Presus Bedah Chole

download Presus Bedah Chole

of 24

Transcript of Presus Bedah Chole

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    1/24

    PRESENTASI KASUS

    CHOLELITHIASIS

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian

    Stase Ilmu Penyakit Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang

    Diajukan Kepada :

    dr. Isti Sad Aryanti Sp. !

    Disusun O"e# :

    $ines#a Ha%id&y $aris#a#

    S'( !A$IAN IL'U PEN)AKIT !EDAH

    RU'AH SAKIT U'U' DAERAH TIDAR 'A$ELAN$

    (AKULTAS KEDOKTERAN DAN IL'U KESEHATAN

    UNI*ERSITAS 'UHA''ADI)AH )O$)AKARTA

    1

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    2/24

    +,-

    TIN/AUAN PUSTAKA

    A. Defnisi

    Kolelitiasisatau biasa disebut batu empedu merupakan

    endapan satu atau lebih komponen empedu yaitu kolesterol,

    bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan

    fosfolipid. Kejadian kolelitiasisbiasanya diikuti dengan

    kemunculan gelaja peradangan kandung empedu atau

    disebut kolesistitis.

    Batu empedu menurut komposisinya dibagi menjadi 3 jenis

    yaitu batu pigmen, batu kolesterol, dan batu campuran. Batu

    pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat

    anion ini yaitu bilirubinat, karbonat, fosfat, atau asam lemak

    rantai panjang. Batu-batu ini cenderung berukuran kecil,

    multiple, dan berwarna hitam kecoklatan. Batu pigmen yang

    berwarna hitam berkaitan dengan hemolisis kronis. Batu pigmen

    berwarna coklat berkaitan dengan infeksi empedu kronis, batu

    semacam ini lebih jarang dijumpai.

    B. Anatomi dan Fisiologi Kandung Empedua. Anatomi Kandung Empedu

    2

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    3/24

    Hepar terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan,

    kolon, lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hepar dibagi

    menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kandung

    empedu dan meluas ke belakang vena kava.15 Kuadran kanan atas abdomen

    didominasi oleh hepar serta saluran empedu dan kandung empedu. Pembentukan

    dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hepar. Kandung empedu adalah

    sebuah kantung terletak di bawah hati yang mengonsentrasikan dan menyimpan

    empedu sampai ia dilepaskan ke dalam usus. Kebanyakan batu duktus koledokus

    berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga yang terbentuk primer di dalam

    saluran empedu. atu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika

    empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran. atu empedu

    di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu

    !kolangitis". #ika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan

    dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. akteri bisa menyebar

    melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya

    Kandung empedu (vesika felea), yang merupakan organ

    berbentuk seperti buah pir, berongga dan menyerupai kantong

    dengan panjang ,! hingga "# cm, terletak dalam suatu

    cekungan yang dangkal pada permukaan inferior hati oleh

    jaringan ikat yang longgar. $inding kandung empedu terutama

    tersusun dari otot polos. Kandung empedu dihubungkan dengan

    duktus koledokus lewat duktus sistikus. Kandung empedu

    memiliki bagian berupa fundus, korpus, dan kolum. %undus

    $

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    4/24

    berbentuk bulat, berujung buntu pada kandung empedu sedikit

    memanjang di atas tepi hati. Korpus merupakan bagian terbesar

    dari kandung empedu. Kolum adalah bagian sempit dari kandung

    empedu yang terletak antara korpus dan duktus sistika.

    &mpedu yang disekresikan dari hati akan disimpan

    sementara waktu dalam kandung empedu. 'aluran empedu

    terkecil yang disebut kanalikulus terletak diantara lobulus hati.

    Kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan

    membawanya ke saluran empedu yang lebih besar yang

    akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. $uktus hepatikus

    dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu bergabung

    untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang

    akan mengosongkan isinya ke dalam intestinum. liran empedu

    ke dalam intestinum dikendalikan oleh sngter oddi yang terletak

    pada tempat sambungan (junction) dimana duktus koledokus

    memasuki duodenum.

    %

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    5/24

    0. (isi1"12i Kandun2 E3pedu

    Kandung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu.

