PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA

download PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA

of 18

Transcript of PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Penyusun: Nurlaely Mida R., M. Biomed Chris Adhiyanto, M.Biomed Endah W, M. Biomed

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB I

KARBOHIDRATI. Uji Molish Tujuan: Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu larutan. Teori singkat: Penarikan molekul air pada karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan membentuk senyawa furfural dan turunannya. Furfural yang terbentuk bereaksi dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna ungu (cincin ungu). Bahan: 1. Pereaksi Molish 2. Asam sulfat pekat 3. Larutan pati 1% 4. Maltose, sukrosa, glukosa dan laktosa masing-masing 0,1 M Cara kerja: Bahan Larutan Pati 1% Larutan Maltosa 0,1 M Larutan Sukrosa 0,1 M Larutan Glukosa 0,1 M Larutan Laktosa 0,1 M Pereaksi Molish Asam sulfat pekat (melalui dinding tabung, JANGAN DIKOCOK) Hasil: Cincin ungu 1 2 mL 3 tetes 1 mL 2 2 mL 3 tetes 1 mL Tabung 3 4 2 mL 2 mL 3 tetes 3 tetes 1 mL 1 mL 5 2 mL 3 tetes 1 mL

Kesimpulan:

II.

Uji Barfoed Tujuan: Membedakan monosakarida dari disakarida

Teori Singkat: Reduksi pereaksi Barfoed oleh karbohidrat dapat terjadi dalam suasana asam. Pada reaksi positif, larutan akan berwarna biru tua setelah penambahan pereaksi warna fosfomolibdat. Reaksi ini positif untuk monosakarida.

Bahan: 1. Larutan Barfoed (pereaksi terdiri atas larutan kupriasetat dan asam laktat) 2. Pereaksi fosfomolibdat 3. Larutan laktosa dan glukosa masing-masing 1% Cara Kerja: Tabung 1 2 Larutan Barfoed 1 mL 1 mL Larutan Glukosa 0,1 M 1 mL Larutan Laktosa 0,1 M 1 mL Panaskan dalam air mendidih (100C) selama 3 menit, lalu dinginkan dalam air Pereaksi fosfomolibdat 1 mL 1 mL Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk Bahan Kesimpulan:

III.

Uji Benedict Tujuan: Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa macam sakarida Teori Singkat: Kuprisulfat didalam larutan tembaga alkali akan direduksi oleh sakarida yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk kuprooksida. Bahan: 1. Larutan Benedict (terdiri dari kuprisulfat, natrium karbonat, natrium sitrat) 2. Larutan glukosa, fruktosa, dan sukrosa masing-masing 1% Cara Kerja: Tabung 1 2 3 Larutan Benedict 2 mL 2 mL 2 mL Larutan Glukosa 1% 4 tetes Larutan Fruktosa 1% 4 tetes Larutan Sukrosa 1% 4 tetes Panaskan selama 8 menit dalam air mendidih (100C). lalu biarkan dingin perlahan Hasil: Ada/ tidaknya endapan merah bata Kesimpulan: Bahan

IV.

Uji Iodium Tujuan: Membedakan pati dari disakarida dan monosakarida Teori singkat: Molekul pati mempunyai struktur 3 dimensi berupa spiral. Molekul pati dapat mengikat iodium secara fisik, yaitu dengan menempatkannya di dalam spiral. Kompleks tersebut berwarna biru tua. Bila larutan pati dipanaskan, struktur spiral akan hilang, sehingga molekul pati tidak dapat lagi mengikat iodium. Dengan demikian warna biru tua akan hilang. Monosakarida dan disakarida bila direaksikan dengan iodium tidak memberikan warna biru tua. Bahan: 1. Larutan Lugol 2. Larutan Pati 1% 3. Larutan sukrosa dan glukosa 0,01 M Cara Kerja: Bahan Larutan Pati Larutan Sukrosa Larutan Glukosa Larutan Lugol Hasil: Warna biru tua 1 2 mL 1 tetes Tabung 2 2 mL 1 tetes 3 2 mL 1 tetes

Kesimpulan:

