MENGAJAR MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS...FAKTA PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS...

34
MENGAJAR MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS Pusat Studi & Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya

Transcript of MENGAJAR MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS...FAKTA PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS...

MENGAJAR MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS

Pusat Studi & Layanan Disabilitas (PSLD)

Universitas Brawijaya

FAKTA PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS Keterbatasan akses perguruan tinggi bagi penyandang disabilitas sebagai bentuk diskriminasi

Hanya 0,95% penyandang disabilitas berhasil memiliki ijazah S1 (Mardjuki, 2010)

Hanya 250 dari >3juta tunanetra di Indonesia yang berhasil menyelesaikan studi di perguruan

tinggi (Indrawati, 2010)

ATURAN TERKAIT PRAKTIK PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PENYANDANG DISABILITAS

■ Undang-undang No. 20 tahun 2003: Tentang pendidikan khusus dan layanan khusus sebagaimana tercantum

dalam pasal 32.

■ Deklarasi Bandung (2004)

■ Undang-undang No. 1 tahun 2008: Tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu,

Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras

■ Permendiknas No. 70 tahun 2009: Tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan

Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau bakat Istimewa

■ Undang-undang No. 19 tahun 2011: Tentang Pengesahan Convention on The Rights of Persons with Disabilities

■ Permendiknas No. 40 tahun 2014: Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa

■ Undang-undang No. 8 tahun 2016: Tentang penyandang disabilitas dan hak mendapatkan pendidikan disemua

jenjang dalam bentuk pendidikan inklusif maupun pendidikan khusus

■ Permenristekdikti nomor 46 tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus di Pergurun Tinggi

KEHADIRAN PSLD DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

■ Didirikan pada 19 Maret 2012

■ Aktivitas awal adalah afirmasi bagi penyandang disabilitas

untuk kuliah di Universitas Brawijaya melalui SPKPD (Seleksi

Program Khusus Penyandang Disabilitas)

■ Ujian masuk perguruan tinggi kurang aksesibel bagi

penyandang disabilitas

■ Selanjutnya mengawal layanan dukungan dan akses bagi

mahasiswa penyandang disabilitas di UB, meliputi:

1. Aksesibilitas dan akomodasi pembelajaran (misal:

pendampingan, digitalisasi buku)

2. Aksesibilitas dan akomodasi infrastruktur (misal: advokasi

gedung dan trotoar ramah disabilitas)

3. Membangun atmosfer ramah penyandang disabilitas (misal:

disability awareness training)

■ https://www.cae.ucla.edu/

http://www.dso.manchester.ac.uk/

https://www.cae.ucla.edu/

PRAKTIK PEMBELAJARAN INKLUSIF DI PERGURUAN TINGGI

■ Kesetaraan bagi penyandang disabilitas (baik hak maupun kewajiban)

■ Akomodasi yang layak bagi mahasiswa penyandang disabilitas dan assistive technology (dari yang low-tech sampai dengan high-tech)

■ Dosen memiliki kontribusi yang besar dalam menyediakan dan mendukung akomodasiyang layak bagi mahasiswa penyandang disabilitas

■ Banyak mahasiswa penyandang disabilitas yang baru mengenal akomodasi serta assistive technology tersebut

■ Konsep inklusivitas merupakan hal yang baru di Indonesia

■ Ketersediaan layanan disabilitas di perguruan tinggi belum lazim. UB menjadi salah satupelopor

SIAPA DAN DIMANA MAHASISWA DISABILITAS UB?

■ Tersebar di berbagai fakultas baik level S1 maupun Vokasi

■ Disabilitas Fisik (tuna netra, tuli, tuna daksa, CP) dan Mental (slow learner, autisme, ADHD)

■ Masing-masing program studi menginformasikan jenis disabilitas yang tidak dapat dilayani,

misal seluruh program studi di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas

Kedokteran Hewan. Program Studi Kimia yang tidak menerima mahasiswa tuna netra

■ Permasalahan: Bagaimana mahasiswa disabilitas yang diterima lewat jalur non SPKPD?

