Tugas Arief Soal Pengantar Pendidikan 2003

download Tugas Arief Soal Pengantar Pendidikan 2003

of 23

description

bagus

Transcript of Tugas Arief Soal Pengantar Pendidikan 2003

1)

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Kami bersyukur kepaada illahi Robbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA dapat terselesaikan.

Dalam Penyusunan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :1. Allah swt yang telah memberi rahmat dan karunia kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.2. BU Hj. Sri Minarti,M.Pd.I Selaku dosen pengajar yang telah banyak membimbing dan memberi petunjuk kepada kami.3. Pihak pengelola perpustakaan dan temen-teman yang telah menyediakan dan meminjamkan buku-buku tente\ang ilmu pedidikan.Kami menyadari bahwa penulis makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan Kritik dan Saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.

Bojonegoro, Desember 2011

PenulisDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Rumus Masalah 1C. Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN MASALAHA. Keharusan Pendidikan 2B. Kemungkinan Pendidikan 3C. Batas-batas Kemungkinan 5D. Pandangan Islam 7

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 12B. Saran 12

Daftar Pustaka 13

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPendidikan merupakan hal yang sangat urgen dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Dengan pendidikan akan membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia alam, mengembangkan fitrah manusia yang merupakan potensi untuk berkembang. Pendidikan itu untuk membentuk kepribadian dan memahami ilmu pengetahuan. Manusia sangat membutuh-kan pendidikan, mulai dari dilahirkan ia sudah membutuhkan bantuan. Bantuan itulah awal dari kegiatan pendidikan. Lain halnya dengan binatang, binatang mendidik anaknya secara instingtif. Kepandaian mendidik yang ada pada binatang bukan karena dipelajati dari binatang lain, melainkan kepandaian yang sudah ada pada binatang dan sifatnya tetap. Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi dari binatang, manusia adalah makhluk yang berbudi, berpikir. Dengan adanya budi dan pikiran, manusia dapat menimbang-nimbang mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak. Ia lebih baik bebas dalam melakukannya, tetapi pertangungjawabannya lebih besar pula. Sedangkan pada binatang tidak demikian. Perbuatan binatang terikat oleh alam.

B. RUMUSAN MASALAH Mengapa manusia harus dididik/mendidik? Mengapa manusia dapat dididik/mendidik? Bagaimana batas-batas kemungkina pendidikan? Bagaimana pandangan Islam terhadap pendidikan dan manusia?

C. TUJUAN MASALAH Untuk mengetahui keharusan pendidikan. Untuk mengetahui kemungkinan pendidikan Untuk mengetahui batas-batas kemungkinan pendidikan Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap pendidikan dan manusia.

BAB IIPEMBAHASAN MASALAH

Pandangan pendidikan tentang manusia sebagai animal education adalah pandangan pendidikan tentang hakikat manusia sebgai makhluk yang secara biologis, fisik tidak jauh beda dengan hewan, tetapi tidak membedakan dirinya dengan hewan, tetapi dapat membedakan dirinya dengan hewan dengan usaha yang bersifat pendidikan (Syaifullah, 1982 : 14) Mj. Langeveld yang memandang manusia sebagai animal education yang mengandung makna bahwa manusia merupakan makhluk yang perlu dididik. Berdasarakan pandangan tersebut, manusia akan berasumsi pada ketentuan-ketentuan:

A. Keharusan pendidikan, mengapa manusia harus Dididik/Mendidik?Menurut langeveld anak didik adalah anak atau orang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan atau seseorang yang masih menjadi tanggung jawab seseorang pendidik tertentu. Anak didik adalah anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada pendidiknya untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya secara jasmani maupun rohani.

