Download - LOMBOK TURES MALIQplan-international.or.id/uploads/4/2019-08/revisi_opsi_01_lowres_lerp... · Lombok Bangkit Kembali. Hal-hal buruk terjadi di dunia, seperti perang, bencana alam,

Lombok tures maliq / 1

LOMBOK TURES MALIQ

Lombok Bangkit Kembali

Hal-hal buruk terjadi di dunia,seperti perang, bencana alam, penyakit.

Tetapi dalam situasi tersebutselalu muncul kisah-kisah orang biasa

yang melakukan hal-hal luar biasa.

~ Daryn Kagan

LOMBOK TURES MALIQ

Lombok Bangkit Kembali


Foto:Kahfy Yudha Wiansyah Agus Haru Bronto Sumaryanto Frandy Aditya Wahyudi TanjungNasrus SyukroniRambu FredrikaRirin IrlyanaMulyadiHerlina Susana Boling Nurahman

Teks:Zulmahmudi

Penyunting Ahli:Linda Sukandar, Nasrus Syukroni, Nadira Irdiana, Wahyu Kuncoro,Sigit Wacana, Saneri, dan Raisha Fatya

Penyunting Bahasa:Ciptanti Putri

Desain & Perwajahan:Martin Dima

Yayasan Plan International IndonesiaGedung Menara Duta Lantai II Wing D,Jln. HR. Rasuna Said Kav. B-9,Jakarta Selatan 12910, IndonesiaTelp.: (+6221) 522-9566www.plan-international.or.id

Hak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan naskah initanpa izin dari Yayasan Plan International Indonesia

TIM BUKU


DAFTAR ISI

Tim Buku 6

Daftar isi 7

Respons Kedaruratan Gempa Lombok 8

Tentang LERP 10

Sambutan Ketua Dewan Pengurus YPII 12

Sambutan Kepala BAPPEDA Provinsi NTB 13

Bab 1: Bantuan Non-Pangan 14

Bab 2: Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat 38

Bab 3: Pendidikan dalam Situasi Darurat 64

Bab 4: Air Bersih, Sanitasi, dan Higiene 80


RANGKAIAN GEMPA LOMBOK:6,4 Magnitudo29 Juli 2018

7,0 Magnitudo05 Agustus 2018



RESPONS KEDARURATANGEMPA

LOMBOKNUSA TENGGARA BARATPeriode: 29 Juli – 10 Januari 2018

6.899KeluargaAnak PerempuanAnak Laki-lakiPerempuan DewasaLaki-laki DewasaLaki-lakidengan DisabilitasPerempuandengan Disabilitas

7.5827.1458.692

13.10373

58

PENERIMA MANFAAT: DAMPAK GEMPA:

358.029Pengungsi

Meninggal DuniaRumah RusakBangunan SekolahRusak

564149.715

1.171

Pendanaan yang

Terkonfirmasi dan Sumber-sumbernya

SHELTER CHILD PROTECTION EDUCATION WASH

0% 20% 40% 60% 80% 100%

48% 15% 35% 2%

Lombok (Earthquake Affected Area)

Yayasan Plan International Indonesia (Country Office)


Respons YPII: Lombok TimurRespons YPII: Kota Mataram

Koordinasi Klaster; Pengungsian & Perlindungan, Pendidikan, Air Bersih, Sanitasi, dan Promosi Kesehatan & Kelompok Kerja Program Bantuan Tunai

