PSIKOFARMAKOLOGI & ECT
-
Upload
afifah-krisdian-wulanningsih -
Category
Documents
-
view
848 -
download
26
Transcript of PSIKOFARMAKOLOGI & ECT
I. Soal Kuis Kelas A
1. Sebutkan Secara garis besar Penggolongan Obat antidepresan!
2. Sebutkan 5 nama generik Obat Antipsikotik (OAP) Tipikal!
3. Jelaskan keunggulan Obat Antipsikotik (OAP) Atipikal dibandingkan OAP Tipikal!
4. Bagaimana dasar pemilihan OAP?
5. Sebutkan Indikasi ECT
II.TUGAS Bentuk kelas menjadi bbrp 12 kelompok : Masing – masing anggota kelompok mendiskusikan pasien berikut!
a. Seorang laki-laki usia 18 tahun dibawa ke UGD oleh keluarga karena sejak 3 hari tidak mau tidur. Menurut keluarga, pasien sejak 1 bulan menunjukkan perilaku aneh, bicara yang susah dimengerti, mondar-mandir seperti tidak bisa diam dan sering marah-marah. Pasien sering senyum-senyum sendiri, Selama sakit ini pasien sudah absen dari sekolahnya.
- Apakah Diagnosis pada pasien tersebut?
- Bagaimana penatalaksanaannya?
b. Seorang gadis dibawa ke UGD karena tidak mau makan sekitar 3 hari, pasien hanya mengurung diri di kamarnya dan sering menangis sejak sekitar 2 minggu. Pasien mengatakan putus-asa, dan merasa bersalah sehingga berulang-kali meminta maaf kepada orang – tua dan keluarganya. Pasien mengatakan lebih baik mati saja dari pada hidup menderita. Pasien sudah tidak mampu melakukan pekerjaannya sejak sakitnya tersebut.
- Apakah Diagnosis pada pasien tersebut?- Bagaimana penatalaksanaannya?
PENGGOLONGAN PSIKOFARMAKAGolongan Sinonim Obat acuan
Antipsikotik Neuroleptika, Major Tranquillizer, Ataractics
Chlorpromazine
Antidepresan Thymoleptics, Psychic energizers
Amitriptyline
Anti manik Mood modulator, mood stabilizer, Antimanics
Lithium Carbonate
Anti Ansietas Psycholeptics, Minor Tranquillizer, Anxyolitic
Diazepam/ Chlordiazepoxide
Anti Insomnia Hypnotics, Somnifacient, Hipnotika
Phenobarbital
Anti Obs-Compulsif Drugs used in Obsesive-compulsive disorder
Clomipramine
Anti Panik Drugs used in Panic disorder
Imipramine
ANTI PSIKOTIK
• Anti psikotik bekerja untuk mengatasi gejala-gejala psikotik (misal waham, halusinasi, inkoherensi, perilaku aneh, kataton).
• Secara garis besar, anti psikotik tdd:
–Anti psikotik generasi I (APG I) (konvensional, tipikal)
–Anti psikotik generasi II (APG II) (inkonvensional, atipikal)
1. Anti psikotik generasi I
APG I terdiri dari :
a. Broad spectrum neuroleptics.
Contoh :
- Chlorpromazine : dosis oral 100 – 1600 mg, im : 25 – 500 mg
- Theoridazine : dosis oral 200-800 mg
b. Longterm neuroleptics
A. BROAD SPECTRUM NEUROLEPTICS
• Spektrumnya luas. • Efek terapeutik utama blokade terhadap sistem
dopaminergik (reseptor dopamin tipe D2). mengatasi gejala psikotik,
• Efek yang lain : – menghambat neuron histaminergik reseptor
H1 ( sedasi), – menghambat neuron kholinergik, reseptor
muskarinik tipe M1 menghambat gerakan psikomotor,
– menghambat neuron adrenergik reseptor α1 hipotensi dan sedasi.
INDIKASI BROAD SPEKTRUM NEUROLEPTIK :
• Episode psikotik akut skizofrenia & gg skizoafektif• Terapi pemeliharaan pada skizofrenia & skizoafektif• Mania• Depresi dengan gejala psikotik• Delirium dan demensia (terutama long term)• Gangguan waham (paranoid)• Gangguan kepribadian ambang• Gangguan psikotik diinduksi zat.• Gangguan mental karena kondisi medik• Skizofrenia awitan dini• Gangguan kendali impuls• Gangguan Tourette• Indikasi lain: muntah-muntah akibat chemoterapi,
ceguken (hiccups dan reflux gastroesophageal)
B. LONG TERM NEUROLEPTICS• Bekerja lebih spesifik : broad spectrum neuroleptics • Memblokade neuron dopaminergik, t.u reseptor dopamin tipe 2 (D2), shg mengatasi gejala psikotik.
