Portal Informasi, Wisata dan Berita Toraja Terkini - All ...
Beberapa Objek Wisata Di Tana Toraja
-
Upload
muhammad-arsyad-subu -
Category
Documents
-
view
336 -
download
4
Transcript of Beberapa Objek Wisata Di Tana Toraja
INTER-INDO VACATION HOME DI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN INDONESIA
OLEH
TIM KAYMOS EDUCATION AND TRAINING SERVICES (KETS)
TANA TORAJA 2011
PENDAHULUAN
Tana Toraja adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia dengan ibu kotanya Makale. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.990 km² dan berpenduduk sebanyak 248.607 jiwa (2007).
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan. Kebanyakan masyarakat Toraja hidup sebagai petani.Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur-sayuran, kopi, cengkeh, cokelat dan vanili. Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar tradisional dengan sistem perputaran setiap 6 hari.
Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 km ke arah utara dari Rantepao.
Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 km ke arah selatan dari Rantepao.
Ke’te Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 km dari tenggara Rantepao.
MAKALE TANA TORAJA
Beberapa Objek Wisata Di Tana Toraja
Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.
Benteng Buntu Barana'
Benteng Buntu Barana' di Takala pada abad XVIII dulu dibuat Sia Ne'Salu
bersama istrinya L. Ta'bi. Benteng Buntu Barana dibuat dengan basis pertahanan
dalam menghadapi peperangan melawan musuh-musuh, baik yang datang dari luar
maupu dari dalam. Benteng Buntu Barana' ini diperkuat oleh dukungan dari
gabungan wakil-wakil masyarakat Tobarani seperti dari Tondon, Kesu', Madandan,
Balepe', Pangala' dan beberapa kampung lainnya dalam suatu misi tersendiridari 10
orang yang lebih dikenal To Padatindo dalam menghadapi lawan yang datangnya
dari luar Tana Toraja.
Benteng Buntu Barana' terdiri dari 3 bagian benteng, yaitu :
1.Benteng Batu Pa'patulelean terletak pada bagian selatan.
2.Benteng Mangunda'pa agak di bawah dari Benteng Buntu Barana'
3.Benteng Buntu Barana' pada bagian ketinggian.
Ketiga benteng ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain oleh karena
merupakan satu kesatuan yang strategis sebagai benteng pertahanan yang tidak
pernah terkalahkan, ketika perang melawan penjajahan Belanda, yang dipelopori
oleh Tanga Layuk dan Sitto.
Pada lokasi Benteng Buntu Barana' juga kita dapat menyaksikan panorama
yang sangat indah ke beberapa penjuru seperti arah ke Bori Tallunglipu dan kota
Rantepao. Jaraknya dari kota Rantepao ± 4 km.
Buntu Kalando
Daya tarik utama:
o Meseum mini
o Tongkonan Puang Sangalla
Lokasi desa/lembang: Sangalla
Objek wisata ini adalah Tongkonan Puang Sangalla' yang telah difungsikan sebagai
museum dan home stay, terletak di Kelurahan Kaero Sangalla' 20 Km dari kota
Rantepao. Buntuk Kalando mempunyai adat "Tanado Tananan Lantangna Kaero
Tongkonan Layuk" yaitu sebagai tempat kediaman "Puang Sangalla".
Tongkonan ini dibangun bersama dengan tiga lumbung padi (Alang Sura').
Buntu Kalando sebagai Tongkonan Tananan Lantangna Kaero Tongkonan Layuk
dilengkapi dengan beraneka ragam tanduk yaitu tanduk kerbau, tanduk rusa, dan
tanduk anoa terpampang di bagian muka Tongkonan dua buah kabongo' yaitu satu
kabongo' bonga' Sura' dan satu kabongo' pudu' serta di atasnya didudukkan katik
yang menyerupai langkan maega (burung elang), perlambang kebesaran.
