REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

142
REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS PADA SERIAL KARTUN NUSSA DAN RARA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Putri Nur Yana NIM 11160510000081 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M

Transcript of REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

Page 1: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

REPRESENTASI KARAKTER NUSSA

PENYANDANG DISABILITAS PADA SERIAL

KARTUN NUSSA DAN RARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Putri Nur Yana

NIM 11160510000081

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 2: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

i

REPRESENTASI KARAKTER NUSSA

PENYANDANG DISABILITAS PADA SERIAL

KARTUN NUSSA DAN RARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Putri Nur Yana

NIM 11160510000081

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 3: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

ii

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Putri Nur Yana

NIM : 11160510000081

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG

DISABILITAS PADA SERIAL KARTUN NUSSA DAN RARA

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada

dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan

plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 09 September 2020

Putri Nur Yana

NIM 11160510000081

Page 4: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

iii

Page 5: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul "REPRESENTASI KARAKTER NUSSA

PENYANDANG DISABILITAS PADA SERIAL KARTUN NUSSA

DAN RARA" yang disusun oleh Putri Nur Yana 11160510000081 telah

diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartadan telah dinyatakan lulus pada

tanggal 24 September 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

Tim Penguji Munaqosyah

KetuaDr. Armawati Arbi" M.SiNIP . 19650207 rggl 03 2002

Sekretaris

Dr. H. EdiAmin. MAI{IP . 797 60909200901 1 01 0

Jakart a, 24 September 2020

24 Septemb er 2020

Penguji 1

Dr. Dudun Ubaedullah. M.Ag 24 September 2O2oNIP . 197 50509200901 1 012

Penguji 2

Kalsum Minangsih. MA 24 September 2020NIP . 197704242007 102002

Tanggal

24 Septemb er 2020

Tanda Tangap

Mengetahuiekan,

NIP . 197 | 30 199803 1 004

Page 6: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

iv

ABSTRAK Putri Nur Yana 11160510000081

Representasi Karakter Nussa Penyandang Disabilitas Pada

Serial Kartun Nussa dan Rara

Serial Kartun Nussa dan Rara merupakan kartun edukasi

Indonesia berceritakan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari

yang dialami oleh dua saudara kandung bernama Nussa dan Rara.

Animasi ini mengambil tema agama Islam yang dipadu yang

memberikan nilai positif pada setiap episodenya dengan judul

yang berbeda-beda. Namun Karakter Nussa digambarkan sebagai

penyandang disabilitas. Terlihat pada kaki kiri Nussa yang

menggunakan kaki palsu.

Berdasarkan konteks diatas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui Bagaimanakah Nussa penyandang disabilitas

direpresentasikan pada Serial Kartun Nussa dan Rara?

Bagaimana tanda ikon, indeks, dan simbol yang terkandung

dalam Serial Kartun Nussa dan Rara?. Pendekatan pada

penelitian ini adalah kualitatif. Adapun dari segi teknik

pengumpulan data yang dilakukan penulis, menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika

Charles Sanders Peirce. Adapun teori tersebut seperti ikon (tanda

yang serupa dengan objek aslinya berdasarkan pengalaman),

indeks (tanda yang terkait dengan objek yang dituju berdasarkan

pengetahuan), serta simbol (tanda yang mewakili objek

berdasarkan konvensi masyarakat).

Representasi penyandang disabilitas karakter Nussa pada

Serial Kartun Nussa dan Rara mengarah kepada representasi yang

positif. Tokoh Nussa digambarkan sebagai penyandang

disabilitas tunadaksa (kelainan tubuh) dan direpresentasikan

sebagai kaka yang baik untuk adiknya, seorang pemimpin untuk

keluarganya, patut dijadikan panutan, pandai ilmu agama, dan

dapat diandalkan. Bermakna bahwa seorang penyandang

disabilitas dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti manusia

normal yang berhak memiliki sebuah mimpi dan ketidak

sempurnaan tidak menjadi penghalang seseorang untuk dapat

mewujudkannya.

Kata Kunci: Representasi, Nussa, Penyandang Disabilitas,

Serial Kartun Nussa dan Rara

Page 7: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, atas semua rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga, sahabat dan kita para pengikutnya hingga

akhir zaman. Alhamdulillah berkat izin Allah SWT dan usaha

yang dilakukan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Representasi Karakter Nussa Penyandang

Disabilitas Pada Serial Kartun Nussa dan Rara”.

Terselesaikannya salah satu syarat untuk mengikuti

sidang, yaitu tugas akhir skripsi ini adalah suatu hal yang

membuat penulis merasa sangat beryukur atas proses yang telah

dilalui. Penulis menyadari bahwa tidak mungkin ia mampu untuk

melewati setiap proses yang dimulai dari awal perkuliahan hingga

terselesaikannya skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Suprato, M.Ed, Ph,D, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah,

selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.

Sihabudin Noor, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Cecep Castrawijaya, M.A,

selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Dr. Edi Amin,

M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Penyiaran Islam (KPI).

Page 8: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

vi

3. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Dosen Penasihat

Akademik KPI B yang telah bersedia menuntun dan

memperhatikan penulis dalam proses perkuliahan dari

awal hingga tugas akhir ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM), serta segenap pimpinan dan

karyawan Perpustakaan Utama (PU) dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah melayani secara baik kepada penulis dari

awal perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

6. Kepada kedua orang tua yang sangat penulis sayangi.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk

ayah dan ibu atas doa dan dukungan kepada penulis

yang tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun.

Semoga ayah dan ibu selalu diberikan kesehatan dan

umur yang panjang agar selalu dapat menemani

penulis sampai sukses nanti. Semoga penulis bisa

selalu membahagiakan ayah, ibu, kakak, aa, om dan

keluarga semuanya. Aamiin. Saat menulis ini penulis

merasa terharu karena sdah sampai tahap ini sekaligus

sedih, karena setelah ini perjalanan penulis masih

sangat panjang untuk membahagiakan kalian. Selalu

Page 9: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

vii

doakan penulis ya ayah ibu, semoga bisa secepatnya

membahagiakan kalian dan keluarga. Tak hanya itu

penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih

untuk kaka, aa, dan om yang telah mendoakan penulis

dan meberikan dukungan serta arahan dan juga

menjadi penghibur saat penulis sedang cape, sedih,

stress. Intinya penulis tidak bakal sampai tahap ini jika

bukan karena doa kalian.

7. Kepada The Little Giantz, khusus untuk mba Yuni

Lestari selaku sekretaris TLG. Penulis ucapkan

banyak terima kasih atas izin untuk melakukan

penelitian. Semoga visi dan misi TLG untuk tahap

internasional segera tercapai, Aamiin.

8. Kepada teman-teman KPI 2016 dan KPI B, terima

kasih atas waktu yang telah kita lalui baik suka

maupun duka. Semoga penulis dan kalian, bisa

mewujudkan cita-citanya dengan cara dan jalannya

masing-masing, Aamiin.

9. Kepada Seoul-anga yang beranggotakan Mute, Ncay,

Qoray, Hael, Nabila, Dewi, Riza dan Dillah, penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih atas waktu

yang telah kita lewati bersama. Begitu banyak

moment yang kita lalui, mulai dari moment yang

menyenangkan, menyedihkan, sampai moment kesal

satu sama lain. Semoga kita bisa sukses dengan

jalannya masing-masing, Aamiin. Bakal kangen

Page 10: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

viii

banget Uti sama kalian. Sehat-sehat ya, biar kita bisa

ketemu lagiii.

10. Kepada kelompok KKN 74 Oksigen, makasih banyak

atas apa yang telah kita lewati bersama baik suka dan

duka dang a akan dilupain moment KKN samapai

kapanpun. Khusus untuk Prima dan Rere makasih atas

dukungan kalian sampai tahap ini. Jangan lupa sama

Putri yaa

Jakarta, 09 September 2020

Putri Nur Yana

NIM 11160510000081

Page 11: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii

BAB 1 .................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 9

C. Batasan Masalah ...................................................................... 10

D. Rumusan Masalah .................................................................... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................... 11

G. Metodologi Penelitian .............................................................. 14

H. Sistematika Penulisan .............................................................. 22

BAB II .................................................................................................. 24

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 24

A. Landasan Teori ......................................................................... 24

a. Semiotika Charles Sanders Pierce ........................................ 24

b. Representasi Stuart Hall ....................................................... 34

c. Tinjauan Penyandang Disabilitas ......................................... 39

B. Kerangka Berpikir .................................................................... 45

BAB III ................................................................................................ 46

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN .................................. 46

A. Serial Kartun Nussa dan Rara .................................................. 46

Page 12: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

x

B. Profil The Little Giantz ............................................................ 49

C. Karakter Serial Kartun Nussa dan Rara ................................... 54

D. Sinopsis Serial Kartun Nussa dan Rara .................................... 56

BAB IV ................................................................................................ 59

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................................. 59

Adegan-adegan dan Dialog-dialog Penelitian .................................. 64

Hasil Wawancara ............................................................................. 71

BAB V ................................................................................................. 75

PEMBAHASAN .................................................................................. 75

1. Representasi Karakter Nussa Penyandang Disabilitas Dalam

Serial Kartun Nussa dan Rara .......................................................... 76

2. Makna ikon, indeks dan simbol dalam scene-scene pada episode

belajar ikhlas dan Nussa bisa ........................................................... 81

BAB VI ................................................................................................ 97

Kesimpulan, Implikasi, Saran .............................................................. 97

A. Kesimpulan .............................................................................. 97

B. Implikasi .................................................................................. 98

C. Saran ........................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ 107

Page 13: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Kerabat Kerja The Little Giantz……………53

Tabel 4.1 Adegan-adegan dan Dialog-dialog Penelitian………65

Tabel 5.1 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Dua Eipsode

Belajar Ikhlas…………………………………………………..82

Tabel 5.2 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Dua Eipsode

Nussa Bisa……………………………………………………...84

Tabel 5.3 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Tiga Eipsode

Nussa Bisa……………………………………………………...86

Tabel 5.4 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Empat Eipsode

Nussa Bisa……………………………………………………...88

Tabel 5.5 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Lima Eipsode

Nussa Bisa……………………………………………………...89

Tabel 5.6 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Tujuh Eipsode

Nussa Bisa……………………………………………………...90

Tabel 5.7 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Delapan Nussa

Bisa……………………………………………………………..91

Tabel 5.8 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Sembilan

Eipsode Nussa Bisa……………………………………………..92

Page 14: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

xii

Tabel 5.9 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Sepuluh

Eipsode Nussa Bisa……………………………………………..93

Tabel 5.10 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Dua Belas

Eipsode Nussa Bisa……………………………………………..94

Tabel 5.11 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Tiga Belas

Eipsode Nussa Bisa……………………………………………..95

Tabel 5.12 Makna Ikon, Indeks dan Simbol Scene Empat Belas

Eipsode Nussa Bisa……………………………………………..96

Page 15: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce…………28

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir……………………..…………46

Gambar 3.1 Tokoh Nussa………………………………………56

Gambar 3.2 Tokoh Rara…………………………….………….58

Page 16: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran film sangat besar karena merupakan media

yang menggambarkan kehidupan di masyarakat. Film

menjadi sebuah sarana baru yang digunakan untuk

hiburan yang sudah menjadi kebiasaan, serta menyajikan

cerita, peristiwa, musik, drama dan sajian lainnya kepada

khalayak.1 Film mampu menciptakan representasi atau

penggambaran baru dari suatu fenomena yang ada di

masyarakat. Film merekam realitas yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat dan kemudian

memproyeksikannya ke atas layar.2

Film kartun adalah gambar-gambar yang dilukis

dan disusun secara berangkai sehingga menimbulkan citra

hidup dan membentuk sebuah cerita yang dibuat dengan

menggambar setiap frame sehingga menimbulkan kesan

bergerak.3 Film bukan saja untuk hiburan, tapi juga

sebagai wadah pembelajaran. Kini banyak film digunakan

sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan

1 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta:

Erlangga, 2003), h 13. 2 Budi Irawanto, Film, Ideologi dan Militer (Yogyakarta: Media Pressindo,

20170 h 15. 3 Onong Uchjana Effendi,Ilmu Teori dan Filsafah Komunikasi,

(Bandung:CitraAditya Bhakti, 2000), h 215-217.

Page 17: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

2

mengenai sesuatu.4 Bersifat audio visual yaitu gambar dan

suara yang dapat menarik penonton seakan-akan

menembus ruang dan dapat mempengaruhi penonton.

Serial kartun Nussa dan Rara inilah merupakan

kartun edukasi Indonesia berceritakan tentang kehidupan

sehari-hari dua saudara kandung bernama Nussa dan Rara.

Animasi ini mengambil tema agama Islam yang

memberikan nilai positif. Saat ini banyak anak-anak yang

gemar menonton tayangan ini dan para orang tua senang

memberikan tayangan positif tersebut termasuk ustad

Abdul Somad dan ustad Felix merekomendasikan

tayangan Nussa dan Rara agar diberikan kepada anak-

anak.5 Kartun Nussa dan Rara dikemas dengan gaya

kekinian tetapi tidak melupakan unsur-unsur Islami serta

mengingatkan dalam hal-hal kebaikan pada setiap

episodenya dengan judul yang berbeda-beda.

Karakter Nussa sebagai penyandang disabilitas

terlihat pada kaki kiri Nussa yang menggunakan kaki

palsu. Lewat ketidaksempurnaannya, ingin memberikan

harapan bagi orangtua dan anak dengan situasi serupa

agar tetap semangat dalam menjalankan kehidupan.

Bukan empati yang ditampilkan di serial kartun ini,

namun sama dengan manusia normal lainnya bahwa yang

4Onong Uchjana Effendi,Ilmu Teori dan Filsafah Komunikasi,

(Bandung:CitraAditya Bhakti, 2000), h 206. 5 https://www.muslimahdaily.com/entertainment/film/item/2009-mengintip-

dapur-%E2%80%9Cnussa-dan-rara%E2%80%9D,-film-animasi-anak-muslim-

yang-tengah-naik-daun.html diakses pada 06 April 2020

Page 18: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

3

memiliki keterbatasan pun bisa melakukan kegiatan

sehari-hari secara normal. Nussa mengajarkan

keterbatasan bukan halangan meraih mimpi.

Dalam kaitannya dengan keberadaan mereka di

masyarakat, para penyandang disabilitas mengalami

kesulitan untuk mendapatkan pengakuan sebagai manusia

yang mampu melakukan banyak hal positif sama seperti

manusia normal. Hal ini dipertegas oleh International

Federation Anti Leprocy Association6, bahwa masyarakat

cenderung berpandangan tertentu kepada orang-orang

yang berbeda dengan memberinya label sehingga

memunculkan stigmatisasi dan diskriminasi. Stigma

tersebut juga tidak hanya dilihat dari penilaian masyarakat

saja juga penilaian orang yang terstigmakan atau penilaian

terhadap diri sendiri yang berkaitan dengan persepsi

maupun respon atas stigma tersebut. Hal ini jelas

menghambat terciptanya komunikasi yang efektif,

Penelitian mengenai representasi kekurangsempurnaan

tubuh dan kecacatan muncul perlahan pada akhir tahun

1980an khususnya di Amerika Serikat.

Hal ini mengacu pada stereotype kultural negative

terhadap mereka yang memiliki kekurangsempuranaan

tubuh. Masyarakat penyandang cacat digambarkan

6 Karuniasih, Wahyu dan Gede K, Tinjauan Fenomologi Atas Stigmatisasi

Penyandang Disabilitas Tunarungu. (Bali: Universitas Udayana, 2017), Vol.1

No.1

Page 19: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

4

‘sebagai sosok pasif’ dan menjadi ‘korban’ atau

‘penderita’.7

Stereotype kultural yang paling sering

didokumentasikan mempresentasikan mereka sebagai

sosok yang perlu dikasihani, objek kekerasan, mahluk

aneh, orang kerdil, bahan tertawaan, musuh terburuk,

beban, kelompok yang tidak mampu berpatisipasi secara

penuh dalam kehidupan komunitas dan sebagai kelompok

‘normal’.8

Fenomena tersebut tidak terlepas dari peran media.

Baik media massa maupun new media dalam

memberitakan keberadaan penyandang disabilitas

digambarkan sebagai orang yang pantas dikasihani,

memalukan, memiliki kerusakan, tidak sempurna, nilai

dan mutunya kurang baik9. Salah satu media yang ambil

bagian dalam menciptakan stereotip tersebut adalah film.

Maka dari itu tidak lepas dari peran komunikasi

massa. Karena media massa maupun internet adalah alat-

alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan

secara serempak dan cepat kepada khalayak secara luas

dan bersifat heterogen.10 Dengan adanya media massa

untuk memenuhi kebutuhan kita akan informasi baik dari

7 Colin Barnes, Geof Mercer, Disabilitas, (Jakarta: IAIN Indonesia Social

Equity Project, 2006) h 144. 8 Colin Barnes, Geof Mercer, Disabilitas, (Jakarta: IAIN Indonesia Social

Equity Project, 2006) h 147. 9 Niyu, Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The Superhumans

(Tangerang: Universitas Pelita Harapan, 2017), Vol. 4 No. 1, h 50. 10 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011), h 9.

Page 20: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

5

televisi, radio, koran dan juga internet. Dengan fenomena

diatas, representasi yang salah tersebut dapat menciptakan

“krisis identitas” bagi penyandang disabilitas serta

membuat aspirasi mereka semakin rendah dalam

masyarakat.11 Sehingga mempengaruhi pikiran dan

perilaku seseorang terhadap penyandang disabilitas.

Dengan demikian, media merupakan faktor penentu

kehidupan manusia. Padahal kenyatannya saat ini banyak

penyandang disabilitas yang memiliki prestasi luar biasa

seperti Tegar sebagai tulang punggung keluarga, Anki

Yudistia sebagai staff presiden, Luthfi lulusan S1 dan S2

cumlaude, Anjas Pramono telah membuat lima aplikasi

untuk penyandang disabilitas dan masih banyak lagi.

Mereka membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga

mampu berkarya, menginspirasi dan bermanfaat bagi

orang banyak. Representasi sendiri berasal dari bahasa

Inggris (representation) yang berarti perwakilan,

gambaran, atau penggambaran. Secara sederhana,

representasi dapat diartikan sebagai gambaran mengenai

suatu hal yang terdapat dalam kehidupan yang

digambarkan melalui media.12

Representasi penyandang disabilitas dari media

yang dipaparkan di atas adalah melalui Serial Kartun

Nussa dan Rara. Nussa dan Rara merupakan nama tokoh

11 Niyu, Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The Superhumans

(Tangerang: Universitas Pelita Harapan, 2017), Vol. 4 No. 1, h 53. 12 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015), cet. Ke-2, h 96.

