Vektor, Aljabar Linier
-
Upload
sartininuha -
Category
Education
-
view
3.430 -
download
35
Transcript of Vektor, Aljabar Linier
ALJABAR LINIER Vektor Pada Ruang Berdimensi 2 dan Berdimensi 3
Oleh:
Reno Yudistira (06121008012)
Armadan (06121008014)
Rizki Erwiyangkia (06121008029)
Putri Indah Sari (06121008030)
Sartini Nuha Afifah (06121008033)
Prodi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Aljabar Linier
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. PENGANTAR VEKTOR (GEOMETRIK)
Vektor adalah segmen garis yang mempunyai arah dan panjang. Secara geometris vektor
digambarkan dengan anak panah yang mempunyai pangkal dan ujung.
. Gambar 1.1
Vektor-vektor yang mempunyai arah dan panjang yang sama dikatakan ekivalen.
Gambar 1.2
Definisi : Jika v dan w adalah dua vektor sebarang maka v + w, disebut jumlah vektor v
dan w, diperoleh sebagai berikut : letakkan vektor w sehingga titik awal w berimpit
dengan titik akhir dari v, maka vektor v + w dinyatakan oleh panah dari titik awal v ke
titik ujung w.
Gambar 1.3
Vektor yang panjangnya nol dinamakan vektor nol dan dinyatakan dengan 0.
Penjumlahan dengan vektor nol didefinisikan
0 + v = v + 0 = v
Jika v sebarang vektor tak nol, maka โv (negatif v) adalah vektor yang mempunyai
besaran sama seperti v tetapi arahnya berlawanan dengan v.
Pengurangan dua vektor didefinisikan sebagai penjumlahan dengan negatif vektor.
v โ w = v + (โ w)
Gambar 1.4
Definisi : Perkalian vektor tak nol v dengan skalar (bilangan real tak nol) k didefinisikan
sebagai vektor yang panjangnya |๐| kali panjang v dan arahnya sama dengan arah v jika k
> 0, dan berlawanan arah dengan arah v jika k < 0.
Gambar 1.5
Vektor pada Bidang (๐น๐)
Misalkan v suatu vektor pada bidang, titik awal v diletakkan pada pusat sistem koordinat,
dan titik ujung v terletak pada koordinat (๐ฃ1, ๐ฃ2), maka (๐ฃ1, ๐ฃ2) dinamakan komponen
dari v. Dalam hal ini ditulis v = (๐ฃ1, ๐ฃ2).
Secara geometri ๐ฃ1 menyatakan komponen pada sumbu x dan ๐ฃ2 menyatakan komponen
pada sumbu y.
Jika v = (๐ฃ1, ๐ฃ2) dan w = (๐ค1,๐ค2) adalah vektor-vektor pada bidang (๐ 2), maka v
ekivalen dengan w jika dan hanya jika ๐ฃ1 = ๐ค1 dan ๐ฃ2 = ๐ค2 .
Jika v = (๐ฃ1, ๐ฃ2) dan w = (๐ค1,๐ค2), maka berlaku
1. v + w = (๐ฃ1 + ๐ค1, ๐ฃ2 + ๐ค2)
2. k v = (๐๐ฃ1,๐๐ฃ2) dengan k suatu skalar
Contoh : Misalkan v = (โ2, 1) dan w = (1, 3), maka
v + w = (โ2, 1) + (1, 3) = (โ2+1, 1+3) = (โ1, 4)
2v = 2(โ2, 1) = (2.(โ2), 2.1) = (โ4, 2)
v โ w = (โ2, 1) โ (1, 3) = (โ2โ1, 1โ3) = (โ3, โ2)
w โ v = (1, 3) โ (โ2, 1) = (1โ(โ2), 3โ1) = (3, 2)
Gambar 1.6
Kadang-kadang vektor diletakkan sedemikian sehingga titik awalnya tidak terletak pada
pusat koordinat. Misalkan titik awalnya adalah ๐1(๐ฅ1,๐ฆ1) dan titik ujungnya adalah
๐2(๐ฅ2,๐ฆ2) maka P1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ P2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ= (๐ฅ2 โ ๐ฅ1 , ๐ฆ2 โ ๐ฆ1). Komponen ๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ didapat dengan
mengurangkan koordinat tititk awal dari koordinat titik ujung. Jika dijelaskan dengan
gambar, didapat pula
๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ= 0๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ โ 0๏ฟฝ ๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ= (๐ฅ2,๐ฆ2 ) โ (๐ฅ1, ๐ฆ1 ) = (๐ฅ2 โ ๐ฅ1 , ๐ฆ2 โ ๐ฆ1).
Contoh :
Gambar 1.7
Jika v = (๐ฃ1, ๐ฃ2) adalah vektor di R2 maka panjang vektor (disebut norm ) v
didefinisikan sebagai
๏ฟฝ|๐ฃ|๏ฟฝ = ๏ฟฝ๐ฃ12 + ๐ฃ22
Jika ๐1(๐ฅ1,๐ฆ1) dan ๐2(๐ฅ2,๐ฆ2) adalah dua titik di R2, maka jarak dua titik tersebut
didefinisikan sebagai norm dari vektor ๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ , yaitu
d=๏ฟฝ((๐ฅ2 โ ๐ฅ1)2 + (๐ฆ2 โ ๐ฆ1)2)
Vektor pada Ruang (๐น๐)
Misalkan v suatu vektor pada ruang (๐ 3), maka komponen dari v adalah (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) yang
secara geometri ๐ฃ1 menyatakan komponen pada sumbu x dan ๐ฃ2 menyatakan komponen
pada sumbu y dan ๐ฃ3menyatakan komponen pada sumbu z.
Jika
v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3), dan w = (๐ค1,๐ค2,๐ค3), maka:
1. v ekivalen dengan w jika dan hanya jika ๐ฃ1 = ๐ค1, ๐ฃ2 = ๐ค2, ๐ฃ3 = ๐ค3.
2. v + w = (๐ฃ1 + ๐ค1,๐ฃ2 + ๐ค2, ๐ฃ3 + ๐ค3)
3. k v = (๐๐ฃ1, ๐๐ฃ2, ๐๐ฃ3) dengan k suatu skalar
Jika P1(๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) dan P2(๐ฅ2,๐ฆ2, ๐ง2) adalah titik-titik di ๐ 3, maka
๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ = (๐ฅ2 โ ๐ฅ1 , ๐ฆ2 โ ๐ฆ1, ๐ง2 โ ๐ง1)
Jika w = (๐ค1,๐ค2,๐ค3) suatu vektor di ๐ 3, maka panjang vektor
(norm) w didefinisikan sebagai
๏ฟฝ|๐|๏ฟฝ=๏ฟฝ(w1๐ + w22 + w32)
Jika (๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) dan P2(๐ฅ2,๐ฆ2, ๐ง2) adalah dua titik di ๐ 3, maka jarak antara
dua titik tersebut adalah norm dari vektor ๐1๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ, yaitu
d=๏ฟฝ(๐ฅ2 โ ๐ฅ1)2 + (๐ฆ2 โ ๐ฆ1)2 + (๐ง2 โ ๐ง1)2
Contoh :
Norma vektor v = (3, 4, 0) adalah
|๐|=๏ฟฝ(3๐ + 42 + 02)=5
Jarak di antara titik P1(2, 1, 0) dan P2(4, โ3, 1) adalah
d=๏ฟฝ((4โ 2)2 + (โ3 โ 1)2 + (1 โ 0)2)= d=๏ฟฝ(22 + (โ4)2 + 12)=โ21.
