Yasser Bab i
-
Upload
aswani-andi -
Category
Documents
-
view
122 -
download
3
Transcript of Yasser Bab i
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 1/63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 maka Peraturan
Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa harus disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 8 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Walaupun terjadi
pergantian Unang-Undang namun prinsip dasar sebagai landasan pemikiran
pengaturan mengenai desa tetap yaitu;
(1) Keanekaragaman
(2) Partisipasi
(3) Otonomi
(4) Demokratisasi
(5) Pemberdayaan masyarakat.
Keanekaragaman, yang memiliki makna bahwa istilah Desa dapat
disesuaikan dengan asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal
ini berarti pola penyelenggaraan pemerintah serta pelaksanaan pembangunan di
Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat
namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dan kaitan ini Undang-Undang Dasar Negara republik
1
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 2/63
2
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Partisipasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar
masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap
perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa.
Otonomi, memiliki makna bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam
mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usuldan
nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus
diselenggarakan dalam perspektif administrasi pemerintahan Negara yang selalu
mengikuti perkembangan zaman.
Demokratisasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan di Desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat
yang diartikulasi dan diagregasi melalui BPD dan Lembaga Kemasyarakatan
sebagai mitra Pemerintah Desa.
Pemberdayaan Masyarakat, memiliki makna bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Desa ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan
kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 3/63
3
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah disebutkan
bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat umum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adapt istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengakui
adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dan kepala desa dapat diberikan
penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah ataupun pemerintah daerah
untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar
desa gineologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang terbentuk
karena pemekaran desa atau karena transmigrasi ataupun karena alas an lain yang
warganya pluralistis, majemuk ataupun heterogen, maka otonomi desa yang
merupakan hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usu; dan
nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat setempat diberikan
kesempatan unutk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan desa itu
sendiri.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa mencakup urusan
pemerintahanyang sudah ada berdasarkan hak asal-usul Desa, urusan
pemerintahan yang menjadi kewenanangan Kabupaten/Kota yang diserahkan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 4/63
4
pengaturannya kepada Desa, tugas pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah, urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan
yang diserahkan kepada Desa.
Dasar hukum dari pelaksadennaan bantuan pembangunan desa adalah
tidak terlepas dari peraturan pemerintah nomor 72 tentang desa tahun 2005.
Adapun dasar dari plaksanaan bantuan pembangunan desa adalah tidak terlepas
dari acuan perencanaan partisifatif pembangunan masyarakat desa yang
bertujuan, satu meningkatkan keberdayaan masyarakat, agar seluruh warga desa
dapat berpartisipasi aktif dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan dengan
kemampuan, kesempatan dan keeepatan propesional, dua meningkatkan kualitas
perencanaan pembangunan desa yang ditetapkan berdasarkan kajian terhadap
masalah, kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, tiga mengembangkan
swadaya gotong royong masyarakat menuju terciptanya pelaksanaan
pembangunan yang bertumpu pada kekuatan masyarakat sendiri, empat
memantapkan system pembangunan desa yang selama ini telah dikembangkan,
lima meningkatkan perang dan fungsi lembaga pemberdayaan masyarakat
sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan.
Pelaksanaan bantuan pembangunan desa, perlu ada lembaga yang dapat
mengorganisir, memfasilitasi dan menggerakkan bantuan pembagunan tersebut
yaitu melalui lembaga pemberdayaan masyarakat desa dan menyalurkan kepada
kepala desa yang selanjutnya dialokasikan masing-masing program pembangunan
desa. Pelaksanaan bantuan pembangunan desa ini secara esensial dimaksudkan
untuk melihat besarnya kebutuhan pembangunan didaerah pedesaan serta
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 5/63
5
menelaah serta menganalisa data dan fakta yang ditemukan selama proses
pelaksanaan bantuan pembangunan desa berlangsung. Sehingga dengan demikian
memungkinkan untuk mengidentifikasi permsalahan dengan tepat dan
menemukan solusi penyelesaian dengan baik. Dengan demikian akhirnya dapat
ditemukan sebuah program pembangunan desa yang lebih sesuai dengan sasaran,
kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa itu sendiri.
Prinsip-prinsip tersebut diatas yang mendasari penulis dalam membahas
pelaksanaan bantuan pembangunan Desa di Kecematan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba yaitu melalui proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan
anggaran pembangunan desa yang artinya bahwa anggota masyarakat memiliki
hak dan akses yang sama untuk mengetahui pelaksanaan bantuan pembangunan
desa karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pada
pemunahan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat desa khususnya di
Kecamatan Ujung Loe, sehingga dalam hal ini penulis mengangkat tema
³Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa Di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba´.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan
meneliti lebih lanjut secara ilmiah melalui Skripsi dengan judul ³ Pelaksanaan
Bantuan Pembangunan Desa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba´
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 6/63
6
B. Rumusan Masalah
Pelaksanaan bantuan pembangunan desa, diimplementasikan dan di
laporkan, serta di evaluasi dan di analisis mempunyai maksud atau tujuan
meliputi fungsi bantuan sebagai suatu dokumen kebijakan. Dengan demikian
penelitian ini hanya membahas segi pelaksanaan bantuan pembangunan desa.
Untuk memudahkan pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan, maka
penulis merumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan bantuan pembangunan Desa di Kecamatan Ujung
Loe Kabupaten Bulukumba ?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan bantuan
pembangunan Desa di Kecematan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian adalah :
a. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan bantuan pembangunan
Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
bantuan pembangunan Desa di Kecematan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba.
2. Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut di atas, maka dari hasil
penelitian ini tentunya juga memiliki beberapa kegunaan dan manfaat baik
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 7/63
7
itu untuk penulis sendiri maupun pihak lain, adapun manfaat dan kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasii dan
bahan pertimbangan bagi semua pihak yang memerlukan hasil
penelitian ini.
b) Diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
pihak lain yang memerlukan informasi tentang pelaksanaan
bantuan pembagunan desa di kecamatan ujung loe kabupaten.
c) Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan kepada
pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa.
2. Kegunaan Praktis
a. Mengembangkan dan menerapkan ilmu / teori yang di dapat di
bangku kuliah.
b. Meningkatkan dan menambah wawasan bagi penulis dalam
bidang yang ditekuni.
c. Meningkatkan daya pikir penulis guna pembentukan wacana
berpikir terhadap gejala teoritis dan empiris yang berkembang
dewasa ini.
d. Diharapkan dapat ditemukan langkah-langkah pemecahan di
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dapat terwujud
sesuai dengan yang diharapkan.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 8/63
8
e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti-peneliti
yang lain sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam
penelitian selanjutnya.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 9/63
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Inplementasi dan Pelaksanaan Pembangunan
Diberlakukannya Undang-Undang NO. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah telah memberikan peluang bagi daerah untuk menciptakan kemandirian
dalam rangka membangun daerahnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip
demokrasi, partisipasi dan peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya lokal.
Namun kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini masih banyaknya terjadi
benturan-benturan sosial, baik dalam bentuk konflik, kekerasan, bahkan terorisme
yang mengacak-acak modal sosial ( social capital ) sehingga kita sudah banyak
kehilangan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, persatuan, dan nilai-nilai
lainnya yang dapat meningkatkan kemantapan persatuan dan kesatuan. Upaya
yang harus dilakukan adalah bagaimana kita sebagai bangsa menata kembali
modal sosial yang telah kita miliki sesuai dengan peran kita masing-masing dalam
institusi lokal yang lambat laun diharapkan dapat menyebar ke institusi yang lebih
luas dan lebar yaitu institusi global.
Di dalam perkembangan pembangunan lembaga istilah lokal sulit
didifinisikan. Pada tataran makro lokal adalah lawannya dari global. Sehingga
istilah lokal dapat digunakan untuk menyebut peradaban suatu negara sedang
global untuk menyebut peradaban pada tataran antarnegara (regional dan
9
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 10/63
10
internasional). Lokal menurut pemahaman UU No. 22 Tahun 1999 adalah pada
tataran mikro artinya istilah lokal untuk menyebut kawasan daerah tingkat
satu/propinsi, daerah tingkat dua/ kabupaten atau kota, dan dimungkinkan lokal
untuk menyebut yang lebih spesifik yaitu kecamatan dan desa. Jadi institusi lokal
merupakan asosiasi komunitas setempat yang bertanggung jawab atas proses
kegiatan pembangunan setempat (Esman dan Uphoff, 1982:9), seperti rukun
tetangga, arisan , kelompok pengajian, kelompok ronda dan sejenisnya. Yang jelas
institusi ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
Institusi lokal dalam komunitas harus dilihat sebagai suatu sistem yang saling
silang menyilang ( cross-cutting affiliation) dan institusi lokal telah menyediakan
jaring pengaman sosial ( sosial safety net) ketika komunitas lokal berada dalam
situasi krisis. Kehadiran institusi lokal bukan atas kepentingan pribadi/individu
tetapi atas kepentingan bersama, sehingga institusi lokal lama kelamaan
menduduki pada posisi penting dalam penyelenggaraan pemerintahan lokal. Rasa
saling percaya warga komunitas lokal yang digalang dan diasah melalui institusi
ini semakin hari semakin didambakan sebagai modal sosial( sosial capital).
Institusi lokal ternyata mampu menjadi bingkai etika komunitas lokal
(Purwo Santoso, 2002: 6). Institusi lokal pada dasarnya adalah regulasi perilaku
kolektif, di mana sandarannya adalah etika sosial, sehingga institusi lokal mampu
menghasilkan kemampuan mengatur diri sendiri dari kacamata normatif.
Adapun pelaksanaan sebagaimana dikatakan oleh Jones {1984:165) adalah
suatu yang sederhan dan mudah dimengerti,´suatu defenisi yang teramat
sederhana karena hanya berbentuk seuatu istilah ; tetapi kata ³laksanakan´
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 11/63
11
memerlukan ketertiban banyak orang, uang dan keterampilan, organisasi dari apa
yang sesungguhnya tersedia. Demikian pula kata ³kerjakan´ juga memerlukan
keterlibatan banyak orang, uang dan keterampilan dari apa yang tersedia.dengan
kata lain implementasi adalah suatu proses yang memerlukan ekstra sumber agar
dapat memecahkan masalah pekerjaan. Pressman dan Wdalvky (1997 : 21}
memandang implementasi suatu proses interaksi antara penentuan tujuan dengan
tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.Dengan demikian
implementasi menjadi jaringan yang mampu untuk mengaitkan hubungan yang
menjadi mata rantai hubungan berikutnya yang memungkinkan untuk mencapai
hasil yang di inginkan. Karena itulah unsur yang saling terkait, merupakan konsep
penting dari implementasi.
