referat moisturizerI

19

Click here to load reader

Transcript of referat moisturizerI

Page 1: referat moisturizerI

REFERAT

PERAN MOISTURIZER DALAM DERMATOLOGI

Penyusun :

Rangga Haryo N.K. (07.06.0037)

Septian Dwi Rismianto (07.06.0039)

Pembimbing :

dr.Retno Werdiningsih, Sp. KK

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

DI SMF KULIT DAN KELAMIN

RSUP NUSA TENGGARA BARAT/FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

2012

0

Page 2: referat moisturizerI

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang terletak yang paling luar yang mempunyai fungsi

sangat penting yaitu menutupi dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan serta

merupakan pembungkus tubuh yang sangat elastis. Pada kondisi kulit tertentu,

pelembaban diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya.

Pengaruh berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh, misalnya: udara kering,

terik sinar matahari, bertambahnya usia, ras, serta penyakit kulit dapat menyebabkan

kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan yanag tidak kita

rasakan.1

Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini

yaitu dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan

sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai

sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan alamiah tersebut tidak

mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan nonalamiah yaitu

dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.1

Pelembab adalah suatu agen yang dirancang untuk membuat stratum corneum

menjadi lebih lembut dan lebih liat dengan meningkatkan jumlah hidrasi. Dasar

pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan

kerusakan kulit akibat sinar matahari atau penuaan kulit, sekaligus membuat kulit

terlihat bersinar. Bentuk sediaan kosmetika pelembab biasanya emulsi minyak dalam

air (M/A) namun dapat pula berbentuk emulsi air dalam minyak (A/M). Krim siang

berbentuk emulsi minyak dalam air yang lebih encer sehingga terasa lebih dingin dan

tidak lengket, berisi minyak mineral, propilen glikol dalam air.1,3

Pelembab menghidrasi kulit dengan mengurangi transepideral water loss

(TEWL) dan menarik air untuk menghidrasi ke stratum korneum dan epidermis. Zat

yang mengurangi TEWL adalah zat oklusif berminyak, seperti petrolatum, parafin,

minyak mineral, dimethicone, cyclo-methicone, dll. Bahan yang menarik air ke kulit

1

Page 3: referat moisturizerI

dikenal sebagai humektan dan termasuk gliserin, sorbitol, propilen glikol, hyaluronic

acid, sodium PCA, protein,dll. Pelembab paling manjur mengandung bahan oklusif dan

humektan.2

Pelembab adalah kelompok produk kosmetik yang dirancang untuk perawatan

kulit dan kebersihan. Mereka berpusat pada pengobatan kulit kering yang menghasilkan

kulit halus, lebih kenyal dan tampak sehat. Dalam beberapa tahun terakhir pelembab

berada di bawah pengawasan ketat terutama tentang efek terapi mereka. Mereka

mungkin adalah produk yang paling sering diresepkan dalam dermatologi, dan, sampai

saat ini, dermatologists telah menerima sedikit pelatihan atau bahkan tidak ada tentang

produk ini, termasuk bahan-bahan dari pelembab, farmakokinetik, manfaat, dan

toksisitas dari pelembab tersebut.3 Untuk itu penulis ingin mengetahui bahan,

farmakokinetik, manfaat dan toksisitas dari pelembab itu sendiri

2

Page 4: referat moisturizerI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pengaturan Hidrasi Kulit

Terdapat keseimbangan antara keluar dan masuknya cairan di

stratum corneum. Masuknya cairan endogen berasal dari proses difusi dari

dermis ke permukaan kulit dan juga sekresi kelenjar keringat. Pemasukan

secara eksogen meningkat ketika kelembaban relatif tinggi. Keseimbangan

terjadi bila kelembaban relatif lingkungan ialah 85%, dibawah konsentrasi

tersebut terjadi kehilangan air transepidermal (transepidermal

waterloss/TEWL) dan diatas konsentrasi tersebut terjadi sebaliknya.4

Kehilangan cairan juga dihubungkan dengan berbagai keadaan

misalnya cuaca berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah,

udara yang kering, penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, bahan

alkali (sabun), pelarut organik (contohnya eter, aseton, alkohol), enzim

proteolitik dan lipolitik, proses penuaan, serta berbagai kelainan kulit.4

Jacobi menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan

kelembaban berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air,

dinamakan faktor X atau factor pelembab alami (natural moisturizing

factor/NMF). Kelembaban bergantung pada 3 faktor yaitu:

1. Kecepatan cairan mencapai stratum korneum dari lapisan bawah

(kelenjar ekrin, transfer transepidermal)

2. Kecepatan penguapan cairan

3. Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan bergantung

kepada integritas lapisan hidrolipid, adanya NMF, cukup

tersedianya air interseluler, integritas membran sel dan semen

interseluler yang berasal dari lipid penunjang.