337 Paket Hunian Sementara terdistribusi

1.500 Lampu Tenaga Surya terdistribusi

Memfasilitasi akses air bersih terutama untuk anak perempuan dan laki-laki

3 Ruang Ramah Anak (RRA) didirikan di Kecamatan Batu Layar (Desa Penyangget, Batu Layar Utara, Kerandangan)

30 Relawan Ruang Ramah Anak (RRA) dilatih tentang dukungan psikososial, dan manajemen CFS

2 Sekolah Dasar mendapatkan dukungan untuk membangun Ruang Belajar Sementara (SDN 2 Gunung Sari, SDN 2 Gelangsar)

5 Guru telah dilatih untuk Pendidikan Anak dalam Situasi Darurat

277 Paket Perlengkapan Sekolah terdistribusi di2 Sekolah Dasar(124 Laki-laki dan 153 Perempuan)

Respons YPII: Lombok Utara

2.000 Lampu tenaga surya terdistribusi

1.894 Paket Perlengkapan Pribadi (Dignity Kit) terdistribusi menggunakan Program Bantuan Tunai

1.899 Peralatan Tukang Dasar terdistribusi menggunakan Program Bantuan Tunai

Koordinasi Klaster, Pengungsian & Perlindungan, Pendidikan, Air Bersih, Sanitasi dan Promosi Kesehatan & Kelompok Kerja Program Bantuan Tunai

6.013 Paket Hunian Sementara terdistribusi

6 Ruang Ramah Anak didirikan di 6 Desa (Lolok Aur, Montong Kemuning, Lenggorong, Lendang Gagak, Lendang Cempaka, & Batu Rakit)

47 Relawan Ruang Ramah Anak (RRA) dilatih tentang dukungan psikososial dan manajemen RRA

1.881 Paket Perlengkapan Sekolah terdistribusi ke 14 Sekolah (933 Anak Laki-laki dan 948 Anak Perempuan)

4 Sekolah Dasar mendapatkan dukungan untuk membangun Ruang Belajar Sementara (SDN 4 Senaru, SDN 1 Loloan, SDN 1 Ganggelang, SDN 2 Rempek)

32 Guru telah dilatih tentang Pendidikan Anak dalam Situasi Darurat

Memfasilitasi akses air bersih terutama untuk anak perempuan dan laki-laki

1.500 Saringan air terdistribusi

100 Paket Hunian Sementara terdistribusi50 Paket Hunian Sementara Terdistribusi

@PlanIndonesia @PlanIndonesia @planindonesia

Respons YPII: Lombok Barat


Lombok Earthquake Response Project merupakan proyek dukungan kemanusiaan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) yang bekerja sama dengan mitra pemerintah dan non-pemerintah untuk para penyintas bencana gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Proyek ini dilaksanakan dari 21 Agustus 2018 – 21 Maret 2019, dengan fokus pada dukungan kemanusiaan non-pangan, perlindungan anak dalam situasi darurat, pendidikan dalam situasi darurat, serta dukungan air bersih dan sanitasi.

Distribusi Bantuan Non-Pangan: dukungan hunian darurat sementara untuk keluarga terdampak, terutama rumah yang rusak sedang dan rusak berat. Bentuk dukungan kemanusiaan ini berupa penyediaan “emergency shelter kits” di mana setiap Kepala Keluarga (KK) menerima 2 buah terpal 4 x 6 m, 2 buah tikar, 4 buah selimut, dan 2 rol tali tambang.

Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat: dukungan untuk memastikan anak perempuan dan anak laki-laki memiliki akses ke layanan perlindungan anak yang

TENTANG LERP


Air Bersih dan Sanitasi dalam Situasi Darurat: dukungan untuk mengurangi transmisi penyakit berbasis lingkungan melalui promosi hidup bersih dan sehat yang biasa dialami oleh remaja perempuan dan anak perempuan. Kegiatan yang dilakukan adalah promosi hidup bersih dan sehat untuk 3.000 KK, pembagian paket kebersihan diri untuk 3.000 KK, dan distribusi perlengkapan keperluan pribadi melalui bantuan non-tunai untuk 1.899 KK.

berkualitas, tepat waktu, dan sensitif gender. Dilakukan dengan 2 mitra lokal, YAKKUM Emergency Unit dan Yayasan GAGAS, dua kegiatan besar dilaksanakan yaitu membangun mekanisme perlindungan anak di tingkat desa dengan membentuk Lembaga Perlindungan Anak Desa (LPAD) dan Ruang Ramah Anak (RRA) yang melibatkan anak perempuan dan anak laki-laki. Di RRA mereka bermain dan belajar dengan kurikulum yang terstruktur dan dipandu oleh pendamping anak yang terlatih. Ada 9 RRA yang difasilitasi YPII dan mitranya, tersebar di Lombok Barat (3 RRA) dan Lombok Utara (6 RRA).