Sebagai museum dalam tongkonan ini dilengkapi barang-barang koleksi antara lain:
1. Alat kerajaan Sangalla'
2. Pakaian adat kebesaran
3. Barang-barang bersejarah
4. Barang-barang antik
5. Alat-alat perang
6. Alat-alat ritus
7. Alat-alat pertanian
8. Alat-alat dapur
9. Alat-alat makan
10. Alat-alat minum
11. Barang-barang berkhasiat (balo')
12. Alat-alat top seks Toraja
13. Dan lain-lain
Galugu Dua Sangkambong
Daya tarik utama:
o Tongkonan
o Pertenunan tradisional
Lokasi desa/lembang: Sa'dan Manimbong
Kambira
Daya tarik utama: Passiliran (Kuburan pada pohon hidup untuk bayi yang masih
belum tumbuh gigi). Lokasi desa/lembang: Buntu Sangalla'.
Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo kita dapat melihat mayat
yanng disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini
merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari
mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma' Nene.
Daya tarik utama lemo adalah:
o Liang Paa
o Tau-tau
o Bangunan tongkonan sasana budaya
Lokasi desa/lembang: Lemo
Berada di km 9 jurusan Makale-Rantepao masuk 600 meter. Lemo adalah salah
satu kuburan leluhur Toraja, hasil kombinasi antara ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa dengan kreasi tangan terampil Toraja pada abad XVI (dipahat) atau Liang
Paa'. Jumlah lubang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah
40 buah sebagai lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di
Desa Lemo. Diberi nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang
menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
Sejak tahun 1960, obyek wisata ini telah ramai dikunjungi oleh para wisatawan asing
dan domestik.
Pengunjung dapat pula melepaskan keinginannya dan membelanjakan dollar
atau rupiahnya pada kios-kios suvenir. Ataukah berjalan-jalan di sekitar obyek ini
menyaksikan buah-buahan pangi yang ranum kecoklatan yang siap diolah dan
dimakan sebagai makanan khas suku toraja yang disebut "Pantollo Pamarrasan".
Lo'ko Mata
Lo'Ko Mata suatu lokasi yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa mengambil
posisi di lereng gunung Sesean pada ketinggian ± 1400m di atas permukaan laut.
Suatu tempat yang sangat menawan, fantastic dan bila seseorang datang dan
menyaksikan serta merenungkan ciptaan ini rasa kangen pasti ada.
Selain itu Anda dapat menyaksikan panorama alam yang sangat indah dan
deru arus sungai di bawah kaki kuburan alam ini. Yang terletak di desa Pangden ±30
km dari kota Rantepao. Nama Lo'ko' Mata diberi kemudian oleh karena batu alam
yang dipahat ini menyerupai kepala manusia, tetapi sebenarnya Liang Lo'ko' Mata
sebelumnya bernama Dassi Dewata atau Burung Dewa, oleh karena liang ini
ditempati bertengger dan bersarang jenis-jenis burung yang indah-indah warna
bulunya, dengan suara yang mengasyikkan kadang menakutkan.
Pada abad XIV (1480) datanglah pemuda kidding yang memahat batu
raksasa ini untuk makam mertuanya yang bernama Pong Raga dan Randa Tasik (I)
selanjutnya pada abad XVI tahun 1675 lubang yang kedua dipahat oleh Kombong
dan Lembang. Dan pada abad XVII lubang yang ketiga dibuat oleh Rubak dan Datu
Bua'. Liang pahat ini tetap digunakan sampai saat ini saat kita telah memasuki abad
XX. Luas areal wisata Lo'ko' Mata ± 1 ha dan semua lubang yang ada sekitar 60
buah.
Lombok Parinding
Daya tarik utama:
o Liang lo'ko
o Erong
Lokasi desa/lembang: Bori' Parinding.
L o n d a
Daya tarik utama:
o Liang Lo'ko'
o Erong
o Tau-tau
o Kuburan tergantung
Lokasi desa/lembang: Sandan Way.