• Contoh :–Haloperidol, dosis : 5-20 mg oral, 5-20 mg im–Perphenazin, dosis : 12 – 64 mg oral, 15 – 30 mg im–Trifluoperazin, dosis : 4 – 40 mg oral, 4 – 10 mg im–Fluphenazin, dosis : 1,5 – 40 mg oral, 5 – 20 mg im
–Pimozide, dosis : 0,5-20 mg–Sulpiride, dosis : 600-1800 mg
EFEK MERUGIKAN APG I• SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL AKUT DAN KRONIS.• HIPOTENSI ORTHOSTATIK (POSTURAL).• KEMATIAN MENDADAK.• SALURAN CERNA KARENA EFEK ANTI KHOLINERGIK.• GANGGUAN FUNGSI HATI• RETENSIO URINE.• LEUKOPENIA.• URTIKARIA, OEDEM KULIT• GINEKOMASTIA• INFERTILITAS• DISFUNGSI EREKSI DAN GANGGUAN EJAKULASI• PENURUNAN AMBANG KEJANG• KEHAMILAN : MASIH DIRAGUKAN
2. ANTI PSIKOTIK GENERASI II (APG II)
APG II bekerja antagonis serotonergik (5 HT2 reseptor) dan dopaminergik (D2 reseptor).
Efek terapeutik : mengatasi gejala psikotik :
– Gejala positif (waham, halusinasi, kataton, inkoherensi)
– Gejala negatif (anhedonia, anergia, social withdrawl, apathy, alogia),
– Terhindar dari efek merugikan obat, misalnya sindrom ekstrapiramidal.
INDIKASI APG II :
• Penderita yang resisten pengobatan
• Tardive dyskinesia berat
• Penderita dengan ambang EPS rendah
• Depresi dengan gejala psikotik
• Gangguan neurologik, misal parkinson dengan gejala psikotik
• Penderita skizofrenia dengan bunuh diri
• Penderita manik yang resisten dengan pengobatan
EFEK MERUGIKAN APG II• Lekosistosis• Sialorrhoe (keluar air liur)• Takikardi• Hipotensi postural• Efek anti kholinergik : mata kabur, mulut kering,
konstipasi, retensi urine• Perubahan berat badan (terutama clozapin dan
olanzapin)• Gangguan fungsi hati• Mengantuk (terutama clozapin)• Gerakan myoklonik.
Penggolongan AntipsikotikGol Mekanisme
KerjaSusunan Kimia Contoh Obat
Tipikal Dopamine D2 receptor Antagonis : paska sinap sistem Limbik & sistem Ekstrapiramidal
1. Phenothiazine - Rantai
Aliphatic - R. Piperazine
- R. Piperidine2.
Butyrophenone
3. Diphenil-buthyl-piperidine
1. Chlorpromaxine Perphenazine, TFP, FluphenazineThioridazine2. Haloperidol3. Pimozide
Atipikal
1. Non-dopaminergik
2. Serotonin-dopamine antagonist
3. Selective D2/D3 blockers
1. Dibenzodiazepine
2. Benzisoxazole
3. Benzamide
1. Olanzapine, Clozapine,
Quetiapine2. Risperidone,
Ziprasidone3. Sulpiride
PROFIL EFEK SAMPING & DOSIS EKIVALENAntipsikotik Mg.Eq Sedasi Otonomik Ekstrapiramidal
Chlorpromazine 100 +++ +++ ++
Thioridazine 100 +++ +++ +
Perphenazine 8 + + +++
Trifluoperazine 5 + + +++
Fluphenazine 5 ++ + +++
Haloperidol 2 + + ++++
Pimozide 2 + + ++
Clozapine 25 ++++ + -
Levomepromazine 25 ++++ ++ +
Sulpiride 200 + + +
Risperidone 2 + + +
Quetiapine 100 + + +
Olanzapine 10 + + +Pemilihan Antipsikotik berdasarkan gejala psikotik yang dominan dan Efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen
Penggolongan Antidepresan
Golongan Mekanisme Contoh Obat
Tricyclic Menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter pada sinap neuron SSP
Amitriptyline, Imipramine, ClomipramineTianeptine
Tetracyclic Menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter pada sinap neuron SSP
Maproptiline, Mianserine, Amoxapine
MAOI –Reversible
Menghambat penghancuran oleh enzim “Monoamine Oxidase”
Moclobemide
SSRI Menghambat secara selektif re-uptake Serotonin neurotransmitter
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram
Antidepresan cont’d
Golongan Indikasi Lain (Selain depresi)
Tricyclic Compound
Tetacyclic Compound
- Gangguan panik.- Ggn obsesif kompulsif (t.uclomipramin)- Nyeri- Kelelahan kronik- Enuresis (terutama imipramin)
SSRI • Ggn cemas, panik, fobio sosial, GAD• Gangguan obsesif kompulsif• Bulimia nervosa• Ggn disforik postmenstrual (terutama paroxetin dan sertralin)
Antidepresan cont’d
Golongan Efek Samping
Tricyclic Compound
Tetacyclic Compound
- Hambatan reseptor α1 hipotensi, ECG- Reseptor H1 sedasi- Reseptor M1mulut kering,
inkontinensia urine, pandangan mata
kabur, konstipasi, disfungsi seksual,
tapi dapat juga meng-akibatkan
hipertensi
MAOI – Reversible Hipotensi Ortostatik
SSRI Nyeri kepala, nervous, insomnia, ngantuk, cemas, tremor, mual, diare, mulut kering, anoreksia,dispepsia, disfungsi seksual
PATOFISIOLOGI & MEKANISME MOLEKULAR
Anti AnxietasGolongan Contoh Cara kerja
Kompleks
Reseptor GABA.
