola Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal
ini dari hasil penelitian dan wawancara bahwa pengetahuan terhadap pengelola
Situs Tasikardi tidak menguasai tentang sejarah Taskardi sehingga pada saat
pengunjung menanyakan sejarahnya, pengelola belum bisa menjelaskan, selain itu
tata kelola Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang masih belum tertata
dengan baik dan sarana permainan banyak yang rusak dan tidak diperbaiki.
Pedagang di Situs Tasikardi terdiri dari 32 Pedagang, dimana 6 dari
pedagang di Situs Tasikardi merupakan pedagang tetap, yang setiap bulannya
135
membayar sewa kepada pengelola sejumlah Rp. 150.000 per 30 hari, dan sisa
pedagang lainnya merupakan pedagang kecil yang berjualan hanya hari sabtu dan
minggu, barang yang dijual berupa aksesoris, sandal, topi, dan sisanya maknan
dan minuman. Pedagang di Situs Tasikardi belum belum diberdayakan dengan
baik, karena masih belum tertata, tempat yang disediakan belum layak untuk
digunakan karena masih berbentuk tanah kosong yang belum dikelola. Pedagang
yang ada pun masih berjalan dengan sendirinya, tidak dikelola sama sekali oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabuaten Serang.
Selain itu dalam pengelolaan Situs Tasikardi belum ada keamanan team
SAR dan P3K apabila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan belum ada
penanganan khusus .
4.4.5. Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
Dukungan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
dalam bentuk kebijakan yang dikeluarkan untuk mengelola objek wisata Situs
Tasikardi, mengadakan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dalam mengelola
objek wisata Situs Tasikardi, menyediakan fasilitas pariwisata yang dibutuhkan di
objek Wisata Situs Tasikardi, mengelola retribusi pendapatan dan meningkatkan
agar setiap tahun pendapatan yang didapatkan meningkat, selain itu dukungan dari
Dinas Pariwisata Provinsi Banten yaitu mendukung sepenuhnya kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah Kabupaten secara penuh sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh objek wisata Situs Tasikardi, Dinas Pariwisata Provinsi juga
mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku wisata, selain itu Dinas
Pariwisata Provinsi membantu apabila Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
136
Kabupaten Serang mengajukan permohonan untuk memperbaiki infrastruktur
yang rusak . Selain itu ada dukungan dari masyarakat, dukungan tersebut berupa
terlibatnya masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi,
dan masyarakat sekitarpun ada yang menyediakan wahana permainan tambahan
berupa kereta-keretaan dan permainan mandi bola.
Kebijakan Pemerintah yang digunakan dalam pengelolaan objek wisata
Situs Tasikardi ini yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian
kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha,
dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek
wisataSitusTasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang:
137
MATRIKS HASIL PENELITIAN
Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata
Indikator Hasil dan Temuan penelitian
Pembangunan dan Pengembangan pariwisata :
6. Proses pembangunan dan pengembangan
7. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal
8. Target yang ingin dicapai
9. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan
10. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar
1. Proses pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu: dalam pembangunan sejauh ini sedang dibangun dari aspek keamanan dan perlindungan keamanan yang berbentuk pemagaran objek wisata Situs Tasikardi, dan dalam pengembangan dilakukan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar bisa dimanfaatkan untuk menambahkan PAD dan kesejahteraan rakyat, dan bentuk pengembangan lainnya yaitu promosi.
2. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal dilakukan pelatihan-pelatihan yang berbentuk sosialisasi-sosialisasi dan diklat yang diadakan setiap tahunnya
3. Target yang ingin dicapai dari pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu setiap pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai 15% nya mampir ke Tasikardi, Situs Tasikardi ini menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi dan menjadi tempat yang menonjolkan sejarah keislaman di Banten, target lainnya yaitu pendapatan meningkat dan wahana permainan ditambahkan lebih banyak lagi.
4. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Situs
138
Tasikardi yaitu selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang juga ada BPCB, Masyarakat setempat, Terkait jalan ada PU dan Dishub, dan berkaitan penerangan jalan ada PJU, semuanya saling berkaitan
5. Dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi bagi masyarakat sekitar yaitu Terciptanya lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat sekitar yang mengelola terdiri dari 10 orang dari desa Margasana, dan memberikan kesempatn bagi pedagang untuk mencari rezeki dengan berdagang di Tasikardi.
Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya
4. Upaya Pelestarian 5. Bentuk
pengawasan dan sanksi
6. Upaya peningkatan kualitas sumber daya
1. Pelestarian yang dilakukan yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu sudah termasuk kedalam pelestarian, upaya pelestarian lainnya yaitu sesuai dengan undang-undang tentang Cagar Budaya, bahwa dalam melakukan pelestarian Cagar Budaya yaitu dilakukan penelitian, pemugaran dan pemanfaatan benda Cagar Budaya.
2. Bentuk Pengawasan dan sanksi disini yaitu termasuk kedalam bentuk proteksi atau pelindungan, pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi yaitu terkait untuk mencegah faktor-faktor kerusakan yang akan terjadi baik dari faktor alam berupa pelapukan, dan juga faktor yang
139
disebabkan oleh manusia yaitu goresan dari benda tajam, corat coret, dan membuang sampah sembarangan, bentuk pelindungan yang dilakukan yaitu dengan dilakukan pemagaran, dan juga berlakunya sanksi-sanksi sesuai dengan undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, namun undang-undang yang diterapkan masih lemah, karena upaya sanksi yang diberikan di Situs Tasikardi ini masih berupa teguran saja, karena pelanggaran yang dilakukan masih bersifat ringan
3. Upaya peningkata sumber daya ini terbagi dua, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), upaya peningkatan sumber daya manusia yaitu dilakukan dengan diadakannya pelatihan-pelatihan, diklat, study banding yang diadakan baik oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan juga Dinas Pariwisata Provinsi, selain itu upaya peningkatan sumber daya alam yaitu dengan diadakannya penghijauan di Situs Tasikardi
Pengembangan atraksi wisata tambahan
4. Atraksi wisata yang tersedia
5. Strategi pengembangan
6. Promosi Pariwisata
1. Atraksi yang tersedia di Situs Tasikardi saat ini sama sekali belum ada atraksi yang tersedia, atraksi ini baru rencana dan belum terealisasikan
2. Strategi pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata yaitu dengan dibantunya pengelolaan
140
oleh masyarakat sekitar 3. Promosi pariwisata yang dilakukan
di Situs Tasikardi yaitu dengan ngepost dan merepost melalui media sosial kang nong Kabupaten Serang, melalui pameran yang diadakan di TMII setiap bulannya, melalui media koran dan radio, namun hasil dari promosi tersebut masih belum terlihat hasilnya dari pengunjung, pengunjung Tasikardi masih sepi dihari-hari biasa.
Pelayanan kepada wisatawan
4. Kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan
5. Kenyamanan wisatawan
6. Sarana dan prasarana yang tersedia
1. Kepuasan wisatawanterhadap kualitas pelayana masih belum baik dari hasil wawancara dengan pengunjung, pengunjung mengatakan bahwa wahana yang disediakan masih kurang, dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola pun dinilai belum baik.
2. Kenyamanan wisatawan pun masih belum baik, tata kelola pedagang Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang tidak berjualan ditempat yang sudah disediakan, melainkan masih berjualan di area pengunjung.
3. Sarana dan Prasarana yang tesedia masih belum memadai, sarana permainan, mushola, gazebo masih banyak yang rusak, dan prasarana parkir yang tersedia masih kurang mencukupi.
Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
4. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat
5. Kebijakan pemerintah
6. Keterlibatan Dinas Pariwisata dan
1) Dukungan dari pemerintah yaitu memfasilitasi, membuat kebijakan, menyediakan anggaran, mengelola, memperbaiki infrastruktur, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku pariwisata.
2) Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk acuan dalam
141
Kebudayaan Provinsi
pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisataSitus Tasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang.
3) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi dalam pengelolan objek wisata Situs Tasikardi yaitu dalam memperbaiki infrastruktur, memberikan anggaran, memberikan pelatihan-pelatihan dan mendukung dalam kebijakan yang dibuat oleh Dnas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
(Sumber; Peneliti 2017)
142
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti di lapangan
mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang pengelolaanya tidak
optimal. Hal ini karena masih banyak kekurangan yang menghambat dalam
pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya
Diarta, manjemen pengelolan akan berjalan dengan baik apabila prinsip-prinsip
pengelolaan pariwisata seperti pembangunan dan pengembangan pariwisata,
preservasi, proteksi, peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi
wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, dukungan dan legitimasi pada
pembangunan dan pengembangan yang dilakukan sudah dijalankan dengan baik
oleh pihak-pihak yang mengelola tempat objek wisata.
1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata objek wisata Situs Tasikardi,
dalam proses ini peneliti menilai bahwa dalam pembangunan dan
pengembangan yang dilakukan sangat lambat dan tidak terjadi
perkembangan yang signifikan, hal ini diakibatkan asset kepemilikan Situs
Tasikardi masih dimiliki oleh Provinsi sedangkan pengelolaanya dilakukan
oleh Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabupaten Serang sehingga
dalam pengelolaaanya terjadi keengganan karena yang mengelola tidak
mempunyai hak milik.
143
2. Preservasi, Proteksi dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya. Preservasi
dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, dalam
pelaksanaannya tidak terlalu banyak kendala, namun dalam proses proteksi
masih adanya hal-hal yang menjadi masalah, diantaranya dari masyarakat
sendiri masih belum bisa menjaga objek wisata Situs Tasikardi hal ini
dengan adanya kejadian masyarakat yang merusak pagar kawat di Situs
dan membuang sampah sembarangan
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan sama sekali belum dilakukan, di
Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang ditampilkan, sehingga di
Tasikardi ini pada hari-hari biasa sangat sepi pengunjung.