Ma'daung Tondok
Daya tarik utama:
o Patane khusus mayat bayi purba
o Liang lo'ko'
o Erong
o Panorama
o Kompleks rumah adat tradisional
Lokasi desa/lembang: Sillanan / Mebal
MISTIK!!!… Sepenggal kata yang mungkin cukup mampu mendesirkan bulu
kuduk, hal itupun tepat untuk melukiskan adat Ma'daung Tondok Sillanan yang
dalam pelaksanaannya penuh mengandung ritual-ritual mistis.
Obyek wisata Ma'daung Tondok terletak di Kecamatan Mengkendek 20 km
arah Selatan Makale, ke arah Barat, di Desa Sillanan. Obyek ini didukung oleh
obyek-obyek wisata yang sangat menarik seperti : Lo'ko'wai, To'Banga,
Pangrapasan dan Ma'dandan serta Tongkonan Karua Sillanan. Di mana masing-
masing memiliki daya tarik yang spesifik dan keunggulan tersendiri seperti :
Lo'ko'wai; di tempat ini terdapat mayat bayi yang unik dan awet (mummy) di mana
rambut, kuku, gigi serta kulitnya masih utuh meskipun umur mayat tersebut
diperkirakan sudah berkisar 4 ½ abad. Mayat tersebut disakralkan oleh masyarakat
di wilayah adat Ma'daung Tondok yang secara mitologis diyakini adalah keturunan
dewa.
Kurang lebih 400 meter terdapat kuburan manusia purba yang terdiri dari
tumpukan erong, serta beberapa liang pahat di sekitarnya. Hal lain yang bisa kita
nikmati di sektor-sektor obyek ini adalah keindahan alam. Para pengunjung masih
dapat menyaksikan pohon-pohon tropis yang terpelihara meskipun umurnya telah
tua, dan berkhasiat obat. Perkampungan tradisional yang masih asli dan unik tempat
upacara adat, suatu benteng pertahanan yang digunakan untuk memantau musuh
pada sekitar abad XVI. Benteng ini tidak pernah diterobos oleh musuh pada zaman
dahulu. Wilayah obyek wisata Ma'daung Tondok secara keseluruhan sampai saat ini
masih terpelihara dengan baik dan siap menanti kunjungan Anda.
Marante
Daya tarik utama:
o Tongkonan
o Liang Paa'
o Erong
o Tau-tau
Lokasi desa/lembang: Tondon
Museum Londorundun
Daya tarik utama:
o Rumah adat Toraja
o Museum
Lokasi desa/lembang: Tallunglipu, Bolu - Rantepao
Menurut penuturan lisan orang Toraja khususnya bagi para bangsawan
khususnya di Kecamatan Sa'dan Balusu' dan Sesean bahwa Londorundun yang
bergelar "Datu Manili", adalah seorang putri yang cantik jelita yang memiliki rambut
panjang dengan ukuran 17 depah 300 jengkal atau dalam Bahasa Toraja "Sang pitu
da'panna, Talluratu' Dangkananna". Gadis jelita ini dipersunting oleh seorang raja
dari Kabupaten Bone yang bernama "Datu Bendurana".
Bukti sejarahnya adalah sebuah buku besar yang modelnya persis dengan
sebuah kapal dikawal oleh dua batu kecil yang modelnya seperti perahu berada di
Sungai Sa'dan di desa Malango' (Rantepao) sebelah kanan jembatan Malango' yang
menurut cerita leluhur secara turun-temurun adalah kapal milik Datu Bendurana
yang datang mencari dan menyelidiki Datu Manili (Londorundun). Mereka
dipertemukan dalam jodoh dan oleh sebab itu orang Bone tidak boleh berselisih
dengan orang Toraja, karena mereka mempunyai "Basse" atau "Perjanjian". Salah
satu saudara kandung Londorundun adalah "Puang Bualolo" kawin ke wilayah
Sa'dan, dan menjadi leluhur pemilik Museum Londorundun yang terletak di Desa
Tallunglipu, kompleks Bolu-Rantepao.
