Sindromatologi anto

33

Transcript of Sindromatologi anto

Definisi

Penurunan kesadaran adalah suatu keadaan individu yang tidak dapat mengenali lingkungannya dan tidak mampu memberikan tanggapan yang adekuat terhadap rangsangan visual, audiotorik, sensorik.1

Etiologi2 (SEMENITE)Kelainan otak

trauma Gangguan sirkulasi ensefalitis

neoplasmaepilepsi Gangguan metabolisme dan elektrolit hipoksia intoksikasi

Penurunan kesadaran

Kelainan sistemik

Menurut mekanisme gangguan serta letak lesi

gangguan kesadaran pada lesi supratentorialgangguan kesadaran pada lesi infratentorial gangguan difus (gangguan metabolik)

Patogenesis Penurunan Kesadaran1,2Lesi supratentorial : Rusak jaringan otak pergeseran atau kompresi pada ARAS Gangguan Vaskularisasi Edema

Lesi

infratentorial Proses Intrinsik (Kerusakan Jaringan otak) Proses Ekstrinsik (Kompresi ARAS, tekanan langsung pada pons dan midbrain mengakibatkan iskemia dan edema neuron) Herniasi keatas cerebelum menekan atas dari midbrain dan diensefalon Herniasi kebawah melalui foramen magnum

Gangguan

difus (gangguan metabolik) Kekurangan glukosa Gangguan sirkulasi darah Kekurangan Oksigen Toksin

Trauma3TraumaPecahnya pembuluh darah

Edema otak

Berkurangny a aliran darah otak

Penurunan kesadaran

Oksigen dan glukosa berkuran g

Stroke4Stroke pecahnya pembuluh darah di otakPeredaran darah berkurang

Gangguan kesadaran

Ensefalitis5ensefalitisPeradang an jaringan otak

edema

Abses cerebri

Peningkatan tekanan intrakranial

Gangguan kesadaran

Neoplasma6neoplasm a Mutasi DNA dalam sel

apoptosis

Kematian sel (menyebabkan edema otak shg trjadi kompresi jaringan saraf)

Gangguan kesadaran

Epilepsi7epilepsiKetidakseimbang an neurotransmiter inhibisi dan eksitatori Aktivitas neuron tidak normal

Ganggua n kesadara n

Hipoglikemia8Hipoglikemia Terhambatny a Glukagon dan epinefrin Gangguan pasokan glukosa

Kerusakan jaringan otak

Gangguan kesadaran

HipoksiahipoksiaBerkurangnya oksigen Kerja sel terganggu (pembentukan energi)

Kematian sel (susunan saraf)

Gangguan kesadaran

Intoksikasiintoksikasi Metanol enzim DHA formaldehid

Enzim FDH

Ganggua n kesadara n

Keracuna n metanol

Asam Format

Penentuan Tingkat Kesadaran1

1.Secara kualitatif : Kompos mentis Apatis Delirium Somnolen Stupor Koma AVPU ACDU

2. Secara kuantitatif Penurunan kesadaran dapat dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale yang meliputi pemeriksaan Eye (E), verbal (V) dan motorik (M).

Tingkat kesadaran secara kualitatifKompos mentis : sadar sepenuhnya baik terhadap dirinya maupun lingkungan. Apatis : sikap acuh tak acuh terhadap lingkungan, tidak segera menjawab bila ditanya. Delirium : penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak gelisah, disorientasi dan meronta-ronta Somnolen : mengantuk yang masih dapat dipulihkan bila diberi ransangan tapi saat ransangan dihentikan, pasien tertidur lagi.

Stupor : penurunan kesadaran yang dalam, dimana penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu singkat oleh rangsang nyeri yang hebat dan berulang-ulang. Koma adalah penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respon terhadap nyeri.

Metode lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive). skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness),dan tidak ada respon (unresponsiveness).