Page 21: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

6

utama dalam serial tersebut. Dimana Nussa merupakan

kakak dari Rara sekaligus seorang penyandang disabilitas

pada bagian kaki kirinya. Nussa digambarkan sebagai

sosok yang memiliki sifat pemimpin, panutan, berilmu,

dapat diandalkan, dan berbagai sifat lainnya yang bertolak

belakang dengan stereotip penyandang disabilitas dalam

media dan film pada umumnya. Selain itu, dibeberapa

episode Nussa bahkan digambarkan seperti sosok sama

dengan manusia normal lainnya akan keterbatasan kaki

kirinya. Contohnya pada episode Nussa Bisa. Nussa tak

pernah malu dengan kaki palsunya. Sejak kecil, Nussa

sangat suka bermain sepak bola. Hingga saaat sekolah, ia

ingin masuk tim bola di sekolahnya. Awalnnya Umma

ibunya Nussa dan Rara khawatir dengan kondisi fisiknya.

Ia berlatih dengan gigih agar bisa masuk tim bola. Tak

hanya itu, ia pun bisa membuktikan bahwa ia tidak sadar

bisa mengangkat ummanya yang terjatuh di kamar. Sejak

itu, umma mengizinkan Nussa masuk tim bola dan bisa

membuktikan bahwa Nussa bisa. Kemudian pada episode

Belajar Ihlas, dengan kondisi fisiknya yang kurang

sempurna. Nussa bisa nerima dengan ihlas takdir yang

diberikan oleh Allah untuknya.

Dengan serial kartun ini membuktikan bahwa

keterbatasan bukan halangan untuk tetap taat kepada

Allah. Dengan kondisi keterbatasan ini adalah cara

dimana Allah untuk selalu mengingatkan hambaNya

Page 22: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

7

untuk selalu bersyukur dan mengingat Allah bahwa

ketaatanlah yang melengkapi dirinya.

Manusia yang beragam sesungguhnya setara

dihadapan Allah SWT yang membedakan mereka adalah

ketaqwaannya. Kemuliaan manusia di sisi Allah

berbanding lurus dengan level ketaqwaan mereka. Sesuai

dengan QS Al Hujurat ayat 13, sebagai berikut:

أيها ع وبا و لناس ٱي م ش ك ن ذكر وأ نثى وجعلن ك م مبائل ق إنا خلقن

م عند ا إن أكرمك ٱلتعارف و م إن لل ك ٱأتقى ير عليم خب لل Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di

antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Jadikan ketakwaan sebagai pelengkap atas

keterbatasan yang dimiliki. Kadang keterbatasan

merupakan modal amal salih dari Allah. Bila Allah

memberikan kekurangan fisik pada kita. Namun kita

masih ingin taat, Disitu nilai lebih yang Allah hitung

sebagai balasan bagi yang berusaha lebih keras. Lagi

pula, pemenang itu bukanlah mereka yang banyak

alasan dengan keterbatasan, tapi pemenang adalah

mereka yang terbatas namun bisa menyingkirkan alasan.

Kekurangan sebenernya ketika kita tidak bersyukur,

Page 23: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

8

karena takkan ada kecukupan bagi yang tidak

bersyukur. Tapi mereka yang bersyukur akan selalu

merasa tercukupi meski yang lain melihat mereka

terbatas. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis

bermaksud untuk mengetahui bagaimana penyandang

disabilitas direpresentasikan pada dalam serial kartun

tersebut dengan menggunakan analisis semiotika

Charles Sanders Peirce.

Alasan penulis memilih semiotika Peirce dalam

penelitian ini dikarenakan ingin mengetahui makna-

makna yang berkaitan dengan disabilitas yang ada dalam

Serial Kartun Nussa dan Rara. Semiotika Peirce

merupakan pengetahuan tentang tanda yang disebut

dengan model triadik yakni segitiga tanda yang saling

berhubungan satu sama lain, yang terdiri dari tiga

tingkatan yakni representamen (tanda yang dialami

melalui panca indera, pemikiran, dan perasaan).

Selajutnya objek (acuan dari tanda-tanda yang dipaparkan

dikaitkan dengan pengetahuan, pengalaman, dan kognisi

masyarakat). Terakhir adalah interpretan (penafsiran atau

makna yang ditangkap melalui pancaindera sesuai dengan

konvensi masyarakat). Selain itu juga terdapat tiga model

utama tanda yakni ikon (tanda yang serupa dengan objek

aslinya berdasarkan pengalaman), indeks (tanda yang

terkait dengan objek yang dituju berdasarkan

pengetahuan), serta simbol (tanda yang mewakili objek

berdasarkan konvensi masyarakat).

Page 24: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

9

Dengan penyajian beberapa episode Serial Kartun

Nussa dan Rara yang didalamnya terdapat tanda-tanda

yang telah dipaparkan di atas mengenai penyandang

disabilitas pada karakter Nussa dengan kaki kiri palsunya

berdasarkan pengetahuan dan kognisi masyarakat. Maka

penulis memilih analisis semiotika Charles Sansers Peirce

karena cocok dengan apa yang ingin diteliti. Oleh karena

itu, berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis

tertarik mengambil judul penelitian “Representasi

Karakter Nussa Penyandang Disabilitas Pada Serial

Kartun Nussa dan Rara”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan sebagai baerikut:

1. Serial kartun Nussa dan Rara melalui karakter Nussa

memberi edukasi yang baru mengenai disabilitas

bahwa keterbatasan tidak menghalangi mimpi

seseorang.

2. Bukan empati yang ditimbulkan dalam serial kartun

Nussa dan Rara namun motivasi bagi penyandang

disabilitas.

3. Tidak lepas dari peran komunikasi massa karna media

pada umumnya merepresentasikan penyandang

disabilitas kepada stereotip negetif yang

Page 25: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

10

mempengaruhi pikiran khalayak terhadap penyandang

disabilitas.

4. Tanda-tanda yang dipaparkan mengenai penyandang

disabilitas pada karakter Nussa dengan kaki kiri

palsunya dalam Serial Kartun Nussa dan Rara.

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi penelitian ini agar tidak melebar

luas, maka pembatasan permasalahan yang diambil dari

penelitian ini adalah representasi karakter Nussa

penyandang disabilitas hanya dalam episode “Nussa Bisa”

dan “Belajar Ihklas” karena kedua episode tersebut

merepresentasikan penyandang disabilitas pada cuplikan-

cuplikan serta dialognya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka

penulis merumuskan masalah seperti berikut:

1. Bagaimanakah Nussa penyandang disabilitas

direpresentasikan pada Serial Kartun Nussa dan

Rara?

2. Bagaimana tanda ikon, indeks, dan simbol yang

terkandung dalam Serial Kartun Nussa dan Rara?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana

representasi karater Nussa penyandang disabilitas

pada serial kartun Nussa dan Rara.

Page 26: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

11

b. Bagaimana tanda ikon, indeks, dan simbol dalam

Serial Kartun Nussa dan Rara.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pada penelitian khususnya pada kajian

analisis semiotika Charles Sanders Pierce

mengenai tanda ikon, indeks, dan simbol tentang

penyandang disabilitas dalam Serial Kartun Nussa

dan Rara.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi motivasi bagi penyandang

disabilitas yang menonton Serial Kartun Nussa

dan Rara bahwasannya keterbatasan fisik tidak

mengahalangi seseorang dalam menggapai mimpi

mereka serta memberikan edukasi tentang

disabilitas bagi anak-anak bahwa penyandang

disabilitas pun juga dapat melakukan kegiatan

yang sama seperti manusia normal lainnya.

Selain itu, agar serial kartun lainnya dapat

menyeimbangkan antara unsur hiburan dan juga

edukasi serta menciptakan inovasi dalam

berdakwah.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dirancangnya sebuah penelitian, tidak terlepas

adanya referensi dari penelitian sebelumnya. Adapun

Page 27: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

12

referensi penelitian sebelumnya yang memiliki relavansi

dengan penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian pertama dilakukan oleh Lutfi Icke

Anggraini (2019), dari Institut Agama Islam Negeri

Purwokerto dengan judul “Nilai-Nilai Islam dalam

Serial Animasi Nussa (Analisis Narasi Tzvetan

Todorov). Penelitian ini menggunakan analisis narasai

Tzvetan Todorov yang meliputi keseimbangan,

gangguan dan keseimbangan. Nilai-nilai Islam yang

terkandung dalam serial animasi Nussa yaitu nilai

akidah yang yang terkandung dalam serial animasi

Nussa yaitu percaya dan yakin bahwa Allah

mengabulkan doa yang mereka panjatkan serta mereka

yang meyakini bahwa akan mendapatkan

perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Nilai

akhlak yang terkandung dalam serial animasi Nussa

adalah kesopanan, kesabaran, keramah-tamahan, dan

gotong royong. Nilai syariah yang terkadung dalam

serial animasi Nussa adalah membaca basmallah,

berdoa sebelum melakukan aktifitas, kebersihan,

bersedekah, menyambung silaturahmi, ihlas, tabah,

tidak mubadzir, rendah hati, meredam amarah, dan

berbakti kepada kedua orang tua. Persamaannya

adalah menganalisis Serial Kartun Nussa dan Rara.

Perbedannya tidak merepresentasikan penyandang

disabilitas dan tidak menggunakan analisis semiotika

Charles Sanders Peirce.

Page 28: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

13

2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Elsa Mutiara

Sandra (2019), dari Universitas Negeri Padang dengan

judul “Pesan Moral Pada Film Animasi Nussa Episode

Tidur Sendiri, Gak Takut!”. Penelitian ini

menggunakan analisis semiotika Rolland Barthers

yang meliputi konotasi, denotasi, dan mitos. Pesan

moral yang disampaikan oleh tokoh baik verbal

maupun non verbal dan visualnya berdasarkan adegan

yang terjadi dalam epiosode. Persamaannya yang

dianalisis adalah film Kartun Nussa dan Rara.

Perbedaaanya tidak menganalisis representasi

penyandang disabilitas dan menggunakan tidak

menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce.

3. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sutarman

(2006) dari Universitas Airlangga dengan judul

“Representasi Tokoh Cacat Fisik dalam Film Animasi

(Studi Semiotik tentang Representasi Tokoh Nemo

dalam Film Finding Nemo)”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa tokoh Nemo yang cacat

direpresentasikan sebagai sosok yang lemah, harus

selalu dilindungi dan selalu dipenuhi dengan

ketidakberuntungan. Manfaat yang penulis dapatkan

dari penelitian bergenre petualangan tersebut adalah

sebagai rujukan untuk tinjauan teoritis. Adapun

persamaannya merepresentasikan disabilitas dan

dalam film kartun serta menggunakan teori Charles

Sanders Pierce. Perbedaannya dengan penelitian

Page 29: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

14

penulis adalah pada genre film yang dipilih yakni

religi, kemudian berfokus pada satu jenis disabilitas

saja yakni tunadaksa bagian kaki.

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan paradigma

kontruktivis. Paradigma ini memandang bahwa

individu menginterpretasikan serta bereaksi sesuai

dengan konseptual dan pemikiran.13 Pada penelitian

ini, paradigma konstruktivitas digunakan untuk

melihat fenomena Serial Kartun Nussa dan Rara

melalui youtube sebagai media dakwah untuk

mensosialisasikan bahwa penyandang disabilitas juga

dapat melakukan kegiatan seperti manusia normal dan

juga bukan sebagai penghalang untuk meraih mimpi

melalui pesan-pesan yang disampaikan dalam video

tersebut.

Penulis menggunakan paradigma konstruktivisme

untuk membantu menemukan realitas dari berbagai

arah dengan melakukan wawancara dan mengamati

review, buku, jurnal, artikel, website yang dari

berbagai media dalam penelitian ini. Karena menurut

penulis penelitian ini termasuk penelitian yang harus

dikaji secara mendalam bukan dilihat dari satu sisi

saja dan meneliti realitas yang dikontruksi

13 Elvaniaro Ardianto & Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu

Komunikasi(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h 151.

Page 30: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

15

berdasarkan pikiran personal. Penulis menggunakan

paradigma konstruktivis karena peneliti ingin

menggali bagaimana karakter Nussa sebagai

penyandang disabilitas dalam Serial Kartun Nussa dan

Rara. Maka dari itu paradigma ini dianggap cocok

oleh penulis dengan penelitiannya.

2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang

bukan menggunakan prosedur analisis statistik atau

cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif

didasarkan pada upaya membangun pandangan

mereka yang ditetliti secara rinci, dibentuk dengan

kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, dan

tindakan.14 Penelitian menggunakan jenis pendekatan

ini karena dalam proses penelitian ini diperlukan

wawancara dan pengamatan secara langsung.

Penelitian dilakukan melalui observasi partisipan dan

non partisipan baik dengan terjun langsung ke rumah

produksi The Little Gaintz untuk melakukan

wawancara ke narasumber dan melihat video Serial

14 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya), h 6.

Page 31: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

16

Kartun Nussa dan Rara, mengamati media sosial,

vidio-video di youtube, penelitian terdahulu, jurnal,

artikel, dan buku serta web yang berkaitan dengan

penelitian ini. Sehingga mudah menelaah presentasi

karakter Nussa penyandang disabilitas pada serial

katun Nussa dan Rara.

Selain itu pendekatan ini pun juga untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam dan

mempermudah dalam melakukan penelitian karena

penulis sendiri ingin meneliti lebih dalam mengenai

representasi karakter Nussa penyandang disabilitas

yang disampaikan oleh kartun tersebut. Pendekatan ini

juga bertujuan untuk mengembangkan teori dan hasil

akhir atau temuan peneliti masih bersifat openended,

artinya peneliti masih terbuka untuk menerima kritik

atau revisi.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah semiotika Charles Sanders

Peirce, merupakan ilmu atau metode yang

mempelajari tentang tanda. Peirce menawarkan

model triadik dalam mengurai tanda. Proses ini

meliputi representamen (tanda). Tokoh-tokoh lain

menyebutnya Symbol (Langer), atau signifier

(Saussure). Objek sebagai sesuatu yang

direpresentasikan oleh tanda. Berikutnya adalah

Page 32: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

17

interpretan, istilah yang digunakan Peirce untuk

makna sebuah tanda.15

Melalui metode ini, penelitian menjelaskan

tanda menjadi tiga model utama yaitu, ikon, indeks,

dan simbol. Pertama, ikon dalam beberapa hal tanda

menyerupai objeknya, tanda itu kelihatan atau

kedengerannya menyerupai objeknya. Kedua, indeks

ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya.

Keduanya benar-benar terkait. Ketiga simbol

dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat

bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu.16

4. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah Serial Kartun Nussa dan Rara, dan

yang menjadi objek penelitian adalah Representasi

karakter Nussa penyandang disabilitas.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan atau proses

interaksi antara pewawancara (interviewer) dan

15 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta: Gitanyali,2004) cet.1, h 43. 16 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 70-71.

Page 33: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

18

sumber informasi atau orang yang diwawancarai

(interview) melalui komunikasi langsung.17

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

dengan Yuni Lestari selaku sekretaris The Little

Giantz guna mengetahui secara mendalam

mengenai representasi karakter Nussa penyandang

disabilitas dalam Serial Kartun Nussa dan Rara.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dan penginderaan.18 Observasi ditujukan untuk

mendapatkan hasil riset yang komprehensif dan

mendalam. Observasi pada penelitian ini adalah

observasi partisipan dan non partisipan.

Maksudnya penulis bukan hanya melakukan

wawancara secara langsung ke narasumber.

Namun juga melakukan observasi dengan cara

mengamati secara mendalam adegan-adegan atau

cuplikan-cuplikan dan dialog-dialog dari Serial

Kartun Nussa dan Rara secara teliti. Kemudian

peneliti mencatat dan memilih beberapa adegan

atau scene penting yang merupakan inti dari

17 Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan penelitian gabungan (Jakarta: Kencana, 2014) h 391. 18 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h 115.

Page 34: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

19

permasalahan yang telah difokuskan dan dianalisis

menggunakan teori dan metode yang telah

ditentukan.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.19 Dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dalam penelitian

kulaitatif. Pada dasarnya, dokumen digunakan

untuk memperkuat penelitian kualitatif agar dapat

dipercaya. Adapun data-data penelitian yang

dikumpulkan dengan teknik ini menjadi dua:

1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah

data-data yang dikumpulkan peneliti dari sumber

utama yang diperlukan adalah hasil wawancara

narasumber dengan Yuni Lestari selaku sekretaris

The Little Giantz, Ismail selaku penonton Serial

Nussa dan Rara, Tutik Ariyanti selaku orang tua

Rayhan Arya Mahardika (disabilitas) dan data

berupa video episode Nussa Bisa dan Belajar

Ihklas dalam Serial Kartun Nusa dan Rara

.

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h 330.

Page 35: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

20

2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini berupa

data-data yang besrifat sebagai penunjang data

primer yaitu review, buku, jurnal, artikel, website

yang berasal dari berbagai media yang mendukung

atau sebagai pelengkap dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah rangkaian

kegiatan penelaahan, pengelompokkan, penafsiran,

dan verifikasi data agar suatu fenomena memiliki

nilai sosial, akademis, dan ilmiah, tidak ada yang

baku (seragam) dalam melakukan penelitian

kualitatif.20 Analisis dalam penelitian ini dimulai

dengan mengklasifikasikan adegan-adegan dalam

episode Nussa Bisa dan Belajar Ihklas yang sesuai

dengan fokus penelitian. Kemudian, dianalisis

menggunakan teori segitiga tanda (Triadik),

Semiotika Charles Sanders Pierce yang terdiri dari

tiga tingkatan, yaitu tanda (representamen), acuan

tanda (objek), dan penafsiran dari tanda yang

dipaparkan terhadap objek tertentu (interpretan)

dengan mencari seperti apa unsur ikon, indeks,

dan simbol.

20 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu sosial lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rodaskarya,

2004), h 180.

Page 36: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

21

Kemudian setelah data yang dibutuhkan

telah terkumpul, langkah berikutnya menganalisa

data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian.

Penulis menggunakan analisis semiotik yang

merupakan salah satu alternative teknik penelitian

untuk memperoleh representasi penyandang

disabilitas yang terkandung dalam Serial Kartun

Nussa dan Rara.

7. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

triangulasi untuk dapat menguji apakah data yang

diperoleh dalam penelitian adalah sah dan benar.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data dan digunakan sebagai proses

memantapkan atau memperbaiki derajat

kepercayaan (kredibilitas atau validitas) dan

konsistensi data, serta bermanfaat juga sebagai alat

bantu analisis data di lapangan. Triangulasi bukan

bertujuan mencari kebenaran, tetapi meningkatkan

pemahaman penulis terhadap data dan fakta yang

dimilikinya.21 Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan Triangulasi data dengan cara

mengumpulkan data dari berbagai sumber primer

yaitu dengan wawancara dan memilih scene-scene

21Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2013), h 218-219.

Page 37: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

22

dan dialog-dialog dan sumber sekunder dengan

mengumpulkan dokumen dariintagram, youtube,

dan media lainnya. Lalu dilakukan validasi data

dengan cara memeriksa data yang telah terkumpul.

8. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk

penelitian yaitu di The Little Giantz Animation

Studio Jl. MPR X No.12, RT 01/11, Cilandak

Barat, Jakarta Selatan pada 06 Agustus 2020.

Tempat penelitian ini dipilih karena untuk lebih

memperdalam mengetahui mengenai representasi

karakter Nussa pada serial kartun Nussa dan Rara

dari pihak The Little Giantz yakni yang

memproduksi serial kartun yang diteliti dan agar

lebih objektif dalam melaksanakan penelitian.

H. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, identifikasi,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan menjelaskan landasan teori mengenai

analisis semiotika Charles Sanders Peirce, tinjauan teori

representasi Stuart Hall serta tinjauan mengenai

penyandang disabilitas serta kerangka berpikir.

Page 38: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

23

BAB III: GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Menjelaskan tentang gambaran umum serial kartun Nussa

dan Rara, profil The Little Giantz, kerabat kerja, dan

profil para pemeran Serial Kartun Nussa dan Rara serta

sinopsis episode Nussa Bisa dan Belajar Ihklas.

BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini difokuskan untuk penguraian penyajian

data penelitian pada adegan (scene) dan dialog dalam

episode Nussa Bisa dan Belajar Ihklas dan temuan

penelitian serta hasil wawancara.

BAB V: PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian teori yang digunakan serta

menganalisis adegan atau scene pada episode Nussa bisa

dan belajar ikhlas menggunakan teori. Merepresentasikan

menggunakan teori Stuart Hall dan mencari adegan dan

dialog yang termasuk dalam unsur ikon, indeks, dan

simbol serta merepresentasikan karakter Nussa pada

eiposode Nussa bisa dan belajar Ikhlas.

BAB VI: SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan penelitian serta implikasi dan

saran.

Page 39: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Semiotika Charles Sanders Pierce

Indiwan Seto Wahyu Wibowo mengemukakan

secara etimologis, istilah semiotika berasal dar

kata Yunani Semion, yang artinya tanda. Tanda itu

sendiri dapat diartikan sebagai suatu yang atas

dasar konvesi sosial yang terbangun sebelumnya

dapat mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada

awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang

menunjukkan pada adanya hal lain. Contohnya

asap menandai adanya api, sirene mobil yang

keras meraung raung menandai adanya kebakaran

disudut kota.22 Menurut Alex Sobur yang

dikemukakan dalam bukunya, mendefinisikan

semiotika merupakan ilmu atau metode yang

mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda

merupakan perangkat yang kita pakai dalam upaya

berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-

tengah manusia dan bersama-sama manusia.

22 Indira Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h 7.

Page 40: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

25

Semiotika ingin mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) dalam menggunakan hal-

hal (things).23 Sedangkan menurut Puji Santosa

semiotika merupakan ilmu yang sistematis

mempelajari tanda-tanda, lambang-lambang,

sistem-sistemnya, dan prosesnya.24

Pada hakikatnya, analisis semiotika memang

merupakan daya untuk merasakan sesuatu yang

tidak normal atau aneh, sesuatu yang perlu

ditanyakan lebih lanjut bagaimana cara kita dalam

membaca narasi atau wacana atau teks tertentu.

Analisisme bersifat paradigmatik yang artinya

adalah usaha untuk menemukan makna termasuk

dari hal-hal yang tersembunyi seperti dibalik

sebuah teks. Maka banyak orang kerap

mengatakan semiotika merupakan usaha untuk

menemukan makna ‘berita dibalik berita’.

Charles Sanders Pierce adalah seorang

filsuf Amerika, ahli logika, matematikawan, dan

ilmuwan yang dikenal sebagai “Bapak

Pragmatisme”.25 Peirce lahir pada tahun 1839 ia

berkembang pesat dalam pendidikannya di

23 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) h

15. 24 Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, (Bandung:

Angkasa, 1931), h 3. 25 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai

Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012) h 32.

Page 41: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

26

Universitas Harvard. Sebuah tanda atau

representamen menurut Peirce adalah sesuatu bagi

seseorang yang mewakili sesuatu yang lain dalam

beberapa hal. Kemudian mengacu pada pada objek

tertentu. Antara reresentamen dan objek memiliki

makna yang disebut interpretan. Dengan demikian,

Peirce menawarkan model triadik dalam mengurai

tanda. Proses ini meliputi representamen. Tokoh-

tokoh lain menyebutnya Symbol (Langer), atau

signifier (Saussure). Objek sebagai sesuatu yang

direpresentasikan oleh tanda. Berikutnya adalah

interpretan, istilah yang digunakan Peirce untuk

makna sebuah tanda.26

Peirce menggolongkan tanda menjadi tiga

titik dalam segitiga yang disebut juga sebagai

signifikasi. Dengan demikian sebuah tanda atau

representamen memiliki relasi triadik dengan

interpretan dan objeknya.27 Pemaknaan tanda

melalui kaitan antara representamen dan objek

yang didasari oleh pemikiran bahwa objek tidak

selalu sama dengan realitas yang diberikan

representamen. Objek timbul karena pengalaman

makna tanda.

26 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta: Gitanyali,2004) cet.1, h 43. 27 Indira Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h

18.

Page 42: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

27

Gambar 2.1

Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

komunikasiana.wordpress.com

Peirce membagi tiga tahapan tanda,

dimulai dari penyerapan aspek tanda atau

representamen melalui panca indera. Tahap kedua,

mengaitkan secara representamen dengan

pengalaman dalam kognisi manusia yang disebut

objek. Tahap ketiga menafsirkan objek sesuai

dengan keinginannya yang disebut interpretan.28

Peirce mengatakan sesuatu bisa disebut

representamen jika memenuhi dua syarat, yakni

dapat dipersepsi menggunkan pancaindera,

pikiran, perasaan dan berfungsi mewakili sesuatu.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk

tanda, bisa materi yang tertangkap indera atau bisa

bersifat imajiner. Objek juga dapat berupa

representasi mental (sesuatu yang ada dalam

pikiran). Bisa juga sesuatu yang nyata di luar

28 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) h

115.

Page 43: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

28

tanda. Kemudian tahap ketiga yaitu interpretan

lebih merujuk pada makna dari tanda. Sesuatu

yang terdapat dalam benak seseorang tentang

sesuatu objek yang dirujuk oleh sebuah tanda.29

Model segitiga Peirce memperlihatkan

masing-masing titik dihubungkan oleh garis

dengan dua arah, yang artinya setiap istilah dapat

dipahami hanya dalam hubungan satu dengan yang

lainnya. Peirce menggunakan istilah yang berbeda

untuk menjelaskan fungsi tanda, baginya adalah

proses konseptual, terus berlangsung dan tidak

terbatas. Hai ini yang disebutnya semiosis tak

terbatas. Apabila ketiga elemen itu berinteraksi

dalam benak seseorang. Maka munculah makna

tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Jadi, penulis menyimpulkan representamen

(tanda) merupakan sesuatu yang ditangkap

pancaindera. Proses saat melihat, mendengar

mengingatkan kita pada hal lain yang serupa

maupun berkaitan. Kemudian sesuatu hal itu

diingat dalam pengetahuan dan pengalaman kita

disebut sebagai objek tanda. Tahap terakhir adalah

penafsiran suatu hal yang ditangkap pancaindera

sesuai dengan pengalaman sendiri maupun sesuai

dengan konvensi masyarakat.

29 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor, Ghalia

Indonesia, 2014) h 21.

Page 44: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

29

Model triadik yang ditawarkan Peirce

membentuk segitiga yang masing-masing

terhubung oleh garis lurus. Artinya ketiga

komponen tanda itu terus terhubung tanpa

terputus. Diawali dengan representamen, objek,

dan interpretan. Kemudian interpretan itu dapat

berulang menjadi representamen yang tiada akhir.

Hal ini disebut semiosis Peirce. Peirce membagi

tanda menjadi tiga model utama yaitu, ikon,

indeks, dan simbol. Ketiganya merupakan tanda

yang menjadi dasar Peirce untuk menguraikan

makna tanda-tanda. Untuk membedakan ketiga

tanda tersebut penulis memberikan contoh untuk

masing-masing tanda sebagai berikut.

Pertama, ikon dalam beberapa hal tanda

menyerupai objeknya, tanda itu kelihatan atau

kedengerannya menyerupai objeknya.30 Dalam

buku Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya

dikatakan ikon adalah kategori tanda yang

representamennya memiliki keserupaan identitas

dengan objek yang ada dalam kognisi manusia

yang bersangkutan. Foto kerbau adalah ikon

kerbau yang ada dalam pikiran orang tersebut.31

Jadi penulis menyimpulkan ikon adalah sebuah

30 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 70-71. 31 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas

Bambu, 2014) h 10.

Page 45: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

30

tanda yang serupa atau mirip denganm objek

aslinya berdasarkan pengalaman manusia yang

melihatnya. Kedua, indeks ada hubungan langsung

antara tanda dan objeknya. Keduanya benar-benar

terkait.32 Selain itu indeks merupakan tanda tidak

sama dengan objek yang ditunjuknya tetapi hanya

megidentifikasi atau menunjukkan keberadaan

benda tersebut.33 Kemudian indeks juga diartikan

sebagai tanda yang berhubungan dengan objeknya

bersifat kausal atau kontinyu. Contohnya apabila

sesorang merogoh kantong untuk mencari kunci

(sign) lalu ia meraba-raba dan langsung mengenali

bentuk kunci tanpa melihatnya. Maka pengenalan

tanda itu bersifat kontinguitas.34 Indeks juga

berarti memiliki keterkaitan fenomenal atau

eksistensial antara tanda dan objeknya.

Hubungannya bersifat kongkret, aktual atau

kausal.35

Penulis menyimpulkan bahwa indeks

adalah tanda yang memiliki keterkaitan dengan

objek yang dituju. Keterkaitan itu dapat berupa

32 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 70-71. 33 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2010) h 48. 34 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas

Bambu, 2014) h 10. 35 Indira Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h

18.

Page 46: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

31

hubungan saling mempengaruhi, sebab-akibat,

maupun hubungan kelanjutan atau kesinambungan

yang sering kali mengaitkan dengan pengetahuan

yang dimiliki oleh seseorang. Ketiga simbol

dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat

bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu.36 Simbol

adalah tanda yang mewakili sesuatu yang proses

penentuannya simbol itu tidak mengikuti aturan

tertentu.37 Artinya penentuannya berdasarkan

kesepakatan masyarakat. Selain itu, simbol berarti

tanda yang maknanya diberikan berdasarkan

konvensi masyarakat.38 Simbol merupakan jenis

tanda yang bersifat arbiter dan konvensi sesuai

kesepakatan sejumlah orang atau masyarakat.39

Jadi penulis menyimpulkan bahwa simbol adalah

tanda yang mewakili objeknya tetapi berdasarkan

konvensi masyarakat atau kelompok tertentu.

Konvensi masyarakat umum dapat berasal dari

agama, adat istiadat, atau kebuadayaan yang telah

disepakati.

36 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 71. 37 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2010) h 48. 38 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas

Bambu, 2014) h 10. 39 Indira Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h

18.

Page 47: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

32

Selain ketiga model utama diatas, selanjutnya

Peirce melebarkan konsep semiotika menjadi

sembilan tanda yang dikelompokkan menjadi

trikotomi. Pada tingkatan trikotomi pertama

terdapat qualisign, legisign, dan sinsign. Ditahap

selanjutnya ada trikotomi kedua terdapat ikon,

indeks, dan simbol. Pada trikotomi kedua ini

memiliki pengertian dan fungsi yang sama dengan

model tanda utama (ikon, indeks, dan simbol)

telah dijelaskan di atas. Selanjutnya trikotomi

ketiga terdapat rhema, decisign, dan argumen.

Masing-masing tanda memiliki fungsi yang

memungkinkan adanya persamaan dalam

memaknai suatu tanda. Sebagai contoh semua

tanda yang masuk dalam kategori lesign dapat

pula menjadi simbol.

Beberapa klasifikasi tanda yang telah

disebutkan yang paling komprehensif adalah

taksonomi yang dikembangkan oleh Chales

Sanders Pierce mengenai ketiga jenis tanda yang

menjadi fokus utama yaitu ikon, indeks, simbol.

Ketiga model tanda tersebut merupakan klasifikasi

yang memiliki relasi antara representamen dengan

objeknya. Ketiga tanda itu sangat berguna dalam

Page 48: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

33

telaah tentang berbagai gejala budaya, seperti

produk-produk media.40

Pemikiran penulis untuk memfokuskan

terhadap tiga tanda saja didukung dengan

penjelasan di dalam buku John Fiske. Dalam

bukunya disebutkan bahwa Peirce membagi

menjadi tiga tipe tanda yang menurutnya

merupakan model yang sangat bermanfaat dan

fundamental mengenai sifat tanda. Peirce menulis

dalam buku itu:

“Setiap tanda ditentukan oleh objeknya, pertama-

tama dengan mengambil bagian dalam karakter

objek, saya menyebut sebagai ikon. Kedua dengan

menjadi nyata dan dalam eksistensi individualnya

terkait dengan objek individualnya disebutnya

indeks. Ketiga dengan kurang lebih mendekati

kepastian bahwa tanda itu akan ditafsirkan

sebagai mendenotasikan objek sebagai

konsekuensi dari kebiasaan, saya menyebutnya

simbol”41

Berdasarkan penjelasan mengenai konsep

semiotika Charles Sanders Peirce, penulis

memutuskan untuk menganalisis tanda hanya

40 Indira Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h

19. 41 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 69.

Page 49: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

34

menggunakan tiga tipe tanda yaitu ikon, indeks,

dan simbol. Hal ini dikarenakan dengan

menggunakan ketiga tipe tersebut sudah mampu

untuk mengurai makna yang terkandung dalam

film (sign) dengan objeknya. Selain itu,

menguraikan penyandang disabilitas dalam film

dengan adanya relasi tanda dan objeknya

mempermudah penulis dalam menganalisis.

Ketiga tanda itu juga menjadi model dari

keseluruhan konsep semiotika yang ditawarkan

Peirce.

2. Representasi Stuart Hall

Representasi berasal dari bahasa Inggris,

representation yang berarti perwakilan, gambaran,

atau penggambaran. Secara sederhana representasi

dapat diartikan sebagai gambaran mengenai suatu

hal yang terdapat dalam kehidupan yang

digambarkan melalui suatu media.42 Menurut John

Fiske, representasi adalah proses menyampaikan

realitas dalam komunikasi, via kata-kata, bunyi,

citra yang sudah ada, atau kombinasi.43

Representasi yaitu sebuah konsep yang

menghubungkan antara makna dan bahasa.

Representasi juga dapat berarti menggunakan

42 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015), cet. Ke-2, h 96. 43 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, h 124.

Page 50: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

35

bahasa untuk mengatakan sesuatu yang penuh arti

atau menggambarkan dunia yang penuh arti

kepada orang lain.44

Stuart Hall mendefinisikan representasi

diartikan sebagai sebuah pikiran seseorang

terhadap objek, peristiwa, dan simbol-simbol.

Representasi bukan hanya untuk menyajikan (to

present), untuk membanyangkan atau imajinasi (to

image), atau untuk melukiskan (to depict) namun

lebih dari itu representasi mengacu pada

bagaimana cara kita memaknai objek atau peritiwa

yang tergambarkan. Chris Barker menyatakan

bahwa representasi merupakan kajian utama dari

Cultural Studies, yang bermaksud representasi

berhubungan dengan budaya dan media massa.

Dalam hal ini, Barker mengungkapkan bahwa

representasi adalah kajian tentang bagaimana

dunia dikontruksikan secara sosial kemudian

disajikan kepada khalayak dan dimaknai oleh diri

kita sendiri.

Representasi merujuk kepada kontruksi

segala bentuk media terutama media massa

tehadap segala aspek realitas atau kenyataan yang

terjadi. Representasi dapat berbentuk kata-kata

atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam

44 Stuart Hall, Culture, the Media and the Ideological Effect, (London: Mass

Communication & Society, 1997) h 15.

Page 51: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

36

bentuk gambar bergerak atau visual. Representasi

merupakan sebuah sistem yang memiliki proses.

Stuart Hall membagi representasi ke dalam dua

bagian, antara lain:

a. Representasi mental, adalah konsep-konsep

atau ide yang berada dalam kepala kita melalui

alat inderawi kita, seperti objek yang kita lihat,

sesuatu yang kita dengar, dan sesuatu yang kita

rasakan.

b. Representasi bahasa, adalah konsep-konsep

atau ide yang dipahami melalui alat inderawi

dan dituangkan dalam bentuk kata-kata untuk

mendapatkan makna tentang sesuatu. Konsep

abstrak yang ada dalam kepala kita harus

dituangkan dalam bahasa sehari-hari, agar

dapat menghubungkan ide-ide kita tentang

sesuatu dengan tanda atau simbol tertentu.

Representasi merupakan kegunaan dari tanda.

Dalam hal ini, Stuart Hall menjelaskan bahwa

budaya merupakan sebuah cara dimana seseorang

dapat memahami dan memberikan makna pada

dunia. Bahwasannya konsep budaya memiliki

peran yang penting dalam proses representasi.

Budaya merupakan “pengalaman berbagi” dimana

seseorang dapat berbagi pengalaman, membagi

simbol kebudayaan, mengenal bahasa, hingga kita

Page 52: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

37

dapat mendapatkan konsep yang tentang budaya

yang dimaknai secara bersama.

Salah satu unsur budaya yang berpengaruh

dalam mempresentasikan sebuah objek, peristiwa,

atau simbol ialah bahasa. Bahasa adalah sebuah

alat yang menjadi perantara dalam memaknai

sesuatu, memproduksi, dan mengubah makna.