Manusia adalah subjek pendidikan sekaligus objek pendidikan. Sebagai subjek pendidikan, manusia (dewasa) bertanggung jawab dalam menyelenggara-kan pendidikan secara moral, berkewajiban atas perkembangan pribadi anak-anak mereka. Sebagai objek pendidikan, manusia (anak) merupakan sasaran pembinaan dalam melaksanakan pendidikan yang pada hakikatnya ia memiliki pribadi yang sama seperti manusia dewasa namun karena kodratnya belum berkembang (Sadullah, 2001:80). Dalam realita sekarang ini banyak anak didik yang moralnya buruk, seperti tawuran, memakai narkoba, dll. Untuk itu pendidikan agama harus ditingkatkan, baik itu di keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Dengan ditanamkannya ajaran tentang agama sejak dini sehingga anak didik akan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Betapa pentingnya pendidikan agama bagi warga negara Indonesia, terbukti dari peraturan pemerintah yang mengharuskan pendidikan agama diberikan sejak anak itu bersekolah di TK sampai perguruan tinggi.

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa manusia harus dididik dan memperoleh pendidikan, yaitu :1. Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya2. Manusia lahir tidak langsung dewasa, untuk sampai pada kedewasaan yang merupakan tujuan khusus memerlukan waktu yang lama.3. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, ia tidak akan berperilaku manusia seandainya tidak hidup bersama manusia lainnya.Dari asmusi-asumsi tersebut maka dapat diketahui bahwa manusia merupakan makhluk yang harus dididik dan mendidik. Pendidikan akan dapat membantu manusia untuk merealisasikan dirinya, memanusiakan manusia.

B. Kemungkinan pendidikan, mengapa manusia dapat didik/mendidikManusia dengan hewan memilki persamaan dalam struktur fisik dan perlakuan secara fisik. Perilaku hewan seluruhnya didasakrkan atas insting, begitu pula prinsipnya, manusia memiliki perilaku yang didasarkan atas insting. Insting pada hewan berlaku selama hidupnya, sedangakan pada manusia peranan insting akan diganti oleh kemampuan akal budinya yang sama sekali tidak dimiliki oleh hewan. Pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Pembicaraan tentang pendidikan tidak bermakna apa-apa tanpa membicarakan manusia.

Pendidikan hanya akan menyentuh manusiawi dan yang memiliki ciri-ciri sebgai berikut:1. Manusia dapat untuk menguasai hawa nafsunya.2. Manusia memiliki kesadaran intelektual dan seni. Manusia dapat mengembangkan pengembangan dan teknologi sehingga menjadikan ia sebagai makhluk berbudaya.3. Manusia memilki kesadaran diri.4. Manusia adalah makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk hidup bersama-sama berorganisasi dan bernegara.5. Manusia memiliki bahasa, simbolis baik secara tertulis maupun lisan6. Manusia dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika). Manusia memilki mata hati / hati nurani.7. Manuisa dapat berkomunikasi dengan Tuhan YME. Sebagai pencipta alam semesta.

Ciri-ciri tersebut sama sekali tidak dimiliki oleh hewan. Dengan ciri-ciri itulah manusia dapat dididik dan dapat memperbaiki perilakunya. Hanya manusialah yang dapat didik dan memungkinkan dapat menerima pendidikan.

Pendidikan yang dilakukan binatang-binatang tidak sama dengan pendidikan yang dilakukan manusia. Manusia mempunyai kelebihan dari binatang. Binatang mendidik anaknya secara instingtif. Kepandaian mendidik yang ada pada binatang bukan karena dipelajari dari binatang lain, melainkan kepandaian yang sudah ada pada tiap-tiap jenis binatang dan sifatnya tetap. Belajar demikian dalam psikologi disebut belajar instingtif. Ada pula jenis binatang yang dapat dilatih untuk melakukan sesuatu tetapi hasil atau prestasi dari latihan. Latihan itu sifatnya tetap dan tertentu. Tindakan yang dilakukan hewan secara otomatis dan tanpa rencana dan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap hewan bukanlah pendidikan melainkan dresur.