Pendidikan Anak dalam Situasi Darurat: dukungan untuk meningkatkan akses ke pendidikan formal yang berkualitas pada situasi darurat. Bermitra dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lain seperti Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik, YPII melakukan pelatihan terhadap guru-guru dari satuan pendidikan yang terdampak. YPII juga memfasilitasi pembangunan 6 sekolah darurat di Lombok Utara dan Lombok Barat serta mendistribusikan 2.400 perlengkapan sekolah untuk2.400 anak.


SAMBUTAN

Pada 29 Juli sampai 19 Agustus 2018, lebih dari 358.029 individu kehilangan tempat tinggal karena gempa bumi yang terjadi bertubi-tubi. Ratusan nyawa terenggut, 149.715 rumah rusak, warga yang terdampak menjadi penyintas.

Ketika masyarakat bersatu untuk bangkit di tengah gempa susulan yang kerap terjadi di satu bulan pertama, Yayasan Plan International Indonesia merangkul dan membantu masyarakat terdampak yang membutuhkan. Selama enam bulan, kami membantu mereka untuk bertahan, dan menata kehidupan yang baru.

Yayasan Plan International Indonesia sebagai lembaga kemanusiaan yang fokus pada pemenuhan hak anak, terutama anak dan kaum muda perempuan, mendistribusikan bantuan non-pangan untuk membantu setidaknya puluhan ribu warga yang terdampak. Program bantuan kemanusiaan

lainnya juga dilaksanakan, seperti pendampingan psikososial untuk anak, pembangunan ruang kelas sementara, pengadaan sarana filter air dan fasilitas sanitasi, dan pemenuhan kebutuhan pribadi (dignity kit). Dalam pelaksanaannya di lapangan, Yayasan Plan International Indonesia bekerja sama dengan YAKKUM Emergency Unit dan Yayasan GAGAS sebagai mitra kerja. Yayasan Plan International Indonesia juga memberdayakan kaum muda untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam proyek pemulihan Lombok.

Banyak pelajaran yang dipetik dari peristiwa gempa yang terjadi di bulan Juli-Agustus 2018. Kesiapsiagaan meghadapi bencana adalah salah satu kata kuncinya. Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah semua pihak, baik pemerintah, institusi, dan masyarakat yang tinggal di negeri dengan banyak potensi bencana ini.

Dini Widiastuti Ketua Dewan PengurusYayasan Plan International Indonesia


Tim Emergency Response Yayasan Plan International Indonesia senantiasa cepat dan tanggap dalam membantu Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok, bahkan sejak melakukan Kaji Kebutuhan Cepat. Saat itu, walaupun gempa susulan masih datang, bahkan saat gempa bumi 7.0 SR melanda, Yayasan Plan International Indonesia telah membawa paket naungan sementara (Shelter Kit) untuk membantu warga yang terdampak bencana agar memiliki tempat tinggal sementara. Sambutan hangat kami berikan kepada Yayasan Plan International Indonesia, juga kami berikan dukungan kami kepada Yayasan Plan International Indonesia dalam penyimpanan sementara barang bantuan di kantor Bappeda dan melakukan distribusi kepada warga yang terdampak.

Bappeda dan Yayasan Plan International Indonesia berintegrasi untuk membantu para korban yang membutuhkan tempat tinggal darurat. Kami sadar, karena guncangan gempa bumi yang berkali-kali terjadi, membuat kami harus cepat dan cekatan dalam mengkaji dan mendistribusikan kebutuhan darurat ini.

Selain pendistribusian keperluan darurat, Bappeda dan Yayasan Plan International Indonesia senantiasa menyusun rencana-rencana pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Yayasan Plan International Indonesia juga memerhatikan kondisi psikososial anak-anak pasca–gempa bumi. Kami berkomitmen untuk terus memberikan bantuan dan dukungan dalam proses pemulihan, yang mungkin akan berlangsung bertahun-tahun.

