ppt disfungsi ereksi

39
SAGIRAN BAGIAN BEDAH FK UMY DISFUNGSI SEKSUAL PRIA

description

endokrin

Transcript of ppt disfungsi ereksi

Page 1: ppt disfungsi ereksi

SAGIRAN

BAGIAN BEDAH FK UMY

DISFUNGSI SEKSUAL PRIA

Page 2: ppt disfungsi ereksi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGAktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual atau disfungsi seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. 1

Page 3: ppt disfungsi ereksi

TINJAUAN PUSTAKA

Pada laki-laki, disfungsi seksual mengacu kepada kesulitan terlibat dalam hubungan seks. Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan yang mempengaruhi gairah seks (libido), kemampuan untuk mencapai atau menjaga ereksi (disfungsi ereksi atau impoten), ejakulasi, dan kemampuan untuk mencapai orgasme. 2

Page 4: ppt disfungsi ereksi

Organ reproduksi pria

Testis (buah pelir). SkrotumVas deferens (saluran sperma)PenisEpididimisSaluran ejakulasiUretraKelenjar AsesorisVesikula seminalisKelenjar prostatKelenjar Cowper

Page 5: ppt disfungsi ereksi
Page 6: ppt disfungsi ereksi
Page 7: ppt disfungsi ereksi

DISFUNGSI EREKSI

adalah ketidakmampuan yang menetap seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup guna melakukan aktivitas seksual yang memuaskan. 4

Terdapat 3 tipe ereksi, yaitu: (1) ereksi refleksogenik, (2) ereksi psikogenik, dan (3) ereksi nokturnal

Page 8: ppt disfungsi ereksi
Page 9: ppt disfungsi ereksi

Etiologi

Timbulnya disfungsi ereksi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

(1) psikogen, (2) nerogen, (3) arteriel, (4) kavernosal, dan (5) penyakit sistemik

Page 10: ppt disfungsi ereksi

Diagnosis

Evaluasi terhadap pasien yang mengeluh disfungsi ereksi meliputi evaluasi riwayat seksual, evaluasi medik, dan evaluasi psikologik.

Uji diagnostik khususSalah satu cara untuk membedakan apakah

impotensi seseorang disebabkan oleh faktor fisik atau psikologis. Cara tersebut yaitu uji NPT (nocturnal penile tumescense). 6

Page 11: ppt disfungsi ereksi
Page 12: ppt disfungsi ereksi

LANJUTAN

Kavernosografi/kavernosometri adalah pencitraan dan sekaligus secara bersamaan mengukur tekanan korpora kavernosa. Pemeriksaan ini dilakukan jika ada kecurigaan kelainan pada sistem kavernosa. 4

Ultrasonografi Doppler dapat dipakai untuk menilai aliran darah pada penis setelah dilakukan induksi ereksi. 4

Page 13: ppt disfungsi ereksi

LANJUTAN

Injeksi Intrakavernosa dengan obat-obat vasoaktif dimaksudkan sebagai ujia diagnosis maupun untuk terapi pada beberapa jenis disfungsi ereksi. Obat-obatan yang sering dipakai adalah papaverin, papaverin dikombinasikan dengan fentolamin atau alprostadil (prostaglandin PGE1). Setelah penyuntikan, dinilai rigiditas penis mulai dari tidak ada respon hingga terjadi rigiditas penuh. 4

Page 14: ppt disfungsi ereksi

Penatalaksanaan

Sebagai pedoman dalam melakukan terapi disfungsi ereksi dibagi dalam tiga lini, yaitu dimulai dari yang tidak invasif (lini pertama), kemudian invasif minimal (lini kedua) dan terapi yang lebih invasif yaitu operasi (lini ke tiga). 4

Page 15: ppt disfungsi ereksi

Lini pertama Terapi lini pertama terdiri atas pemberian

obat per oral, pemakaian alat vakum penis dan terapi psikoseksual. 4

Lini kedua Yang termasuk terapi pada lini kedua ini

adalah injeksi obat-obat vasoaktif secara intrakavernosa. 4

Page 16: ppt disfungsi ereksi
Page 17: ppt disfungsi ereksi
Page 18: ppt disfungsi ereksi

Lini ketiga Jika dengan kedua cara di atas tidak banyak

memberikan hasil, pilihan terkahir adalah tindakan invasif berupa operasi, diantaranya pemasangan prostesis penis.