2. NORMA SUATU VEKTOR; ARITMATIKA VEKTOR
1. NORMA VEKTOR
Panjang sebuah vektor sering dinamakan dengan norma vektor. Misalkan ada vektor v,
maka norma vektor v dinyatakan dengan ||v|| . jika v merupakan vektor di ruang-2
dengan komponen v=(v1, v2) maka nor ma vektor v
๏ฟฝ|๐ฃ|๏ฟฝ = ๏ฟฝ(๐ฃ12 + ๐ฃ22)
rumus tersebut didapat dari teorema phytagoras . perhatikan gambar dibawah ini
Gambar 2.1
Dengan menggunakan cara di atas kita dapat dengan mudah mendapat kan rumus
norma vektor untuk ruang-3. Misal u adalah vektor di ruang-3 maka norma vektor u
adalah
๏ฟฝ|๐ข|๏ฟฝ = ๏ฟฝ(๐ข12 + ๐ข22+๐ข32)
0
Y
X
(v1,v2)
๐ฃ1
๐ฃ2 ||v||
2. ILMU HITUNG VEKTOR
PEMBUKTIAN TEOREMA
a. u + v = v + u
Pembuktian analitik
Jika vektor u=(๐ข1,๐ข2,๐ข3), dan vektor v=(๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) maka
๐ข + ๐ฃ = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) + (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)
= (๐ข1 + ๐ฃ1), (๐ข2 + ๐ฃ2), (๐ข3 + ๐ฃ3)
= (๐ฃ1 + ๐ข1), (๐ฃ2 + ๐ข2), (๐ฃ3 + ๐ข3)
= (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) + (๐ข1,๐ข2,๐ข3)
= ๐ฃ + ๐ข
Pembuktian geometri
Gambar 2.2
Jumlah vektor v dan w adalah v + w, yaitu diagonal jajargenjang yang terbentuk.
Note: karena (๐ข1,๐ข2,๐ข3), (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)dan(๐ค1,๐ค2,๐ค3) โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real, maka: (๐ข + ๐ฃ) = (๐ฃ + ๐ข) sifat komutatif penjumlahan bilangan real
Teorema 1.
Jika u, v dan w adalah vektor-vektor di ruang 2 atau ruang 3 dan k serta l adalah
skalar, maka hubungan berikut akan berlaku.
a. u + v = v + u e. k(lu) = (kl)u
b. (u + v) + w = u + (v + w) f. k(u + v) = ku + kv
c. u + 0 = 0 + u = u g. (k + l)u = ku + lu
d. u + (-u) = 0 h. 1u = u
b. (u + v) + w = u + (v + w)
Pembuktian Analitik
Jika u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3), dan w = (๐ค1,๐ค2,๐ค3), maka
(๐ข + ๐ฃ) + ๐ค = [(๐ข1,๐ข2,๐ข3) + (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)] + (๐ค1,๐ค2,๐ค3)
= (๐ข1 + ๐ฃ1,๐ข2 + ๐ฃ2,๐ข3 + ๐ฃ3) + (๐ค1,๐ค2,๐ค3)
= ([๐ข1 + ๐ฃ1] + ๐ค1, [๐ข2 + ๐ฃ2] + ๐ค2, [๐ข3 + ๐ฃ3] + ๐ค3
= (๐ข1 + [๐ฃ1 + ๐ค1],๐ข2 + [๐ฃ2 + ๐ค2],๐ข3 + [๐ฃ3 + ๐ค3])
= (๐ข1,๐ข2,๐ข3) + (๐ฃ1 + ๐ค1, ๐ฃ2 + ๐ค2, ๐ฃ3 + ๐ค3)
= ๐ข + (๐ฃ + ๐ค)
Pembuktian geometri
Gambar 2.3
Misalkan u, v, dam w dinyatakan oleh ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ,๐๐ ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ , dan ๐ ๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ , maka
๐ฃ + ๐ค = ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ dan ๐ข + (๐ฃ + ๐ค) = ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ Juga,
๐ข + ๐ฃ = ๐๐ ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ dan (๐ข + ๐ฃ) + ๐ค = ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ
Maka, (๐ข + ๐ฃ) + ๐ค = ๐ข + (๐ฃ + ๐ค)
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3), (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)dan(๐ค1,๐ค2,๐ค3) โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real, maka: (๐ข + ๐ฃ) + ๐ค = ๐ข + (๐ฃ + ๐ค) sifat asosiatif penjumlahan bilangan real
c. u + 0 = 0 + u = u
Pembuktian analitik
Jika vektor u=(๐ข1,๐ข2,๐ข3), maka
๐ข + 0 = (๐ข1,๐ข2, ๐ข3) + 0
= (๐ข1 + 0), (๐ข2 + 0), (๐ข3 + 0)
= (0 + ๐ข1), (0 + ๐ข2), (0 + ๐ข3)
= 0 + (๐ข1,๐ข2,๐ข3)
= 0 + ๐ข
= ๐ข
Pembuktian geometri
jika vektor u=(๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan v=(0,0,0)
Gambar 2.4
d. u + (-u) = 0
Jika u=(๐ข1,๐ข2,๐ข3) maka -u=(โ๐ข1โ,๐ข2,โ ๐ข3)
๐ข + (โ๐ข) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) + (โ๐ข1โ,๐ข2,โ ๐ข3)
= (๐ข1 + (โ๐ข1)), (๐ข2 + (โ๐ข2)), (๐ข3 + (โ๐ข3))
= (0,0,0)
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3)๐๐๐ 0 โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real, maka: ๐ข + 0 = 0 + ๐ข sifat komutatif penjumlahan bilangan real ๐ข + 0 = 0 + ๐ข= 0 Identitas penjumlahan dengan 0
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3)๐๐๐(โ๐ข1โ,๐ข2,โ ๐ข3) โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real maka
= 0
Pembuktian Geometri
e. k(lu) = (kl)u
Jika u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan k serta l adalah skalar, maka
๐(๐๐ข) = ๐[๐(๐ข1,๐ข2,๐ข3)]
= ๐(๐๐ข1, ๐๐ข2, ๐๐ข3)
= (๐๐)๐ข1, (๐๐)๐ข2, (๐๐)๐ข3
= (๐๐)(๐ข1,๐ข2,๐ข3)
= (๐๐)๐ข
Pembuktian Geometri
Gambar 2.5
f. k(u + v) = ku + kv
Jika u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3), dan k adalah skalar, maka
๐(๐ข + ๐ฃ) = ๐[(๐ข1,๐ข2,๐ข3) + (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)]
= ๐[(๐ข1 + ๐ฃ1,๐ข2 + ๐ฃ2,๐ข3 + ๐ฃ3)]
= ๐(๐ข1 + ๐ฃ1),๐(๐ข2 + ๐ฃ2),๐(๐ข3 + ๐ฃ3)
= ๐๐ข1 + ๐๐ฃ1,๐๐ข2 + ๐๐ฃ2,๐๐ข3 + ๐๐ฃ3
= (๐๐ข1,๐๐ข2,๐๐ข3) + (๐๐ฃ1,๐๐ฃ2, ๐๐ฃ3)
-v
= ๐๐ข + ๐๐ฃ
Pembuktian Geometri
Gambar 2.6
g. (k + l)u = ku + lu
Jika u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan k serta l adalah skalar, maka
(๐ + ๐)๐ข = (๐ + ๐)(๐ข1,๐ข2, ๐ข3)
= (๐ + ๐)๐ข1, (๐ + ๐)๐ข2, (๐ + ๐)๐ข3
= ๐๐ข1 + ๐๐ข1,๐๐ข2 + ๐๐ข2, ๐๐ข3 + ๐๐ข3
= ๐๐ข1,๐๐ข2,๐๐ข3 + ๐๐ข1, ๐๐ข2, ๐๐ข3
= ๐(๐ข1,๐ข2,๐ข3) + ๐(๐ข1,๐ข2,๐ข3)
= ๐๐ข + ๐๐ข
Pembuktian Geometri
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3), (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)๐๐๐ ๐ โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real, maka:
k(u + v) = ku + kv sifat distributif penjumlahan bilangan real
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3), ๐,๐๐๐ ๐ โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real ,maka
