TEORI_Konseling

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai masalah yang dimiliki manusia khusunya secara psikis, tentu saja meliki penyelesaian yang berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan ketepatan dalam mengambil tekhnik yang digunakan seorang konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan tekhnik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus. Maka sangat diperlukannya penentuan tekhnik yang akan dipakai. Teknik itu merupakan salah-satu cara konselor atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekan di lapangan. Psikoanalisis juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisis ialah Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di 1

description

Konseling

Transcript of TEORI_Konseling

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBerbagai masalah yang dimiliki manusia khusunya secara psikis, tentu saja meliki penyelesaian yang berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan ketepatan dalam mengambil tekhnik yang digunakan seorang konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan tekhnik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus. Maka sangat diperlukannya penentuan tekhnik yang akan dipakai. Teknik itu merupakan salah-satu cara konselor atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekan di lapangan.Psikoanalisis juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisis ialah Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.Perkembangan pemikiran tentang kajian empirik di kalangan para ahli tentang kepribadian manusia itu telah melahirkan berbagai teori yang beragam. Dan itu semua berdasarkan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang membangun teori tersebut. Banyak sekali uji coba ilmiyah para ahli yang menjadi dasar kajian di berbagai intuisi pendidikan. Salah satunya yaitu teori tentang psikoanalisis sendiri. Hingga dewasa ini, penemuan pakar ahli psikologi puluhan tahun yang lalu masih terus dikembangkan oleh pakar ilmiyah modern dan masih juga diterapkan sesuai dengan keguaannya. Maka dari itu, memang kajian tentang tekhnik atau pendekatan psikologi ini memang perlu untuk dipelajari lebih dalam. Di dalam makalah ini, mengambil beberapa rumusan masalah terkait dengan teori-teori psikoanalisa yang ingin kami kupas secara teoritis agar mempermudah dalam proses pengambilan suatu tindakan efektif ketika mempraktikannya. 1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah, yaitu:1. Apakah pengertian dari teknik psikoanalisa beserta deskripsinya?2. Bagaimana sejarah lahirnya psikoanalisa beserta perkembangannya?3. Bagaimana penerapan dan contoh kasus teori psikoanalisa pada dewasa ini?

1.3 Tujuan1. Agar mengetahui dan memahami tentang pengertian dari psikoanalisa.2. Agar mengetahui bagaimana sejarah lahirnya psikoanalisa, tokoh, serta perkembangannya.3. Agar mengetahui penerapan dan contoh kasus teori psikoanalisa.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Teori Psikologi AnalisaPsikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan model psikoterapi. Hasil dari ilmu psikoanalisa mencangkup yang pertama adalah kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, kemudian pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaran penderitaan manusia. Kedua, adalah tingkah lakunya ditentukan oleh faktor-faktor tidak sadar. Ketiga, yaitu perkembangan diri masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa. Keempat, yaitu teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja dalam yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi suatu kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan. Dan yang kelima, pendekatan psikoanalisa telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transverensi-transverensi.[footnoteRef:2] [2: Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal. 13 ]

Psikoanalisa menurut sejarahnya memiliki tiga makna yang berbeda. Pertama, merupakan suatu sistem psikologi Sigmund Freud yang secara khusus menekankan peran alam bawah sadar serta kekuatan-kekuatan dinamis dalam pengaturan fungsi psikis. Kedua, merupakan bentuk terapi terutama sekali yang menggunakan asosiasi bebas serta berpijak pada analisa transferensi dan resistensi, sering kali di pergunakan untuk membedakan antara pendekatan Freudian dari pendekatan Neo-Freudian dalam bidang psikoanalisa yang sesuai.[footnoteRef:3] [3: Raymond Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini, (Surabaya: Ikon Teralitera, 2003), hal.1 ]

Psikoloanalisa dibedakan menjadi tiga arti yang terdapat pada artikel Freud. Pertama, istilah psikoanalisa dipakai untuk menunjukkan suatu metode penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti misalnya mimpi) yang sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang dialami pasien-pasien neurotis. Teknik pengobatan ini bertumpu pada metode penelitian tadi. Ketiga, istilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih luas lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik tersebut. Dalam arti terakhir ini kata psikoanalisa mengacu pada suatu ilmu pengetahuan yang di mata Freud betul-betul baru.[footnoteRef:4] [4: Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal.13]

