suspensi padat

download suspensi padat

If you can't read please download the document

description

laporan praktikum

Transcript of suspensi padat

BAB V

PENGAMBILAN SUSPENSI PADAT

TUJUANMelakukan pengambilan suspense padat dalam minyak dengan cara menurunkan suhu minyak.Menghitung yield hasil suspense tiap interval suhu.Membuat grafik hubungan suhu dan yield minyak terambil.

DASAR TEORI

Minyak kasar / minyak mentah umumnya masih mengandung beberapa senyawa yang menyebabkan mutu minyak yang diperoleh tidak memenuhi standar mutu untuk konsumen. Salah satu parameter kualitas minyak yang baik adalah kejernihan minyak. Minyak yang jernih merepresentasikan kesempurnaan proses refining yang telah dilakukan pada minyak yang telah diproduksi.

Minyak yang berkualitas buruk dikarenakan beberapa senyawa yang terkandung di dalam minyak menyebabkan bau tengik dan tidak tahan lama untuk disimpan, sehingga perlu dilakukan proses pemurnian (refining). Senyawa tersebut antara lain asam lemak bebas, fosfotida, pepton, klorofil, xantofil, resin, proteosa dan pentosan. Senyawa tersebut selain asam lemak terdapat dalam jumlah sedikit dan menyebabkan perubahan warna, berbuih, serta berasap jika dipanaskan. Ada beberapa senyawa tertentu yang tidak perlu dihilangkan, yaitu sterol, karena dapat menghilangkan warna dan dapat meningkatkan kestabilan minyak terhadap pengaruh panas dan tocoferol yang mempunyai peran penting untuk mencegah proses fluidisasi minyak.

Ada beberapa refining seperti filtrasi, sentrifugasi, pemanasan, penjerapan, dan penurunan suhu. Pemilihan cara refining tergantung dari jenis pengotor yang akan dihilangkan. Proses penurunan suhu pada minyak merupakan salah satu proses pemurnian untuk menghilangkan suspense padat dalam minyak.

Manfaat proses refining minyak antara lain :

Mutu minyak akan lebih baik dan memenuhi standar mutu yang telah ditentukan.Minyak yang bermutu baik dapat menjadi salah satu komoditi ekspor ke luar negeri sebagai sumber devisa bagi Negara.

Penyusun utama minyak adalah gliserol dan asam lemak atau trigliserida (Bailey, 1951). Secara umum minyak dan lemak mempunyai struktur yang sama, perbedaan antara minyak dan lemak terletak pada titik leburnya. Minyak mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dari suhu kamar sehingga berfasa padat.

Pemisahan minyak dari bahan bakunya dilakukan dengan penekanan / pressing, ekstraksi, rendering / pemanasan. Hasil minyak kasar masih mengandung zat-zat pengotor. Zat-zat pengotor yang terdapat dalam minyak kasar antara lain :

Pengotor yang tidak terlarut dalam minyak

Pengotor yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, dan gum (getah). Serat-serat yang berasal dari kulit, abu atau mineral yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca serta air dalam jumlah kecil. Pengotor ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara mekanis yaitu pengendapan, penyaringan, pemanasan, dan sentrifugasi.

Pengotor yang berbentuk suspense koloid dalam minyak

Pengotor yang termasuk golongan ini terdiri dari asam lemak bebas, sterol, hidro karbon, mono dan digliserida yang dihasilkan dari hidrolisa trigliserida, zat warna yang terdiri dari karoteoid, dan klorofil. Zat warna lainnya yang dihasilkan dari proses oksidasi dan dekomposisi minyak yang terdiri dari keton, aldehida, dan resin, serta kain yang belum dapat diidentifikasi (Ketaren, 1986).

Pada pengolahan / refinery minyak, zat pengotor tersebut dihilangkan, perlakuan-perlakuan yang dilakukan pada refinery antara lain :

Degumming (penghilangan gum)

Deacidifying (penghilangan asam)

Decoloring / bleaching (penghilangan warna)

Deodorizing (penghilangan bau)

H2C

O

H2C

O

O

HC

C

C

C

O

O

O

R1

R2

R3

Degumming atau deacidifying dilakukan dengan menambahkan basa (alkali refinery). Partikel-partikel yang tidak larut dihilangkan dengan pengendapan, penyaring n atau pemusingan. Zat-zat yang berbentuk koloid ataupun terlarut dalam minyak dihilangkan dengan absorbs, yaitu dengan cara oksidasi, sedangkan bau dihilangkan dengan steam.

Gambar 5.1 Struktur molekul minyak

Pada gambar 5.1 , R1, R2 dan R3 merupakan gugus alkil yang menentukan jenis minyak. Pada umumnya R1, R2, dan R3 berbeda, dan inilah yang membedakan titik didih dan titik lebur minyak. Gugus alkil berantai panjang memiliki titik lebur yang tinggi sehingga minyak akan mudah memadat apabila suhunya diturunkan di bawah suhu kamar.

Adanya perbedaan titik lebur dari komponen-komponen dalam minyak inilah yang kemudian menjadi dasar dilakukannya proses pemurnian minyak dengan cara menurunkan suhu minyak agar diperoleh suspense padat. Zat pengotor yang berupa suspense padat yang memiliki titik lebur tinggi akan memadat terlebih dahulu apabila suhunya diturunkan. Semakin rendah menurunnya suhu, zat pengotor yang dapat dihilangkan juga semakin banyak sehingga kualitas minyak akan semakin bagus. Kualitas minyak yang bagus dapat dilihat dari kejernihan minyak.