    Kapasitas kandung empedu adalah $&'5&ml empedu. (mpedu yang ada di hati

    akan dikeluarkan di antara saat'saat makan, ketika sfingter )ddi tertutup, empedu

    yang diproduksi oleh hepatosit akan memasuki kandung empedu. *elama

    penyimpanan, sebagian besar air dalam empedu diserap melalui dinding kandung

    empedu sehingga empedu dalam kandung empedu lebih pekat lima hingga

    sepuluh kali dari konsentrasi saat disekresikan pertama kalinya oleh hati. Ketika

    makanan masuk ke dalam duodenum akan terjadi kontraksi kandung empedu dan

    relaksasi sfingter )ddi yang memungkinkan empedu mengalir masuk ke dalam

    intestinum. +espon ini diantarai oleh sekresi hormon kolesistokininpankreoimin

    !--K'P" dari dinding usus.

    (mpedu memiliki fungsi sebagai ekskretorik seperti ekskresi bilirubin

    dan sebagai pembantu proses pen/ernaan melalui emulsifikasi lemak oleh garam'

    5

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    6/24

    garam empedu. *elain membantu proses pen/ernaan dan penyerapan lemak,

    empedu juga berperan dalam membantu metabolisme dan pembuangan limbah

    dari tubuh, seperti pembuangan hemoglobin yang berasal dari penghan/uran sel

    darah merah dan kelebihan kolesterol. 0aram empedu membantu proses

    penyerapan dengan /ara meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin

    yang larut dalam lemak.

    ungsi kandung empedu, yaitu

    a. 3empat menyimpan /airan empedu dan memekatkan /airan empedu yang ada di

    dalamnya dengan /ara mengabsorpsi air dan elektrolit. -airan empedu ini adalah

    /airan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.

    b. 0aram empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan

    vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.

    Hemoglobin yang berasal dari penghan/uran sel darah merah diubah menjadi

    bilirubin !pigmen utama dalam empedu" dan dibuang ke dalam empedu.

    Kandung empedu mampu menyimpan %&'4& ml empedu. iluar waktu

    makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. (mpedu hati tidak

    dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus,

    empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. alam kandung empedu,

    pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dari garam'garam anorganik,

    sehingga empedu dalam kandung empedu kira'kira lima kali lebih pekat

    dibandingkan empedu hati.

    (mpedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif dan

    diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan. Pengaliran /airan empedu

    diatur oleh $ faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, dan

    4

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    7/24

    tahanan sfingter koledokus. alam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan

    dialih'alirkan ke dalam kandung empedu. *etelah makan, kandung empedu

    berkontraksi, sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke duodenum.

    6emakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormon duodenum, yaitu

    kolesistokinin !--K", yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung

    empedu, lemak merupakan stimulus yang lebih kuat. +eseptor --K telah dikenal

    terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum

    terjadi dalam waktu 7&'12& menit setelah konsumsi makanan. (mpedu se/ara primer

    terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit, yang normalnya disekresi oleh

    hepatosit. at terlarut organik adalah garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid.

    *ebelum makan, garam'garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan

    hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. 6akanan di dalam duodenum memi/u

    serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.

    *ebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan ber/ampur dengan

    makanan.

    8

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    8/24

    (mpedu memiliki fungsi, yaitu membantu pen/ernaan dan penyerapan

    lemak, berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin

    yang berasal dari penghan/uran sel darah merah dan kelebihan kolesterol, garam

    empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam

    lemak untuk membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang pelepasan air

    oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya, bilirubin !pigmen utama dari

    empedu" dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang

    dihan/urkan, serta obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya

    dibuang dari tubuh.

    0aram empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan

    dialirkan kembali ke dalam empedu. *irkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi

    enterohepatik.*eluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak

    1&'12 kali9hari. alam setiap sirkulasi, sejumlah ke/il garam empedu masuk ke

    dalam usus besar !kolon". i dalam kolon, bakteri meme/ah garam empedu menjadi

    berbagai unsur pokok. eberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya

    dibuang bersama tinja.Hanya sekitar 5: dari asam empedu yang disekresikan dalam

    feses.