4. Pelayanan kepada wisatawan dalam pelayanan fisik dan non fisik dinilai
tidak optimal, karena di Situs Tasikardi ini tata kelola yang ada masih
belum tertata dengan rapi, selain itu sarana dan prasarana pun belum
memadai, masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak
diperbaiki.
5. Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang
dilakukan yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang dan Dinas Pariwisata Provinsi.
144
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa
rekomendasi yaitu:
1. Mengenai atraksi tambahan seharusnya di Situs Tasikardi ini
segera diadakan atraksi-atraksi, agar Situs Taskardi ini ramai
pengunjung
2. Mengenai wahana permainan, seharusnya ditambahkan lebih
banyak lagi, seperti perahu karet, bebek-bebekan, karena sesuai
dengan keinginan pengunjung. Wahana lainnya yang rusak
sebaiknya segera diperbaiki agar bisa digunakan, selain wahana
masih banyak sarana lainnya seperti mushola, gazebo, ayunan yang
sudah rusak, seharusnya segera diperbaiki.
3. Pelatihan dan sosialisasi-sosialisasi baik sosialisasi mengenai
pengelolaan atau sosialisasi tentang sadar wisata diharapkan
dilakukan lebih serius lagi dan lebih khusus, sehingga pihak
pengelola bisa lebih terlatih dan tahu bagaimana mengelola tempat
objek wisata dengan baik.
4. Dilakukan pengelolaan dan penataan ulang untuk para pedagang,
tempat yang disediakan untuk pedagang lebih dibuat semenarik
mungkin dan nyaman untuk ditempati, sehingga Situs Tasikardi
bisa lebih rapi dan tertata.
5. Segera di Mitrakan dengan pihak ke Tiga dalam pengelolaannya
agar lebih serius dan fokus.
145
6. Diadakan Team SAR dan P3K untuk keamanan dan keselamatan
pengunjung.
146
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Fuad, Anis & Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Handayaningrat, Suwarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan
Manajemen. Jakarta: Gunung Agung
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BFEE-Yogyakarta
Hasibuan. 2009, S.P Malayu. Manajemen Dasar, Pengertian dan
Masalah.Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Partono. 2002. Industri Pariwisat. Pandeglang
Pendit. Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.
Pitana. I Gde dan Diarta. I ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. ANDI
Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Bumi Aksara
Terry. G.R dan Rue. Leslie. W., 2009. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara
Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
147
Dokumen:
Undang-undang Republik Indonesia nomer 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
Undang-undang Republik Indonesia nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya.
Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana
Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025
Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Serang
Tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan Dan Petugas Tiket Masuk
Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang.
Sumber Lainnya
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-wisata
http://biropemerintahan.bantenprov.go.id
http://biropemerintahan.bantenprov.go.id
Dwi Mayang Sari. 2014. Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fisip.
Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh
Mansyur
Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
148
Iva Alfina. 2013. Skripsi Universitas Negeri Semarang Fisip. Manajemen
pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana
Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan.
149
LAMPIRAN
150
151
152
153
154
155
156
157
CATATAN LAPANGAN
Tanggal Waktu Tempat Hasil Informan
10 April 2017
10.35 WIB
Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Wawancara RIPPARD
A
Bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang
10 April 2017 13.30 WIB
Ruangan pemasaran dan promosi pariwisata
Wawancara Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang
12 April 2017 14.45 WIB BPCB Banten
Wawancara Foto
Tasikardi sebelum pemugaran
Bapak Juliadi selaku pengkaji pelestari Cagar Budaya di BPCB Banten
12 April 2017 13.20 WIB BPCB Banten Wawancara
Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten
19 April 2017 09.00 WIB
Ruangan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Wawancara SK
Penunjukan petugas Tasikardi
Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas di Dispapora Kabupaten Serang
23 April 2017 10.00 WIB Situs Tasikardi Wawancara Ibu Dian selaku pengunjung
Tasikardi
23 April 2017 10.35 WIB Situs Tasikardi Wawancara Mr. Yohan selaku
pengunjung Tasikardi
158
23 April 2017 10.55 WIB Situs Tasikardi Wawancara Mahdum Bahar selaku
pengelola Tasikardi
23 April 2017 11.15 WIB Situs Tasikardi Wawancara
Ibu Badi‟ah selaku pedagang tetap objek wisata Situs Tasikardi
23 April 2017 11.30 WIB Situs Tasikardi Wawancara Bapak Rouf selaku
Masyarakat Desa Margasana
23 April 2017 13.00 WIB Situs Tasikardi Wawancara
Ibu Jenab selaku pedagang minuman dingin di objek wisata Situs Tasikardi
29 April 2017 10.35 WIB Situs Tasikardi Wawancara Bapak Muis selaku pengelola
objek wisata Situs Tasikardi
3 Mei 2017 13.45 WIB
Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Wawancara
Ibu Mastufah selaku Kasi Obyek wisata dan hiburan umum di Dispapora Kabupaten Serang
3 Mei 2017 14.30 WIB
Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
Wawancara
Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Usaha Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang
2 Mei 2017 10.00 WIB
Ruang bagian pengembangan industri pariwisata Provinsi Banten
Wawancara
Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di bagian pengembangan industri pariwisata Provinsi Banten
16 Mei 2017 11.25 WIB
Di Dinas Pariwisata Provinsi Banten
Wawancara Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Drs. Uu Faturachman
Usia/Umur : 52 Tahun
Jabatan : Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
Hari/ Waktu : Senin, 10 April 2017
Ari Suciati : Pak bagaimana sih alur ceritanya kenapa Situs Tasikardi bisa
dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Serang, yang saya dengar sebelumya dikelola oleh pihak ke tiga ?
Bapak Uu : Ya kan awalnya tasikardi itu dikelola oleh pihak ke tiga, itu dari
tahun 1995 sampai 2013 oleh PT. Geopilar, pemilik perusahaannya
yaitu H. Syuhada, cuma kontribusi terhadap Pemda itu jauh banget,
minimal banget, jadi sangat merugikan sekali untuk Pemda. Oleh
karena itu maka berkaitan dengan revitalisasi pembangunan Situs
Tasikardi maka kita usulkan berdasarkan kajian analisa staff
kebetulan pada saat itu saya yang menjadi Kasi nya dan bu Mimin
menjadi Kabidnya, mengusulkan untuk pengalihan kembali dari
pengelolaan pihak ke tiga di alih oleh Pemda, ada pengumuman
surat yang ditanda tangani oleh Bupati Serang, itu dikembalikan
kembali kepada Pemda, maka dalam hal itu yang namanya Dinas
Pariwisata menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak
2013 kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut
harus mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp.
30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih
seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015
173
kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000,
2016 kita pun mencapai 58.000.000.
Ari Suciati : Sampai sekarang mencapai berapa Pak?
Bapak Uu : Sampai sekarang dibulan ini menurut bendahara mencapai Rp.
20.140.000 . Untuk tahun 2017 Sampai bulan April ini.
Ari Suciati : Itu yang menentukan tarifnya siapa Pak?
Bapak Uu : Oleh Dewan, berdasarkan keputusan Bupati Tentang Pengamanan
dan Pengelolaan Situs Tasikardi dan berdasarkan Perda No. 2
Tahun 2011. Itu kan disitu ada kendaraan roda 4 harus bayar
Rp.20.000, kalo motor Rp.10.000, Cuma kita belum menerapkan
seoptimal mungkin karena, contoh orangnya gak dipungut biaya
oleh kita tapi mobil sama motor yang masuk dipungut, dicoba kita
dengan dihitung orangnya, banyak yang keberatan, Katanya
“ngapain kok masuk Situs Tasikardi yang begitu doang bayar
kendaraan iya bayar orangnya juga iya”
Ari Suciati : Pak di Situs Tasikardi kan fasilitas seperti bebek-bebekan,
ayunan, becak-becakan itu ada sebagian yang pada rusak, upaya
agar bisa beroprasi secara optimal lagi bagaimana ya Pak?
Bapak Uu : Yaa harusnya kan direnovasi, diperbaiki, direhab atau di apa,
cuma kan kalo semua itu dikelola bukan oleh ahlinya,ya kan kita
memfungsikan masyarakat disana, karang taruna itukan dicoba
dirangkul oleh kita untuk dimanfatkan atau untuk diberdayakan
seperti itu, nah itu karang taruna yang mengelola, cuma mereka
tidak bisa memperbaiki, yaa kata saya kan mau berapa aja kalo
tidak bisa memperbaikinya susah kan. Yaa jadi gitu banyak yang
rusak.
Ari Suciati : Tidakmencoba manyuruh orang yang bisa buat benerin Pak?
174
Bapak Uu : Uangnya dari mana..pengelolaan yang sekarang aja kan itu sangat
rendah sekali dananya coba uang Rp. 600.000 per bulan bayangin
aja.. bukan upah itu buat honor bukan gaji, itu mah cuma buat
ngerokok aja Rp. 600.000 sebulan kan, ada 10 orang kan,
perempuan dua orang dan laki-laki 8 orang.
Ari Suciati : Yang memilih 10 orang itu siapa Pak?
Bapak Uu : Dipilih oleh kita, kemudian diberdayakan dan ditugaskan oleh
kita.
Ari Suciati : Itu ada pelatihan khusus tidak pak untuk Karang Taruna?