PANDUAN UMUM MENGAJAR DI KELAS INKLUSIF

■ Kenali mahasiswa dan identifikasi mahasiswa dengan kebutuhan khusus

■ Mengkomunikasi akomodasi dan aksesibilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa

■ Di awal semester, PSLD membuat surat keterangan disabilitas yang dibawa oleh

mahasiswa dan diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah

TUNA NETRA

■ Mahasiswa tuna netra di UB mulai dari low vision sampai buta total

■ Permasalahan mahasiswa tuna netra: mobilitas, kesulitan memahami materi

visual, tidak dapat melihat powerpoint, tidak dapat mengakses materi tercetak

■ Assistive Technology: screen reader, braille

■ Layanan bagi tuna netra: pendampingan, digitalisasi buku, guiding block

MENGAJAR TUNA NETRA

■ Perkenalkan diri anda secara lisan (bukan hanya menulis di papan saja). Mengidentifikasikan diri anda

setiap anda masuk kelas. Menyebutkan nama anda ketika bertemu dengan mahasiswa tuna netra.

■ Perhatikan posisi berdiri anda apabila berhadapan denganmahasiswa penyandang disabilitas low vision.

Janganmenghalangi cahaya sehingga membuat penyandang lowvision tidak bisa melihat wajah anda

dengan jelas.

■ Berikan RPS/Silabus dalam bentuk digital (soft file), begitu pula dengan daftar bacaan. Jika bahan

bacaan dalam bentuk cetak, mahasiswa tuna netra punya cukup waktu untuk melakukan digitalisasi

■ Hindari kata-kata yang kurang deskriptif dan mengandung instruksi visual, seperti ‘tugasnya persis

seperti di papan tulis’, atau ‘kamu duduk disana’.

■ Perhatikan posisi berdiri anda apabila berhadapan dengan mahasiswa penyandang disabilitas low vision.

Jangan menghalangi cahaya sehingga membuat penyandang low vision tidak bisa melihat wajah anda

dengan jelas.

■ Sampaikan secara lisan apapun yang anda tuliskan di papan atau di power point. Terutama konten yang

berisi gambar, diagram atau tabel

…lanjutan

■ Berikan akses tempat duduk yang dekat dengan anda dan minim distraksi suara

sehingga ia dapat mendengar suara anda dengan jelas.

■ Berikan alternatif bentuk tugas dan ujian, misalnya memberikan alternatif tugas dan

ujian dalam bentuk lisan atau ketik.

■ Pendampingan penyelesaian tugas berupa note taker

■ Memberikan perpanjangan waktu bagi mahasiswa penyandang disabilitas visual untuk

menyelesaikan tugasnya.

■ Penggunaan kelas daring (online course) dapat menjadi alternatif yang bijak bagi dosen

dan mahasiswa penyandang disabilitas visual.

■ Mengingatkan mahasiswa untuk mengoptimalkan gadget maupun laptop. Lebih baik

mewajibkan mahasiswa tuna netra membawa laptop setiap pertemuan kelas

Pendampingan Bagi Tuna Netra

■ Mobilisasi (menuntun tuna netra)

■ Membantu proses digitalisasi

■ Note taking dan membantu

menuliskan ide-ide mahasiswa tuna

netra

TULI

■ Populasi mahasiswa penyandang disabilitas terbesar di Universitas Brawijaya

■ Salah satu komunitas tuli yang kuat di Indonesia

■ Permasalahan mahasiswa tuli: kendala komunikasi, keterampilan penggunaan

bahasa tulis, ketrampilan bahasa isyarat, mengandalkan pesan visual

■ Assistive Technology: hearing aid, subtitling software, audio recorder dan

transcription software, kamus bahasa isyarat online

Pendampingan Bagi Tuli

■ Interpretasi Juru Bahasa Isyarat

■ Note Taking / transkrip rekaman perkuliahan

■ Tutorial bahasa dan proof reading

Download aplikasi di playstore:

Edu Sign Dictionary

MENGAJAR TULI

■ Mendapatkan akses informasi visual sehingga perlu optimalisasi power point dan penggunaan papan tulis

■ Mengijinkan mahasiswa Tuli untuk merekam perkuliahan

■ Pastikan mahasiswa Tuli dapat melihat wajah anda dengan jelas sehingga ia dapat membaca bibir anda

dengan mudah. Tidak menghadap papan atau menggunakan masker

■ Posisi duduk mahasiswa Tuli minim distraksi visual. Posisi JBI yang ideal biasanya duduk membelakangi

papan dan berhadapan dengan mahasiswa Tuli, sehingga mahasiswa Tuli dapat mengakses bahasa isyarat

dan materi yang disajikan di papan atau powerpoint secara bersamaan.