Diantara situasi pendidikan dengan situasi dresur terdapat perbedaan. Pertama-tama, pada tindakan insting tidak terdapat pengertian tentang tujuan terakhir dan tindakan itu. Contoh : Bayi yang baru lahir, yang menyusu, tidak tahu bahwa dengan begitu ia sedang mengambil makanan, apalagi mengetahui bahwa hal itu sangat perlu untuk kelangsungan hidupnya. Jadi, disini tidak ada pandangan tentang apa yang akhirnya harus dicapai. Bayi tadi menurut terus pada nafsu. Begitu pula anjing mengejar binatang buruan karena menuruti kecendrungan bawaannya. Ia tidak dapat bertindak lain, ia didorong kesitu. Disinilah terlihat ciri kedua ciri yang pertama dari tindakan instingtif ialah tindakan itu dilakukan sekaligus tidak sesudah dipelajari beberapa percobaan; tindakan itu tidak dipelajari dan tidak berdasarkan pengalaman dari tindakan insting : tindakan itu otomatis dan tidak bebas.

Dalam situasi dresur tidak terdapat kedua ciri ini, tentu saja menyenangkan bagi yang merawat dan bagi bayi sendiri, jika ia ingin makan pada waktu-waktu tertentu dan sungguhlah menguntungkan bahwa anjing pembantu memburu kita mengejar mangsa. Tetapi, tindakan-tindakan ini menurut susila tidaklah baik dan juga tidaklah buruk. Karena hal itu hanya keluar dari pengubahan buatan pada insting-insting bawaan, dengan cara pembawaan dan latihan-latihan

C. Batas-batas kemungkinanDalam menentukan batas-batas pendidikan, manusia akan menemui beberapa pertanyaan tentang kapan pendidikan dimulai dan bilamana pendidikan berakhir.Dalam sebuah hadits disebutkan: Carilah ilmu daria buaian sampai lliang lahat

Dan juga pernah kita temukan satu istilah dalam bahasa Inggris yang menyatakan : long live education yang artinya pendidikan seumur hidup.Dari pernyataan-pernyataan tersebut tergambarkan jelas bahwa pendidikan akan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus berlangsung sampai meninggal dunia. Sepanjang ia mampu menerima pengaruh. Oleh karena itu pendidikan akan berlangsung seumur hidup.Namun dalam mengalami proses pendidikan, manusia akan mendapat pendidikan, dimana akan terdapat pembatasan nyata dari proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu (daradjat, 2000:48).

1. Kapan pendidikan itu dimulai ?Pedidikan dimulai dengan pemeliharaan yang akan merupakan persiapan kearah pendidikan nyata yaitu pada minggu dan bulan pertama anak dilahirkan. Sedangkan pendidikan yang sebelumnya baru saja terjadi kemudian. Pendidkan dalam bentuk pemeliharaan adalah bersifat murni, sebab pada pendidikan murni di perlukan adanya kesadaran mental pada si terdidik. Dari segi psikologis usia 3-4 tahun dikenal sebagai masa berkembang atau masa krisis. Dari segi pendidikan justru pada masa itu terbuka peluang ketidakpatuhan yang sekaligus landasan untuk menegakkan kepatuhan yang sesungguhnya. Disini pulalah mulai terbuka penyelenggarakan pendidikan, artinya sentuhan-sentuhan pendidikan untuk menumbuhkembangkan motivasi anak dalam perilakunya kearah tujuan pendidikan.

2. Bila mana pendidikan itu berakhir?Sebagaimana sulitnya menetapkan kapan sesunggunya pendidikan anak berlangsung pertama kalinya, begitu pulalah sulitnya menentukan kapan pendidikan berlangsung untuk terakhir kalinya. Sehubungan dengan itu, perlu suatu kehati-hatian kalau ingin menga-takan bahwa sepanjang tatanan yang berlaku, proses pendidikan itu mempunyai titik akhir yang bersifat alamiah. Titik akhir bersifat prinsipel dan tercapai bila seseorang manusia muda itu dapat berdiri sendiri dan secara mantap mengembangkan serta melaksanakan rencana sesuai dengan pandangan hidupnya, pada kondisi yang disebutkan diatas pendidikan sudah tidak menjadi masalah lagi, ia telah dapat mendidik dirinya sendiri tetapi tidaklah dapat disangkal bahwa mungkin juga diperlukan untuk tetap menerima ajaran dalam bidang-bidang tertentu dalam memajukan kehidupannya. Bantuan pendidikan yang demikian itu disebut pembentukan manusia dewasa. Adapun secara umum yang disebut manusia dewasa yaitu :a. Manusia mandiri, dapat hidup sendiri, mengambil keputusan sendiri tanpa menggantungan diri pada orang lainb. Manusia yang bertanggung jawab, yaitu manusia yang dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannyac. Manusia yang telah mampu memahami norma-norma serta moral dalam kehidupan dan sekaligus memiliki kesanggupan untuk melaksanakan norma dan norma tersebut.