(k+l)u = ku + kv sifat distributif penjumlahan bilangan real
Gambar 2.7
h. 1u = u
Jika u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), maka
1๐ข = 1(๐ข1,๐ข2,๐ข3)
= 1๐ข1, 1๐ข2, 1๐ข3
= ๐ข1, ๐ข2,๐ข3
= ๐ข
Pembuktian Geometri
Gambar 2.8
Note: karena (๐ข1,๐ข2, ๐ข3)๐๐๐ 1 โ R maka berlaku sifat sifat operasi bilangan real, maka: 1u = u sifat identitas perkalian bilangan real
3. HASILKALI TITIK; PROYEKSI
Hasil Kali dari Vektor-vektor
Misalkan u dan v adalah dua vektor taknol pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi
3, dan asumsikan vektor-vektor ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya
berhimpitan. Mengenai sudut antara u dan v (angle between u and v), yang kita
maksudkan adalah sudut ฮธ ditentukan oleh u dan v di mana ๐ โค ๐ (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Sudut ฮธ antara u dan v yang memenuhi ๐ โค ๐
Bentuk Komponen dari Hasil Kali Titik
Untuk lebih memudahkan perhitungan, akan lebih baik jika kita memiliki suatu
rumus yang menyatakan hasilkali titik dengan vektor dalam bentuk komponen-
komponen dari vektor tersebut. Berikut akan kami turunkan rumus yang digunakan untuk
vektor pada ruang berdimensi 3; penurunan untuk vektor pada ruang berdimensi dua
adalah sama.
Gambar 3.2
๐ฎ โ ๐ฏ = ๏ฟฝ๏ฟฝ|๐ฎ|๏ฟฝ ๏ฟฝ|๐ฏ|๏ฟฝ cos ฮธ0
๏ฟฝ Jika ๐ฎ โ ๐ dan ๐ฏ โ ๐Jika ๐ฎ = ๐ atau ๐ฏ = ๐
Definisi Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3, dan ฮธ adalah sudut antara u dan v, maka hasilkali titik (dot product)atau hasilkali dalam Euclidean (Euclidean inner product) u . v didefinisikan oleh
...................(1)
Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) adalah dua vektor taknol. Jika ฮธ adalah
sudut antara u dan v sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2, maka hukum
cosinus menghasilkan:
๏ฟฝ๏ฟฝ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ๏ฟฝ๏ฟฝ2
= ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ2
+ ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ2โ 2๏ฟฝ|u|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ cos ฮธ .....................................(2)
Karena ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = v โ u, kita dapat menulis kembali (2) sebagai
๏ฟฝ|u|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ cos ฮธ =12๏ฟฝ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ
2+ ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ
2โ ๏ฟฝ|v โ u|๏ฟฝ
2๏ฟฝ
atau
u โ v =12๏ฟฝ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ
2+ ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ
2โ ๏ฟฝ|v โ u|๏ฟฝ
2๏ฟฝ
dengan mensubtitusi
๏ฟฝ|u|๏ฟฝ2
= ๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข32 , ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ2
= ๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32
dan
๏ฟฝ|u โ v|๏ฟฝ2
= (๐ฃ1 โ ๐ข1)2 + (๐ฃ2 โ ๐ข2)2 + (๐ฃ3 โ ๐ข3)2
Maka
u โ v = 12๏ฟฝ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ
2+ ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ
2โ ๏ฟฝ|vโ u|๏ฟฝ
2๏ฟฝ
u โ v = 12๏ฟฝ(๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข32) + (๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32) โ ((๐ฃ1 โ ๐ข1)2 + (๐ฃ2 โ ๐ข2)2 +
(๐ฃ3 โ ๐ข3)2)๏ฟฝ
u โ v = 12
(๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข32 + ๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32 โ ((๐ฃ12 โ 2๐ข1๐ฃ1 + ๐ข12) + (๐ฃ22 โ
2๐ข2๐ฃ2 + ๐ข22) + (๐ฃ32 โ 2๐ข3๐ฃ3 + ๐ข32)))
u โ v = 12
(๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข32 + ๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32 โ (๐ฃ12 โ 2๐ข1๐ฃ1 + ๐ข12 + ๐ฃ22 โ 2๐ข2๐ฃ2 +
๐ข22 + ๐ฃ32 โ 2๐ข3๐ฃ3 + ๐ข32))
u โ v = 12
(๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข32 + ๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32 โ ๐ฃ12 + 2๐ข1๐ฃ1 โ ๐ข12 โ ๐ฃ22 + 2๐ข2๐ฃ2 โ
๐ข22 โ ๐ฃ32 + 2๐ข3๐ฃ3 โ ๐ข32)
u โ v = 12
(2๐ข1๐ฃ1 + 2๐ข2๐ฃ2 + 2๐ข3๐ฃ3)
u โ v = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3 .....................................(3)
Rumus diatas juga berlaku jika u=0 atau v=0
Bukti:
Jika u=0 atau v=0, maka komponen-komponen vektor u dan v adalah u=(0, 0, 0) dan
v=(0, 0, 0).
๐ฎ โ ๐ฏ = 0 ....(definisi vektor)
- Misalkan u=0 dan v adalah vektor taknol, maka:
Gambar 3.3
Karena komponen u = (๐ข1,๐ข2, ๐ข3) = (0,0,0) dan komponen v = (๐ฃ1,๐ฃ2, ๐ฃ3),
subtitusikan rumus pada (3) diatas, sehingga:
u โ v = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3
u โ v = (0)๐ฃ1 + (0)๐ฃ2 + (0)๐ฃ3
u โ v = 0 + 0 + 0
u โ v = 0 ....(definisi
vektor)
- Misalkan u adalah vektor taknol dan v=0, maka:
Karena komponen u = (๐ข1,๐ข2, ๐ข3) dan komponen v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) = (0,0,0),
subtitusikan rumus pada (3) diatas, sehingga:
u โ v = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3
u โ v = ๐ข1(0) + ๐ข2(0) + ๐ข3(0)
u โ v = 0 + 0 + 0
u โ v = 0 ....(definisi vektor)
Menentukan Sudut Antara Vektor-Vektor
Berdasarkan Definisi ๐ฎ โ ๐ฏ = ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ cos ฮธ , jika u dan v adalah vektor-vektor
taknol, maka Rumus (1) dapat ditulis sebagai berikut:
cos ฮธ =u โ v
๏ฟฝ|u|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ
Contoh 3.1:
Tentukan sudut antara diagonal kubus dengan salah satu sisinya.
Penyelesaian.
Misalkan k adalah suatu sisi pada sistem koordinat sebagaimana yang terlihat pada
gambar. Jika kita misalkan ๐ฎ๐ = (๐, 0, 0), ๐ฎ๐ = (0,๐, 0), dan ๐ฎ๐ = (0, 0,๐).