    C. Etiologi dan Faktor Resiko

    Penyebab dan faktor resiko terjadinya batu empedu masih belum

    diketahui se/ara pasti. Penyebab batu kandung empedu adalah idiopatik, penyakit

    hemolitik, dan penyakit spesifik non'hemolitik. *eorang anak yang mendapat

    nutrisi parenteral total yang lama, setelah menjalani operasi by pass

    kardiopulmonal, reseksi usus, kegemukan dan anak perempuan yang

    ;

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    9/24

    mengkonsumsi kontrasepsi hormonal mempunyai resiko untuk menderita

    kolelitiasis. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, pembentukan

    batu empedu terjadi karena adanya peningkatan saturasi kolesterol bilier.

    Kegemukan merupakan faktor yang signifikan untuk terjadinya batu kandung

    empedu. Pada keadaan ini hepar memproduksi kolesterol yang berlebih, kemudian

    dialirkan ke kandung empedu sehingga konsentrasinya dalam kandung empedu

    menjadi sangat jenuh. Keadaan ini merupakan faktor predisposisi terbentuknya

    batu. )rang dengan usia lebih dari %& tahun lebih /enderung untuk terkena

    kolelitiasis dibandingkan dengan orang yang usia lebih muda. Hal ini terjadi

    akibat bertambahnya sekresi kolesterol oleh hati dan menurunnya sintesis asam

    empedu. *elain itu adanya proses aging, yaitu suatu proses menghilangnya se/ara

    perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

    mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

    terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    10/24

    obat !cefriaone!" *edangkan faktor predisposisi terbentuknya batu pigmen /oklat

    adalah adanya infestasi parasit seperti #scharis lumbricoides" =ntuk batu

    kolesterol, faktor resiko terjadinya batu kolesterol adalah kegemukan, reseksi

    ileum, penyakit $horn%s ileal dan fibrosis kistik.

    #adi dari beberapa sumber di atas penyebab dan faktor resiko terjadinya

    batu pada kandung empedu !kolelitiasis" adalah penyakit hemolitik dan penyakit

    spesifik nonhemolitik, anak yang mendapat nutrisi parenteral total dalam waktu

    yang lama, wanita dengan usia lebih dari %& tahun dan menggunakan kontrasepsi

    hormonal, kegemukan, dan makanan berlemak.

    Tipe !atu E3pedu

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    11/24

    asam'asam empedu dan lesitin !fosfolipid" dalam empedu. Pada pasien yang

    /enderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis asam empedu

    dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati? keadaan ini mengakibatkan

    supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah

    empedu, mengendap dan membentuk batu. 0etah empedu yang jenuh oleh

    kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan

    sebagai iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.

    b" atu Pigmen

    atu pigmen merupakan /ampuran dari garam kalsium yang tidak larut,

    terdiri dari kalsium bilirubinat, kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Kolesterol

    terdapat dalam batu pigmen dalam jumlah yang ke/il yaitu 1&: dalam batu

    pigmen hitam dan 1&' $&: dalam batu pigmen /oklat. atu pigmen dibedakan

    menjadi dua yaitu batu pigmen hitam dan batu pigmen /oklat, keduanya

    mengandung garam kalsium dari bilirubin. atu pigmen hitam mengandung

    polimer dari bilirubin dengan musin glikoprotein dalam jumlah besar, sedangkan

    batu pigmen /oklat mengandung garam kalsium dengan sejumlah protein dan

    kolesterol yang bervariasi. atu pigmen hitam umumnya dijumpai pada pasien

    sirosis atau penyakit hemolitik kronik seperti thalasemia dan anemia sel sikle"

    atu pigmen /oklat sering dihubungkan dengan kejadian infeksi. atu pigmen

    akan terbentuk bila pigmen takterkonyugasi dalam empedu mengadakan

    presipitasi !pengendapan" sehingga terjadi batu.

    11

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    12/24

    D. Patoge

    nesi

    s

    Patogenesis terbentuknya batu kolesterol diawali adanya pengendapan

    kolesterol yang membentuk kristal kolesterol. atu kolesterol terbentuk ketika

    konsentrasi kolesterol dalam saluran empedu melebihi kemampuan empedu untuk

    mengikatnya dalam suatu pelarut, kemudian terbentuk kristal yang selanjutnya

    membentuk batu. Pembentukan batu kolesterol melibatkan tiga proses yang

    panjang yaitu pembentukan empedu yang sangat jenuh !supersaturasi",

    pembentukan kristal kolesterol dan agregasi serta proses pertumbuhan batu.