Pala'tokke
Daya tarik utama: Kuburan tergantung
Lokasi desa/lembang: La'bo'
Syahdan, dahulu ada seorang pria yang memiliki kesaktian, berbekal kesaktiannya pula Pala' Tokke mulai memanjat tebing dengan cara merangkak untuk kemudian membuat lubang pada tebing yang digunakan untuk menancapkan kayu sebagai penahan erong (peti mayat purba). Atas jasanya maka daerah ini kemudian diberi nama Pala' Tokke oleh masyarakat sekitar.Berkunjung ke Pala' Tokke dapat melihat peti mati yang menyerupai sebuah rak yang digantung pada sebuah tebing gunung.
Palawa'
Daya tarik utama:
o Tongkonan
o Pengrajin tenunan tradisional
Lokasi desa/lembang: Palawa'
Penanian
Daya tarik utama:
o Tongkonan dan persawahan
o Rante dan simbuang
o Patane
o Kelelawar
Lokasi desa/lembang: Nanggala
Pongtimbang
Daya tarik utama:
o Erong
o Liang paa'
Lokasi desa/lembang: Baruppu'
Obyek wisata Pongtimbang terletak di desa Baruppu' Kecamatan Rindingallo.
Desa ini terkenal dengan penganut agama leluhur (Aluk Todolo) yang masih kental.
Jarak lokasi dari Rantepao ± 58 km.
Obyek wisata Pongtimbang adalah salah satu liang pahat yang dibuat
pertama kali oleh seorang pria bernama Pandarrak. Pongtimbang berarti sumber
menerima berkat (Pong = sumber, Timbang = menerima berkat). Di desa inilah
acara Ma'Nene' (membersihkan kuburan-kuburan leluhur) setiap 5 tahun sekali
dilakukan oleh masyarakat oleh karena masyarakat percaya bahwa membersihkan
dan mengkafani kembali mayat-mayat yang telah lapuk pembungkusnya (balunna)
adalah sesuatu yang mulia, di mana leluhur-leluhur akan senantiasa mengingat dan
memberkahi turunan dan generasinya.
Potek Tengan
Daya tarik utama: Situs purba/bersejarah
Lokasi desa/lembang: Tengan
Tak kenal maka tak sayang, sesudah dikenal bisa jatuh cinta. Sungguh jatuh
cinta pada obyek wisata Potok Tengan di Desa Tengan Kecamatan Mengkendek,
persis di bawah kaki Gunung Kandora. Obyek wisata ini memiliki suatu rahasia yang
terpendam yang pasti punya makna dan arti hidup yang sarat dengan pertanyaan.
Ya, itulah 'Batu Suci' sebagai penjelmaan dari mayat 'Puang Pindakati'
istri dari Datu Sawerigading. Permaisuri Datu Sawerigading ini dipuji-puji
masyarakatnya di masa silam sebagai 'Dewi Pelindung' (Penolong). Sebagai
penghormatan bagi Dewi Pelindung ini diadakan 'Pesta Meroek' setiap tahun.
Generasi dari Dewi Pelindung dan datu Sawerigading, mengatur
pemerintahannya dalam 3 fungsi yang disebut Tallu Borangna, yaitu pada
Tongkonan Potok Tengan, dan pemimpinnya bergelar Pattole Baine, pada
Tongkonan Garompa bergelar Masulosulo. Masing-masing dengan fungsi Pemimpin
Tertinggi (salassa'). Penerangan dan obyek wisata sekali lagi dilengkapi dengan
suatu mitos dan mungkin pasti (you believe it or not), adalah seorang yang pada
zamannya dipandang sebagai Dewa dengan gelar "Tomebanuaditoke", Tometondok
Dianginni, To turunan dibentoen, To Losson di Batara Mendemme' di
Kapadanganna, Dialah "Puang Tambora Langi" si pembawa adat Sanda Saratu
yakni 7777 pasal yang menjadi tatanan adat, ada'na sukaran aluk masyarakat
Toraja sejak leluhur hingga kini.