Bapak Uu : Ada sih kita Bimtek, tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan
sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang sadar
wisata, cuman kan belum maksimal.
Ari Suciati : Tadi kan kata Bapak di bina, bentuk pembinannya itu seperti apa
Pak?
Bapak Uu : Iya pembinaannya kita tidak hanya Bimtek tapi juga kita coba
untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga.
Ari Suciati : Itu waktunya berapa tahun sekali atau berapa bulan sekali Pak?
Bapak Uu : Kalo bimtek kita minimal setahun dua kali, sesuai dengan
anggaran
Ari Suciati : Bimtek yang dilakukan itu prosesnya seperti apa pak?
Bapak Uu : Ya kayak diklat begitu
Ari Suciati : Kalo study banding Pak?
Bapak Uu : Study banding pernah kita ajak si pengelolanya misalnya ke
Bandung, ke Sumedang.
175
Ari Suciati : Kalau untuk pedagang sendiri atau masyarakat sekitar ada gak
pak pembinaan supaya bisa bikin pernak pernik utnuk oleh-oleh
atau apa?
Bapak Uu : Kan beda lagi fungsinya, itu fungsi Desperindagkop, untuk
meningkatkan kualitas produksinya, untuk permodalannya kan
fungsi koperasinya, kita hanya memasarkan saja.
Ari Suciati :Kalau Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang
akan dilakukan terhadap objek wisata situs Tasikardi Pak?
Bapak Uu : Ya sesuai dengan Riparda, sesuai dengan rencana induk, seperti
itu.
Ari Suciati : Target yang ingin dicapai seperti apa pak?
Bapak Uu : Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten
Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma
belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang
berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung,
berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali
Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya
10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke
Tasikardi
Ari Suciati : Nah strateginya untuk mewujudkan target tersebut seperti apa?
Bapak Uu : Ya harus bebenah, supaya orang tertarik datang ke Tasikardi, kita
sekarang baru bisa pemagaran untuk Tasikardi, untuk keamanan
juga. Yang lainnya kalau seperti mempromosikan, itu tugas dari
bidang pemasaran, nah di bidang pemasaran itu ada analisa
pemasaran, ada kemitraan, dia harus memitrakan nih Tasikardi
dengan siapa, dengan stakeholder mana, dengan masyarakat,
dengan Bank dan lain-lain. Selain dibenahi, strategi lainnya juga
176
dari manusianya harus diberikan pendidikan agar sadar wisata,
seperti itu.
Ari Suciati : Kalau Pihak-pihak yang terkait dalam perkembangan dan
pembangunan Situs Tasikardi itu siapa aja Pak?
Bapak Uu : Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas
Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam
gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan
umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata,
bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk
ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana
danaunya harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga
untuk pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga
BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang
Tasikardi.Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak
membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini.
Ari Suciati : Pak bagaimana agar pembangunan yang dilakukan menjadi
pembangunan yang berkelanjutan?
Bapak Uu : Ya pada intinya saya seperti itu, kerena kenapa, karena kita
melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan
Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkanKarang Taruna itu.
Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yangdapat
mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi,
untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
itu pariwsata.Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk
benar-benar menyentuh masyarakat.
Ari Suciati : Pak bagaimana upaya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
untuk melestarikan Situs Tasikadi agar kelestariannya terjaga
secara utuh?
177
Bapak Uu : Kalo itu kan… kita bekerja sama dengan BPCB, makanya dalam
pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team
teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan yang
lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari, makannya
dalam pembanguna tasikardi tidak semudah seperti membangun
situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya, makannya kita
betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah disitu, saya sih
pengen banget bikin kolam renang disitu, tapi kan nanti rusak
disana.
Ari Suciati : Pak bentuk pengawasan dan sanksi apa yan diberikan kepada
pihak-pihak apabila melakukan atau merusak kelestarian
Tasikardi?
Bapak Uu : Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya
ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya
dengancorat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya
paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita
berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa
diperhatikan.
Ari Suciati : Upaya apa yang dilakukan oleh dinas agar meningkatkan sumber
daya (SDM dan SDA)?
Bapak Uu : Ya Diklat, Study banding, sosialisasi
Ari Suciati : Atraksi apa saja yang ada di situs tasikardi pak?
Bapak Uu : Belum ada, atraksi termasuknya ke promosi berarti ke bagain
pemasaran.
Ari Suciati : Apa saja ciri khas budaya lokal dari objek wisata situs Tasikardi?
178
Bapak Uu : Apa ya..yang jelas tidak jauh dari rudat, yalil, marhaban itu kan
salah satu budaya di kita. Cuma belum pernah dijadikan festival
kecualipanjang mulud yah.
Ari Suciati : Bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat seperti apa
pak?
Bapak Uu : Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi
masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan
karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita
juga memberikan legalisasi kepada masyarakat itu untuk
dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan
Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan,
membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat
masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan
setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.
Ari Suciati : Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan kebudayan Provinsi
Banten dalam mengelola situs Tasikardi?
Bapak Uu : Ya harusnya provinsi itu satu team lah dengan kita, Cuma yang
saya rasakan berbeda dengan jawa barat dulu, dulu Banten itu
merupakan bagian dari Jawa Barat, jauh Jawa Barat itu tapi dalam
hubungan kerja dekat, Provinsi banten dekat tapi dalam hubungan
kerja jauh.
Ari Suciati : Kenapa bisa begitu Pak?
179
180
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Dr. H. Tahyudin, M.pd
Usia/Umur : 56 Tahun
Jabatan : Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang
Hari/ Waktu : Rabu, 19 April 2017
Ari Suciati : Pak bagaimana proses pembinaan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk membina masyarakat dan pedagang dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?
Pak Tahyudin : Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan areanya, kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang kerjasama dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi tersebut, yang mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ. Kita kerjasama dengan warga Desa Margasana disitu, dengan Karang Taruna. Maksudnya selain memberdayakan warga sana, kita juga ingin memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar menerapkan sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus tertata. Kalau ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang datang pun ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta pesona. Agar yang datang pun benar-benar menikmati.
Ari Suciati : Pak tapi pedagang di Situs Tasikardi yang saya lihat masih belum tertib untuk saat ini
Pak Tahyudin : Iya makannya kita menugaskan masyarakat disana untuk mengatur pedagang sesuai dengan areanya masing-masing. Itu tugasnya Karang Taruna untuk mengatur. Untuk segala mengatur tempat pakrkir, keamanan, kebersihan dan ketertiban itu diatur oleh mereka, dan para pedagang pun kebanyakan orang sana.
Ari Suciati : Pak kalau dari Dinas sendiri, bentuk pemberdayaan kepada masyarakat yang mengelola tasikardi itu seperti apa?
181
Pak Tahyudin : Ada pelatihan-pelatihan yang kita berikan, contohnya pelatihan darwis (sadar wisata), seperti itu.
Ari Suciati : Pak kalau proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan dilakukan di Situs Tasikardi?
Pak Tahyudin : Kita sekarang sedang menganggarkan untuk pemagaran, kalau untuk yang lain-lain saya belum tahu, ya untuk kedepannya selain pemagaran akan ditata lah agar lebih rapi. Jadi insha Allah kedepan saya ingin di Tasikardi itu di depan ingin keliatan pintu gerbang yang bisa terbaca jelas oleh orang kalau lewat situ. Kedepannya ingin pemagaran, tempat parkir dan pedagang tertata rapi.
Ari Suciati : Pak disana kan belum ada tempat parkir, masih menggunakan halaman yang ada yang tidak terlalu besar itu?
Pak Tahyudin : Saya sih inginnya ada pembebasan lahan untuk parkir, diluar sih saya inginnya. Tapi itu kan program ya, dilaksanakannya kapan saya belum tahu.
Ari Suciati : Pak kalau target yang ingin dicapai dalam pengelolan Situs Taskardi itu seperti apa?
Pak Tahyudin : Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada. Ingin lebih rapi lebih bersih
Ari Suciati : Kalau pihak-pihak yang terkait dalam pengelolan Situs Tasikardi selain Dinas Pemuda Olahaga dan Pariwisata apa aja pak?
Pak Tahyudin : Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.
182
183
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Pak Abdul Muis
Usia/Umur : 38 Tahun
Jabatan : Ketua Karang Taruna (Pengelola Situs Tasikardi)
Hari/ Waktu : Sabtu, 29 April 2017
Ari Suciati :Pak siapa yang membina masyarakat lokal disini dan untuk
pedagang, siapa yang menertibkan dan bagaimana mengupayakan
agar tertib?
Pak Muis : Iya sementara ini mah masih berjalan sendiri, masih berjalan apa
adanya, belum diatur secara benar-benar, paling dari kita aja
karyawan-karyawan disini memberdayakan agar pedagang
berjualan ditempat yang sudah disediakan oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, tapi pedagang pada
gak mau disana, soalnya disana kan pojok, jarang ada pengunjung
yang kesana, jadi pedagang pada jualan disini aja deket pintu
masuk, karena yang rame cuma disini. Kecuali kalau lebaran baru
pedagang mau gak mau harus jualan di area yang sudah ditetapkan.
Dari dinas memang menyerahkan mengelola pedagang ke kita sih,
Cuma ya gimana para pedagangnya gak mau kalo berjualan disana.
Ari Suciati : Kalo target yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs Tasikardi ini apa Pak?
184
Pak Muis : Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung, soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target pengunjung Alhamdulillah setiap tahunnya meningkat.
Ari Suciati : Pak ada tidak pembinaan-pembinaan dari Dinas Pariwisata Kabupaten kepada karang Taruna?