■ Gunakan nada dan kecepatan bicara normal,jangan terlalu cepat atau lambat. Diusahakan untuk tidak

mencampur bahasa,misalnya bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Apabila diperlukan, tuliskan dan

jelaskan bahasa asing

■ Apabila mahasiswa Tuli bertanya, berikan kesempatan baginya untuk mengungkapkan pertanyaannya dalam

bahasa isyarat, perhatikan pertanyaannya baru kemudian mendengarkan Juru Bahasa Isyarat (JBI). Ketika

mahasiswa Tuli presentasi, beri kesempatan untuk menyampaikan ide dalam bahasa isyarat lalu dilanjutkan

dengan interpretasi dari JBI

…lanjutan

■ Apabila anda menggunakan video sebagai media pembelajaran, lengkapi video anda dengan subtitle (akses pelayanan di PSLD soon)

■ Berikan alternatif bentuk tugas dan ujian, misalnya memberikan alternatif tugasdan ujian dalam bentuk video presentasi menggunakan bahasa isyarat denganclose-caption atau subtitle.

■ Memberikan perpanjangan waktu bagi mahasiswaTuli untuk menyelesaikantugasnya.

■ Mengijinkan JBI untuk membantu mahasiswa Tuli memahami kata-kata sulitmenggunakan bahasa yang sederhana dan kosakata yang familiar.

■ Mengingatkan mahasiswa Tuli yang tidak didampingi JBI untuk merekamperkuliahan, meminta mahasiswa Tuli untuk membuat daftar kata yang kurangdipahami khususnya dalam kontek akademis/bidang ilmu spesifik

■ Sejak 2018 PSLD mengadakan pelatihan dasar bahasa isyarat bagi dosen.

Pelatih adalah native (penyandang tuli).

TUNA DAKSA DAN CEREBRAL PALSY

■ Memiliki variasi yang besar, mulai dari daksatubuh bagian bawah (tidak dapat berjalan), daksaatas (tidak bisa menulis)

■ Cerebral Palsy memiliki pengaruh yang beragam. Ada mahasiswa CP yang kesulitan untukberbicara, menggerakkan bagian tubuh tertentu, ataupun melihat

■ Permasalahan mahasiswa Tuna Daksa dan CP: kesulitan menggunakan anggota tubuh yang mengalami kondisi khusus (misal berjalan, menulis, berbicara, melihat)

■ Assistive Technology: kursi roda, tongkat, ramp, lift, perangkat lunak

Pendampingan Bagi Tuna Daksa dan CP

■ Mobilitas: bagi tuna daksa dan CP yang kesulitan melakukan mobilitas maka

cukup didampingi untuk diantar dan dijemput sehingga tidak mendapatkan

pendampingan di dalam kelas

■ Tuna daksa dan CP yang kesulitan menggerakkan bagian tubuh atas

didampingi untuk melakukan note taking

MENGAJAR TUNA DAKSA DAN CP

■ Memastikan tempat duduk bagi tuna daksa dan CP aksesibel. Tidak memaksa mahasiswa

tuna daksa dan CP melakukan aktivitas fisik yang berkaitan dengan hambatan geraknya

■ Bila harus melakukan kunjungan lapangan, memastikan transportasi dan lokasi dapat

diakses oleh mahasiswa penyandang tuna daksa atau CP. Bila tidak memungkinkan untuk

melakukan kunjungan lapangan, pengajar harus memberikan tugas pengganti yang setara

dengankunjungan lapangan tersebut.

■ Praktikum di laboratorium juga sebaiknya mengakomodasi mahasiswa tunadaksa atau CP

berkaitan dengan alat-alat yang harus digunakan,akses menuju laboratorium dan tersedianya

jalan yang cukup untuk kursi roda di dalamlaboratorium.

■ Adanya break antar jam kuliah, mungkin membuat mahasiswa yang menggunakan kursi roda

menjadi terlambat karena akses penggunaan lift yang harus antri. Pengajar sebaiknya

memaklumi hal ini dan memberikan toleransi yang disepakati, misalnya sepuluh menit.

■ Ketika berbicara dengan mahasiswa pengguna kursi roda dan memakan waktu lama,

sebaiknya pengajar duduk dan membuat mata pengajar sejajar dengan mahasiswa.

