TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc
-
Upload
aiu-waw-wawin -
Category
Documents
-
view
154 -
download
29
description
Transcript of TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc
![Page 1: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/1.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM KEJANG DEMAM
1. Definisi
Menurut konsensus penanganan kejang demam, kejang demam
adalah suatu bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
ektrakranium biasanya terjadi pada anak umur 6 bulan-5 tahun.1
Faktor yang penting pada kejang demam ialah umur, genetik,
prenatal dan perinatal. Demam sering disebabkan infeksi saluran
pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi
saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi
kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi sudah dapat
menyebabkan kejang. Bila kejang telah terjadi pada demam yang
tidak tinggi, anak mempunyai resiko tinggi untuk berulangnya
kejang.2,5
2 Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1C akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan
meningkat 20%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi
perubahan keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion K+ maupun Na+ melalui membran sel
neuron, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik yang dapat
meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan
bantuan bahan yang disebut ”neurotransmitter” dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak
dengan ambang kejang yang rendah kejang telah terjadi pada suhu
38C, sedangkan pada ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi
pada suhu 40C atau lebih. Dapat disimpulkan bahwa terulangnya
kejang demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah
sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada tingkat
suhu berapa penderita kejang.3
3. Manifestasi klinis
Fukuyama membagi kejang demam menjadi 2 golongan yaitu :
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 1
![Page 2: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/2.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM1. Kejang demam simpleks
Kejang demam simpleks ialah kejang demam yang berlangsung
singkat, umumnya serangan akan berhenti sendiri dalam waktu
kurang dari 10 menit, bangkitan kejang tonik atau tonik-klonik,
tanpa gerakan fokal, tidak berulang dalam waktu 24 jam, tidak
ada gangguan atau abnormalitas pasca kejang. Bila tidak
memnuhi kriteria tersebut maka termasuk kejang demam
kompleks. Sebanyak 80-90% diantara seluruh kejang demam
merupakan kejang demam simpleks atau sederhana.8,9
Kejang demam simplek harus memenuhi semua kriteria berikut, yaitu :
1. Di keluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi
2. Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun
3. Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan –
6 tahun
4. Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit
5. Kejang tidak bersifat fokal
6. Tidak terdapat gangguan atau abnormalitas pasca kejang
7. Sebelumnya tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau
abnormalitas perkembangan
8. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
Bila tidak memenuhi kriteria di atas, maka digolongkan ke dalam
kejang demam komplek.4
2. Kejang demam kompleks
Kejang dengan ciri (salah satu di bawah ini) :
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang lokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam. 10
4. Gambaran klinis kejang demam
Kejang demam biasanya terjadi pada hari pertama panas, pada
awal penyakit infeksi yang akut. Kejang demam mungkin terjadi
sebelum suhu mencapai puncak atau setelah suhu mulai kembali
menurun. Serangan kejang biasanya berlangsung singkat, sifat kejang
pada umumnya berupa kejang umum, bilateral, klonik atau tonik –
klonik. Sebagian kecil merupakan kejang fokal, persentasi kejang
demam fokal, antara 8% sampai 11%, sisanya merupakan kejang
umum.2,5
Lama kejang bervariasi antara beberapa menit sampai 30 menit.
Frekwensi kejang berkisar antara kurang dari 4 kali setahun sampai
dengan lebih dari 2 kali sehari.
Pada umumnya kejang berhenti sendiri, kemudian anak tidak
memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik
atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan
neurologis. Kejang demam kompleks dapat disertai dengan
hemiparesis, kemudian dapat pula berkembang menjadi status
epileptikus.
Serangan kejang yang berulang sering terjadi pada anak dengan
usia kurang dari 1 tahun, terdapat kelainan neurologis sebelumnya,
kejang berlangsung lama atau fokal dan yang menunjukkan adanya
paralisis Todd yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 2
![Page 3: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/3.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAMKejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang
menetap. Bangkitan kejang berlangsung lama lebih sering terjadi pada
kejang demam pertama. Kejang berulang dalam 24 jam ditemukan pada
16 % pasien. 2,5
5 Faktor Resiko Kejang Demam
Tiga faktor utama dalam etiologi kejang demam : demam, umur
dan predisposisi genetik. 5
a. Demam
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak
dengan ambang kejang yang rendah, kejang sudah terjadi pada suhu
38C sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang
baru terjadi pada suhu 40C atau lebih. Umumnya kejang timbul pada
suhu di atas 39 – 39,5C. Kejang yang timbul pada suhu rendah
misalnya 38,5C mempunyai faktor predisposisi berupa kelainan di
susunan saraf pusat. Pada golongan ini bila terjadi kejang demam yang
berikutnya, makin lama, suhu tubuh pada saat kejang makin rendah.