Pak Muis : Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.
Ari Suciati : Ada biaya gak pak untuk masyarakat yang ikut meramaikan Tasikardi ini dengan menambahkan wahana permainan tambahan.
Pak Muis : Iya ada, alakadarnya aja seikhlasnya, belum ditarikin biaya dengan tertib, makannya untuk kedepan ingin ditertibkan, lagi mikir tempatnya dimana yang bisa, baru wacana aja sih, gak tau kapan mulai ditertibkannya.
Ari Suciat : Sejauh ini ada rencana pembangunan untuk Tasikardi gak pak?
Pak Muis : Ngga tau itu mah urusan Dinas, kita mah paling disini menjaga asset yang sudah ada dan mengelola seperti yang diperintahkan Dinas kepada kita.
Ari Suciati : Dampak adanya Tasikardi ini untuk masyarakat sini apa pak?
Pak Muis : Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi.
Ari Suciati : Selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang ada gak pak dari Dinas lain yang mengontrol kesini?
Pak Muis : Paling dinas kepurbakalaan (BPCB) paling Tanya-tanya dan ngontrol aja sih itumah.
Ari Suciati : Pak tapi dari Karang Taruna pada tahu ngga tentang sejarah Tasikardi
185
Pak Muis : Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap. Makannya dari Dinas Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat mempelajari buku-buku yang ada disana.
Ari Suciati : Ada atraksi wisata gak pak di Situs Tasikardi ini?
Pak Muis : Belum ada sih neng untuk saat ini
Ari Suciati : Kalau budaya lokal disini apa pak?
Pak Muis : Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.
Ari Suciati : Kalo dari Karang Taruna sendiri ada gak pak strategi promosi agar orang-orang lebih banyak tau tentang Situs Tasikardi ?
Pak Muis : Apaya..ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi.
Ketua Karang Taruna (Pengelola Situs Tasikardi)
186
Member Check
Narasumber : Soni Prasetia Wibawa SS
Usia/Umur : 45 Tahun
Jabatan :Ketua Unit Dokumenasi dan Publikasi di BPCB Banten
Hari/ Waktu : Rabu, 12 April 2017
Ari Suciati : Sejauh mana sih pak peran BPCB dalam pengelolaan situs
Tasikardi?
Pak Soni : Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya
berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu
memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan
pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan
dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi
tidak seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang
cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh
dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur
ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman
pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada
bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa
struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam,
yang waktu itu dipergunakan untuk tempat pemandian
putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada
187
bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa
menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa,
kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk
bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu.
Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari
erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang
cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian,
sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3,
kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain.
Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik
peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid,
Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu
tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama
dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang
Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.
Ari Suciati : Koordinasi BPCB Banten dengan Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang itu seperti apa
Pak?
Pak Soni : Kebetulan saya tidak mengikuti proses mediasinya, cuma
ya seperti yang saya sebutkan tadi, kita sampai proses
mediasi dengan Pihak ke 3 pada waktu itu, kita buat
laporan kronologis dan kita tekankan kepada beliau bahwa
ini bukan justifikasi mengklaim, artinya sekarang jadi asset
188
daerah, yang dikelola oleh Pemda. Jelas ada koordinasinya
sejak dikelola oleh Pemda tentu saja ada kesepakatan .
Ari Suciati : Jika akan dilakukan pembangunan, bagaimana
koordinasinya antara BPCB dengan Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang ?
Pak Soni :Oke, jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang
melindunginya, artinya ketika situs itu sudah ada Undang-
undangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang
berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar
Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata,
kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika
Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu
saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang maka
harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari
keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan
setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan
sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan
perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan
kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten
dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu
ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi
berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.
189
Ari Suciati : Bagaimana bentuk perlindungan dan pelestarian terhadap
benda Cagar Budaya Situs Tasikardi?
Pak Soni : Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan
keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena
sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Serang maka dari sanalah yang berwenang
untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum
itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu
ada penelitian, ada proses pemugaran, ada proses
pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana
sudah sampai pada proses pengembangan dan pemanfaatan,
tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan
yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada
normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang
dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan.
Ari Suciati : Kendala-kendala dalam pengelolaan Tasikardiapa saja
Pak?
Pak Soni : Tasikardi pernah kita ada kendala dengan pak Syuhada itu
yang pihak ke 3 ketika masa transisi lah kita sebut masa
transisi yah ketika pengelolaannya belum begitu jelas antara
kami dengan Pemda, tapi sekarang kan sudah beres, dulu
190
pernah ada ketika pengelolaanya itu sebelum oleh Pemda
Kabupaten Serang.
Ari Suciati : Kalau sekarang tidak adakendala pak?
Pak Soni :Kalau sekarang karena sudah dikelola oleh Dinas
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten, jadi
pengelolaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Pemerintahan Daerah. Tapi tentu saja ketika itu tadi
contohnya tahun kemarin ketika mereka mau memperbaiki
pagar ya koordinasi dengan kami, dengan pimpinan, proses
konsultatif masalah kaitannya dengan bentuk dan letak
pagar.
Ari Suciati : Perda apa pak yang digunakan untuk mengelola Situs
Tasikadi?
Pak Soni : Yang paling tinggi itu ada Undang-Undang Tentang
Cagar Budaya, dan ada Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 139/M/1998 Tentang
Penetapan situs di Jawa Barat.
Ari Suciati : Kalau sanksi untuk orang-orang yang merusak cagar
budaya bagaimana Pak?
Pak Soni : Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
191
Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110
disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5
milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun
penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada
penanganan tentang pelanggaran.Sejauh ini kami belum
melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap
pelanggar.
Ari Suciati : Pak mau diceritain tentang sejarahnya boleh ya?
Pak Soni : Jadi Tasikardi itu sebuah kolam buatan diperuntukan
untuk tempat beristirahat Putri-putri dan Sultan, yang
menariknya dari sana adalah Sultan itu punya konsep
persediaan air bersih untuk keperluan di Keraton
Surosowan, makannya dia bikin bangunan filter air ada
tiga bagian filter air, ada Pengindelan Abang, Pengindelan
Putih dan Pengindelan Emas, Penamaan ini juga menarik,
menariknya mungkin berkaitan dengan penyaringan air tadi
mungkin dulu karena air dari Tasikardi masih kotor jadi
disebut Pengindelan Abang karena airnya masih kotor, dan
Pengindelan Putih karena airnya sudah lumayan bersih, dan
Pengindelan Emas karena airnya sudah jernih.
192
193
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Juliadi SS, M.sc
Usia/Umur : 43 Tahun
Jabatan : Pengkaji Pelestari Cagar Budaya
Hari/ Waktu : Rabu, 12 April 2017
Ari Suciati : Peran BPCB dalam pengelolaan objek wisata Tasikardi seperti
apa?
Bapak Juliadi :BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan
pelestarian. Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya
itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena
ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh
dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh
pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah
dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian,
pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah,
yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar
budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh
dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan
prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih
dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu
dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus
menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang
harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus
diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus
sama dengan aslinya.
194
Ari Suciati : itu boleh diganti pak?
Bapak Juliadi : Kalo rusak boleh, tapi harus menggunakan bahan yang sama
.bahkan dikembangkan pun boleh, itu ada dalam undang-undang.
Pengembangan ini dilaksanakan dengan 3 poin, yang pertama
dengan penelitian untuk mencari data sejarah dan seterusnya, ada
namanya penelitian terapan yaitu penelitian tentang penerapan
pengembangannya seperti apa, selanjutnya dilakukan repitalisasi,
hal itu dilakukakan supaya kedepan bisa dimanfaatkan kembali,
danau itu misalnya lebih bagus, ada juga namanya adaptasi,
misalnya kita punya data yang bisa di jadikan contoh, bisa
dibangun yaitu bisa juga dijadikan adaptasi. Tapi untuk saat ini
belum ada data untuk itu.Itu berlaku untuk semua pihak yang
terkait, harus melestarikan dengan prinsip-prinsip
pelestarian.Kemudian cagar budaya apabila bisa dikembangkan
dan dimanfaatkan maka dilakukan pengembangan dan
pemanfaatan.
Ari Suciati : Kalo koordinasi dengan dinas pariwisata itu seperti apa pak?
Bapak Juliadi : Kalo koordinasi dengan pariwisata sih udah sering, misalnya mau
membangun apa, kita mengarahkan tidak boleh dengan bahan aspal
tetapi harus menggunakan paping block agar sewaktu-waktu bisa
mudah diangkat, jadi ada prinsip-prinsip itu yang harus diterapkan.
Kalo ada kegiatan-kegitana, pihak dinas pariwisata kabupaten
selalu berkoordinasi dengan BPCB. Biasanya sih yang paling
sering itu konsultasi tentang sarana dan prasarana. Pihak dari
pemda biasanya mengirimkan surat apabila akan dilakukan
kegiatan. Ya seperti itu.
195
196
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Chairul Anwar
Usia/Umur : 36 Tahun
Jabatan : Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan (PEP)
Hari/ Waktu : Senin, 16 Mei 2017
Ari Suciati : Pak bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata Provinsi dalam
pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?