Melalui bahasa (simbol, kata tertulis, kata lisan,

atau gambar atau visual) seseorang dapat

mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide

mengenai sesuatu. Makna sesuatu hal tergantung

dari bagaimana cara kita mempresentasikannya.

Representasi merekatkan semua tanda-tanda

menjadi makna dan makna sendiri bersifat

subjektif, tidak pernah tetap (berubah-ubah). Ada

tiga pendekatan yang dikemukakan Stuart Hall

mengenai representasi makna dan bahasa, antara

lain:

1) Pendekatan reflektif, adalah bahasa dimaknai

sebagai refleksi dari realitas atau kenyataan.

2) Pendekatan intensional, adalah bahasa

dimaknai sebagai kehendak penulis (autor)

Page 53: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

38

3) Pendekatan kontruksionis, adalah bahasa

merupakan serangkaian kata-kata yang

ditafsirkan hingga menjadi sebuah makna.45

Dalam kasus film sebagai representasi budaya,

film tidak hanya mengkontruksikan nilai-nilai

budaya tertentu namun juga tentang bagaimana

nilai-nilai diproduksi dan bagaimana nilai itu

dikonsumsi oleh masyarakat yang menyaksikan

film tersebut. Film sebagaimana halnya produk

budaya, yang memegang peran yang penting

dalam mepresentasikan siapa seseorang atau

identitas seseorang.

Menurut Stuart Hall, representasi harus

dipahami dari peran aktif dan kreatif orang

memaknai dunia. Representasi adalah jalan

dimana makna diberikan kepada hal-hal yang

tergambar melalui citra atau bentuk lainnya pada

layar atau pada kata-kata.

Representasi adalah peristiwa kebahasaan.

Bagaimana seseorang ditampilkan, dapat

dijelaskan dengan menggunakan sebuah bahasa.46

Stuart Hall juga berpendapat bahwa ada beberapa

45 Stuarh Hall, Representation: Culutural Representation and Sygnifying

Practices (London: 1997) h 25. 46 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:

Lkis, 2001),h 113.

Page 54: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

39

prinsip representasi sebagai sebuah proses

produksi makna melalui bahasa, yaitu:

Representasi untuk mengartikan sesuatu,

maksudnya adalah representasi menjelaskan dan

menggambarkan dalam pikiran dengan sebuah

gambaran imajinasi untuk menempatkan

persamaan sebelumnya dalam pikiran atau

perasaan kita dan representasi diugunakan sebagai

alat untuk menjelaskan atau mengkontruksi makna

dalam sebuah simbol.

Pengertian diatas menggambarkan bahwa

representasi merupakan sebuah cara memaknai

sesuatu apa yang diberikan pada benda yang

digambarkan.47

3. Tinjauan Penyandang Disabilitas

a. Pengertian Disabilitas

Pada abad kedua puluh, hampir di semua

masyarakat Barat, disabilitas telah dihubungkan

dengan kekurangan pikiran dan tubuh, yaitu

meliputi orang pincang, duduk di kursi roda,

menjadu korban keadaan seperti kebutaan,

kekurangan pendengaran, sakit jiwa, dan

47 Stuarh Hall, Representation: Culutural Representation and Sygnifying

Practices (London: 1997) h 16.

Page 55: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

40

gangguan jiwa.48 Menurut Undang-undang nomor

8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas

bahwa penyandang disabilitas adalah orang yang

mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental

atau sensorik dalam berinteraksi dengan

lingkungan yang mengalami hambatan untuk

berpartisipasi secara efektif dengan masyarakat

berdasarkan kesamaan hak.49 Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa penyandang disabilitas

adalah orang yang memiliki keterbatasan baik fisik

atau mental sehingga tidak bisa beraktivitas seperti

biasa. Dalam kaitannya dengan keberadaan

mereka di masyarakat, para penyandang disabilitas

mengalami kesulitan untuk mendapatkan

pengakuan sebagai manusia yang mampu

melakukan banyak hal positif sama seperti orang

normal. Hal ini dipertegas oleh International

Federation Anti Leprocy Association50, bahwa

masyarakat cenderung berprasangka dengan

pandangan tertentu kepada orang-orang yang

berbeda dengan memberinya label sehingga

memunculkan stigmatisasi dan diskriminasi.

48 Colin Barnes, Geof Mercer, Disabilitas, (Jakarta: IAIN Indonesia Social

Equity Project, 2006) h 1. 49 Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 8 Tahun 2016, tentang

Penyandang Disabilitas 50 Karuniasih, Wahyu dan Gede K, Tinjauan Fenomologi Atas Stigmatisasi

Penyandang Disabilitas Tunarungu, (Bali: Universitas Udayana, 2017) Vol. 1

No. 1.

Page 56: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

41

Stigma tersebut juga tidak hanya dilihat dari

penilaian masyarakat saja tetapi juga penilaian

orang yang terstigmakan atau penilaian terhadap

diri sendiri yang berkaitan dengan persepsi

maupun respon atas stigma tersebut. Hal ini jelas

menghambat terciptanya komunikasi yang efektif,

keserasian dan keselarasan di masyarakat serta

menyalahi kodrat manusia sebagai makhluk

bermasyarakat.

Fenomena tersebut tidak terlepas dari

peran media, baik media massa maupun media

baru dalam memberitakan keberadaan penyandang

disabilitas yang cenderung mengarah kepada hal-

hal yang negatif. Mereka digambarkan sebagai

orang yang pantas dikasihani, memalukan,

memiliki kerusakan, tidak sempurna, nilai dan

mutunya kurang baik.51 Penelitian mengenai

representasi kekurang sempurnaan tubuh dan

kecacatan muncul perlahan pada akhir tahun

1980an khususnya di Amerika Serikat. Hal ini

mengacu pada stereotype kultural negative

terhadap mereka yang memiliki kekurang

sempuranaan tubuh. Masyarakat penyandang cacat

digambarkan ‘sebagai sosok pasif’ dan menjadi

51 Niyu, Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The Superhumans,

(Tangerang: Universitas Pelita Harapan, 2017), Vol. 4 No. 1, h 50.

Page 57: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

42

‘korban’ atau ‘penderita’.52 Stereotype kultural

yang paling sering didokumentasikan

mempresentasikan mereka sebagai sosok yang

perlu dikasihani, sebagai objek kekerasan, sebagai

ancaman, sebagai mahluk aneh, sebagai orang

kerdil, sebagai bahan tertawaan, sebagai musuh

terburuk, sebagai beban, sebagai kelompok yang

tidak mampu berpatisipasi secara penuh dalam

kehidupan komunitas dan sebagai kelompok

‘normal’.53

b. Jenis-jenis penyandang disabilitas:54

Terdapat beberapa jenis orang dengan

kebutuhan khusus atau disabilitas. Maksudnya

bahwa penyandang disabilitas memiliki defenisi

yang mana memerlukan bantuan untuk tumbuh

dan berkembang.

1) Disabilitas Mental terdiri dari:

- Mental Tinggi: Sering dikenal dengan

orang berbakat intelektual, di mana selain

memiliki kemampuan intelektual di atas

52 Colin Barnes, Geof Mercer, Disabilitas, (Jakarta: IAIN Indonesia Social

Equity Project, 2006) h 144. 53 Colin Barnes, Geof Mercer, Disabilitas, (Jakarta: IAIN Indonesia Social

Equity Project, 2006) h 147. 54 Pengelompokan penyandang cacat pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1997 tentang Penyandang Cacat dibagi menjadi penyandang cacat mental,

penyandang cacat fisik dan penyandang cacat mental dan fisik, Pasal 1 ayat

(1).

Page 58: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

43

rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan

tanggung jawab terhadap tugas.

- Mental Rendah: Maksudnya memiliki

kapasitas intelektual atau yang disebut

dengan IQ (Intelligence Quotient) di

bawah rata-rata dapat dibagi menjadi dua

kelompok yakni anak lamban belajar (slow

learnes) adalah anak yang mempunyai IQ

70-90. Sedangkan anak yang memiliki IQ

di bawah 70 termasuk anak berkebutuhan

khusus.

- Berkesulitan Belajar Spesifik: Maksudnya

seseorang yang mengalami kesulitan

belajar berkaitan dengan prestasi belajar

yang diperoleh.

2) Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi

beberapa macam, yaitu55:

- Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tunadaksa

yaitu seseorang yang mengalami gangguan

gerak yang disebabkan karena kelainan

struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit,

akibat kecelakaan, serta lumpuh.

- Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra).

Tunanetra adalah individu yang memiliki

hambatan dalam penglihatan. Tunanetra

55 Nur Kholis Reefani, Panduan Anak Berkebutuhan Khusus,

(Yogyakarta:Imperium.2013), h 17.

Page 59: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

44

dibagi kedalam dua golongan yakni buta

total (blind) dan low vision.

- Kelainan Pendengaran (Tunarungu)

Tunarungu yaitu seseorang yang mengalami

kesulitan pada pendengaran baik bersifat

permanen ataupun tidak. Karena mengalami

kesulitan pada pendengaran seorang tunarungu

juga mengalami kesulitan saat berbicara

sehingga bisa disebut tunawicara.

- Kelainan Bicara (Tunawicara)

Yakni seseorang memiliki hambatan saat

mengungkapkan pikiran melalui bahasa

sehingga sulit dimengerti oleh orang lain.

Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh

orang lain. Kelainan bicara ini disebabkan

adanya ketidaksempurnaan organ bicara atau

karena terdapat gangguan dalam organ motorik

yang berkaitan dengan bicara.

3) Tunaganda (disabilitas ganda) yakni

seseorang yang memiliki kecacatan lebih

dari satu (cacat fisik dan mental)

Page 60: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

45

4) Kerangka Berpikir

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Serial Katun Nussa dan Rara

Semiotika Charles Sanders

Pierce

Ikon (tanda serupa

dengan objek

berdasarkan pengalaman)

Indeks (tanda yang

terkait dengan objek

yang dituju dengan

pengetahuan

Simbol (tanda yang

mewakili objek

berdasarkan konvensi

masyarakat)

Representasi Karakter Nussa Penyandang Disabilitas Pada Serial

Kartun Nussa dan Rara

Page 61: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Serial Kartun Nussa dan Rara

Serial Kartun Nussa dan Rara merupakan animasi

karya anak bangsa yang diproduksi oleh The Little Giantz

yang di gagas oleh Mario Irwinsyah dengan kolaborasi

bersama 4 Stripe Production. Mendapat sambutan baik

dari masyarakat Indonesia. Menampilkan kisah sehari-hari

dua bersaudara yang berbasis Islam dengan Nussa dalam

balutan gamis, peci, serta Rara yang menggunakan hijab.

Nussa dan Rara adalah tokoh animasi yang ramai ditonton

di channel youtube.

Menariknya tokoh Nussa di tampilkan sebagai

penyandang disabilitas. Hal ini bisa dilihat dengan kaki

kiri Nussa yang menggunakan kaki palsu untuk dapat

melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Alih-alih digambarkan sebagai sosok yang lemah

tak berdaya seperti seperti pada kebanyakan film dengan

tema penyandang disabilitas pada umumnya, Nussa justru

digambarkan sebagai sosok panutan, pemimpin, memiliki

ilmu agama yang cukup, serta mampu membimbing Rara,

adiknya, menjadi muslim yang lebih baik lagi.

Dalam serial kartun ini, nilai-nilai Islam dikemas

dengan cara menarik terutama bagi anak-anak. Serial

Kartun Nussa dan Rara dihadirkan sebagai sarana edukasi

Page 62: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

47

Islam untuk keluarga. Pada 22 November 2018 bertepatan

pada Maulid Nabi Muhammad SAW, episode pertama

yang berjudul, Nussa: tidur sendiri, gak takut! dirilis dan

langsung jadi trending youtube. Setiap Jum’at subuh

upload episode Nussa dan Rara yang baru. Menggunakan

tema-tema yang ringan yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari. Bahkan dari lingkungan kita sendiri seperti

keluarga.

Lewat akun Youtube TV Alfatih pada acara Good

Morning (CNN Indonesia) yang dipublikasikan tgl 1

Desember 2018, Executive Producers The Little Giantz,

Aditya Triantoro dan Creative Director Bony Wirasmono

hadir dan mengungkapkan ide awal membuat karakter

Nussa sebagai berikut:

Melalui diskusi yang panjang setelah lebaran Idul

Fitri ini, kita mulai serius riset karakter secara mendalam,

benar-benar menentukan cukup satu atau dua karakter dan

karakter-karakter lain. Engga cepet prosesnya karena

kepala Nussa aja dibuat bisa berminggu-minggu untuk

menentuka oke atau cocok disandingkan dengan Rara.

kita juga pas ingin membuat Nussa melakukan riset baik

youtube dan media sosial lainnya. Animasi Indonesia

memang belum banyak dieksplor. Kebetulan karena The

Little Giantz adalah rumah produksi film animasi, kita

mau mencoba mengeksplor animasi Indonesia dengan

cara segmen utamanya adalah untuk anak-anak. Tema

yang kita mau untuk anak-anak yang berbasis

edutainment, yaitu education and entertainment.

Sebenernya animasi adalah bahasa global untuk semua

kalangan baik untuk anak-anak sampai orang tua.

Karakter Nussa dan Rara kental dengan simbol

agama yaang menggunakan peci putih, menggunakan

hijab dan tujuan edukasinya kepada nilai-nilai agama.

Page 63: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

48

Kebetulan karena kita sebagai kreator juga beragama

Islam dan berdasarkan riset, kalau kita lihat anak-anak

Indonesia butuh yang bersifat edukasi. Melihat saat ini

banyak orang tua yang memberikan gadget kepada anak-

anaknya. Nah dengan kejadian itu, orang tua juga

khawatir nanti takutnya anaknya browsing atau melihat

hal-hal yang tidak sesuai umurnya. Namun jika tidak

dikasih juga karena saat ini internet juga sebagai sumber

ilmu pengetahuan. Makanya kita mengisi kekosongan itu

dengan sebuah content edukasi agama Islam. Jadi orang

tua bisa tenang memberikan gadget pada anak-anaknya.

Jadi orang tua bisa memilih content yang lebih baik.

Motivasi awal karakter Nussa kita sebagai desain

karakter gimana caranya kita ingin membuat karakter

proses ini anak how to be come perfect. Jadi kita mikirnya

bukan tiba-tiba gitu aja karakternya namun bagaimana

anak-anak dengan kondisi seperti ini perlu kita dekatkan

secara emosional bagi anak-anak yang melihat it’s ok im

perfect. Dengan cerita Nussa ini kita berharap kedepannya

bisa menjadi suatu kesempurnaan. Jadi fisik it’s just fisik

namum semangat yang kuat yang perlu. Dan di cerita ini

ia menjadi sosok kaka yang menjadi contoh untuk adiknya

Rara dengan berbagai macam kekurangannya.56

Lewat akun Youtube Cinta Qur’an TV yang

dipublikasikan tgl 18 November 2019, salah satu kerabat

kerja The Little Giantz, hadir dan mengungkapkan filosofi

nama-nama karakter pada Serial Kartun Nussa dan Rara

sebagai berikut:

Nama Nussa itu otentik dengan Indonesia yaitu

nusantara tokoh utamanya Nussa adiknya Rara dan ia

memiliki kucing kecil yang bernama anta yang jika

digabung menjadi Nusantara.57

56 Dikutip dari TV Alfatih diakses pada 06 April 2020 57 Dikutip dari Cinta Quran TV diakses pada 06 April 2020

Page 64: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

49

B. Profil The Little Giantz

History The Little Giantz (TLG) didirikan untuk

menjawab tantangan dan permintaan proyek layanan

animasi berkualitas tinggi dari dunia internasional. TLG

didirikan pada tahun 2016 di Jakarta didirikan oleh tim

berbakat gabungan dari seniman berpengalaman

internasional dan lebih dari 15 tahun berpengalaman

membuat IP, serial TV dan juga fitur panjang dilatih

untuk memahami dan menyampaikan kebutuhan produksi

dan permintaan berkualitas tinggi Di tahun ketiga kami

dalam bisnis ini, dengan pengalaman yang telah kami

kumpulkan, kami sekarang telah menciptakan Kekayaan

Intelektual (IP) kami sendiri yaitu “NUSSA” dan telah

terbukti menjadi fenomena pasar lokal dan internasional,

menunjukkan nilai-nilai inti kami dalam membangun

sumber daya manusia berkualitas tinggi yang

menghasilkan konten animasi berkualitas tinggi. Visi

kami “Menjadi pelopor dalam Bisnis di Asia yang kreatif-

inovatif. Sedangkan misi kami yaitu “Menghasilkan

kualitas sumber daya manusia yang terbaik, Membangun

struktur organisasi yang kuat dan berkelanjutan serta

Menciptakan Kekayaan Intelektual TLG sendiri”.58

Lewat wawancara penelitian di The Little Giantz

Animation Studio pada 06 Agustus 2020, Sekretaris The

Little Giantz, Yuni Lestari mengungkapkan sekilas profil

The Little Giantz sebagai berikut: The Little Giantz berdiri

tahun 2016 adalah studio 3D animation fokusnya untuk

saat ini IP Development itu adalah pengembangan

intelektual properti jadi bukan hanya membuat animasi.