BAB II LEMAK DAN PROTEIN

Lemak adalah senyawa organic alamiah yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti etanol, eter, aseton, kloroform, karbon tetraklorida, benzene, toluene, dan lain-lain. Secara kimia lemak terbagi tiga: 1. Lemak Sederhana Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alcohol, biasanya berupa gliserol, dan asam lemak. Contoh yang paling banyak ditemukan ialah triasil gliserol (TG), yang terdapat pada serum, minyak kelapa, dan berbagai minyak lain yang berasal dari mahluk hidup. Minyak adalah lemak berbentuk cair pada suhu kamar, dan bila berbentuk padat disebut lemak. Konsistensi cair atau padat dari lemak pada suhu kamar, ditentukan jumlah atom C penyusunnya. Makin panjang rantai C, makin padat. Konsistensi lemak juga ditentukan oleh kandungan ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap, konsistensi semakin cair. Lemak yang banyak mengandung ikatan rangkap disebut asam lemak essential. 2. Lemak Majemuk Lemak jenuh ini bila dihidrolisis akan menghasilkan suatu alcohol, suatu asam lemak dan senyawa lain yang bukan alcohol maupun asam lemak. Senyawa yang ketiga ini dapat berupa asam fosfat, asam amino, basa organic seperti kolin. Pada umumnya lemak majemuk bermuatan listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi mudah berinteraksi dengan air. 3. Turunan Lemak Turunan lemak adalah berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis kedua jenis lemak terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kolesterol, gliserol (dan berbagai alcohol lain penyusun lemak), asam lemak dengan ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh), asam lemak tanpa ikatan rangkap (asam lemak jenuh), dan berbagai macam senyawa steroid (kortisol, prednisone, estrogen, progesterone, testosterone, dan aldosterone). Protein adalah molekul organic yang terbanyak di dalam sel dan menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan, seperti enzim, protein kontraktil, protein pembawa pesan informasi dari luar ke dalam sel dan sebagai struktur bagian-bagian sel itu sendiri. Protein juga mengendalikan rangkaian reaksi sintesis suatu protein. Protein merupakan heteropolimer asam-asam amino yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide. Molekul protein dapat berinteraksi dengan air membentuk mantel koloid dalam air. Adanya sejumlah elektrolit dengan konsentrasi encer, dapat meningkatkan kelarutan protein (salting in). sifat ini dapat dimanfaatkan pemisahan protein. Pemisahan protein dapat dilakukan berdasarkan ukuran molekul dan muatannya. Salah satu tehnik yang paling mudah untuk identifikasi ada tidaknya protein dalam suatu larutan adalah dengan menggunakan uji biuret. Makromolekul lain seperti karbohidrat dan lipid yang tidak mempunyai ikatan peptide akan memberikan hasil yang negative. I. Uji Biuret Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein mempunyai ikatan peptide.

Teori Singkat : Ikatan peptide yang menyusun protein dan polipeptida akan bereaksi dengan Cu2+ dalam suasana basa akan membentuk warna lembayung. Bahan: 1. Larutan albumin atau putih telur 2. Air liur 3. Larutan pati 1% 4. NaOH 10% 5. Larutan CuSO4 0,1% Cara Kerja : Bahan Larutan albumin atau putih telur Air liur Larutan pati 1% Air suling NaOH 10% Larutan CuSO4 Hasil: Warna lembayung/ungu 1 ml 1 ml 1-10 tts Tabung 1 1 ml 1 ml 1-10 tts 2 1 ml 1 ml 1-10 tts 3 1 ml 1 ml 1-10 tts 4

Kesimpulan:

II.

Salting Out/ Pengendapan protein dengan garam Tujuan : Protein sebagai makromolekul yang larut air dalam bentuk koloid, dapat dipisahkan dengan menggunakan larutan garam konsentrasi tinggi. Teori singkat : Untuk dapat larut dalam air, suatu molekul harus bisa berinteraksi dengan molekul air, yaitu dengan cara membentuk ikatan hydrogen. Molekul tersebut akan tersebar merata diantara molekul-molekul air. Muatan listrik pada molekul terlarut sangat membantu kelarutan, karena muatan yang sama akan saling menjauhi sehungga agregasi antar molekul tidak terjadi. Protein bersifat mudah larut dalam air, karena protein mempunyai gugus CO- dan NH- (ikatan peptide). Gugus ini dapat berinteraksi dengan molekul air melalui ikatan hydrogen. Rantai samping protein yang bersifat hidrofilik dan yang bermuatan, membantu kelarutan protein dalam air (salting in).