Allison dalam Abdullah, (1984:44) mengemukakan bahwa tahap
implementasi merupakan tahap yang paling penting dan kritis yang memerlukan
kerja sama segenap pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan suatu
kebijaksanaan. Sebelum suatu program atau proyek dilaksanakan, dilakukan
persiapan yang matang tentang segala hal yang menyangkut proyek, misalnya
organisasi, tenaga kerja termasuk kualifikasi orang-orang yang terlibat
didalamnya, dan perlengkapan serta prosedur kerja yang mengikat semua pihak
yang terlibat.Dalam siklus pengelolaan proyek, setelah langkah persiapan dan
persetujuan pihak yang berwenang, akan tiba pada tahap implementasi yang
merupakan operasionalisasi keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 12/63
12
Menurut Siagian (1985:174) ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam implementasi proyek antara lain :
a. Pemimpin Proyek
Dalam memilih seseorang pemimpin proyek, perlu dilakukan secara hati-
hati dengan persyaratan tidak terbatas pada kemampuan tehknis, tetapi juga
integritas kepribadian, kemampuan manejerial dan persyaratan-persyaratan
lainnya yang biasa dipergunakan dalam memilih seseorang untuk menduduki
jabatan pimpinan. Karena kelancaran pelaksanaan proyek sangat tergantung pada
kemampuan pemimpin proyek untuk menjalankan semua tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Organisasi Proyek
Organisasi adalah wadah diman berbagai kegiatan berlangsung,mencakup
pengertian keterpaduan antara keterampilan manajemen dan keterampilan teknis
dalam suatu tim. Organisai meskipun hanya sebagai sarana tetapi mendukung
kelancaran proyek jika terdapat kerapian organisasi yang meliputi jelasnya tujuan
proyek yang ingin di capai secara umum, dari segi politik ekonomi dan
keuntuntgan sosial lainnya. Tujuan khusus juga harus jelas dan dicapai melalui
pelaksanaan proyek. Selanjutnya jelasnya sasaran yang dicapai, kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan oleh berbagai komponen proyek, terdapatnya pembagian
tugus yang jelas dan lancarnya sistem informasi yang ada beserta jaringannya.
Seluruh komunikasi yang bersifat terbuka memberikan peningkatan efesiensi
kerja, karena setiap pihak akan saling membantu dalam menghadapi berbagai
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 13/63
13
masalah yang mungkin timbul dan secara bersama pula mencari penyelesaian
masalah.
c. Pembiayaan Proyek
Hal-hal yang penting tentang pembiayaan proyek adalah ( i ) dana yang
telah dialokasikan benar-benar tersedia pada waktu yang diperlukan dan dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ; ( ii ) penggunaan anggaran yang
dilakukan dengan mematuhi persyaratan yuridis formal dan memperhitungkan
faktor efesiensi tanpa melupakan mutu ; ( iii ) sistem pertanggung jawaban yang
harus tunduk pada berbagai ketentuanyang ditetapkan oleh Negara atau organisasi
yang turut membiayai pelaksanaan proyek.
d. Personalia Proyek
Berhasil tidaknya pelaksanaan proyek sangat ditentukan oleh unsur
manusia. Aspek ini dalam satu proyek sering kali meliputi : ( i ) jumlah tenaga
kerja yang diperlukan ; ( ii ) kualifikasi yang harus dipenuhi baik manajerial
maupun teknik operasional : ( iii ) pengalaman yang mendukung pelaksanaan
tugasnya di proyek. Hal ini yang penting dalam aspek manusia adalah status
tenaga kerja yng terlibat apakah sebagai tenaga tetap atau sementara waktu.
Faktor imbalan juga harus diperhatikan karena berperan dalam meningkatkan
kegairahan kerja.
e. Pengendalian Pelaksanaan Proyek.
Pengendalian dapat bersifat intern yang dilakukan oleh pempinan proyek,
juga dapat bersifat ekstern yang dilakukan berbagai pihak dalam lingkungan
pemerintahan. Pengendalian ini dimaksudkan agar kegiatan proyek berlangsung
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 14/63
14
sesuai dengan rencana dan bermaanfaat bagi para pengambil keputusan sebagai
masukan dalam menyusun rencana dan program selanjutnya. Manfaat lain adalah
sebagai umpan balik yang berharga karena berbagai pihak yang ikut dalam
kegiatan operasional proyek diharapkan memberikan informasi yang objektif
berupa laporan kepada pimpinan proyek.
Salusu (1996 : 12) mengatakan bahwa dalam proses implementasi terlihat
prinsip dari atas kebawah. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif antara
atasan, bawahan dan antar manajer sendiri., walaupun disadari bahwa konflik
kadang-kadang terjadi.
Wawrick (1979 : 12) mengemukakan bahwa secara teoritik terdapat
faktor-faktor yang dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan program
yaitu :
1. Banyaknya pemain ( actors ) yang terlibat. Keadaan ini menimbulkan
kesulitan dalam berkomunikasi dalam pengambilan keputusan, yang
memungkinkan terjadinya ³delay´ hambatan dalam proses pelaksanaan.
2. Terdapat komitmen atau loyalitas ganda. Dalam banyak hal di daerah, pejabat
tertentu, terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam berbagai jenis proyek
sehingga tidak cukup memberikan perhatian akibat tugas rangkap yang
diembannya.
3. Kerumitan yang melekat pada proyek itu sendiri. Sering kali proyek
pembangunan mengalami hambatan dalam pelaksanaan karena adanya
kesulitan yang melekat pada proyek itu sendiri, misalnya faktor teknis,
ekonomi, pengadaan bahan dan faktor perilaku pelaksanaan atau masyarakat.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 15/63
15
4. Jenjang pengambilan keputusan yang terlalu banyak. Makin banyak jenjang
dan tempat pengambilan keputusan yang persetujuannya diperlukan sebelum
rencana proyek dilaksanakan, berarti makin banyak waktu yang dibutuhkan
guna persiapan pelaksanaan. Begitu pula pada tahap operasi penyaluran dana
dan sumbangan yang diperlukan, memakan banyak waktu karena memerlukan
persetujuan dari banyak pihak yang berwenang.
B. Pengertian Pembangunan Desa
Pada umumnya, pembangunan diterima dalam pengertian sebagai suatu
usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki kehidupan manusia dari keadaan
yang ada sekarang menuju pada suatu keadaan yang dianggap lebih baik pada
waktu yang akan datang. Siagian (1994: 12) bahwa pembangunan adalah suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana atau
tersusun secara sistematik yang dilakukan oleh suatu bangsa, negara, pemerintah
menuju modernisasi dalam rangka N ation Building.
Bintoro (1984:27) bahwa pembangunan adalah suatu proses pembangunan
yang continue atau terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu
keadaan yang dianggap lebih baik sehingga terwujudnya suatu cita-cita dan tujuan
yang ingin dicapai.
Pendapat di atas dapat ditafsirkan bahwa pembangunan membawa misi
perubahan ke arah yang lebih baik, dan perubahan itu melalui proses yang secara
continue, dan mengikuti proses program ± program yang telah ditetapkan.
Bila dianalisa pandangan para ahli di atas, maka setidak-tidaknya terdapat
tiga yang menjadi unsur mutlak dari pengertian pembangunan yaitu :
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 16/63
16
1) Pembangunan merupakan proses tanpa akhir.
2) Proses tersebut melibatkan semua pihak dalam suatu negara atau bangsa
tertentu.
3) Menuju pada keadaan yang lebih baik bagi bangsa yang bersangkutan.
Pembangunan wilayah pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang
sebagaimana selama ini terjadi akan menimbulkan kesenjangan sosial dan
ekonomi dalam kehidupan. Persoalan-persoalan yang dihadapi wilayah desa dan
kota adalah masalah-masalah yang spesifik, sebab masing-masing wilayah
mempunyai potensi yang berlainan. Desa yang lebih berkesan sebagai kelompok
masyarakat yang hidup secara tradisional, mempunyai banyak ketertinggalan
dibanding dengan dengan kota. Salah satu tujuan pembangunan wilayah pedesaan
adalah menyeterakan kehidupan masyarakat desa dan kota sesuai dengan potensi
yang-dimiliki-desa.
Untuk melakukan pembangunan desa, ada beberapa hal yang tidak dapat
diabaikan diantaranya adalah latar belakang, pendekatan, konsep maupun
kenyataan-kenyataan yang terjadi di setiap desa. Beberapa hal yang perlu untuk
mendapat perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan adalah;
a. Pembangunan masyarakat desa masih bersifat dekonsentrasi. Disisi lain, sifat
ragam dan hakikat desa sangat beranekaragam yang secepatnya membutuhkan
penanganan. Disamping itu, titik berat pelaksanaan otonomi daerah yang terletak
pada kabupaten menggambarkan kebulatan karakter-pedesaan-wilayahnya.
b. Perangkat desa perlu mendapat bantuan teknis dan insentif. Perangkat desa
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 17/63
17
yang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan desa, keadaannya
secara umum masih membutuhkan bantuan teknis yang efektif.
Bantuan teknis dan efektif yang dibutuhkan diantaranya adalah
1) kesejahteraan, artinya pendapatan para kepala desa dan perangkatnya yang
masih menjadi masalah, kualitas ketrampilan, kewibawaan, kemampuan,
kejujuran dan dedikasi para perangkat desa masih perlu ditingkatkan-dengan-
bantuan-pemerintah.
2) Kemampuan membangun masyarakat desa mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai mengawasi masih dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana atau dalam banyak hal masih tanpa mekanisme manajemen sama sekali.
