BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian urbanisasi sudah umum diketahui oleh mereka yang banyak bergelut di bidang
kependudukan, khususnya mobilitas penduduk. Namun demikian, mereka yang awam dengan
ilmu kependudukan sering kali kurang tepat dalam memakai istilah tersebut. Dalam
pengertian yang sesungguhnya, urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan. Sedangkan mereka yang awam dengan ilmu kependudukan seringkali
mendefinisikan urbanisasi sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Padahal
perpindahan penduduk dari desa ke kota hanya salah satu penyebab proses urbanisasi, di
samping penyebab-penyebab lain seperti pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan,
perluasan wilayah, maupun perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah
perkotaan, dan semacamnya itu.
Proses urbanisasi sangat terkait mobilitas maupun migrasi penduduk. Ada sedikit perbedaan
antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai
perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat
menetap di daerah yang baru. Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai perpindahan
penduduk yang melewati batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di
daerah yang baru tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada sampai saat
ini baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan data mobilitas penduduk. Di samping
itu, data migrasi pun baru mencakup batasan daerah tingkat I. Dengan demikian, seseorang
dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi tempat tinggal orang tersebut
sekarang ini, berbeda dengan propinsi dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu
seseorang dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal sekarang berbeda
dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun yang lalu.
Oleh karena itu, pemerintah di samping mengembangkan kebijaksanaan pengarahan
persebaran dan mobilitas penduduk, termasuk di dalamnya urbanisasi, juga berkewajiban
menyempurnakan sistem pencatatan mobilitas dan migrasi penduduk agar kondisi data yang
ada lebih sesuai kondisi di lapangan. Terutama bila diperlukan untuk perumusan suatu
kebijakan kependudukan.*)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
(Soekanto,1969:123 ).Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata
antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya
salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni:
Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara
atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang
biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media
massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau
faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian
atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya
dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke
perkotaan.
Menurut laporan State of World Population, pada 2008, sekitar 3,3 miliar warga dunia
menjadi bagian dalam proses urbanisasi, atau lebih dari separuh penduduk dunia. Angka itu
diperkirakan akan menjadi lima miliar pada 2030 berdasarkan perkiraan Badan PBB yang
mengurusi kependudukan (UNFPA). Laporan tahunan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB
untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP) juga menunjukkan, urbanisasi di kawasan Asia Pasifik
mencapai tingkat tertinggi di dunia. Khususnya Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Masalah
urbanisasi di Asia Pasifik didorong oleh fakta bahwa kemajuan ekonomi umumnya terjadi di
kota, sementara aspek pertanian di perdesaan tidak tergarap secara optimal.
Di Indonesia, berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) urbanisasi akan mencapai 68
persen pada 2025. Proyeksi itu mengacu kepada perbedaan laju pertumbuhan penduduk
daerah perkotaan dan daerah perdesaan (urban rural growth difference/URGD). Dalam data
itu terlihat, provinsi di Pulau Jawa dan Bali, tingkat urbanisasinya lebih tinggi dariIndonesia
secara total. Bahkan, tingkat urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada 2025 sudah di atas
delapan puluh persen, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten.
Secara teori, urbanisasi memang merupakan isu yang multisektor dan kompleks. Dari
aspek demografi, urbanisasi merupakan suatu proses adanya perubahan persebaran penduduk
di suatu wilayah. Hal ini menimbulkan dampak adanya kepadatan penduduk, yang
berimplikasi kepada masalah-masalah kesehatan. Secara ekonomi, urbanisasi terlihat dari
adanya perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Dalam pengertian sosiologi,
terlihat adanya perubahan sikap hidup dari perdesaan menuju sikap hidup orang kota.**)
2. Latar Belakang Timbulnya Urbanisasi
Latar belakang terjadinya urbanisasi pada negara indusrti maju dengan negara yang
berkembang mempunyai beberapa perbedaan yang terdiri dari:
Negara Industri Maju
1. pada negara industri maju, urbanisasi dimulai sejak industrialisasi, jadi industri
merupakan titik tolak terjadinya urbanisasi
2. penduduk kota meningkat lebih lambat dibandungkan di negara berkembang
3. pertumbuhan kota relatif lebih imbang (perbedaan tidak besar)
“proses urbanisasi merupakan proses ekonomi”
Negara Sedang Berkembang
1. urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan
titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)
2. penduduk kota meningkat cepat
3. urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses
urbanisasinya, adanya konsep “Primate City”
“proses urbanisasi bersifat demografi”
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi di negara berkembang
terjadi terlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada
kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya
industri (dibangunnya daerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran
Jakarta dibangun beberapa daerah industri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan
kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut
sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa
urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri menjadi kurang tepat karena
sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.