Suatu saat kejang dapat timbul tanpa didahului oleh demam.
Kebanyakan penelitian klinis mendapatkan suhu tubuh 38,5C per
rektum, sedangkan Lumbantobing mendapatkan suhu per rektum 39C.
Beberapa penyakit dan faktor lingkungan yang memacu kenaikan suhu
pada kejang demam antara lain : Otitis media, ISPA, Gastroenterologi
dan demam pasca imunisasi. Beberapa faktor lain diantaranya toksin
dalam infeksi, dehidrasi dan histamin. Peranan histamin pada kejang
demam disebutkan bahwa penurunan histamin pada saat demam
( berperan dalam inhibisi kejang ) akan menaikkan iritabilitas neuron
terhadap peningkatan suhu sehingga lebih sensitif terhadap kejang. 4,5
b. Umur
Kejang demam umumnya dijumpai pada bayi dan anak. Hal ini
mungkin karena tingkat kematangan otak. Perkembangan sel neuron
sinaps dan mielinisasi pada anak belum sempurna, kematangan
( maturasi ) korteks dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi sehingga usia
anak lebih peka terhadap rangsang yang memacu timbulnya kejang.
Menurut Lumbantobing dari 297 penderita kejang demam, 30% terjadi
pada usia 6- 12 bulan, 28,6% pada usia 1-2 tahun.5
c. Predisposisi genetik.
Beberapa lokus genetik pada kejang demam sudah diidentifikasi
misalnya FEB1 pada kromosom 8q13-21, FEB2 pada kromoson
19q13,3 ,FEB3 pada kromosom 2q23-24 , FEB4 pada kromosom 5q14-
15 dan FEB5 pada kromosom 6q22-24. Penurunan umumnya secara
otosom dominan dengan penetrasi tidak lengkap. Hal ini dapat
menerangkan mengapa kejang demam sering terjadi dalam satu
keluarga.
Menurut Hendarto kemungkinan sifat genetik yang diturunkan
adalah menurunkan ambang rangsang pada saat suhu tubuh naik.4
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, tapi dapat
dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari
penyebab, seperti darah perifer, elektrolit dan gula darah. Foto
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 3
![Page 4: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/4.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAMx-ray kepala dan neuro pencitraan seperti Computerized
Topografi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) jarang
dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi.
b. Pungsi Lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan
atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya
meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%.
Pada bayi kecil sering manifestasi meningitis tidak jelas secara
klinis, oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:
a. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
b. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
c. Bayi >18 bulan tidak rutin
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan
pungsi lumbal.
c. Elektroensefalografi
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat
memprediksi berulang kejang, atau memperkirakan
kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam.
Oleh karenanya tidak direkomendasikan.
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang
demam yang tidak khas. Misalnya kejang demam kompleks
pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.
d. Pencitraan
Foto X-ray kepala dan neuropencitraan seperti CT atau MRI jarang
sekali dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi, seperti:
a. kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
b. parese nervus VI
c. papiledema
7. Penatalaksanaan dan Terapi
Bagan Penghentian Kejang Demam
KEJANG 1. Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB Berat Badan <10 kg : 5 mg Berat Badan >10 kg : 10 mg
KEJANG 2. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB Diazepam rektal
(5 menit)
Di Rumah Sakit
KEJANGDiazepam IVKecepatan 0,5-1 mg/menit (3-5 menit)(depresi pernafasan dapat terjadi)
KEJANGFenitoin bolus IV 10-20 mg/kg BBKecepatan 0,5-1mg/KgBB/menit(pastikan ventilasi adekuat)
KEJANGTransfer ke ICU
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 4
![Page 5: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/5.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAMDalam penanggulangan kejang demam perlu diperhatikan 4
faktor, yaitu: menghentikan kejang secepat mungkin, pengobatan
penunjang, memberikan rumatan, dan mencari serta mengobati
penyebab. Tindakan pertama adalah memotong kejang dan mencegah
kejang berulang. Untuk memotong kejang, obat pilihan utama
diberikan diazepam rektal dengan dosis:
5 mg untuk anak usia < 3tahun dan 7,5 mg untuk anak > 3tahun, atau
5 mg untuk berat badan < 10 kg dan 10 mg untuk berat badan >10 kg
0,5-0,75 mg/kgBB/kali
Diazepam juga dapat diberikan iv sebanyak 0,3-0,5 mg/kgBB.