Gambar 3.3
Maka, vektor
๐ = (๐,๐,๐) = ๐ฎ๐ + ๐ฎ๐ + ๐ฎ๐
adalah diagonal dari kubus. Sudut ฮธ antara d dan sisi ๐ฎ๐ memenuhi
cos๐ =๐ฎ๐ โ ๐
๏ฟฝ|๐ฎ๐|๏ฟฝ๏ฟฝ|๐|๏ฟฝ=
๐2
(๐)๏ฟฝโ3๐2๏ฟฝ=
1โ3
Jadi, ๐ = cosโ1 ๏ฟฝ 1โ3๏ฟฝ = 54,74๐
Bukti:
a. Karena sudut ฮธ antara v dan v adalah nol, maka
Teorema 3.1
Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3, maka:
a. v โ v = ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ2
,๐ฆ๐๐๐ก๐ข ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ = (v โ v)12
b. Jika u dan v adalah vektor-vektor taknol, dan ฮธ adalah sudut di antaranya, maka:
ฮธ adalah lancip jika dan hanya jika u โ v > 0
ฮธ adalah tumpul jika dan hanya jika u โ v < 0
ฮธ adalah ๐2 jika dan hanya jika u โ v = 0
v โ v = ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝcosฮธ = ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ2
cos0 = ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ2
b. Karena ฮธ memenuhi 0 โค ๐ โค ๐, maka
โข ฮธ adalah lancip jika dan hanya jika cosฮธ > 0
โข ฮธ adalah tumpul jika dan hanya jika cosฮธ < 0
โข ฮธ adalah ๐2 jika dan hanya jika cosฮธ = 0
Tetapi cosฮธ memiliki tanda yang sama dengan u โ v karena u โ v = ๏ฟฝ|u|๏ฟฝ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ cos ฮธ,
๏ฟฝ|u|๏ฟฝ > 0,๐๐๐ ๏ฟฝ|v|๏ฟฝ > 0. Jadi, hasil tersebut diperoleh.
Vektor-vektor Ortogonal
Vektor-vektor yang saling tegak lurus juga disebut vektor-vektor ortogonal. Sesuai
teorema 3.1.b, dua vektor taknol adalah vektor ortogonal jika dan hanya jika hasilkali
titiknya adalah nol. Jika kita setuju menganggap u dan v saling tegak lurus ketika salah
satu atau keduanya adalah 0, maka kita dapat menyatakan tanpa pengecualian bahwa dua
vektor u dan v ortogonal (tegak lurus) jika dan hanya jika u โ v = 0. Untuk menyatakan
bahwa u dan v adalah vektor-vektor ortogonal, kita menulis u โฅ v.
Contoh 3.2:
Tunjukkan bahwa pada ruang berdimensi 2, vektor taknol n = (a,b) adalah tegak lurus
terhadap garis ๐๐ฅ + ๐๐ฆ + ๐ = 0
Penyelesaian
Misalkan ๐(๐ฅ1,๐ฆ1) dan ๐(๐ฅ2,๐ฆ2) adalah dua titik yang berbeda pada garis tersebut
sehingga:
๐๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 + ๐ = 0
๐๐ฅ2 + ๐๐ฆ2 + ๐ = 0
Gambar 3.4
Karena vektor ๐1๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = (๐ฅ2 โ ๐ฅ1,๐ฆ2 โ ๐ฆ1) terletak pada garis, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa n dan ๐1๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ saling tegak lurus. Tetapi, dengan menggunakan
persamaan-persamaan diatas, kita memperoleh:
....(perkalian vektor)
๐(๐ฅ2 โ ๐ฅ1) + ๐(๐ฆ2 โ ๐ฆ1) + ๐ = 0
Yang dapat dinyatakan dalam bentuk
(๐, ๐) โ (๐ฅ2 โ ๐ฅ1,๐ฆ2 โ ๐ฆ1) = 0
๐ง โ ๐1๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = 0
Jadi, n dan ๐1๐2๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ saling tegak lurus.
Bukti:
a. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) , maka:
u โ v = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3
karena ๐ข1,๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐๐๐ ๐ฃ3 โ ๐ , maka berlaku ๐ข1๐ฃ1 = ๐ฃ1๐ข1, ๐ข2๐ฃ2 = ๐ฃ2๐ข2, dan
๐ข3๐ฃ3 = ๐ฃ3๐ข3 (sifat komutatif perkalian bilangan). Sehingga:
u โ v = ๐ฃ1๐ข1 + ๐ฃ2๐ข2 + ๐ฃ3๐ข3
u โ v = v โ u
b. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3), dan w = (๐ค1,๐ค2,๐ค3) maka:
u โ (v + w) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) โ ((๐ฃ1,๐ฃ2, ๐ฃ3) + (๐ค1,๐ค2,๐ค3))
u โ (v + w) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) โ ๏ฟฝ(๐ฃ1 + ๐ค1), (๐ฃ2 + ๐ค2), ( ๐ฃ3 + ๐ค3)๏ฟฝ
u โ (v + w) = (๐ข1(๐ฃ1 + ๐ค1),๐ข2(๐ฃ2 + ๐ค2),๐ข3(๐ฃ3 + ๐ค3))
karena ๐ข1,๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3,๐ค1,๐ค2, ๐๐๐ ๐ค3 โ ๐ , maka berlaku:
๐ข1(๐ฃ1 + ๐ค1) = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข1๐ค1
๐ข2(๐ฃ2 + ๐ค2) = ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข2๐ค2
๐ข3(๐ฃ3 + ๐ค3) = ๐ข3๐ฃ3 + ๐ข3๐ค3 .......(Sifat distributif perkalian bilangan)
Sehingga:
u โ (v + w) = ๏ฟฝ(๐ข1๐ฃ1 + ๐ข1๐ค1), ( ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข2๐ค2), (๐ข3๐ฃ3 + ๐ข3๐ค3)๏ฟฝ
u โ (v + w) = ๏ฟฝ(๐ข1๐ฃ1,๐ข2๐ฃ2, ๐ข3๐ฃ3) + (๐ข1๐ค1,๐ข2๐ค2,๐ข3๐ค3)๏ฟฝ ....(penjumlahan vektor)
Teorema 3.2 Sifat-sifat Hasilkali Titik Jika u v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3, dan k adalah skalar, maka: a. u โ v = v โ u b. u โ (v + w) = u โ v + u โ w c. ๐(u โ v) = (๐u) โ v = u โ (๐v) d. v โ v > 0 ๐๐๐๐ ๐ฃ โ 0,๐๐๐ v โ v = 0 jika v = 0
u โ (v + w) = u โ v + u โ w
c. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) , maka:
๐(u โ v) = ๐(๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3)
karena ๐,๐ข1, ๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐๐๐ ๐ฃ3 โ ๐ , maka berlaku:
๐(๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3) = ๐๐ข1๐ฃ1 + ๐๐ข2๐ฃ2 + ๐๐ข3๐ฃ3 (Sifat distributif perkalian bilangan)
๐๐ข1๐ฃ1 + ๐๐ข2๐ฃ2 + ๐๐ข3๐ฃ3 = (๐๐ข1)๐ฃ1 + (๐๐ข2)๐ฃ2 + (๐๐ข3)๐ฃ3 (Sifat asosiatif perkalian bil)
Sehingga:
๐(u โ v) = (๐๐ข1)๐ฃ1 + (๐๐ข2)๐ฃ2 + (๐๐ข3)๐ฃ3
๐(u โ v) = (๐๐ข1,๐๐ข2,๐๐ข3) โ (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) ....(perkalian vektor)
๐(u โ v) = (๐(๐ข1,๐ข2,๐ข3)) โ (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) ....(Sifat distributif perkalian)
๐(u โ v) = (๐u) โ v
Demikian juga,
Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) , maka:
๐(u โ v) = ๐(๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3)
karena ๐,๐ข1, ๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐๐๐ ๐ฃ3 โ ๐ , maka berlaku:
๐(๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3) = ๐๐ข1๐ฃ1 + ๐๐ข2๐ฃ2 + ๐๐ข3๐ฃ3 (Sifat distributif perkalian bilangan)
๐๐ข1๐ฃ1 + ๐๐ข2๐ฃ2 + ๐๐ข3๐ฃ3 = ๐ข1๐๐ฃ1 + ๐ข2๐๐ฃ2 + ๐ข3๐๐ฃ3 (Sifat komutatif perkalian bilangan)
๐๐ข1๐ฃ1 + ๐๐ข2๐ฃ2 + ๐๐ข3๐ฃ3 = ๐ข1(๐๐ฃ1) + ๐ข2(๐๐ฃ2) + ๐ข3(๐๐ฃ3) (Sifat asosiatif perkalian bil)
Sehingga:
๐(u โ v) = ๐ข1(๐๐ฃ1) + ๐ข2(๐๐ฃ2) + ๐ข3(๐๐ฃ3)
๐(u โ v) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) โ (๐๐ฃ1, ๐๐ฃ2,๐๐ฃ3) ....(perkalian vektor)
๐(u โ v) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) โ (๐(๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)) ....(Sifat distributif perkalian)
๐(u โ v) = u โ (๐v)
d. Misalkan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) , maka:
Untuk ๐ฏ. ๐ฏ > 0 ๐๐๐๐ ๐ฃ โ 0
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)(๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ1๐ฃ1 + ๐ฃ2๐ฃ2 + ๐ฃ3๐ฃ3) ....(perkalian vektor)
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32)
Karena ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3 โ ๐ , maka meskipun salah satu atau dua atau semua nilai ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3
bernilai negatif, hasil dari ๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32 akan memberikan hasil yang positif
(๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32 > 0). Sehingga:
๐ฏ โ ๐ฏ > 0
Untuk ๐ฏ. ๐ฏ = 0 ๐๐๐๐ ๐ฏ = 0
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)(๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ1๐ฃ1 + ๐ฃ2๐ฃ2 + ๐ฃ3๐ฃ3) ....(perkalian vektor)
๐ฏ โ ๐ฏ = (๐ฃ12 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32)
๐ฏ โ ๐ฏ = (0 + 0 + 0)
๐ฏ โ ๐ฏ = 0
Proyeksi ortogonal
Jika kita menguraikan vektor ๐ฎ kedalam jumlah dua suku, yang satu sejajar dengan
vektor a taknol sedangkan yang lain tegak lurus terhadap a. Jika u dan a ditempatkan
sedemikian rupa maka titik awalnya akan menempati titik Q, kita dapat menguraikan
vektor u sebagai berikut : turunkanlah garis tegak lurus dari atas u ke garis yang
melalui a, dan bentuklah vektor w1 dari Q ke alas garis yang tegk lurus tersebut.
Sehingga bentuk selanjutnya adalah :
w2 = u โ w1
Sebagaimana yang di tunjukkan oleh gambar di atas, vektor w1 sejajar dengan a,
vektor w2 tegak lurus dengan a, dan w1 + w2 = w1 + (u โ w1) = u
Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal u pada a (komponen vektor u sepanjang a) =
proyau
Vektor w2 disebut komponen vektor u yang ortogonal terhadap a. Karena w2 = u โ
w1 dan w1 = proyau sehingga w2 = u - proyau.
Pembuktian :
Misalkan : w1= ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ dan w2= ๐ฎ โ ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ
Karena w1 sejajar dengan a maka w1 = ka. Sehingga u = w1 + w2 = ka + w2
Berdasarkan teorema 2(a), maka
u.a = (ka + w2) . a
๐ฎ.๐ = ๐โ๐โ๐ + ๐๐ .๐
๐ฎ.๐ = ๐โ๐โ๐
๐ = ๐ฎ.๐โ๐โ๐
๐.๐ = ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐
๐๐ = ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐
๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ = ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐
Karena w2= ๐ฎ โ ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ dan ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ = ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐ maka,
w2= ๐ฎ โ ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ
๐ฎ โ ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ = ๐ฎ โ ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐
Contoh :
Misalkan u = ( 2, -1, 3 ) dan a = ( 4, -1, 2 ). Carilah komponen vektor u sepanjang a
komponen vektor u yang ortogonal ke a.
Penyelesaian :
๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ =๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐ =8 + 1 + 6
๏ฟฝโ21๏ฟฝ2 (4,โ1, 2) =
1521
(4,โ1, 2) =207
,โ57
,107
Untuk mencari panjang komponen vektor u sepanjang a dapat kita peroleh dengan cara
sebagai berikut :
โ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎโ = ๏ฟฝ๐ฎ .๐โ๐โ๐
.๐๏ฟฝ
Teorema4. Jika ๐ฎ ๐๐๐ ๐ adalah vektor-vektor ruang dua atau ruang tiga dan jika ๐ โ 0, maka ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ = ๐ฎ.๐
โ๐โ๐๐ (komponen vektor u sepanjang a)
๐ฎ โ ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎ = ๐ฎ โ ๐ฎ.๐โ๐โ๐
๐ (komponen vektor u yang ortogonal terhadap a)
โ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎโ = ๏ฟฝ ๐ฎ .๐โ๐โ๐
๏ฟฝ โ๐โ ๏ฟฝ๐๐๐๐๐๐ ๐ฎ .๐โ๐โ๐
๐๐๐๐๐โ ๐ ๐๐๐ข๐โ ๐ ๐๐๐๐๐๏ฟฝ
โ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎโ =|๐ฎ .๐|โ๐โ๐
โ๐โ
โ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎโ = |๐ฎ .๐|โ๐โ
Jika ๐ : sudut diantara u dan a, maka
u . a = โ๐ฎโโ๐โ๐๐๐ ๐ฝ
โ๐๐๐๐ฆ๐๐ฎโ =โ๐โโ๐โ๐๐๐ ๐ฝ
โ๐โ
โ๐๐๐๐ฆ๐๐โ = โ๐โ|๐๐๐ ๐ฝ|
Contoh :
Carilah rumus untuk jarak D diantara titik P0(x0,y0) dan garis ๐๐ฅ + ๐๐ฆ + ๐ = 0.
Penyelesaian. Misalkan Q(x1, y1) adalah sembarang titik pada garis tersebut dan
letakkan vektor n = ( a, b ) sedemikian rupa sehingga titik awalnya berhimpit dengan
Q.
Berdasarkan contoh 3.2 Vektor n tegak lurus terhadap garis tersebut (lihat gambar 3.4)
Berdasarkan gambar tersebut, jarak D sebanding dengan panjang dari proyeksi
ortogonal ๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ pada n, sehingga
๐ท = ๏ฟฝ๐๐๐๐ฆ๐๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ๏ฟฝ = ๏ฟฝ๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ .๐๏ฟฝโ๐โ
๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = (๐ฅ0 โ ๐ฅ1, ๐ฆ๐ โ ๐ฆ1)
๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ .๐ง = a(๐ฅ0 โ ๐ฅ1) + b( ๐ฆ๐ โ ๐ฆ1)
โ๐โ = ๏ฟฝ๐2 + ๐2
Sehingga dengan demikian
๐ท = ๏ฟฝ๐๐๐๐ฆ๐๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ๏ฟฝ =๏ฟฝ๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ .๐๏ฟฝโ๐โ
๐ท = ๏ฟฝ๐๐๐๐ฆ๐๐๐0๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ๏ฟฝ =a(๐ฅ0 โ ๐ฅ1) + b( ๐ฆ๐ โ ๐ฆ1)
โ๐2 + ๐2
Karena titik ๐(๐ฅ1, ๐ฆ1) terletak pada garis tersebut, maka koordinatnya akan memenuhi
persamaan garis, sehingga
๐๐ฅ1 + b๐ฆ1 + c = 0
๐ = โ๐๐ฅ1 โ b๐ฆ1
๐ท =|๐(๐ฅ0 โ ๐ฅ1) + b( ๐ฆ๐ โ ๐ฆ1)|
โ๐2 + ๐2
๐ท =|๐๐ฅ0 โ ๐๐ฅ1 + ๐๐ฆ0 โ ๐๐ฆ1|
โ๐2 + ๐2
๐ท =|๐๐ฅ0 + ๐๐ฆ0 โ ๐๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1|
โ๐2 + ๐2
๐ท =|๐๐ฅ0 + ๐๐ฆ0 + ๐|
โ๐2 + ๐2
Contoh 3.3 :
Tentukan jarak D dari titik (1, -2) ke garis 3๐ฅ + 4๐ฆ โ 6 = 0.
Penyelesaian :
๐ท =|๐๐ฅ0 + ๐๐ฆ0 + ๐|
โ๐2 + ๐2=
|(3)(1) + (4)(โ2) โ 6|โ32 + 42
=|โ11|
5=
115
4. HASILKALI SILANG
Walaupun hasil kali titik dari dua vector adalah scalar, namun hasil kali silang dari
dua vector adalah vector lainnya. Teorema berikut memberikan hubungan yang penting
diantara hasil kali titik dan hasil kali silang serta juga memperlihatkan bahwa u x v
orthogonal baik untuk u maupun v.
Bukti : misalkan u =( ๐ข1,๐ข2,๐ข3) ๐๐๐ (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)
a. u . (u x v) = (๐ข1,๐ข2,๐ข3). (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ฃ3๐ข2,๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3,๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
= ๐ข1(๐ข2๐ฃ3 โ ๐ฃ3๐ข2) + ๐ข2(๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3) + ๐ข3( ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
= 0
b. v . (u x v) = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3). (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ฃ3๐ข2,๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3,๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
= ๐ฃ1(๐ข2๐ฃ3 โ ๐ฃ3๐ข2) + ๐ฃ2(๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3) + ๐ฃ3( ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
= 0
c. karena
โ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ2 = (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ฃ3๐ข2)2 + (๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3)2 + ( ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)2
dan
Definisi. Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vector diruang 3, maka hasil kali silang u x v adalah vector yang didefinisikan oleh
u x v = ( u2v3 โ u3v2, u3v1 โ u1v3, u1v2 โ u2v1 )
atau dalam notasi determinan
๐ข ๐ฅ ๐ฃ = ๏ฟฝ๏ฟฝ๐ข2 ๐ข3๐ฃ2 ๐ฃ3๏ฟฝ ,โ ๏ฟฝ
๐ข1 ๐ข3๐ฃ1 ๐ฃ3๏ฟฝ , ๏ฟฝ
๐ข1 ๐ข2๐ฃ1 ๐ฃ2๏ฟฝ๏ฟฝ
Teorema 5. Jika u dan v adalah vector di ruang 3, maka :
a. u . (u x v ) = 0 ( u x v orthogonal ke u) b. v . ( u x v) = 0 ( u x v orthogonal ke v) c. โ ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ2 = โ๐ขโ2โ๐ฃโ2 โ (๐ข. ๐ฃ)2 ( identitas lagrange )
โ๐ขโ2โ๐ฃโ2(๐ข. ๐ฃ)2 = (๐ข12 + ๐ข22 + ๐ข33)(๐ฃ1
2 + ๐ฃ22 + ๐ฃ32) โ ( ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3)2
Sifat hitung utama dari hasil kali silang di daftarkan pada teorema berikutnya :
Pembuktian teorema :
a. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), dan v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) maka:
u ร v = (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2,๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3,๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
karena ๐ข1,๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐๐๐ ๐ฃ3 โ ๐ , maka berlaku:
- ๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2 = ๐ฃ3๐ข2 โ ๐ฃ2๐ข3 ...............(sifat komutatif perkalian bilangan)
= โ๐ฃ2๐ข3 + ๐ฃ3๐ข2 ..........(sifat komutatif penjumlahan bilangan)
- ๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3 = ๐ฃ1๐ข3 โ ๐ฃ3๐ข1 ...............(sifat komutatif perkalian bilangan)
= โ๐ฃ3๐ข1 + ๐ฃ1๐ข3 ..........(sifat komutatif penjumlahan bilangan)
- ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1 = ๐ฃ2๐ข1 โ ๐ฃ1๐ข2 ...............(sifat komutatif perkalian bilangan)
= โ๐ฃ1๐ข2 + ๐ฃ2๐ข1 ..........(sifat komutatif penjumlahan bilangan)
Sehingga:
u ร v = ((โ๐ฃ2๐ข3 + ๐ฃ3๐ข2), (โ๐ฃ3๐ข1 + ๐ฃ1๐ข3), (โ๐ฃ1๐ข2 + ๐ฃ2๐ข1))
u ร v = (โ(๐ฃ2๐ข3 โ ๐ฃ3๐ข2, ๐ฃ3๐ข1 โ ๐ฃ1๐ข3,๐ข2 โ ๐ฃ2๐ข1))
u ร v = โv ร u
b. u x (v + w) = u x ๏ฟฝ๐ฃ1+๐ค1 ๐ฃ2 + ๐ค2๐ฃ3 + ๐ค3 ๐ฃ4 + ๐ค4
๏ฟฝ
= (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2, ๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3, ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1) +
(๐ข2๐ค3 โ ๐ข3๐ค2,๐ข3๐ค1 โ ๐ข1๐ค3,๐ข1๐ค2 โ ๐ข2๐ค1)
= (u x v) + (u x w)
c. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3), dan w = (๐ค1,๐ค2,๐ค3) maka:
Teorema 6. Jika u, v, dan w adalah sebarang vector di ruang 3 dan k adalah sebarang scalar, maka :
a. u x v = - (v x u) b. u x (v + w) = (u x v) + (u x w) c. (u + v) x w = (u x w) + (v x w) d. k(u x v) = (ku) x v = u x (kv) e. u x 0 = 0 x u = 0 f. u x u = 0
(u + v) x w = (u x w) + (v x w)
= ๏ฟฝ(๐ข1,๐ข2, ๐ข3) + (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)๏ฟฝ ร (๐ค1,๐ค2,๐ค3)
= (๐ข1 + ๐ฃ1,๐ข2 + ๐ฃ2,๐ข3 + ๐ฃ3) ร (๐ค1,๐ค2,๐ค3)
= ๏ฟฝ๏ฟฝ(๐ข2 + ๐ฃ2)๐ค3๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข3 + ๐ฃ3)๐ค2๏ฟฝ, ๏ฟฝ(๐ข3 + ๐ฃ3)๐ค1๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข1 +
๐ฃ1)๐ค3๏ฟฝ, ๏ฟฝ(๐ข1 + ๐ฃ1)๐ค2๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข2 + ๐ฃ2)๐ค1๏ฟฝ ๏ฟฝ
karena ๐ข1,๐ข2,๐ข3, ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3,๐ค1,๐ค2, ๐๐๐ ๐ค3 โ ๐ , maka berlaku:
- ๏ฟฝ(๐ข2 + ๐ฃ2)๐ค3๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข3 + ๐ฃ3)๐ค2๏ฟฝ = (๐ข2๐ค3 + ๐ฃ2๐ค3) โ (๐ข3๐ค2 + ๐ฃ3๐ค2)
..........(sifat distributif operasi bilangan) = ๐ข2๐ค3 + ๐ฃ2๐ค3 โ ๐ข3๐ค2 โ ๐ฃ3๐ค2
..........(sifat distributif operasi bilangan) = ๐ข2๐ค3 โ ๐ข3๐ค2 + ๐ฃ2๐ค3 โ ๐ฃ3๐ค2
- ๏ฟฝ(๐ข3 + ๐ฃ3)๐ค1๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข1 + ๐ฃ1)๐ค3๏ฟฝ = (๐ข3๐ค1 + ๐ฃ3๐ค1) โ (๐ข1๐ค3 + ๐ฃ1๐ค3) ..........(sifat distributif operasi bilangan)
= ๐ข3๐ค1 + ๐ฃ3๐ค1 โ ๐ข1๐ค3 โ ๐ฃ1๐ค3 ..........(sifat distributif operasi bilangan)
= ๐ข3๐ค1 โ ๐ข1๐ค3 + ๐ฃ3๐ค1 โ ๐ฃ1๐ค3
- ๏ฟฝ(๐ข1 + ๐ฃ1)๐ค2๏ฟฝ โ ๏ฟฝ(๐ข2 + ๐ฃ2)๐ค1๏ฟฝ = (๐ข1๐ค2 + ๐ฃ1๐ค2) โ (๐ข2๐ค1 + ๐ฃ2๐ค1)
..........(sifat distributif operasi bilangan) = ๐ข1๐ค2 + ๐ฃ1๐ค2 โ ๐ฃ2๐ค1 โ ๐ข2๐ค1
..........(sifat distributif operasi bilangan)
= ๐ข1๐ค2 โ ๐ข2๐ค1 + ๐ฃ1๐ค2 โ ๐ฃ2๐ค1
Sehingga:
(u + v) x w = ((๐ข2๐ค3 โ ๐ข3๐ค2 + ๐ฃ2๐ค3 โ ๐ฃ3๐ค2), (๐ข3๐ค1 โ ๐ข1๐ค3 + ๐ฃ3๐ค1 โ
๐ฃ1๐ค3), (๐ข1๐ค2 โ ๐ข2๐ค1 + ๐ฃ1๐ค2 โ ๐ฃ2๐ค1))
(u + v) x w = ((๐ข2๐ค3 โ ๐ข3๐ค2,๐ข3๐ค1 โ ๐ข1๐ค3,๐ข1๐ค2 โ ๐ข2๐ค1) + (๐ฃ2๐ค3 โ
๐ฃ3๐ค2, ๐ฃ3๐ค1 โ ๐ฃ1๐ค3, ๐ฃ1๐ค2 โ ๐ฃ2๐ค1))
(u + v) x w = (u x w) + (v x w)
d. k(u x v) = (ku) x v = u x (kv)
k (u x v) = k . (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2,๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3, ๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
= k (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2) , k (๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3) , k (๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
(ku) x v = {k . (๐ข1,๐ข2,๐ข3)} x v
= (๐๐ข1, ๐๐ข2, ๐๐ข3) x v
= (๐๐ข2๐ฃ3 โ ๐๐ข3๐ฃ2) , (๐๐ข3๐ฃ1 โ ๐๐ข1๐ฃ3) , (๐๐ข1๐ฃ2 โ ๐๐ข2๐ฃ1)
= k (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2) , k (๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3) , k (๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
u x (kv) = u x (๐๐ฃ1, ๐๐ฃ2, ๐๐ฃ3)
= (๐ข2๐๐ฃ3 โ ๐ข3๐๐ฃ2) , (๐ข3๐๐ฃ1 โ ๐ข1๐๐ฃ3) , (๐ข1๐๐ฃ2 โ ๐ข2๐๐ฃ1)
= k (๐ข2๐ฃ3 โ ๐ข3๐ฃ2) , k (๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3) , k (๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
e. Misalkan u = (๐ข1,๐ข2,๐ข3), dan komponen vektornol = (0,0,0) maka: u ร 0 = 0 ร u
(๐ข1,๐ข2,๐ข3) ร (0,0,0) = (0,0,0) ร (๐ข1,๐ข2,๐ข3)
๏ฟฝ๐ข2(0) โ ๐ข3(0),๐ข3(0) โ ๐ข1(0),๐ข1(0) โ ๐ข2(0)๏ฟฝ = ๏ฟฝ(0)๐ข3 โ (0)๐ข2, (0)๐ข1 โ (0)๐ข3, (0)๐ข2 โ (0)๐ข1๏ฟฝ
karena ๐ข1,๐ข2,๐๐๐ ๐ข3 โ ๐ , maka berlaku ๐ข1(0) = 0, ๐๐ ๐ก. Maka:
๏ฟฝ๐ข2(0) โ ๐ข3(0),๐ข3(0) โ ๐ข1(0),๐ข1(0) โ ๐ข2(0)๏ฟฝ = ๏ฟฝ(0)๐ข3 โ (0)๐ข2, (0)๐ข1 โ (0)๐ข3, (0)๐ข2 โ (0)๐ข1๏ฟฝ
0 = 0
f. u x u = (๐ข2๐ข3 โ ๐ข3๐ข2, ๐ข3๐ข1 โ ๐ข1๐ข3,๐ข1๐ข2 โ ๐ข2๐ข1)
= 0
Contoh 4.1 : tinjaulah vector โ vector
i =(1, 0, 0) j = (0, 1, 0) k = (0, 0, 1)
Masing โ masing vector ini mempunyai panjang 1 dan terletak sepanjang sumbu koordinat
(gambar 3.25). vector tersebut dinamakan vector satuan baku (standard unit vectors) di
ruang 3. Setiap vector v =(๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3) di ruang 3 dapat di ungkapkan dengan i, j, dan k
karenanya kita dapat menuliskan
v = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3)= ๐ฃ1(1, 0, 0) + ๐ฃ2(0, 1,0) + ๐ฃ3(0, 0, 1) = ๐ฃ1I + ๐ฃ2j + ๐ฃ3k
Gambar 4.1
i x j = ๏ฟฝ๏ฟฝ0 01 0๏ฟฝ ,โ ๏ฟฝ 1 0
0 0๏ฟฝ , ๏ฟฝ1 00 1๏ฟฝ๏ฟฝ = (0, 0, 1) = ๐
i j
k Gambar 4.2
๐ข ๐ฅ ๐ฃ = ๏ฟฝ๐ ๐ ๐๐ข1 ๐ข2 ๐ข3๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
๏ฟฝ = ๏ฟฝ๐ข2 ๐ข3๐ฃ2 ๐ฃ3๏ฟฝ ๐ โ ๏ฟฝ
๐ข1 ๐ข3๐ฃ1 ๐ฃ3๏ฟฝ ๐ + ๏ฟฝ
๐ข1 ๐ข2๐ฃ1 ๐ฃ2๏ฟฝ ๐
Jika u dan v adalah vector โ vector tak nol di ruang 3, maka norma u x v mempunyai
tafsiran geomatrik yang berguna. Identitas lagrange yang diberikan dalam teorema 5,
menyatakan bahwa
โ ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ2 = โ๐ขโ2โ๐ฃโ2 โ (๐ข. ๐ฃ)2
Jika ฮธ menyatakan sudut anatara u dan v, maka ๐ข . ๐ฃ = โ๐ขโโ๐ฃโ๐๐๐ ๐, sehingga dapat kita
tuliskan kembali sebagai
โ ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ2 = โ๐ขโ2โ๐ฃโ2 โ โ๐ขโ2โ๐ฃโ2๐๐๐ 2๐
= โ๐ขโ2โ๐ฃโ2 โ (1 โ ๐๐๐ 2๐)
= โ๐ขโ2โ๐ฃโ2๐ ๐๐2๐
Jadi,
i x i = j x j = k x k =0
i x j = k , j x k = i, k x i = j
j x I = -k, k x j = -i, i x k = -j
โ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ = โ๐ขโโ๐ฃโ sin๐
โ๐ฃโ sin๐ adalah tinggi jajaran genjang yang di tentukan oleh u dan v. jadi, luas A dari
jajaran genjang ini adalah :
A = (alas) (tinggi) = โ๐ขโโ๐ฃโ sin๐ = โ๐ข ๐ฅ ๐ฃโ
Gambar 4.3
-โ๐ฃโ sin๐ โ๐ฃโ
ฮธ
โ๐ฃโ
5. GARIS DAN BIDANG PADA RUANG DIMENSI TIGA
Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat ditentukan jika kemiringan dan salah satu titik yang
terletak pada bidang tersebut diketahui. Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat
digambarkan dengan menggunakan suatu vektor normal yang tegak lurus terhadap
bidang.
Gambar 5.1
Misalkan n =(a,b,c) adalah vektor normal dari bidang yang melewati titik P0(x0,y0,z0)
dan P(x,y,z) dimana P0P adalah vektor ortogonal terhadap n.
n . ๐0๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = 0
( a, b, c ) . ( x-x0, y-y0, z-z0) = 0
a(x-x0) + b(y-y0) + c(z-z0) = 0 ........................(i)
Persamaan (i) tersebut adalah sebagai bentuk NORMAL TITIK dari persamaan suatu
bidang.
Pembuktian
Ambilah (tentukan) 2 titik berlainan ๐(๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) dan ๐(๐ฅ0,๐ฆ0, ๐ง0) pada bidang ๐๐ฅ +
๐๐ฆ + ๐๐ง + ๐ = 0.
Teorema :
Jika a, b dan c adalah konstanta tidak nol, maka Grafik dari persamaan :
ax + by + cz + d = 0 adalah suatu bidang yang memiliki vektor n = ( a, b, c) Sebagai
normalnya.
Karena
๐(๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) pada garis โ ๐๐ฅ1 + ๐๐ฆ1 + ๐๐ง1 + ๐ = 0
๐(๐ฅ0,๐ฆ0, ๐ง0) pada garis โ ๐๐ฅ0 + ๐๐ฆ0 + ๐๐ง0 + ๐ = 0 _
๐(๐ฅ1 โ ๐ฅ0) + ๐(๐ฆ1 โ ๐ฆ0) + ๐(๐ง1 โ ๐ง0) = 0..........................(1)
๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = ๐ โ ๐ = (๐ฅ1 โ ๐ฅ0,๐ฆ1 โ ๐ฆ0, ๐ง1 โ ๐ง0)
๐.๐ท๐ธ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = (๐,๐, ๐)(๐ฅ1 โ ๐ฅ0,๐ฆ1 โ ๐ฆ0, ๐ง1 โ ๐ง0)
= ๐(๐ฅ1 โ ๐ฅ0) + ๐(๐ฆ1 โ ๐ฆ0) + ๐(๐ง1 โ ๐ง0) = 0...........(berdasarkan (1))
Karena n .๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = 0 maka terbukti n tegak lurus terhadap bidang ๐๐ฅ + ๐๐ฆ + ๐๐ง + ๐ = 0
Garis pada Ruang Dimensi tiga
Gambar 5.2
Berdasarkan gambar sebelumnya, diketahui bahwa garis l melalui titik P0 dan P serta
sejajar dengan vektor taknol v (a,b,c). Jika terdapat suatu skalar t, maka diperoleh
persamaan berikut :
๐0๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = t v
(x-x0, y-y0, z-z0) = (ta , tb, tc )
Sehingga
x-x0 = ta โ x = x0 + ta ......................โฆ..(i)
y-y0 = tb โ y = y0 + tb โฆ.......................(ii)
z-z0 = tc โ z= z0 + tcโฆ................(iii)
persamaan (i), (ii), (iii) disebut persamaan parametrik untuk garis l.
Jika terdapat tak terhingga banyaknya bidang yang melalui garis, maka selalu ada tak
terhingga banyaknya pasangan bidang seperti itu. Untuk mencari dua bidang itu bila a, b,
dan c semuanya berbeda dari nol, maka persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
Persamaan diatas disebiut persamaan Simetrik untuk garis l.
Jarak titik dengan bidang
Pembuktian
Ambil sebarang titik yang terletak pada bidang, misalkan titik ๐ = (๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) dan juga
vektor n(a, b, c) sedemikian sehingga titik awalnya terletak pada titik Q dan vektor n
tegak lurus terhadap bidang. Seperti yang terlihat digambar!
Gambar 5.3
Berdasarkan gambar, dapat dilihat bahwa jarak D sama dengan panjang proyeksi
ortogonal ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ pada n, sehingga dapat di tulis :
Jika D adalah jarak antara titik P0(X0, Y0, Z0 ) dengan bidang ax + by + cz + d = 0,
maka:
222
000
cba
dczbyaxD
++
+++=
๐ท = ๏ฟฝ๐๐๐๐ฆ๐๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ ๏ฟฝ =๏ฟฝ๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ .๐๏ฟฝโ๐โ
Dari gambar dapat diketahui juga bahwa :
๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ = (๐ฅ0 โ ๐ฅ1,๐ฆ0 โ ๐ฆ1, ๐ง0 โ ๐ง1)
๐๐๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝ๏ฟฝโ .๐ = ๐(๐ฅ0 โ ๐ฅ1) + ๐(๐ฆ0 โ ๐ฆ1) + ๐(๐ง0 โ ๐ง1)
โ๐โ = โ๐2 + ๐2 + ๐2
Sehingga
๐ท =|๐(๐ฅ0 โ ๐ฅ1) + ๐(๐ฆ0 โ ๐ฆ1) + ๐(๐ง0 โ ๐ง1)|
โ๐2 + ๐2 + ๐2
=|๐๐ฅ0 + ๐๐ฅ1 + ๐๐ฆ0 + ๐๐ฆ1 + ๐๐ง0 + ๐๐ง1|
โ๐2 + ๐2 + ๐2
Karena titik Q terletak pada bidang ax+by+cz+d =0 , maka koordinatnya akan
memenuhi persamaan bidang tersebut sehingga โ๐๐ฅ1 โ ๐๐ฆ1 โ ๐๐ง1 = ๐ dan
222
000
cba
dczbyaxD
++
+++=