SLOW LEARNER

■ Lambat dalam memahami informasi baru dan bersifat abstrak

■ Sering mendapatkan label “bodoh” dan biasanya mendapatkan rangking akademisyang rendah

■ Naif dan terkadang berperilaku kekanak-kanakkan

■ Dapat dilatih dan menjadi ahli di bidang-bidang teknis/aplikatif

■ Hanya dialokasikan untuk tingkat vokasional karena pada level S1 butuhkemampuan berpikir analitis dan abstrak

■ Permasalahan: sering lupa, butuh mengulang-ulang kebiasaan, butuh waktu untukmemahami informasi baru

■ Assistive Technology: Note

Pendampingan Bagi Slow Learner

■ Shadow: mengulang informasi dari dosen dan memastikan mahasiswa

memahami informasi maupun instruksi dari dosen

MENGAJAR MAHASISWA SLOW LEARNER

■ Menggunakan kalimat atau kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Jika

ada kata-kata yang sulit maka mahasiswa dibantu dengan menjelaskan

deskripsinya

■ Mahasiswa dapat duduk di bagian manapun dan interaksi antara pendamping

maupun mahasiswa slow learner tidak mengganggu mahasiswa lain

■ Dalam evaluasi pembelajaran tertulis berikan waktu tambahan. Ijinkan

pendamping untuk berada di awal waktu ujian untuk memastikan mahasiswa

paham dengan instruksi evaluasi

■ Meminta mahasiswa untuk mencatat tugas-tugasnya dan membuat daftar

prioritas pekerjaan

AUTISME DAN ADHD

■ Autisme adalah spektrum gangguan perkembangan yang berkaitan denganketerbatasan minat untuk berinteraksi sosial/komunikasi serta munculnyaperilaku stereotipe/repetitif. Autisme juga sangat terikat dengan objek-objektertentu dan cenderung menyukai hal yang rigid

■ ADHD adalah gangguan perkembangan yang berkaitan dengan kesulitanuntuk berkonsentrasi dan dorongan untuk senantiasa beraktivitas.

■ Keduanya tidak berkaitan dengan fungsi kognitif sehingga banyak autisme danADHD layak untuk mengakses pendidikan tinggi

■ Permasalahan: kurangnya minat untuk berinteraksi sosial, perilaku maladaptif, acuh/cuek di kelas, menolak perubahan, perilaku impulsif, tantrum (gejolakemosional)

Pendampingan Autisme dan ADHD

■ Pendamping memastikan mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan baik,

menjalin interaksi sosial yang memadai, dan menangani jika ada dorongan

perilaku impulsif

MENGAJAR MAHASISWA AUTISME DAN ADHD

■ Posisikan duduk mahasiswa di lokasi yang minin distraksi. Untuk mahasiswa autisme usahakan

tempat duduk yang tetap untuk tiap kuliah. Untuk mahasiswa ADHD usahakan tempat duduk

yang tidak mengganggu mahasiswa lainnya

■ Usahakan untuk menjalin kontak mata dan berbicara dengan ringkas.

■ Menghindari dan meminimalisir adanya perubahan dalam perkuliahan, misalnya jadwal maupun

lokasi kelas. Informasikan rencana perubahan sehingga mereka memiliki waktu untuk

beradaptasi

■ Melibatkan mahasiswa dalam aktivitas kelompok dan mendorong rekan-rekan sekelasnya untuk

tetap melibatkan mahasiswa tersebut dalam aktivitas kelompok (tidak untuk menjadi “pupuk

bawang”)

■ Mengingatkan dengan cara yang baik jika mahasiswa menunjukkan perilaku impulsif maupun

perilaku stereotipe yang berlebihan (misal bertepuk tangan dengan keras. Menggumam dengan

keras). Minta bantuan pendamping untuk menenangkan bahkan ijinkan untuk membawa

mahasiswa keluar kelas sementara waktu

…lanjutan

■ Dalam model pembelajaran partisipatif seperti role play dapat menstimulasi

reaksi mahasiswa autisma atau ADHD. Berikan pengertian dan pengkondisian

sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri

■ Memberikan waktu tambahan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan ujian

karena seringkali kondisi nervous menstimulai reaksi impulsif dan memakan

waktu penyelesaian ujian

■ Metode ujian lisan kurang sesuai untuk mahasiswa autisme. Berikan alternatif

dengan chatting, presentasi video

Kit for Lecturer

■ Leafleat akomodasi pembelajaran bagi penyandang disabilitas

■ Video Inovasi Pembelajaran: Channel youtube PSLD

https://www.youtube.com/channel/UCW4oVUdMDRWJMrHnw-FoMhw

■ Buku “Disabilitas dan Pendidikan Inklusif di Perguruan Tinggi” (Pratiwi, dkk;

Terbit 2018 oleh UB Press)

■ Panduan dari Ristekdikti https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-

content/uploads/2018/01/PANDUAN-LAYANAN-MAHASISWA-DISABILITAS-DI-

PT-Oke.pdf

IJDS (Indonesian Journal of Disability Studies)

ijds.ub.ac.id

pilih mati muda atau jadidifabel?!!