3

Page 5: referat moisturizerI

Komposisi lapisan hidrolipid terdiri atas air, ion, asam amino,

urea, squalen, trigliserida, kolesterol bebas dan esternya, asam lemak dan

lemak lilin. Lapisan hidrolipid berasal dari sebum dan sekresi keringat.4

Spiet dan Pasher (1956) menemukan bahwa SC terdiri dari 58%

keratin, 30% NMF dan 11% lipid. NMF terdiri dari asam amino bebas, asam

urokanant, asam pirilidon karbosiklat, urea, elektrolit, garam dan fraksi gula

yang indeterminant. Komposisi semen interseluler terdiri atas sfingolipid

49%, asam lemak 26% (asam linoleat) dan kolesterol 20% .4

B. Patofisiologi Kulit Kering

Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis

menuju ke epidermis melalui dua cara yaitu melalui stratum corneum (sc)

dan ruang interseluler. Oleh sebab itu normal air akan keluar dari tubuh

melalui epidermis, keadaan tersebut dikenal dengan istilah transepidermal

water loss ( TEWL ). Normal TEWL berkisar 0.1 – 0.4 mg/cm2 per jam.

Proses difusi pasif terjadi karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari

stratum basalis ( 60 – 70%) , stratum granulosum ( 40 -60%) dan stratum

corneum kurang dari 15% sehingga air mengalir dari stratum basalis ke

stratum corneum. Dengan demikian maka SC merupakan barier hidrasi

yang sangat penting dalam memepertahankan kelembaban kulit. Pada kulit

yang sakit seperti pada psoriasis dan eczemal (terdapat kelainan epidermis ),

barier kulit melemah sehingga kec TEWL meningkat 10 kali lebih besar dari

normal. Di lain pihak SC terdiri dari sel- sel tak berintimyang banyak

mengandung protein ( profilaggrin, filaggrin dan garnul keratohyalin) dan

ruang interseluler yang banyak mengandung lipid dan membran SC

( ceramide, FFA dan cholesterol ) dan bahan pelembab alami ( natural

moistuerizing factor = NMF ) yang mempunyai kemampuan mengikat air

sangat kuat. Di samping itu enzym –enzyme yang ada di ruang interseluler

juga dapat menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluler sehingga

dapat mempengaruhi TEWL.5

4

Page 6: referat moisturizerI

Ceramide merupakan komponen utama lipid interseluler SC dan

banyak mengandung asam linoleat. Ikatan antara ceramide dan air akan

membentuk emulsi yang halus sehingga nampak halus dan lembut. Pada

keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan kelembaban relatif rendah,

ikatan antara ceramide dan air tersebut akan mengkristal sehingga kulit

menjadi kering kasar dan kusam.5

Pada proses penuaan SC masih intak akan tetapi fungsi barier

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah faktor pelembab

alami yang rendah sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mengikat air

lebih kurang 75% dari normal, akibatnya TEWL meningkat.5

C. Penatalaksanaan

Untuk memperbaiki kulit kering, harus mengurangi hilangnya air

lewat epidermis ( TEWL ) dengan jalan memberikan bahan yang bersifat

hidrasi (moisturizer ) yang larut dalam air atau pelumas ( lumbricating) dan

penutup (oclution) yang tidak larut dalam air.5

Istilah pelembab dan emolien sering dikacaukan sehingga timbul

bermacam definisi. Istilah pelembab menggambarkan terjadinya

penambahan air ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran kulit atau

peningkatan kadar air secara aktif ke kulit. Pengertian emolien adalah bahan

oklusif yang membantu hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan

kulit dan menahan air di stratum corneum.4

D. Jenis-Jenis Pelembab

Penggolongan pelembab berdasarkan atas mekanisme hidrasi langsung

dan tidak langsung.

1. Tidak langsung

a. Bahan Oklusi/ emolien

Emolien berfungsi sebagai oklusif atau membentuk

lapisan yang mempunyai kemampuan untuk mengganti lapisan

5

Page 7: referat moisturizerI

hidrofilik alamiah, sehingga mengurangi TEWL. Emolien dapat

bekerja pada kulit normal maupun dengan kelainan, sehingga

dapat digunakan untuk pengobatan kelainan kulit pada

umumnya. Efek emolien adalah:

sebagai pelembab

anti inflamasi

anti mitotik

anti pruritus

Komponen terpenting pada emolien adalah lipid. Lipid

bisa berasal dari tumbuhan dan hewan, minyak mineral atau

sintetik. Asam lemak yang digunakan berantai karbon 8-18 dan

dapat jenuh maupun tidak jenuh.4

Bahan pembentuk lipofilik :

asam lemak esensial

seramid

2. Langsung

a. Bahan pembentuk lapisan hidrofilik

glikosaminoglikan ( asam hyaluronat, kondroitin sulfat )

kolagen

khitin dan khitosan

polimer hidrofilik

b. Humektan : bahan higroskopis yang menyebabkan lapisan

epidermis mampu menyerap dan menyimpan air.