Dua hal yang mendasari teori psikoanalisa Freud adalah asumsi determinisme psikis dan asumsi motivasi tak sadar. Asumsi determinisme psikis (psychic determinism) meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan, atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan itu semuanya secara alami sudah ditentukan. Adapun asumsi motivasi tidak sadar (unconscious motivation) meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan, berpikir, dan merasa) ditentukan oleh motif tak sadar. Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga, dan tiga struktur itu menjadi konsep utama yang ada pada teori psikoanalisa. Perlaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. [footnoteRef:5]Konsep-konsep utama yang terdapat di psikoanalisa itu adalah struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego.[footnoteRef:6] [5: Syamsu Yusuf, dkk, Teori Kepribadian, (Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 35] [6: Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal.15]

Struktur Kepribadian Manusia

SuperegoEgoID

Id (Das Es) adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya adalah prinsip kesenangan pleasure principle.

Ego (Das Ich) adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorangan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego (Das Ueber Ich) adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh tidak boleh, sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.[footnoteRef:7] [7: Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 56]

2.2 Sejarah Lahirnya Psikoanalisa beserta Perkembangannya Pada tanggal 6 Mei 1856 Sigmund Freud lahir di Freibreg, kota kecil didaerah Moravia. Ia berasal dari suatu keluarga Yahudi. Ketika ia berumur emapat tahun, keluarganya pindah ke Wina. Ia bekerja pada laboratorium Profesor Breuer, ahli ternama dalama bidang fisiologi (1876-1882). Beberapa tahun lamanya ia mnegadakan riset mengenai kokaine, sejenis obat bius (1884-1887). Pada tahun 1886 ia menikah dengan Martha Bernays dan karena alasan ekonomis ia mengurangi riset ilmiah dan membuka praktek sebgai dokter saraf. Namun, ia meneruskan penelitian dibidang neurologi. Setelah itu ia berkunjung di Berlin dan menulis beberapa karangan penting tentang cacat otak pada anak-anak. Lama-kelamaan perhatiannya bergeser dari neurologi ke psikopatologi. Terpengaruh oleh Breuer sekitar tahun 1888 ia memulai memanfaatkan hipnosa dan sugesti dalam praktek ilmiahnya. Intinya pada tahun (1356 -1939) Freud mengembangkan gagasannya tentang teori psikoanalisa dari praktiknya dengan pasien yang mengalami gangguan mental. Dan Freud telah menghabiskan waktu hidupnya di Wina tersebut dan kemudian pindah ke London menjelang akhir karirnya.[footnoteRef:8] [8: Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 6]

Gambar. 2.2.1 Sigmund Freud

Penemuan yang mengakibatkan nama Frued menjadi masyhur adalah psikoanalisa. Istilah ini diciptakan Frued sendiri dan muncul pertama kalinya pada tahun 1896. Menurut Frued psikonalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, diamana ketidaksadaraan memainkan peranan sentral.[footnoteRef:9] Pandangan Ini mempunyai relevensi parktis, kerena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. Tetapi perlu dicatat pengunaan klinis psikoanalisa tidak merupakan perkembangan yang lebih lanjut dikemudian hari. Frued tidak memulai dengan menyusun suatu ajaran. Teori psikonalisa lahir dari praktek dan tidak sebaliknya. Psikoanalisa ditemukan dalam usaha menyembuhka pasien-pasien histeris. Baru kemudian frued menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuanya dibidang parktis. Frued sendiri beberapa kali menjelaskan arti istiah psikoanalisa, tetapi cara menjelaskannya tidak selalu sama. [9: Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 12]