Namun dari animasi itu jadinya apa aja, kalau sekarang IP

development IT nya itu pertama web seris di youtube,

merchandise, dan yang keempat yang insyaallah lagi

diproduksi dan lagi proses adalah film Nussa. The little

giantz sudah punya Sister Company. Sebenarnya awaktu

itu pas awal kita ada yang namanya 4 Stripes itu

memindanginya adalah agensinya The Little Giantz

memang jadi garda depan yang jualan IPnya ini, tapi

58 Dikutip dari Company Profile The Little Giantz Animation Studio pada 10

Agustus 2020

Page 65: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

50

untuk saat ini kita ada juga namanya Nussa Official Store

atau Astara. Jadi Nussa Official Store adalah nama

tokonya, kalau Astara PTnya. Nah 4 Stripes ini digantikan

dengan Astara masih dua anak Sister company. Astara ini

perusahaan yang mengerjakan IT Developmentnya yang

memikirkan bagaimana caranya Nussa bisa memiliki unit-

unit bisnis lagi.59

Visi The Little Giantz adalah jadi pioneer animasi

seasia. Pioneer itu adalah industri animasi. Tujuannya

ingin membuat peta animasi di Indonesia. Karena kan di

Indonesia masih jarang banget untuk animasi. Misinya

The Little Giantz kita selalu memberikan kualitas dengan

standar international. Jadi bisa dilihat perbandingan antara

Nussa produksi The Little Giantz sama animasi-animasi

lokal

Melalui akun Youtube Hijab Alila berdasarkan

hasil wawancara dengan Aditya Triantoro selaku

Executive Producers The Little Giantz, pada “Eksklusif

Kisah Hijrah diBalik Nussa pada acara yang

dipublikasikan tgl 24 November 2018, Arti dari nama The

Little Giantz sendiri adalah karena mereka lahir dari tim

yang kecil, tetapi memiliki mimpi yang besar terutama

untuk industri animasi Indonesia. Awal mula berdirinya

The Little Giantz ini sendiri dimulai ketika seorang Aditya

Triantoro yang setelah bekerja selama delapan tahun

sebagai pembuat konten animasi di perusahaan animasi di

Singapura, memutuskan untuk kembali ke Indonesia

sebagai tempat kelahirannya pada tahun 2014. Bersama

keempat sahabatnya, dengan berbekal pengalaman

tersebut, Aditya lalu memutuskan untuk membuka usaha

59 Wawancara Sekretaris The Little Giantz, Yuni Lestari pada 06 Agustus 2020

pukul 14.00 WIB di The Little Giantz Animation Studio

Page 66: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

51

studio animasi sendiri di Jakarta dengan jumlah pekerja

yang masih minim yakni sekitar 11 orang saja.60

Berikut ini adalah daftar kerabat kerja yang tergabung

dalam proses pembuatan Serial kartun Nussa dan Rara :

Tabel 3.1

Struktur Kerabat Kerja TLG

Struktur Kerabat Kerja The Little Giantz

Executive Producers: Aditya Triantoro

Producer: Ricky MZC Manoppo

Secretary of TLG: Yuni Lestari

Creative Director: Bony Wirasmono

Director: Chrisnawan Martantio, Muhammad Rafif,

Bintang Rizky Utama

Voice Director: Chrisnawan Martantio

Voice Talent: Nussa (Muzakki Ramdhan) dan Rara

(Aysha Razana Ocean Fajar)

Script Writer: Johanna DK

Song Illustration: Nuki Nares

Head of Productions: Iman “Menyenx” MSC Manoppo

Technical Director: Gemilang Rahmandhika

Prod. Coordinator: Dita Meilani, Rifa Anggita, Dimas

Ganang Pamungkas, Ine Rifka

Anggraini, Amanda Lubis, Tiffany

Heny Yang

Production Assistant: Heru “uchil” Nugroho

60 Dikutip dari Hijab Alila diakses pada 26 April 2020

Page 67: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

52

Editor & Motion: Nuraeni (Nura)

Videographer: Aznoor Maar

Audio Post: Muhamad Ilham, Nuki Nares & Armanto

Kostadi

Character Design: Aditya Triantoro

Asset Creation Supervisor: Dimas Wyasa

Asset Creation: Dawai Fathul Wally, Raden Givari

Alfarisi, Muhammad Hardi

Art Director & Matte Artist: Agus Suherman

Head of Animation: Aditya Sarwi Aji

Animation Supervisor: Bilal Abu Askar & Ryan Ismail

Soeharto

Animation Leads: Fandi Lisdianto

Animation Team: Rendi Setyawan, Isa Maulana, Mega

Winda Trinigrum, Kirana Noor

Maulidia, Rahmad Tri Hidayatullah,

Ahmad Siro Juddin, Alfriza Heidy

Wardhani, Veddo Panji Prasetyo, Ulfa

Fauziah Ivtianti, Zelda Ocariana

Kadang, Tri Damayanti, Muhammad

Heriadi Satrio

Lighting & Compositing Supervisor: Garry J. Liwang

Lighting & Compositing Lead: Hartopo Pujo Trianto

Compositing & VFX Team: Rendra Herdiansyah, Rezky

Dwi Chyntia, Adrianne

Jessica Liemchiu, Haqsa

Page 68: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

53

Azhardy

Head of Social Media: Arlingga Tohir

Social Media: Rian Afianto & Dewangga Ardia Rizki

Graphic Design: Luthfi Aryansyah

Public Relation: Sagita Ajeng Daniari

HRD: Roza Cyntia

Social Media Specialist: Nur Anjani

Warehouse Team: Khadirin, Yandi, Wahyu Sutejo61

61 Dikutip dari Company Profile The Little Giantz Animation Studio pada 10

Agustus 2020

Page 69: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

54

C. Karakter Serial Kartun Nussa dan Rara

a. Nussa

Gambar 3.1

Tokoh Nussa

Karakter Nussa disajikan sebagai penyandang

disabilitas anak laki-laki yang berpakaian gamis

berwarna hijau dengan menggunakan kopiah putih.

Hal ini terlihat pada kaki kiri Nussa yang

menggunakan kaki palsu.

Yuni Lestari, Sekretaris The Little Giantz berkata

dengan adanya tokoh Nussa penyandang disabilitas

karena kita juga melihat ada temen-temen dan ada

juga kelompok yang engga sempurna juga. Bukan

cuman masalah kaki, mungkin ada organ badan

lainnya dan terus keterbatasan itu bukan cuman ketika

orang lain kehilangan anggota tubuhnya. Nah si Nussa

ini menggambarkan ada sesuatu yang kurang, namun

bukan itu yang haru kita lihat. Bukan hanya

Page 70: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

55

kekurangannya, tapi usahanya dan kesempatannya.

Jadi kenapa digambarkan Nussa disabilitas karena kita

ingin merangkul semua dan kita ingin teman-teman

semua merasa bahwa Nussa bisa buat semuanya.62

Ricky Manoppo, Direktur Operasional The Little

Giantz dan produser Serial Kartun Nussa dan Rara

mencetuskan ide untuk “menghapus” kaki Nussa.

Lewat ketidaksempurnaan tersebut, mereka ingin

memberikan harapan bagi orangtua dan anak dengan

situasi serupa agar tetap memiliki semangat dalam

menjalankan hidup. Mengangkat konsep edutainment,

yaitu education and entertainment. Nussa ingin

menjadi media untuk mendukung orang tua dan anak

dalam pengembangan moral, khususnya dengan

prinsip-prinsip islam. Tak hanya terhibur, penonton

Nussa juga diajak untuk belajar memecahkan masalah

di kehidupan sehari-hari.63

62 Wawancara Sekretaris The Little Giantz, Yuni Lestari pada 06 Agustus 2020

pukul 14.00 WIB di The Little Giantz Animation Studio 63 https://radarmalang.id/5-fakta-tentang-nussa-seri-animasi-karya-anak-

bangsa/ diakses pada 06 April 2020

Page 71: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

56

b. Rara

Gambar 3.2

Tokoh Rara

Karakter Rara, digambarkan sebagai adik Nussa

yang berusia lima tahun dengan menggunakan gamis

berwarna kuning dan hijab berwarna merah serta

tampak sangat ceria.

D. Sinopsis Serial Kartun Nussa dan Rara

a. Episode Belajar Ihklas

Tokoh dalam episode Belajar Ikhlas yaitu Nussa

dan Rarra yang berdurasi 04:07 menit. Episode ini

menampilkan tentang sikap ikhlas, bagaimana kita

membantu orang lain walaupun tidak mendapatkan

imbalan apapun dan ikhlas menerima segala keadaan

atau kondisi yang sudah ditakdirkan pada kita.

Pada episode ini, saat Nussa sedang belajar

matematika di kamarnya. Datanglah Rara dengan

wajah yang kesal karena telah membantu temannya

untuk membuat tugas saat di kelas dan hasilnya lebih

bagus daripada punya Rara, dan temannya tidak

Page 72: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

57

mengucapkan terimakasih kepada Rara. Rara berharap

temannya mengucapkan terimakasih. Setelah

mendengar cerita Rara, Nussa mencoba

menasehatinya dan memberikan contoh yang baik

kepada Rara dengan menerima kondisi fisiknya yang

kurang sempurna, Nussa saja bisa nerima dengan

ihklas takdir yang diberikan oleh Allah untuknya.

Pesan yang dapat diambil dari episode ini yaitu

lakukan semuanya hanya karena Allah, maka segala

hal akan jadi lebih indah.

b. Episode Nussa Bisa

Tokoh dalam episode Nussa Bisa yaitu Nussa,

Umma dan Rara yang berdurasi 11:34 menit. Episode

ini menampilkan Nussa tak pernah malu dengan kaki

palsunya. Sejak kecil, Nussa sangat suka bermain

sepak bola. Hingga saaat sekolah, ia ingin masuk tim

bola di sekolahnya. Awalnnya Umma khawatir

dengan kondisi fisiknya. Ia berlatih dengan gigih agar

bisa masuk tim bola. Tak hanya itu Nussa bisa

membuktikan bahwa ia bisa mengangkat ummanya

yang terjatuh di kamar ke atas kasur dengan

menggunakan kaki palsunya. Sejak itu umma

mengizinkan Nussa masuk tim bola dan bisa

membuktikan bahwa Nussa bisa.

Pesannya bahwa walaupun jika kita memiliki

keterbatasan secara fisik namun tidak ada yang tidak

mungkin jika kita memiliki semangat yang kuat dan

Page 73: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

58

terus bersyukur kepada Alllah SWT. Makna dan nilai

yang terkandung dalam episode ini adalah “Nussa

percaya keterbatasan itu bukan halangan dan selama

Nussa berusaha Nussa Bisa”.64

Tak hanya itu, Serial Kartun Nussa dan Rara

bukan hanya memberikan hiburan dan edukasi tentang

Islam saja namun, Serial Kartun Nussa dan Rara

merangkul para penyandang difabel agar tak pernah

putus semangat dan selalu bersyukur. Melalui akun

intagram Nussaofficial Serial Kartun Nussa juga

mengajak para dermawan untuk berdonasi guna

membantu para penyandang difabel yang dapat

memberikan sumbangannya melalui kitabisa.com.

dengan membelikan kaki palsu kepada anak-anak

difabel yang membutuhkan.

64 Wawancara Sekretaris The Little Giantz, Yuni Lestari pada 06 Agustus 2020

pukul 14.00 WIB di The Little Giantz Animation Studio

Page 74: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

59

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini, penulis menguraikan data baik scene, dialog,

hasil wawancara dan temuan penelitian mengenai representasi

karakter Nussa pada Serial Kartun Nussa dan Rara. Data yang

diolah berupa scene atau adegan serta dialog atau percakapan

yang ada dalam tayangan serial katun tersebut yang mengandung

representasi penyandang disabilitas.

Serial kartun Nussa dan Rara merupakan kartun edukasi

Indonesia yang bercerita tentang bagaimana kehidupan sehari-

hari yang dialami oleh dua saudara kandung bernama Nussa dan

Rara. Nussa dan Rara merupakan tokoh utama dalam serial

tersebut, di mana Nussa merupakan kakak dari Rara sekaligus

seorang penyandang disabilitas pada bagian kaki kirinya.

Tidak terlepas dari peran media, media massa maupun

media baru dalam menggambarkan penyandang disabilitas

sebagai orang yang pantas dikasihani, memalukan, memiliki

kerusakan, tidak sempurna, mutunya kurang baik65. Salah satu

media yang ambil bagian dalam menciptakan stereotip tersebut

adalah film. Maka dari itu peran komunikasi massa sangat

berpengaruh karena dengan fenomena representasi yang salah

65 Niyu, Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The Superhumans

(Tangerang: Universitas Pelita Harapan, 2017), Vol. 4 No. 1, h 50.

Page 75: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

60

tersebut dapat menciptakan “krisis identitas” bagi penyandang

disabilitas serta membuat aspirasi mereka semakin rendah dalam

masyarakat.66 Serta mempengaruhi pikiran dan perilaku

seseorang terhadap penyandang disabilitas. Dengan demikian

media merupakan faktor penentu kehidupan manusia. Padahal,

kenyatannya saat ini banyak penyandang disabilitas yang

memiliki prestasi luar biasa seperti orang lain seperti Tegar, Anki

Yudistia, Luthfi, Anjas Pramono dan masih banyak lagi. Mereka

membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga mampu

berkarya, menginspirasi dan bermanfaat bagi orang banyak.

Di dalam Serial Kartun Nussa dan Rara, Nussa

digambarkan sebagai sosok yang memiliki sifat pemimpin,

panutan, berilmu, dapat diandalkan, yang bertolak belakang

dengan stereotip penyandang disabilitas dalam media dan film

pada umumnya. Selain itu, di beberapa episode Nussa bahkan

digambarkan seperti sosok yang sama seperti manusia normal

lainnya.

Contohnya pada episode, Nussa Bisa, Nussa tak pernah

malu dengan kaki palsunya. Sejak kecil, Nussa sangat suka

bermain sepak bola. Hingga saaat sekolah, ia ingin masuk tim

bola di sekolahnya. Pada awalnnya Umma khawatir dengan

kondisi fisiknya. Namun Nusasa terus berlatih dengan gigih agar

bisa masuk tim bola. Tak hanya itu ia pun bisa membuktikan

bahwa ia bisa mengangkat ummanya yang terjatuh di kamar.

66 Niyu, Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The Superhumans

(Tangerang: Universitas Pelita Harapan, 2017), Vol. 4 No. 1, h 53.

Page 76: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

61

Sejak itu umma mengizinkan Nussa masuk tim bola dan bisa

membuktikan bahwa Nussa bisa. Maka dari itu, walaupun kita

memiliki keterbatasan secara fisik namun tidak ada yang tidak

mungkin jika kita memiliki semangat yang kuat dan terus

bersyukur kepada Alllah SWT. Kemudian pada episode Belajar

Ikhlas, dengan kondisi fisiknya yang kurang sempurna, Nussa

bisa nerima dengan ihlas takdir yang diberikan oleh Allah

untuknya.

Menariknya tokoh Nussa di tampilkan sebagai

penyandang disabilitas. Hal ini bisa dilihat dengan kaki kiri

Nussa yang menggunakan kaki palsu. Alih-alih digambarkan

sebagai sosok yang lemah tak berdaya seperti pada kebanyakan

film dengan tema penyandang disabilitas pada umumnya, namun

Nussa justru digambarkan sebagai sosok panutan, pemimpin,

memiliki ilmu agama yang cukup, serta mampu membimbing

Rara, adiknya, menjadi muslim yang lebih baik lagi. Bukan

empati yang ditampilkan dalam serial kartun ini namun motivasi

bagi penyandang disabilitas bahwa orang yang memiliki

keterbatasan pun bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara

normal. Nussa mengajarkan kita keterbatasan bukan halangan

meraih mimpi.

Keterbatasan hanya secara fisik namun tidak mengalahkan

semangatnya yang kuat. Lewat ketidaksempurnaannya ingin

memberikan harapan bagi orangtua dan anak dengan situasi

serupa agar tetap memiliki semangat dalam menjalankan

kehidupan.

Page 77: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

62

Dengan serial kartun ini membuktikan bahwa

keterbatasan bukan halangan untuk tetap taat kepada Allah.

Dengan kondisi keterbatasan ini adalah cara dimana Allah untuk

selalu mengingatkan hambaNya untuk selalu bersyukur, dan

mengingat Allah, bahwa ketaatanlah yang melengkapi dirinya. Di

mata Allah semua manusia sama, karena yang terpenting bukan

fisik yang sempurna namun akhlak yang baik. Kadang

keterbatasan merupakan modal amal salih dari Allah. Bila Allah

memberikan kekurangan fisik pada kita, namun kita masih ingin

taat, Disitu nilai lebih yang Allah hitung sebagai balasan bagi

yang berusaha lebih keras. Kekurangan sebenarnya ketika kita

tidak bersyukur, karena takkan ada kecukupan bagi yang tidak

bersyukur, meski dia berlimpah. Tapi mereka yang bersyukur,

akan selalu merasa tercukupi meski yang lain melihat mereka

terbatas. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, sebagai berikut:

ل ليك ون له القال رس ول الله صل ج درجة ى الله عليه وسلم: أن الر

عند الله ل يبل غ ها بعمل حت ي بتل ببلء في جسمه فيبل غه ل ا ب

د ( )رواه أب و داو

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh

seseorang niscaya punya suatu derajat di sisi Allah

yang tidak akan dicapainya dengan amal, sampai ia

diuji dengan cobaan di badannya, lalu dengan ujian itu

ia mencapai derajat tersebut.’(HR Abu Dawud).67

67 https://islam.nu.or.id/post/read/83401/pandangan-islam-terhadap-

penyandang-disabilitas diakses pada 06 April 2020

Page 78: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

63

Hadis di atas memberi pemahaman bahwa di balik

keterbatasan fisik (disabilitas) seseorang terdapat derajat yang

mulia di sisi Allah. Karena Islam tidak mengajarkan umatnya

untuk menjadikan keterbatasan tersebut kekurangan, tapi justru

sebagai tangga bagi tercapainya derajat yang tinggi.

Ucap Ricky Manoppo, Direktur Operasional The Little

Giantz bahwa mengangkat konsep edutainment, yaitu education

and entertainment. Nussa ingin menjadi media untuk mendukung

orang tua dan anak dalam pengembangan moral, khususnya

dengan prinsip-prinsip islam. Jadi bukan hanya terhibur,

penonton Nussa juga diajak untuk belajar memecahkan masalah

di kehidupan sehari-hari.68 Serial Kartun Nussa dan Rara

dihadirkan sebagai sarana edukasi Islam untuk keluarga. Setiap

episodenya memiliki tema yang berbeda-beda. Menggunakan

tema-tema yang ringan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Representasi karakter Nussa penyandang disabilitas hanya

dalam episode “Nussa Bisa” dan “Belajar Ihklas” karena kedua

episode tersebut merepresentasikan penyandang disabilitas pada

scene-scene serta dialognya. Scene dan dialog yang mengandung

representasi penyandang disabilitas dalam episode Belajar Ikhlas

dan Nussa Bisa, sebagai berikut:

68 https://radarmalang.id/5-fakta-tentang-nussa-seri-animasi-karya-anak-

bangsa/ diakses pada 06 April 2020

Page 79: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

64

Tabel 4.1

Adegan-adegan dan Dialog-dialog Penelitian

Scene/Adegan Dialog

No. 1

Episode: Belajar Ikhlas

(Tayang pada 18 Januari 2019)

Saat Nussa sedang menasehati Rara

bagaimana caranya ikhlas

Scene 2

Durasi: 02:16 – 03:09

Rara: Nussa, belajar bisa ikhlas

darimana?

Nussa: Dari Umma,

Rara: Kapan belajarnya?