Pak Anwar : Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak
terlibat, karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang
melalui badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan
mungkin pihak ke 3 nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada
bagaimana untuk memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan
disana kemudian promosinya jadi sebatas mendukung dan
mensuport apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah Provinsi
sesuai dengan program perundang undangan. Jadi kalo untuk
mengelola sih itu bukan kewenangan kita, mengelola itu oleh
Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada mendukung
apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya,
promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa
bantuan keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun
kemarin, jadi membantu keuangan dari pemerintah melalui
pemeritah Provinsi kepada pemerintah Kabupaten/Kota
diperuntukannya salah satunya untuk Pariwisata, jadi provinsi itu
mendukung apa yang diperlukan disana tanpa mengesampingkan
kewenangan Kabupaten/Kota.
197
Ari Suciati : Kalau tadi yang bapak bilang mempromosikan itu bentuk
promosinya seperti apa pak?
Pak Anwar : Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio,
ada tv, ada media sosial, nah itu kita promosikan disitu. Yang
dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata
Provinsi Banten, nah salah satunya Tasikardi itu merupakan salah
satu destinasi yang berada di Provinsi Banten, tapi berhubung
destinasi Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin,
bisa jadi tidak setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di
media ruang atau media elektronik, itu tidak harus setiap waktu
promosi Tasikardi ada disitu, tapi di gilir dengan yang lain, apalagi
ditahun ini kita sedang mempromosikan 7 wonders, memang
Tasikardi masuk dalam kawasan itu tapi, kan kalo banten lama itu
terbagi dua wilayah administratif yah, kalo di Banten Lama itu di
Kota Serang, kalo Tasikardi itu di Kabupaten Serang, tapi bagi
Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena apabila ingin
mengunjungi Banten Lam dia pun bisa dengan menggunakan akses
melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia mamasuki dari Kota
Serang menuju Banten Lama dan kemudian Pulang melewati
Tasikardi, kalau ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7
Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di
Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin
kita promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event
Pariwisata Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs
Tasikardi, tapi mempromosikan Banten lama yang didalmnya
terdapat Tasikardi.
Ari Suciati : Kalau dukungan terhadap pembangunan seperti apa pak yang
diberikan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat?
198
Pak Anwar : Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada
pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur
kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan
bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan
Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD
itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan
pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan
yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan
Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk
Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun
misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu
masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa
saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara
langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus
pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya
lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari
sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa,
karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota
serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi
kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma
tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang
kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah
mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki
keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan
pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan
pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa
diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari
Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang
sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang
keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat
apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik,
199
mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada
mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara
formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh,
sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi
peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi,
mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus
mengikuti peraturan
Ari Suciati : Pak kalau cara untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA
seperti apa?
Pak Anwar : Yang pertama itu kan kita melakukan pelatihan untuk SDM, dari
kompetensinya, dari komunikasinya, kalo keterkaitan tentang SDA
nya itu secara umum memang tidak berada di kewenangan kita,
karena itu yang mengelola Lingkungan Hidup, jadi yang
menentukan pengelolaan, perlindungannya itu kepada Lingkungan
Hidup, yang melakukan itu, tapi Dinas Pariwisata itu juga
mempunyai peran, apa punya perannya? Minimal ada objek
pariwisata yang kawasan hutan lindung itu tidak boleh buang
sampah sembarangan nah dengan itu Dinas Pariwisata melakukan
pembuatan papan pengumuman dan menyediakan tempat sampah
dan mengajak masyarakat disana untuk saling mengingatkan ke
wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan, kita juga
bisa menambahkan misalnya ada penanaman tanaman kembali dari
apa yang sudah kita tebang itu harus kita tanam kembali.
200
201
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Rifal Firmansyah
Usia/Umur : 28 Tahun
Jabatan : Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata
Hari/ Waktu : Selasa, 02 Mei 2017
Ari Suciati : Peran Dinas Pariwisata Provinsi dalam Pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi apa Pak?
Pak Rifal : Kalo dalam pengelolaan, ada kan beberapa objek wisata yang dikelolanya oleh Kabupaten/Kota, kalo Provinsi biasanya mendukung, karena sudah diserahkan untuk dikelola oleh Kabupaten/Kota, dikelola untuk menambah Pendapaan Asli Daerah masing-masing Daerah, selain mendukung, biasanya Dinas Pariwisata Provinsi juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk pelaku industri pariwisata. Melatih pelaku wisata agar sadar wisata dan juga masyarakat agar bisa berperan aktif. Apalagi ini kan bagian pengembangan industri Pariwisata, jadi kita adakan pelatihan seperti kerajinan pembuatan oleh-oleh atau kenang-kenangan, dalam hal pariwisata kan harus ada hal-hal seprti itu.
Ari Suciati : Nah di Tasikardi sendiri udah ada belum sih pak pelatihan seperti itu?
Pak Rifal : Kalo sepengetahuan saya kebanyakannya sih disana kalau yang jualan souvenir itu belum ada, kebanyakannya sih disana pedagang minuman dan makanan aja. Kadang kita terbentur sama kebijakan daerah juga sih, karena yang mempunyai kewenangan terbesar itu mereka. Kalau kita memberikan himbauan memberkan pelatihan itu sudah, tapikan balik lagi ke daeahnya masing-masing mereka mau mengembangkannya atau tidak.
Ari Suciati : Tapikan mungkin ada koordinasi dan ada masukan dari provinsi untuk daerah pak?
Pak Rifal : Nah sebenarnya sih setiap kegiatan pasti kita koordinasikan, waktu kemarin ada pelatihan di Le Dian, nah balik lagi kepada
202
pemerintah dan masyarakatnya mau atau tidak melakukannya. Kami sudah menyediakan sosialisasi tu, tingal pelaku wisata dan pemerintah Kabupaten dan Kota mau atau tidak melakukannya.
Ari Suciati : Kalau untuk rencana pengelolaan gitu ada nggak peran dari Dinas Pariwisata Provinsi?
Pak Rifal : Kalo rencana pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-pelatihan.
Ari Suciati : Pelatihan-pelatihan itu di adakan setiap kapan sih pak?
Pak Rifal : Nah kalo pelatihan-pelatihan itu biasanya sebelum berganti tahun itu sudah dianggarkan, ada yang berjenjang setiap tahun ada, dan kadang kita adakan sesuai dengan kebutuhan. Karena kita membawahi 8 Kabupaten/Kota maka kita mengundang ke 8 Kabupaten/Kota tersebut, tergantung mereka mau mengikutinya atau tidak.
Ari Suciati : Kalau peratuan sendiri itu seperti apa pak?
Pak Rifal : Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.
Ari Suciati : Kalo untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA seperti apa pak?
203
204
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Ade Fauziah, SE
Usia/Umur : 54 Tahun
Jabatan : Kasi Sarana Usaha Pariwisata
Hari/ Waktu : Rabu, 03 Mei 2017
Ari Suciati : Rencana pembangunan Tasikardi ke depan itu mau seperti apa bu?
Ibu Ade : Kedepan itu rencananya mau dibangun taman bermain dulu gitu ya, pagar juga
Ari Suciati : Kalo untuk tempat parkir gitu gimana bu kedepannya?
Ibu Ade : Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya Cuma segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan nggak semudah itu
Ari Suciati : Atraksi yang ada disana itu apa aja bu?
Ibu Ade : Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.
Ari Suciati : Kalo buat tulisan yang didepan itu gimana bu?
Ibu Ade : Gerbang rencana kedepannya itu mau dibuat tulisan Objek Wisata Situs Tasikardi ya dari fiberglas yang nyala yang ada lampu-lampunya, jadi nanti bisa buat foto.
Ari Suciati : Kalo target yang ingin dicapai dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi seperti apa?
Ibu Ade : Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana bermain bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan ayunan ditambahkan.
205
206
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Mastufah
Usia/Umur : 56 Tahun
Jabatan : Kasi Obyek Wisata dan Hiburan Umum
Hari/ Waktu : Rabu, 03 Mei 2017
Ari Suciati : Bu bagaimana proses pembinaan terhadap masyarakat dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi?
Ibu Mastufah : Kita baru megang kan beberapa tahun kemarin aja, Ketika kita mengelola Tasikardi, pedagang sudah ada, terus pegawai juga sudah ada, Cuma sekarang di SK kan pegawai disana, sekedar honor ada lah dari kita, karena mereka yang ngejagain. Kalau pedagang dari tadinya juga sudah ada.Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang gentian dijadikan peserta.Kalau secara langsung ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran.Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatanyang arahnya ke pembinaan selalu ada.
Ari Suciati : Itu bu ngasih setoran setiap hari apa gimana?
Ibu Mastufah : Di peraturan sih harusnya setiap hari ya 1x24 jam paling lama setor, tapi karena kalau hari biasa kan sepi neng, yang disetorin apa. Jadi kita minta kebijakan untuk dijadikan seminggu sekali, kalau seminggu sekali kan harapannya hari sabtu dan minggu, kalo hari biasa kan pada kosong, jadi seminggu sekali kita setornya.
Ari Suciati : Biasanya dapet berapa bu dalam satu minggu?
Ibu Mastufah : Paling kecil dibawah Rp. 1.000.000, kalau terbesar minggu kemarin aja itu Rp. 1.600.000 ya sekitar segitu.
Ari Suciati : Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?
207
Ibu Mastufah : Yang kemaren, kalo yang akan datang tanyakan ke Ibu Ade, karena Ibu Ade yang pegang. Yang kemarin sementara masih proses pengamanan, pembangunan pagar.
Ari Suciati : Target yang ingin dicapai dari pengelolaan ojek wisata Situs Tasikardi bu?
Ibu Mastufah : Target pengunjng sebanyak mungkin, kalo target uang ada dari pusat pemerintah Daerah, 65 jt rasanya tahun ini.