Tingkat kesadaran secara kuantitatifGCS (Glasgow Coma Scale) 1. Kemampuan membuka mata a. dapat membuka mata sendiri secara spontan b. dapat membuka mata atas perintah c. dapat membuka mata atas rangsang nyeri d. tak dapat membuka mata dengan rangsang 2. Kemampuan motorik a. mengikuti perintah b. adanya gerakan untuk menyingkirkan rang sangan yang diberikan pada beberapa tempat c. gerakan fleksi dengan abduksi bahu d. fleksi lengan disertai aduksi bahu e. ekstensi lengan disertai aduksi f. tidak ada gerakan

:4 :3 :2 :1:6 :5 :4 :3 :2 :1

3. Kemampuan bicara a. orientasi yang baik mengenai tempat, orang dan waktu b. dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau c. mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti d. Mengerang atau merintih e. tidak mengeluarkan suara

:5 :4 :3 :2 :1

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil : GCS:14 15=CKR (cedera kepala ringan) GC : 9 13 = CKS (cedera kepala sedang) GCS : 3 8 = CKB (cedera kepala berat)

Alur Pendekatan Diagnosis Pada Keadaan Penurunan Kesadaran

AnamnesisPenyakit-penyakit yang diderita sebelum penurunan kesadaran Keluhan-keluhan sebelum penurunan kesadaran Obat-obat yang diminum selama ini Trauma?

Pemeriksaan umumTanda vital :jalan napas,respirasi dan sirkulasi Nadi Tekanan darah Suhu Bau pernapasan (alkohol) Warna kulit (sianosis) Selaput mulut bibir : ada darah Turgor kulit(dehidrasi) Kepala Thorax : jantung dan paru

Pemeriksaan khususPemeriksaan derajat kesadaran 1.Penilaian kualitatif : kompos mentis/somnolen/stupor/koma 2. Penilaian kuantitatif : Glasgow Coma Scale Kelainan pupil:besar pupil dan refleks pupil Refleks sefalik batang otak : gerakan mata boneka, refleks okulovestibular (tes kalori), refleks kornea dan refleks muntah. Reaksi terhadap ransangan nyeri : menekan bawah kuku,menekan supra orbita, menekan sternum Refleks tendon dan tonus otot

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium : darah rutin, kadar gula darah, elektrolit, fungsi ginjal, fungsi hati. Lumbal pungsi Oftalmoskop EEG CT Scan :pada tumor dan perdarahan Kadar gula darah

Terapi

Life saving (ABC), bebaskan jalan napas, berikan oksigen Pantau tekanan darah, jantung dan komponen darah Jaga fungsi otak Pasang kateter Perhatikan nutrisi: pasang nasogatric tube Turunkan tekanan intrakranial Perbaiki keseimbangan cairan elektrolit Perhatikan suhu tubuh Diazepam IV 10 mg pada status epilepsi Bolus glucose 40% IV pada hipoglikemi

Daftar Pustaka1.Wahyudi E. R. Gangguan Kesadaran. In Setyohadi B, et all ed. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Jakarta: Interna Publishing. 2011:346-350 2. Manthurio dan Nara P. Gangguan Kesadaran. Cermin Dunia Kedokteran No.34. 1984: 15-84. available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_034_masalah_ot ak.pdf (diakses 8 Mei 2012) 3. Dalle A. Trauma Kepala. Available from:abdalle.files. Wordpress.com/2007/09/trauma-kepala.ppt (diakses 8 Mei 2012) 4. Anonim. Stroke/Gangguan Peredaran Darah Otak. In Dewanto G,et all.ed. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2009: 24-36

5. Sylvana F. Ensefalitis. Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya. 2000: 1-12. Available from:last3arthtree. files.wordpress.com/2009/02/ensefalitis2.pdf (diakses 8 Mei 2012) 6. Anonim.Neoplasma Susunan Saraf Pusat. In Dewanto G,et all.ed. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2009: 164-170 7. Anonim.Epilepsi. In Dewanto G,et all.ed. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2009:73-101 8. Purnamasari D dan Arsana PM. Hipoglikemi dan Hiperglikemia. In Setyohadi B, et all ed. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Jakarta: Interna Publishing. 2011:305331