    Proses supersaturasi terjadi akibat peningkatan sekresi kolesterol, penurunan

    sekresi garam empedu atau keduanya.

    Patogenesis batu pigmen melibatkan infeksi saluran empedu, stasis

    empedu, malnutrisi, dan faktor diet. Kelebihan aktivitas enim &glucuronidase

    bakteri dan manusia !endogen" memegang peran kun/i dalam patogenesis batu

    pigmen pada pasien di negara 3imur. Hidrolisis bilirubin oleh enim tersebut akan

    membentuk bilirubin tak terkonjugasi yang akan mengendap sebagaicalcium

    12

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    13/24

    bilirubinate" enim &glucuronidase bakteri berasal kuman '"coli dan kuman

    lainnya di saluran empedu. (nim ini dapat dihambat glucarolactone yang

    kadarnya meningkat pada pasien dengan diet rendah protein dan rendah lemak.

    Patogenesis batu pigmen hitam banyak dijumpai pada pasien'pasien

    sirosis, penyakit hemolitik seperti thalasemia dan anemia sel sikle" atu pigmen

    hitam terjadi akibat melimpahnya bilirubin tak terkonyugasi dalam /airan

    empedu. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan sekresi bilirubin akibat

    hemolisis, proses konjugasi bilirubin yang tidak sempurna !penyakit sirosis hati"

    dan proses dekonjugasi. ilirubin tak terkonjugasi ini kemudian membentuk

    kompleks dengan ion kalsium bebas membentuk kalsium bilirubinat yang

    mempunyai sifat sangat tidak larut. Proses adifikasi yang tidak sempurna

    menyebabkan peningkatan pH, dan keadaan ini merangsang pembentukan garam

    kalsium. Kalsium bilirubinat yang terbentuk terikat dengan musin tertahan di

    kandung empedu. Hal ini sebagai awal proses terbentuknya batu.

    Patogenesis batu pigmen /oklat umumnya terbentuk dalam duktus

    biliaris yang terinfeksi. atu pigmen /oklat mengandung lebih banyak kolesterol

    dibanding batu pigmen hitam, karena terbentuknya batu mengandung empedu dan

    kolesterol yang sangat jenuh. 0aram asam lemak merupakan komponen penting

    dalam batu pigmen /oklat. Palmitat dan stearat yang merupakan komponen utama

    garam tersebut tidak dijumpai bebas dalam empedu normal, dan biasanya

    diproduksi oleh bakteri. Kondisi stasis dan infeksi memudahkan pembentukan

    batu pigmen /oklat.

    alam keadaan infeksi kronis dan stasis empedu dalam saluran empedu,

    bakteri memproduksi enim &glucuronidase yang kemudian meme/ah bilirubin

    glukoronida menjadi bilirubin tak terkonjugasi. akteri juga memproduksi

    1$

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    14/24

    phospholipase #&( dan enim hidrolase garam empedu. Phospholipase #&(

    mengubah lesitin menjadi asam lemak jenuh dan enim hidrolase garam empedu

    mengubah garam empedu menjadi asam empedu bebas. Produk'produk tersebut

    kemudian mengadakan ikatan dengan kalsium membentuk suatu garam kalsium.

    0aram kalsium bilirubinat, garam kalsium dari asam lemak !palmitat dan stearat"

    dan kolesterol membentuk suatu batu lunak. akteri berperan dalam proses adhesi

    dari pigmen bilirubin

    E. Gejala Klinis

    6anifestasi klinik pada pasien kolelitiasis sangat bervariasi, ada yang

    mengalami gejala asimptomatik dan gejala simptomatik. Pasien kolelitiasis dapat

    mengalami dua jenis gejala gejala yang disebabkan oleh penyakit kandung

    empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat obstruksi pada jalan perlintasan

    empedu oleh batu empedu. 0ejalanya bisa bersifat akut atau kronis. 0angguan

    epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada

    1%

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    15/24

    kuadran kanan atas abdomen dapat terjadi. 0angguan ini dapat terjadi bila

    individu mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng.0ejala yang mungkin timbul pada pasien kolelitiasis adalah nyeri dan

    kolik bilier, ikterus, perubahan warna urin dan feses dan defisiensi vitamin. Pada

    pasien yang mengalami nyeri dan kolik bilier disebabkan karena adanya obstruksi

    pada duktus sistikus yang tersumbat oleh batu empedu sehingga terjadi distensi

    dan menimbulkan infeksi. Kolik bilier tersebut disertai nyeri hebat pada abdomen

    kuadran kanan atas, pasien akan mengalami mual dan muntah dalam beberapa jam

    sesudah mengkonsumsi makanan dalam posi besar.