Ir. Ridwan Syah, M.Sc, MM, MTP. Kepala BAPPEDA Prov. NTB

SAMBUTAN


BANTUAN NON-PANGAN

B A B

1

Di saat rumah runtuh, warga tak lagi punyatempat bernaung. Terpal, tikar, dan selimut

adalah hal-hal yang mereka butuh.

Berkontribusi untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sesuai dan tepat waktudengan kebutuhan warga yang terdampak

adalah komitmen yang kami upayakan dan penuhi.Seiring dengan berbagai proyek pemulihan,

mendengar dan menerima masukan dari warga tentang apa yang mereka butuhkan menjadi

acuan Yayasan Plan International Indonesia dalam memberikan bantuan, termasuk bantuan Keperluan Pribadi (Dignity Kit) dan Peralatan Tukang Dasar.


Langit Batas

Kehidupan dimulai,

ketika kita berada

pada titik terendah.

Ketika kita berusaha,

tetapi tidak di sana

semesta menyaksikan.

Kadang hari memudar warna,

menari-nari sajak kesedihan,

bisikan lirih yang

tidak semua dapat mendengar.

Coba sekali dengarkan,

di tengah gegap kota,

atau coba sekali hirup semilirnya,

akrablah sesekali

dengan penderitaan.


Di dalam hunian darurat sementara ini, semua aktivitas harian mereka diawali dan diakhiri. Berbekal tulangan dari bambu, terpal, tikar, selimut, dan tali tambang, hunian ini adalah perlindungan mereka dari kondisi yang serba terbatas.


Sinar mata itu kini kembali teduh bercahaya

Penuh harap dan kebahagiaan

Ah, andai semua itu hanya mimpi

tapi sudahlah, tak ada yang perlu disesali

Kita, kami, dan mereka, pasti bangkit.


MARNIKetika gempa terjadi, Marni (23 tahun) yang memiliki satu anak ini sempat berlari ke halaman untuk menyelamatkan diri. Gempa telah meratakan rumahnya yang terletak di Kabupaten Lombok Utara. Karena tidak punya tempat bernaung, di awal-awal minggu setelah gempa ia dan keluarganya untuk sementara tinggal di rumah sanak keluarga lainnya.


Kini hari-hari Marni diisi dengan kesibukan baru. Ia dan keluarga berusaha untuk bangkit dengan berjualan. Dua lembar terpal berukuran 4 x 6 meter bantuan YPII yang sebelumnya digunakan untuk naungan darurat, ia jadikan atap penutup warungnya. Di warung inilah Marni menjual berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari sembako, minuman ringan, hingga aneka kudapan bagi anak-anak.

Marni sudah mulai membangun hunian sementara dari sisa reruntuhan rumahnya. Peralatan tukang dasar yang diterima keluarganya dari YPII amat bermanfaat untuk membangun kembali rumahnya dari sisa-sisa puing.


SANISebuah wihara yang berada di Kabupaten Lombok Utara, menjadi tempat pengungsian bagi Sani (30 tahun) dan keluarganya ketika gempa terjadi. Beruntung, seluruh keluarga selamat. Sani adalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan suami yang berprofesi sebagai tukang.

Gempa juga telah membuat rumah Sani rata dengan tanah. Untungnya, ia menerima bantuan dari YPII berupa peralatan hunian sehingga keluarganya memiliki tempat bernaung.


BANTUAN NON-TUNAIPERLENGKAPANKEPERLUAN PRIBADI


Bantuan non-tunai memberdayakan masyarakat yang terdampak; mereka dilibatkan untuk pemenuhan kebutuhannya dalam masa pemulihan paska bencana dengan menggunakan sumber daya lokal yang tersedia. Ini kali pertama Yayasan Plan International Indonesia mengimplementasikan bantuan non-tunai dengan mekanisme voucher. Voucher diberikan kepada 1.899 keluarga penyintas gempa di Desa Bentek, Kabupaten Lombok Utara, dan ditukarkan dengan perlengkapan keperluan pribadi dan peralatan tukang dasar.


Setiap kali kiriman bantuan datang,

tak sabar mereka menunggu.