Diazepam
Chlordiozepoxide
Lorazepam
Clobazam
Alprazolam
Estazolam
Triazolam
Teori: aliran Cl- yang masuk kedalam kanal Cl- kurang cukup, Benzodiazepin Cl- tersebut (yang terletak) di kompleks reseptor menjadi cukup. Aliran Cl- yang meningkat (pada sistem GABA-ergik) menghambat tonus simpatis cemas dapat diatasi.
Simpatis
(adrenergik)
Clonidine
Propranolol
Langsung Hambat tonus neuron Adrenergik
Serotonergik. Buspiron Parsial agonis reseptor (5 HT1A)
Golongan Indikasi Efek Samping
KompleksReseptor
GABA.
BENZODIAZEPIN:- Insomnia- Sedasi preoperasi- Epilepsi- Putus Alkohol & sedatif hipnotik lain- Relaksan otot- Terapi psikiatrik lain
• Susunan saraf pusat : mengantuk, ataxia, slurred speech, gangguan konsentrasi dan memori, depresi pernafasan.• Penyalahgunaan obat benzodiazepin• Kehamilan : kelainan palatum.• Penghentian obat : sindrom putus obat: cemas, mudah tersinggung, insomnia, nyeri kepala & otot, tremor, berkeringat, dizzinesi, mual, hilang nafsu makan, depresi, depersonalisasi, g persepsi.
Simpatis(adrenergik)
Ggn cemas disertai gejala otonom : tremor, berkeringat, takikardi, dilatasi pupil, misal: pada fobia sosial
Propanolol: Hipotensi, bradikardi, Asma, Eksaserbasi DM, Disfungsi seksual, Fatique, mudah tersinggung, mual & diare Clonidine : Agonis α2 Adrenergik
ES: Hipotensi, sedasi, ↑ Aritmia, Mimpi buruk, depresi, halusinasi, insomnia, cemas, disfungsi seksual,
Serotonergik Gg Cemas Menyeluruh Hati-hati pada gagal ginjal & disfungsi hepar
Anti Anxietas cont’d
Anti manikTeori Cara kerja Indikasi lain Efek Samping
Pelepasan NA >>> pada sistem adrenergikCBZ
Ex: CBZ menghambat pelepasan NA di celah sinaps neuron adrenergik mengatasi gejala manik
CBZ :skizofrenia, skizoafektif, gangguan kontrol impuls, sindrom putus alkohol akut, sindrom nyeri, profilaksis migrain, epilepsi.
dizzines, sedasi,ataxia, diplopia, leukopenia, Agranulositosistrombositopeni, menekan hormon thyroid (T3 dan T4)hiponatremia, hepatitis, cardiac toxic, Steven J S
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY
SEJARAH:• Meduna : Dasar Pasien kejang
Skizofrenia tidak kambuh. Tetapi saat Skizofrenia kambuh tidak kejang
• Carleti – Bini model ekspiremental untuk epilepsi dengan induksi tenaga listrik untuk pasien Skizofrenia Akut
• Modikasi tehnik baru dengan premedikasi dan anestesi MECTA : Monitoring ECT Apparatus
Indikasi ECT1. Gangguan Afektif;
a. Depresit.u depresi berat/nyata depresi
b. Mania
2. Skizofrenia: kegelisahan katatonik atau stupor katatonik
3. Keadaan lain yg masih bermanfaat: akinesia yg menyertai pelagra, g/ psikotik yg mrp bagian dari parese menyeluruh, thalamic pain, neuralgia trigeminal, juga anorexia nervosa
4. Lainnya (kurang bermanfaat): histeris, reaksi kecemasan, sindroma obsesif-kompulsif, borderline character, skizofrenia pseudoneurotik, adiksi deviasi sexual, ggn kepribadian sosiopatik
KONTRAINDIKASI ECT• Absolut : tumor otak ok ↑ T.I.K• KI absolut untuk ECT nonkonvensional : tidak ada,
tapi perlu monitoring cermat cegah komplikasi• Pemantauan cermat:
- SOL (space Occupying Lesion) E/ edema & herniasi otak.
- ↑ T.I.K risiko perdarahan otak: CVD & Aneurysm- Infark Miokardial (kurang dari 3 bulan)- Hipertensi
• Keadaan lainnya:- Osteoporosis- Setelah fraktur- Kondisi tubuh tak normal: ggn liver, malnutrisi,
kelainan kongenital, kelainan metabolisme
EFEK SAMPING
• Menurut Andreasen & Black (2001):
Serangan singkat: hipertensi/hipotensi,
bradiaritmia / takiaritmia : tak serius
Fraktur : t.u ECT konvensional
kejang yang lama
laringospasme & apnoe yang lama
• Penyulit : gangguan memori pemberian ECT jangka panjang