3) Mekanisme kerja antara pemerintah desa dan pemerintahan diatasnya perlu
dimantapkan. Hal ini dimaksudkan agar rencana yang dipersiapkan desa beserta
masyarakatnya disambut baik dan terwujud dalam pelaksanaannya tanpa
modifikasi ataupun penghilangan yang pokok demi kepentingan desa. Dan agar
pembangunan jangan berlangsung secara birokratis yang berlebihan.
c. Dana pembangunan desa secara lintas sektoral masih belum bermanfaat bagi
masyarakat desa. Karena itu dibutuhkan usaha dan dorongan yang kuat, sehingga
mekanisme proyek pembangunan desa yang berlangsung dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat desa melalui pemerintahan paling bawah.
d. Kurangnya keterpaduan kepentingan antar sektor, sehingga dibutuhkan
koordinasi lintas sektoral tentang pemerintahan desa melalui penyatuan program,
misi dan visi pembangunan. Hal ini dikarenakan setiap sektor mempunyai visi dan
misi yang ideal mengenai pembangunan wilayah pedesaan. Sehingga masing-
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 18/63
18
masing sektor cenderung untuk berpegang teguh secara prinsip pada fungsi
pokoknya dan memegang asumsi bahwa secara fungsional tidak ada kewenangan
untuk mencampuri sektor lain.
Pembangunan adalah suatu proses perubahan masyarakat. Proses
perubahan ini mencerminkan suatu gerakan dari situasi lama (tradisional) menuju
suatu situasi baru yang lebih maju (modern) dan belum dikenal oleh masyarakat.
Perubahan yang dilakukan tersebut akan melalui proses transformasi dengan
mengenalkan satu atau beberapa fase antara. Pembangunan masyarakat (pedesaan)
memerlukan suatu proses dan model tranformasi dari model lama menuju model
baru (tujuan). Di sisi lain perlu pula untuk dipahami bahwa proses pembangunan
merupakan suatu konsep yang optimistik dan memberikan pengharapan kepada
mereka yang secara sukarela berpartisipasi dalam proses pembangunan. Sehingga
perencanaan pembangunan baik sosial maupun budaya selalu perlu menyadari dan
menemukan indikasi-indikasi perubahan tuntutan.
Agar pembangunan wilayah pedesaan menjadi terarah dan sesuai dengan
apa yang menjadi kepentingan masyarakat desa, maka perencanaan mekanisme
pelaksanaan pembangunan desa dilakukan mulai dari bawah. Proses
pembangunan yang dilaksanakan merupakan wujud keinginan dari masyarakat
desa. Dalam hal ini koordinasi antara pemerintah desa dengan jajaran di atasnya
(Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Kabupaten) harus terus menerus
dilakukan dan di mantapkan. Apalagi pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan
pada Pemerintah Kabupaten.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 19/63
19
Pelaksanaan pembangunan pun hendaknya tidak hanya menjadikan desa
sebagai obyek pembangunan tetapi sekaligus menjadikan desa subyek
pembangunan yang mantap. Artinya obyek pembangunan adalah desa secara
keseluruhan yang meliputi potensi manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA)
dan teknologinya, serta mencakup segala aspek kehidupan dan penghidupan yang
ada di pedesaan. Sehingga menjadikan desa memiliki klasifikasi desa
swasembada. Yaitu suatu desa yang berkembang dimana taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakatnya menunjukkan kenyataan yang makin meningkat.
Pembangunan masyarakat pedesaan dimaksudkan untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan yang demikian hanya akan dapat
terlaksana bila langkah teknis dan ekonomis dilaksanakan setelah masalah inti
sosial budaya suatu masyarakat diketahui. Berdasarkan ini kemudian
menjadikannya sebagai tumpuan berbagai langkah pembangunan ekonomi dengan
sektor teknisnya. Manusia yang secara sosiologis memerlukan interaksi dengan
komunitasnya untuk tumbuh dan berkembang, jarang sekali berani berkembang
sendiri menjauhi norma-norma dan harapan masyarakat. Sebagaimana
perkembangan komunitas memerlukan individu untuk berkembang dan begitu
juga individu memerlukan komunitas sebagai tumpuan dan landasan berbagai hal
hakiki.
Pembangunan manusia seutuhnya akan lebih berhasil bila pembangunan
pada daerah pedesaan dilakukan berdasarkan potensi sumberdaya alamnya.
Sehingga untuk mampu memberdayakan potensi sumberdaya alamnya, maka
bakat dan kemampuan sumberdaya manusianya juga perlu untuk ditingkatkan.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 20/63
20
Dengan demikian, kemajuan wilayah pedesaan akan menjadi imbang dengan
wilayah perkotaan. sehingga kesenjangan sosial dan ekonomi dalam kehidupan
antara penduduk desa dan kota tidak akan terjadi.
C. Peran Partisipasi Masyarakat Dalam pembangunan Desa
Peran partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dikecamatan ujung
loe kabupaten bulukumba adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses
pembangunan desa, masyarakat senantiasa membirikan usul dan pendapat dalam
proses pengambilan kebijakan kepala desa yang berorentasi pada pembangunan
desa itu sendiri, kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat dalam
menjalankan rodah pemerimtahan desa itu snagat baik sehingga kepala desa
dalam melaksanakan tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap
sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan
memberikan pemahaman terhadap masyarakat mudah di terimah.
Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap
pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya
program pembangunan yang dirancang pemerintah untuk pembangunan desa.
Hampir seluruh instansi, terutama pemerintah daerah mengakomodir
pembangunan desa dalam program kerjanya. Tentunya berlandaskan pemahaman
bahwa desa sebagai kesatuan geografis terdepan yang merupakan tempat
sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur pemerintahan, desa
menempati posisi terbawah, akan tetapi justru terdepan dan langsung berada di
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 21/63
21
tengah masyarakat. Karenanya dapat dipastikan apapun bentuk setiap program
pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke desa. Meskipun
demikian, pembangunan desa masih memiliki berbagai permasalahan, seperti
adanya desa terpencil atau terisolir dari pusat-pusat pembangunan (centre of
excellent), masih minimnya prasarana sosial ekonomi serta penyebaran jumlah
tenaga kerja produktif yang tidak seimbang, termasuk tingkat produktivitas,
tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah.
Semuanya itu pada akhirnya berkontribusi pada kemiskinan penduduk.
Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan
program dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan desa.
Namun demikian program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan desa
justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan direncanakan jauh dari
desa (Korten, 1988:247). Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran
yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai
subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran
pembangunan (Kartasasmita, 1996:144).
Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat
partisipasi dalam pembangunan masih terbatas, misalnya masih sebatas peran
serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai
evaluasi. Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar.
Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan
program atau proyek pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif
stakeholders pemerintahan bahwa berhasilnya program atau proyek pembangunan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 22/63
22
diukur dari penyelesaian yang tepat pada waktunya (efisiensi dan efektifitas) serta
sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Dengan orientasi seperti ini, tentunya masyarakat desa beserta stakeholder
lainnya di desa yang seharusnya memiliki peranan yang besar tidak dapat
mengembangkan kemampuannya dan menjadi ³terbelenggu´ dalam berinovasi.
Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari implementasi program bantuan desa
(Bangdes) selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang amat menonjol.
Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup
dikenal luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga
bimbingan dan arahan dari pemerintah begitu kuat pengaruhnya dan merasuk
(internalisasi) dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat tergantung pada
bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap dipertahankan,
maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan kemampuannya dalam
mengelola pembangunan di desanya.
Apapun bentuk pembangunan, secara substantif akan selalu diartikan
mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk
mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah masyarakat
itulah maka sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan
pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya perubahan yang hendak dituju adalah
perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat
(Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan
menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus diperluas sejak
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga proses
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 23/63
23
pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan
memperdayakan.
Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses
sssdimana usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari
pemerintah. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan desa, paling tidak terdapat
dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal) yaitu pemerintah dan
masyarakat (Korten, 1988:378). Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih
luas, juga terdapat peranan ³Agen Eksternal´ seperti LSM, Konsultan, Lembaga
Donor dll.
Domain pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model
perencanaan pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari
bawah ke atas (bottom up planning). Pada dasarnya setiap program dari
pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi kedua model tersebut, hanya
intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma baru tentang
pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development), maka
pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar dan menjadi inti dari
proses pembangunan yang memberdayakan masyarakat. Penelitian ini bermaksud
mengambil suatu dimensi yang lebih khusus yaitu menganalisis tentang
Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba
Pemilihan program tersebut, didasarkan atas pertimbangan bahwa desain
dan implementasinya dapat memberikan gambaran tentang proses pemberdayaan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 24/63
24
masyarakat dalam pembangunan, dengan pengkajian pembangunan di desa. Selain
itu, saat ini khususnya di Kecamatan Ujung Loe, umumnya di Kabupaten
Bulukumba, program tersebut sangat mewarnai dinamika pembangunan desa,
sehingga melalui implementasinya diharapkan dapat mewujudkan proses
pemberdayaanmasyarakat.
Pengalaman selama ini menunjukkan banyak program pembangunan yang
digulirkan oleh Pemerintah kurang optimal melibatkan masyarakat dalam
perencanaan sampai evaluasi pembangunan di desa, sehingga muncul kesenjangan
persepsi antara masyarakat dengan pemerintah. Hal tersebut berakibat rendahnya
kepedulian masyarakat itu sendiri, yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya
tingkat keberdayaan masyarakat. Hal ini dapat terbukti dengan rendahnya tingkat
partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan, karena
tanpa disadari sebenarnya peranan pemerintah masih lebih besar, meskipun tidak
secara fisik, akan tetapi dalam wujud regulasi yang kurang memberikan
keleluasaan bagi masyarakat secara optimal.
Pembangunan yang memberdayakan masyarakat adalah pembangunan
yang memberi ³ruang´ dan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berperan
dalam menggerakkan dan mengerahkan segala sumber daya (resources) yang
dimilikinya, baik sumber daya material maupun non material, terutama sumber
daya manusianya sendiri untuk mandiri (Uphoff dalam Cernea, 1988 : 501).
Dengan kata lain masyarakat mempunyai akses dalam pengambilan keputusan
sampai pelaksanaan pembangunan.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 25/63
25
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, proses pembangunan yang
memberdayakan masyarakat memiliki makna lebih luas dari model pembangunan
partisipatif, sebagaimana dinyatakan Soetrisno (dalam Lasito, 2002:7) Dalam
model pemberdayaan, masyarakat tidak hanya aktif berpartisipasi dalam proses
pemilikan program, perencanaan dan pelaksanaannya, akan tetapi mereka juga
menguasai dana pelaksanaan program itu. Sementara dalam model partisipasi,
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada
pemilikan, perencanaan dan pelaksanaan, sedangkan pemerintah tetap menguasai
dana guna mendukung pelaksanaan program itu.