    0ejala kedua yang dijumpai pada pasien kolelitiasis ialah ikterus yang

    biasanya terjadi pada obstruksi duktus koledokus. *alah satu gejala khas dari

    obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum yaitu penyerapan empedu

    oleh darah yang membuat kulit dan membran mukosa berwarna kuning sehingga

    terasa gatal'gatal di kulit. 0ejala selanjutnya terlihat dari warna urin yang

    berwarna sangat gelap dan feses yang tampak kelabu dan pekat. Kemudian gejala

    terakhir terjadinya defisiensi vitamin atau terganggunya proses penyerapan

    vitamin

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    16/24

    dilakukan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. Pemeriksaan =*0 dapat

    mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus koledokus yang

    mengalami dilatasi.

    /. Pemeriksaan pen/itraan +adionuklida atau koleskintografi. Koleskintografi

    menggunakan preparat radioaktif yang disuntikkan se/ara intravena. Preparat

    ini kemudian diambil oleh hepatosit dan dengan /epat diekskresikan ke dalam

    sistem bilier. *elanjutnya dilakukan pemindaian saluran empedu untuk

    mendapatkan gambar kandung empedu dan per/abangan bilier.d. (+-P !'ndoscopic Retrograde $holangioPancreatography!, pemeriksaan ini

    meliputi insersi endoskop serat'optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga

    men/apai duodenum pars desendens. *ebuah kanul dimasukkan ke dalam

    duktus koledokus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras

    disuntikkan ke dalam duktus tersebut untuk memungkinkan visualisasi serta

    evaluasi per/abangan bilier. (+-P juga memungkinkan visualisasi langsung

    struktur bilier dan memudahkan akses ke dalam duktus koledokus bagian distal

    untuk mengambil empedu.

    e. Kolangiografi 3ranshepatik Perkutan, pemeriksaan dengan /ara menyuntikkan

    bahan kontras langsung ke dalam per/abangan bilier. Karena konsentrasi bahan

    kontras yang disuntikkan itu relatif besar, maka semua komponen pada sistem

    bilier !duktus hepatikus, duktus koledokus, duktus sistikus dan kandung

    empedu" dapat dilihat garis bentuknya dengan jelas.

    f. 6+-P !Magnetic Resonance $holangiopancreatography!, merupakan teknik

    pen/itraan dengan gema magnet tanpa menggunakan at kontras, instrumen,

    dan radiasi ion. Pada 6+-P saluran empedu akan terlihat sebagai struktur

    yang terang karena mempunyai intensitas sinyal tinggi, sedangkan batu saluran

    14

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    17/24

    empedu akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikrelilingi empedu

    dengan intensitas sinyal tinngi, sehingga metode ini /o/ok untuk mendiagnosis

    batu saluran empedu.

    G. Diagnosis

    a. ANA'NESIS

    18

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    18/24

    *etengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. Keluhan

    yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan

    berlemak. Pada yang simptomatis, pasien biasanya dating dengan keluhan utama berupa

    nyeri di daerah epigastrium atau nyeri9kolik pada perut kanan atas atau perikondrium

    yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang beberapa jam. 3imbulnya

    nyeri kebanyakan perlahan'lahan tetapi pada $&: kasus timbul tiba'tiba. Kadang pasien

    dengan mata dan tubuh menjadi kuning, badan gatal'gatal, ken/ing berwarna seperti teh,

    tinja berwarna seperti dempul dan penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah,

    s/apula, atau kepun/ak bahu, disertai mual dan muntah. Cebih kurang seperempat

    penderita melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau

    terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas

    dalam.