D. Pandangan Islam1. Pandangan Islam terhadap pendidikanAgama Islam mempunyai misi untuk memberikan rahmat kepada makhluk sekalian alam agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Ayat Al-Quran menyatakan : Artinya:Dan tidaklah kami mengutusmu melainkan memberi rahmat untuk semesta alamIni mengandung pengertian tentang hakikat misi Islam tersebut, sebagai pembawa misi, Islam menunjukkan implikasi-implikasi pendidikan yang bergaya imeperatif, motivatif dan persesuasive.

Adapun beberapa prinsip yang mendasari pandangan tersebut adalah yaitu:a. Nilai-nilai yang mendasari pandangan tersebut yaitu muslim, baru dapat terserap bilamana ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan yang baik.

b. Tujuan hidup manusia muslim untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat baru benar-benar disadari dan dihayati bilamana dibina melalui proses pendidikan yang berkesinambungan.

c. Posisi dan fungsi manusia sebagai hamba Allah baru dapat dipahami dan dihayati bilamana ditanamkan kesadaran tentang perlunya sikap orientasi berhubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam sekitar serta dengan dirinya sendiri

d. Kelengkapan-kelengkapan dasar yang diberikan dalam diri manusia berupa fithrah. Kelengkapan dasar tersebut tidak mungkin dapat berkembang bila tidak didukug melalui proses pendidikan secara optimal.

e. Secara universal, membudayakan manusia melalui agama tanpa melalui proses kependidikan akan sulit direalisasikan karena pendidikan adalah sarana membudayakan manusia.

Inilah esensi dari implikasi Islam yang menitikberatkan pada proses pendidikan manusia dalam rangka konservasi dan transformasi serta internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan seperti yang dikehendaki oleh agama Islam agar mereka tetap berada dalam Islam sampai meninggal dunia (Arifin, 2006:33)

Pendidikan memiliki nilai strategis bagi Islam bagaimana Islam dapat disebarluaskan oleh Rosulullah kepada Umat manusia bila tanpa lewat pendidikan dan pengajran, baik secara tulisan, lisan maupun perbuatan (demonstrasi). Bahkan Rosulullah dalam suatu riwayat memerintahkan pembebasan tawanan perang badar, uhud dan lainnya dengan tebusan mengajar baca tulis kepada kaum muslimin.

Prof. Dr. Athiyah Al-Abrasi menyebutkan perlu diselengga-rakan pendidikan untuk menanamkan akhlaq yang mulia, menanamkan fadlillah kedalam jiwa siswa, membiasakan mereka berpegang kepada moral yag luhur dan menghindari hal-hal yang tercela, berfikir secara istilah dan insaniyah (pri Kemanusiaan) serta mempergunakan waktunya untuk belajar ilmu-ilmu duniawi dan agama tanpa memandang keuntu-ngan-keuntungan materi (Athiyah Al-Abrasi, 1970), demikian halnya pendapat Prof. Dr. Mahmud Yunus (1978). Berikut ayat Al-Quran yang mengandung implikasi kependidikan:(((( ((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((((( (((((((( ((((((((((( (((((Artinya:sesungguhnya didalam kejadian langit dan bumi terdapat tanda-tanda (kebenaran Allah) bagi orang-orang yang berakal (Qs. Ali imron :190)Banyak nash-nash dalam Al-Quran ataupun Hadits yang menyiratkan pentinnya pendidikan bagi pembentukan kepribadian dan memahami ilmu pengetahuan. Sepearti dalam Al-Quran surah Al-Araf: 179