Sarana prasarana menuju obyek sebagian sudah baik, tetapi sebagian pula
yang masih jalan setapak model jalan kampung tempo dulu. Namun Anda tidak
merasa lelah dan tiba-tiba telah berada di puncak potok tengan, oleh karena melalui
jalan-jalan ke Potok Tengan ada kekuatan gaib yang mengantar Anda.
Ranpanan Kapa'
Ranpanan kapa' adalah upacara perkawinan secara adat di Tana Toraja, yang
dilaksanakan oleh orang-orang tua tempo dulu, dengan memenuhi beberapa
persyaratan antara lain pihak laki-laki wajib menyerahkan mas kawin berupa "kaleke'
dan pangan". Tetapi untuk zaman di alam modern ini, pihak laki-laki dan pihak
perempuan sama-sama membiayai pesta pernikahan (toleransi atau patungan) juga
pakaian pengantin telah dimodifikasi.
Ranta Tendan
Ranta Tendan adalah pusaka leluhur Puang Balusu dan keluarga-keluarga
lainnya, yang digunakan untuk acara upacara Rambu Solo' (Ma'palao). Di Rante
Tendan ini kita dapat menyaksikan hadirnya puluhan dari ratusan "Simbuang Batu"
sebagai pertanda , bahwa upacara Ma'palo sudah banyak kali diadakan, digunakan
sejak abad X pada zaman hidupnya Puang Takke Buku. Jarak Rante Tendan dari
kota Rantepao ± 15 km.
S u a y a
Daya tarik utama:
o Erong
o Liang Paa'
o Tau-tau
Lokasi desa/lembang: Kaero
Tampangallo
Daya tarik utama:
o Liang lo'ko'
o Erong
o Tau-tau
Lokasi desa/lembang: Kaero
Tilangga’
Daya tarik utama: Kolam alam untuk rekreasi tirta
Lokasi desa/lembang: Sarira
Tilangga' sebagai obyek wisata pemandian alam, jaraknya ± 12 km dari kota
Rantepao, arah selatan.Bila pengunjung ingin melemaskan otot-otot dan urat-urat
yang penat sepanjang hari berkeliling ke objek-objek wisata, jangan lupa mandi di
kolam air dingin Tilangga'. Airnya sangat jernih, dingin, sejuk dan tidak pernah
kering. Dan Anda juga dapat menyaksikan ikan-ikan berwarna bersama belut-belut
dalam kolam pemandian ini yang santai, tanpa merasa terusik. Pada saat ini air
yang mengalir dari obyek wisata ini digunakan untuk air PAM bagi masyarakat kota
Makale dan sekitarnya.
Tiro Tasik
Tiro : melihat/memandang
Tasik : laut lepas
Tiro Tasik adalah salah satu obyek wisata di mana Anda dapat menikmati laut
lepas Teluk Bone. Sungguh suatu mujizat yang besar bahwa Tiro Tasik berada di
tengah-tengah pegunungan, tetapi secara penglihatan dapat sangat dekat dengan
laut. Juga pemandangan alamnya yang indah menawan dan hawanya yang sejuk.
Tiro Tasik pada zaman dahulu dijadikan benteng pertahanan masyarakat distrik
Sa'dan Matallo. Tiro Tasik adalah tanah milik Tongkonan Buntu Busia dan Sellak.
