Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Resistensi Insulin, Ppt 2003
Ppt Diabetes Mellitus
-
Upload
ellen-seprilia-sujiman -
Category
Documents
-
view
424 -
download
35
Transcript of Ppt Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus
Vera Widyastuti102007157
Anamnesis Apakah pasien merasakan volume urin yang
meningkat Tanyakan apakah pasien sering merasa haus. Tanyakan apakah pasien sering merasa lapar. Adakah penurunan berat badan. Apakah pasien mengalami kesemutan, hilang
rasa pada bagian distal tubuh seperti kaki. Tanyakan apabila pasien mendapat luka,
apakah luka tersebut sukar sembuh, terutama pada bagian kaki..
Tanyakan pada pasien apakah ia mengalami gangguan penglihatan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan darah, pemeriksaan mata, pemeriksaan gigi dan gusi.
Pemeriksaan ektremitas bawah yang teliti dilakukan untuk melihat adanya neuropati perifer
Reflex APR KPR, dan bentuk kaki yang abnormal. Dinilai juga kemampuan untuk merasakan sentuhan menggunakan benang monofilament dan kemampuan untuk menentukan letak sakit/tusukan (pinprick) untuk menentukan seberapa parah neuropati perifernya.
Pemeriksaan penunjang
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah kapiler <90 90-109 >110
Lanjutan
Tes Toleransi Glukosa Oral Ketonuria Proteinuria Mikroalbuminuria
Diagnosis
Working Diagnosis Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis yang lebih sering terjadi, tetapi jauh lebih sedikit yang telah dipahami karena bersifat multifaktorial. Defek metabolik karena gangguan sekresi insulin atau karena resistensi insulin di jaringan perifer
Manifestasi Klinis Resistensi insulin, Gangguan sekresi insulin, Dan peningkatan produksi glukosa. Dm tipe 2 lebih sering tampak seiring
dengan penambahan umur.
Different Diagnosis Diabetes Mellitus tipe 1
DM ini sering dijumpai pada orang muda tetapi dapat pula pada orang dewasa. Penderita akan mengalami gangguan metabolik di mana tidak ada insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma meningkat, dan sel – sel beta pankreas gagal berespon terhadap semua rangsangan insulinogenik yang telah diketahui
Etiologi
Pola familial Kelainan sekresi insulin
Epidemiologi Melihat tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global yang terutama disebabkan oleh karena peningkatan kemakmuran suatu populasi, maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang kekerapan DM di Indonesia akan meningkat dengan drastis.
Lanjutan
Ini sesuai dengan perkiraan yang dikemukakan oleh WHO, Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995.
Patofisiologi
Insulin terikat dengan reseptor permukaan sel tertentu
Rx intraseluler
mobilisasi pembawa GLUT 4 glukosa dan transport glukosa menembus membran sel
Lanjutan Pada DM tipe 2
Tidak ada pengikatan insulin dengan reseptor
Penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dgn sistem transport glukosa
Gangguan kerja insulin timbul
kegagalan sel ß jumlah insulin.
Penatalaksanaan Non medika mentosa1. Terapi gizi-karbohidrat : tidak lebih dari 55 - 56%
dari total kebutuhan energi sehari, atau tidak boleh lebih dari 70% jika dikombinasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA )
-protein : Jumlah kebutuhan protein yang direkomendasikan sekitar 10 – 15% dari total kalori per hari
Lanjutan
-lemak : Jumlah maksimal 10% dari total kebutuhan kalori per hari.
2. Latihan jasmani3. Penyuluhan diabetes
Medika mentosa
Golongan Insulin Sensitizing-Biguanid-Glitazone Golongan Sekretagagoe Insulin-Sulfonyl urea-Glinid Penghambat Alfa Glukosidase Penghambat Dipeptidyl Peptidase IV
(Penghambat DPP-IV).
Komplikasi
Komplikasi akut Ketoasidosis Diabetik
KAD disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus (DM) yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Lanjutan
Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotikditandai oleh hiperglikemia, hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis. HHNK biasanya terjadi pada orang tua dengan DM yang mempunyai penyakit penyerta yang mengakibatkan menurunnya asupan makanan.
Lanjutan
Hipoglikemik IatrogenikRisiko hipoglikemia timbul akibat ketidaksempurnaan terapi saat ini, di mana kadar insulin di antara dua makan dan pada malam hari meningkat secara tidak proporsional dan kemampuan fisiologis tubuh gagal melindungi batas penurunan glukosa darah yang aman
Komplikasi kronik
Nefropati DiabetikKelainan yang terjadi pada ginjal penyandang DM dimulai dengan adanya mikroalbuminuria, dan kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis, berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal yang memerlukan pengelolaan dan pengobatan substitusi
Lanjutan
Neuropati DiabetikNeuropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi kronis paling sering ditemukan pada diabetes melitus (DM). risiko yang dihadapi pasien DM dengan ND antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh-sembuh dan amputasi jari/kaki.
Lanjutan Penyakit Jantung Koroner
Penyulit makrovaskular ini bermanifestasi sebagai aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Penyebab aterosklerosis pada pasien DM tipe 2 bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks dari berbagai keadaan seperti hiperglikemia, hiperlipidemia, stress oksidatif, penuaan dini, hiperinsulinemia dan/atau hiperproinsulinemia serta perubahan-perubahan dalam proses koagulasi dan fibrinolisis
Lanjutan Retinopati Diabetik- retinopati diabetik nonproliferatif
penebalan membrane basalis , perdarahan ringan, eksudat keras yang tampak sebagai bercak berwarna kuning dan eksudat lunak yang tampak sebagai cotton wool spot.
-retinopati diabetik proliferatifditandai dengan pembentukan pembuluh darah baru. Pembuluh darah baru tersebut berbahaya karena bertumbuh secara abnormal keluar dari retina dan meluas sampai ke vitreus, menyebabkan perdarahan disana dan dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan
Pencegahan primer, Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi sasaran adalah orang-or.ang yang belum sakit artinya mereka masih sehat.
Pencegahan sekunder, Mencegah timbulnya komplikasi.
Pencegahan tersier, Upaya mencegah komplikasi dan kecacatan yang diakibatkannya termasuk ke dalam pencegahan tersier
Lanjutan
Upaya pencegahan tersier : Pencegahan komplikasi diabetes, yang
pada konsensus dimasukkan sebagai pencegahan sekunder
Mencegah berlanjutnya (progresi) komplikasi untuk tidak menjurus kepada penyakit organ
Mencegah terjadinya kecacatan disebabkan oleh karena kegagalan organ atau jaringan
Strategi pencegahan
Pendekatan populasi / masyarakat Pendekatan individu berisiko tinggi
Prognosis
Prognosis pada umumnya baik jika disertai dengan penanganan yang baik dan sedini mungkin. Pencegahan seperti penyuluhan oleh petugas kesehatan dapat mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memperberat penyakit sampai terjadinya kematian.
Kesimpulan
Tuan A 37 tahun dengan keluhan sejak 1,5 tahun yang lalu sering merasa lemas dan berat badan menurun 6 kg selama 5 bulan, sering mengalami kram dan pegal-pegal pada betis serta terbangun 3-4 kali untuk buang air kecil terkena diabetes mellitus tipe 2
Terima Kasih