Hanya itulah harapan mereka saat itu,

apalagi dalam kondisi ketidakpastian cukup panjang.


Bantuan ini menjadi bagian dari upaya Yayasan Plan International Indonesia dan mitra kerja YAKKUM Emergency Unit (YEU) dan Yayasan Galang Anak Semesta (GAGAS) untuk menanggapi kebutuhan kemanusiaan dari masyarakat yang terdampak, terutama anak perempuan dan laki-laki. Bantuan yang diberikan juga menjangkau kelompok-kelompok yang paling rentan, di antaranya 24 laki-laki dengan disabilitas dan 23 perempuan dengan disabilitas. Yayasan Plan International Indonesia melakukan analisis, kaji kebutuhan, dan penilaian dalam merancang program bantuan non-tunai ini. Hasil temuan mengungkapkan bahwa perlengkapan keperluan pribadi dan peralatan tukang dasar merupakan kebutuhan yang perlu segera dipenuhi.


PERALATAN TUKANG DASAR

BANTUAN NON-TUNAIKami memberdayakan pedagang lokal untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dan bisa diperoleh masyarakat sesuai kebutuhan, sehingga mendukung perekonomian penduduk setempat. Voucher keperluan pribadi dapat ditukar dengan paket untuk kebutuhan pribadi anak perempuan dan laki-laki seperti handuk, pakaian, dan pakaian dalam. Voucher peralatan tukang dasar dapat ditukar dengan cangkul, linggis, palu, dan obeng. Pada hari yang ditentukan, para pedagang datang ke tempat yang ditunjuk dan mendirikan kios. Bekerja sama dengan relawan lokal yang kebanyakan kaum muda, kami juga meminta saran dan masukan mengenai program. Mendengarkan suara masyarakat terdampak melalui mekanisme pemberian saran dan masukan merupakan salah satu komitmen YPII untuk menjaga akuntabilitas dan peningkatan pelayanan dalam respons bencana. Dengan de-mikian hak masyarakat terdampak untuk mendapatkan kebutuhan dalam situasi kritis, terutama untuk anak-anak, anak perempuan, dan perempuan muda, tetap terpenuhi dan terlindungi.


“Shelter” bukanlah sekadar sebuah hunian, namun juga merupakan sebuah proses. “Shelter” adalah suatu tempat atau proses yang menyediakan rasa aman dan nyaman yang bermartabat, serta memberikan perlindungan dari pengaruh buruk seperti cuaca, penyakit, kekerasan, kejahatan, dan bahaya lainnya.


PERLINDUNGAN ANAK DALAM

SITUASI DARURAT

B A B

2

Anak dan kaum muda, terutama perempuan, selalu menjadi bagian kelompok yang paling rentan terhadap segala bentuk kekerasan. Dalam situasi bencana, kerentanan dan risikonya

bisa makin tinggi bagi anak dan kaum muda, terutama perempuan. Padahal, setiap anak berhak untuk dilindungi dan merasa aman, apapun kondisinya. Perlindungan anak

yang berbasis masyarakat dan melibatkan penuh anak dalam perencanaan pemulihan situasi bencana dan pengambilan keputusan sangat penting untuk mempercepat pemulihan

psikologi anak dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka. Anak-anak dapat beraktivitas kembali

di rumah, lingkungan desa/kelurahan, atau di sekolahdengan aman dan nyaman.


KEGIATAN REKREASI KELILING17 Agustus 2018


Pada perayaan 17 Agustus 2018 di Lombok, Yayasan Plan International Indonesia mengajak anak-anak untuk mendengarkan dongeng dan ikut perlombaan, menggambar, dan mewarnai agar mereka kembali ceria.


RUANG RAMAH ANAK2 September 2018

Tercatat sekitar 60 anak bergabung dan menikmati acara. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupa-kan bagian dari aktivitas psikososial yang akan terus dilakukan di Ruang Ramah Anak (RRA), yang bertujuan untuk memulihkan kondisi psikososial anak dan sebagai upaya untuk menyediakan ruangan dan aktivitas yang aman, ramah anak, dan sesuai usia perkembangan anak.