Nussa: Pas Nussa nangis dan

kecewa kalo Nussa harus pakai ini

(menunjuk kaki palsunya)

Rara: Terus sekarang udah ikhlas?

Kok bisa?

Nussa: Iya dong soalnya Umma

aja ga pernah protes sama Allah,

Umma aja bisa terima kalo kaki

Nussa harus kaya gini

Rara: Ohhh…

Nussa: Makanya kalo Umma aja

bisa nerima Nussa dengan ikhlas,

berarti Nussa juga harus terima

takdir Allah

Rara: Wahhh hebat Nussa,

harusnya Rara lebih bersyukur ya,

makasih Nussa udah ngajarin Rara

belajar ikhlas

(Nussa mengajarkan Rara untuk

Page 80: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

65

bisa belajar ikhlas dengan apapun

yang kita berikan atau tolong

kepada orang untuk tidak

mengharapkan imbalan maupun

dengan menerima dengan ikhlas

apa yang diberikan Allah kepada

kita, karena Nussa pun

mencontohkan bahwa ia bisa

menerima dengan kekurangan

fisiknya yang sudah diberikan

Allah terhadapnya)

No. 2

Episode: Nussa Bisa

(Tayang pada 22 Maret 2019)

a. Saat Umma sedang membantu

Nussa mengingat semua

keperluan Nussa untuk

mengikuti kompetisi sepak bola.

Umma: Nussa handuk sama baju

gantinya jangan lupa dibawa ya,

oiya obat merah sama plester

sudah belum?, oiya Umma ambil

botol minumnya ya? Masih belum

kan?,

Nussa: Umma kenapa si Anta?

Kok kayanya khawatir banget..

(Umma merasa khawatir dengan

kondisi Nussa yang menggunakan

kaki palsu pada kaki kirinya

walapun Nussa sendiri terlihat

sehat dan seperti anak pada

umumnya)

Page 81: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

66

Scene 2:

Durasi: 01:02 – 01:32

b. Saat Nussa pamitan kepada

Umma

Scene 3

Durasi: 01:34 – 01:45

c. Saat Umma mengingat kembali

saat setelah melahirkan Nussa

dan menangis melihat Nussa di

rumah sakit

Nussa: Nussa berangkat dulu ya

Umma

Umma: Nussa… (menarik tangan

Nussa)

(Umma sangat khawatir Nussa

mengikuti kompetisi sepak bola

karena dengan kondisi fisiknya

yakni menggunakan kaki palsu

yang membuat Umma takut hal

yang tidak diingikan terjadi pada

Nussa)

Umma sedih saat setelah

melahirkan Nussa dengan melihat

kondisi fisik yang tidak sempurna

yang terjadi pada anak laki-

lakinya.

Page 82: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

67

Scene 4

Durasi: 01:47 – 02:05

d. Saat Umma menidurkan Nussa

Scene 5

Durasi: 02:08 – 02:52

e. Saat Umma memakaikan kaki

palsu pada kaki kiri Nussa sejak

kecil

Umma: Yaallahhh (menangis

melihat kondisi kaki kiri Nussa)

(Umma tak bisa menahan sedih

karena saat menidurkan Nussa tak

sengaja, Nussa membalikkan

badan dan Umma melihat kondisi

kaki kiri Nussa dan berlinang air

matanya)

Nussa: Wahhh… (menatap kaki

kiri palsunya)

(Nussa sangat senang dipakaikan

kaki palsu pada kaki kirinya dan ia

pun langsung beranjak dari tepat

tidur dan mencoba berjalan.

Umma sangat senang melihat

Nussa bahagia, namun tetap umma

merasa khawatir dengan kondisi

Nussa)

Page 83: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

68

Scene 7

Durasi: 03:08 – 03: 24

f. Saat Nussa sejak kecil hingga

besar hobbi bermain sepak bola

Scene 8

Durasi: 03:26 – 03:46

g. Saat Nussa memberi formulir

pendaftaran tim sepak bola SD

Nussa sejak kecil senang bermain

bola hingga besar ia ingin masuk

tim sepak bola disekolahnya dan

ingin mengikuti kompetisi bola.

Nussa ingin sekali masuk tim

sepak bola, dan akhirnya ia

memberikan formulir kepada

Umma agar bisa daftar. Namun

Umma tidak mengizinkan karena

melihat kondisi kaki kiri Nussa

yang takut terjadi hal yang tidak

diinginkan kepada Nussa.

Nussa: Hahahaha (melihat Anta

pusing karena masuk tong

Page 84: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

69

Scene 9

Durasi: 03:52 – 04:22

h. Saat Nussa sedang bermain bola

dengan Anta

Scene 10

Durasi: 04:23 -04:52

i. Saat Nussa berlatih sepak bola

bersama Rara dan Anta dan

terjatuh di halaman belakang

rumahnya

sampah)

(Walaupun Nussa belum mendapat

izin dari Umma untuk masuk tim

sepak bola di sekolahnya, namun

ia tetap semangat bermain bola)

Nussa terus berlatih sepak bola

tidak pantang menyerah sampai ia

jatuh dan kaki palsunya terlepas.

Sehingga Umma yang sedang di

dapur mendengar Nussa jatuh

langsung menghampirinya. Namun

Nussa hanya tertawa dan

memasang kembali kaki palsunya.

Page 85: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

70

Scene 12

Durasi: 05:23 – 06:01

j. Saat Nussa sedang sedih dan

Umma terjatuh di kamarnya

dengan luka dikeningnya

Scene 13

Durasi: 06:41 – 07:31

k. Saat Nussa pamit pergi untuk

ikut kompetisi sepak bola.

Nussa sedih karena sudah

beberapa kali belum diizinkan oleh

Umma untuk masuk tim sepak

bola. Tak lama Umma terjatuh di

kamarnya. Nussa pun membantu

Umma dengan mengangkat dan

mengobati Umma.

Umma: Gapapa sayang, Umma

Cuma mau bilang kalo Nussa anak

hebat. Umma akan selalu percaya

kalo Nussa bisa!

Nussa: Hmm, makasih Umma

Assalamualaikum

Umma dan Rara:Waalaikumsalam

Rara: Semangat kak Nussa….!!!

Semangattt!!!

Nussa: Hmm,

Bismillahirrahmanirrahim..

Page 86: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

71

Scene 15

Durasi: 08:17 – 09:02

(Akhirnya Umma memberikan izin

kepada Nussa untuk masuk tim

sepak bola dan mengikuti

kompetisi karena Umma yakin

Nussa anak yang hebat sama

seperti anak lainnya dan percaya

bahwa Nussa bisa)

Berikut data dan hasil wawancara dengan Mba Yuni

sebagai sekretasris The Little Giantz. Berdasarkan data yang

diperoleh dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada 06

Agustus 2020. Wawancara terhadap Mba Yuni Lestari dilakukan

untuk mengetahui lebih dalam dari pihak yang ingin diteliti oleh

penulis dan memahami representasi Nussa sebagai penyandang

disabilitas sesuai dengan yang diteliti penulis. Adapun hasilnya

adalah sebagai berikut:

Hasil Wawancara

Selama penulis melakukan penelitian mengalami kendala

wawancara yaitu merubah narasumber utama yang seharusnya

sebelumnya mewawancarai CEO The Little Giantz. Namun dari

pihak subjek penelitian tidak menyanggupi pemintaan penulis

dan digantikan oleh sekretaris The Little Giantz yakni Yuni

Lestari. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Yuni

Lestari menyatakan bahwa kesuksesan representasi karakter

Page 87: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

72

Nussa penyandang disabilitas pada serial kartun Nussa dan Rara

sangat ditentukan oleh semakin berkembangnya teknologi sesuai

penjelasan awal Yuni yakni semakin berkembang pesat teknologi

dan informasi namun tidak seimbang dengan tontonan atau

konten-konten yang positif khususnya bagi anak karena mudah

menanamkan apapun yang dilihat tanpa disaring terlebih dahulu

dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, serta menyajikan

serial kartun ini dengan tema edutament yaitu menghibur dan

juga mengedukasi penonton dengan cerita yang mudah diserap

karena kehidupan sehari-hari kakak dan adik. Sedangkan untuk

karakter Nussa penyandang disabilitas melalui inderawi dalam

adegan dan dialog maknanya dibuat karena melihat di luar sana

ada juga yang seperti Nussa dan ingin merangkul semuanya yang

memiliki kekurangan dan ingin memperlihatkan bahwa

penyandang disabilitas tidak menghalangi semangat dan usaha

seseorang dalam mengejar impiannya. Karena “Nussa itu percaya

kalau misalkan keterbatasan itu bukan halangan dan selama

Nussa berusaha Nussa Bisa”.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Ismail

dan Tutik Ariyanti menyatakan bahwa sangat meyukai karakter

Nussa sebagai penyandang disabilitas yang memiliki semangat

yang luar biasa. Selain menjadi sosok dengan sikap yang positif

namun ia juga bisa bersikap postif dengan orang disekitarnya.

Nussa digambarkan sebagai sosok yang aktif dan positif.

Sehingga tidak memperlihatkan kekurangannya justru kelebihan

yang ditonjolkan tidak seperti kenyataan yang masih banyak

Page 88: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

73

diskriminasi terhadap disabilitas serta meotivasi para penonton

untuk menjalani hidup dan menggapai cita-cita. Dari data ini

menunjukkan bahwa media massa dan new media salah satu

faktor yang mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap

penyandang disabilitas sehingga tidak bisa dipungkiri akibat dari

hal itu terjadilah stereotype seperti disabilitas orang-orang yang

lemah dsb. Tapi, perlu diinget bahwa media hanya salah satu

faktornya karena masih ada faktor-faktor lain diluar media serta

untuk representasi Nussa melalui inderawi dalam adegan dan

dialog adalah anak yang meskipun terlahir kurang sempurna

namun tetap menjadi anak yang ceria, semangat, tidak mudah

menyerah, berusaha keras dan selalu menebarkan kebaikan.

Sejalan dengan teori representasi Stuart Hall yang digunakan

penulis bahwasannya Stuart Hall mengatakan bahwa pemahaman

representasi bukan hanya untuk menyajikan (to present), untuk

membanyangkan atau imajinasi (to image), atau untuk

melukiskan (to depict) namun lebih dari itu representasi mengacu

pada bagaimana cara kita memaknai objek atau peritiwa yang

tergambarkan. Menurut Stuart Hall konsep-konsep atau ide yang

telah kita pahami melalui alat inderawi dan dituangkan dalam

bentuk kata-kata untuk mendapatkan makna tentang sesuatu.69

Pemaknaan dan penggambaran pada suatu hal menjadi sesuatu

yang memiliki makna tertentu dan disepakati secara universal.

Pemaknaan bisa disamakan bila kita memiliki pengalaman yang

sama dan pengalaman berkaitan dengan budaya yang ada.

69 Stuarh Hall, Representation: Culutural Representation and Sygnifying

Practices (London: 1997) h 25.

Page 89: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

74

Hasil wawancara dikaitkan dengan scene dan dialog yang

telah dipaparkan diatas yang mengandung representasi

penyandang disabilitas pada episode belajar ikhlas dan Nussa

bisa. Hal ini bisa dilihat dengan dari segi visual dan dialog yamg

terdapat dalam episode yang diteliti walaupun kaki kiri Nussa

menggunakan kaki palsu. Namun Nussa justru digambarkan

sebagai sosok panutan, pemimpin, memiliki ilmu agama yang

cukup, serta mampu membimbing Rara. Bukan empati yang

ditampilkan oleh karakter Nussa namun motivasi bagi

penyandang disabilitas bahwa orang yang memiliki keterbatasan

pun bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara normal.

Page 90: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

75

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menguraikan representasi karakter

Nussa penyandang disabilitas pada Serial Kartun Nussa dan Rara

dan menjabarkan adegan atau scene dan dialog yang termasuk

dalam unsur ikon, indeks, dan simbol yang akan diolah

menggunakan semiotika Sanders Peirce pada dasarnya

merupakan pengetahuan tentang tanda yang disebut dengan

model triadik yakni segitiga tanda yang saling berhubungan satu

sama lain, yang terdiri dari tiga tingkatan yakni representamen,

tanda yang dialami melalui panca indera, pemikiran, dan

perasaan, Selajutnya objek yakni acuan dari tanda-tanda yang

dipaparkan dikaitkan dengan pengetahuan, pengalaman, dan

kognisi masyarakat. Terakhir adalah interpretan yakni penafsiran

atau makna yang ditangkap melalui pancaindera sesuai dengan

konvensi masyarakat. Dengan semiotika Sanders Peirce ini,

penulis menjabarkan scene dan dialog menjadi tiga model utama

yaitu, ikon, indeks, dan simbol. Pertama, ikon yaitu beberapa hal

tanda menyerupai objeknya, tanda itu kelihatan atau kedengeran

menyerupai objeknya. Kedua, indeks adalah hubungan langsung

antara tanda dan objeknya. Keduanya benar-benar terkait. Ketiga

Page 91: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

76

simbol yakni dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat

bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu.70

1. Representasi Karakter Nussa Penyandang Disabilitas

Dalam Serial Kartun Nussa dan Rara

Berdasarakan teori representasi Stuart Hall yang

digunakan penulis representasi bukan hanya untuk menyajikan

(to present), untuk membanyangkan atau imajinasi (to image),

atau untuk melukiskan (to depict) namun lebih dari itu

representasi mengacu pada bagaimana cara memaknai objek

atau peritiwa yang tergambarkan. Menurut Stuart Hall konsep-

konsep atau ide yang telah dipahami melalui alat inderawi dan

dituangkan dalam bentuk kata-kata untuk mendapatkan makna

tentang sesuatu. Konsep abstrak yang ada dalam kepala harus

dituangkan dalam bahasa sehari-hari, agar dapat

menghubungkan ide-ide tentang sesuatu dengan tanda atau

simbol tertentu.71 Pemaknaan dan penggambaran pada suatu

hal menjadi sesuatu yang memiliki makna tertentu dan

disepakati secara universal. Pemaknaan bisa disamakan bila

kita memiliki pengalaman yang sama dan pengalaman

berkaitan dengan budaya yang ada. Serial Kartun Nussa dan

Rara merupakan animasi The Little Giantz. Serial kartun ini

termasuk gendre edutement yakni entertainment dan juga

mengedukasi ajaran Islam dimana terdapat dialog-dialog dan

adegan-adegan mengenai ajaran agama Islam. Representasi

70 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h 70-71. 71 Stuarh Hall, Representation: Culutural Representation and Sygnifying

Practices (London: 1997) h 25.

Page 92: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

77

karakter Nussa penyandang disabilitas melalui inderawi dalam

adegan dan dialog serta maknanya hanya dalam episode

“Belajar Ihklas” dan “Nussa Bisa” sebagai berikut:

a. Ikhlas

Pada episode ini dengan menggunakan teori Stuart

Hall mempresentasikan makna bahwa sebagai seorang

muslim kita harus bisa menerima segala keadaan atau

kondisi yang Allah berikan atau takdir dengan ikhlas.

Dalam scene dua melalui inderawi terlihat bahwa saat

Nussa sedang menasehati Rara bagaimana caranya ikhlas.

Baik dari segi dialog dan visualnya seperti “saat Nussa

nangis dan kecewa harus memakai ini” sambil

meperlihatkan kaki palsu pada kaki kirinya. “Umma aja

ga protes sama Allah dan bisa menerima kaki Nussa.

Makannya kalau Umma aja bisa menerima dengan ikhlas

Nussa juga harus bisa menerima takdir Allah”. Maka dari

itu kita sebagai muslim harus senantiasa ikhlas dengan

apa yag telah kita punya sesuai anjuran untuk senantiasa

ikhlas tertuang dalam surat An-Nisa ayat 125:

ن أسلم وجهه م وهو محسن و ۥومن أحسن دينا م بع ٱلل تهيم حنيفا و خذ ٱملة إبر ٱ ت

هيم خليل لل إبر

Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik

agamanya dari pada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang

diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti

agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil

Page 93: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

78

Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”. (Q.S An-Nisa

: 125)

Ayat diatas menjelaskan siapakah yang lebih baik

agamanya daripada orang yang bisa ikhlas, tunduk, patuh,

dan berserah diri kepada Allah dan mengerjakan kebaikan

sesuai dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya dan

mengikuti Ibrahim secara lurus dan Allah telah memilih

Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. Maka dari itu sebagai

muslim yang baik kita harus tunduk dan patuh

mengerjakan tuntunan Allah SWT dan senantiasa

bersyukur serta ikhlas dengan apa yang Allah berikan

pada kita.

b. Pantang Menyerah

Pada episode ini dengan menggunakan teori Stuart

Hall mempresentasikan makna bahwa rasa semangat yang

kuat dan pantang menyerah. Dalam Islam Allah tidak

suka dengan orang mudah putus asa sama halnya dengan

tidak percaya pada kasih sayang Allah. Sebagai seorang

muslim harus bersifat optimis dalam menjalankan hidup

yang disenangi oleh Allah dan menganugerahi hamba-

Nya kebahagiaan di dunia maupun di akhirat nanti.

Makna dan nilai yang terkandung dalam episode ini

adalah “Nussa percaya keterbatasan itu bukan halangan

dan selama Nussa berusaha Nussa Bisa”.72

72 Wawancara Sekretaris The Little Giantz, Yuni Lestari pada 06 Agustus 2020

pukul 14.00 WIB di The Little Giantz Animation Studio

Page 94: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

79

Dalam episode ini melalui inderawi terlihat adegan

dominan visualisasi non verbal yakni berupa adegan-

adegan atau scene-scene yang memperlihatkan kondisi

Nussa menggunakan kaki palsu pada kaki kirinya namun

itu bukan sebagai penghalang baginya. Ada beberapa

scene seperti scene tujuh terlihat saat Nussa memakaikan

kaki palsu pada kaki kiri Nussa pertama kali dan Nussa

sangat senang dan semangat belajar berjalan. Kemudian

scene delapan terlihat saat Nussa mulai bermain sepak

bola sejak kecil dan ingin masuk tim sepak bola serta ikut

kompetisi tingkat SD di sekolahnya. Namun, Umma tidak

mengizinkan karena khawatir meihat kondisi kaki Nussa.

Pada scene sepuluh terlihat walau Nussa belum mendapat

izin Umma, tapi ia tetap berlatih sepak bola dengan gigih

dan semangat, pentang menyerah. Terlihat pada scene

empat belas terlihat akhirnya Nussa mendapatkan izin

Umma dan saat ia pamit pergi untuk mengikuti kompetisi

sepak bola. Umma berkata “gapapa sayang, Umma cuman

mau bilang kalau Nussa anak hebat. Umma akan selalu

percaya bahwa Nussa bisa”.

