Referat Bhagas Ebola

18
DEMAM BERDARAH EBOLA Tugas Refrat Infeksi Tropis Oleh: BHAGASKARA 04111001101 FAKULTAS KEDOKTERAN

description

Medical

Transcript of Referat Bhagas Ebola

DEMAM BERDARAH EBOLATugas Refrat

Infeksi Tropis

Oleh:

BHAGASKARA

04111001101

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya. Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat membawa dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat dan veteriner.

Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum mendapatkan perhatian yang cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah kasus emerging zoonosis Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003, sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di samping itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.

Kemunculan kasus-kasus penyakit zoonosis membuka suatu pemahaman baru dari lembaga kesehatan hewan sedunia atau OIE (Office Internationale des Epizootes) mengenai musuh dunia. OIE berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi perang dunia, bom nuklir ataupun serangan teroris, melainkan alam itu sendiri. Kemunculan yang tak terduga dari suatu penyakit zoonosis juga memunculkan istilah emerging zoonosis. Istilah ini dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu kejadian penyakit zoonosis dengan (1) agen penyakit yang telah dikenal dan muncul pada area geografik yang berbeda (2) agen penyakit yang telah dikenal atau kerabat dekatnya dan menyerang hewan yang sebelumnya tidak rentan (3) agen penyakit yang belum dikenal sebelumnya dan terdeteksi untuk pertama kalinya. Sedangkan re-emerging zoonosis adalah suatu penyakit zoonosis yang pernah mewabah dan sudah mengalami penurunan intensitas kejadian namun mulai menunjukkan peningkatan kembali (Morse 2004).

Penyakit virus Ebola yang akhir-akhir ini kembali menggemparkan dunia juga dikenal dengan sebutanEbola Hemorrhagic Feveratau Demam Berdarah Ebola. Merupakan penyakit yang amat sangat menular, dan berakibat fatal. Ebola adalah virus yang awalnya menulari primata seperti monyet, simpanse, gorila, kemudian akhirnya menulari manusia. Karena sampai saat ini belum ditemukan antivirus-nya dan juga belum dapat dihasilkan vaksin-nya, maka penanganan dari demam berdarah Ebola adalah terapisupportive. Mungkin yang paling penting dari semuanya adalah pencegahan agar jangan sampai terkena sama sekali.Sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui dari mana virus itu berasal, atau hewan apa yang menjadi "host" awalnya. Berbagai binatang yang dijumpai di sekitar tepian sungai Ebola diteliti, dari serangga, ular, sampai monyet, tetapi tidak ditemukan indikasi bahwa virus itu dari hewan-hewan tersebut. Sehingga membuat para peneliti yang melakukan penelitian akan penyebab terjadinya penyakit ini hingga menyebabkan wabah di daerah kongo dan Uganda belum dapat dipecahkan dan didapatkan solusi pengobatannya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi

Berdasarkan National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases (2014), Ebola adalah salah satu dari sekian jenis penyakit demam berdarah. Demam berdarah ebola merupakan penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematian yang dapat terjadi pada manusia dan primata (monyet dan gorila).

2.2 Karakteristik virusVirus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virionvirus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

2.3 Etiologi

Demam berdarah ebola disebabkan oleh virus yang berasal dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut (Vyas, 2013). Genus ebolavirus terdiri dari 5 species yang berbeda yaitu :

1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)

2. Zaire ebolavirus (EBOV)

3. Reston ebolavirus (RESTV)

4. Sudan ebolavirus (SUDV)

5. Ta Forest ebolavirus (TAFV)

Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV) dan Sudan ebolavirus (SUDV) telah dikaitkan dengan wabah demam berdarah ebola yang luas di Afrika sementara Reston ebolavirus (RESTV) dan Ta Forest ebolavirus (TAFV) tidak ditemukan kaitannya dengan kejadian di Afrika. Spesies Reston ebolavirus (RESTV) ditemukan di Filipina dan RRC. Spesies ini dapat menginfeksi manusia tetapi tidak ditemukan laporan mengenai penyakit atau kematian yang terjadi pada manusia sampai sekarang (WHO, 2014). 2.4 Epidemiologi

Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri. Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui partikel udara.

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya (Anonimous 2004). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila dan kijang liar.

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada manusia.

Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari penularan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui makanan atau berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang terkontaminasi juga bisa menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi hanya dengan menyentuh objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi.2.5 Manifestasi KlinisMasa inkubasi demam berdarah ebola mulai dari hari ke-2 sampai hari ke- 21, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Gejala-gejala yang dialami pada penderita ebola antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, radang tenggorokan, dan lesu, disertai muntah, diare, dan nyeri perut. Dapat ditemukan ruam, mata merah, dan lesi pada kulit, pendarahan dalam dan luar sehingga penyakit ini sangat mematikan pada sebagian pasien. Pasien yang meninggal biasanya dikarenakan tidak meresponnya sistem imun terhadap virus pada saat kematian.. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90% (CDC, 2009)2.6 Patofisiologi

Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara antara lain melalui jarum suntik, donor darah, dan melalui kontak lanmgsung tangan.

Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain:

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa. Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari paparan di tempat kerja.

2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.

3. Sel Dendritik, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.

2.7 Pencegahan

Virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya dengan kontak langsung saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi Ebola ini pun cukup sulit.Yang paling terutama adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa mungkin. Apabila ada anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut dirawat di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda yang meninggal akibat penyakit ini, usahakan jangan ada kontak langsung dengannya. Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :

a. Health PromotionPendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnyab. Early Diagnosis

Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok kelompok yang berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.

c. Spesifik protection

Menghindari diri dari gigitan serangga dan berusaha untuk tidak pergi ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.

d. Disability limitation

Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompoke. Rehabilitation f. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebolaBAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia Filoviridae . Virus Ebola adalah sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia Filoviridae. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika, daerah selatan Sudan dan Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor monyet. Virus Suami Pertama kali ditemukan di Afrika, Sudan selatan Daerah dan Zaire years PADA 1976 PADA tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada manusia

DAFTAR PUSTAKA

Jahrling PB, et al, 1990. Preliminary report. Isolation of Ebola virus from monfilovirus keys imported to USA.Lancet ;335:502-505.Murphy FA, Kiley MP, Fisher-Hoch, 1990. Filoviridae. Marburg and Ebola Viruses. In: Fields BN, Knipe DM, et.al., ed. Virology,second edition. NewYork;RavenPress, National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases, 2014. CDC Fact Sheet : Ebola Hemorrhagic Fever. Center for Disease Control.National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases, 2009. Ebola Hemorrhagic Fever Information Pocket. Center for Disease Control.

Vyas JM, 2013. Ebola Hemorrhagic Fever. National Library of Medicine National Institutes of Health

WHO, 2014. Fact Sheet : Ebola Virus Disease. WHODAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1BAB II PEMBAHASAN

Definisi3

Karakteristik virus3

Etiologi 4

Epidemiologi 4

Manifestasi klinis6Patofisiologi6

Pencegahan7BAB III PENUTUPPenutup9

Daftar Pustaka109