ALAT DAN BAHANALATBeaker glassBaskomTermometerPengaduk kacaStatif dan klemTimbanganBAHANMinyak goreng curah 50 gramEs batu

CARA KERJA

Dimasukkan dalam wadah berisi es batu

Minyak goreng curah 50 g

Dipanaskan hingga suhu 35oC

Minyak goreng curah suhu 35oC

Minyak goreng curah

Diturunkan suhunya tiap interval 5oC

Minyak goreng curah

Pisahkan padatan dan minyak terambil

Padatan tersuspensi

Minyak goreng curah

Ditimbang

Gambar 5.2 skema Kerja pengambilan padatan tersuspensi

DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data pengamatan

Perlakuan

Pengamatan

Menimbang minyak curah dalam beker glass sebanyak 50 gram

Memanaskan minyak hingga suhu 35oC

Mendinginkan minyak dari suhu 35oC ke 30oC

Mendinginkan minyak dari suhu 30oC ke 25oC

Mendinginkan minyak dari suhu 25oC ke 20oC

Mendinginkan minyak dari suhu 20oC ke 15oC

Mendinginkan minyak dari suhu 15oC ke 10oC

Mendinginkan minyak dari suhu 10oC ke 5oC

Minyak curah 50 gram

Minyak panas suhu 35oC

Padatan= 8,61 gram

Minyak= 41,39 gram

Padatan= 8,96 gram

Minyak= 32,43 gram

Padatan= 5,73 gram

Minyak= 26,7 gram

Padatan= 5,26 gram

Minyak= 21,44 gram

Padatan= 7,25 gramMinyak= 14,19 gram

Padatan= 14,19 gram

Minyak= --

Tabel 2. Hasil praktikum

T (oC)

Berat minyak terambil (gram)

Endapan (gram)

Yield (%)

35 30

41,39

8,61

82,78

30 25

32,43

8,96

64,86

25 20

26,7

5,73

53,4

20 15

21,44

5,26

42,88

15 10

14,19

7,25

28,38

10 5

-

14,19

0

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANAnalisis Data

Minyak curah: 50 gram

T awal minyak: 35oC

T akhir minyak: 5oC

Yield (%)

Berat minyak mula-mula

Y = Berat minyak terambilx 100%

T = 35 30oC

50 gram

Y = 41,39 gram x 100%

G

= 82,78 %

T = 30 25oC

50 gram

Y = 32,43 gram x 100%

= 82,08%

T = 25 20oC

50 gram

Y = 26,7 gram x 100%

= 53,4%

T = 20 15oC

50 gram

Y = 21,44 gram x 100%

= 42,88%

T = 15 10oC

50 gram

Y = 14,19 gram x 100%

= 28,38%

T = 10 5oC

50 gram

Y = 0 gram x 100%

= 0%

Pembahasan

Pada praktikum peningkatan kualitas bahan dengan pengambilan suspense padat dilakukan dengan cara penurunan suhu. Awalnya minyak curah seberat 50 gram dimasukkan dalam beaker glass. Minyak dipanaskan menjadi 35oC yang akan menjadi suhu awal minyak tersebut sebelum dilakukan penurunan suhu tiap 5oC. Penurunan suhu dilakukan dengan cara memasukkan minyak dalam beaker glass ke dalam baskom yang berisi air es. Suhu menjadi 30oC kemudian pisahkan endapan dengan minyak dengan cara memisahkan minyak ke dalam beaker glass lain. Setelah itu dilakukan penimbangan minyak dan padatan, diperoleh masing-masing seberat 41,39 gram dan 8,61 gram.

Minyak yang diperoleh diturunkan kembali sebesar 5oC menjadi suhu 25oC dengan menggunakan metode penimbangan seperti cara pertama diperoleh minyak 32,43 gram dan padatan 8,96 gram. Kemudian suhu 25oC menjadi 20oC diperoleh minyak 26,7 gram dan padatan 5,73 gram. Suhu 20oC menjadi 15oC diperoleh minyak 21,44 gram dan padatan 5,26 gram. Suhu 15oC menjadi 10oC diperoleh minyak 14,19 gram dan padatan 7,25 gram. Terakhir minyak telah memadat sempurna pada suhu 5oC dengan berat 14,19 gram.

Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu minyak curah, maka besarnya suspense padatan dalam minyak yang terambil semakin sedikit. Sedangkan semakin rendah suhu minyak, maka semakin banyak suspense padat dari minyak curah. Hal ini disebabkan suspense dalam minyak lebih cepat membeku menjadi padatan sehingga lebih mudah untuk diambil.

SIMPULAN DAN SARANSemakin rendah suhu, semakin banyak suspense padatan yang dapat terambil.Yield suspense terbanyak adalah pada suhu 35oC ke 30oC yaitu 82,78%.Di dalam minyak curah terdapat suspensi padatan yang bisa diambil dengan metode penurunan suhu.

SARANSaat mengambil suspense padatan lebih baik menggunakan metode pemisahan dengan beaker glass daripada menggunakan pompa vakum, karena jika menggunakan pompa vakum, suspensi yang terbentuk dapat meleleh kembali saat disaring dengan pompa vakum.Sebaiknya minyak yang digunakan adalah minyak ang belum dimurnikan.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen, 2013. Petunjuk Praktikum Peningkatan Kualitas Bahan, Teknik Kimia, FT. UniversitasNegeri Semarang, Semarang.