    0. PE'ERIKSAAN (ISIK

    Pasien dengan stadium litogenik atau batu asimptomatik tidak memiliki

    kelainan dalam pemeriksaan fisik. *elama serangan kolik bilier, terutama pada saat

    kolelitiasis akut, pasien akan mengalami nyeri palpasi9nyeri tekan dengan punktum

    maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. iketahui dengan adanya tanda

    6urphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang

    karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien

    berhenti menarik nafas. +iwayat ikterik maupun ikterik /utaneous dan s/lera dan bisa

    teraba hepar.

    H. Dia2n1sis !andin2

    $iagnosis banding nyeri karena kolelitiasis adalah ulkus

    peptikum, re*uks gastroesofagus, dispepsia non ulkus,

    dismotilitas esofagus, irritable bowel syndrome, kolik ginjal. +yeri

    1;

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    19/24

    ulkus peptikum biasanya lebih sering, hampir setiap hari dan

    berkurang sehabis makan. +yeri yang timbul biasanya menetap

    di perut kanan atas, pada kolelitiasis frekuensinya lebih jarang.

    +yeri karena re*uks dapat dibedakan dengan nyeri kolelitiasis

    dilihat dari adanya rasa terbakar, lokasi nyeri di substernal, dan

    sering dipengaruhi oleh posisi, dimana pada posisi supine rasa

    nyeri akan memberat. +yeri epigastrium karena kolelitiasis dan

    dispepsia nonulkus sukar dibedakan. +amun demikian nyeri

    karena kolik bilier biasanya lebih hebat, frekuensinya sporadik,

    dan penyebaran nyeri sampai perut kanan atas dan skapula.$iagnosis banding untuk kolesistitis akut adalah

    apendisitis akut, pankreatitis akut, hepatitis akut, perforasi ulkus,

    perforasi ulkus peptikum dan penyakit intestinal akut lainnya.

    ntuk membedakan dengan pankreatitis akut, biasanya nyeri

    pada pankreatitis akut lebih terlokalisir dan jarang disertai tanda

    peritoneal akut. +yeri sampai ke punggung, menghilang saat

    posisi duduk adalah khas untuk pankreatitis akut. ejala demam

    dan leukositosis mungkin sama pada kedua kasus, tetapi

    peningkatan kadar serum amilase jauh lebih tinggi pada keadaan

    pankreatitis akut. ada keadaan pankreatitis yang berat,

    penderita tampak sangat toksik. +amun pada penderita dengan

    kolesistitis akut dengan komplikasi pankreatitis akut '

    diperlukan untuk segera membedakan keadaan tersebut. ntuk

    17

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    20/24

    membedakan dengan kolesistitis, pada keadaan hepatitis

    biasanya pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar

    serum en/im hepar akan jauh lebih tinggi dibanding dengan

    kolesistitis akut. ada keadaan apendisitis akut, ditandai oleh

    nyeri khas pada perut kanan bawah, diawali dari sekitar daerah

    umbilikal yang kemudian menetap di perut kanan bawah. ada

    keadaan perforasi usus, pada pemeriksaan radiologis sering

    dijumpai adanya udara bebas pada foto polos abdomen.

    I. K13p"ikasia. K1"esistisis

    Kolesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung

    empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan

    kandung empedu.

    0. K1"an2itis

    Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi

    yang menyebar melalui saluran'saluran dari usus ke/il setelah saluran'saluran

    menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.

    /. Hidr1ps

    )bstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops

    kandung empedu. alam keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan sindrom

    yang berkaitan dengannya. Hidrops biasanya disebabkan oleh obstruksi duktus

    sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung empedu yang

    normal. Kolesistektomi bersifat kuratif.

    d. E3pie3a

    Pada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat

    membahayakan jiwa dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.

    2&

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    21/24

    /. Penata"aksanaan

    a. Penata"aksanaan n1n !eda#a.-. Dis1"usi 'edis

    isolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi non operatif

    diantaranya batu kolesterol diameternya D2&mm dan batu kurang dari % batu,

    fungsi kandung empedu baik, dan duktus sistik paten.a.+. End1s41pi4 Retr12rade C#1"an2i1 Pan4reat12rap#y 5ERCP6

    =ntuk mengangkat batu saluran empedu dapat dilakukan (+-P terapeutik

    dengan melakukan sfingterektomi endoskopik. 3eknik ini mulai berkembang

    sejak tahun 178% hingga sekarang sebagai standar baku terapi non'operatif

    untuk batu saluran empedu. *elanjutnya batu di dalam saluran empedu

    dikeluarkan dengan basket kawat atau balon ekstraksi melalui muara yang

    sudah besar tersebut menuju lumen duodenum sehingga batu dapat keluar

    bersama tinja. =ntuk batu saluran empedu sulit !batu besar, batu yang terjepit di

    saluran empedu atau batu yang terletak di atas saluran empedu yang sempit"

    diperlukan beberapa prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi

    seperti peme/ahan batu dengan litotripsi mekanik dan litotripsi laser.

    a.7. E8tra41rp1rea" S#14k 9ae Lit#1tripsy 5ES9L6

    21

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    22/24

    Citotripsi 0elombang (lektrosyok !(*EC" adalah Peme/ahan batu dengan

    gelombang suara. (*EC *angat populer digunakan beberapa tahun yang lalu,

    analisis biaya manfaat pada saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini

    K. Preenti%

    Pen/egahan kolelitiasis dapat di mulai dari masyarakat yang sehat yang

    memiliki faktor risiko untuk terkena kolelitiasis sebagai upaya untuk men/egah

    peningkatan kasus kolelitiasis pada masyarakat dengan /ara tindakan promotif dan

    preventif. 3indakan promotif yang dapat dilakukan adalah dengan /ara mengajak

    masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan, dan perilaku atau gaya hidup

    yang sehat. *edangkan tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan

    meminimalisir faktor risiko penyebab kolelitiasis, seperti menurunkan makanan

    22

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    23/24

    yang berlemak dan berkolesterol, meningkatkan makan sayur dan buah, olahraga

    teratur dan perbanyak minum air putih.Pada pasien yang sudah didiagnosa mengalami kolelitiasis dapat

    dilakukan tindakan dengan /ara bedah maupun non'bedah. Penanganan se/ara

    bedah adalah dengan /ara kolesistektomi. *edangkan penanganan se/ara non'

    bedah adalah dengan /ara melarutkan batu empedu menggunakan 63(, (+-P,

    dan (*EC.0. Penan22u"an2an 0eda#:

    0.-. K1"esistekt13i ter0uka)perasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan

    kolelitiasis simtomatik. >ndikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik

    biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.80.+. K1"esistekt13i "apar1sk1pik

    Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 177& dan

    sekarang ini sekitar 7&: kolesistektomi dilakukan se/ara laparoskopik. elapan

    puluh sampai sembilan puluh persen batu empedu di >nggris dibuang dengan /ara ini.

    Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan ke/il di

    dinding perut.8 >ndikasi pembedahan batu kandung empedu adalah bila simptomatik,

    adanya keluhan bilier yang mengganggu atau semakin sering atau berat. >ndikasi lain

    adalah yang menandakan stadium lanjut, atau kandung empedu dengan batu besar,

    berdiameter lebih dari 2 /m, sebab lebih sering menimbulkan kolesistitis akut

    dibanding dengan batu yang lebih ke/il.$,8 Kolesistektomi laparoskopik telah menjadi

    prosedur baku untuk pengangkatan batu kandung empedu simtomatik. Kelebihan

    yang diperoleh pasien dengan teknik ini meliputi luka operasi ke/il !2'1& mm"

    sehingga nyeri pas/a bedah minimal

    L. Pr12n1sis

    2$

  • 7/26/2019 Presus Bedah Chole

    24/24

    ntuk penderita dengan ukuran batu yang kecil,

    pemeriksaan serial ' diperlukan untuk mengetahui

    perkembangan dari batu tersebut. Batu bisa menghilang secara

    spontan. ntuk batu besar masih merupakan masalah, karena

    merupakan risiko terbentuknya karsinoma kandung empedu

    (ukuran lebih dari 0 cm). Karena risiko tersebut, dianjurkan untuk

    mengambil batu tersebut. ada anak yang menderita penyakit

    hemolitik, pembentukan batu pigmen akan semakin memburuk

    dengan bertambahnya umur penderita, dianjurkan untuk

    melakukan kolesistektomi

    2%