Salah satu cara yang terkenal adalah cara yang ada pada tahun 1923. Cara ini terdapat di dalam suatu artikel yang ditulis sendiri oleh Frued dalam sebuah kamus ilmiah Jerman. Disitu ia membedakan tiga arti psikonalisa. Pertama psikonalisa dipakai untuk menunjukkan suatu metode penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti misalnya mimpi) yang sebelumnya tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga suatu teknik juga untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang dialami pasien-pasien Neurotis. Teknik ini bertumpu pada metode penelitian tadi. Ketiga, istilah yang sama dipakai pula dalam arti yang lebih luas lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui teknik metode dan teknik tersebut diatas. Dalam ari terakhir ini kata psikoanalisamengacu pada suatu ilmu pengetahuan yang dimata Frued betul-betul ilmu baru. Sebenarnya tidak hanya Sigmund Frued yang memperkenalkan perkembangan psikoalalisa ini secara khusus dapat disebutkan dalam beberapa faktor, antara lain:1. Adanya penemuan ilmiah oleh Carles Darwin dan perkembangan Biologi yaitu teori evolusi. Teori ini sangat perkembang pada abad 19 yang memberi pijakan rasional bagi semua pemikir ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan manusia. Oleh karena itu Frued lebih banyak dipengaruhi oleh tokoh Carles Darwin. Banyak sekali gagasan psikoanalisa yang dipengaruhi oleh pemikiran para evolusioner. 2. Pada abad 19 terdapat gagasan mengenai neurologi sebagai cabang ilmu media. Para tokohnya berasal dari bangsa Prancis, yang bernama Jean Charcot yang dipuja-puja oleh Sigmund Freud sebagai gurunya yang tebesar. Dan pada tahun 1800-an sistem syaraf atau nervous system sudah bisa dipahami secara baik dan terbuka.3. Pada abad 19 juga psikiatri dinamis baru saja berkembang dengan beberapa karakteristik oleh Hendry Ellenberger (1970) yaitu tentang hipnotisme, penyakit magnetis, psikisme yang sadar dan idak sadar, patogenesis atau penyakit syaraf dan psikoterapi. Berikut merupakan ringkasang psikoanalisa Sigmun Freud yang kemudian dikembangkan oleh muritnya, Jung. Akan tetapi gagasan Freud dan Jung mempunyai gagasan yang berbeda tentang psikoanalisa.A. Sigmund Freud PeriodeGagasan Sigmund Freud bisa dibagi menjadi empat periode. Periode pertama yaitu periode eksplorasi neurosis pada tahun (1886-1895). Kedua yaitu periode analisa diri (1895-1899). Ketiga yaitu periode elaborasi sistem psikoanalisa serta psikologi id (1900-1914). Keempat atau yang terakhir yaitu periode psikologi ego dari 1914 hingga akhir hayat Sigmund Freud pada tahun 1939. Dalam periode pertama yaitu eksplorasi neurosis. Tidak beda dengan ilmuan lainnya, Sigmund Freud menggunakan cara hypnosis yang dinamakan kartasis. Dalam kartasis, pasien dihipnotis dan dikembalikan ke suatu memori tarumatis, dan kemudian pasien dibiarkan melepaskan afeksi-afeksi yang tertekan pada saat terjadinya trauma. Periode kedua yaitu munculnya struktur kepribadian dari Sigmund Freud yaitu struktur id, ego, dan superego. Id merupakan kepribadian yang terdiri dari naluri, yang merupakan sumber energy psikis seseorang. Dalam pandangan Freud sebelumnya, ia sepenuhnya tak sadari bahwa id tidak mempunyai hubungan dengan realitas. Ketika anak mengalami tuntutan dan hambatan dari realitas, suatu struktur kepribadian baru muncul, yaitu ego. Ego adalah cabang eksekutif dari kepribadian karena ego membuat keputusan rasional. Superego adalah struktur kepribadian dari Freud yang merupakan cabang moral dari kepribadian, superego akan menimbang apakah sesuatu itu benar atau salah.Pada periode 1939 yaitu akhir hayat Sigmund Freud. Setelah Sigmund tutup usia, psikoanalisa cepat dan meluas. Ringkasnya pada tahun 1948 Melanie Klein, Anna Freud 1965 dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang bermunculan setelah wafat Sigmund. B. Jung, Carl Gustav Jung adalah ahli pkisatri dari Swiss. Ia adalah orang kedua setelah Freud dalam aliran psikoanalisa. Jung sangat terpengaruh oleh hasil penyelidikan Freud. Jung membuat buku yang berjudul Psychologie der Dementia Praecox (1907) yaitu tentang suatu penyelidikan terhadap pengaruh emosi dalam gangguan schizophrenia. Namun ada perbedaan antara Freud dan Jung dalam teori psikoanalisanya. Pada tahun sebelum 1913, Jung menjadi presiden di perkumpulan psikoanalisa internasional. Ketika pada tahun sebelumnya yaitu tahun 1912, Jung menerbitkan sebuah buku yaitu wandlugen end Symb le der dan Jung mengeluarkan dalil 2 sistem di dalam alam bawah sadar manusia, yaitu alam tak sadar yang sering terjadi dalam kehidupan manusia dan juga alam tidak sadar kolektif yang mengandung bentuk asli dan kecenderungan yang diperoleh manusia atas dasar keturunan. Menurut Jung, psikoanalisa itu lebih bersifat mistik dan mengandung lebih banyak keagamaan daripada menurut Freud.[footnoteRef:10] Psikoanalisis Jung disebut dengan psikoanalisa baru, sedangkan Freud disebut psikoanalisa klasik. Intinya Jung tidak sependapat dengan pendapat Freud yang menyatakan bahwa factor utama dan dominan dalam ketidaksadaran adalah unsur seksual. Sedangkan Jung lebih meyakini bahwa unsure genetika atau raslah yang merupakan sumber dari ketidaksadaran.[footnoteRef:11] [10: Pringdodigdo, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta: Kanisius IKAPI, 1973), hal. 509] [11: Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 57]