Gliserin

Sorbitol

propilen glikol

ester poligliseril

asam laktat

6

Page 8: referat moisturizerI

c. Natural moisturizing factor ( NMF )

natrium pirolidon karbosiklat

urea

asam amino

asam alfa hidroksi. 4

E. Fungsi Bahan Aktif Dalam Pelembab

Bahan yang telah dilaporkan memiliki efek biologis potensial dan

mengurangi keparahan dari kulit kering adalah AHA dan Beta Hydroxy

Acids (BHA), termasuk garam-garamnya, serta retinoid. Asam hidroksi

diklasifikasikan sesuai dengan jumlah asam karboksilat pada konfigurasi

mereka. Asam monokarboksilat adalah glycolic, lactic, dan asam mandelic.

Asam dikarboksilat termasuk asam malat dan tartrat. Asam trikarboksilat

mewujudkan asam sitrat ditemukan dalam buah jeruk. Para BHA mencakup

asam salisilat sebagian besar dan turunannya.3

AHA memiliki efek menarik pada stratum korneum, dan telah

terbukti dalam pengelupasan, dengan demikian, mereka berguna dalam

kondisi hiperkeratosis. Mereka bertindak sebagai humektan dan memiliki

efek normalisasi pada stratum korneum, meningkatkan plastisitas dan

fleksibilitas. 3

Retinoid adalah kelas lain dari tumbuhan dengan implikasi fisiologis

penting. Senyawa ini telah terbukti bermanfaat pada penuaan kulit. Secara

klinis, mereka telah terbukti mengurangi beberapa stigmata kulit

photodamaged. Histologi, Weiss et al telah menunjukkan penebalan mitosis

epidermal dengan peningkatan keratinosit. Pemadatan dari stratum korneum

dan pengurangan pigmentasi terjadi, dengan akumulasi glucosaminoglycan

dalam dermis. 3

Vitamin telah menjadi bahan biasa dalam pelembab. Peran mereka

dalam perlindungan dari radikal oksigen yang diproduksi oleh eksogen

7

Page 9: referat moisturizerI

(misalnya, sinar UV) dan endogen (misalnya, peradangan). Ketika

dioleskan, vitamin telah terbukti mengurangi cedera seluler. 3

F. Efek Samping

Efek samping dari penggunaan pelembab yang paling sering terjadi

adalah iritasi subjektif umum. Selain itu pelembab dapat juga

mengakibatkan kulit seperti terbakar, nyeri/iritasi, dan gatal-gatal pada

daerah yang diberikan pelembab tanpa perubahan yang terlihat atau

perubahan mikroskopik. Terkadang dapat juga mengakibatkan Dermatitis.

Hal ini disebabkan adanya reaksi tubuh yang berlebihan pada zat

kandungan dalam pelembab, namun setiap individu berbeda-beda reaksi

/efek samping dari pelembab. 3

G. Contoh-contoh pelembab yang beredar dipasaran

Beberapa contohPelembab dan lotion yang tersedia meliputi:

Almay

Allercreme

Aveeno

Aqua Perawatan

Avon

Bonne Bell

Candermyl cream

Clarion ultra murni

Clean and Clear

Dove

Nivea

Elizabeth Arden

Johnson krim baby oil

Moisturel

Noxzema medis kulit

Noxzema kulit lotion

Nutraderm

8

Page 10: referat moisturizerI

Minyak Olay

Vaselin Intensive Care

H. Penggunaan Pelembab pada kelainan kulit

Pada berbagai jenis penyakit, penggunaan pelembab digunakan

sebagai terapi/terapi adjuvan

1. Dermatitis atopik

Selama periode remisi, penggunaan teratur terapi topikal

dasar yang terdiri dari pelembab bebas obat, air-dalam-minyak

telah terbukti menurunkan kekambuh dan tingkat keparahan.

Efikasi dan tolerabilitas pelembab yang mengandung urea pada

subyek dengan dermatitis atopik dievaluasi menggunakan

pelembab baru, urea 5% atau lotion urea yang tersedia secara

komersial 10% dua kali sehari selama 42 hari, Kedua lotion urea

memperbaiki dermatitis atopik dan ditoleransi dengan baik.