Macam prostesis inflatable (yang dapat mengembang) dan non-inflatable (tidak dapat mengembang).

Page 19: ppt disfungsi ereksi

Inflatable and non inflatable

Page 20: ppt disfungsi ereksi

. Infertilitas Pada Pria

Pengertian infertilitas digunakan untuk pasangan suami-istri yang tidak mampu mencapai pembuahan antara sperma dan ovum.

Page 21: ppt disfungsi ereksi
Page 22: ppt disfungsi ereksi

AZOOSPERMIA

kondisi dimana tidak didapatkan adanya sperma di dalam semen

Azoospermia dibagi menjadi 2, yaitu : Azoospermia obstruktif, yaitu sperma diproduksi,

tetapi tidak dapt bercampur dengan cairan ejakulasi karena adanya sumbatan pada salurannya. Diagnosis ini membutuhkan syarat berikut: - fungsi seksual dan ejakulasi memadai - dan azoospermia - dan ditemukan spermatozoa pada biopsi testis - dan volume testis total ≥ 30 ml - dan plasma FSH normal - dan tidak ada diagnosis lain dapat diterapkan

 

Page 23: ppt disfungsi ereksi

Azoospermia non-obstruktif, terjadi karena adanya gangguan pada spermatogenesis.

Diagnosis ini membutuhkan syarat berikut:• fungsi seksual dan ejakulasi memadai• dan azoospermia• dan/atau serum FSH meningkat• dan/atau volume testis total <> • dan tidak ditemukan spermatozoa pada biopsi testis• dan tidak ada diagnosis lain yang dapat diterapkan

Page 24: ppt disfungsi ereksi

Diagnosis ini dibuat jika konsenrtasi sperma kurang dari 20 juta/ml, tetapi lebih dari 0,0.

Diagnosis ini membutuhkan syarat berikut: - fungsi seksual dan ejakulasi memadai - dan spermatozoa abnormal: oligozoospermia - dan tidak ada diagnosis lain yang dapat

diterapkan

Oligozoospermia

Page 25: ppt disfungsi ereksi

Asthenozoospermia

Didefinisikan sebagai berkurangnya motilitas sperma. Diagnosis ini dibuat jika konsentrasi sperma normal, tetapi motilitas rendah (kurang dari 25% spermatozoa dengan gerak kedepan cepat lurus).

Diagnosis ini membutuhkan syarat berikut:- fungsi seksual dan ejakulasi memadai- dan spermatozoa abnormal: asthenozoospermia- dan tidak ada diagnosis lain yang dapat diterapkan   

Page 26: ppt disfungsi ereksi

Teratozoospermia

kondisi dimana sperma mengalami kelainan bentuk. Penyebabnya tidak diketahuiHodgkin's disease, coeliac disease, and Crohn's diseasemempengaruhi terhadap motilitas dan mencegah

sperma untuk membuahi ovum.Diagnosis : konsentrasi dan motilitas sperma normal,

tetapi morfologi rendah (kurang dari 30% spermatozoa normal).

Pemberian antiesterogentipe seperti globozoospermia :

intracytoplasmic sperm injection (ICSI), yaitu menginjeksi sperma secara langsung.

Page 27: ppt disfungsi ereksi

Aspermia keadaan dimana volume semen/ ejakulat tidak

ada. disebabkan karena ejakulasi retrograde karena

pengaruh obat-obatan atau operasi prostat.

Oligospermia Oligospermia sering disalahartikan dengan

oligozoospermia. oligospermia adalah sedikitnya/rendahnya

volume semen/ ejakulat.

Page 28: ppt disfungsi ereksi

KELAINAN SKROTUM DAN ISINYA

1. Varikokel

dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika intrerna. 

Etiologi : belum diketahui secara pasti penyebab varikokel.