Dari pembedaan tersebut dapat diartikan bahwa dalam model
pemberdayaan, masyarakatlah yang memiliki peran yang besar (termasuk
pendanaan) serta sangat menentukan bagi arah kegiatan pembangunan, sesuai
dengan aspirasi dan perspektif masyarakat, maksudnya tanpa terlalu intervensi
struktur pemerintahan yang cenderung birokratis.
D. Efektifitas pelaksanaan Pembangunan Desa
Reformasi dan otonomi daerah telah menjadi harapan baru bagi
pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa,
otonomi adalah satu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi
aparatur desa dalam mengelola desa. Hal itu jelas membuat pemerintah desa
menjadi semakin leluasa dalam menentukan program pembangunan yang akan
dilaksanakan, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa tanpa
harus didikte oleh kepentingan pemerintah daerah dan pusat. Sayangnya kondisi
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 26/63
26
ini ternyata belum berjalan cukup mulus. Sebagai contoh, aspirasi desa yang
disampaikan dalam proses musrenbang senantiasa kalah dengan kepentingan
pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) dengan alasan bukan prioritas,
pemerataan dan keterbatasan anggaran.
Dari sisi masyarakat, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi
adalah semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin
pendeknya rantai birokrasi yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh positif terhadap jalannya pembangunan desa. Dalam proses
musrenbang, keberadaan delegasi masyarakat desa dalam kegiatan musrenbang di
tingkat kabupaten/kota gagasannya adalah membuka kran partisipasi masyarakat
desa untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan
daerah. Namun demikian, lagi-lagi muncul persoalan bahwa keberadaan delegasi
masyarakat ini hanya menjadi µkosmetik¶ untuk sekedar memenuhi µqouta¶ adanya
partisipasi masyarakat dalam proses musrenbang sebagaimana ditetapkan dalam
undang-undang.
Merujuk pada kondisi di atas, tampaknya persoalan partisipasi masyarakat
desa dalam proses pembangunan di pedesaan harus diwadahi dalam kelembagaan
yang jelas serta memiliki legitimasi yang cukup kuat di mata masyarakat desa.
Dalam UU No. 32 tahun 2004 sebenarnya telah dibuka ruang terkait pelembagaan
partisipasi masyarakat desa tersebut melalui pembentukan Lembaga
Kemasyarakatan.
Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 27/63
27
mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga
kemasyarakatan mempunyai tugas membantu pemerintah desa dan merupakan
mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Pembentukan lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan peraturan desa. Hubungan kerja antara
lembaga kemasyarakatan dengan pemerintahan desa bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.
Tugas lembaga kemasyarakatan meliputi:
1. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;
2. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipatif;
3. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan
swadaya masyarakat
4. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya, lembaga kemasyarakatan mempunyai
fungsi:
1. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
2. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat;
4. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan hasil-
hasil pembangunan secara partisipatif;
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 28/63
28
5. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya
gotong royong masyarakat;
6. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan
7. pemberdayaan hak politik masyarakat;
Kegiatan lembaga kemasyarakatan ditujukan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
y Peningkatan pelayanan masyarakat;
y Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
y Pengembangan kemitraan;
y Pemberdayaan masyarakat; dan
y Pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatan proses pembangunan Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) dimaksudkan untuk mewadahi potensi partisipasi masyarakat
desa dalam pengelolaan pembangunan di pedesaan. Pengelolaan pembangunan
pedesaan dimaksud adalah segala urusan yang terkait dengan kegiatan
pembangunan pedesaan mulai dari tahap perencanaan,BKM juga dapat berperan
dalam memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa kepada pihak-
pihak lain diluar pemerintah desa.
Apabila dikaji lebih lanjut, karakteristik BKM memiliki kesesuaian
dengan ciri-ciri lembaga kemasyarakatan sebagaimana dipaparkan di atas. BKM
malah seharusnya memiliki legitimasi yang cukup kuat karena anggota-anggota
dipilih secara langsung oleh masyarakat melalui serangkaian kegiatan pemilihan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 29/63
29
mulai dari tingkat RT. Kriteria calon anggota BKM pun dibuat atas dasar
kesepakatan masyarakat untuk menemukan sosok-sosok µorang baik¶ yang akan
mengendalikan BKM di desanya. Selain itu, proses pengambilan keputusan
tertinggi dalam BKM adalah musyawarah warga di tingkat desa.
Harapan yang cukup besar dari masyarakat desa disandarkan di pundak
BKM untuk benar-benar menjadi lembaga masyarakat yang cukup µcapable¶
untuk memperjuangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat desa.
E. Pengertian dan Tujuan Bantuan Pembangunan
Bantuan pembangunan desa adalah pendekatan pembangunan yang
bertumpu pada komunitas/maysarakat. Rancangan pembangunan diartikan sebagai
upaya penciptaan maysarakat lebih akses kesumber daya utama, penciptaan
peluang pembangunan dan peningkatan kapasitas kelompok sasaran. (juklat dan
jaknis PKM, 2000 ; 14). Adapun Hakekat Bantuan Pembangunan Desa adalah
bantuan keuangan dari pemerintah pusat kepada masyarakat desa yang merupakan
salah satu sumber pendapatan desa, dengan maksud agar masyarakat desa dapat
melaksanakan pembangunan sesuai dengan prioritas dan tujuan pembangunan
desa.
Secara terminologi bantuan pembangunan Desa sasaranya adalah
penduduk miskin yang dijangkau melalui kegiatan masyarakat yang diorganisir
oleh tim pelaksana kegiatan tingkat Desa/kelurahan. Rancangan-rancangan yang
dapat diusulkan pada hakekatnya fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi
spesifikasi lokal (muatan lokal) setempat sepanjang dapat menciptakan
penghasilan kepada daerah tersebut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 30/63
30
Secara khusus isi pelaksanaan program bantuan keluarga miskin adalah:
1. Ketahanan pangan meliputi: operasi pasar khusus beras, pengembangan
pembibitan dan budidaya perikanan.
2. Pengamanan sosial dibidang pendidikan meliputi: beasiswa dari
Dikdasmen, pendidikan tinggi, dana operasional sekolah.
3. Pengamanan sosial bidang kesehatan meliputi : JPS bidang kesehatan,
bidang sosial dan program arahan tambahan anak sekolah.
4. Penciptaan lapangan kerja meliputi: padat karya perkotaan, prakarsa
khusus bagi pengangguran perempuan.
5. Pemberdayaan masyarakat meliputi: pemberdayaan daerah dan masyarakat
dalam mengatsai krisis ekonomi melalu bantuan dana.
Tujuan Bantuan Pembangunan Desa adalah untuk mendukung,
memperkuat, sekaligus menstimulan potensi masyarakat desa dalam
melaksanakan pembangunan desa untuk mencapai tujuan pembangunan desa
yaitu:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
2. Meningkatkan fungsi dan peranan kelembagaan aparat desa sebagai
pengelola pembangunan desa.
3. Mengembangkan dan memeratakan prasarana dan sarana sosial ekonomi
untuk melayani kebutuhan masyarakat desa.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 31/63
31
4. Mengembangkan ekonomi rakyat di perdesaan, lewat pengembangan
usaha ekonomi produktif.
F. Komponen dan Arah Bantuan Pembangunan Desa.
Bantuan Pembangunan Desa memiliki komponen dan arah sebagai berikut:
a. Bantuan Langsung
Bantuan Langsung adalah komponen Bantuan Pembangunan Desa yang
diberikan kepada masyarakat desa untuk mendukung pencapaian sasaran
pembangunan desa melalui sektor-sektor yang tertampung dalam APPKD dan
menjadi prioritas masing-masing desa, yang dalam pelaksanaannya dikelola oleh
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Pemilihan prioritas sebagai dasar
penggunaan bantuan dilakukan dengan sepenuhnya merujuk pada dokumen
perencanaan seperti Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RPTD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD).
Bantuan langsung Bantuan Pembangunan Desa digunakan sebagai salah
satu sumber pembiayaan dan stimulan pembangunan di desa, dengan penekanan
penggunaannya pada batas-batas sebagai berikut:
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di desa
- Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif.
- Pengembangan prasarana dan sarana desa.
- Pengembangan kelembagaan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 32/63
32
b. Bantuan lain-lain.
Penggunaan Bantuan lain-lain dalam Bantuan Pembangunan Desa
digunakan sebagai sarana pembinaan pemerintah desa dalam merencanakan,
membina, memantau, dan melaporkan hasil pembangunan desa.
G. Pengelolaan dan Hasil-Hasil Bantuan Pembangunan Desa
1. Pengelolaan Bantuan Pembangunan Desa
a) Pengelolaan Bantuan Pembangunan Desa Dalam rangka Bantuan mudah
diterima dan didayagunakan oleh masyarakat.
b) Bantuan dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c) Bantuan harus dapat memberikan pendapatan yang memadai dan
mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis.
d) Bantuan harus dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri, sehingga
menciptakan pemupukkan modal dalam wadah lembaga dana dan kredit
perdesaan setempat.
e) Pengelolaan bantuan dan pelestarian hasil dapat dengan mudah dipantau
oleh masyarakat serta dapat digulirkan dan dikembangkan oleh
masyarakat dalam lingkup yang lebih luas.
2. Hasil-Hasil Bantuan Pembangunan Desa
Hasil-hasil Bantuan Pembangunan Desa meliputi upaya-upaya
pemantapan kelembagaaan pemerintah desa; pendidikan, pelatihan, dan
penyuluhan; pengembangan keswadayaan masyarakat; pengembangan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 33/63
33
perekonomian desa; pengembangan prasarana dan sarana di desa; dan
penanggulangan kemiskinan.