Maka dari itu yang terlihat melalui inderawi dalam

adegan dan dialog maknanya Nussa ditanamkan memang

sosok yang ceria, yang baik, semangat dan mau terus

berusaha,73 tidak pernah mengeluh ataupun protes dengan

kondisinya, walaupun jika kita memiliki keterbatasan

73 Wawancara Sekretaris The Little Giantz, Yuni Lestari pada 06 Agustus 2020

pukul 14.00 WIB di The Little Giantz Animation Studio

Page 95: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

80

secara fisik namun tidak ada yang tidak ada yang tidak

mungkin jika kita memiliki semangat yang kuat dan

pantang menyerah dalam meraih mimpi dan terus

bersyukur kepada Alllah SWT. Nilai-nilai islam yang

terkandung dalam “Nussa Bisa” yaitu besabar, pantang

menyerah, ikhlas atas takdir Allah dan percaya bahwa

Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas

kemampuanya sesuai dalam Qur’an surat Yusuf ayat 87,

sebagai berikut:

إنه ۥ ل ياي ـس من وح ٱلل إل ول تاي ـس وا من ر وح ٱلل ر

ون ٱلقوم فر ٱلك

Artinya: “Dan jangan kamu berputus asa dari

rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari

rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.74

Ayat diatas menjelaskan, jika Allah tidak suka dengan

orang yang berputus asa. Putus asa sama halnya dengan

tidak percaya pada kasih sayang Allah. Dalam

menjalankan hidup harus bersifat optimis yang nantinya

disenangi oleh Allah. Jika Allah sudah senang dengan

hambaNya maka Allah menganugerahi hamba-Nya

kesenangan, kepuasan serta kebahagiaan di dunia maupun

di akhirat nanti.

Karena itu manusia tidak perlu putus asa hanya

karena dihadapkan dengan masalah. Karena masalah itu

74 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya: Juz 1-30 (Jakarta:

PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994) h 246.

Page 96: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

81

sendiri sebenarnya bisa dijadikan sebagai sarana bagi

hambaNya untuk dekat dengan Allah. Lewat masalah

yang telah Allah berikan maka Allah akan mengangkat

derajat manusia. Allah juga tidak memberikan cobaan

melebihi batas kemampuan hambaNya.75

2. Makna ikon, indeks dan simbol dalam scene-scene

pada episode belajar ikhlas dan Nussa bisa

a. Belajar Ikhlas

Scene dua:

Tabel 5.1

Makna Ikon, Indeks dan Simbol pada Scene Dua Epiosode Belajar Ikhlas

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: berupa gambar Nussa

yang duduk di kamarnya.

Pada kamar Nussa terlihat

meja belajar, buku PR yang

sedang dikerjakan oleh

Nussa dan disebelahnya

terdapat gelas air minum

yang kosong. Pada gambar

tersebut juga terlihat Nussa

menunjukkan kaki palsunya

kepada Rara menggunakan

pensil.

75Mazayasyah, Mendulang Hikmah dalam Setiap Keadaan dan Waktu (Darul

Hikmah, 2016) h. 248

Page 97: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

82

Indeks: kaki palsu adalah

tanda ketidaksempurnaan

fisik Nussa sebagai

tunadaksa (kelainan tubuh).

Kelainan indera penglihatan

(tuna netra), kelainan

pendengaran (tunarungu),

kelainan bicara (tunawicara),

dan tuna ganda termasuk

dalam kategori penyandang

disabilitas secara fisik.

Simbol: dari ikon dan tanda

verbal yang ada terkandung

pesan simbolik dari kaki

palsu Nussa tersebut bahwa

Nussa bisa ikhlas dan

menerima dengan kondisi

dan takdir yang Allah

berikan yang terjadi pada

kaki kirinya tanpa pernah

protes kepada Allah.

b. Nussa Bisa

Scene dua:

Tabel 5.2

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Dua Episode Nussa Bisa

Page 98: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

83

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: berupa gambar Nussa

yang berdiri dan Anta duduk

di kasur Nussa diatas selimut

yang bermotif bintang. Pada

kamar Nussa terlihat tas yang

sudah berisi barang-barang

perlengkapan untuk

mengikuti kompetisi bola

serta terlihat pada dinding

kamar Nussa gambar planet,

bintang dan lainnya yang

berkaitan dengan luar

angkasa. Pada gambar

tersebut Nussa menanyakan

soal Umma kepada Anta

dengan raut wajah yang

kebingungan.

Indeks: tas adalah barang mati

yang dapat membawa barang-

barang yang kita perlukan

sesuai dengan ukuran tasnya

karena besar tas Nussa maka

kapasitas barang yang dibawa

semakin banyak. Penuh

Page 99: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

84

dengan perlengakapan Nussa

untuk mengikuti kompetisi

sepak bola. Diibaratkan tas

dengan perlengkapan Nussa

itu Umma karena Umma

selalu berusaha menjaga

Nussa sejak kecil dengan

selalu mengawasi Nussa

bermain kapanpun. Namun

karena Nussa ingin pergi ikut

kompetisi sepak bola dan

Umma tidak bisa dekat

menjaga Nussa, maka dari itu

Umma mengingatkan dan

menyiapkan semua

perlengkapan untuk dibawa

oleh Nussa seperti tas dalam

gambar tersebut.

Simbol: Dari ikon dan verbal

yang ada terkandung pesan

simbolik dari adegan tersebut

bahwa tas tersebut

menandakan Umma sangat

khawatir dengan Nussa

karena mengikuti kompetisi

sepak bola dengan kondisi

Page 100: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

85

fisik Nussa dan Nussa sangat

bingung dengan sikap Umma

yang sangat khawatir

kepadanya.

Scene tiga:

Tabel 5.3

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Tiga Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Umma yang

menarik tangan kanan

Nussa dengan raut wajah

yang cemas dan Nussa

yang ingin pergi untuk

mengikuti kompetisi sepak

bola dengan wajah yang

senang. Terlihat di gambar

tersebut terdapat lukisan

yang menggantung di

dinding, meja yang

diatasnya terdapat bunga,

kipas angin, dan pintu

Page 101: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

86

kamar yang tertutup.

Indeks: Umma yang

menarik tangan Nussa

seperti tidak boleh pergi

karena Umma sangat

merasa cemas dengan

kondisi fisik Nussa takut

terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

Simbol: dalam ikon dan

tanda verbal yang ada

terkandung pesan simbolik

dari adegan tersebut bahwa

kekurangan fisik tidak bisa

mengahalangi mimpi

seseorang.

Scene empat:

Tabel 5.4

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Empat Episode Nuss Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Page 102: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

87

Ikon: pada gambar

tersebut terlihat Umma

yang sedang menangis

dipelukan abba karena

melihat kondisi fisik Nussa

yang memiliki satu kaki

sejak kecil.

Indeks: Umma sangat

merasa sedih dan menangis

melihat kodisi Nussa yang

berusaha ditenangkan oleh

abba.

Simbol: dari ikon dan

pesan non verbal yang ada

terkandung pesan simbolik

pada gambar tersebut

bahwa Umma sangat sedih

dan terpuruk saat

melahirkan Nussa.

Page 103: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

88

Scene lima:

Tabel 5.5

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Lima Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Nussa yang sedang

tertidur lelap dan dijagai oleh

Umma.

Indeks: saat Umma menidurkan

Nussa tak sengaja Nussa

membalikkan badan dan terlihat

kaki kirinya yang tidak ada

Simbol: dari ikon dan tanda

verbal yang ada terkandung

pesan simbolik bahwa Nussa

adalah penyandang disabilitas

dan Umma tidak bisa menahan

air mata karena melihat kaki kiri

Nussa.

Page 104: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

89

Scene tujuh:

Tabel 5.6

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Tujuh Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Nussa yang sedang

belajar berjalan di kamarnya

karena baru dipakaikan kaki

palsu pada kirinya dengan raut

wajah yang sangat senang dan

Umma yang mendampingin

dengan raut wajah cemas.

Indeks: Nussa sangat senang

dan semangat belajar berjalan.

Simbol: dari ikon dan tanda

verbal yang ada terkandung

pesan simbolik bahwa orang

yang memiliki keterbatasan

pun dapat melakukan kegiatan

seperti manusia normal lainnya

Page 105: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

90

Scene delapan:

Tabel 5.7

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Delapan Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Nussa sangat senang

yang sedang bermain sepak

bola di dalam rumahnya. Pada

gambar tersebut juga terdapat

kipas angin dan mainan Nussa

di dalam kardus.

Indeks: Nussa hobbi sekali

bermain sepak bola sejak kecil.

Simbol: dari ikon dan tanda non

verbal yang ada terkandung

pesan simbolik bahwa seorang

penyandang disabilitas juga

dapat melakukan apapun yang

ia inginkan.

Page 106: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

91

Scene sembilan:

Tabel 5.8

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Sembilan Epiosode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Umma yang

memegang formulir

pendaftaran tim sepak bola

punya Nussa dan Umma

melihat kepada kaki kiri

Nussa.

Indeks: Umma tidak

mengizinkan Nussa karena

tidak setuju melihat kondisi

kaki kiri Nussa.

Simbol: dari ikon dan tanda

non verbal yang ada

terkandung pesan simbolik

bahwa kekurangan fisik dapat

membuat seseorang ragu dan

khawatir.

Page 107: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

92

Scene sepuluh:

Tabel 5.9

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Sepuluh Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Nussa bermain sepak

bola di halaman belakang

rumahnya dengan Anta.

Indeks: sepak bola ada salah

satu olahraga yang mengunakan

bola yang ditendang

menggunakan kaki.

Simbol: dari ikon dan tanda

verbal yang ada bahwa dengan

keterbatasan fisik tidak

menghalangi kegigihan

seseorang atau membuat putus

asa dalam menggapai mimpi.

Page 108: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

93

Scene dua belas:

Tabel 5.10

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Dua Belas Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Rara, Anta dan Umma

dengan raut wajah yang cemas

karena melihat Nussa yang

terjatuh sampai kaki palsunya

lepas dan Nussa pun

memasangkannya kembali.

Indeks: Umma, Rara dan Anta

melihat kaki palsu Nussa lepas

karena terjatuh

Simbol: dari ikon dan tanda

verbal yang ada terkandung

bahwa Nussa tidak apa-apa

karena terjatuh sampai kaki

palsunya lepas. Setelah itu ia

melanjutkan latihan sepak bola

karena memiliki sikap yang

pantang menyerah.

Page 109: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

94

Scene tiga belas:

Tabel 5.11

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Tiga Belas Episode Nussa Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat raut wajah Nussa yang

sedang berusaha

membangunkan Umma dan

memindahkan ke tempat tidur.

Karena Umma terjatuh di

kamarnya.

Indeks: ekspresi Nussa

mewakili bahwa Nussa anak

yang pantang menyerah

walapun dengan keterbatasn

fisik yang ia punya.

Simbol: pada ikon dan tanda

non verbal yang ada terkadung

pesan simbolik bahwa orang

yang memiliki keterbatasan

fisik juga dapat membuktikan

bahwa ia bisa membantu orang

seperti manusia normal lainnya.

Page 110: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

95

Scene empat belas:

Tabel 5.12

Makna Ikon, Indeks dan Simbol Pada Scene Empat Belas Episode Nussa

Bisa

Makna Ikon, Indeks dan

Simbol

Scene/Adegan

Ikon: pada gambar tersebut

terlihat Umma yang memberi

dukungan kepada Nussa yang

ingin ikut kompetisi sepak bola

di sekolahnya. Pada gambar

tersebut juga terlihat payung di

dalam tempatnya, meja yang di

atasnya terdapat bunga berwarna

merah, dan terdapat lukisan yang

menggantung di dinding.

Indeks: dukungan yang Umma

berikan pada Nussa berarti

bahwa Umma telah setuju dan

percaya bahwa Nussa bisa

Simbol: dari ikon dan pesan

verbal yang ada terkandung

pesan simbolik bawa

penyandang disabilitas pun dapat

menggapai impiannya. Jika

Page 111: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

96

Allah berkehendak, dengan

usaha dan doa yang tidak

mungkin akan menjadi mungkin.

Page 112: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

97

BAB VI

Kesimpulan, Implikasi, Saran

A. Kesimpulan

a. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka menarik kesimpulan bahwa

representasi penyandang disabilitas karakter Nussa

dalam Serial Kartun Nussa dan Rara mengarah kepada

representasi yang positif. Tokoh Nussa digambarkan

sebagai penyandang disabilitas tunadaksa (kelainan

tubuh) karena memakai kaki palsu pada kaki kirinya

sejak kecil, tak hanya itu Nussa direpresentasikan

sebagai kaka yang baik untuk adiknya, seorang

pemimpin untuk keluarganya, patut dijadikan panutan,

pandai ilmu agama, dan dapat diandalkan, representasi

tersebut berbanding terbalik dengan representasi

penyandang disabilitas dalam media dan film pada

umumnya cenderung mengarah pada stereotip negatif.

b. Berbagai tanda yang terdapat pada Serial Kartun

Nussa dan Rara mulai dari ikon, indeks, dan simbol

baik secara verbal maupun non verbal merupakan

rangkaian tanda yang bermakna bahwa seorang

penyandang disabilitas dapat melakukan kegiatan

sehari-hari seperti manusia normal yang berhak

memiliki sebuah mimpi dan ketidak sempurnaan tidak

menjadi penghalang seseorang untuk dapat

Page 113: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

98

mewujudkannya. Pada Serial Kartun Nussa dan Rara

tiga macam tanda yaitu ikon, indeks dan simbol

sebagai berikut:

a. Ikon pada serial kartun ini adalah visualisasi (non

verbal) pada setiap adegan atau scenenya,

terutama setiap adegan yang ada tokoh Nussa,

Rara dan Umma.

b. Percakapan yang dilakukan Nussa, Rara dan

Umma, serta keberadaan Nussa, Rara dan Umma

yang selalu terlihat pada setiap scene atau adegan

menjadi indeks bahwa mereka saling menyayangi,

peduli dan mendukung satu sama lain. Dialog-

dialog dan scenenya memunculkan simbolisasi

tertentu.

c. Karakter Nussa dengan kaki kiri palsunya menjadi

simbol tidak ada yang tidak mungkin bagi

seseorang penyandang disabilitas sekalipun jika ia

berusaha dan pantang menyerah niscaya semua

impian akan terwujud.

B. Implikasi

Serial Kartun Nussa dan Rara mengandung makna

nilai human interest karena serial ini diangkat dari cerita

kehidupan sehari-hari seorang adik kakak yang dimana

kakanya adalah Nussa sebagai penyandang disabilitas

tunadaksa (kelainan pada tubuh). Dibalik Serial kartun ini,

penonton dapat memperoleh berbagai pesan positif

representasi makna nilai-nilai dakwah islam di dalamnya

Page 114: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

99

baik secara eksplisit maupun secara implisit/tersirat.

Sebagai pembelajaran tentang belajar ikhlas, selalu

bersyukur dengan apa yang diberikan Allah, pantang

menyerah, tak mudah putus asa, dan memiliki semangat

yang kuat karena kekurangan secara fisik atau apapun

tidak menghalangi mimpi seseorang selagi gigih dan

berdoa pasti akan tercapai. berdasarkan hasil penelitian

ini, penulis menilai bahwa Serial Kartun Nussa dan Rara

dapat menjadi sebuah tuntunan bagi penonton terutama

bagi anak-anak dan penyandang disabilitas di luar sana

yang mengudukasi bahwasannya penyandang disabilitas

juga sama seperti manusia lainnya dan memotivasi

penyandang disabilitas agar tetap semangat dalam

menjalankan hidup serta meraih keinginannya.

Penelitian ini menggunakan Semiotika Sanders Pierce.

Maka pendekatan ini menggunakan unsur ikon, indeks

dan simbol. Sehingga penelitian ini sangat rentan dengan

subyektifitas penulis. Sebagai upaya meminimalisir

keterbatasan penulis dalam menganalisa, maka penulis

menggunakan wawancara narasumber kepada pihak yamg

ingin diteliti agar obyektifitas.

C. Saran

Berikut ini adalah beberapa masukan yang harus

diperhatikan mengenai representasi penyandang

disabilitas pada Serial Kartun Nussa dan Rara sebagai

berikut:

Page 115: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

100

a. Diharapkan Serial Kartun Nussa dan Rara dapat

mempertahankan memberikan nilai-nilai positif

kepada penontonnya dan serial kartun karya anak

bangsa ini menjadi tolak ukur agar serial kartun

lainnya bukan hanya menghibur tapi juga

mengedukasi penontonnya serta menggunakan bahasa

isyarat dalam tayangannya agar penyandang

tunarungu dapat memahaminya.

b. Skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Maka

dari iti penulis menghimbau kepada mahasiswa yang

berminat meneliti sebuah film dan memakai teori

semiotik hendaknya lebih memahami dua konsep

tersebut sehingga dalam menganalisa data dapat

menghasilkan data yang akurat.

c. Kepada penonton diharapkan menjadikan serial kartun

ini bukan hanya sekedar tontonan tapi juga tuntunan

sebagai rujukan untuk menyamakan dan tidak

memandang sebelah mata serta memperlakukan

penyandang disabilitas dengan baik.

d. Untuk para penikmat serial kartun, dapat memilah

serial kartun yang patut untuk ditonton. Karena saat

ini banyak serial kartun yang bertema beragam dan

tidak memberikan nilai positif. Cobalah untuk

melestarikan menonton karya anak bangsa karena

banyak yang bagus dan dapat mengambil hal positif

dari film tersebut. Salah satunya adalah Serial Kartun

Nussa dan Rara.

Page 116: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

101

e. Tokoh Nussa dalam serial kartun ini dapat menjadi

motivasi penyandang disabilitas yang kuat dan

pantang menyerah dalam menjalankan hidup.

Page 117: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

102

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Abdul Malik bin Abdul Karim. 1983. “Tafsir Al-Azhar

juzu‟ xvii. Surabaya: Pustaka Islam.

Arbi, Armawati. 2019. Komunikasi Intrapribadi. Jakarta:

Kencana.

Bambang Q-Anees, Elvaniaro Ardianto. 2009. Filsafat Ilmu

Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Birowo, M. Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi:

Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gitanyali. cet.1.

Bungin, Burhan. 2009.Penelitian Kualitatif, Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta:

Prenada Media Group.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media.

Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks

Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi.

Yogyakarta: Jalasutra.

