Praktikum Biokimia Urin

7
I. Tinjauan Teori PERCOBAAN URIN Urin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik maupun patologik. Karena itu pemeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ – organ atau faktor – faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Berhubungan dengan hal itu, kadang-kadang perlu untuk menetapkan jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan urin 24 jam, Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri, yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Sebagai contoh urea akan berubah menjadi amonium karbonat, gula akan dipecah menjadi CO 2 dan H 2 O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida. II. Prosedur Kerja Prosedur kerja percobaan urin dengan cara mengerjakan langkah-langkah berikut ini, yaitu:

description

Tentang Uji Analisa Urin

Transcript of Praktikum Biokimia Urin

Page 1: Praktikum Biokimia Urin

I. Tinjauan Teori

PERCOBAAN URIN

Urin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik

maupun patologik. Karena itu pemeriksaan urin berguna untuk membantu

membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan

metabolisme dan gangguan organ – organ atau faktor – faktor yang berhubungan

dengan metabolisme tersebut. Berhubungan dengan hal itu, kadang-kadang perlu

untuk menetapkan jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan

pemeriksaan urin 24 jam,

Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau

mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-

perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri, yang akan mempengaruhi nilai

pemeriksaan.

Sebagai contoh urea akan berubah menjadi amonium karbonat, gula akan

dipecah menjadi CO2 dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan

zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida.

II. Prosedur Kerja

Prosedur kerja percobaan urin dengan cara mengerjakan langkah-langkah

berikut ini, yaitu:

1. Menggumpalkan urin

Menggumpalkan urin dengan cara urin hari pertama dibuang pada waktu

yang telah ditentukan. Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang

sama pada hari berikutnya dikumpulkan lalu disimpan dalam keadaan dingin

dengan toluen sebagai pengawet.

2. Mencatat sifat-sifat urin antara lain:

− Volume dalam mL

− Warna, bau dan kejernihan

Page 2: Praktikum Biokimia Urin

− Reaksi terhadap lakmus dan indikator universal

− Berat jenis

Cara menghitung berat jenis:

Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin dan letakkan hidrometer

didalamnya. Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Bila suhu urin

tidak sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi sebagai berikut :

Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan urinometer bagi tiap

penambahan suhu 3 0C diatas suhu tera, atau kurangi 0,001 untuk setiap perbedaan

suhu 3 0C dibawah suhu tera.

3. Uji glukosa menggunakan Benedict (Semi Kuantitatif)

Campurkan 2,5 mL pereaksi Benedict kualitatif dengan 4 tetes urin. Panaskan

selama 5 menit pada pemanas air mendidih, atau didihkan diatas api kecil selama

1 menit. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan.

Tabel Interpretasi

WARNA PENILAIAN KADAR

BIRU - -

HIJAU + Kurang dari 0,5 %

KUNING ++ 0,5 – 1,0 %

JINGGA +++ 1,0 – 2,0 %

MERAH ++++ Lebih dari 2 %

4. Uji protein dengan menggunakan 2 cara, yaitu:

− Tes Heller

Page 3: Praktikum Biokimia Urin

Isilah sebuah tabung reaksi dengan 3 mL asam nitrat pekat. Tambahkan

dengan hati-hati 3 mL urin jernih sehingga membentuk suatu lapisan terpisah.

Terbentuknya cincin putih menyatakan adanya protein. Sebaiknya pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan dasar yang gelap.

− Tes Koagulasi

Panaskan 5 mL urin jernih (saring bila perlu) hingga mendidih selama 1-2

menit. Bila terbentuk endapan tambahan 3 – 5 tetes asam asetat 2 %. Apakah

presipitat tersebut hilang atau bertambah ? Presipitat yang hilang pada

pengasaman menyatakan fosfat, sedangkan presipitat yang disebabkan protein

akan tetap atau bertambah.

CATATAN : Kelebihan asam akan menyebabkan larutnya protein yang telah

mengendap.

5. Tes zat keton menggunakan tes nitroprusida (rothera)

Bubuhkan pada 5 mL urin kristal amonium sulfat sampai jenuh. Tambahkan 2

– 3 tetes Na-ntroprusida 5 % yang baru dibuat, dan 1 – 2 tetes amonium

hidroksida pekat. Campur dan biarkan selama setengah jam. Terbentuknya warna

ungu seperti permanganat menyatakan adanya zat-zat keton. Warna coklat tidak

berarti positif.

III. Interpretasi Hasil Percobaan

Dari percobaan, didapatkan hasilnya sebagai berikut:

− Volume urin: 35 ml

− Warna, bau dan kejernihan: kuning jernih, bau pesing (normal)

− Reaksi terhadap lakmus dan indikator universal : kertas lakmus menjadi

biru (basa).

− Berat jenis:

Berat jenis terbaca suhu 20o C : 1,014

Suhu kamar: 29oC

BJS = 1,014 – (29 - 20) = 1,017

3000

Page 4: Praktikum Biokimia Urin

− Uji glukosa: Urin + glukosa → menjadi biru (tidak mengandung

glukosa).

− Tes Heller: Urin + asam nitrat → tidak terlihat cincin putih (tidak

terdapat protein)

− Tes Koagulasi: Setelah dipanaskan, tidak ada koagulasi (urin

mengandung fosfat)

− Tes Nitroprusida: Urin + Kristal amonium sulfat → Tidak berubah

warna

IV. Foto Hasil Percobaan

Sampel urin Urinometer & hidrometer

Page 5: Praktikum Biokimia Urin

Uji Benedict Tes Heller

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

PERCOBAAN URIN

Disusun oleh:

Dina Marini (2011730023)

Kelompok 9

Dosen Pengampu : dr. Kartono Ichwani, Sp.BK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Page 6: Praktikum Biokimia Urin

T. A. 2012-2013