Ari Suciati : Bagaimana sih bu agar pembangunan yang dilakukan di Tasikardi itu bersifat berkelanjutan?
Ibu Mastufah : Sementara ini kan baru proses pengamanan saja yaitu pembuatan pagar, statusnya belum jelas sih Tasikardi ini jadi kita juga tidak bisa berbuat banyak. Jadi Tasikardi ini belum milik Kabupaten, masih dipegang provinsi, inimah waktu itu Pak Bupati memerintahkan untuk dikelola sementara daripada kan ketika tidak dikelola kotor, terus dijadikan tempat anak muda untuk pacaran, jadi tokoh-tokoh masyarkat ngirim suratnya ke kita, nah dengan dasar itu lah Pak Bupati mengambil kebijakan agar Situs Taskardi dikelola Oleh Kabupaten. Sambil nunggu status. Sudah tujuh kali mengirim surat ke Gubernur, satu pun belum dijawab. Kemarin katanya nanti nunggu Gubernur definitiv aja gitu.
Ari Suciati : Bu Situs Tasikardi kan benda Cagar Budaya ya, agar kelestariannya tetap terjaga itu gimana bu?
Ibu Mastufah : Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan .kita adakan rapat.
Ari Suciati : Bu kalo upaya dari Dinas untuk meningkatkan SDM dan SDA?
Ibu Mastufah : SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-pelatihan.
Ari Suciati : Kalo atraksi wisata yang ada disana apa bu?
208
209
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Marisca Theresia, SE, MM
Usia/Umur : 36 Tahun
Jabatan : Kasi Promosi Pariwisata
Hari/ Waktu : Senin, 10 April 2017
Ari Suciati : Bu gimana sih bentuk promosi yang dilakukan terhadap Situs
Tasikardi?
Ibu Marisca : Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut
promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu
lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling
murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran,
radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar
kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas
seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita
promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk
promosi
Ari Suciati : Bu yang gerbang depan kayaknya gak terlalu keliatan ya tulisan
Tasikardinya?
Ibu Marisca : Iya itu rencananya kita ingin bikin seperti yang di Banyuwangi
ada tulisan blok besar-besar gitu biar keliatan.
Ari Suciati : Atraksi wisata yang ada di Situs Tasikardi apa saja bu?
Ibu Marisca : Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun
weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin
kayak gantian
210
211
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Mahdum Bahar
Usia/Umur : 24 Tahun
Jabatan : Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)
Hari/ Waktu : Minggu, 23 April 2017
Ari Suciati : Siapa sih a yang membina masyarakat dan pedagang disini?
Mahdum : Pedagang disini kalau mau dagang, izinnya ke kak Muis. Untuk izin dan lain-lain itu pokoknya ke kak Muis
Ari Suciati : Itu boleh ngga sih a jualan dijalan-jalan begitu?
Mahdum : Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang, disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu, kalo hari bias amah sepi.
Ari Suciati : Kalo target pengelolaan yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs Tasikardi ini apa a?
Mahdum : Sebenernya pengen lebih rapi sih, karena sekarang masih acak-acakan yah. Masih banyak pedagang yang belum tertib, becak masih belum banyak, yang diutamakan sekarang pemagaran dulu masih belum selesai.
Ari Suciati : Aa sendiri dan pengelola yang lainnya pada tau gak sih tentang sejarah Tasikardi ini?
Mahdum : Sejarahnya sih panjang, saya tidak tahu betul. Saya rasa anak-anak yang lain juga pada nggak tau. Ini kan sejarahnya panjang banget ya dari mulai pemandian puteri, tempat istirahat puteri, juga penyaluran air sampai ke keraton surosowan.
Ari Suciati : Dari Dinas sendiri ada gak sih upaya agar pengelola disini pada tau tentang sejarah Situs Tasikardi?
212
Mahdum : Ada, tapi semuanya itu ke kak Muis, nggak semuanya diajak langsung, paling perwakilan aja ke kak Muis.
Ari Suciati : Pembangunannya sejauh ini selain pemagaran apa lagi?
Mahdum : Hanya pagar dan MCK dan pos sih.
Ari Suciati : A tadinya kan setahu saya disini ada tempat jalan untuk penyandang cacat ya kok sekarang nggak ada?
Mahdum : Pada gak ada teh pada dicopotin, kan waktu itu gak ada yang jaga malam. Kalau sekarang sih udah ada yang jaga.
Ari Suciati : Kalau boleh tau berapa a upahnya jadi karyawan disini?
Mahdum : Sebulan 600rb teh.
Ari Suciati : Dampak adanya Tasikardi buat masyarakat disini tuh apa a?
Mahdum : Ada lowongan kerja, kan yang 10 orang yang mengelola disini orang sini juga, lowongan kerja pedagang, kan yang dagang juga kebanyakan orang sini.
Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)
213
Transkrip Wawancara
Narasumber : Ibu Jenab
Usia/Umur : 27 Tahun
Jabatan : Pedagang Pop Ice/ Minuman dingin di Situs Tasikardi
Hari/ Waktu : Minggu, 23 April 2017
Ari Suciati : Ibu jualan disini izinnya ke siapa?
Ibu Jenab : Sama pengurusnya
Ari Suciati : Izinnya bayar atau engga bu?
Ibu Jenab : Iya bayar seikhlasnya untuk kebersihan aja, sengasihnya kita.
Ari Suciati : Dibolehin nggak sih bu sebenernya jualn di area sini?
Ibu Jenab : Sebenernya sih kata Pemda mah nggak boleh, Cuma karena ya masih bisa istilahya diajak berkompromi lah ya jadi boleh.
Ari Suciati : Emang harusnya berjualan di area mana bu?
Ibu Jenab : Di bawah sana neng di deket saung-saung, kan harusnya kalau kita gak boleh jualan dijalan-jalan kayak gini ya harusnya dibikin tempat kayak begitu, pingin cari makan sama-sama.
Ari Suciati : Oh jadi nggak boleh jualan dijalan kayak gini tapi belumdisediain ya bu tempatnya sama Pemda.
Ibu Jenab : Iya belum neng, sementara disini aja dulu gitu.
Ari Suciati : Modalnya ada yang mengelola apa dari sendiri bu?
Ibu Jenab : Nggak ada, modalnya dari sendiri aja ?
Ari Suciati : Ibu orang mana?
Ibu Jenab : Saya masih tetangga kampung sini, masih desa Margasana
Ari Suciati : Dampak adanya Situs Tasikardi untuk masyarakat disini apa bu?
Ibu Jenab : Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak
214
berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau
Ari Suciati : Saran bu untuk pengelolanya biar lebih baik lagi gimana?
Ibu Jenab : Ya pengennya pedagang sih pengen Objek Wisata Situs Tasikardi lebih rame dan lebih maju
Ari Suciati :Emang pendapatanya berapa sih bu dari berjualan disini?
Ibu Jenab : Nggak mesti sih neng, tergantung pengunjung, kadang-kadang rame gak jajan, kadang-kadang sepi jajan. Kadang-kadang sehai dapat Rp. 20.000 kadang-kadang mencapai Rp. 200.000
Ari Suciati : Jualan disini tiap hari bu?
Ibu Jenab : Ngga sih paling hari libur, hari mnggu, kadang tanggal merah seperti libur-libur sekolah gitu.
Ari Suciati : Ada gak bu saran untuk pemerintah?
Ibu Jenab : Pengennya orang kecil mah dimajuin biar bisa buat usaha, biar bisa nyekolahin anak
Pedagang Pop Ice/ Minuman
dingin di Situs Tasikardi
215
TRANSKRIP DATA
1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata
Q
I
Bagaimana proses pembangunan dan pengembangan yang
dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?
I1.1 Ya sesuai dengan Ripparda, sesuai dengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah
I1.3 Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan
dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan .kita adakan rapat.
I1.1
kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan
Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan Karang Taruna itu. Pada
dasarnya pariwisata adalah salah satu program yang dapat
mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, untuk
percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu
pariwsata. Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benar-
benar menyentuh masyarakat.
I1.6
Jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya,
artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti sudah ada
peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk
beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata,
kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika Situs itu
menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak
pengunjung, ada pengunjung datang maka harus difasilitasi,
fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari
yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola
dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan
216
perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun
2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan
pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada
diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.
Q
I
Bagaimana pembinaan terhadap masyarakat lokal yang mengelola
objek wisata Situs Tasikardi?
I1.1
Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus, artinya tetep
diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang
sadar wisata, cuman kan belum maksimal. Ada juga kita coba untuk
mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga.
I1.3
Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk
umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi
sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang
gentian dijadikan peserta. Kalau secara langsung ngebina dateng
langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran. Kalo
pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang arahnya ke
pembinaan selalu ada.
I2.1 Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita
diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.
Q
I Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi
I1.1
Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas
Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam
gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan
umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata,
bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk
ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya
217
harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga untuk
pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB
untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.
Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun
pariwisata di Kabupaten Serang ini.
I1.2 Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.
Q
I Apa target yang ingin dicapai dari proses pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?
I1.1
Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu
minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa,
sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke
Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta
pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah
berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang
ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi
I1.2
Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang
nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat
pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada. Ingin
lebih rapi lebih bersih
I1.4
Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana bermain
bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan ayunan
ditambahkan.
Q
I
Apa dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs
Tasikardi untuk masyarakat sekitar?
218
I2.1
Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari
tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada
bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk
bekerja disini, di Tasikardi.
I2.3
Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-
sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak berjualan
disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya
terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau.