Diberikan perlahan-lahan, dengan kecepatan 1-2 mg permenit atau
dalam waktu lebih dari 2 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.
Diazepam dapat diberikan 2 kali dengan jarak 5 menit bila anak masih
kejang. Bila 2 kali dengan diazepam rektal masih kejang dapat
diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang
tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis
awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang
dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8
mg/kg/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal.10 Pengobatan intermiten
terdiri dari pemberian antipiretik untuk menurunkan panas dan
antikonvulsan untuk mencegah kejang.1 Antipiretik yang digunakan
yaitu paracetamol 10 mg/kgBB/kali Dan antikonvulsan yang
digunakan yaitu diazepam oral 0,3-0,5 mg/kg setiap 8 jam atau
diazepam rektal 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC.10
Penderita ini perlu rawat inap agar dapat dilakukan pengawasan
dan pemeriksaan lebih lanjut guna menemukan etiologi dari kejang
demam dan mencegah kejang berulang.
Pada penderita kejang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- pakaian dibuka agar
longgar
- posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
- menjaga jalan nafas agar
tetap terbuka dan lega
- memberikan oksigenasi
yang adekuat
- menurunkan panas dengan
memberi obat penurun panas dan kompres serta pemantauan tanda
vital.
Penjelasan yang diberikan kepada ibu penderita adalah :
- Menjelaskan bahwa mungkin kejang masih dapat terjadi
pada anak
- -apabila anak panas, segera kompres dan minumkan obat
turun panas, karena panas dapat menyebabkan kejang berulang.
- -bila anak kejang beri ganjal pada mulut agar lidah tidak
tergigit dan jangan diberikan makanan dan minuman karena bahaya
aspirasi
- Menjelaskan tentang penyakitnya, pengobatan dan
pencegahannya.
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 5
![Page 6: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/6.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM- Memberikan makanan yang cukup baik nilai gizi maupun
jumlahnya.
- Menganjurkan supaya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan untuk mencegah timbulnya penyakit terutama penyakit
infeksi.
Pemberian obat rumatan
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan resiko berulangnya kejang. Obat pilihan saat ini adalah
asam valproat meskipun dapat menimbulkan hepatitis namun insidennya
kecil.
Dosis asam valproat 15-40 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-
4 mg/kgbb/hari dalam 1-2 dosis.Pengobatan rumat hanya diberikan bila
kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu) :
Kejang lama lebih dari 15 menit
Adanya kelainan neurologist yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis,cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosephalus.
Kejang fokal.
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
- Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
- Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.
- Kejang demam 4x atau lebih per tahun.
Lama pengobatan rumat
Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
secara bertahap selama 1-2 bulan.
8. Komplikasi
Faktor resiko berulangnya kejang demam
Faktor resiko berulangnya kejang demam adalah :
- Riwayat kejang demam dalam keluarga
- Usia kurang dari 15 bulan
- Temperatur yang rendah saat kejang
- Cepat kejang setelah demam.
Bila seluruh faktor diatas ada, kemungkinan berulang 80%
sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut hanya 10%-15%
kemungkinan berulang. Kemungkinan berulang paling besar pada
tahun pertama
Faktor resiko terjadinya epilepsi
Faktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi dikemudian hari. Fakto
resiko menjadi epilepsi adalah :
- Kelainan neurologist atau perkembangan yang jelas
sebelum kejang demam pertama.
- Kejang domain kompleks.
- Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.
Masing-masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian
epilepsi sampai 4%-6% kombinasi dari faktor resiko tersebut
meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10%-49%. Kemungkinan
menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat
pada kejang demam.
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 6
![Page 7: TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM.doc](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022012303/55cf9bdf550346d033a7b1cb/html5/thumbnails/7.jpg)
TUTORIAL KLINIK KEJANG DEMAM
GAMBAR KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM TUTORIAL KLINIK dr Rivai Koesen SpA Page 7