Patogenesis : Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara antara lain : Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis

mengalami hipoksia Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal melalui vena spermatika

interna ke testis Peningkatan suhu testis. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis memungkinkan zat-zat

hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke kanan sehingga terjadi gangguan spermatogenesis testis kanan

Page 29: ppt disfungsi ereksi

VARIKOKEL

Page 30: ppt disfungsi ereksi

DIAGNOSIS:

Keluhan : belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa nyeri.

Pemeriksaan fisik : posisi berdiri dengan memperhatikan keadaan skrotum, dipalpasi.

manuver valsava atau mengejan: inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis

auskultasi : stetoskop Doppler : adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis

Diperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya → alat orchidometer

pemeriksaan analisis semen menurut Mcleod, menunjukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda (immatur), dan terdapat kelainan bentuk sperma (papered)

Page 31: ppt disfungsi ereksi

TERAPI

(1). ligasi tinggi vena spermatica interna secara palomo melalui operasi terbuka atau bedah laparoscopy

(2). varikokelektomi cara Ivanisevich (3). atau secara perkutan dengan

memasukkan bahan sklerosing kedalam vena spermatica interna

Page 32: ppt disfungsi ereksi

Epididimitis Epididimitis akut biasanya merupakan perluasan

infeksi saluran kemih bawah terutama gonorea akut. Epididimitis kronik biasanya disebabkan oleh tuberkulosis. Epididimitis biasanya berupa pembengkakan yang tidak nyeri dan mungkin berhubungan dengan kulit skrotum di sebelah dorsal. Karena biasanya disertai vasitis tuberkulosis, biasanya vas deferens turut menebal. Bentuk dan konsistensinya seperti tebing yang terjal.

Orkitis Orkitis merupakan peradangan pada testis. Biasanya

disebabkan oleh virus mumps. 

Page 33: ppt disfungsi ereksi

TORSIO TESTIS

terpuntirnya funiculus spermaticus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis 

Patogenesis : Adanya kelainan sistem penyangga testis menyebabkan

testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan.

perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum.

Terpuntirnya funiculus spermaticus menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis mengalami hipoksia, udem testis, dan iskhemi. Pada akhirnya testis mengalami nekrosis.

 

Page 34: ppt disfungsi ereksi

TORSIO TESTIS

Page 35: ppt disfungsi ereksi

DIAGNOSIS

nyeri hebat didaerah skrotum yang mendadak diikuti pembengkakan pada testisNyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau

perut sebelah bawah Pemeriksaan fisik :

testis, membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sebelah kontra lateral. Pada torsio yang baru saja terjadi dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funiculus spermaticus. Keadaan ini tidak disertai dengan demam.

Page 36: ppt disfungsi ereksi

TERAPI

A. Detorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio karena arah torsio biasanya ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral dulu.

B. Operasi : untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah testis yang mengalami torsio masih viabel (hidup) atau sudah nekrosis.

Page 37: ppt disfungsi ereksi

Jika testis masih hidup, dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral. Orkidopeksi dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak terpuntir kembali

testis yang nekrosis dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi), kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap dibiarkan dalam skrotum akan merangsang terbentuknya antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan fertilitas di kemudian hari.

Page 38: ppt disfungsi ereksi

KESIMPULAN

 Pada laki-laki, disfungsi seksual mengacu kepada kesulitan terlibat dalam hubungan seksual. Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan seperti disfungsi ereksi, kelainan sperma dan kelainan skrotum dan isinya.

Kelainan sperma dibagi menjadi aspermia, azoospermia, oligozoospermia, oligospermia, asthenozoospermia,

Page 39: ppt disfungsi ereksi

Timbulnya disfungsi ereksi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) psikogen, (2) nerogen, (3) arteriel, (4) kavernosal, dan (5) penyakit sistemik. Seringkali penyebab disfungsi ereksi tidak hanya disebabkan oleh salah satu faktor saja tetapi oleh beberapa faktor secara bersamaan.

Kelainan skrotum dan isinya diantaranya varikokel, epididimitis, orkitis dan torsio testis