3. Urbanisasi Industri
Selain itu telah disebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah
penduduk kota, dalam buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN
Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:
1. gejala alami, yaitu kelahiran
2. masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari
daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi
(rural-urban, urban-urban)
Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponen
tersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun
perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.
Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau
sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-
faktor penarik daerah kota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa
bahwa kota dapat memberikan lapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah
yang besar. Namun dalam kenyataannya sebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini
adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki,
sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa atau daerah mereka untuk pindah
ke kota.
Selain itu banyak juga para ahli ekonomi yang berpendapat bahwa urbanisasi
merupakan suatu syarat utama bagi perkembangan ekonomi. Hal ini karena biasanya yang
melakukan migrasi adalah orang-orang muda yang mempunyai kemauan yang keras demi
kemajuan hidupnya, pada akhirnya timbul suatu proses industrialisasi yang akan
memberikan kesempatan kerja yang banyak bagi para pendatang baru. Hal ini berbeda
situasinya dengan Indonesia, karena arus urbanisasi di Indoensia tidak seimbang dengan
adalanya perluasan kesempatan kerja di kota-kota baik di sektor industri maupun di sektor
jasa atau kesempatan membuka usaha sendiri.
Secara terperinci faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor
utama yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua
faktor penyebab adanya urbanisasi yaitu:
(diambil dari buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek oleh BN Marbun)
faktor penarik (pull factors)
orang desa tertarik ke kota adalah suatu yang lumrah yang sebab-sebabnya bagi
individu atau kelompok mungkin berbeda satu sama lain dilihat dari kepentingan
individu tadi. Beberapa alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya
adalah:
1. melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang
2. pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau
mudahnya membuka usaha kecil-kecilan
3. tingkat upah di kota yang lebih tinggi
4. keamanan di kota lebih terjamin
5. hiburan lebih banyak
6. kebebasan pribadi lebih luas
7. adat atau agama lebih longgar
Faktor pendorong (Push factors)
Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa
umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong
tumbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:
1. keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis
2. keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi
3. lapangan kerja yang hampir tidak ada
4. pendapatan yang rendah
5. keamanan yang kurang
6. adat istiadat yang ketat
7. kurang fasilitas pendidikan
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi
yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu
disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi
adalah karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan
terdapat terlalu banyak orang. Berbeda dengan jaman sebelum terjadinya
industrialisasi, pada jaman tersebut proses timbulnya kota-kota di negara-negara
wilayah Asia dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. ekologi: adanya lingkungan alamiah yang menguntungkan dapat memperngaruhi
tumbuhnya suatu kota
2. teknologi: adanya perkembangan teknologi sesuai kemajuan jaman
3. organisasi sosial: ditandai dengan adanya pembagian kerja
Sedangkan faktor penggerak terjadinya urbanisasi sebelum industrialisasi adalah:
1. lembaga militer
2. agama, penyebaran dan misi agama
3. politik
4. DAMPAK YANG DITIMBULKAN URBANISASI
Pertambahan penduduk kota yang berlebihan dan tak terduga akan menjadi beban kota.
Dan perpindahan ini akan menjadi masalah ketika perpindahan tersebut menimbulkan
masalah sosial baik bagi penduduk kota yang didatangi maupun bagi si pendatang atau
secara luas bagi negara. Tetapi kota yang statis dan jumlah pertambahan penduduk kota
yang tidak mampu mengisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang deras
arusnya, juga akan kurang menguntungkan perkembangan dan pertumbuhan kota itu
sendiri.
Kenaikan proporsi penduduk yang tinggal di kota mengakibatkan timbulnya pengaruh
baik yang positif maupun yang negatif bagi kota maupun bagi desa. Dalam buku BN
Marbun, disebutkan dampak tersebut adalah sebagai berikut:
dampak positif
Pandangan yang positif terhadap urbanisasi, melihat urbanisasi sebagai usaha
pembangunan yang menyeluruh, tidak terbatas dalam pagar administrasi kota. Selain
itu kota dianggap sebagai “agen modernisasi dan perubahan”. Mereka melihat kota
sebagai suatu tempat pemusatan modal, keahlian, daya kreasi dan segala macam
fasilitas yang mutlak diperlukan bagi pembangunan.