H. Kerangka Pikir
Pelaksanaan bantuan pembangunan desa kususnya di Kecamatan Ujung
Loe kabupaten Bulukuma yaitu profesioal dalam melaksanakan tugasnya dalam
arti tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun, sebagaimana arah pokok
dari dalam UU No. 32 tahun 2004 tentng pemerintahan daerah adalah salah satu
landasan yuridis tiap-tiap kewajiban dengn efisien dan efektif yaitu dengan
tenaga, waktu, usaha dan biaya yang sekecil-kecilnya, tetapi dengan hasil-hasil
yang sebesar-besarnya dan tidak merugikan jawatan baik materil maupun moril
atau financial, semua itu berdasarkan kesenjangan bahwa sebagai pembela
kedaulatan Negara dan harus menjadi tauladan bagi umum.
Ketegasan tersebut memberikan arahan, keefektifan dan mengefesienkan
kinerjanya menuju profesionlisme dalam pelaksanaan bantuan pembangunan Desa
di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
Berdasarkan uraian kerangka pikir di atas, secara visual dapat
digambarkan dalam bagan berikut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 34/63
34
SKEMA KERANGKA PIK IR
-
Apabila faktor pendukung lebih dominan dalam mempengaruhi
pelaksanaan bantuan pembangunan desa, maka akan meningktkan
efektivitas pelaksanaan bantuan pembangunan desa di kecamatan ujung
loe kabupaten buliukumba.
- Sebaliknya apabila faktor penghambat lebih dominan dalam
mempengaruhi pelaksanaan bantuan pembangunan desa, maka akan
menghambat efektivitas pelaksanaan bantuan pembangunan desa
dikecamatan ujung loe kabupaten bulukumba.
Faktor
Pendukung
Alokasi Bantuan
1. Dana
2. Prasarana
Jalan
3. Salana Air
Bersih
4. Kesehatan
Masyarakat
Efektivitas
Pelaksanaan
Pembangunan
Desa
Bantuan
Pembangunan
Desa
Faktor
Penghamat
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 35/63
35
Dalam melaksanakan kegiatan dapat di deskripsikan dan memberikan
kerangka konseptual sesuai uraian-uraian di atas mengenai pelaksanaan bantuan
pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
I. DEFINISI OPERASIONAL
Menghindari adanya perbedaan penafsiran minimal apa yang dimaksudkan
oleh penulis, maka variable-variabel tersebut di definisikan secara operasional
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan bantuan pembangunan desa adalah bantuan dana yang telah
diproyeksikan berdasarkan besarnya jumlah kebutuhan masyarakat desa
setempat dan dlaksanakan sesuai dengan program pembangunan desa.
2. Dana alokasi bantuan adalah dana bantuan yang diberikankepada Pemerintah
Desa dan masyarakat untuk digunakan sebagai pembangunan prasarana dan
dana untuk permodalan usaha.
3. Alokasi bantuan air bersih adalah pengadaan air bersih bersih bagi masyarakat
desa di Kecamatan ujung loe Kabupaten bulukumba melalui penyedian sarana
bak air di tiap desa.
4. Alokasi bantuan penyehatan lingkungan pemukiman adalah bantuan berupa
sarana penataan perumahan melalui penyuluhan, pemberantasan penyakit
demam berdarah, dan pembanguna sarana drainase.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 36/63
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitin ini berlokasi di tiga Desa yaitu pesisir, perkotaan dan
pegunungan di Kecematan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
B. Tipe dan Jenis penelitian
Metode penelitian yang akan dipergunakan menyusun skripsi ini adalah
penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud
menggambarkan mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari
pelaksanaan bantuan pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba.
Dasar penelitian ini untuk mendapatkan data-data atau informasi faktual
yang mendetail di lapangan terhadap objek penelitian yang ada hubungannya
dengan permasalahan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terkait dengan
pelaksanaan bantuan pembangunan Desa di Kecematan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba. Dalam hal ini adalah aparat pemerintah, lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan maysarakat umum dengan jumlah total populasi 36.673
orang, adapun yang akan diteliti yaitu desa/kelurahan Dannuang, Manjalling
dan Garanta.
36
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 37/63
37
2. Sampel
Sample penelitian ini adalah mereka yang dianggap mampu dan
berkompeten mewakili suatu keseluruhan dalam bidang tugas tertentu.Tehnik
penarikan sampel dilakukan dengan sistem purposive sampling atau dilakukan
dengan sengaja. Penggunaan teknik ini dimaksudkan agar sampel yang terpilih
adalah yang benar-benar mengetahui obyek penelitian sehingga diperoleh data
yang akurat yaitu pengambilan sampel dari beberapa responden yang dianggap
dapat mewakili seluruh populasi. Adapun sample yang dimaksud sebagai
beriku;
PNS = 15 Orang
Pedagang = 14 Orang
Petani = 12 Orang
Nelayan = 4 Orang
Tokoh Masyarakat = 15 Orang
Jumlah responden = 60 Orang
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi adalah penelitian mengamati secara langsung hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan bantuan pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe
Kabupaten Bulukumba.
b. Wawancara yang dipergunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas
terpimpin, artinya peneliti mengadakan pertemuan dengan anggota responden,
dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 38/63
38
responden sesuai dengan jenis pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya.
c. Kuesioner yaitu suatu tehknik pengumpulan data dengan menyebarkan
sejumlah angket/pertanyaan kepada responden dalam wilayah lokasi
penelitian.
E. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh peneliti kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptif atau kuantitatif yakni dengan cara peneliti
berusaha menginterprestasikan data-data yang sudah diperoleh dan diolah itu
dengan baik menjadi seperangkat informasi tentang kesimpulan hasil penelitin
dengan menggambarkan secara deskriptif tentang pelaksanaan bantuan
pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 39/63
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dalam Bab ini di arahkan pada pelaksaanaan bantuan
pembangunan desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dengan fokus
realisasi pelaksanaan bantuan pembangunan dan identivikasi factor-faktor yang
berpengaruh dalam pelaksanaan program tersebut.
A. Pelaksanaan Bantuan Pembangunan
Pelaksanaan bantuan pembangunan, secara umum terlihat cukup
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarat. Memang sangat sulit
untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ini dengan menggunakan
ukuran kualitatif. Akan tetapi metode kualitatif akan membantu dalam hal tersebut
berdasarkan temuan data dan angka-angka statistik yang melaporkan pelaksanaan
bantuan pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
serta tanggapan masyarakat sendiri dalam memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan pembangunan.
Dalam hal ini penguraian dilakukan dengan mencermati dan
memperhatikan realisasi program pembangunan berdasarkan pada pencapaian
target-target pembangunan dapat dilaksanakan. Dalam hal itu digambarkan
berbagai persoalan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan ditingkat
Kecamatan. Secara jelas akan teridentifikasi dan terlihat berbagai faktor yang
menopang maupun yang menghambat dalam pelaksanaannya. Untuk mengukur
dan mengevaluasi secara keseluruhan program pembangunan Desa tentulah sangat
banyak, rumit dan membutuhkan prangkat analisis yang konvrehensif disamping
39
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 40/63
40
tentu membutuhkan banyak waktu. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis
melakukan evaluasi pada program berskala besar dan program rutin tahunan
kecamatan, sehingga dapat merupakan evaluasi terhadap kurang lebih seluruh
proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan ditingkat kecamatan.
1. Program peningkatan prasarana jalan poros
Peningkatan prasarana jalan poros adalah bantuan untuk pembangunan
prasarana desa yang meliputi jalan penghubung/poros desa, jembatan desa, parit
dan sarana penyebrangan yang diperuntukkan bagi desa ± desa yang
membutuhkan. (Pedoman penyusunan program, dirjen PMD Depdagri, 1999).
Khusus untuk di desa bantuan P2JPD (program peningkatan jalan poros) hanya
meliputi jalan pembangunan desa dan pembangunan beberapa unit jembatan.
Bantuan peningkatan prasarana jalan poros desa ini dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan jangkauan pemasaran, menciptakan lapangan kerja desa,
meningkatkan kemampuan kelembagaan desa dan peran serta masyarakat,
meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemelirahaan prasarana dan memperkuat terwujudnya
kesatuan sistem transportasi dari jalan Nasional hingga pedesaan.
Untuk mencapai tujuan proyek P2JPD dikelurahan ini, dilaksanakan
dengan strategis bahwa pemerintah desa senagtiasa memprioritaskan proyek-
proyek pembangunan yang memberikan dampak langsung terhadap kehidupan
masyarak dengan cara sebagi berikut:
- Pembangunan dengan sistem padat karya dengan memperhatikan kaidah
tekhnis demi kualitas program dengan bahan yang sesuai.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 41/63
41
- Wilayah-wilayah desa yang merupakan kantong-kantong produksi atau
daerah produktif dan potensial.
- Pembangunan di titik beratkan pada pembangunan jalan dan lembaga,
berhubung bahwa segi karakteristik geografis desa untuk sarana
penyebrangan memang tidak ada.
- Wilayah yang merupakan rangkai beberapa wilayah itu atau
perkampungan penduduk dalam desa yang saling berdekatan.
Sedangkan mengenai pelaksanan pembangunan fisik.
Seperti yang telah kami kemukakan sebelumnya bahwa oprasionalisasi
tekhnis proyek sedapat mungkin dilaksanakan secara swakelola akan tetapi untuk
kondisi masyarakt desa, pelaksanaannya dilakukan dengan jalan kerjasama
dengan rekan atau kontraktor. Proyek di jalan oleh sebuah perusahaan kontraktor
akan tetapi masyarakat desa tetap ikut serta dan diikut sertakan dalam proyek
terutama dalam bentuk menyediakan bahan lokal dan tenaga lokal baik secara
sukarela maupun dengan biaya murah.
Untuk lebih jelasnya mengenai proyek-proyek pembangunan prasarana.
Jalan poros desa yang dilaksanakan selama tahun anggaran 2007/2008 ±
2009/2010 dapat dilihat dalam table berikut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 42/63
42
Tabel 1. Proyek P2JPD didesa/kelurahan dannuang, manjalling dan garanta tahun
anggaran 2007/2008-2009/2010Kecamatan Ujung loe Kabupaten
Bulukumba
Jenis Proyek Volume
(Master)
Biaya (Rp) Realisasi
Perintisan jalan desa
Pemliharaan jalan desa
Pembangunan jalandesa/kelurahan dannuang
Pembangunan jalandesa/kelurahan manjalling
Pembangunan jalandesa/kelurahan garanta
4.000
8.000
17
12
10
4.000.000
3.500.000
250.000.000
210.000.000
198.000.000
2007/2008
2007/2008
2009/2010
2009/2010
2008/2009
Jumlah 12.039 665.500.000
Sumber : K antor K ec. Ujung loe K ab. Bulukumba, N ovember 2010 .