Setiap kondisi yang menyebabkan ditariknya air yang mengelilingi molekul protein, akan mengurangi kelarutan protein sehingga menyebabkan protein mengendap. Pemberian larutan garam berkonsentrasi tinggi akan menyebabkan molekul air yang mengelilingi molekul protein ditarik dan larutan garam konsentrasi tinggi juga akan menetralkan muatan listrik, sehingga kelarutan semakin berkurang. Pengendapan menggunakan garam berkonsentrasi tinggi tidak akan mengubah sifat kimia protein karena larutan ini hanya menarik air yang ada disekeliling molekul protein. Oleh karena itu, sifat pengendapan ini adalah reversible. Bahan: 1. Serum sapi/manusia 2. Larutan ammonium sulfat [(NH4)2SO4]jenuh 3. Larutan NaOH 10% 4. Larutan CuSO4 Cara Kerja: 5 ml +5 ml lar. Ammonium sulfat jenuh (saturasi 50%) Disaring

FILTRAT I + Kristal ammonium sulfat PRESIPITAT I (saturasi 100%) Disaring

FILTRAT II PRESIPITAT II Catatan : Filtrat I, Presipitat I, Filtrat II, dan Presipitat II diuji dengan uji biuret Hasil Pengamatan (UJI BIURET) Tabung Bahan Sampel Akuades Na OH 10% CuSO4 1% Hasil: Warna Larutan Kesimpulan: 1 (Filtrate I) 1 ml 1 ml 1-10 tts 2 (Presipit at I) Secukupn ya 1 ml 1 ml 1-10 tts 3 (Filtrat II) 1 ml 1 ml 1-10 tts 4 (Presipita t II) Secukupny a 1 ml 1 ml 1-10 tts

III.

Pemisahan protein dengan etanol absolute Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein dapat dipisahkan dengan pemberian etanol absolute. Teori singkat: Etanol absolute bersifat sangat kuat menarik air (higroskopik). Penambahan etanol absolute pada suatu larutan mengandung protein, akan menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan molekul protein melalui ikatan hydrogen, ditarik oleh etanol. Akibatnya molekul-molekul proteinberagregasi satu sama lain dan mengendap. Bila agregat partikel protein tersebut dibiarkan bersentuhan dengan etanol dalam waktu yang lama, maka endapan yang terbentuk tidak dapat dilarutkan lagi sehingga denaturasi yang terjadi ireversibel. Bahan : 1. Albumin 2. Larutan albumin telur 3. Etanol absolute Cara Kerja: Bahan 1 Serum Larutan albumin telur Etanol absolute Presipitat Filtrate Hasil: Warna Larutan KESIMPULAN: 1ml 5ml SARING UJI BIURET UJI BIURET UJI BIURET UJI BIURET 1ml 5ml Tabung 2

IV.

Pengendapan dengan logam berat dan pereaksi alkaloid Tujuan: Bahwa logam berat dan pereaksi alkaloid dapat mengendapkan protein secara denaturasi ireversibel.

Teori singkat: Logam berat seperti timah hitam (Pb), air raksa (Hg) dan pereaksi alkaloid dapat mempengaruhi kelarutan protein sehingga protein mengendap dan tidak dapat menjalankan fungsinya. Pereaksi alkaloid merupakan asam-asam organic yang dapat bereaksi dan mengendapkan protein. Asan sulfosalisilat biasanya dipakai untuk melacak ada tidaknya protein dalam urin patologis dan TCA digunakan untuk melacak ada tidaknya protein dalam serum. Bahan: 1. Serum 2. TCA 10% 3. Putih telur 4. Susu Cara Kerja: Table pengendapan protein dengan logam berat B AHAN Putih telur Susu Larutan HgCl2 (catat jumlah tetesan) Larutan Pb-asetat (catat jumlah tetesan) Hasil: Endapan Bahan Serum TCA 10% Hasil: Ada endapan Kesimpulan: 2ml tetes Tabung 1 2ml tetes 2 2ml Tetes 3 2ml Tetes 4

Tabung 1 2 ml 2 ml

V.