2.3 Penerapan PsikoanalisaPenerapan yang dilakukan adalah pada saat orang yang tengah tidak sadarkan diri. Saat pasien tidak sadar, pasien banyak yang menutup-nutupi ingatan yang menyedihkan. Karena masalah inilah Frued melakukan pekerjaannya yaitu, memeriksa ketidaksadaran serta menguak alasan resistensi pasien tersebut. Cara yang biasanya dilakukan adalah melalui mimpi, hipnotis, dan melamun.[footnoteRef:12] [12: Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, (Bnadung: Pustaka Setia, 2003), hal. 115]

Untuk contoh penerapannya, penulis akan memberikan contoh mengenai kegiatan orang sedang melamun (perubahan kepribadian yang disertai kekaburan). Cara Frued melakukannya adalah dengan menghubungkan beberapa kata yang mempunyai hubungan dengan apa yag dipikirkannya, saat mengetahui kata-kata itu ia menghipnotisir pasien lalu mengulang kata-kata tersebut. Supaya berfungsi sebagai titik tolak. Setelah itu pasien merelakan bekerja sama dengan dokternya. Dengan demikian dihadapan dokter dihadirkan kembali ciptaan-ciptaan psikis yang melintasi pemikirannya dalam melamun lewat kata-kata yang diucapkannya tadi. Cara ini sering diberi nama Talking Care atau Chimneg-Sweeping.[footnoteRef:13] [13: Sigmund Frued, Memperkenalkan Psikologi Lima Ceramah, (Jakarta: Gramedia, 1984), hal.7]

Cuplikan dari suatu sesi psikoanalisa- sebuah ilustrasi transverensiPassien: (Seorang pria eksekutif bisnis berusia 50 tahun) : saya benar- benar merasa tidak ingin bicara hari ini.Analis : (Tetap diam selama beberapa menit, kemudian) Mungkin anda ingin menyampaikan mengapa anda merasa tidak ingin bicara.Pasien: anda mulai lagi, menurut saya, memaksa saya melakukan sesuatu yang tidak ingin saya lakukakan. (diam sesaat). Apakah saya harus selalu bicara di sini, pada saat saya tidak ingin? (Nada suaranya naik dan marah). Bisakah anda pergi dari belakang saya? Anda tidak perduli sengan perasaan saya, bukan? Analis : Mengapa anda merasa saya tidak peduli?Pasien : Karena anda selalu memaksa saya untuk melakukan sesuatu yang saya rasa tidak bisa. Culplikan di atas harus dipahami dalam konteksnya. Passion tersebut telah menjalani terapi selama sekitar satu tahun, dengan keluhan depresi dan kecemasan. Walaupun sangat sukses di mata keluarga dan rekan-rekannya, dia merasa lemah dan tidak kompeten. Melalui banyak sesi asosiasi dan analisis mimpi, analisis mulai menduga bahwa perasaan gagal yang dirasakan pasien berakar dari pengalaman-pengalaman di masa kecilnya bersama ayah yang sangat keras dan suka mengkritik, yang jauh lebih sukses dari si klien, yang tampaknya tidak pernah puas dengan apapun yang diupayakan anaknya. Pembicaraan yang dikutip di sini pada akhirnya diinterpretasikan oleh analis sebagai ekspresi kemarahan pasien terhadap tekanan sang ayah terhadapnya. Nada suara pasien (marah), seperti halnya reaksinya yang berlebihan terhadap saran lembut dari analis untuk menceritakan mengapa ia tidak ingin bicara, mengindikasikan bahwa pasien tidak ingin berbicara, mengindikasikan bahwa pasien sebenarnya bukan marah kepada penganalisis, tetapi kepada ayahnya. Terapis menilai ekspresi perasaan semacam itu, yaitu pasien mengalihkan perasaan terhadap ayahnya kepada analis. Sebagai hal penting dan menggunakannya dalam essay essay selanjutnya untuk membantu pasien mengevaluasi ulang ketakutan-ketakutan di masa kecilnya untuk mengecewakan ayahnya dan mengekspresikan kemarahan kepadanya.[footnoteRef:14] [14: Gerald C Davison, Psikologi Abnormal edisi 9, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal.44]