Apabila Anda berada pada lokasi ini sejauh mata memandang arah sebelah
timur Anda menyaksikan Teluk Bone dengan perahu-perahu layarnya yang pantang
surut sekali terkembang. Arah Selatan dengan pemandangan sebagian alam Toraja
yang indah permai berhiaskan lembah, bukit, dan sawah-sawah tersusun rapi secara
alamiah. Arah Barat Anda dapat melihat Gunung Sesean yang menjulang tinggi
dengan batu cadasnya yang diselingi pohon-pohon arabica. Arah Utara Anda dapat
menyaksikan lebatnya hutan-hutan lindung yang ditumbuhi bermacam-macam jenis
pohon tropis. Sepanjang jalan ke arah obyek wisata Tiro Tasik tak jemu-jemunya
menyaksikan ciptaan-ciptaan leluhur yang antik dan bergengsi. Yakni perumahan
adat milik masyarakat antara lain : Tongkonan Rea, Belo Sa'dan, Tammuan Allo'
Buntu Lobo', Pambalan, Pantu dan Belo Bua', dengan wanita-wanitanya yang
sedang mengayunkan "Balida"nya (alat tenun tradisional), untuk menenun kain-kain
tradisional yang cantik dengan nama tenunan Paruki' (Tenun Ukir). Dan bila Anda
merasa haus silakan mencicipi sang suke Tuak mammi'na To Sa'dan dengan nama
"Tuak Sissing Beang" yang sangat harum aromanya dan membuat si peminum
bertambah semangat.
To'barana
Daya tarik utama:
o Pertenunan tradisonal
o Panorama tepi sungai
Lokasi desa/lembang: Sa'dan Malimbong
To' Puang-Batualu
Perkampungan pertama (Pa'tondokan Garonto) "Puang Pangonggang" dan dua
orang seperangkatannya bernama Bongi dan Paliun. Mereka adalah orang pertama
(Pong Mula Tau) yang dikenal dengan nama "Tana' Tau Tallu" yang kelak Tana' Tau
Tallu ini berpindah ke Selatan Rante Alang yang disebut Batualu (Padang di
Batualu) di mana lokasi To'Puang ini terletak. Lokasi ini diberi nama To'Puang
setelah dihuni (natorroi) anak dewa dari gunung Sinaji suatu tempat ketinggian
sebelah selatan Batualu.
Berlarut dalam situasi sedemikian ini oleh keluarga dari leluhur Toma'tau
Tallu' di mana Pagonggang memegang tampuk kekuasaan (Puang Pagonggang)
sebagai pengatur segala sesuatu di daerah yang dihuni (di daerah Batualu), namun
seperangkatannya (Bongi/Paliun) tetap memegang teguh dan utuh memimpin
daerah kekuasaannya masing-masing, yang tersimpul dalam idiom Toraja (Kada
Bola'na Toraya) dari ketiga seperangkatan, dengan semboyan masing-masing pihak
sebagai berikut :
Semboyan Puang Pagonggang berbunyi: Tomamma' Penamile, Tomatindo
Balian, Todiku Lambu Taruno, artinya bahwa Puang Pagonggang adalah pengambil
inisiatif dan tidak untuk kepentingannya sendiri, tapi demi ketentraman/kemajuan
masyarakat yang ada pada zaman itu.
Semboyan Bongi berbunyi : Toma' Peniro Sumalunna Lombok artinya bahwa
bongi merupakan pasukan tentara untuk keamanan/ketentraman masyarakat.
Semboyan Paliun berbunyi: Peso paele Pupakan dengan pengertian bahwa
Paliun sebagai pengatur, pelaksana dan perencana.
Pada zaman pemerintahan Belanda, Puang Pong Tambing keturunan Puang
Pagonggang memangku rangkap jabatan yakni pemangku adat (To Parengnge) dan
kepala Pemerintahan (kepala Bua') di masyarakat Batualu. Tampuk kepengurusan
Mustika sakti Puang parranan dalam tangan puang Pong Tambing (Kepala Bua)
bersama pemimpin seperangkatannya Bongi dan Paliun. Sebab itu kepala Bua'
dijabat Puang So'Nura' dengan gelar Puang Batualu kemudian pemangku adat
dijabat Puang Londong Allo. Dari Toma'tan tallu (Pong Mula Tau) mulai dari
angkatan pertama sampai angkatan So'Mule (Perenge' Tongkonan Dua), Tanete,
terasa baik dan terwujud hikmat sehingga lokasi To'Puang dan daerah sekitar
To'Puang juga memiliki mitos yang spesifik dapat dijadikan suatu objek potensial
untuk berwisata.