(((((((( ((((((((( ((((((((( (((((((( ((((( ((((((((( ((((((((( ( (((((( ((((((( (( ((((((((((( ((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( ((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( (((((( ( (((((((((((( ((((((((((((( (((( (((( (((((( ( (((((((((((( (((( (((((((((((((( (((((

Dan sesungguhnya kami jadikan untuk mereka jahanam, kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati (tetapi) tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah) dan mereka mempunyai telinga(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, Bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Ayat di atas merupakan teguran keras dari Allah SWT terhadap orang yang tidak mau menggunakan indera & potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan ketaqwaan diri kepada-Nya, karena dengan lewat indera tersebut bertambah ilmu pengetahuannya.Dan hadits riwayat dari Asad bin Syari : setiap anak dilahirkan atas fitrah hingga fasih lisannya, maka orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. (Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti, 1958 :255)2. Pandangan orang Islam terhadap manusia.Manusia adalah makhluk Allah, ia dan alam semesta bukan terjadi dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Allah. Firman Allah:(((( ((((((( (((((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((((( ( (((( ((( ((((((((((((( (( (((((((( ((( (((((((( (((( (((((( ( (((((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((((((( ((((Artinya:Allah lah menciptakan kamu, kemudian memberikan rizki, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (kembali di akhirat) (Qs. Ar-Rum : 40)

Melalui ajaran inilah kita melihat dan mengetahui pandangan Islam menenai manusia. Prof. Dr. Omar Muhammad At-Taumi Al Syaibani memperinci pandangan Islam terhadap manusia itu atas 8 prinsip:1. Kepercayaan bahwa manusia adalah makhluk termulia didalam jagat raya ini.2. Kepercayaan akan kemuliaan manusia.3. Kepercayaan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir.4. Kepercayaan bahwa manusia itu mempunai 3 dimensi yaitu badan akal dan ruh5. Kepercayaan bahwa manusia dalam pertumbuhannya terpengaruh oleh faktor warisan (pembawaan) dan alam lingkungan.6. Kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai motivasi dan kebutuhan.7. Kepercayaan bahwa ada perbedaan perseorangan di antara manusia.8. Kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai keluhan sifat dan selalu berubah.

Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam akan kita lihat 3 titik :1. Manusia sebagai Makhluk yang mulia.2. Manusia sebagai Khalifah Allah di bumi.3. Manusia sebagai Makhluk paedagogik.BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANDari uraian diatas dapat diambil kesimpulan Sebagai berikut:a. Pandangan pendidikan tentang manusia sebagai animal education adalah pandangan pendidikan tentang hakekat manusia sebagai makhluk yang secara biologis, fisik, tidak jauh beda dengan hewan, tetapi dapat membedakan dirinya dengan hewan dengan usaha yang bersifat pendidikan.b. Alasan yang menjadi dasar mengapa manusia harus dididik dan memperoleh pendidikan adalah karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya.c. Alasan mengapa manusia dapat dididik karena manusia adalah makhluk sosial.d. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus berlangsung sampai meninggal dunia sepanjang ia mampu menerima pengaruh.e. Pandangan Islam terhadap pendidikan yaitu nilai-nilai yang mendasari pandangan tersebut yaitu muslim, baru bisa ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan yang baik.f. Pandangan pendidikan terhadap manusia yaitu kepercayaan bahwa manusia adalah makhluk termulia di alam jagat raya ini.

B. SARANDalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.DAFTAR PUSTAKA

1. Gielen, Prof. J dan Strasser, Prof. S. 1960, Ilmu Mendidik, Bagian A dan B Dasar-Dasar Pendidikan, diterjemahkan oleh PTPG / IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta.2. Panitia Buku Untuk Pendidikan Guru, 1967; Ilmu Mendidik, Bandung : Panitia Buku Untuk Pendidikan Guru.3. Purwanto, ngalim, Drs. M. 1972, Ilmu Pendidik, Paket Pengajaran Pada Proyek Kerja Sama PT Stanvac-Indonesia , Pendopo, dengan IKIP Jakarta.4. Purwanto, ngalim, Drs. M. 1984, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.5. http://m- arifam.blogspot.com/2010/09/drsmarifammahtml.6. http://enjabpunya.blogspot.com/2010/01/manusiadisebutdengananimaleducationhtml.Nomer 2

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKANAliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini.

Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai zaman Yunani kuno, berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Aliran-aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari dua kawasan ini. Pemikiran-pemikiran itu tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan berbagai cara seperti dibawa oleh bangsa penjajah ke daerah jajahanya, melalui bacaan buku dan di bawa oleh orang yang pergi belajar ke Eropa atau Amerika dan sebagainya. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran-pemikiran dari kedua kawasan ini pada umumnya menjadi acuan dalam penerapan kebijakan di bidang pendidikan di berbagai negara.

Aliran-aliran klasik ini meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalisme dan konvergensi. Aliran ini mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedangkan aliran yang paling optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada di antara kedua kutub tersebut yang dapat dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan.

A. Aliran EmpirismeAliran empirisme bertolak dari loacken tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Menurut pandangan empirisme pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan llingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu yang sesuai dengan tujuan pendidikan.Aliran empiris dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan.

B. Aliran NativismeAliran Nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan.Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak itu pembawaannya baik maka dia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak diubah oleh kekuatan dari luar.

C. Aliran NaturalisRousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan itu baik, dan akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan, dia juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan yang baik anak itu.Aliran ini berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan.

D. Aliran KonvergensiPerintis aliran ini adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.

Nomer 3Pangantar Pendidikan (Hubungan Landasan & Asas Pendidikan dengan PembangunanNasional)

A. Landasan Pendidikan Indonesia

Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam melakukan analisi kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan dan praktik pendidikan.

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, yang berusahah menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, seperti apakah pendidikan itu , mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan.

2. Landasan Sosiologis

Pendidikan merupakan peristiwa social yang berlangsung dalam latar interaksi social. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam posisi yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada dua istilah yang terlihat dari kedudukan dalam interaksi social.

3. Landasan Kultural

Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut dikarenakan pendidik dan kebudayaan mempunyai hubungan timbale balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan/ atau dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal, maupun formal (sekolah).

4. Landasan Psikologis

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu, landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khusuhnyya berkenaan dengan proses belajar manusia.

Pemahaman tentang peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaann merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan dan cirri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk pengembangan kepribadian.

Untuk maksud tersebut, yakni pengembangan kepribadian yang merupakan tugas pendidikan, psikologis menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya, serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi khususnya. Hal tersebut disebabkan setiap individu memilki bakat, minat, kemampuan, kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya adalah tidak mungkin untuk mengharapkan kesamaan antara dua orang individu atau lebih.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Pendidikan dengan ilmu pengetahuan teknologi, dan seni atau IPTEK mempunyai kaitan yang sangat erat. Hal tersebut dikarenakan IPTEK menjadi bagian utama dalam pendidikan terutama dalam bentuk pembelajaran. Oleh karena itu, tidak dapat pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan perkembangan IPTEK.

Sementara itu, dewasa ini perkembangan IPTEK sangatlah pesat oleh karena muatan utama dari kegiatan pendidikan adalah IPTEK, maka setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukan hasil pengembangan IPTEK tersebut ke dalam bahan ajar.

6. Landasan Legalistik

Pendidikan merupakan peristiwa multi dimensi, bersangkut-paut dengan berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang jelas dan syah. Dengan berlandaskan legalistic, kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan legalistic segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik dapat terpelihara.