I2.6
Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan pendapatan untuk
masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga
masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif untuk
mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar ini dan
kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin buat yang
tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket, bisa mincing
juga ngilagin stress.
2. Preservasi, Proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya
Q
I
Apa upaya pelestarian yang dilakukan terhadap benda Cagar
Budaya objek wisata Situs Tasikardi?
I1.6
Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan
retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan
penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya,
berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak
seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang cerita, jadi dulu itu
airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan
kemudian kan ada struktur ditengahnya nah disitu ada proses
219
pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian
disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa
struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu
itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga
menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi
sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada
masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama
untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu.
Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air
tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor
kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola
oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-
lain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan
di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng,
Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses
mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan
akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.
I1.7
Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya
adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sana
lah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun
sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada
penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan
pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses
pengembangan dan pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran
sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada
normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang di bagian
tengah itu, itu yang kita lakukan”
Q Seperti apa bentuk pengawasan dan sanksi apa bila ada yang
hendak merusak Situs Tasikardi?
220
I
I1.1
Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada
tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengan
corat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling
kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan
masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan.
I1.2
Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi apabila
pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita hanya
melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang seperti itu gagal
paham.
I1.6
Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undang-undang Nomor
11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari
pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling
besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15
tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan
tentang pelanggaran. Sejauh ini kami belum melakukan tindakan
persuasif maupun refresif terhadap pelanggar.
Q
I
Bagaimana upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya dalam
pengelolaan objek wsiata Situs Tasikardi?
I1.2
Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan danau
dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan memanfaatkan untuk
kehidupan masyarkat. Kalau SDM nya seperti tadi saya bilang, ada
pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih banyak pengetahuan.
I1.3
SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut
pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-pelatihan
221
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan di Situs Tasikardi
Q
I Atraksi apa yang tersedia di Situs Tasikardi?
I1.5
Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at
Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian anak-
anak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita baru rencana yah mudah-
mudahan disetujui, kita akan adain. Kalo tahun ini belum ada.
I1.4 Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung
hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.
I2.1 Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang
sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.
Q
I Apa upaya pengembangan dan Promosi yang dilakukan terhadap
objek wisata Situs Tasikardi?
I1.4
Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut
promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu
lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling
murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio
dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita
ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman
Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu
ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi
Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio, ada
tv, ada media social, nah itu kita promosikan disitu. Yang
dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata
Provinsi Banten,nahsalah satuna Tasikardi itu merupakan salah satu
destinasi yangberada di Provinsi Banten, tapi berhubung destinasi
Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin, bisa jadi tidak
222
I1.8
setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di media ruang atau
media elektronik, itu tidak harus setiap waktu promosi Tasikardi ada
disitu, tapi digilr dengan yang lain, apalagi ditahun ini kita sedang
mempromosikan 7 wonders, memang Tasikardi masuk dalam kawasan
itu tapi, kankalo banten lama itu terbagi dua wilayah administratif yah,
kalo di Banten Lama itu di Kota Srag, kalo Tasikardi itu di Kabupaten
Serang, tapi nbagi Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena
apabila ingin mengunjungi Banten Lam dia pn isa dengan
menggunakan akses melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia
mamsuk dari Kota Seran menuju Banten Lama dan kemudian Plan
melewati Tasikardi, kalu ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7
Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di
Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin kita
promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event Pariwisata
Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs Tasikardi, tapi
mempromosikan Banten lama yang didalmnya terdapat Tasikardi.
I2.1 ”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi”
I2.5 Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak istri saya
4 Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi
Q
I
Bagaimana kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan di
Situs Tasikardi?
I2.5 Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata rapi.
Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus ditambahkan
lagi
223
I2.6 Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak
menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di sini
kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan, padahal
saya ingin tahu sejarah tempat ini.
Q
I Apakah Situs Tasikardi ini nyaman untuk dikunjungi?
I2.5
Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohon-
pohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang tertata
rapi
Kalo naik perahu sama bebek-bebekan itu ngeri, soalnya nggak pakai
pengaman, bebek-bebekannya juga udah banyak yang rusak jadi takut
aja gitu mau naiknya, keliatannya kurang aman. Terus pedagang disini
juga jual makanannya mahal-mahal. Pedagang juga agak ganggu sih
neng yang jualan dijalan-jalan gitu, harusnya dirapihin biar lebih
tertata
I2.2
Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang,
disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen disini aja
soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu,
kalo hari biasamah sepi.
I1.2 Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai
mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan
areanya,
Q
I Bagaimana sarana dan prasarana yang tersedia di Situs Tasikardi?
I2.5 Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu kurang
paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.
I2.1 Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana
224
permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung,
soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih
keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya.
Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama
masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk
meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target pengunjung Alhamdulillah
setiap tahunnya meningkat.
I1.4 Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih
ketampung. karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun
baru itu yang tidak tertampung.
I1.3 Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya Cuma
segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan nggak
semudah itu
5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan Objek
Wisata Situs tasikardi
Q
I
Bagaimana bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat
terhadap pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi?
I1.1
Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat,
ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna
kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan
legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah
sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan,
mengelola juga bentuk dukungan, membangun bentuk dukungan,
mendidik dan mendiklat masyarakat disana juga termasuk dukungan.
Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat
selesai.
I2.1 Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama
225
masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk
meramaikan Situs Tasikardi ini.
I1,8
Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan
suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan
infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan dalam
pembangunan jalan, kalau pembangunan Infrastruktur itu lebih kepada
OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani
itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan
terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang
menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah
kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi
sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana,
kalaupun itu masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi
Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan
secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta
harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya
lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi
Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena
tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke
Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat
dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas
sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta
Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka ingin melakukan
pembangunan tetapi memiliki keterbatasan nah maka mereka bisa
berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah
perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah
bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari
Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang
sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang
keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila
226
ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik, mereka juga
diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada mekanismenya, yaitu mereka
memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat
administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di
kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting
untuk mengoreksi, mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi
harus mengikuti peraturan
Q
I
Kebijakan pemerintah seperti apa yang diberikan untuk mengelola
Situs Tasikardi?
I1.9
Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling
tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan
Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.
I1.8
Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada Banten
lama nya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan
Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi melakukan
upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota. Pada
prinsipnya pemerintahan Provinsi mendukung sepenuhnya .
Q
I
Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi?
I1.9
Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah
Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan
daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi,
memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-pelatihan.
I1.3
Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita, walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara mereka sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola sambil nunggu berjalannya surat-surat.
Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak terlibat,
karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang melalui
227
I1.8
badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan mungkin pihak ke 3
nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada bagaimana untuk
memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan disana kemudian
promosinya jadi sebatas mendukung dan mensuport apa yang bisa
dilakukan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan program perundang-
undangan. Jadi kalo untuk mengelola sih itu bukan kewenangan kita,
mengelola itu oleh Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada
mendukung apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya,
promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa bantuan
keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun kemarin, jadi
membantu keuangan dari pemerintah melalui pemeritah Provinsi
kepada pemerintah Kabupaten/Kota diperuntukannya salah satunya
untuk Pariwisata, jadi provinsi itu mendukung apa yang diperlukan
disana tanpa mengesampingkan kewenangan Kabupaten/Kota.
228
MATRIKSKATEGORISASI DATA
Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata
Indikator Hasil dan Temuan penelitian
Pembangunan dan Pengembangan pariwisata :
11. Proses pembangunan dan pengembangan
12. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal
13. Target yang ingin dicapai
14. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan
15. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar
6. Proses pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu: dalam pembangunan sejauh ini sedang dibangun dari aspek keamanan dan perlindungan keamanan yang berbentuk pemagaran objek wisata Situs Tasikardi, dan dalam pengembangan dilakukan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar bisa dimanfaatkan untuk menambahkan PAD dan kesejahteraan rakyat, dan bentuk pengembangan lainnya yaitu promosi.
7. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal dilakukan pelatihan-pelatihan yang berbentuk sosialisasi-sosialisasi dan diklat yang diadakan setiap tahunnya
8. Target yang ingin dicapai dari pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu setiap pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai 15% nya mampir ke Tasikardi, Situs Tasikardi ini menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi dan menjadi tempat yang menonjolkan sejarah keislaman di Banten, target lainnya yaitu pendapatan meningkat dan wahana permainan ditambahkan lebih banyak lagi.
9. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Situs
229
Tasikardi yaitu selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang juga ada BPCB, Masyarakat setempat, Terkait jalan ada PU dan Dishub, dan berkaitan penerangan jalan ada PJU, semuanya saling berkaitan
10. Dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi bagi masyarakat sekitar yaitu Terciptanya lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat sekitar yang mengelola, dan sebagai pedagang di Situs Tasikardi, dan peningkatan pendapatan ekonomi Bagi Masyarakat dan Pedagang.
Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya
7. Upaya Pelestarian 8. Bentuk
pengawasan dan sanksi
9. Upaya peningkatan kualitas sumber daya
4. Pelestarian yang dilakukan yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu sudah termasuk kedalam pelestarian, upaya pelestarian lainnya yaitu sesuai dengan undang-undang tentang Cagar Budaya, bahwa dalam melakukan pelestarian Cagar Budaya yaitu dilakukan penelitian, pemugaran dan pemanfaatan benda Cagar Budaya.