Departemen Agama RI. 1994. Al-Qur’an dan Terjemahannya:

Juz 1-30. Jakarta: PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang.

Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafah

Komunikasi. Bandung: CitraAditya Bhakti.

Page 118: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

103

Eriyanto. 2001.Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta: Lkis

Fiske, John. 2014. Cultural and Communication Studies Sebuah

Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Gede K, Karuniasih Wahyu. 2017. Tinjauan Fenomologi Atas

Stigmatisasi Penyandang Disabilitas Tunarungu. Bali:

Universitas Udayana. Vol. 1 No. 1.

Geof Mercer, Colin Barnes. 2006. Disabilitas. Jakarta: IAIN

Indonesia Social Equity Project.

Hall, Stuart. 1997. Culture, the Media and the Ideological Effect.

London: Mass Communication & Society.

Hall, Stuart. 1997. Representation: Culutural Representation and

Sygnifying Practices. London: Mass Communication &

Society.

Hoed, Benny H. 2014. Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya.

Depok: Komunitas Bambu.

Irawanto, Budi. 2017. Film, Ideologi dan Militer. Yogyakarta:

Media Pressindo.

J Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Page 119: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

104

McQuail, Dennis. 2003. Teori Komunikasi Massa: Suatu

Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Mazayasyah. 2016. Mendulang Hikmah dalam Setiap Keadaan

dan Waktu. Darul Hikmah.

Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma

Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu sosial lainnya. Bandung:

PT. Remaja Rodaskarya.

Niyu. 2017. Representasi Disabilitas dalam Iklan We’re The

Superhumans. Tangerang: Universitas Pelita Harapan.

Vol. 4 No. 1

Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Pengelompokan penyandang cacat pada Undang-Undang Nomor

4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dibagi menjadi

penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik dan

penyandang cacat mental dan fisik, Pasal 1 ayat (1).

Reefani, Nur Kholis. 2013. Panduan Anak Berkebutuhan Khusus.

Yogyakarta: Imperium.

Santosa, Puji. 1931. Ancangan Semiotika dan Pengkajian

Susastra. Bandung: Angkasa.

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 120: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

105

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 8 Tahun 2016.

tentang Penyandang Disabilitas

Vera, Nawiroh. 2015. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor:

Ghalia Indonesia.cet. Ke-2.

Wibowo, Indira Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi –

Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan penelitian gabungan. Jakarta: Kencana.

Skripsi

Lionda, M. Risha Glamora. 2019. Analisis Semiotika

Representasi Citra Islam Dalam Film Dokumenter Salam

Neighbor.

Subari, Nurrahmatul Amaliyah. 2019. Disabilitas Dalam Konsep

Al-Qur’an.

http://digilib.unila.ac.id/59088/10/3.%20SKRIPSI%20FULL%20

TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

Internet

Page 121: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

106

Cinta Quran TV diakses pada 06 April 2020

Hijab Alila diakses pada 26 April 2020

https://radarmalang.id/5-fakta-tentang-nussa-seri-animasi-karya-

anak-bangsa/ diakses pada 06 April 2020

https://www.liputan6.com/showbiz/read/4085453/kisah-

inspiratif-animasi-nussa-di-indosiar-setiap-pagi

https://www.boombastis.com/animasi-nussa-dan-rara/191498

TV Alfatih diakses pada 06 April 2020

https://www.muslimahdaily.com/entertainment/film/item/2009

mengintip-dapur-%E2%80%9Cnussa-dan

rara%E2%80%9D,-film-animasi-anak-muslim-yang

tengah-naik-daun.html diakses pada 06 April 2020

https://islam.nu.or.id/post/read/83401/pandangan-islam-terhadap-

penyandang-disabilitas diakses pada 06 April 2020

Page 122: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 123: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

108

TRANKIP WAWANCARA PENELITIAN

Nama Narasumber: Yuni Lestari

Jabatan: Sekretaris The Little Giantz

Lokasi Wawancara: The Little Giantz Animation Studio

(Jl. MPR X, No.12, RT.1/RW.11, Cilandak Barat, Kota Jakarta

Selatan)

Hari/Tanggal Wawancara: Kamis, 06 Agustus 2020

Waktu Wawancara: 14:00-14:30 WIB

1. Apa alasan yang melatarbelakangi pembuatan Serial

Kartun Nussa dan Rara?

Jadi kalau secara keseluruhan atau globalnya itu

memang kan The Little Giantz sendiri berdiri dari tahun

2016, 2016 itu The Little Giantz ngerjain projek-projek

animasinya tapi dari client namanya kita sebut services

jadi kalau ditanya TLG itu apa adalah studio 3D

animation yang memang saat sebelum buat Nussa kita

ngerjainnya services gitu, cuman setelah berjalannya

beberapa projek, kan projeknya juga dari luar negeri kaya

lego Star Wars, Rabbit itu kan kita ada kontribusinya.

Nah cuman ko dilihat kita kontribusinya buat luar negeri

terus dan buat bangsa ini tuh apa? Kaya gitu, dan akhirnya

Page 124: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

109

kita coba pikir yu kita buat karya buat masyarakat lokal.

Jadi kita buat memang untuk lokal. Nah, terus poinnya

yang kedua adalah ada kecemasan sih setelah kita riset,

kita lihat, ada kecemasan bahwasannya ko kayanya

hiburan untuk anak-anak ini makin minim, untuk koten

yang positifnya belum banyak. Sementara arus informasi,

arus teknologi itu kan berkembang cepat, new media aja

nambah terus. Nah, tapi perkembangan teknologi dan

informasinya tidak sejalan lurus dengan konten-konten

positif gitu. Apalagi untuk anak-anak kan kita tau ya, dari

kecil ketika mereka nonton apa, itu yang mereka serap

dan itu yang mereka lihat kan tertanam ke otak dan itu

bisa berpengaruh ke sikap mereka. Jadi kita lihat karena

ada kecemasan juga bahwasannya konten positifnya

minim, terus memang juga kan tim kita kebanyakan udah

punya anak ya, nah jadi kecemasan pribadi juga nih orang

tua gimana sih caranya biar kita ngasih tontonan anak-

anak tapi ga perlu kita kaya ditungguin banget. Karena

kan sekartun-kartunnya kartun pasti ada sesuatu yang ini

mereka kaya gini karena ini loh, tetap harus dibimbing.

Makanya kita buat Nussa Rara karena itu.

2. Tema apa yang ingin disampaikan dalam Serial Kartun

Nussa dan Rara?

Oke, kalau temanya sebenarnya simple si, kita

mau ada cerita keseharian adik dan kaka. Makanya kalau

kalian tonton kan bahasanya sehari-hari banget, terus

ceritanya juga cerita yang sering kejadian di rumah. Nah,

Page 125: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

110

jadi temanya itu keseharian adik dan kakak aja, tapi kalau

secara garis besarnya kita mau ngasih sesuatu konten itu

bukan hanya menghibur tapi juga mendidik gitu. Maka

dari itu kenapa Nussa disebut edutement series. Jadi

bukan hanya nentertaiment tapi juga mengedukasi.

3. Mengapa Nussa digambarkan sebagai penyandang

disabilitas?

Sebelumnya Nussa itu digambarkan sempurna.

Waktu pertama kali digambar itu sempurna. Pernah ada

kakinya dua, tangan dan normal pada umumnya. Nah,

terus kata tim gimana nih gambarnya. Kebetulan yang

menggambar pak Adit sendiri. Wah keren dan segala

macem pujian dari tim. Lucu, gemes dan segala macem,

terus akhirnya pak Adit tiba-tiba kok kayanya pujiannya

ada sesuatu yang kurang ya gitu, kok ngerasa kaya pujian

doang gitu yang kita kasih ke orang itu apa? Akhirnya

secara mendadak pak Adit hapus kakinya. Terus nanya

gimana kalu kakinya dihapus kaya gini? Sempet kaget kan

tim, kok dihapus si udah bagus, udah lucu tinggal

dinaikin. Ternyata kita juga melihat ada temen-temen dan

ada juga kelompok yang engga sempurna juga. Bukan

cuman masalah kaki, mungkin ada organ badan lainnya

dan terus keterbatasan itu bukan cuman ketika orang lain

kehilangan anggota tubuhnya. Namun juga ada

keterbatasan ekonomi dan keterbatasan segala macam.

Nah si Nussa ini menggambarkan ada sesuatu yang

kurang, namun bukan itu yang haru kita lihat. Bukan

Page 126: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

111

hanya kekurangannya, tapi usahanya dan kesempatannya.

Jadi kenapa digambarkan Nussa disabilitas karena kita

ingin merangkul semua dan kita ingin teman-teman semua

merasa bahwa Nussa bisa buat semuanya.

4. Bagaimana proses selama menciptakan tokoh Nussa?

Jadi kalau buat animasi satu episode durasi tiga

menit bikinnya tiga bulan. Kenapa? Karena kalau

dianimasi itu ada yang namanya praproductionnya aja ada

banyak kan, mulai dari sinopsis, script, dibikinlah

scatchnya, terus dijadiin animatik di story board gambar

masih kasar tapi udah ada detiknya, terus masuk ke

animasi, dan dianimasi juga masih banyak lighting itu

pencahayaan. Jadi kalau misalnya ditanya proses dan

berapa lama satu episode durasi tiga menit waktunya tiga

bulan. Tapi memang animasi terkenal lama prosesnya.

5. Dari yang saya lihat banyak media yang menampilkan

penyandang disabilitas sebagai orang yang memiliki

kekurangan. Namun mengapa karakter Nussa ini berbeda

pada media umumnya?

Tujuan si Nussa ini kita karena ingin

menyampaikan pesan kebaikan. Maksudnya ingin

menanamkan pesan-pesan kebaikan. Sebenarnya ada di

episode Nussa bisa di episod tersebut dia kan merasa

kecewa, dia marah, dia masih nunjukin manusia pada

umumnya. Cuman untuk dimasukan ke episode ini

konfliknya itu terlalu luas kalau misalkan kita harus

masukin rebut dulu, berantem,marah dan segala macem

Page 127: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

112

itu durasinya ga bakal dapet. Kita ada namanya research

and development bahwa anak-anak bisa menonton itu

rata-rata bisa bertahan tiga menit, lebih dari tigak menit

dia udah kabur-kaburan. Nah jadi si Nussa ditanamkan

memang sosok yang ceria, yang baik, semangat dan mau

terus berusaha.

6. Apa makna dan nilai-nilai yang terkandung pada episode

Nussa bisa dan belajar Ikhlas?

Ini kalau biasanya aku nulis “Nussa itu percaya

kalau misalkan keterbatasan itu bukan halangan dan

selama Nussa berusaha Nussa Bisa”

7. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dan

penyandang disabilitas di luar sana dengan adanya tokoh

Nussa?

Harapannya biar bisa memberikan pesan-pesan

kebaikan. Jadi orang-orang bisa melakukan kebaikan

dengan cara mudah.

8. Bahwasannya tidak lepas dari peran komunikasi massa

maupun new media karena media pada umumnya

mempresentasikan penyandang disabilitas kepada

stereotip negatif seperti digambarkan sebagai orang yang

pantas dikasihani yang mempengaruhi pikiran khalayak

terhadap penyandang disabilitas. Dengan demikian media

mempengaruhi dan faktor penentu kehidupan di

masyarakat. Maka dari itu bagaimana tanggapan mba

Yuni mengenai fenomena ini?

Page 128: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

113

Aku setuju bahwa media salah satu faktor yang

mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap

penyandang disabilitas sehingga tidak bisa dipungkiri

akibat dari hal itu terjadilah stereotype seperti disabilitas

orang-orang yang lemah dsb. Tapi, perlu diinget bahwa

media hanya salah satu faktornya karena masih ada

faktor-faktor lain diluar media.

9. Dan bagaimana representasi Nussa sebagai penyandang

disabilitas dengan melihat fenomena di atas?

Untuk representasi Nussa sendiri menanggapi hal

tersebut, kita tetap pada tujuan bahwa Nussa adalah anak

yang meskipun terlahir kurang sempurna namun tetap

menjadi anak yang semangat, tdk mudah menyerah, dan

menebarkan kebaikan.

Page 129: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

114

TRANKIP WAWANCARA PENELITIAN

Nama Narasumber: Ismail

Jabatan: Penonton Serial Kartun Nussa dan Rara (Penyandang

Disabilitas)

Lokasi Wawancara: Via DM Instagram

Hari/Tanggal Wawancara: Selasa, 29 September 2020

Waktu Wawancara: 08:12-09:53 WIB

1. Siapa nama lengkap mas?

Ismail

2. Darimana daerah asal mas?

Asal dari Pemalang Sekarang domisili Bekasi kota

3. Apakah mas suka menonton serial kartun Nussa dan

Rara?

Aku awal tau nonton Serial Kartun Nussa akhir 2018

kalau tidak salah di youtube. Saat di bawakan oleh Mario.

Tapi, saat itu belum tau kalo Nusa itu disabilitas

4. sejak kapan mas tau kalo Nussa penyandang disabilitas?

Apakah dari episode Nussa bisa? Dan bagaimana

tanggapan mas tentang karakter Nussa yang menggunakan

kaki palsu?

Sejak dari episode Nussa bisa. Tanggapan aku tentang

karakter Nussa, Nussa itu kalau digambarkan dalam

bentuk manusia itu, sosok yang aktif, positif, tidak

minder, mudah bergaul dan membawa hal yang positif

Page 130: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

115

pula terhadap teman nya.. Di sosok Nussa ini , Nussa

tidak melihat kan kekurangan nya justru Nussa

menunjukkan kelebihan nya. Dari maen bola.. walaupun

hanya memiliki kaki satu tapi Nussa menunjukkan ke

teman dan Uma nya kalau Nussa bisa, Nusa kuat dan

terbukti Nussa menunjukkan kelebihan nya.. Kalau di

dunia nyata kan banyak orang tua yang memiliki anak

keterbatasan fisik / mental tapi justru kebalikannya,

banyak yang disembunyikan, tidak boleh bergaul tidak

boleh rutinitas, karena kalau di dunia nyata orang seperti

kami disabilitas di anggap tidak berguna, masih banyak

lah diskriminasi terhadap kaum disability

5. Mohon maaf mas sekarang ingin menanyakan lebih dalam

mengenai masnya, kalau boleh tau mas disabilitas apa ya?

Sejak kapan? Dan kerena apa? Apakah sejak lahir atau

karena mengalami musibah sebelumnya?

Kalau aku disabilitas dari lahir mba, kami dua bersaudara

aku anak terakhir. Kalau kakak saya Alhamdulillah fisik

nya normal non difable. Kalau diceritain semua kayanya

bakal 100 episode hehehe.. Aku lahir pada tahun 93 bulan

Juli tepat nya. Selasa pagi, saat aku lahir semua nya biasa

aja termasuk kedua orang tua dan mbah saya.. saat mau di

mandikan lah disitu mulai rame dan tersebar ke seluruh

kampung bahwa ibu saya melahirkan anak laki laki tapi

tidak memiliki tangan kiri.. waktu itu setelah dimandikan,

bapak saya berunding untuk membuang saya karena orang

tua saya malu memiliki anak cacat, tapi Alhamdulillah

Page 131: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

116

mbah saya bapak dari ibu saya membela di manapun itu

anak kandung mu, Allah yg memberi nya nyawa..

insyaallah kelak jadi orang hebat berguna bagi agama dan

bangsa. Alhamdulillah akhirnya hati bapak luluh.

Menurut cerita dari mbah saat ibu saya mengandung saya

dua bulan bapak saya memotong tangan laba-laba untuk

mainan kakak perempuan saya. Kebetulan saya lahir di

kaki gunung Slamet desa Pling ujung di kabupaten

Pemalang. Kata mbah juga orang tua saya menikah

sedarah, jadi posisi ibu bapak saya sepupuan.. dimana

kalo punya anak kalau nggk yang pertama pasti yang ke

dua akan cacat.

Page 132: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

117

TRANKIP WAWANCARA PENELITIAN

Nama Narasumber: Tutik Ariyanti

Jabatan: Penonton Serial Kartun Nussa dan Rara (Orangtua dari

anak Disabilitas)

Lokasi Wawancara: Via DM Instagram

Hari/Tanggal Wawancara: Selasa, 29 September 2020

Waktu Wawancara: 08:17-10:35 WIB

1. Siapa nama lengkap ibu dan anak ibu yang disabilitas?

Nama saya Tutik ariyanti, anak saya bernama Rayhan

Arya Mahardika.

2. Dimana daerah asal ibu?

Jakarta

3. Sejak kapan ibu memberikan tontonan serial kartun Nussa

kepada anak ibu?

Sudah lama sejak kapannya saya lupa

4. Apa alasan ibu memberikan tontonan serial kartun Nussa

kepada anak ibu?

Alasanya.. sangat mendidik dan sangat memberi motifasi

tapi sayang tidak disertai bahasa isyarat.. jadi anak saya

cuma bisa lihat dari gerakannya saja sembari saya jelasin.

5. Bagaimana tanggapan ibu sebagai orang tua yang

memiliki anak difabel dengan melihat karakter nussa yang

menggunakan kaki palsu dan sikap positif pada serial

kartun tersebut?

Page 133: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

118

Tanggapan saya serial Nusa dan Rara sangat bagus karena

tentang kehidupan sehari-hari anak dirumah dan di

lingkungan.. sangat memberi motifasi dan semangat utk

anak-anak.

6. Maaf kalo boleh tau anak ibu disabilitas apa ya? Sejak

kapan dan karena apa?

Anak saya tunarunggu dari lahir. Sekarang umur sembilan

tahun kelas tiga SD. Sejak lahir karena apanya mungkin

karena virus rubella. Karena saya tau anak saya

tunarunggu pas usia kurang lebih 15 bulan.. karna pas usia

awal-awal anak saya biasa aja seperti kakaknya

perkembanganya.. pas usia 15 bulan baru saya periksa ke

RS dan tes BERRA disitu baru ketauan kalau anak saya

tunarunggu. Mungkin kena virusnya pas anak saya masih

dalam kandungan karena dulu dokter sempet mau

mengugurkan kandungan saya karena janin dalam

perutnya tidak mau berkembang. Tapi saya tidak mau

saya tetap mempertahankan janin saya.

Page 134: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

119

Page 135: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

120

Page 136: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

121

Page 137: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

122

DOKUMENTASI

Page 138: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

123

Page 139: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

124

Page 140: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

125

Page 141: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

126

Page 142: REPRESENTASI KARAKTER NUSSA PENYANDANG DISABILITAS …

127