Kromatografi Kolom Tujuan : Memisahkan molekul Hb dari vitamin B12 dengan menggunakan butiran mikroskopik dekstran sebagai penyaring. Teori singkat: Butiran dekstran merupakan polimer glukosa dengan ukuran mikroskopik tertentu dan dapat digunakan sebagai fasa diam (stationer) pada tehnik kromatografi.

Dekstran yang menyusun butiran tersebut teranyam sedemikian rupa menyerupai jala dengan ukuran lubang/pori tertentu. Molekul dengan ukuran lebih kecil dari pori dan larut dalam fasa gerak (mobil)., akan terperangkap dalam butiran. Sebaliknya,molekul dengan ukuran lebih besar dari pori akan mengalir dengan fasa gerak dimana butiran-butiran mikroskopik tersebut. Dengan demikian, molekul dengan ukuran lebih besar dari pori akan menempuh jalan yang lebih pendek dan akan keluar dari kolom terlebih dahulu. Alat dan bahan: 1. Larutan sampel (campuran B12 dan Hb) 2. Kolom berisi gel penyaring (dekstran) dan tutup ujung kolom 3. Dapar/buffer (NaCl 0,9%) 4. Pipet tetes 5. Tabung calorimeter/reaksi Cara kerja: 1. Siapkan 14 tabung untuk menampung, tandai tabung 1-12 secara berurutan dengan angka. Tabung 13 ditandai dengan SISA dan tabung 14 dengan DAPAR. 2. Buka penutup atas dan penutup ujung bawah kolom pemisah, tamping dapar kolom dalam tabung 13 sampai hampir seluruh dapar keluar. Tutup ujung bawah kolom pemisah. 3. Teteskan 2-3 tetes larutan sampel ke dalam kolom pemisah, buka penutup ujung bawah kolom dan tempatkan pada tabung 1 4. Segera setelah campuran sampel masuk ke dalam gel, tambahkan larutan dapar menggunakan pipet tetes. Tamping tiap 5 tetesan pada tabung calorimeter 1-12. 5. Setelah pemisahan selesai, tutup kembali ujung kolom dan tambahkan larutan dapar agar gel tidak kering 6. Catat warna dan intensitas tiap tabung (1-12) 7. Ukur serapan fraksi-fraksi pada panjang gelombang 540nm yaitu dengan cara menambah akuades 2,5ml pada tiap fraksi. Gambarkan kurva serapan fraksi dengan nomor tabung sebagai sumbu X dan nilai serapan sebagai sumbu Y. Hasil pengamatan : Pengamatan Tabung 1 2 Warna Intensitas (+++) Serapan = 540 nm

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kesimpulan:

VI.

Uji kejenuhan lemak Tujuan : Memperlihatkan bahwa minyak ada yang jenuh (tidak ada ikatan rangkap) dan yang tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap). Teori Singkat: Minyak yang tidak jenuh, akan mengadisi iodium (I2) sehingga ikatan rangkapnya hilang. Bersamaan dengan itu warna iodium juga akan hilang. Bahan : 1. Minyak kelapa dan minyak jagung 2. Larutan Hubl 3. Klorofoam Cara Kerja: BAHAN TABUNG 2 3 0,5 ml 0,5 ml

Minyak kelapa Minyak jagung Minyak jagung yang telah digunakan/dipanaskan berulang Jumlah larutan Hubl (hitung jumlah tetesan) hingga warna coklat menghilang Kesimpulan:

1 0,5 ml -

BAB III PROTEIN II (ENZIM)I. Pengaruh Suhu Tujuan : Memperlihatkan kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu ertentu sebanding dengan kenaikan suhu. Reaksi enzimatik mempunyai suhu optimum. Teori singkat: Suhu yang sangat rendah akan menyebabkan terhentinya kerja enzim secara reversible, karena dalam keadaan tersebut tidak terjadi benturan antara molekul enzim (E) dan substrat (S). Akibatnya kompleks E-S yang sangat penting dalam reaksi enzimatik tidak terbentuk, sehingga produk (P) juga tidak terbentuk. Jika suhu dinaikkan sedikit demi sedikit, benturan E dan S untuk membentuk kompleks E-S akan semakin cepat, sehingga P yang terbentuk akan semakin banyak. Keadaan ini terjadi sampai pada suhu tertentu yaitu suhu optimum. Suhu yang jauh lebih tinggi dari suhu optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi. Akibatnya meskipun benturan E dan S semakin sering, kompleks E-S tidak terbentuk karena enzim terdenaturasi. Akibatnya pembentukan P berkurang. Denaturasi enzim dapat terjadi irreversible terutama bila suhu lingkungan jauh melampaui suhu optimum. Bahan ; 1. Amylase liur, diencerkan 100x 2. Larutan pati 0,4 mg/mL 3. Larutan iodium Cara Kerja: B A H A N Larutan pati (mL) B 1 U 1 B 1 U 1 B 1 S U H U U B 1 1 U 1 B 1 U 1