Pelaksanaan program P2JPD ini, berdasarkan penjelasan pemerintah
kecamatan pada umumnya tidak dapat terealisasikan tepat pada waktunya,
kadang± kadang penyelesaian molor sampai beberapa bulan. Kualitas proyek juga
menjadi persoalan, misalnya jembatan yang dibangun di desa dannuang pada
tahun 2007. Mengenai program perintisan jalan desa sebenarnya merupakan
program yang telah ada beberapa tahun sebelumnya. Namun baru pada tahun
2009/2010 dapat terealisasi. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain,
kesulitan mencari alokasi dana proyek, keterlambatan dana proyek cair dan
keterampilan para pelaksana proyek yang masih kurang dalam bidang
pekerjaannya.
Dengan adanya P2JPD ini. Masyarakat sekarang lebih mudah melakukan
perjalanan atau hubungan dari satu wilayah kewilayah lainnya. Masyarakat tidak
terhalang lagi pergi kekebun ketika hujan mudah melakukan pengangkutan karena
transportasi lancar dalam memasarkan hasil ± hasil pertanian dan perkebunan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 43/63
43
mereka. Urusan bisnis termasuk urusan ± urusan keluarga menjadi mudah dan
lancar.
Sekedar perbandingan berikut kami paparkan tanggapan responden
terhadap manfaat program P2JPD. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60
orang, terdiri dari 15 pegawai negeri sipil, 14 pedang, 12 petani, 4 nelayan dan 15
yang mewakili tokoh masyarakat, seperti yang terlihat pada table berikut.
Tabel 2. Tanggapan responden terhadap manfaat bantuan proyek P2JPD di tiga
desa di Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 10 16,67
2 Bermanfaat 49 81,66
3 Kurang Bermanfaat 1 1,67
4 Tidak Bermanfaat
Jumlah 60 100
Sumber : H asil K uesioner, N ovember 2010.
Berdasarkan tabel Nampak bahwa masyarakat umum maupun aparat
ternyata merasakan manfaat dari bantuan proyek peningkatan prasarana jalan
desa, terbukti dari 60 responden, 99,33 persen menyatakan bermanfaat dan
responden yang menyatakan tidak bermanfaat 1,67 persen yang kurang
bermanfaaat.
2. Program PNPM Mandiri
Program PNPM mandiri adalah bantuan pemerintah yang diberikan kepada
setiap Desa/Kelurahan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Bantuan ini dimaksudkan sebagai saran dan simulasi atau
perangsang untuk mendorong dan menggerakkan swadaya gotong royong dan
partisipasi masyrakat dalam pembangunan Desa atau Keluarahan. Hal ini juga
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 44/63
44
sejalan dengan program pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba yang telah
memberikan prioritas perhatian pada pelaksanaan pembangunan desa sesuai
dengan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor: 1/DPRD/1999 tentang pokok-pokok
Reformasi Pembangunan Kabupaten Bulukumba.
Perlu diketahui bahwa dasar penyelengaraan dana PNPM adalah instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor tahun 1984 tentang penyelenggaraan bantuan
pembangunan tiap provinsi, kotamadya/kabupaten dan tiap desa. Instruksi Mentri
Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1991 tentang penyempurnaan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1984 tentang petunjuk pelaksanaan Pembangunan
desa.
Bantuan ini langsung diberikan kepada masyarakat yang merupakan milik
masyarakat desa yang langsung dikelola melalui wabah LPM. Bantuan yang
merupakan biaya Pembinaan dan Pengelolaan sebagai penopang pelaksanaan
pembangunan bantuan langsung pembangunan desa. Biaya meliputi pembiayaan
pelaksanaan pelatihan dan kursus bagi tenaga operasional pemandu pelaksanaan
program pembangunan desa termasuk dalam hal ini adalah biaya kesekretariatan
operasional Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa dalam memantau pelaksanaan
program pembangunan desa sebagai pihak pelaksanaan program pembangunan
desa dan supervise pembangunan ditingkat desa.
Adapun tujuan dari pemberian Bantuan Pembangunan desa ini adalah
1) Mendorong dan merangsang usaha ekonomi produktif masyarakat antara
lain melalui peningkatan produksi barang dan jasa beserta pemasarannya.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 45/63
45
2) Membangun, memperbaiki serta memelihara sarana dan prasarana
pendukung pedesaan.
3) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparat maupun
masyarakat, antara lain melalui kegiatan Latihan Pembangunan Desa
Terpadu (LPDT) yang melatih pengurus LPM, perangkat desa dan kader
Pembangunan Desa (KPD) serta untuk menunjukkan dan mengembangkan
pembangunan serta pembinaan anak dan remaja.
4) Memperkuat kelembagaan desa yang mencakup penguatan dan
mengefektifkan LPM dan pengembangan lembaga melalui pencarian dana
dan perkreditan milik masyarakat desa dalam rangka mendorong
pemupukan modal pedesaan
5) Mempekuat mekanisme perencaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembangunan masyarakat pedesaan.
Selanjutnya mengenai penggunaan dana PNPM mandiri Tahun Anggaran
2009-2010 dapat dilihat dalam table berikut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 46/63
46
Tabel 3. Alokasi Dana Bantuan Pembangunan Tahun Anggaran 2009-2010
Dikecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
Jenis Proyek Sumber Dana Jumlah (Rp)Pemerintah (Rp) Swadaya
(Rp)
Pembangunan sarana
dan prasarana
desa/kelurahan
dannuang
Pembangunan sarana
dan prasarana
desa/kelurahan
manjallingPembangunan sarana
dan prasaranadesa/kelurahan
dannuang
100.000.000-
85.000.000-
90.000.000-
50.000.000-
20.000.000-
35.000.000-
150.000.000
105.000.000
125.000.000
Total 275.000.000- 105.000.000- 380.000.000
Sumber : K antor K ec. Ujung Loe K ab. Bulukumba, N ovember 2010.
Penggunaan dana PNPM Mandiri paling tidak diarahkan pada dua
orientasi besar yaitu pembangunan fisik dan non fisik. Data dalam table tersebut
memperlihatkan bahwa dalam kurung waktu 2009-2010 pembangunan fisik
diarahkan pada upaya pembangunan sarana jalan, pembangunaan pengadaan
sarana olahraga dan kesenian, pembinaan keluarga sejahtera yang bersumber dari
BKKBN, dan bulan bakti LPM.
Selanjutnya sebagai bahan perbandingan berikut penulis paparkan
anggaran terhadap manfaat Dana PNPM Bantuan Pembangunan Desa di
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba sebagai berikut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 47/63
47
Table 4. Tanggapan Respon Terhadap manfaat PNPM Mandiri Desa di Kecamatn
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 5 8,33
2 Bermanfaat 40 66,67
3 Kurang Bermanfaat 15 25
4 Tidak Bermanfaat
Jumlah 60 100
Sumber : hasil Olahan Data Primer, N ovember 2010
Tabel 4 mempelihatkan bahwa 75% menyatakan responden bahwa proyek
PNPM bermanfaat, dan 25% menyetakan kurang bermanfaat. Meskipun tidak ada
responden yang menyatakan tidak namun melihat alokasi dana tersebut mesti
lebih diarahkan pada pengelolaan dana tersebut lewat program-program yang
sasaran dan visinya lebih prospektif dan berdampak luas bagi seluruh lapisan
masyarakat.
3. Program Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan
Perumahan/Pemukiman (PAB/PLP)
Sekedar untuk diketahui bahwa masalah perumahan dan pemukiman di
tiga desa yaitu Kelurahan Dannuang, Kelurahan Manjalling dan Kelurahan
Garanta tidak terletak pada keurangnya jumlah rumah, namun permasalahannya
justru pada mutu dan penataan rumah berikut sarana dan fasilitas lingkungan yang
relative kurang memadai. Mutu dalam hal ini ditinjau dari segi kesehatan,
lingkungan maupun fungsionalnya. Oleh karena itu, kebijaksanaan pembnagunan
didasarkan pada upaya peningkatan mutu perumahan dan pemukiman beserta
lingkungannya melalui system pembangunan layak huni dan penataan lingkungan
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 48/63
48
pemukiman. Kegiatan ini meruapakan salah satu komponen dari pembangunan
desa. Kegiatan program ini di koordinir oleh seksi lingkungan hidup pada
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di masing-masing desa.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Memberi penyuluhan, pembinaan dan pemberian bimbingan terhadap
keluarga yang menjadi sekelompok sasaran
2) Memberikan bantuan pengadaan barang berupa tripleks dan atap seng
kepada keluarga yang layak menerima bantuan
3) Mengadakan kerja bakti atau gotong royong untuk membenahi dan menata
lingkungan pemukiman
4) Pembangunan contoh perumahan yang layak huni
5) Mengadakan lomba rumah sehat
Mengenai sumber pembiayaan program ini diperoleh dengan
mengoptimalkan bantuan dari pemerintah serta swadaya masyarakat. Proyek
pengadaan air bersih merupakan proyek sentral sektoral yang dilaksanakan oleh
instansi terkait.
Sementara proyek pengadaan air bersih dilakukan melalui upaya
mendekatkan sumber air bersih disekitar tempat pemukiman penduduk sehingga
dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Proses ini dilakukan dengan
tetap memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan. Teknis program dilakukan
dengan dua cara yaitu pembuatan bak penampungan air dan proses pemipaan
kerumah penduduk.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 49/63
49
Berikut tanggapan responden terhadap manfaat program pengadaan air
bersih di Kelurahan Dannuang, Kelurahan Manjalling dan Kelurahan Garanta
Kabupaten Bulukumba.
Tabel 5. Tanggapan Responden Terhadap Manfaat Program Pengadaan Air
Bersih.
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 15 25
2 Bermanfaat 45 75
3 Kurang Bermanfaat
4 Tidak BermanfaatJumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Tabel 5. Memperlihatkan bahwa responden mengakui manfaat dari
diadadakannya proyek air bersih ini dengan 100% persen responden. Sementara
tidak ada yang menyatakan kurang bermanfaat maupun yang menyatakan tidak
bermanfaat. Meskipun demikian pengolahan proyek ini harus terus ditingkatkan
agar jangkauannya meliputi warga secara lebih merata dan lebih baik dari
sebelumnya.
4. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
Program peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Desa/Keluarahan,
Kelurahan Dannuang, Kelurahan Manjalling, dan Kelurahan Garanta dilakukan
dengan berbagai kegiatan terpadu, antara lain :
1) Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD), melalui
penyempurnaan dan pembersihan tempat-tempat penampungan air minum
dan bak mandi.
2) Penyuluhan kesehatan bagi warga masyarakat
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 50/63
50
3) Pemberian obat generic
4) Pemberian/pengobatan secara cuma-cuma (gratis)
5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh Departemen Kesehatan
Dampak dari program ini adalah semakin menurunnya angka kematian ibu
melahirkan dan angka kematian akibat penyakit-penyakit berbahaya seperti
jantung, TBC, demam berdarah, diare, kolera malaria dan berbagai jenis penyakit
laiinya. Sebaliknya angka kelahiran bayi sehat dan selamat meningkat. Hal yang
dapat dilihat adalah semakin meningkatnya pasangan usia subur, jumlah akseptor
Keluarga Berencana (KB) selama tiga tahun terkahir yang menunjukkan bahwa
kesadaran akan pentingnya factor umur dalam reproduksi anak penting
diperhatikan termasuk komitmen untuk berusaha menegakkan norma keluarga
kecil bahagia sejahtera semakin meningkat.
Angka kematian ibu melahirkan di kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba pada tahun 2009-2010 tercatat 1,5% dan pada tahun sebelumnya
tercatat 3% angka kematian akibat demam berdarah, angka kematian akibat
demam berdarah 0,3% dan pada tahun sebelumnya tercatat 2%. Jumlah Akseptor
KB sebanyak 504 orang dan pada tahun sebelumnya 271 orang.
Jadi dalam banyak hal sebelumnya terjadi banyak kemajuan dalam
peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Meski tidak dapat dipungkiri
bahwa tetap ada keluhan mengenal kesadaran akan pentingnya budaya hidup sehat
sebagian masyarakat masih sangat sulit di terapkan. Faktor ini merupakan kendala
utama bagi pelaksanaan program peningkatan kesehatan masyarakat.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 51/63
51
Oleh sebab itu sentrak aksi dari program ini sesungguhnya secara subtansial
adalah upaya pelembagaan kebiasaan hidup sehat bagi masyarakat dalam segala
pola perilaku kesehariannya. Berikut tanggapan responden terhadapa hasil
pelaksanaan program peningkatan kesehatan masyarakat.
Table 6. Tanggapan Responden Terhadap Manfaat Program Peningkatan
Kesehatan Masyarakat
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 6 10
2 Bermanfaat 50 83,3
3 Kurang Bermanfaat 4 6,7
4 Tidak Bermanfaat
Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Berdasarkan table 6 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa program-
program bagi usaha peningkatan kesehatan masyarakat cukup berhasil, akan tetapi
keterangan tersebut member makna bahwa meskipun secara umum ada 93,3%
responden yang menyatakan berhasil namun terdapat 6,7% yang menyatakan
kurang berhasil, dan tidak terdapat responden yang menyatakan tidak berhasil.
B. Faktor± Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bantuan
Pembangunan Desa di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
Sebagai bagian dari pembangunan nasional yang begitu kompleks, maka
pembangunan ditingkat kecamatan pun merupakan masalah yang
multidimensional. Melibatkan berbagai komponen Negara dan masyarakat serta
sejumlah prasyarat pendukung bagi keberhasilan pelaksanaannya berupa prasyarat
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 52/63
52
politik, ekonomi hokum dan social budaya. Keseluruhan prasyarat tersebut di
arahkan untuk memacu tingkat kesejahteraan hidup masyarakat desa.
Mencermati berbagai permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan desa
bekerja serius dan cermat dalam menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi
setiap program bantuan pembangunan desa tersebut. Mencermati berbagai
permasalahan dalam pelaksanaan program bantuan pembangunan desa khususnya
di desa/kelurahan dannuang, manjalling dan garanta kecamatan ujung loe
kabupaten bulukumba pada dasarnya identifikasi faktor penghambat dan
pendorongnya sama.
1. Adapun faktor pendukung pelaksanaan program pembangunan tersebut adalah:
a. Semangat gotong royong
Salah satu potensi yang sangat berpengaruh dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan adalah semangat gotong royang masyarakat yang ikut
serta dalam menyukseskan pembangunan desa. Cukup banyak pekerjaan dan
program pembangunan yang dilaksanakan dengan mengandalkan kekuatan gotong
royong. Misalnya kerja bakti, jum¶at bersih, pembangunan fasilitas umum seperti
pasar, kantor desa/kelurahan dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Sehingga
meskipun banyak kendala dalam pelaksanaan pembangunan, namun dengan
modal tersebut hasil yang bisa dicapai tetap dirasakan manfaatnya ditengah
masyarakat.
Untuk memperjelas keadaan diatas, maka berikut ini akan disajikan
tanggapan responden terhadap semangat gotong royang dalam pembangunan desa
sebagai berikut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 53/63
53
Tabel 7. Tanggapan responden terhadap keberadaan gotong royong dalam
pembangunan.
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 8 13,3
2 Bermanfaat 50 83,3
3 Kurang Bermanfaat 1 1,7
4 Tidak Bermanfaat 1 1,7
Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Tabel diatas menunjukkan bahwa keberadaan semangat gotong royong
sangat membantu pelaksanaan program pembangunan desa. Sebanyak 96,6%
responden menyatakan membantu, 1,7% menyatakan kurang membantu dan
hanya 1,7% yang menyatakan tidak membantu. Berdasarkan hasil penelitian ini
maka dapat dikatakan semangat gotong royong masyarakat desa sebagai satu
kekuatan pelaksanaan pembangunan desa. Oleh karena kekuatan ini harus tetap
dijaga dan diperthankan.
b. Keadaan alam yang subur
Sumber daya alam merupakan faktor yang sangat penting dalam
pembangunan desa. Kondisi alam yang subur khususnya lahan pertanian yang
tersedia secara memadai akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat
setempat. Apalagi jika ditopang dengan sumber daya manusia yang mampu
mengolah sumber daya alam secara optimal.
Mengenai potensi kondisi alam dikelurahan dannuang, manjalling dan
garanta kecamatan ujung loe kabupaten bulukumba dapat dilihat antara lain
kesuburan tanah pertanian, musim yang berjalan stabil sepanjang tahun sehingga
masyarakat dapat bertani dan berkebun dengan hasil yang cukup memadai.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 54/63
54
Sehingga tidak mengherangkan jika secara umum kondisi kecamtan ujungloe
kabupaten bulukumba termasuk penghasil jambu mente, kelapa, padi, ikan dan
udang dengan produksi rata-rata ton per tahun.
Tanggapan responden mengenai kondisi alam khususnya pada
desa/kelurahan dannuang, manjalling dan garanta kecamatan ujung loe kabupaten
bulukumba dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 8. Tanggapan responden terhadap kondisi alam khususnya pada
desa/kelurahan dannuang, manjalling dan garanta kecamatan ujung loekabupaten bulukumba.
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Beramanfaat 7 11,6
2 Bermanfaat 48 80
3 Kurang Bermanfaat 3 5
4 Tidak Bermanfaat 2 3,4
Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Kondisi alam pada ketiga desa yaitu desa/kelurahan dannuang, manjalling
dan garanta kecamatan ujung loe kabupaten bulukumba ternyata memberi
konstribusi yang cukup besar terhadap pelaksanaan pembanguan desa. Terdapat
81.67% responden yang menyatakan bermanfaat, 16.67% menyatakan kurang
bermanfaat jika musim kemarau tiba, dan hanya 1,66% yangmenyatakan tidak
bermanfaat jika panen tahunan gagal.
2. Hal-hal yang menjadi factor penghambat antara lain:
a. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah
Seperti yang telah disinggung sebelumnya dalam pembahasan ini bahwa
rata -rata kualitas sumber daya manusia dikecamatan ujung loe kabupaten
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 55/63
55
bulukumba masih tergolong rendah. Sumber daya manusia ddalam hal ini dapat
dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu sumber daya aparat dan masyarakat
pada umumnya. Kedua komponen sema memberi pengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan ditingkat kecamatan.
Indikator dalam mendapatkan gambaran mengenai kulitas aparat dan
masyarakat, ada beberapa indicator antara lain tingkat pendidikan, pengalaman
kerja dan keterampilan. Untuk memperjels keterangan tersebut, maka penulis
dapat menyajikan tanggapan responden atas permasalahan tersebut yaitu sebagai
berikut.
Tabel 9. Tanggapan responden terhadap mengenai pengaruh tingkat pendidikan
terhadap kemampuan melaksanakan tugas pembangunan.
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Mendukung -
2 Mendukung 1 1,7
3 Kurang Mendukung 54 90
4 Tidak Mendukung 5 8,3Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Tanggapan responden terhadap pengaruh relitas dan kualitas sumber daya
manusia dalam melaksanakan pembangunan desa seperti terlihat dalam tabel
diatas, yaitu 1,7% menyatakan mendukung, 90% menyatakan kurang Mendukung
dan hanya 8,3% yang menyatakan tidak Mendukung. Hal demikian terjadi karena
kapasitas pendidikan baik aparat desa maupun sebagian besar masyarakat sebagai
fungsionaris penggerak pembangunan desa belum cukup memadai sehingga
pengetahuan tentang mekanisme dalam pembangunan masih jauh dari taraf yang
diinginkan.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 56/63
56
b. Keterbatasan Dana
Seperti diketahui bersama bahwa dana merupakan factor yang sangat
penting untuk meningkatkan pelaksanaan tugas dan kewajiban pemerintah desa
dalam mencapai daya guna dan hasil guna yang penyelenggaraan pemerintah yang
sebesar - besarnya sesuai dengan perkembangan pemerintah dan pembangunan
disetiap tahunnya terus meningkat. Sehingga secara teknis kepentingan ini diatur
sendiri dengan keputusan bupati bulukumba tentang penyusunan anggaran
penerimaan dan pengeluaran keuangan dsa yang mengatur perkiraan atau target
penerimaan desa dan perkiraan bats tertinggi kemampuan pengeluaran.
Untuk lebih memperjelas tentang realisasi masalah dana pembangunan
tersebut dapat diuraikan melalui tanggapan responden sebagai berikut.
Tabel 10.Tanggapan responden mengenai dukungan dana dalam pelaksanaan
pembangunan
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Mendukung - -
2 Mendukung 1 1,7
3 Kurang Mendukung 57 96
4 Tidak Mendukung 2 3,4
Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Tabel 10. Menunjukkan bahwa indikasi dukungan dana yang tersedia
untuk membiayai kebutuhan pembangunan desa masih sangat rendah. Ada 3,4%
responden yang menyatakan bahwa dana masih tidak mendukung, 96% yang
menyatakan kurang mendukung dan 1,7% yang menyatakan mendukung jika
ditunjang dengan swadaya masyarakat.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 57/63
57
c. Intervensi pemerintah tingkat atas
Salah satu hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembangunan
desa khusnya dalam upaya pemberdayaan potensi pembangunan desa selama ini
adalah begitu dominannya campuran tangan pemerintah dalam menentukan
program pembangunan desa termasuk hal±hal yang seharusnyaa secara teknis
operasional telah diserahkan untuk menjadi tanggung jawab pemerintah desa
secara otonomi.
Kenyataan dalam berbagai contoh kasus membuktikan bahwa pemerintah
tingkat atas terlampau mendikte pemerintah desa dalam menyusun program
pembangunan. Mekanisme penyusunan program pembangunan tingkat kecamatan
dengan system perencanaan bottom up dengan teknik perencanaan seperti diatur
dalam system P3MD tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap cammpur
tangan pemerintahterhadap pelaksanaan program pembangunan dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 11. Tanggapan responden mengenai campur tangan pemerintah tingkat atas
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Mendukung - -
2 Mendukung 2 3.4
3 Kurang Mendukung 8 13,3
4 Tidak Mendukung 50 83.3
Jumlah 60 100
Sumber: H asil Olahan Data Primer, N ovember 2010.
Ternyata campur tangan pemerintah tingkat atas terhadap pelaksanaan
program pembangunan di tingkat desa dirasakan sebgai satu faktor penghambat
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 58/63
58
pelaksanaan pembangunan desa. Campur tangan ini dinilai oleh 83.3%
respondeng tidak mendukung adanya campur tangan dari pihak tingkat atas,
13,3% menyatakan sebagai kurang mendukung karena apabila terdapat campur
tangan, maka pemerintah desa setempat tidak berfungsi sebagaiman mestinyadan
hanya terapat dua responden yang menyatakan mendukung yaitu 3,4% saja.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 59/63
59
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan bantuan pembangunan, secara umum terlihat cukup
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarat. Di kecamatan ujung loe
kabupaten bulukumba terdapat dua proyek yaitu:
1. Perintisan dan pemeliharaan jalan desa
2. Pembangunan jalan desa/kelurahan dannuang, manjalling dan garanta
Dari data yang diambil dari tiga desa/kelurahan dengan 60 responden,
yang 15 pegawai negeri sipil, 14 pedang, 12 petani, 4 nelayan dan 15 yang
mewakili tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang mewakili. Berikut
respon mereka terhadap implementasi bantuan alokasi dana dikecamatan ujung
loe kabupaten bulukumba:
1) Masyarakat umum maupun aparat ternyata merasakan manfaat dari
bantuan proyek peningkatan prasarana jalan desa, terbukti dari 60
responden, 99,33 persen menyatakan bermanfaat dan responden yang
menyatakan tidak bermanfaat 1,67 persen yang kurang bermanfaaat.
2) Untuk program PNPM mandiri 75% responden menyatakan bahwa proyek
PNPM mandir bermanfaat, dan 25% menyetakan kurang bermanfaat.
Meskipun tidak ada responden yang menyatakan tidak namun melihat
alokasi dana tersebut mesti lebih diarahkan pada pengelolaan dana tersebut
lewat program-program yang sasaran dan visinya lebih prospektif dan
berdampak luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 60/63
60
3) Untuk proyek air bersih 100% responden mengakui manfaat dari
diadadakannya proyek air bersih ini. Namun meskipun demikian
pengolahan proyek ini harus terus ditingkatkan agar jangkauannya
meliputi warga secara lebih merata dan lebih baik dari sebelumnya.
4) Untuk program-program bagi usaha peningkatan kesehatan masyarakat
dinilai cukup berhasil, akan tetapi keterangan tersebut memberi makna
bahwa meskipun secara umum ada 93,3% responden yang menyatakan
berhasil namun terdapat 6,7% yang menyatakan kurang berhasil, dan tidak
terdapat responden yang menyatakan tidak berhasil.
Selanjutnya beberapa faktor penghambat dan pendukungantara lain yaitu:
a. Faktor Pendukung
1) Keberadaan semangat gotong royong sangat membantu pelaksanaan
program pembangunan desa. Sebanyak 96,6% responden menyatakan
membantu, 1,7% menyatakan kurang membantu dan hanya 1,7% yang
menyatakan tidak membantu. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
dikatakan semangat gotong royong masyarakat desa sebagai satu kekuatan
pelaksanaan pembangunan desa. Oleh karena kekuatan ini harus tetap
dijaga dan dipertahankan.
2) Kondisi alam pada ketiga desa yaitu desa/kelurahan dannuang, manjalling
dan garanta kecamatan ujung loe kabupaten bulukumba ternyata memberi
konstribusi yang cukup besar terhadap pelaksanaan pembanguan desa.
Terdapat 81.67% responden yang menyatakan mendukung, 16.67%
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 61/63
61
menyatakan kurang memberikan dukungan jika musim kemarau tiba, dan
hanya 1,66% yangmenyatakan tidak mendukung jika panen tahunan gagal.
b. Faktor penghambat
1) Pengaruh realitas dan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan
pembangunan desa merupakan faktor penghambat ini terlihat dari
tanggapan respoden, yaitu 1,7% menyatakan mendukung, 90%
menyatakan kurang Mendukung dan hanya 8,3% yang menyatakan tidak
Mendukung. Hal demikian terjadi karena kapasitas pendidikan baik aparat
desa maupun sebagian besar masyarakat sebagai fungsionaris penggerak
pembangunan desa belum cukup memadai sehingga pengetahuan tentang
mekanisme dalam pembangunan masih jauh dari taraf yang diinginkan.
2) Indikasi dukungan dana yang tersedia untuk membiayai kebutuhan
pembangunan desa masih sangat rendah. Ada 3,4% responden yang
menyatakan bahwa dana masih tidak mendukung, 96% yyang menyatakan
kurang mendukung dan 1,7% yang menyatakan mendukung jika ditunjang
dengan swadaya masyarakat.
3) campur tangan pemerintah tingkat atas terhadap pelaksanaan program
pembangunan di tingkat desa dirasakan sebgai satu faktor penghambat
pelaksanaan pembangunan desa. Campur tangan ini dinilai oleh 83.3%
respondeng tidak mendukung adanya campur tangan dari pihak tingkat
atas, 13,3% menyatakan sebagai kurang mendukung karena apabila
terdapat campur tangan, maka pemerintah desa setempat tidak berfungsi
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 62/63
62
sebagaiman mestinyadan hanya terapat 2 responden yang menyatakan
mendukung yaitu 3,4% saja.
B. SARAN
Sehubungan dengan uraian dan simpulan di atas, berikut ini
sikemukakan saran-saran sebagai penyelesaian masalah yang dihadapi
yaitu sebagai berikut :
1. Pelaksanaan bantuan pembangunan desa dikecamatan ujung loe kabupaten
bulukumna lebih di upayakan pemerataannya, sehingga masyarakat luas
dapat merasakan manfaatnnya secara langsung
2. Faktor sumber daya manusianya lebih ditingkatkan lagi, bisa dengan cara
membuat program pelatihan-pelatihan dan penyuluhan sebagai wadah
penambah keterampilan masyarakat desa.
3. Pemerintah tingkat atas cukup mengawasi jalannya program dan sebaiknya
memberikan kepercayaan kepada masyarakat atau aparat setempat untuk
mengelola dan memberdayakan bantuan-bantuan yang diterima, agar
masyarakat lebih leluasa dalam mengelola bantuan tersebut.
5/7/2018 Yasser Bab i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/yasser-bab-i 63/63
63
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. 1990. M enyusun Rencana Penelitian. Rajawali, Jakarta.
Abdul Wahab, Solikin, 1994 , K ebijakan Publik dan Pembangunan , FI
AUNIBRAW Malang.
Adisasmita, Raharjo.2004. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan .
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badruddin, Syamsiah.2009. definisi-pengertian.blogspot.com/.../pengertian-
pembangunan.html.( diakses 18 desember 2010)
Islamy, M Irfan 1992, Penelitian K omunikasi dan Pembangunan Desadalam Administrasi Pembangunan, FIA UNIBRAW, Malang.
Ketaren, Nurlela. 2008. Aministrasi Pembangunan, USU: Word Press
Koentjoroningrat, K ebudayaan M entalited dan Pembangunan , PT
Gramedia, Jakarta, 1974.
Koentjaraningrat. 1997. M etode-metode Penelitan M asyarakat . Gramedia,
Jakarta.
Ndraha, Taliziduhu, 1983, Partisipasi M asyarakat Pedesaan Dalam
Pembangunan di Beberapa Desa, Jakarta, Yayasan Karya Dharma, IIP
Jakarta.
Pelaksanaan program pembangunan prasarana dan sarana desa. 2003.eprints.ui.ac.id/25634. ( diakses 19 desember 2010)
Peraturan Daerah Kabupaten Malang, Tentang Pemerintahan Desa danKelurahan No. 4 Tahun 2000.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 Tahun 2005 Tentang
Desa
Randy, Riant. 2006. M anagemen Pembangunan Indonesia , Jakarta: PT.
Gramedia
Rustian Kamaluddin, Beberapa Aspek Pembangunan N asional dan Daerah ,
Raja wali Press, Jakarta, 1989.
Sujanto, 1991. C akrawala otonomi daerah. Sinar Grafika, Jakarta.
Undang-undang Otonomi Daerah No 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah
W. J. S. Poerwadarminta, K amus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,1982.
63