Depresi adalah gangguan mood yang dapat diselesaikan oleh beberapa prespektif. Salah-satunya psikoanalisa yang menitikberatkan pada konflik bawah alam sadar yang berhubungan dengan duka dan kehilangan. Seperti yang dipaparkan oleh Freud bahwa potensi depresi berada pada masa anak-anak karena fase itu dapat menentukan kepribadian seseorang secara permanen atau juga sementara.[footnoteRef:15] [15: Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 54]

Pendekatan Psikoanalisa yang lebih mengarah kepada alam bawah sadar seorang individu. Bagian individu dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Dengan menggunakan unsur id, ego dan super ego. Psikoanalisis memberikan kekuatan penggerak dari alam bawah sadar yang disebut libido.[footnoteRef:16] [16: Muhammad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama, 2007), hal.126]

Maka sampai saat ini, penerapan psikoanalisa masih terus berkembang. Salah-satu model pengaplikasian teori alam bawah sadar ini adalah psikoterapi. Sebuah yayasan terapi mengaplikasikan teori psikoanalisa dengan melatih para pakarnya untuk mempraktekan psikoterapi.[footnoteRef:17] Sudah berkembang pesat hingga 2014 kini. Seperti halnya hypnotherapy yaitu memberi motivasi atau sebuah pengarahan melalui alam bawah sadar. Atau dengan cara mengembalikan fikiran buruk di masa lampau dan memberikan mindset untuk membuangnya jauh-jauh. Itu sudah sering dilihat dewasa ini, khususnya di Negara Indonesia sendiri. [17: Muhammad Izzudin, Panduan lengkap Psikologi Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hal. 652]

Pendekatan psikoanalisa pun sangat berguna bagi seorang konselor untuk melakukan pendekatan terhadap klien yang mempunyai masalah besar yang terpendam. Dengan cara membuat klien menjadi tenang, maka hal itu akan menjadikan klien lebih merasa nyaman dan puas untuk mengikuti pengarahan yang dipaparkan konselor atau psikolog. 2.3 Psikoanalisa dari Perspektif Islam serta PenerapannyaDi dalam Psikologi Islam terdapat beberapa kritikan terhadap psikoanalisis tentang pendapat Freud tentang teorinya. Teori Freud yang menyatakan bahwa manusia hidup didorang oleh keinginan seksualnya. Dan eksistensi manusia ditentukan pada pertahanan hasrat seksualnya. Dan teori ini mendapat tentangan keras karena tidak bisa menjelaskan tentang aktualisasi diri atau juga kebutuhan untuk beragama. Teori ini tidak mampu menjelaskan tentang dorongan yang dimiliki Muslim untuk mendapat ridla Allah SWT.Telaah lagi tentang pernyataan bahwa bayi terlahir ia hanya memiliki libido. Kemudia tumbuhlah superego lalu kemudian berfungsilah ego. Id adalah dorongan-dorongan yang ingin selalu dipuaskan. Ketika lahir ia hanya mempunyai nafsu/id/libido. Maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia tidak mempunyai kebaikan yang alami karena nafsu/libido/id nya yang murni di bawa sejak lahir. Dan pendapat Freud juga menyatakan bahwa agama bukanlah suatu dorongan yang alami atau asasi, melainkan dorongan yang tercipta karena tuntutan lingkungan. Hal ini berbeda dengan QS. Ar-rum ayat 30 :

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui Yang dimaksud fitrah pada ayat tersebut adalah fitrah manusia yang mempunyai naluri beragama. Jika ada seseorang yang tidak beragama maka hal itu dikatakan tidak wajar. Justru mereka tidak beragama tauhid lantaran pengaruh lingkungan.[footnoteRef:18] Jadi, yang terpapar dalam penafsiran QS. Ar-rum ayat 30 diatas dengan pendapat Freud saling bertolak belakang. [18: M. Nasib Arrifai, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir volume 1, (Jakarta : Gema Insani, 1999 ). hal. 448]