Tanggapan lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana
pertumbuhan dan keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di dunia
lainnya bias tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi
Di samping itu, ada suatu kelompok yang tergolong dalam Group Optimistik (disadur
dari bahan kuliah Teori Perencanaan permukiman 2) yang berpendapat bahwa proses
urbanisasi hanyalah suatu fenomena temporer yang tidak menghambat pembangunan.
Dan menekankan bahwa kota merupakan suatu “leading sector” dalam perubahan
ekonomi, sosial dan politik. Urbansiasi merupakan variable independen yang
memajukan pembangunan ekonomi.
Dampak negatif
Tanggapan negatif terhadap urbanisasi adalah karena adanya akibat buruk yang
timbul karena adanya urbansiasi. Beberapa akibat dari urbansiasi yang tidak
terkendali adalah:
a. masalah rumah dan tempat tinggal
pada negara berkembang, kota-kotanya tdiak siap dalam menyediakan perumahan
yang layak bagi seluruh populasinya. Apalagi para migran tersebut kebanyakan
adalah kaum miskin yang tidak mampu untuk membangun atau membeli
perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya timbul perkampungan
kumuh dan liar di tanah-tanah pemerintah.
b. masalah pedagang kaki lima
c. masalah gelandangan
d. masalah pengangguran yang meningkat
e. masalah transportasi
f. masalah ekologi
Arus urbansiasi yang tidak terkendali ini dianggap merusak strategi rencana
pembangunan kota dan menghisap fasilitas perkotaan di luar kemampuan pengendalian
pemerintah kota. Beebrapa akibat negatif tersebut akan meningkat pada masalah
kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat kesejahteraan.
Dampak negatif lainnnya adalah terjadinya “overurbanisasi” yaitu dimana prosentase
penduduk kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi
negara. Selain itu juga dapat terjadi “underruralisasi” yaitu jumlah penduduk di
pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara produksi yang ada. (diambil dari buku Kota di
Dunia Ketiga, PJM Nas)
Pada dampak negatif ini, diuraikan oleh pendapat Group Pesimistik. Kelompok ini
berpendapat bahwa kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki
urban. Hal ini menimbulkan terjadinya pengangguran dan underemployment. Kota
dipandang sebagai inefisien dan artificial proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga
urbanisasi merupakan variable dependen terhadap pertumbuhan ekonomi. (disadur dari
Kuliah Teori Perencanaan Permukiman 2).
5. PEMECAHAN MASALAH URBANISASI
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi
kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun program-program yang
dikembangkan diantaranya:
intensifikasi pertanian
mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran,
yaitu program Keluarga Berencana
memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan
program pelaksanaan transmigrasi
memperluas dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota
penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah
pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa
perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti
reformasi tanah
(diambil dari buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan prospek, BN Marbun, dan Housing in Third World Countries, HS Murison-JP lea)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep urbanisasi mencakup diantaranya:
1. urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota
2. perpindahan penduduk/ migrasi dari desa ke kota
3. kenaikan prosentase penduduk kota
Urbanisasi tidak sama dengan pertumbuhan suatu kota karena urbanisasi merupakan
pertumbuhan dari desa menjadi kota.
Urbanisasi yang berlebihan dan tidak terkendali dapat mempengaruhi perkembangan suatu
kota, hal ini menimbulkan berbagai dampak diantaranya dampak negatif dan dampak
positifnya. Segala dampak positif ini dapat menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi
kota. Sedangkan dampak negatifnya dapat dipecahkan sebagian kecil dengan adanya program
dan kebijakan dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://robbyalexandersirait.wordpress.com/2007/10/05/urbanisasi-mobilitas-dan-perkembangan-perkotaan-di-indonesia/
(* Prijono Tjiptoherijanto, Guru Besar Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia)
(**sumber : Opini Pikiran Rakyat 08 April 2010)
http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/artikel/133-urbanisasi-dan-kemiskinan-kota.html
Widyati, Ari Purwantiasning, Urbanisasi Sebagai Salah Satu Proses Pengkotaan, 2005 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Makalah perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan
Top Related