Kebersamaan

Mengukir cerita dan harapan

Di sana ada hari baru penuh cerita

Di sana penuh harapan baru


LENA & ARTINI


Saat gempa terjadi, Artini (14 tahun) danLena (12 tahun) mengungsi bersama keluarganya di sebuah tanah lapang di Kabupaten Lombok Utara.

Kini keluarga Artini dan Lena berusaha mandirimembangun hunian bagi keluarga dari sisareruntuhan rumah mereka dan dari material lokal, ditambah beberapa bantuan dari YPII.


Keberadaan Ruang Ramah Anak (RRA) yang difasilitasi oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU) dan YPII membuat anak-anak seperti Artini dan Lena merasa senang. Di sini mereka dapat melakukan beragam kegiatan; mulai dari belajar bersama, belajar kesiapsiagaan gempa dengan simulasi bersama warga lain di dusunnya, mengaji, hingga belajar drama.


Kini Artini dan Lena sangat berharap agar akses ke Gunung Rinjani segera dibuka, supaya penghasilan orang tua mereka yang sangat bergantung pada sektor pariwisata dapat segera pulih.

Dari bidang pendidikan, hingga sekarang anak-anak di dusun ini masih belajar di bawah terpal. Semoga dengan adanya dukungan dari SD setempat yang menyediakan ruang belajar sementara, anak-anak bisa kembali merasakan belajar di ruang yang lebih nyaman.


Maryati (30 tahun) harus menerima kenyataan pahit usai kembali dari Lombok Timur untuk menghadiri perayaan ulang tahun sebuah organisasi keagamaan terbesar di NTB. Rumahnya yang berada di Kabupaten Lombok Utara ditemukannya sudah hancur akibat gempa.

MARYATI


Kini Maryati dan Mus, suaminya yang berprofesi sebagai guru, berusaha bangkit dengan membangun kembali hunian mereka dari material seadanya dan sisa-sisa reruntuhan rumah mereka.

Maryati juga mulai aktif sebagai kader RRA setelah dilatih oleh YPII dan YEU untuk mengelola RRA di dusunnya. Ada lebih dari 100 anak menjadi ang-gota RRA di sana, dan ia sendiri amat bangga bisa berkontribusi sebagai kader RRA untuk memberikan dukungan psikososial kepada anak-anak yang terdampak gempa.


“Bangga jika apa yang kita kerjakan bersama mitra berdampak positif pada anak-anak. Mereka sudah tidak merasa takut lagi dan terlindungi dari bentuk-bentuk kekerasan. Selain itu, terjadi perubahan perilaku orang tua sehingga lebih melindungi dengan tidak lagi menjadi pelaku kekerasan pada anak. Orang tua kini paham bahwa anak menjadi lebih kritis dan berani bicara bukan berarti nakal atau melawan orang tua. Masyarakat dan pemerintah desa antusias dalam mendukung kegiatan positifdi masyarakat.”

Yuyum Fhahni ParyaniCPiE Specialist in Emergency


Maryati dan suaminya berhasil menggalang sumbangan buku dari berbagai pihak untuk memfasilitasi taman bacaan di RRA-nya. Walaupun koleksi buku belum lengkap, tapi mereka sangat bahagia karena anak-anak di dusunnya sangat antusias dengan kehadiran taman bacaan ini.


NAJWANajwa (10 tahun) kini sudah bisa kembali tersenyum. Perubahan positif siswi kelas 4 Sekolah Dasar ini dialami sejak mengikuti RRA di dusunnya yang berada di Kabupaten Lombok Barat.


Dari RRA ini ia mulai paham bahwa gempa hanyalah fenomena alam yang bisa terjadi dimana pun kepada siapa pun dan harus disikapi dengan kesiapsiagaan. Setelah mengikuti berbagai sesi di RRA, perlahan rasa takutnya terhadap gempa menghilang.


Kemenangan terbesar kitabukan karena tidak pernah gagal,

tetapi lebih karena mampu bangkit setiap kali kita gagal.

~ Ralph Waldo Emerson


Ketika bencana alam menjadi berita utamadan perhatian nasional dalam jangka pendek,

upaya pemulihan dan perbaikan kembalisifatnya jangka panjang.

~ Sylvia Mathews Burwell


PENDIDIKAN DALAMSITUASI DARURAT

B A B

3


Berkontribusi dalam mewujudkan layanan pendidikanyang aman dan nyaman pasca bencana adalah bagian dari upaya Yayasan Plan International Indonesia untuk

memastikan terpenuhinya hak hidup dan tumbuh kembang anak. Tempat belajar yang aman dan nyaman akan

memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dan bertumbuh secara emosional/psikologis, kognitif,

sosial, dan fisik. Kembali belajar dan berkumpul bersama teman-teman adalah salah satu aktivitas yang paling baik untuk pemulihan kondisi psikososial anak. Anak-anak bisa

kembali merajut mimpi dan cita-citanya.


Ada sekitar 829 bangunan sekolah rusak akibat gempa Lombok; 295 di antaranya mengalami rusak berat. (Sumber: Data Kementrian PUPR 10 Januari 2019.)

Kini sudah saatnya kita menerapkan konsep sekolah/madrasah aman bencana yang komprehensif, yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen pengurangan risiko bencana di sekolah, dan pendidikan pengurangan risiko bencana di sekolah.


Bagi mereka, bangkit merupakan salah satu cara

agar harapan terus menyala.

Dan pendidikan adalah bekal

untuk menghadapi segala tantangan di masa depan.


Keceriaan anak-anak yang bisa kembali bersekolah adalah sesuatu yang tak ternilai. Dalam hal ini fungsi sekolah tak sebatas tempat terjadinya proses belajar-mengajar, tetapi juga tempat bagi anak-anak untuk bertemu, saling berbagi cerita, dan bergembira layaknya anak-anak.

Pendidikan ibarat cahaya; dengan bersekolah anak-anak akan mendapat ilmu, keterampilan, akhlak, dan karakter yang menjadi penuntun untuk mencapai cita-cita.


“Pendidikan merupakan sektor yang paling terdampak saat terjadi bencana gempa di Lombok. Anak-anak kehilangan bangunan sekolah dan tempat bermain, mereka juga menjadi rentan terhadap penyakit. Ketika mereka sudah bisa belajar di dalam tenda pun masih merasa panas dan tidak nyaman.

YPII melalui proyek Pendidikan dalam Situasi Darurat sejak Oktober 2018 membantu anak-anak Lombok agar mendapatkan kembali haknya untuk belajar dengan aman dan nyaman. Kini, mereka sudah belajar di Ruang Kelas Sementara, sudah belajar dengan aman dan nyaman dengan metode baru yang dipakai guru dalam mengajar, bahkan sudah memahami pola hidup bersih di sekolah dan di lingkungan rumah.

Untuk memastikan agar tidak terjadi lagi kekerasan dalam bentuk apapun bagi anak dan kaum muda perempuan, kami memberikan keterampilan tentang mengenal jenis-jenis kekerasan, serta cara mencegah kekerasan dan menangani potensi atau terjadinya kekerasan untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

Amat menyenangkan ketika melihat anak-anak Lombok sudah kembali ceria.”

Rambu FredrikaEducation in Emergency Officer


Yayasan Plan International Indonesia menyelenggarakan “Pameran Gambar Kesiapsiagaan” untuk anak-anak di Mataram, Lombok, agar mereka kembali semangat, ceria, dan bangkit. Kegiatan ini dibantu relawan kaum muda yang aktif menjadi pendamping.

Dalam acara tersebut ratusan anak-anak diajak untuk mempelajari langkah-langkah kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah. Selain itu, mereka juga diajak berkreasi dengan menggambar bersama.

Banyak cerita menarik di balik kreasi gambar anak-anak di acara tersebut. Salah satunya gambar milik Rama yang menceritakan pengalamannya menyelamatkan diri ketika terjebak banjir dengan diangkut oleh mobil derek. Ia juga menuturkan bahwa dalam kondisi bencana kita tidak boleh panik dan harus selalu siap siaga.

Gambar buatan Rama terpilih menjadi salah satu gambar yang dipamerkan karena sarat dengan pesan kesiapsiagaan bencana.


Dengan air bersih serta fasilitas sanitasi dan higiene yang baik, warga dapat dapat terhindar

dari penularan penyakit yang disebabkan kondisi lingkungan yang buruk dan tidak sehat. Kesehatan adalah hak bagi semua orang, juga bagi anak dan kaum muda terutama anak dan kaum muda perempuan. Anak dan kaum muda

laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga sangat dibutuhkan fasilitas

air bersih, toilet yang bersih, aman dan nyaman, terutama bagi anak perempuan.

AIR BERSIH, SANITASI,

DAN HIGIENE

B A B

4


“Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah, dan lakukan hal-hal besarketika mereka masih kecil.

Perjalanan sejauh ribuan kilometerharus dimulai dengan satu langkah.”

~ Lao Tzu

“Ruang Ramah Anak” adalah salah satu intervensi yang dilakukan oleh Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dengan tujuan untuk memberi lingkungan yang terlindungi dan layanan dukungan psikososial yang berkualitas bagi anak-anak. YPII bekerja sama dengan Yayasan Galang Anak Semesta (GAGAS) dan YAKKUM Emergency Unit (YEU) untuk mendukung dan memfasilitasi lembaga dan kader lokal untuk mempromosikan perlindungan anak dan dukungan psikososial bagi anak-anak selama masa tanggap darurat.


Untuk pengelolaan kegiatan harian RRA, dilatih sejumlah kaum muda setempat. Partisipasi mereka sangat berarti bagi anak-anak karena kedekatan budaya, bahasa, dan pengalaman.


Kebutuhan air bersih dan penerapan perilaku hidup sehat merupakan sesuatu yang sulit didapat pada awal-awal gempa.

YPII berupaya memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi tersebut. Dengan bantuan relawan terlatih yang terdiri dari kaum muda, anak-anak diajarkan pola perilaku sehat dengan mencuci tangan dengan sabun.


Roda kehidupan memaksaku harus kuat

Semua bak sandiwara tapi nyata

Di tepi laut penuh debur ombak saling mengejar

Kelam menjelma terang, bertabur riang


“Ada empat sektor kunci terkait dukungan kemanusiaan untuk gempa Lombok, yaitu hunian darurat, pendidikan dalam situasi darurat, perlindungan anak dalam situasi darurat, serta air bersih dan sanitasi dalam situasi darurat. Semuanya bermuara pada satu tujuan, yaitu pemenuhan kebutuhan spesifik bagi anak perempuan dan anak laki-laki beserta keluarganya yang terdampak bencana gempa Lombok.”

Nasrus SyukroniDeputy Emergency Response Manager


LOMBOK EARTHQUAKE RESPONSE TEAM

Dini Widiastuti, Vanda Lengkong, Wahyu Agung Kucoro, Sabaruddin, James Ballo, Yulies Puspaningtyas, Nasrus Syukroni,Raisha Fatya, Sutrijata, Syaechu Aziz, Muhammad Juarsa, Hana Yulia, Ajun Khamdani, Ida Ngurah, Yuyum Paryani,Susiana Adi, Astrid Supadi, Fivy Lastyarti, Yuliana Ningsih, Herlina Bolling, Ignatius Besin, Rambu Fredrika, Mulyadi, Rohana Hasmi, Ririn Irlyana, Muhammad Yunus, Widjatmoko, Wieke Dita Soraya

Kekuatan satu orang,jika ia tidak takut dan fokus,

bisa sangat dahsyat.

Namun, kekuatan orang banyak yang saling bekerja sama akan

lebih dahsyat lagi.

~ Gloria Macapagal Arroyo

Yayasan Plan International IndonesiaGedung Menara Duta Lantai II Wing D,Jln. HR. Rasuna Said Kav. B-9,Jakarta Selatan 12910, IndonesiaTelp.: (+6221) 522-9566www.plan-international.or.id