Islam tidak pernah memisahkan antara ilmu dan agama. Di dalam al-Quran juga terdapat ayat yang berisikan tentang aspek terapi bagi penyembuhan gangguan jiwa yaitu QS. Yunus 57 yang arti dari ayatnya adalah, Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat yang beriman. Salah satu contoh terapi pada ayat ini adalah shalat. Ada 4 aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat: aspek olahraga, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek kebersamaan. [footnoteRef:19] Contoh yang nyata juga diterapkan oleh salah-satu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yaitu Prof. Dr. M. Ali Aziz dengan meditasinya yaitu terapi shalat bahagia. [19: Djamaludin Ancok dkk, Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi), (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1994), hal. 98]

BAB IIPENUTUP3.1. KesimpulanPsikoanalisa adalah salah satu pendekatan yang menggunakan tekhnik alam bawah sadar dalam melakukan proses pemecahan masalahnya. Teknik ini dapat digunakan pada seorang depresi, pasien klinis atau penderita gangguan jiwa. Cara yang digunakan adalah dengan melalui mimpi, hipnotis dan seorang yang sedang melamun. Maksudnya, seseorang yang mempunyai masalah dikembalikan kepada kejadian masa lalu yang membuatnya terus merasa trauma terhadap sesuatu, lalu dengan tuntunan hipnotis, seseorang itu dibiarkan tenang dalam melamunkan masa lalunya itu. Dengan mengingatkannya tentang beberapa kejadian yang dapat membuatnya sangat terpuruk, biarkan dia meluapkan kesedihannya sejenak ketika dalam keadaan terhipnotis itu. Tak lama kemudian barulah diberi motivasi untuk membuang masa lalunya yang suram itu, agar dibuang sejauh mungkin dari dalam dirinya. Itulah salah-satu contoh yang dapat disimpulkan dari teori-tori yang telah dipapar di dalam bab-bab sebelumnya.Sejarah dari teori ini sangat berhubungan dengan pemikiran Sigmund Freud yang telah berhasil mencetuskan teori psikoanalisa pada abad 19. Dan memang pada abad 19 itu merupakan abad kedinamisan para pakar psikoanalisis ketika itu. Teori Psikoanalis Freud tidak lepas dari pengaruh-pengaruh ilmuan sebelumnya seperti Charles Darwin dan sebagainya. Setelah Freud wafat pada tahun 1939, teorinya tidak berhenti begitu saja. Teorinya diteruskan oleh Jung yang dianggap sebagai pencetus psikoanalis kedua setelah Freud. Tetapi memang terdapat perbedaan antara pendapat Freud dan Jung tentang psikoanalisa.Freud yang menyatakan manusia tidak lebih mulia daripada makhluk lainnya seperti hewan. Namun Jung justru menyatakan bahwa teori psikoanalisa tidak jauh dari kemistisan dan keagamaan. Itu adalah perbedaan pendapat Jung dan Freud yang dapat disimpulkan dari teori-teori di atas.Penerapan psikoanalis sendiri terus berkembang hingga masa kini. Banyak intuisi pendidikan, dan beberapa ahli hypnotic yang menggunakan kemampuannya untuk membantu seseorang yang mempunyai masalah. Salah-satu contonya adalah hypnotherapy yang mungkin sudah dikenal oleh berbagai khalayak umum. Maka ini adalah salah satu pendekatan yang bisa dipakai pemecahan masalah dalam mencapai kemaslahatan ummat.

DAFTAR PUSTAKA Freud, Sigmund. 1984. Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah. (Jakarta: PT. Garmedia).Yusuf, Syamsu dkk. 2008. Teori Kepribadian. (Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya).Corey, Gerald. 1997. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Bandung: Refika Aditama).Pringdodigdo. 1973. Ensiklopedia Umum. (Yogyakarta: Kanisius IKAPI).Ali, Muhammad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. (Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama).Izzudin, Muhammad. 2006. Panduan Lengkap Psikologi Islam. (Jakarta: Gema Insani).Davison, Gerald. 2006. Psikologi Abnormal edisi 9. (Jakarta: Grafindo Persada). Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. (Bandung: Grafindo Persada).Arrifai, M. Nasib. 1999. Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Kasir volume 1. (Jakarta: Gema Insani).Ancok, Djamaludin. 1994. Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi). (Yogyakarta: Pustaka Belajar).

1