Inkubasi pasangan tabung dari tiap suhu minimal 5 menit Liur (diencerkan 100x) (L) 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0

CAMPURKAN baik-baik (pati ke dalam liur), kemudian inkubasi TEPAT 1 menit Larutan iodium (untuk suhu 60C dan 100C dilakukan di luar penangas) (mL) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Akuades (mL)

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

Baca serapan (A) tiap tabung pada = 680 nmKeterangan: B=Blanko, U=Uji

Tabel hasil Pengamatan: Suhu 4C 28C (suhu ruang) 37C 60C 100C

AB

AU

A/menit (v)

Tugas: 1. Hitung A/menit (v)= AB (serapan blanko)- Au (serapan uji) 2. Buat kurva yang menghubungkan kecepatan reaksi enzimatik. II. Pengaruh pH Tujuan : Membuktikan bahwa keasaman (pH) mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Teori singkat: Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan menunjukan kerja maksimal pada pH optimum, aktivitas enzim dapat terganggu. Bahan : 1. Amylase liur diencerkan 100x 2. Larutan pati 0,4 mg/mL pada berbagai pH (1,3,5,7,9,10) 3. Larutan iodium Cara Kerja: Bahan Larutan pati dalam berbagai pH (mL) 1 B 1 U 1 3 B 1 U 1 5 B 1 pH 7 U B 1 1 U 1 9 B 1 U 1 10 B 1 U 1

Inkubasi pasangan tabung pada suhu 37C, minimal 5 menit Liur (diencerkan 100x) (L) 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0

CAMPURKAN baik-baik, kemudian inkubasi TEPAT 1 menit Larutan iodium (mL) Akuades (mL) 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Baca serapan () tiap tabung pada = 680 nm Keterangan: B= blangko, U=uji Tabel hasil pengamatan: pH 1 AB Au A/menit (v)

3 5 7 9 10 Tugas: 1. Hitung A/menit (v) = AB (serapan blanko)- AU (serapan uji) 2. Buat kurva yang menghubungkan kecepatan reaksi enzimatik. III. Pengaruh konsentrasi enzim Tujuan : Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan konsentrasi enzim Teori Singkat: Pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan enzim dengan konsentrasi bertingkat akan meningkatkan pembentukan kompleks E-S sehingga jumlah produk yang terbentuk akan meningkat. Bahan: 1. Liur dengan pengenceran 100x; 200x; 400x; 600x 2. Larutan pati 0,4 mg/mL 3. Larutan iodium Cara Kerja: Bahan Larutan Pati (mL) 100x B U 1 1 Pengenceran Liur 200x 400x 600x B U B U B U 1 1 1 1 1 1

Inkubasi pasangan tabung pada suhu 37C, minimal 5 menit Liur diencerkan (L) 20 0 20 0 20 0 20 0

CAMPURKAN baik-baik,kemudian inkubasi TEPAT 1menit Larutan iodium (mL) Akuades (mL) 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Baca serapan (A) tiap tabung pada = 680 nmKeterangan: B=Blanko, U = Uji

Tabel hasil pengamatan: Pengenceran Enzim 100x 200x 400x 600x Tugas: 1. Hitung A/menit (v)= AB (serapan blanko)- AU (serapan uji) 2. Buat kurva yang menghubungkan kecepatan reaksi enzimatik AB AU A/menit (v)

Kesimpulan:

BAB IV CAIRAN TUBUH I (DARAH) I. Deoksi hemoglobin dan oksihemoglobin Tujuan : Memperlihatkan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi HbO2 dan senyawa ini dapat terurai kembali menjadi deoksi Hb dan O2. Teori Singkat : Dalam keadaan tereduksi, Fe dalam hemoglobin dapat mengikat O2 menjadi HbO2. Hb(Fe2+) + O2 Hb(Fe2+)O2 (deoksihemoglobin=Hb) oksigen (oksihemoglobin=HbO2) HbO2 akan melepas O2 pada penembahan pereaksi stokes. Bahan: 1. Suspense darah 2. Pereaksi stokes 3. Larutan ammonium hidroksida (NH4OH) Cara Kerja: a. Oksihemoglobin B A H A N Suspensi darah Akuades HASIL: Warna yang terbentuk b. Deoksihemoglobin B A H A N

T 1 mL 5 mL

A

B

U

N

G

T 1

A

B

U

N 2

G

Hasil percobaan oksihemoglobin Stokes (2 ml pereaksi mL+2 tetes NH4OH) Hasil: Warna yang terbentuk Kocok Kuat-kuat

Hasil: Warna yang terbentuk Kesimpulan:

II.

Karbonmonoksida hemoglobin (HbCO) Tujuan : Memperlihatkan bahwa CO dapat mengikat hemoglobin menjadi HbCO Teori Singkat: Bila HBO2 direaksikan dengan CO2 akan menghasilkan HbCO yang berwarna merah terang dan tidak dapat dilepaskan dengan pereaksi stokes karena kekuatan ikatan HbCO 200x dari HbO2 sehingga sulit dilepaskan. Bahan: 1. 2. 3. 4. Suspense darah Sumber gas CO Pereaksi stokes NH4OH T A B U N G 1 2 5 mL 5 mL 2 menit -

Cara Kerja: B A H A N Suspense darah (1 mL + 3mL akuades) Alirkan gas CO (dengan hati-hati) Hasil: Warna yang berbentuk Stokes (2mL pereaksi stokes + NH4OH) Hasil: Warna yang berbentuk

5 tetes

5 tetes

Kesimpulan:

III.

Uji golongan darah ABO

Tujuan: Memperlihatkan bahwa sel darah merah (SDM) manusia mempunyai golongan yang terbeda-beda. Penentuan golongan darah berdasarkan kemampuan antibody tertentu mengaglutinasi sel darah. Teori Singkat: Menurut Karl Landsteiner, sel darah merah manusia terbagi atas 4 golongan (ABO), yaitu: golongan A, B, AB, dan O. Penggolongan ini disebabkan keberadaan antigen A, antigen B, keduanya, atau TIDAK keduanya pada membrane sel darah merah. Antigen berupa oligosakarida yang dapat terikat ke lipid membrane (glikoprotein).

NacG Antigen A

Gal

Nacgal

Fue

NacG Antigen B

Gal

Nacgal

Fue Pada gambar diatas, perbedaan antigen A dan antigen B terlihat pada monosakarida terujung. Antigen A mempunyai N-asetilgalaktosamin (Nacgal), sedangkan antigen B mempunyai galaktosa (Gal). Untuk mengetahui antigen sel darah merah digunakan antibody spesifik terhadap antigen A atau antigen B. bila darah direaksikan dengan antibody homolog (yang sesuai) maka akan menganggutinasikan SDM tersebut. Alat dan Bahan: 1. Lanset steril 2. Kapas alcohol 70% 3. Kaca objek yang bersih dan kering 4. Perangkat uji golongan darah Cara Kerja: 1. Siapkan gelas objek yang bersih dan kering. Beri tanda di setiap sisi, A dan B 2. Teteskan pada sisi A antibody anti A, dan pada sisi B antibody anti B 3. Bersihkan ujung jari manis kiri dengan kapas alcohol, biarkan sampai kering

4. Tusuk ujung jari tersebut dengan lanset steril. Sekitar lokasi tusukan ditekan sampai darah keluar 5. Teteskan masing-masing sisi, 1 tetes darah langsung dari jari. Aduk baik-baik dengan pengaduk yang telah disediakan 6. Setelah beberapa saat diperhatikan pembentukan gumpalan aglutinasi (terjadi atau tidak) 7. Jangan lupa merawat luka dengan kapas-alkohol

Hasil Pengamatan Anti A (menggumpal/ti dak menggumpal)

Anti B (menggumpal/ti dak menggumpal)

Golongan Darah

Rhesus

Kesimpulan: