BMKG Edisi Agustus 2020
Hujan Lebat
Di Musim Kemarau,
Bagaimana Bisa? Prakiraan cuaca menjadi lebih menantang selama
badai Coronavirus
Ikhtisar & Prospek
Kondisi Cuaca Kualanamu
0813 9797 4910 / (061) 7954 811
http://kualanamu.sumut.bmkg.go.id
Stasiun Meteorologi Kualanamu
Jl. Tengku Heran No. 119,
Desa V Kebun Kelapa, Kec. Beringin
Kabupaten Deli Serdang - 20552
0813 9797 4910
KATA PENGANTAR
TIM REDAKSI
PELINDUNG
BAMBANG SETIAJID, M.T.
(Kepala Stasiun)
PENASEHAT
MEGA SIRAIT, S.P.
(Kasie. Data dan Informasi)
DARUL ANWAR, S.T.
(Kasie. Observasi)
EKA YUDIANA, M.AP.
(Ka. Subbag Tata Usaha)
PEMIMPIN REDAKSI
M. FACHRY, S.Tr.
ANGGOTA REDAKSI
ANDI SYAFRIZAL, S.Sos
NENSY NINDY TAMBUNAN, S.S.T.
ELLYA V. I. MANURUNG, S.Tr
OCTO M. PASARIBU, S.Tr
YOLANDA M. TONDANG, S.Kom
JAMHARI, S.T.
ASTRI P. ARSA, S.Tr
CRISTINE W. SIMANUNGKALIT, S.Tr
DEASSY E. D. DOLOK SARIBU, S.Si
RAPTAMA SIBURIAN, S.Tr
FITRIANA LUBIS, M.Si
EDITOR
M. NOVAL RAMBE, S.Kom
IMMANUEL J. A. SARAGIH, S.Tr
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan YME atas berkat dan
rahmat-Nya kami Tim Buletin Stasiun
Meteorologi Kualanamu dapat
menyelesaikan Buletin cuaca ini. Buletin
ini dibuat mengingat pentingnya
informasi cuaca dalam kehidupan
masyarakat sekarang ini, terkhusus
yang berkaitan langsung dengan bidang
penerbangan. Informasi cuaca pada
saat ini sudah tidak dapat dipisahkan
lagi dengan bidang penerbangan.
Keadaan cuaca sudah menjadi faktor
penting dalam menjamin keselamatan
penerbangan. Buletin cuaca ini
diharapkan dalam membantu semua
pihak yang terkait bidang penerbangan
untuk lebih dekat dan mengetahui lagi
tentang informasi cuaca khusiusnya di
Bandara Kualanamu Deli Serdang.
Akhir kata, kami tim buletin Stasiun
Meteorologi Kualanamu berharap agar
buletin ini bermanfaaat bagi kita semua
khususnya pengguna jasa penerbangan
dalam mendukung keselamatan
penerbangan.
Deli Serdang, Agustus 2020
Kepala Stasiun Meteorologi
Kualanamu
BAMBANG SETIAJID, M.T.
NIP. 19630203 198503 1 001
DAFTAR ISI
HUJAN LEBAT DI MUSIM
KEMARAU, BAGAIMANA
BISA?
IKHTISAR DAN PROSPEK
KONDISI CUACA BANDARA
KUALANAMU
DAFTAR KEJADIAN
BENCANA DI SUMATERA
UTARA - JULI 2020
KEGIATAN KANTOR
JULI 2020
WAKTU TERBIT DAN
TERBENAM MATAHARI
JULI 2020
SENJATA OPERSIONAL :
“PANCI PENGUAPAN”
ARTIKEL :
“PRAKIRAAN CUACA
MENJADI LEBIH MENANTANG
SELAMA BADAI
CORONAVIRUS”
Hujan Lebat
Di Musim Kemarau,
Bagaimana Bisa?
Oleh : Noval
Akhir Bulan Juli kemarin, kita
disuguhkan oleh hujan lebat yang hampir
terjadi berturut-turut, bahkan hujan yang
terjadi tak jarang menimbulkan banjir di
sebagian kota Medan dan sekitarnya.
Padahal di bulan Juli untuk wilayah Kota
Medan, Kabupaten Deli Serdang dan
sekitarnya masih dalam periode musim
kemarau. Mengapa hal ini bisa terjadi,
apakah ini termasuk hal yang normal,
ataukah berkaitan dengan perubahan iklim,
mari kita simak penjelasannya.
Dalam KBBI, musim adalah sesuatu
keadaan yang mencolok dalam satu periode.
Musim hujan diartikan yakni dalam periode
tertentu keadaannya sering atau banyak
hujan, dan Musim kemarau artinya dalam
periode tertentu jarang terjadi hujan.
Tentunya ini adalah penilaian secara
kualitatif.
Sedangkan menurut BMKG, definisi
musim berdasarkan kuantitaf curah hujan
persepuluh hari atau dasarian. Dasarian
dengan curah hujan kurang dari 50 mm dan
diikuti oleh 2 dasarian berikutnya
dikategorikan sebagai musim kemarau. Atau
dengan kata lain, dalam 3 dasarian berturut-
turut, curah hujan pada tiap-tiap dasariannya
tidak mencapai 50 mm. Oleh karenanya saat
periode musim kemarau bukan berarti tidak
terjadi hujan, namun hujan yang terjadi tidak
melebihi 50 mm. Namun pada kondisi
tertentu yang sifatnya periodik, ada saat-saat
hujan turun sangat intens pada saat musim
kemarau, hal ini bisa terjadi akibat faktor-
faktor yang bersifat dinamis ataupun faktor
lokal kondisi setempat.
Berikut ini beberapa faktor dinamis
yang “mengganggu” periode musim kemarau
di Wilayah Sumatera Utara pada akhir Bulan
Juli lalu.
Anomali suhu muka laut pada
akhir Juli 2020 di sekitar Sumatera Utara
berkisar 0.5 oC – 1 oC, ini berarti suhu
di sekitar Sumut tergolong hangat.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab
pembentukan awan hujan di Sumatera
Utara.
MJO juga turut mempengaruhi
periode musim kemarau (gambar 2).
MJO adalah gelombang atmosfer yang
tumbuh dan berkembang di Samudera
Hindia akibat interaksi atmosfer dan
lautan. MJO yang memasuki wilayah
Sumatera Utara menambah
pembentukan awan hujan, sehingga
datangnya MJO yang bertepatan pada
periode musim kemarau, sedikit
mengganggu kondisi normal yang ada.
Gambar 1. Anomali Suhu Muka Laut
Dasarian III Juli 2020
Gambar 2. Diagram MJO
Selain itu kondisi angin lapisan
atas juga turut mempengaruhi. Dari
gambar 3 dapat kita lihat, pada kondisi
normal pola angin baratan cukup kuat
bertiup dari pesisir barat Sumatera Utara
hingga ke laiu cina selatan, namun di
akhir Juli kemarin, angin dari tenggara
yang berasal dari Benua Australia
bertiup hingga ke wilayah Sumatera
Utara yang menyebabkan pengumpulan
massa udara (konvergensi) yang
terbentuk di sekitar wilayah Sumatera
Utara. Hal ini memicu pembentukan
awan hujan yang cukup signifikan.
Gambar 3. Peta Angin Dasarian III Juli
Oleh : DEASSY
ANALISIS CUACA JULI 2020
1. KONDISI ANGIN PERMUKAAN
a b
Arah dan kecepatan angin merupakan
salah satu unsur yang sangat penting bagi
pengoprasian Bandar Udara di suatu
tempat, dikarenakan arah dan kecepatan
angin dapat menentukan arah landas pacu
di Bandar udara, sehingga dapat
mengorientasikan pesawat saat mendarat
dan lepas landas. Stasiun Meteorologi
Kualanamu adalah salah satu stasiun
yang melayani informasi cuaca
penerbangan di bandar udara Kualanamu.
Sehingga untuk dapat mengetahui arah
dan kecepatan angin di wilayah
Gambar 1. Windrose (a) dan Diagram Distribusi Kecepatan Angin (b) bulan Juli 2020
Kualanamu dan sekitarnya digunakan data
pengamatan arah dan kecepatan angin di
Stasiun Meteorologi Kulanamu yang
diolah dengan aplikasi WRPLOT, sehingga
didapatkan kondisi arah angin pada Juli
2020 di Bandara Kualanamu paling
banyak bergerak dari arah Tenggara dan
Tenggara dengan prosentase sekitar
23,8%. Kecepatan angin maksimum >12
m/s dengan prosentase sekitar 0,1%.
Kecepatan angin dominan adalah 1-3 m/s
dengan prosentase sekitar 60,6%.
2. KONDISI VISIBILITY
Gambar 2 menunjukkan grafik jarak
pandang mendatar (visibility) pada bulan
Juli 2020. Grafik tersebut menunjukkan
dimana selama bulan Juli 2020 visibility
rata-rata berkisar antara 6 – 9 Km. Untuk
kejadian jarak pandang mendatar paling
tinggi yang terjadi adalah 10 km, jarak
pandang terendah adalah 150 meter
terjadi pada tanggal 28 pada jam 10.00
UTC (17.00 WIB). Kejadian jarak pandang
terendah tersebut diakibatkan karena
kondisi hujan sedang disertai petir.
Gambar 2. Grafik Jarak Pandang Mendatar bulan Juli 2020
3. KEADAAN TUTUPAN AWAN
Dilihat dari satelit cuaca untuk keadaan
tutupan awan selama bulan Juli 2020 di
Bandara Kualanamu, rata-rata jumlah
awan berkisar antara SCATTERED hingga
4. KEADAAN CUACA
Gambar 4. Distribusi Curah Hujan di Bandara Kualanamu bulan Juli 2020
BROKEN dengan tinggi dasar awan 1600
hingga 1800 feet dan rata – rata lama
penyinaran matahari sebanyak 5.0 jam.
Gambar 2. Tabel Kondisi Tutupan Awan Bandara Kualanamu Juli 2020
KONDISI TUTUPAN AWAN BANDARA KNO - JULI 2020
JUMLAH AWAN TINGGI DASAR AWAN LAMA PENYINARAN MATAHARI
RATA -RATA
FEW - SCATTERED 1600-1800 FEET 5.9 JAM
Berdasarkan Gambar 4, terlihat pada
bulan Juli terjadi 18 hari hujan. Pada
dasarian I terjadi 3 hari hujan, dasarian II
terjadi 5 hari hujan, dan dasarian III terjadi
10 hari hujan. Curah hujan harian paling
tinggi terjadi pada tanggal 6 Juli yaitu
sebesar 75,8 mm.
5. SUHU UDARA
Gambar 5. Distribusi Suhu Udara Permukaan bulan Juli 2020
Pada bulan Juli 2020 suhu udara yang
terjadi di wilayah Kualanamu berkisar
antara 22,8 – 33,3°C. Suhu udara tertinggi
terjadi pada tanggal 15 Juli yaitu sebesar
33,3oC dan paling rendah terjadi pada
tanggal 28 Juli yaitu sebesar 22,8oC.
Rata-rata suhu udara harian yang terjadi
selama bulan Juni berkisar 25,0-28,4oC.
Jika dibandingkan dengan bulan Juni,
kondisi suhu di wilayah Kualanamu tidak
mengalami perubahan yang signifikan dan
memiliki kondisi yang hampir sama.
6. TEKANAN UDARA
Gambar 6. Distribusi Tekanan Udara Permukaan bulan Juli 2020
Pada bulan Juli 2020 kondisi tekanan
udara rata-rata per jam di Stasiun
Kualanamu menunjukkan bahwa tekanan
udara maksimum terjadi pada tanggal 10
Juli dengan nilai sebesar 1011,5 mb yang
terjadi pada malam hari dan tekanan
udara terendah terjadi pada tanggal 5 Juli
dengan nilai sebesar 1004,4 mb terjadi
pada saat siang hari. Secara umum
kondisi tekanan udara harian memiliki pola
fluktuasi yang sangat bervariasi.
PROSPEK CUACA AGUSTUS 2020
Setelah mengetahui kondisi atmosfer dari
beberapa parameter pada bulan Juni lalu,
tentunya kita juga ingin mengetahui
bagaimana prakiraan cuaca bulan
Agustus 2020 di Bandara
Kualanamu. Sehingga perlu diperhatikan
beberapa parameter yang dapat
menentukan prakiraan cuaca bulan
Agustus 2020, seperti berikut ini.
MJO (Madden-Julian Oscillation)
Gambar 7. Penjalaran prakiraan MJO bulan
Agustus 2020
(Sumber :
https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/preci
p/CWlink/MJO/foregfs.shtml)
MJO merupakan singkatan dari Madden-
Julian Oscillation atau Osilasi Madden
Julian. MJO adalah gangguan tropis yang
merambat ke arah timur sepanjang
daerah tropis dengan siklus MJO 30-60
hari yang menyebabkan peningkatan atau
penurunan curah hujan pada wilayah
tropis utamanya di Samudra Hindia dan
Pasifik. Berdasarkan diagram MJO diatas,
diprakirakan pada bulan Agustus 2020
mendatang, posisi MJO berada di kuadran
4 - 8 dan diprakirakan akan memberikan
dampak terhadap peningkatan curah
hujan di wilayah Indonesia bagian barat di
awal Agustus 2020.
https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml
IOD (Indian Ocean Dipole)
Gambar 8. Prakiraan IOD bulan Agustus 2020
(Sumber : bom.gov.au)
Nah, untuk wilayah Indonesia sendiri IOD
aktif jika indeksnya bernilai negatif, yang
menandakan pergerakan massa udara
menuju wilayah Indonesia sehingga
mengakibatkan peningkatan curah hujan
di wilayah Indonesia.
Dari gambar diatas terlihat bahwa
prakiraan IOD berada pada nilai -0,6
hingga +0,4. Berdasarkan nilai tersebut,
diprakirakan untuk bulan Agustus 2020,
IOD pada kondisi normal dan kurang
memberikan pengaruh dalam peningkatan
curah hujan di wilayah Indonesia bagian
barat.
IOD merupakan singkatan dari Indian
Ocean Dipole adalah fenomena
pergerakan massa udara di wilayah
Samudera Hindia yang disebabkan oleh
perbedaan anomali suhu permukaan laut
antara Samudera Hindia bagian barat
(sekitar wilayah Afrika) dan timur (sekitar
wilayah Indonesia). IOD dinyatakan dalam
nilai indeks netral, positif dan negatif.
Gambar 9. Normal angin 3000 ft (kiri) dan prakiraan angin 3000 ft (kanan)
bulan Agustus 2020
Streamline
terjadi di perairan sebelah timur Filipina.
Konvergensi angin di perkirakan terjadi di
wilayah Laut Cina Selatan hingga utara
Kalimantan. Monsun Australia diprediksi
aktif sampai dengan akhir Agustus 2020
dan lebih kuat dibandingkan
klimtologisnya, hal tersebut berdampak
pada pengurangan potensi pembentukan
awan di wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan gambar normal angin bulan
Agustus 2020 di wilayah Sumatera Utara
pesisir timur angin dominan bergerak dari
arah selatan dan barat daya. Gangguan
tropis diperkirakan terjadi di perairan
sebelah tenggara Filipina, utara Maluku
dan perairan sebelah utara Papua. Untuk
kondisi angin pada bulan Agustus 2020
diprakirakan gangguan-gangguan tropis
Kesimpulan
maka disimpulkan bahwa untuk bulan
Agustus 2020 diprakirakan terjadi
penurunan curah hujan di wilayah
Sumatera Utara.
Berdasarkan analisis beberapa parameter
cuaca pada bulan Juli 2020 dan prakiraan
beberapa parameter cuaca untuk bulan
Agustus 2020,
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
01/07/2
020
Angin puting
beliung
Kab. Toba,
Sumatera
Utara
Angin puting beliung kembali
melanda pemukiman warga di
Kabupaten Toba, Rabu (1/7) sore.
Akibatnya, sejumlah rumah rusak dan
satu orang dilaporkan meninggal
dunia pada saat ingin
menyelamatkan diri dari rumah yang
diterjang angin. Pada Rabu sore
cuaca ekstrim berupa hujan yang
disusul angin kencang terjadi Rabu 1
Juli 2020 Pukul 16.30 WIB di wilayah
tersebut. Adapun daerah yang
terdampak angin kencang itu di
antaranya Sipitu-pitu, Desa
Narumonda V, Kecamatan Siantar
Narumonda Toba, di mana 6 unit
rumah rusak berat dan puluhan
rumah rusak ringan. Bahkan, satu
satu orang penduduk meninggal
dunia, akibat tertimpa reruntuhan
bangunan rumah. Korban adalah
Helmi Boru Panjaitan (55).
https://sumut.indozon
e.id/
https://sumut.indozone.id/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
06/07/2
020
Angin puting
beliung
Kab.
Serdang
Bedagai,
Sumatera
Utara
Hujan lebat disertai angin puting
beliung merusak bangunan rumah di
beberapa desa di Kecamatan Pantai
Cermin, Kabupaten Serdang
Bedagai, Sumatera Utara, Senin
(6/7/2020). Rajuli (61) warga Dusun
3, Desa Pantai Cermin Kiri,
Kecamatan Pantai Cermin
mengatakan angin puting beliung
disertai hujan deras telah merusak
dan menerbangkan atap seng
rumahnya.
https://jabarnews.com
/
11/07/2
020
Banjir Kota
Pematang
Siantar,
Sumatera
Utara
Senin (13/7), BPBD Kota Pematang
Siantar melaporkan banjir bandang
yang terjadi di Kelurahan Tanjur
Pingir, Kecamatan Sinatar Martoba.
Bencana yang terjadi pada Sabtu
(11/7) pukul 21.30 WIB itu
mengakibatkan 1 orang meninggal
dunia karena hanyut terbawa arus
saat mengendarai sepeda motor.
BPBD setempat masih melakukan
pendataan warga terdampak. Tim
Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota
Pematang Siantar telah melakukan
upaya penanganan darurat, seperti
kaji cepat, evakuasi korban, dan
pembersihan sisa material lumpur.
Kondisi saat ini banjir telah surut.
https://elshinta.com/
https://jabarnews.com/https://elshinta.com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
12/07/2
020
Tanah Longsor Kab. Deli
Serdang,
Sumatera
Utara
Sedikitnya 4 rumah di Desa Damak
Maliho, Kecamatan Bangun Purba,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatra
Utara rusak parah akibat diterjang
tanah longsor pada Minggu 12 Juni
2020. Selain merusak sejumlah
rumah, dalam peristiwa bencana
alam tersebut satu orang warga
bernama Suryani (56) terpaksa
dilarikan ke Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Deli
Serdang lantaran tertimpa runtuhan
rumah. Sekretaris Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Deli Serdang,
Darwin Surbakti mengatakan,
peristiwa tanah longsor yang
menerjang 4 rumah warga di Dusun
III, IV, dan V terjadi saat di kawasan
itu diguyur hujan deras dan angin
kencang sekitar pukul 18.00 WIB,
Minggu (12/7/2020) .
https://medanbisnisdai
ly.com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
23/07/2
020
Banjir Kab.
Madina,
Sumatera
Utara
Banjir melanda Desa Taluk dan Desa
Sasaran kecamatan Natal,
Kabupaten Mandailing Natal
(Madina) propinsi Sumatera Utara,
mengakibatkan puluhan rumah
terendam air, 3 jembatan putus,
Kamis dinihari (23/7/2020). Hingga
saat baru 2 jembatan yang selesai
diperbaiki, ujar Bupati Madina Drs
Dahlan Hasan Nasution, saat
meninjau ke lokasi banjir, kepada
wartawan, Jum'at (24/7/2020). Bupati
mengatakan, pemerintah dengan
beberapa perusahaan sekitar terus
berupaya, dalam perbaikan 1
jembatan lagi yang jebol,
menyebabkan arus lalu lintas di jalan
nasional, Natal - Muara Batang Gadis
- Batang Toru Kabupaten Tapanuli
Selatan lumpuh.
https://medanbisnisdai
ly.com/
TglJenis
BencanaWilayah Keterangan Sumber Berits
11/07/2
020
Angin puting
beliung
Kab.
Simalungun
,
Sumatera
Utara
Hujan deras disertai angin puting
beliung rusak tiga rumah warga di
Huta II Nagori Karang Rejo
Kecamatan Gunung Maligas
Kabupaten Simalungun, Sabtu,
(11/07/2020) sekira pukul 18.00 WIB.
Ketiga pemilik rumah yakni, Meslan (
61 ), Sugianto ( 28 ) dan Suparman (
22 ), pantauan awak media dilokasi,
kondisinya rumah sangat
memprihatinkan, atap seng rumah
beterbangan dan porak poranda.
https://indahsuaranew
s.co/
24/07/2
020
Banjir Kab.
Labura,
Sumatera
Utara
Banjir melanda sejumlah daerah di
Kabupaten Labuhanbatu Utara
(Labura), Sumatera Utara (Sumut),
Jumat (24/7/2020) pagi. Akibatnya,
ratusan rumah terendam air hingga
menyebabkan perlambatan arus
Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di
Desa Bandar Durian, Kecamatan
Aeknatas. Anggota DPRD Labura H
Ari Susilo Palopo Siregar yang
rumahnya tidak jauh dari Jembatan
Bandar Durian mengatakan, puncak
banjir terjadi pada pukul 05.00 WIB.
https://sumut.inews.id/
https://indahsuaranews.co/https://sumut.inews.id/
Oleh : ELLYA
KEGIATAN KANTOR JULI 2020
Kamis - Senin (02-06/07/2020) telah
dilaksanakan audit internal ISO 9001:2015
tahun 2020 di Stamet Kualanamu.
Kegiatan ini merupakan rangkaian
kegiatan renewal ISO 9001:2015 di
Stamet Kualanamu sebagai tindak lanjut
surat Kepala Pusat Meteorologi
AUDIT INTERNAL ISO 9001:2015 TAHUN 2020
Penerbangan BMKG No.ME.00.00/013/
KMP/V/2020 tanggal 8 Mei 2020 hal
Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan
Konsultasi dan Sertifikasi ISO 9001:2015.
Kegiatan dilaksanakan dengan
menerapkan protokol pandemi Covid-19
sesuai anjuran pemerintah.
Kamis (09/07/2020) telah dilaksanakan
diseminasi Buletin Cuaca "Metenet-Magz"
edisi Juli 2020 oleh Tim Buletin Cuaca
Stamet Kualanamu. Buletin cuaca ini
adalah bentuk sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat, user, dan
stakeholder terkait kondisi cuaca
DISEMINASI BULETIN CUACA "METEONET-MAGZ"
EDISI JULI 2020
khususnya di Bandara Kualanamu. Dalam
kesempatan ini, buletin cuaca
didesiminasikan kepada user maskapai
penerbangan, komunitas bandara
Kualanamu, UPT BMKG se-Medan dan
sekitarnya, dan stakeholder.
Jumat (18/07/2020) Stasiun Meteorologi
Kualanamu mengadakan senam bersama
seluruh pimpinan, pegawai, dan PPNPN.
Kegiatan dilaksanakan di halaman kantor
Stamet Kualanamu dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan pandemi
Covid-19.
SENAM BERSAMA
Kegiatan ini menindaklanjuti Himbauan
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia No. S.6.17.1/MENPORA.
VI/2020 tentang Himbauan untuk
Menggiatkan Kembali Senam Bersama di
Setiap Jumat Pagi.
Rabu (22/07/2020) Stasiun Meteorologi
Kualanamu telah mengadakan kegiatan
Seminar Online Peringatan Hari
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Nasional (HMKGN) ke-73 Tahun 2020.
Tema seminar online ini yaitu : "Antisipasi
Dampak Kabut Asap Karhutla Pada
Musim Kemarau Tahun 2020 Bagi Dunia
Penerbangan".
Kegiatan Seminar Online dibuka oleh
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan
BMKG, Bapak Agus Wahyu Raharjo, SP.
Narasumber yang mengisi kegiatan
Seminar Online ini adalah Bapak Edison
Kurniawan, M.Si (Kepala BBMKG Wilayah
I), Bapak Bambang Setiajid, MT
SEMINAR ONLINE PERINGATAN HMKGN KE-73 TAHUN 2020
(Kepala Stamet Kualanamu), Bapak Tri
Agus Pramono, S.Kom (Kepala Staklim
Deli Serdang), dan Bapak Wijoyoso
Handian (Manajer Operasi Airnav cabang
Medan).
Seminar Online diikuti oleh 473 peserta
dari berbagai Instansi/Organisasi yang
tersebar dari berbagai wilayah di
Indonesia melalui aplikasi ZOOM Meeting
dan Live YouTube BMKG Kualanamu.
Dengan mengikuti kegiatan ini kawan-
kawan akan mendapat sertifikat juga
loh… Semoga kegiatan Seminar Online ini
bermanfaat bagi seluruh peserta,
khususnya terkait fenomena kabut asap di
dunia penerbangan.
Oleh : CRISTINE
Hai everybody.. jumpa lagi di sesi Senjata
Operasional BMKG. Kali ini kita akan
membahas senjata operasional yang
konvensional, yaitu panci penguapan.
Panci penguapan adalah sebuah alat
yang dirangkai sedemikian rupa sehingga
dapat mencatat jumlah penguapan yang
tejadi selama 24 jam. Karena panci
penguapan merupakan peralatan
konvensional, maka kita harus membaca
pengukurannya secara manual setiap
akan diamati. Satuan penguapan adalah
milimeter (mm). Kenapa milimeter?
Karena yang diukur adalah beda tinggi
airnya.
P E N G E R T I A N
Uap air di udara akan berkumpul menjadi
awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap
air yang berukuran kecil dapat bergabung
(berkondensasi) menjadi butiran air dan
turun hujan. Siklus air terjadi terus
menerus. Energi surya menggerakkan
penguapan air dari samudera, danau,
embun dan sumber air lainnya. Karena
itu, para meteorologist mengamati dan
menganalisa data penguapan, untuk
membantu menganalisa dan
memprakirakan kondisi cuaca di suatu
lokasi.
Gambar 1. Panci Penguapan dalam Taman Alat
Penguapan atau evaporasi adalah proses
perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi
gas (contohnya uap air). Penguapan
adalah bagian esensial dari siklus air.
M E N G A P A P E N G U A P A N
P E R L U D I U K U R ?
Gambar 2. Skema Penguapan dan Siklus Air
(sumber : pendidikan.co.id)
Di Stasiun Meteorologi Kualanamu, tipe
panci penguapan yang digunakan adalah
Evaporimeter panci terbuka jenis United
State Class A Pan. Peralatan tersebut
terdiri dari :
P E R A L A T A N D A L A M
P A N C I P E N G U A P A N
• Panci : desain silinder dengan ukuran
diameter 120,7cm, tinggi 25,4cm dan
ketebalan 0,8 mm, terbuat dari besi,
tembaga atau logam lain yang anti
karat dengan dan biasanya tidak di cat.
Bagian dasar panci diberi pondasi yang
terbuat dari kayu sekitar 3-5 cm,
diletakkan di atas tanah. Bagian
atasnya dicat putih untuk mengurangi
penyerapan radiasi matahari.
Gambar 3. Panci Penguapan dalam Taman Alat
• Hook Gauge : untuk mengukur
perubahan tinggi permukaan air
dalam panci. Terdiri dari batang
berskala dan sebuah sekrup yang
berada pada batang tersebut,
digunakan untuk mengatur letak
ujung jarum pada permukaan dalam
panci.
Gambar 4. Hook Gauge
(Sumber : impact-test.co.uk)
• Termometer apung : digunakan
untuk mengukur suhu minimum dan
maksimum air yang terjadi dalam 24
jam.
Gambar 5. Termometer Apung
(Sumber : http://arsipmeteorologi.blogspot.com/)
• Still Well : adalah bejana dari logam
(kuningan) berbentuk silinder dan
mempunyai tiga kaki untuk
meletakkan hook gauge. Di dasar
still well terdapat lubang kecil,
sehingga permukaan air dalam
bejana sama tinggi dengan
permukaan air dalam panci.
Gambar 6. Termometer Apung
(Sumber : http://arsipmeteorologi.blogspot.com/)
• Cup counter anemometer :
digunakan untuk mengukur
kecepatan angin permukaan (50cm
di atas permukaan tanah) selama 24
jam .
Gambar 7. Cup Counter
Kadar penguapan tidak dapat diukur
secara langsung. Oleh karena itu maka
prinsip kerja evaporimeter menggunakan
perubahan tinggi air dalam panci. Air
dalam panci mengibaratkan jumlah
penguapan udara yang terjadi dalam area
1 m2. Prinsip kerjanya sebagai berikut :
P R I N S I P K E R J A
1. Pasang hook gauge di atas bejana still
well.
2. Putar sekrup pengatur pada hook
gauge sampai ujung jarum tepat pada
permukaan air. Sekrup ini berfungsi
sebagai micrometer yang dibagi
menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh
dari micrometer mencatat perubahan
ujung jarum setinggi 1 mm.
3. Angkat hook gauge dan baca serta
catat angka yang ditunjukkan skala
atau micrometer.
4. Ketinggian permukaan air di dalam
panci diukur pada awal periode waktu
pengamatan dan akhir periode waktu
tersebut. Selisihnya (setelah dikoreksi
dengan banyaknya curah hujan yang
jatuh selama periode waktu
pengamatan) adalah besarnya
penguapan.
5. Esok harinya lakukan pengamatan
seperti di atas dan keduanya itu dapat
menentukan jumlah penguapan yang
terjadi dalam 24 jam.
6. Jika air dalam panci hampir habis,
maka isi kembali hingga air mencapai
tanda atau skala yang telah ditentukan.
Begitu pun sebaliknya dengan
mengurasnya jika air meluap.
7. Cup counter dibaca dan dilihat selisih
nilai hari sebelumnya.
8. Hasil pengamatan dicatat di buku
observasi, lalu dilaporkan dalam sandi
synop dan dan laporan data
penguapan.
Sederhana sih sepertinya panci
penguapan ini. Tapi sebenarnya
menyimpan makna yang cukup mendalam
tentang proses meteorologi di atmosfer.
Dengan alat yang sederhana kita pun bisa
mengetahui nilai penguapan dalam 24
jam. Keren ya! Kita kupas lagi peralatan
keren BMKG lainnya di edisi selanjutnya
yess.. see ya!
Oleh : Raptama
Pandemi COVID-19 telah mengganggu
beberapa sektor dan meteorologi tidak
terkecuali. Kualitas dan kuantitas data
pengamatan yang dimasukkan ke dalam
model peramalan cuaca dapat
dipengaruhi oleh pandemi, menurut
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
Mengetahui kondisi atmosfer sangat
penting untuk prakiraan cuaca yang baik.
Selain mengumumkan hujan atau sinar
matahari, prakiraan cuaca memungkinkan
kita untuk lebih siap menghadapi risiko
dan bahaya cuaca lainnya seperti banjir
musim semi dan angin topan.
Pandemi telah membatasi sejumlah
pengamatan ini dengan berbagai cara.
Tetapi para ilmuwan di seluruh dunia
menemukan cara untuk mengisi beberapa
celah itu.
Sistem Pengamatan Global WMO
menyediakan pengamatan atmosfer,
seperti kecepatan angin, dan permukaan
laut, yaitu suhu permukaan laut. Sistem ini
berasal dari kolaborasi erat antara
lembaga nasional dan internasional yang
menyediakan pengukuran dari berbagai
instrumen pengamatan.
Gambar 1. Sistem Pengamatan Global
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) terdiri
dari sejumlah besar sistem pengamatan in situ
dan satelit
K O L A B O R A S I I N T E R N A S I O N A L
Sistem Pengamatan Global WMO
mengandalkan pengamatan yang
dilakukan di darat, di udara, di laut, dan
dari luar angkasa. Lebih dari 10.000
stasiun berbasis permukaan, 1.000
stasiun balon cuaca, 3.000 pesawat
komersial, 7.000 kapal, 100 pelampung
ditambatkan, 1.000 pelampung melayang,
30 satelit meteorologi dan 200 satelit
penelitian mengumpulkan informasi
tentang Bumi.
Frekuensi dan distribusi spasial dari
pengukuran ini sangat bervariasi
tergantung pada jenis pengamatan.
Misalnya, stasiun cuaca permukaan dapat
mengumpulkan pengukuran curah hujan
setiap lima menit, sedangkan satelit
CloudSat, yang didedikasikan untuk
pengamatan cloud global, melakukan
pengukuran yang mencakup area
geografis yang sama setiap 16 hari.
Mereka membutuhkan informasi tentang
keadaan awal atmosfer dan permukaan
bumi (darat dan laut) untuk memberikan
ramalan cuaca.
Model atmosfer adalah seperangkat
persamaan yang menggambarkan
perubahan kondisi atmosfer.
B A G A I M A N A
P E R K I R A A N D I B U A T
Gambar 2. Contoh data observasi suhu udara
yang diambil di Oslo dan di bandara di Svalbard,
Norwegia
Sayangnya, data pengamatan saja tidak
cukup untuk memberikan gambaran
lengkap tentang keadaan atmosfer karena
mereka didistribusikan secara tidak teratur
ke ruang dan waktu, dan terkadang
mengandung kesalahan.
Di sinilah teknik yang dikenal sebagai
"asimilasi data" berperan. Ini melibatkan
menggabungkan data pengamatan
dengan data yang diperoleh dari model
atmosfer untuk mendapatkan estimasi
terbaik dari keadaan atmosfer.
Dengan kata lain, kita mulai dari prakiraan
cuaca yang dibuat dengan model dan
memperbaikinya dengan data
pengamatan.
Hasil dari asimilasi data adalah gambar
lengkap yang lengkap dari atmosfer dan
permukaan bumi pada waktu tertentu.
Setelah keadaan awal atmosfer dan
permukaan Bumi diketahui, model
atmosfer dapat diterapkan untuk
memprediksi evolusinya.
Gambar 3. Contoh analisis Regional
Deterministic Prediction System (RDPS) di
Canadian Meteorological Center (CMC).
Kecepatan angin (dalam knot) diwakili oleh
warna dan arah angin diwakili oleh panah biru.
Isolin hitam mewakili tekanan permukaan laut.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan
penurunan pengamatan yang dilakukan
oleh pesawat komersial, karena
penurunan lalu lintas udara. Di Eropa,
misalnya, ada penurunan 90 persen
dalam jumlah penerbangan harian.
Ada juga penurunan dalam pengamatan
manual di stasiun cuaca permukaan di
beberapa negara berkembang, yang
belum beralih ke pengukuran otomatis
sepenuhnya. Dalam jangka panjang,
komponen lain dari sistem pengamatan
dapat terpengaruh secara negatif jika
pekerjaan pemeliharaan, perbaikan dan
pengisian tidak dapat dilakukan.
D A M P A K P A N D E M I
Gambar 4. Organisasi Meteorologi Dunia
(WMO) mengandalkan pengamatan dari
sejumlah besar stasiun yang terletak di seluruh
dunia
Setiap jenis pengamatan memiliki dampak
yang berbeda pada kualitas perkiraan.
Studi yang dilakukan oleh Pusat Prakiraan
Cuaca Jangka Menengah Eropa
(ECMWF) menunjukkan bahwa dengan
tidak adanya data meteorologi pesawat
terbang, kualitas angin jangka pendek dan
prakiraan suhu di ketinggian jelajah
berkurang 15 persen, yang dapat
memengaruhi prediksi dari aliran jet dan,
akibatnya, perkiraan badai musim dingin
dan gelombang panas. Kualitas perkiraan
dekat permukaan juga menurun, tetapi
tidak sebanyak.
Ironisnya, pentingnya data pengamatan
pesawat disorot pada pertengahan
Februari 2020 di sebuah lokakarya
ECMWF tentang keadaan pengamatan
pesawat. Untungnya, dampak
pengamatan satelit pada kualitas
perkiraan lebih besar daripada data
meteorologi pesawat.
Sumber:
https://theconversation.com/weather-
forecasts-could-become-more-
challenging-during-the-coronavirus-storm-
137585
https://theconversation.com/weather-forecasts-could-become-more-challenging-during-the-coronavirus-storm-137585
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI KELAS I KUALANAMU – DELI SERDANG
2020
Top Related