B. Asas-asas Pokok Pendidikan Indonesia

Memperlihatkan makna kata, makna antara landasan dengan asas dapat dikatakan mempunyai makna yang hamper bersamaan. Meskipun demikian, dengan memperhatikan Soedomo (1989/1990) dan Tirtaraharja dan Sulo (1994), dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan lebih menekankan kepada kajian kritis terhadap kaidah-kaidah dna kenyataan tentang kebijakan dan praktik pendidikan bagi upaya mengembangkan kebijakan dan praktik pendidikan berikutnya. Sedangkan asas pendidikan merupakan tumpuan cara berfikir yang memberikan corak terhadap pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa asas pendidikan lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan diselenggarakan.

1. Asas Tutwuri Handayani

Asas Tutwuri Handayani yang merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini, bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa. Asas tutwuri handayani bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan kepada tata tertib kehidupan yang umum. Dalam peneyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut berarti bahwa kepada peserta didik diberi kesempatan untuk mandiri. Artinya, dalam kegiatan pendidikan, pendidik bukanlah segaka-galanya, akan tetapi kepada peserta didik diberi kesempatan untuk mencari, mempelajari, dan memecahkan masalah sendiri tanpa selalu harus dicampuri , diperintah, dan bahkan dipaksa. Dengan cara yang demikian, maka kegiatan belajar tidak berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik sendiri. Dapat dikatakan bahwa asas tutwuri handayani merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Pada dasarnya manusia adalah makhluk menjadi, yakni makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadai di lingkungan kehidupannya. Apa yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tantangan perubahan pada beberapa tahun berikutnya. Implikasi dari konsep yang demikian ialah bahwa manusia harus selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari dan menyesuiakan diri sesuai dengan perubahanyang berlangsung.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Baik asas tutwuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tutwuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan peserta didik untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, sedapat mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan pendidik, namun selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.

C. Penerepan Asas-asas Pendidikan dalam Kegiatan Pembelajaran

1. Pendekatan Komunikasi oleh Guru

Dewasa ini masih terdapat kecenderungan bahwa peserta didik masih terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metoda ceramah. Dalam komunikasi yang demikian, pendidik menenmpatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik.

2. Masalah Tujuan Belajar

Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu, kemajuan ilmu dna teknologi yang amat pesat menuntut orang untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayatnya. Sehubungan dengan hal itu tujuan belajar yang learning to know dan learning to do saja ternyata belum cukup. Oleh karena kemajuan teknologi, terutama kemajuan transportasi dan komunikasi, memmbuat dunia semakin sempit ,sehingga intensitas interaksi antar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, ras, dan asal-usul. Sehubungan dengan itu, tujuan belajar sudah harus diperluas dengan menambahkan learning to life together. Selanjutnya akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang berimplikasi pada perubahan lapangan pekerjaan, mengakibatkan apa yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yang berubah pada beberapa tahun berikutnya. Untuk itu tujuan kegiatan pembelajaran perlu diperluas.

Pendidikan dan Pembangunan Nasional

A. Konsep Pembangunan sebagai Usaha Perubahan yang Terencana

Banyak muncul pemahaman bahwa pembangunan sering diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi industry, sehingga bermunculan bangunan berupa pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan serta alat transportasi, komunikasi dan lain-lain. Sedangkan pembangunan manusianya sebagai perencana, pengelola dan pemakai hasil pembangunan tersebut hamper terabaikan, bahkan tidak menjadi salah satu sasaran pembicaraan secara langsung, sehingga pembangunan material yang dilaksanakan tidak sedikit menjadi sia-sia.

Dinyatakan dalam GBHN, hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia dan masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu-pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

D. Peranan Manusia dalam Pembangunan

Pada saat pakar dan pemikir pembangunan membahas tentang unsure yang paling menentukan berhasilnya pembangunan muncul pendapat yang bervariasi, ada yang menyatakan harus tersedianya sumber daya alam, namun kenyataannya menunjukan Negara yang tidak memiliki sumber daya alam tetap mengalami kemajuan. Tetapi sesungguhnya manusia tersebutlah yang dapat memajukan Negaranya sendiri.

E. Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Nasional

1. Perubahan Pendidikan dalam Pembangunan Perubahan Masyarakat pada Umumnya

Pendidikan sebagai upaya maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak akan segera dapat dirasakan dan dilihat, ada proses yang panjang antara dimulainya usaha dengan ketercapaian hasil. Suatu hal yyang tidak dapat dipungkiri bahwa andil yang diberikan pendidikan pada pembangunan dipandang sebagai suatu kesatuan umum, maka pendidikan sutau komponen atau bagian dari pembangunan.

F. Hubungan Landasan & Asas Pendidikan dengan Pembangunan Nasional

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar tercapainya suatu pembangunan. Karena seperti yang telah dibahas di atas, bahwa kemajuan suatu Negara bukan berdasarkan dari Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh suatu Negara tersebut. Bahkan banyka di antara Negara-negara yang justru tidak mempunyai Sumber Daya Alam yang cukup namun Negara tersebut dapat berkembang melebihi Negara yang mempunyai sumber daya alam yang cukup. Sebagai contoh, Negara kita Indonesia tercinta terkenal di dunia luas bahwasanya Indonesia adalah Negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Namun pada kenyataannya pada beberapa tahun terakhir ini Indonesia tercinta hanya bergelar sebagai Negara yang berkembang semata. Dari tahun ke tahun Indonesia hanya bergelar itu-itu saja.

Jika kita telisik lebih jauh, Negara tetangga kita SIngapura yang justru hanya memiliki luas Negara yang hanya beberapa bagian saja dari luas Negara kita tercinta Indonesia. Perkembangan Negara Singapura telah jauh melampaui Negara kita. Dengan hanya sumber daya alam yang terbatas mereka dapat mengembangkan Negaranya semaksimal mungkin.

Seperti yang juga sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya, pendidikan adalah kunci dari perbedaan tersebut. Pendidikan sangat diperlukan untuk memajukan sebuah Negara. Negara yang maju adalah Negara yang memiliki jumlah insinyur yang cukup. Sementara yang diketahui sekarang, Indonesia tidak mempunyai cukup banyak insinyur untuk menyokong pembangunan di negaranya sendiri. Meskipun Indonesia mempunyai insinyur, namun kebanyakan dari mereka bekerja untuk Negara asing.

Dari pembahasna sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa, pendidikan (SDM) sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa. Begitu pentingnya pendidikan, bahkan manusia yang menggunakan teknologi dari hasil pembangunan tersebut pun haruslah memiliki pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan.

Dari landasan-landasan pendidikan tersebutlah pendidikan dapat terus berkembang kea rah yang positif. Terus memperbaiki kualitas dari pendidikan itu sendiri. Landasan merupakan dasar dalam menjalankan sesuatu, begitu juga pendidikan tersebut. Apabila landasannya sudah baik maka seharusnya pendidikan itu akan berjalan dengan baik, berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat diterima di Negara manapun.

Pendidikan dapat berdiri sendiriUntuk mengetahui fungsi ilmu pendidikan fungsi ilmu pendidikan dapat ditinjau dari tugas dan gunanya atau manfaatnya. Fungsi ilmu pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik alat kontrol bagi para pendidik, pembentuk pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri.Dengan diakuinya ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri akhirnya mendorong tumbuhnya cabang-cabang ilmu pendidikan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun, ilmu-ilmu ini masih berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Misalnya :1. Ilmu pendidikan nasionalIlmu pendidikan ini membahas pendidikan yang cocok bagi suatu bangsa (nation). Misalnya bangsa Indonesia : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.(Pasal 1 ayat 2 UURI No. 2 Th 1989).2. Ilmu pendidikan sosialMembahas tentang usaha-usaha pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di luar pendidikan formal.3. Ilmu pendidikan Perbandingan, membahas dan membandingkan sistem pendidikan dari berbagai negara.4. Ilmu pendidikan historis, membahas tentang sejarah pendidikan.5. Ilmu pendidikan sistematis, membahas teori-teori yang digunakan sebagi landasan melaksanakan pendidikan.6. Ilmu pendidikan praktis, membahas tentang bagaimana praktek pendidikan yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.