5. Bentuk Pengawasan dan sanksi disini yaitu termasuk kedalam bentuk proteksi atau pelindungan, pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi yaitu terkait untuk mencegah faktor-faktor kerusakan yang akan terjadi baik dari faktor alam berupa pelapukan, dan juga faktor yang disebabkan oleh manusia yaitu
230
goresan dari benda tajam, corat coret, dan membuang sampah sembarangan, bentuk pelindungan yang dilakukan yaitu dengan dilakukan pemagaran, dan juga berlakunya sanksi-sanksi sesuai dengan undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, namun undang-undang yang diterapkan masih lemah, karena upaya sanksi yang diberikan di Situs Tasikardi ini masih berupa teguran saja, karena pelanggaran yang dilakukan masih bersifat ringan
6. Upaya peningkata sumber daya ini terbagi dua, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), upaya peningkatan sumber daya manusia yaitu dilakukan dengan diadakannya pelatihan-pelatihan, diklat, study banding yang diadakan baik oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan juga Dinas Pariwisata Provinsi, selain itu upaya peningkatan sumber daya alam yaitu dengan diadakannya penghijauan di Situs Tasikardi
Pengembangan atraksi wisata tambahan
7. Atraksi wisata yang tersedia
8. Strategi pengembangan
9. Promosi Pariwisata
4. Atraksi yang tersedia di Situs Tasikardi saat ini sama sekali belum ada atraksi yang tersedia, atraksi ini baru rencana dan belum terealisasikan
5. Strategi pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata yaitu dengan dibantunya pengelolaan oleh masyarakat sekitar
231
6. Promosi pariwisata yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu dengan ngepost dan merepost melalui media sosial kang nong Kabupaten Serang, melalui pameran yang diadakan di TMII setiap bulannya, melalui media koran dan radio, namun hasil dari promosi tersebut masih belum terlihat hasilnya dari pengunjung, pengunjung Tasikardi masih sepi dihari-hari biasa.
Pelayanan kepada wisatawan
7. Kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan
8. Kenyamanan wisatawan
9. Sarana dan prasarana yang tersedia
4. Kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayana masih belum baik dari hasil wawancara dengan pengunjung, pengunjung mengatakan bahwa wahana yang disediakan masih kurang, dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola pun dinilai belum baik.
5. Kenyamanan wisatawan pun masih belum baik, tata kelola pedagang Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang tidak berjualan ditempat yang sudah disediakan, melainkan masih berjualan di area pengunjung.
6. Sarana dan Prasarana yang tesedia masih belum memadai, sarana permainan, mushola, gazebo masih banyak yang rusak, dan prasarana parkir yang tersedia masih kurang mencukupi.
Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
7. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat
8. Kebijakan pemerintah
9. Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
4) Dukungan dari pemerintah yaitu memfasilitasi, membuat kebijakan, menyediakan anggaran, mengelola, memperbaiki infrastruktur, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku pariwisata.
5) Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk acuan dalam pengelolaan objek wisata Situs
232
Provinsi Tasikardi yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisataSitus Tasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang.
6) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi dalam pengelolan objek wisata Situs Tasikardi yaitu dalam memperbaiki infrastruktur, memberikan anggaran, memberikan pelatihan-pelatihan dan mendukung dalam kebijakan yang dibuat oleh Dnas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN
SERANG NO. 900/kep. /Disporapar/2017
TENTANG :
PENUNJUKAN PETUGAS KEAMANAN KEBERSIHAN DAN PETUGAS TIKET MASUK OBJEK WISATA SITUS SITU TASIKARDI DESA MARGASANA
KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.
KEPALA DINAS PORAPAR KABUPATEN SERANG.
233
Menimba
ng
: a. Bahwa penatausahaan dalam Rangka Menunjang
Kelancaran dan Kebersihan serta tertibnya
Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Organisasi
Perangkat Daerah perlu menunjukkan Petugas
Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket masuk
Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana
Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, Kegiatan
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
b. Bahwa untuk mewujudkan sebagaimana termaksud
pada huruf a, diatas perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang..
Menginga
t
: 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
234
7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-
2025;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
10. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 15 Tahun
2006 tentangPokok-PokokPengelolaanKeuangan Daerah KabupatenSerang;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun
2008 tentangUrusanPemerintah Yang MenjadiKewenanganKabupatenSerang;
12. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 10 Tahun
2011 tentangRencana Tata Ruang Wilayah
KabupatenSerangTahun 2011-2031;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Sususnan Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Bupati Serang Nomor 53 Tahun 2016 tentang
Satuan Organisasi Tata kerja Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang;
MEMUTUSKAN :
Menetapka
n
:
KESATU : Menunjukkan Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas
Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Kegiatan
Pengembangan Daerah Tujuan Wisata pada Anggaran Tahun
2017 Dinas Pemuda OlahragadanPariwisata Kabupaten Serang
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Tugas Tanggung Jawab dan Kewenangan Petugas Keamanan,
Kebersihan dan Ketertiban Objek Wisata Situs Situ Tasikardi
sebagaimana dimaksud dicantum pertama diatas, sebagai
235
berikut:
1. Tugas Pokok Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi.
a. Melakukan Keamanan dan kebersihan Lokasi Objek Wisata Situs Situ Tasikardi pada malam hari dan
siang hari. b. Melakukan Piket di Area Objek Wisata Situs Situ
Tasikardi. c. Memberikan Kenyamanan, kebersihan dan keamanan
bagi pengunjung.
2. Tugas Pokok Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ
Tasikardi. a. Melayani Karcis Tiket Masuk Penjualan bagi
Pengunjung dengan tertib. b. Mencatat Jumlah Tiket Masuk, Keluar dan Jumlah
Pengunjung/Orang Yang Masuk Obyek Wisata Situs
Situ Tasikardi.
c. Melaporkan dan mencatat perolehan pemasukan dana dari hasil penjualan Tiket Masuk, kepada bendahara
pendapatan dan penyetoran Disporapar Kabupaten Serang.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam diktum kedua diatas dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Disporapar Kabupaten
Serang Tahun Anggaran 2017, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Serang Pada Tanggal : Maret
2017
236
Kepala,
DR. H. TAHYUDIN, M.Pd
NIP.19610906 198803 1 006
237
DOKUMENTASI
Foto wawancara dengan Bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di
Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul
10.35 WIB)
Foto wawancara dengan Ibu Marisca Teressia selaku
Kasi Promosi Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang
(Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul 13.30 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Juliadi selaku
pengkaji pelestari Cagar Budaya di BPCB Banten
Foto wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB
238
(Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul 14.45 WIB)
Banten (Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul
13.20 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas di Dispapora Kabupaten Serang
(Foto diambil pada Rabu, 19 April 2017pukul 09.00 WIB)
Foto wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi
Sarana Usaha Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang
(Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 14.30 WIB)
Foto wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi
239
Obyek wisata dan hiburan umum di Dispapora Kabupaten Serang
(Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 13.45 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Uu Faturachmanselaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang dan Bapak Muis Selaku ketua Karan Taruna Desa Margasana
(Foto diambil pada hari Selasa 25 April 2017 pukul 10.35 WIB)
Foto wawancara dengan Ibu Dian selaku pengunjung
objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
10.00 WIB)
Foto wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung objek wisata Situs Tasikardi
(Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 10.35 WIB)
240
Foto wawancara dengan Mahdum Bahar selaku
pengelola objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
10.55 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Rouf selaku
Masyarakat Desa Margasana (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
Foto wawancara dengan Ibu Badi‟ah selaku pedagang
tetap objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
11.15 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola
objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Sabtu 29 April 2017 pukul
241
11.30 WIB)
10.35 WIB)
Foto wawancara dengan Ibu Jenab selaku pedagang
minuman dingin di objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
13.00 WIB)
Foto wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku
Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (Foto diambil pada hari Senin 16 Mei 2017 pukul
11.25 WIB)
242
Foto perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi,
berjumlah satu buah
Foto bebek-bebekan yang rusak dan belum diperbaiki
Foto atap mushola yang sudah rusak
Foto Danau Tasikardi yang ditumbuhi rumput-
rumputan
243
Foto Situs Tasikadi bagian belakang yang disediakn
untuk area berdagang, dan pagar-pagar kawatnya sudah tidak ada
Foto halaman Situs Tasikardi yang digunakan untuk
tempat parkir
Foto keraton surosowan tempat pengaliran saluran
air dari Tasikardi
Foto Kesemrawutan pedagang di Situs Tasikardi yang
berjualan di area pengunjung
244
Foto kereta-keretaan yang disediakan oleh
masyarakat sekitar
Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas
Pemuda Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serag untuk keperluan pelatihan pariwisata
Foto wahana tambahn yang berasal dari masyarakat
sekitar
Foto tempat pemandian putri dibagian tengah pulau
yang berada di Situs Tasikardi
245
Foto Papan himbauan agar pedagang tidak berjualan di area tempat berjalan pengunjung, namun pedagang
tetap berjualan di area tersebut.
Foto Pulau di bagian tengah Situs Tasikardi yang pada
jaman dahulu digunakan untuk tempat pemandian putri keraton
246
RIWAYAT HIDUP
`
Identitas Pribadi:
1. Nama : Ari Suciati 2. NIM : 6661132114 3. Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 26 Oktober 1994 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Pekerjaan : Mahasiswa 7. Status Perkawinan : Belum Kawin 8. Alamat : Jln. Kaningan-Nyapah Kp. Buah desa Cipete
Kec. Curug Kota Serang -Banten 9. No Telpon : 0831 10. Email : [email protected]
Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah : Bakhrudin 2. Nama Ibu : Siti Maemunah 3. Pekerjaan Ayah : PNS 4. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan
1. SDN Cipete 2 2. MTs Darussalam Pipitan 3. MAN 2 Kota Serang 4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Top Related