2. Eksim ringan sampai moderat

Satu studi mengevaluasi efek dari kedua vesikular emulsi

pembersih yang mengandung ceramide multilamellar cair dan

krim pelembab ditambah krim fluosinonida 0,05% dibandingkan

dengan pembersih bar ditambah krim fluosinonida 0,05% untuk

eksim ringan sampai sedang. Penambahan emulsi vesikular

multilamellar ceramide yang mengandung cairan pembersih dan

krim pelembab untuk hasil ini ditingkatkan oleh high-potensi

kortikosteroid dibandingkan dengan penggunaan pembersih bar

dan tinggi-potensi kortikosteroid dalam mengurangi durasi

penyakit, waktu untuk pembersihan penyakit, dan gejala.3

3. dermatitis kontak Iritan Primer

Dermatitis kontak iritan pada tangan sebagai akibat dari

mencuci tangan berulang-ulang merupakan komplikasi potensial.

Aplikasi secara teratur pelembab ke kulit yang sehat

menawarkan efek perlindungan terhadap paparan berulang

9

Page 11: referat moisturizerI

terhadap iritasi dan dapat mencegah perkembangan dermatitis.

Penerapan pelembab dengan zat penguta penghalang dapat

memperpanjang interval bebas penyakit pada pasien dengan

eksim pada tangan.3

4. Psorias

Pada psoriasis, penggunaan pelembab telah terbukti

untuk meningkatkan terapi adjuvan dengan kortikosteroid.

Dalam fototerapi, pelembab telah terbukti untuk meningkatkan

efektivitas dan mungkin yang memiliki komponen pelindung

terhadap kerusakan oleh cahaya UV-A.3

5. Ichthyosis

Pengobatan dengan AHA dan / atau lotion 12% laktat

vulgaris meningkat secara signifikan, pipih, linked, Netherton,

dan bentuk EHK dari ichthyosis. Ini modalitas terapi baru

memperluas ruang lingkup dan luasnya kondisi ichthyotic yang

sekarang dapat diobati dengan sukses.3

6. Rosacea

Rosacea, yang sering kali berisi kekeringan kulit wajah

dan meningkatkan sensitivitas, dapat mengambil manfaat dari

penggunaan pelembab sebagai pengobatan adjuvant. Sebuah

studi observasional terkontrol acak, menemukan pelembab yang

mengandung niacinamide wajah memberikan manfaat klinis

untuk subyek dengan rosacea.3

7. Fotoproteksi

Perlindungan spektrum luas dalam pelembab atau harian-

produk perawatan dapat mencegah efek kumulatif sub-erythemal

dari UVR dari paparan sinar matahari langsung.3

10

Page 12: referat moisturizerI

BAB III

KESIMPULAN

Pelembab adalah suatu agen yang dirancang untuk membuat stratum corneum

menjadi lebih lembut dan lebih liat dengan meningkatkan jumlah hidrasi. Pelembab

menghidrasi kulit dengan mengurangi transepideral water loss (TEWL) dan menarik

air untuk menghidrasi ke stratum korneum dan epidermis. Zat yang mengurangi TEWL

adalah zat oklusif berminyak, seperti petrolatum, parafin, minyak mineral,

dimethicone, cyclo-methicone, dll. Bahan yang menarik air ke kulit dikenal sebagai

humektan dan termasuk gliserin, sorbitol, propilen glikol, hyaluronic acid, sodium

PCA, protein,dll. Pelembab paling manjur mengandung bahan oklusif dan humektan.

Pelembab sebagai sering digunakan sebagai terapi/terapi adjuvant pada

beberapa penyaklit seperti; dermatitis atopik, Eksim ringan sampai moderat, dermatitis

kontak Iritan Primer, Psorias, Ichthyosis, Rosacea, Fotoproteksi. Namun terkadang

pelembab memberikan efek samping yang tidak menyenangkan pada beberapa orang.

Efek samping dari penggunaan pelembab yang paling sering terjadi adalah

iritasi subjektif umum. seperti kulit terbakar, nyeri/iritasi, dan gatal-gatal. Terkadang

dapat juga mengakibatkan dermatitis. Hal ini disebabkan adanya reaksi tubuh yang

berlebihan pada zat kandungan dalam pelembab, namun setiap individu berbeda-beda

reaksi /efek samping dari pelembab.

11

Page 13: referat moisturizerI

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal.61

2. Draelos , Zoe Diana, MD. An evaluation of prescription device moisturizers.

Journal of Cosmetic Dermatology 2009. 40-43

3. Schawartz Robert A, MD; Chief Editor: Dirk M Elston, MD et al. 2012.

Moisturizers. Available from http://emedicine.medscape.com/article/ 1067211 -

overview (Accessed on 15 September, 2012)

4. Purwandhani E, Effendi EHF. Pelembab & emolien untuk kelainan kulit pada

bayi dan anak dalam MDVI vol 27 no 4 September 2000 : 20s – 26s

5. Van Scott E.J, Dieullangard . Xerosis ( dry skin, xeroderma ) in: practical

management of dermatologic patient, Athur Rook, Philadelphia, J.B Lippincott

co, 1986 : 224

12